tugas mmww
TRANSCRIPT
Proposal Tesis Proposal Penelitian Tesis
“PERANAN ARSIP KEPEGAWAIAN DALAM PENINGKATAN
PELAYANAN PRIMA TERHADAP GURU DI KANTOR UPT
DISDIKPORA KECAMATAN KAJORAN
KABUPATEN MAGELANG”
Oleh:
MAS’UD IMAM SARDJONO
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi
setiap organisasi, baik organisasi pemerintah maupun
swasta.Keseluruhan kegiatan organisasi pada dasarnya
membutuhkan informasi. Oleh karena itu, informasi menjadi
bagian yang sangat penting untuk mendukung proses kerja
administrasi dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dari
birokrasi didalam menghadapi perubahan situasi dan kondisi
yang berkembang dengan cepat.
Salah satu sumber informasi penting yang dapat
menunjang proses kegiatan administrasi maupun birokrasi
adalah Arsip (record). Sebagai rekaman informasi dari
seluruh aktivitas organisasi, arsip berfungsi sebagai
pusat ingatan, alat bantu pengambilan keputusan, bukti
eksistensi organisasi dan untuk kepentingan organisai yang
lain. Berdasarkan fungsi arsip yang sangat penting
tersebut maka harus ada menajeman atau pengelolaan arsip
yang baik sejak penciptaan sampai dengan penyusutan.
Pengelolaan arsip secara baik yang dapat menunjung
kegiatan administrasi agar lebih lancar seringkali
diabaikan dengan berbagai macam alasan. Berbagai kendala
seperti kurangnya tenaga arsiparis maupun terbatasnya
sarana dan prasarana selalu menjadi alasan buruknya
pengelolaan arsip di hampir sebagian besar instansi
pemerintah maupun swasta. Kondisi semacam itu diperparah
dengan image yang selalu menempatkan bidang kearsipan
sebagai “bidang pinggiran” diantara aktivitas-aktivitas
kerja lainnya.
Realitas tersebut dapat dilihat dalam berbagai
kesempatan diskusi dan seminar bidang kearsipan yang
senantiasa muncul keluhan dan persoalan klasik seputar
tidak diperhatikannya bidang kearsipan suatu instansi atau
organisasi, pimpinan yang memandang sebelah mata tetapi
selalu ingin pelayanan cepat dan tentu saja persoalan
tidak sebandingnya insentif yang diperoleh pengelola
kearsipan dengan beban kerja yang ditanggungnya.
Problema-problema tersebut tentu sangat
memprihatinkan, karena muaranya adalah pada citra yang
tidak baik pada bidang kearsipan.Padahal bidang inilah
yang paling vital dalam kerangka kerja suatu administrasi.
Tertib administrasi yang diharapkan hanya akan menjadi
“omong kosong” apabila tidak dimulai dari tertib
kearsipannya.
Dari sisi pandang keilmiahan, kegiatan arsip dan
pengarsipan selama ini masih terlihat sebagai kegiatan
teknis. Dan ini sebenarnya hampir sama dengan kesan yang
muncul ketika orang mencoba mereduksi kegiatan
perpustakaan. Arsip, perpustakaan, record management, maupun
sistem informasi sangat mudah menimbulkan kesan
“pertukangan” atau “teknis prosedural”, sebab kesemua
bidang ini memang sarat oleh kegiatan teknis.
Disamping itu, Mengingat ruang lingkup pelayanan umum
yang diberikan oleh instansi/ lembaga sangat luas dan
kompleks baik menurut jenis maupun sifat maka upaya
menetapkan dasar-dasar pelayanan umum tersebut merupakan
hal yang mendasar & sangat perlu untuk mengatasi
kompleksitas tersebut. Sehingga pelayanan umum dapat
digambarkan sbb :
1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas pelaksanaan
tugas dan fungsi instansi/lembaga di bidang pelayanan
umum.
2. Mendorong agar dapat mengefektifkan sistem dan tata
laksana pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat
diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil
guna.
3. Mendorong terciptanya kreatifitas, prakarsa dan peran
serta masyarakat utk mencapai pembangunan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Pemberian pelayanan aparatur pemerintah kepada
masyarakat adalah merupakan perwujudan dari fungsi
aparatur negara sebagai abdi masyarakat didalam
melaksanakan sebagaimana diungkapkan diatas, ternyata
masih banyak pelayanan kepada masyarakat masih rendah.
Kasus-kasus yang ada dalam masyarakat pengurusan ke
instansi pemerintah dapat ditemukan misalnya, mental
aparatur kurang simpatik, keseluruhan ini dapat dikatakan
mempunyai unsur korupsi, kronis dan nepotisme.Kejadian
diatas mempunyai unsur biaya yang tinggi dan tingkat
kebocoran yang cukup mengkuatirkan baik dalam kehidupan
sosial maupun dalam kehidupan ekonomi.
Kasus-kasus diatas jika terus menerus akan berubah
menjadi budaya, hal ini berbahaya terhadap kemajuan
sosial, politik, ekonomi dan hukum. Oleh karena itu untuk
menanggulangi masalah tersebut perlu dikembangkan dan
disebarluaskan sistem manajemen pelayanan prima sebagai
syarat pemenuhan kepuasan masyarakat.
Sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan
pelanggan / masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar
dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki
kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian
kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek
penting dan wajar dalam setiap transaksi pelayanan.
Apapun pelayanan kepada masyarakat tentunya telah ada
suatu ketetapan tata laksananya, prosedur dan kewenangan
sehingga penerima pelayanan puas apa yang telah
diterimanya. Sehubungan dengan itu pelayanan kepada
masyarakat harus mempunyai makna mutu pelayanan yang :
1. Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan
prosedur yang ditetapkan untuk penyelesaian setiap
tugas dalam pemberian pelayanan.
2. Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang
yang menerima pelayanan merasa puas, berkualitas dan
tepat waktu dan biaya terjangkau.
Kantor UPT Disdikpora Kecamatan Kajoran adalah unsur
penunjang Pemerintah Kabupaten Magelang yang dipimpin oleh
seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga. Kantor UPT Disdikpora Kecamatan Kajoran mempunyai
tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah
dibidang kearsipan dan melaksanakan tugas pembantuan di
bidang pengelolaan dan pelayanan pendidikan. Sistem
pengelolaan kearsipan yang tepat adalah salah satu
indikator penyelenggaraan pemerintahan yang baik, antara
lain terlaksananya administrasi pemerintahan yang benar
dan hal ini tidak terlepas dari terlaksananya penataan
sistem pengelolaan kearsipan yang tepat sehingga dapat
menciptakan efektifitas, efisiensi dan produktifitas bagi
satu organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Magelang.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul :
PERANAN ARSIP KEPEGAWAIAN DALAM PENINGKATAN PELAYANAN
PRIMA TERHADAP GURU DI KANTOR UPT DISDIKPORA KECAMATAN
KAJORAN KABUPATEN MAGELANG.
A. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah “Seberapa besar peranan arsip dalam
peningkatan pelayanan prima terhadap guru di Kantor UPT
Disdikpora Kecamatan Kajoran”.
B. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan membatasi masalah ruang
lingkup masalah dalam penelitian ini berdasarkan fokus
penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, maka
pertanyaan penelitiannya ialah:
1. Bagaimanakah karakteristik peranan arsip dalam
peningkatan pelayanan prima terhadap guru di Kantor UPT
Disdikpora Kecamatan Kajoran?
2. Bagaimanakah tahap-tahap pelaksanaan pengarsipan
administrasi dalam peningkatan pelayanan prima terhadap
guru di Kantor UPT Disdikpora Kecamatan Kajoran?
3. Fungsi-fungsi apa sajakah yang didesentralisasikan
ke pribadi guru dalam pelaksanaan pengarsipan yang
diterapkan di Kantor UPT Disdikpora Kecamatan Kajoran?
4. Bagaimanakah peran pegawai kantor dalam pelaksanaan
pengarsipan yang diterapkan terhadap guru di Kantor UPT
Disdikpora Kecamatan Kajoran?
5. Bagaimanakah peran guru dalam pelaksanaan
pengarsipan yang diterapkan di Kantor UPT Disdikpora
Kecamatan Kajoran?
adapun pembatasan masalah adalah ”Pengelolaan arsip yang
terkendali akan mewujudkan pelayanan prima terhadap guru
di UPT Disdikpora Kecamatan Kajoran”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini ialah mendeskripsikan dan
menjelaskan pelaksanaan pengarsipam di Kantor UPT
Disdikpora Kecamatan Kajoran. Sedangkan, tujuan khusus
penelitian ialah:
1. Mendeskripsikan dan menjelaskan karakteristik peranan
arsip yang diterapkan di Kantor UPT Disdikpora Kecamatan
Kajoran.
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan tahap-tahap
pelaksanaan pengarsipan yang diterapkan di Kantor UPT
Disdikpora Kecamatan Kajoran.
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan fungsi-fungsi yang
didesentralisasikan ke pribadi guru dalam pengarsipan
yang diterapkan di Kantor UPT Disdikpora Kecamatan
Kajoran
4. Mendeskripsikan dan menjelaskan peran pegawai/staf
kantor dalam pelaksanaan pengarsipan yang diterapkan
di Kantor UPT Disdikpora Kecamatan Kajoran.
5. Mendeskripsikan dan menjelaskan peran guru dalam
pelaksanaan pengarsipan yang diterapkan di Kantor UPT
Disdikpora Kecamatan Kajoran?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi penambahan data/referensi yang berkaitan
dengan Kearsipan khususnya di Program Magister Manajemen
Widya Wiwaha Yogyakarta.
2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu
menambah pengetahuan dan wawasan penulis yang diperoleh
selama duduk dibangku kuliah.
3. Secara Praktis, khususnya bagi Kantor UPT Disdikpora
Kecamatan Kajoran dengan adanya penelitian penulis ini
diharapkan mampu menjadi suatu masukan untuk mengetahui
Sejauh mana pengarsipan administrasi di Kantor UPT
Disdikpora Kecamatan Kajoran dalam peningkatan Pelayanan
Prima terhadap guru di lingkungannya.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Arsip
Menurut Undang – undang No. 7 tahun 1971 tentang
ketentuan – ketentuan Pokok kearsipan Bab I pasal 1, arsip
adalah :“Naskah – naskah yang dibuat dan diterima oleh
lembaga Negara dan badan – badan pemerintah dalam bentuk
corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok
dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintah”.
Naskah – naskah yang dibuat dan diterima oleh badan –
badan swasta dan atau perorangan, dalam bentuk corak
apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam
rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Menurut The Liang Gie (200:20) yaitu arsip sebagai
kumpulan warkat-warkat yang disimpan secara teratur,
berencana karena mempunyai sesuatu kegunaan agar setiap
kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali.
Menurut T. R. Schellenberg (The Liang Gie, 1979, 217)
“The term ,archives may now be defined as follow : “Those records of any public
or private institution which adjudged worthy of permanent preservation for
reference and research purpose and which have been deposited or have been
selected for deposit in onarchival institution”.
(istilah “arsip” dapatlah kini dirumuskan sebagai
berikut: “warkat-warkat” dari suatu badan pemerintah atau
swasta yang diputuskan sebagai dokumen berharga untuk
diawetkan secara tetap, guna keperluan mencari keterangan
dan penelitian dan disimpan atau telah dipilih untuk
disimpan pada suatu badan kearsipan.
Menurut Drs. Ig. Wursanto (1989 : 12) kearsipan
adalah proses kegiatan pengurusan atau pengaturan arsip
dengan mempergunakan suatu sistem tertentu sehingga arsip-
arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat
apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Menurut Maulana (1974:18) memberikan rumusan bahwa
kearsipan adalah suatu metode atau cara yang direncanakan
dan dipergunakan untuk menyimpan, pemeliharaan arsip bagi
individu maupun umum dengan memakai indeks yang sudah
ditentukan, biasanya untuk keperluan filling ini
dipergunakan lemari, laci cabinet dari bahan baja tahan
karat atau dari kayu yang terkunci, jauh dari bahaya yang
tidak diinginkan.
Dari segi bahasa Secara etimologi istilah arsip
berasal dari bahasa Yunani “Arche” yang berarti
“Permulaan”, menjadi “Ta archia” selanjutnya menjadi
“Archeon” yang berarti “Gedung Pemerintahan”, dan kemudian
dalam bahasa latinnya berbunyi “Archifium”.
Menurut Mulyono, Muhsin, dan Marimin (1985:3)
memberikan pengertian tentang kearsipan yaitu tata cara
pengurusan penyimpanan warkat menurut aturan dan procedure
yang berlaku dengan mengingat 3 unsur pokok yang
meliputi : penyimpanan, penempatan, dan penemuan kembali.
Menurut Wursanto (1991:13) “Arsip adalah kumpulan
warkat yang disimpan secara teratur berencana karena
mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat
cepat ditemukan kembali”.
Berdasarkan definisi beberapa ahli di atas, Arsip
merupakan kumpulan naskah–naskah atau dokumen dalam corak
apapun ( cd, peta, perangko) yang di dalamnya memberikan
keterangan – keterangan atau bukti tentang sutau kejadian,
sehingga pada saat di perlukan dapat dengan mudah
ditemukan.
2. Fungsi dan Peranan Arsip
Sebagai sumber informasi, maka arsip dapat membantu
meningkatkan dalam rangka pengambilan keputusan secara
cepat dan tepat mengenai suatu masalah. Oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa fungsi dan peranan arsip yaitu :
1. Alat utama ingatan organisasi
2. Bahan atau alat pembuktian (bukti otentik)
3. Nilai informasional yang perlu, misalnya untuk
pengambilan keputusan
4. Bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan
5. Nilai informasional dalam proses menuju penentuan
kebijakan yang menyangkut banyak orang dan perlu
memperhatikan kesinambungan serta perkembangan.
6. Barometer kegiatan suatu organisasi mengingat setiap
kegiatan pada umumnya menghasilkan arsip
7. Sebagai pedoman kerja.
8. Sebagai sumber informasi yang dipergunakan baik secara
lagsung atau tidak langsung dalam penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, penelitian, evaluasi dan
berbangsa dan bernegara.
9. Bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya.
3. Defenisi Pelayanan Prima
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau suatu urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung dengan
manusia atau mesin secara fisik untuk menyediakan kepuasan
konsumen.(Lehtinen 1983 p. 21).Pelayanan adalah sesuatu
yang dapat diperjualbelikan dan bahkan tidak dapat
dihilangkan (Gumehsoson Th. 1987 p. 22)
. Pelayanan Prima, sebagaimana tuntutan pelayanan
yang memuaskan pelanggan / masyarakat, maka diperlukan
persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk
memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan
demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi
sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi.
4. Unsur-Unsur Pelayanan Prima
Apapun pelayanan kepada masyarakat tentunya telah ada
suatu ketetapan tata laksananya, prosedur dan kewenangan
sehingga penerima pelayanan puas apa yang telah
diterimanya. Sehubungan dengan itu pelayanan kepada
masyarakat harus mempunyai makna mutu pelayanan yang :
1. Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan
prosedur yang ditetapkan untuk penyelesaian setiap
tugas dalam pemberian pelayanan.
2. Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang
yang menerima pelayanan merasa puas, berkualitas dan
tepat waktu dan biaya terjangkau.
Unsur-unsur kualitas pelayanan :
1. Penampilan. Personal dan fisik sebagaimana layanan
kantor depan (resepsionis) memerlukan persyaratan
seperti : wajah harus menawan, badan harus tegap /
tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam
perilaku, penampilan penuh percaya diri, busana harus
menarik
2. Tepat Waktu & Janji. Secara utuh dan prima petugas
pelayanan dalam menyampaikan perlu diperhitungkan janji
yang disampaikan kepada pelanggan bukan sebaliknya
selalu ingkar janji. Demikian juga waktu jika
mengutarakan 2 hari selesai harus betul-betul dapat
memenuhinya.
3. Kesediaan Melayani. Sebagaimana fungsi dan wewenang
harus melayani kepada para pelanggan, konsekuensi logis
petugas harus benar-benar bersedia melayani kepada para
pelanggan.
4. Pengetahuan Dan Keahlian. Sebagai syarat untuk melayani
dengan baik, petugas harus mempunyai pengetahuan dan
keahlian. Disini petugas pelayanan harus memiliki
tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang
disyaratkan dalam jabatan serta memiliki pengalaman yang
luas dibidangnya.
5. Kesopanan & Ramah Tamah. Masyarakat pengguna jasa
pelayanan itu sendiri dan lapisan masyarakat baik
tingkat status ekonomi dan sosial rendah maupun tinggi
terdapat perbedaan karakternya maka petugas pelayanan
masyarakat dituntut adanya keramahtamahan yang standar
dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun dalam
bertutur kepada pelanggan.
6. Kejujuran Dan Kepercayaan. Pelayanan ini oleh pengguna
jasa dapat dipergunakan berbagai aspek, maka dalam
penyelenggaraannya harus transparan dari aspek
kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam
pembiayaan dan jujur dalam penyelesaian waktunya. Dari
aspek kejujuran ini petugas pelayanan tersebut dapat
dikategorikan sebaga pelayanan yang dipercaya dari segi
sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat
dipercaya dalam menyelesaikan akhir pelayanan sehingga
otomatis pelanggan merasa puas. Unsur pelayanan prima
dapat ditambah unsur yang lain.
7. Kepastian Hukum. Secara sadar bahwa hasil pelayanan
terhadap masyarakat yang berupa surat keputusan, harus
mempunyai legitimasi atau mempunyai kepastian hukum.
Bila setiap hasil yang tidak mempunyai kepastian hukum
jelas akan mempengaruhi sikap masyarakat, misalnya
pengurusan KTP, KK dllbila ditemukan cacat hukum akan
mempengaruhi kredibilitas instansi yang mengeluarkan
surat legitimasi tersebut.
8. Keterbukaan. Secara pasti bahwa setiap urusan / kegiatan
yang memperlakukan ijin, maka ketentuan keterbukaan
perlu ditegakan. Keterbukaan itu akan mempengaruhi
unsur-unsur kesederhanaan, kejelasan informasi kepada
masyarakat.
9. Efisien. Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan,
tuntutan masyarakat adalah efisiensi dan efektifitas
dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan
biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta
hasil kualitas yang tinggi. Dengan demikian efisiensi
dan efektifitas merupakan tuntutan yang harus diwujudkan
dan perlu diperhatikan secara serius.
10. Biaya. Pemantapan pengurusan dalam pelayanan
diperlukan kewajaran dalam penentuan pembiayaan,
pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat
dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Tidak Rasial. Pengurusan pelayanan dilarang
membeda-bedakan kesukuan, agama, aliran dan politik
dengan demikian segala urusan harus memenuhi jangkauan
yang luas dan merata.
12. Kesederhanaan. Prosedur dan tata cara pelayanan
kepada masyarakat untuk diperhatikan kemudahan, tidak
berbelit-belit dalam pelaksanaan.
F. Kerangka Konsep
Dalam pelaksanaan penelitian ini ditetepkan kerangka
konsep metodologi penelitian dalam bentuk variabel sebagai
berikut :
1. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang diduga sebagai
penyebab atatu pendahulu dari varibel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Peranan Arsip.
2. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang diduga sebagai
akibat atau apa yang dipengaruhi oleh variabel yang
mendahulinya. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Peningkatan Pelayanan Prima.
3. Variabel Antara (Z) adalah jumlah gejala yang tidak
dapat di kontrol, akann tetapi dapat di perhitungkan
pengaruhnya terhadap variabel bebas.
Gambar 1 kerangka konsep
G. Operasional Variabel
Dari judul dan perumusan masalah sudah tergambar pada
penelitian ini penulis menggunakan dua Variabel yaitu
Peranan Arsip dan Peningkatan Pelayanan Prima Sedangkan
indicator dalam penelitian ini adalah:
Adapun indicator Peranan Arsip variabel adalah bebas:
1. Menyimpan
2. Menata
4. Mengatur
Sedangkan indikator Peningkatan Pelayanan Prima variabel
terikat adalah:
1. Sikap Pegawai (Attitude)
2. Perhatian Pegawai ( Attention)
3. Tidak Rasial ( No Racism)
4. Tindakan Pegawai (Action)
Gambar II Operasional Variabel
Variabel Bebas (X)
Peranan Arsip
1. Menyimpan
2. Menata
3. Mengklarifikasi
4. Mengatur
Variabel Terikat (Y)
Peningkatan Pelayanan
Prima
1. Sikap Pegawai
(Attitude)
2. Perhatian Pegawai
(Attention)
3. Tidak Rasial (No
Racism)
4. Tindakan Pegawai
(Action)
Hipotesis adalah anggapan atau jawaban
sementara terhadap suatu masalah yang sedang di teliti
untuk dapat memberikan suatu gambaran yang masih di uji
atau dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah di atas.
Dikemukakan hipotesis sebagai berikut: ” Ada pengaruh
peranan arsip dalam peningkatan pelayanan prima terhadap
guru di wilayah UPT
Disdikpora Kecamatan
Kajooran”.