tugas terstruktur

16
TUGAS TERSTRUKTUR MANAGEMEN SISTEM IRIGASI Static Unaerated Technique (SUT) Disusun Oleh: Kelompok 2 Erika Gumilar A1H010028 Dania Rafita Sari A1H010031 Mifthakhul Septiani A1H010032 Yanuar Anjar N A1H010034 Sandi Arifrana A1H010036 Aimuhshi Isnaeni A1H010037 Arif Suprawijayanto A1H010039

Upload: unsoed

Post on 03-Feb-2023

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTURMANAGEMEN SISTEM IRIGASI

Static Unaerated Technique (SUT)

Disusun Oleh:Kelompok 2

Erika Gumilar A1H010028

Dania Rafita Sari A1H010031

Mifthakhul Septiani A1H010032

Yanuar Anjar N A1H010034

Sandi Arifrana A1H010036

Aimuhshi Isnaeni A1H010037

Arif Suprawijayanto A1H010039

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur

Managemen Sistem Irigasi yang berjudul ”Static Unaerated

Technique (SUT)”.

Tanpa adanya bantuan dan dorongan serta petunjuk

dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis

mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memiliki

banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di

masa yang akan datang. Harapan penulis semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi

pembaca.

Purwokerto, Nopember 2013

Penulis

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani

yaitu hydro yang berarti air dan ponos yangartinya

daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau

budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti

budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa

menggunakan tanah sebagai media tanam atau

soilles.Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan

untuk skala usaha komersial harus diperhatikan.

Hidroponik dengan Static Unaerated Technique termasuk

dalam hidroponik jenis Floating Hydroponic. Static Unaerated

Technique merupakan sistem yang tidak dialiri oksigen.

SUT dapat dioperasikan tanpa menggunakan energi

listrik, karena penempatan larutan nutrisi kedalam bak

dapat dilakukan secara manual. Penerapan SUT yang

mempunyai kelebihan karena hemat energi ini dapat

dilakukan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh

jaringan listrik.

B. Tujuan

1. Mengetahui tentang Hidroponik

2. Mengetahui tentang Floting Hydroponic

3. Mengetahui tentang Static Unaerated Technique

II. ISI

Hidroponik, budidaya tanaman tanpa tanah, telah

berkembang sejak pertama kali dilakukan penelitian-

penelitian yang berhubungan dengan penemuan unsur-

unsur hara essensial yang diperlukan bagi

pertumbuhan tanaman. Penelitian tentang unsur-

unsur penyusun tanaman ini telah dimulai pada

tahun 1600-an. Akan tetapi budidaya tanaman

tanpa tanah ini telah dipraktekkan lebih awal

dari tahun tersebut, terbukti dengan adanya taman

gantung (Hanging Gardens) di Babylon, taman terapung

(Floating Gardens) dari suku Aztecs, Mexico dan Cina

(Resh, 1998)

Istilah hidroponik yang berasal dari bahasa Latin

yang berarti hydro (air) dan ponos (kerja). Istilah

hidroponik pertama kali dikemukakan oleh W.F. Gericke

dari University of California pada awal tahun 1930-an,

yang melakukan percobaan hara tanaman dalam skala

komersial yang selanjutnya disebut nutrikultur

atau hydroponics. Selanjutnya hidroponik

didefinisikan secara ilmiah sebagai suatu cara budidaya

tanaman tanpa menggunakan tanah, akan tetapi

menggunakan media inert seperti gravel, pasir, peat,

vermikulit, pumice atau sawdust, yang diberikan

larutan hara yang mengandung semua elemen

essensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan normal tanaman (Resh, 1998).

Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa

keuntungan dibandingkan dengan budidaya secara

konvensional, yaitu pertumbuhan tanaman dapat di

kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan

kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama

penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan

larutan hara lebih efisien dan efektif, dapat

diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh

musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit

(Harris, 1988).

Berikut adalah perbandingan antara bercocok tanam

dengan hidroponik dan organik :

Adapun keunggulan dan kelemahan bercocok tanam

dengan hidroponik antara lain :

Beberapa tanaman yang sering ditanam secara

hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bokcoy,

brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang,

bahkan strawberry, dll. Tanaman tersebut menjadi

pilihan utama kaum vegan yang sangat memperhatikan

proses pengelolaan tanaman, dimana kemungkinan

kandungan makhluk hidup, pencampuran zat kimia,

konservasi lingkungan dan usaha penghijauan.

Faktor Penting yang harus diperhatikan

Larutan nutrisi memperhatikan jumlah dan unsur pH

yang sesuai. Unsur pH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan

nutrisi mengandung konsentrasi N, P, K, Ca, Mg, S dalam

jumlah besar (makro), sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu,

B, Mo, dan Cl dalam jumlah kecil (mikro). Larutan hara

dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam

air.

Media tanam, antara lain terdiri dari batu bata,

pasir, kerikil, arang sekam, spons, batu apung, dll.

Air, tingkat salinitas tidak melebihi 2500 ppm dan

nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidak

mengandung banyak unsur logam berat.

Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik.

Kekurangan oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit

untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekurangan air.

Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan

tidak mengandung oksigen. Pemberian oksigen ke dalam

larutan dapat melalui gelembung udara seperti pompa air

gelembung yang dipakai aquarium, penggantian larutan

nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut akar

tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang

ventilasi pada tempat penanaman.

Floating Hydroponics (Hidroponik Rakit Apung)

Hidroponik rakit apung termasuk hidroponik kultur

larutan nutrisi. Pada hidroponik rakit apung, tanaman

ditanam dengan posisi akar terendam di dalam larutan

nutrisi yang tidak mengalir. Karena tidak menggunakan

media tanam, tanaman perlu ditopang agar dapat tumbuh

tegak. Tanaman dibudidayakan dengan cara menempatkan

tanaman pada styrofoam yang mengapung di atas permukaan

larutan nutrisi dalam suatu bak, sehingga akar-akar

tanaman terendam dan dapat menyerap nutrisi dan air.

Batang tanaman dijepitkan pada lubang styrofoam yang

dipersiapkan lebih dahulu. Karakteristik sistem ini

antara lain adalah terisolasinya lingkungan perakaran,

sehingga fluktuasi suhu larutan nutrisi tergolong

rendah. Fluktuasi suhu larutan nutrisi dalam sistem ini

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar, umur

tanaman, dan kedalaman Larutan nutrisi. Larutan nutrisi

dapat didaur ulang sesudah dievaluasi kepekatan

larutannya kurang lebih setiap minggu.

Kandungan oksigen dalam larutan nutrisi pada

hidroponik rakit apung dapat dijaga agar tidak turun

dengan mengalirkan oksigen ke dalam larutan nutrisi.

Sistem ini disebut Static Aerated Technique (SAT) sedangkan

sistem yang tidak dialiri oksigen disebut Static Unaerated

Technique (SUT). SAT dilengkapi dengan aerator untuk

memompa oksigen ke dalam larutan nutrisi sebagai upaya

memenuhi kadar oksigen bagi akar tanaman. Peralatan

penunjang yang digunakan SAT antara lain adalah bak,

aerator, dan styrofoam. SUT dapat dioperasikan tanpa

menggunakan energi listrik, karena penempatan larutan

nutrisi kedalam bak dapat dilakukan secara manual.

Penerapan SUT yang mempunyai kelebihan karena hemat

energi ini dapat dilakukan di daerah-daerah yang belum

terjangkau oleh jaringan listrik.

Sebuah rakit apung hidroponik menggunakan box yang

mengandung nutrisi. Papan rakit mengambang pada

hidroponik untuk mendukung tanaman. Sistem rakit apung

sering digunakan untuk menanam tanaman bertubuh pendek

seperti selada dan kemangi. Sistem rakit apung sendiri

lebih murah dan dapat dibuat dengan mudah. hidroponik

selada adalah salah satu sayuran paling populer ditanam

menggunakan sistem rakit apung. Selain mudah

diterapkan, selada juga membuat untuk sangat

menguntungkan pengalaman tumbuh hidroponik .

Siklus tumbuh biasanya memerlukan waktu sekitar 28

sampai 35 hari untuk menyelesaikan dan sistem rakit

mengambang kemudian dapat digunakan kembali untuk

tanaman lain. Sebaliknya, siklus tumbuh selada dapat

memakan waktu sekitar 50 sampai 60 hari dari tahap

pembibitan sampai panen. Varietas selada yang dapat

tumbuh hidroponik yang hampir sama dengan yang tumbuh

terrestrially , termasuk daun , kepala dan romaine

lettuce .

Metode budaya rakit apung sering diklasifikasikan

juga sebagai budaya Aquaponic, karena 'rakit' mendukung

tanaman mengambang pada larutan nutrisi. Beberapa

petani menempatkan 'rakit' pada kayu dilapisi plastik,

sehingga itu tidak bersentuhan langsung dengan larutan

nutrisi. metode ini dapat membantu larutan nutrisi

beredar lebih merata tanpa menggunakan pompa listrik.

Struktur dasar dari sistem rakit apung adalah

sebagai berikut. Pusat keiatan hidroponik merupakan

pusat kegiatan struktur seperti kotak luar dengan box.

Setelah struktur ini dilapisi dengan plastic lalu diisi

dengan larutan nutrisi dengan tingkat tertentu. Sebuah

papan Styrofoam diberi lubang, secara merata dengan

cara dibor masukkan ke dalamnya gelas plastik diisi

dengan perlite atau cangkir bersih di mana bibit selada

ditempatkan. Mereka menyerap nutrisi hidroponik untuk

tumbuh. Jika tidak menggunakan rakit tinggi, pastikan

untuk menggunakan pompa kembali untuk solusiya sehingga

akar tanaman selada Anda berhasil menyerap nutrisi yang

mereka butuhkan.

Dalam static solution culture, tanaman ditanam dalam wadah

dari larutan nutrisi, seperti kaca stoples Mason

(biasanya di rumah aplikasi), ember plastik, bak atau

tangki. Jika unaerated, tingkat solusi dijaga cukup

rendah sehingga akar berada di atas solusi agar

mendapatkan oksigen yang cukup. Sebuah lubang dipotong

di tutup reservoir untuk setiap tanaman.

Ukuran Reservoir dapat ditambah jika ukuran tanaman

juga bertambah. Sebuah sistem dapat dibuat sendiri dari

wadah makanan plastik atau stoples pengalengan kaca

dengan aerasi yang diberikan oleh pompa akuarium,

tabung maskapai dan akuarium katup akuarium. Kontainer

ditutup dengan aluminium foil, kertas roti, plastik

hitam atau bahan lainnya untuk mencegah cahaya masuk,

sehingga membantu untuk menghilangkan pembentukan

ganggang. Larutan nutrisi yang baik dapat berubah

setiap minggunya atau ketika konsentrasi turun di

bawah tingkat tertentu yang ditetapkan dengan

konduktivitas meter listrik (Ec). Penambahan air dan

karutan nutrisi dilakukan setiap kali solusi habis di

bawah tingkat tertentu. Sebuah botol Mariotte dapat

digunakan secara otomatis menjaga tingkat solusi. Dalam

budaya solusi rakit, tanaman ditempatkan dalam lembaran

plastik apung yang mengapung di permukaan larutan

nutrisi. Dengan begitu, tingkat solusi tidak pernah

turun di bawah akar.

III. PENUTUP

A. Simpulan

1. Hidroponik dengan Static Unaerated Technique termasuk

dalam hidroponik jenis Floating Hydroponic.

2. Floating Hydroponic (hidroponik rakit apung) tanaman

ditanam dengan posisi akar terendam di dalam larutan

nutrisi yang tidak mengalir.

3. Static Unaerated Technique merupakan sistem yang tidak

dialiri oksigen.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Amareza, Renaldi. 2013. (On-line).

http://renaldiamareza.blogspot.com/p/blog-

page.html. Diakses Pada Tanggal 28 Nopember 2013.

Paktani. 2011. (On-line).

http://paktanihydrofarm.blogspot.com/p/hydrponics-

definition.html. Diakses Pada Tanggal 28 Nopember

2013.

Susila, Anas D. 2013. Sistem Hidroponik. Departemen

Agronomi dan Hortukultura : Institut Pertanian

Bogor.