tugas deny

32
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Kerena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingg kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin Medan, 10 Oktober 2014 Penulis

Upload: unimed

Post on 05-Apr-2023

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih

sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah

ini.  Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata

kuliah Perkembangan Peserta Didik di Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah

ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta

intervensi dari banyak pihak. Kerena itu dalam kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu penulis

dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat

kami sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingg

kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga

tulisan ini bermanfaat. Amin

Medan, 10 Oktober 2014

                         Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan ini dari waktu ke waktu manusia (makhluk

hidup) mengalami suatu perkembangan, entah itu dalam fisik

atau psikologisnya. Dimana dalam kehidupan sehari-hari

perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan,

sedangkan pada yang lainnya (non fisik) dinamakan perkembanga

psikologis.

Perkembangan psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-

perubahan tertentu yang muncul pada diri manusia (binatang)

diantara konsepsi (pembuahan) dan mati. [1]Dimana dalam

makalah ini sedikit banyak akan dibahas mengenai teori-teori

psikologi perkembangan anak tersebut. Sehingga dengan

dibahasnya teori-teori tersebut dapat membantu orangtua atau

guru dalam memahami tingkah laku dan mendidik anak-anaknya.

Sehinnga ketika besok kita sudah menjadi guru atau orang

tua tidak salah dalam mendidik atau menanggapai tingkah laku

anak didik atau anak kita sendiri. Karena banyak kasus yang

salah dalam pengambilan tindakan yang dilakukan guru atau

orangtua terhadap anak didiknya atau anaknya sendiri. Yaitu

salah dalam hal memahami keinginan atau tindakan “super” (anak

berkebutuhan khusus) dari peserta didik atau anak kita

sendiri.

Sehinnga disuatu kesempatan kita tidak menghambat langkah

dari anak-anak tersebut. Yaitu ketika anak sudah pintar

berlari kita malah baru mengajarinya berjalan, dan ketika para

anak-anak sudah dapat terbang kita sebagai guru atau orang tua

malah baru mengajarinya berlari.

I

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN ANAK

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Apa asebenarnya pengertian perkembangan itu? Istilah

perkembangan (development) dan pertumbuhan (growth) dalam

artian biasa memang hampir sama. Keduanya dapat diartikan

adanya perubahan dari keadaan sesuatu kekeadaan yang lain.

Namun pada istilah pertumbuhan dititik beratkan pada perubahan

fisik, sedangkan istilah perkembangan digunakan kalau lebih

menekankan pada perubahan psikis.

Sebagaimana Monks dkk. menuliskan istilah pertumbuhan

khusus dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan

dan fungsi fisik yang murni, sedangkan istilah perkembangan

lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala

psikologik yang Nampak.  Dan tidak dapat disangkal bahwasannya

pertumbuhan fisik mempengaruhin perkembamngan psikis, karena

keduanya memang tidak dapat dipisahkan.

Dalam penjelasan mengenai teori perkembangan terdapat

perbedaan di dalam memahami apa yang termasuk dalam

perkembangan dan mengenai cara perkembangan berlangsung. Namun

terdapat beberapa prinsip umum yang didukung hampir semua

ahli, yaitu :

a. Manusia berkembang dalam tingkat yang berbeda

Dalam kelas anda akan memiliki seluruh benangan contoh

mengenai tingkat perkembangan yang berbeda. Beberapa siswa

akan lebih besar, terkoordinasi lebih baik, atau lebih dewasa

dibannding dengan yabg lainnya.

b. Perkembangan relatif runtut

Orang cenderung mengembangkan kemampuan tertantu sebelum

kemampuan yang lain.

c. Perkembangan berjalan secara gradual

Sangat jarang perubahan terjadi setiap hari. Jadi di dalam

perkembangan manusia membutuhkan waktu, dan perkembangan itu

berjalan relatif sangat lambat dan tidak setiap hari

berlangsung.

B. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN

1. Teori Nativisme ( Teori yang Berorientasi pada

Biologi )

Aliran nativisme berasal dari

kata natus (lahir); nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang

manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa sesuatu

kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran nativisme ini,

bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam

diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor

pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak

dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran

nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh

faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan

individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh

dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka

kemungkinan besar anaknya juga pintar.

Para penganut aliran nativisme berpandangan bahwa bayi

itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk.

Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh

pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan

ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik

itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat akan menjadi jahat,

dan yang baik menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesuai

dengan bakat dan pembawaan anak  didik tidak akan berguna

untuk perkembangan anak sendiri dalam proses belajarnya.

Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya

sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi

perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa

jika anak memiliki pembawaan jahat maka dia akan menjadi

jahat, sebaliknya apabila mempunyai pembawaan baik, maka dia

menjadi orang yang baik. Pembawaan buruk dan pembawaan baik

ini tidak dapat dirubah dari kekuatan luar.

Tokoh utama (pelopor) aliran nativisme adalah Arthur

Schopenhaur (Jerman 1788-1860). Tokoh lain seperti J.J.

Rousseau seorang ahli filsafat dan pendidikan dari Perancis.

Kedua tokoh ini berpendapat betapa pentingnya inti privasi

atau jati diri manusia. Meskipun dalam keadaan sehari-hari,

sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan

anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya.

Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor

yang menentukan perkembangan. Masih banyak faktor yang dapat

memengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam menuju

kedewasaan.

2. Teori Empirisme ( Teori Lingkungan )

Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran

nativisme. Empirisme (empiri = pengalaman), tidak mengakui

adanya pembawaan atau potensinya di bawah lahir manusia.

Dengan kata lain bahwa anak manusia itu lahir dalam keadaan

suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa.

Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar

peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan.

Dalam teori belajar mengajar, maka aliran empirisme

bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi

eksternal dalam per-kembangan peserta didik. Pengalaman

belajar yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari

didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.

Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh

orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.

Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof

Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan

teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas

putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari

lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan

perkembangan anak. Dengan demikian, dipahami bahwa aliran

empirisme ini, seorang pendidik memegang peranan penting

terhadap keberhasilan belajar peserta didiknya.

Menurut Redja Mudyahardjo bahwa aliran nativisme ini

berpandangan behavioral, karena menjadikan perilaku manusia

yang tampak keluar sebagai sasaran kajaiannya, dengan tetap

menekankan bahwa perilaku itu terutama sebagai hasil belajar

semata-mata. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keberhasilan

belajar peserta didik menurut aliran empirisme ini, adalah

lingkungan sekitarnya. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya

kemampuan dari pihak pendidik dalam mengajar mereka.

3. Teori Konvergens

Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya

bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan

bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan)

maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.

Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada

masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh

lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya,

maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat

saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan

perkembangan tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia

yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di atas kedua

kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan

menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup

dalam lingkungan masyarakat manusia.

Perintis aliran konvergensi adalah William Stern (1871-

1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat

bahwa seorang anak dilahirkan di dunia  disertai pembawaan

baik maupun pembawaan buruk. Bakat yang dibawa anak sejak

kelahirannya tidak berkembang dengan baik tanpa adanya

dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.

Jadi seorang anak yang memiliki otak yang cerdas, namun tidak

didukung oleh pendidik yang mengarahkannya, maka kecerdasakan

anak tersebut tidak berkembang. Ini berarti bahwa dalam proses

belajar peserta didik tetap memerlukan bantuan seorang

pendidik untuk mendapatkan keberhasilan dalam pembelajaran.

Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme,

empirisme dan konvergensi, dikaitkan dengan teori belajar

mengajar kelihatan bahwa kedua aliran yang telah disebutkan 

(nativisme-empirisme) mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan

yang dimaksudkan adalah sifatnya yang ekslusif dengan cirinya

ekstrim berat sebelah. Sedangkan aliran yang terakhir

(konvergensi) pada umumunya diterima seara luas sebagai

pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang seorang

peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Meskipun demikian,

terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang

paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu.

Keberhasilan teori belajar mengajar jika dikaitkan dengan

aliran-aliran dalam pendidikan, diketahui beberapa rumusan

yang berbeda antara aliran yang satu dengan aliran lainnya.

Menurut aliran nativisme bahwa seorang peserta tidak dapat

dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan menurut aliran

empirisme bahwa justreru lingkungan yang mempengaruhi peserta

didik tersebut. Selanjutnya menurut aliran konvergensi bahwa

antara lingkungan dan bakat pada peserta didik yang terbawa

sejak lahir saling memengaruhi.

4. Teori Interaksionisme

            Teoritikus yang terkenal adalah Piaget. Menurut,

cara-cara berpikir tertentu sangat sederhana bagi seorang

dewasa, tidaklah sesederhaana pemikiran yang dilakukan seorang

anak. Terdapat batas-batas tertentu pada anak atas materi yang

dapat diajarakan pada satu waktu tertentu dalam masa kehidupan

anak tersebut.

Teori Piaget menganggap perkembangan sepanjang waktu

sebagai sebuah kemajuan tingkat. Ia percaya bahwa semua orang

muda melalui empat tingkat perkembangan  kognitif yang sama

dalam masa perkembangannya. Selanjutnya, mereka melalui

tingkat-tingkat yang sama dengan cara yang sungguh sama.

Empat tingkat perkembangan kognitif yang dikemukakan

Piaget yaitu :

a.       Masa Bayi (Bakita) : Tingkat Sensomotori

Periode perkembangan pada tingkat ini didasarkan pada

informasi yang diperoleh dari indera (sensori) dan dari

tindakan atau gerakan tubuh (motor) bayi. Prestasi terbesar

bayi adalah kesadaran bahwa lingkungan benar-benar di luar

jangkauannya, baik yang bayi mampi rasakan ayau tidak.

Prestasi besar kedua periode sensormotor adalah mukainya

tindakan dengan tujuan terarah yang logis. Memikirkan mengenai

benda yang akrab atau disenangi oleh bayi.

b.      Masa Anak-anak Awal : Tingkat Pra-Operasional

Itelegensi sensormotor sangat tidak efektif unyuk perencanaan

ke depan atau mengingat informasi. Untuk itu anak memerlukan

apa yang disebut Piaget sebagai operasi, atau tindakan yang

dilakukan secara mental atau berani.

Menurut Piaget, langkah awal tindakan berpikir adalah

interalisasi tindakan. Pada akhir tingkat sensormotor anak

dapat menggunakan banyak skema tindakan.

c.       Tingkat Operasional Konkrit

Pada masa ini anak-anak bergerak maju berpikir secara logis.

Piaget menggunakan kata operasional konkrit untuk

mendiskripsikan tingkat pemikiran siap pakai ini. Krakter

dasar tingkat ini adalah bahwasannya siswa mengetahui :

·         Stabilitas logis dunia fisik

·         Fakta bahwa elemen-elemen dapat diubah atau

ditransformasikan dan tetap banyak menjaga banyak karakter

aslinya

·         Bahwa perubahan-perubahan ini di balik

d.      Tingkat Operasional Formal

Pada tingkat operasional formal, semua karakter operasi

terdahulu terus menguat. Pemikiran formak adlah mampu

membalik, internal, dan mampu terorganisir dalam sistem,

bagian-bagian saling bergantung. Operasi formal mencakup apa

yang biasa kita kenal sebagai alasan ilmiah. Hipotesa dapat

dibuat dan eksperimen mentak berguna untuk mengujinya, dengan

variabel yang diisolasi atau dikontrol.

Untuk jelasnya dibawah ini adalah tabel perkembangan kognitif

versi Piaget:

Tingkat Usia yang sesuai karakterSensomotor 0-2 tahun Mulai menggunakan

imitasi (meniru),

memori, dan pikiran

mulai mengetahui

bahwa objek tidak

sirna ketika hilang,

berubahnya dari

tindakan refleks

menuju tindakan yang

terarahPra-Operasional 2-7 tahun Mulai berkembangan

bahasa dan kemampuan

berpikir dengan

bentuk simbolis

Mampu memikirkan

operasi secara logis

Memiliki kesulitan

mengetahui sufut

pandang orang lainOperasional Konkrit 7-11 tahun Mampu memecahkan

masalah-masalah

konkrit dengan cara

logis

Memahami hukum

perlindungan

Operasional Formal 11-15 tahun Mampu memecahkan

masalah abstrak

dengan cara logis

Pemikiran menjadi

lebih ilmiah

Mengembangkan

terhadap isu-isu

sosial

5.    Teori Psikodinamika

            Teori Psikodinamika adalah teori yang berupaya

menjelaskan hakekat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur

yang sangat diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi,

dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan

bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik

dari aspek-spek psikologi tersebut. Yang umumya terjadi pada

masa kanak-kanak dini. Para teoritisi psikodinamik percaya

bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis

yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-

impuls individual yang dibawa sejak lahir serta pengalaman-

pengalaman sosial dan emosional mereka. Perkembangan seorang

anak terjadi pada serangkaian tahap. Pada masing-masing tahap

anak mengalami konflik-konflik internal yang harus

diselesaikan sebelum memasuki tahap berikutnya. Teori

Psikodinamik dalam psikologi perkembangan banyak dipengaruhi

oleh Sigmund Freud dan Eric Erikson.

            Kelemahan teori ini adalah tidak dapat dibuktikan

secara empirc. Teori ini menitik beratkan pada perkembangan

sosio-afektif. Bila dala teori ini seksualitas menduduki

tempat yang utama perlu diketahui juga bahwa libido dan agresi

(sebagai pernyataan nafsu mati) lalu berjalan bersama-sama.

Jadi kalau seksualitas ditekan karena norma pendidikan orang

tua, maka agresi akan ditekan juga. Hal ini mempunyai pengaruh

yang menentukan bagi perkembangan kepribadian anak.

Mengenai perkembangan pada anak sendiri dapat di jelaskan

beberapa macam perkembangan sebagai berikut, yaitu :

A.   Perkembangan Psikoseksual / Psikoanalitis

Sigmund Freud berfikir bahwa kepribadian orang dewasa

ditentukan oleh cara-cara mengatasi konflik antara sumber-

sumber kesenangan oral, anal, alat kelamin, serta tuntutan-

tuntutan realitas. Bila konflik ini tidak diatasi, individu

dapatmengalami perasaan yang mendalam pada tahapan

perkembangan sikoseksual tertentu.

Teroi Psikoanalitis dari Freud menekankan pentingnya

pengalaman masa kanak-kanak awal dan motivasi dibawah sadar

dalam mempengaruhi perilaku. Freud berpikir bahwa dorongan

seks dan instink dan dorongan agresif adalah penentu utama

dari perilaku, atau bahwa orang bekerja menurut prinsip

kesenangan. Teorinya menyatakan bahwa kepribadian tersusun

dari tiga komponen, yaitu: id, ego dan superego.

·         Id, merupakan aspek biologis kepribadian karena

berisikan unsur-unsur bilogis, termasuk di dalamnya dorongan-

dorongan dan impuls-impuls instinktif yang lebih dasar .

·         Ego, merupakan aspek psikologis kepribadian karena

timbul dari kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik

dengan dunia nyata dan menjadi perantara antara kebutuhan

instinktif organisme dengan keadaan lingkungan .

·         Superego, adalah aspek sosiologis kepribadian karena

merupakan wakil nilai-niali tradisional dan cita-cita

masyarakat sebagaimana ditafsirkan orangtua kepada anak-

anaknya melalui berbagai perintah dan larangan. Perhatian

utama superego adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau

salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma

moral yang diakui oleh masyarakat.

Sedangkan dalam perkembangan psikoseksual anak

sendiri Freudmengemukakan bahwasannya, perkembangan anak

dibagi dalam beberapa tahap atau fase, yaitu:

     a. Fase oral (0-11 bulan)

·         Selama masa bayi, sumber kesenangan anak berpusat

pada aktifitas oral : mengisap, mengigit, mengunyah, dan

mengucap serta  ketergantungan yang sangat tinggi dan selalu

minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman.

·         Masalah  yang diperoleh pada tahap ini  adalah menyapih

dan makan.

      b. Fase anal (1-3 tahun)

·         Kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak terhadap

dirinya sendiri,sangat egoistik, mulai   mempelajari struktur

tubuhnya.

·         Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak adalah

latihan kebersihan.

·         Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan

fesesnya sesuai dengan keinginanya.

·         Untuk itu  toilet training adalah waktu yang tepat 

dilakukan dalam periode ini.

·         Masalah yang yang dapat diperoleh pada tahap ini adalah

bersifat obsesif (gangguan pikiran) dan bersifat impulsif

yaitu dorongan membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian

diri.

c. Fase phalik/oedipal ( 3-6 tahun )

·      Kehidupan anak berpusat  pada genetalia dan area tubuh

yang sensitif.  

·      Anak mulai suka pada lain jenis.

·       Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin.

·       Anak  mulai memahami identitas gender ( anak sering

meniru ibu atau bapak dalam berpakaian).

d. Fase laten (6-12 tahun)

·      Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak akan menggunakan

energi fisik dan psikologis untuk mengeksplorasi  pengetahuan

dan pengalamannya melalui aktifitas fisik maupun sosialnya.

·       Pada awal fase laten ,anak perempuan lebih menyukai

teman dengan jeni skelamin yang sama, demikian juga

sebaliknya.

·      Pertanyaan anak semakin banyak, mengarah pada sistem

reproduksi (Ortu harus bijaksana dan merespon)   

·      Oleh karena itu apabila ada anak tidak pernah bertanya

tentang seks, sebaiknya ortu waspada ( Peran ibu dan bapak

sangat penting dlm melakukan pendekatan dengan anak).

e. Fase genital (12-18 tahun)

·      Kepuasan anak akan kembali bangkit dan mengarah pada

perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.

B. Perkembangan Psikososial ( Erik Erikson  )

      Eric Erikson merupakan penganut teori psikodinamika

atau psikosialis dari Freud. Erikson menerima dasar-dasar

orientasi umum dari Freud, namun menambahkan dasar dasri

orientasi teorinya mengenai tahapan perkembangan psikososial.

            Secara umum, Tahapan perkembangan psikosoial

ini menekankan perubahan perkembangan sepanjang siklus

kehidupan manusia. Masing-masing tahap terdiri dari tugas yang

khas yang menghadapkan individu pada suatu permasalahan atau

krisis bilamana tidak dapat melampaui denagn baik. Semakin

individu tersebut mampu melampaui krisis, maka akan semakin

sehat perkembangannya. Adapun delapan tahapan perkembangan

psikososial sepanjang siklus kehidupan manusia dijelaskan

sebagai berikut :

a.    Percaya versus tidak percaya (0-1 tahun)

·         Pada tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada

seseorang baik ortumaupun orang yang

mengasuhnya ataupun perawat yang merawatnya.

·         Kegagalan pada tahap ini apabila terjadi kesalahan

dalam mengasuh atau merawat maka akan timbul rasa tida

percaya.

b. Tahap otonomi versus rasa malu dan ragu (1-3 tahun)

·         Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tukem

seperti dalam motorik  kasar,halus  : berjinjit , memanjat, 

berbicara dll.

·         Sebaliknya perasaan malu dan ragu akan timbul apabila

anak merasa dirinya terlalu dilindungi  atau tidak

diberikan natau kebebasan anak  dan menuntut tinggi harapan

anak.

c. Tahap inisiatif vesrus rasa bersalah (3 – 6 tahun ).

·      Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari

pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktifitasnya

melalui kemampuan indranya.

·      Hasil akhir yang diperoleh adalah kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu  sebagai prestasinya.

·      Apabila dalam tahap ini anak dilarang atau dicegah maka

akan timbul rasa bersalah pada diri anak.

d. Tekun versus rasa rendah diri (6-12 tahun)

Anak akan belajar untuk bekerjasama  dan bersaing dalam

kegiatan akademik maupun dalam pergaulan melalui

permainan yang dilakukan bersama.

Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang

diinginkan sehingga anak pada usia ini rajin dalam

melakukan sesuatu.

 Apabila dalam tahap ini anak terlalu mendapat tuntutan

dari lingkunganya dan anak tidak berhasil memenuhinya

maka akan timbul rasa inferiorty ( rendah diri ).

Reinforcement dari ortu atau orang lain  menjadi begitu

penting untuk menguatkan perasaan berhasil dalam

melakukan sesuatu.

e. Tahap identitas dan kebingungan identitas ( 12-20 tahun)

Pada tahap ini terjadi perubahan dalam diri anak

khususnya dalam fisik dan kematangan usia, perubahan

hormonal, akan menunjukkan identitas dirinya seperti

siapa saya kemudian.

 Apabila kondisi tidak sesuai dengan suasana hati maka

dapat menyebabkan terjadinya kebingungan dalam peran.

f. Keakraban versus keterkucilan (20-30 tahun)

Individu menghadapi tugas perkembangan relasi intim

dengan orang lain.Saaat anak muda membentuk persahabatan

yang sehat dan relasi akrab dengan oranglain, maka

keintiman akan tercapai, namun bila tidak maka akan

terjadi isolas.

  g. Bangkit versus tetap-mandeg ( 40-50 tahun )

persoalan utama pada fase ini adalah mmbantu generasi

muda mengembangkan/mengarahkan kehidupaan yang lebih

berguna.

  h. Keutuhan dan keputusasaaan ( 50 tahun keatas)

pada tahun-tahun terakhir kehidupan, kita menoleh

kebelakang dan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan

dengan kehidupan kita.

Jika manusia usia lanjut menyelesaikan hanya tahap

sebelumnya secara negatif, pandangan retrospektif

cenderung akan menghasilkan rasa bersalah atau kemurangan

yang disebut erikson sebagai despair (putus asa)

KESIMPULAN

Dari uraian makalh diatas maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai garis besar dari makalah ini, yaitu

bahwasannya terdapat berbagai macam mengenai teori

perkembangan anak, diantaranya yaitu:

1. Teori Nativisme

Aliran nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang

menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor

lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh

terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan

kata lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala

sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak

lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan

dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya

pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.

2. Teori Empirisme

Dalam teori belajar mengajar, maka aliran empirisme bertolak

dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam

per-kembangan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh

anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya

yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam

bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk

program pendidikan. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa

hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor

lingkungan.

3. Teori Konvergensi

Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik

dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya

memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau

disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian

karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk

perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan.

Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai

dengan kebutuhan perkembangan tersebut, tidak cukup, misalnya

tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di

atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini

tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak

hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.

4. Teori Interaksionisme

Teori ini menganggap perkembangan sepanjang waktu sebagai

sebuah kemajuan tingkat. Ia percaya bahwa semua orang muda

melalui empat tingkat perkembangan  kognitif yang sama dalam

masa perkembangannya. Selanjutnya, mereka melalui tingkat-

tingkat yang sama dengan cara yang sungguh sama.

5.      Teori Psikodinamika

Teori Psikodinamika adalah teori yang berupaya menjelaskan

hakekat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat

diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek-

aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa

kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari

aspek-spek psikologi tersebut.

IIHAKIKAT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A. Pengertian Perkembangan

1. Perkembangan Menurut Para Ahlia. Santrock ussen (1992)

Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawalpada masa konsepsi dan berlanjut sepanjang hayat dan bersifatinvolusi.

b. E. B. HurlockPerkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yangterjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman,dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifatkualitatif dan kuantitatif.

c. Drs. H. M. Arifin, M. EdPerkembanagn merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagiantubuh dan integrasi dan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya.

d. Gut Windarsih dan Rohana KusumawatiPerkembangan merupakan proses menuju keadaan yang lebih dewasabersifat kualitatif.

e. Werner (1957)Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwaperkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurangberdiferensiasi sampai ke keadaan diman diferensiasi,artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.

f. Nagel (1957)Perkembangan merupakan pengertian dimana stuktur yangterorganisasi dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, olehkarena itu bilamana terjadi perubahan stuktur baik dalamorganisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahanfungsi.

g. Schneirla (1957)Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalamorganisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistemadaptif sepanjang hidupnya.

h. Spiker (1966)Perkembangan berhubungan dengan dua hal yaitu:a. Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejakterbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.b. Filogenetik, yakni perkembangan asal-usul manusia sampaisekarang ini.

2. Perkembangan Secara UmumPada dasarnnya perkembangan merujuk kepada perubahansistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahanfisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil darikonsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil interaksiproses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sedangkanperubahab psikis menyangkut keseluruhan kaarekteristikpsikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi,social dan moral.Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu prosesperubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik(jasmaniah) maupun psikis (jasmaniah) menuju tingkatkedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,progresif, dan berkesinambungan.”

Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambunganadalah :

a. Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan salingketergantungan dan saling mempengaruhi,

b. Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas,mendalam, meningkat baaik secara kualitatif (fisik) dankuantitatif (psikis),

c. Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi padasetiap individu terjadi secara berurutan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatupola perubahan secara progresif organisme baik dalam strukturmaupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatifdan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsungsejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkanpertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.

Ciri-ciri Perkembangan

Ciri-ciri perkembangan setipa individu yaitu ;1. Terjadinya perubahan ukuran

Aspek fisik : perubahan tinggi dan beratbadan serta organ-organ lainnya,

Aspek psikis : bertambahnya perbendaharaankata dan semakin matangnya kemampuan berfifir,mengingat, dan mengajukan imajinasi kreatif.

2. Terjadinya perubahan proporsi

Aspek fisik : proporsi tubuh anak akanberubah sesuai dengan fase perkembangannya,

Aspek psikis : perubahan imajinasi dan fantasike realitas, dan perubahan perhatian yang dulunyahanya pada diri sendiri akan beralih sedikit demisedikit pada orang lain.

3. Lenyapnya tanda-tanda lama Aspek fisik : lenyapnya kelenjar thymus

(kelenjar anak-anak) yang terdapat pada dada,rambut, dan gigi susu.

Aspek psikis : lenyapnya masa mengoceh, bentukgerak-gerik kanak-kanak (seperti mengakak) danperilaku impulsif (melakukan sesuatu tanpa berfifikrdahulu).

4. Munculnya tanda-tanda baru Aspek fisik : tumbuh dan pergantian gigi

dan matangnya organ-organ seksual pada usia remajabaik primer maupun skunder.

Aspek psikis : berkembangnya rasa ingin tahuterutama pada bidang ilmu pengetahuan, lingkungan,agama, alam, nilai dan moral.

Prinsip-prinsip Perkembangan

Prinsip-prinsip dalam perkembangan setiap individu yaitu :1. Perkembangan merupakan proses yang tidak berhenti,Baik

fisik maupun psikis akan terus berkembang dari saatkonsepsi hingga masa tua.

2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiapaaspek perkembangan individu baik fisik maupun psikissatu sama lainnya saling mempengaruhi.

3. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. Setiapperkembangan merupakan hasil dari perkembangan tahapsebelumnya, dan merupakan prasyarat bagi perkembanganselanjutnya.

4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannyaterjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepatda nada yang lambat).

5. Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas. Prinsip inidijelaskan dengan contoh berikut : (a) sampai usia 2tahun seorang anak memusatkan perhatiannya untuk

menguasai gerak-gerik dan belajar berbicara. Dan (2) padausia 3-6 tahun seorang anak akan memusatkan perhatiannyauntuk menjadi mahluk social.

6. Setiap individu akan mengalami tahapan faseperkembangan. Prinsip ini berarti bahwa setiap individuakan mengalami masa atau fase perkembangan : konsepsi,bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Ada tiga aliran yang mempunyai pendapat berbeda tentangfactor yang mempengaruhi faktor perkambangan pada setiapindividu. Ketiga aliran itu adalah1. Aliran NativismeAliran ini dipelopori oleh Schopenhauer yang berpendapat bahwaperkambangan individu semata-mata hanya karena faktor bawaanatau keturunan. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan tidakberguna dalam perkembangan individu seirang individu.2. Aliran EmpirismeAliran ini bertolak belakang dengan aliran nativisme. Aliranyang diusung oleh John Lock ini berpendapat bahwa pekembanganyang terjadi pada individu hanya disebabkan oleh factor luaratau lingkungan. Jadi factor ini menerangkan bahwa pendidikandan lingkungan sangat berperan penting dalam menentukan masadepan anak.3. Aliran KonvergensiAliran yang dipelopori oleh William Stern mencoba menyatukapertentangan yang terjadi pada aliran nativisme dan aliranempirisme. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan setiapindividu dipengaruhi oleh factor bawaan dan factor lingkungan.Dengan menyediakan kondisi yang ideal kita mengembangkanpotensi yang dibawa sejak lahir kearah lebih baik yang dibantu oleh factor luaran (lingkungan atau pendidikan).

Tahap-Tahap Perkembangan

Diantara sekian banyak titik tolak yang digunakan dalammengukur tahap-tahap perkembangan seorang individu, berikutakan dijabarkan tahap-tahap perkembangan ditinjau dari dasarbiologis dan dasar kognitif.

a. Dasar BiologisMenurut Aristoteles ada tiga tahap perkembangan yangberdasarkan biologis, fase itu masing-masing berjarak tujuhtahun. Fase tersebt adalah :

Fase 1 : 0-7 tahun masa kecil atau masa bermain, Fase 2 : 7-14 tahun masa anak atau masa remaja, masa

masuk sekolah renda Fase 3 : 14-21 tahun masa remaja atau pubertas, atau

masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.Pemisahan antara ketiga fase diatas berdasarkan pertumbuhanbiologis yang penting.

b. Dasar KognitifTeori perkembangan kognitif yang paling popular adalah teoriPiaget. Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi :

Tahap sensori motor : dari usia 0-2 tahun Tahap praoperasional : dari usia 2-7 tahun Tahap operasi kongkret : dari usian 7-11

tahu Tahap operasi formal : usia 11 tahun keatas

Tahap sensori motor ditandai dengan adanya interaksi anakdengan lingkungan melalu berbagai alat indera dan gerakkan.Tahap praoperasional ditandai oleh berkembangnya fungsisymbol, bahasa, pemecahan masalah bersifat fisik, sertakemampuan mengkatagorisasikan. Tahap operasi kongkret ditandaidengan proses berfikir masih berpatokkan pada hal-halkongkret. Dan tahap operasi formal ditandai dengan kemampuanberfikir abstrak, memmberikan penalaran yang kompleks, dankemampuan untuk mengkaji suatu hipotesis.

Kematangan Peserta Didik

Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kearahkematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukanpegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelangberakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.Kematangan fisik atau jasmani terjadi setelah berhentinyapertunmbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan berjalan tegap karena dada dan bahunyasemakin bidang, sedangkan anak perempuan berjalan melenggangkarena pinggulnya membesar. Kematangan social ditandai olehsikap social yang mentap sebagai anggota masyarakat, dan

anggota keluarga, yang mulai merasakan adanya tanggung jawabbaik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyarakat.Kematangan emosional ditandai oleh stabilnya emosi sehinggaledakan-ledakan yang sering terjadi semakin berkurang danbahkan berhenti sama sekali. Namun yang perlu kita ingatadalah bahwa usia untuk mencapai kematangan ini berbeda-bedaada anak yang cepat matang da nada juga yang sangat lambat.Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus arif dalammenandai perkembangan atau kematangan siswa.

Perbedaan IndividualPerbedaan individual menimbulkan adanya perbedaan kebutuhan,yang dalam kaitan dunia persekolahan merupakan perbedaankebutuhan layanan pendidikan. Namun dalam kenyataannya, kitahampir selalu memperlakukan peserta didik dengan cara yangsama. Ini merupakan akibat logis dari pengajaran klasikalyangmenjadi ciri khas persekolahan di negeri ini. Untuk dapatmemberikan perhatian dan perlakuan secara individu terlebihdahulu guru harus memahami perbedaan individual peserta didik.Perbedaan itu antara lain :1. Perbedaan kemampuanSetiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.Perbedaan kemampuan itu terlihat dalam beberapa aspek yaitu :a. PerhatianPerhatian memegang peran penting dalam aktifitas manusia,termasuk dalam aktifitas belajar. Perhatian dapatdidefinisikan sebagai kesadaran atau aktifitas psikis yangtertuju pada satu objek.Perbedaan perhatian itu terletak pada hal-hal berikut :

Intensitas perhatian Luasnya objek perhatian Lamanya perhatian

b. PengamatanKita belajar melalui pengamatan. Sehubungan dengan pengamatanini individu mempunyai perbedaan kemampuan indera untukmengamati sesuatu. Ada lima tipe manusia berdasarkankemampuannya mengamati sesuatu.

Tipe Visual (penglihatan) Tipe auditif (pendengaran) Tipe faktil (perabaan) Tipe gustative (perciuman yang tajam) Tipe olafaktoris (pengecapan yang tajam)

c. IngatanIngatan mencapai tiga aspek yaitu, mencamkan, menyimpan, danmemproduksi. Berdasarkan tiga aspek ini, ada orang yang cepatmencamkan sesuatu, ada yang lambat, ada yang dapat menyimpaninformasi tanpa berubah, ada yang ingatannya teguh da nadayang dapat menyimpan informasi dalam waktu yang lama tanpalupa. Ingatan sangat penting dalam belajar. Bahkan sebagianbesar pertanyaan yang diajukan oleh guru sering hanya menuntutkemampuan mengingat.d. Intelegensi dan bakat khususSetiap peserta didik mempunyai intelegensi yang berbeda,sehingga kita dapat menemukan siswa yang cerdas, sedang, danada juga yang tergolong kurang.

2. Perbedaan motivasiMotivasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk melakukansesuatu seperti, belajar, bekerja, olahraga, atau melakukankegiatan amal. Dorongan ini ada yang datang dari diri sendiri(motivasi intrinsik) dan motivasi yang datang dari luar diri(ekstrinsik). Para peserta didik mungkin memiliki motivasiyang berbeda dalam belajar, oleh karena itu guru diharapkanmampu membangkitkan motivasi belajar siswa, terutama pada dirisiswa yang motivasinya rendah.3. Perbedaan Kondisi Fisik dan Jenis KelaminKondisi fisik peserta didik mungkin berbeda-beda baik daribentuk tubuh, kesehatan, maupun fungsi indera. Disampingperbedaan kondisi fisik, perbedaan karakteristik siswaperempuan dan sisiwa laki-laki perlu mendapat perhatian. Minatremaja laki-laki tertuju pada hal yang bersifat intelektualdan abstrak sedangkan minat remaja perempuan tertuju pada halyang bersifat emosional, konkret, dan personal.4. Perbedaan LingkunganLingkungan memegang peranan penting dalam perkembanganindividu lingkungan yang berbeda akan memberikan pengaruh yangberbeda kepada perkembangan tersebut. Perbedaan dalamlingkungan yang meliputi perbedaan social, ekonomi, budayaakan membawa pengaruh proses pembelajaran itu. Sebagai gurukita harus menyadari keadaan tersebut.

Anak Sebagai Suatu Totalitas

Sebagai objek studi psikologi perkembangan, anak dipandangsebagai suatu totalitas. Konsep anak sebagai suatu totalitassekurang-kurangnya mengandung 3 pengertian :

1. Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan satukesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalamdirinya

2. Dalam kehidupan dan perkembangan anak, keseluruhan aspekanak tersebut saling terjalin satu sama lain

3. Anak berbeda dengan orang dewasa bukan sekedar secarafisik, tetapi secara keseluruhan.

Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung arti bahwaperbedaan anak dengan orang dewasa tidak terbatas secarafisik. Melainkan secara keseluruhan. Anak bukan miniature dariorang dewasa, tetapi anak adalah anak dalam keseluruhan aspekdirinya yang bisa berbeda dari orang dewasa. Secara fisik anaksedang mengalami pertumbuhan yang pesat, sebaliknya fisikorang dewasa sudah relative tidak berkembang lagi. Anakcenderung didominasi oleh pola fikir yang egosentrik dan orangdewasa sudah lebih mampu berfikir empatik dan social. Dayafikir anak masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Sedangkanorang dewasa sudah mampu berfikir abstrak dan universal.

Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak

Kematangan adalah urutan perubahan yang dialami individusecara tratur yang ditentukan oleh genetiknya (Santrock &Yussen, 1992:20). Dalam batasan ini kematangan dipandangsebagai suatu bawaan yakni sebagai warisan biologis yangdibawa sejak lahir.Pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami olehindividu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Disinipengalaman dianggap sebagai unrsur lingkungan yskni sebagaipengalaman-pengalaman environmental yang diperoleh dalamkehidupan.Para ahli psikologi perkembangan yang menekankan unsurkematangan atau pembawaan mengklaim warisan biologis sebagaiunsur yang paling mempengaruhi perkembangan anak. Padadasarnya individu berkembang dalam cara yang terpola secara

genetic, kecuali jika terganggu atau terhambat oleh faktorlingkungan yang bersifat merusak.Semantara para ahli yang menekankan unsur lingkunganmenganggap pengalaman-pengalaman environmental sebagai faktoryang paling penting dalam perkembangan anak. Menurut kaumenvironmentalist unsur genetic sekedar mewariskan potensidasar, tetapi bagaimana hal itu tumbuh dan berkembang sangattergantung pada makanan, gizi, perawatan medis, latihan danpendidikan yang diberikan oleh lingkungan. Kesimpulannya,lingkungan dipandang sebagai faktor yang paling berpengaruhterhadap perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Thomas. 2003. Sekolah Para Juara. Primagama :Bandung

Bahruddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2010. Teori Belajar &

PEmbelajaran. Ar-Ruz Media :Yogyakrta.

Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan. 1993.  Psikologi

Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.

Woolfolk, Anita E dan Nicolich, Lorraine McCune.

2004. Mengembangkan Kepribadian & Kecerdasan Anak-Anak

(Psikologi PEmbelajaran I). Inisiasi Press : Jakarta.

http://www.tuanguru.net/2012/01/teori-nativisme-empirisme-

konvergensi.html