tugas batubara
TRANSCRIPT
MAKALAH BATUBARA
“PEMETAAN GEOLOGI”
Oleh :
CARISSA PADLIN
BP.2011/1102373
Konsentrasi : Pertambangan Umum
Program : S1 Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN S1
FAKULTAS TEKNIK
UNITERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya, dengan tujuan untuk melengkapi tugas
mata kuliah Batubara pada semester tujuh ini.
Makalah ini berjudul Pemetaan Geologi yang ditulis
berdasarkan referensi dari buku , internet atau bahan yang
telah diberikan oleh dosen. Dan ucapan terimakasih kepada
Bapak dosen Ansosry, ST, MT yang telah membantu dan
mengarahkan saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Padang, 29 November 2014
Carissa Padlin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….....…………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………......………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………............ 1
B. Batasan Masalah……………………………………..……….......… 1
C. Identifikasi
Masalah.............................................
.............................. 1
D. Rumusan Masalah………………………………………………....... 2
E. Manfaat Penulisan……………………………………………........... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemetaan Geologi…………………………………………………… 3
B. Peralatan yang Digunakan…………………………………….......... 4
C. Metode Kerja Pemetaan
Geologi.............................................
........... 10
D. Peta yang
Digunakan...........................................
............................... 11
E. Langkah
Kerja...............................................
...................................... 12
F. Hasil Pemetaan
Geologi.............................................
......................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.…………………………………………….................... 14
B. Saran….................
……………………………………….................. 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….….. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian
upaya yang dilakukan terus menerus untuk mencapai suatu
tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera. Sejalan
dengan semakin pesatnya pembangunan dan dimulainya era
perbaikan di segala bidang, baik industri, perdagangan
maupun pariwisata tentunya akan disertai dengan
pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan,
perkantoran dan sebagainya.
Untuk menunjang pembangunan tersebut, diperlukan
berbagai data dan informasi, salah satunya adalah data
geologi teknik. Data geologi teknik, memberikan informasi
mengenai kekuatan serta karakteristik lapisan
tanah/batuan yang berguna di dalam perencanaan dan
penataan ruang. Selain itu akan sangat membantu
pemerintah daerah dalam mengontrol pembangunan fisik di
daerahnya.
Data dan informasi geologi teknik tersebut dapat
diperoleh dengan cara melakukan pemetaan maupun
penyelidikan geologi teknik.
Dengan tersedianya data geologi teknik pada suatu
daerah yang akan dikembangkan, diharapkan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pengembangan wilayah maupun
perencanaan konstruksi bangunan teknik dapat dihindarkan
atau diperkecil.
B. Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penyusunan makalah ini hanya
pada pemetaan geologi yang meliputi peralatan pemetaan,
konsep dan hasil akhir pemetaan geologi. Pembatasan ini
diperlukan agar nantinya masalah yang dibahas tidak
meluas.
C. Identifikasi Masalah
Dalam pembahasan makalah ini, identifikasi
masalahnya terkait pada peralatan pemetaan, konsep kerja,
peta-peta yang dibutuhkan, langkah kerja dan hasil dari
pemetaan geologi.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah itu Pemetaan geologi?
2. Apa saja peralatan yang digunakan?
3. Bagaimana metode kerja nya?
4. Peta apa saja yang dibutuhkan?
5. Bagaimana langkah kerja nya?
6. Apa hasil dari pemetaan geologi?
E. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai
sumbangan pengetahuan baik itu bagi penulis maupun
pembaca nantinya. Dan juga sebagai tambahan sumber
referensi tentang pemetaan geologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemetaan Geologi
Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana
untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan,
kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar
satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta
geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan
bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah,
unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi,
dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang
pasti.
Peta geologi dibuat berdasarkan suatu peta dasar
(peta topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-
singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas
peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan
struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan kompas
geologi. Kemudian dengan menerapkan hukum-hukum geologi
dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan
serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu
peta geologi yang lengkap.
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang
bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai
jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk
misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan
resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor,
gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya
mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan
tataguna lahan, dan lain sebagainya.
Informasi yang ada pada peta geologi sangat
dibutuhkan bagi para pengambil kepurtusan, baik untuk
keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya
dalam penentuan rencana rute suatu jalan, sistem “cut and
fill” pada pembutan jalan di medan yang berbukit-bukit.
Peta geologi juga dipakai dalam “benefit-cost analysis”
untuk memperkecil ketidak pastian dan potensi penambahan
biaya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus
mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur
geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun
yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran
kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan
menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran
geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan
diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi,
seperti Sistem Informasi Geografi (SIG) maka aspek
pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan
tersedianya piranti lunak (software) sebagai alat bantu
yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik
dari suatu tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya
disimpan secara elektronik (dalam format digital),
ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai
keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi SIG,
memungkinkan para ahli melakukan analisa spasial,
misalnya dalam mencari sebaran polusi yang mungkin
terjadi disekitar suatu sumur bor didasarkan atas sifat
sifat batuannya (porositas dan permeabiliatas), penentuan
rute rencana jalan dengan menghindari wilayah wilayah
yang rawan longsor dan daerah daerah yang lerengnya tidak
stabil. SIG juga menyediakan peta-peta geologi dan
fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para
pengguna, baik akhli geologi maupun yang bukan.
B. Peralatan yang digunakan
1. Palu Geologi
Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel batuan.
Palu geologi terbagi 2 jenis yaitu palu sedimen yang
ujungnya ramping dan palu beku yang ujungnya runcing,
panjang pegangan palu beku juga lebih panjang, karena
untuk mengambil sampel batuan beku butuh tenaga yang
lebih kuat dan pukulan yang lebih keras, sehingga
tenaga yang dikeluarkan juga lebih banyak, maka dari
itu peganganya lebih panjang dari palu sedimen.Namun
ada sedikit catatan disini, bahwa kita sebaiknya selalu
membawa kedua jenis palu itu ke lapangan, karena kita
tidak tau batuan apa saja yang akan dijumpai di
lapangan, walaupun kita tau juga batuan yang kita
jumpai kebanyakan sedimen, tapi sebaiknya tetap membawa
palu beku, karena siapa tau kita juga menjumpai batu
beku dan harus mengambil sampelnya.
2. Kompas Geologi
Alat ini gunanya adalah untuk mengukur strike/dip dari
kemiringan lapisan batuan, atau hanya sebagai penunjuk
arah utara dan arah sungai, pokoknya gunanya banyak
banget, dan sebaiknya kita harus belajar menggunakan
kompas geologi karena jangan sampai di lapangan kita
bingung, karena ada posisi srtike/dip yang posisi
kemiringan batuanya itu susah di jangkau.
Berdasarkan dari sumber ada beberapa bagian utama
kompas geologi yaitu :
a. Jarum Kompas
Ujung jarum kompas selalu mengarah ke kutub utara
megnetik bumi, biasanya diberi tanda warna kuning.
b. Lingkaran Pembagian Derajat P
Dibagi dua, yaitu kompas azimuth dan kompas
kwardan.
1) Kompas azimuth, mempunyai pembagian
derajat, mulai dari 0 derajat (utara)
sampai 360 derajat (kembali ke utara) yang
ditulis berlawanan arah jarum jam, dan
pembacaannya juga demikian
2) Kompas kwardan, mempunyai pembagian
derajat mulai dari derajat pada arah utara
dan selatan sampai 90 derajat pada arah
timur dan barat. pembacaan dimulai dari
arah utara atau selatan kea rah timur atau
barat sesuai kedudukan jarum kompas.
c. Klinometer
Merupakan rangkaian alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya kemiringan bidang. rangkaian
alat tersebut terdiri dari Nivo tabung, penunjuk
skala, busur setengah lingkaran berskala. pada
bagian atas busur bernilai 00 di tengahnya. pada
bagian tepinya bernilai 900. pada bagian bawah
busur, skala bernilai 0% dan di tengah dan 100%
tepat pada 450 (tan 45=1=100%). klinometer dapat
digerakkan dengan menggerakkan tangkai di belakang
kompas.
d. Pengatur Horizontal
Alatnya adalah sebuah nivo bulat yang bergandengan
dengan klinometer. kedudukan kompas horizontal
bila gelembung udara tepat di tengah lingkaran.
e. Pengatur Arah
Rangkaian alatnya terdiri dari sighting arm, peep
sigh, axial line, felding sight, dan sight window.
alat-alat tersebut dibantu dengan cermin. bila
kompas ditembakkan ke sasaran, semua rangkaian
alat tersebut harus bearada di garis sasaran.
3. Lup
Lup sebuah benda kecil yang biasa digunakan untuk
melihat komposisi mineral batuan, karena kadang kita
menemukan batuan dengan ukuran mineral yang kecil jadi
harus butuh alat bantu untuk melihatnya.
4. GPS (Global Positioning System)
GPS sangat penting digunakan pada saat dilapangan.
Dengan GPS kita dapat menentukan dimana posisi
koordinat kita berada dan tentu saja kita bisa mem-plot
posisi kita di peta.GPS juga dapat digunakan untuk
tracking yaitu agar kita tau jalan yang sudah kita
lewati, dan mengurangi kemungkinan tersesat apabila
memang jalurnya jauh dan susah dan. Catatan buat
penggunaan GPS jangan lupa bawa baterai cadangan untuk
cadangan ketika batrai habis dan mati.
5. Peta
Peta dasar atau potret udara gunanya untuk mengetahui
gambaran secara garis besar daerah yang akan kita
selidiki, sehingga memudahkan penelitian lapangan baik
morfologi, litologi, struktur dll. Selain itu peta
dasar digunakan untuk menentukan lokasi dan pengeplotan
data, umumnya yang digunakan adalah peta
topografi/kontur.
6. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam kegiatan lapangan
biasanya menggunakan meteran 50 meter. Berbentuk
seperti roll kabel agar praktis dibawa. Biasanya
digunakan untuk mengukur jarak litasan dalam suatu
daerah ataupun mengukur ketebalan lapisan.
7. Buku Lapangan
Perlengkapan geologi lainya yang sangat penting adalah
buku lapangan, buku jelas digunakan untuk mencatat, dan
buku lapangan gunanya untuk mencatat apa yang dijumpai
di lapangan, deskripsi batuan, letak singkapan, hasil
pengukuran struktur, cuaca dan lain yang perlu dicatat,
buku lapangan juga dapat digunakan buat membantu
mengukur strike/dip, dan juga digunakan buat menggambar
sketsa singkapan yang kita jumpai.
8. Plastik Sampel
Plastik sampel digunakan untuk membungkus sampel batuan
yang diambil di lapangan, sebaiknya plastik sampel yang
dibawa adalah yang berukuran besar, jadi kalau
dibutuhkan bisa untuk membungkus benda lainya seperti
handphone atau dompet, dan kalau besar juga bisa
membawa sampel batuan dalam jumlah banyak, jangan lupa
juga setiap singkapan di masukan dalam plastik sampel
yang berbeda dan di beri nama pada plastik sampelnya
sesuai lokasi singkapan dan nama batuanya.
9. Sepatu boot/lapangan
Sepatu lapangan harus yang benar-benar bisa melindungi
kaki saat di lapangan karena kaki adalah bagian tubuh
kita yang pertama menyentuh tanah, jangan yang licin
apalagi sepatu kuliah yang digunakan.
10. Kamera
Kamera ini juga penting, digunakan untuk memotret semua
singkapan dilapangan, dan lokasi-lokasi pengamatan.
11. Alat Tulis
Alat tulis juga alat yang perlu dibawa saat ke
lapangan, karena untuk apa ada buku kalau tidak ada
alat tulis, bawa pensil yang penting dapat buat
mencatat di lapangan.
12. Tas Ransel
Digunakan untuk membawa semua alat-alat yang dibawa ke
lapangan. Pilih ransel yang kuat dan besar untuk bisa
membawa semua alat-alat diatas.
C. Metode Kerja Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan
dilapangan dan peralatan untuk pekerjaan lapangan
meliputi antara lain: buku catatan lapangan, peta
topografi (peta dasar), kompas geologi, lensa stereoskop,
palu geologi, kamera, serta peralatan tulis lainnya.
Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup
observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan
yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur
struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat
catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi
hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).
Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat
dengan menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku
terutama dalam penamaan batuan. Tatanama batuan dan
pengelompokkan satuan batuan harus mengikuti aturan Sandi
Stratigrafi. Penentuan lokasi singkapan dengan
menggunakan kompas serta membuat sketsa singkapan dan
mendokumentasikan melalui kamera. Pada dasarnya, peta
geologi disusun dan diolah di lapangan melalui kegiatan
lapangan, kemudian disempurnakan setelah dibantu dengan
hasil analisa di laboratorium (petrologi / petrografi,
paleontologi, radiometri dsb), analisa struktur dan studi
literatur dan data sekunder.
Setiap unsur geologi dianggap sebagai bentuk bentuk
yang sederhana, batas satuan batuan, sesar, diperlakukan
sebagai bidang-bidang teratur yang dapat diukur
kedudukannya dan digambarkan dalam peta. Peta geologi
pada hakekatnya merupakan gambar teknik yang
memperlihatkan sebaran satuan satuan batuan dan secara
teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Berkat perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan
pemanfaatan GPS (Global Positioning System) untuk
penentuan lokasi dari obyek-obyek geologi secara akurat
serta penggunaan Computer Note-book (Lap Top) dan PDA
(Personal Digital Assistant) untuk mencatat dan merekam
data geologi langsung di lapangan. Pada pemetaan geologi,
para ahli geologi tidak saja melakukan observasi dan
pencatatan akan tetapi juga melakukan analisa dan
penfsiran di lapangan, seperti menentukan jenis sesar,
hubungan antar satuan batuan dan lain sebagainya.
Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil
pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan
batuan dan unsur-unsur geologi lainnya harus diplot pada
peta dasar dan pekerjaan analisis terhadap hubungan antar
batuan atau satuan batuan juga harus dilakukan dan
dipecahkan dilapangan. Hal-hal yang tidak dapat
dikerjakan dan dilakukan dilapangan, seperti misalnya
analisa paleontologu, analisa petrografi, maupun analisa
sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh batuan
untuk keperluan analisis di laboratorium.
D. Peta – Peta yang Dibutuhkan
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari
seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi yang digambar
dalam skala tertentu. Teknik yang dipakai untuk
menggambarkan unsur ketinggian yang paling akurat dengan
menggunakan metode garis kontur.
Garis kontur adalah suatu garis di peta yang
mewakili hubungan garis imaginer (hayal) yang terdapat di
permukaan tanah yang mempunyai ketinggian yang sama.
Adapun sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut:
1. Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika melalui
suatu lembah atau sungai yang berada di daerah berelief
tinggi, seperti hulu sungai.
2. Garis kontur yang berada dekat bagian atas suatu puncak
bukit akan berbentuk melingkar tertutup. Bagian puncak
bukit adalah merupakan bagian tertinggi dari kontur
yang membentuk lingkaran tertutup.
3. Garis kontur pada daerah yang berlereng landai
dicirikan oleh spasi kontur yang renggang.
4. Garis kontur pada daerah yang berlereng terjal
dicirikan oleh spasi kontur yang rapat.
5. Garis kontur dengan spasi yang teratur mewakili wilayah
yang memiliki lereng yang seragam.
6. Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan
lainnya, kecuali jika berada di daerah lereng yang
menggantung (overhanging).
7. Perubahan arah kemiringan lereng selalu diperlihatkan
dengan perulangan dari ketinggian yang sama seperti dua
buah garis kontur yang berbeda dengan nilai ketinggian
yang sama.
Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar (base
maps) dan merupakan peta yang mendasari dalam pembuatan
peta geologi. Sebagaimana diketahui bahwa peta dasar
tidak saja diperlukan oleh para ahli geologi, namun juga
diperlukan oleh para ahli teknik lainnya dan para teknisi
serta para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya atau
melaksanakan suatu proyek pembangunan. Ketelitian suatu
peta sangat ditentukan oleh Skala Peta. Skala peta adalah
suatu perbandingan antara obyek yang terdapat di
permukaan bumi dan di atas peta. Dalam prakteknya, skala
peta ditentukan oleh kebutuhan si pengguna. Untuk
perencanaan teknis, seperti perencanaan gedung, saluran
drainase, kontruksi bangunan dan pondasi bendungan,
umumnya menggunakan skala peta yang besar, yaitu skala
1 : 500 ; 1 : 1.000, 1 : 2.000; atau 1 : 5.000.
Pada umumnya peta skala besar dibuat dengan cara
pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan
theodolite dan atau tenol sebagai alat ukur dalam
pembuatan peta teknis dan peta skala besar bersifat
detail serta memiliki ketelitian dan akurasi yang sangat
tinggi.
Peta geologi dibuat berdasarkan suatu peta dasar
(peta topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-
singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas
peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan
struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan kompas
geologi. Kemudian dengan menerapkan hukum-hukum geologi
dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan
serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu
peta geologi yang lengkap.
E. Langkah Kerja
Aktifitas yang dilakukan pada pemetaan geologi lapangan
yang meliputi antara lain :
1. Melakukan pengamatan/ observasi singkapan batuan,
mendeskripsi batuan pada singkapan-singkapan yang
dijumpai dilapangan.
2. Melakukan pengukuran kedudukan batuan, pengukuran
unsur-unsur struktur geologi, dan unsur-unsur geologi
lainnya.
3. Mencatat hasil pengamatan kedalam buku catatan
lapangan, dan menentukan lokasi singkapan-singkapan
batuan di lapangan.
4. Menentukan lokasi singkapan-singkapanbatuan dapat
dilakukan dengan kompas maupun dengan alat navigasi
yang dikenal sebagai GPS.
F. Hasil akhir Pemetaan Geologi
Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan
adalah suatu peta geologi beserta penampang geologinya
yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk
bentangalam atau satuan geomorfologinya, susunan batuan
atau stratigrafinya, struktur geologi yang berkembang
beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan
sejarah geologinya. Pemetaan geologi dapat juga dilakukan
dengan bantuan potret udara sebagai peta dasarnya. Untuk
kepentingan pemetaan, potret udara yang diperlukan adalah
potret udara yang saling overlap. Dengan mempergunakan
stereoskop, maka kenampakkan 3 dimensi dari daerah yang
akan dipetakan dapat diperoleh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang
bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai
jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk
misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan
resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor,
gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya
mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan
tataguna lahan, dan lain sebagainya.
2. Peralatan yang digunakan adalah :
- Palu Geologi
- Kompas Geologi
- Lup
- GPS
- Peta
- Alat Ukur
- Buku Lapangan
- Plastik sampel
- Sepatu boot/lapangan
- Kamera
- Alat tulis dan ransel
3. Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi
dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang
dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur
struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat
catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi
hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).
Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan
menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku
terutama dalam penamaan batuan. Tatanama batuan dan
pengelompokkan satuan batuan harus mengikuti aturan
Sandi Stratigrafi. Penentuan lokasi singkapan dengan
menggunakan kompas serta membuat sketsa singkapan dan
mendokumentasikan melalui kamera. Pada dasarnya, peta
geologi disusun dan diolah di lapangan melalui kegiatan
lapangan, kemudian disempurnakan setelah dibantu dengan
hasil analisa di laboratorium (petrologi / petrografi,
paleontologi, radiometri dsb), analisa struktur dan
studi literatur dan data sekunder.
4. Peta geologi dibuat berdasarkan suatu peta dasar (peta
topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-
singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya
diatas peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan
dan struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan
kompas geologi. Kemudian dengan menerapkan hukum-hukum
geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau
satuan batuan serta unsur unsur strukturnya sehingga
menghasilkan suatu peta geologi yang lengkap.
5. Langkah kerja yang dilakukan :
a) Melakukan pengamatan/ observasi singkapan batuan,
mendeskripsi batuan pada singkapan-singkapan yang
dijumpai dilapangan.
b) Melakukan pengukuran kedudukan batuan, pengukuran
unsur-unsur struktur geologi, dan unsur-unsur
geologi lainnya.
c) Mencatat hasil pengamatan kedalam buku catatan
lapangan, dan menentukan lokasi singkapan-
singkapan batuan di lapangan.
d) Menentukan lokasi singkapan-singkapanbatuan dapat
dilakukan dengan kompas maupun dengan alat
navigasi yang dikenal sebagai GPS.
6. Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah
suatu peta geologi beserta penampang geologinya yang
mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk
bentangalam atau satuan geomorfologinya, susunan batuan
atau stratigrafinya, struktur geologi yang berkembang
beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan
sejarah geologinya.
B. Saran
Dikarenakan penulis masih dalam tahap belajar
apabila ada kesalahan penulis mohon maaf dan penulis
harus lebih banyak belajar lagi agar dimasa yang
mendatang penulis bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
- http://blog-generatyon-yalimo.blogspot.com/2012/06/
peralatan-dasar-geologi-lapangan.html
- https://geoyogi.wordpress.com/2012/03/03/alat-
geologi-yang-digunakan-di-lapangan/
- http://erwyne-dc.blogspot.com/2011/12/pemetaan-
geologi.html