bagi tugas

49
SOAL Jelaskan yang kalian ketahui ada berapa proses produksi pada bidang teknik mesin ! Pengertian Proses produksi merupakan suatu proses mengubah bahan mentah menjadibahan setengah jadi atau bahan jadi sehingga meningkatkan nilai guna dari bahantersebut. Proses produksi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu : 1. Proses Pemesinan (machining) Proses pemesinanadalah suatu proses produksi dengan menggunakanmesin perkakas, dimana memanfaatkan gerak relatif antara pahat dengan bendakerja sehingga menghasilkan material sisa berupa geram. Proses pemesinan bisa juga didefenisikan sebagai suatu proses pemotongan benda kerja yangmenyebabkan sebagian dari material benda kerja terbuang dalam bentuk geramsehingga terjadi deformasi plastis yang menghasilkan produk yang sesuai denganspesifikasi geometris yang diinginkan.Proses pemesinan diklasifikasikan menjadi empat, antara lain : A. Berdasarkan Gerak Relatif Pahat Gerak relatif merupakan gerak terhadap titik acuan, gerak relatif pahatterhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan permukaan baru pada 1

Upload: independent

Post on 01-Apr-2023

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SOAL

Jelaskan yang kalian ketahui ada berapa proses produksi

pada bidang teknik mesin !

Pengertian Proses produksi merupakan suatu proses

mengubah bahan mentah menjadibahan setengah jadi atau

bahan jadi sehingga meningkatkan nilai guna dari

bahantersebut. Proses produksi dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Proses Pemesinan (machining)

Proses pemesinanadalah suatu proses produksi dengan

menggunakanmesin perkakas, dimana memanfaatkan gerak

relatif antara pahat dengan bendakerja sehingga

menghasilkan material sisa berupa geram. Proses pemesinan

bisa juga didefenisikan sebagai suatu proses pemotongan

benda kerja yangmenyebabkan sebagian dari material benda

kerja terbuang dalam bentuk geramsehingga terjadi

deformasi plastis yang menghasilkan produk yang sesuai

denganspesifikasi geometris yang diinginkan.Proses

pemesinan diklasifikasikan menjadi empat, antara lain :

A. Berdasarkan Gerak Relatif

Pahat Gerak relatif merupakan gerak terhadap

titik acuan, gerak relatif pahatterhadap benda kerja

akan menghasilkan geram dan permukaan baru pada

1

bendakerja secara bertahap akan terbentuk menjadi

komponen yang dikehendaki. Berdasarkan gerak relatif

pahat terhadap benda kerja dapat dikelompokanmenjadi

dua yaitu :

Gerak potong (cutting movement)

Gerak potong merupakan gerak relatif antara pahat

dan benda kerjasehingga menghasilkan permukaan baru

pada benda kerja.

Gerak makan (feeding movement)

.Gerak makan merupakan gerak relatif antara pahat

dan benda kerjasehingga menyelesaikan permukaan

baru sampai ujung material.

B. Berdasarkan Jumlah Mata Pahat yang digunakan.

Pada proses pemesinan setiap mesin pekakas yang

kita gunakan memiliki jumlah mata pahat yang

berbeda-beda. Jenis pahat yang digunakan

sesuaikandengan bentuk permukaan akhir dari produk.

Adapun klasifikasi jumlah matapahat dapat

dikelompokan menjadi dua jenis mata pahat yaitu :

pahat bermata potong tunggal(single point cutting

tools )merupakanpahat yang memiliki satu mata

potong. Contohnya : pahat mesin bubut.

2

pahat bermata potong jamak (multiple point cuttings

tools)merupakanpahat yang memiliki mata potong lebih

dari satu. Contohnya : pahat mesingurdi

Tabel Klasifikasi Proses Permesinan Menurut Jenis

Mesin, Jumlah Mata Pahat,Gerak Potong dan Gerak Makan

yang digunakan

.

C. Berdasarkan Orientasi Permukaan

3

Dilihat dari segi orientasi permukaan, proses

pemesinan dapatdiklasifikasikan menjadi dua proses

yaitu:

Permukaan berbentuk silindrik atau konis dan

Permukaan berbentuk rata / lurus dengan atau tanpa

putaran benda kerja.

D. Berdasarkan Mesin yang Digunakan

Dalam proses pemesinan jika kita ingin melakukan

suatu pekerjaan, makaperlu kita ketahui terlebih

dahulu dengan mesin apa kita gunakan sehingga

produk yang kita buat sesuai dengan yang

diinginkan.Dalam satu jenis mesin perkakas kita dapat

melakukan beberapa prosespemesinan, Misalnya; pada

mesin bubut selain membubut dapat pula digunakan untuk

menggurdi, memotong, dan melebarkan lubang (boring)

dengan caramengganti pahat dengan yang sesuai.

Pembagian proses pemesinan berdasarkanmesin perkakas

yang digunakan :

4

Tabel Klasifikasi Proses Pemesinan Berdasarkan Mesin

Perkakas Yang Digunakan

2. Proses Pembentukan (forming)

  Proses pembentukan adalah suatu proses produksi

dengan pemberian gayabeban terhadap material hingga

terjadi deformasi plastis dengan atau

tidak menggunakan cetakan. Geometri tersebut

dihasilkan melalui pemberian gayabeban pada benda

kerja. Contohnya pengerolan (rolling) seperti

penempaan,ekstruksi dan lain-lain. Perbedaan antara

proses pemesinan dengan prosespembentukan dapat

dilihat pada tabel berikut.

5

Tabel Perbedaan Proses Pemesinan dengan Proses

Pembentukan

3. Proses Pengecoran (casting)

Proses pengecoranadalah proses produksi

peleburan logam danpenuangan logam cair kedalam

cetakan, pembersihan coran, dan proses daurulang

pasir cetakan. Proses pengecoran merupakan proses

yang paling tuadigunakan manusia dalam pembuatan

benda logam. Contoh produk dapat dibuatdengan proses

ini adalah pahat, paku, dan lain-lain.

4.Proses Penyambungan(Joining)

Proses penyambunganadalah proses produksi

penggabungan dua buahatau lebih material dengan atau

tidak menggunakan material penyambungsehingga

6

terbentuk satu material yang diinginkan.

Penyambungan dapat dilakukanmelalui pengelasan,

mematri, penyolderan, pengelingan, perekatan dengan

lem,penyambungan dengan baut dan lain-lain. Pada

proses pengelasan, bagian logamdisatukan dengan cara

mencairkannya dengan menggunakan panas atau

tanpatekanan. Soldering dan mematri mempunyai proses

yang sejenis yaitu denganmenambahkan logam lain

dalam keadaan cair diantara kedua potongan

logam.Prosescenteringmengikat partikel logam dengan

cara pemanasan. Pada prosesperekatan, perekat yang

digunakan bentuknya dapat berupa serbuk, cairan,

bahanpadat dan pita, yang banyak digunakan untuk

menyambung logam, kayu, kain,plastik, dan lain-lain.

Proses penyambungan dapat dikelompokkan menjadi 2,

yaitu :

a. Penyambungan permanenPenyambungan permanen

adalah penyambungan yang tidak dapatdipisahkan

lagi, apabila dipisahkan akan dapat merusak

komponennya.Contohnya penyambungan pada

pengelasan, patri, solder, paku keling danlain-

lain.

b. Penyambungan sementaraPenyambungan sementara

adalah penyambungan yang dapat

7

dipisahkankembali, contohnya penyambungan

dengan menggunakan baut.

5. Metalurgi Serbuk (powder metallurgy)

Metalurgi serbuk adalah suatu proses produksi

dengan cara pemberianbeban pada serbuk-serbuk logam

sesuai dengan bentuk cetakan yang akan dibuatlalu

dilakukan proses pemanasan (centering) agar partikel

serbuk menyatu(bonding) menjadi massa yang kaku

(rigid ), sesuai dengan geometri yangdiinginkan.

Biasanya metalurgi serbuk untuk membuat suatu

komponen yangsangat kecil. Contoh produk yang dibuat

dengan cara metalurgi serbuk ini adalahroda gigi

pada jam tangan.

 6. Perubahan Sifat Mekanik

 Perubahan sifat mekanik tebagi atas dua macam,

yaitu :

1. Heat Treatment 

Merupakan suatu proses perlakuan thermal terhadap

logam bertujuanuntuk mendapatkan sifat mekanik

yang diinginkan, sehingga mencapaitemperatur

austenit, kemudian didinginkan sampai suhu

merata.

2. Surface Treatment 

8

Merupakan suatu proses perlakuan panas pada

permukaan benda kerja,tanpa mengubah sifat

mekaniknya.

7. Mekanisme Penghasilan Geram

Ciri utama pada proses pemesinan adalah adanya geram

atau sisapemotongan. Mekanisme penghasilan geram ini

terbagi atas dua teori yaitu teorilama dan teori

baru.

7.1 Teori Lama

Pada mulanya geram terbentuk karena terjadinya

retak mikro (microcrack) yang timbul pada benda

kerja tepat di ujung pahat pada saat

pemotongandimulai.Dengan bertambahnya tekanan pahat,

retak tersebut menjalar ke depansehingga terjadilah

geram.

Gambar Teori Lama Menerangkan Terjadinya Geram

.

 

 

9

7.2 Teori Baru

Seiring perkembangan teori lama di atas telah

ditinggalkan berdasarkanhasil berbagai penelitian

mengenai mekanisme pembentukan geram.Logam

padaumumnya bersifat ulet (ductile) apabila mendapat

tekanan akan timbul tegangan (stress) di daerah

sekitar konsentrasi gaya penekanan mata potong

pahat.Tegangan pada logam (benda kerja) tersebut

mempunyai orientasi yang kompleksdan pada salah satu

arah akan terjadi tegangan geser (shearing stress)

yangmaksimum. Apabila tegangan geser ini melebihi

kekuatan logam yangbersangkutan maka akan terjadi

deformasi plastis (perubahan bentuk) yangmenggeser

dan memutuskan benda kerja di ujung pahat pada suatu

bidang geser

Gambar Teori Baru Menerangkan Terjadinya Geram

10

Proses terbentuknya geram tersebut dapat diterangkan

melalui analogitumpukan kartu, bila setumpuk kartu

dijajarkan dan diatur sedikit miring (sesuaidengan

sudut geser,Φ) kemudian didorong dengan penggaris

yang membuat sudutterhadap garis vertikal (sesuai

11

dengan sudut geram,γo) maka kartu bergeser keatas

relatif terhadap kartu di belakangnya. Pergeseran

tersebut berlangsung secaraberurutan, dan kartu

terdorong melewati bidang batas papan, Analogi kartu

tersebut menerangkan keadaan sesungguhnya dari

kristallogam (struktur butir metalografis) yang

terdeformasi sehingga merupakan lapisantipis yang

tergeser pada bidang geser.Arah perpanjangan Kristal

(cristalelongation)membuat sudut sedikit lebih besar

dari pada sudut geser. Suatu analisis mekanisme

pembentukan geram yang dikemukakan

olehMerchant mendasarkan teorinya pada model

pemotongan sistem tegak (orthogonal system). Sistem

pemotongan tegak merupakan penyederhanaan darisistem

pemotongan miring(obligue system)dimana gaya

diuraikan menjadikomponennya pada suatu bidang.

Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis model

tersebut antara lain:

a. Mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak

menggosok ataumenggaruk benda kerjab.

b. Deformasi terjadi hanya dalam dua dimensi

c. Distribusi tegangan yang merata pada bidang

geser

12

d. Gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang

geram adalah sama besardan segaris (tidak

menimbulkan momen koppel)

Berdasarkan cara penguraiannya maka gaya pembentukan

geram padaproses pemesinan terdiri atas :

1. Gaya total (F), ditinjau dari proses deformasi

material, dapat diuraikanmenjadi dua komponen,

yaitu :

FS: gaya geser yang mendeformasikan material

pada bidang geser,sehingga melampaui batas

elastik.

Fsn: gaya normal pada bidang geser yang

menyebabkan pahat tetapmenempel pada benda

kerja.

2. Gaya total (F) dapat diketahui arah dan

besarnya dengan cara membuatdinamometer (alat

ukur gaya dimana pahat dipasang padanya dan

alattersebut dipasang pada mesin perkakas) yang

mengukur dua komponengaya yaitu :

Fv: gaya potong, searah dengan kecepatan potong

Ff : gaya makan, searah kecepatan makan.

3. Gaya total (F) yang bereaksi pada bidang geram

(Aγ,face bidang padapahat di mana geram

mengalir) diuraikan menjadi dua komponen

13

untuk menentukan “koefisien gesek geram

terhadap pahat”, yaitu :

Fγ: gaya gesek pada bidang geram

Fγn : gaya normal pada bidang geram

Karena berasal dari satu gaya yang sama mereka

dapat dilukiskan padasuatu lingkaran dengan

diameter yang sama dengan gaya total (F).

Lingkarantersebut digambarkan persis di ujung

pahat sedemikian rupa sehingga semuakomponen

menempati lokasi seperti yang dimaksud.

3. Elemen Dasar Proses Pemesinan

14

Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan

spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin,

salah satu atau beberapa jenis proses pemesinanharus

dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang

digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan

proses, ukuran obyektif ditentukan, dan pahatharus

membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran

obyektif tersebuttercapai. Hal ini dapat dilaksanakan

dengan cara menentukan penampang geram(sebelum

terpotong). Selain itu, setelah berbagai aspek

teknologi ditinjau,kecepatan pembuangan geram dapat

dipilih supaya waktu pemotongan sesuaidengan yang

dikehendaki.

Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses

pemesinan, yaitu :

1. Kecepatan potong (cutting speed) : Vc (m/min)

2. Kecepatan makan(feeding speed): Vf (mm/min)

3. Kedalaman potong(depth of cut): a (mm)

4. Waktu pemotongan(cutting time): tc (min), dan

5. Kecepatan penghasilan geram(rate of metal

removal): Z (cm3 /min)

Elemen proses pemesinan (Vc, Vf, a, tc dan Z)

dihitung berdasarkandimensi benda kerja dan pahat,

15

serta besaran dari mesin perkakas. Besaran

mesinperkakas diatur ada bermacam-macam tergantung

pada jenis mesin perkakas.Oleh sebab itu, rumus yang

dipakai untuk menghitung setiap elemen

prosespemesinan dapat berlainan.

Macam-macam proses pemesinan, berdasarkan jenis

mesin yang digunakan:

1. Proses Bubut (turning)

Mesin bubut dapat digunakan untuk memproduksi

material berbentuk konis atau silindrik. Jenis

mesin bubut yang paling umum digunakan adalah

mesinbubut (lathe)yang melepas bahan dengan

memutar benda kerja terhadappemotong mata tunggal.

Pada proses bubut gerak potong dilakukan oleh

benda kerja yangmelakukan gerak rotasi sedangkan

gerak makan dilakukan oleh pahat yangmelakukan

gerak translasi. Selain itu mesin bubut ini

menggunakan pahat bermatapotong tunggal, jenis

mata pahat yang digunakan adalah pahat HSS,

dengankecepatan potong (Vc) yang optimum adalah 20

m/min.

Pada proses bubut benda kerja dipegang oleh

pencekam yang dipasang diujung poros utama

16

spindel. Harga putaran poros utama umumnya

dibuatbertingkat dengan aturan yang telah

distandarkan, misalnya : 83, 155, 275, 550,1020

dan 1800 rpm. Pahat dipasangkan pada dudukan pahat

dan kedalamanpotong (a) diatur dengan menggeserkan

peluncur silang melalui roda pemutar(skala pada

pemutar menunjukkan selisih harga diameter) dengan

demikiankedalaman gerak translasi dan gerak

makannya diatur dengan lengan pengaturpada rumah

roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada

mesin bubut dibuatbertingkat dengan aturan yang

telah distandarkan, misalnya : 0.065; 0.113;

0.130;0.455 (mm/rev).

Berikut dapat dilihat gambar mesin bubut beserta

bagian bagiannya padagambar 2.5.

17

Keterangan gambar :

Spindel merupakan lubang tempat pemasangan

pencekam/chuck.

Kepala tetap merupakan tempat diletakkannya

spindel dangear box.

Tool Post adalah tempat untuk memasang pahat.

Tuas pengubah kecepatan merupakan pengatur

untuk gerak makan dankecepatan potong

Ulir pengarah gunanya untuk menggerakkan kereta

saat melakukanproses bubut untuk pembuatan ulir

18

 Apronsebagai pembawa pahat yang melakukan

gerak translasi untuk melakukan gerak makan.

Rumah roda gigi adalah tempat lengan pengatur.

Kendalispindelmerupakan tempat mengaturspindel.

Kondisi pemotongan proses bubut ditentukan sebagai

berikut :

Benda kerja :

d0= Diameter mula-mula ; mm.

dm= Diameter akhir ; mm.

lt= Panjang proses pemesinan ; mm

Pahat :

k r= Sudut potong utama

γ o= Sudut geram

Mesin bubut:

a = Kedalaman potong ; mm

f = gerak makan ; r/mm.

19

20

21

E. Proses Freis (milling)

Proses freis digunakan untuk membuat produk dengan

bentuk prismatik,spiedan roda gigi. Mesin freis

merupakan mesin yang paling mampu melakukanbanyak

kerja dari semua mesin perkakas. Pahat freis

22

mempunyai jumlah matapotong banyak (jamak)sama

dengan jumlah gigi freis. Pada mesin freis

pahatbergerak rotasi dan benda kerja bergerak

translasi.

Pengelompokan Mesin Freis

Secara umum mesin freis dapat dikelompokkan,

pengelompokan iniberdasarkan posisi dari

spindel mesin tersebut, antara lain :

a. Freis tegak (face milling)

Pada freis tegak antara sumbu pahat dan

benda kerja tegak lurus.b.

b. Freis datar(slab milling)

 Pada freis datar antara sumbu pahat dan

benda kerja sejajar

23

Freis datar dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Mengefreis turun(down milling)

Pada down milling gerak rotasi pahat searah

dengan gerak translasi bendakerja. Pahat bekerja

turun sehingga menyebabkan benda kerja lebih

tertekan kemeja dan meja terdorong oleh pahat,

gaya dorongnya akan melebihi gaya dorong ulir

atau roda gigi penggerak meja. Mengefreis turun

tidak dianjurkan untuk permukaan yang terlalu

keras.

2. Mengefreis naik  (up milling/coventional milling)

24

Pada up milling gerak rotasi pahat berlawanan

arah dengan gerak translasibenda kerja.

Mengefreis naik dipilih karena alasan kelemahan

mengefreis turun.Mengefreis naik mempercepat

keausan pahat karena mata potong lebih

banyak menggesek benda kerja saat mulai

pemotongan, selain itu permukaan benda kerjalebih

kasar

25

26

27

28

29

30

Beberapa parameter yang dapat diatur pada

mesin freis adalah putaranspindel (n), kecepatan

makan (Vf), kedalaman potong (a). Elemen dasar

dariproses freis dapat dihitung dengan menggunakan

rumus yang dapat diturunkandari kondisi

pemotongan, sebagai berikut;

Benda kerja : w = lebar pemotongan

Lw= panjang pemotongan

a = kedalaman potong

31

Pahat freis :

d = diameter luar

z = jumlah gigi (mata potong)

kr   = sudut potong utama

= 90 untuk pahat freis selubung.

Mesin freis : n = putaran poros utama

Vf  = kecepatan makan

Elemen dasar pada mesin freis dapat dihitung dengan

rumus berikut :

1. Kecepatan potong

2. Gerak makan pergigi

3. Waktu pemotongan

32

4.Kecepatan menghasilkan geram

5. Proses Gurdi (drilling)

Proses gurdi merupakan proses pembuatan lubang

atau memperbesarlubang pada sebuah objek dengan

diameter tertentu .Pahat gurdi mempunyai duamata

potong dan melakukan gerak potong berupa rotasi dan

translasi, sedangkanbenda kerja dalam keadaan diam.

Gerak makan dapat dipilih bila mesin gurdimempunyai

sistem gerak makan dengan tenaga motor (power

feeding).Mesingurdi terdiri dari beberapa jenis

33

diantaranya mesin gurdi drill press dan mesingurdi

radial. Proses menggurdi dapat dilakukan pada mesin

bubut dimana bendakerja diputar oleh pencekam poros

utama dan gerak makan dilakukan oleh matapahat gurdi

yang dipasang padaarbor.

Pengelompokan Mesin Gurdi

Mesin gurdi dapat dikelompokkan berdasarkan

konstruksinya :

a. Mesin gurdi portabel / mampu bawa

b. Mesin penggurdi teliti, terbagi atas :

i. pasangan bangku

ii. pasangan lantai

34

c. Mesin penggurdi radial

d. Mesin penggurdi tegak, terbagi atas :

i. tugas ringan

ii. tugas berat

iii. mesin penggurdi kelompok 

35

e. Mesin penggurdi spindel jamak, terbagi

atas :

i. unit tunggal

ii.  jenis jalan

f. Mesin penggurdi turet

36

g. Mesin penggurdi produksi otomatis, terbagi

atas :

i. meja pengarah

ii.  jenis jalan

37

h. Mesin penggurdi di lubang dalam.

Beberapa proses yang dapat dilakukan pada mesin

gurdi yaitu :

1.  Gurdi(drilling)

2. Perluasan ujung lubang(counter boring)

3. Penyerongan ujung lubang(counter sinking)

4. Perluasan atau penghalusan lubang(roaming)

5. Gurdi lubang dalam(gun drilling)

 Ada tiga jenis pahat dari mesin gurdi, yaitu :

 

1. Penggurdi Puntir (twist drill)

Penggurdi puntir merupakan penggurdi dengan dua

galur dan dua tepipotong

38

2. Penggurdi Pistol (gun drill)

Ada dua jenis penggurdi pistol yaitu :

a. Bergalur lurus yang digunakan untuk penggurdian

lubang yangdalam, yaitu penggurdi trepan yang

tidak memiliki pusat matidan meninggalkan inti

pejal dari logam

b. Penggurdi pistol pemotong pusat yang fungsinya

hampir samadengan penggurdi trepan. Penggurdi

pistol ini mempunyaikecepatan potong yang lebih

tinggi dari penggurdi puntirkonvensional.

39

3. Penggurdi KhususPenggurdi khusus digunakan

untuk menggurdi lubang yang lebih besar yang tidak

dapat dilakukan oleh penggurdi puntir

40

41

Keterangan :

Drilling head sebagai kepaladrillingtempatgear

box

Spindlemerupakan lubang tempat memasang

pencekam

 Armmerupakan lengan untuk mengaturcenter pahat

pada benda kerja  Basemerupakan dasar mesinTablemerupakan meja

meletakkan benda kerja

42

 Hadle feeding merupakanhadleuntuk megatur

kecepatan makan

43

4. Gerinda (Grinding)

Proses gerinda bertujuan untuk meratakan

atau menghaluskan permukaanbenda kerja. Gerinda

merupakan proses permesinan yang khusus dengan

cirisebagai berikut :

a. Kehalusan permukaan produk yang tinggi dapat

dicapai dengan cara yang relatif mudah.

44

b. Toleransi geometrik yang kecil dapat dicapai

dengan mudah

c. Kecepatan menghasilkan geram rendah, karena

hanya mungkin dilakukanada gerinda untuk

lapisan yang tipis permukaan benda kerja.

d. Dapat digunakan untuk menghaluskan dan

meratakan benda kerja yang telah dikeraskan

(heat treatment).Jenis-Jenis Mesin

Gerinda :Dari berbagai jenis mesin gerinda

yang ada dapat diklasifikasikan secaraumum

dua jenis utama mesin gerinda, yaitu :

1.Mesin Gerinda Silindrik.

2.Mesin Gerinda Rata.

3.Mesin Gerinda Khusus

Proses gerinda ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara dan dapat diklasifikasikan

atas beberapa cara yaitu :

1. Proses Gerinda Silindrik Luar.

2. Proses Gerinda Silindrik Dalam.

3. Proses Gerinda Silindrik Luar Tanpa

Pemusatan (center ).

4. Proses Gerinda Silindrik Dalam Tanpa

Pemusatan.

5. Proses Gerinda Rata Selubung.

6. Proses Gerinda Rata Muka.

45

7. Proses Gerinda Cakram.

46

5. Proses Sekrap (shaping / planing)

Proses sekrap hampir sama dengan proses

membubut, tapi gerak potongnya tidak merupakan

gerak rotasi melainkan gerak translasi yang

dilakukanoleh pahat (pada mesin sekrap) atau

oleh benda kerja (pada mesin sekrap meja)dengan

arah gerak tegak lurus. Benda kerja dipasang

pada meja dan pahat (miripdengan pahat bubut)

dipasangkan pada pemegangnya.

47

Mesin sekrap pada umumnya digunakan untuk :

a. perataan permukaanb.

b. memotong alur pasak luar dan dalam

c. alur spiral

d. batang gigi

e. tanggem (catok)

f. celah T, dan lain-lain.

Pengelompokkan Mesin Sekrap

Mesin sekrap dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

1.Pemotong dorong-horizontal

a) Biasa (pekerjaan produksi)

b) Universal (pekerjaan ruang perkakas)

c) Pemotong tarik-horizontal

2. Vertikal

1) Pembuat celah (slotter)

2) Pembuat dudukan pasak (key skater)

48

Keterangan gambar:

Tool post merupakan pemegang pahat

Deep feeding handle merupakan pengatur

kedalaman makan

Movement wheelmerupakan pengatur gerak meja

Visesebagai pengapit benda kerja

 Basedasar mesin

Meja kerja sebagai tempat meletakkan benda

kerja

 Ram

49