praktikum biokimia v

23
Praktikum BioKimia Disusun Oleh : Nama : Devita Marlina Nim : 06081010020 Uji Koagulasi, Pengendapan dengan Alkohol dan Denaturasi Protein Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA

Upload: devita-marlina-venessa-sihite

Post on 02-Jul-2015

527 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum BioKimia V

Praktikum BioKimia

Disusun Oleh :

Nama : Devita Marlina Nim : 06081010020

Uji Koagulasi, Pengendapan dengan Alkohol dan Denaturasi Protein

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sriwijaya

2011

Page 2: Praktikum BioKimia V

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

I. No Percobaan : 5

II. Judul Percobaan : Pengendapan dengan Alkohol, Uji Koagulasi dan Denaturasi

Protein

III. Landasan Teori :

Protein merupakan biopolymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang

dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai

struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai

pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat

pengatur.

Protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan menyusun

lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein merupakan instrumen

yang mengekspresikan informasi genetik.

Protein mempunyai fungsi unik bagi tubuh, antara lain:

1. Menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara

jaringan tubuh,

2. Mengatur kelangsungan proses di dalam tubuh,

3. Memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.

Protein adalah salah satu makromolekul yang terdiri atas sejumlah besar asam amino.

Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat bereaksi dengan ion

Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna ungu. Reaksi

ini dikenal dengan nama reaksi biuret. Di samping itu gugus karboksil pada asam amino dapat

dilepaskan dengan proses dekarboksilasi dan menghasilkan suatu amina. Gugus amino pada

asam amino bereaksi dengan asam nitrit dan melepaskan gas nitrogen yang dapat diukur

volumenya.

Page 3: Praktikum BioKimia V

Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam organisme hewan.

Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari kata Yunani proteios, yang artinya

“pertama”. Protein adalah poliamida, dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino.

Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam semua sel dan semua bagian sel.

Protein juga amat bervariasi ; ratusan jenis yang yang berbeda dapat ditemukan dalam satu sel.

Protein mempunyai berbagai peranan biologis, karena protein merupakan instrumen molekuler

yang mengekspresikan informasi genetik.

suatu protein asam-asam amino

Hanya dua puluh asam amino yang lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan hewan,

namun keduapuluh asam amino ini dapat digabungkan menurut pelbagai cara, membentuk otot,

urat, kulit, kuku, bulu, sutera, hemoglobin, enzim, antibodi dan banyak hormon.

Beberapa Ciri protein

1. Berat moleklnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.

2. Umumnya terdiri atas 20 asam amino

3. Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan

rantai polipeptida menjadi stuktur tiga dimensi protein

4. Stukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi , temperatur, medium

pelarut organik, dan detergen.

5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang

reaktif dan susunan khas stuktural makromolekul.

Organisasi Struktur Protein

Struktur tiga dimensi dapat dijelaskan dengan mempelajari tingkat organisasi struktur,

yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Berbagai interaksi yang diperlukan untuk

Page 4: Praktikum BioKimia V

mempertahankan masing-masing struktur tersebut merupakan pemisah tingkat organisasi satu

dengan lainnya.

Rentetan asam amino dalam suatu molekul protein disebut struktur primer protein.

Namun terdapat banyak hal pada struktur protein daripada hanya struktur primer. Banyak sifat

suatu protein ditentukan oleh orientasi molekul sebagai suatu keseluruhan. Bentuk (misalnya

suatu spiral) yang padanya suatu molekul protein menata kerangkanya, disebut struktur

sekunder.

Interaksi lebih lanjut seperti halnya kerangka untuk membentuk suatu bulatan, disebut

struktur tersier atau terjadinya folding (pelipatan) rantai alpha heliks, dll. Antaraksi antara sub-

unit protein tertentu, seperti antara globin-globin dalam hemoglobin, disebut struktur kuartener.

Struktur Protein :

1. Struktur Primer

adalah struktur protein yang memiliki ikatan peptida

2. Struktur Sekunder

Selain memiliki ikatan peptida, struktur ini juga membentuk ikatan hydrogen. Ikatan

hydrogen antar gugus samping asam amino dengan asam amino lain. Akibatnya terjadi ikatan

hydrogen, maka struktur sekunder memiliki beberapa bentuk : α – heliks, ikatan hydrogen terjadi

antara asam amino satu dengan asam amino keempat.

3. Struktur Tersier

Protein yang memiliki ikatan peptida selain itu juga memiliki ikatan disulfida.

Ikatan yang dimiliki dapat berupa :

- ikatan ionic

- ikatan hydrogen

- interaksi hidrofik

- Interaksi vanderwals

Protein di alam berada dalam struktur : tersier, kwartener.

4. Struktur Kuartener

Struktur protein kuartener dibentuk dari struktur tersier melalui interaksi.

Contoh : Hemoglobin

Sifat Larutan Protein

Page 5: Praktikum BioKimia V

1. Sifat Asam Basa

Sifat larutan asam basa suatu protein dalam larutan, sebagian besar ditentukan oleh gugus

R asam aminonya yang dapat berionisasi. Gugus NH2 dan COOH yang terdapat pada kedua

ujung rantai polipeptida sedikit sekali menunjang sifat asam-basa protein tersebut. Karena

perbedaan macam protein ditentukan oleh urutan asam amino dan konformasi polipeptidanya,

maka kemungkinan ionisasi gugus R itu dipengaruhi oleh gugus tetangganya.

Seperti pada asam amoni bebas, protein juga mempunyai titik isoelektrik, yaitu pada pH

yang menunjukkan jumlah muatan positif dan negatif sama dalam protein itu, sehingga pada

keadaan ini daya larut protein minimum. Pada pH ini protein tidak akan bergerak bila diletakkan

dalam medan listrik, pH isoelektriknya ditentukan oleh jumlah dan pK gugus R yang berionisasi.

Dalam larutan yang pH nya diatas pH isoelektrik. Protein bermuatan negatif dan kanan bergerak

ke anoda, pada pH sebaliknya protein bergerak ke katoda.

2. Pemisahan Protein

Pemisahan protein dari campuran yang terdiri dari atas berbagai macam sifat asam-basa,

umuran dan bentuk protein, dapat dilakukan dengan cara eletroforesis, kromatografi,

pengendapan dan perbedaan kelarutannya.

Elektroforesis

Cara ini didasarkan pada kecepatan bergerak yang berbeda-beda dari protein dalam

medan listrik, pada pH tertentu. Cara in pertama kali dilakukan oleh Arne Tiselius pada tahun

1973.

Kromatografi

Penentuan dan pemisahan campuran protein dengan cara kromatografi dilakukan

berdasarkan prinsip yang sama seperti untuk pemisahan dan analisa asam amino.

Pengendapan protein sebagai garam

Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam

tertentu, seperti misalnya, asam triklorasetat dan asam perklorat. Penambahan asam ini

menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendap lainnya adalah asam

tungstat, fototungstat, dan metafosat. Protein juga dapat diendapkan dengan kation tertentu

seperti Zn2+ dan Pb2+.

Page 6: Praktikum BioKimia V

Pengendapan dengan cara perbedaan kelarutan

Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air. Variabel

yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion, sifat dielketrik pelarut dan

temperatur.

Pemisahan protein dari campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH

isoelektrik yang berbeda-beda untuk tiap macam protein. Pada umumnya molekul protein

mempunyai daya kelarutan minimum pada pH isoelektriknya. Pada Ph isoelektriknya bebrapa

protein akan mengendap dari larutan, sehingga dengan cara pengaturan pH larutan, masing-

masing protein dalam campuran dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang

disebut pengendapan isoelektrik.

Denaturasi protein

Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh

terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu. Akibat

suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu. Salah satu faktor yang

menyebabkan denaturasi suatu protein ialah perubahan temperatur. Memasak putih telur

merupakan contoh denaturasi yang tak reversibel. Suatu putih telur adalah cairan tak berwarna

yang mengandung albumin, yakni protein globular yang larut. Pemanasan putih telur akan

mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan mengendap; dihasilkan suatu zat padat putih.

Perubahan pH juga dapat menyebabkan denaturasi. Bila susu menjadi asam, perubahan

pH yang disebabkan oleh pembentukan asam laktat akan menyebabkan penggumpalan susu

(curdling), atau pengendapan protein yang semula larut. Faktor-faktor lain yang dapat

menyebabkan denaturasi adalah detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau pereduksi (yang dapat

mengubah hubungan S – S), dan perubahan tipe pelarut.

Beberapa protein (kulit dan dinding-dalam saluran pencernaan, misalnya) sangat tahan

terhadap denaturasi, sedangkan protein-protein lain sangat peka. Denaturasi dapat bersifat

reversibel jika suatu protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang lembut, seperti sedikit

perubahan pH. Jika protein ini dikembalikan ke lingkungan alamnya, protein ini dapat

memperoleh kembali struktur lebih tingginya yang alamiah dalam suatu proses yang disebut

renaturasi. Sayang renaturasi umumnya sangat lambat atau tidak terjadi sama sekali. Salah satu

Page 7: Praktikum BioKimia V

permasalahan dalam penelitian protein ialah bagaimana mempelajari protein tanpa merusakkan

struktur lebih tingginya (struktur protein tersebut).

IV. Alat dan Bahan

1. ALAT

1. pipet tetes

2. gelas ukur

3. beker gelas

4. neraca Digital

5. bunsen

6. tabung reaksi

7. rak tabung reaksi

8. pengaduk

9. kertas saring

10. Pemanas

11. penjepit tabung

2.BAHAN:

1. telur mentah diambil kuning telur dan putih telurnya

2. albumin 5 %

3. Susu Bubuk

4. Susu Kedelai

5. reagen Millon

6. HCl 0,1 M

7. NaOH 0,1 M

8. Buffer Asetat pH = 4,7

9. Aquades

10. CH3COOH

V. Prosedur Percobaan

1. Uji Koagulasi

Page 8: Praktikum BioKimia V

Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M kedalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air

mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan

didalam air. Uji endapan dengan reagen Millon

2. Pengendapan dengan Alkohol

tabung 1 2 3

Larutan Albumin

HCl 0,1 M

NaOH 0,1 M

Buffer Asetat, pH = 4,7

Etil Alkohol 95%

5 ml

1 ml

-

-

6 ml

5 ml

-

1 ml

-

6 ml

5 ml

-

-

1 ml

6 ml

3. Denaturasi Protein

tabung 1 2 3

Larutan Albumin

HCl 0,1 M

NaOH 0,1 M

Buffer Asetat, pH = 4,7

9 ml

1 ml

-

-

9 ml

-

1 ml

-

9 ml

-

-

1 ml

Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan pada

temperature kamar. Dalam tabung mana yang kelihatang mengendap. Untuk tabung-tabung(1)

dan (2) tambahakan 10 ml buffer asetat pH 4,7. Tulis hasilnya.

VI. Hasil Pengamatan

1. Uji Koagulasi

No Prosedur Perrcobaan Hasil pengamatan

1.

2.

Larutan Susu bubuk 5%+ 2 tetes CH3COOHDipanaskan pada air mendidih

Uji kelarutan endapan didalam air+ Reagen Millon & dipanaskan

Larutan susu kedelai 5 ml, 5% + 2 tetes CH3COOH

Larutan putih keruh + gumpalan putih

Terdapat koagulasi putih diatas larutan & satuan berwarna bening agak keruhTidak larutEndapan merah Bata

Larutan kuning keruh

Page 9: Praktikum BioKimia V

3.

4.

5.

Dipanaskan pada air mendidih

Uji kelarutan endapan didalam air+ Reagen Millon & dipanaskan

Larutan Putih Telur 5%+ 2 tetes CH3COOHDipanaskan pada air mendidih

Uji kelarutan endapan didalam air+ Reagen Millon & dipanaskan

Larutan Kuning telur 5%+ 2 tetes CH3COOHDipanaskan pada air mendidih

Uji kelarutan endapan didalam air+ Reagen Millon & dipanaskan

Albumin 5%+ 2 tetes CH3COOHDipanaskan pada air mendidih

Uji kelarutan endapan didalam air+ Reagen Millon & dipanaskan

Terbentuk endapan kuning

Endapan tidak larut dalam air Endapan merah bata

Larutan putih keruh

Larutan lebih keruh dan lebih kental

Endapan tidak larutEndapan merah bata.

Larutan putih keruh

Terdapat endapan-endapan kecil

Tidak Larut dalam airEndapan merah bata.

Larutan putih keruh Terbentuk endapan kuning

Endapan tidak larut dalam airEndapan merah bata

Pengendapan dengan AlkoholNo Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan 1

2

3

4

Albumin 5ml, 5 %+ HCl 0,1 M (1 ml) + etil alcohol+ NaOH 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ B. Asetat 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

Kuning Telur 5ml, 5 %+ HCl 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ NaOH 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ B. Asetat 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

Putih Telur 5ml, 5 %+ HCl 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ NaOH 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ B. Asetat 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

Susu Bubuk 5ml, 5 %+ HCl 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ NaOH 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ B. Asetat 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

Larutan kuning + Gelatin pada bagian tengahLarutan Kuning + Gelatin putih keruh bagian atasnyaLarutan kuning(bawah) + larutan putih keruh (atas) + endapan putih

larutan yang terdiri 3 lapis ( atas bening, tengah gelatin putih, bawah kuning keruhlarutan yang terdiri 3 lapis(atas bening, tengah gelatin putih, bawah agak keruh). Larutan yang terdidri 3 lapis ( atas keruh, tengah gelatin putih,kuning keruh )

Larutan tak berwarna + C2H5OHendapan putihLarutan tak berwarna + C2H5OHendapan putih ( lebih banyak dr HCl)Larutan tak berwarna + C2H5OHendapan putih ( banyak)

Larutan Putih Susu + C2H5OHendapan putihLarutan Putih Susu + C2H5OHendapan putih( lebih banyak dari HCl)Larutan Putih susu + C2H5OHendapan putih (Lebih banyak dari NaOH)

Page 10: Praktikum BioKimia V

5

Susu Kedelai 5ml, 5 %+ HCl 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

+ NaOH 0,1 M (1 ml) + etil alcohol+ B. Asetat 0,1 M (1 ml) + etil alcohol

Larutan keruh + gelatin putih ditengah + larutan sedikit keruh (atas) lebih keruh pada bagian bawah.Larutan kuning + gelatin putih diatas larutan Larutan keruh bagian bawah lebih keruh dari pada bagian atas.

Denaturasi Protein

No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan 1

2

Susu Bubuk 5 %Tabung I9 ml larutan + 1 ml HCl 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung II9 ml larutan 9 ml larutan + 1 ml NaOH 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung III9 ml larutan + 1 ml Buffer asetat 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan

Susu Kedelai 5 %Tabung I9 ml larutan + 1 ml HCl 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7Tabung II9 ml larutan 9 ml larutan + 1 ml NaOH 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung III9 ml larutan + 1 ml Buffer asetat 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan

Putih Telur 5 %Tabung I

Larutan putih susu(tampa perubahan apa2)Larutan tak berwarna + endapan putih(atas)

Larutan putih keruh (bawah) + endapan putih diatasnya.

Larutan putih susu ( tampa perubahan apa2)

Larutan berubah warna kuning tua

Larutan berwarna kuning muda.

Larutan putih susu(tampa perubahan apa2)

Larutan berubah warna menjadi putih keruh + endapan putih diatasnya.

Larutan kuning beningLarutan menjadi kuning keruh dan ada endapan

Larutan menjadi putih keruh dan ada endapan

Larutan menjadi kuning keruh

Larutan menjadi kuning(lebih dr HCl) keruh + ada endapan Larutan menjadi putih keruh,(lebih keruh dari HCl + endapan)

Larutan menjadi putih keruh

Larutan menjadi putih keruh ( lebih bening dari HCl dan NaOH) dan terdapat endapan putih

Page 11: Praktikum BioKimia V

3

4

5

9 ml larutan + 1 ml HCl 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung II9 ml larutan 9 ml larutan + 1 ml NaOH 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung III9 ml larutan + 1 ml Buffer asetat 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan

Kuning Telur 5 %Tabung I9 ml larutan + 1 ml HCl 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung II9 ml larutan 9 ml larutan + 1 ml NaOH 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7Tabung III9 ml larutan + 1 ml Buffer asetat 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan

Albumin 5 %Tabung I9 ml larutan + 1 ml HCl 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung II9 ml larutan 9 ml larutan + 1 ml NaOH 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan + 10 ml Buffer Asetat ph 4,7

Tabung III9 ml larutan + 1 ml Buffer asetat 0,1 MTabung ditempatkan diair mendidih selama 15 menit, didinginkan

Larutan tak berwarnaLarutan tak berwarna

Larutan putih keruh + gelatin putih

Larutan tak berwarna

Larutan tak berwarna

Larutan putih keruh + gelatin putih

Larutan tak berwarna

Larutan putih keruh + gelatin putih.

Larutan keruh

Larutan keruh

Larutan bening

Larutan keruh + endapan

Larutan keruh dan ada endapan putih.

Berbentuk padatan putih Tetap tidak berubah

Tidak ada perubahan

Berubah menjadi larutan kuning

Terbentuk gelatin putih

Berubah menjadi gel putih

Page 12: Praktikum BioKimia V

VII. Reaksi Kimia

Pengendapan dengan Alkohol

O

- HN – CH – C –NH – CH – C - H3N+ - CH – COOH + H3N+ - CH – COOH

R R’ R R’

2 H3N+ - CH – COOR’

R

Denaturasi Protein

O O

[ - NHCHC – NHCHC - ] H2O, H+ H2NCHCO2H + H2NCHCO2H

R R kalor R R

COO - COOH

H3N+ - C – H + H+ H3N+ - C – H

R HCl R

COO - COO -

H3N+ - C – H + OH- H2N – C – H + H2O

R NaOH R

Page 13: Praktikum BioKimia V

VIII. Pembahasan

Pada percobaan ini mengenai uji koagulasi digunakan albumin, putih telur kuning telur,

susu bubuk dan susu. Untuk menggumpalkan protein ini maka ditambahkan asam pada uji

koagulasi ini. Pada percobaan ini digunakan Asam asetat. Pada percobaan uji koagulasi ini

dimana berdasarkan literatur jika protein ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan

terdenaturasi atau terjadi penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan

yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada

percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen millon

dan menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi

menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah mengalami

koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion

logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga

menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

Untuk percobaan yang kedua yaitu pengendapan dengan alcohol menggunakan

asam( HCl), basa (NaOH) dan Buffer asetat serta alcohol ( Etanol ). Berbagai protein globular

mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan

ini adalah pH, kekuatan ion, sifat dielketrik pelarut dan temperatur. Maka dari itu adanya

Page 14: Praktikum BioKimia V

perbedaan hasil pada larutan protein yang ditetesi HCl, NaOH dan Buffer Asetat ( perbedaan

pada letak gelatin dan adanya endapan putih pada larutan yang ditetesi Buffer Asetat).

Pemisahan protein dari campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH isoelektrik

yang berbeda-beda untuk tiap macam protein. Pada umumnya molekul protein mempunyai daya

kelarutan minimum pada pH isoelektriknya. Pada Ph isoelektriknya bebrapa protein akan

mengendap dari larutan, sehingga dengan cara pengaturan pH larutan, masing-masing protein

dalam campuran dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang disebut

pengendapan isoelektrik dan pengendapan dengan alcohol ini merupakan salah satu contoh dari

pengendapan isoelektrik. Titik isoelektrik protein terdapat pada pH yang menunjukkan jumlah

muatan positif dan negatif sama dalam protein itu, sehingga pada keadaan ini daya larut protein

minimum. Pada pH ini protein tidak akan bergerak bila diletakkan dalam medan listrik, pH

isoelektriknya ditentukan oleh jumlah dan pK gugus R yang berionisasi. Dalam larutan yang pH

nya diatas pH isoelektrik. Protein bermuatan negatif dan kanan bergerak ke anoda, pada pH

sebaliknya protein bergerak ke katoda.

Dari percobaan diatas didapat bahwa jika Protein dipanaskan sampai kira-kira 60-90oc,

larutan tersebut lambat laun akan menjadi keruh dan membentuk koagulasi gelatin atau endapan

putih. Protein berkoagulasi menjadi padatan putih dengan pemanasan. Setelah Protein t

terkoagulasi oleh panas dengan cara ini, produk yang terjadi tidak akan melarut lagi dengan

pendinginan dan tidak dapat membentuk dan larutan jernih seperti larutan semula sebelum

dipanaskan . Pemanasan Protein, telah mengubah sifat-sifatnya secara tidak dapat balik.

Pengaruh panas terjadi pada semua protein globular, tampa memandang ukuran atau fungsi

biologinyaSedangkan untuk denaturasi Protein yang merupakan perubahan sifat fisik dari

protein, perubahan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu perubahan suhu,

akibat adanya pemanasan adanya reagen yang digunakan. Akibat adanya pemanasan karena

protein sangat peka terhadap lingkungan apalagi adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan

larutan menjadi keruh dan adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi.

Perubahan kimia yang berhubungan dengan denaturasi protein adalah protein dapat diakibatkan

bukan hanya oleh adanya pemanasan, tetapi juga pH, dan juga pelarut organiknya. . Pada pH dan

suhu yang tinggi maka protein globular mengalami fisik yang dinamakan Denaturasi. Salah satu

sifat yang tampak adalah kelarutannya yang menurun. Pembentukan gumpalan putih pada bagian

Page 15: Praktikum BioKimia V

telur yang putih merupakan salah satu contoh terdenaturasi. Oleh karena itulah maka endpan

yang disaring ketika ditetesi reagen Millon dan dibakar akan menunjukkan warna merah bata.

IX. Kesimpulan

1. Protein sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya seperti perubahan

suhu (pemanasan) dan perubahan pH yang ekstrim (penambahan asam atau basa). Sehingga

protein mengalami kerusakan pada strukturnya (denaturasi)

2. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat

yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan

terjadinya koagulasi (penggumpalan).

3. Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air. Variabel

yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion, sifat dielketrik pelarut dan

temperatur.

4. Pengendapan dengan alcohol ini merupakan salah satu contoh dari pengendapan isoelektrik.

5. dan pengendapan dengan alcohol ini merupakan salah satu contoh dari pengendapan

isoelektrik. Titik isoelektrik protein terdapat pada pH yang menunjukkan jumlah muatan

positif dan negatif sama dalam protein itu, sehingga pada keadaan ini daya larut protein

minimum.

Page 16: Praktikum BioKimia V

X. DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, dkk, 1996, Pengantar Praktikum Kimia Organik, Depdikbud Dirjen Perguruan

Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Akademik : Jakarta.

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasat Biokimia. Jakarta : UIP

Page 17: Praktikum BioKimia V