laporan praktikum biokimia lp.docx

25
Laporan Praktikum Biokimia Nama Percobaan : LP – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein Hari / Tanggal Percobaan : Kamis / 20 September 2012 / 13.00 – 15.00 Kelompok : C Golongan : S Nama Mahasiswa / NRP : - Raymond Harris Mustafa (2443011185) - Petronela Stefania Rondo (2443011173) - Iranius Agung Astra Amijaya (2443011190) - Gratia Sintia (2443011172) - Ani Rombe Sarungngu (2443011177) I. Tujuan Percobaan Menentukan secara kualitatif lemak serta protein yang didasarkan pada sifat-sifat fisika & kimia senyawa lemak dan protein. II. Dasar Teori a. Uji Sifat Kelarutan Minyak zaitun sukar larut dalam etanol (95%) (kelarutan setara dengan 1:100-1000); mudah larut dalam kloroform (kelarutan setara dengan 1:1-10), dalam eter dan dalam eter minyak tanah (Farmakope Indonesia III). b. Uji Pembentukan Akrolein

Upload: raven-moarte

Post on 10-Aug-2015

655 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

Laporan Praktikum Biokimia

Nama Percobaan : LP – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein

Hari / Tanggal Percobaan : Kamis / 20 September 2012 / 13.00 – 15.00

Kelompok : C

Golongan : S

Nama Mahasiswa / NRP : - Raymond Harris Mustafa (2443011185)

- Petronela Stefania Rondo (2443011173)

- Iranius Agung Astra Amijaya (2443011190)

- Gratia Sintia (2443011172)

- Ani Rombe Sarungngu (2443011177)

I. Tujuan Percobaan

Menentukan secara kualitatif lemak serta protein yang didasarkan pada sifat-

sifat fisika & kimia senyawa lemak dan protein.

II. Dasar Teori

a. Uji Sifat Kelarutan

Minyak zaitun sukar larut dalam etanol (95%) (kelarutan setara dengan 1:100-

1000); mudah larut dalam kloroform (kelarutan setara dengan 1:1-10), dalam eter dan

dalam eter minyak tanah (Farmakope Indonesia III).

b. Uji Pembentukan Akrolein

Gliserol, yang umumnya disebut gliserin, merupakan alkohol trihidrat yang

paling sederhana. Merupakan cairan berminyak dan tak berwarna dengan rasa agak

manis. Selain menjadi hasil samping dalam pembuatan sabun, gliserol juga dapat

diperoleh dari fermentasi glukosa dengan mengubah kondisi melalui cara tertentu

untuk mengurangi pembentukan CO2 dan alkohol. Dapat pula diperoleh dalam jumlah

besar secara sintetis dari hasil pengertakan (cracking) minyak bumi. Dapat saling

larut dalam air dan alkohol pada semua perbandingan namun hampir tidak dapat larut

dalam eter. Dengan bahan pendehidrasi, akrilaldehid atau akrolein akan terbentuk:

Page 2: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

CH2OH CH2

CHOH 2.H2O CH

CH2OH C O

H

Gliserol Akrilaldehid

Akrolein memiliki bau tajam dan tidak enak, sehingga dapat mudah dideteksi.

Semua senyawa yang mengandung gliserol akan menunjukkan hasil yang sama

(Kleiner and Orten, 1966).

c. Uji Liebermann-Buchard

Jika ke dalam larutan kolesterol dalam kloroform ditambahkan asam asetat

anhidrida dan asam sulfat pekat (dalam kondisi mendekati anhidrat jika

memungkinkan), warna biru hingga ungu akan muncul, yang berubah menjadi hijau

zamrud. Pada kondisi yang terjaga, warna hijau yang dihasilkan setara dengan jumlah

kolesterolnya. Reaksi ini, yang dikenal dengan reaksi Liebermann-Buchard, telah

menjadi dasar untuk perkiraan kuantitatif kolesterol dalam darah dan bahan biologis

lain (Kleiner and Orten, 1966).

d. Uji Xanthoprotein

Asam nitrat pekat akan membuat protein berwarna kuning. Netralisasi dengan

natrium hidroksida akan menggelapkan warnanya menjadi jingga. Uji ini, yang akan

dikenal sebagai noda asam nitrat di kulit, dikarenakan nitrasi pada inti benzena dari

adanya asam amino aromatik, tirosin dan triptofan (Kleiner and Orten, 1966).

e. Uji Ninhidrin

Jika larutan α-asam amino dididihkan dengan ninhidrin (triketohidrinden

hidrat), CO2 akan memisah dan akan terbenuk warna ungu. Semua α-asam amino

menunjukkan hasil ini, juga protein dan peptida. Prolin dan hidroksi prolin

menghasilkan warna kuning dan beragam asam amino lain menghasilkan beragam

warna tipis seperti ketebalan pada warna ungu. Pada reaksi ini, gugus karboksil asam

amino akan diubah menjadi CO2 yang dapat dengan mudah ditentukan, dan aldehid

yang lebih sederhana akan terbentuk.

Page 3: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

Warna kebiru-biruan yang muncul dikarenakan pembentukan kompleks

gabungan ninhidrin, hidrindantin, dan ammonia (Kleiner and Orten, 1966).

f. Uji Biuret

Larutan protein yang akan diuji, dibuat sangat basa dengan natrium hidroksida

dan kemudian ditambahkan sejumlah kecil larutan sangat encer dari tembaga sulfat.

Warna pink mawar ke violet ke ungu akan dihasilkan. Warna tersebut bergantung

pada dua atau lebih ikatan peptide yakni sebagai berikut:

C C N C

O H

Tergabung ke satu sama lain atau terpisah oleh atom karbon / nitrogen

tunggal. Akibatnya, asam amino bebas tidak akan bereaksi melalui uji biuret. Gugus-

gugus yang hampir mirip lainnya akan memberi hasil yang sama. Sebagai contoh:

C N dan C N

S H NH H

Rumus struktur Biuret adalah sebagai berikut:

CONH2

NH

CONH2

Garam ammonium ikut terlibat dan bereaksi pada uji ini dengan membentuk

senyawa berwarna biru gelap. Sehingga, jika sejumlah besar garam sulfat ikut ada

dalam uji, yang mungkin sebagai hasil pembentukan garam, sejumlah besar alkali

berlebih (seharusnya) digunakan dalam uji ini (Kleiner and Orten, 1966).

(Kleiner and Orten, 1966)

Page 4: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

g. Uji Pengendapan

1. Dengan logam-logam berat

Protein akan terendapkan oleh garam dari logam-logam berat, seperti

raksa, perak, dan timbal. Ini terjadi pada sisi basa dari titik isoelektrik.

Logam-logam bergabung dengan gugus-gugus karboksil, sehingga

membentuk raksa proteinat, dan sebagainya. Penerapan lain dari sifat ini

adalah penggunaan protein sebagai antidot untuk racun-racun metalik

(logam). Putih telur, susu, dan protein cair lainnya dapat digunakan,

namun endapan logam protein harus dikeluarkan dari lambung dengan

sebuah emetic atau selang untuk mencegah pencernaan protein dan

pelepasan, pelarutan kembali, dan penyerapan logam beracun (Kleiner and

Orten, 1966).

2. Dengan larutan alkaloida.

Beberapa asam akan mengendapkan protein. Disini protein akan bereaksi

karena gugus NH2 bebas yang mereka miliki. Asam mengendapkan

protein dengan cara ini terkadang disebut sebagai “pereaksi alkaloida”

karena mereka mampu mengendapkan banyak jenis alkaloid. Yang

termasuk di antaranya adalah asam pikrat, asam trikloroasetat, asam

fosfotungstat, dan asam fosfomolibdat, menghasilkan protein

trikloroasetat, dan sebagainya. Asam perklorat telah diperkenalkan sebagai

pengendap protein yang efektif. Yang lainnya, asam sulfosalisilat,

digunakan untuk mendeteksi protein secara kualitatif dan menentukan

mereka secara kuantitatif dalam urine dan cairan tubuh (Kleiner and

Orten, 1966).

Page 5: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

III. Alat dan Bahan

Alat:

- Tabung reaksi dan raknya

- Penangas air

- Mikroskop

- Pipet Pasteur

Bahan:

- Minyak zaitun

- Larutan kolesterol

- Larutan protein

- Eter

- Kloroform

- Alkohol

- Asam asetat anhidrida

- Asam sulfat pekat

- Asam nitrat pekat

- Larutan NaOH 40% dan 15%

- Larutan ninhidrin 0.1%

- Larutan CuSO4 encer

- Larutan HgCl2

- Larutan feri klorida

- Larutan timbal asetat

- Larutan perak nitrat

- Larutan sulfosalisilat 20% / asam trikloroasetat / asam tannat / asam

fosfotungtat

Page 6: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

IV. Cara Kerja

a. Sifat Kelarutan

b. Uji Pembentukan Akrolein

c. Uji Liebermann-Buchard

Sediakan empat buah tabung reaksi, masing-masing beri tanda A, B, C, dan D.

Isilah masing-masing tabung dengan A 5 mL air, B 5 mL eter, C 5 mL kloroform, dan D 5 mL alkohol.

Kemudian tambahkan 3 tetes minyak zaitun ke dalam masing-masing tabung.

Amati apa yang terjadi pada masing-masing tabung.

Masukkan 0.5 mL minyak zaitun ke dalam tabung reaksi yang kering.

Tambahkan beberapa kristal natrium bisulfat, lalu dengan hati-hati panaskan tabung tersebut.

Perhatikan bau yang timbul dari tabung reaksi tersebut.

Ambil dua tabung reaksi yang kering dan beri tanda A dan B.

Masukkan ke dalam tabung A 2 mL larutan kolesterol dalam kloroform dan ke tabung B 2 mL kloroform.

Ke dalam masing-masing tabung tersebut tambahkan 1 mL asam asetat anhidrida, lalu kocok campuran

tersebut.

Kemudian secara perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi tambahkan 2 mL asam sulfat pekat.

Amati warna cincin yang timbul pada perbatasan kedua lapisan dan kemudian kocok tabung reaksi serta amati

warna yang timbul pada masing-masing tabung.

Page 7: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

d. Uji Xanthoprotein

e. Uji Ninhidrin

f. Uji Biuret

Masukkan 3 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 mL

asam nitrat pekat dan didihkan. (Amati warna yang terbentuk)

Dinginkan dan tambahkan larutan natrium hidroksida 40% secukupnya.

(Amati warna yang terbentuk)

Masukkan 1 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 4 tetes larutan ninhidrin

0.1%, campur dan panaskan sampai mendidih.

Amati warna yang terjadi.

Masukkan 5 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 5 mL natrium

hidroksida, lalu kocok.

Tambahkan 5 tetes larutan kuprisulfat encer.

Amati warna yang terjadi.

Page 8: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

g. Uji Pengendapan

1. Dengan logam-logam berat.

2. Dengan larutan alkaloida.

Masukkan 3 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan

tetes demi tetes larutan merkuri klorida.

Perhatikan timbulnya kekeruhan.

Masukkan 3 mL larutan protein ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan

beberapa tetes larutan sulfosalisilat 20%.

Perhatikan timbulnya endapan.

Page 9: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

V. Hasil Pengamatan

a. Uji Sifat Kelarutan

b. Uji Pembentukan Akrolein

Tabung A berisi minyak zaitun dalam air; minyak

zaitun tidak larut dan berada di bagian atas.

Tabung B berisi minyak zaitun dalam eter; minyak

zaitun larut dalam eter.

Tabung C berisi minyak zaitun dalam kloroform; minyak

zaitun larut.

Tabung D berisi minyak zaitun dalam

alkohol; minyak zaitun “terlihat” tidak

larut dan berada di bagian bawah.

Tabung berisi 0.5 mL minyak zaitun yang ditambah beberapa kristal Na-bisulfat; setelah dididihkan, muncul bau seperti minyak tengik dari campuran tersebut.

Page 10: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

c. Uji Liebermann-Buchard

d. Uji Xanthoprotein

Tabung B berisi 2 mL kloroform; tidak terjadi pembentukan cincin berwarna, dan larutan tidak

berubah warna setelah dikocok.

Tabung A berisi 2 mL larutan kolesterol dalam kloroform; terjadi pembentukan cincin

berwarna merah kecoklatan, dan larutan berubah warna menjadi merah kecoklatan

setelah dikocok.

Tabung berisi 3 mL larutan protein dan 1 mL asam nitrat pekat, pada saat

pencampuran dan setelah dididihkan, warna campuran adalah kuning

terang.

Ditambahkan NaOH q.s

Setelah ditambah NaOH secukupnya, warna larutan menggelap, menjadi orange.

Page 11: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

e. Uji Ninhidrin

f. Uji Biuret

Tabung berisi 1 mL larutan protein dan 4 tetes larutan ninhidrin 0.1%; setelah dipanaskan hingga mendidih, warna

larutan berubah menjadi violet.

Tabung berisi 5 mL larutan protein dan 5 mL NaOH 15%, lalu dikocok, kemudian ditambah 5 tetes CuSO4 encer;

pada larutan, terbentuk dua warna; warna pada lapisan atas adalah ungu, sedangkan warna pada lapisan bawah

(terlihat seperti endapan) berwarna biru.

Page 12: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

g. Uji Pengendapan

Dengan larutan alkaloida; pada tabung muncul endapan berwarna putih.

Dengan logam berat, larutan pada tabung menjadi keruh

(putih).

Page 13: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

VI. Pembahasan

Pembahasan Hasil Percobaan Dikaitkan dengan Teori dan Tujuan Praktikum

a. Uji Kelarutan

Hasil yang kami peroleh melalui praktikum sesuai dengan dasar teori pada

laporan ini, yakni:

- Minyak zaitun tidak larut dalam air (tabung reaksi A)

- Minyak zaitun larut dalam eter (tabung reaksi B)

- Minyak zaitun larut dalam kloroform (tabung reaksi C)

- Minyak zaitun sulit larut dalam alkohol (tabung reaksi D); pada percobaan,

minyak zaitun “terlihat” tidak larut dalam alkohol pada tabung D, namun

sebenarnya ada sedikit minyak zaitun yang terlarut dalam alkohol.

b. Uji Pembentukan Akrolein

Hasil yang kami peroleh melalui praktikum sesuai dengan dasar teori yang

ada pada praktikum ini, yakni tercium bau tengik, sebagai hasil dari minyak zaitun

yang ditambahkan beberapa Kristal Na-bisulfat (seujung sendok tanduk) lalu

dipanaskan.

c. Uji Liebermann-Buchard

Hasil yang kami peroleh melalui praktikum sesuai dengan prinsip dasar teori

yang ada pada praktikum ini, yakni munculnya cincin berwarna merah kecoklatan di

antara dua lapisan, dan warna larutan menjadi merah kecoklatan setelah dikocok.

d. Uji Xanthoprotein

Hasil yang kami peroleh pada praktikum ini sesuai dengan dasar teori yang

ada pada laporan ini, dimana larutan berisi larutan protein dan asam nitrat pekat yang

dididihkan akan berubah warna menjadi kuning, dan setelah didinginkan dan

ditambahkan NaOH, warnanya berubah menjadi orange.

Page 14: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

e. Uji Ninhidrin

Hasil yang kami dapatkan melalui praktikum ini sesuai dengan dasar teori

yang ada pada laporan ini, dimana warna larutan yang berisi larutan protein dan

ninhidrin 0.1% berubah menjadi violet setelah dipanaskan.

f. Uji Biuret

Hasil yang kami peroleh pada praktikum ini sesuai dengan dasar teori yang

ada pada laporan ini, dimana larutan berisi larutan protein dan NaOH 15% yang

dikocok, lalu ditambahkan CuSO4 encer, akan berubah warna menjadi ungu, dengan

terbentuknya lapisan berwarna biru pada bagian bawah larutan.

g. Uji Pengendapan

1. Dengan Logam Berat

Hasil yang kami peroleh pada praktikum ini berbeda dengan dasar teori yang

ada pada laporan ini. Hasil praktikum yang kami peroleh adalah larutan menjadi

keruh dengan warna kekeruhan adalah putih, namun apa yang tertera pada literatur

yang menjadi pustaka kami adalah bahwa protein akan terendapkan oleh logam berat.

Hal ini dapat disebabkan karena konsentrasi dari logam berat yang ditambahkan

adalah kecil, sehingga belum cukup untuk membuat protein menjadi terendapkan.

2. Dengan Larutan Alkaloida

Hasil yang kami peroleh pada praktikum ini sesuai dengan dasar teori yang

ada pada laporan ini, dimana pada larutan protein yang ditetesi dengan larutan

sulfosalisilat (yang merupakan larutan alkaloida), terbentuk endapan berwarna putih.

Jawaban dari Bahan Diskusi / Pembahasan

1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tentang macam-macam lemak.

Jawab:

Klasifikasi mengenai lemak:

I. Lipid sederhana – ester dari asam-asam lemak dengan beragam alcohol

1. Lemak netral : triester dari asam lemak dengan gliserol

2. Lilin (wax) : ester dari asam lemak dengan alcohol alifatik

monohidroksi yang tingkatannya lebih tinggi dari gliserol.

(a) Lilin murni: produk dari hewan dan tanaman dimana esternya

terdiri dari asam palmitat, asam stearat, asam oleat, atau ester dari

Page 15: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

asam lemak lain dari setil alcohol (CH3[CH2]14CH2OH) yang lebih

panjang atau alkohol rantai lurus yang lebih panjang.

(b) Ester kolesterol: ester dari asam-asam lemak dengan kolesterol.

(c) Ester vitamin A: ester asam palmitat / asam stearat dari vitamin A.

(d) Ester vitamin D.

II. Lipid (yang membentuk senyawa): ester dari asam-asam lemak dengan

alkohol-alkohol ditambah gugus-gugus lain

1. Fosfolipid: lipid yang mengandung asam fosforat dan, pada

kebanyakan kasus, sebuah basa nitrogen.

2. Glikolipid/serebrosid: lipid yang mengandung sebuah karbohidrat dan

juga nitrogen namun tanpa fosfat dan tanpa gliserol.

3. Sulfolipid: lipid yang “terkarakterisasi” karena memiliki gugus sulfat.

4. Lipoprotein: lipid yang terikat pada plasma/protein-protein lain.

III. Lipid hasil turunan: turunan (lipid) yang diperoleh melalui hidrolisis lipid

yang termuat kelompok I dan II, yang masih memiliki karakteristik fisika

umum dari lipid.

1. Asam-asam lemak jenuh dan tak jenuh.

2. Monogliserida dan digliserida.

3. Alkohol-alkohol.

(a) Alkohol rantai lurus: alkohol-alkohol yang tak dapat larut dengan

berat molekul lebih tinggi, yang diperoleh dari hidrolisis lilin

(wax).

(b) Sterol dan steroid lainnya, mencakup vitamin D.

(c) Alkohol yang mengandung cincin β-ionon: mencakup vitamin A

dan karotenoid tertentu.

IV. Lain-lain.

1. Hidrokarbon alifatik: mencakup iso-oktadekana yang ditemukan pada

lemak hati dan hidrokarbon tertentu ditemukan pada lilin (wax) lebah

dan lilin (wax) tumbuhan.

2. Karotenoid.

3. Squalen: sejenis hidrokarbon yang ditemukan pada hati hiu dan

mamalia serta dalam sebum manusia.

4. Vitamin E dan K. (Bloor, 1943)

Page 16: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

2. Berdasarkan hasil percobaan, tuliskan sifat-sifat lemak.

Jawab:

a. Lemak tidak dapat larut dalam air dan dapat larut dalam 1/lebih bagian pelarut

organik, seperti eter, kloroform, benzena dan aseton.

b. Lemak (terutama yang mengandung gliserol) akan membentuk akrolein /

akrilaldehid oleh bahan pendehidrasi dan menghasilkan bau menyengat.

c. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asetat dan asam

sulfat pekat akan menghasilkan warna biru-ungu dan berubah menjadi hijau

zamrud.

3. Berdasarkan pustaka, tuliskan sifat-sifat lemak lainnya yang disebutkan pada

nomor 2.

Jawab:

a. Kekerasan / konsistensi lemak berkaitan dengan titik leleh mereka, yang

tidak tajam / berbeda jauh, karena lemak alam merupakan campuran

daripada zat murni. Titik solidifikasi (pengerasan) lebih rendah dari titik

lelehnya. Gliserida asam lemak rendah meleleh pada suhu yang lebih

rendah dibanding asam lemak yang lebih tinggi, dan gliserida asam lemak

tak jenuh masih lebih rendah (titik lelehnya).

b. Massa jenis semua lemak adalah kurang dari 1 gr/mL. akibatnya emak

mengapung di air.

c. Lemak dapat dihidrolisis oleh uap dari panas tinggi, oleh alkali, atau oleh

enzim pemecah lemak yang spesifik, lipase; menghasilkan gliserol dan

asam lemak.

O

CH2 O C C17H33 CH2OH

O

CH O C C17H33 + 3H2O CHOH + 3C17H33COOH

O Asam Oleat

CH2 O C C17H33 CH2OH

Triolein

(Kleiner and Orten, 1966)

Page 17: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

VII. Kesimpulan

Lemak dan protein dapat diidentifikasi secara kualitatif melalui beberapa uji,

berdasarkan karakteristik fisika dan kimia yang mereka miliki.

Lemak dapat diuji secara kualitatif melalui uji sifat kelarutan, uji Liebermann-

Buchard, dan uji pembentukan akrolein.

Protein dapat diuji secara kualitatif melalui uji ninhidrin, uji biuret, uji

xanthoprotein, dan uji pengendapan (dengan logam berat dan dengan larutan

alkaloida).

Surabaya, 18 September 2012

Praktikan,

Raymond Harris Mustafa

Page 18: Laporan Praktikum Biokimia LP.docx

VIII. Daftar Pustaka

Bloor, W. R. Biochemistry of the Fatty Acids and Their Compounds, the

Lipids. New York. 1943, Reinhold Publishing Corp.

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia. 2012. Fakultas Farmasi Universitas

Katolik Widya Mandala Surabaya.

Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Kleiner and Orten: Biochemistry 7th edition. Saint Louis. 1966. The C. V.

Mosby Company.