laporan praktikum biokimia
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA“Pembuatan Buffer”(download at
http://www.4shared.com/office/78fxGKOW/laporan_Praktikum_Biokimia_Buf.html?)
KELOMPOK 3:INTAN MAULI IWARI
FUADY HANIEFCHRISTIE ADI OKTAVIANA
ALI PANCAKIMIA 4-A
PROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYAHID JAKARTA
Hari/Tanggal:Kamis/12 April 2012 Asisten Labotorium:Muhammad Rafi H.
Dosen:La ode Sumarlin M.Si
PEMBUATAN BUFFER
I.Latar Belakang
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah
sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak
berubah.
1. Larutan Penyangga Asam
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan
penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A - ). Larutan ini

dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya. Contoh,
larutan penyangga dari campuran asam asetat dengan natrium asetat. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut.
CH 3 COOH (aq) --> CH 3 COO - (aq) + H + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat, dengan
catatan basa kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat asam
lemah dan garamnya (basa konjugasinya).
CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)
HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)
Asam lemah Basa konjugasi
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan
penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan ini
bisa dibuat dengan mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya. Contoh,
larutan penyangga dari campuran amonia dengan amonium klorida. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut.
NH 3 (aq) + H + (aq) --> NH 4 + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran basa lemah dengan asam kuat, dengan
catatan asam kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat basa
lemah dan garamnya (asam konjugasinya). Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
NH 3(aq) + HCl (aq) --> NH 4 Cl (aq)

reaksi kesetimbangan pada larutan penyangga adalah sebagai berikut
B (aq) + H 2 O (l) --> BH + (aq) + OH - (aq)
PRINSIP KERJA LARUTAN PENYANGGA
Sebenarnya penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran pada larutan
penyangga menimbulkan sedikit perubahan pH (tetapi besar perubahan pH sangatlah
kecil) sehingga pH larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada kisarannya.
Namun, jika asam atau basa ditambahkan ke larutan bukan penyangga maka perubahan
pH larutan akan sangat mencolok.Prinsip kerja dari larutan penyangga yang dapat
mempertahankan harga pH pada kisarannya adalah sebagai berikut.
a. Larutan Penyangga Asam HA/A -
HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)
Jika ditambah sedikit asam kuat (H + ).Ion H + dari asam kuat akan menaikkan
konsentrasi H + dalam larutan, sehingga reaksi kesetimbangan larutan terganggu; reaksi
akan bergeser ke kiri. Namun, basa konjugasi (A - ) akan menetralisir H + dan
membentuk HA
A - (aq) + H + (aq) → HA (aq)
sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang
berarti, besarnya pH dapat dipertahankan pada kisarannya.jika ditambah sedikit basa
kuat (OH - ).Ion OH - dari basa kuat akan bereaksi dengan H + dalam larutan, sehingga
konsentrasi H + menurun dan kesetimbangan larutan terganggu. Oleh karena itu, HA
dalam larutan akan terionisasi membentuk H + dan A - ; reaksi kesetimbangan bergeser
ke kanan

OH - (aq) + H + (aq) → H 2 O (l)
HA (aq) → A - (aq) + H + (aq)
sehingga, pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang
nyata; pH larutan dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat
menetralisir penambahan sedikit basa OH - .
HA (aq) + OH - (aq) → A - (aq) + H 2 O (l)
Pengenceran larutan merupakan penambahan air (H 2 O) pada larutan. Air (H 2 O) akan
mengalami reaksi kesetimbangan menjadi H + dan OH -, namun H 2 O yang terurai sangat
sedikit. Jadi, konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
b. Larutan Penyangga Basa B/BH +
B (aq) + H 2 O (l) --> BH + (aq) + OH - (aq)
Penambahan sedikit asam kuat (H + ).ion H + dari asam kuat dapat bereaksi dengan OH -
pada larutan, sehingga konsentrasi OH - menurun dan reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke kiri. Basa lemah (B) dalam larutan akan bereaksi dengan H 2 O membentuk
asam konjugasinya dan ion OH - .
H + (aq) + OH - (aq) → H 2 O (l)
B (aq) + H 2 O (l) → BH + (aq) + OH - (aq)
Pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan pH yang nyata, besarnya pH
dapat dipertahankan. Basa lemah dapat menetralkan penambahan sedikit asam (H + ).
B (aq) + H + (aq) → BH + (aq)
Penambahan sedikit basa kuat (OH - ),Adanya basa kuat (OH - ) dapat meningkatkan
konsentrasi OH - dalam larutan, sehingga reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

Namun adanya asam konjugasi (BH + ) dapat menetralkan kehadiran OH - dan
membentuk B dan H 2 O. Sehingga pada kesetimbangan tidak terdapat perubahan
konsentrasi OH - yang nyata, dan pH larutan dapat dipertahankan.
BH + (aq) + OH - (aq) → B (aq) + H 2 O (l)
Penambahan H 2 O dalam larutan akan langsung terionisasi menjadi H + dan OH -, namun
konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
LARUTAN PENYANGGA ASAM
pH larutan penyangga asam tergantung pada tetapan ionisasi asam lemah (Ka)
dan perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya, contoh
larutan penyangga asam adalah campuran dari larutan asam asetat (CH 3 COOH) dan
larutan natrium asetat (CH 3 COONa), asam asetat akan terionisasi sebagian, sedangkan
natrium asetat akan terionisasi sempurna. Jika terdapat a mol asam asetat dan g mol
natrium asetat, maka susunan reaksinya sebagai berikut.
CH 3 COOH (aq) → CH 3 COO - (aq) + H + (aq)
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Reaksi kesetimbangan asam asetat mempunyai harga tetapan ionisasi (Ka)
adalah:
sehingga
Berdasarkan kedua reaksi di atas, persamaan tetapan ionisasi Ka, ion CH 3 COO -
berasal dari garam dapat mendorong kesetimbangan menuju ke arah kiri, sehingga
jumlah mol CH 3 COOH bertambah. Jumlah CH 3 COOH yang terionisasi sebesar (a - )α

mol dan jumlah ion CH 3 COO - adalah (g + ) mol. Namun karena sangat kecil nilai α α α
diabaikan, sehingga mol CH 3 COOH = a mol dan mol CH 3 COO - = g mol.
LARUTAN PENYANGGA BASA
pH larutan penyangga basa bergantung pada tetapan ionisasi basa (Kb), dan
perbandingan konsentrasi basa (lemah) dengan konsentrasi asam konjugasinya. Contoh
larutan penyangga basa adalah campuran dari gas amonia (NH 3 ) dengan larutan
amonium klorida (NH 4 Cl).
Amonia merupakan basa lemah, sehingga hanya terionisasi sebagian, sedangkan
amonium klorida akan terionisasi sempurna. Jika terdapat b mol amonia dan g mol
amonium klorida, maka susunan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
NH 3 (aq) + H 2 O (l) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
NH 4 Cl (aq) --> NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Pada reaksi kesetimbangan amonia, harga tetapan ionisasi basa adalah sebagai
berikut.
sehingga
Berdasarkan kedua reaksi di atas, NH 4 + dari amonium klorida akan menggeser
kesetimbangan amonium, sehingga reaksi bergeser ke kiri dengan jumlah mol NH 4 +
bertambah dari g menjadi (g + ) mol dan mol NH α 3 dari b menjadi (b – ) mol. Karenaα
besarnya sangat kecil, maka pertambahan jumlah mol NH α 4 + dan NH3 diabaikan,
sehingga mol NH 3 = b mol, dan mol NH 4 + = g mol.

FUNGSI LARUTAN PENYANGGA
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis
kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang
biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap
perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45,
dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia
dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
Darah Sebagai Larutan Penyangga
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya
penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan
basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).
H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah.
Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang
disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion
bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes
miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan
dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di
gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida
yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 .
Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan
hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).

b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk
selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga
oksi hemoglobin adalah:
HHb + O 2 (g) → HbO 2 - + H +
Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin.Keberadaan oksigen pada reaksi di atas
dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya.
Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat
mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada
peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air
saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam
mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - )
dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) → H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
II.Tujuan
a. MENGETAHUI CARA PEMBUATAN BUFFER
b. MENGETAHUI PRINSIP PRINSIP PERHITUNGAN KIMIA DALAM PEMBUATAN BUFFER

III.Metodea. Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum adalah beaker glass 50 mL,batang
pengaduk,pipet tetes,label,gelas ukur,pipet ukur dan pH-meter.
Bahan yang di gunakan dalam praktikum adalah asam asetat 0,1 N,natrium
asetat,Na2HPO4 0,0067 N,KH2PO4 0,067 N,larutan buffer 7 standar kalibrasi.
b. Prosedur kerja
b.1 Pembuatan buffer standar asetat
Larutan asam asetat 0,1 N dicampurkan dengan larutan natrium asetat 0,1 N
dengan perbandingan yang telah di tentukan,setelah tercampur homogen,diukur pH
larutan buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan
lalu di bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil perhitungan
secara matematis.
b.2 Pembuatan buffer standar fosfat
Larutan Na2HPO4 0,067 N di campurkan dengan larutan KH2PO4 0,067 N
dengan perbandingan volume yang di tentukan,Setelah tercampur homogen,di ukur pH
buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan lalu di
bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil perhitungan secara
matematis.
Tabel Alat yang di gunakan dalam praktikum
1 Beaker Glass Rp57500 +50 Rp 575 Di ambil beaker glass dengan hati hatiDi isi dengan bahan yg di gunakanSetelah di gunakan buang bahan yg ada di dalamnyaDicuci hingga bersih

2 Batang Pengaduk Rp 6875 +40 Rp 68,75 Di ambil batang pengadukDi gunakan untuk mengaduk bahan kimiaSetelah di gunakan di cuci dan di bilas3 Gelas Ukur Rp133375 +20 Rp1333,75 Di ambil gelas ukur untuk mengukur volume larutan liat skala volume untuk menakar batas volume yg ingin di gunakan4 Pipet Tetes Rp 1150 +25 Rp11,5 Di ambil pipet tetes dengan hati hati kemudian di tekan bulb pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg berisi larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bulb kembali untuk mengeluarkan larutan5 Pipet Ukur RP78300 +20 Rp783 Di ambil pipet ukur dengan hati hati kemudian di putar alat penghisap larutan pada pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg berisi larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bagian atas alat penghisap untuk mengeluarkan larutan6 pH-Meter Rp 428000 +35 Rp4280 Di hubungan alat pH-meter dengan sumber listrik bila ada,tekan tombol on pada alat kemudian tekan tombol kalibrasi sambil di masukan batang sensor dan lakukan kalibrasi dengan larutan standar pH 7,setelah di kalibrasi di masukan batang sensor ke dalam sampel uji

Tabel bahan yang di gunakan dalam praktikum
No Nama Bahan Gambar Molekul Jumlah menurut modulJumlah real yang digunakan
Prediksi Harga(Rp)MSDS Pengolahan Limbah
1 Asam asetat 600 mL 150 ml Rp 4000/L ada Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair2 Natrium asetat400 mL 100 mL Rp ada Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair3 Na2HPO4 160 mL 40 mL Rp - Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat

pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair4 KH2PO4 340 mL 85 mL Rp - Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cairMSDS asam asetat
Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.
Bau: pedas, cuka-seperti, asam (Strong.)
Rasanya: Cuka, asam (Strong.)
Berat Molekul: 60,05 g / mol
Warna: tak berwarna. Jelas (Light.)
pH (1% soln / air): [. Asam] 2

Titik Didih: 118,1 ° C (244,6 ° F)
Melting Point: 16,6 ° C (61,9 ° F)
Kritis Suhu: 321,67 ° C (611 ° F)
Spesifik Gravity: 1,049 (Air = 1)
Tekanan Uap: 1.5 kPa (@ 20 ° C)
Kepadatan uap: 2.07 (udara = 1)
Volatilitas: Tidak tersedia.
Bau Threshold: 0,48 ppm
Air / Minyak Dist. . Coeff: Produk ini lebih mudah larut dalam air; log (minyak / air) = -
0.2
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter, aseton.
Kelarutan:Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton. Larut
dengan Gliserol, alkohol, Karbon Benzene,Tetraklorida. Praktis tidak larut dalam
disulfida Karbon.
Bagian 3: Identifikasi Bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan,
inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit hubungi (korosif, permeator), kontak mata
(korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama
pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat
menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkinmenghasilkan iritasi
parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas.
Radang mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang
ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,sesekali, terik.

Potensi Efek Kesehatan kronis:Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan,
inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan /
atau ragi. Teratogenik EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak
tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa selaput, kulit, gigi. Paparan
berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ
atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis
dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama paparan kabut semprotan
dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi
bronkus.
Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit :Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin
pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius:Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan
krim anti-bakteri. Mencari medis segera perhatian.
Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian
segera.

Serius Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas,
mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi.
PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk
memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau
korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.Serius tertelan: Tidak tersedia.
Bagian 6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tumpahan Kecil:
Encerkan dengan air dan mengepel, atau menyerap dengan bahan inert dan tempat
kering dalam wadah pembuangan limbah yang baik. Jika diperlukan: Menetralisir residu
dengan larutan encer natrium karbonat.
Tumpahan Besar:Mudah terbakar cair. Korosif cair. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari
sumber api. Stop bocor jika tanpa risiko. Jika produk dalam bentuk padat: Gunakan
sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Jika produk
dalam bentuk cair: Menyerap dengan bumi KERING, pasir atau non-materi yang mudah
terbakar. Jangan sampai air di dalam kontainer. Menyerap dengan bahan inert dan
menempatkan bahan yang tumpah dalam pembuangan limbah yang baik. Jangan
menyentuh bahan tumpah. Gunakan air semprot tirai untuk mengalihkan melayang uap.
Mencegahnya masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas;
tanggul jika diperlukan. Meminta bantuan bila dibuang. Menetralisir residu dengan

larutan encer natrium karbonat. Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada konsentrasi
tingkat di atas NAB. Periksa NAB pada MSDS dan dengan pemerintah setempat.
Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Ground semua
bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Tidak bernapas gas / asap / uap /
semprotan. Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal ventilasi
cukup, pakai pernapasan yang sesuai peralatan. Jika tertelan, segera dapatkan saran
medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan
dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen, logam, asam, alkali.
Penyimpanan:
Simpan dalam area terpisah dan disetujui. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan
berventilasi cukup. Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk
digunakan. Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api).
Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi
Rekayasa Kontrol:Sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk
menjaga konsentrasi udara uap di bawah masing-masingambang batas nilai. Pastikan
bahwa obat cuci mata stasiun dan pancuran keselamatan proksimal ke lokasi kerja
stasiun.
Pribadi Perlindungan:Splash kacamata. Sintetis celemek. Uap respirator. Pastikan untuk
menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung
tangan(Tahan).
Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai.

Uap respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus
digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan
mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk
Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan
Limbah Pembuangan:
Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan lokal peraturan
pengendalian lingkungan.
MSDS Natrium Asetat
Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Granular, bubuk kristal.)
Bau: berbau ke asetat (Slight.)
Rasa: Tidak tersedia.
Berat Molekul: 82,03 g / mol
Warna: tak berwarna. Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 11
Titik didih: Tidak tersedia.
Melting Point: 324 ° C (615,2 ° F)
Suhu kritis: Tidak tersedia.
Spesifik Gravity: 1,528 (Air = 1)
Tekanan Uap: Tidak dipakai.
Kepadatan uap: Tidak tersedia.
Volatilitas: Tidak tersedia.

Bau Threshold: Tidak tersedia.
Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas.
Bagian 3: Identifikasi Bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terjadi proses menelan, dari inhalasi.
Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan).
Potensi Efek Kesehatan kronis:Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik: Tidak
tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.
PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Paparan berulang atau berkepanjangan
tidak diketahui memperburuk kondisi medis.
Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.
Kulit:Cuci dengan sabun dan air. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan.
Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. dingin air dapat digunakan.
Kontak Kulit serius: Tidak tersedia.
inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian jika
gejala muncul.

Penghirupan serius: Tidak tersedia.
Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.
Bagian 6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tumpahan Kecil:Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam
wadah pembuangan limbah nyaman. Jika perlu: Menetralisir residu dengan larutan
encer asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang
terkontaminasi dan membuang sesuai dengan persyaratan otoritas lokal dan regional.
Tumpahan Besar:Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan
limbah nyaman. Menetralisir residu dengan larutan encer asam asetat. Selesai
membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan
memungkinkan untuk mengevakuasi melalui sanitasisistem.
Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Kontainer kosong
menimbulkan risiko kebakaran, menguap residu di bawah fume hood. Tanah semua
bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Jangan menghirup debu. Pakailah pakaian
pelindung yang sesuai. Dikasus ventilasi tidak cukup, pakai peralatan pernapasan yang
sesuai. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label.
Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, asam.

Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan
berventilasi cukup.
Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi
Rekayasa Kontrol:Gunakan lampiran proses, ventilasi pembuangan lokal, atau kendali
teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah direkomendasikan paparan batas. Jika
operasi pengguna menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan ventilasi untuk
menjaga paparan kontaminan udara
di bawah batas yang diperbolehkan.Pribadi Perlindungan: Kacamata pengaman. Lab
mantel. Debu respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui /
bersertifikat atau setara.Sarung tangan.
Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai.
Debu respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus
digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan
mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk.
Batas: Tidak tersedia.
Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan
Limbah Pembuangan:Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan
lokal peraturan pengendalian lingkungan
IV.Hasil dan Pembahasan
1. Buffer Asetat

Percobaa
n
CH3COOH 0,1 N CH3COONa 0,1 N pH
percobaan
pH
teori
1 46,75 mL 3,75 mL 3,54 3,67
2 41 mL 9 mL 4,12 4,10
3 31,5 mL 18,5 mL 4,35 4,53
4 20 mL 30 mL 4,95 4,93
5 10,5 mL 39,5 mL 5,38 5,33
2. Buffer Fosfat
Percobaa
n
Na2HPO4 0,067
N
KH2PO4 0,067
N
pH
teknis
pH teori
1 12,5 mL 23,75 mL 5,47 5,58
2 3 mL 22 mL 5,28 5,99
3 6,625 mL 18,375 mL 5,60 6,42
4 12,5 mL 12,5 mL 6,13 6,86
5 17,875 mL 7,125 mL 6,45 7,26
Larutan buffer merupakan larutan yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan
pH bila ditambahkan asam ataupun basa. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan
basa konjugasinya (A-). Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah asam asetat yang
merupakan asam lemah dan garam natrium asetat yang merupakan basa konjugasinya.
Pada percobaan pembuatan larutan buffer, pH buffer asetat dan pH buffer fosfat tidak sesuai
dengan pH menurut teori yang ada. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pH yang
diharapkan dengan pH yang dihasilkan. Hal ini bisa jadi dikarenakan oleh kurang telitinya
dalam pencampuran,ataupun kesalahan dalam perhitungan konsentrasi asam asetat dan
natrium asetat yang digunakan dalam pembuatan larutan buffer. Selain itu, hal ini juga
disebabkan oleh pH meter. Low battery pada pH meter dapat menggangu pembacaan pH dan

juga bisa juga disebabkan oleh rusaknya membrane gelas yang terdapat pada gelembung
elektroda pH meter Sehingga pembacan pH-nya tidak akurat.
Jika larutan buffer ditambahkan asam atau basa. Larutan tersebut mampu mempertahankan
pHnya. Contohnya larutan buffer asetat ketika ditambahkan asam klorida larutan tersebut
mampu mempertahankan pH-nya sehingga tidak terjadi perubahan pH yang signifikan. Hal
ini terjadi karena ketika larutan buffer asetat ditambahkan asam klorida, komponen CH3COO-
bekerja untuk menetralkan ion H+ larutan asam klorida. Akibatnya, kesetimbangan bergeser
ke arah kiri. Jumlah ion CH3COO- akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul
CH3COOH akan meningkat (Anonim,B)
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
Begitu juga, jika larutan buffer asetat ditambahkan basa dalam hal ini natrium hidroksida.
komponen CH3COOH bekerja untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya,
kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah kanan. Jumlah molekul CH3COOH akan
berkurang dan sebaliknya jumlah ion CH3COO- akan meningkat (Anonim,B)
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)
Pada percobaan buffer fosfat terjadi reaksi :
Na2+ + HPO4- → Na2HPO4
K+ + H2PO4- → KH2PO4
Sistem buffer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan pemberi
hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO4 2-) yang merupakan penerima hidrogen
(basa). Kedua-duanya ion tersebut berada dalam keseimbangan dan hubungannya bisa ditulis
sebagai rumus berikutnya:
H2PO4 - ↔ H+ + HPO42-
Ketika ion-ion hidrogen ditambah dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat,
keseimbangan yang di atas akan ke arah kiri (yaitu, ion H+ yang kelebihan akan bereaksi
dengan ion hydrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat). Ketika larutan semakin
alkali (basa) keseimbangan yang di atas akan ke arah kanan (yaitu, ion OH- yang kelebihan
akan bereaksi dengan ion hydrogen dan menghasilkan air).

V.Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini adalah
1. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan garam atau basa konjugasi. Larutan
buffer asetat dapat dibuat dari campuran Asam asetat (CH3COOH) dan KH2PO4
sebagai asam lemahnya dan garam Natrium asetat (CH3COONa) dan Na2HPO4
sebagai basa konjugasinya.
2. Larutan buffer dapat mempertahankan pHnya ketika ditambahkan sedikit asam atau
basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan dinetralkan
oleh basa konjugasinya sehingga kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan
sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika
larutan buffer ditambahkan basa, maka basa tersebut akan dinetralkan oleh asam
lemahnya sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan meningkatkan
jumlah basa konjugasinya.
DAFTAR PUSTAKADay,RA and Underwood AL.1992.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima,Jakarta;ErlanggaHermanto,Sandra,Msi.2007.Petunjuk Praktikum Biokimia 1.Jakarta;UIN Syahid JakartaKoolman,Jan.1994.Biokimia.Jakarta;Hipokrates FKUILinggih,S.R dan P Wibowo.1988.Ringkasan kimia.Ganeca Exact Bandung;Bandung