laporan tetap praktikum biokimia umum

50
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM OLEH: KELOMPOK 8 Gelombang II

Upload: tati-wulandari

Post on 09-Aug-2015

243 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

laporan pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

BIOKIMIA UMUM

OLEH:

KELOMPOK 8

Gelombang II

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

Page 2: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

2008

Page 3: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum
Page 4: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

ACARA I

PENGUJIAN BUFFER

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu di Laboratorium

Tekhnologi Hasil Pertanian ( THP) Fakultas Pertanian Universitas Mataram

pada hari kamis, 04 Desember 2008, pukul 14.30 – selesai.

Page 5: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk

membandingkan:

1. Tampila perubahan pH asam kuat dan asam lemah yang di titrasi

dengan NaOH.

2. Kapasitas buffer karbonat pada berbagai konsentrasi

1.3. Alat dan Bahan Praktikum

1.3.1.Alat- alat

Adapun alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pH

meter, pipet ukur, gelas piala, labu ukur, dan tabung reaks.

1.3.2.Bahan- bahan

Adapun bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara

lain: larutan HCL (0.2 M dan 0.1 M ), larutan NaOH (0.2 M, 0.01 M, dan

0.05 M ).

1.4. Cara Kerja

1.4.1. Titrasi HCL

Adapun langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Page 6: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

1. Dimasukkan 2 ml larutan HCL 0.1 M dengan menggunakan pipet

ukur kedalam gelas piala yang telah terisi 18 ml aquades,

kemudian diaduk rata.

2. Diukur pH larutan dengan menggunakan pH meter.

3. Diukur pH-nya setelah di titrasi dengan larutan NaOH sebanyak 30

ml, selang pengukuran pH yaitu setiap 8 ml diambil dan diaduk

rata.

4. Digambar kurve titrasi hubungan antara perubahan pH dan volume

NaOH.

1.4.2. Kapasitas buffer karbonat

Adapun langkah kerja yang dilakukan antara lain yaitu:

1. Disiapkan 8 buah tabung reaksi lengkap dengan label 1- 8.

2. Di isi masing- masing 10 ml berturut- turut aquades kedalam

tabung 1-4, kemudian larutan A, B, dan C ditambahkan dengan

larutan HCL 0.2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1

ml.

3. Di isi tabung 5- 8 masing-masing 10 ml aquades, kemudian larutan

A, B, dan C ditambahkan dengan larutan NaOH 0.2 M sebanyak 5

ml dengan interval penambahan 1 ml.

4. Diaduk rata dan diukur pH masing-masing tabung.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Page 7: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Buffer adalah sistem cairan yang cenderung mempertahankan pH

jika terjadi penambahan sedikit asam( H+) atau basa( OH-). Suatu sistem

buffer terdiri dari asam lemah( donor-proton) dan basa

konjugatnya( akseptor- proton). Sebagai contoh suatu campuran

konsentrasi yang sama dari asam asetat dan ion asetat. Kekuatan buffer

bahan merupakan sesuatu yang istimewa, sifat ini hanya merupakan

ekspresi dan dua reaksi eukilibrium dapat balik mendasar yang terjadi

didalam larutan suatu donor proton dan akseptor proton konjugatnya.

Demikian pula, komponen basa konjugat dari buffer, mampu bereaksi

dengan ion H+ yang ditambahkan kedalam larutan buffer( Mulyono, 2008).

Larutan yang mengandung suatu asam lemah plus suatu garam

dari asam itu, atau suatu asam lemah plus suatu garam dari basa itu,

mempunyai kemampuan bereaksi baik dengan asam kuat maupun

dengan basa kuat. Sistem semacam ini disebut sebagai larutan buffer

( Penyangga), karena sedikit penambahan asam kuat atau basa kuat itu

hanya mengubah pH sedikit( Ismadi, 1993).

Enzim adalah suatu katalisator organik berupa protein yang

diproduksi di dalam sitoplasma. Enzim dapat meningkatkan efisiensi

reaksi biokimia dan umumnya bersifat spesifik untuk reaksi tertentu.

Dalam jumlah kecil enzim dapat mengubah sejumlah besar substrat

menjadi produk baru. Jumlah mol substrat yang dapat diubah oleh 1

( satu) mol enzim per-menit disebut “ turnover number” enzim. Enzim

juga tidak dipengaruhi oleh reaksi yang dikatalisnya( Tim Penyusun,

2005).

Page 8: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

C. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Pengukuran Larutan HCL 0,01 M

Jenis larutan

PH Larutan

HCL

Volume NaOH 0,01 N (ml) + .....

0

2,09

8

2,27

16

2,78

24

9,78

30

10,18

Grafiknya

8 16 24 30

Tabel 2. pH Larutan Buffer Karbonat

pH

Tabung reaksiAquades Larutan A Larutan B Larutan C

Volume Hcl1

11,22

3

11,42

5

11,98

1

10,11

3

11,44

5

11,33

1

10,05

3

10,49

5

11,70

1

10,65

3

11,29

5

11,47

12

10

8

6

4

2

Page 9: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

D. PEMBAHASAN

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa larutan buffer

larutan yang mempunyai fungsi menahan perubahan pH yang ekstrim

pada saat terjadi penambahan jumlah ion H+ atau ion OH- dalam suatu

larutan. Buffer asam berisi asam lemah dan garam dari asam tersebut

( basa konjugasi). Larutan buffer sangat efektif pada kisaran pKa

penyusunnya. Kisaran efektif suatu sistem buffer adalah 2 satuan

ditengah nilai pKa-nya.

Kemampuan suatu larutan buffer menahan perubahan pH

dinamakan kapasitaas buffer. Kapasitas buffer ditntukan oleh dua faktor

yaitu molaritas dan nisbah konsentrasi basa konjugasi dengan asam

lemahnya. Molaritas berbanding lurus dengan konsentrasi dari komponen

buffer. Konsentrasi buffer ialah jumlah konsentrasi asam lemah dan basa

konjugasiya. Kapasitas buffer tertinggi diperoleh dari perbandingan

konsentrasi asam lemah dan basa konjugasi yang sama, yaitu sebesar

satu, yaitu sebesar pKa penyusunnya.

Dengan demikian, jenis buffer yang aka dipilih ditentukan oleh

seberapa besar pH yang diinginkan untuk membuffer suatu larutan.

Pemilihan jenis asam yang tepat bertujuan untuk mengurangi dampak

dari tingginya konsentrasi garam dari buffer yan sering menghambat

kerja enzim didalam sistem fisiologi.

Page 10: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa:

1. Larutan buffer berfungsi untuk menahan perubahan pH yang

ekstrim pada saat terjadi pertambahan ion H+ atau ion OH-.

2. Kapasitas buffer ditentukan oleh 2 faktor yaitu molaritas dan nisbah

konsentrasi basa konjugasi dengan asam lemahnya.

3. Jenis buffer yang dipilih ditentukan oleh seberapa besar pH yang

diinginkan untuk menyangga suatu larutan.

Page 11: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

ACARA II :

PENGUJIAN ENZIM

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Page 12: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

1. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

Praktikum di laksanakan pada hari kamis tanggal 04 Desember

jam 14.30-selesai di Laboratorium Teknologi hasil Pertanian.

2. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

Alat – alat praktikum

Adapun alat – alat yang digunakan pada saat praktikum

antara lain : tabung reaksi, pipet ukur, gelas pengaduk, dan

stopwatch.

Bahan – bahan praktikum

Adapun bahan – bahan yang digunakan pada saat praktikum

antara lain: Air liur, Aquades, larutan NaCl 1%, Larutan CuSO4

1%, Larutan pati 1%, Larutan Iodin, Larutan asam sitrat 0.1 M,

Larutan Na2HPO4 0.2 M, dan Larutan pati 0.5%.

3. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan di adakannya praktikum antara lain :

Untuk mengetahui kemampuan minimal enzim amilase air liur memecah

pati persatuan waktu.

Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas dan mementukan pH

optimum enzim amilase air liur.

Page 13: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

4. CARA KERJA

Penentuan aktivitas amilase air liur

Adapun cara kerjanya :

1. Disiapkan 10 buah tabung reaksi den di beri kode nomor 1-

10

2. Diisikan masing – masing tabung reaksi dengan aquades

sebanyak 1 ml.

3. Disiapkan satu tabung reaksi bersih yang lain dan masukkan

kedalam tabung reaksi itu 1 ml air liur, kemudian tambahkan

dengan 9 ml aquades ( pengenceran 10 kali).

4. Ditambahkan 1 ml air liur yang telah diencerkan itu dalam

tabung reaksi no.1 dan pindahkan ke tabung no.2, tabung

reaksi tersebut digoyang – goyangkan agar larutan

tercampur rata.

5. Diambil 1 ml larutan pada tabung no.2 dan pindahkan ke

tabung no.3, lalu tabung digoyang – goyangkan agar larutan

tercampur rata.

6. Diambil 1 ml larutan pada tabung no.2 dan pindahkan ke

tabung no.3, lalu tabung digoyang – goyangkan agar larutan

tercampur rata. Lakukan prosedur seperti ini untuk tabung

reaksi berikutnya.

7. Ditambahkan masing – masing tabung reaksi dengan 1 ml

larutan NaCl 1%, 1 ml larutan CuSO4 1% dan aquades sesuai

Page 14: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

dengan petunjuk pengawas praktikum. Tabung kemudian di

goyang – goyangkan agar larutan menjadi homogen.

8. Ditambahkan 2 ml larutan pati 1% kepada setiap tabung

reaksi itu dan digoyang – goyangkan.

9. Dimasukkan semua tabung ke dalam penangas air bersuhu

38oC dan biarkan selama 30 menit.

10.Dikeluarkan tabung dari penangas dan didinginkan pada air

mengalir.

11.Ditambahkan beberapa tetes larutan iodine ke dalam setiap

tabung dan catat perubahan warna larutan masing – masing

tabung. Jika larutan berwarna biru, berarti pati tidak atau

belum sempurna terhidrolisis oleh amilase. Jika larutan

berubah menjadi cokelat berarti pati terhidrolisis sempurna

dan larutan inilah yang dihitung aktivitasnya.

12.Dihitung aktivitas enzim amilase air liur dengan rumus

sebagai berikut:

Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

Adapun cara kerjanya :

1. Disiapkan 8 tabung reaksi dan beri nomor 1 sampai 8,

kemudian masukkan larutan asam sitrat 0.1 M dan larutan

Na2HPO4 0.1 M ke dalam masing – masing tabung reaksi.

Page 15: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

2. Ditambahkan ke dalam masing – masing tabung reaksi tadi

dengan ml larutan pati 0.5% dan 2.5 ml air liur yang telah

diencerkan 250 kali. Panambahan air liur ke dalam tabung

reaksi dilakukan dengan selang waktu tertentu, berpatokan

dari tabung reaksi no. 1

3. Diatur waktu masing – masing tabung selama 15 menit ( saat

mulai ditetesi air liur).

4. Diambil beberapa tetes larutan pada tabung nomor 5 dan

masukkan ke dalam tabung reaksi bersih lainnya kemudian

tambahkan satu tetes larutan iodine. Jika menunjukkan

warna cokelat maka semua tabung reaksi di tambahkan

dengan 2 tetes iodine dan dicampur rata. Di catat tabung

reaksi mana yang menunjukkan warna cokelat.

5. Jika tidak menunjukkan warna cokelat, prosedur diulangi

samapi terbentuk warna cokelat.

Page 16: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

B. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk Aktivitasnya kadang – kadang enzim membutuhkan kofaktor

yang bisa serupa senyawa organic dengan berat molekul cukup tinggi

atau logam. Senyawa itu terikat pada bagian protein enzim. Bila ikatan itu

kendur maka kofaktor tadi disebut Co enzim dan jika terikat erat melalui

ikatan kovalen maka dinamakan gugus protetis. Pada umumnya dua

kofaktor ini tidak di bedakan di sebut sebagai Co.enzim saja ( Soeharsono,

1987).

Enzim merupakan komponen penting yang di perlukan untuk

proses pencernaan dan penyerapan makanan, tanpa bantuan enziim

semua bahan makanan yang masuk tidak akan diserap secra maksimal

oleh tubuh. Enzim bertanggung jawab menjaga kesehatan dalam proses

metabolisme di dalam tubuh. Kerusakan enzim dapat menyebabkan tubuh

mengalami gangguan pencernaan dan mengakibatkan timbulnya gas

yang berlebihan dalam sistem pencernaan ( Syukri, 1999).

Dengan berhasil dan diterimanya identifikasi enzim sebagai protein,

enzim banyak digunakan sebagai refiesentasi molekul protein secara

umum di Brazil penelitian dasar biologi dan fisiologi, karena mudah untuk

Page 17: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

melcak dan mengukur aktifitasnta yang merupakan gambaran dari jumlah

molekul protein itu sendiri ( Sadikin, 2002 ).

C. HASIL PENGAMATAN

Table 1. Hasil pengamatan Pengujian Enzim

Tabung Warna Larutan menit ke -

warna + iodin

reaksi 0 5 10 15 20  

1 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

2 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

3 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

4 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

5 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

6 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

7 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

8 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

9 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

10 Bening Bening Bening Bening Bening Biru

Page 18: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

D. PEMBAHASAN

Enzim merupakan komponen penting yang di perlukan untuk

proses pencernaan dan penyerapan makanan, tanpa bantuan enziim

semua bahan makanan yang masuk tidak akan diserap secra maksimal

oleh tubuh. Enzim bertanggung jawab menjaga kesehatan dalam proses

metabolisme di dalam tubuh. Kerusakan enzim dapat menyebabkan tubuh

mengalami gangguan pencernaan dan mengakibatkan timbulnya gas

yang berlebihan dalam sistem pencernaan

Enzim juga merupakan katalisator biologis yang berperan dalam semua

reaksi kimia pada makhluk hidup. Karena peran enzim begitu penting

pada proses kehidupan maka pengujian dengan aktivitas enzim menjadi

sangat penting dalam mendiagnosa kesehatan dan pengobatan.

Dari hasil praktikum yang dilakukan di Laboratorium yang memiliki

tujuan untuk mengetahui kemampuan minimal enzim amilase air liur

memecah pati persatuan waktu dan untuk mengetahui pengaruh pH

terhadap aktivitas dan menentukan pH optimum enzim amilase air liur.

Dari 10 tabung yang berisi 1 ml aquades kemudian diukur perubahan

warna pada setiap tabung setiap 5 menit sekali. Dari hasil pengamatan

tersebut di dapat warna bening dari 10 tabung tersebut yang berisi air liur

Page 19: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

dengan waktu 20 menit dalam interval 5 menit. Namun warna bening

yang dihasilkan oleh air liur itu berubah ketika di tambah beberapa tetes

larutan iodine kedalam setiap tabung, maka warna yang dihasilkan adalah

warna biru yang berarti pati tidak atau belum sempurna terhidrolisis oleh

amilase.

Page 20: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

E. KESIMPULAN

Dari HasiL Pengamatan dan pembahasan, adapun kesimpulan yang

didapat sebagai berikut :

1. Air liur mengandung enzim amilase yang mempunyai kemampuan

untuk memecahkan pati dalam persatuan waktu.

2. Peran enzim begitu dalam mendiagnosa kesehatan dan pengaobatan

3. Pada praktikum aktivitas amilase air liur berwarna bening, perubahan

warna terjadi pada saat penambahan larutan iodine yaitu menjadi

warna biru, berarti pati tidak atau belum sempurna terhidrolisis oleh

amilase.

4. Enzim juga merupakan katalisator biologis yang berperan dalam

semua reaksi kimia pada makhluk hidup. Karena peran enzim begitu

penting pada proses kehidupan maka pengujian dengan aktivitas

enzim menjadi sangat penting dalam mendiagnosa kesehatan dan

pengobatan.

Page 21: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

ACARA III :

PENGUJIAN KARBOHIDRAT

Page 22: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 desember 2008

pukul 14.30- selesai di Laboratorium Teknologi hasil Pertanian.

2. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

Alat – alat praktikum

Adapun alat – alat yang digunakan pada saat praktikum

antara lain : Tabung reaksi, Pipet ukur, Penangas air.

Bahan – bahan praktikum

Uji Molish

Adapun bahan- bahan yang digunakan pada saat

praktikum antara lain: Pereaksi Molish, Aquades 1%,

Glukosa 1%, Laktosa 1%, Pati 1% .

Uji Seliwannof

Adapun bahan – bahan yag digunakan pada saat

praktikum antara lain : Pereaksi seliwannof, Glukosa 1%,

Sukrosa 1%, Pati 1%.

Page 23: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Uji Benedict

Adapun bahan – bahan yang digunakan pada saat

praktikum antara lain: Pereaksi benedict, sukrosa 1%,

Fruktosa 1%, laktosa 1%, dan glukosa 1%.

Uji Iodin

Adapun bahan – bahan yang digunakan pada saat

praktikum antara lain: Glukosa, Pati, sukrosa.

3. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan di adakannya praktikum antara lain :

Untuk mengidentifikasi sifat – sifat umum berbagai jenis karbohidrat

berdasarkan terbentuknya furtural.

Untuk mengidentifikasi polisakarida berdasarkan perubahan warna iodine

yang terikat pada molekul polisakarida sebelum dan setelah terhidrolisi.

Untuk mengidentifikasi bebagai jenis karbohidrat sifat pereduksinya.

4. CARA KERJA

Uji Seliwannof

Adapun cara kerjanya :

1. Disiapkan 8 tabung reaksi di beri kode nomor 1-8

Page 24: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

2. Diisi masing – masing tabung reaksi dengan 1 ml larutan

berturut – turut dari glukosa 1%, sukrosa 1%, dan pati 1%.

3. Di tambahkan masing – masing tabung reaksi berisi larutan

tersebut dengan 4 ml pereaksi seliwannof dan goyang –

goyangkan agar tercampur rata.

4. Dimasukkan ke dalam penangas air bersuhu 100oc dan

biarkan selama 5 menit.

5. Diamati perubahan warna pereaksi setiap 1 menit dan

dicatat waktu terjadinya perubahan warna.

Uji Benedict

Adapun cara kerjanya :

1. Disiapkan 4 tabung reaksi dan diberi nama sukrosa, fruktosa,

laktosa, dan glukosa.

2. Diisi masing – masing tabung reaksi dengan 1 ml larutan

berturut- turut dari tabung sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa

1% dan laktosa 1%.

3. Ditambahkan masing – masing tabung berisi larutan tersebut

dengan 2 ml pereaksi Benedict dan goyang – goyangkan

agar tercampur rata.

4. Dimasukkan ke dalam penangas air bersuhu 100oC dan

biarkan selama 5 menit

5. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.

Uji Iodin

Page 25: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Adapun cara kerjanya :

1. Disiapkan 3 tabung reaksi dan diberi nama glukosa, pati dan

sukrosa pada setiap label.

2. Diisi masing – masing tabung dengan 1 ml larutan berturut –

turut dari tabung glukosa 1%, pati 1%, dan sukrosa 1%.

3. Ditambahkan masing- masing tabung berisi larutan tersebut

dengn 3 ml perekasi iodine dan goyang- goyangkan agar

tercampur rata.

4. Diamati dan dicatat perubahan warna dari masing – masing

tabung

5. Ditambahkan 3 – 5 tetes larutan HCl encer pada masing –

masing tadi dan digoyang.

6. Dipanaskan dalam penangas air dan biarkan mendidih

selama 5 menit

7. Diamati dan dicatat perubahan warna larutan pada masing –

masing tabung.

Uji Molish

Adapun cara kerjanya :

1. Disiapkan 4 reaksi tabung dan diberi nama aquades, glukosa,

laktosa, dan pati.

2. Diisi masing – masing tabung reaksi dengan 1 ml larutan

berturut – turut dari tabung glukosa 1%, Aquades 1%,

laktosa 1% dan pati 1%.

Page 26: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

3. Ditambahkan masing – masing tabung berisi tersebut dengan

2 – 3 tetes pereaksi Molish.

4. Ditambahkan 2 ml larutan H2SO4 pekat secara perlahan –

lahan melalui dinding kedua lapisan larutan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat atau sakarida adalah polihidroksi aldehid atau

polihidroksi keton, atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun

utama karbohidrat adalah C, H, dan O. Karbohidrat dapat digolongkan

berdasarkan struktur cincin siklisnya, yaitu furanosa, karbohidrat dengan

struktur cincin siklis segi 5 (5 atom C) dan piranosa, karbohidrat dengan

struktur cincin siklis segi enam (6 atom C), maupun digolongkan

berdasarkan momomer penyusunnya seperti monosakarida,

oligosakarida, dan polisakarida. Untuk mengetahui adanya kendungan

karbohidrat pada suatu zat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

uji fehling, uji benedict, uji molish, uji seliwannof, dan uji iodine (Anonim,

2007).

Polisakarida termasuk karbohidrat yang jika dihidrolisis

menghasilkan sejumlah monosakarida. Karbohidrat yang termasuk

polisakarida biasanya tidak berasa, tidak larut, berupa senyawa amorf

dengan bobot molekul yang tinggi. Polisakarida yang terdapat di alam

dapat dihidrolisis oleh asam maupun enzim, menghasilkan monosakarida

atau turunan monosakarida. Polisakarida dapat berfungsi sebagai

Page 27: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

polisakarida stuktur maupun polisakarida simpanan, biasanya disimpan

dapat bentuk granula besar disitoplasma, contoh polisakarida adalah

amilum, selulosa, inulin, dan peptin (Anna, 2006).

Karbohidrat ada yang bersifat gula pereduksi dan gula bukan

pereduksi. Sifat gula pereduksi disebabkan adanya gugus aldehida dan

gugus keton yang bebas. Dalam larutan benedict yang terbuat dari

campuran CuSO4, NaOH, dan Na sitrat, gula tersebut akan mereduksi Cu2+

yang berupa Cu (OH), menjadi Cu+ sebagai CuOH. Selanjutnya menjadi

Cu2O yang tidak larut, berwarna kuning atau merah. Pada saat yang

bersamaan, gula pereduksi akan teroksidasi, berfragmentasi dan

terpolimerisasi dalam larutan benedict (Girindra, 1990).

Page 28: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

C. HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, adapun hasil dari

praktikum yang dilakukan tersebut antara lain :

- Tabel Uji Seliwannof

Jenis Waktu Perubahan ( menit) Karbohidr

at I II III IV V

Glukosa Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning

Sukrosa Orange Orange Orange Orange Orange

Pati Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning

- Tabel Uji Benedict

Jenis Waktu perubahan ( menit)Karbohidr

at I II III IV V

Sukrosa Biru Biru Biru Biru Biru

Page 29: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Fruktosa Cokelat biru Cokelat

biru Cokelat tua Merah Merah biru

Laktosa Biru Biru Biru Biru

CokelatBiru

Cokelat

Glukosa Bening biru Bening biru Biru cokelatCokelat

biru Merah biru

- Table Uji Iodin

Larutan

Warna setelah Waktu perubahan ( menit)

  di tetes Iodin I II III IV V

Glukosa Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning

Pati Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam

Sukrosa Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning

- Tabel Uji Molish

Jenis larutan Terbentuknya cincin ungu

Aquades tidak terbentuk

Glukosa Terbentuk

Laktosa terbentuk

Page 30: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Pati ( terbentuk ) komposisi menonjol

D. PEMBAHASAN

Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau

polisakarida keton, atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun

utama karbohidrat adalah C, H, dan O. perbandingan jumlah atom H dan

O adalah 2:1 seperti molekul air. Karbohidrat dapat digolongkan

berdasarkan struktur cincin/ siklisnya, yaitu furanosa dan piranosa.

Karbohidrat dari kelompok monosakarida atau disakarida mempunyai sifat

mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat mereduksinya ini dapat

dapat di jadikan untuk mengidentifikasi dan analisis kuantitatif

karbohidrat. Prinsip dasar pengujian untuk mengidentifikasi adanya gula

pereduksi yaitu dengan memanaskan sample dalam larutan dalam larutan

basa yang mengandung ion kopri seperti pada uji iodine. Gugus aldehid

atau keton akan teroksidasi dari Cu2+ akan teroksidasi menjadi Cu2O

berwarna merah.

Pereaksi benedict merupakan larutan yang mengandung CuSO4,

NO2,CO3, dan Na sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4

Page 31: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

menjadi Cu+ yang selanjutnya mengendap sebagai Cu2O, larutan NO2CO3

dan Na sitrat menjadikan peraksi benedict bersifat basa lemah. Endapan

yang terjadi/ terbentuk dapat berwarna biru, cokleat, dan merah, warna

endapan tergantung pada kosentrasi karbohidrat yang diuji. Selain itu

karbohidrat tidak dapat di reduksi dengan cepat oleh pereaksi ringan

sejenis benedict sehingga tidak terjadi perubahan warna, hal ini terjadi

pada jenis karbohidrat sukrosa.

Pereaksi molish terdiri atas larutan a-natfol dalam alcohol. Jika

pereaksi molish di tambahkan kedalam larutan glukosa kemudian

ditambahkan larutan asam sulfat pekat secara hati – hati maka akan

terbentuk dua lapisan zat cair. Pada lapisan batas antara kedua zat cair

itu terbentuk warna ungu. Warna ungu ini merupakan hasil reaksi,

kondensasi antara furtural dan a-naftol, sehingga jenis larutan tersebut

berbentuk cincin warna ungu yang membuktikan adanya kandungan

karbohidrat pada bahan yang digunakan.

Pereaksi seliwannof merupakan uji sifat umum karbohidrat

berdasarkan pembentukan furtural dalam waktu 5 menit hasilnya ketiga

jenis karbohidrat berubah warna namun 5 menit warna itu tetap.

Page 32: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

E. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan

antara lain :

1. Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau

polisakarida keton, atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya.

Penyusun utama karbohidrat adalah C, H, dan O. perbandingan jumlah

atom H dan O adalah 2:1 seperti molekul air. Karbohidrat dapat

digolongkan berdasarkan struktur cincin/ siklisnya, yaitu furanosa dan

piranosa.

2. Gugus aldehid teroksidasi dari Cu+ tereduksi menjadi Cu2O berwarna

merah

3. Karbohidrat dibagi menjadi dua sifat kimia yaitu sifat mereduksi dan

pemebntukan furtural.

Page 33: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

4. Endapan yang terbentuk dalam uji benedict didapatkan kosentrasi

tertinggi yaitu glukosa dengan warna merah.

5. Apabila suatu larutan menunjukkan cincin warna ungu berarti larutan

mengandung karbohidrat

ACARA IV :

PENGUJIAN PROTEIN

Page 34: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Waktu Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 11 Desember

2008. Di laboratorium Tekhnologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Mataram

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini antara lain:

Mengidentifikasi adanya ikatan peptida suatu larutan.

Mengidentifikasi gugus R asam amino yang mengandung sulfur.

Mengidentifikasi titik isoelitrikkase kasein.

3. Alat dan Bahan

3.1 Alat-Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada saat praktikum

antara lain, Tabung Reaksi, Pipet Ukur, Gelas Pengaduk.

3.2 Bahan-Bahan Praktikum

Adapun bahan-bahannya adalah Tempe, Putih telur,

Kasein, Aquades, Susu segar, dan Asam amino (CH3COOH) 4 ml.

4. Cara Kerja

4.1 Uji Biuret

Disiapkan 4 buah tabuang reaksi dan diberi kode/ nama tempe,

putih telur, kasein, dan aquades.

Dimasukkan kedalam masing-masing tabung 1 ml larutan

berturut-turut dari tempe 1%, putih telur 1%, dan aqudes 1%.

Ditambahkan masing-masing tabung dengan 2 ml larutan buffer

Na asetat dan 4 ml pereaksi biuret kemudian digojog.

Page 35: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Dipanaskan dalam penangas air pada suhu 100 C selama 5

menit.

Diamati perubahan warna larutan masing-masing tabung reaksi

dan bandingkan dengan tabung reaksi no.1

4.2 Uji Sulfur

Disiapkan 2 buah tabung reaksi dan diberi nama putih telur dan

aquades.

Disiapkan masing-masing tabung reaksi mulqai dari aquades

dan putih telur sebanyak 0,5 ml.

Ditambahkan masing-masing tabung reaksi dengan 2,5 ml

aqudes dan 1 tetes NaOH 40% kemudian diaduk rata.

Ditambahkan masing-masing tabung reaksi dengan 2 tetes

larutan Pb Cl2 dan diaduk rata.

Dipanaskan dalam penangas air pada suhu 100 C selam 5

menit.

Diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung

dan bandingkan dengan atbung no.1.

4.3 Uji Isoelitrik Protein

Disiapkan 6 buah tabung reaksi dan diberi nama putih telur,

aquades, CH3COOH.

Diisikan masing-masing tabung no. 1,2 dan 3 masing-masing

2,0: 4,0: dan 5,0 ml aqudes dan asam asetat 0,1 m masing-

masing 4,0 m: 2,0 m: 1,0 ml dan diaduk rata.

Ditambahkan pada tabung no. 4,5 dan 6 masing-masing 1,0 ml:

3,5 ml: dan 3,75 aquades dan asam asetat 0,01 m masing-

masing sebanyak 5,0 ml: 2,5 ml: 1,5 ml dan diaduk rata.

Diamati perubahan pada masing-masing tabung dan jumlah

endapan yang terbentuk.

Page 36: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Tentukan titik isoelitrik kasein berdasarkan pH dugaan dari

setiap larutan pada tabung reaksi.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah suatu senyawa organik yang berbobot molekul tinggi

berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan. Protein ini tersusun dari

atom C,H,O dan N serta unsur lainnya seperti 1 dan 5 yang berbentuk

unit-unit asam amino, urutan susunan asam amino dalam Protein maupun

hubungan antara asam amino dan asam amino yang lainnya. Menentukan

serat biologi suatu protein. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-

kira 50% dan berat keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur,

biokatalis, hormon, naiber energi, penyangga racun, pengatur pH, dan

bahkan terbagi pembawa sifat susunan dari generasi ke generasi

( Girindra, 1990 ).

Protein atau sebagai putih telur merupkan senyawa yang sangat

penting dalam semua sel hidup sebagai esensial dari proboplasma. Pada

sel-sel hewan senyawa ini merupakan bagian penting dari dinding sel.

Protein penting sebagai bahan struktur bagi hewan. Sama halnya dengan

selulosa bagi tumbuh-tumbuhan misalnya: kolugen dan elastis pada

jaringan ikat karotin dan kulit, rambut, wol, tanduk, kuku, dan bulu pada

burung ( Asinki, 1981 ).

Kata protom berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama

dan utama, protein merupakan komponen penting atau komponen utama

sel hewan atau manusia. Oleh karena itu sel itu merupakan pembentuk

tubuh kita, maka protein yang terdfapat dalam makanan berfungsi

sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein

kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim,

suatu protein yang berfungsi sebagai bioktalis ( Poedjiadi, 2006 ).

Page 37: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

C. HASIL PENGAMATAN

Adapun hasil dari praktikum, antara lain:

1. Uji Biuret

Jenis

larutan

Perubahan Waktu (menit)

I II III IV V

Tempe Biru

bening

Tetap Tetap Tetap Tetap

Putih telurMerah

beningTetap Tetap Tetap Tetap

Kasein Biru

bening

Tetap Tetap Tetap Tetap

AquadesKuning

beningTetap Tetap Tetap Tetap

2. Uji Sulfur

Jenis

larutan

Perubahan warna (menit)

I II III IV V

Putih telur Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam

Aquades Bening Bening Bening Bening Bening

3. Uji Isoeletrik

Jenis larutan Jenis endapan

- Putih telur (1 ml) + aquades (2 ml) +

CH3COOH 4 ml

Endapan banyak

Page 38: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

- 1ml + 4ml + 2 ml Endapan sedikit

- 1 ml + 5 ml + 1 ml Endapan sedikit

- 1 ml + 2 ml + 4 ml Tidak ada endapan

- 1 ml + 3,5 ml + 2,5 ml Tidak ada

- 1 ml + 3,75 ml + 2,25 ml Tidak ada

D. PEMBAHASAN

Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi

koagulasi pada pH iso-elektrik (pH larutan biasanya 4 - 4,5 dimana protein

mempunyai muatan positif dan negatif sama sehingga sering

menetralkan). Protein dapat diendapkan dengan alkohol dengan alkohol

pelarut organik akan mengubah konstanta diselektrika dan air, sehingga

kelarutan protein berkurang, dan juga alkohol akan berkomposisi dengan

protein terhadap air. Seperti pada pengamatan susu segar pada berbagai

pH didapatkan protein pada putih telur memiliki titik iso-elektrik pada

tiap-tiap tabungnya berkisar atau dengan kisaran pH 4,4 ml berari muatan

positif dan negatif sehingga keduanya saling menetralokan.

Reaksi biuret merupakan metode yang digunakan untuik

menentukan jumlah protein terlarit dalam larutan. Pereaksi biuret terdiri

dari CVSO4 dalam bara kuat. Pewreaksi ini mengikat ikatan peptida (dua

ikatan peptida) dan akan terjadi perubahan warna sesuai semakingelap.

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa larutan yang sangat tinggi

proteinnya yaitu putih telur, kemudian kasein 1%, dilihat dari hasil

perubahan warna setelah pemanasan, tetapi juga membuktikan tempe

termasuk mengandung protein tetapi hanya dalam kadar yang sangat

kecil.

Selain reaksi biuret, dalam pengujian protein juga dilakukan uji

sulfur untuk menentukan asam-asam amino yang mengandung sulfur (S)

pemanasan larutan berprotein dalam larutan bersifat baru akan terbentuk

Page 39: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Na2S, jika larutan p-rotein itu mengandung asam amino sulfur, jika Na2S

terbentuk direaksikan dengan NaOH.

Selain itu dilakukan juga uji isoelektrik protein yang berfungsi untuk

mengidentifikasi titik isoelektrik kasein. Berdasarkan hasil pengamatan

isoelektrik ketika putih telur 1 ml, aquades 1 ml, + CH3COOH tidak ada

endapan yang terjadi.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka adapun

kesimpul;annya antara lain;

Protein adalah suatu senyawa organik yang berbobot molekul tinggi

berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan.

Pada pengamatan susu segar pada berbagai pH didapatkan protein

pada putih telur memiliki sifat titik iso-elektrik pada tiap tabung-

tabungnya berkisar atau kisaran 4,4 ml berari muatan positf dan

negatif sehingga keduanya saling menetralkan.

Dari pengamatan uji biuret dapat dilihat bahwa larutan yang sangat

tinggi proteinnya adalah putih telur, namun setelah dilakukan

pengamatan tidak terjadi perubahan wqarna begitupun pada tempe

dan kasein.

Page 40: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2007 . Buku Petunjuk Praktikum Biokimia Umum. Universitas Mataram. Mataram

Asinki, 1981. Kimia Dasar II. Djambatan. Jakarta

Girindra, 1990. Biokomia Umum. Universitas Gadjahmada Press.

Yogyakarta.

Ismadi, M. 1993. Biokimia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Mulyono. 2008. Kimia Dasar. Bina Aksara. Jakarta

Poedjiadi Anna, 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press.

Jakarta.

Sadikin. 2002. Dasar – dasar Biokimia . Universitas Indonesia Press.

Jakarta

Soeharsono. 1987. Kimia Organik . Universitas Gadjah Mada Press.

Yogyakarta

Syukri S. 1999. Kimia Dasar 3. ITB press. Bandung

Page 41: Laporan Tetap Praktikum Biokimia Umum

Tim Penyusun. 2005. Kimia 3b. Intan Pariwara. Klaten