makalah epm dbd klmpok ii

42
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia. Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan ditandai dengan panas mendadak selama 2 – 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti petekie, MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR ( DBD ) KELOMPOK II

Upload: wana-mayang-sari

Post on 18-Dec-2015

78 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MAKALAH DBD

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam berdarah (DB) adalahpenyakitdemam akut yang disebabkan olehvirus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan ditandai dengan panas mendadak selama 2 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti petekie, epistaxis kadang disertai muntah darah, berak darah, kesadaran menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Merebaknya kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini

B. Rumusan MasalahRumusan masalah dari makalah ini adalah:1. Apa penyebab dari penyakit DBD?2. Bagaimana ciri-ciri nyamuk DBD?3. Bagaimana segitiga epidemiologi penyakit DBD?4. Bagaimana gejala penyakit DBD?5. Bagaimana riwayat alamiah penyakit DBD?6. Siapa saja populasi yang beresiko DBD?7. Bagaimana rantai penularan DBD?8. Bagaimana pencegahan dan penaggulangan DBD?

C. TujuanMengetahui penyebab dan ciri-ciri nyamuk DBD, gejala DBD, serta cara pengobatan DBD

BAB IIPEMBAHASAN

A. Penyebab DBD1. Penyebab UtamaPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang berbahaya, dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah. Penyakit ini ditularkan oleh nyamukaedes aegyptiyang tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-tempat umum di seluruh wilayah Indonesia, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (DepKes RI, 1995).Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti danAedes albopictus.Penyakit Demam Berdarah ini disebabkan oleh empat macam virus dengue dengan tipeDengue 1,Dengue2,Dengue3, danDengue 4. Empat virus tersebut dalam group BArthropod Borne Viruses(Arboviruses). Dan keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta.Dari empat tipe virus yang banyak berkembang dimasyarakat adalah virusdenguedengan tipeDengue1danDengue3. Keempat tipe virus tersebut merupakangenusdariflaviverus famili flaviviridae. Setiapserotipecukup berbeda sehingga tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan beberapaserotipe(hiperendemisitas) dapat terjadi. VirusDengueditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamukaedes aegeptydarisubgenus Stegomyia.Aedes aegyptimerupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain sepertiaedes albopictus, aedes polynesiensis, anggota dariaedes Scutellaris complex, dan aedes (Finlaya) niveusjuga dianggap sebagai vektor sekunder. Kecualiaedes aegytisemuanya mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas. Meskipun mereka merupakanhostyang sangat baik untuk virus Dengue, biasanya mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibandingaedes aegypti.

2. Penyebab Pendukung (Multicause)Menurut Sari (2005) menyatakan bahwa faktor- faktor yang terkait dalampenularan DBD pada manusia adalah :

a. Kepadatan penduduk, lebih padat lebih mudah untuk terjadi penularan DBD, oleh karena jarak terbang nyamuk diperkirakan 50 meter.b. Mobilitas penduduk, memudakan penularan dari suatu tempat ke tempat lain.c. Kualitas perumahan, jarak antar rumah, pencahayaan, bentuk rumah, bahanbangunan akan mempengaruhi penularan. Bila di suatu rumah ada nyamukpenularnya maka akan menularkan penyakit di orang yang tinggal di rumahtersebut, di rumah sekitarnya yang berada dalam jarak terbang nyamuk danorang-orang yang berkunjung kerumah itu.Pendidikan, akan mempengaruhi cara berpikir dalam penerimaan penyuluhan dan cara pemberantasan yang dilakukan.d. Penghasilan, akan mempengaruhi kunjungan untuk berobat ke puskesmas ataurumah sakit.e. Mata pencaharian, mempengaruhi penghasilanf. Sikap hidup, kalau rajin dan senang akan kebersihan dan cepat tanggap dalammasalah akan mengurangi resiko ketularan penyakit.g. Perkumpulan yang ada, bisa digunakan untuk sarana PKMh. Golongan umur, akan memperngaruhi penularan penyakit. Lebih banyakgolongan umur kurang dari 15 tahun berarti peluang untuk sakit DBD lebih besar.i. Suku bangsa, tiap suku bangsa mempunyai kebiasaannya masing-masing, hal ini juga mempengaruhi penularan DBD.j. Kerentanan terhadap penyakit, tiap individu mempunyai kerentanan tertentuterhadap penyakit, kekuatan dalam tubuhnya tidak sama dalam menghadapi suatu penyakit, ada yang mudah kena penyakit, ada yang tahan terhadap penyakit.

Sedangkan faktor yang dianggap dapat memicu kejadian DBD adalah :a. Lingkungan. Perubahan suhu, kelembaban nisbi, dan curah hujan mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga vektor penular penyakit bertambah dan virus dengue berkembang lebih ganas. Siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa akan dipersingkat sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik. Keberadaan penampungan air artifisial/kontainer seperti bak mandi, vas bunga, drum, kaleng bekas, dan lain-lain akan memperbanyak tempat bertelur nyamuk. Penelitian oleh Ririh dan Anny (2005) tentang Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Daerah Endemis Surabaya menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelembaban, tipe kontainer, dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes Aegypti.b. Perilaku. Kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal, sehingga terjadi genangan air yang menyebabkanberkembangnya nyamuk. Kurang baik perilaku masyarakat terhadap PSN (mengubur, menutup penampungan air), urbanisasi yang cepat, transportasi yang makin baik, mobilitas manusia antar daerah, kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, dan kebiasaan berada di dalam rumah pada waktu siang hari.B. Ciri-CiriNyamuk DBD1. MorfologiNyamukAedes aegyptidewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family Culicidae. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang. Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen. Antena dapat digunakan sebagai kunci untuk membedakan kelamin pada nyamuk dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina. Bulu lebat pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina yang jumlahnya lebih sedikit disebut pilose .Proboscis merupakan bentuk mulut modifikasi untuk menusuk. Nyamuk betina mempunyai proboscis yang lebih panjang dan tajam, tubuh membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang bersisik. Dada terdiri atas protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Mesotoraks merupakan bagian dada yang terbesar dan pada bagian atas disebut scutum yang digunakan untuk menyesuaikan saat terbang. Sepasang sayap terletak pada mesotoraks. Nyamuk memiliki sayap yang panjang, transparan dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi dengan sisi. Abdomen nyamuk tediri atas sepuluh segmen, biasanya yang terlihat segmen pertama hingga segmen ke delapan, segmen-segmen terakhir biasanya termodifikasi menjadi alat reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8 segmen yang lengkap. Seluruh segmen abdomen berwarna belang hitam putih, membentuk pola tertentu dan pada betina ujung abdomen membentuk titik (meruncing).

2. Perilaku dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes AegyptiAedes aegyptibersifatdiurnalatau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatankompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkanproboscisnya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.Di Indonesia, nyamukA. aegyptiumumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. NyamukA. aegypti, seperti halnyaculicineslain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebutinstar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.TelurAedes aegyptitahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

Hidup di dalam ruangan, tempat genangan air dan kumuh Sulit untuk ditangkap karena mereka bergerak sangat cepat, melesat maju mundur. Mereka menggigit pada pagi atau siang hari Bersembunyi di bawah perabot dan sering menggigit orang di sekitar kaki atau pergelangan kaki Gigitan relatif tidak sakit, sehingga orang mungkin tidak melihat mereka sedang tergigit.3. Bionomi Nyamuk Aedes AegyptiBionomik vektor meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk, kesenangan nyamuk menggigit, kesenangan nyamuk istirahat, lama hidup dan jarak terbang:1) Kesenangan tempat perindukan nyamuk.Tempat perindukan nyamuk biasanya berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana. Nyamuk Aedes tidak dapat berkembangbiak digenangan air yang langsung bersentuhan dengan tanah. Genangannya yang disukai sebagai tempat perindukan nyamuk ini berupa genangan air yang tertampung di suatu wadah yang biasanya disebut kontainer atau tempat penampungan air bukan genangan air di tanah.Survei yang telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa tempat perindukan yang paling potensial adalah TPA yang digunakan sehari hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember dan sejenisnya. Tempat perindukan tambahan adalah disebut non-TPA, seperti tempat minuman hewan, vas bunga, perangkap semut dan lain-lainnya, sedangkan TPA alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, potongan bambu, dan lain-lainnya.Nyamuk Aedes aegypti lebih tertarik untuk meletakkan telurnya pada TPA berair yang berwarna gelap, paling menyukai warna hitam, terbuka lebar, dan terutama yang terletak di tempat-tempat terlindung sinar matahari langsung. Tempat perindukan nyamuk Aedes yaitu tempat di mana nyamuk Aedes meletakkan telurnya terdapat di dalam rumah (indoor) maupun di luar rumah(outdoor). Tempat perindukan yang ada di dalam rumah yang paling utama adalah tempat-tempat penampungan air: bak mandi, bak air WC, tandon air minum,tempayan, gentong tanah liat, gentong plastik, ember, drum, vas tanaman hias,perangkap semut, dan lain-lain. Sedangkan tempat perindukan yang ada di luar rumah (halaman): drum, kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, pot bekas, pottanaman hias yang terisi oleh air hujan, tandon air minum, dan lain-lain.

2) Kesenangan nyamuk menggigitNyamuk Aedes hidup di dalam dan di sekitar rumah sehingga makanan yang diperoleh semuanya tersedia di situ. Boleh dikatakan bahwa nyamuk Aedes aegypti betina sangat menyukai darah manusia (antropofilik). Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-12.00 dan sore hari jam 15.00-17.00. Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-klali dari satu individu ke individu yang lain. Hal ini disebabkan karena pada siang harimanusia yang menjadi sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak dapat menghisap darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu. Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi.Waktu mencari makanan, selain terdorong oleh rasa lapar, nyamuk Aedes juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bau yang dipancarkan oleh inang,temperatur, kelembaban, kadar karbon dioksida dan warna. Untuk jarak yang lebih jauh, faktor bau memegang peranan penting bila dibandingkan dengan faktor lainnya.Sedangkan nyamuk Aedes Albopictus betina aktif di luar ruangan yang teduh dan terhindar dari angin. Nyamuk iniaktif menggigit pada siang hari. Puncak aktivitas menggigit ini bervariasi tergantung habitat nyamuk meskipun diketahui pada pagi hari dan petang hari.3) Kesenangan nyamuk istirahatKebiasaan istirahat nyamuk Aedes aegypti lebih banyak di dalam rumah pada benda-benda yang bergantung, berwarna gelap, dan di tempat-tempat lain yang terlindung. Di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila berada di tempat kering dengan suhu -2C sampai 42C, dan bila di tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat .4) Jarak terbangPenyebaran nyamuk Aedes Aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk ketersediaan tempat bertelur dan darah, tetapi tampaknya terbatas sampai jarak 100 meter dari lokasi kemunculan.Akan tetapi penelitian terbaru di Puerto Rico menunjukkan bahwa nyamuk ini dapat menyebar sampai lebih dari 400 meter terutama untuk mencari tempat bertelur. Transportasi pasif dapat berlangsung melalui telur dan larva yang ada di dalam penampung.

5) Lama hidupNyamuk Aedes Aegypti dewasa memiliki rata-rata lama hidup 8 hari. Selama musim hujan, saat masa bertahan hidup lebih panjang, risiko penyebaran virus semakin besar. Dengan demikian, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkaji survival alami Aedes Aegypti dalam berbagai kondisi. Untuk dapat memberantas nyamuk Aedes Aegypti secara efektif diperlukan pengetahuan tentang pola perilaku nyamuk tersebut yaitu perilaku mencari darah, istirahat dan berkembang biak, sehingga diharapkan akan dicapai Pemberantasan Sarang Nyamuk dan jentik Nyamuk Aedes Aegypti yang tepat . Perilaku tersebut meliputi :a) Perilaku Mencari Darah Setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 3 hari sekali Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 12.00 dan jam 15.00 17.00 Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menggigit lebih dari satu orang Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.

b) Perilaku IstirahatSetelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2 3 hari untuk mematangkan telur. Tempat istirahat yang disukai : Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur. Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai. Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.

c) Perilaku berkembangbiak Nyamuk aedes aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti: Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari :bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara( tower air) yang tidak tertutup, sumur gali. Wadah yang berisi air bersih atau air hujan: tempat minum burung, vas bunga, pot bunga, potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air meskipun dalam volume kecil.

4. Perbedaan Ciri-Ciri Nyamuk Penyebab Penyakita. Nyamuk Aedes aegypti

Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih Hidup di dalam dan di sekitar rumah Menggigit/menghisap darah pada siang hari Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di got/comberan Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bungan, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain.Nyamuk demam berdarah dewasa lebih memilih untuk beristirahat di daerah gelap. Tempat beristirahat favorit berada di bawah tempat tidur, meja dan kursi, di lemari pakaian atau lemari, di tumpukan cucian kotor dan sepatu; dalam wadah terbuka, di ruang yang gelap dan tenang, dan bahkan pada objek gelap seperti pakaian atau perabot.Nyamuk demam berdarah lebih suka menggigit manusia pada siang hari. Sebuah cara yang efektif untuk membunuh nyamuk dewasa adalah untuk menerapkan sisa insektisida ke daerah di mana mereka lebih suka untuk beristirahat.Nyamuk demam berdarah terkadang dijuluki kecoa nyamuk karena benar-benar dijinakkan dan lebih memilih untuk tinggal di sekitar rumah-rumah penduduk. Mereka berkembang biak bukan di rawa-rawa atau saluran, dan sangat jarang menggigit pada malam hari.

b. Nyamuk Anopheles

Ciri-ciri Sangat dipengaruhi kelembaban dan suhu Menggigit pada malam hari Jarak terbang 0,5-3 km Umur di laboratorium dewasanya 3-5 minggu.

Ciri-ciri nyamuk anopheles1. Bentuk tubuh kecil dan pendek2. Antara palpi dan proboscis sama panjang3. Menyebabkan penyakit malaria4. Pada saat hinggap membentu sudut 905. Warna tubunya coklat kehitam6. Bentuk sayap simetris7. Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah

c. Nyamuk Aedes albopictu

Nyamuk berukuran lebih kecil, berwarna gelap tidak tampak kasar. Tibia kaki belakang tanpa gelang putih. Mesotonum dengan garis memanjang atau kumpulan sisik berwarna putih mirip tanda seru. Sisik-sisik putih pada paha atau femur dalam bentuk bercak-bercak putih tidak teratur. Ada kumpulan sisik-sisik putih yang lebar di atas akar sayap di antara bulubulu supra alar

d. Nyamuk Culex fatiqans

Ciri-ciri jentik nyamuk Culex 1. Bentuk siphon langsing dan kecil yang terdapat pada abdomen terakhir.2. Bentuk comb tidak beraturan.3. Jentik nyamuk culex membentuk sudut di tumbuhan air(menggantung) Ciri-ciri nyamuk Culex1. Palpi lebih pendek dari pada probocis.2. Bentuk sayap simetris.3. Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.4. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.5. Menyebabkan penyakit filariasis6. Warna tubuhnya coklat kehitaman

e. Nyamuk Mansonia

Ciri-ciri jentik nyamuk Mansonia1. Bentuk siphon seperti tanduk2. Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.3. Pada bagian toraks terdapat stoot spine.Ciri-ciri nyamuk Mansonia1. Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 902. Bentuk tubuh besar dan panjang3. Bentuk sayap asimetris.4. Menyebabkan penyakit filariasis5. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.

C. Model terjadinya penyakit demam berdarah ( segitiga epidemiologi )1. AgentNyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah. Cara penyebarannya melalui nyamuk yang menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa dalam kelenjar ludah si nyamuk. Kemudian nyamuk ini menggigit orang sehat. Bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus demam berdarah.

2. Host/pejamuManusia tergigit oleh nyamuk Aedes yang telah memiliki virus DBD di dalam tubuhnya, virus DBD menginfasi kedalam tubuh. Ketikasistem imun melemah, virus ini aktif berkembang biak dan memulai infasi dan menginfeksi trombosit.

3. LingkunganBak penampungan air yang tidak pernah dikuras dan tanpa penutup merupakan lokasi perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypty. Semakin banyak genangan air, maka semakin meningkat populasi nyamuk Aedes Aegypty.Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada di genangan air bersih dan di daerah yang banyak pohon seperti di taman atau kebun. Genangan air pada pot bunga mungkin menjadi salah satu tempat favorit nyamuk yang dapat terlupakan oleh Anda.Jangan menggantung baju karena dapat sebagai tempat berkembangnya nyamuk.

D. Gejala DBDMasa tunas atau inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

E. Riwayat Alamiah Penyakit Demam Berdarah1. Fase prepatogenesisFase Susepteble :agent (nyamuk aedes aegypti) sudah terinfeksi virus dangue dari host yang satu yang menderita penyakit DBD tetapi agent belum menularkan virus dangue pada host yang lain, sehingga host tersebut belum terinfesi virus dangue2. Fase fatogenesisFase presimtomatis :host sudah terinfeksi virus dangue tetapi gejalanya belum tampak namun apabila dilakukan pemeriksaan diagnostik maka akan didapat peningkatan leukosit dan penurunan trombosit3. Fase klinis : infeksi virus semakin meluas, muncul tanda-dan gejala DBDMasa inkubasi selama 3 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue. Selanjutnyapenderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 40 derajat Celsius)b. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahanc. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),mimisan (epitaksis), buang air besar dengan kotoran berupa lendir bercampur darah (melena), dan lain-lainnya.d. Terjadi pembesaran hati (hepatomegali).e. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.f. Pada pemeriksaan laboratorium hari ke 3 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal.g. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,

4. Fase ketidakmampuan:apabila pengobatan berhasil, maka penderita akan sembuh sempurnatetapi apabila penyakit tidak ditangani dengan segera atau pengobatan yang dilakukan tidak berhasil maka akan mengakibatkan kematian.

F. Populasi BeresikoPenyakit infeksi virus dengue banyak menyerang kelompok umur 5-9 tahun, 10-15 tahun, dan 15-44 tahun. Hasil-hasil penelitian para peneliti menunjukan adanya hubungan perubahan iklim, kelembapan, kepadatan larva aedes aegypti, perilaku bersih dan sehat belum terwujud dan lingkungan hidup yang belum memadai dengan kejadian luar biasa penyakit Demam Berdarah Dengue (Soedarto, 2012).Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan anak kecil yang menderita dengue lebih berisiko mengalami infeksi yang serius. Anak-anak cenderung berisiko mengalami sakit berat apabila mereka tergolong anak-anak yang berkecukupan gizi (jika mereka sehat dan memakan makanan bergizi).(Ini berbeda dari banyak infeksi lainnya, yang biasanya lebih parah terjadi pada anak-anak yang termasuk golongan kurang gizi, tidak sehat, atau tidak memakan makanan bergizi.) Perempuan lebih cenderung terserang sakit yang lebih parah daripada laki-laki.[20] Dengue bisa mengancam jiwa pada pasien dengan penyakit kronis (jangka panjang), seperti diabetes dan asmaMenurut WHO, sekitar 2,5-3 milyard manusia yang hidup di 112 negara tropis dan subtropis berada dalam keadaan terancam infeksi dengue. Setiap tahunnya sekitar 50-100 juta penderita dengue dan 500.000 penderita demam berdarah dengue dilaporkan oleh WHO di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sekitar 22.000 jiwa, terutama anak-anak. Pada masa 50 tahun terakhir, insiden dengue di seluruh dunia telah meningkat 30 kali lipat, sedangkan di Amerika demam dengue dan demam berdarah dengue pda tahun 1995 meningkat sekitar 4 kali lipat pada tahun 2000 (Soedarto, 2012).Di Asia Tenggara Demam Berdarah Dengue pada saat ini merupakan penyebab utama rawat inap di rumah sakit dan penyebab kematian tertinggi pada anak-anak. Indonesia merupakan negara Asia Tenggara yang paling banyak melaporkan penderita Demam Berdarah Dengue. Sejak tahun 1982 di Singapura, lebih dari 50% kematian terjadi pada penderita berumur di atas 15 tahun, sedangkan di Indonesia infeksi Dengue lebih banyak diderita oleh kelompok dewasa muda. Pada epidemi tahun 2000, sekitar 82% penderita infeksi dengue yang rawat inap di rumah sakit adalah orang dewasa, sedangkan semua kematian akibat penyakit ii dialami ole penderita berumur di atas 5 tahun (Soedarto, 2012).Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue pertama kali dicurigai terjangkit di Surabaya pada tahun 1968, sedangkan di Jakarta kasus pertama dilaporkan terjangkit ppada tahun 1969. Banduung dan Yogyakarta terjangkit pada tahun 1972. Di luar Jaawa seperti Sumatera Barat, Lampung, Riau, Sulawesi Utara dan Bali berturut-turut dilaporkan tahun 1972-1973. Pada tahun 1974 dilaporkan terjadi wabah di Kalimantan Selatan dan NTB dan pada tahun 1994 telah menyebar ke 27 provinsi di Indonesia. Di Indonesia pengaruh musim terhadap Demam Brdarah Dengue tidak begitu jelas tetapi dalam garis besarnya dapat ditemukan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue meningkat antara bulan September sampai Februari dan puncaknya di bulan Januari (Misnadiarly, 2009).Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Indonesia menempati urutan tertinggi kasus Demam Berdarah Dengue tahun 2010 di Asean, dengan jumlah kasus 156.086 dan kematian 1.358 orang. Di Rektorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL kemkes RI), melaporkan kasus Demam Berdarah Dengue tahun 2011 di Indonesia menurun dengan jumlah kasus 49.486 dan jumlah kematian 403 orang (Ditjen PP dan PL kemkes RI, 2012).G. Rantai Penularan DBDCara penularan penyakit DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes yang mengigit penderita DBD kemudian ditularkan kepada orang sehat. Masa menggigitnya yang aktif ialah pada awal pagi yaitu dari pukul 8 hingga 10 dan sore hari dari pukul 3 hingga 5.Nyamuk aedes aegypti lebih suka berkelana mencari mangsanya di siang hari dibanding nyamuk lain yang cenderung menyerang manusia pada malam hari. Setelah menggigit tubuh manusia sengan cepat perutnya menjadi buncit dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar 1.5 kali berat badannya.1. Cara Virus DBD Masuk dalam Tubuh ManusiaApabila nyamuk menggigit orang, air liur nyamuk tersebut masuk ke kulit orang tersebut. Jika nyamuk tersebut mengandung dengue, virus terbawa dalam air liurnya. Sehingga apabila nyamuk tersebut menggigit orang, virusnya masuk ke dalam kulit orang tersebut bersama air liur nyamuk. Virus tersebut tertanam dan memasuki sel darah putih orang tersebut. (Sel darah putihnya seharusnya membantu pertahanan tubuh dengan memerangi ancaman, seperti infeksi.) Ketika sel darah putih tersebut bergerak-gerak di dalam tubuh, virus memproduksi kembali (atau memperbanyak diri). Sel darah putih bereaksi dengan cara memperbanyak protein pengisyarat (apa yang disebut dengan sitokin), seperti faktor-faktor interleukin, interferon dan tumor nekrosis. Protein ini menyebabkan demam, gejala yang menyerupai flu, dan rasa nyeri yang luar biasa yang terjadi bersama dengue.Jika seseorang menderita infeksi (serius), virus bereproduksi dengan lebih cepat. Dengan semakin banyaknya virus, semakin banyak pula organ (seperti hati dan sumsum tulang) yang terkena dampaknya. Cairan dari aliran darah bocor melalui dinding-dinding pembuluh darah kecil ke dalam rongga-rongga tubuh. Oleh karena itu, lebih sedikit darah yang bersirkulasi (atau berputar di dalam tubuh) di dalam pembuluh darah. Tekanan darah orang tersebut menjadi sangat rendah sehingga jantungnya tidak dapat memasok cukup darah ke organ vital (yang paling penting). Sumsum tulang juga tidak dapat membuat cukup platelet yang dibutuhkan darah agar bisa membeku dengan benar. Tanpa cukup platelet, orang tersebut akan memiliki masalah pendarahan. Pendarahan adalah komplikasi berat dari dengue (satu dari masalah yang paling berat yang diakibatkan oleh penyakit tersebut.2. Cara Virus DBD Keluar Tubuh ManusiaPada banyak kasus yang terjadi, DBD sering berujung pada kematian. Banyaknya kasus kematian yang terjadi sering kali diakibatkan karena ketidak tahuan dan lampannya penanganan terhadap penderita sehingga begitu penderita di bawa ke Rumah Sakit kondisinya sudah parah.Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk demam berdarah. Bila anda pikir sesorang terkena demam berdarah, berikan mereka cairan sebanyak mungkin, bawa mereka ke puskesmas terdekat, dan hindarkan mereka dari nyamuk untuk menghindari yang lain terjangkiti juga. Penyakit ini dapat berlangsung hingga 10 hari, dan pemulihannya dapat memakan maktu 1 minggu hingga 4 minggu.Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika Jika anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek darah anda. Apabila anda menemukan trombosit anda sudah di batas bawah normal (batas normal: 150.000-500.000), berhati-hatilah.a. Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)b. Cobalah menurunkan panas dengan minum obat penurun panasc. Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi banyak juga yang tidak menganjurkannya)d. Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb)e. Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).Sebenarnya, semua usaha di atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap serangan demam berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu (dan memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari jumlah leukosit dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka biasanya trombosit yang kemudian akan bertambah.H. Pencegahan dan Penanggulangan DBDTidak adavaksinyang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vector nyamukdemam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarahAedes Aegypti.Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutinolahraga, dan istirahat yang cukup.2. Memasuki masapancaroba, perhatikan kebersihanlingkungantempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang.3. Fogging atau pengasapan dengan menggunakan malathion dan fenthion hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubukabateakan mematikan jentik padaair. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalamidemamatau panas tinggi.5. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.6. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanPenyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok atau presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).

B. Saran Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah:a. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.b. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).c. Pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).d. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR ( DBD ) KELOMPOK II20