4b klmpok 19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia membutuhkan berbagai macam produk untuk mendukung aktivitas
dalam hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman membuat kebutuhan produk
yang berguna serta memiliki inovasi yang tinggi. Faktor penting yang dilihat manusia
dalam menggunakan suatu produk selain fungsinya yaitu kenyamanan dalam
menggunakannya, namun dalam kehidupan sehari-hari masih banyak ditemukan produk
yang kurang nyaman atau bahkan tidak nyaman untuk digunakan. Mengatasi hal
tersebut maka terciptalah ilmu antropometri.
Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dimensi
tubuh manusia. Pengukuran dimensi tubuh manusia tersebut dapat dijadikan acuan
untuk merancang produk-produk yang mempunyai inovasi baru serta nyaman
digunakan. Kenyamanan yang diberikan oleh produk yang dirancang berdasarkan data
antropometri dirasakan lebih bila dibandingkan dengan produk yang dirancang tidak
berdasarkan data antropometri. Anthropometri akan memberikan penjelasan bahwa
manusa itu berbeda satu dengan yang lain. Manusia akan bervariasi dalam berbagai
macam dimensi ukuran seperti kebutuhan, motivasi, inteligensia, imaginasi, usia, latar
belakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk dan ukuran tubuh, dan
sebagainya. Dengan memiliki data antropometri yang tepat, maka seorang perancang
produk ataupun fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran
dari produk rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh
yang nantinya akan mengoperasikan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan antropometri
memegang peranan utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja
Pengambilan data antropometri yang dilakukan oleh praktikan PSKE 2015 ini
bertujuan untuk merancang suatu produk. Kelompok 19 menggunakan data tersebut
untuk merancang rak piring. Rak piring tersebut digunakan untuk meletakkan piring,
gelas dan peralatan dapur lainnya, namun terkadang rak piring yang telah ada memiliki
tinggi yang tidak sesuai sehingga memberi dampak tidak nyaman ketika ingin
meletakkan peralatan dapur.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 1

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
Hal ini dapat diperbaiki dengan menyesuaikan tinggi rak piring dengan dimensi
tubuh penggunanya seperti tinggi bahu berdiri, jangkauan tangan ke depan dan lain-lain.
Rak piring yang telah sesuai dan nyaman saat digunakan akan berpengaruh terhadap
kinerja penggunanya.
1.2 Tujuan praktikum
Tujuan Praktikum Desain Produk adalah sebagai berikut :
1. Mampu mendesain alat bantu rumah tangga berdasarkan data antropometri
interpolasi British Hongkong
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan informasi data antropometri dan
memanfaatkannya dalam perancangan alat bantu rumah tangga yang
ergonomis.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang dibahas pada praktikum ini meliputi data antropometri interpolasi
British Hongkong. Dimana dengan adanya data tersebut akan dirancang produk yaitu
rak piring yang digunakan untuk meletakkan piring dan peralatan dapur lainnya. Dan
rancangan produk yang dibuat menggunakan software Catia.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan pustaka yang melandasi praktikum. Meliputi pengertian
desain produk, manfaat desain produk, langkah-langkah desain produk, pengertian
presentil, aplikasi presentil dalam desain produk dan software yang digunakan.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 2

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi pengumpulan data antropometri interpolasi British Hongkong,
perancangan produk, dan gambar rancangan produk keseluruhan menggunakan
software Catia.
BAB VI ANALISIS
Berisi analisis data antropometri dalam perancangan produk yang dibuat
sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan yang berisikan mengenai garis besar yang dapat ditarik
berdasarkan analisis, memberikan jawaban atas tujuan penulisan, serta saran -
saran dari penyusun.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 3

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Desain Produk
Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh
perusahaan untuk pelanggannya. Sebuah konsep yang sangat luas, pada dasarnya
generasi dan pengembangan ide-ide yang efektif dan efisien melalui proses yang
mengarah ke produk-produk baru. Dalam pendekatan sistematis, desainer produk
konsep dan mengevaluasi ide-ide, dan mengubahnya menjadi penemuan yang nyata dan
produk. Peran produk desainer adalah untuk menggabungkan seni, ilmu pengetahuan,
dan teknologi untuk menciptakan produk-produk baru yang dapat digunakan orang lain.
Peran mereka berkembang telah difasilitasi oleh alat digital yang sekarang
memungkinkan desainer untuk berkomunikasi, memvisualisasikan, menganalisis dan
benar-benar menghasilkan ide-ide nyata dalam cara yang akan mengambil tenaga kerja
yang lebih besar di masa lalu .
Desain produk kadang-kadang bingung dengan desain industri, dan baru-baru ini
menjadi istilah yang luas termasuk layanan, software, dan desain produk fisik. Desain
industri yang bersangkutan dengan membawa bentuk artistik dan kegunaan, biasanya
berhubungan dengan desain kerajinan dan ergonomi, bersama-sama untuk memproduksi
massal barang. Aspek lain dari desain produk meliputi desain engineering, terutama
ketika hal fungsi atau utilitas menjadi pokok permasalahan, meskipun batas-batas
tersebut tidak selalu jelas.
(Zamadi,2008)
2.2 Manfaat Desain Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan
produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 4

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
Mengembangkan sebuah strategi produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
dengan keunggulan bersaing. Strategi produk dapat memfokuskan diri pada
pengembangan keunggulan bersaing melalui pembedaan, biaya rendah, respons cepat,
atau perpaduan dari ketiganya.
(Zamadi,2008)
2.3 Langkah Langkah Desain Produk
Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
Dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research
ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah
pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan
keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan
didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang
akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin
penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor,
chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang
produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen.
Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam
produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable price).
Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari
menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-
komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
4. Menggambar Produk
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 5

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-
komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan
mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau
3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian
besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan
menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada
rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi
dengan melihat gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada
hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan
brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir
masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula
biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara.
Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid
prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat
khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-
produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya
(produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar
dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini
benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu,
ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia
memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya
tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu
saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang
memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 6

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus
produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8. Produksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak
sampai menerima barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang
membuat produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada
kerusakan pada barang tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih
membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan ketenangan dalam
pemakaian produk.
(Sindhata,2004)
2.4 Pengertian Persentil
Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang
memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan
menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan
persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran
itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia
yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”.
Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang
ada, maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th persentil sebagai batas-batasnya.
(Punarwan,2007)
2.5 Aplikasi Persentil Dalam Desain Produk
Secara statistik, terlihat bahwa ukuran tubuh manusia pada suatu populasi tertentu
akan terkonsentrasi pada suatu nilai tengah, dan suatu bagian kecil dari harga ekstrim
akan berada dikedua sisi kurva sistribusi. Karena tidaklah praktis untuk mendesain bagi
seluruh bagian populasi. Maka dilakukanlah pemilihan pada bagian tengah dari
distribusi, dimana sebagian besar nilai terkonsentrasi. Sebagian besar data
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 7

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
anthropometri dinyatakan dalam bentuk persenctil. Suatu populasi, untuk kepentingan
studi, dibagi dalam seratus kategori persentase, diurutkan dari nilai terkecil sampai nilai
terbesar, pada suatu ukuran tubuh tertentu.
Persentil satu ukuran tinggi tubuh, sebagai contoh menunjukkan bahwa 99% dari
populasi yang diamati mempunyai tinggi diatas ukuran itu. Demikian juga nilai
persentil 95% dari ukuran tinggi tubuh menunjukkan bahwa terdapat 5% bagian
populasi yang memiliki ukuran lebih dari nilai tersebut dan 95% sisanya memiliki
tinggi yang sama atau lebih rendah.
(Punarwan,2007)
2.6 Software Yang Digunakan
Program CATIA (Computer Aided Three-Dimensional Interactive Aplication)
merupakan program komputer yang dibuat dengan mendasarkan pada teori yang
terdapat dalam perumusan metode elemen hingga.
Program CATIA yang mempunyai kemampuan lebih luas membuka wawasan baru
bagi peneliti untuk menyelesaikan permasalahan lebih cepat. Tampilan prototipenya
juga bisa ditampilkan pada layar komputer, sehingga orang yang awam di bidang
teknikpun dapat mengetahui dengan mudah. Hal inilah yang mendasari penggunaan
program komputer CATIA yang berbasis metode elemen hingga untuk melakukan kajian
penelitian.
Teknologi informatika/komputer sebelum berkembang, analisa yang dilakukan
dengan metode elemen hingga masih menggunakan perhitungan tangan yang panjang
dan melelahkan. Dessault System kemudian mengeluarkan software CATIA yang
merupakan software terpadu untuk desain dan analisa struktur dengan menerapkan
metode elemen hingga. Peneliti dengan program ini hanya membuat model tiga
dimensinya dan analisa dapat dilakukan dengan hasil yang langsung dapat diketahui.
Pemodelan meliputi diskritisasi benda kerja, pemilihan dan penerapan elemen,
pendevinisian tumpuan, serta beban yang bekerja.
Software CATIA menyediakan solusi terpadu untuk menyederhanakan dan
memudahkan proses desain dan analisa sebuah struktur. Solusi terpadu tersebut berati
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 8

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
bahwa semua proses dikerjakan oleh satu mesin dan satu software, sehingga transfer
data dari satu desain/software ke mesin/software yang lain tidak diperlukan.
Dengan proses tersebut, hilangnya data atau informasi dapat dihindari dan waktu
untuk proses analisa juga menjadi lebih singkat. Paket untuk desain dan analisa yang
ditawarkan atau diberikan oleh CATIA adalah sebagai berikut:
a. CATIA untuk desain (gambar geometri)
b. CATIA untuk pembuatan model elemen hingga.
c. CATIA untuk perhitungan berbasis metode elemen hingga
d. CATIA untuk menampilkan hasil dan analisa detail dari perhitungan.
Dimulai dengan desain, dimana desain dapat dalam model dua dimensi ataupun
tiga dimensi. CATIA FEM (Finite Elemen Modeler) akan membuat model analisa dari
desain yang telah jadi. Model ini dibuat berdasarkan metode elemen hingga. Adapun
metode diskritisasi yang ditawarkan antara lain : metode 4-EDGES-ADVANCE, metode
FRONTAL, dan metode OCTREE. Diantara ketiga metode tersebut, metode OCTREE
adalah yang paling mudah untuk dibuat, dan metode inilah yang akan digunakan pada
penelitian ini.
Perhitungan dapat dilakukan setelah model selesai dibuat. Perhitungan yang
ditawarkan dalam CATIA ini adalah statis linier, dynamic, thermal, dan bukling. Pada
studi ini hanya akan dilakukan perhitungan statis.
CATIA V5 merupakan program desain grafis tiga dimensi yang dibuat oleh
Dassault Sistem yang mampu membuat gambar dan analisis dalam bidang teknik.
Penulis dalam merancang benda kerja menggunakan program CATIA dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Program CATIA V5 mempunyai aplikasi yang lengkap yang dapat digunakan dalam
bidang pendidikan dan bidang industri yang meliputi mechanical design, analysis,
simulation, dan aplikasi lainnya.
b. Cara pembuatan atau pemodelan benda kerja dengan program CATIA V5 relatif
mudah dibandingkan dengan menggunakan program sejenis serta mempunyai tingkat
akurasi yang tinggi.
c. Design part (desain komponen) dengan CATIA V5 akan menghasilkan gambar yang
sesuai dengan hasil produk sesungguhnya. Sehingga produk yang telah didesain
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 9

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
dapat dilihat secara nyata dalam tampilan tiga dimensi, sehingga kita bisa
mengetahui secara detail bagian dari produk tersebut.
d. CATIA V5 juga dapat melakukan analisis statis dari produk yang telah didesain,
sehingga dapat dilihat bagian dari produk yang kurang aman sehingga akan
mempermudah mendesain produk sampai didapat produk sesuai yang diinginkan
sebelum proses produksi dilakukan.
(Revida, 2000)
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 10

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
3.2 Perancangan Produk
Gambar 3.1 Rak Piring
Produk yang akan dirancang adalah rak piring. Rak ini digunakan untuk
meletakkan alat makan diantaranya adalah sendok, garpu, piring, mangkok dan gelas.
Pada perancangan rak piring, dimensi yang digunakan adalah Tinggi mata, jarak dari
siku ke ujung jari, lebar bahu, tinggi siku dan tinggi lutut.
Pada perancangan ini data anthropometri yang digunakan adalah data
anthropometri interpolasi british hongkong, hal ini dipilih karena perancangan rak
piring ini menyesuaikan dengan kondisi fisik orang Indonesia yang hampir sama dengan
ukuran tubuh british-hongkong. Beberapa dimensi yang dipakai untuk perancangan rak
piring ini adalah menggunakan pesentil 5%. Persentil ini digunakan agar orang dengan
persentil kecil tetap bisa menggunakan rak piring. Hanya ada 1 dimensi yang
menggunakan persentil 95 wanita yatu tinggi lutut. Hal ini dimaksudkan agar akan lebih
banyak pengguna yang nyaman dalam membuka atau menutup pintu rak almari piring.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 11

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
3.2.1 Penentuan Dimensi Perancangan Produk
a. Dimensi 1 (Tinggi Mata)
Dimensi tinggi mata digunakan untuk menentukan ukuran tinggi rak piring.
Tinggi rak piring=tinggimata persentil 5 pada wanita
Tinggi rak piring=1350 mm+135=1485 mm
b. Dimensi 2 (Jarak Dari Siku ke Ujung Jari)
Dimensi jarak jarak dari siku ke ujung jari digunakan untuk menentukan
ukuran panjang dari rak piringnya
Panjangrak piring=2 x jarak dari siku keujung jaripersentil5 wanita
Panjangrak piring=2 x 374mm=748 mm+74,8=822,8
c. Dimensi 3 (Lebar Bahu)
Dimensi lebar bahu digunakan untuk menentukan lebar dari rak piring
Lebar rak piring=lebar bahu persentil 5 wanita
Lebar rak piring=342 mm+34,2=376,2 mm
d. Dimensi 4 (Tinggi Siku)
Dimensi tinggi siku digunakan untuk menentukan batas tinggi pintu bagian
bawahdari rak piringnya
Tinggi Pintubawah=tinggi siku persentil 5 wanita
Tinggi Pintubawah=886 mm+88,6=974,6 mm
e. Dimensi 5 (Tinggi Lutut)
Dimensi genggaman tangan digunakaan untuk menentukan pegangan pintu.
Pegangan pintu=tinggi lutut persentil 95 wanita
Pegangan pintu=516 mm+51,6=567,6 mm
3.2.2 Dimensi Perancangan Produk
Tabel 3.1 Rekap Dimensi
Percentil
Dimensi 1
Tinggi rak
(mm)
Dimensi 2
Panjang rak
(mm)
Dimensi 3
Lebar rak
(mm)
Dimensi 4
Tinggi pintu
bawah (mm)
Dimensi 5
Tinggi
Pegangan
Pintu (mm)
5 1485 822,8 376,2 974,6 567,6
10 1508,936 804,056 386,892 992,156 431,684
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 12

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
50 1590,6 899,8 423,5 1052,7 469,7
90 1672,264 995,544 460,108 1113,244 507,716
95 1695,551 776,754 470,547 1130,509 518,5565
3.2.3 Gambar Perancangan Produk Keseluruhan Dengan Menggunakan
Software A
Gambar 3.2 Desain Rak piring
3.2.3.1 Tampak Sembarangan
Gambar 3.3 Rak piring Tampak Sembarangan
3.2.3.2 Tampak Depan
Gambar 3.4 Rak piring Tampak Depan
3.2.3.3 Tampak Samping
Gambar 3.5 Rak piring Tampak Samping
3.2.3.4 Tampak Atas
Gambar 3.6 Rak piring Tampak Sembarangan
3.2.3.5 Tampak Belakang
Gambar 3.7 Rak piring Tampak Sembarangan
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 13

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisa Data Antropometri dalam Perancangan Produk
4.1.1 Dimensi 1 (Tinggi Mata)
Desain untuk menentukan ukuran tinggi rak piring ditentukan dari tinggi mata,
dimensi tinggi mata. Dimensi ini digunakan untuk mempermudah seseorang dalam
menjakau dan melihat isi didalam rak piring saat akan membukanya. Ukuran yang
dipilih baik untuk dimensi tinggi matadalah dengan percentile 5% dan penambahan
10% untuk allowancenya. Persentil ini dipilih dengan tujuan bahwa akan semakin
banyak pengguna yang nyaman saat menggunakannya. Nilai persentil 5% dan
penambahan allowance 10% wanita pada data antropometri sebesar 1350mm.
4.1.2 Dimensi 2 (Jarak dari Siku ke Ujung Jari)
Desain untuk ukuran panjang rak almari piring ditentukan dari 2x panjang jarak
siku ke ujung jari tengah dengan tujuan agar mempermudah seseorang dalam
menjangkau benda disisi kanan atau kiri isi dari rak piring tersebut. Dimensi
menggunakan nilai persentil 5% wanita, dan ukuran pada data antropometri british
hongkong sebesar 74,8mm. Ukuran desain yang dipilih baik untuk dimensi jarak dari
siku ke ujung jari adalah . Persentil ini dipilih dengan tujuan bahwa akan lebih banyak
pengguna yang nyaman.
4.1.3 Dimensi 3 (Lebar Bahu)
Desain untuk menentukan ukuran lebar rak almari piring adalah dengan dimensi
lebar bahu, hal ini dikarenakan untuk memberikan keleluasan dalam penempatan piring
didalam rak almari tersebut. Ukuran terbaik yang dipilih untuk dimensi lebar bahu
adalah dengan persentil 5% wanita dan allowance 10%. Persentil ini dipilih dengan
tujuan agar penempatan piring didalam lebih ergonomis dan memudahakan pengguna
untuk mengambil piring. Nilai persentil 5% wanita dalam data antropometri sebesar
376,5mm.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 14

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
4.1.4 Dimensi 4 (Tinggi Siku)
Desain untuk ukuran batas maksimal tinggi pintu bagian bawah almari rak piring
adalah tinggi siku berdiri dengan penambahan allowance 10%, dimensi ini dipakai agar
tinggi pintu bagian awah almari tidak terlalu tinggi dikarenakan akan ada 2 pintu dalam
desain yang dibuat nantinya. Ukuran terbaik yang dipilih untuk dimensi tinggi siku
adalah dengan persentil 5 % wanita. Persentil ini dipilih dengan tujuan bahwa akan
lebih banyak pengguna yang nyaman dalam menjangkau bagian isi bawah alamari
piring. Nilai persentil % wanita pada data antropometri ini sebesar 974,6 mm.
4.1.5 Dimensi 5 (Tinggi Lutut)
Desain untuk ukuran tinggi pegangan pintu rak almari ditentukan dari tinggi lutut
berdiri dengan tujuan agar pegangan pintu rak almari yang paling bawah masih dalam
area jangankauan manusia, dimensi ini menggunakan percentile 95% wanita dengan
tambahan allowance 10%, allowance ini diberikan jika seseorang menggunakan alas
sepatu yang tingginya berbeda. Persentil ini dipilih dengan tujuan agar akan lebih
banyak pengguna yang nyaman dalam membuka atau menutup pintu rak almari piring.
Nilai persentil 95% wanita dalam data antropometri sebesar 516mm dan allowance
51,6mm sehingga ukuran tinggi pegangan pintu almari adalah 567,6mm.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 15

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 4B-Desain Produk
Kelompok 19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum desain produk 4 B ini kita membuat desain untuk rak piring
yang digunakkan sehari hari adapun ukuran yang kita gunakkan pada
praktikum kali ini adalah menggunakan interpolasi British Hongkong. Dimensi
yang digunakkan berupa Tinggi mata, Jarak dari siku ke ujung jari, Lebar bahu,
Tinggi siku, dan Tinggi genggaman tangan. Menggunakkan persentile 5 dan 95
wanita. Dengan allowance 10 %.
Dengan menggunakkan interpolasi British Hongkong kita mendesain rak piring
ergonomis menggunakkan ukuran persentile 5 dan 95 wanita, dengan cara
melihat tabel interpolasi British Hongkong pada setiap ukuran bagian rak
piring. Dengan ditambah allowance 10 % untuk setiap dimensi yang telah
ditetapkan .
Hasil diskusi kami sebagai praktikan dan asisten Laboratorium PSKE adalah
kami berhasil merancang alat bantu rumah tangga dalam hal ini rak piring
menggunakkan konsep ergonomi untuk menciptakan rak piring yang sesuai
dengan konsep ergonomi yang lebih baik.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, praktikan telah memahami cara-cara
pengukuran dimensi tubuh yang akan dijadikan dimensi dalam pengukuran
produk.
Praktikan diharapkan lebih memahami materi sehingga tidak mengalami
kesulitan pada saat praktikum berlangsung ataupun pada saat pembuatan
laporan.
Sebaiknya praktikan telah mengetahui cara mengopersikan software Catia.
Program Studi Teknik IndustrUniversitas Diponegoro2015 16