makalah 1 klmpok 5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KDDKTRANSCRIPT

MAKALAH
NUTRISI dan CAIRAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Nutrisi dan Cairan
Dosen pembimbing: FITRIA HANDAYANI, M.Kep.,Sp.KMB
Disusun oleh:
1. Cahyo Yuwono ( 22020111130102 )2. Devy Prihitaningtyas ( 22020111130058 )3. Erlangga Galih Z.N ( 22020111130045 )4. Ida Novitasari ( 22020111130100 )5. Mutiara Ayu Hapsari ( 22020111130103 )6. Risawati Sih W ( 22020111110036 )7. Siti Munadliroh ( 22020111130099 )8. Suryatno Situmorang ( 22020111111010 )
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
0

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan lancar dan tepat waktu.
Kami menyusun makalah ini dengan judul “Konsep Nutrisi“, makalah ini kami susun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Nutrisi dan Cairan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah hygiene dan teman – teman semuanya.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca pada khususnya, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Semarang, 8 Maret 2012
Tim Penyusun
1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar …..………………………………………………………. 1
Daftar Isi …………………………………………………………………. 2
Bab 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 5
Bab 2 PEMBAHASAN
A. Mekanisme lapar pada manusia …………………………………. 6
B. Pengertian metabolisme, katabolisme dan anabolisme pada
glukosa, protein dan lemak ……………………………………… 8
C. Basal Metabolisme Rate (BMR) dan Basal Energy
Expenditure (BEE) ……………………………………………… 15
D. Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak ………………….. 16
E. Vitamin yang larut dalam air dan lemak serta
sumbernya serta efek kelebihan dan kekurangan vitamin ……… 20
F. Kebutuhan nutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah ... 24
G. Kebutuhan nutrisi pada orang dewasa.…………………………. 26
H. Kebutuhan Nutrisi pada lansia …………………………………. 27
I. Proses menua yang dapat mempengaruhi
kebutuhan nutrisi pada lansia ………………………………….. 28
J. Nutrient yang diperlukan terkait masalah-masalah
yang terjadi pada proses menua ………………………………... 29
K. Peran perawat di komunitas untuk mengatasi
masalah nutrisi pada lansia……………………………………... 30
L. Masalah gangguan cairan dan elektrolit pada lansia …………… 32
M. Peran perawat di komunitas untuk memenuhi
kebutuhan cairan pada lansia ………………………………….. 34
2

Bab 3 PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………… 36
B. Saran ………………………………………………………….. 36
Daftar pustaka…………………………………………………………. 37
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh kita terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh sebab itu
kita perlu masukan dari makanan untuk memperoleh zat-zat tersebut. Zat-zat
tersebut yang sering kita sebut dengan nutrisi. Kata Nutrisi adalah ejaan dari kata
bahasa inggris nutrition. Nutrition ini sering diterjemahkan sebagai istilah dari
gizi. Nutrisi berfungsi membentuk dan memelihara jaringan tubuh, memperoleh
tenaga, mengatur kerja organ tubuh, dan melindungi tubuh dari serangan
berbagai penyakit. Secara keseluruhan fungsi utama nutrisi adalah memberikan
energi bagi aktivitas tubuh, membentuk stuktur kerangka tubuh serta mengatur
berbagai proses kimiawi tubuh (Siutor & Hunter, 1980).
Nutrisi yang diperlukan tubuh tersebut terdiri dari zat karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vitamin dan air. Zat-zat tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda-beda bagi tubuh. Untuk pertumbuhan tubuh diperlukan zat protein,
mineral, dan air. Tenaga yang di perlukan untuk bekerja dan untuk menjalankan
aktivitas didalam tubuh yaitupencernaan makanan, pernafasan, dan peredaran
darah diperoleh dari zat hidrat arang atau karbohidrat, lemak dan protein. Zat-zat
yan berfungsi memelihara, mengatur kerja, didalam tubuh dan memelihara tubuh
kita terhadap serangan penyakit adalah mineral dan vitamin. Zat-zat karbohidrat,
protein, lemak, mineral, vitamin dan air terdapat didalam bahan makanan seperti
beras, jagung, daging, telur, sayur-mayur, buah, kacang-kacangan dan
sebagainya. Nutrisi yang diperlukan tubuh berbeda-beda sesuia dengan tingkatan
usia seperti nutrisi yang diperlukan oleh bayi, remaja, orang dewasa dan lansia.
Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan masalah yang serius bagi kesehatan
tubuh.
4

B. Rumusan Masalah
1. Mekanisme lapar pada manusia.
2. Pengertian metabolisme, katabolisme dan anabolisme pada glukosa,
protein dan lemak.
3. Basal Metabolisme Rate (BMR) dan Basal Energy Expenditure (BEE).
4. Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
5. Vitamin yang larut dalam air dan lemak serta sumbernya serta efek
kelebihan dan kekurangan vitamin
6. Kebutuhan nutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah
7. Kebutuhan nutrisi pada orang dewasa
8. Kebutuhan Nutrisi pada lansia
9. Proses menua yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
10. Nutrient yang diperlukan terkait masalah-masalah yang terjadi pada
proses menua
11. Peran perawat di komunitas untuk mengatasi masalah nutrisi pada
lansia
12. Masalah gangguan cairan dan elektrolit pada lansia
13. Peran perawat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan cairan pada
lansia
5

BAB II
PEMBAHASAN
1. Mekanisme lapar pada manusia
Rasa lapar pada manusia disebabkan tubuh yang kekurangan sumber energi
berupa glukosa, protein, dan lemak. Jika ketiga zat ini mengalami penurunan
maka secara mekanisme pusat lapar pada hipotalamus bagian lateral, tepatnya di
nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus akan
dipacu sehingga orang tersebut merasa lapar. Rasa lapar juga dapat terjadi bila
lambung seseorang yang sedang kosong berkontraksi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa lapar pada manusia adalah:
a. Hipotesis Lipostatik
Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur
persentase lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah,
maka akan membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan
makan.
6

b. Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan
Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang
munculnya satu atau lebih peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin
berperan dalam menyerap nutrisi makanan. Apabila jumlah kolesitokinin dalam
GI rendah, maka hipotalamus akan menstimulasi kita untuk memulai pemasukan
makanan ke dalam tubuh.
c. Hipotesis Glukostatik
Rasa laparpun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah.
Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya
glukosa)akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah
kekurangan glukosa, maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk
memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam
lambung.
d. Hipotesis Termostatik
Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka
hipotalamus akan meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang
dikemukakan oleh Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya
turun, dan ketika naik lagi, rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa
menerangkan mengapa kita cenderung lebih banyak makan di waktu musim
hujan/dingin.
e. Neurotransmitter
Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap
nafsu makan. Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan
membuat kita mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya dopamine dan
serotonine, maka kita tidak mengkonsumsi karbohidrat.
7

f. Kontraksi di Duodenum dan Lambung
Kontraksi yaitu pergerakan yang terjadi bila lambung telah kosong selama
beberapa jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis
di dalam korpus lambung. Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu
menimbulkan kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga
dapat sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah yang rendah. Bila kontraksi lapar
terjadi tubuh akan mengalami sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang
disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak waktu lapar ). Hunger pans biasanya
tidak terjadi sampai 12 hingga 24 jam sesudah makan yang terakhir. Pada
kelaparan, hunger pangs mencapai intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan
kemudian melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya.
g. Psikososial
Rasa lapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui komponen
biologis. Sebagai manusia, kita tidak dapat mengesampingkan bagian prikologis
kita, komponen belajar dan kognitif (pengetahuan) dari lapar. Tak seperti makhluk
lainnya, manusia menggunakan jam dalam rutinitas kesehariannya, termasuk saat
tidur dan makan. Penanda waktu ini juga memicu rasa lapar. Bau, rasa, dan tekstur
makanan juga memicu rasa lapar. Warna makanan juga memperngaruhi rasa
lapar. Stres juga dapat berpengaruh terhadap nafsu makan, tetapi ini bergantung
pada masing-masing individu
2. Pengertian metabolisme, katabolisme dan anabolisme pada glukosa,
protein dan lemak
Metabolisme merupakan reaksi biokimia (reaksi kimia didalam sel) yang
terjadi pada tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme pada umumnya bukan
reaksi spontan, tetapi reaksi setahap demi setahap. Metabolisme meliputi pula
proses detoksifikasi (pembuangan racun misalnya lewat urin. Reaksi metabolisme
meliputi Katabolisme dan Anabolisme.
8

a. Katabolisme : suatu fase metebolisme terjadinya pembongkaran senyawa-
senyawa bermolekul besar menjadi bermolekul kecil (pemecahan subtansi
kimia menjadi subtansi yang lebih sederhana) . Bersifat eksergonik atau
melepaskan energi. Dalam sel, nutrien organik penghasil energi, misalnya
karbohidrat, protein, lemak, terurai melalui reaksi-reaksi bertahap menjadi
produk akhir yang miskin energi seperti asam laktat, karbondioksida, air,
dan amoniak. Energi yang dihasilkan adalah energi kimia dalam bentuk
ATP dan NADPH (adenosine trifosfat dan nikotinamida adenine
dinukleotida fosfat). Contoh peristiwa : fermentasi dan respirasi
b. Anabolisme : merupakan fase metabolisme berupa penyusunan molekul-
molekul sederhana menjadi molekul-molekul kompleks (produksi dari
substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrien). Bersifat
endergonik, atau reaksi yang membutuhkan energi. Dalam sel molekul
pembangun atau molekul pemula seperti monosakarida, asam lemak, asam
amino, dan basa nitrogen disusun menjadi makrobiomolekul sel, seperti
polisakarida, lemak, protein, dan asam nukleat yang kaya energi. Energi
yang dibutuhkan dalam proses anabolisme antara lain dari proses
pemecahan ATP menjadi ADP dan asam fosfat. Anabolisme
membutuhkan energi kimia yang didapat dari proses katabolisme. Contoh
peristiwa : fotosintesis dan kemosintesis
Proses fisiologi tersebut dapat berlangsung jika ada zat pengikat
(biokatalisator) yang disebut enzim. Hasil akhir katabolisme karbohidrat adalah
glikogen ,sedangkan hasil akhir katabolisme lemak netral adalah energi,
karbondioksida, dan air. Kelebihan protein dalam tubuh tidak akan disimpan
dalam tubuh, tetapi dirombak menjadi asam alfa amino. Metabolisme protein
tidak secara langsung terlibat dalam memproduksi energi, tetapi metabolisme
protein terlibat dalam produksi enzim, beberapa hormon, komponen struktural,
dan protein spesifik. Didalam tubuh manusia terjadi metabolisme karbohidrat,
yaitu katabolisme karbohidrat dan anabolisme karboidrat. Contoh katabolisme
9

karbohidrat adalah respirasi sel. Sedangkan proses anabolisme karbohidrat adalah
pembentukan glikogen dan glukosa.
Dibanding mengkonsumsi makanan mengandung protein dan karbohidrat,
makanan yang mengandung lemak lebih mengenyangkan. Hal ini disebabkan
karena metabolisme lemak lebih banyak menghasilkan energy dari pada
metabolisme karbohidrat dan protein. Lemak merupakan senyawa yang lebih
mudah tereduksi, sedangkan protein dan karbohidrat merupakan senyawa yang
lebih mudah teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak
menyimpan energi dan jika dibakar sempurna akan membebaskan energi lebih
banyak. Hal ini disebabkan karena pembesan elektron yang lebih banyak. Jumlah
elektron yang dibebabkan meningkatkan jumlah energi yang dihasilkan.
Metabolisme dari 1 g hasil lemak, lebih dari dua kali energy yang diberikan oleh
karbohidrat dan protein.
10

KARBOHIDRAT
Merupakan sumber energi utama. Tiap gramnya menghasilkan 4 kilokalori
(kkal). Karbohidrat diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu).
Karbohidrat diklasifikasi menurut unit gula atau sakarida :
1. Monosakarida : seperti glukosa atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi
unit gula yang lebih dasar.
2. Disakarida : seperti laktosa, sukrosa, dan maltose yang dibentuk dari
monosakarida dan air.
3. Polisakarida : glikogen dibentuk dari banyak unit gula
Metabolisme karbohidrat terdiri dari tiga proses utama :
1. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbondioksida dan air
(glikogenolisis)
2. Anabolisme glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan (glikogenesis)
3. Perubahan asam amino dan gliserol menjadi glikogen untuk energi
(glukoneogenesis)
11

PROTEIN
Metabolism protein dimualai setelah protein diubah menjadi asam amino.
Asam amino akan memasuki proses TCA bila dibutuhkan sebagai sumber energi
atau bila berada dalam jumlah berlebih dari yang dibutuhkan untuk sintesa
protein. Mula-mula asam amino akan mengalami deaminase, yaitu melepas gugus
amino. Proses ini membutuhkan vitamin B6 dalam bentuk PLP. Asam amino
kemudian dikataboisme melalui tiga cara. Kira-kira separuh dari asam amino
yaitu, alanin, serin, glisin, sistein, metionin, dan tripofan diubah menjadi asetil
KoA. Sisa asam amino kecuali asam aspartat diubah menjadi asam glutamate,
dideaminase dan langsung memasuki TCA.
Asam amino yang diubah menjadi piruvat dapat diubah menjadi glukosa.
Oleh karena itu bisa dinamakan asam amino glukogenik. Asam amino yang dapat
diubah menjadi asetil KoA dapat digunakan untuk memperoleh energi atau dapa
diubah menjadi lemak. Asam amino ini dinamakan ketogenik. Asam amino yang
12

langsung masuk kedalam siklus TCA juga merupakan asam amino glukogenik,
karena dapat menghasilkan energi atau keluar dari siklus dan diubah menjadi
glukosa. Berbeda dengan lemak, protein merupakan sumber glukosa bila
karbohidrat tidak mencukupi. Seperti halnya lemak dan karbohidrat, bila
kelebihan asam amino akan diubah menjadi lemak. Jadi protein dalam jumlah
berlebihan untuk pertumbuhan dapat memelihara tubuh, dapat diubah menjadi
lemak tubuh dan dapat menyebabkan kegemukan.
ANABOLISME PROTEIN KATABOLISME PROTEIN
Protein Protein
Energi Energi
Asam Amino + Asam Amino Asam Amino + Asam Amino
LEMAK
Gliserol dan asam lemak diperoleh dari hasil pemecahan trigliserida
melalui proses lipolisis. Gliserol memasuki jalur metabolisme diantara glukosa
dan piruvat dan dapat diubah menjadi glukosa/piruvat. Piruvat kemudian diubah
menjadi asetil KoA untuk kemudian memasuki Tricarboxylic Acid Cycle (TAC).
Sebagian besar asam lemak alami terdiri atas atom karbon dalam jumlah
genap misalnya 16 atau 18. Asam lemak mula-mula akan dipecah melalui proses
oksidasi kedalam unit-unit yang terdiri dari 2 –karbon. Tiap pecahan 2-karbon ini
akan mengikat satu molekul KoA untuk membentuk asetil KoA. Proses perubahan
asam lemak bebas menjadi banyak molekul asetil KoA dinamakan beta-oksidasi.
Setiap molekul asetil KoA kemudian akan memasuki TCA seperti halnya
yang dilakukan glukosa. Setiap kali unit dua karbon pecah dari molekul asam
13

lemak, akan dilepas sedikit energi. Bila unit2-karbon ini kemudian memasuki
TCA dalam bentuk asetil KoA akan dihasilkan energi sebanyak kurang lebih tiga
kali lipat. Energi dalam hal ini diikat dalam bentuh NADPH dan FADH2. Bila
asam lemak mempunyai atom karbon dalam jumlah ganjil, maka disamping asetil
KoA akan dibentuk ikatan KoA dengan 3-ikatan karbon, yaitu proponil KoA.
Proponil KoA seperti halnya asetil KoA yang memasuki sikluk TCA. Bila sel
tidak membutuhkan energi, asetil KoA yang berasal dari oksidasi asam lemak
akan membentuk lemak, seperti halnya asetil KoA yang dibentuk dari kelebihan
karbohidrat.
Sel tubuh dapat membuat glukosa dari piruvat dan ikatan 3-karbon lain ,
akan tetapi glukosa tidak dapat dibuat dari pecahan 2-karbn yang dihasilkan oleh
asam lemak. Dengan demikian asam lemak tidak dapa digunakan untuk
membentuk glukosa. Ini berarti bahwa lemak tidak dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk organ-organ tubuh yang memerlukan glukosa sebagai bahan
bakar (misalnya otak dan saraf). Pembentukan glukosa dari gliserol tidak berarti
karena gliserol hanya merupakan 5% dari lemak.
ANABOLISME LEMAK KATABOLISME LEMAK
Trigliserida Trigliserida
Energi Gliserol Asam Lemak
Gliserol+Asam Lemak
energi energi
14

Hubungan antara metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
3. Basal Metabolisme Rate (BMR) dan Basal Energy Expenditure (BEE)
Perbedanan antara Basal Metabolic Rate (BMR) dengan Basal Energy
Expenditure (BEE) yaitu Basal Metabolic Rate ( BMR ) adalah kebutuhan kalori
minimum yang dibutuhkan seseorang hanya untuk sekedar mempertahankan
hidup, dengan asumsi bahwa orang tersebut dalam keadaan istirahat total , tidak
melakukan aktivitas sedikitpun. Perhitungan metabolisme menggunakan satuan
BMR.
Sedangkan Energi Pengeluaran Basal (Basal Energy
Expenditure [BEE]) atau Metabolisme basal adalah kebutuhan energi untuk
mempertahankan kehidupan atau energi yang mendukung proses dasar kehidupan,
contohnya : mempertahankan temperature tubuh, kerja paru-paru, pembuatan sel
15

darah merah, detak jantung, filtrasi ginjal, dan lain sebagainya. Untuk menentukan
nilai dari BEE ini harus dalam kondisi basal. Kondisi basal tersebut meliputi : 12-
16 jam setelah makan, posisi berbaring, tidak ada aktivitas fisik satu jam sebelum
pemeriksaan, kondisi rileks, temperature tubuh normal, temperature ruangan harus
21-250C, dan dalam kondisi yang kelembapannya normal.
Dalam menentukan nilai Basal Energy Expenditure (BEE) ini, Harris dan
Benedict menemukan sebuah metoda dengan cara perhitungan :
Laki-laki 66 + (13,7 x BB kg) + (5 x TB cm) - (6,8 x umur)
Perempuan 66,5 + (9,6 x BB kg) + (1,7 x TB cm) - (4,7 x umur)
Dengan BB adalah nilai dari berat badan normal dapat dihitung dengan cara :
Jika umurnya kurang dari 30 tahun (<30)
BB = (TB-100)-(10%(TB-100))
Jika umurnya lebih dari 30 tahun (>30)
BB = (TB-100) → 100%
Over weight → 110-120 %
Obesitas → > 120 %
4. Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
a. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak adalah mengubah lemak menjadi gliserol dan asam
lemak. Gliserol mengikuti jalan metabolisme glukosa. Sedangkan
Oksidasi asam lemak yaitu rangkaian atom C dipecah menjadi fragmen
16

2-C melalui Beta-Oksidasi. Proses ini menyangkut pertautan koenzim A
pada gugusan Karboksil (COOH) akhir dari molekul asam lemak.
Hasilnya yaitu pembentukan beberapa komponen 2-C yang disebut
Asetil Ko-A. jumlahnya tergantung pada jumlah atom C pada asam
lemak. Keton Bodies atau badan-badan keton yaitu hasil akhir oksidasi
asam lemak, terdiri dari: Asam aseto asetat, β-hidroksi butirat, dan
Aseton.
b. Metabolism protein
Proses dalam metabolisme protein:
1) Proses dekarboksilasi (Decarboxylation Process)
Memisahkan gugusan karboksil dari asam amino, sehingga terjadi
ikatan baru yang merupakan zat antara yang masih mengandung N.
2) Proses transaminasi (Transamination Process)
Pemindahan gugusan asam amino (NH2) dari suatu asam amino ke
ikatan lain yang biasanya asam keton sehingga terjadi asam amino.
3) Proses deaminasi (Deamination Process)
Memisahkan gugusan amino (NH2) dari suatu asam amino.
Biasanya diikuti produksi asam alfa keton yang bila dioksidasi
sempurna menjadi CO2+H2O atau disintesa menjadi aseto asetat
mengikuti metabolisme asam lemak.
c. Metabolisme pada glukosa
Metabolisme pada glukosa sering kita kenal dengan nama
glikolisis. Glikolisis merupakan salah satu bentuk metabolisme energi
yang dapat berjalan secara anaerobik tanpa kehadiran oksigen. Proses
metabolisme energi ini mengunakan simpanan glukosa yang sebagian
besar akan diperoleh dari glikogen otot atau juga dari glukosa yang
terdapat di dalam aliran darah untuk menghasilkan ATP. Inti dari proses
glikolisis yang terjadi di dalam sitoplasma sel ini adalah mengubah
molekul glukosa menjadi asam piruvat dimana proses ini juga akan
disertai dengan membentukan ATP. Jumlah ATP yang dapat dihasilkan
oleh proses glikolisis ini akan berbeda bergantung berdasarkan asal
17

molekul glukosa. Jika molekul glukosa berasal dari dalam darah maka 2
buah ATP akan dihasilkan namun jika molekul glukosa berasal dari
glikogen otot maka sebanyak 3 buah ATP akan dapat dihasilkan.
Mokelul asam piruvat yang terbentuk dari proses glikolisis ini
dapat mengalami proses metabolism lanjut baik secara aerobik maupun
secara anaerobik bergantung terhadap ketersediaan oksigen di dalam
tubuh. Pada saat berolahraga dengan intensitas rendah dimana
ketersediaan oksigen di dalam tubuh cukup besar, molekul asam piruvat
yang terbentuk ini dapat diubah menjadi CO2 dan H2O di dalam
mitokondria sel. Dan jika ketersediaan oksigen terbatas di dalam tubuh
atau saat pembentukan asam piruvat terjadi secara cepat seperti saat
melakukan sprint, maka asam piruvat tersebut akan terkonversi menjadi
asam laktat.
Secara singkat proses metabolime energi dari glukosa darah atau
juga glikogen otot akan berawal dari karbohidrat yang dikonsumsi.
Semua jenis karbohidrat yang dkonsumsi oleh manusia baik itu jenis
karbohidrat kompleks (nasi, kentang, roti, singkong dsb) ataupun juga
karbohidrat sederhana (glukosa, sukrosa, fruktosa) akan terkonversi
menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa yang terbentuk ini kemudian
dapat tersimpan sebagai cadangan energi sebagai glikogen di dalam
hati dan otot serta dapat tersimpan di dalam aliran darah sebagai
glukosa darah atau dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang
membutuhkan. Di dalam sel tubuh, sebagai tahapan awal dari
metabolisme energi secara aerobik, glukosa yang berasal dari glukosa
darah ataupun dari glikogen otot akan mengalami proses glikolisis
yang dapat menghasilkan molekul ATP serta menghasilkan asam
piruvat. Di dalam proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP dapat
dihasilkan apabila sumber glukosa berasal dari glukosa darah dan
sebanyak 3 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila glukosaberasal
dari glikogen otot.
18

Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat yang di hasilkan ini
kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondsia.
Proses perubahan dari asam piruvat menjadi Asetil-KoA ini akan
berjalan dengan ketersediaan oksigen serta akan menghasilkan produk
samping berupa NADH yang juga dapat menghasilkan 2-3 molekul
ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh, Asetil-
KoA hasil konversi asam piruvat ini kemudian akan masuk ke dalam
siklus asam-sitrat untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida
(CO2), ATP, NADH dan FADH2 melalui tahapan reaksi yang
kompleks.
Setelah melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus
asam sitrat, metabolisme energy dari glukosa kemudian akan
dilanjutkan kembali melalui suatu proses reaksi yang disebut sebagai
proses fosforilasi oksidatif. Dalam proses ini, molekul NADH dan juga
FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat akan diubah menjadi
molekul ATP dan H2O. Dari 1 molekul NADH akan dapat dihasilkan
3 buah molekul ATP dan dari 1 buah molekul FADH2 akan dapat
menghasilkan 2 molekul ATP. Proses metabolisme energi secara aerob
melalui pembakaran glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan
38 buah molekul ATP dan juga akan menghasilkan produk samping
berupa karbon dioksida (CO2) serta air (H2O). Persamaan reaksi
sederhana untuk mengambarkan proses tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
Metabolisme Energi Secara Aerob
19
Glukosa + 6O2 + 38 ADP + 38Pi
6 CO2 + 6 H2O +38 ATP

Glikolisis:
Glukosa —> 2 asam piruvat + 2 NADH + 2 ATP
Siklus Krebs
2 asetil piruvat—> 2 asetil KoA + 2 C02 + 2 NADH + 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 + 6 NADH + 2 PADH2
Rantai Transport electron respirasi
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 + 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 + 4 ATP
Total ATP 38
5. Vitamin yang larut dalam air dan lemak serta sumbernya serta efek
kelebihan dan kekurangan vitamin
Seperti halnya karbohidrat , protein, lemak, vitamin adalah senyawa
organik terdiri dari atom karbon, hidrogen dan tidak jarang mengandung oksigen,
nitrogen dan sulfur. Vitamin berbeda dengan senyawa lain seperti karbohidrat,
lemak, dan protein yang harus ada dalam jumlah besar dalam makanan, tetapi
vitamin dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit walaupun fungsinya sangat
esensial. Berdasarkan daya larutnya vitamin dapat dibedakan menjadi dua jenis
diantaranya:
1. Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C, B1, B2, B6, niasin,
asam folat, vitamin B12, asam pantotenik dan biotin. Istilah vitamin B
kompleks biasanya mencangkup semua vitamin yang larut dalam air
kecuali vitamin C (Hui, 1985 hal.71).
Sumber vitamin, fungsi, kebutuhan tubuh perhari serta tanda dan
gejala defisiensi dari vitamin-vitamin yang larut dalam air diuraikan
sebagai berikut:
20

a. Vitamin C (asam askorbat)
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah
buah-buahan segar, strawberry, dan tomat. Fungsinya adalah sebagai
perombagan protein, seperti asam amino, pembentukan jaringan
kolagen, dan mempengaruhi absorpsi ginjal.Kebutuhan tubuh sekitar 45
mg/hari. Gejala klinik defisiensi vitamin C disebut “scurvy” meliputi:
kerusakan tulang, kerusakan atau pecahnya pembuluh darah,
pendarahan gusi, infeksi, pendarahan seperti hematemesis, feses
mengandung darah (Bloody stools) dan pendarahan cerebral.
b. Vitamin B1 (thiamin)
Sumber makanan yang mengandung thiamin adalah daging babi,
hati, biji gandum, dan susu. Kebutuhan tubuh akan vitamin B setiap hari
adalah 1,5 mg. Zat ini perlu untuk metabolisme karbohidrat dan asam
amino. Defisinsi thiamin dapat mengakibatkan sindroma klinik yan
disebut beri-beri.
c. Vitamin B2 (riboflavin)
Sumber makanan yang mengandung vitamin B2 adalah susu,
organ-organ dalam seperti hati, jantung, dan ginjal, brokoli, padi
ladang, ragi bir, amandel dan keju. Vitamin ini diperlukan untuk proses
oksidasi didalam sel dan jaringan normal, dan memelihara jaringan
tubuh. Kebutuhan setiap hari adalah 1,8 mg.
d. Vitamin B6 (piridoksin)
Sumber makanan yang mengandung piridoksin adalah gandum,
ragi, ikan, dan hati, daging babi. Fungsi vitamin ini berperan dalam
metabolisme protein terutama dalam pembentukan beberapa asam
amino dan mempengaruhi kerja membran sel. Kebutuhan tubuh akan
vitamin ini sebesar 2 mg/hari. Tanda-tanda klinik defisiensi vitamin B6
21

adalah kejang, dermatitis, gangguan saluran gastrointestinal seperti
nause (rasa mual) dan vomiting (muntah).
e. Vitamin B9 (asam folat, asam pteroilglutamat)
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B9 adalah
sayuran hijau, hati, daging, ikan dan kacang-kacangan. Fungsi dari
vitamin in adalah pertumbuhan, reproduksi sel-sel genetika dan
berperan dalam pematangan sel-sel darah merah. Kebutuhan tubuh
terhadap vitamin ini sejumlah 0.4 mg/hari. Tanda-tanda klinik yang
spesifik akibat defisiensi vitamin B9 adalah terjadi anemia
megaloblastik dan anemia makrositik.
f. Asam panthotenat
Sumber makanan yang mengandung asam panthotenat adalah hati,
kuning telur, ragi, biji gandum. Fungsinya membantu pembentukan
acetil CoA dari asam pirufat sehingga membantu metabolisme
karbohidrat dan lemak. Kebutuhan tubuh akan asam ini tidak diketahui.
Tanda-tanda klinik dari kekurangan asam panthotenat ini adalah
penurunan metabolisme karbohidrat dan lemak.
g. Vitamin B12 (cobalamin)
Sumber makanan yang mengandung vitamin ini adalah hati, injal,
sayur-sayuran hijau segar dan asparagus. Fungsi vitamin ini untuk
meningkatkan sel darah merah, dan berperan dalam sintesis RNA dan
DNA. Keperluan tubuh setiap hari sekitar 3 mg. Manifestasi klinik
defisiensi vitamin B12 adalah anemia pernisiosa, penurunan sensasi
perifer dan peralisis.
2. Vitamin yang larut dalam lemak
Selain dapat larut didalam air, beberapa vitamin dapat larut
didalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K. Sumber vitamin, fungsi,
22

kebutuhan tubuh perhari serta tanda dan gejala defisiensi dari vitamin-
vitamin yang larut dalam air diuraikan sebagai berikut:
a. Vitamin A
Sumber makanan vitamin A adalah hati, wortel, kentang manis,
bayam, brokoli, semangka, labu. Fungsinya menjaga pengelihatan agar
tetap normal. Memelihara kulit dan membran mukosa dan
meningkatkan pertumbuhan normal sel. Keperluan tubuh adalah 500 IU
(International units) dalam setiap hari. Tanda dan gejala kekurangan
vitamin ini antara lain kulit bersisik, kegagalan pertumbuhan, gangguan
pada kornea mata dan kebutaan.
b. Vitamin D
Sumber makanan yang mengandung vitamin D adalah susu dan
minyak hati ikan. Dibuat didalam kulit ketika terkena sinar matahari.
Fungsi vitamin ini adalah meningkatkan absorpsi kalsium dari saluran
gastrointestinal dan penting bagi pembentukan tulang. Kebutuhan tubuh
400 IU dalam setiap hari. Manifestasi klinik defisiensi vitamin D
menyebabkan riketsia (kelainan bentu dan ukuran tulang).
c. Vitamin E
Sumber makanan yang mengandun vitamin E adalah biji gandum,
sayur-sayuran hijau, minyak sayuran. Fungsi vitamin E adalah
membantu memelihara struktur sel darah merah. Kebutuhan tubuh akan
vitamin in adalah 15 IU setiap hari. Walaupun jarang, tanda dan gejala
defisiensi vitamn E dapat menyebabkan kemandulan pada hewan
jantan. Oleh sebab itu disebut vitamin anti kemandulan.
d. Vitamin K
Sumber makanan yang mengandung vitamin K adalah sayuran
hijau, kacang kedelai. Fungsi vitamin K sangat penting untuk me
23

mbantu pembentukan prothombin didalam hepar sehingga berperan
dalam pembekuan darah. Kebuuhan tubuh setiap hari tidak diketahui
secara pasti. Tanda-tanda klinik defisiensi vitamin K tidak aplikabel
(not aplikabel). Vitamin ini disentesis oleh bakteri pada kolon (usus
besar).
6. Kebutuhannutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah
a. Kebutuhan Nutrisi pada Bayi dan Balita
Nutrisi untuk bayi 0-6 bulan
ASI eksklusif
Satu bentuk rangsangan untuk mrngoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan otak bayi adalah denan menerapkan pola asah, asih, dan
asuh dalam perawatannya sehari-hari, dalam pemberian ASI juga perlu
ditunjan dengan pemenuhan zat-zat gizi yang tepat. ASI merupakan
sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan.
Untuk itu harus diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang
dibutuhkan dapat dipenuhi melalui ASI.
ASI eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian
ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk,
ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem
pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia
belum mampu mencerna makanan selain ASI.
Makanan untuk bayi umur 6-12 bulan
Dalam usia ini bayi mampu berkomunikasi meski dalam bentuk
sangat sederhana. Berkat pemenuhan zat gizi yang diperolehnya dari ASI
sejalan dengan peningkatan proses tumbuh kembang yang sedang dijalani,
kini ASI saja tidak cukup untuk memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuhnya, maka mulai usia ini perlu diperkenalkan beberapa jenis
makanan padat yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
24

Makanan untuk perkembangan anak usia 12-18 bulan
Asupan zat-zat gizi yang lengkap masih terus dibutuhkan anak
selama proses tumbuh kembang masih terus berlanjut. Zat gizi yang
dibutuhkan anak usia 12-18 bulan ini porsi makanan yang dikonsumsi
sekarang ini yang bertambah, sesuai dengan pertambahan berat tubuhnya
dan peniningkatan proses tumbuh kembang yang terjadi. Tubuh anak tetap
membutuhkan semua zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak, protein,
serat, vitamin dan mineral. Asupan makanan sehari untuk anak harus
mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat.
Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100
kkal.Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama
pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain
dari minyak dan margarine.
Pada usia balita, anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan
tajam, sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat sampai usia
selanjutnya. Dengan memperkenalkan anak pada jam-jam makan yang
teratur dan variasi jenis makanan, diharapkan anak akan memiliki disiplin
makan yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola
gizi seimbang, yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dan diperoleh melalui makanan sehari-hari. Dengan
makan makanan bergizi seimbang secara teratur, diharapkan pertumbuhan
anak akan berjalan optimal. Disadari maupun tidak, Anda sedang
mengajarkan pola hidup teratur dan sehat pada anak sejak dini.
b. Kebutuhan Nutrisi pada preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya membutuhkan :
Susus ; 2 atau 3 kali dalam sehari. Dalam 1 kali minum kira-kira 1/2
- gelas.
Daging ; 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
Sereal dan roti ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. 1 kali pemberian kira-
kira 1/2 -1 potong roti atau 1/2 - gelas bubur.
25

Sayur dan buah-buahan ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi
sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali
pemberian sayuran hijau/kuning.
c. Kebutuhan Nutrisi pada usia sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yan sama denan penyediaan
makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan
lebih banyak dari anak usia preschool.
Contoh :
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas
roti 1 - 2 iris
sereal '/2 - 1 mangkok
7. Kebutuhan nutrisi pada orang dewasa
a. Dewasa Muda
Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah
kalori yang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan:
1. Protein
2. Calsium dan fosfor
3. Magnesium 150 mg/hari
4. Besi
5. Iodine 175 mg/hari
6. Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan
jaringan baru.
b. Midle Age Adult (Dewasa Tengah)
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan
sudah lengkap dan aktivitas berkurang.Penurunan intake bertujuan
mencegah obesitas.Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih
makanan.Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan,
26

kacang, dan telur hanya boleh 3 kali seminggu.
Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan
protein.
8. Kebutuhan nutrisi pada lansia
Kebutuhan kalori lansia karena kebutuhan kalori dasarnya berkurang dari
kebutuhan fisik.Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhka dengan keadaan tubuh
istirahat yaitu jantung,usus,pernafasan ,dan ginjal.
Pedoman nutrisi untuk manula menurut Raab dan Raab :
a. Mengurangi konsumsi lemak dengan minum susu rendah lemak,
memakan lebih banyak unggas-unggasan dan ikan dari pada daging
merah. Batas porsi daging adalah 4-6 ons perhari. Tambahan lemak
yang terbatas dari butter, margarin, dan salad berminyak.
b. Konsumsi makan penutup seperti buah segar atau kalengan, puding
yang dibuat dari susu rendah lemak lebih baik dari pada
mengkonsumsi pie, biscuit, cake atau es krim.
c. Yakinkan bahwa intake daging, unggas, ikan, telur dan keju cukup,
karena konsumsi makanan ini berkurang pada manula.
d. Karena toleransi glukosa menurunkan konsumsi karbohidrat komplek
seperti roti, sereal, beras, pasta, kentang dan kacang-kacangan lebih
baik dari makanan yang banyak mengandung gula.
e. Mengkonsumsi sekitar 800 mg kalsium untuk mencegah kerapuhan
tulang. Susu dan produk-produknya seperti keju, yoghurt, sup krim,
puding susu, produk susu yang dibekukan adalah sumber kalsium yang
utama.
f. Cukup konsumsi vitamin D untuk mempertahankan keseimbangan
kalsium. Didapatkan dari susu. Bila susu dan produknya tidak dapat
mentoleransi defesiensi laktosa, suplemen vitamin D bisa diberikan.
27

g. Diet rendah garam pada manula yang menderita hipertensi dan
penyakit kardiovaskuler. Hindari sup kalengan, kecap, mustar, garam,
rokok dan lain-lain.
h. Penggunaan aspirin dapat menurunkan intake daging dan kebutuhan
zat besi akan meningkat.
i. Kesulitan mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat
menyebabkan defesiensi vitamin A dan C, mineral dan serat. Buah dan
sayur yang dipotong, sayur berdaun hijau lebih baik. Dan mengganti
daging, unggas, ikan yang susah dikunyah.
j. Memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi dan mengurangi penggunaan zat-zat laxatif.
Makanan sebaiknya :
a. Menarik, warna lebih ditonjolkan untuk menimbulkan selera makan.
b. Memasak makanan dengan baik, agar mudah dikunyah oleh gusi.
c. Menyedikan zat-zat makanan yang penting, baru kemudian yang
bergula/karbohidrat.
d. Tidak menyediakan teh, kopi pada sore dan malam hari yang dapat
membuat insomnia.
9. Proses menua yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada
lansia
Terjadi perubahan fisiologis seperti : kurangnya gigi, kurangnya
kemampuan merasa dan mencium yang dapat berpengaruh pada kebiasaan
makanan. Kerongkongan mengalami pelebaran, penyerapan makanan usus
menurun.
Perubahan fisiologis lainnya:
Penurunan sekresi empedu dan asam lambung
28

Penurunan peristaltik
Berkurangnya sirkulasi
Menurunkan toleransi glukosa
Menurunkan massa tulang
BB turun
10. Nutrient yang diperlukan terkait masalah-masalah yang terjadi pada
proses menua
Makanan untuk lansia yang harus di penuhi:
1. Makanan harus mengandung zat gizi yang beraneka ragam yang
berupa zat tenaga,pengangkut, dan pengatur
2. Perlu di perhaikan porsi makanya,porsi makan yang tidak porsi besar
namun teratur
3. Banyak minum, dan kurangi garam karena dengan minum banyak
dapat melancarkan sisa makanan sedangkan makanan asin tidak baik
bagi lansia karena dapat meringankan kerja ginjal sehingga mudah
terkena darah tinggi.
4. Batasi makan-makanan manis,dan mengandung lemak seperti santan
dan mentega
5. Bagi lansia yang prose penuananya lebih lanjut perlu di perhatikan hal-
hal:
Makanlah makanan yang mudah di cerna
Hindari makanan yang terlalu manis,gurih,dan goreng- gorengan
Makanan yang d makan harus lunak jika gigi rusak atau gigi palsu
kurang baik
Makanan porsi kecil tetapi sering
Makanan selingan susu,sari buah,snack,buah haus di berikan.
29

Contoh bahan makanan yang harus dipenuhi:
1. Karbohidrat:
Nasi, bubur beras, nasi jagung, ubi, talas, biskut, roti, maizena,
tepung hungkue, tepung trigu, mie, bihun.
2. Sumber lemak:
Minyak goreng.margarin,kelapa parut,kelapa,santan,lemak daging.
3. Protein hewani:
Daging sapi,ayam,udang,ikan,telur,usus,hati
4. Protein nabati:
oncom,tahu,tempe,kacang tanah,kedelai,kacang ijo
11. Peran perawat di komunitas untuk mengatasi masalah nutrisi pada
lansia
PEMANTAUAN STATUS NUTRISI
1. Penimbangan Berat Badan
a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali,
waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu.
Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap
kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5
Kg/minggu menunjukkan kekurangan berat badan.
b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria
dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm – 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih.
Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang.
30

2. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang,
kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau
teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang
tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-
obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan
yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat
menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi
lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.
3. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar
matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang
mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu
dan produk olahannya.
PERENCANAAN MAKANAN UNTUK LANSIA
Perencanaan makan secara umum:
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka
ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi
makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat
makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Contoh menu :
Pagi : Bubur ayam
Jam 10.00 : Roti
Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya
3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat
memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan
yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah
kemungkinan terjadinya darah tinggi.
31

4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan
yang berlemak seperti santan, mentega dll.
5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Makanlah makanan yang mudah dicerna.
b. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan.
c. Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu
kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang.
d. Makan dalam porsi kecil tetapi sering.
e. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah
sebaiknya diberikan
Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang
6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus
diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan
menambah nafsu makan.
7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati,
telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus,
direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng
Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna untuk
mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :
1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari,
seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.
2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap
hari untuk melembutkan feses.
3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena
pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.
12. Masalah gangguan cairan dan elektrolit pada lansia
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada lanjut usia dapat terjadi
karena adanya beberapa hal yang terkait dengan usia antara lain yaitu cairan
32

tubuhtotal berkurang, rangsang haus berkurang, kemampuan memekatkan
urinmenurun, multipatologi dan berbagai masalah pada geriatri.Apapun
penyebabnya pengkajian terhadap semua penyebab yang mungkinmenimbulkan
hilangnya cairan dan elektrolit dari tubuh atau berkurangnya asupancairan dan
elektrolit harus selalu dilakukan secara seksama. Perlu diingat bahwapada
umumnya faktor yang berperan untuk timbulnya gangguan cairan danelektrolit
pada pasien lanjut usia tidak satu macam melainkan beragam.
Hal ini terjadi karena pada lanjut usiagangguan elektrolit paling sering
ditemui baikyang bersifat fisiologis ataupunpatologik, secara umum pada lanjut
usia terjadi penurunan kemampuanhomeostatik seiring dengan bertambahnya
usia. Secara khusus terjadi penurunanrespon rasa haus terhadap kondisi
hipovolemik dan hiperosmolaritas, disampingitu juga terjadi penurunan
kemampuan laju filtrasi glomerolus, kemampuan fungsikonsentrasi ginjal, renin,
aldosteron, dan penurunan respon ginjal terhadapvasopresin, peningkatan
kadaratrial natriuretik peptide (ANP) akan menyebabkansuprese sekresi renin
ginjal, aktivitas renin plasma, angiotensin II plasma dankadar aldosterone. Cairan
tubuh total berkurang pada usia lanjut. Hal ini disebabkan karenamenurunnya
massa bebas lemak (lean body mass) dan meningkatnya lemak tubuh.
Berkurangnya cairan tubuh tersebut membuat pasien usia lanjut rentanmengalami
gangguan elektrolit, apalagi bila asupan cairan juga berkurang akibatrangsang
haus yang sudah menurun.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pada lansia:
1. Berat badan (lemak tubuh)cenderung meningkat bertambahnya usia
sedangkan setiap sel lemak ngandung sedikit air sehingga komposisi
dalam tubuh lansia kurang dari manusia dewasa atau lebih muda, anak-
anak, dan bayi.
2. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia.Terjadi penurunan
kemampuan memekatkan urine,mengakibatkan kehilangan air yang
lebih tinggi.
33

3. Terdapat penurunan asam lambung yang mempengaruhi mentoleransi
makanan tertentu.Masukan cairan sedikit,pantangan diet dan
penurunan aktivitas dapat menunjang perkembangan konstipasi
(penurunan pergerakan usus).
4. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin
mempunyai masalah mendapatkan cairan(misalnya gangguan dalam
berjalan) / mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya pada
pasien stroke).
MASALAH CAIRAN PADA LANSIA
Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan
cairan tubuh, hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan
yang dialami lansia, diantaranya adalah peningkatan jumlah lemak pada
lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin dan penurunan rasa
haus.
13. Peran perawat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan cairan pada
lansia
A. Pemantauan status cairan pada lansia:
1. Tanda-tanda kekurangan cairan
Tanda-tanda vital
a. Terjadi peningkatan suhu tubuh
b. Peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan
(normal 14-20 x/mnt)
c. Peningkatan frek denyut.nadi(normal 60-100 x/mnt),nadi
lemah,nadi halus
d. Tekanan darah menurun.
Pemerikasaan fisik
a. Kulit kering agak kemerahan
b. Lidah kering dan kasar
c. Mata cekung
d. Penurunan BBB turun secara tiba-tiba/ derastis
34

e. Turgor kulit menurun(lansia kurang akurat)
Perilaku
a. Lemah
b. Pusing
c. Penurunan kesadaran
d. Gelisah
e. Tidak nafsu makan
f. Mual dan muntah
g. Kehausan(pada lansia kurang siknifikan)
2. tanda- tanda kelebihan cairan
Tanda- tanda vital
a. Terjadi peurunan suhu tubuh
b. Sesak nafas
c. Denyut nadi teraba kuat dan frekuensi meningkat
d. Tekanan darah meningkat
Pemeriksaan fisik
a. Turgor kulit meningkat(lansia kurang akurat)
b. Edems
c. Peningkatan BB secara tiba- tiba
d. Kulit lembab
Perilaku
a. Mual muntah
b. Pusing
c. Anoreksia/tidak nafsu makan
Peningkatan jumlah urine (jika ginjal masih baik).
35

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi setiap mahluk hidup membutuhkan nutrisi dan cairan untuk
mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya.
Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga
kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.
Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari
kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan
kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
pernafasan dan ginjal.
B. Kritik dan Saran
Dari penulisan makalah ini, pasti ada kekeliruan dalam pembuatannya. Maka
dari itu, kami siap menerima semua kriti dan saran yang membangun dari
para pembaca, dosen, maupun pihah yang lainnya. Sehingga yang
diharapkan, kami dapat menulis makalah selanjutnya dengan lebih sempurna
dari penyusunan makalah ini.
36

DAFTAR PUSTAKA
Dudek, Susan G. 1997. Third Edition. Nutrition Hand Book For Nursing Practice.
Philadelphia: Eashington Square.
Nettina, Sandra M. 1996. 6 Th Edition. Nursing Manual Of Nursing Practice.
Lippinciott: Raven Publishers.
Nurahmah, Elly. 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Potter, Patricia A. et all. 1992. Fundamental Of Nursing, Concepts Process &
Practice.Washington: Mosby Year Book.
Taylor, Carol et all.1997. Fundamental of Nursing. Washington:Lippincott Raven.
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi Dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
37