laporan pbl klmpok 7

22
LAPORAN PBL SISTEM REPRODUKSI MODUL 1 T I D A K H A I D OLEH : KELOMPOK 7 AHMAD ABD. HADIY AZ-ZAKIY INDRA RIZAL RASYID ANDI DEDI PRADANA PUTRA HERWIQ ISMAIL ANDI WISDAWATI HARIYATI LADJAHARU ANDI WARYUNI FARIDA DACHNIAR DWI ASTUTI

Upload: ahmad-mustakim

Post on 02-Aug-2015

33 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PBL klmpok 7

LAPORAN PBL

SISTEM REPRODUKSI

MODUL 1

T I D A K H A I D

OLEH :

KELOMPOK 7

AHMAD ABD. HADIY AZ-ZAKIY

INDRA RIZAL RASYID

ANDI DEDI PRADANA PUTRA

HERWIQ ISMAIL

ANDI WISDAWATI

HARIYATI LADJAHARU

ANDI WARYUNI

FARIDA

DACHNIAR DWI ASTUTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2012-2013

Page 2: LAPORAN PBL klmpok 7

SKENARIO 2

Ny. Sinta 28 thn, P0A0, dating ke klinik denga keluhan belum mendapat haid tidak

teratur, kadang-kadang 2-3 bulan baru mendapat haid. Ny.Sinta telah menikah

selama 2 tahun.

KLARIFIKASI KATA SULIT

P0 = Paritas 0 (belum pernah partus)

A0= Abortus 0 (tidak ada riwayat abortus)

KATA KUNCI

   1.      Ny. Sinta 28 tahun

   2.      P0A0

   3.      Haid tidak teratur

   4.      Kadang-kadang 2-3 bulan baru haid

   5.      Telah menikah selama 2 tahun

PERTANYAAN

1. Anatomi dan histologi organ yang terkait dengan skenario

2. Fisiologi haid

3. Definisi oligomenorrea

4. Anamnesis tambahan

5. Differensial Diagnosis

6. Anamnesis tambahan

7. Pemeriksaan penunjang

8. Penatalaksanaan

Page 3: LAPORAN PBL klmpok 7

JAWABANANATOMI DAN HISTOLOGI ORGAN TERKAIT GENITALIA INTERNA1. Uterus Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.

Serviks uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid. spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

Corpus uteri Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica

Page 4: LAPORAN PBL klmpok 7

urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.

Ligamenta penyangga uterus Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

Vaskularisasi uterus Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis

1. Tuba Falopii Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan: serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).

Pars isthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.

Pars ampularis (medial/ampula) Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.

Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

2. Ovarium Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh

Page 5: LAPORAN PBL klmpok 7

darah dan saraf, terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

FISIOLOGI HAID NORMALPanjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan -/+ 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari., tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terallu sama.

Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lenih banyak. Jumlah darah haid >80cc dianggap patologik.

Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada wakltu haid, tetapi sebagian kecil merasakan berat dipanggul atau merasa nyeri (dismenorrhea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat mendapat haid (menarce) bervariasi lebar yaitu antara 10-16 tahun,tetapi rata-ratanya 12,5 tahun.

Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi harus ada kerjasama antar korteks cerebri,hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula thyroidea, glandula suprarenalis dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya.

Yang memegang perana penting daalm proses tersebut adaalh hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (Hipotalamic-pituitary-ovarian axis). Menurut toeri neurohormonal yang dianut sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormonal yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah diisolasi dan disebut Gonadotropin Releasing Hormon (Gn RH), karena dapat merangsang pelepasan lutenizing Hormon (LH) dan Follicel Stimulasing Hormon (FSH) dari hipofisis. Apakah hipotalamus menghasilkan FSH-RH yang terpisah dari LH-RH belum pasti karena FSH-RH belum dapat diisolasi.

Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan satu saat yaitu fase folikuler,saat ovulasi dan fase luteal. Perubahan-perubahan

Page 6: LAPORAN PBL klmpok 7

kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feed back)  antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah., dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin ini mungkin pada hipothalamus.

Tidak lama setealh haid mulai, pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat.

Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus letum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya filike, produksi estrogen meningkat dan ini menekan produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri dengan atresia., sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada waktu ini LH juga meningkat, namun perannya pada tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembangan folikel yang cepat pada

Fase folikel akhir ketika FSH mulai menurun, menunjukkan bahwa folikel yang telah masuk itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan folikel berakhir setealh kadar estrogen daalm plasma jelas meninggi. Estrogen pada mulanya meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncaknya . ini memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan dengan lonjakan LH pada pertengahan siklus, mengakibatkan ovulasi. LH meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme turunnya LH tersebut belum jalas. Daalm beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan oleh perubahan morfologik pada folikel. Mungkin pula menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek dari LH terhadap hipothalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi. Folikel hendaknya pada tingkat yang matang, agar ia dapat dirangsang untuk berovulasi.

Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setealh lonjakan LH. Pada manusia biasanya hanya satu filikel yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi agaknya bukan karena meningkatnya tekanan dalam folikel, tetapi oleh perubahan – perubahan degeneratif kolagen pada dinding folikel, sehingga ia menjadi tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang perana dalam peristiwa itu.

Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulosa membesar membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein) folikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi.

Luteinized granulosa cell dalam korpus luteum itu membuat progesteron banyak, dan luteinized theca cell membuat pula estrogen yang banyak., sehingga kedua hormon itu meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 10-12 hari  setealh ovulasi korpus luteum mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapiler-kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesteron dan estrogen. Masa gidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin, dan sekali terbentuk ia berfungsii sendiri (autonom). Namun, akhir-akhir ini diketahui untuk

Page 7: LAPORAN PBL klmpok 7

berfungsinya korpus luteum diperlukan sedikit LH terus menerus. Steroidegenesispada ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme degenerasi korpus luteum jika tidak terjadi kehamilan belum diketahui. 14 hari setelah ovulasi, terjadi haid. Pada siklus haid normal umumnya terjadi variasi dalam panjangnya siklus disebabkan oleh variasi dalam fase folikuler.

Pada kehamilan, hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari Human Choriogenik Gonadotropin (HCG)., yang dibuat oleh sinsitotropoblast. Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pascaovusia), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya fase luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9-10 minggu kehamilan. Kemudian, fungsi itu diambil alih oleh plasenta.

Dari uraian diatas jelasalh bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan-perubahan kadar estrogen. Pada permulaan siklus haid meningkatnya FSH disebabkan oleh menurunnya estrogen pada fase lutea sebelumnya. Berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia terganting pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh cepatnyaestrogen meningkat pada pertegahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH. Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar LH minimum yang terus-menerus. Jadi, hubungan antara folikel dan hipothalamus tergantung pada fungsi estrogen., yang menyampaikan pesan-pesan berupa umpan balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal.

Perubahan Histologi Haid NormalOvarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk dan posisinya

sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu, terdapat perubahan-perubahan histologik yang disebabkan oeh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5 cm panjang, 1,5-3 cm lebar, 0,6-1,5 tabal. Pada salah satu pinggirnya terdapat hilus, tempat keluar masuknya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf. Ovarium duhubungkan oleh mesovarium dengan ligamentum latum dan ligamentum ovarii proprium dengan uterus. Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapis sel kubis yang disebut germinal epitalium. Dibawahnya terdapat tunika albugenia yang kebanyak terdiri atas serabut-serabut jaringan ikat.

Pada garis besarnya ovarium terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla. Korteks terdiri atas stroma yang padat, dimana terdapat folikel-folikel dengan se teurnya. Folikel dapat dijumpai  daalm berbagai tingkat perkembangan, yaitu folikel primer, sekunder, dan folikel yang masak (filikel de Graaf). Juga ada folikel yang telah mengalami degenerasi yang disebur atresia folikel. Dalam korteks juga dijumpai korpus rubrum, korpus luteum, dan korpus albikans.

Makin muda usia wanita makin banyak folikel yang dijumpai. Pada bayi baru lahir terdapat -/+ 400.000 folikel pada kedua ovarium. Rata-rata hanya 300-400 ovum yang dilepaskan selama masa reproduksi.

Page 8: LAPORAN PBL klmpok 7

Pada masa pasca menopause sangat jarang dijumpai folikel karena kebanyakan telah mengalami atresia. Dalam medulla ovarium terdapat pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan jaringan ikat elastis.

Pada masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih beristirahat dan pada masa pubertas mulai menunaikan faalnya. Perubahan-perubahan yang terdapat pada ovarium pada siklus haid ialah sebagai berikut. Dibawah pengaruh FSH beberapa folikel mulai berkembang akan tetapi, hanya satu yang tumbuh terus menerus sampai menjadi matang. Pada folikel ini mula-mula sel-sel sekeliling ovum berlipat ganda dan kemudian diantara sel-sel itu timbul suatu rongga yang berisi cairan yang disebut liquor follllikuli. Ovum sendiri terdesak kepinggir, dan terdapat ditengah tumpukan sel yang menonjol kedalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum didalamnya itu disebut kumulus ooforus. Antara ovum dan sel-sel sekitarnya terdapat zona pellusida. Sel-sel lain yang membatasi ruang follikel disebut membrana granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan ovarium sekitar folikel tersebut terdesak keluar dan membentuk dua lapisan, yaitu teka interna yang mengandung banyak pembuluh darah dan teka eksternya yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Dengan bertambah matang folikel makin bertambah, maka folikel makin terdesak kepermukaan ovaroium, malahan menonjol keluar.

Sel-sel pada permukaan ovarium menjadi tipis, dan pada suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas betul, folikel pecah dan keluarlah cairan dari folikel bersama-sama ovum yang dikelilingi sel-sel kumulus ooforus. peristiwa ini disebut ovulasi. Sel-sell lllgranulosa yang mengeilingli ovum  yang telah bebas itu disebut korona radiata.

Sel-sel dari membrana granulosa dan teka interna yang tinggal pada ovarium membentuk korpus rubrum yang berwarna merah oleh karena perdarahan waktu ovulasi, dan yang kemudian menjadi korpus luteum. Korpus luteum berwarna kuning karena mengandung zat kuning yang disebut lutein. Ia mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen. Jika tidak terjadi pembuahan atau konsepsi, setelah 8 hari korpus luteu mulai berdegenerasi dan setealh 14 hari mengalami atrofi menjadi korpus albikans (jaringan parut). Korpus luteum tersebut disebut korpus luteum menstruation. Jika terjadi konsepsi, korpus luteum dipelihara oleh hormon choriogenik gonadotropin(hCG) yang dihasilkan oleh sinsitotropoblast dari korion. Ini dinamakan korpus luteum graviditaris dan berlangsung hingga 9-10 minggu.

Pada manusia, ovulasi biasanya terjadi hanya dari satu ovarium waalupun kadang-kadang lebih dari satu folikel yang pecah pada satu waktu yang dapat menghasilkan kehamilan kembar dizigot. Ovum yang telah dilepaskan berukuran kira-kira 150µ dan cepat mengalami degenerasi kecuali terjadi fertilisasi.

Fertilisasi biasanya terjadi dalam tuba dekat dengan fimbrium-fimbrium. Perjalanan ovum dituba memakan waktu 3 hari, dan impalantasi blastikist uterus biasanya terjadi 6-7 hari setelah fertilisasi. Faktor-faktor penyebab gangguan haid

Page 9: LAPORAN PBL klmpok 7

Sebelum kita melihat faktor gangguan haid, kita harus mengetahui terlebih dahulu gangguan haid itu sendiri. Gangguan haid dan siklulsnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :1)      Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahana.       Hipermenorrhea (>80 ml) b.      Hipomenorrhea (< 80 ml)c.       Menorrhagi (> 7 hari)d.      Brakimenore (< 3 hari)2)      Kelainan siklus a.       Polimenorrhea (< 21 hari)b.      Oligomennorhea ( > 35 hari)c.       Amenorrhea ( > 3 bulan)  3)      Perdarahan diluar haid Metroraghi4)      Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haida.       Premenstrual tension b.      Mastodiniac.       Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)d.      Dismenorea

DIFFERENSIAL DIAGNOSIS

      1. Polykistic Ovari Syndrom

Pengertian:Sindroma ovarium polikistik (PCOS-Polycystic Ovary Syndrome) adalah endokrinopatia utama yang terjadi pada wanita pada masa reproduksi dan diperkirakan mengenai lebih dari 10% populasi.Pada tahun 1935, Stein dan Leventhal menggambaran adanya penderita amenorea dan infertil dan disertai dengan pembesaran ovarium berikut sejumlah kista kecil di dalamnya.Pada awal 1980an, beberapa kasus seperti diatas diketahui memiliki kaitan dengan hiperinsulinemia dan gangguan toleransi glukosa.1,2Pada awal 1990an, ditemukan adanya defek reseptor insulin pada penderita PCOS.3 Berkaitan dengan penemuan yang ada, perhatian terhadap PCOS sekarang di pusatkan pada masalah hiperandrogenisme, hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah dan obesitas yang memberikan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan.1,4,5 Dokter harus memiliki kemampuan untuk dapat menegakkan diagnosa PCOS secara dini dan membantu agar penderitanya terhindar dari berbagai masalah kesehatan jangka panjang sebagai konsekwensi medis lanjutan dari PCOS.

EtiologiEtiologi PCOS tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sangat dipengaruhi oleh genetik. Bila dalam satu keluarga terdapat penderita PCOS maka 50% wanita dalam

Page 10: LAPORAN PBL klmpok 7

keluarga tersebut akan menderita PCOS pula.6

Tanda awal PCOS umumnya terlihat setelah menarche. Remaja dengan periode haid sekitar 45 hari perlu mendapatkan pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan kemungkinan PCOS. (Perlu diingat bahwa saat haid dan ovulasi pertama sulit sekali diramalkan. Persitiwa tersebut umumnya menjadi regular setelah 2 tahun pasca menarche). Pada beberapa penderita, gejala PCOS muncul setelah berat badan meningkat pesat. 

Gejala dan keluhan PCOS disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Satu hormon merupakan pemicu bagi hormon lainnya. Hal ini akan menimbulkan lingkaran setan dari suatu gangguan keseimbangan hormonal dalam sistem endokrin. Gangguan tersebut antara lain adalah : Hormon ovarium . Bila kadar hormon pemicu ovulasi tidak normal maka ovarium tidak akan melepaskan sel telur setiap bulan. Pada beberapa penderita, dalam ovarium terbentuk kista-kista kecil yang menghasilkan androgen.

Kadar androgen  yang tinggi. Kadar androgen yang tinggi pada wanita menyebabkan timbulnya jerawat dan pola pertumbuhan rambut seperti pria serta terhentinya ovulasi.

Kadar insulin dan gula darah  yang meningkat. Sekitar 50% tubuh penderita PCOS bermasalah dalam penggunaan insulin yaitu mengalami resistensi insulin. Bila tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik maka kadar gula darah akan meningkat. Bila keadaan ini tidak segera diatasi, maka dapat terjadi diabetes kelak dikemudian hari.

Gejala-gejala dan klinis  Oligomenorea, amenorea  Hirsutisme  Infertilitas  Kadang-kadang kegemukan  Biasanya pada anak gadis muda setelah menarke

Pada keadaan polikistik ovarium yakni ovarium biasanya berukuran dua kali dibandingkan normal, tampak putih abu-abu dengan korteks luar licin dan dipenuhi dengan kista-kista subkorteks bergaris tengah 0,5- 1,5 cm. Secara histologis terjadi penebalan tunika fibrosa yang kadang-kadang disebut sebagai fibrosis stroma korteks. Dibawahnya terdapat kista yang dilapisi sel granulosa dengan hipertrofi dan hiperplasia teka interna yang mengalami luteinisasi. Korpus liteum tidak ditemukan.

Kelainan biokimiawi utama pada sebagian pasien adaalh pembentukan berlebihan androgen, kadar LH yang tinggi, dan kadar FSH yang rendah. Penyebaba perubahan ini tidah diketahui, tetapi diperkirakan ovarium pada penyakit ini secara berlebihan mengeluarkan androgen yang diubah emnjadi estrogen dalam simpanan

Page 11: LAPORAN PBL klmpok 7

lemak perifer, dan hal ini melalui hipothalamus, menghambat sekresi FSH oleh hipofisis. Penyebab sekresi androgen oleh ovarium belum diketahui

Pemeriksaan DiagnostikUntuk menegakkan diagnosa PCOS diperlukan sejumlah pemeriksaan antara lain anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan ultrasonografi.

Anamnesa: Riwayat medis mengenai keluhan yang dirasakan penderita.

Pertanyaan mengenai perubahan berat badan, perubahan kulit, rambut dan siklus haid.

Pertanyaan mengenai masalah kesuburan.

Pertanyaan mengenai riwayat keluarga yang menderita PCOS atau diabetes.

Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan kesehatan secara umum termasuk tekanan darah, berat dan tinggi badan (menentukan BMI-Body Mass Index).

Pemeriksaan tiroid, kulit, rambut, payudara.

Pemeriksaan bimanual untuk melihat kemungkinan adanya pembesaran ovarium.

Pemeriksaan laboratorium :1. -hCGβ  untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan.

2. Testosteron  dan androgen. Kadar tinggi dari Androgen akan menghambat terjadinya ovulasi dan menyebabkan jerawat, pertumbuhan rambut secara berlebihan dan kerontokan rambut kepala.

3. Prolaktin  yang mempengaruhi siklus haid dan fertilitas

4. Kolesterol  dan trigliserida

5. Pemeriksaan untuk fungsi ginjal dan hepar dan pemeriksaangula darah

6. Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormon) untuk menentukan aktivitas tiroid

7. Pemeriksaan hormon adrenal, DHEA-S (Dehiydroepiandrosteron Sulfat) atau 17-hydroxyprogesteron. Gangguan kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala seperti PCOS.

8. Pemeriksaan OGTT- oral glucosa tolerance test dan kadar insulin untuk menentukan adanya resistensi insulin.

Page 12: LAPORAN PBL klmpok 7

Pemeriksaan ultrasonografi : Pemeriksaan ulttrasonografi pelvis dapat menemukan adanya pembesaran satu atau kedua ovarium. Namun yang perlu diingat bahwa pada PCOS tidak selalu terjadi pembesaran ovarium sehingga diagnosa PCOS dapat diduga tanpa harus melakukan pemeriksaan ultrasonografi terlebih dulu.

TERAPISindroma ovarium polikistik adalah sekelompok masalah gangguan kesehatan akibat gangguan keseimbangan hormonal. Seringkali PCOS menyebabkan gangguan pada pola haid dan menimbulkan kesulitan untuk mendapatkan kehamilan.Olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, serta menghentikan kebiasaan merokok dan mengendalikan berat badan merupakan kunci utama pengobatan PCOS. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan obat untuk menyeimbangkan hormon.Tidak terdapat pengobatan definitif untuk PCOS, namun pengendalian penyakit dapat menurunkan resiko infertilitas, abortus, diabetes, penyakit jantung dan karsinoma uterus.

Terapi awalLangkah pertama dalam penatalaksanaan PCOS adalah melakukan olahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat dan menghentikan kebiasaan merokok. Ini merupakan pilihan utama terapi dan bukan sekedar menghasilkan perubahan gaya hidup. Terapi tambahan tergantung pada keluhan penderita dan apakah dokter merencanakan agar penderita dapat memperoleh kehamilan.  Menurunkan berat badan sudah sangat membantu dalam menjaga keseimbangan hormonal sehingga siklus haid menjadi teratur dan terjadi ovulasi. Olah raga teratur dan melakukan diet untuk menurunkan berat badan merupakan langkah utama dan sangat penting bagi penderita bila menghendaki kehamilan.

Menghentikan kebiasaan merokok. Perlu diketahui bahwa merokok dapat meningkatkan kadar androgen.6Selain itu kebiasaan merokok akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung.

Bila penderita menghendaki kehamilan dan penurunan berat badan saja tidak dapat memperbaiki fertilitas, maka diperlukan pemberian obat untuk menurunkan insulin. Dengan menurunkan berat badan, kesempatan untuk ovulasi dan kehamilan meningkat. Terapi dengan pemicu ovulasi dapat pula menyebabkan terjadi ovulasi.7

Bila penderita menghendaki kehamilan, dokter dapat pula menggunakan terapi hormonal untuk membantu pengendalian hormon ovarium. Untuk memperbaiki masalah siklus haid, terapi dengan pil kontrasepsi oraldapat mencegah agar lapisan endometrium tidak terlalu lama menebal. Hal ini dapat mencegah terjadinya karsinoma endometrium. Terapi hormonal juga dapat mengatasi pertumbuhan rambut berlebihan

Page 13: LAPORAN PBL klmpok 7

dan jerawat.8Terapi hormon dapat berupa pil kontrasepsi oral, patches atau cincin vagina. Kadang-kadang digunakan pula obat penurun androgen (spironolakton = aldactone) yang biasa diberikan bersama dengan pil kontrasepsi oral kombinasi estrogen-progestin. Terapi kombinasi ini diperlukan untuk mengatasi kerontokan, jerawat dan pertumbuhan rambut berlebihan.8

Terapi hormon tidak dapat menurunkan resiko terhadap jantung, tekanan darah, kolesterol dan resiko diabetes. Inilah sebabnya, mengapa olah raga dan diet yang sehat tetap merupakan kunci utama dalam pengobatan PCOS.

Terapi tambahan untuk mengatasi masalah rambut dan kulit : Terapi lain untuk PCOS antara lain : Menghilangkan rambut dengan sinar laser, elektrolisis, waxing, tweezing atau kimiawi.

Mengatasi masalah pada kulit. Obat jerawat topikal atau per oral dapat diperoleh secara bebas. Pengangkatan “skin tag” tidak perlu dilakukan kecuali bila menyebabkan iritasi.

Terapi Mandiri : Terapi mandiri dapat membantu penderita dalam mengatasi gejala dan keluhan yang ada serta mengelola hidup secara sehat.

Pengendalian dan penurunan berat badan dapat menurunkan resiko terjadinya diabetes, hipertensi dan hiperkolesterolemia.9Penurunan berat badan yang tidak terlalu drastis dapat mengatasi kadar androgen dan kadar insulin serta infertiliti. Penurunan berat badan sebesar 5 – 7% dalam waktu 6 bulan sudah dapat menurunkan kadar androgen sedemikian rupa sehingga ovulasi dan fertilitas menjadi pulih pada 75% kasus PCOS.10

Penurunan berat badan. Memperoleh berat badan yang ideal akan memperbaiki kesehatan penderita dan dapat mengatasi masalah kesehatan jangka panjang. Meningkatkan aktivitas dan makan makanan sehat merupakan kunci pengendalian berat badan.

Olah raga. Penderita diharap untuk menjadikan olah raga teratur sebagai bagian penting dalam kehidupannya. Berjalan kaki merupakan aktivitas yang paling baik dan sederhana yang dapat dengan mudah dikerjakan.

Makanan sehat dan gizi seimbang yang terdiri dari kombinasi buah dan sayuran, produk makanan kecil berkalori rendah yang dapat memuaskan nafsu makan dan menngatasi kebiasaan makan kecil.

Pertahankan berat badan yang sehat.

Hentikan kebiasaan merokok.

Page 14: LAPORAN PBL klmpok 7

TERAPI MEDIKAMENTOSA Pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestindigunakan pada penderita dengan haid tidak teratur atau amenorea. Terapi ini membantu mengatasi jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan dan kerontokan rambut. Progestin diperlukan agar terjadi pertumbuhan dan pengelupasan endometrium secara teratur seperti yang terjadi pada haid. Pengelupasan endometrium yang terjadi setiap bulan dapat mencegah karsinoma uterus. Pil kontrasepsi YASMIN merupakan pil yang ideal untuk kasus PCOS17 oleh karena mengandung progestin yang disebut drospirenon yang memiliki sifat anti androgen.8

Progestin sintetis. Bila penderita tidak dapat menggunakan hormon estrogen maka penggunaan progestin yang dapat digunakan adalah yang tidak meningkatkan kadar androgen dan baik untuk penderita PCOS yaitu : norgestimate, desogestrel dan drospirenon.8Efek samping yang mungkin terjadi : nyeri kepala, retensi air dan perubahan emosi.

Catatan : Sejumlah progestin menyebabkan peningkatan kadar androgen. Terdapat 3 jenis progestin yang tidak meningkatkan kadar adrogen dan sangat baik bila digunakan pada kasus PCOS.

Diuretik. Spironolaktone yang dapat menurunkan androgen (Aladactone) diberikan bersama dengan pil kontrasepsi kombinasi. Terapi ini dapat mengatasi kerontokan rambut, pdertumbuhan jerawat dan rambut abnormal (hirsuitisme)

Metformin (Glucophage). Obat diabetes ini digunakan untuk mengendalikan insulin, gula darah dan androgen. Obat ini menurunkan resiko diabetes dan penyakit jantung serta memulihkan siklus haid dan fertilitas.8

Catatan : Metformin nampaknya sangat bermanfaat untuk mengatasi gejala yang terjadi pada PCOS. Metformin dapat memperbaiki derajat fertilitas, menurunkan kejadian abortus, dan diabetes gestasional serta mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang.8Penggunaan metformin pada masa kehamilan masih merupakan kontroversi meskipun resiko nampaknya sangat kecil. Metformin oleh FDA dimaksudkan untuk mengatasi diabetes sehingga penggunaannya pada kasus PCOS harus dibahas secara rinci.

Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin (LH dan FSH). Klomifen sitrat dapat diberikan bersama dengan metformin bila metformin dapat memicu terjadinya ovulasi. Kombinasi kedua jenis obat ini akan memperbaiki kerja dari klomifen sitrat.16

Eflomithine (Vaniqa) adalah krim yang dapat menghambat pertumbuhan rambut dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

TERAPI PEMBEDAHANTerapi pembedahan kadang-kadang dilakukan pada kasus infertilitas akibat PCOS yang tidak segera mengalami ovulasi setelah pemberian terapi medikamentosa. Melalui pembedahan, fungsi

Page 15: LAPORAN PBL klmpok 7

ovarium di pulihkan dengan mengangkat sejumlah kista kecil.Alternatif tindakan : “Wedge Resection” , mengangkat sebagian ovarium. Tindakan ini dilakukan untuk membantu agar siklus haid menjadi teratur dan ovulasi berlangsung secara normal. Tindakan ini sudah jarang dikerjakan oleh karena memiliki potensi merusak ovarium dan menimbulkan jaringan parut.

“Laparoscopic ovarian drilling” , merupakan tindakan pembedahan untuk memicu terjadinya ovulasi pada penderita PCOS yang tidak segera mengalami ovulasi setelah menurunkan berat badan dan memperoleh obat-obat pemicu ovulasi. Pada tindakan ini dilakukan eletrokauter atau laser untuk merusak sebagian ovarium. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan tindakan ini dilaporkan angka ovulasi sebesar 80% dan angka kehamilan sebesar 50%.11 Wanita yang lebih muda dan dengan BMI dalam batas normal akan lebih memperoleh manfaat melalui tindakan ini.

Page 16: LAPORAN PBL klmpok 7

DAFTAR PUSTAKA1. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi edisi 7 volume 2. Jakarta. EGC2. Prof.DR.dr. Sarwono  Prawirohardjo,SP.OG. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta. Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo3. Kamus kedokteran Dorlan edisi 29. EGC4. Barbieri RL (2007). Polycystic ovary syndrome. In DC Dale, DD Federman,

eds., ACP Medicine, section 16, chap. 5. New York: WebMD.5. Ehrmann DA (2005). Polycystic ovary syndrome. New England Journal of Medicine,

352(12): 1223–1236.6. Speroff L, Fritz MA (2005). Anovulation and the polycystic ovary. Clinical

Gynecologic Endocrinology and Infertility, 7th ed., pp. 465–498. Lippincott Williams and Wilkins.

7. Lobo RA, Carmina E (2000). The importance of diagnosing the polycystic ovary syndrome. Annals of Internal Medicine, 132(12): 989–993.

8. Hunter MH, Sterrett JJ (2000). Polycystic ovary syndrome: It's not just infertility. American Family Physician, 62(5): 1079–1088.

9. Haas DA, et al. (2003). Effects of metformin on body mass index, menstrual cyclicity, and ovulation induction in women with polycystic ovary syndrome. Fertility and Sterility, 79(3): 469–481.

10. American College of Obstetricians and Gynecologists (2002, reaffirmed 2006). Management of infertility caused by ovulatory dysfunction. ACOG Practice Bulletin No. 34. Obstetrics and Gynecology, 99(2): 347–358.

11. Stegmann BJ, et al. (2003). Characteristics predictive of response to ovarian diathermy in women with polycystic ovarian syndrome. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 188(5): 1171–1173.