laporan pbl

46
BAB I PENDAHULUAN Informasi 1 Dokter Andi, seorang dokter yang baru selesai internship, bertugas menjadi dokter PTT yang ditempatkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan Atambua, Kabupaten Bela, Provinsi NTT. Puskesmas ini dalam 1 tahun terakhir tidak mempunyai tenaga dokter dan mengalami banyak permasalahan kesehatan yang harus segera diselesaikan. Dokter Andi mengumpulkan data mengenai masalah kesehatan di Puskesmas tersebut, dan didapatkan data sebagai berikut. Indikator Besaran Standar Angka Kematian Maternal 400/100.000 - 0,4% 150/100.000 Angka Kematian Bayi 75/1000 25/1000 Prevalensi malaria 5% 1% Prevalensi Pneumonia pada Balita 8% 2% Angka Cakupan imunisasi campak 75% 90% Angka persalinan di tenaga kerja terlatih 60% 90% Angka Balita dengan Gizi Kurang 2% 0% Angka kunjungan 5% 10%

Upload: nabila

Post on 21-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok chem

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUANInformasi 1

Dokter Andi, seorang dokter yang baru selesai internship, bertugas menjadi dokter PTT yang ditempatkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan Atambua, Kabupaten Bela, Provinsi NTT. Puskesmas ini dalam 1 tahun terakhir tidak mempunyai tenaga dokter dan mengalami banyak permasalahan kesehatan yang harus segera diselesaikan.

Dokter Andi mengumpulkan data mengenai masalah kesehatan di Puskesmas tersebut, dan didapatkan data sebagai berikut.

IndikatorBesaranStandar

Angka Kematian Maternal400/100.000 - 0,4%150/100.000

Angka Kematian Bayi75/100025/1000

Prevalensi malaria5%1%

Prevalensi Pneumonia pada Balita8%2%

Angka Cakupan imunisasi campak75%90%

Angka persalinan di tenaga kerja terlatih60%90%

Angka Balita dengan Gizi Kurang2%0%

Angka kunjungan pasien rawat jalan per bulan5%10%

Dokter Andi bingung masalah apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan bagaimana solusinya.Informasi 2

Komponen A: Besarnya MasalahBesarnya Masalah

(Jumlah Populasi Yg Terkena)Skor

25 %10

10 -24,9 %8

1 9,9 %6

0,1 0,9 %4

< 0,1 %2

Komponen B: Keseriusan MasalahUrgencySkorSeveritySkorCostSkor

Very urgent10Very severe10Very costly10

Urgent8Severe8Costly8

Some urgency6Moderate6Moderate costly6

Little urgency4Minimal4Minimal cost4

No urgency2None 2No cost2

Urgency :

AKM, AKB dan malaria adalah bagian MDGs diberikan skor urgensi maksimal

Pneumonia pada balita dan angka merupakan masalah nasional tapi bukan bagian dari MDGs sehingga diberikan skor urgensi dibawah maksimal

Severity :Case Fatality Rate untuk AKM: 0,4 %, AKB 4%, Malaria 5%, Pneumonia 8%, Gizi kurang 2%

Cost :Kerugian ekonomi yang timbul per kasus AKM: 100 juta rupiah, AKB 200 juta rupiah, malaria 25 juta rupiah, pneumonia 100 juta rupiah, gizi kurang 100 juta rupiah.Komponen C: Tersedianya solusi yang terbukti efektif untuk mencegah masalah kesehatan

Ketersediaan solusi efektif untuk pencegahan masalah kesehatanSkor

Sangat efektif ( 80-100%)10

Efektif (60-80%)8

Cukup efektif (40-60 %)6

Kurang efektif(20-40%)4

Tidak efektif (0-20%)2

Solusi:

Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi oleh bidan desa efektifitas mencapai 75% untuk mengatasi masalah angka kematian ibu

Penanganan bayi baru lahir oleh bidan desa efektifitas mencapai 55% untuk mengatasi angka kematian bayi

Program surveilansaktif malaria efektifitas mencapai 65% untuk mengatasi kasus malaria Manajemen terpadu balita sakit oleh kader desa efektifitas mencapai 85% untuk mengatasi masalah pneumonia

Pemberian makanan tambahan oleh POSYANDU efektifitas mencapai 55% untuk mengatasi masalah gizi kurangKomponen D:

Kriteria PEARL (Ya = 1, Tidak = 0), skoring kriteria PEARL untuk semua masalah adalah Ya = 1Informasi 3

Dari hasil perhitungan metodehanlon kuantitatif, permasalahan kesehatan yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan oleh Dokter Andi adalah: Angka Kejadian Pneumonia pada Balita sebesar 8%Informasi 4

Hasil Pengambilan ata faktor RisikoPneumonia pada BalitaNoFaktor RisikoKategoriPresentase

1BBLRBBLR20%

Normal80%

2Status GiziKurang25%

Normal75%

3ImunisasiTidak Lengkap30%

Lengkap70%

4ASI EksklusifTidak45%

Ya55%

5Sanitasi RumahKurang60%

Baik40%

6Indoor Air PollutionTinggi70%

Rendah30%

Informasi 5Tingginya indoor air pollution disebabkan oleh banyaknya perokok aktif dalam rumah dan umumnya mereka tidak mengetahui bahwa merokok meningkatkan risiko pneumonia pada balita.Informasi 6

Dokter Andi mengusulkan beberapa alternative pemecahan masalah yang selama ini sudah pernah dilakukan di tempat lain dan cukup efektif Kampanye Bahaya Merokok bagi keluarga balita.

Menjangkau 70% populasi, keberlanjutan sedang, efektifitas 15%, biaya sedang.

Konseling individual berhenti merokok pada perokok aktif keluarga balita.

Menjangkau 30% populasi, keberlanjutan rendah, efektifitas 80%, biaya tinggi

Pemberdayaan kader kesehatan untuk pencegahan biaya merokok pada keluarga balita.

Menjangkau 60%, keberlanjutan tinggi, efektifitas 70%, biaya sedang.

Magnitude

SkorSustainbilitySkorSensitivitySkorCostSkor

80 100%10Very sustain10Very Responsive10Very costly10

69 79%8Sustain8Responsive8Costly8

40 59%6Moderate6Intermediate6Moderate6

20 39%4Low sustain4Some responsive4Low cost4