ringkasan uts sakramentologi 2.docx

28
RINGKASAN PERSIAPAN UTS SAKRAMENTOLOGI 2 (2013) BAB I – INISIASI KRISTIANI Pengertian Kata “inisiasi” berasal dari bahasa Latin in + ire (masuk ke dlm, memulai), initiare (memasukkan ke dlm; initium = awal). Inisiasi adl upacara- upacara simbolik yg menyertai proses seseorang yg dimasukkan atau diinkorporasikan ke dlm (diterima mjd anggota) kelompok baru, dg segala hak & kewajibannya. Gejala inisiasi mrpk suatu gejala sosio-antropologis yg tersebar luas dlm masyarakat. Hampir semua kelompok sosial mengembangkan & memiliki suatu upacara utk scr resmi memasukkan org mjd anggota. Contoh: posma, pesta usia sweet seventeen, dll. Inisiasi dilakukan dg pembaptisan dlm atau dg air. Kata “baptis” berasal dari kata Yunani “baptein. Kedua kata itu aslinya “dlm masyarakat Yunani berarti membenamkan, mencemplungkan (mencelupkan) ke dlm air, seluruhnya atau sebagian. Kedua kata kerja itu jarang sekali diartikan “mandi” “membasuh”. Dlm perkembangannya, PB tetap menggunakan kata baptein dlm arti aslinya, yaitu “mencelup”. Di lain pihak, hny kata kerja bapitizein atau kata benda baptisma yg digunakan scr eksekutif dlm ibadat. Arti ritual yg luas adl membasuh, mentahirkan (memurnikan), [wudu dlm tradisi Islam], khususnya dlm tradisi PL (LXX) & Yahudi. Sedangkan dlm arti teknis ialah “membaptis” atau “mempermandikan” spt pengertian kita sekarang. Simbolik Upacara Inisiasi Kristiani Praksis inisiasi Kristiani dlm Grj awali tampaknya dilakukan dg cara membenamkan org ke dlm air ( immersio), menuangkan air ke atas kepala (infusio) & memerciki (aspersio) org dg air. Di lain pihak, PB sendiri tdk pernah memberikan rincian yg jelas ttg upacara pembaptisan. Jadi, tdk ada kepastian ttg bagaimana simbolik upacara inisiasi dilakukan. Gagasan utama yg menonjol dlm inisiasi ialah “lahir kembali”. Dari istilah “lahir kembali” tdk bisa disimpulkan ttg tata cara bagaimana, org dibaptis. Kelahiran kembali lebih dikaitkan dg pengertian “air hidup” yaitu air alamiah (air yg mengalir) sbg sumber kehidupan, asal segala sesuatu, mirip rahim yg melahirkan anak. Air mempunyai dua fungsi, yaitu pertama, membersihkan (yg jahat) & kedua memberi hidup & kesuburan. Makna air inilah yg hendak disimbolkan dlm Upacara inisiasi. Dg demikian, tata simbolik upacara penggunaan air itu tdk terikat pd salah satu bentuk, artinya 1

Upload: stftws

Post on 11-Dec-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RINGKASAN PERSIAPAN UTS SAKRAMENTOLOGI 2 (2013)

BAB I – INISIASI KRISTIANI

PengertianKata “inisiasi” berasal dari bahasa Latin in + ire (masuk ke dlm,

memulai), initiare (memasukkan ke dlm; initium = awal). Inisiasi adl upacara-upacara simbolik yg menyertai proses seseorang yg dimasukkan atau diinkorporasikan ke dlm (diterima mjd anggota) kelompok baru, dg segala hak & kewajibannya. Gejala inisiasi mrpk suatu gejala sosio-antropologis yg tersebar luas dlm masyarakat. Hampir semua kelompok sosial mengembangkan & memiliki suatu upacara utk scr resmi memasukkan org mjd anggota. Contoh: posma, pesta usia sweet seventeen, dll.

Inisiasi dilakukan dg pembaptisan dlm atau dg air. Kata “baptis” berasal dari kata Yunani “baptein” . Kedua kata itu aslinya “dlm masyarakat Yunani berarti membenamkan, mencemplungkan (mencelupkan) ke dlm air, seluruhnya atau sebagian. Kedua kata kerja itu jarang sekali diartikan “mandi” “membasuh”. Dlm perkembangannya, PB tetap menggunakan kata baptein dlm arti aslinya, yaitu “mencelup”. Di lain pihak, hny kata kerja bapitizein atau kata benda baptisma yg digunakan scr eksekutif dlm ibadat. Arti ritual yg luas adl membasuh, mentahirkan (memurnikan), [wudu dlm tradisi Islam], khususnya dlm tradisi PL (LXX) & Yahudi. Sedangkan dlm arti teknis ialah “membaptis” atau “mempermandikan” spt pengertian kita sekarang.

Simbolik Upacara Inisiasi KristianiPraksis inisiasi Kristiani dlm Grj awali tampaknya dilakukan dg cara

membenamkan org ke dlm air (immersio), menuangkan air ke atas kepala (infusio) & memerciki (aspersio) org dg air.

Di lain pihak, PB sendiri tdk pernah memberikan rincian yg jelas ttg upacara pembaptisan. Jadi, tdk ada kepastian ttg bagaimana simbolik upacara inisiasi dilakukan. Gagasan utama yg menonjol dlm inisiasi ialah “lahir kembali”. Dari istilah “lahir kembali” tdk bisa disimpulkan ttg tata cara bagaimana, org dibaptis.

Kelahiran kembali lebih dikaitkan dg pengertian “air hidup” yaitu air alamiah (air yg mengalir) sbg sumber kehidupan, asal segala sesuatu, mirip rahim yg melahirkan anak. Air mempunyai dua fungsi, yaitu pertama, membersihkan (yg jahat) & kedua memberi hidup & kesuburan. Makna air inilah yg hendak disimbolkan dlm Upacara inisiasi. Dg demikian, tata simbolik upacara penggunaan air itu tdk terikat pd salah satu bentuk, artinya

1

pembenaman (immersio), bisa pemercikan (aspersio) & bisa pula penuangan (infusio). Bukan “tata pelaksanaan” yg melahirkan kembali, tpi penggunaan “air hidup” itulah yg mrpk simbolik upacara kelahiran kembali (membersihkan & memberi hidup).

Asal-muasal Praksis Inisiasi KristianiJika tdk ada dasar biblis yg bisa dipastikan berasal dari Yesus sendiri,

dari manakah berasal inisiasi Kristiani? Para ahli menyatakan bhw inisiasi Kristiani bukanlah hasil pengaruh Hellenisme, atau upacara pemurnian, atau baptis dari kaum proselit. Kalau demikian, apakah mungkin bhw praksis membaptis berasal dari praksis Yesus historis sendiri? Injil Yohanes mengatakan bhw Yesus sendiri tdk pernah membaptis. Praksis pembaptisan bisa dipastikan sdh ada ketika Yesus masih bersama para murid-Nya, meskipun tdk ditemukan perintah eksplisit yg berasal dari Yesus. Kita bisa mengandaikan bhw praksis pembaptisan itu sesuai dg kehendak Yesus.

Jika praksis pembaptisan sesuai dg kehendak Yesus, dari mana berasal isi praksis itu? Pertanyaan ini mjd sangat mendesak krn adanya persamaan-persamaan antara inisiasi Kristiani dg inisiasi Yohanes & inisiasi komunitas Qumran. Apa kaitan antara ketiga inisiasi ini?

Praksis inisiasi dg pembaptisan (immersio atau infusio) berbeda dg pembasuhan ritual yg biasa diadakan waktu itu. Pembasuhan ini dilakukan berulang-ulang spt ditetapkan Hukum Taurat. Dlm jemaat Qumran, ada praksis pembasuhan ritual yg mrpk upacara inisiasi. Baptisan Kristiani sbg inisiasi sangat mirip dg upacara ini. Kemiripan ini berasal & Yohanes Pembaptis & jemaatnya, krn Yohanes Pembaptis kemungkinan berasal dari jemaat Qumran ini. Menurut kesaksian PB, ada sejumlah murid Yohanes yg kemudian mjd murid Yesus. Dari murid yg pindah inilah jemaat Kristiani melanjutkan Baptis Yohanes, tpi tdk scr langsung berkaitan dg baptis jemaat di Qumran.

Dibandingkan upacara pembasuhan (pemurnian ritual) memang pembaptisan Yohanes berbeda sama sekali. (1) Yohanes menyuarakan kembali seruan para nabi yg menuntut pertobatan bait utk mempersiapkan kedatangan Tuhan. Pembaptisan mrpk ungkapan silih utk pertobatan hati. (2) Dg dibaptis, org jg menerima pengampunan dosa. (3) Lebih lagi, pembaptisan Yohanes mewartakan datangnya pembaptisan yg lain, yaitu pembaptisan dlm “Roh Kudus & Api” yg akan diberikan oleh Yesus Xtus.

Melihat konsep pembaptisan Yohanes, ada persamaan sekaligus ada jg perbedaan antara inisiasi Kristiani & inisiasi Yohanes. Persamaannya: 1) Seruan pertobatan & 2) Pemberian pengampunan dosa. Sedangkan perbedaannya adl terletak pd arti teologis yg mendasar antara keduanya, yaitu pewartaan anugerah Roh Kudus pd pembaptisan Yohanes & pemberian

2

anugerah Roh Kudus pd pembaptisan Kristiani. Perbedaan ini bisa dirinci lebih lanjut. Pertama, inisiasi Yohanes (Baptis) mrpk antisipasi jemaat eskatologis, sedangkan inisiasi Kristiani memasukkan ke dlm kenyataan jemaat eskatologis. Kedua, dlm inisiasi Yohanes anugerah Roh Kudus baru dijanjikan, sedangkan dlm inisiasi Kristiani anugerah Roh Kudus sdh diberikan. Roh Kudus mrpk karunia khas di jaman akhir. Org Kristiani tdk hny dibaptis dg air tpi serentak dg Roh Kudus.

Inisiasi Kristiani pd akhirnya melanjutkan sekaligus melampaui inisiasi Yohanes. Hubungan keduanya spt hubungan persiapan & pemenuhan. Maka bisa dikatakan bhw inisiasi Kristiani adl pemenuhan dari inisiasi Yohanes yg menjanjikan karunia tersebut.

Jadi, sulit menetapkan hubungan historis antara inisiasi Kristiani dg Yesus, tpi bisa dipastikan adanya hubungan teologis. Yesus mendirikan inisiasi Kristiani, buka scr histori, tpi scr teologis.Praksis Inisiasi pd Jemaat Awali

Inisiasi Kristiani pd jemaat awali umumnya mengambil bentuk sbb: pemberitaan Injil, tanggapan dlm bentuk pertobatan, akhirnya pembaptisan pd org yg bersangkutan dlm atau dg air. Rumusan yg digunakan pd umumnya ialah rumusan kristologis, yaitu dibaptis dlm nama Yesus Xtus, Tuhan (Kis 223; 8:16). “Nama” Tuhan Yesus menunjukkan daya kekuatan & penyelamatan dari Yesus Xtus.

Inisiasi bisa diperkirkan t.a. dua tahap spt tampak pd Kis 8:12-17 & Kis 19:1-7. Dlm perikop-perikop ini 4ambarkan adanya pembaptisan dg air & disusul dg penumpangan tangan agar org-org itu menerima Roh Kudus. Memang ada perikop yg menyatakan bhw mereka sdh menerima Roh Kudus, sebelum dibaptis dlm nama Tuhan Yesus.

Dlm teks-teks PB, tdk ada teks yg menunjukkan kaitan antara inisiasi Kristiani (Baptis & penumpangan tangan) dg perjamuan Tuhan atau Ekaristi. Praksis ini bisa ditemukan sejak abad II masehi, sesudah jaman para Rasul.

Inisiasi Kristiani menekankan dua dimensi penting, yaitu dimensi vertikal yaitu penyatuan (inkorporasi) dg Xtus, & dimensi horizontal, yaitu penggabungan ke dlm jemaat. Paulus memandang lebih penting pemberitaan Injil yg ditanggapi dg iman (1 Kor 1:14-17) & disertai dg karunia Roh Kudus dari pd pembaptisan itu sendiri.

Arti kebangkitan dlm inisiasi dijelaskan oleh Paulus sbg “mengenakan mns baru” yg dicapai dg mati terhadap “mns lama”. Inkorporasi (penyatuan raga) pd Xtus digambarkan oleh Paulus sbg “mengenakan” Xtus. Paulus mengartikan “mengenakan” Xtus ini bukan sekadar spt pakaian yg menutup bagian tubuh luar, tpi dlm arti integral, artinya penyesuaian diri dg pikiran, perasaan Xtus & seluruh pribadi Xtus. Singkatnya, “mengenakan” Xtus berarti

3

mjd sama spt Xtus, yaitu hidup dlm Roh. Gagasan inkorporasi pd Yesus scr lengkap inilah yg mendasarkan penyatuan tiga sakramen sbg sakramen inisiasi (Baptis, Krisma & Ekaristi).

Perkembangan Inisiasi Kristiani setelah Jemaat Para RasulUpacara inisiasi mengalami perkembangan melalui penambahan

upacara-upacara lainnya. Demikian jg tiap-tiap bagian jg diperjelas & dipertegas. Yustinus (+165) menulis (Apologia 1, 61-65) bhw sebelum dibaptis org mengikuti pelajaran agama & moral, berdoa & berpuasa. Seluruh jemaat jg ikut berdoa & berpuasa. Kemudian para calon “dilahirkan kembali” dg permandian (loutron) dlm air, dihapuskan dosa-dosanya & mendapat pencerahan.

Tertulianus (+223) menyusun sebuah karya lengkap ttg pembaptisan (yg pertama sejauh diketahui, De Baptism). Menurut Tertulianus, sebelum dibaptis seorang hrs mengikuti masa katekumenat. Ia mengungkapkan beberapa upacara tambahan, mis. pemberkatan air baptis, pengolesan sekujur tubuh dari calon baptis dg minyak, tiga kali pembenaman ke air, & penumpangan tangan oleh Uskup disertai berkat yg memanggil Roh Kudus. Dia melihat Baptis dlm kerangka sejarah keselamatan, yg menjelaskan simbolisme air & menjelaskan makna intinya. Tertulianus jg mengembangkan metodologi katekis patristik yg menjelaskan ajaran iman bertitik tolak dari ritusnya. Di Afrika Utara ada aneka upacara yg ditambahkan pd upacara inti, mis. penyangkalan iblis, pengolesan minyak, penandaan & penumpangan tangan.

Karya besar yg mendasar utk teologi & liturgi Baptis adl Tradisi Apostolik dari Hipolitus dari Roma (ditulis sekitar tahun 215-220). Karya ini menuliskan baik persiapan calon maupun perayaan Baptis itu. sendiri. Inisiasi meriah dilakukan setelah masa katekumenat tiga tahun. Dlm tata upacara Hipolitus ini (+235), seorang imam di jemaat Roma, dicatat unsur-unsur berikut:1. Si calon menyangkal iblis.2. Setelah menanggalkan pakaiannya, seluruh tubuh si calon diolesi dg

minyak yg sdh diberkati dahulu. Pengolesan itu mrpk suatu pengusiran iblis scr meriah.

3. Tiga kali si calon terbenam dlm air yg sdh diberkati lebih dahulu disertai pengakuan iman berupa tanya jawab tiga kali.

4. Baptisan baru dioles sekujur tubuh dg minyak (yg sdh diberkati) oleh imam & dilakukan di tempat khusus di luar grj. Sampai upacara ini, imamlah yg memimpin upacara.

4

5. Para baptisan baru diantar masuk ruang grj & Uskup merentangkan kedua tangannya ke atas mereka semua sekaligus disertai doa.

6. Uskup mencurahkan minyak khusus (krisma) yg sdh diberkati ke atas kepala masing-masing baptisan baru disertai doa.

7. Uskup menandai dahi tiap-tiap baptisan baru dg tanda salib tanpa disertai doa.

8. Pelukan damai disertai ucapan “Tuhan sertamu”.

Pd upacara ini tampak jelas pembedaan antara upacara yg dipimpin oleh imam & upacara van dipimpin oleh Uskup. Bagian akhir dari upacara inisiasi ini mjd wewenang khusus Uskup saja.

Ada perkembangan penting dlm hal ini, yaitu. bhw Agustinus membedakan antara “sakramen yg sah” tpi “tdk berbuah” & “sakramen yg sah & berbuah”. Agustinus menekankan objektivitas sakramen yg tdk bergantung pd org yg menerimakannya. Ini tampak jelas dlm teologinya ttg pembaptisan anak-anak ketika melawan Pelagianisme. Praksis pembaptisan anak-anak sdh ada sejak abad IL Pelagianisme menyangkal penyebaran dosa asal & menyangkal perlunya rahmat serta berpendapat bhw tdk perlu membaptis anak-anak. Pandangan Agustinus diterima & berkembang mjd pandangan Grj ttg pembaptisan anak-anak.

Teologi Inisiasi Kristiani Masa KiniIdentitas Kristiani Dlm pandangan Grj Katolik Roma, mereka yg

dibenarkan dlm pembaptisan berkat iman (tdk dikatakan: pengakuan imam Grj Katolik Roma), dijadikan anggota tubuh Xtus. Krn itu, mereka yg menerima pembaptisan scr sah dlm Grj-grj lain dipandang oleh anak-anak Grj Katolik Roma sbg saudara (UR 3). Maka pembaptisan mrpk ikatan sakramental yg, mempersatukan & yg berdaya guna di antara mereka semua yg olehnya dilahirkan kembali (UR 22). Maka Baptisan sbg inisiasi ke kekristenan mjd semacam identitas kristiani dari semacam “suku bangsa” dari berbagai marga.

Xtus sbg dasar inisiasi hadir scr nyata pd Ekaristi Setiap sakramen menonjolkan salah satu segi atau aspek penyelamatan yg diefektifkan oleh Yesus Xtus, atau daya kekuatan Xtus sedangkan sakramen Ekaristi menghadirkan Yesus Xtus menurut hakikatnya (substantialiter). Krn itu semua sakramen terarah kpd Ekaristi sbg tujuannya. KV II masih jg mengulang pendekatan Thomas & menyebutkan Ekaristi sbg “sumber & puncak” seluruh kehidupan Kristiani. Sakramen inisiasi memperlihatkan bhw karya penyelamatan dihadirkan scr penuh dlm perayaan Ekaristi atau perjamuan Tuhan.

5

Jemaat sbg pelaku utama inisiasi Pelaku inisiasi Kristiani pertama-tama ialah jemaat, yg bertindak sbg jemaat Yesus Xtus atau Tubuh Mistik Xtus. Kristuslah yg scr teologis mjd dasar dari pembaptisan & memberi makna pd tindakan sosial inisiasi, akan tpi jemaat Kristiani sbg lembaga sosial yg menginisiasikan. Kedua unsur itu, yaitu karya Allah & tindakan mns, bersatu scr tak terpisahkan tpi jg tdk tercampur. KV II menegaskan bhw Xtus sendirilah yg membaptis (SC 7), meskipun scr material & ritual, jemaatlah yg membaptis melalui org yg diberi wewenang. Dlm perayaan Ekaristi tampak bhw pelaku sakramen ialah jemaat scr keseluruhan, & bukannya jemaat sbg perseorangan.

Pelayan sakramen Jemaatlah yg mempunyai wewenang mjd pelaku utama yg kelihatan & upacara inisiasi, tpi jemaat bertindak melalui org ttt yg diberi otorisasi oleh jemaat. Maka adl wewenang jemaat utk menentukan siapa yg diberi otorisasi utk melakukannya (dlm Grj Katolik Roma, utk situasi normal; diakon, imam & Uskup). Petugas itu hrs bertindak sesuai dg intensi jemaat (intentio faciendi quod facit ecclesia). Dlm situasi darurat atau bahaya mati, Grj memberi wewenang pd semua org utk atas nama jemaat memasukkan org ke dlm jemaat Xtus.

Ungkapan iman Krn inisiasi (jg setiap sakramen) adl tindakan penyelamatan jemaat sbg dimensi kelihatan & tindakan Xtus, maka inisiasi adl jg ungkapan iman kepercayaan jemaat itu. Demikian jg, upacara inisiasi mjd ibadat jemaat yg mengenangkan karya penyelamatan Allah, dahulu, kini & nanti, serta yg memuji Allah (gerakan dari bawah ke atas).

Inisiasi sbg tanda perjanjian Dlm sakramen inisiasi bisa dilihat adanya dua gerakan, yaitu gerak “dari atas ke bawah” & gerak “dari bawah ke atas”. Dua gerakan ini menunjukkan makna inisiasi sbg suatu “perjanjian”, tpi bukan antara dua pihak yg setingkat melainkan antara Alah & mns PB menunjukkan gagasan “perjanjian” ini dg menyebut pembaptisan sbg “sunat” (Kol 2:11; Flp 3:3). Sejalan dg sunat, sakramen Baptis mjd tanda, meterai & cap PB yg diikat Allah dg umat mns.

Simbolik rangkap dua dari air Air digunakan sbg tanda simbolik dari inisiasi. Air adl unsur paling asali. Air mempunyai fungsi ganda, yaitu fungsi simbolik destruktif (negatif) & fungsi simbolik konstruktif (positif). Fungsi negatif air adl menghancurkan, menghapuskan, sedangkan fungsi positif air ialah memberi hidup & kesuburan. Roh jg dilambangkan dg air kehidupan. Kedua arti ini disimbolkan oleh air dlm upacara inisiasi. Dlm upacara inisiasi (pembaptisan) org dibersihkan dari segala dosa, termasuk dosa asal, & dianugerahi kehidupan baru dlm Xtus.

6

Daya kekuatan Yesus Xtus Tuhan “Nama” berarti daya kekuatan atau daya penyelamatan. Dibaptis dlm nama Tuhan Yesus berarti dibaptis dlm daya penyelamatan Tuhan Yesus Xtus yg dibangkitkan. Kata depan yg digunakan (kpd ‘epi’, dlm ‘en’, menuju ‘eis’) mempunyai arti yg hampir sama dlm pemakaian PB. Daya kekuatan Xtus itulah yg menghapuskan dosa & memberikan kehidupan baru. Daya kekuatan itu tdk lain adl Roh Kudus yg diberikan melalui Yesus yg adl Anak Allah, Bapa.

Meterai Baptis Buah pertama & paling fundamental dari pembaptisan (yaitu inkorporasi pd Yesus Xtus) ialah meterai rohani yg tak terhapuskan. “Meterai” Baptis ini menjadikan org “milik Xtus” scr tetap. Meterai ini menandakan kesetiaan Allah yg tetap mau menyelamatkan org konkret & individual ini, apapun yg tjd. Meterai ini jg menandakan hubungan objektif, prasubjektif & riil dg Xtus, Penyelamat dari Allah. Meterai adl suatu partisipasi ontologis pd, Xtus.

BAB II – SAKRAMEN BAPTIS

Dasar BiblisInjil Sinoptik Ada dua ucapan Yesus yg merujuk scr eksplisit ke

pembaptisan, namun demikian keduanya tdk berasal dari Yesus sendiri, tpi mrpk hasil tahap, perkembangan yg kemudian. Mat 28:19 jelas mrpk pengaruh liturgi saat itu, & Markus 16:16 berasal dari abad ke 11 yg menandai akhir Injil Markus. Berdasarkan data PB yg ada, sulit menentukan bhw scr historis Yesus menetapkan pembaptisan, meskipun scr teologis makna Baptis jelas berasal dari Yesus.

Rasul Yohanes Baptis dipandang sbg kelahiran ilahi dlm Injil keempat (Yoh 3:3-10) & dlm 1 Yoh 2:29-3:9. Titik tolak Yohanes bukan baptisan Yohanes Pembaptis, tpi anugerah Roh Kudus yg diberikan kpd Grj. Anugerah itu adl buah dari wafat & pemuliaan Xtus. Penenggelaman dlm Roh Kudus itulah yg menyelamatkan mereka yg percaya. Melalui sakramen Baptis, diwujudkanlah dlm diri baptisan perjalanan rohani dari inkarnasi sampai penyaliban & pemuliaan Yesus. Baptis sbg kelahiran kembali tampak dlm pembicaraan Yesus dg Nikodemus (Yoh 3:1-21) & kelahiran kembali berasal “dari atas” & Roh. Dari penelitian para ekseget, bisa dibuktikan bhw kata 2 “air & api” pd Yoh 3:5 tdk asli atau tambahan yg dilakukan redaksi Injil Yohanes pd akhir tulisan. Bagi Paulus gagasan Baptis sbg “kelahiran kembali” hny ditemukan dlm Tit 3:5, sedangkan surat pastoral hny pd surat pertama Petrus. Ada gagasan katekese primitif. Dari Yoh 3:22 bisa disimpulkan bhw murid Yesus melakukan pembaptisan jg pd masa Yesus. Berarti, sdh semasa hidup Yesus, pembaptisan sbg kelahiran kembali dilihat sbg upacara inisiasi.

7

Kisah Para Rasul membedakan antara pembaptisan air & pembaptisan Roh; bahkan pembaptisan Roh mendahului pembaptisan air (Kis 10:47;11:16). jarak antara keduanya dlm Kis 8:12-17 digunakan kemudian sbg argumen biblis utk pemisahan sakramen Krisma & Baptis. Baptis diberikan “dlm (ke dlm) nama Yesus”. Sesuai dg teologi nama-nama dlm PB & khususnya dlm Kis, titik yg menentukan dlm proses ini ialah bhw sesuatu dilakukan dlm nama Yesus, artinya dlm kekuatan Yesus pengampunan dosa & keselamatan tjd. “Dlm nama Yesus” merujuk pd, peristiwa keselamatan dlm Yesus yg dirangkum dlm bentuknya yg paling ringkas & padat.

Paulus merefleksikan Baptis dg kerangka utama misteri sengsara, wafat, pemakaman & kebangkitan Yesus Xtus. Baptis dilihat sbg kelahiran kembali, penciptaan baru, pembaharuan hidup, pencerahan, pemurnian, pengudusan, d1l. Pd dasarnya bagi Paulus, Baptis adl peristiwa iman yg ditandai oleh unsur hakiki yaitu; seseorang disatukan (inkorporasi) scr riil dg misteri peristiwa Yesus, dlm misteri sengsara, wafat, pemakaman & kebangkitan Yesus. Inkorporasi riil pd Yesus Xtus ini berupa persatuan nyata (bukan hny scr rohani atau moral) dg Xtus dlm seluruh tujuan hidupnya – hidup, penyaliban, pemakaman & pembangkitan Yesus (Rom 6:4-8) yg melampaui ruang & waktu & sangat menentukan hidup Kristiani. Penyatuan ini berarti jg dikonformasikan, diserupakan, dg wafat & kebangkitan Xtus.

Bagi Paulus, ada perbedaan gradasi dlm hal persatuan dg Xtus. Pertama, persatuan dg Xtus sbg anggota umat mns krn peristiwa Kalvari. Paulus melihat bhw peristiwa wafat & kebangkitan Yesus Xtus mempunyai dampak pd semua mns, bukan pertama-tama dg mereka yg percaya & dibaptis.

Kedua, persatuan dg Xtus krn iman. Persatuan dg Xtus scr subjektif mulai tjd ketika baptisan itu mulai mengimani Yesus Xtus. Paulus bisa berkata bhw “kita” telah mati di salib bersama Yesus Xtus bahkan sebelum pembaptisan. Dlm iman yg sama, org disatukan dg kebangkitan Xtus, artinya org tersebut bangkit bersama. Xtus, & menandai awal hidup baru dlm diri org tersebut. Persatuan dlm iman inilah yg kemudian diwujudkan dg tindakan simbolis & praksis org-org Kristiani.

Ketiga, persatuan dg Xtus krn Baptis. Dlm peristiwa ini, Baptis mewakili suatu waktu ttt dlm kematian Yesus, yaitu kesatuan dg pemakaman Yesus, artinya baptisan sungguh-sungguh dikuburkan bersama. Yesus (spt direfleksikan dlm Kol 2:11-12). Dimakamkan berarti bhw melalui sakramen Baptis, org sdh mati di salib bersama Xtus lama sebelum upacara pembaptisan tersebut Paulus tdk mempertentangkan iman & Baptis. Pembaptisan didahului oleh tindakan mengimani Yesus Xtus (keselamatan krn iman). Sakramen Baptis menyatakan scr publik bhw org itu dikuburkan bersama Xtus & ingin tetap mempertahankan bersama Dia dlm hidup baru. Dg kata lain, iman org

8

itulah isi tindakan simbolis sakramen Baptis. Dlm arti ini Baptis mjd ungkapan yg kelihatan dari kenyataan bhw kekuasaan dosa sdh dihancurkan & dunia didamaikan dg Allah, sebelum pertobatan individual dlm iman.

Surat Petrus (1 Ptr 3:19-21) menggambarkan Baptis sbg tanda keselamatan melalui air, mitra bahtera, Nuh dlm banjir. Teks ini menambahkan penjelasan bhw Baptis bertindak “bukan utk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan utk memohonkan hati nurani yg baik kpd Allah oleh kebangkitan Yesus Xtus (ay.21). Penjelasan ini mengeksplisitkan permohonan kpd Allah dlm Baptis, yg dlm formula “dlm nama Tuhan Yesus” permohonan itu hny tersirat saja. Permohonan ini berarti meminta hadirnya Yesus, kebangkitan & pemerintahan-Nya atas langit & bumi. Penghadiran ini melampaui ruang & waktu & krn itu bersifat rohani (pneumatis).

Rangkuman. Uraian ttg inisiasi pd PB menunjukkan empat butir data teologi sakramen Baptis, yaitu [l] Baptis mengungkapkan pertobatan sempurna & memberikan pengampunan dosa. Pertobatan ini meliputi penyangkalan penuh akan hidup sebelumnya, sekurang-kurangnya dosa-dosa, & pengakuan Yesus sbg Mesias. Baptis mengandaikan adanya pewartaan Sabda & penerimaan Sabda itu. Keselamatan diawali dg penghapusan dosa, yg mrpk tindakan eskatologis pertama dari Allah yg membawa ke kehidupan abadi. [2] Baptis dilakukan dlm nama Tuhan Yesus Xtus, sebab Dialah pengantara tunggal. [3] Baptis mrpk kesempatan, tpi jg adl sebab & sarana pencurahan Roh. Anugerah diberikan biasanya hny kpd mereka yg menerima Baptis. Kis mencatat adanya pencurahan Roh Kudus yg mendahului Baptis. [4] Akhirnya, Baptis menandai & mengefektifkan inkorporasi ke dlm komunitas keselamatan, Grj, yg melalui Baptis, tumbuh scr kelihatan.

Makna Sakramen BaptisMakna Individual – Kristologis

Makna fundamental Penelusuran data PB di atas menunjukkan bhw Baptis pertama-tama berarti penyaturagaan (inkorporasi) scr riil & publik seseorang pd seluruh hidup Yesus – sengsara, wafat, & kebangkitan Yesus Xtus. Iman & Baptis menyatukan scr mistis baptisan dg seluruh pribadi Yesus Xtus. Inilah makna fundamental pertama sakramen Baptis, yg ditonjolkan dlm Kis dlm formula Baptis yg mereka gunakan: “dlm nama Tuhan Yesus Xtus”. (Kis 2:38;8:16;10:48;19:5). KV II mengembalikan makna fundamental ini pd posisi pertama. Bertobat, beriman & disatukan dg Yesus, adl tiga dimensi dari proses yg sama.

Persatuan dg Tuhan berjalan seiring dg pertobatan. Bertobat berarti scr radikal mengubah haluan hidup & selanjutnya mengarahkan hidupnya sesuai dg hidup Yesus Xtus (Kis 9:35; 11:21; 15:19; 26:20). Unsur pertobatan

9

dlm Baptis cukup ditekankan dlm PB (Kis 2:38, 3:19). Bertobat mengandaikan seseorang menjauhkan diri dari segala sesuatu yg mengasingkan dia dari Allah (Yoh 1:10), termasuk dosa pribadi (Kis 3:19,26). Masa katekumenat adl masa perkenalan dg Yesus yg kemudian diikuti oleh pertobatan & perubahan arah hidup. Pd masa ini, seorang yg tertarik pd Yesus semakin mempercayakan diri kpd Allah dlm Yesus Xtus sbg Juruselamat, artinya org itu semakin mengimani Yesus. Iman adl tanggapan mns atas pribadi Yesus yg diwartakan dlm Injil. Beriman itu berarti percaya pd Yesus sbg Sang Mesias, Xtus, Juruselamat. Ini jg percaya meliputi pd kekuatan kebangkitan semua kekuasaan di atas bumi maupun di bawah bumi. Roh Kuduslah yg mengerjakan semuanya ini dlm diri org yg tertarik kpd Xtus.

Jadi, sakramen Baptis mjd suatu pernyataan, pengakuan imam hati yg diungkapkan scr definitif dg “mulut”, scr total dg tindakan simbolis (ekspresi) pembaptisan. Di sinilah pertama kali seseorang disatukan scr definitif & riil dg Yesus, bukan hny Yesus Xtus dari masa lalu, tpi Yesus Xtus di masa kini. Krn itu, pembaptisan disebut sbg dasar hidup Kristiani, seseorang dimungkinkan utk menerima kekayaan rohani lainnya dlm sakramen-sakramen Grj. Persatuan ini bersifat kekal, sekali utk selamanya & tdk bisa hilang Inilah yg disebut sbg meterai baptisan (karakter sakramental). Meterai ini menandai mns sbg milik Xtus, tdk terhapuskan jg jika org itu murtad.

Makna Sosial – EklesialMakna fundamental tdk diragukan bhw Baptis adl ritus inisiasi,

artinya melalui ritus inisiasi ini org dimasukkan mjd anggota Grj. Dg menerima ritus ini baptisan menyatakan diri bersedia mjd anggota jemaat, di lain pihak, jemaat jg menyatakan mau menerima org itu mjd anggota. Persatuan dg jemaat ini tjd krn baptisan disatukan tdk hny dg Yesus Xtus, tpi jg dg semua org yg sdh bersatu dg Dia. Memasukkan org ke dlm jemaat itulah yg mjd makna fundamental kedua dari Baptis. Jemaat di sini jelas adl sebuah paguyuban org-org yg sdh berada dlm persekutuan dg Xtus & dlm Xtus. Inilah Tubuh Mistik Xtus satu-satunya, yg sekaligus bersifat ilahi & insani (sebuah masyarakat yg kelihatan). Persatuan (yg tak kelihatan) dg Xtus diungkapkan dg persatuan (yg kelihatan) dg anggota-anggota yg konkret.

Perwujudan & Persatuan dg Xtus Paulus menandaskan bhw kita semua dibaptis mjd (eis) satu tubuh (1 Kor 12:13). Bisa muncul pertanyaan, melalui Baptis, ke dlm Grj yg manakah org itu dimasukkan, ke dlm Grj Xtus satu-satunya atau ke dlm Grj (sbg badan sosial) yg memberikan pembaptisan tersebut? Konteks pernyataan Paulus tampaknya merujuk ke Grj sbg badan sosial (1 Kor 12:14- 26), yg jg adl “tubuh Xtus” (I Kor 12:47). Melalui Baptis org disatukan dg anggota-anggota konkret dlm kasih persaudaraan, artinya mjd

10

anggota tubuh sosial. itu. Aspek sosial–eklesial ini diwujudkan dlm jemaat Kristiani (tdk sama dg Grj Katolik Roma) yg kelihatan & historis. Tdk ada pembaptisan yg melulu rohani & individulistis. Ciri eklesial mrpk ciri hakiki yg tdk dpt dicabut. Jemaat yg konkret itu mewujudkan persatuan dg Xtus tsb.

Grj Xtus & Grj sbg badan sosial–historis KV II, utk pertama kali, telah mengakui bhw Grj Xtus hadir jg dlm Grj-grj lain di luar Grj Katolik. Konsili jg menegaskan bhw Grj Xtus yg satu-satunya itu berada dlm (subsistit in) Grj Katolik. Grj Xtus ini jg ditemukan, meskipun hny pecahannya, dlm Grj-grj lain, tpi kepenuhan kebenaran & saran rahmat tetap ditemukan dlm Grj Katolik. Melalui Baptis org dijadikan anggota Grj Xtus m4 yg scr historis kelihatan diwujudkan dlm Grj di mama dia dibaptis.

Anggota penuh dg hak & kewajiban Melalui Baptis, org menerima keanggotaan penuh dlm jemaat Xtus, beserta hak & kewajibannya. Baptisan mjd “batu hidup” yg dipergunakan utk membangun “rumah rohani” & “imamat kudus”. Baptisan menerima martabat & kedudukan Kristiani yg sama spt semua anggota lain & disatukan dlm kasih persaudaraan jemaat. Oleh pembaptisan mereka “mengambil bagian dlm imamat Xtus, dlm perutusan-Nya sbg imam, nabi & raja. Pembaptisan membuat si baptisan mengambil bagian dlm imamat semua anggota tubuh Xtus & bertugas membangun “rumah rohani” & “imamat kudus”. Imamat ini disebut imamat umum.

Meterai rohani Dlm teologi tradisional–skolastik, keanggotaan tetap dlm jemaat ini diungkapkan dg istilah “meterai”. Meterai itu adl Roh Kudus, yg mjd tanda spt halnya sunat dlm PL. Meterai ialah “tanda tak kelihatan & tak terhapuskan yg tertera pd jiwa”. Yg ditandakan pertama-tama oleh meterai ini ialah kesetiaan Allah yg tetap mau menyelamatkan org konkret & individual yg dibaptis.

Buah-buah Sakramen BaptisPengampunan Dosa Asal dan Pribadi Oleh pembaptisan

diampunilah semua dosa, dosa asal & semua dosa pribadi serta siksa dosa. Pengampunan dosa diungkapkan dg “menanggalkan tubuh dosa-dosa daging” & “pelanggaran-pelanggaran diampuni” atau mns lama “disalibkan”, “tubuh dosa ditiadakan” & “mati berkenaan dari dosa”. Pengampunan dosa sbg buah inisiasi Baptis) sangat ditekankan dlm praktik umat Kristiani, katekese & teologi. PB sering mengaitkan Baptis dg pengampunan dosa pribadi, kecuali Rm 6:3-11 yg mengkhususkan penghapusan dosa asal. Namun teks-teks lain mengindikasikan dosa asal ini, terutama bila dibicarakan dlm bentuk tunggal.

Prakarsa kasih Allah mengampuni & pertobatan mns pengampunan dosa adl anugerah kasih Allah, & hny Allah yg bisa memberikan pengampunan. Pengampunan hrs dilihat dari konteks relasi antara

11

mns dg Allah, bukan terutama dlm arti yuridis. Karma itu, pertobatan baptisan adl syarat mutlak pengampunan Allah. Pengampunan dosa (dosa asal & dosa pribadi) itu diberikan bersamaan dg pertobatan & tindakan mengimam Yesus Xtus, & tdk hrs menunggu sampai tindakan simbolis pembaptisan Paulus menegaskan bhw org dibenarkan oleh krn iman. Namun demikian, pembaptisan tetap perlu. Maka, Baptis mjd tanda pertobatan, mengimani, maupun pengampunan Allah. Sekaligus, Baptis mjd sarana yg mengefektifkan & menyempurnakan pertobatan, iman & pengampunan itu, khususnya dlm wujud sosio–historis. Baptis mjd tanda yg kelihatan & objektif kerahiman Allah, sekaligus mengefektifkan atau menyempurnakan pertobatan itu.

Krn penyerahan diri Xtus di salib Pengampunan dosa mengalir dari proses penyatuan baptisan dg Yesus Xtus. Urutan pembahasan di sini tdk boleh ditafsirkan sbg proses kronologis terjadinya pengampunan. Jelas bhw sebab universal dari pengampunan dosa ialah penyerahan diri Yesus (ketaatan) dlm korban salib sampai wafat.

Meskipun sdh dibebaskan scr total dari dosa asal & dosa pribadi, kenyataan menunjukkan bhw baptisan masih dlm pengaruh dosa. dosa tinggal di dlm dia (Rom 7:14-25). Rasul Yohanes jg mengatakan: “Jika kamu mengatakan bhw kami tdk berdosa, kamu berbohong kpd diri sendiri & tdk ada kebenaran di dlm diri kami” (1Yoh 1:8).

Baptisan dibenarkan krn pembenaran yg dihasilkan Xtus, tpi tdk membuat dia kebal dosa. Baptisan itu sekaligus benar sekaligus pendosa (simul iustus et pecator). Baptis jg tdk menghapus efek dosa mis. penyakit & kematian, serta kecenderungan pd dosa (concupiscentia) (KGK 1264).

Pengangkatan mjd Anak Allah Mjd anak-anak Allah melalui, dlm & mengikuti Xtus Melalui

penghapusan dosa & penyatuan dg Yesus Xtus, maka baptisan jg mengambil bagian dlm hidup ilahi. Artinya, krn Xtus hidup dlm relasi kesatuan dg Bapa-Nya & Roh Kudus, maka melalui Baptis, org dibawa ke dlm hidup dlm persekutuan dg Allah Bapa & Allah Roh Kudus. Melalui pembaptisan, org diangkat mjd putra-putri Allah dlm keputraan Allah Putra, Sang Putra sulung. Maka bisa dikatakan bhw melalui Xtus, dlm Xtus, & mengikuti Xtus, baptisan diangkat mjd anak-anak Allah.

Divinisasi Pengangkatan mjd anak ini sering kali jg disebut sbg proses divinisasi (pengilahian) mns. Kata divinisasi (sering kali digunakan oleh para Bapa Grj Yunani) menyiratkan terjadinya transformasi dlm diri mns. Thomas menyebut divinisasi ini sbg habitus yg dianugerahkan dlm jiwa mns melalui pembaptisan. Habitus ini diartikan sbg partisipasi pd penyelenggaraan ilahi dlm hal pengetahuan.

12

Anugerah Roh KudusRoh Kudus sbg Sang Anugerah Krn disatukan dg Yesus Xtus,

dg Allah Bapa & Allah Roh Kudus, baptisan menerima anugerah rahmat pengudus & dijadikan kenisah Roh Kudus. Roh Kudus adl Sang Anugerah, yg mrpk pemberian khas sakramen Baptis (Yoh 3:5; Tit 3:5). Setiap baptisan adl pengemban Roh Kudus. Tanda riil dari rahmat baptisan adl pengurapan dg Roh, sehingga diserupakan spt Xtus, Sang Terurapi. Baptisan Roh Kudus inilah yg telah bekerja membuat org bertobat & mengimani Yesus Xtus sbg Mesias. Roh Kudus ini jg yg telah mengerjakan penghapusan dosa, penyatuan dg Yesus Xtus, pengangkatan mjd anak Allah (divinisasi), dimasukkannya baptisan mjd anggota Grj & pemberian karisma & pelayanan. Roh Kudus yg menyatukan semua org yg dibaptis mjd Tubuh Xtus (1 Kor 12:13).

Rahmat pengudus atau rahmat pembenaran menyanggupkan baptisan, oleh kebajikan-kebajikan ilahi, utk percaya kpd Allah, berharap kpd-Nya & mencintai-Nya; rahmat itu jg menyanggupkan baptisan, oleh anugerah-anugerah Roh Kudus, utk hidup & bekerja di bawah dorongan Roh Kudus; rahmat itu jg menyanggupkan baptisan oleh kebijakan-kebijakan susila, utk bertumbuh dlm kebaikan. Dg demikian berakarlah seluruh organisme kehidupan adikodrati seorang Kristiani dlm pembaptisan kudus (KGK 1266).

Dari PB, jelas bhw tindakan pembaptisan dg air tdk boleh dipandang sbg satu-satunya sarana pemberian rahmat Allah, roh Kudus. Tindakan simbolis pembaptisan dg air adl tanda yg kelihatan dari jawaban baptisan atas karya Roh Kudus yg sdh bekerja dlm dirinya. Sekaligus Baptis mjd sarana utk menyempurnakan anugerah Roh Kudus yg telah diterima sebelumnya.

Perlunya PembaptisanBaptis demi inkorporasi penuh pd Xtus, termasuk Tubuh Mistik

& Misinya Rahmat yg diterima melalui iman tdk cukup & krn itu diperlukan sakramen Baptis krn:1) Sakramen Baptis diperlukan utk menyempurnakan rahmat awali yg

diterima krn iman. Baptis mrpk perwujudan tanda dari ziarah batiniah dari baptisan sekaligus ungkapan lengkap dari mns yg utuh. Spt halnya tdk cukup hny mencintai scr batiniah, & krn itu perlu diwujudkan scr lahiriah sesuai dg kodrat mns yg adl makhluk korporal, lahiriah, kelihatan. Penyempurnaan rahmat awali itu jg tjd krn sakramen bukan hny tanda, tpi jg adl sarana rahmat. Di sinilah pengertian sakramental persis sama dg inkarnasi, yaitu penyataan (revelasi) Allah scr kelihatan & publik dlm masyarakat & persekutuan. Dg sakramen Baptis, yaitu perwujudan scr publik & kelihatan ini, baptisan menyatakan sepenuhnya mengikuti Yesus Xtus & karya-Nya di dunia ini.

13

2) Sakramen Baptis diperlukan jg krn Baptis menyatukan scr riil baptisan dg Yesus Xtus. Baptis sekaligus mrpk tanda & sarana partisipasi penuh pd seluruh hidup Yesus, terutama karya penyelamatan-Nya di dunia melalui Tubuh Mistik-Nya, Grj. Dg dibaptis, baptisan menyatakan diri scr kelihatan & publik keputusannya utk ikut ambil bagian misi keselamatan Yesus & Gerejanya di dunia ini. Perlunya sakramen Baptis hrs dilihat dlm kaitan dg persatuan penuh (lengkap) dg Yesus Xtus, termasuk pd misi-Nya. Utk mengerti perlunya sakramen Baptis, org hrs memiliki keinginan utk mencapai kesempurnaan keselamatan yg penuh (dinamis), yaitu melalui partisipasi penuh pd misi Yesus Xtus yg dilanjutkan oleh Grj.

Baptis Darah & Baptis RinduGrj sdh sejak dahulu yakin bhw org-org yg mengalami kematian krn

iman, tanpa sebelumnya menerima sakramen Baptis, telah dibaptis utk & bersama Xtus oleh kematian-Nya. Baptis Darah ini demikian pula kerinduan akan Baptis menghasilkan buah-buah Baptis walaupun tdk mrpk sakramen.

Bagi para katekumen yg mati sebelum pembaptisan, kerinduan yg jelas utk menerima sakramen Baptis, penyesalan atas dosa-dosanya & cinta kasih sdh menjamin keselamatan yg belum dpt mereka terima melalui sakramen itu (KGK 1259). Inilah yg disebut dg Baptis rindu.

Simbolik Upacara PembaptisanArti simbolik Ganda dari Pembaptisan pembaptisan

menggunakan air alamiah yg mempunyai arti simbolis ganda. Air adl salah satu unsur yg paling mendasar. Air mempunyai fungsi positif (konstruktif), yaitu memberikan hidup & kesuburan pd tetumbuhan; sekaligus, air mempunyai fungsi negatif (destruktif), yaitu membersihkan, memurnikan, menghancurkan & merusak.

Arti simbolis ganda dari air itu jg diterapkan pd arti simbolis ganda dari pembaptisan. Air mengungkapkan fungsi negatif Pembaptisan, yaitu pembersihan dari dosa-dosa dlm mns oleh Allah. Demikian pula, air mengungkapkan fungsi positif Pembaptisan, yaitu pemberian hidup baru, & pemulihan hubungan Allah dg mns.

Makna Baptis disimbolkan dlm pengenaan kain putih & pemberian lilin Baptis. Kain putih melambangkan bhw org yg dibaptis mengenakan ”Xtus”, mns baru. Lilin baptis yg dinyalakan dari lilin Paskah berarti bhw Xtus menerangi org yg baru dibaptis, sekaligus baptisan diutus utk mjd ”terang dunia”.

14

Unsur2 Ritus Baptis dlm pembaptisan digunakan air (materia) krn air mengungkapkan arti simbolis ganda yg hendak dilaksanakan dlm baptis. Sejak awal dunia air adl sumber kehidupan & kesuburan. Air telah digunakan dari berbagai peristiwa PL utk menandakan keselamatan, mulai dari bahtera Nuh, penyeberangan Laut Merah, penyeberangan sungai Yordan.

Air pembaptisan diberkati dg doa epiklese pd perayaan pembaptisan itu sendiri atau pd malam Paskah. Grj berdoa kpd Allah supaya kekuatan Roh Kudus turun ke atas air ini melalui Putra-Nya, sehingga semua org yg menerima Pembaptisan di dalamnya, ”dilahirkan dari air & Roh” (Yoh 3:5).

Rumusan doa (forma) yg diucapkan ketika membaptis ialah “Aku membaptis engkau dlm nama Bapa, Putra & Roh Kudus” (Mat 28:19). ”Dlm nama” berarti dlm daya kekuatan. Rumusan doa yg digunakan ialah rumusan indikatif, bukan imploratif (permohonan). Rumusan trinitaris ini mrpk perkembangan dari rumusan kristologis yg jg ditemukan dlm jemaat awali, yaitu ”dibaptis dlm nama Yesus” (Kis 2:38;8:16; 10:48; 19:5). Rumusan trinitaris yg digunakan Grj masa sekarang menegaskan bhw kuasa atau daya kebangkitan Yesus Xtus itu berasal dari Allah sbg Bapa melalui Putra & dlm Roh Kudus. Dg demikian, kedua rumusan tsb., (kristologi & trinitaris) menurut isinya mempunyai arti yg sama. Rumusan doa ini mrpk titik sentral dari seluruh upacara pembaptisan. Dlm upacara pembaptisan, pengucapan doa ini disertai dg penuangan air di kepala atau mencelupkan pembaptisan.

Pelayan utama (minister principalis) ialah Yesus Xtus sendiri, seperi halnya pd semua sakramen. Pelayan hanyalah instrumen (minister instrumentalis) yg melaksanakan kehendak Allah.

Penerima (subjectum) sakramen Baptis ialah setiap org yg percaya & belum dibaptis. Menurut tradisi Hipolitus, yg penting bukanlah org yg membaptis tpi org yg dibaptis & penerimaan iman oleh org ini. Dibutuhkan persiapan (masa katekumenat) utk mematangkan pertobatan & imannya dlm kesatuan dg persekutuan Grj. Masa katekumenat adl masa ”pembinaan dlm seluruh hidup kristiani & masa percobaan yg lamanya memadai, yg membantu para murid utk bersatu dg Xtus Guru mereka. Maka hendaknya para katekumenat diantar bagaimana seharusnya utk memasuki rahasia keselamatan, menghayati cara hidup menurut Injil, & ikut serta dlm upacara-upacara suci, yg hrs dirayakan dari masa ke masa. Hendaknya mereka diajak memulai hidup dlm iman, merayakan liturgi & mengamalkan cinta kasih Umat Allah”. (AG 14) (KGK 1248).

Wali Baptis org yg ditunjuk utk mjd org tua asuh & pembimbing dlm bidang rohani bagi baptisan. Wali Baptis bertugas utk membantu baptisan dlm menanggapi rahmat Tuhan & mengembangkan iman baptisan selanjutnya.

15

Wali baptis Wajib menegur atau mengarahkan jika baptisan (anak) mulai ragu-ragu atau menyimpang dari kehidupan & ajaran iman Katolik. Wali baptis adl saksi yg kuat, bhw anak itu benar-benar telah dipersatukan dg Xtus & Gerejanya. Ini tdk berarti bhw pendidikan iman baptisan selanjutnya scr penuh diserahkan kpd wali baptis. Di sini wali baptis bekerja sama dg org tua, bahkan dg komunitas Grj utk ikut mendukung dlm pendidikan & pemeliharaan iman atau kehidupan rohani dari anak tersebut.Dlm memilih wali baptis, KHK kan. 874 menetapkan kriteria-kriteria sbb:1. Ditunjuk oleh calon baptis atau orangtuanya atau oleh org yg mewakili

mereka, atau bila mereka itu tdk ada, oleh pastor paroki atau pelayan baptis, serta memiliki kecakapan & maksud utk melaksanakan tugas itu;

2. Telah berumur genap 16 tahun, kecuali jika umur lain ditentukan oleh Uskup diosesan, atau pastor paroki atau pun pelayan baptis menilai bhw kekecualian atas alasan wajar dpt diterima;

3. Seorang Katolik yg telah menerima penguatan & sakramen Ekaristi Mahakudus, lagi pula hidup sesuai dg iman & tugas yg diterimanya;

4. Tdk dijatuhi atau dinyatakan ternoda oleh suatu hukuman kanonik;5. Bukan ayah atau ibu dari calon baptis.

Nama Baptis dlm pembaptisan, nama Tuhan menguduskan mns & seorang Kristen mendapat namanya di dlm Grj. Nama itu boleh diambil dari seorang kudus, artinya seorang murid Yesus yg telah hidup dlm kesetiaan kpd Tuhannya. Org kudus itu akan dipandang sbg {1} pelindung sekaligus sbg panutan dlm kehidupan imannya. {2} Doa-doa dari org kudus itu jg mengungkapkan cinta kasih Kristiani & mengungkapkan persatuan dg Xtus & kesatuan antara Grj yg berjuang & Grj yg mulai. Dg demikian, baptisan, {3} dimampukan utk memulai hidup baru dlm keluarga Tuhan. Nama baptis jg diambil dari satu misteri Kristiani atau satu kebajikan Kristiani. ”Org tua, wali baptis & pastor paroki hendaknya menjaga agar jangan diberikan nama yg asing dari semangat kristiani” (KHK kan. 855).

Catatan Baptis Pemberian sakramen Baptis perlu dicatat dg teliti dlm buku baptis, yaitu nama org yg dibaptis, pelayan baptis, org tua, wali baptis. Jika ada, jg perlu dicatat saksi-saksi, tempat & tanggal baptis, sekaligus jg dicatat pula tanggal & tempat kelahiran (KHK kan. 877, 1).

Pembaptisan AnakPermasalahan anak belum bisa menggunakan akal budi &

kebebasan jadi belum bisa mengamini & mengimani. Kebebasan anak dirampas.

16

Praktik ini sebenarnya model klasik sakramen. Efektivitas sakramen tdk bergantung pd kesadaran penerima & kelayakan pelayan tpi dari hubungan materi & forma. Pembaptisan anak menunjukkan keselamatan diberikan tanpa jasa kita (KHK1250). Dlm tradisi Israel, anak disunat umur 8 hari. PB tdk memiliki dasar yg kuat ttg ini.

Praktik abad II (St. Agustinus, Grj vs Pelagianisme) mns kodratnya lemah krn dosa asal yg menghancurkan, shg timbul ketakutan bhw anak hrs dibebaskan dr dosa asal agar selamat. (kesannya kekuatan dosa lebih besar daripada rahmat)Kesimpulan dosa asal yg diwarisi anak-anak disoroti sbg kondisi yg tdk baik, jahat penekanan institusi & historis Grj bhw via sakramen baptis yg diberikan Grj, anak-anak diselamatkan. Hal ini menimbulkan ketakutan oleh krn dosa asal.

Melihat permasalahan dg benar Rom 5:12:21Adam jatuh dlm dosa mengenai semua org (Kejatuhan objektif tanpa partisipasi kita)Yesus taat sampai mati mengenai semua org (penyelamatan objektiftanpa partisipasi kita)Kasih karunia Allah lebih besar daripada pelanggaran Adam (ay.15,16,20)Memberi konsekuensi yg ekstrem jg: oleh krn itu pembaptisan bayi tdk perlu sebab rahmat lebih besar.

Alasan perlunya pembaptisan anakCDF-Pastoralis Actio, KHK 867, KGK 1250 Baptis bayi PERLU! Krn:KGK: alasan dosa asal (alasan kuno yg sdh ditolak Grj) KHK: utk pertumbuhan iman anak.Alasan pembenaran baptis bayi berdasar keberatan yg ada:Tanggapan iman sifatnya pribadi, bayi yg belum bisa menanggapinya menyatu dg tanggapan iman Grj. Iman anak diwakili oleh org tuanya (Grj) & diperhitungkan dlm konteks diwakili. Sakramen baptis adl sarana, bukan hny menandakan iman. Sakramen baptis mrpk saran utk menyebabkan & menumbuhkan iman yg dpt menguasai jiwa.

Rahmat Allah diterima scr sadar (via pembatinan & asimilasi), Bayi Belum bisaTolak pendapat: hny pd umur ttt mns baru dpt menanggapi scr sadarBagi Grj: Bayi adl mns yg sedang berproses terus mjd, maka pribadi itu jangan dibatasi umur. Sakramen baptis memberi kekayaan rohani, kekayaan rahmat sakramen baptis memberikan kekuatan pembentukan pribadi.

17

KEBEBASAN ANAK DIAMBIL ketika dibaptis anak2

ini adl ilusi kebebasan murni. Seolah-olah ketika bayi lahir punya kebebasan murni yg terus dijaga sampai dewasa, & baru dpt memilih ketika dewasa.Bagi Grj: TDK ADA kebebasan murni. Sejak lahir bayi sdh dipengaruhi banyak hal (pilihan orangtua & lingkungan)Terkait kekuatan rahmat, dibaptis tdk sama dg perhambaan krn baptis melindungi dari pengaruh jahat. Sikap orangtua hrs melindungi anak, membimbing, mendampingi pertumbuhan iman anak.

Baptis anak hny cocok di lingkungan homogen. Utk lingkungan heterogen saat dewasa saja.Plural & homogen adl faktor yg perlu diperhitungkan tpi BUKAN NORMATIF. Pluralitas tdk menentukan soal AGAMA. Jika pluralitas jadi tolak ukur, maka katolik minoritas tdk dpt perlindungan. Dlm masyarakat plural tdk ada larangan beragama.

Praksis pembaptisan tdk berasal dari semangat misioner Grj tpi dari penekanan sakramen & kuantitas.Bagi Grj: baptis bukan kuantitas tpi penyelamatan.

Perspektif EkumenisSakramen ”Baptis mrpk ikatan sakramental kesatuan antara semua org yg dilahirkan kembali karenanya” (UR 22). Pembaptisan menyaturagakan org yg dibaptis dg Xtus. Krn itu, mereka yg menerima pembaptisan scr sah dlm Grj-grj lain dipandang oleh anak-anak Grj Katolik Roma sbg saudara (UR 3). Maka Baptis sbg inisiasi ke kekristenan mjd semacam identitas Kristiani dari semacam ”suku bangsa” dari berbagai marga.“Akan tpi Baptis sendiri baru mrpk awal mula & titik tolak, sebab seluruhnya tertujukan utk memperoleh kepenuhan hidup dlm Xtus. Oleh krn itu Baptis terarah pd pengikraran iman yg seutuhnya, kpd integrasi sepenuhnya ke dlm tata keselamatan spt dimaksudkan oleh Xtus sendiri, akhirnya kpd integrasi seutuhnya ke dlm persekutuan Ekaristi.” (UR 22)

BAB III – SAKRAMEN KRISMA

Masalah Teologis HistorisAsal-usul Sakramen sangat sulit utk mengatakan bhw sakramen ini sdh ada sejak jaman para rasul, sebab PB berbicara ttg ritus penumpangan tangan setelah pembaptisan. Belum jelas jg dari PB, apakah penumpangan tangan itu

18

mrpk bagian akhir dari ritus pembaptisan atau sakramen tersendiri. Sejauh menyangkut ritus ini, sulit menelusuri bhw sakramen ini berasal dari Yesus. Masalah historisitas mjd tdk relevan jika kita menyimak uraian ttg Yesus sbg sakramen dasar. Jg sakramen krisma mrpk penguraian dari keselamatan yg dibawa oleh Yesus. Dlm arti itu, sakramen Krisma berasal dari Yesus.

Berkaitan dg ritus Sakramen itu sendiri. Jika pemberian anugerah Roh Kudus dlm PB dipandang sbg asal-usul sakramen ini, maka bisa dikatakan bhw telah tjd perubahan substansial dlm ritus ini, yaitu dari penumpangan tangan mjd pengurapan dg minyak Krisma.

Teologis: berkenaan dg makna sakramen Krisma.Sejak awal & dlm perjalanan sejarah, penjelasan teologis sakramen

Krisma menyatakan bhw Krisma memberikan Roh Kudus: Dekrit utk Org Armenia dari Konsili Florence pd 1439. Krisma diuraikan sbg pemberian Roh Kudus utk menguatkan, spt yg diberikan oleh Para Rasul pd Pentakosta, sehingga org Kristiani berani mengakui nama Xtus. Ajaran St. Thomas Aquinas membentuk tradisi Grj Katolik Roma setelah jaman pertengahan ttg sakramentologi, yakni:1. Sakramen Krisma adl pemberian Roh Kudus.2. Anugerah ini mrpk penerusan Pentakosta dlm Grj.3. Krisma diarahkan kpd pengakuan publik & pemberian kesaksian iman.4. Krisma mencakup penguatan hidup Kristiani si penerima demi tujuan

misioner.

Dlm inisiasi Kristiani dibedakan mjd dua anugerah Roh;1. Dlm Baptis diberikan rahmat pengudus dari Roh Kudus, 2. Dlm Krisma diberikan rahmat Roh Kudus yg melengkapi, yg kadang

disebut jg sbg anugerah Roh Profetis.Keduanya membentuk inisiasi Kristiani lengkap, menjadikan seorang kristiani yg penuh & memberikan keanggotaan penuh dlm Grj. Krisma mrpk bagian dari inisiasi kristiani & menyempurnakan Baptis serta mengantar kpd Ekaristi.

Makna Sakramen KrismaKrisma sbg Sakramen Pendewasaan Sakramen Krisma

memberikan rahmat Roh Kudus berupa struktur-hidup-rohani-dewasa (spt kerangka mns), yg memampukan penerima Krisma terbuka scr penuh kpd Roh Kudus. Artinya dg struktur-hidup-rohani-dewasa penerima krisma dimampukan utk menyambut & bekerja sama dg Roh Kudus. Dg demikian, dia dimampukan utk memikul tanggung jawab kristiani, baik di dlm maupun di luar lingkup Grj. Dg demikian, krisma adl inisiasi ke kedewasaan rohani.

19

Krisma sbg Sakramen Pengutusan melalui Krisma, seorang anggota Grj diurapi dg Roh Kudus. Ini berarti dia diangkat & ditugaskan, dg kekuatan Roh Kudus, utk mjd saksi bagi Xtus sbg Mesias. Dg demikian, dia bertugas utk membangun dunia menuju penyelesaiannya dlm Kerajaan Allah nanti. Maka pemberian Roh Kudus dlm Krisma mengeksplisitkan rahmat fungsional-eklesial, atau dimensi pneumatis-misioner-eklesial yg ada pd inisiasi Kristiani, sehingga dia mengemban tugas Grj baik yg misi keluar maupun tugas membangun persekutuan.

Catatan Pastoral utk Persiapan Krisma1. Meyakini bhw sakramen adl signum efficax gratiae, artinya sakramen adl

tanda rahmat & sekaligus menghasilkan rahmat. Kita hrs yakin bhw Krisma memberikan struktur-hidup-rohani-dewasa, yg membuat org mampu terbuka & bekerja sama dg Roh Kudus.

2. Pemberian struktur-hidup-rohani-dewasa sbg buah krisma hny akan disadari kalau seseorang mempunyai pengertian keselamatan dinamis, yaitu bhw keselamatan yg kita terima itu hrs ditumbuhkembangkan agar semakin penuh.

3. Nilai penting krisma tergantung pd bagaimana umat melihat arti pentingnya suatu tugas misioner, yaitu sbg imam, nabi & raja.

4. Perlu diperhatikan arti & tujuan Krisma, bhw Krisma mengingatkan kembali & merayakan terus-menerus dlm Grj peristiwa Roh Kudus.

Simbolik Upacara Krisma1. Pengurapan dg minyak Krisma dg meletakkan tangan

a. Pencurahan Roh Kudus disimbolkan oleh dua tindakan, yaitu pengurapan dg minyak (myron) yg diberkati oleh Uskup (Grj Timur) serta penumpangan tangan &/atau pengurapan dg minyak (Grj Latin).

b. Penumpangan Tangan mengandung makna fundamental pemberkatan, artinya mengalihkan berkat atau kekuatan gaib & ilahi; jg dirinci sbg tindakan penyembuhan atau tindakan penugasan.

c. Pengurapan dg minyak suci berarti pengangkatan dlm suatu jabatan, tugas suci.

2. Rumusan verbal doa Pengurapan (forma)a. “Tanda Xtus menuju hidup kekal”; “Demi nama Bapa & Anak & Roh

Kudus. Damai sertamu”.b. “Aku menandai Engkau dg tanda salib & menguatkan engkau dg

krisma penyelamat demi nama Bapa & Anak & Roh Kudus. Amin. Damai sertamu”.

c. Inti doanya adl memanggil Roh Kudus utk memberikan meterai-Nya.

20

3. Pelayan Sakramen Krismaa. Grj Latin menetapkan sbg pelayan biasa ialah Uskup, namun Uskup

bisa memberi wewenang kpd para imam (sbg minister extra-ordinarius) supaya menerimakan sakramen ini.

b. Penetapan ini sesuai dg arti Sakramen, yaitu Uskup sbg pemimpin Grj Lokal (pengganti para Rasul, dg kepenuhan imamat) mengikat penerima Krisma lebih erat dg Grj, dg asal-usul apostoliknya, & mengutus penerima Krisma utk menerima saksi Xtus. (KGK 1314).

4. Penerima Sakramen Krismaa. Setiap org yg dibaptis, yg belum menerima Penguatan, dpt & hrs

menerima Sakramen Penguatan (KGK 1306).b. Pd sekitar usia dpt menggunakan akal (KHK kan. 891) sesuai dg

makna Krisma sbg sakramen pendewasaan rohani.

BAB IV – SAKRAMEN EKARISTI

Berbagai nama Ekaristi1. Ekaristi

a. Dari bhs Yun. Eucharistein: mengucap syukur atau berterima kasih.b. Mrpk terjemahan bahasa Yahudi Bere akha: ucapan syukur di meja

(Luk 22:1-9); muncul dlm tradisi Kristiani pertama (bdk. 1Kor 11:24).c. Jadi, pd awalnya “Ekaristi” merujuk pd pujian bangsa Yahudi

terutama waktu makan, & kemudian diterapkan utk doa syukur Ekaristi, kemudian menunjuk pd seluruh perayaan, & akhirnya scr khusus menunjuk pd roti & anggur. Sekarang Ekaristi dimaksudkan utk seluruh perayaan.

2. Perjamuan Tuhana. Nama khas kristiani.b. Merujuk pd kehadiran Tuhan yg bangkit di antara murid-murid-Nya,

sbg “pemimpin” perjamuan; digunakan kaum reformis Protestan kemudian masuk kalangan Katolik dlm KV II dlm pembaharuan liturgi.

c. “Perjamuan Tuhan” merujuk pd perjamuan malam yg diadakan Yesus bersama dg murid-murid-Nya pd malam sebelum sengsara-Nya, sekaligus menunjuk pd antisipasi pernikahan Anak Domba dlm Yerusalem surgawi.

21

3. Pemecahan Rotia. Istilah Ibrani yg dipakai menyebutkan perkumpulan Ekaristi para

murid.b. Nama ini merujuk pd ritus khas pd perjamuan Yahudi di mana kepala

keluarga “memecahkan roti” & mengawali perjamuan persaudaraan. Yesus melakukan hal ini pd malam perjamuan terakhir (bdk. Mat 26:26).

c. Para murid hendak mengatakan bhw semua org yg makan satu roti yg dipecahkan–dari Xtus itu–masuk ke dlm persekutuan-Nya & membentuk di dlm Xtus satu tubuh. (bdk. 1 Kor 10:6-7).

4. Perhimpunan Ekaristi (synaxis)KV II menggunakan istilah Yunani kuno, synaxis utk Ekaristi (LG 11, 28; PO 5, 7), artinya himpunan, kumpulan, pertemuan liturgis, persekutuan=Eklesia krn Ekaristi dirayakan dlm perhimpunan umat beriman (bdk. 1 Kor 10:16-17). Perhimpunan Ekaristi sbg perwujudan kelihatan Grj.

5. Kenangana. Nama ini berasal dari perintah Yesus pd perjamuan malam terakhir yg

ditemukan hny pd Injil Lukas & I Korintus: “Lakukanlah ini sbg kenangan akan Daku”.

b. Kenangan ini menurut arti Yahudi, yaitu menghadirkan kembali scr obyektif, mengaktualkan kembali; menyangkut apa yg telah dilakukannya dlm perjamuan malam terakhir. Kenangan merujuk pd sengsara & kebangkitan Tuhan.

6. Kurban Kudusa. Digunakan Katolik utk menghadapi pertentangan dg pihak Protestan.b. “Kurban Kudus” dimaksudkan bhw Ekaristi menghadirkan kurban

tunggal Xtus, Penebus & mencakup penyerahan diri Grj.c. Istilah ini sejajar: “misa kudus, kurban syukur”, persembahan rohani,

kurban murni & kudus, krn menyempurnakan & melebihi segala kurban PL.

7. Liturgi Kudus & Ilahia. Biasa digunakan Grj Timur, yg menunjuk Ekaristi sbg tindakan kudus

par excellence, sebab seluruh liturgi Grj berpusat pd Sakramen ini & paling jelas terungkap di dalamnya; perayaan misteri kudus; Sakramen Maha Kudus krn Ekaristi adl Sakramen segala Sakramen.

22

b. Disimpan dlm rupa Ekaristi di dlm tabernakel, & menamakan Tubuh Xtus itu Yg Mahakudus.

8. Komunia. Merujuk pd persekutuan dg Xtus. Xtus mengundang para muridnya

utk bersatu dg Dia dg cara mengambil bagian dlm tubuh & darah-Nya, supaya kita membentuk satu tubuh (bdk. 1 Kor 10:16-17).

b. Nama lain: roti malaikat, roti surgawi, “obat kebakaan” & bekal perjalanan.

9. Misa KudusNama ini berasal dari kata Latin missa (misi, pengutusan) yg menunjuk pd pengutusan umat diterima pd akhir perayaan (Ite, missa est) umat diutus utk melaksanakan kehendak Allah dlm hidup sehari-hari.

Dasar Biblis Ekaristi Konteks Perjamuan malam terakhir

Bentuk Ekaristi berasal dari doa sebelum & sesudah makan pd perjamuan Yahudi. Oleh bapa keluarga doa ini diucapkan atas roti bulat pipih yg besar, yg kemudian dipecahkan & dibagikan kpd semua hadirin sbg tanda bhw perjamuan telah di mulai. Sesudah itu diadakan perjamuan biasa. Bapa keluarga mengambil piala anggur, mengucapkan doa syukur yg cukup panjang atas cawan itu, & selanjutnya membagikan piala itu kpd semua hadirin. Dg demikian dinyatakan kesatuan para hadirin dg doa syukur ini, khususnya diungkapkan dg jawaban “Amin”. Roti & anggur itu mempersatukan hadirin dg pemimpin, & dg doa pemimpin, mereka dipersatukan dg Allah, & mendapat berkat (berakah).

Waktu menurut ketiga Injil Sinoptik, perjamuan malam terakhir tjd dlm konteks Paskah Yahudi atau hari Raya Roti tak beragi. Hari raya Paskah Yahudi memperingati perjanjian Yahweh dg Musa & org-org Yahudi yg mewarisi tanah Israel. Paskah diperingati setiap tahun utk mengingatkan setiap generasi akan perbuatan besar yg telah dilakukan Allah bagi org-org Yahudi. Paskah Yahudi ini merayakan scr baru keluarnya org Yahudi dari Mesir & jg berkat tak terbilang dari Allah yg dilimpahkan kpd bangsa yahudi yg diselamatkan dari perbudakan. Ikut merayakan pesta ini berarti sbg bangsa menghadirkan kembali kasih Allah yg amat besar.

Kisah Perjamuan malam terakhir Matius, Markus, Paulus, Lukas (Yohanes tidak, tetapi dia menulis soal roti hidup)

23

Persamaan Hakiki & Penafsiran:4 persamaan hakiki dari keempat Injil ttg Kisah Perjamuan malam terakhir:o Semua merujuk pd sebuah perjamuan malam yg dilakukan Yesus bersama

dg murid-murid-Nya, yg disituasikan dlm konteks Paskah Yahudi.o Semua menekankan bhw Yesus mengidentifikasikan tubuhnya dg roti &

darahnya dg anggur;o Semua menegaskan dua ritus khas dari perjamuan Yahudi berkaitan dg roti

& anggur (mengucap syukur & membagikan roti & anggur kpd peserta perjamuan);

o Semua mengindikasikan kaitan yg mendalam antara perjamuan malam terakhir dg misteri Paskah salib & kebangkitan.

Tindakan Profetis Yesus & kata-kata penafsiran: Yesus melakukan beberapa tindakan & mengucapkan kata-kata, yaitu

mengambil roti, mengucap syukur, memecah roti & membagikannya, kemudian mengambil cawan anggur & dituangkannya utk diminum. Tindakan-tindakan serupa menurut tradisi Biblis, bermaksud mengantisipasi & menghadirkan sebuah peristiwa yg masih akan tjd. Sadar akan kenyataan yg akan tjd, Yesus melakukan “tindakan profetis”, mengantisipasi & mengungkapkan diri dg tindakan & kata dlm kenyataan (sengsara & wafat) yg akan dihadapinya.

Kata-kata penafsiran yg diucapkan Yesus atas roti & anggur menyatakan kehadiran Yesus dlm roti & anggur yg diberikan kpd Rasul. Maka, roti yg dipecah dari tubuhnya yg dikorbankan, & cawan, di mana ditumpahkan anggur, adl penumpahan darahnya. Inilah penyerahan diri Yesus.

Undangan utk mengambil bagian dlm perjamuanUndangan ini terungkap dlm kata-kata “Ambillah & makanlah” & “Ambillah & minumlah”. Undangan utk makan tubuhnya & minum darahnya berarti undangan kpd perjamuan itu utk menyatukan diri dg kematiannya & membuat mereka masuk dlm PB.

Perintah utk mengulangi diungkapkan sekali pd Lukas & dua kali pd Korintus, yakni “Lakukanlah ini sbg kenangan akan Daku”. Kata-kata Yesus ini mrpk pelembagaan, suatu penyembahan kpd Allah yg dihadirkan kembali di masa mendatang oleh para rasul & Grj. Penghadiran kembali ini hrs dilakukan sbg “kenangan akan Dia” atau mrpk cara terbaik utk menghadirkan kembali Yesus.

24

Sakramen Ekaristi dlm TradisiSekitar abad I s/d IV Kehadiran Nyata & KurbanSekitar abad V s/d IX Perubahan Ekaristi & KurbanAbad IX s/d XI Polemik EkaristiAbad XII s/d XIII teologi Skolastik ttg EkaristiPara pemikir Skolastik memperkenalkan konsep materia & forma dlm teologi sakramen. Unsur-unsur pokok dari teologi Skolastik ttg Ekaristi adl materia (roti & anggur), forma (kata-kata penetapan: kata-kata konsekrasi) & perubahan substansi (perubahan roti & anggur mjd tubuh & darah Xtus) & concomitantia (menghadirkan Xtus yg utuh).

Abad XIV s/d XV Ajaran reformasi ttg Perjamuan Tuhan Menekankan pd sabda Allah (sola scriptura), iman (sola fides) & pengampunan dosa (sola gratia).

Abad XVI Konsili TrenteMuncul gerakan liturgis yg berusaha mengikutsertakan kaum beriman awam dlm perayaan Ekaristi dg keikutsertaan scr aktif (participatio actuosa).Pandangan ttg Ekaristi sbg kurban Grj mengalami perkembangan, tanpa mengurangi kedudukan & nilai kurban Xtus, yg mengorbankan diri “satu kali utk selamanya”.Ekaristi dikembangkan bukan lagi sbg liturgi biara tpi sbg liturgi umat.

Abad XVII s/d XX dari Trente menuju Vatikan II

Makna Pokok dari teologi Ekaristi:1. Ekaristi sbg syukur & pujian kpd Bapa

Konteks asli perjamuan malam terakhir ialah Paskah Yahudi. Pujian (eulogia) & syukur (eucharistein) mrpk unsur dasar doa yahudi & terutama liturgi Paskah. eulogia & eucharistein jg mrpk unsur konstitutif dlm perjamuan malam Yesus. Pujian & syukur dlm bahasa Ibrani diungkapkan dg satu kata. Pujian-syukur adl pengakuan terhadap kebesaran & kebaikan Tuhan, sebagaimana dikatakan dlm “kemuliaan”: “kami bersyukur kepadamu krn kemuliaanMu yg besar”. “Bersyukur” dlm arti biblis-liturgis mengandung pujian & pengakuan akan ketergantungan. “Bersyukur” berarti mengakui Allah sbg Allah, khususnya dlm kebaikan-Nya sekarang. Arti kata eulogia mencakup: karunia yg diberikan (berkat), pengenangan karunia itu & kenikmatannya, kurban pujian yg berasal dari pd itu & jg bahan kurban yg dipersembahkan pd kesempatan itu.

25

2. Ekaristi sbg Kenangan Kurban Xtus & Grja. Kenangan. Dlm pengertian biblis (PL), arti “kenangan”/“mengenang”

berarti mengingat, menghadirkan kembali & menjadikan hidup kembali peristiwa-peristiwa di masa lampau. Mengenang berarti membuat peristiwa yg sama dari masa lalu itu hadir pd masa kini & hadir (dlm arti ttt) scr riil.

b. Dlm PB, konsep kenangan dikenakan pd Paskah Tuhan, sehingga Ekaristi disebut sbg kenangan akan Paskah Xtus. Kenangan ini didoakan dlm semua Doa Syukur Agung sesudah kata-kata konsekrasi, yaitu doa anamnesis. Dg merayakan Ekaristi Grj mengenangkan Paskah Xtus, yaitu misteri salib, wafat & kebangkitan-Nya. Yg dihadirkan ialah kurban Xtus yg dilakukan satu kali utk selamanya.

c. Kurban dlm arti biblis ialah persembahan mns kpd Allah sbg hormat atas kemahakuasaan Allah. Mns mengambil & merelakan sebagian dari “miliknya” utk diberikan kpd Allah. Tindakan mempersembahkan ini mrpk ungkapan dari pengakuan bhw apa yg dimilikinya bukan berasal dari dirinya sendiri, tpi anugerah Allah. Jadi kurban menyiratkan pengakuan batiniah akan kemahakuasaan Allah, artinya mengakui Allah berkuasa atas segala yg dimilikinya.

d. Jadi Ekaristi sbg kurban Xtus berdaya guna utk semua org asalkan tdk ada hambatan atau penolakan (sakramentalitas Grj). Ekaristi sbg sakramen yaitu sbg ritus pengudus, adl pertemuan antara Xtus & org beriman kepadanya.

3. Ekaristi sbg Kehadiran Xtus oleh Sabda & Kekuatan Roh KudusKV II melihat 4 bentuk kehadiran Xtus dlm liturgi, khususnya sakramen Ekaristi, yaitu: (SC 7)a. Xtus hadir dlm Grj-Nya yg berkumpul utk berdoa “krn ia sendiri

berjanji”: Bila dua atau tiga org berkumpul dlm nama-Ku, di situlah Aku berada di antara mereka (Mat 18:20).

b. Xtus hadir dlm “pribadi org yg melaksanakan “pelayanan imami”; yg tertahbis (KGK 1373).

c. Xtus hadir “dlm sabda-Nya”, sebab Ia sendiri bersabda bila KS di bacakan dlm Grj”.

d. Xtus hadir “terutama dlm rupa Ekaristi”. Dlm Ekaristi roti & anggur “diubah mjd tubuh & darah mulia (GS 38). Kehadiran-Nya ini didasarkan pd sabda-Nya sendiri: “ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku (Mat 26:26), inilah tubuh-Ku yg diserahkan bagimu” (Luk 22:19), “inilah darah-Ku, darah perjanjian, yg ditumpahkan bagi banyak org utk pengampunan dosa” (Luk 22:28).

26

SOAL-SOAL UTS

20021. Gagasan dasar yg mempersatukan ketiga sakramen inisiasi kristiani ialah

persatuan dg Yesus. Jelaskan gagasan inkorporasi ini dlm kaitannya dg wafat & kebangkitan Xtus, iman subjektif, baptis, krisma & Ekaristi!

2. Sebutkan & jelaskan kehadiran dlm perayaan Ekaristi menurut SC 7!3. Jelaskan inti permasalahan ttg pembaptisan anak-anak & bagaimana hrs

dipahami scr benar?4. Jelaskan perbedaan ttg pelayanan sakramen Krisma dlm KHK kan. 882 &

LG 26 & bagaimana menyikapi permasalahan ini?5. Jelaskan Ekaristi sbg kurban Xtus & kurban Grj!

20031. Jelaskan gagasan Paulus ttg 3 gradasi persatuan dg Xtus!2. Jelaskan makna sosial–eklesial sakramen baptis!3. Jelaskan makna sakramen krisma sbg sakramen pendewasaan!4. Jelaskan perbedaan & persamaan kurban Xtus & kurban grj dlm Ekaristi!5. Jelaskan Ekaristi sbg syukur & pujian kpd Bapa!

20041. Jelaskan dasar teologis pembaptisan anak, melawan kebebasan anak perlu

dihargai & anak belum bisa melakukan tindakan iman!2. Jelaskan makna individual kristologis sakramen baptis!3. Jelaskan perbedaan antara LG 26 & KHK 882 ttg pelayan sakramen

krisma!4. Jelaskan kesatuan antara perjamuan akhir, peristiwa salib & perayaan

Ekaristi!5. Jelaskan 3 alasan mengapa sebaiknya umat menerima komuni dari hosti yg

dikonsekrasi dlm perayaan Ekaristi yg dihadirinya!

20061. Jelaskan perlunya pembaptisan anak, jelaskan perbedaan pandangan antara

KGK & KHK! Jelaskan tanggapan teologis melawan keberatan bhw pluralitas agama dlm masyarakat perlu dihargai!

2. Jelaskan bhw pembaptisan Grj katolik melalui penuangan air di dahi itu bisa dibenarkan!

3. Apa itu rahmat Roh Kudus berupa struktur–hidup–rohani–dewasa?

27

4. Dg tabel dua kolom, buatlah perbandingan antara pandangan katolik & pandangan Luther ttg a) kehadiran Yesus Xtus dlm rupa roti, b) arti undangan “Ambillah & makanlah” c) devosi Ekaristi.

5. Jelaskan ttg kurban rohani yg hrs dipersembahkan Grj dlm Ekaristi.

20091. Berikan pembelaan teologis atas tuduhan “pembaptisan katolik tdk sah,

krn bukan baptis selam”! 2. Scr ringkas, jelaskanlah buah-buah sakramen baptis!3. Jelaskanlah scr ringkas sakramen krisma!4. Dari kisah perjamuan malam terakhir dlm Injil Sinoptik, jelaskanlah tiga

buah kesimpulan yg bisa diambil!5. Jelaskan Ekaristi sbg syukur & pujian kpd Bapa!

20101. Berikan pembelaan teologis atas praksis “pembaptisan katolik dg

pengucuran di dahi, baik melalui penggunaan istilah maupun melalui praksis pastoral!

2. Jelaskan proses penyatuan org beriman dg Xtus menurut Paulus!3. Dlm pembaptisan bayi, jelaskan lebih terurai apa keberatan terkait dg a)

kebebasan anak perlu dihargai & b) konflik nilai dlm masyarakat pluralistis & jelaskan jg sanggahan Grj!

4. Jelaskan masalah teologis ttg pelayanan Krisma dlm LG 26 & KHK kan 882!

5. Jelaskan nilai universal Ekaristi sbg pujian syukur kpd Allah!

28