uts komnet

23
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS KOMPUTER DAN INTERNET Di ajukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester (UTS) Mata Kuliah : Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer dan Internet Dosen Pengampu : Ipin Arifin, M.Pd LILIS AGUSTINA /BIO C VII (14121610742) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015

Upload: independent

Post on 12-Nov-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS KOMPUTER DAN INTERNET

Di ajukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester (UTS)

Mata Kuliah : Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer dan Internet

Dosen Pengampu : Ipin Arifin, M.Pd

LILIS AGUSTINA /BIO C VII

(14121610742)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2015

1. Tahapan desain bahan ajar multimedia menurut model:

a. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah

formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model

berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam

langkah kegiatan yaitu:

Analyze Learners

States Objectives

Select Methods, Media, and Material

Utilize Media and materials

Require Learner Participation

Evaluate and Revise

1) Analisis Pelajar

Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran

akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan cirri-ciri belajar, isi

dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran

itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk

menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting

dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan cirri-ciri

umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.

2) Menyatakan Tujuan

Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan

pembeljaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan

pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak

dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan

kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.

3) Pemilihan Metode, Media dan Bahan

Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam

pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang

sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media

yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah

terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah

ditentukan.

4) Penggunaan Media dan bahan

Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi

penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan,

sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.

5) Partisipasi Pelajar di dalam kelas

Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan

dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi,

kuis atau presentasi.

6) Penilaian dan Revisi

Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk

menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang

dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian

pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media,

kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.

b. Model ADDIE

Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik

yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate).

ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan

Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam

membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,

dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini

menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

Analysis (analisa)

Design (disain / perancangan)

Development (pengembangan)

Implementation (implementasi/eksekusi)

Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

1) Langkah 1: Analisis

Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang

akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment

(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan

melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang

akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta

belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis

tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.

2) Langkah 2: Desain

Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan

(blueprint). Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang

bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang

kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama merumuskan tujuan

pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan

realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus

didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi.

Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti

apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan

kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang

paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber

pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar

yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang dalam

sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.

3) Langkah 3: Pengembangan

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain

tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu

software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut

harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut

perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain

yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan

dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah

uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang

merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih

tepatnyaevaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki

sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan.

4) Langkah 4: Implementasi

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system

pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang

telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan

peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.

5) Langkah 5: Evaluasi

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran

yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.

Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.

Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan

evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada

tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi

formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap

rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin

perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu

evaluasi kelompok kecil dan lain-lain.

2. Flow Chart Materi Sistem Gerak

Start

Petunjuk

Menu

UtamaExit

Tujuan

Kompetensi

Inti

Kompetensi

Dasar

Indikator

Tujuan

Materi Evaluasi Penyusun

Ulangan

HarianUlangan

Sistem

Gerak

Alat Gerak

PasifAlat Gerak

Aktif

Tulang Otot

Letak

Rangka

Jenis

Tulang

Matriks

TulangBentuk

Tulang

Hubungan

Antar

Tulang

Sistem

Rangka

•Endosk

eleton

•Eksosk

eleton

• Tulang

rawan

• Tulang

sejati

• Tulang

kompak

• Tulang

spons

• Tulang

pipa

• Tulang

pipih

• Tulang

pendek

• Aksial

• Apen-

dikuler

• Aksial

• Apen-

dikuler

Sifat

gerakan

otot

Jenis

Otot

• Sinergis

• Antago-

nis

• Lurik

• Polos

• Jantung

Terdiri atas

Adalah Adalah

Ditinjau Dari

Terdiri Atas Terdiri Atas Terdiri AtasTerdiri Atas Terdiri Atas

Ditinjau Dari

Meliputi Terdiri Atas

Terdiri Atas

Meliputi

Terdiri Atas

3. RPP Sistem Gerak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan pendidikan : SMA Negeri 1 Losari

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI/ 1

Materi Pmbelajaran : Sistem gerak

Alokasi Waktu : 2 pertemuan (2 x 45 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

II. KOMPETENSI DASAR

3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/

penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia

III. INDIKATOR

Mengidentifikasi struktur dan fungsi tulang

Menggambarkan struktur tulang

IV. TUJUAN

Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan fungsi tulang melalui diskusi

dengan baik

Peserta didik mampu menggambarkan struktur tulang melalui diskusi

dengan tepat

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran : Cooperative learning (tipe STAD)

Metode pembelajaran : Diskusi

Presentasi

VI. MATERI PEMBELAJARAN

Terlampir

VII. MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran : Video sistem gerak, LKS

VIII. ALAT

LCD, Laptop, Spidol, Papan Tulis (White Board).

IX. PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Pendahuluan (kurang lebih 10 menit)

Kegiatan

1. Guru menyampaikan salam

2. Guru mengabsen

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Memberikan apersepsi dengan meminta siswa melakukan gerakan-gerakan ringan

yang diinstruksi oleh guru lalu siswa melakukan pengamatan langsung dari

gerakan yang telah mereka lakukan dilanjutkan memutar video mengenai sistem

gerak, bertujuan siswa mampu mengingat kembali materi sistem gerak yang telah

diperoleh sebelumnya, sehingga memudahkan pencapaian indikator pembelajaran

kali ini. Kemudian memberikan motivasi dan tujuan mempelajari materi sistem

gerak kepada siswa.

5. Mengkomunikasikan garis-garis besar indikator yang harus dicapai siswa pada

pertemuan ini.

6. Guru memberikan pretest.

B. Inti (kurang lebih 70 menit)

Kegiatan

Eksplorasi

1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap siswa terdiri dari ±4-5 anggota.

2. Guru memberikan LKS sebagai bahan diskusi kelompok, tiap kelompok

mendapatkan penugasan yang berbeda, dengan rincian tugas:

Jenis tulang berdasarkan zat penyusun

Jenis tulang berdasarkan bentuk

Struktur tulang

Sistem havers

Ossifikasi

Elaborasi

3. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan hasil diskusi kepada siswa

lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya dengan presentasi di

depan kelas

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum paham dengan

materi yang dipresentasikan.

Konfirmasi

5. Guru dengan siswa melakukan koreksi terhadap hasil yang telah dipaparkan

beserta penjelasan seluruh materi. Para siswa harus saling menghargai pendapat,

dan tidak mencela teman yang pendapatnya kurang dapat diterima.

C. Penutup (kurang lebih 10 menit)

Kegiatan

1. Guru dan siswa menarik kesimpulan pertemuan hari ini.

2. Guru memberikan post test.

3. Guru menugaskan siswa untuk membaca buku siswa mengenai rangka

terkait sistem gerak untuk mempersiapkan diri pada pertemuan selanjutnya

dan menutup pertemuan hari ini.

X. SUMBER BELAJAR

Buku Siswa Sistem gerak,

Suwarno.2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA dan MA Kelas XI.

Jakarta: BSE

Pratiwi, DA. 2007. Biologi SMA Jilid 2 Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: PT. Tiga serangkai

Pustaka Mandiri

Video Sistem gerak,

Dll

XI. PENILAIAN

LP1: Lembar Penilaian kognitif

LP2: Lembar Penilaian Afektif

XII. Penilaian Hasil Belajar (Evaluasi ) (terlampir)

a. Laporan Hasil Diskusi (LKS)

b. Tes kognitif (pretest dan posttest )

Losari, 5 November 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. H.SUPARMA , HL M.Pd. LILIS AGUSTINA , S.Pdi.

NIP. 19510212 197308 1 001 NIM. 14121610742

Nilai :LP1*(60/100)+LP2*(40/100)

LAMPIRAN

A. MATERI

1. Jenis Tulang Berdasarkan Zat Penyusun

a. Tulang Keras

Permukaan luar tulang keras dibungkus oleh membran yang dise-

but periosteum. Periosteum berfungsi melindungi tulang keras dan

menyediakan tempat perlekatan bagi tendon dan ligamen. Periosteum

menutupi hampir seluruh bagian tulang keras, kecuali pada bagian per-

sambungan antartulang. Bagian yang disebut persendian ini, ditutupi oleh

kartilago yang lebih lunak. Periosteum mengandung banyak pembuluh

darah, pembuluh limfa, dan saraf. Kerusakan pada periosteum

menyebabkan rasa sakit pada saat tulang patah. Pembuluh darah pada

periosteum menyediakan nutrisi, oksigen, dan mineral untuk menjaga agar

tulang tetap sehat.

T. keras terutama berfungsi sebagai penyusun rangka tubuh.

Berdasarkan strukturnya,tulang keras dibedakan menjadi tulang padat

(tulang kompak) dan tulang spons.

b. Tulang Padat

Tulang padat bersifat halus dan padat. Pada setiap batang tulang

padat terdapat sistem Havers (sebagai penghargaan bagi penemunya, yaitu

Clopton Havers). Di bagian tengah sistem Havers terdapat saluran Havers

yang berisi pembuluh darah dan saraf. Setiap saluran Havers dikelilingi

oleh osteosit. Antarosteosit dihubungkan oleh suatu saluran kecil yang

disebut kanalikuli. Di bagian tengah tulang padat terdapat rongga yang

berisi bahan seperti jeli yang disebut sumsum. Sumsum tulang dapat

berupa sumsum merah yang membentuk eritrosit dan leukosit, atau berupa

sumsum kuning yang terdiri atas sel-sel lemak inaktif (Gambar 3.5).

c. Tulang Spons

Tulang spons memiliki struktur berongga-rongga seperti sarang

lebah dengan bobot lebih ringan daripada tulang padat, tetapi tetap sangat

kuat. Tulang spons tidak memiliki sistem Havers, tetapi rongga-rongga di

dalamnya juga berisi sumsum. Tulang spons terdapat pada ujung tulang

panjang. Rongga-rongga tulang spons pada tulang paha (femur), tulang

lengan atas (humerus), dan tulang dada (sternum) berisi sumsum merah.

d. Tulang Rawan

Tulang rawan sering disebut juga kartilago (tulang muda). Penyu-

sun tulang rawan adalah sel-sel Tulang Rawan yang disebut kondrosit.

Setiap kondrosit terletak di dalam rongga kecil yang disebut lakuna.

Lakuna ini dikelilingi oleh matriks tulang rawan yang berupa

serabut elastin, serabut fibrosa, dan serabut kolagen. Matriks tersebut

disintesis oleh kondrosit. Tulang rawan bersifat lentur, tetapi kuat.

Di ruang antarsel tulang rawan terdapat banyak zat perekat dan se-

dikit zat kapur. Berdasarkan kandungan matriksnya, tulang rawan dapat

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tulang rawan hialin, Tulang Rawan

Elastin, dan Tulang Rawan Fibrosa.

1) Tulang Rawan Hialin

Tulang rawan jenis ini paling banyak ditemukan di dalam tubuh,

misalnya pada hidung, trakea, bronkus, laring, ujung tulang rusuk, dan

persendian. Matriks tulang rawan lebih banyak mengandung serabut

elastin daripada serabut kolagen. Tulang Rawan Hialin juga merupakan

penyusun rangka embrio, yang nantinya akan digantikan oleh tulang

keras, kecuali ujung-ujung tulang rusuk dan persendian. Tulang Rawan

Hialin memiliki penampakan seperti kaca (Yunani: hya-los = kaca) yang

bening kebiruan (Gambar 3.1).

2) Tulang Rawan Elastin

Tulang rawan jenis ini terdapat pada daun telinga, epiglotis, sa-

luran Eustachio, dan laring. Tulang rawan ini bersifat lentur karena

matriksnya banyak mengandung serabut elastin (Gambar 3.2).

3) Tulang Rawan Fibrosa

Matriks Tulang Rawan Fibrosa mengandung banyak serabut

kolagen yang padat dan kasar sehingga kuat, kaku, serta liat (Gambar

3.3). Tulang rawan jenis ini dapat ditemukan pada persendian tulang

belakang dan pada simfisis pubis.

2. Jenis Tulang Berdasarkan Bentuknya

Berikut ini adalah jenis-jenis tulang berdasarkan bentuk :

a. Tulang Pipa

Tulang pipa adalah suatu tabung tulang padat dengan tulang

spons di dalamnya. Sesuai dengan namanya, tulang ini berbentuk

seperti pipa, yaitu bulat, panjang, dan berongga. Rongga tulang pipa

berisi sumsum kuning dan sumsum merah. Fungsi utama tulang pipa

adalah sebagai pengungkit dan penyokong, serta untuk gerak.

b. Tulang Pipih

Tulang ini berbentuk pipih dan tersusun atas dua lapis tulang

padat yang dipisahkan oleh tulang spons. Rongga di dalamnya berisi

sumsum merah. Fungsi utama tulang pipih adalah sebagai pelindung

organ-organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, dan kantong

kemih. Namun, beberapa jenis tulang pipih, seperti tulang belikat,

dan tulang panggul, merupakan tempat perlekatan otot.

c. Tulang Pendek

Tulang ini berbentuk pendek, bulat, atau menyerupai kubus.

Bagian luar tulang pendek dibentuk oleh lapisan tipis tulang padat.

Bagian dalamnya disusun oleh tulang spons dengan rongga-rongga

yang berisi sumsum merah. Tulang pendek berfungsi untuk

menyerap goncangan yang keras dan terdapat pada persendian yang

kompleks, seperti pada persendian lutut dan mata kaki. Selain itu,

tulang pendek juga berfungsi sebagai penyerap jika terjadi suatu

tekanan.

d. Tulang Tak Berbentuk (Tulang Tak Beraturan)

Dinamakan tulang tak beraturan karena bentuk tulang ini ber-

macam-macam dan sulit dideskripsikan. Tulang tak beraturan meru-

pakan tulang yang tidak berpasangan dan terdapat pada bidang

sumbu tubuh. Fungsi tulang ini adalah sebagai pelindung,

penyokong, dan tempat perlekatan otot.

e. Tulang Sesamoid

Tulang sesamoid (diambil dari bahasa Inggris, sesame = biji

wijen) adalah tulang kecil yang dianggap memiliki bentuk seperti biji

wijen. Tulang ini terdapat di dalam tendon yang menghubungkan

tulang ke otot. Fungsi tulang sesamoid adalah untuk mengurangi

pergeseran tendon atau perubahan jalur tendon.

3. Pembentukan dan Pertumbuhan Tulang

Sebagian besar tulang tubuh terbentuk melalui osifikasi, yaitu proses

perubahan kartilago menjadi tulang keras melalui sel-sel pembentuk tulang

yang disebut osteoblas (Gambar 3.7). Osteoblas merupakan sel-sel tulang

yang aktif membelah, sedangkan osteosit adalah sel-sel tulang yang sudah

berhenti membelah. Contoh tulang-tulang yang berasal dari kartilago adalah

ruas-ruas tulang belakang.

Tulang-tulang tengkorak dan klavikula (tulang selangka) tidak terbentuk

dari osifikasi kartilago. Tulang-tulang itu disebut tulang-tulang dermal atau tu-

lang-tulang membran.

Tulang yang matang berada pada tahap keseimbangan dinamis, yaitu

dihancurkan dan dibentuk kembali oleh sel-sel tulang. Proses ini memungkinkan

tulang tumbuh dan beradaptasi secara struktural terhadap perubahan dalam

penggunaan mekanis. Hal tersebut juga memungkinkan penyembuhan patah

tulang.

Tulang mulai tumbuh pada janin yang masih berada dalam kandungan

dan terus tumbuh hingga seseorang mencapai umur 25 tahun. Sebagian besar

rangka janin dalam kandungan berupa kartilago. Ketika janin berumur delapan

bulan, sebagian besar kartilagonya mulai digantikan oleh tulang keras dalam

proses yang disebut osifikasi (penulangan). Bagian lain dari rangka, seperti

tulang pipih pada ubun-ubun tengkorak, mula-mula merupakan membran dan

secara bertahap berubah menjadi tulang keras, beberapa tetap berupa kartilago.

B. PENILAIAN

1. Ranah Kognitif

Soal Pretest dan

Posttest

Jawaban Benar Penilaian

1. Gambar dan beri

keterangan sistem

havers

2. Tulang pada bayi

yang baru lahir

sifatnya lunak

tetapi setelah

dewasa keras. Apa

pendapat Kalian

tentang hal ini?

Tulang mengalami ossifikasi atau

pengerasan tulang. Prosesnya

sebagai berikut

50: siswa mampu

menggambar dan

memberi

keterangan

dengan benar

20: siswa hanya

mampu

menggambar atau

memberikan

keterangan saja

5: siswa

menjawab tetapi

salah

50: siswa

menjawab

lengkap

30: siswa

menjawab kurang

lengkap

15: siswa hanya

menjawab

“ossifikasi” saja

5: siswa

menjawab salah

Jumlah skor

Kisi-kisi soal

Indikator Tingkatan Kognitif Jumlah

soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

Mengidentifikasi struktur dan fungsi

tulang

1 - 2 - - - 2

2. Ranah Afektif

Berilah tanda check list (V) pada pilihan 1, 2, 3 atau 4 pada setiap aspek yang

dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditentukan!

Lembar Observasi

Nama

Siswa

Kriteria

Jumlah Teliti

Tanggung

jawab

Bekerja

sama

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penilaian: Skor Soal no.1 + Skor soal no.2

Kriteria penilaian :

4 : memenuhi penilaian dari aspek 1, 2, 3, dan 4

3 : memenuhi penilaian dari aspek 1, 2, dan 3

2 : memenuhi penilaian dari aspek 1 dan 2

1 : memenuhi penilaian dari aspek 1 saja

- Aspek dan kriteria penilaian ranah Afektif

Aspek yang dinilai Aturan penilaian

1. Ketelitian 1. Siswa dapat menyajikan alat peraga ketika diminta.

2. Siswa menyajikan hasil diskusinya yang

menyertakan teori.

3. Siswa mampu menceritakan ulang ketika diminta.

4. Siswa mampu memberikan komentar hasil karya

kelompok lain.

2. Tanggung jawab Dalam presentasi hasil diskusi :

1. Memberikan alasan yang relevan ketika ditanyai.

2. Menunjukkan gambar jika diperlukan untuk

memperkuat alasan.

3. Menyampaikan literatur (dasar) dari jawaban yang

telah disampaikan tersebut dari mana misal dari:

buku, internet, atau media-media yang lain.

4. Memberikan contoh tentang hal yang ada pada

kehidupan sehari-hari tentang jawaban yang

disampaikan.

3. Bekerja sama 1. Dapat mengkoordinir dirinya sendiri beserta

kelompoknya dengan baik.

2. Berdiskusi bersama teman-teman kelompok untuk

memecahkan masalah.

3. Mengungkapkan pendapat yang relevan tentang apa

yang sedang didiskusikan.

4. Menerima apabila ada teman yang berpendapat lain.

NILAI AFEKTIF = (Skor Perolehan/16) x 100 = 100

Kelompok : ....................................

Nama Anggota: ................................

LEMBAR KERJA SISWA

(Diskusi Kelompok)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Ngemplak

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas) / 1 (Satu)

Materi Pembelajaran : Sistem Gerak

Alokasi Waktu : 20 menit

I. Standar Kompetensi

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan

dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

II.Kompetensi Dasar

3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/

penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia

Indikator:

Mengidentifikasi struktur dan fungsi tulang

Menggambarkan struktur tulang

Petunjuk

1. Tulislah kelompok dan anggota kelompok beserta nomor absensi pada lembar

kerja siswa yang tersedia

2. Bacalah soal dengan cermat dan teliti.

3. Gunakan sumber yang ada untuk membantu menyelesaikan persoalan.

4. Kumpulkan lembar jawab setelah selesai.

Soal:

1. Jenis tulang

a. Sebutkan jenis tulang berdasarkan zat penyusunnya

b. Jelaskan perbedaanya

c. Contoh dari masing-masing jenis tersebut

2. Struktur tulang keras

a. Struktur tulang keras dibedakan menjadi berapa? Sebutkan!

b. Gambarkan struktur tulang keras dan beri keterangan

c. Apa perbedaannya?

3. Struktur tulang lunak

a. Struktur tulang lunak dibedakan menjadi berapa? Sebutkan!

b. Apa perbedaannya?

4. Jenis tulang berdasarkan bentuknya

a. Sebutkan bentuk-bentuk tulang dan beri penjelasan sederhana

b. Sebutkan letak dari masing-masing bentuk tulang di dalam tubuh manusia

5. Sistem havers

a. Pengertian sistem havers

b. Gambarkan dan beri keterangan saluran havers

c. Beri penjelasan dari setiap keterangan gambar

PRETEST

Soal:

1. Gambar dan beri keterangan sistem havers!

2. Tulang pada bayi yang baru lahir sifatnya lunak tetapi setelah dewasa keras. Apa

pendapat Kalian tentang hal ini?

PRETEST

Soal:

1. Gambar dan beri keterangan sistem havers!

2. Tulang pada bayi yang baru lahir sifatnya lunak tetapi setelah dewasa keras. Apa

pendapat Kalian tentang hal ini?

PRETEST

Soal:

1. Gambar dan beri keterangan sistem havers!

2. Tulang pada bayi yang baru lahir sifatnya lunak tetapi setelah dewasa keras. Apa

pendapat Kalian tentang hal ini?

PRETEST

Soal:

1. Gambar dan beri keterangan sistem havers!

2. Tulang pada bayi yang baru lahir sifatnya lunak tetapi setelah dewasa keras. Apa

pendapat Kalian tentang hal ini?

PRETEST

Soal:

1. Gambar dan beri keterangan sistem havers!

2. Tulang pada bayi yang baru lahir sifatnya lunak tetapi setelah dewasa keras. Apa

pendapat Kalian tentang hal ini?

PRETEST

Soal:

1. Gambar dan beri keterangan sistem havers!

2. Tulang pada bayi yang baru lahir sifatnya lunak tetapi setelah dewasa keras. Apa

pendapat Kalian tentang hal ini?

Nama Siswa: .................................

Nomor Absen: .........................

POSTTEST

Soal:

1. Gambar dan beri keterangan sistem havers!

2. Tulang pada bayi yang baru lahir sifatnya lunak tetapi setelah dewasa keras. Apa

pendapat Kalian tentang hal ini?