ringkasan uts filsafat india.docx

40
FILSAFAT INDIA (RINGKASAN MID-SEMESTER III) Diktat o/: Rm. Donatus Sermada Kelen, SVD Ringkasan o/: Student Pasionis Tk. II 2010/2011 Seminari Tinggi Pasionis Biara Bt. Pio Campidelli Malang 2010

Upload: stftws

Post on 11-Dec-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FILSAFAT INDIA (RINGKASAN MID-SEMESTER III)

Diktat o/:Rm. Donatus Sermada Kelen, SVD

Ringkasan o/:Student Pasionis Tk. II

2010/2011

Seminari Tinggi PasionisBiara Bt. Pio Campidelli Malang

2010

2

BAB IPERSPEKTIF HISTORIS

1. Apa masa2 utama dlm perkembangan filsafat India? Kemukakan scr ringkas ciri-ciri khas tulisan dr setiap masa itu & lukiskan perbedaan pokok di antara masa-masa ini!

Masa VedaTulisan2nya berkaitan dg praktik2 religius, lalu muncul pertanyaan2 ttg mns, ttg dunia di sktr mrk, & ttg t4 mrk di dalamnya. Teks2 utama pd masa Veda a/ Rig Veda, Sama Veda, Yajur Veda & Atharva Veda. Masing2 Veda memiliki 4 bagian. Bag. pertama, y/ kumpulan ayat2 yg dsb Samhita, memuat himne utk para dewa, pertanyaan2 & refleksi2, nyanyian2 serta rumusan2 hidup sukses. Bag. kedua yg dsb Brahmana t.d. susunan-susunan ayat samhita utk kepentingan ritual. Bag. ketiga yg dsb Aranyaka termuat refleksi & tafsiran thd upacara2 ritual. Bag. terakhir yg dsb Upanishad berisikan refleksi ttg persoalan2 utama yg mendasari pemikiran & praktik religius. Scr filosofis Upanishad mrpk teks2

Veda yg plg penting, krn teks2 itu memuat pertanyaan2 yg plg mendalam ttg arti hidup. 3 visi agung ttg hidup yg diwartakan o/ para bijak Upanishad, yg sebagian besar tdk diketahui para pemikir Veda yg lebih awal, telah membentuk

3

pemahaman diri bangsa India selama 3 ribu thn silam. Visi pertama, diri (self) yg plg dlm, y/ Brahman, a/ 1 dg realitas tertinggi, y/ Brahman. Kedua, krn hidup dipimpin karma, maka qt dpt mjd baik hny dg melakukan tindakan2 yg baik. Ketiga, hny pengetahuan meditatif yg membebas-kan qt dr lingkaran kematian & penderitaan.

Masa Cerita Epos2 cerita epos besar India, y/:

a. Mahabharata a/ 1 cerita epos yg mengisahkan penaklukan negeri India, & dg cr itu cerita epos tsb menyuguhkan 1 tuntunan utk hidup dlm sgl dimensinya, dr dimensi filosofis & religius hingga dimensi politik. Bag. tersendiri yg plg berpengaruh dr Mahabharata a/ Bhagavad Gita, y/ “Nyanyian Dewa”. Gita dlm 1 dialog antara Krishna (Dewa yg menjelma dlm rupa mns) & Arjuna menjelaskan kodrat kemanusiaan & realitas dg memperlihatkan cr hidup yg memampukan mns utk mencapai kebebasan spiritual melalui tindakan yg sesuai dg kodrat self-nya yg plg dlm.

b. Ramayana, 1 syair indah dlm 4 jilid, mengungkapkan tata tertib ideal utk msyrkt sbg 1 keseluruhan & cr hidup ideal utk individu. Syair ini menghadirkan gambaran ideal keperempuanan dlm pribadi & hidup Sita &

4

gambaran ideal kelaki-lakian dlm pribadi & hidup suaminya, y/ Rama, si pahlawan ilahi dr cerita epos ini. Melalui tarian, drama, cerita rakyat & film2, Ramayana dikenal scr luas & masih terus mengilhami rakyat India malah sampai abad XXI ini.

Dalam masa cerita epos ini, uraian2 penting ttg moral yg dsb Dharma Shastras ditulis dg maksud utk menjelaskan bgmn kehidupan individual & msyrkt diatur. Contohnya, Artha Shastra dr Kautilya menjelaskan kebutuhan & kepentingan sarana hidup yg bermacam2, khususnya kekuatan politik, & menjelaskan bgmn sarana hidup itu bs diperoleh. Manu Shastra menjelaskan bgmn keadilan & tata tertib bs dijamin o/ raja & lembaga pemerintah. Shastra dr Yajnavalkya menekankan pencapaian keberhasilan & tata aturan dlm kehidupan keluarga.

Masa Sistem2 FilsafatSistem2 ini memperlihatkan usaha awal yg semata2

filosofis di India, krn sistem2 itu tdk hny berusaha menjelaskan kodrat eksistensi, tetapi jg dg scr sadar & kritis berusaha memperlihatkan ketepatan jawaban2 mrk dlm analisis yg cermat serta argumentasinya. Ringkasan2 dr analisis, argumentasi & jawaban2 itu disimpan sbg sutras, yg scr harfiah berarti “untaian benang” yg padanya bergantung seluruh sistem filsafat.

5

Buddhisme, Jainisme & Carvaka tergolong dlm nastika atau sistem2 yg tdk ortodoks, krn para penulisnya tdk menerima pernyataan2 Veda sbg yg benar & final. Para pemikir dr sistem2 itu tdk jg berusaha utk membenarkan analisis & pemecahan soal mrk dg jalan menunjukkan apakah analisis & pemecahan soal mrk sesuai dg kitab Veda. Namun sistem2 filsafat Nyaya, Vaisheshika, Samkhya, Yoga, Mimamsa & Vedanta, khususnya dlm perkembangannya yg lebih kemudian menerima otoritas Veda, & mrk smw sungguh2

memperlihatkan bhw analisis & pernyataan2 mrk sejalan dg ajaran2 utama kitab Veda. Pembagian besar bs jg dibuat antara Carvaka & sistem2 filsafat yg lain. Carvaka mrpk 1 sistem filsafat yg sungguh-sungguh bersifat materialistis; smw sistem filsafat yg lain menyuguhkan ajaran utk kehidupan rohani. Jainisme misalnya berusaha memperlihatkan jalan keluar dr belenggu karma. Ia menekankan 1 hidup dg sikap “tdk melukai”, & hidup dg sikap itu memuncak pd pembebasan akhir dr belenggu melalui perwujudan diri dlm meditasi. Buddhisme menghadirkan analisis ttg kodrat & sebab2

penderitaan mns serta 8 jalan sbg usaha utk menghilangkan penderitaan.Berpaling ke sistem2 ortodoks, Nyaya pertama2

menaruh perhatian pd analisis logis ttg sarana pengetahuan. Vaisheshika menganalisis hal2 yg diketahui sambil menyuguhkan 1 metafisika yg

6

pluralistis. Samkhya mrpk 1 sistem dualistis yg berusaha menghubungkan realitas diri dg dunia luar & menjelaskan evolusi dunia. Yoga menganalisis kodrat realitas diri (self) & menjelaskan bgmn realitas Diri yg murni (Self dg S besar - penerjemah) dpt terwujud. Mimamsa mengembangkan 1 teori tafsiran & pengetahuan, 1 teori yg berpusat pd kriteria utk membahasakan pengetahuan, & dr sana Mimamsa berusaha menegakkan kebenaran pernyataan2 Veda. Vedanta berawal dr kesimpulan2

Upanishad lalu berusaha menunjukkan 1 analisis rasional ttg pengetahuan & realitas akan mendukung kesimpulan2 itu.

Masa Komentar2 BesarKetika generasi para resi & cendekiawan mempelajari sutras dr sistem yg berbeda2 itu, mrk bnyk kali menulis komentar2 tentangnya. Dg cr ini muncul komentar-komentar besar Gaudapada (VI M). Shankara (VIII), Bhaskara (IX), Yamuna (X), Ramanuja (XI), Nimbarka (XII). Madhva (XIII) & Vallabha (XV) yg ditulis berkenaan dg Vedanta Sutras dr Badarayana. Sistem2 lain memiliki sejarah komentar serupa.

Masa ModernSbg akibat dr pengaruh luar, khususnya kontak dg Barat, filsuf2 India mulai menguji kmbl tradisi filosofis mrk. Dg berawal pd berbagai studi,

7

terjemahan & komentar Ram Mohun Roy pd abad ke-19, pembaruan atas tradisi kuno ini mulai berkembang pd abad lalu. Gandhi, Tagore, Ramakrishna, Vivekananda & Radhakrishnan termasuk di antara pemikir2 India modern yg berpengaruh. Kini ketika qt memasuki abad XXI, India tengah bergembira atas 1 renaisans filosofisnya. Penemuan kmbl tradisi kuno. tafsiran baru thd pemikiran Barat, karya kreatif dlm filsafat perbandingan & perkembangan visi2 baru sdg berkembang pesat 1 di samping yg lain, malah kerap kali berpengaruh 1 sama lain.

2. Apa dasar perbedaan sistem “ortodoks” & “tdk ortodoks”? Dlm arti apa dikatakan bhw beda antara Carvaka & smw sistem lain bersifat fundamental?• Buddhisme, Jainisme & Carvaka tergolong dlm

nastika atau sistem2 yg tdk ortodoks, krn para penulisnya tdk menerima pernyataan-pernyataan Veda sbg yg benar & final. Para pemikir dr sistem2 itu tdk jg berusaha utk membenarkan analisis & pemecahan soal mrk dg jalan menunjukkan apakah analisis & pemecahan soal mrk sesuai dg kitab Veda. Sistem2 filsafat ortodoks misalnya Nyaya, Vaisheshika. Samkhya. Yoga, Mimamsa & Vedanta. Khusus-nya dlm perkembangannya yg lebih kemudian menerima otoritas Veda, & mrk smw sungguh2

8

memperlihatkan bhw analisis & pernyataan2 mrk sejalan dg ajaran2 utama kitab Veda. Nyaya menaruh perhatian pd analisis logis ttg

sarana pengetahuan. Vaisheshika menganalisis hal-hal yg diketahui

sambil menyuguhkan 1 metafisika yg pluralistis.

Samkhya mrpk 1 sistem dualistis yg berusaha menghubungkan realitas diri dg dunia luar & menjelaskan evolusi dunia.

Yoga menganalisis kodrat realitas diri (self) & menjelaskan bgmn realitas Diri yg murni (Self dg S besar - penerjemah) dpt terwujud. Mimamsa mengembangkan 1 teori tafsiran & pengetahuan, 1 teori yg berpusat pd kriteria utk membahasakan pengetahuan, & dr sana Mimamsa berusaha menegakkan kebenaran pernyataan-pernyataan Veda.

Vedanta berawal dr kesimpulan-kesimpulan Upanishad lalu berusaha menunjukkan bhw 1 analisis rasional ttg pengetahuan & realitas akan mendukung kesimpulan-kesimpulan itu.

• Pembagian besar bs jg dibuat antara Carvaka & sistem2 filsafat yg lain. Carvaka mrpk 1 sistem filsafat yg sungguh2 bersifat materialistis; smw sistem filsafat yg lain menyuguhkan ajaran utk kehidupan rohani. Jainisme misalnya berusaha memperlihatkan jalan keluar dr belenggu karma. Ia menekankan 1 hidup dg sikap “tdk melukai”, & hidup dg sikap itu memuncak pd pembebasan

9

akhir dr belenggu melalui perwujudan diri dlm meditasi. Buddhisme menghadirkan analisis ttg kodrat & sebab2 penderitaan mns serta 8 jalan sbg usaha utk menghilangkan penderitaan.

3. Bgmn konfrontasi dg penderitaan fisik, mental & spiritual berujung pd pemikiran filosofis di India?Ketika dikonfrontasikan dg penderitaan fisik, mental & rohani, mns mencari jalan utk mengerti sebab-sebabnya sambil berusaha memahami kodrat mns & alam semesta agar dpt menghapus sebab-sebab penderitaan itu. Ada 2 pendekatan yg berbeda scr mendasar thd problem penderitaan. Keduanya mengakui bhw penderitaan mrpk akibat dr jurang antara siapa dirinya & apa yg ia miliki, antara spt apa ia ingin mjd & apa yg ia ingin miliki. Jika tdk ada perbedaan antara siapa dirinya & apa yg ia miliki, antara spt apa ia ingin mjd & apa yg ia ingin miliki, maka tdk akan ada penderitaan. Namun ketika ada perbedaan itu, penderitaan tak terelakkan krn kerinduan seseorang tdk terpuaskan. Pemecahan y/ apa & apa yg diinginkan harus dibuat identik.

4. Mengapa pengetahuan, khususnya pengetahuan diri, dipandang sbg pencapaian filosofis tertinggi?Krn disiplin diri & kontrol diri menuntut bhw seorg perlu berpengetahuan ttg diri, maka pengetahuan diri sdh mrpk 1 keprihatinan yg mencolok dr filsafat India. Tentu mengetahui apa itu diri (self) & bgmn mewujudkan kesempurnaan diri melalui disiplin diri

10

justru sdh sedari awal mjd jantung kegiatan filosofis India.

5. Di mana t4 tanggung jawab utk kondisi manusiawi dlm pemikiran India?Ada 1 tendensi yg menyebar luas dlm pemikiran India, jk qt kmbl kpd konsep Veda ttg rita (tata aturan), utk menerima adanya keadilan moral universal. Dunia dilihat sbg 1 panggung moral akbar yg dituntun keadilan. Setiap hal yg baik, buruk & acuh tak acuh mendapat balasan & patut diganjari. Dampak dr sikap ini ialah menempatkan tanggung jawab pd mns itu sendiri scr adil demi kepentingan kondisi ma-nusiawi. Kita bertgg jwb thd diri qt utk siapa qt kini & siapa qt kelak. Menurut pemikiran India, qt sendirilah yg menentukan masa lampau qt & menetapkan masa depan qt. Oleh krn perbuatan baik qt maka qt mjd baik, & o/ krn perbuatan jahat qt maka qt mjd jahat.

6. Apa kriteria yg mesti dipenuhi o/ 1 teori filosofis yg berhasil? Kriteria utk menentukan kualitas hidup berasal dr dorongan dasar utk filsafat, y/ dorongan utk menghilangkan penderitaan. Visi yg memungkinkan hidup tanpa penderitaan scr tepat dsb 1 filsafat yg benar. Tingkat kebenaran filosofis ditentukan dr tingkat keringanan penderitaan. Scr positif pandang-an2

itu benar sejauh memperbaiki kualitas hidup.Jalan praksis a/ bagian dr visi, & jika jalan utk mewujudkan cita-cita visi tdk dpt ditempuh, maka visi tsb dipandang tdk memadai. Mengatakan “baik dlm

11

teori, tetapi tdk dlm praksis” tdk berarti apa-apa apabila dikenakan pd filsafat India. Baik dlm teori harus berarti baik dlm praksis.

BAB IIVEDA DAN UPANISAD

1. Apa bukti bhw bangsa peradaban Indus sdh sampai tingkat yg relatif tinggi dlm bdy & pemikiran?

Studi2 arkeologis ttg slh 1 kotanya yg plg luas, y/ Mohenjo Daro, menyingkapkan bbrp hal menyangkut kecanggihan peradaban itu. Mohenjo Daro berpenduduk sktr 50.000 jiwa thn 2000 SM. Tertata rapi seturut perencanaan pusat, ruas2

jalannya yg tersusun dr batu2 bata dibangun dlm pola segi 4 yg berkisi-kisi. Lumbung2 yg sgt luas menyimpan persediaan makanan yg sgt bnyk utk rakyat & ternak. Aliran air bawah tanah dg saluran penutupnya dr keramik & sistem drainasenya memperlihatkan keterampilan teknik yg menakjub-kan. Tingkat standarisasi yg dicapai menunjukkan efisiensi kerja departemen perencanaan & admi-nistrasi, sekaligus menyiratkan bhw bngs Indus punya org. sosial & politik sentral yg sgt efisien.

Di antara artifak2 yg ditemukan, terdapat hiasan2 permata indah yg menyingkapkan adanya para tukang terampil, & berbagai macam boneka yg indah & alat2 permainan (termasuk catur) memperlihatkan 1 kebudayaan yg menghargai permainan & suka menyenangkan anak2. 1 sistem

12

timbang & ukuran yg teliti dg menggunakan sistem biner & desimal yg efisien seturut perhitungan matematis mencerminkan prestasi ilmu matematika maupun penekanannya pd perniagaan. Perdagangan-nya rupanya tersebar luas, spt ditemukannya bnyk meterai Indus yg biasanya menandakan kepemilikan hingga sejauh wilayah Mesopotamia.

Wajar belaka bila diandaikan bhw kebudayaan materiil yg sgt canggih ini dr peradaban Indus bersepadanan dg sistem pemikiran sosial & religius yg sama canggihnya. Namun hal ini tetap tinggal 1 anggapan belaka, krn tdk tersedianya laporan2

tertulis yg mjd bukti pencapaian literer, religius atau filosofis. Bukti-bukti materiil, yg ditemukan di ratusan situs yg sdh dikenali sejak Sir John Marshall pertama kali menemukan peradaban Indus 80 thn silam, menunjukkan bhw agama memainkan suatu peran utama dlm kebudayaan ini.

2. Apa arti penting Himne Veda ttg Asal Usul?Hidup dikuduskan & diberi arti melalui pencip-

taan kmbl eksistensi hidup scr ritual, & liturgi utk upacara2 penciptaan kosmos & penciptaan hidup t.d. ayat2 kitab Veda yg didaraskan, dimadahkan & dinyanyikan. Dg demikian, melalui penyertaannya ke dlm upacara2, ayat2 itu lalu dipandang sbg yg memiliki kekuatan utk memadukan sgl sswt scr bersama-sama sambil membarui hidup dg energi suci yg dialirkan o/ upacara-upacara itu. Kitab Veda

13

sendiri menceritakan kpd qt bhw ketika ayat-ayat itu didaraskan, dimadahkan & dinyanyikan, mrk justru memampukan smw ciptaan utk ambil bagian dlm kebijaksanaan & energi realitas ilahi.

Dalam himne kpd Pribadi Kosmis, si bijak merefleksikan munculnya tata tertib suci alam semesta; tata tertib itu berasal dr tata tertib yg inheren dlm pribadi kosmis. Orang beranggapan bhw eksistensi alam semesta muncul dr transformasi eksistensi yg lebih dahulu, & dlm hal ini eksistensi yg lebih dahulu itu a/ pribadi kosmis. Namun dr mana asal eksistensi yg lebih dahulu itu? Eksistensi macam apa yg mendahuluinya? Dari apa berasalnya eksistensi yg plg awal? Ketika para bijak merefleksikan pertanyaan-pertanyaan itu, mrk menemukan slh 1 pemahaman yg plg penting Rig Veda: di balik eksistensi & non-eksistensi ada 1 keseluruhan, y/ 1 realitas yg tak terbagi, realitas yg lebih fundamental daripada realitas ada & realitas tdk-ada.

3. Apa yg dicari para bijak dlm Upanishad? Pencarian Thd Brahman

Dalam mencari realitas tertinggi, para resi itu tdk mempunyai konsep yg jelas ttg apa yg mrk cari; mrk cuma mengetahui bhw mesti ada sswt yg darinya sgl sswt yg lain dpt ada & yg telah membuat sgl sswt yg lain itu mjd agung. Nama yg diberi kpd “sswt” ini a/ Brahman yg berarti “yg membuat mjd agung”.

14

Nama itu tdk deskriptif, krn ia tdk menamai sswt sbg yg defenitif, entah abstrak atau konkret.

Pencarian thd Brahman dicatat dlm Upanishad sbg 1 pencarian akan realitas eksternal tertinggi. Pertama2, ada usaha menyerupakan “sswt” itu dg lambang2 & upacara2 religius, atau dg benda2 alam spt matahari & bulan, atau dg fungsi2 psikologis tertentu mns. Sgl usaha menyatakan apa itu Brahman seturut sswt yg lain menyiratkan pembatasan atas daya Brahman. Namun jika Brahman itu a/ yg tertinggi, ia tdk mungkin dibatasi, krn tak mungkin ada sswt yg melampauinya yg bs membatasinya. Ketika para resi mulai menyadari dg semakin jelas bhw Brahman tdk dpt dilukiskan scr memadai dg bersandar pd pengalaman mrk ttg dunia yg tampak, maka mrk berusaha utk mendefisikan realitas ini dg jalan negatif.

Jalan Negasi. Menurut Yajnavalkya dlm Brihadaranyaka Upanishad, Brahman itu tak terselami, tdk dpt diubah, tdk dpt dilukai, tdk dpt digenggam. Menurut Katha Upanishad, Brahman itu tdk dpt didengar, tdk dpt dilihat, tdk dpt dihancurkan, tdk dpt dirasa, tdk dpt dicium, tanpa awal & tanpa akhir, & “lebih agung dr yg agung”. Brahman dilukiskan scr negatif dlm Mundaka Upanishad sbg berikut:

Tdk dpt dilihat, tdk dpt dimengerti, tanpa asal usul, tak berwarna, tanpa mata atau telinga, tanpa tangan atau kaki, tak berkesudahan, merangkum sgl

15

sswt & ada di mana-mana, itulah ia yg tdk dpt berubah, yg dipandang si bijak sbg sumber dr sgl sswt yg ada (I.1.6).

Jika Brahman itulah yg memungkinkan waktu, ruang & kausalitas, maka mustahil utk memandangnya sbg sswt yg dibatasi waktu, ruang & kausalitas. Berada lebih dahulu daripada ruang, waktu & kausalitas berarti berada melampaui corak-corak alam semesta yg empiris, & karenanya berada melampaui perlukisan empiris. Karena Brahman melampaui pemikiran, maka ia tdk dpt ditangkap o/ pemikiran. Alhasil, hakikat Brahman tetap tinggal tak terperikan & rahasia.

Pencarian Thd Self Tertinggi (Atman)Sambil mencari Self (Diri) tertinggi, para resi

bertanya: Siapa aku ini seturut eksistensiku yg plg dlm? Pertanyaan ini mengandaikan bhw self itu a/ sswt yg lebih dr yg dilihat langsung o/ mata, krn organisme jasmani scr khusus tdk tak terperikan atau rahasia. Namun pertanyaan ttg apa itu self sbg sswt yg berpikir a/ 1 perkara lain. Bgmn “aku” yg berpikir ttg self sbg 1 organisme jasmani dpt jg mrpk 1 organisme jasmani? Dan bukankah “aku” yg merenungkan eksistensi jasmani lebih tepat tepat mrpk self alih-alih tubuh jasmani?

Tentu saja para pemikir Upanishad membedakan antara self yg tampak & Self yg sebenarnya.

16

Pencarian mrk akan hakikat yg plg dlm dr eksistensi mns dituntun o/ injungsi berikut:

Self (Atman) yg bebas dr kejahatan, yg bebas dr usia lanjut, yg bebas dr kematian, yg bebas dr kesusahan, yg bebas dr lapar & dahaga, yg menginginkan hny yg riil, yg memikirkan hny kebenaran, ia harus dicari, ia sajalah yg harus dihasratkan utk dimengerti. Ia yg telah menyadari & mengerti Self ini, ia memperoleh seluruh dunia & segenap keinginan (Chandogya Upanishad, VII.7.1).

Pertanyaannya ialah: Apakah Self yg mengagumkan lagi serba rahasia itu, Self yg ada di balik penampakan lahiriah belaka? Untuk mencoba menjawab pertanyaan ini, para resi dr Taittiriya Upanishad memalingkan perhatian mrk pd berbagai macam aspek & fungsi pribadi individual tatkala mrk mencari Self tertinggi. Jika Self itu dipikirkan sbg tubuh, maka pd dasarnya ia a/ makanan, hemat mrk, krn tubuh itu sekadar makanan yg dicerna. Namun Self tentunya tdk boleh diserupakan dg tubuh belaka krn Self lebih dr tubuh; Self itu hidup & bergerak. Jika Self bukan semata-mata makanan, demikian para resi, maka barangkali Self itu a/ makanan yg hidup. Akan tetapi, mrk melihat bhw biarpun hal ini membantu mrk utk membedakan benda hidup dr benda mati, namun hal itu tdk merujuk pd Self tertinggi dr seorang, krn seorang lebih daripada sekadar makanan yg hidup. Pribadi

17

itu bs melihat, mendengar, merasa, & sebagainya. Barangkali, demikian alasan mrk lebih lanjut, Self itu harus dipikirkan dlm bingkai kemampuan mental utk mencerap. Namun hal ini pun tampaknya tdk memadai, krn ihwal berpikir & mengerti malah sepantasnya lebih mrpk Self daripada persepsi. Bahkan self yg berpikir & mengerti jg ditolak sbg Self tertinggi, sebab mesti ada sswt di balik yg memberi eksistensi utk berpikir & mengerti. Spt ditandaskan Taittiriya Upanishad, “Berbeda dr & dlm sswt yg mrpk pengertian, itulah Self yg a/ kebahagiaan” (II.5.1).

Pencarian thd Self tertinggi pd dasarnya mrpk perkara menukik lebih & semakin dlm hingga ke lubuk dasar eksistensi mns. Materi dianggap sbg sswt yg menyelimuti kehidupan, yg pd gilirannya menyelimuti self indrawi. Dan lebih dlm dr self indrawi a/ kegiatan intelektual. Namun masih lebih dlm dr kegiatan intelektual a/ kebahagiaan dr kesadaran paripurna. Alhasil, Self tdk boleh disamakan scr ekslusif dg slh 1 bentuk yg lebih rendah dr pribadi, tetapi harus dipikirkan sbg sswt yg berada dlm lapisan-lapisan yg bermacam-macam dr eksistensi. Self itulah yg memberi mrk hidup namun tetap terpisah dr mrk.

Dalam Kena Upanishad, pencarian thd Self tertinggi berbentuk sebuah pencarian thd agen tertinggi atau pelaku tindakn mns. Si bijak bertanya: “Atas kehendak & arahan siapa, pikiran

18

memancarkan cahaya thd objek-objeknya? Atas perintah siapa, hidup yg pertama bergerak? Atas kehendak siapa, orang mengucapkan perkataan ini? Dan dewa manakah yg mendorong mata & telinga?”

Persis dlm alinea berikutnya pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dg mengatakan bhw terdapat 1 Self yg lebih mendasar yg mengarahkan mata pd warna, telinga pd bunyi & pengertian pd kesadaran. Dan Self ini dikatakan “lain dr yg diketahui & lain dr yg tdk diketahui” (I.4). Pertanyaan yg diajukan si bijak ialah: Apakah yg memungkinkan proses melihat, mendengar & berpikir? Namun pertanyaan itu bukan ttg proses fisiologis atau mental, melainkan ttg subjek tertinggi yg mengetahui. Siapa yg mengarahkan mata utk melihat warna atau mengarahkan akal budi utk berpikir? Si bijak beranggapan bhw mesti ada 1 pengarah batiniah, y/ agen batiniah yg mengarahkan berbagai macam fungsi pengetahuan.

4. Bgmn ajaran Taittiriya ttg tingkat atau lapisan eksistensi mengantar seorang utk menemukan Atman?

Pertanyaannya ialah: Apakah Self yg mengagumkan lagi serba rahasia itu. Self yg ada di balik penampakan lahiriah belaka? Untuk mencoba menjawab pertanyaan mi, para resi dr Taittiriya Upanishad memalingkan perhatian mrk pd berbagai macam aspek & fungsi pribadi individual tatkala

19

mrk mencari Self tertinggi. Jika Self itu dipikirkan sbg tubuh, maka pd dasarnya ia a/ makanan, hemat mrk, krn tubuh itu sekadar makanan yg dicerna. Namun Self tentunya tdk boleh diserupakan dg tubuh belaka krn .Self lebih dr tubuh; Self itu hidup & bergerak. Jika Self bukan semata-mata makanan, demikian para resi, maka barangkali Self itu a/ makanan yg hidup. Akan tetapi, mrk melihat bhw biarpun hal ini membantu mrk utk membedakan benda hidup dr benda mati, namun hal itu tdk merujuk pd Self tertinggi dr seorang, krn seorang lebih daripada sekadar makanan yg hidup. Pribadi itu bs melihat, mendengar, merasa, & sebagainya. Barang kali, demikian alasan mrk lebih lanjut, Self itu harus dipikirkan dlm bingkai kemampuan mental utk mencerap. Namun hal ini pun tampaknya tdk memadai, krn ihwal berpikir & mengerti malah sepantasnya lebih mrpk Self daripada persepsi. Bahkan self yg berpikir & mengerti jg ditolak sbg Self tertinggi, sebab mesti ada sswt di balik yg memberi eksistensi utk berpikir & mengerti. Spt ditandaskan Taittiriya Upanishad, “Berbeda dr & dlm sswt yg mrpk pengertian, itulah Self yg a/ kebahagiaan” (IL5,1).

5. Apa artinya ajaran Uddalaka “Itulah engkau (Tat tvam asi)”?

Ajaran itu berujung pd sebuah ajaran termasyhur: Hakikat yg hampir tak kelihatan ialah

20

bhw seluruh dunia ini a/ demi Self-nya (Atman). Itulah kebenaran. Itulah Atman. Itulah engkau (Tat tvam asi), Shvetaketu.

“Hakikat yg hampir tak kelihatan” yg dirujuk di sini a/ Brahman, y/ sumber sgl eksistensi. Jadi, ketika Shvetaketu tahu bhw ia identik dg se/f terdalamnya, y/ Atman, & bhw Atman-nya identik dg Brahman, maka ajaran mistik itu sdh diteruskan kepadanya. Tentu saja Shvetaketu tdk mengetahui Self itu hny melalui pengertian konseptual ttg ajaran ini. Pengetahuan konseptual selalu bersangkut paut dg objek, sedangkan Self yg mesti diketahui a/ subjek murni. Yajnavalkya menandaskan hal ini ketika ia memenuhi permintaan Ushasta Cakrayana utk menjelaskan Brahman yg serta-merta hadir & dicerap langsung, yakni Self dlm sgl sswt”. Yajnavalkya menjelaskan: "Inilah Self-mu yg ada dlm sgl sswt". Ketika pertanyaan dilontarkan lagi, "Apa artinya ada dlm sgl sswt?” Yajnavalkya menjawab, "Engkau tdk dpt melihat pelihat yg melihat, engkau tdk dpt mendengar pendengar yg mendengar, engkau tdk dpt berpikir pemikir yg berpikir, engkau tdk dpt memahami pemahaman yg memahami. la a/ Self-mu yg ada dlm sgl sswt" Dg kata lain, Atman a/ subjek tertinggi yg tdk pernah dpt mjd objek. Alhasil, ia tdk dpt diketahui spt objek-objek biasa kesadaran diketahui, tetapi harus disadari scr langsung dlm pengalaman pencerahan diri.

21

BAB IIIVISI JAIN

1. Bgmn pandangan Jainisme ttg materi karma? Diskusikan aspek massanya, aspek kekuatannya & anasir-anasir atomiknya.

Kata karma berarti “membuat”, & dlm Jainisme kata itu merujuk pd pembentukan & penataan ulang materi karma yg membungkus jiwa. Namun pembentukan & penataan ulang tsb bukan sswt yg terpisah dr massa & energi tubuh yg scr senantiasa dibentuk & ditempa ulang. Massa materi karma yg membungkus jiwa t.d. atom-atom yg tdk terbatas jumlahnya, yg tdk dpt dilihat & tdk dpt dibagi, yg masing-masingnya memiliki kualitas yg memungkinkan tindakan melihat, merasa, meraba & mencium, ketika atom-atom itu berhimpun bersama guna membentuk tubuh & pikiran seorang. Yang plg penting ialah bhw atom-atom materiil ini jg membentuk pancaindra, pikiran & kemampuan berbicara yg mjd tubuh halus jiwa, & melalui tubuh halus ini pengalaman mjd mungkin. Materi yg membentuk pancaindra, pikiran kemampuan berbicara & daya kehendak scr khusus dianggap halus & indah, & sama sekali berbeda dr materi kasar yg membentuk objek-objek fisik di dunia. Pandangan ttg karma sbg 1 kekuatan materi membedakan cr pandang Jain dr sisi tilik India lainnya

22

yg melihat karma sbg 1 kekuatan psikologis atau metafisis belaka. Para penganut Jain tdk menyangkal dimensi moral, psikologis & metafisis dr karma, tetapi mrk bersikukuh bhw dimensi primer karma a/ 1 kekuatan materi yg halus. Jadi, para penganut Jain sepakat dg para pemikir India lainnya bhw ide ttg karma a/ faktor penentu eksistensi di masa depan, & jg sepakat bhw setiap tindakan meninggalkan 1 daya tersisa yg niscaya menampakkan dirinya sbg faktor penentu eksistensi di masa depan.

2. Apa itu jiwa? Apa ciri-ciri khasnya yg utama? Esensi jiwa (jiva) a/ hidup, & karakter utamanya a/ persepsi, pengetahuan, kebahagiaan & energi. Dalam keadaannya yg murni, ketika jiwa tdk berkaitan dg materi, jiwa itu serba tahu dlm pengetahuannya, kebahagiaannya murni & energinya tdk terbatas. Namun materi yg mjd bungkusan jiwa menodai kebahagiaannya, menghalangi pengetahuannya & membatasi energinya. Inilah alasannya mengapa materi dilihat sbg rantai yg membelenggu jiwa.

3. Apa itu belenggu? Bgmn belenggu itu terjadi'? Bgmn belenggu itu terbentuk? Untuk mengerti ttg belenggu & pembebasan, qt harus menyelidiki pandangan-pandangan Jain ttg realitas, pengetahuan & moralitas. Bgmn ketidaktahuan menciptakan belenggu yg menjelma dlm penderitaan & kematian? Jawaban Jain

23

menempatkan tanggung jawab pd pundak mns sendiri. Pikiran, perkataan & perbuatan mns itulah yg menciptakan & melanggengkan belenggu. Dan kebajikan & kebijaksanaan mns itulah yg dpt membebaskannya dr belenggu karma.

4. Dari apa terjadinya pembebasan itu & bgmn pembebasan itu dicapai? Diskusikan bgmn iman, pengetahuan & tingkah laku berperan bersama-sama utk memampukan seorang mencapai jenjang pemurnian yg berbeda-beda!

JALAN PEMBEBASANBagi seorang penganut Jain yg saleh, pencarian

akan pembebasan mrpk pusat utama hidupnya. 4 jenis pengendalian atas tubuh, pancaindra, perkataan & pikiran, bersama dg 5 kaul agung berupa pantang melukai, tdk mencuri, kemurnian seksual, kejujuran & tdk loba dijalankan scr sukarela utk mengontrol peralihan karma. Tambahan lagi, setiap penganut Jain menjalankan berbagai macam ulah tapa utk membakar kekuatan-kekuatan karma yg sdh terakumulasi.

Kemajuan melalui jenjang-jenjang pemurnian dicapai dg adanya perpaduan antara iman, pengetahuan yg benar & tingkah laku yg murni – itulah “3 permata” praktik Jain yg dpt menghentikan aliran masuk karma-karma destruktif yg disebabkan

24

o/ tipu daya, pandangan-pandangan yg slh & hawa nafsu.Iman yg mendalam scr tradisional dipandang sbg yg pertama dr 3 permata krn perwujudan atasnya menandai saat dlm hidup yg scr menentukan menjauhkan individu dr jalan belenggu lebih lanjut & menuntunnya menuju pembebasan. Namun pertama-tama qt akan mengkaji pandangan Jain ttg pengetahuan dg maksud utk menghargai hakikat iman & niscayanya iman.

5. Apa teori Jain ttg pengetahuan? Jelaskan ciri bersyarat dr pengetahuan (svadavada).

Menurut metafisika Jain, realitas dibangun o/ substansi-substansi materiil & spiritual yg tak terhitung jumlahnya; masing-masing substansi mrpk locus dr kualitas-kualitas yg tak terhitung jumlahnya. Tdk hny ada substansi-substansi yg tak terhitung jumlahnya & masing-masing substansi dg kualitas yg tak terhitung jumlahnya, tetapi jg setiap kualitas mudah terkena modifikasi-modifikasi yg tak terbatas. Pengetahuan yg biasa (sifatnya tdk mahatahu) tentu saja tdk dpt mengerti scr penuh realitas yg kompleks ini, krn pengetahuan ini dibatasi o/ pengalaman indrawi & akal budi, perspektif-perspektif yg dianut orang yg tahu & o/ kondisi ruang, waktu, terang & sebagainya.

Dg menganalisis logika pernyataan bersyarat, para penganut Jain memunculkan 1 skema rangkap

25

7 utk menyatakan 1 kebenaran ttg 1 objek khusus. Misalnya, pernyataan-pernyataan berikut mungkin menyangkut, katakanlah, suhu sebuah gelas air:

1. Mungkin panas (utk orang yg keluar dr 1 t4 dingin).

2. Mungkin tdk panas (utk orang yg datang dr 1 kamar yg sgt panas gelas itu tentu saja akan terasa dingin).

3. Mungkin panas, mungkin jg tdk panas, bergantung pd kondisi-kondisi tertentu.

4. Tdk bergantung pd smw kondisi, air tdk dpt dilukiskan (smw pengetahuan bertumpu pd kondisi-kondisi tertentu).

5. Tdk dpt dilukiskan dlm dirinya, air bs dikatakan panas bergantung pd kondisi-kondisi tertentu (kombinasi 1 & 4).

6. Tdk dpt dilukiskan dlm dirinya, air bs dikatakan tdk panas bergantung pd kondisi-kondisi tertentu (kombinasi 2 & 4).

7. Tdk dpt dilukiskan dlm dirinya, air bs dikatakan panas & bs jg tdk panas bergantung pd kondisi-kondisi tertentu (kombinasi 3 & 4).

Alasan mengapa 3 pernyataan terakhir semuanya berawal dg pernyataannya “tdk dpt dilukiskan dlm dirinya” ialah bhw setiap substansi yg diketahui & dilukiskan memiliki kualitas-kualitas yg tak terbatas jumlahnya, & masing-masing kualitas jg memiliki modifikasi yg tak terbatas jumlahnya. Meskipun

26

pengetahuan yg biasa menyingkapkan bbrp kualitas & modifikasi itu, namun ia tdk dpt menyingkapkan semuanya. Jadi, smw deskripsi ttg realitas hny bersifat sebagian. Substansi sendiri dg kualitas & modifikasi yg tak terbatas dpt diketahui scr penuh hny ketika smw pembatasan thd pengetahuan diatasi. Skema rangkap 7 dr pernyataan bersyarat itu membuat qt mampu utk mengenal kodrat yg bersifat sebagian & tdk lengkap dr pengetahuan biasa mns.

BAB IVMASYARAKAT DAN INDIVIDU

1. Apa dilema Arjuna dlm Bhagavad Gita?Arjuna mendapati dirinya tdk mampu menentukan

hal benar utk dilakukan. Pertanyaan khas ialah menyangkut keputusan Arjuna utk berperang atau tdk berperang agar bs merebut kmbl kerajaan yg scr sah mjd miliknya. Jawaban yg diberi Krishna, yg menyamar sbg kusir kereta perang Arjuna, disajikan dlm term-term umum shg dpt dikenakan pd setiap pilihan moral tertentu. Jawabannya berkisar di seputar hakikat eksistensi mns, hakikat realitas & tujuan hidup. Namun o/ krn ketidaktahuan akan hakikatnya yg benar, Arjuna menyangka dirinya sama dg self yg berubah-ubah, & hidup dlm 1 dunia objek yg berubah-ubah. Setelah menyerupakan dirinya dg self yg tdk permanen & yg berubah-ubah, Arjuna mencari pemuasan dlm

27

dunia yg berubah-ubah itu tanpa hasil, krn seluruh pencarian pd dasarnya slh sasar.

Namun mengapa Arjuna membuat kekeliruan itu? Menurut Gita, itu krn kegagalannya membedakan antara self yg lebih rendah & Self yg lebih tinggi. Self empiris yg lebih rendah itu dibentuk o/ aneka guna, y/ untaian energi-materi (sattva, rajas & tamas) yg mrpk dasar smw eksistensi psiko-fisik. Self empiris ini menutupi & menggelapkan Self tertinggi, y/ Atman. Self empiris itu membuat Arjuna menyangka bhw self empiris itu a/ Self sejati. Itulah sebabnya mengapa Arjuna, yg berpendapat bhw sungguh slh utk terlibat dlm perang besar yg sdg ia persiapkan krn kebinasaan & pembunuhan yg bakal terjadi, diberi instruksi o/ Krishna utk mengalihkan perhatiannya kpd Atman yg kekal:

Hai Arjuna, bila seorang mengetahui bhw Self tak dpt dibinasakan, abadi, tdk dilahirkan & tak berubah, bgmn ia membunuh atau menyebabkan orang lain membunuh?

2. Apa hubungan antara Self tertinggi (Atman) dg self-guna? Mengapa penting pula pemilahan di antara keduanya?BHAGAVAD GITA

Perpaduan yg plg penting antara visi-visi Veda, Upanishad & teistis a/ Bhagavad Gita, y/ “Nyanyian Dewa”. Dalam Gita yg mrpk bagian dr cerita epos besar Mahabharata, baik identifikasi pribadi individual dg Atman maupun identifikasi Atman dg realitas

28

tertinggi alam semesta diambil alih dr Upanishad. Namun dlm Gita, Atman/Brahman dilambangkan dg Dewa, & guru ilahi Gita, Krishna, melukiskan dirinya sbg 1 bentuk terbatas dr yg tak terbatas dg menyebut dirinya sbg Dewa & sekaligus Brahman ala Upanishad.

Ketika Brahman diberi bentuk konkret dlm pribadi Krishna, maka jurang antara yg terbatas & yg tak terbatas terjembatani. Hal ini mrpk 1 pemecahan yg diberi Gita thd persoalan ttg bgmn mewujudkan yg tak terbatas itu, 1 pemecahan yg memberi harapan & ilham bagi orang-orang biasa yg tdk dpt menghabiskan masa hidup mrk utk mengejar pengetahuan yg membebaskan yg diagung-agungkan para bijak. Bentuk-bentuk konkret kebaktian religius kini dilihat sbg 1 sarana utk mewujudkan realitas Diri (Self) tertinggi yg diajarkan dlm Upanishad.

Gita tdk hny membawa harapan & ilham, tetapi jg memberi 1 tuntunan hidup yg mengantar orang menuju pemenuhan akan harapan & ilham itu. 2 pertanyaan penting yg diangkat Gita a/ (1) Apa hubungan antara self biasa yg empiris & Self tertinggi (Atman)? (Atau dr sudut pandang hal-hal biasa, apa hubungan antara hal-hal biasa dg realitas tertinggi [Brahman]?); & (2) Dg cr apa seorang dpt mewujudkan atau mengalami Self tertinggi itu, y/ Atman?

Menarik bhw kedua pertanyaan itu dilihat dlm konteks 1 keputusan moral. Spt dlm pembukaan kisah Gita, Arjuna mendapati dirinya tdk mampu menentukan hal benar utk dilakukan. Pertanyaan khas ialah menyangkut keputusan Arjuna utk berperang atau

29

tdk berperang agar bs merebut kmbl kerajaan yg scr sah mjd miliknya. Jawaban yg diberi Krishna, yg menyamar sbg kusir kereta perang Arjuna, disajikan dlm term-term umum shg dpt dikenakan pd setiap pilihan moral tertentu. Jawabannya berkisar di seputar hakikat eksistensi mns, hakikat realitas & tujuan hidup.

Gita menerima pandangan Upanishad bhw realitas dunia ini meskipun tampil dlm serangkaian proses yg selalu berubah-ubah & bermacam-macam pd intipatinya yg terdalam bersifat tdk berubah & permanen, tanpa keanekaragaman. Menurut Gita, Self tertinggi (Atman) jg bersifat tdk berubah, identik dg realitas tertinggi. Namun o/ krn ketidaktahuan akan hakikatnya yg benar, Arjuna menyangka dirinya sama dg self yg berubah-ubah, & hidup dlm 1 dunia objek yg berubah-ubah. Setelah menyerupakan dirinya dg self yg tdk permanen & yg berubah-ubah, Arjuna mencari pemuasan dlm dunia yg berubah-ubah itu tanpa hasil, krn seluruh pencarian pd dasarnya slh sasar.

Namun mengapa Arjuna membuat kekeliruan itu? Menurut Gita, itu krn kegagalannya membedakan antara self yg lebih rendah & Self yg lebih tinggi. Self empiris yg lebih rendah itu dibentuk o/ aneka guna, y/ untaian energi-materi (sattva, rajas & tamas) yg mrpk dasar smw eksistensi psiko-fisik. Self empiris ini menutupi & menggelapkan Self tertinggi, y/ Atman. Self empiris itu membuat Arjuna menyangka bhw self empiris itu a/ Self sejati. Itulah sebabnya mengapa Arjuna, yg berpendapat bhw sungguh slh utk terlibat dlm perang besar yg sdg ia persiapkan krn kebinasaan

30

& pembunuhan yg bakal terjadi, diberi instruksi o/ Krishna utk mengalihkan perhatiannya kpd Atman yg kekal:

Hai Arjuna, bila seorang mengetahui bhw Self tak dpt dibinasakan, abadi, tdk dilahirkan & tak berubah, bgmn ia membunuh atau menyebabkan orang lain membunuh?

Namun jika pribadi individual keliru menyamakan dirinya dg self empiris yg dibentuk o/ aneka guna krn Self sejati digelapkan, bgmn selubung aneka guna itu dpt dilepaskan shg Self sejati dpt terlihat? Inilah pertanyaan praktis yg sgt penting mengenai jalan utk mewujudkan Atman.

Jawaban Gita atas pertanyaan ini ialah bhw self empiris mesti dikendalikan & dikontrol sedemikian rupa shg ia tdk lagi mampu membingungkan seorang pribadi. Namun jawaban singkat ini tdk cukup, krn titik awal di jalan utk realisasi Atman selalu ditempati o/ self yg tdk berpengetahuan, yg memandang dirinya & dunia yg dibentuk aneka guna itu sbg realitas tertinggi. Krishna perlu menghadirkan jalan-jalan utk memperoleh pengetahuan tertinggi yg membebaskan, yg bermula di mana individu sungguh-sungguh ada, namun scr progresif mengantar ke pemahaman yg lebih tinggi, sampai seorang scr bertahap dibebaskan seluruhnya dr ketidaktahuan.

3. Apa tujuan-tujuan dasar dlm hidup (purusharthas)? Jelaskan masing-masing tujuan itu & bgmn masing-masing tujuan dihubungkan dg yg lain!

31

TUJUAN HIDUP MNSPrinsip utk mencapai pembebasan dr aneka guna

melalui kerja sama dengannya mendasari berbagai macam praktik & cita-cita yg membentuk kehidupan setiap hari serta praktik sosial seorang yg berkeinginan utk mewujudkan Atman. Bgmn kehidupan individual & institusi msyrkt dpt diatur utk menjamin usaha mewujudkan Self sejati? Inilah pertanyaan yg ditanggapi orang-orang India scr sgt serius. Jawabannya t.d. 3 bagian. Pertama, tujuan-tujuan dasar hidup, y/ sasaran-sasaran dasar hidup mns, mesti dipahami & dicapai. Kedua, fungsi-fungsi hakiki msyrkt mesti diisi o/ orang-orang yg plg cocok utk menjalankan fungsi-fungsi itu. Ketiga, hidup setiap pribadi harus dipilah dlm jenjang-jenjang hidup yg scr progresif bertujuan memenuhi sasaran-sasaran dasar hidup mns, termasuk tujuan pembebasan.

Untuk mengatur hidup individu & institusi msyrkt, pertama-tama orang harus memahami scr jelas tujuan-tujuan dasar hidup mns & fungsi-fungsi hakiki msyrkt. Menurut filsafat India, ada 4 tujuan dasar hidup mns yg sesuai dg kebutuhan dasar mns. Organisasi & institusi msyrkt dimaksudkan utk memungkinkan orang mencapai 4 tujuan dasar itu. Kata utk tujuan dasar itu a/ purushartha yg berarti “tujuan seorang”. Setiap orang memiliki 4 tujuan dasar dlm hidup menurut tradisi India. 3 yg pertama, y/ hidup dlm keutamaan (dharma), sarana hidup (artha) & kenikmatan (kama), sdh dikenal pd masa Veda lebih dr 3.000 thn lalu, & mrpk hal biasa pd smw msyrkt. Tujuan keempat, y/

32

pembebasan diri (moksha), ditambahkan kemudian sbg akibat pemahaman para bijak Upanishad. 4 tujuan itu bersama-sama membangun dasar nilai-nilai India sejak zaman Upanishad. Ketegangan antara 3 tujuan pertama yg muncul dr 1 pandangan dunia yg mencakup nilai-nilai mns di dunia ini & tujuan pembebasan yg muncul dr 1 pandangan dunia yg merayakan nilai eksistensi spiritual di balik kehidupan di dunia ini sdh dikenal plg kurang sejak masa Gita. Tentu saja usaha-usaha kreatif utk menggumuli ketegangan itu sdh memberi bnyk andil bagi hidupnya tradisi India.

Pd dasarnya teori ttg tujuan hidup mns menyajikan suatu usaha utk membagi tata aturan pokok menyangkut aneka tindakan yg mungkin ke dlm 4 kategori yg sepadan dg 4 tujuan hidup itu. Jadi, tata aturan yg mengatur bgmn orang harus bertindak sehubungan dg pribadi lain termasuk dlm dharma. Tata aturan yg mengatur bgmn orang harus bertindak sehubungan dg kekayaan & kuasa termasuk dlm artha. Tata aturan yg mengatur bgmn orang harus bertindak sehubungan dg kenikmatan & kesenangan termasuk kama. Akhirnya, tata aturan yg mengatur bgmn seorang harus bertindak sehubungan dg perwujudan dirinya dikelompokkan di bawah nama moksha. Dg melihat jalan ini, tujuan mns pd dasarnya utk menjawab pertanyaan “bgmn hidup ini harus dihayati?”

Dharma

33

Meskipun kata dharma yg merujuk pd apa yg harus dilakukan digunakan dlm berbagai macam cr, namun ada 1 pengertian yg umum menyangkut tata aturan yg mjd benang merah berbagai istilah yg dipakai itu. Kata dharma berasal dr akar kata dhri (ejaan yg benar dr huruf devanāgarī धृ = dhr, penerjemah) yg berarti “mendukung” atau “mempertahankan”, & alasan mengapa ada 1 tata aturan ialah bhw ia mempertahankan atau mendukung kegiatan-kegiatan tertentu. Alhasil, dharma lalu berarti bhw orang harus melakukannya krn dharma mendukung individu & msyrkt, & karenanya mrpk hal benar yg harus dilakukan. Jadi, dharma a/ penuntun moral utk perbuatan.

Sehubungan dg individu, dharma seorang a/ kewajiban moralnya yg ditentukan menurut tempatnya dlm keluarga, dlm kelas sosialnya & dlm jenjang hidupnya serta dlm berbagai macam peran yg ia mainkan dlm hidupnya. Namun dlm hubungan dg msyrkt, dharma menyuguhkan pedoman-pedoman utk menyelesaikan berbagai perselisihan & konflik yg mungkin ada antara individu-individu, krn 1 msyrkt dpt terjamin baik hny ketika konflik-konflik kepentingan antara individu-individu & kelompok-kelompok berkurang. Jadi, dharma mempunyai nilai & arti sosial krn ia menyajikan pedoman-pedoman yg mungkin utk tindakan dlm msyrkt. Dharma memampukan pemenuhan diri individu & pd waktu yg sama memberi sumbangan utk pemenuhan diri orang-orang lain.

34

ArthaKata artha berasal dr akar kata kerja ri (ejaan yg

benar dr huruf devanāgarī ऋ = r, penerjemah) yg berarti scr harfiah “itulah yg mjd tujuan seorang”. Dari arti dasar “tujuan”, artha lalu merujuk pd sswt hal atau keadaan yg mjd tujuan seorang. Karena setiap orang menghendaki keuntungan & keberhasilan, maka keberhasilan lalu mjd arti biasa dr artha.

Pernyataan berikut dr Mahabharata & Panchatantra, 2 sumber nilai yg plg populer di India, mengungkapkan sikap lazim thd artha. Dalam Mahabharata, y/ dlm 1 pasal yg tdk hny mendorong orang utk mencari kekayaan, tetapi jg mengutuk tindakan-tindakan yg scr moral slh krn merampas kekayaan orang lain, dikatakan demikian:

Apa yg di sini dipandang sbg dharma bergantung semata-mata pd kekayaan (artha). Seorang yg merampas kekayaan orang lain jg merampas dharma-nya sendiri. Kemiskinan a/ 1 keadaan berdosa. Sgl macam perbuatan bajik mengalir keluar dr pemilikan akan harta kekayaan yg besar, sebagaimana dr kekayaan itu muncul smw tindakan religius, sgl kenikmatan & surga. Kekayaan menyebabkan terjadinya pencapaian kekayaan, spt gajah-gajah menawan gajah-gajah. Tindakan-tindakan religius, kenikmatan, kebahagiaan, keberanian, nilai, & pembelajaran, semuanya ini beranjak dr kekayaan. Dari kekayaan bertambahlah jasa seorang. Ia yg tdk

35

memiliki kekayaan tdk memiliki dunia ini & jg tdk memiliki dunia yg akan datang.

Kumpulan cerita yg dikenal sbg Panchatantra memuat pengamatan berikut.

Semerbak harum kekayaan (artha) sdh cukup utk membangkitkan penciuman tajam 1 makhluk. Dan kenikmatan kekayaan malah lebih dr itu. Kekayaan memberi kekuatan yg stabil, keyakinan & kuasa. Kemiskinan a/ 1 kutukan, lebih buruk daripada kematian. Kebajikan tanpa kekayaan tdk punya pengaruh. Kekurangan uang a/ akar dr sgl kejahatan.

Kadang-kadang pernyataan bhw “kemiskinan a/ 1 kutukan lebih buruk daripada kematian” disalahmengerti sbg pernyataan yg mengatakan bhw orang miskin a/ orang terkutuk. Namun butir pernyataan yg coba ditunjuk dlm teks ialah bhw kemiskinan mrpk hal yg begitu mengerikan shg seorang yg menyebabkan kemiskinan orang lain a/ orang terkutuk. Usaha utk menjamin keberhasilan & kuasa dipertahankan sbg 1 tujuan utama yg tunduk hny pd pembatasan penting bhw tiada artha yg dikejar dg melanggar dharma.

KamaKarena kekayaan & kuasa tdk pertama-tama

berharga utk kepentingannya sendiri, tetapi terutama utk kenikmatan yg bs dihasilkannya, maka tujuan kenikmatan, kama, termasuk slh 1 dr tujuan dasar dlm hidup mns. Definisi klasik kama, yg mencakup kenikmatan seksual, namun melampaui arti sempit itu,

36

& mencakup sgl macam kenikmatan, ditemukan dlm ajaran-ajaran Vatsyayana:

Kama a/ kenikmatan akan objek-objek sesuai dg pancaindra, y/ mendengar, merasa, melihat, meraba & mencium, serta dilengkapi o/ pikiran bersama jiwa. Faktor utama dlm hal ini a/ kontak khusus antara alat indra & objeknya, & kesadaran akan kenikmatan yg diakibatkan o/ kontak itu dsb Kama.

MokshaTujuan dasar keempat dlm hidup mns a/ moksha.

Kata ini berasal dr akar kata kerja muc, yg berarti “melepaskan” atau “membebaskan”. Sesuai dg arti harfiah kata itu, moksha berarti pembebasan Self yg lebih tinggi, y/ Atman, dr tubuh, pikiran & dunia. Tujuan hidup ini merefleksikan penekanan yg diletakkan pd kodrat spiritual hidup mns di India. Menurut ajaran-ajaran Upanishad, Self sejati, Atman, berada di balik lingkungan fisik & mental. Sesuai dg konsep ttg kodrat mns, kesempurnaan tertinggi seorang terletak dlm perwujudan diri, y/ mewujudkan jati diri yg benar dg Brahman, sumber tertinggi & kuasa atas sgl realitas. Oleh krn pandangan yg integral ttg eksistensi mns, orang berpegang teguh pd pendirian bhw pemenuhan kodrat biologis & sosial seorang mrpk 1 keharusan, meskipun hal itu bukan 1 kondisi yg cukup utk pemenuhan kodrat spiritual seorang.

Jadi, pencapaian 3 tujuan pertama hidup mns, y/ dharma, artha & kama, dilihat sbg 1 keharusan utk mencapai tujuan akhir, y/ moksha.

37

4. Mengapa hidup dibagi scr ideal ke dlm 4 jenjang hidup (ashramas)?

Apabila teori ttg kelas-kelas sosial terarah pd isu ttg bgmn orang mempertahankan tata tertib sosial sambil bertindak sesuai dg kodratnya sendiri, maka teori ttg jenjang-jenjang hidup (ashrama) menjawab pertanyaan: Bgmn kehidupan pribadi seorang individu harus diatur utk meningkatkan kemajuan dlm mencapai 4 tujuan dasar hidup mns sambil memperbesar sumbangannya utk msyrkt? Institusi ashrama t.d. rangkaian 4 jenjang dlm hidup yg diklasifikasi menurut kegiatan-kegiatan yg pantas utk masing-masing jenjang.

Jenjang pertama, y/ jenjang murid, menyanggupkan seorang individu utk belajar ttg hidup dlm bermacam-macam aspek. Di jenjang ini seorang mempelajari kewajiban-kewajiban agama, kelas, jenjang-jenjang hidup & sebagainya, & ia diperkenalkan dg seni disiplin diri.

Jenjang-hidup kedua a/ orang yg hidup berkeluarga. Smw teks mengenal pentingnya jenjang ini, krn seluruh msyrkt bergantung pd barang & jasa yg diberi orang yg berkeluarga. Untuk mempertahankan & mendukung msyrkt, seorang yg berkeluarga harus memegang teguh dharma, mengamankan ekonomi & mendukung nilai-nilai budaya. Meskipun membesarkan anak & memelihara orangtua serta menolong orang yg membutuhkan a/ kewajiban utama yg dihubungkan dg seorang yg berkeluarga, namun

38

inilah jg 1 periode dlm hidup ketika keberhasilan duniawi & kesenangan hidup harus dinikmati.

Jenjang ketiga, yg scr ideal a/ sepertiga dr masa hidup seorang, ialah orang yg berdiam di hutan. Pd jenjang ini, orang menarik diri dr msyrkt, melepaskan tujuan pengejaran keberhasilan & kenikmatan, menyiapkan diri utk tujuan spiritual jenjang keempat, yg di dalamnya moksha a/ tujuan 1-satunya.

Jenjang keempat, y/ pertapa yg mencari moksha, bercirikan penolakan total thd harta dunia & kenikmatan. Setelah mencapai 3 tujuan hidup pertama, maka ia kini semata-mata peduli thd jalan utk mencapai kebebasan lengkap melalui pembebasan dr pikiran, tubuh & dunia ini – dikenal sbg moksha.

Usaha meletakkan dasar bagi institusi jenjang-jenjang hidup & kelas-kelas sosial serta teori ttg tujuan-tujuan mns, yg di dalamnya institusi-institusi itu menemukan pembenarannya, mrpk kepedulian tetap orang India agar seorang dpt berpartisipasi scr penuh dlm kehidupan sambil memenuhi kodrat spiritualnya melalui usaha utk mewujudkan Atman. Menurut tradisi India, meskipun tujuan-tujuan itu mungkin tampak bertentangan 1 dg yg lain, namun mrk tdk saling menafikan. Baik partisipasi dlm kehidupan di dunia ini maupun pembebasan dr hidup di dunia ini tetap mrpk unsur-unsur yg perlu dr 1 hidup yg ideal.

5. Apa itu 4 varna? Bgmn varna dibedakan dr kasta (jati)?

39

Varna membagi smw pribadi ke dlm 4 kelas menurut corak khas fundamental mrk. Mungkin sekali bhw varna pd mulanya merujuk pd 1 sistem klasifikasi sosial thd pribadi-pribadi menurut kualifikasinya, tendensi & disposisi-disposisinya. Namun krn kekurangan 1 sistem utk mengelompokkan pribadi-pribadi menurut kodrat mrk sendiri, maka varna lalu langsung mjd warisan keturunan yg ditentukan o/ kelahiran. Tampaknya bhw varna langsung membagi kasta-kasta menurut fungsi-fungsi sosial. Misalnya, varna vaishya dibagi dlm kasta-kasta spt petani, pedagang, tukang kayu & sebagainya. Setiap pribadi termasuk dlm kasta orangtuanya. Jadi, meskipun ada hny 4 kelas dasar mns (varna) dg keanggotaan yg ditentukan scr ideal menurut kodrat pribadinya, tetapi dlm kenyataan terdapat lebih dr 2.000 kasta yg membangun struktur kelas sosial India. Kasta-kasta itu atau jati dipisahkan 1 dr yg lain bukan menurut kualifikasi individual, melainkan pertama-pertama menurut warisan keturunan, aturan makan-minum, aturan perkawinan, kedudukan & pangkat.

40