61369548 case endoftalmitis
TRANSCRIPT
Case Report Session
Endoftalmitis Eksogen e.c. Ruptur Kornea
Oleh :
-------
Pembimbing :
----
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
RS Dr. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Endoftalmitis adalah sebuah diagnosis klinis yang dibuat ketika terdapat inflamasi
intraocular yang melibatkan baik ruang posterior dan anterior yang berhubungan dengan
infeksi bakteri dan jamur
1.2 Klasifikasi
Endoftalmitis dapat diklasifikasikan berdasarkan cara masuk mikroorganisme ke
dalam mata yaitu :
1. Endoftalmitis eksogen yaitu endoftalmitis yang terjadi akibat masuknya
mikroorganisme dari luar. Jenis ini sering terjadi. Terbagi lagi menjadi beberapa kategori,
yaitu :
a. Endoftalmitis post operatif
b. Endoftalmitis post traumatic
c. Endoftalmitis yang berhubungan dengan bleb (setelah operasi glaucoma dengan bleb
filter konjungtiva)
2. Endoftalmitis endogen yaitu endoftalmitis yang terjadi akibat menyebarnya bakteri atau
jamur melalui darah (septicemia). Sumbernya bias saja bukan berasal dari mata, misalnya
pada endokarditis, kelainan gastrointestinal, pielonefritis, meningitis, atau osteomielitis
Endoftalmitis endogen dibagi berdasarkan etiologinya yaitu :
a. Endoftalmitis endogen bacterial
b. Endoftalmitis endogen jamur
c. Endoftalmitis endogen aspergilus
1.3 Epidemiologi
Penyebab kasus endoftalmitis antara lain post operasi intra okuler (62%), cedera
karena benda tajam (20%), komplikasi setelah operasi anti-glaukoma (10%), atau setelah
melakukan operasi lain (keratoplasti, vitrectomi, implantasi lensa intra ocular sekunder),
penyebab bakteri dan jamur terjadi sekitar 2-8%
1.4 Etiologi
1. Bakteri
Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan endoftalmitis bakteri adalah kokus
gram positif, misalnya staphylococcus epidermidis dan staphylococcus aureus. Bakteri
lainnya dapat berupa streptococcus, pseudomonas, pneumococcus dan corynebacterium
2. Jamur
Lebih jarang disbanding endoftalmitis bakteri. Biasanya disebabkan oleh
aspergilus fusarium dan candida.
1.5 Gejala dan Tanda
Pada kasus endoftalmitis yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Tanda-tanda
peradangan muncul setelah fase inkubasi. Waktu inkubasi bakteri dalam mata adalah 16-18
jam, tetapi tergantung spesies dari bakteri penyebabnya seperti staphylococcus aureus dan
pseudomonas aeuruginosa memberikan tanda-tanda pertama setelah 10 menit. Sedangkan
propionibacterium, tanda-tanda muncul setelah 5 jam dan staphylococcus epidermidis tiga
hari setelah infeksi.
Gejala endoftalmitis bakteri akut biasanya terjadi dalam 7 hari dan nyeri hebat pada
mata, mata merah, lakrimasi, fotofobia, dan hilangnya visus.
Sedangkan tanda-tanda endoftalmitis antara lain :
a. Kelopak mata merah dan bengkak
b. Konjungtiva menunjukan tanda-tanda kemosis, dan ditandai kongesti sirkumkorneal
c. Kornea mengalami oedema, keruh dan dapat terbentuk cincin infiltrasi
d. Tepi luka menjadi kuning dan nekrotik
e. Terdapat hipopion dibagian anterior dalam waktu singkat dapat tertutp seluruhnya oleh
pus
f. Iris mengalami oedema dan keruh
g. Pupil menunjukan reflek kuning dikarenakan eksudasi purulen oleh vitreous ketika ruang
anterior dipenuhi pus, pupil dan iris tidak terlihat
h. Eksudat pada vitreous, pada kasus dengan infeksi dalam, badan vitreous dipenuhi oleh
pus dan eksudat. Dalam waktu singkat dapat terlihat sebuah massa putih kekuningan
yang dapat dilihat dari pupil yang dilatasi. Tanda ini dikenal dengan istilah amaurotic
cat’s-eye reflex.
i. Tekanan intraocular naik pada stadium awal tetapi pada kasus yang lebih lanjut proses
siliar rusak dan turunnya tekanan intraocular pada akhirnya menyebabkan penyusutan
bola mata.
1.6 Diagnosis
Diagnosis yang benar berdasarkan pemeriksaan klinis dan temuan USG karena ada
banyak kondisi yang sama karateristiknya. Hal ini lebih dianjurkan untuk melakukan tusukan
diruang anterior dan pengambilan sampel cairan ruangan untuk analisa mikrobiologi.
1.7 Terapi
1. Terapi antibiotic
a. Antibiotic intravitreal
Yang biasa digunakan adalah gabungan antibiotic yang efektif untuk bakteri gram
positif dan negative
• Pilihan pertama : vancomycin 1mg dalam 0,1 ml dan ceftazidine 2,25 mg dalam
0,1 ml
• Pilihan kedua : vancomycin 1 mg dalam 0,1 ml dan amikacin 0,4 mg dalam 0,1
ml
• Pilihan ketiga : vancomycin 25 mg dalam 0,5 ml ditambahkan cefuroxim 125 mg
dalam 0,5 ml
b. Antibiotic subkonjunctiva
Diberikan per hari selama 5-7 hari
• Pilihan pertama : vancomycin 25 mg dalam 0,5 ml ditambahkan ceftazidine
100mg dalam 0,5 ml
• Pilihan kedua : vancomycin 25 mg dalam 0,5ml ditambah dengan cefuroxine 125
mg dalam 0,5 ml
c. Antibiotic topical
Sebaiknya juga diberikan segera dengan frekuensi tiap 30 menit sampai 1 jam
Pilihan antibiotiknya :
• Vancomycin (50mg/ml) dan cefazolin (50mg/ml) ditambah dengan amikacin
(20mg/ml) atau tobramycin(15mg/ml)
d. Antibiotic sistemik
Tidak begitu berperan pada pengobatan endoftalmitis tetapi banyak ahli yang
menggunakan pengobatan ini. Pilihannya antara lain :
• Ciprofloxacin intravena (infuse 200mg 2x sehari selama 3-4 hari diikuti oral 500
mg 2x sehari selam 6-7hari atau
• Vancomycin 1 gram intravena 2 x sehari dan ceftazidine 2 gram intravena tiap 8
jam atau
• Cefazoline 1,5 gram intravena tiap 6 jam dan amikacin 1 gram 3 kali sehari.
2. Terapi steroid
• Dexametasone 0,4 mg dalam 1 ml sekali sehari selama 5-7 hari subkonjugtiva
• Dexametasone 0,1 % topical atau predacetat 0,1 % topical
• Steroid sistemik. Kortikosteroid sebaiknya 24 jam setelah terapi antibiotic
intensive. Regimen terapi harian dengan prednisolon 60mg kemudian diikuti
dengan 50,40,30,20,10 masing-masing 2 hari
3. Terapi suportif
• Sikloplegik dengan 1% atropine 2% homatropin tetes mata 4 kali sehari
• Obat antiglaukoma. Asetazolamide oral (250 mg 3 kali sehari) dan timolol (0,5%
2 kali sehari)
4. Vitrectomi
Operasi sebaiknya dilakukan apabila pasien tidak mengalami perbaikan dengan
pengobatan intensif yang telah disebutkan seelumnya dalam waktu 48-72 jam atau
apabila pasien datang dengan penurunan ketajaman penglihatan terhadap persepsi cahaya.
Vitrektomi dapat membuang penyebab, toksin,dan enzim yang berada dalam badan
vitreous yang terinfeksi.
BAB II
ENDOFTALMITIS EKSOGEN POST TRAUMATIK
2.1 Definisi
Endoftalmitis post traumatic adalah endoftalmitis yang terjadi setelah trauma
tembus pada mata.
2.2 Etiologi
Baktei gram positif merupakan jenis mikroorganisme penyebab yang paling
sering
2.3 Epidemiologi
Endoftalmitis post traumatic meliputi 5-20% dari seluruh kejadian endoftalmitis
2.4 Gejala dan tanda
Opasifikasi media refraksi yang progresif, terdapat hipopion, inflamasi berat post
traumatic yang merupakan tanda awal dari endoftalmitis
2.5 Diagnosis
Diagnosis yang benar berdasarkan pemeriksaan klinis dan temuan USG karena
ada banyak kondisi penyakit yang sama karakteristiknya. Hal ini lebih dianjurkan untuk
melakukan tusukan dari ruang anterior dan pengambilan sampel cairan ruangan untuk
analisa mikrobiologi.
2.6 Diagnosis banding
Diagnosis banding dari endoftalmitis post traumatic antara lain reaksi inflamasi
dari benda asing intraocular, reaksi autoimun terhadap protein lensa, simpatik oftalmia
2.7 Terapi
Melibatkan pembedahan dan juga penggunaan antibiotic dan steroid sistemik dan
topical yang dikombinasikan. Steroid tidak boleh diberikan pada endoftalmitis yang
disebabkan oleh jamur.
2.8 Prognosis
Umumnya perbaikan fungsi penglihatan pada pasien endoftalmitis post traumatic lebih
buruk dari endoftalmitis post operatif. Visus akhir yang melebihi 20/400 dilaporkan 17-
24% kasus.
BAB III
LAPORAN KASUS
STATUS BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
KETERANGAN UMUM
Nama : Romi Sartika
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : - (Tamatan SLTP)
Tanggal Masuk : 26 September 2010
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kiri kabur 2 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Mata kiri kabur 2 hari sebelum masuk rumah sakit
• Mata kiri kabur setelah terkena lentingan paku
• Pasien dibawa ke RSUD Dharmasraya dan kemudian dirujuk ke RSUP DR. M. Djamil
Padang
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami penyakit mata sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga : -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : CMC
Nadi : 90x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : afebris
Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal
STATUS OFTALMIKA
OD OSVisus tanpa koreksi 5/5 1/300Visus dengan koreksiReflek fundus Normal (-)Silia/supersilia Madarosis (-), trikhiasis (-) Madarosis (-), trikhiasis (-)Palpebra superior
Palpebra inferior
Edema (-), ptosis (-)
Edema (-)
Edema (+), ptosis (-)
Edema (-)Margo palpebra Hordeolum (-), khalazion (-) Hordeolum (-), khalazion (-)Aparat lakrimalis Lakrimasi N Lakrimasi NKonjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Kemosis (+)
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silier (+)Sklera Putih PutihKornea Bening Rupture diarah jam 10 ±2mm
dari limbus kearah sentral
luka ±4mm
Membran (+) di bibir luka
Maserasi (+) di bibir lukaKamera okuli anterior Cukup dalam Dangkal, hipopion (+)Iris Coklat, rugae (+) Membayang coklatPupil Bulat, rf +/+ Membayang bulat, rf -
Lensa Bening Keruh Funduskopi Dalam batas normal Tidak tembusTekanan Intra okuler Normal (palpasi) Tidak dilakukanPosisi bulbus okuli Ortho Ortho
DIAGNOSA KERJA
Endoftalmitis eksogen OS ec. Rupture kornea
TERAPI
Antibiotik
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
FOLLOW UP
Tanggal 26/9/10
OD OSVisus 5/5 1/300Palpebra Edema (-) Edema (+)Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silier (+)Kornea Bening Rupture diarah jam 10 ±2mm
dari limbus kearah sentral
luka ±4mm
Membran (+), Maserasi (+) di
bibir lukaKamera okuli anterior Cukup dalam Dangkal, hipopion (+) ±1mm
Iris Coklat Membayang coklatPupil Bulat Membayang bulat
D / Endoftalmitis eksogen OS ec. Rupture kornea
Th/ : Posop ED 6x1 tetes
Non Cort 4x1 tetes
LFX ED tiap jam
SA 3x1 tetes
Ceftazidin 2x1 gr
Tanggal 27/9/10
OD OSVisus 5/5 1/300Palpebra Edema (-) Edema (-)Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silier (+)Kornea Bening Edema (+)
Rupture (+) Kamera okuli anterior Cukup dalam Agak dangkal, hipopion (+)
D / Endoftalmitis eksogen OS ec. Rupture kornea
Th/ : lanjut
Rencana besok :
Cefarolin intravitreal
Subkonjungtiva
Tetes mata
Tanggal 28/9/10
OD OSVisus 5/5 1/∞Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silier (+)Kornea Bening Edema (+)
Rupture (+) arah jam 10Kamera okuli anterior Cukup dalam Dangkal, hipopion (+) Iris Coklat Membayang coklatPupil Bulat Membayang bulatLensa Bening Keruh Tekanan Intra okuler Normal (palpasi) Tidak dilakukanD / Endoftalmitis eksogen OS ec. Rupture kornea
Th/ : Posop ED 6x1 tetes
Non Cort 6x1 tetes
LFX ED tiap jam
SA 3x1 tetes
Ceftazidin 2x1 gr