case endoftalmitis

25
IDENTIFIKASI Nama : Irwan Usia : 53 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Alamat : Dalam Kota Keluhan Umum : Mata kanan nyeri dan merah sejak 3 hari yang lalu RPP : ± 1 Bulan yang lalu pasien operasi katarak mata kanan dengan operasi …. ± 1 Minggu yang lalu mata kanan terdapat kotoran mata + berwarna kuning. ± 3 Hari yang lalu mata kanan merah, silau +, berair -, gatal -, nyeri +, susah membuka mata kanan +, merah +, bintik putih -. Mata kiri merah -, sakit kepala -, trauma -, demam -, pasien susah melihat jauh dikedua mata. RPD : - Riwayat Sinusitis - - Riwayat trauma - - Riwayat sakit gigi - - Riwayat Kencing Manis - RPK : - Riwayat penyakit yang sama disangkal

Upload: aynasofi

Post on 24-Jul-2015

258 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Endoftalmitis

IDENTIFIKASI

Nama : Irwan

Usia : 53 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Alamat : Dalam Kota

Keluhan Umum : Mata kanan nyeri dan merah sejak 3 hari yang lalu

RPP : ± 1 Bulan yang lalu pasien operasi katarak mata kanan dengan operasi ….

± 1 Minggu yang lalu mata kanan terdapat kotoran mata + berwarna kuning.

± 3 Hari yang lalu mata kanan merah, silau +, berair -, gatal -, nyeri +, susah membuka mata kanan +, merah +, bintik putih -.

Mata kiri merah -, sakit kepala -, trauma -, demam -, pasien susah melihat jauh dikedua mata.

RPD : - Riwayat Sinusitis -

- Riwayat trauma -

- Riwayat sakit gigi -

- Riwayat Kencing Manis -

RPK : - Riwayat penyakit yang sama disangkal

- Riwayat menggunakan kacamata –

STATUS GENERALIS

Temp : afebris Pulse : 65 X / menit

RR : 22 X / menit TD : 120/80 mmHg

Page 2: Case Endoftalmitis

STATUS OPHTALMOLOGICUS

VOD : 1/300 PH( - ) VOS : 6/60 PH 6/30

TIOD : Tidak dilakukan TIOS : 15,5 mmHg BCVA : Tidak dinilai

KBM orthoforia

GBM

Palpebra Edema sup et inf Tenang

Konjungtiva Hiperemis, secret +, kemosis - Tenang

Kornea Infiltrat +, keruh +, FT -, Jernih

penggaungan -

BMD Hipopion 2/3 BMD, sedang Sedang

Iris Sulit dinilai Gambaran Baik

Pupil Sulit dinilai Bulat, Central dan Reflek Cahaya +

Lensa Sulit dinilai Keruh, Shadow Test +

Segmen Posterior :

RFOD Sulit dinilai RF +

Papil Sulit dinilai Bulat, Central, Tegas

Makula Sulit dinilai RF +

Retina Sulit dinilai Kontur Pembuluh Darah Baik

-2

-2

Page 3: Case Endoftalmitis

DIAGNOSIS KERJA

Endofthalmitis OD Post Operasi Katarak + Katarak Imatur OS

DIAGNOSIS BANDING

- Panofthalmitis

- Sellulitis

PENATALAKSANAAN

1. MRS

2. Inform Consent

3. Injeksi Subkonjungtiva Gentamisin

4. Steroid 0,1 Intravitreal

5. Asam mefenamat 3x5 00mg

6. Kultur test KOH dan Gram

7. Pro USG

8. Pro episerasi

9. Spooling RL + Povide iodine 0,5 %

10. Pro ECCE + IOL OS

11. Cek Lab + darah

PROGNOSA

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Functional : Dubia

Page 4: Case Endoftalmitis

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Endoftalmitis

II.1.1 DEFINISI

Endoftalmitis merupakan peradangan berat intra okuler. Peradangan biasanya akibat infeksi

setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga

mata dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan memberikan abses di

dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur yang masuk bersama

trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah (endogen).

II.1.2 KLASIFIKASI

Endoftalmitis terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Endoftalmitis Eksogen

2. Endoftalmitis Endogen

3. Endoftalmitis Fakoanafilaktik

II.1.3 ETIOLOGI

Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus/ infeksi sekunder pada tindakan

pembedahan yang membuka bola mata.

Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur, ataupun parasit dari fokus infeksi

di dalam tubuh. Bakteri yang merupakan penyebab adalah Staphylococcus, Streptococcus,

Page 5: Case Endoftalmitis

Pneumococcus, Pseudomonas dan basil sublitis. Jamur yang sering menyebabkan endoftalmitis supuratif

adalah Actinomyces, Aspergillus, Fitomikosis spotrikum dan Coccidioides.

Endoftalmitis fakonafilaktik adalah endoftalmitis unilateral ataupun bilateral yang merupakan

reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang mengalami ruptur. Merupakan suatu penyakit autoimun

terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh tidak mengenai jaringan lensa yang tidak

terletak di dalam kapsul (membran basalis lensa).

II.1.4 MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis berupa:

mata merah

nyeri mata (nyeri pada saat menggerakkan bola mata)

tajam penglihatan mengalami penurunan yang signifikan

edema kornea, sering dengan hipopion

sekret banyak purulen

sulit membuka kelopak mata

kemerahan pada sklera

fotofobia

II.1.5 PENATALAKSANAAN

A. Endoftalmitis akut pasca operasi

1.Antibiotika Intra Okuler

Injeksi Intravitreal merupakan pengobatan utama pada endoftalmitis akut

pasca operasi. Konsentrasi antibiotika via intravitreal lebih besar dari pada cara / rute lainnya. Infeksi

intraokuler hampir selalu terdapat pada badan kaca dimana pemakaian antibiotika topikal,

subkonjungtiva dan sistemik tidak dapat mencapai kadar terapetik pada badan kaca.

Page 6: Case Endoftalmitis

Pengobatan Endoftalmitis :

Cara Pemberian Jenis Obat Dosis

Intravitreal

Subkonjungtiva

Topikal

Sistemik

Vankomisin

Tobra/gentamisin

Dexametason

Ceftazidin

Tobra/gentamisin

Dexametason

Vankomisin

Tobra/gentamisin

Prednisolon asetat

Ceftazidin

Tobra/gentamisin

Ciprofloxasin

Prednison

1 mg/0,1cc

0,1-0,4 mg/0,1cc

0,4 mg/0,1cc

2,25 mg/0,1cc

20 mg

4 mg

50 mg/cc

14 mg/cc

1%

1 g tiap 12 jam iv

1mg /kgBB tiap12jam iv

0,5-1 g tiap 8 jam oral

1 mg /kgBB(5-10 hari)

Page 7: Case Endoftalmitis

Karena waktu pemberian antibiotika sangat menentukan, dimana makin cepat pemberian obat

maka prognosa makin baik, maka intravitreal antibiotik diberikan segera sebelum adanya hasil kultur.

Vankomisisn dianjurkan sebagai obat untuk kuman gram positif, termasuk MRSA (Methicillin resistent

Staphylococcus aureus). Obat ini tidak toksis pada dosis 1 mg/0,1 ml, selain itu obat ini mempunyai half

life yang panjang (dari 38 s/d 54 jam) pada kelici percobaan. Hasil penelitian EVS membuktikan 100%

kuma gram positif sensitif terhadap vankomisin. Pilihan terbaik untuk kuman gram negatif masih

kontroversial. Aminoglikosida (gentamisin, tobramisin atau amikasin) masih merupakan pilihan.

Rekomendasi yang dianjurkan adalah tobramisin atau gentamisin 0,1-0,4 mg/0,1cc. Teknik penyuntikan

obat intravitreal sangat penting, dimana antibiotik disuntikan dengan perlahan ke dalam badan kaca

dengan bevel jarum menghadap ke anterior untuk mencegah efek toksik pada retina. Antibiotika

intravena biasanya agak viskos, dimana apabila jarum menghadap ke posterior akan mengakibatkan

bolus obat akan terletak diatas makula. Vankomisin, ceftazidime dan dexametason secara fisik

inkompatibel sehingga bila dicampur akan timbul presipitasi. Oleh karena itu dianjurkan diberikan pada

spuit yang terpisah.

2. Antibiotika subkonjungtiva dan topikal

Tujuan pemakaian obat antibiotika secara subkonjungtiva dan topikal adalah untuk meningkatkan

konsentrasi obat terutama pada segmen anterior. Vankomisin 25mg dan / Tobramisin/Gentamisin 20

mg serta Dexametason 4-8 mg diberikan secara subkonjungtiva. Topikal Vankomisin50 mg/ml dan

tobramisin/gentamisin diberikan tiap setengah jam bergantian. Prednison asetat 1% topikal dapat

diberikan tiap 1-2 jam pada awal pengobatan.

3. Antibiotika Sistemik

Hasil penelitian EVS membuktikan bahwa injeksi intravena antibiotika tidak bermanfaat dalam

pengobatan endoftalmitis akut, dimana tidak ada perbedaan yang bermakna dalam perbaikan visus

dengan pasien yang tidak mendapat pengobatan antibiotika sistemik. Tapi beberapa penulis

menganjurkan pemakaian antibiotika sistemik pada kasus-kasus yang berat, infeksi pada satu-satunya

mata, pasien imunokompromis. Vankomisn, Cefazolin, dan ceftazidim intravena dapat diberikan untuk

mengcover kuman gram positif dan negatif. Ciprofloxasin peroral dapat diberikan karena mempunyai

Page 8: Case Endoftalmitis

efek penetrasi intraokuler yang cukup baik, tetapi mempunyai spektrum yang sempit dimana kuman

Pseudomonas dan beberapa kuman gram positif resisten terhadap ciprofloxasin.

4.Kortikosteroid

Pemberian kortikosteroid maíz kontroversi. Untuk mengurangi efek destruksif peradangan banyak

dokter mata memberikan steroid baik secara intravitreal, topikal, subkonjungtiva dan sistemik, yang

dikombinasikan dengan antibiotika pada kasus-kasus yang tidak ada contra indikasi pemakaian steroid

(DM,TBC,infeksi Namur, dan lain-lain). Injeksi intravitreal dexametason yang dianjurkan adalah0,4

mg/0,1 ml. Prednisolon topikal dapat diberikan tiap 1-2 jam pada awal pengobatan. Tablet Prednison

dapat diberikan 1 mg/kgBB selama 3-5 hari.

5.Vitrektomi

Tindakan vitrektomi mempunyai banyak keuntungan dalam pengobatan endoftalmitis antara lain

mengeluarkan kuman dan membran badan kaca yang akan potencial dapat menyebabkan ablasio retina,

memperbaiki distribuís antibiotika. Kontroversi maíz merupakan perdebatan apakah semua kasus

endoftalmitis harus segera dilakukan vitrektomi??. Hasil penelitian EVS pada endoftalmitis akut pasca

operasi memberikan kesimpulan bahwa pasien dengan visus projeksi cahaya pre operasi yang dilakukan

segera vitrektomi memberikan hasil visus akhir yang lebik baik daripada pasien yang mendapatkan

terapi intravitreal antibiotika saja. Akhir-akhir ini banyak pembedah melakukan vitrektomi segera pada

endoftalmitis akut dengan gejala klinis seperti kekeruhan badan kaca yang berat (dimana tidak dapat

melihat segemen posterior dengan jelas memakai oftalmoskop indirek) dan perjalanan infeksi yang

memburuk dengan pengobatan awal.

B. Endoftalmitis onset lambat pasca operasi

Kasus endoftalmitis yang terjadi lebih dari 6 minggu pasca operasi disebut endoftalmitis onset

lambat pasca operasi (delayed onset postoperative endofthalmitis).penyebab infeksi ini paling banyak

adalah S.epidermidis, P.Acnes, jamur (spesies Candida), streptococcus species, actinomyces dan

Nocardia. Gejala klinis pasien dengan endoftalmitis onset lambat tipikal dengan gambaran klinis suatu

uveitis ringan yang awalnya responsive dengan terapi steroid. Biasanya tidak disertai keluhan sakit yang

nyata. Gambaran hipopion tidak selalu ada, kadang-kadang baru terlihat dengan pemeriksaan

Page 9: Case Endoftalmitis

gonioskopi. Peradangan intraokuler yang terjadi cendrung lebih terlokalisir, dimana terdapat plaque

berwarna putih pada kapsul posterior, pada permukaan IOL. Kadang-kadang plaque ini terdapat di

perifer, yang dapat diketahui apabila pupil lebar. Plaque ini berisikan campuran sisa lensa dan

mikroorganisme (bakteri atau jamur). Infeksi jamur atau kuman P.acnes cenderung terjadi setelah

beberapa minggu bahkan bulan pasca operasi.

Pengobatan

Apabila peradangan cukup berat maka diberikan pengobatan seperti pada penatalaksanaan

endoftalmitis akut, yaitu intravitreal antibiotika, subkonjungtiva/topical dan vitrektomi. Apabila dicurigai

kuman P.acnes atau jamur, maka semua kapsul lensa dan sisa korteks harus dibersihkan. Pengangkatan

IOL dipertimbangkan apabila tidak dapat mengeluarkan seluruh jaringan yang dicurigai sebagai sumber

infeksi yang menempel pada IOL tersebut. Terapi dengan hanya intravitreal antibiotika saja telah

terbukti gagal apabila dibandingkan dengan vitrektomi. Vankomisin, penisilin dan cephalosporin efektif

untuk P.acnes. intravitreal amfoterisin B 0,005-0,01 mg terbukti tidak efektif apabila diberikan hanya

satu kali penyuntikan. Dosis yang lebih tinggi akan merusak retina. Pada penelitian experimental

endoftalmitis jamur (Candida) vitrektomi dengan intravitreal Fluconazole 2 mg/ml memberikan hasil

yang cukup baik dimana pada dosis yang cukup tinggi tersebut tidak terjadi kerusakan retina.

II.2. Katarak

II.2.1 DEFINISI

Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam

kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologis lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi

cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat

dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan

menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.

Page 10: Case Endoftalmitis

gambar 2. lensa dengan katarak

II.2.2 ETIOLOGI

Katarak dapat disebabkan berbagai macam faktor antara lain trauma, peradangan, gangguan

metabolik, radiasi dan proses penuaan. Perubahan biokimia terjadi pada katarak dimana terjadi

perubahan pada komposisi air, kehilangan potasium, peningkatan kalsium, peningkatan konsumsi O 2,

penurunan dari glutation, yang berhubungan dengan akumulasi atau pengurangan heksosa dan

pengurangan asam askorbat serta pengurangan protein.

Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Katarak juvenile yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena:

Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata

Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat penyakit lokal pada

satu mata, seperti akibat uveitis anterior, glaukoma, ablasio retina, miopia tinggi, ftisis bulbi

yang mengenai satu mata

Penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan miotonia distrofi, yang mengenai

kedua mata akibat trauma tumpul ataupun tajam

II.2.3 Klasifikasi katarak

Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut:

a. katarak perkembangan (developmental)

b. katarak kongenital: katarak juvenil, katarak senil

Page 11: Case Endoftalmitis

c. katarak komplikata

d. katarak traumatika

Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat:

1. primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar

lensa.

2. sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa.

3. komplikasi penyakit lokal ataupun umum

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat dibagi dalam:8,9

1. Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia dibawah setahun

2. Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia diatas setahun dan di bawah 40 tahun

3. Katarak pre senil, yaitu katarak sesudah usia 30 – 40 tahun

4. Katarak senil, yaitu katarak yang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun

Dalam perkembangannya, katarak primer dibagi menjadi:

1. Stadium insipien

2. Stadium imatur

3. Stadium matur

4. Stadium hipermatur (katarak Morgagni)

1. Stadium insipien

Dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa. Kekeruhan lensa berbentuk

bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. Pasien mengeluh gangguan penglihatan

seperti melihat ganda dengan satu matanya. Pada stadium ini proses degenerasi belum

menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan dengan

Page 12: Case Endoftalmitis

kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai dengan kekeruhan ringan pada

lensa. Tajam penglihatan pasien belum terganggu.

2. Stadium imatur

Dimana pada stadium ini lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam

lensa sehingga lensa menjadi cembung. Pada stadium ini terjadi pembengkakan lensa yang

disebut sebagai katarak intumesen. Pada stadium ini terdapat miopisasi akibat lensa yang

cembung, sehingga pasien menyatakan tidak perluka camata sewaktu membaca dekat.

Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata

akan sempit atau tertutup. Pada katarak imatur maka penglihatan mulai berangsur-angsur

menjadi kurang, hali ini diakibatkan media penglihatan tertutup oleh kekeruhan lensa yang

menebal. Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma sekunder. Pada pemeriksaan uji

bayangan iris atau Shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa. Uji bayangan iris

positif.

3.Stadium matur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini terjadi kekeruhan seluruh

lensa. Tekanan cairan di dalam lensa sudah keadaan seimbang dengan cairan mata sehingga

ukuran lensa akan menjadi normal kembali. Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi

normal, bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal,dan uji bayangan

iris negatif. Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi sinar

positif.

4.Stadium hipermatur

Pada stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair

sehingga nukleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (katarak Morgagni). Pada stadium

ini juga terjadi degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa ataupun korteks lensa yang

mencair keluar dan masuk ke bilik mata depan. Pada stadium hipermatur akan terlihat lensa

yang lebih kecil daripada normal, yang akan mengakibatkan iris trimulans, dan bilik mata

depan terbuka. Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh

sehingga pada stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. Bayangan iris terbentuk

pada kapsul lensa anterior yang telah keruh dengan lensa yang telah mengecil. Akibat

bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis.

Page 13: Case Endoftalmitis

II.2. 4 GEJALA KLINIS

Gejala awal yang paling umum adalah kaburnya penglihatan jauh. Seiring dengan perkembangan

katarak, nukleus lensa mengeras sehingga meningkatkan kekuatan optik lensa pada penglihatan jarak

dekat. Penglihatan baca akan lebih sedikit dipengaruhi daripada penglihatan jauh.

Keluhan utama:

1. pandangan silau dan berkabut

2. penurunan visus yang semakin lama semakin berat

3. perasaan tidak nyaman

4. keluar air mata dan mata merah

5. kotoran mata tidak pernah ada

6. diplopia

7. lebih terang melihat pada pagi hari atau malam hari

Gejala pada katarak juvenile atau katarak pada orang dewasa cukup progresif, juga terdapat

penurunan tajam penglihatan. Besarnya penurunan tajam penglihatan tergantung dari lokasi dan tingkat

kekeruhan. Ketika kekeruhan di nukleus sentral lensa (katarak nuklear), miopia terjadi pada s2,3,5tadium

dini, sehingga pasien presbiopi dapat diketahui ketika pasien dapat membaca tanpa kacamata.

Meskipun jarang, katarak dapat menyebabkan timbulnya glaukoma sekunder dan nyeri.

Kekeruhan dibelakang kapsul posterior lensa (katarak subkapsular posterior) menimbulkan

gangguan penglihatan mencolok karena kekeruhan antara arah datangnya sinar terhadap benda.

Katarak terutama bermasalah dengan cahaya yang terang.

Page 14: Case Endoftalmitis

Perubahan diet, obat tetes mata atau obat-obatan tidak akan mencegah atau memperlambat

pembentukan katarak. Terlalu banyak membaca dan menonton televisi atau melihat pada tempat gelap

tidak akan menyebabkan atau memperburuk katarak.

II.2.5 PENATALAKSANAAN

Perubahan resep kacamata dan pengontrolan refraksi yang sering dapat membantu

mempertahankan visus selama perkembangan katarak. Dilatasi pupilari kronik (dengan phenylephrine

2,5%) berguna bagi opasitas lenticuler yang kecil. Banyak dokter mata merekomendasikan kacamata UV

atau kacamata matahari untuk dipakai dibawah sinar matahari.

Salah satu terapi katarak adalah tindakan bedah. Bedah katarak sudah berubah secara dramatis

pada 20 tahun terakhir ini, yang disebabkan oleh diperkenalkannya operasi dengan mikroskop,

instrumentasi lebih baik, benang jahit yang lebih baik dan lebih baiknya lensa okuler. Indikasi operasi

untuk operasi katarak termasuk pengkoreksian visus maksimal 20/50 (6/15) dan kelemahan visus

secara subyektif yang menghalangi aktivitas sehari-hari (seperti mengemudi, membaca, dan aktivitas

lainnya). Pandangan berbayang dapat merupakan indikasi untuk pembedahan dan paling umum dengan

katarak subkapsular posterior. Indikasi yang jarang adalah penyakit lensa (seperti glaukoma phocolytic,

uveitis) atau kebutuhan untuk menampilkan fundus pada penatalaksanna penyakit seperti retinopati

diabetik atau glaukoma.

Ekstraksi katarak biasanya menggunakan anestesi lokal dan sedasi IV. Ada 3 teknik ekstraksi

katarak : ekstraksi katarak intrakapsular, dimana terdiri dari pemindahan katarak dalam satu keping

(jarang dilakukan lagi); ekstraksi katarak ekstrakapsular, yang terdiri dari pemindahan nukleus sentral

yang luas dalam satu keping, kemudian pemindahan kortek yang lunak dalam kepingan kecil ganda, dan

fakoemulsifikasi, dimana menghancurkan nukleus sentral yang keras pada mata dengan ultrasoundm,

kemudian memecahkan ”soft cortex” menjadi pecahan kecil yang mulitpel, insisi yang terkecil

menggunakan fakoemulsifikasi, karena proses penyembuhan yang cepat.

Page 15: Case Endoftalmitis

Pada kebanyakan kasus, pemberian antibiotika topikal dan kortikosteroid dibatasi hanya untuk 4

minggu setelah pembedahan. Pasien diminta untuk menggunakan penutup mata selama tidur, dilarang

melakukan manuver valsava, mengangkat beban berat dan berjalan jauh.

“Ekstraksi katarak intra capsular (ICCE)”, yang jarang lagi dilakukan sekarang adalah mengangkat

lensa in toto yakni didalam kapsulnya melalui limbus superior 140-160 derajat.

Pada Ektraksi katarak ekstra capsular (ECCE) juga dilakukan incisi limbus superior. Bagian

anterior kapsul dipotong atau diangkat, nukleus diekstraksi dan korteks lensa dibuang dari mata dengan

irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga meninggalkan kapsul posterior.

Fakofragmentasi atau fakoemulsi dengan irigasi atau aspirasi atau keduanya adalah teknik

ekstrakapsuler yang menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks

melalui incisi limbus yang kecil (2-5mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka operasi.

Setelah operasi semua pasien membutuhkan koreksi kekuatan tambahan untuk memfokuskan

benda dekat dibandingkan untuk melihat jauh. Akomodasi hilang dengan dengan diangkatnya lensa.

Kekuatan yang hilang pada sistem optik mata tersebut harus digantikan oleh kacamata afakia yang tebal,

lensa katarak yang tipis atau implantasi lensa plastik (IOL) di dalam bola mata.

IOL adalah sebuah lensa jernih berupa plastik fleksibel yang difiksasi ke dalam mata atau dekat

dengan posisi lensa alami yang mengiringi ECCE. Sebuah IOL, dapat menghasilkan pembesaran dan

distorsi minimal dengan sedikit kehilangan persepsi dalam atau tajam penglihatan perifer. 9

IOL bersifat permanen, tidak membutuhkan perawatan dan penanganan khusus dan tidak

dirasakan pasien atau diperhatikan orang lain. Dengan sebuah IOL kacamata baca dan kacamata untuk

melihat dekat biasanya tetap dibutuhkan dan umumnya dibutuhkan kacamata tipis untuk penglihatan

jauh.

Kontraindikasi implantasi IOL antara lain adalah uveitis berulang, retinopati diabetik progresif,

rubeosis iridis dan glaukoma neovaskuler.

Berikut ini dapat dilihat beberapa keuntungan dan kerugian dari beberapa tehnik bedah katarak

tersebut:

Keuntungan ECCE:

Page 16: Case Endoftalmitis

- incisi kecil

- tidak ada komplikasi vitreus

- kejadian endophtalmodonesis lebih sedikit

- edema sistoid makula lebih jarang

- trauma terhadap endotelium kornea lebih sedikit

- retinal detachment lebih sedikit

- lebih mudah dilakukan

Kerugian ECCE:

- kekeruhan pada kapsul posterior

- dapat terjadi perlengketan iris dengan kapsul

-

Keuntungan ICCE:

- semua komponen lensa diangkat

Kerugian ICCE:

- incisi lebih besar

- edema cistoid pada makula

- komplikasi pada vitreus

- sulit pada usia <40 tahun

- endopthalmitis

Keuntungan fakoemulsifikasi:

- incisi paling kecil

- astigmatisma jarang terjadi

- pendarahan lebih sedikit

- teknik paling cepat

Kerugian fakoemulsifikasi:

- memerlukan dilatasi pupil yang baik

- pelebaran luka jika ada IOL

Page 17: Case Endoftalmitis

Analisis Kasus

Endoftalmitis merupakan peradangan intra okuler. Peradangan biasanya akibat infeksi setelah trauma

atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur

di dalamnya sehingga akan memberikan abses di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif

adalah kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui

peredaran darah (endogen).

Katarak imatur merupakan kekeruhan pada lensa tetapi belum mengenai seluruh lapisan lensa.

Kekeruhan terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Oleh karena

kekeruhan di bagian posterior lensa, maka sinar akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, di

pupil terlihat bayangan iris pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).

Seorang laki-laki berumur 53 tahun datang dengan keluhan utama mata kanan nyeri dan merah sejak 3

hari sebelum masuk rumah sakit.

Sejak 1 minggu SMRS penderita mengeluh mata kanannya terdapat kotoran mata berwarna kuning.

Sejak 3 hari SMRS penderita mengeluh mata kanannya nyeri dan merah. Daya penglihatan penderita

juga menurun, penderita merasa sakit bila menggerakkan bola mata, silau bila melihat terang, kelopak

mata kanan atas dan bawah sulit dibuka. Tidak ditemukan keluhan gatal, berair dan bintik putih di mata.

1 bulan SMRS penderita telah dilakukan operasi katarak pada mata kanannya. Penderita juga tidak

pernah merasa terkena benda asing pada mata kanannya.

Sedangkan pada mata kiri, penderita merasa penglihatannya kabur, pandangan seperti melihat asap.

Dari pemeriksaan fisik(oftalmologis), tajam penglihatan mata kanan penderita hanya mampu melihat

lambaian tangan pemeriksa. Sedangkan visus mata kiri 6/60 PH 6/30.

Pada mata kanan penderita terdapat edema palpebra superior et inferior. Pada konjungtiva ditemukan

hiperemis dan sekret. Kornea dengan keadaan keruh disertai infiltrat. Hipopion ditemukan pada 2/3

COA. Sedangkan iris, pupil, lensa dan segmen posterior mata kanan sulit dinilai. Pemeriksaan

oftalmologis pada mata kiri penderita ditemukan kekeruhan pada lensa, dan shadow test (+).

Page 18: Case Endoftalmitis

Keluhan mata merah dengan visus menurun dapat difikirkan beberapa diagnosis, antara lain keratitis,

ulkus kornea, glaukoma akut, dan erosi kornea. Pada ulkus kornea biasanya terjadi penggaungan pada

kornea, didahului defek pada kornea akibat debu atau benda asing lainnya yang tidak dilakukan

pengobatan. Pada keratitis gejala tidak terlalu berat, tidak menimbulkan nyeri gerakan bola mata. Pada

penderita kasus ini mengalami hambatan dalam menggerakkan bola mata. Glaukoma akut dapat

disingkirkan karena tidak ditemukan gejala-gejalanya diantaranya berupa sakit kepala, muntah, defek

lapangan pandang, edema kornea, BMD dangkal. Tes flouresen negatif menyingkirkan adanya erosi

kornea.

Penderita ini didiagnosis sebagai endoftalmitis OD karena menunjukkan adanya peradangan yang berat

pada jaringan intraokuler dan adanya riwayat mengalami pembedahan pada mata yang dapat

menyebabkan masuknya kuman ke dalam mata. Adapun gejala-gejala pada endoftalmitis yang juga

dijumpai pada penderita ini antara lain mata kanan nyeri dan merah, visus sangat menurun, terlihat

peradangan berat mengenai segmen anterior dan posterior berupa konjungtiva hiperemis, adanya

sekret, infiltrat pada kornea, hipopion, edema palpebra, hambatan dalam menggerakkan bola mata,

afebris. Kasus endoftalmitis banyak terjadi akibat pasca operasi. Pada panoftalmitis biasanya adanya

demam, sakit yang sangat hebat, visus nol. Sedangkan pada selulitis orbita biasanya terjadi pada anak-

anak, infeksi berasal dari sinusitis, juga ditemukan kemosis pada konjungtiva.

Sedangkan pada mata kiri penderita tergambar visus turun perlahan disertai mata tenang, disertai

kekeruhan pada lensa dan shadow test (+). Hal ini mengarah ke diagnosis katarak imatur okuli sinistra.

Diagnosis katarak imatur okuli sinistra penderita sudah sangat jelas. Diagnosis banding mata tenang

visus turun perlahan seperti glaukoma kronis dapat disingkirkan karena selain tekanan intra okuler

dalam batas normal, juga tidak ditemukan defek lapang pandang. Dan tidak ditemukan kelainan segmen

posterior, sehingga retinopati dapat disingkirkan.

Penatalaksanaan pada penderita ini yaitu penderita masuk rumah sakit untuk rawat inap. Penderita

dapat diberikan injeksi subkonjungtiva gentamisin, karena kasus endoftalmitis banyak diinfeksi bakteri

gram. Lalu diberikan steroid 0,1 intravitreal yang digunakan untuk mengurangi efek destruktif

peradangan. Injeksi intravitreal deksamethason yang dianjurkan adalah 0,4 mg/ 0,1 mL. Asam

mefenamat, dosis yang diberikan 3 X 500 mg, dengan tujuan untuk menghilangkan rasa nyeri.

Pemeriksaan kultur dilakukan dengan biopsi sampel dari cairan vitreus. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi. Pro USG dilakukan karena untuk mengetahui

keadaan cairan vitreus, seperti abses badan kaca. Pro eviserasi dilakukan bertujuan untuk mengevakuasi

Page 19: Case Endoftalmitis

badan kaca yang terinfeksi dan menghindari terjadinya simpatik oftalmia. Spooling RL+betadine

ditujukan untuk membersihkan mata (sebagai antiseptik). Caterlens dengan dosis 4X1 tetes digunakan

untuk menghambat progresivitas kekeruhan pada lensa mata kiri. Tindakan ECCE dilakukan jika keadaan

lensa sudah memenuhi indikasi operasi katarak, kemudian dilakukan pemasangan lensa tanam.

Pemeriksaan laboratorium dan darah sebelum dilakukan tindakan pembedahan.

Prognosis untuk mata kanan dubia, sedangkan untuk mata kiri dubia ad bonam.