tugas hipotiroid
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
1/23
DEFINISI DAN KLASIFIKASI HIPOTIROID
Hipotiroid artinya kekurangan hormon tiroid, yaitu hormon yang
dikeluarkan oleh kelenjar tiroid atau kelenjar gondok. Hipotiroid anak dapat
diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder, atau congenital dan didapat, serta
menetap dan transient.
Hipotiroid dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Hipotiroidisme Kongenital
a. Hipotiroid Kongenital menetap
b. Hipotiroid Kongenital transien
2. Hipotiroidisme Didapat (Acquired)
a. Hipotiroidisme Primer (kelainan pada kelenjar tiroid)
b. Hipotiroidisme Sekunder (kelainan pada hipofisis)
c. Hipotiroidisme tersier (kelainan hipotalamus)
d. Resistensi Perifer terhadap kerja hormone tiroid
Hipotirod kongenital merupakan penyebab retardasi mental yang tersering
dan dapat diobati. Disebabkan karena tidak adekuatnya produksi hormone tiroid
pada bayi baru lahir karena defek anatomik kelenjar tiroid, inborn error
metabolism tiroid atau defisiensi yodium. Hipotiroid kongenital adalah
kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan. kira-kira satu dari 3000 bayi
lahir dengan Hipotiroid kongenital, meskipun kelainan ini jarang tetapi mungkin
saja terjadi pada bayi ibu.
Hipotiroid kongenital ditemukan 1 dalam 2500 sampai dengan 4000, dan
harus dapat segera terdeteksi secara dini terutama pada saat bayi lahir atau dalam
beberapa hari setelah bayi dilahirkan (0 - 28 hari) segera setelah bayi terdiagnosis
kemudian dilakukan terapi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa bayi anak
dengan kelainan hipotiroid kongenital yang diobati sebelum berusia tiga bulan
mempunyai kemungkinan mencapai tingkat intelegensil IQ > 90 (normal) yaitu
berkisar antara 75- 85%. Sedangkan yang diobati setelah berusia lebih dari tiga
bulan, 75% nya tetap menderita keterbelakangan mental atau dapat menjadi
1
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
2/23
normal namun dengan beberapa permasalahan antara lain kesulitan belajar,
kelainan tingkah laku, atau kelainan neurologist non spesifik.
Hipotiroidisme pada masa anak, juga sering disebut sebagai hipotiroidisme
didapat. Biasanya terjadi setelah usia 6 bulan, sebagian besar kelainan ini
sporadic, hanya 10-15% kasus yang diturunkan, paling sering disebabkan oleh
tiroiditis Hashimoto, dan kejadiannya lebih banyak pada perempuan dibandingkan
laki-laki, dengan perbandingan 2:1. Pada usia sekolah, angka kejadiannya 0,33%,
yang paling sering karena tiroiditis limfositik kronik pada anak usia 12-19 tahun
angka kejadiannya 6%.
ETIOLOGI
ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENTAL MENETAP
a. Disgenesis Tiroid
Merupakan penyebab terbesar Hipotiroidisme Kongenital non endemik,
kira-kira 85-90 %. Merupakan akibat dari tidak adanya jaringan tiroid total
(agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang dapat terjadi akibat gagalnya
penurunan kelenjar tiroid ke leher (ektopik), disini dapat terjadi agenesis
unilateral atau hipoplasia. Faktor genetik dan lingkungan mungkin
berperan pada disgenesis tiroid, namun demikian sebagian besar
penyebabnya belum diketahui.
b. Inborn Errors of Tyroid Hormonogenesis
Merupakan kelainan terbanyak kongenital karena kelainan genetik. Defek
yang didapatkan adalah :
Kegagalan mengkonsentrasikan yodium
Defek organifikasi yodium karena kelainan enzim TPO
atau pada H2O2 generating system
Defek pada sintesis atau transport triglobulin
Kelainan katifitas iodotirosin deidonase
2
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
3/23
c. Resisten TSH
Sindrom resistensi hormone, bermanifestasi sangat luas, sebagai
akibat dari berkurang atau tidak adanya respon end organ terhadap
hormone yang biologis aktif. Hal ini dapat disebabkan karena defek pada
reseptor atau post reseptor, TSH resisten adalah suatu keadaan kelenjar
tiroid refakter terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi reseptor TSH ,
akibat mutasi reseptor TSH defek molekuler pada sebagian keluarga kasus
dengan resisten TSH yang ditandai dengan kadar serum TSH tinggi , dan
serum hormon tiroid normal atau menurun, disertai kelenjar tiroid normal
atau hipoplastik.
d. Sintesis atau sekresi TSH berkurang
Hipotiroidism sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis
atau hipotalamus. Pada bayi sangat jarang dengan prevalensi antara 1 :
25.000 sampai 1: 100.000 kelahiran.
e. Menurunnya transport T4 seluler
Sindrom ini terjadi akibat mutasi monocarboxylate transporter 8
(MCT8), merupakan fasilitator seluler aktif transport hormone tiroid ke
dalam sel. Biasanya pada laki laki menyababkan hipotiroidisme dengan
kelainan neurologi seperti kelambatan perkembangan menyeluruh,
distonia hipotoniasentral , gangguan pandangan mata serta kadar T3
meningkat.
f. Resistensi hormone tiroid
Merupakan sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target
terhadap hormone tiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan
FT3 dalam sirkulasi dengan kadar TSH sedikit meningkat atau normal.
3
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
4/23
ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENITAL TRANSIEN
a. Defisiensi yodium atau yodium yang berlebihan
Pada janin maupun pada bayi yang baru lahir sangat peka
pengaruh nya pada tiroid, sehingga harus dihindarkan
penggunannya yodiu pada ibu selama kehamilan, sumber sumber
yodium termasuk obat-obatan (kalium yodia, amidarone), bahan
kontras radiologi( untuk pyelogram intra vena, cholecytogram) dan
larutan antiseptic (yodium povidon) yang digunakan membersihkan
kulit dan vagina, dapat berpengaruh.
b. Pengobatan ibu dengan obat antitiroid
Dapat terjadi pada ibu yang diberikan obat antitiroid (PTU
atau karbimasol atau metimasil) untuk penyakit graves, bayi nya
ditandai oleh pembesaran kelenjar tiroid, sehingga dapat
mengakibatkan gangguan prnafasan, khususnya bila diberikan obat
yang dosisnya tinggi.
c. Antibody reseptor tirotropin ibu
Reseptor TSH (TSHR) meruoakan pasangan protein G
merupakan reseptor berbentuk seperti jangkar terhadap permukaan
sel epitel tiroid (Tirosid) yang mengatur sintesis dan lepasnya
hormone tiroid . bila memblok TSH endogen dapat mengakibatkan
hipo tiroidisme.
ETIOLOGI HIPOTIROID DIDAPAT
Primer:
1. Tiroiditis Hasimoto :
a. Dengan goiter
4
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
5/23
b. Atropi tiroid idiopatik, diduga sebagai stadium akhir
penyakit tiroid autoimun, setelah tiroiditis Hashimoto atau
penyakit Graves.
2. Terapi iodin radioaktif untuk penyakit Graves.
3. Tiroidektami subtotal untuk penyakit Graves atau goiter nodular.
4. Asupan iodide berlebihan (kelp, zat warna kontras)
5. Tirokiitis subakut.
6. Penyebab yang jarang di Amerika Serikat.
a. Defisiensi iodide.
b. Bahan goitrogenik lain seperti litium; terapi dengan obat
antitiroid.
c. Kelainan bawaan sintesis hormon tiroid.
Sekunder : Hipopituitarisme karena adenoma hipofisis, terapi
ablasi hipofisis, atau destruksi hipofisis.
Tersier : Disfungsi hipotalamus (jarang).
MANIFESTASI KLINIS
Pada bayi sulit ditemukan, 95% bayi dengan hipotroidisme congenital
tidak menunjukka gejala, karena T4 dari ibu berasal dari plasenta , sehingga
walaupun bayi tidak dapat memproduksi T4 sama sekali, kadar dalam darah nya
masih 25-50% kadar normal.
Di Amerika Serikat, program skrining neonatus telah memperlihatkan
bahwa pada populasi kulit putih insidens hipotiroidisme neonatus adalah 1 : 5000,
sementara pada populasi kulit hitam insidensnya hanya 1 : 32.000. Hipotiroidisme
neonatus dapat diakibatkan dari kegagalan tiroid untuk desensus selama periode
perkembangan embrionik dari asalnya pada dasar lidah ke tempat seharusnya pada
leher bawah anterior, yang berakibat timbulnya kelenjar "tiroid ektopik" yang
fungsinya buruk. Transfer plasenta TSH-R Ab (blok) dari ibu pasien tiroiditis
Hashimoto ke embrio, dapat menimbulkan agenesis kelenjar tiroid dan
"kretinisme atireotik". Defek bawaan pada biosintesis hormon tiroid menimbulkan
5
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
6/23
hipotiroidisme neonatus termasuk pemberian iodida, obat antitiroid, atau
radioaktif iodin untuk tirotoksikosis saat kehamilan.
Gejala hipotiroid sangat bervariasi tergantung berat ringannya kekurangan
hormon tiroid. seringkali pada minggu-minggu pertama setelah lahir, bayi nampak
normal atau memperlihatkan gejala tidak khas seperti kesulitan bernafas, bayi
kurang aktif, malas menetek, ikterik berkepanjangan, hernia umbilikalis, kesulitan
buang air besar, kecenderungan mengalami hipotermi. Bila tidak segera
diobati(sebelum bayi berumur 1 bulan) akan terlihat gejala hambatan
pertumbuhan dan perkembangan anak berpenampilan jelek.
Tubuh pendek (cebol), muka hipotiroid yang khas, muka sembam, lidah
besar, bibir tebal, hidung pesek, mental terbelakang, bodoh (IQ dan EQ rendah),
kesulitan bicara. Agar bayi tidak mengalami keadaan demikian, satu-satunya cara
untuk mengetahui kelainan hipotiroid kongenital sedini mungkin dan segera
mengobatinya adalah dengan tes skrining.
Gambaran klinis klasik (lidah besar, suara tangisan serak, wajah sembab,
hernia umbilikalis, hipotonia, klit belang belang, akral dingin,letargi) tidak jelas.
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak
adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan
hipotiroid kongenital.
Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital
Gejala klinis Skore
Hernia umbilicalis 2
Kromosom Y tidak ada (wanita) 1
Pucat, dingin, hipotermi 1
Tipe wajah khas edematus 2
Makroglosi 1
Hipotoni 1
Ikterus lebih dari 3 hari 1
Kulit kasar, kering 1
Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1
6
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
7/23
Konstipasi 1
Berat badan lahir > 3,5 kg 1
Kehamilan > 40 minggu 1
Total 15
Tabel 4. Skor Apgar pada hipotiroid congenital
Gejala non spesifik yang menyokong yaitu umur kehamilan lebih dari 42
minggu, ikterus eonatorum yang lama, kesulitan meminum, konstipasi, hipotermia
atau distress respirasi pada bayi dengan berat lebih dari 2.500 kg. bayi yang lahir
dengan hipotiroidime congenital pada saat lahir ukurannya normal, namun
demikian bilamana diagnosis terlambat makaakan terjadi gagal tumbuh. Apabila
ditemukan jaringan tiroid pada palpasi menyokong adanya kelainan hormogenesis
kerja hormone tiroid.
Pengenalan skrining rutin terhadap bayi baru lahir untuk TSH dan Tq telah
menjadi keberhasilan besar dalam diagnosis dini hipotiroidisme neonatus. T4
serum di bawah 6 g/dL atau TSH serum di atas 30 U/mL indikatif adanya
hipotiroidisme neonatal. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan bukti radiologis
adanya retardasi umur tulang.
Hipotiroidisme pada anak-anak ditandai adanya retardasi pertumbuhan dan
tanda-tanda retardasi mental. Pada remaja, pubertas prekok dapat terjadi, dan
mungkin ada pembesaran sella tursika di samping postur tubuh pendek. Hal ini
tidak berhubungan dengan tumor hipofisis tapi mungkin berhubungan dengan
hipertrofi hipofisis yang berhubungan dengan produksi TSH berlebihan.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Tanpa adanya skrining pada bayi baru lahir , pasien sering datang
terlambat dengan keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal
tumbuh atau perawakan pendek, pada bayi baru lahir sampai usia 8
minggu keluhan tidak spesifik.
7
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
8/23
PEMERIKSAAN FISIK
a. Gejala hipotiroid yang dapat diamati adalah konstipasi,
lidah besar, kulit kering, hernia umbilical, ubun ubun besar
lebar atau terlambat menutup, kutis marmomata, suara serak,
bayi kurang aktif.
b. Penampilan fisik sekilas seperti sindroma down , namun
pada sindroma down bayi lebih aktif.
c. Pada saat ditemukan pasien pada umumnya tampak pucat.
d. Pada anak yang lebih besar mungkin ditemukan wajah
bodoh, lidah membesar, retardasipertumbuhan dan tanda-tanda
retardasi mental. Pada remaja, pubertas prekok dapat terjadi,
dan mungkin ada pembesaran sella tursika di samping postur
tubuhpendek
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH dilakukan
untuk memastikan diagnosis, apabila ditemukan kadar T4
rendah disertai kadar TSH yang meningkat, maka diagnosis
dapat ditegakkan.
Nilai cut-off adalah 25U/ml. Bila nilai TSH 50 U/ml dianggap abnormal
dan perlu pemeriksaan klinis dan pemeriksaan TSH dan T4
plasma. Bila kadar TSH tinggi > 40 U/ml dan T4 rendah, < 6
g/ml, bayi diberi terapi tiroksin dan dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Bayi dengan kadar TSH diantara 25-50 U/ml,
dilakukan pemeriksaan ulang 2-3 minggu kemudian.
b. Pemeriksaan darah perifer lengkap
c. Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka
bayi perlu diperiksa antibody antitiroid. Kadar TBG diperiksa
8
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
9/23
bila ada dugaan defisiensi TBG yaitu bila dengan hormone
tiroid tidak ada respon.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
a. Color Doppler ultrasonografi , tidak menggunakan radiasi,
prosedur ini merupakan alternative pertama yang dianjurkan
untuk pencitraan tiroid
b. Bone age
c. Untuk menentukan penyebabnya maka dilakukan
pemeriksaan sintigrafi kelenjar tiroid.
Pada kasus hipotiroidisme didapat, kombinasi FT4 atau FT4I serum yang
rendah dan TSH serum meningkat adalah diagnostik adanya hipotiroidisme
primer. Kadar T3 bervariasi dan dapat berada dalam batas normal. Uji positif
terhadap autoantibodi tiroid mengarah tiroiditis Hashimoto yang mendasari. Pada
pasien dengan miksedema hipofisis, FT4 atau FT4 akan rendah tapi TSH serum
tidak akan meningkat. Kemudian mungkin perlu membedakan penyakit hipofisis
dari hipotalamus, dan untuk hal ini uji TSH paling membantu. Tidak adanya
respons TSH terhadap TRH menunjukkan adanya defisiensi hipofisis. Respon
parsial atau "normal" menunjukkan bahwa fungsi hipofisis intak tapi bahwa defek
ada pada sekresi TRH hipotalamus. Pasien mungkin mendapatkan terapi tiroid
(levotiroksin atau tablet tiroid kering) ketika pertama kali kita jumpai.5
Kelenjar tiroid yang teraba atau membesar dan uji positif terhadap
autoantibody tiroid akan mengarahkan pada adanya tiroiditis Hashimoto yang
mendasari, pada kasus mana terapi harus diteruskan. Jika antibodi tidak ada, terapi
harus dihentikan selama 6 minggu. Masa penghentian 6 minggu diperlukan karena
waktu paruh tiroksin cukup panjang (7 hari) dan memungkinkan kelenjar tiroid
penyembuhan kembali setelah penekanan yang cukup lama. Pada individu
hipotiroid, TSH menjadi jelas meningkat pada 5-6 minggu dan T4 tetap normal,
9
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
10/23
kemudian keduanya normal setelah 6 minggu pada pengawasan eutiroid.
Gambaran klinis miksedema yang lengkap biasanya cukup jelas, tapi gejala gejala
dan tanda-tanda hipotiroidisme ringan dapat sangat tidak jelas. Pasien dengan
hipotiroidisme akan datang dengan gambaran tak lazim : neurasthenia dengan
gejala kram otot, parestesia, dan kelemahan; anemia; gangguan fungsi reproduksi,
termasuk infertilitas, keterlambatan pubertas atau menoragia; edema idiopatik,
efusi pleurokardial; pertumbuhan terhambat; obstipasi; rinitis kronis atau suara
parau karena edema mukosa nasal atau pita suara; dan depresi berat. yang terus
berlanjut menjadi ketidakstabilan emosional atau bahkan jelas-jelas psikosa
paranoid. Pada kasus s eperti ini, pemeriksaan diagnostik akan memastikan atau
menyingkirkan hipotiroid sebagai faktor penunjang.
Diagnosis hipotiroidisme didapat. Tiroksin bebas (FT4) maupun indekstiroksin bebas (FT4I) dapat bersama TSH untuk penilaian.
SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL
Aksis hipotalamus hipofisis tiroid pada janin mulai berfungsi pada
pertengahan kehamilan dan mulai mtaur pada saat dilahirkan aterm. Bila terjadi
hipotiroidisme pada janin terjadi efek yang tidak menguntungkan pada beberapa
10
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
11/23
sistem organ, termasuk sistem syaraf pusat dan tulang. Namun demikian, sebagian
besar bayi hipotiroidisme congenital pada saat lahir tampak normal. Data terakhir
mendukung bahwa hipotiroidisme pada janin diproteksi oleh adanya transfer
hormone tiroid dari ibu melalui plasenta. Kadar serum tiroksin (T4) dalam darah
tali pusat janin atiroid kira- kira 1/3 kadar ibunya.
Pada penelitian hipotiroidisme pada binatang dapat menunjukkan adanya
kenaikan kadar iodotiroksin deidonase otak. Enzim ini mengkonversi T4 menjadi
T3. Pada janin hipotiroid kenaikan enzim yang bekerja pada T4 yang berasal dari
ibu cukup untuk memproduksi kadar T3 di otak mendekati normal, sehingga
deteksi dan terapi dini hipotiroidisme kongenital potensial dapat mengembalikan
hipotiroid pada janin secara total pada hamper semua kasus, kecuali pada kasus
sangat berat, misalnya pada bayi atirotik yang lahir dari ibu dengan problem tiroid
sehingga menyebabkan transfer hormone tiroid melalui plasenta tidak adekuat.
Sejak berkembangnya program skrining ini di Quebeq dan Pitsburg pada
tahun 1974 29, skrining Hipotiroidime Kongenital ini menjadi rutin dan sangat
penting untuk Negara sedang berkembang di seluruh dunia dan Negara-Negara
sedang berkembang di Eropa Timur, Amerika Selatan, termasuk Asia dan Afrika.
Di amerika Utara diperkirakan lebih dari 5 juta bayi baru lahir dilakukan
skrining, kira-kira 1400 bayi Hipotiroidisme Kongenital terdeteksi setiap tahun.
Program skrining disamping menguntungkan juga menghasilkanm informasi baru
tentang epidemiologi, patofoisiologi, diagnosis dan pengobatan penyakit tiroid
pada bayi dan anak.
Dalam periode tersebut terjadi implementasi dan berkembangnya program
skrining, termasuk pendekatan skrining yang optimal, pemantauan bayi dengan
T4 rendah dan TSH normal yang didapatkan pada saat skrining, peran
autoimunitas sebagai etiologi dari penyakit, dan pengobatan optimal yang
diberikan sehingga anak dapat berkembang normal bila penyakitnya terdereksi
dini.
Seperti diketahui hipotiroidisme dapat menyebabkan retardasi mental,
kecuali apabila mendapatkan pengobatan sebelum usia dua minggu, karena
11
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
12/23
sebagai besar hipotiroidisme kongenital tidak dapat dideteksi secara klinis pada
saat lahir, maka diperlukan program skrining.
Skrining hipotiroidime kongenital dilakukan dengan mengambil tetesan darah
bayi pada usia 1-4 hari, bila tidak ada hambatan sebaiknya tetes darah diambil
pada hari 4-5 diteteskan pada kertas filter kering, kemudian sampel dikirim ke lab
yang sudah ditentukan.
Uji saring hipotiroid dapat dilakukan dengan cara :
1) Pemeriksaan primer TSH dengan sample darah dari tali pusat,
dengan nilai cut off 25 U/ml. Tes ini dilakukan saat pemotongan tali pusat,
ditampung dalam tabung dan diperiksa di laboratorium. Cara ini mudah, tidak
membutuhkan pelatihan khusus dan tidak invasive, tetapi kerugiannya tidak
praktis untuk mass screening programme, false positif tinggi.
2) Pemeriksaan primer TSH dengan sample darah dari tumit bayi (heel
prick) dengan nilai cut off 20 U/ml. tes ini dilakukan pada hari ke-3 sampai hari
ke-6 setelah lahir. Kemudian diteteskan di kertas saring, dikeringkan dalam suhu
kamar, dan dikirim ke laboratorium. Cara ini membutuhkan pelatihan khusus dan
secara invasive tetapi false positifnya rendah.
Di daerah defisiensi iodium, meskipun hipotiroid kongenital endemis
mudah dikenali karena adanya goiter, tes uji saring bisa memberikan informasi
tingkat keparahan kegagalan fungsi tiroid, selain itu juga dapat dijadikan salah
satu indikator keberhasilan program penanggulangan GAKI.
Ada 4 strategi skrining untuk mendeteksi Hipotiroidisme kongenital :
a. Pemeriksaan awal T4, bila kadar T4 rendah diikuti dengan
pemeriksaan TSH
Sebagian besar program di Amerika Utara menggunakan pendekatan ini.
Pertama diambil tetes darah dengan kertas filter untuk pemeriksaan kadar T4,
diikuti dengan pemeriksaan kadar TSH bila kadar T4 rendah. Bila kadar T4
rendah dan TSH > 40mU/L, harus dipertimbangkan hipotiroid kongenital dan
12
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
13/23
harus segera dilakukan tes konfirmasi. Pemberian pengobatan tidak usah
menunggu hasil tes konfirmasi. Bila TSH meningkat namun
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
14/23
penyakit berat dan defisiensi TBG, dengan tambahan pemeriksaan TBG
biayanya tidak mahal.
Namun demikian dokter harus waspada akan keterbatasan masing
masing metoda skrining, walaupun tidak ada kesalahan teknik dan kesalahan
manusia, penelitian sebelumnya mendapatkan kira kira 5 10 % bayi
hipotiroisme kongenital kadar hormonnya didapatkan normal.
Hasil Skrining dan Tindak Lanjut
Setelah ada hasil pemeriksaan dari otoritas atau lembaga laboratorium
yang melakukan tes, mereka bertanggung jawab mengirimkan kembali hasil
tes skrining pada dokter atau rumah sakit yang melakukan skrining.
Dianjurkan hasil tes skrining dimasukkan ke dalam catatan medik pasien. Bila
ditemukan hasil penyaringan abnormal, dokter penganggung jawab harus
segera diberitahu agar dapat melakukan tindak lanjut. Jika dokter yang
merawat tidak ada atau tidak dapat menemukan bayi tersebut, maka harus
segera memberitahu pada laboratorium skrining. Dalam keadaan seperti ini,
dinas kesehatan setempat seringkali dapat membantu menemukan alamat bayi
tersebut untuk memastikan bahwa mereka tidak hilang untuk dilakukan tindak
lanjtu. Setelah ada hasil maka diterapkan algoritme sesuai dengan yang
dianjurkan oleh AAP (The American Academy of Pediatrics).
a. Kadar T4 normal
Rentang normal kadar T4 dan nilai batas persentil kadar T4 untuk
dilakukan pemeriksaan TSH, biasanya ditetapkan oleh masing-masing
program skrining. Sebagian besar memilih menggunakan persentil ke-10
sebagai nilai batas untuk pemeriksaan kadar TSH, dan sebagian besar program
tidak melaporkan bila kadar T4 rendah dan TSH normal. Seperti dijelaskan
sebelumnya, dalam program skrining rutin yang spesimen kedua diperoleh
saat bayi berusia antara 2 sampai 6 bulan, menunjukkan bahwa didapatkan
sekitar 10% bayi hipotiroid walaupun pada skrining kadar T4 dalam kisaran
normal, baik dengan kadar TSH tinggi atau yang awalnya rendah dan
14
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
15/23
kenaikan kadar TSK terlambat, bayi ini tidak ditemukan pada skrining awal.
Bayi hipotiroidisme mungkin tidak semuanya dapat ditemukan dengan
program skrining, sehingga harus dilakukan pemeriksaan ulang pada masa
bayi bila terdaat kecurigaan klinis hipotiroid atau dishormonogenesis familial.
b. Kadar T4 rendah dan kadar TSH tinggi
Semua bayi dengan kadar T4 rendah dan TSH lebih dari 40 mU/L,
dipertimbangkan sebagai hipotiroidisme primer sampai dibuktkan sebaliknya.
Bayi harus segera diperiksa secepatnya dan dikerjakan tes konfirmasi untuk
menegakkan diagnosis. Pada kasus dengan kadar TSH hanya meningkat
sedikit, antara 20-40 mU/L, spesimen harus diperiksa ulang. Sebagian kecil
bayi dengan hasil skrining abnormal merupakan hipotiroidisme transien yang
dapat dilihat pada hasil konfirmasi laboratorium pada pemantauan selanjutnya.
Karena hipotiroidisme transien tidak ditemukan pada semua bayi, maka
pengobatan awal diberikan sama dengan bayi hipotiroidisme kongenital
menetap. Sehingga sangat penting untuk menentukan apakah pengobatan
hanya diberikan sementara waktu atau harus diberikan selama hidup, karena
pada hipotiroidisme transien biasanya kadar T4 dan TSH kembali normal
antara 1-3 minggu sesudah lahir tanpa pengobatan. Namun untuk bayi yang
sangat kecil (extreme preterm infant) dianjurkan untuk diberikan terapi
substitusi, namun harus dipantau kadar T3 dan TSHnya untuk menghindari
tersupresinya jaras hipotalamus-hipofisis-tiroid karena kelebihan pemberian
T4.
c. Kadar T4 rendah dan kadar TSH normal
Bayi dengan kadar T4 rendah (biasanya kurang dari 10 pg/dL), tetapi
kadar TSH normal, jarang menderita insufisiensi tiroid. Kasus seperti ini dapat
terjadi pada 3-5% bayi baru lahir, hal ini akibat imaturitas hipotalamus
(khususnya pada bayi premature). Keadaan ini juga dapat sebagai akibat dari
15
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
16/23
gangguan protein binding seperti pada defisiensi TBG dan hipotiroidisme
hipotalamus-hipofisis atau pada hipotiroidisme primer pada bayi dengan
kelambatan kenaikan kadar TSH. Bayi baru lahir atau bayi sakit didapatkan
nilai laboratorium yang tidak menentu.
Apabila dalam program skrining didapatkan hasil T4 rendah dan TSH
normal, masih belum jelas consensus untuk tindak lanjutnya. Beberapa
program 1). tidak mengambil tindakan apa-apa, 2) memantau dengan kertas
saring untuk skrining tes sampai kadar T4 menjadi normal, 3)mengulang
pemeriksaan kadar T4 bebas dan TSH, kadang disertai dengan pemeriksaan
kadar TBG, T4 bebas atau hanya TBG saja. Umumnya sebagian besar bayi
dengan T4 rendah dan TSH normal, pada pemeriksaan selanjutnya hasilnya
normal. Pengobatan bayi ini (kecuali pada hipotiroidisme hipofisis atau
kelambatan kenaikan TSH), jarang diberikan tiroksin, dan bila diberikan lebih
banyak kerugiannya daripada keuntungannya.
d. T4 rendah dan TSH kenaikannya terlambat
Saat ini sudah banyak bukti bahwa bayi dengan hipotiroidisme
kongenital dapat dilahirkan dengan kadar T4 rendah dan kadar TSH dalam
rentang normal. Kadar serum TSH pada bayi ini meningkat dalam minggu
pertama kehidupan menuju ke kadar yang khas untuk hipotiroidisme primer.
Hal ini tidak jelas, apakah bayi dengan kelambatan kenaikan kadar TSH
menderita kelainan pada mekanisme umpan balik hipofisis-tiroid, atau
merupakan petanda awal bentuk hipotiroidisme didapat. Hal ini sangat penting
sehingga bayi dengan kadar T4 yang jelas rendah (misalnya kurang dari
3pg/dL atau 39 nmol/L) atau bayi dengan tanda-tanda yang menyokong
hipotiroidisme, skrining harus diulang, karena ini merupakan petunjuk
mungkin adanya kesalahan dalam skrining pertama, dan harus diulang pada
usia 2-6 minggu. Walaupun perbaikan deteksi bermakna dengan pemeriksaan
rutin dan spesimen kedua pada usia 2-6 minggi, sebagian besar program tidak
menetapkan pemeriksaan rutin skrining kedua karena 1). meningkatkan biaya
skrining, 2). hasil kasusnya relative rendah, 3). perpindahan dan berkurangnya
16
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
17/23
personil kunci, 4) tidak dapat mengimplementasikan program baru, dan 5).
prognosis yang meragukan dari kelompok tersebut.
Algoritme skrining hipotiroid kongenital
17
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
18/23
18
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
19/23
TERAPI HIPOTIROID
Pengobatan hipotiroid adalah dengan memberikan penggantian hormon
tiroid yang kurang dengan tablet hormon tiroid sintetik, disebut levotiroksin atau
L-tiroksin(L-T4) setiap hari. hormon sintetik ini khasiatnya sama seperti hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Pada pemberian dengan dosis yang benar,
tidak ada efek samping dari pengobatan dengan hormon tiroid buatan.
Pada hipotiroid kongenital yang permanen yang merupakan penyebab
tersering hipotiroid kongenital, kekurangan hormon tiroid tidak dapat dicegah
namun gejala akibat kekurangan hormon tiroid dapat dicegah dengan pemberian
pengganti atau suplemen hormon tiroid dalam bentuk tablet. Pemberian obat ini
harus dimulai sedini mungkin (usia < 1 bulan) dan diberikan seumur hidup,
terutama pada usia 0-3 tahun. Dengan pemberian hormon tiroid yang teratur dan
terkontrol, anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Tujuan dari pengobatan yaitu mengembalikan secepatnya kadar T4 serum
normal, harus dihindari timbulnya hipotiroidisme, namun harus merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kembali normal. Setelah didiagnosis segera
berikan pengobatan dengan L-T4 10 15 g/ kgBB agar T4 kembali secepatnya.
Bayi dengan hipotiroid kompensasi dapat dimulai dari dosis rendah, sedang
hipotiroidisme berat (kadar t4 < 5 g/L atau 64 nmol/L) seperti pada agenesis
tiroid harus dimulai dengan dosis tinggi 15 g/ kgBB. Dengan dosis yang
diberikan diatas, sebagian besar bayi kadar T4 serum kembali normal dalam
waktu satu minggu dan TSH dalam waktu satu bulan.
Tabel 5. Dosis L-Tiroksin pada hipotiroid kongenital.
Umur Dosis g/KgBB/hari0-3 bulan 10-15
3-6 bulan 8-10
6-12 bulan 6-8
1-5 tahun 5-6
2-12 tahun 4-5
>12tahun 2-3
Hormon tiroid dapat dicampur dengan sari buah atau susu formula tetapi
harus diminum habis, tidak boleh diberikan bersama dengan bahan-bahan yang
19
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
20/23
menghambat penyerapan, seperti besi, kedelai atau serat. Beberapa bayi dapat
menelan tablet utuh atau dikunyah dengan air liurnya sebelum bayi mempunyai
gigi. Obat dalam bentuk cairan tidak stabil sehingga sebaiknya tidak digunakan.
Rekomendasi saat ini yang dianjurkan adalah mengulang pemeriksaan
kadar T4 dan TSH pada 2 dan 4 minggu sesudah pengobatan dengan L-thyroksin,
setiap 1 2 bulan dalam 1 tahun pertama pengobatan, setiap 2 -3 bulan pada usia
1 3 tahun, setelah itu setiap 3-12 bulan sampai pertumbuhan selesai.
Untuk hipotiroid kongenital yang sementara (transient) sebenarnya tidak
diperlukan pengobatan karena fungsi dari kelenjar tiroid akan kembali normal
setelah lahir dalam waktu yang bervariasi tergantung penyebabnya. Namun
kadang diperlukan pengobatan untuk masa yang bervariasi karena kadang sulit
diketahui apakah ini tergolong sementara atau permanen pada awal kelahiran,
sehingga pengobatan tetap diberikan.
Pada bayi hipotiroid yang pada saat lahir dasar kelainan organiknya tidak
jelas dan yang dicurigai hipotiroidisme transien, maka penghentian pengobatan
dapat dicoba setelah usia 3 tahun, pada masa tersebut maturasi otak sudah tidak
tergantung hormone tiroid. Pada bayi premature, hal yang perlu dipertimbangkan
pada usia kehamilannya kurang dari 27 minggu dengan T4 rendah dan TSH tinggi
diberikan pengobatan dengan dosis 8 ug/kgBB/hari.
Hipotiroidisme kongenital pada anak yang sudah besar, tidak terlalu
penting untuk diberikan pengobatan secepatnya. Pada pasien yang benar-benar
hipotiroidisme berat dan telah berlangsung lama, bila diberikan pengobatan untuk
menormalkan keadaan aktivitas yang dibawah normal ini secepatnya, akan terjadi
efek samping yang tidak diinginkan (kemunduran prestasi sekolah, perhatiannya
cepat berpindah, hiperaktif, insomnia, kelainan tingkah laku), sehingga
pengobatan harus diberikan dengan dosis kecil dinaikkan perlahan-lahan selama
beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
Pada anak hipotiroidisme berat, harus diamati secara ketat keluha-keluhan
sakit kepala yang hebat pada awal pengobatan, karena walaupun jarang dapat
terjadi pseudotumor serebri. Sebaliknya pada anak dengan hipotiroidisme ringan
20
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
21/23
pemberian dosis penih dapat diberikan tanpa resiko dan tidak ada konsekuensi
efek yang merugikan.
Pengobatan pada anak hipotiroidisme kompensasi (T4 normal dan TSH
meningkat) masih kontroversi. Beberapa dokter mengobati semua pasien dengan
keadaan seperti ini, sedang dokter lain mengulang pemeriksaan fungsi tiroid
dalam 3-6 bulan sebelum diberikan pengobatan karena kemungkinan kelainan
tiroidnya transien. Pengobatan dianjurkan untuk mengurangi gejala dan
menghindari resiko melanjutnya penyakit menjadi hipotiroidisme yang lebih
berat.
Pengobatan pada anak usia 1-5 tahun dengan dosis 100 g/m2 atau 4-6
g/kgBB, pada usia 6-10 tahun dengan dosis 3-4 g/kgBB, dan pada usia 11
tahun atau lebih dengan dosis 2-3 g/kgBB. Pada pasien dengan goiter dapat
diberikan dosis tinggi untuk menekan TSH agar tetap dalam rentang normal
rendah (0,3 - 1 mU/L) sehingga meminimalkan efek goiterogenik. Untuk pasien
dengan resisten hormone tirois pengobatannya masih kontroversial.
Setelah anak mendapat dosis yang dianjurkan selama paling sedikit 6-8
minggu, pemeriksaan kadar T4 dan TSH harus diulang. Apabila telah dicapai
keadaan eutiroid, pasien harus selalu dipantau setiap 6-12 bulan. Harus diberikan
perhatian penuh pada pertumbuhan dan umur tulang. Beberapa anak dengan
hipotiroidisme berat dan sudah berlangsung lama, mungkin tidak dapat mencapai
potensi tinggi dewasa walaupun diberikan terapi yang optimal, sehingga perlu
ditekankan pentingnya diagnosis dan pengobatan awal. Pengobatan biasanya
dilanjutkan dalam waktu yang tidak terbatas.
Tidak dilaporkan adanya alergi terhadap levotiroksin murni, walau
mungkin pada pasien timbul alergi terhadap pewarna atau beberapa komponen
tablet. Reaksi toksik utama kelebihan levotiroksin adalah gejala-gejala
hipotiroidisme-- terutama gejala-gejala jantung--dan osteoporosis. Gejala
tirotoksik pada jantung adalah aritmia, khususnya, takikardia atrial proksimal atau
fibrilasi. Insomnia, tremor, gelisah, dan panas berlebih juga dapat mengganggu.
Dengan mudah dosis harian levotiroksin ditiadakan untuk 3 hari dan kemudian
penurunan dosis mengatasi masalah ini.
21
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
22/23
Peningkatan resorbsi tulang dan osteoporosis berat telah dikaitkan dengan
hipertiroidisme yang berlangsung lama dan akan timbul pada pasien yang diobati
dengan levotiroksin jangka lama. Hal ini dapat dicegah dengan pemantauan
teratur dan dengan mempertahankan kadar normal serum FT4 dan TSH pada
pasien yang mendapat terapi penggantian jangka panjang. Pada pasien yang
mendapat terapi supresi TSH untuk goiter nodular atau kanker tiroid, jika FT4I
atau FT4 dijaga pada batas normal atas, walau jika TSH disupresi-- efek
sampingterapi T4 pada tulang akan minimal.
DAFTAR PUSTAKA
22
-
7/29/2019 tugas hipotiroid
23/23
1. Ogilvy-Stuart AL.Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal
Neonatal. 2008;87:F165 - F71.
2. Digeorge, A.Hipotiroidisme. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol.
3. Jakarta : EGC. 2000; Hlm 1937-1944.
3. Susanto, R.Kelainan Tiroid masa Bayi. Thyroidology Update. Semarang :
Bag. Ilmu Kesehatan Anak RS dr. Kariadi. 2009.
4. Guyton, A., Hall, J.Hormon Metabolik Tiroid. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. 1997; Hlm 1189-1201.
5. Rose, S.R. Update Newborn Screening and Therapy for Congenital
Hypothyroidism. Off. J of AAP. Pediatrics. 2006; 117;2290-2303.
6. Jain, V.dkk. Congenital Hypothyroidism. AIIMS-NICU Protocols. All
India Institute of Med. Science. 2008.
23