laporan praktikum kimia organik i
DESCRIPTION
laporan kimia organik ini dibuat di laboratorium kimia FMIPA UHOTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN III
SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON
O L E H :
NAMA : ADE MUHAMMAD SATELIT MANATA
STAMBUK : F1C1 14 053
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN : TRISNAWATI SUDDIN
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen sehingga dalam kimia organik lebih
dominan mengarah pada senyawa–senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon
dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor,halogen dan
belerang. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling
sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang
hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas
alam, plastik dan lain-lain.
Tumbuh–tumbuhan dan hewan tertentu merupakan sumber senyawa
hidrokarbon yang kompleks, misalnya gula, amilum, protein, glukosida,
antibiotika, minyak, lemak dan lain – lain. Dari batu bara diperoleh kokas, gas
batu bara, ter batu bara yang mengandung berbagai senyawa organik. Minyak
bumi merupakan campuran senyawa – senyawa karbon, terutama hidrokarbon
jenuh dari zat cair yang mudah menguap sampai zat yang barat.
Setiap senyawa-senyawa yang ada dialam, pasti memiliki sifat kimia
maupun fisika dan karakteristik masing-masing. Begitu pula halnya dengan
senyawa-senyawa organik khususnya senyawa hidrokarbon. Dari setiap senyawa
yang termaksud dalam senyawa hidrokarbon, senyawa tersebut memiliki
karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Jika memiliki kesamaan, kesamaan itu
hanya terdiri beberapa persen saja. Oleh karena itu untuk mengetahui sifat kimia
yang identik dari suatu senyawa hidrokarbon, ketika diberikan zat pelarut atau
menjadi zat pelarut maka dilakukan praktikum mengenai sifat-sifat kimia
hidrokarbon.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dijawab pada percobaan sifat-sifat kimia
hidrokarbon adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tidak jenuh dan
aromatik ?
2. Bagaimana membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi
kimianya?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan sifat-sifat kimia hidrokarbon
adalahsebagai berikut.
1. Memperlihatkan sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan
aromatik.
2. Membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya.
D. Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh pada percobaan sifat-sifat kimia hidrokarbon
adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui sifat-sifat khas senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan
aromatik.
2. Dapat membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifatreaksi
kimianya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa komponen organik hanya mengandung dua unsur, hydrogen dan
karbon, dan sekarang dikenal sebagai hidrokarbon. Berdasarkan strukturnya,
rehidrokarbon dibagi menjadi dua kelompok, alifatik dan aromatik. Hidrokarbon
alifatik dibagi kembali menjadi beberapa bagian: alkana, alkena dan senyawa
sikliknya seperti sikloalkana (Morisson, 1992).
Senyawa hidrokarbon alifatik merupakan senyawa yang dapat dirubah
gugus fungsinya, senyawa hidrokarbon aromatic merupakan senyawa yang
mengandung paling tidak satu cincin benzena, senyawa heterosiklik merupakan
senyawa yang mengandung atom non-karbon dalam struktur cincinnya dan
polimer merupakan rantai panjang dengan gugus berulang (Cahyono, 2012).
Senyawa argonitrogen merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki
minimal satu atom nitrogen pada strukturnya. Sintesis senyawa ini perlu
dikembangkan terutama dengan memanfaatkan bahan dasar yang melimpah di
Indonesia. Seperti minyak terpentin yang didalamnya banyak mengandung
senyawa hidrokarbon, yaitu α-pinena. Reaksi sederhana untuk menambahkan
atom N ke dalam suatu hidrokarbon dikenal dengan reaksi Ritter (Fatma dkk.,
2013).
Titik leleh dan titik didihhidrokarbon meningkat seiring dengan
peningkatan massa molekul relatifnya.Titik leleh dan titik didih senyawa-senyawa
yang merupakan isomer berkurang seiring dengan pertambahan jumlah cabang
dalam molekulnya. Alkana mempunyai reaksi-reaksi penting yaitu pembakaran,
substitusidan perengkahan. Alkena dan alkuna yang mempunyai ikatan rangkap,
maka reaksi yang umumnya terjadi adalah adisi atau penjenuhan (Dadari, 2012).
Reaksi dari alkena dengan larutan permanganat cair memberikan
penambahan dua gugus hidroksil pada ikatan rangkap atom karbon. Sedikit sekali
diketahui tentang mekanisme reaksi ini. Namun dalam penulisan persamaan, hal
ini diasumsikan bahwa permanganat menjadi sumber dari oksigen dimana
molekul air akan menjadi sumber dari gugus hidroksil dan pada akhirnya hal
tersebut akan memberikan gugus pada ikatan rangkap (Noller, 1958).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Percobaan Sifat-Sifat Kimia Hidrokarbon dilaksanakan pada hari senin,
tanggal 09 November 2015, pada pukul 07.30 s/d 09.55 WITA dan bertempat di
Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunkan dalam percobaan ini terdiri dari tabung reaksi,
pipet tetes, neraca analitik.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini terdiri dari naftalen
(C10H8), CCl4, asam nitrat (HNO3) petroleum benzena, asam sulfat (H2SO4) dan
AlCl3 (Anihidrous), aluminium foil, dan es batu.
C. Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
H2SO4 0,5 mL
- dimasukan dalam tabung reaksi- ditambahkan 3 tetes petroleum
benzena- dikocok - diamati perubahan yng terjadi
Terbentuk 2 fasa
H2SO4 0,5 mL
- dimasukan dalam tabung reaksi- ditambahkan 3 tetes toluena- dikocok - diamati perubahan yng terjadi
Terbentuk 1 fasa (larut)
H2SO4 3 ml
- dimasukan dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 ml petroleum
benzena- dikocok - diamati perubahan yang terjadi
H2SO4 3 ml
Terbentuk 1 fasa (larut)
Terbentuk 2 fasa (tidak larut)
- dimasukan dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 ml sikloheksana- dikocok - diamati perubahan yang terjadi
5.
6.
HNO3 0,5 mL
- dimasukan dalam tabung reaksi- ditambahkan 3 tetes petroleum
benzena- dikocok - diamati perubahan yng terjadi
larut
C10H8
- ditimbang 0,1 gram- dimasukan dalam tabung reaksi- ditambahkan CCl4sebanyak 1 mL- dimiringkan- ditambahkan 0,5 gram AlCl3- diamati perubahannya
Tidak Larut
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Data Pengamatan
No. Perlakuan Hasil pengamatan
1. 1 mL petroluem benzena + 3 mL
H2SO4 pekat
Benzena tidak larut
2. 1 mL sikloheksana + 3 mL H2SO4
pekat
Sikloheksana larut
3. 0,5 mL H2SO4 pekat + 3 tetes
petroluem benzena
Larut
4. 0,5 mL H2SO4 pekat + 3 tetes
toluena
Larut
5. 0,5 mL HNO3 pekat + 3 tetes
petroluem benzena
Larut
6. Naftalena 0,1 gram + 1mL CCl4 +
0,5 gram AlCl3
Tidak larut
3. Reaksi yang terjadi
+
CCl3
+ HCl
Naftalen
AlCl3CCl4
B. Pembahasan
Struktur hidrokarbon ialah bentuk rantai karbon yaitu (rantai terbuka atau
rantai tertutup) dan jenis ikatan kovalen antaratom karbon (ikatan tunggal atau
ikatan rangkap). Secara umum, hidrokarbon digolongkan menjadi 3, yaitu
hidrokarbon alifatik (lurus atau bercabang), alisiklik (rantai tertutup), dan
hidrokarbon aromatik (rantai tertutup). Selain berdasarkan bentuk rantai
karbonnya, hidrokarbon juga dapat dibedakan berdasarkan jenis ikatan antar atom
C dalam rantai karbon, yaitu hidrokarbon jenuh (memiliki ikatan tunggal) dan
hirokarbon tak jenuh (memiliki satu atau lebih ikatan rangkap).
Percobaan yang pertama yang dilakukan adalah mereaksikan petroleum
benzena yang dilarutkan dalam asam sulfat pekat. Hasil yang didapatkan
berdasarkan pengamatan ialah didapatkan benzena yang tidak larut sedangkan jika
siklo heksana yang direaksikan asam sulfat, maka sikloheksana tersebut akan
larut. Ketika mereaksikan asam sulfat dengan petroleum benzena dengan jumlah
yang berbeda dan perlakuan tang berbeda, berdasarkan perlakuan diperoleh
senyawa yang homogen. Artinya pencampuran kedua senyawa tersebut
menghasilkan senyawa yang homogen. Hal ini terjadi karena memiliki kepolaran
yang hampir sama antara asam sulfat dan petroleum benzena.
Percobaan selanjutnya asam nitrat direaksikan dengan petroleum benzena.
Perlakuan tersebut menghasilkan campuran kedua larutan tersebut berwarna
bening. Hal ini menunjukan petroleum benzena larut dalam asam nitrat. Perlakuan
yang terakhir yaitu uji senyawa aromatik aitu mereaksikan naftelena dengan CCl4.
Dengan menggunakan pereaksi AlCl3 diperoleh senyawa tersebut setelah
direaksikan tidak larut.
V. KESIMPULAN
` Bardasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan Sifat-Sifat
Kimia Hidrokarbon, maka dapat disimpulkan :
1. Senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatik cenderung tidak larut
dalam pelarut polar dan sifat khas yang menonjol dari hidrokarbon tak
jenuh adalah mengalami reaksi adisi.
2. Bedasarkan reaksi kimianya dapat diketahui bahwa hidrokarbon jenuh
memiliki reaktivitas yang terbatas, senyawa hidrokarbon tak jenuh dan
aromatik memiliki reaksi penting dalam pembakaran yaitu adisi dan
polimerisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Ari Dwi dan Tuhu Agung R. 2012. Pemanfaatan Fly Ash Batubara Sebagai Adsorben Dalam Penyisihan Cod Dari Limbah Cair Domestik Rumah Susun Wonorejo Surabaya. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 4(1).
Dadari, Dian Wulan& Dian Novita. 2012. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa Melalui Media Pembelajaran Blog pada Materi Alkana, Alkena, dan Alkuna. Journal of Chemical Education. 1(1).
Fatma, A, Muhammad Farid R dan S. M. Ulfa. 2013. Studi Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Sintesis Senyawa Organonitrigen berbasis α-Pinena melalui Reaksi Ritter. Kimia Student Journal. 2(1).
Morrison, Robert Thornton dan Robert Neilson Boyd. 1992. Morrison and Boyd Organik Chemistry Sixth Edition. A Simon and Schister Company: Englewood, New Jersey.
Noller, Carl R. 1958. Textbook of Organic Chemistry Second Edition. W. B. Saunders Company: Philadelphia, London.