petunjuk praktikum kimia organik ii.pdf

40
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II OLEH : Drs. Zulhipri, M.Si Dra. Ine Mustikasari, M.Si Dra. Yusnetti Boer, M.Si LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Upload: totostts

Post on 30-Jan-2016

173 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

PETUNJUK PRAKTIKUM 

 KIMIA ORGANIK II 

 

 

 

 

 

 

 OLEH : 

Drs. Zulhipri, M.Si 

Dra. Ine Mustikasari, M.Si 

Dra. Yusnetti Boer, M.Si 

 

 

 

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 

Page 2: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

i

TATA TERTIB PRAKTIKUM

LABORATORIUM KIMIA

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

A. Bila hendak praktikum, praktikkan diwajibkan :

1. Datang tepat waktu. Keterlambatan 15 menit tanpa alas an yang sah dianggap

tidak hadir dan tidak diizinkan mengikuti praktikum.

2. Menyiapkan laporan awal, bagan prosedur percobaan dan laporan praktikum.

3. Menyimpan tas pada tempat yang telah disediakan (dibawah meja kerja).

4. Mengisi form kehadiran tiap kali mengikuti praktikum.

5. Membawa alat-alat yang diperlukan selama praktikum berlangsung (handuk

kecil, untuk lap, gunting, lem, korek api, sabun cuci tangan).

6. Meminjam dan memeriksa ulang alat kaca yang diperlukan selama praktikum

kepada laboran, jika terdapat ketidaklengkapan dan kerusakan, maka praktikan

diberikan waktu minimal satu jam untuk menukarnya.

B. Selama praktikum berlangsung, praktikan diwajibkan :

1. Berpakaian sopan dan memakai jas laboratorium.

2. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium.

3. Tidak bercanda dan bertindak yang dapat menimbulkan kecelakaan terhadap

orang lain.

4. Tidak mereaksikan sembarang bahan kimia tanpa ada petunjuk praktikum yang

jelas dan tanpa seizin dosen dan asisten dosen.

5. Tidak membuang sampah atau bahan sisa percobaan ke dalam wastafel.

6. Menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan laboratorium secara bersama.

C. Setelah praktikum selesai, praktikan diwajibkan :

1. Mencuci dan membersihkan semua alat kaca yang digunakan selama praktikum

dengan sabun cair/tepol yang telah disediakan.

2. Memeriksa kembali kelengkapan dan keutuhan alat yang dipinjam kemudian

mengembalikannya kepada laboran.

Page 3: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

ii

3. Memberihkan meja praktikum masing-masing tanpa mengandalkan mahasiswa

yang piket.

4. Lapor diri apabila selama praktikum memecahkan alat kaca.

5. Menyerahkan data/laporan sementara kepada asisten dosen untuk di paraf

oleh dosen pembimbing.

6. Meninggalkan laboratorium dengan seizin dosen pembimbing atau asisten

dosen.

Jakarta, Januari 2013 Kepala Laboratorium Kimia Drs. Zulhipri, M.Si. NIP. 19580703 198903 1 001

Page 4: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

hidayah-Nya sehingga telah dapat terselesaikannya penyusunan revisi buku petunjuk

praktikum Kimia Organik II ini.

Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran Kimia Organik

melalui praktik di laboratorium untuk mahasiswa S1 kimia dan pendidikan kimia di

FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

Dalam penulisan buku petunjuk praktikum ini, tim penyusun juga dibantu oleh

kolega-kolega dosen di jurusan kimia dan para Pranata laboratorium kimia FMIPA

Universitas Negeri Jakarta. Untuk semuanya itu diucapkan terima kasih atas

bantuannya.

Akhirnya penulis menyadari adanya kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Maka kritikan dan saran dari semua pihak sangatlah diharapkan.

Tim Penulis

Page 5: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Tata Tertib Praktikum

Kata Pengantar

i

iii

Daftar Isi iv

Percobaan 1

Uji Pendahuluan Karbohidrat dan Protein 1

Percobaan 2

Isolasi dan Hidrolisis Karbohidrat 8

Percobaan 3

Isolasi dan Hidrolisis Protein 12

Percobaan 4

Isolasi dan Hidrolisis Lemak 16

Percobaan 5

Pengujian Golongan Senyawa Bahan Alam 21

Percobaan 6

Isolasi Senyawa Bahan Alam dengan Cara Maserasi/Sokletasi 25

Percobaan 7

Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 28

Percobaan 8

Isolasi Kafein Dari Kopi/Teh 31

Daftar Pustaka 35

Page 6: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

 Petunjuk Praktikum Kimia Organik II  Percobaan 1 

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta  

UJI PENDAHULUAN KARBOHIDRAT DAN PROTEIN 

 

I. Tujuan  

1. Mahasiswa  dapat  mengidentifikasikan  macam‐macam  karbohidrat 

(mono‐,  di‐,  oligo‐,  dan  polisakarida)  dengan  cara  mengamati  reaksi‐

reaksi spesifik untuk masing‐masing golongan. 

2. Mahasiswa  dapat  menidentifikasi  protein  dan  asam‐asam  amino 

pembangun protein. 

 

II. Teori Singkat 

Karbohidrat  dan  protein  merupakan  senyawa  metabolit  primer  selain 

lemak  yang  banyak  terdapat  dalam  jaringan  tumbuhan  dan  hewan  termasuk 

manusia. Struktur kimia karbohidrat mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen 

dengan rumus molekul Cn(H2O)n. 

Berdasarkan strukturnya, karbohidrat dapat digolongkan dalam beberapa 

kelompok  yaitu  monosakarida,  disakarida,  oligosakarida,  dan  polisakarida. 

Karbohidrat  dapat  diisolasi  dari  bahan  alam,  dan  hasil  isolasi  ini  dapat 

diidentifikasi  dengan  reaksi‐reaksi  khusus  untuk  membuktikan  adanya 

karbohidrat hasil isolasi tersebut. Selain untuk membuktikan adanya karbohidrat 

reaksi‐reaksi  spesifik  ini  dapat  juga  membedakan  karbohidrat  berdasarkan 

golongannya. 

Demikian  juga protein yang merupakan senyawa bermolekul besar yang 

dibangun  oleh  satuan‐satuan  asam  amino  dengan  struktur  kimia mengandung 

gugus  asam  karboksilat  dan  gugus  amina.  Setiap  asam  amino  berbeda 

mempunyai  struktur  kimia  yang  berbeda  pula.  Jika  asam  amino  direaksikan 

dengan pereaksi tertentu (pengenal protein dan asam amino) dapat memberikan 

reaksi yang spesifik. Sehingga demikian hasil reaksi dengan pereaksi pengenal 

ini  dapat  digunakan  untuk  identifikasi  dan mengetahui  adanya  protein  atau 

asam amino dari bahan yang dianalisis. 

Page 7: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

 Petunjuk Praktikum Kimia Organik II  Percobaan 1 

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta  

III. Alat dan Bahan 

Alat  

1. Tabung reaksi (bersih dan kering) 

2. Pipet tetes 

3. Gelas kimia 

4. Penangas air 

Bahan  

1. Karbohidrat (glukosa, fruktosa, maltose, sukrosa, amilum) 

2. Pereaksi Molish 

3. Peraksi Bial 

4. Pereaksi Benedict 

5. Pereaksi Barfoed 

6. Pereaksi Tollens 

7. Pereaksi Fehling A 

8. Pereaksi Fehling B 

9. Pereaksi Seliwanof 

10. CuSO4 5% 

11. H2SO4 pekat 

12. Amil alkohol 

13. Fenilhidrazin HCl 

14. Natrium asetat 

15. Akuades  

16. Larutan protein (putih telur, glisin, fenil alanin, triptofan, dan tirosin) 

17. Pereaksi Hopkin Cole 

18. Pereaksi Millon 

19. Larutan NaOH 10% 

20. Larutan CuSO4 2% 

21. Ninhidrin 0,2% 

22. HNO3 pekat 

Page 8: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

 Petunjuk Praktikum Kimia Organik II  Percobaan 1 

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta  

IV. Prosedur Kerja 

A. Uji Karbohidrat 

a. Pengenalan Pati dengan Tes Molisch 

1. Tempatkan  2  mL  larutan  karbohidrat  dalam  tabung  reaksi  dan 

tempatkan 2 mL akuades dalam tabung reaksi lain sebagai kontrol. 

2. Tambahkan  2  tetes  pereaksi  Molisch  ke  dalam  masing‐masing 

tabung reaksi kemudian kocok hingga tercampur dengan baik. 

3. Miringkan tabung reaksi, dan dengan hati‐hati tambahkan 1‐2 mL 

H2SO4 pekat  ke dasar  tabung  reaksi dengan menggunakan pipet 

tetes. Amati  dan  catat  perubahan warna  di  batas  kedua  lapisan 

cairan  untuk  masing‐masing  tabung.  Timbulnya  warna  ungu 

menandakan tes positif terhadap pati. 

 

b. Tes Bial (tes pentosa) 

1. Tempatkan  2  mL  larutan  karbohidrat  dalam  tabung  reaksi  dan 

tempatkan 2 mL akuades dalam tabung lain sebagai kontrol. 

2. Tambahkan  ke  dalam masing‐masing  tabung,  2 mL  reagen  Bial, 

kemudian  panaskan  perlahan‐lahan  kedua  tabung  di  atas 

penangas  air  sampai mendidih,  kemudian  dinginkan.  Amati  dan 

catat  perubahan  warna  yang  terjadi.  Reaksi  positif  ditandai 

dengan terbentuk warna hijau. 

3. Jika  warna  yang  timbul  tidak  nyata,  encerkan  larutan  tersebut 

dengan air sebanyak  tiga kali volumenya kemudian  tambahkan 1 

mL  amil  alcohol  dan  kocok  beberapa  saat  sampai  warna  hijau 

muncul pada lapisan amil alkohol. 

 

c.   Tes Benedict (tes gugus pereduksi) 

1. Tempatkan 1 mL  larutan karbohidrat dalam  tabung  reaksi dan 

tempatkan  dalam  tabung  reaksi  lain  1  mL  akuades  sebagai 

Page 9: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

 Petunjuk Praktikum Kimia Organik II  Percobaan 1 

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta  

control. 

2. Tambahkan  5  tetes  pereaksi  Benedict  ke  dalam masing‐masing 

tabung  dan  panaskan  tabung  di  atas  penangas  air  mendidih 

selama  2‐5 menit  kemudian  amati  perubahan  yang  terjadi.  Jika 

bahan  uji  mengandung  gula  pereduksi,  maka  akan  terbentuk 

endapan merah bata. 

 

d. Tes Barfoed (tes mono‐ dan disakarida) 

1. Tempatkan  2  mL  larutan  karbohidrat  dalam  tabung  reaksi  dan 

tempatkan 2 mL akuades dalam tabung reaksi lain sebagai kontrol. 

2. Tambahkan 2 mL larutan Barfoed ke dalam masing‐masing tabung 

reaksi  kemudian  panaskan  kedua  tabung  reaksi  diatas  penangas 

air.  Bila  dalam  waktu  dua  menit  terbentuk  endapan  berwarna 

merah  bata  menunjukkan  adanya  monosakarida.  Tapi  bila 

endapan  merah  bata  baru  terbentuk  setelah  pemanasan  +  10 

menit, maka dalam larutan uji terdapat disakarida. 

 

e. Tes tollens (tes pentose dan heksosa) 

1. Tempatkan  2 mL  larutan  karbohidrat dalam  suatu  tabung  reaksi 

dan  tempatkan  akuades  dalam  tabung  reaksi  yang  lain  sebagai 

kontrol. 

2. Tambahkan  pada  masing‐masing  tabung  2  mL  pereaksi  Tollens 

kemudian panaskan di atas penangas air. Amati perubahan yang 

terjadi,  bila  terjadi  warna  merah  anggur  menunjukkan  adanya 

pentosa. 

 

f. Tes Fehling (tes gugus pereduksi) 

1. Tempatkan 2 mL  larutan karbohidrat dalam  tabung  reaksi dan 

tempatkan  2  mL  akuades  dalam  tabung  reaksi  lain  sebagai 

Page 10: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

 Petunjuk Praktikum Kimia Organik II  Percobaan 1 

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta  

control. 

2. Tambahkan  2 mL  larutan  Fehling  (Fehling  A  +  Fehling  B)  pada 

masing‐masing  tabung  kemudian  panaskan  di  atas  penangas  air 

selama  3‐4  menit.  Amati  perubahan  yang  terjadi,  jika  dalam 

larutan  uji  terdapat  gula  pereduksi  maka  terbentuk  endapan 

merah bata. 

 

g. Tes Seliwanof (tes ketosa dan aldosa) 

1. Tempatkan  2  mL  larutan  karbohidrat  dalam  tabung  reaksi  dan 

tempatkan 2 mL akuades dalam tabung reaksi lain sebagai kontrol. 

2. Tambahkan 5 mL pereaksi Seliwanof pada masing‐masing tabung 

dan  panaskan  di  atas  penangas  air  selama  1  menit.  Amati 

perubahan  yang  terjadi,  jika  terbentuk warna merah  bata maka 

bahan uji mengandung ketosa. 

 

h. Tes Osazon (tes mono‐ dan disakarida) 

1. Tempatkan  2  mL  larutan  karbohidrat  dalam  tabung  reaksi  dan 

tempatkan 2 mL akuades pada tabung lain sebagai kontrol. 

2. Tambahkan  pada  masing‐masing  tabung  reaksi  0,1  gram 

Fenilhidrazin HCl dan 0,2 gram Natrium asetat kemudian dikocok 

sampai homogen. 

3. Panaskan  kedua  tabung  tabung  di  atas  penangas  air  kemudian 

amati  waktu  terjadinya  endapan  kuning  dari  Osazon.  Jika  ada 

monosakarida Osazon  terbentuk  dalam  keadaan  panas,  tapi  jika 

ada  dissakarida  maka  pembentukan  Osazon  terjadi  setelah 

didinginkan. 

 

 

 

Page 11: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

 Petunjuk Praktikum Kimia Organik II  Percobaan 1 

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta  

B. Uji Protein dan Asam Amino 

a. Reaksi Biuret (tes umum protein) 

1. Tempatkan  2mL  larutan  protein/asam  amino  ke  dalam  tabung 

reaksi. Tambahkan 1 mL NaOH 10%, kemudian  tambahkan  tetes 

demi tetes larutan CuSO4 0,5%. Amati perubahan yang terjadi, tes 

positif ditandai terbentuknya warna ungu. 

 

b. Tes Ninhidrin (tes umum asam amino) 

1. Tempatkan 2 mL larutan protein/asam amino dalam tabung reaksi 

kemudian  tambahkan beberapa  tetes  larutan Ninhidrin 0,2% dan 

dikocok beberapa saat. 

2. Panaskan di atas penangas air selama 10 menit. Amati perubahan 

yang terjadi, reaksi positif jika terbentuk warna ungu. 

 

c. Tes Ksantoprotein (tes gugus fenil asam amino) 

1. Tempatkan 2 mL larutan protein/asam amino dalam tabung reaksi 

kemudian tambahkan 1 mL HNO3 pekat dan kocok beberapa saat. 

2. Panaskan di atas penangas air selama 3‐6 menit. Amati perubahan 

yang  terjadi,  reaksi positif  jika  terbentuk endapan kuning  (warna 

kuning akan lebih terang jika ditambahkan 2‐3 tetes NaOH 10%). 

 

d. Tes Hopkin Cole (tes triptopan) 

1. Tempatkan 2 mL larutan protein/asam amino dalam tabung reaksi 

kemudian  tambahkan  2  mL  pereaksi  Hopkin  Cole  dan  dikocok 

beberapa saat. 

2. Tambahkan  perlahan‐lahan  1  mL  H2SO4  pekat  melalui  dinding 

tabung  reaksi  yang  dimiringkan  sehingga  terbentuk  2  lapisan. 

Reaksi positif bila terlihhat cincin ungu pada bidang batas. 

 

Page 12: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

 

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta  

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II  Percobaan 1 

e. Tes Millon (tes asam amino tirosin) 

1. Tempatkan 2 mL larutan protein/asam amino dalam tabung reaksi 

kemudian tambahkan beberapa tetes pereaksi Millon dan dikocok 

beberapa saat. 

2. Panaskan di atas penangas air selama 4‐6 menit. Amati perubahan 

yang terjadi, reaksi positif ditandai terjadinya endapan merah. 

 

V. Pertanyaan 

1. Buatlah  reaksi‐reaksi  uji  karbohidrat  dengan  pereaksi  Bial,  Benedict, 

Barfoed, Fehling, Tollens, dan Seliwanof. 

2. Buatlah reaksi‐reaksi uji protein dan asam amino dari percobaan ini. 

Page 13: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 2

8

ISOLASI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

I. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengisolasi senyawa golongan karbohidrat dari

berbagai bahan alam.

2. Mahasiswa dapat melakukan proses hidrolisis karbohidrat.

3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi hasil isolasi dan hidrolisis

karbohidrat.

II. Teori Singkat

Karbohhidrat merupakan senyawa yang mengandung karbon,

hidroogen, dan oksigen yang terdapat di alam. Rumus molekul senyawa ini dapat

dinyatakan dengan Cn(H2O)n, sehingga muncul istilah karbohidrat. Ditinjau dari

rumus struktur, penamaan karbohidrat tidaklah tepat karena dalam karbohidrat

oksigen dan hydrogen tidak terikat pada karbon sebagai hidrat. Nama yang lebih

tepat adalah polihidroksil aldehid untuk senyawa dengan gugus fungsi aldehid

seperti glukosa dan polihidroksil keton untuk senyawa dengan gugus fungsi

keton seperti fruktosa.

Berdasarkan strukturnya, karbohidrat dapat digolongkan dalam

beberapa kelompok yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan

polisakarida. Karbohidrat dapat diisolasi dari bahan alam, dan hasil isolasi ini

dapat diidentifikasi dengan reaksi-reaksi khusus untuk membuktikan adanya

karbohidrat hasil isolasi tersebut. Selain untuk membuktikanadanya karbohidrat

reaksi-reaksi spesifik ini dapat juga membedakan karbohidrat bersdasarkan

golongannya. Pada umumnya karbohidrat hasil isolasi dari bahan alam termasuk

golongan oligo- atau polisakarida. Untuk mengetahui jenis monosakarida

penyusunnya maka polisakarida perlu dihidrolisis terlebih dahulu sebelum

dilakukan reaksi-reaksi pengenalan. Hidrolisis karbohidrat di laboratorium

dapat dilakukan dengan menggunakan katalis asam.

Page 14: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 2

9

III. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi (bersih dan kering)

2. Pipet tetes

3. Kain tipis

4. Kaca arloji

5. Gelas kimia

6. Alat refluks lengkap

Bahan

1. Karbohidrat dari bahan alam

2. Pereaksi Molisch

3. Pereaksi Bial

4. Pereaksi Benedict

5. Pereaksi Barfoed

6. Pereaksi Tollens

7. Pereaksi Fehling A

8. Pereaksi Fehling B

9. Pereaksi Seliwanof

10. HCl 3 M

11. NaOH 3 M

12. H2SO4 pekat

13. Amil alkohol

14. Fenilhidrazin HCl

15. Natrium asetat

16. Akuades

17. Larutan Iodium

Page 15: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 2

10

IV. Prosedur Kerja

A. Isolasi Pati/amilum

1. Haluskan 100 gram bahan alamyang mengandung pati (singkong,

kentang dan biji-bijian) dengan cara digiling, diparut atau diblender.

2. Pindahkan bahan ke dalam gelas kimia 500 mL dan tambahkan air

sebanyak 100 mL kemudian diaduk sampai merata dan semua bahan

terendam air.

3. Pisahkan bahan yang tidak larut dalam air dengan cara diperas

menggunakan kain tipis. Fasa air yang mengandung pati dapat

digunakan untuk reaksi-reaksi uji karbohidrat.

4. Untuk mendapatkan pati, fasa air didiamkan sampai terbentuk

endapan dan airnya dipisahkan dengan cara dekantasi.

5. Keringkan pati di atas kaca arloji di udara terbuka, selanjutnya

ditimbang dan tentukan rendemennya dengan menggunakan rumus :

( )

B. Pengenalan Pati dengan Tes Molisch

1. Tempatkan 2 mL larutan karbohidrat (2 mg dalam 2 mL) dalam tabung

reaksi dan tempatkan 2 mL akuades dalam tabung reaksi lain sebagai

kontrol.

2. Tambahkan 2 tetes pereaksi Molisch ke dalam masing-masing tabung

reaksi kemudian kocok hingga tercampur dengan baik.

3. Miringkan tabung reaksi dan dengan hati-hati tambahkan 1-2 mL

H2SO4 pekat ke dasar tabung reaksi dengan menggunakan pipet

tetes. Amati dan catat perubahan warna di batas kedua lapisan

cairan untuk masing-masing tabung. Timbulnya warna ungu

Page 16: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 2

11

menandakan tes positif terhadap pati.

C. Hidrolisis Pati

1. Buat 50 mL larutan pati 1% dari hasil isolasi percobaan A.

2. Tambahkan HCl 3 M dengan jumlah volume yang sama dengan

larutan pati, kemudian refluk selama 1 jam di atas penangas air.

3. Lakukan pengujian apakah pati sudah mengalami hidrolisis dengan

cara mengambil + 2 mL larutan dan tempatkan dalam tabung reaksi.

4. Tambahkan pula larutan dalam tabung reaksi beberapa tetes NaOH 3

M sehingga larutan menjadi netral, kemudian tambahkan 1-2 tetes

larutan iodium. Bila dengan penambahan iodium tidak terbentuk

warna biru, berarti pati sudah mengalami hidrolisis, tapi jika larutan

yang ditambahkan iodium berwarna biru maka refluks dilanjutkan

sampai hidrolisis sempurna.

5. Setelah hidrolisis selesai tambahkan NaOH 3 M sampai netral,

kemudian lakukan reaksi-reaksi terhadap pengenalan karbohidrat dan

bandingkan hasilnya dengan karbohidrat tanpa hidrolisis.

6. Lakukan uji dengan pereaksi pengenal karbohidrat dengan tes Bial,

Benedict, Barfoed, Tollens, Fehlings, Seliwanof, dan Osazon.

V. Pertanyaan

1. Tulislah contoh-contoh senyawa mono-, di-, oligo-, dan polisakarida.

2. Jelaskan mengapa pada hidrolisis karbohidrat digunakan asam encer.

Page 17: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 3

12

ISOLASI DAN HIDROLISIS PROTEIN

I. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengisolasi protein dari bahan makanan.

2. Mahasiswa dapat menghidrolisis protein menjadi asam-asam amino.

3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi protein dan asam amino hasil

hidrolisis.

II. Teori Singkat

Protein berarti dari bahasa Yunani “Proteus” yang berarti pertama.

Hampir semua bagian tubuh hewan atau manusia merupakan protein yaitu kuku,

rambut, kulit, daging otot, hemoglobin, enzim, dan sebagian hormon.

Protein merupakan polimer dari asam-asam amino, dimana susunan

asam-asam amino berbeda untuk masing-masing protein.

Ikatan yang terdapat dalam protein ialah ikatan peptida.

Asam amino adalah senyawa organic yang mempunyai gugus –COOH dan

NH2. Alanin merupakan salah satu asam amino penyusun protein.

Alanin

NH2

CH

C

CH3

OH

O

H2O, H+

Asam amino

{

HN C

HC

HN C

HC

HN C

HC

R' O R" O R"'

}

O

Page 18: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 3

13

Asam amino dapat bermuatan positif maupun negatif (zwitter ion).

Hidrolisis sempurna dari protein akan menghasilkan campuran dari asam-

asam amino. Campuran dari asam-asam amino dapat dipisahkan dengan metoda

kromatografi. Adanya asam amino dapat diidentifikasikan dengan berbagai reaksi

pengujian.

III. Alat dan Bahan

Alat

1. Gelas kimia 500 mL dan 250 mL

2. Pipet

3. Batang pengaduk

4. Labu dasar bulat 100 mL

5. Peralatan refluks

6. Erlenmeyer 50 mL

Bahan

1. Susu nonfat

2. Asam asetat 10%

3. CaCO3 bubuk

4. HCl 20%

5. Karbon aktif

NH2

CH

C

CH3

OH

O

NH3

CH

C

CH3

O

O

Page 19: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 3

14

6. Larutan NaOH 10%

7. Larutan CuSO4 2%

8. Larutan putih telur

9. Glisin

10. Fenil alanin

11. Triptofan

12. Tyrosin

13. Susu sapi atau susu kental manis

IV. Prosedur Kerja

A. Isolasi Protein

1. Tempatkan 200 mL susu yang mengandung protein dalam gelas

kimia 500 mL, kemudian hangatkan sampai dengan temperature

40°C.

2. Teteskan larutan asam asetat 10% sambil diaduk dengan batang

pengaduk. Tambahkan asam asetat sampai protein tidak terbentuk

lagi. (Hindari kelebihan asam asetat)

3. Aduk-aduk protein sehingga terbentuk gumpalan amorf, kemudian

tambahkan 5 gram bubuk CaCO3 dan diaduk kembali selama

beberapa menit.

4. Keringkan protein yang didapat dengan penyaring vakum selama

beberapa menit sambil ditekan-tekan dengan spatula sampai tetesan

cairan melalui penyaring tidak ada lagi.

5. Tempatkan protein hasil isolasi di atas kaca arloji ukuran besar

kemudian simpan ditempat yang kering dan bersih selama 3-7 hari.

6. Selanjutnya timbang berat protein yang diperoleh dan tentukan

rendemen hasil isolasi dengan rumus :

( )

Page 20: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 3

15

B. Hidrolisis Protein

1. Masukkan 20 mL HCl 20% dan 0,5 gram protein hasil isolasi ke dalam

labu refluks 100 mL, kemudian panaskan campuran dengan

menggunakan heating mantle selama 35 menit.

2. Buka rangkaian refluks dan tambahkan 0,5 gram karbon aktif ke

dalam campuran yang masih panas, kemudian diaduk-aduk dengan

batang pengaduk sampai campuran kira-kira rata (homogen).

3. Saring hasil hidrolisis yang diperoleh ke dalam Erlenmeyer 50 mL,

selanjutnya lakukan uji pengenalan protein dan asam amino dengan

pereaksi Biuret, Ninhidrin, Xsantoprotein, Hopkin Cole, dan Millon.

V. Pertanyaan

1. Sebutkanlah asam-asam amino esensial pembangun protein.

2. Jelaskan mengapa temperatur pada proses isolasi protein tidak boleh

lebih tinggi dari 40°C.

Page 21: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 4

16

ISOLASI DAN HIDROLISIS LEMAK

I. Tujuan

1. Mahasiswa dapat melakukan isolasi lemak dengan metoda sokletasi.

2. Mahasiswa dapat melakukan hidrolisis lemak.

II. Teori Singkat

Lemak merupakan senyawa trimester gliserol dan asam lemak berantai

panjang. Secara umum rumus ester dapat ditulis sebagai berikut:

R1, R2, dan R3 adalah gugus alkil dengan jumlah atom C ganjil. Ketiga gugus R

dapat sama dan dapat pula berbeda satu sama lain. Dengan struktur seperti

gambar di atas mudah dipahami bahwa lemak merupakan senyawa non polar

yang mudah larut dalam pelarut organikseperti eter, petroleum eter, dan n-

heksana. Berdasarkan sifat kelarutan lemak ini, maka lemakdapat diisolasi dari

bahan alam dengan metoda ekstraksi menggunakan pelarut non polar. Ekstraksi

dapat dilakukan dengan menggunakan corong pisah biasa atau soklet.

Keuntungan penggunaan alat soklet adalah ekstraksi dapat dilakukan terus

menerus tanpa membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak jika

dibandingkan dengan ekstraksi pelarut corong pisah.

Sebagai ester, lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol.

Reaksi hidrolisis dapat dikatalisis oleh asam ataupun basa.

H2C O C R1

H2C

H2C

O C R2

O C R3

O

O

O

Page 22: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 4

17

III. Alat dan Bahan

Alat

1. Alat soklet lengkap

2. Penangas air

3. Oven

4. Neraca analitik

5. Alat destilasi lengkap

6. Labu bulat 250 mL

7. Corong pisah 250 mL

8. Erlenmeyer 250 mL

9. Gelas kimia 250 mL

10. Gelas ukur

Bahan

1. Bahan alam yang akan diisolasi

2. N-heksana

3. KOH

4. Etanol

5. Aseton

6. HCl pekat

7. NaCl

8. NaCl

9. Na2SO4

10. Br2/CCl4 5%

11. KMnO4

Page 23: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 4

18

IV. Prosedur Kerja

A. Isolasi Lemak

1. Timbang bahan yang mengandung lemak sebanyak 250 gram, kering

anginkan kemudian haluskan dengan menggunakan lumping

porselen.

2. Bungkus bahan tersebut dengan kertas saring sehingga berbentuk

silinder dengan kedua ujungnya ditutup kapas kemudian diikat

dengan benang.

3. Siapkan alat soklet, masukkan bahan yang telah dibungkus kedalam

labu tengah dan masukkan pelarut n-heksana ke dalam labu bulat

soklet sampai 2/3 volumenya.

4. Lakukan ekstraksi dengan pemanasan menggunakan heating mantle

selama lebih kurang 5 jam sampai ekstrak yang turun ke labu

menjadi jernih.

5. Pindahkan ekstrak yang diperoleh ke dalam labu destilasi yang sudah

diketahui beratnya, dan lakukan destilasi sampai semua pelarutnya

habis terdestilasi.

6. Residu yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C

selama beberapa menit, kemudian dinginkan dalam eksikator yang

telah mengandung zat pengering.

7. Timbang berat lemak yang diperoleh (lemak beserta labu) dan hitung

persen berat lemak yang dihasilkan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

8. Untuk penentuan kadar lemak secara teliti ulangi pekerjaan

pengeringan dalam oven sampai berat yang diperoleh tidak

berubah lagi.

Page 24: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 4

19

B. Hidrolisis Lemak

1. Timbang 5 gram lemak hasil isolasi dan masukkan ke dalam labu alas

bulat 250 mL.

2. Tambahkan 3 gram KOH dalam 30 mL etanol dan panaskan

campuran selama 15 menit pada suhu 60°C.

3. Dinginkan campuran dan tambahkan 100 mL akuades, kemudian

netralkan dengan menambahkan 10 mL HCl pekat tetes demi tetes.

4. Ekstraksi larutan dengan 20 mL eter dalam labu ekstraksi 250 mL,

kemudian ambil lapisan eter dan tampung dengan erlenmeyer.

Ulangi ekstraksi sampai 3 kali dan gabungkan semua ekstrak yang

diperoleh.

5. Lapisan air ditambahkan dengan NaCl jenuh, bila terjadi dua

lapisan,ambil lapisan eternya dan gabungkan dengan ekstrak eter

sebelumnya.

6. Keringkan ekstrak eter dari air dengan cara menambahkan Na2SO4

sampai larutan menjadi bening.

7. Uapkan pelarut eter dengan rotary evaporator atau dengan cara

destilasi, ambil residunya dan kemudian timbang beratnya sebagai

asam lemak campuran.

8. Tambahkan aseton sampai residu terlarut dan dinginkan dalam

lemari es (-10°C) sampai terbentuk Kristal asam lemak jenuh.

9. Saring Kristal pada suhu rendah dan tampung filtratnya berupa

larutan yang mengandung asam lemak tidak jenuh.

10. Uapkan pelarut aseton dari filtrate dengan cara destilasi, kemudian

ambil residunya sebagai asam lemak tidak jenuh.

11. Timbang masing-masing asam lemak yang dihasilkan dan lakukan uji

identifikasi ketidakjenuhan untuk masing-masing asam lemak yang

diperoleh dengan pereaksi Br2/CCL4 5% dan larutan KMnO4 2%.

Page 25: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 4

20

V. Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud dengan lemak dan jelaskan perbedaannya

dengan minyak.

Page 26: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 5

21

PENGUJIAN GOLONGAN SENYAWA BAHAN ALAM

I. Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan uji golongan senyawa organik bahan alam yang

terkandung dalam suatu spesimen tumbuhan.

II. Teori Singkat

Fitokimia atau kimia tumbuhan adalah pengetahuan tentang senyawa kimia

yang terdapat dalam jaringan tumbuhan seperti akar, batang, buah, bunga, dan

daun. Senyawa kimia yang terdapat dalam jaringan tumbuhan terdiri dari

metabolit primer seperti lemak, protein, karbohidrat dan metabolit sekunder

seperti alkaloid, steroid, terpenoid, flavonoid, tannin, saponin, dan kuinon.

Senyawa metabolit primer hamper selalu ada dalam setiap jenis tumbuhan, tapi

kandungan metabolit sekunder biasanya terdapat dalam jumlah kecil dan jenis

senyawa yang sangat bervariasi. Setiap jenis tumbuhan mempunyai kandungan

metabolit sekunder yang tidak sama, sehingga memungkinkan ditemukannya

senyawa-senyawa yang berbeda dari setiap jenis tumbuhan. Untuk mengetahui

jenis senyawa yang terdapat dalam jaringan tumbuhan tertentu, dapat dilakukan

uji fitokimia dengan cara melakukan reaksi pengenalan yang spesifik terhadap

setiap jenis golongan senyawa.

III. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Lumpang porselen

4. Kertas saring atau kapas

5. Plat tetes

6. Erlenmeyer 250 mL

Page 27: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 5

22

Bahan

1. Air suling

2. HCl pekat

3. H2SO4 2N

4. Logam Mg

5. NaOH

6. Etanol

7. Kloroform

8. NH4OH

9. Anhidrida asam asetat

10. FeCl3 1%

11. Pereaksi Dragendorf dan Mayer

12. Dietil eter

13. Bahan, tumbuhan (daun, akar, umbi, kulit batang, dan bunga)

IV. Prosedur Kerja

A. Pengujian Golongan Alkaloid

1. Timbang sebanyak 4 gram bahan, kemudian dipotong-potong,

ditumbuk dan digerus dalam lumping porselen sampai halus.

2. Tambahkan 10 mL kloroform-amoniak (9 : 1) dan digerus lagi

beberapa saat sampai larutan ekstrak berwarna hijau.

3. Saring ekstrak kloroform-amoniak dengan menggunakan pipat yang

telah diberi kapas pada ujungnya dan masukkan ke dalam tabung

reaksi berukuran sedang.

4. Tambahkan H2SO4 2 N sebanyak 20 tetes dan kocok campuran

perlahan dengann cara membolak-balikan tabung reaksi, kemudian

biarkan sejenak hingga terbentuk lapisan asam pada bagian atas

dan lapisan kloroform bagian bawah.

5. Ambil lapisan asam dengan menggunakan pipet, pindahkan ke

Page 28: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 5

23

dalam dua tabung reaksi kecil, kemudian tambahkan pada salah satu

tabung 1-2 tetes pereaksi Mayer dan tabung yang lain 1-2 tetes

pereaksi Dragendorf. Amati reaksi yang terjadi, jika bahan

mengandung alkaloid akan terbentuk endapan putih pada

penambahan pereaksi Mayer dan endapan jingga sampai coklat pada

penambahan pereaksi dragendorf.

B. Pengujian Triterpenoid dan Steroid

1. Timbang 4 gram bahan, kemudian masukkan ke dalam lumping

porselen, tambahkan 10 mL kloroform dan gerus sampai halus.

2. Saring ekstrak yang terbentuk dengan menggunakan kapas dan

pindahkan dengan pipet ke dalam satu lubang plat tetes, kemudian

diamkan beberapa saat sampai ekstrak menjadi kering.

3. Tambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat pada ekstrak dalam

lubang plat tetes dan aduk perlahan dengan menggunakan batang

pengaduk, kemudian ditambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat. Timbulnya

warna merah sampai ungu menunjukkan adanya triterpenoid,

sedangkan adanya steroid ditandai dengan terbentuknya warna hijau

sampai biru. Apabila bahan mengandung sekaligus steroid dan

triterpenoid, maka akan teramati bulatan berwarna hijau sampai biru

dibagian tengah dan cincin merah sampai ungu di bagian pinggir

lubang plat tetes.

C. Pengujian Flavonoid

1. Haluskan sebanyak 4 gram bahan dengan lumping porselen,

kemudian masukkan ke dalam gelas kimia yang telah berisi 25 mL air

panas dan didihkan selama 5 menit, selanjutnya disaring dengan

kertas saring dan filtratnya ditampung dalam 3 tabung reaksi.

2. Ambil salah satu tabung kemudian tambahkan sedikit serbuk Mg, 1

Page 29: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 5

24

mL HCl pekat dan 1 mL amil alcohol selanjutnya dikocok beberapa

saat dan diamati perubahan yang terjadi. Adanya falonoid ditunjukkan

dengan terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan

amil alkohol.

3. Pada tabung kedua tambahkan beberapa tetes FeCl3 1%, kemudian

amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya warna biru atau biru

ungu menandakan adanya senyawa fenolik.

4. Pada tabung ketiga, dikocok kuat beberapa saat kemudian amati

perubahan yang terjadi. Terbentuknya busa permanen selama 15

menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCl pekat,

menunjukkan adanya saponin.

D. Pengujian Kuinon

1. Haluskan 4 gram bahan dalam lumping porselen, kemudian masukkan

ke dalam Erlenmeyer.

2. Tambahkan 10 mL dietil eter, kemudian dikocok beberapa saat dan

amati warna ekstrak yang terjadi. Jika ekstrak berwarna kuning,

orange atau merah, pindakan ke dalam tabung reaksi kemudian

tambahkan beberapa tetes NaOH 5% sampai warna ekstrak hilang.

3. Tambahkan tetes demi tetes HCl encer sampai suasana asam, jika

warna ekstrak muncul kembali menandakan adanya kuinon.

V. Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud dengan senyawa metabolit primer dan senyawa

metabolit sekunder?

2. Kenapa pada pengujian alkaloid, pelarut kloroform ditambahkan dengan

amoniak?

3. Tulislah reaksi pengujian senyawa alkaloid, steroid, triterpenoid,

flavonoid, fenol, dan senyawa kuinon dari percobaan di atas!

Page 30: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 6

25

ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM DENGAN CARA

MASERASI/SOKLETASI

I. Tujuan

1. Mahasiswa dapat melakukan pemisahan senyawa kimia dari jaringan

tumbuhan dengan ekstraksi pelarut secara maserasi atau sokletasi.

2. Mahasiswa mengerti cara pemilihan pelarut yang sesuai untuk ekstraksi

senyawa-senyawa yang terkandung dalam bahan tumbuhan.

II. Teori Singkat

Langkah awal untuk memisahkan senyawa yang terkandung dalam

jaringan tumbuhan adalah pekerjaan ekstraksi pelarut. Ekstraksi pelarut dapat

dilakukan dengan cara merendam bahan dengan pelarut organik dalam selang

waktu tertentu yang disebut dengan maserasi. Cara lain yang biasa juga

dilakukan adalah ekstraksi terus menerus menggunakan alat soklet. Masing-

masing metode mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri. Metoda soklet

memerlukan pelarut pelarut yang tidak terlalu banyak dan ekstraksi dapat

dilakukan terus menerus sampai semua senyawa terekstraksi. Tapi metoda

soklet tidak dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa yang mudah rusak pada

proses pemanasan. Sebaliknya maserasi, kerusakan senyawa akibat pemanasan

dapat dihindarkan, tapi metosa ini memerlukan pelarut yang relative lebih

banyak.

Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi bahan alam biasanya adalah

pelarut-pelarut polar atau semi polar seperti methanol, aseton, kloroform, dan

pelarut lainnya yang sesuai terhadap jenis senyawa yang dipisahkan.

Page 31: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 6

26

III. Alat dan Bahan

Alat

1. Alat soklet

2. Kertas saring

3. Lumpang porselen

4. Erlenmeyer

5. Gelas kimia

6. Gelas ukur

7. Pipet tetes

8. Benang

Bahan

1. Methanol

2. Kloroform

3. Bahan yang akan diisolasi

4. Pereaksi uji golongan (alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid)

IV. Prosedur Kerja

A. Maserasi

1. Siapkan bahan dengan cara memotong-motong bahan yang sudah

dikering anginkan, kemudian diblender atau ditumbuk dengan

lumping porselen, diayak sehingga diperoleh serbuk halus yang

kering.

2. Masukkan 0,5 kg bahan kering halus ini ke dalam gelas kimia 1 L atau

2 L, kemudian tambahkan pelarut yang sesuai (metanol’kloroform)

sampai semua bahan terendam. Rendam bahan selama 3 hari

sambil setiap harinya diaduk dengan batang pengaduk.

3. Ambil ekstrak dengan cara dekantasi dan saring ke dalam

Page 32: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 6

27

Erlenmeyer, kemudian lakukan pengujian fitokimia untuk mengetahui

golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak.

4. Pekatkan ekstrak dengan rotary evaporator sehingga diperoleh hasil

berupa ekstrak kasar, selanjutnya simpan dalam botol untuk

pengerjaan selanjutnya.

B. Sokletasi

1. Bungkus bahan kering halus dengan kertas saring seperti sebuah

silinder dan diikat dengan benang kemudian ditimbang.

2. Pasang alat soklet dan masukkan pelarut organic yang sesuai

(methanol/kloroform) ke dalam labu alas bulat + 2/3 volumenya,

selanjutnya masukkan bahan ke dalam labu tengah soklet.

3. Nyalakan heating mantle dan lakukan sokletasi selama 4 jam,

kemudian ambil larutan ekstrak dan pekatkan dengan menggunakan

rotary evaporator.

4. Uji golongan senyawa hasil ekstraksi dengan menggunakan pereaksi

uji fitokimia, kemudian simpan hasil ekstraksi berupa ekstrak kasar

dalam Erlenmeyer untuk pekerjaan selanjutnya.

V. Pertanyaan

1. Mengapa dalam mengekstraksi senyawa bahan alam diperlukan

pemilihan pelarut yang sesuai terhadap senyawa yang akan diisolasi ?

2. Bendingkan hasil ekstraksi antara metoda maserasi dengan sokletasi !

manakah yang lebih baik ?

Page 33: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 7

28

PEMISAHAN SENYAWA DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

I. Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa dapat memisahkan senyawa kimia dari campurannya dengan

menggunakan metoda kromatografi lapis tipis.

2. Mahasiswa mengerti cara pemilihan eluen yang sesuai untuk memisahkan

senyawa dari campurannya.

II. Teori Singkat

Kromatografi adalah metoda untuk pemisahan dua atau lebih zat berdasarkan

perbedaan distribusi zat-zat antar dua fasa, yaitu fasa diam yang berupa

padatan atau cairan dan fasa gerak yang berupa cairan atau gas yang terus

menerus bergerak melewati fasa diam. Bila yang dipakai sebagai fasa gerak

berwujud gas dinamakan kromatografi gas, sedangkan kalau fasa gerak

berwujud cair sistemnya dinamakan kromatografi cair.

Kromatografi lapis tipis (KLT) melibatkan pemisahan diantara fasa diam yang

berupa penyerap padat yang dilekatkan tipis pada plat gelas atau alumunium

dan fasa gerak berupa pelarut cair yang mengalir melalui penyerap padat.

Sebagai teknik pemisahan cair-padat, KLT merupakan bentuk kromatografi

serapan. Aliran pelarut berfungsi sebagai pengembang (eluen), dan senyawa

yang dianalisis dielusikan melalui fasa padat. Komponen campuran yang

bergerak melalui plat (KLT) mempunyai kecepatan berbeda yang tergantung

kepada kelarutan komponen dalam pelarut dan kekuatan serapan fasa diam

terhadap komponen. Pemisahan terjadi jika suatu komponen diserap lebih

kuat oleh fasa diam dari komponen yang lain. Fasa diam atau penyerap padat

yang sering digunakan untuk KLT adalah alumina (Al2O3) dan silica gel (SiO2).

Alumina lebih polar daripada selika gel. Untuk analisis senyawa yang kurang

polar seperti hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan alkil halide, lebih baik

dipakai alumina. Sedangkan silica gel dipilih untuk analisis senyawa polar

Page 34: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 7

29

seperti asam karboksilat, alcohol, dan amina.

Untuk mengetahui pemisahan komponen dalam teknik kromatografi, dapat

ditentukan dari harga Rf setiap komponen senyawa yang dipisahkan, dimana

harga Rf tersebut adalah :

Harga Rf merupakan perbandingan jarak yang ditempuh senyawa dengan

jarak yang ditempuh pelarut pelarut dari titik asal. Titik asal adalah titik

dimana bercak sampel ditotolkan pada plat KLT.

III. Alat Dan Bahan

Alat:

1. Plat KLT

2. Chamber

3. Pipa kapiler

4. Lampu UV

5. Botol semprot

6. Pensil

7. Penggaris

Bahan :

1. Ekstrak kasar sampel

2. Pelarut (methanol, kloroform, aseton, etil asetat, n-heksana)

3. Larutan Dragendrorff

4. Larutan Liebermann Burchard (H2SO4 dalam etanol 2%)

5. Larutan Cerium sulfat 2%

IV. Cara Kerja

1. Siapkan plat KLT berukuran 10 x 2 xm, kemudian dengan menggunakan

Page 35: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 7

30

pensil, buat garis batas dengan cara menggaris kedua ujung plat KLT

dengan jarak 0,5 cm.

2. Masukkan eluen sebanyak 10 mL ke dalam chamber, kemudian tutup

dengan rapat dan biarkan beberapa menit.

3. Totolkan dengan menggunakan pipa kapiler sampel yang telah terlebih

dahulu dilarutkan dengan aseton pada garis batas salah satu ujung plat

KLT.

4. Masukkan plat KLT yang telah ditotol ke dalam chamber yang telah berisi

larutan eluen dengan posisi bagian yang ditotol disebelah bawah (ingat,

jangan sampai totolan terendam pelarut), kemudian lakukan elusi sampai

eluen bergerak hingga batas sebelah atas plat KLT.

5. Angkat plat KLT dari dalam chamber dan keringkan di udara terbuka

beberapa saat, kemudian amati bercak noda hasil pemisahan di bawah

lampu UV dan lingkari dengan pensil setiap bulatan yang dianggap

komponen senyawa.

6. Semprot plat KLT yang telah ditandai dengan zat penampak noda (larutan

Dragendorff untuk alkaloid, Liebermann Burchard untuk steroid dan

triterpenoid atau Cerium sulfat 2% untuk flavonoid). Amati warna untuk

setiap komponen yang muncul pada plat KLT, kemudian catat hasil

pengamatan dan beri nomor urut untuk setiap noda yang muncul mulai

bagian atas berikut ke bawah.

7. Tentukan golongan senyawa dari setiap noda yang muncul dengan

pengenalan berbagai pereaksi penampakan noda yang digunakan.

V. Pertanyaan

1. Sebutkan jenis-jenis kromatografi dan jelaskan bagaimana prinsip kerja

dan penggunaannya!

Page 36: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA – Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 8

31

ISOLASI KAFEIN DARI KOPI/TEH

I. Tujuan

1. Mahasiswa dapat melakukan isolasi senyawa produk alam yang telah diketahui.

2. Mahasiswa dapat melakukan pemurnian senyawa hasil isolasi dengan cara

sublimasi atau kristalisasi.

II. Teori Singkat

Zat aktif dalam kopi yang berharga bagi manusia adalah kafein. Kafein adalah suatu

alkaloid, yaitu suatu golongan senyawa yang umumnya mengandung nitrogen dan

umumnya sifat0sifat basa organic.

Senyawa alkaloid murni yang telah dapat disolasi dari kopi adalah kafein. Isolasi ini

dilakukan oleh seorang ahli kimia Perancis, Pierre Jean Robiquet pada tahun 1821.

Kaffein termasuk golongan senyawa Ksantin, dianggap golongan senyawa yang

dapat memberikan stimulasi system syarat pusat dan jaringan otot.

Pada percobaan ini akan dilakukan isolasi kafein dari kopi. Permasalahnnya, tidak

hanya kafein saja yang terkandung dalam kopi tapi kopi (bean) hijau mengandung +

1 – 2% kafein, tannin, glukosa, lemak, protein dan selulosa.

Selama pemanggangan, biji kopi akan berubah warna menjadi hitam coklat.

Pemanggangan akan menghasilkan bau dan aroma tertentu yang disebabkan oleh

suatu minyak yang disebut kafeol. Minyak yang mudah menguap ini terutama

mengandung furfural dan beberapa senyawa lainnya. Pemanggangan juga

membebaskan kafein dan asam klorogenat. Pemisahannya tergantung dari

perbedaan kelarutan senyawa-senyawa yang terdapat dalam kopi.

N

NN

NH3C

O

CH3

CH3

H

O

Page 37: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA – Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 8

32

III. Alat dan Bahan

Alat :

1. Labu alat bulat leher tiga 500 mL

2. Alat refluks

3. Heating mantle

4. Corong Buchner

5. Kertas saring

6. Labu isap penyaring 500 mL

7. Corong pisah 500 mL

8. Erlenmeyer 250 mL

9. Gelas ukur

10. Cawan penguap

11. Kaca arloji

12. Batu didih

Bahan :

1. Bubuk kopi

2. CaCO3

3. Kloroform

4. MgSO4 anhidrat

5. Aseton

6. N-heksana

IV.Prosedur Kerja

1. Masukkan 50 gram bubuk kopi, 15 gram serbuk kalsium karbonat dan 200 mL air

ke dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan pendingin refluks.

2. Tutup lubang yang tidak dipakai, lalu panaskan dengan hati-hati selama + 2 jam

dengan menggunakan heating mantle sambil sekali-sekali diaduk.

3. Setelah pendidihan selesai, saring dalam keadaan panas dengan corong

bucher yang telah dilapisi dengan kertas saring dengan menggunakan labu

isap 500 mL.

Page 38: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA – Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 8

33

4. Filtrat didinginkan pada suhu kamar kemudian pindahkan ke dalam labu pisah

500 mL dan tambahkan 50 mL kloroform.

5. Lakukan ekstraksi selama 5 menit dengan cara menggoyang-goyangkan corong

pisah sambil menahan penutupnya dan sekali-sekali corong pisah didirikan serta

dibuka tutupnya untuk mengeluarkan udara. Setelah ekstraksi selesai, diamkan

beberapa saat sampai terbentuk dua lapisan yang terpisah. Kemudian ambil

lapisan organic (bagian bawah) dan tampung dalam Erlenmeyer kering. Ulangi

ekstraksi sampai tiga kali, kemudian ekstrak yang diperoleh disatukan.

6. Tambahkan 20 gram MgSO4 anhidrat dan lakukan pengocokan dengan cara

menggoyang-goyangkan Erlenmeyer selama lebih kurang 5 menit.

7. Ambil larutan ekstrak dengan cara dekantasi dan pindahkan ke dalam labu

destilasi, kemudian lakukan destilasi sampai semua pelarut habis terdestilasi

(pada destilasi gunakan sedikit batu didih).

8. Keluarkan residu (berwarna coklat) dari labu destilasi dengan cara

melarutkannya dalam 10 mL kloroform. Kemudian dengan menggunakan pipet,

pindahkan ke dalam Erlenmeyer 50 mL, selanjutnya lakukan pemurnian dengan

cara sublimasi atau kristalisasi.

9. Proses sublimasi.

a. Tempatkan larutan kafein dalam cawan penguap kemudian tutup dengan

kaca arloji yang diatasnya telah dilengkapi dengan kapas basah.

b. Panaskan larutan sampai mendidih dan amati Kristal yang terbentuk pada

dinding kaca arloji.

c. Kumpulkan Kristal jarum yang menempel dikaca, kemudian ditimbang.

10. Proses kristalisasi

a. Masukkan beberapa butir kecil batu didih ke dalam larutan residu kemudian

panaskan dengan menggunakan penangas air sampai larutan hampir kering.

b. Dalam keadaan tetap panas tambahkan beberapa tetes aseton sampai

larutan agak keruh, kemudian dinginkan dan diamkan sampai terbentuk

Kristal kafein yang berwarna putih.

c. Saring Kristal yang terbentuk dengan menggunakan corong Buchner

yang telah dilapisi kertas saring, kemudian timbang hasil yang diperoleh

Page 39: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

Laboratorium Kimia | FMIPA – Universitas Negeri Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Organik II Percobaan 8

34

dan selanjutnya tentukan titik lelehnya dengan menggunakan alat Melting

Point (TL kafein murni 236˚C).

11. Lakukan uji kualitatif kafein dengan cara melarutkan beberapa milligram Kristal

kafein dalam tabung reaksi dengan 2 mL kloroform. Tambahkan 1 mL H2SO4 2N,

kocok beberapa saat, kemudian diamkan sampai terbentuk 2 lapisan terpisah.

Ambil dengan menggunakan pipet larutan bagian atas, pindahkan ke dalam

tabung reaksi lain, kemudian tambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer.

Timbulkan endapan putih menandakan Kristal positif merupakan senyawa

kafein.

12. Hitung kadar kafein hasil isolasi dengan menggunakan rumus :

V. Pertanyaan

1. Selain biji kopi dan teh, darimanakah kafein dapat diisolasi?

Page 40: Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.pdf

DAFTAR PUSTAKA 

 

Doyle, M.P dan Munggal, W.S. (1980). Experimental Organic Chemistry. John Wiley and 

Sons, New York. 

 

Harborne, J.B. (1984). Phytochemical Methods. Edisi 2, Chapman and Hall Ltd, London. 

 

Matta,  M.S.,  Wilbraham,  A.C.,  Staley,  D.D.  (1996).  Experiment  for  Introduction  to 

General Organic and Biological Chemistry. D. C. Heath and Company, Lexington, 

Massachusets, Toronto. 

 

Mc murry,  J.  (2000).  Organic  Chemistry.  Edisi  5,  Brooks/Cole  Publishing  Company, 

California. 

 

Shriner, R.L., Fuson, R.C., Curtin D.Y., Morril, T.C. (1980). The Systematic Identification 

of Organic Chemistry. Edisi 6, John Wiley and Sons, New York.  

36