psikologi pendidikan jadi

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai manusia kita pasti mengenal istilah pertumbuhan dan perkembangan dan kita juga mengalaminya karena pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri makhluk hidup. Namun tak jarang dari kita yang tidak mengerti arti dari perkembangan dan pertumbuhan itu sendiri. Banyak ahli yang mencoba memahami dan menafsirkan arti pertumbuhan dan perkembangan. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi- segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah- istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan 1

Upload: independent

Post on 29-Mar-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai manusia kita pasti mengenal istilah

pertumbuhan dan perkembangan dan kita juga

mengalaminya karena pertumbuhan dan perkembangan

merupakan ciri makhluk hidup. Namun tak jarang dari

kita yang tidak mengerti arti dari perkembangan dan

pertumbuhan itu sendiri. Banyak ahli yang mencoba

memahami dan menafsirkan arti pertumbuhan dan

perkembangan. Dari berbagai pendapat para ahli dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai

perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi

jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada

suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum

tampak) dari organisme atau individu. Konsep

pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-

segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek

fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-

istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau

pendidikan dan latihan.

Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada

perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan

aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha

individu atau organisme yang bersangkutan dalam

batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan

1

demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan

perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu

berlangsung secara intensional atau dengan sengaja

diusahakan oleh individu yang bersangkutan,

sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan

kematangan berlangsung secara alamiah menurut

jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh

oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada

perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke

arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek

fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah

manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan

langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan

tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan

segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi

karena kita hanya mengamati dan sampai batas

tertentu.

Psikologi pendidikan adalah studi yang

sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang

berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan

adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui

tindakan-tindakan belajar1. Dari batasan di atas

terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara

psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena

itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli

1 Whiterington, 1982, h. 10.

2

psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan

utama studi psikologi pendidikan adalah soal

belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan

memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang

berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tindakan belajar. Karena

konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni

persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada

subjek didik, maka konsumen utama psikologi

pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik.

Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu

ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat

menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya

dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-

tindakan belajar secara efektif.

Di dalam dunia pendidikan kita sebagai calon-

calon pendidik harus mengerti dan memahami peran

fumgsi psikologi dalam proses pengajaran dan

pendidikan. Agar setiap problematika yang terjadi

dalam proses pendidikan bisa dipecahkan, utamanya

dalam sudut psikologis. Psikologi perlu juga kita

kaji agar kita lebih mudah untuk mengetahui

perkembangan jiwa yang dimilki oleh anak didik kita

kelak. Agar kita bisa memeiliki sikap kritis

terhadap permasalahan-permasalahan pendididkan dan

3

pengajaran, dan bisa menganalisisnya dari segi

psikologi.

Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai

salah satu cabang psikologi yang secarakhusus

mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi

pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai

fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi

berkaitan dengan pendidikan,yang diperoleh melalui

metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian

efektivitas proses pendidikan. Pendidikan memang

tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih

psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar.

Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan

formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses

Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan

Bimbingandan Konseling merupakan beberapa kegiatan

utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak  bisa

dilepaskan dari psikologi

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian psikologi dan pendidikan?

2. Apa objek kajian psikologi dan psikologi

pendidikan?

3. Apa ruang lingkup psikologi pendidikan

C. Tujuan

4

1. Menetahui pengertian psikologi secara umum dan

mengetahui pengertian psikologi pendidikan.

2. Untuk mengetahui apa saja obyek yang dibahas di

dalam psikologi.

3. Untuk mengetahui berbagai macam metode yang

terdapat didalam psikologi pendidikan.

4. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi dan Psikologi Pendidikan

Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu

jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris psycology.

5

kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber

dari kata greek (yunani), yaitu satu) psyche yang

berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. jadi,

secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.

Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan

kehidupan organisme manusia. alam hubungan ini,

psikologi didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan

yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan

cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami

bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan2

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam

tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan.

Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan)

mengenai  “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu

pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. ketiga,

psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah

laku” organisme.

Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology

mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan

mengenai perilaku manusia dan hewan, juga

penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam

dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan

dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan

yang mengubah lingkungan3

2 Gleitmen, 1986.3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003), h. 7.

6

Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita

harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa.

Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung

pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan

badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh

proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu

dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah

nyawanya.4

Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang

bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan

pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi

(personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan

manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai

hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan

jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses

belajar  ialah proses untuk meningkatkan kepribadian

(personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan

pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan

baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses,

dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam

hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian,

nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.

Pengertian psikologi diatas menunjukkan

beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan

tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik4 Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2001),hal.1

7

berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas

kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari

pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan

bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan

individu, dimana individu tersebut tidak dapat

dilepaskan dari lingkungannya.5

Pendidikan dari kata “didik”, lalu kata ini

mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”,

artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam

memelihara dan memberi akhlak dan kecerdasan

pikiran6. Selanjutnya, “pendidikan” menurut KBBI

adalah peroses pengubahan sikap dan tata laku

sesorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.7

Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin

psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang

terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut

ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi

pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam

proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan –

5 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, ( Semarang : Rineka Cipta, 1991),hal.56 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. H. 232. 7 Muhibbin Syah, Op. Cit. H. 84

8

penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara

untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.8

Dari uarian di atas, kita dapat mengetahu

pengertian dari psikologi dan pengertian pendidikan

itu sendiri.Sepanjang atau selagi kita masih

berpendapat bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang

berusaha menyelidiki semua aspek keperibadian dasar

tingkah laku manusia, baik yang bersifat jasmaniah

maupun rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan

melihat kegunaannya di dalam praktek, baik secara

individual maupun dalam hubungannya dengan manusia

lain atau lingkungannya, mungkin kita akan

mengatakan bahwa ‘psikologi pendidikan’ itu

sebenarnya sudah termasuk di dalam psikologi, dan

tidak perlu dipersoalkan atau dipisahkan menjadi

sesuatu disiplin ilmu tersendiri.9 Psikologi

pendidikan dapat disimpulkan bahwa psikologi

pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam

penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada

maslah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik

maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam

masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses

dan keberhasilan belajar.10

8 Muhibbin Syah, Psikologi Psikologi Pendidikan Dengen PendekatanBaru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 79 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2007), h. 710 Ibid, h. 9.

9

B. Objek Kajian Psikologi dan Psikologi Pendidikan

1.  Objek Kajian Psikologi

Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Objek Material adalah sesuatu yang dibahas,

dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure

yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan

sasaran pemikiran, objek material mencakup apa

saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-

nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia11

b. Objek formal adalah cara memandang, cara

meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti

terhadap objek materialnya serta prinsip-

prinsip yang digunakannya. Objek formal juga

digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan

ilmu yang lain ( psikologi, antropologi,

sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari

segi tingkah laku manusia, objek tersebut

bersifat empiris atau nyata, yang dapat

diobservasi untuk memprediksi, menggambarkan

sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak

gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu

dan melihat dari matanya.

Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan psikologi

yang membicarakan hewan atau psikologi hewan,

melainkan membicarakan tentang psikologi yang11 Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung : Pustaka Setia, 2003),hal.41

10

berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini

dibedakan menjadi dua, yaitu

a. Psikologi Umum

Psikologi umum adalah psikologi yang

menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan

atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada

umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang

beradab (berkultur)12

Macam-macam psikologi umum :

1) Psikologi perkembangan

Psikolgi yang membicarakan perkembangan

psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang

mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau

adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi

orang dewasa, psikologi orang tua.

2) Psikologi sosial

Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah

laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam

hubungannya dengan situasi sosial.

3) Psikologi pendidikan

Psikologi yang khusus menguraikan

kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas

manusia dalam hubungannya dengan situasi

pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik

perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah12 Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001),hal.41

11

diterima, bagaimana cara belajar dan

sebagainya.

4) Psikologi kepribadian dan tipologi

Psikologi yang khusus menguraikan tentang

struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe

kepribadian manusia.

5) Psikopatologi

Psikologi yang khusus menguraikan

mengenai keadaan psikis yang tidak norman

atau abnormal

6) Psikologi Kriminil

Psikologi yang khusus berhubungan dengan

soal-soal kejahatan atau kriminalitas.

7) Psikologi perusahaan

Psikologi yang khusus berhubungan dengan

soal-soal perusahaan

b. Psikologi Khusus

Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari

segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas

psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang

menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan

dalam psikologi khusus.

2.Objek Kajian Psikologi Pendidikan

Objek kajian psikologi pendidikan tanpa

mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada

peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah

12

pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik.

Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan,

selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai

ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis

peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat

dalam proses pembelajaran.

Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian

psikologi pendidikan mencakup topik-topik tentang

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,

hereditas dan lingkungan, perbedaan individual

peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah

laku peserta didik, pengukuran proses dan hasil

pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental,

motivasi dan minat, serta disiplin lain yang

relean.13

Sedangkan menurut Syaodih Sukmadinata dalam

Syaiful Sagala mengatakan bahwa objek kajian

psikologi pendidikan adalah interaksi antara

pendidik dengan peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik, dengan dukungan sarana

dan fasilitas tertentu yang berlangsung dalam

lingkungan tertentu.14

Psikologi pendidikan berusaha untuk

mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam13 Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru (BandungAlfabeta, 2010)14 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta,2010)

13

interaksi antar setiap faktor pendidikan.

Pengetahuan psikologis tentang peserta didik

menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan.

Karena itu, pengetahuan tentang psikologi

pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para

guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari

dirinya sebagai pendidik.

Seperti telah diketahui sebelumnya, psikologi

pendidikan adalah cabang psikologi. Karena

psikolgi sebagai ilmu pengetahuan masih muda

usianya, maka psikologi pendidikan sebagai

cabangnya lebih-lebih masih muda usianya.

Berhubung dengan itu, ia masih dalam proses

perkembangan; di sana sini masih banyak problem

yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak

hal-hal yang masih perlu pengembangannya. Akan

tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu

pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi

pemikirannya (dalam arti yang menyangkut

pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh

orang sejak dahulu kala. Demikianlah misalnya,

sampai ada yang mengatakan bahwa saat timbulnya

yang mula-mula tentang psikologi pendidikan dapat

diikuti jejaknya kembali pada Aristoteles. Bahwa

Aristoteles sebagai seorang filsuf telah menyusun

periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat

14

anak menurut periode dan bentuk pendidikan yang

perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-

periode itu. Walaupun demikian, tentu saja

pemikirannya baru merupakan pemikiran secara

filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi

pendidikan. Secara garis besar banyak ahli

membatasi objek kajian psikologi pendidikan

menjadi tiga macam:

1) Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-

teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas

perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;

2) Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan

perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam

kegiatan belajar peserta didik;

3) Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan

keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun

nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan

belajar peserta didik.

C. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope)

psikologi pendidikan, maksudnya bertanya tentang

apa saja yang dibicarakn oleh psikologi

pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku

psikologi pendidikan akan diperoleh jawaban yang

berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup

15

yang luas, sedangkan buku-buku yang lain

menunjukkan ingkup yang lebih sempit atau terbatas

Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya

membahas selain proses belajar juga membahas

tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan,

kesehatan mental, evaluasi belajar dan sebagainya.

Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit

biasanya berkisar pada soal proses belajar

mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi

oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada

yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja,

sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup

luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada

yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu

berkisar pada proses beljar, akan tetapi

pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh

dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi

pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi

yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya

psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai

berikut

1. Hereditas dan Lingkungan

2. Pertumbuhan dan Perkembangan

3. Potensial dan Karakteristik Tingkah laku

4. Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap

Individu yang Bersifat Personal dan Sosial

16

5. Higiene Mental dan Pendidikan dan

6. Evaluasi Hasil Pendidikan

Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak

buku psikologi pendidikan yang tidak member judul

buku dengan kata-kata psikologi pendidikan,

padahal buku itu benar-benar buku psikologi

pendidikan, dalam arti buku itu membahas serta

mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari

psikologi pendidikan. Maka untuk mendalami

psikologi pendidikan tidak senantisa harus

mempelajari buku yang berjudul psikologi

pendidikan.

Pada uraian tentang pengertian psikologi

pendidikan telah tersirat pembahasan tentang ruang

lingkup atau lapangan psikologi pendidikan, namun

untuk mengkaji secara spesifik dan secara rinci

tentang ruang lingku kajian psikologi pendidikan,

maka perlu dilakuka pembahasan secara tersendiri

dalam suatu topik khusus Soerjabrata mengemukakan

ruang lingkup bidang kajian psikologi pendidikan

dilihat dari segi situasi dan proses pendidikan

dengan anak didik sebagai pusatnya yaitu kajian

psikologi tentang siswa dalam situasi pendidikan

dalam peninjauan statis dan dinamis serta kajia

hal-hal lain yang erat kaitannya dengan situasi

dan prose pendidikan di kelas. Dalam peninjauan

17

secara statis, kajian psikolog tentang siswa dalam

situasi pendidikan mencakup kajia tentang gejala-

gejala jiwa atau aktivitas dan tingkah laku yang

umum yang terdapat pada manusia umumnya, yaitu

perhatian, pengamatan, tanggapan, ingatan,

fantasi, berfikir sikap, minat, motivasi,

inteligensi, dan sebagainya dan kajian tentang

perbedaan-perbedaan individual antar individu-

siswa yang mencakup perbedaan dari segi

kepribadian, inteligensi, bakat, minat, dan

sebagainya.15

"Sedangkan dalam peninjauan secara dinamis,

yaitu mencakup kajian psikologi tentang individu

siswa dalam proses pendidikan, yakni perubahan

tingkah laku dan cara¬ cara penilaiannya di dalam

pendidikan yang mencakup: (1) perubahan perilaku

karena pertumbuhan dan perkembangan; atau karena

peserta didik mengalami proses pematangan dan

pendewasaan, (2) perubahan perilaku karena belajar

yang merupakan faktor terpenting dalam proses

pendidikan dan pembelajaran, (3) cara-cara

mengukur atau mengevaluasi pencapaian karena

perubahan-perubahan tersebut, khususnya karena

belajar. Selain itu, ruang lingkup kajian

psikologi pendidikan juga mencakup kajian-kajian15 Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.1998. Hal. 26

18

tentang hal-hal lain yang erat kaitannya dengan

situasi dan proses pendidikan, yaitu kajian p

aentang bimbingan dan konseling, kajian psikologis

terhadap individu yang mengalami penyimpangan

psikis (jiwa), sosial, dan fisik, kajian tentang

implikasi dari prinsip pendidikan 3 seumur hidup

yang menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya

terbatas pada sistem persekolahan tetapi

pendidikan dapat dilakukan di luar sistem

persekolahan, misalnya pendidikan untuk orang

dewasa, dan kajian psikologis tentang bahan

pengajaran yang seharusnya dipilih dan

diorganisasikan sedemikian rupa agar dapat diserap

oleh peserta didik. Interaksi psikologis dalam

proses belajar mengajar antara peserta didik

dengan guru sebagai pendidik dan pengajar di

kelas, juga menjadi objek kajian dari psikologi

pendidikan. Dengan kata lain, ruang lingkup ajian

dari psikologi pendidikan ialah mencakup semua

penerapan prinsip-prinsip psikologis dalam proses

pendidikan dan pembelajaran peserta didik di kelas

di berbagai institusi pendidikan, baik di lembaga

pendidikan formal (di lingkungan sekolah), non

formal (di lingkungan masyarakat), dan informal

(di lingkungan keluarga).

19

Dalam membahas tentang ruang lingkup dari

psikologi pendidikan, juga dibahas tentang pusat

perhatian dari psikologi pendidikan sebagai

disiplin ilmu yang merupakan bagian integral dari

psikologi umum. Sardiman mengemukakan bahwa ada

tiga elemen yang menjadi pusat perhatian dalam

pendidikan yang juga menjadi pusat perhatian oleh

para ahli psikologi pendidikan dan para guru,

yaitu anak didik, proses belajar, dan sekilas"

belajar16. Ketiga elemen ini saling berkaitan

selalu sama lain. Peserta didik merupakan elemen

yang terpentin diantara elemen yang lain (termasuk

elemen situasi belaja dan elemen proses belajar).

Ini bukan berarti bahwa faktor manusia (peserta

didik) lebih penting dari faktor prose belajar dan

situasi belajar, tetapi yang jelas tanpa hadirny

faktor peserta didik tidak mungkin akan terjadi

peristiwa belajar atau interaksi belajar mengajar

dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan

informal. Tanpa kehadiran peserta didik di kelas

di suatu lembaga pendidikan tidak mungkin akan ada

proses pembelajaran karena peserta didik merupakan

objek dari proses pendidikan dan pembelajaran di

kelas. Peserta didik diibaratkan seperti pembeli

dalam suatu proses penjualan pasar yang akan16 Sardiman, A.M, 1987, Ilmu Pendidikan, Bandung : Remaja Karya.Hal. 86

20

membeli (menerima) ilmu pengetahua dari guru

sebagai transformator pengetahuan (penjual kepada

peserta didik yang berperan sebagai manusia yan

belum dewasa untuk didewasakan.

Proses pembelajaran sebagai elemen yang

menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan,

merupakan elemen penentu keberhasilan proses

pendidikan. Tanpa ada interaksi yang timbal balik

antara guru sebagai pendidik, dan pengajar dengan

peserta didik sebagai objek yang dididik dan

diajar tidak mungkin akan terjadi proses ;

pembelajaran di kelas atau di tempat belajar

tertentu. . Melalui proses pembelajaran yang

interaktif antara guru dan peserta didik akan

terjadi perubahan perilaku kepada peserta didik

yang ditandai dengan gejala peserta didik menjadi

tahu terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya

dari tidak tahu pada waktu sebelum mempelajari

materi pelajaran tertentu. Gejala lain dari

terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik,

yaitu peserta didik memperoleh keterampilan

tertentu seperti keterampilan dalam berbicara,

berdiskusi, bergaul dan berteman, dan keterampilan

lain yang membutuhkan aktivitas sensorik dan

motorik dan perubahan dari aspek sikap (afektif),

yaitu dari bersikap kurang baik atau kurang

21

positif terhadap guru, orangtua, masyarakat, dan

pihak terkait lainnya menjadi bersikap positif

terhadap pihak-pihak tersebut sebagai buah atau

hasil dari proses pendidikan yang berkualitas.

Perubahan dari segi perilaku yang lain berupa

perilaku peserta didik dari tidak disiplin dalam

hidup menjadi disiplin (termasuk disiplin dalam

melakukan aktivitas belajar), dari penampilan

dalam berpakaian tidak rapi menjadi rapi dan

bersih, dari beperilaku kurang santun menjadi

sopan dan santun, dan berbagai aspek pengetahuan

(kognitif), afektif (sikap), dan keterampilan

(psikomotorik) sebagai buah dari hasil proses

pendidikan dan pembelajaran di setting (tempat)

belajar.

Slameto menyatakan bahwa agar proses

pembelajaran di kelas dapat maksimal dan optimal,

maka hubungan antara guru dengan peserta didik dan

hubungan peserta didik dengan sesama peserta didik

yang lain harus timbal balik dan komunikatif satu

sama lainnya.17 Proses pembelajaran hanya dapat

terjadi jika antara guru dengan siswa terjadi

komunikasi dan interaksi timbal balik yang

edukatif. Jadi proses pembelajaran di kelas

dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses17 Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 68

22

pembelajaran itu sendiri. Jadi cara belajar siswa

juga dipengaruhi oleh relasi siswa dengan gurunya.

Hubungan guru dengan siswa sebagai peserta didik

yang tercipta dengan baik, maka siswa akan senang

kepada gurunya dan juga akan menyukai materi

pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sehingga

siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan

baik. Sebaliknya, jika hubung guru dengan siswa

kurang komunikatif dan harmonis, siswa akan

membenci atau tidak senang kepada gurun dan

menyebabkan siswa tidak senang menerima pelajar

dari guru tersebut, akibatnya siswa tidak sukses

bela dalam mata pelajaran tersebut. Guru yang

kurang komunikatif dan edukatif dalam berinteraksi

dengan siswanya, akan menyebabkan proses

pembelajaran di kelas berjalan tidak optimal dan

maksim Selain itu, siswa akan menjauhkan diri dari

guru sehing siswa tersebut tidak dapat aktif dalam

mengikuti pro; belajar mengajar di kelas. Oleh

karena itu, para calon guru dan para guru yang

telah mengajar harus menguasai pengetahuan tentang

didaktik dan metodik pembelajara, misalnya

menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang

dinamika kegiatan dalam strategi belajar mengajar,

interal dan motivasi belajar mengajar, dan

berbagai pendekat, dalam proses belajar mengajar.

23

Situasi belajar juga merupakan elemen penting yang

berkontribusi positif terhadap terciptanya proses

pembelajaran. Situasi belajar menunjuk kepada

lingkung dimana proses belajar itu terjadi. ruang

kelas, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium

merupakan lingkung belajar yang sangat

mempengaruhi situasi belajar di tempat belajar

tersebut. Kondisi lingkungan di ruang kelas, di

ruang perpustakaan, dan di ruang laboratorium

sangat mempengaruhi kesuksesan belajar bagi

peserta didik dan kesuksesan mengajar bagi guru.

Ruang kelas, perpustakaan, dan ruang laboratorium

yang memiliki fasilitas belajar yang memadai,

kondisinya tenang, sirkulasi udara yang lancar,

dan cukup luas untuk menampung jumlah siswa yang

ideal, la merupakan situasi belajar menyenangkan

yang dapat membangkitkan minat dan motivasi

belajar peserta dalam belajar dan minat dan

motivasi mengajar bagi guru. Situasi belajar

menunjuk kepada suatu faktor atau kondisi yang

mempengaruhi siswa atau proses belajar. Guru

merupakan satu faktor dalam situasi belajar di

samping situasi udara, penerangan, komposi tempat

duduk, dan sebagainya. Sikap guru, semangat kelas,

sikap masyarakat, dan suasana perasaan di sekolah

juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi

24

belajar di tempat belajar yang pada akhirnya

mempengaruhi kualitas proses dan hasil

pembelajaran.

Untuk dapat menjadi guru yang profesional

dalam mendidik dan mengajar peserta didik melalui

proses ruang pembelajaran di kelas, maka selain

harus memperhatikan ketiga elemen pokok yang

menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan

tersebut di atas, juga harus memperhatikan dan

menguasai pengetahuan tentang didaktik metodik

pengajaran dan hall lain yang terkait dengan

masalah peserta didik. Pengetahuan didaktik

metodik pengajaran dan hal lain yang terkait

dengan masalah peserta didik, misalnya pengetahuan

tentang gejala aktivitas umum jiwa peserta didik,

kepribadian, inteligensi, dan bakat peserta didik,

perkembangan anak dan perkembangan remaja sebagai

subjek didik, belajar dan permasalahannya,

teori¬teori belajar, interaksi belajar mengajar di

kelas dan permasalahannya, keterkaitan perilaku

guru terhadap dinamika kelas, pembinaan disiplin

di dalam kelas, motivasi belajar dan

permasalahannya, strategi belajar mengajar

manajemen kelas untuk interaksi belajar mengajar,

dan masalah-masalah khusus dalam pendidikan dan

pengajaran.

25

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Objek kajian psikologi pendidikan tanpa

mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada

peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah

pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik.

Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan,

selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai

26

ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis

peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat

dalam proses pembelajaran.

Secara garis besar banyak ahli membatasi objek

kajian psikologi pendidikan menjadi tiga macam:

1. Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori,

prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku

belajar peserta didik, dan sebagainya;

2. Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan

dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar

peserta didik;

3. Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan

keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun

nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar

peserta didik. 

B. Saran

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih

terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu

kritik dan saran yang konstruktif sangat saya

harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan

berikutnya

27

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Psikologi Umum, ( Semarang : Rineka Cipta,1991)

Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara,2001)

Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung : Pustaka Setia,2003)

Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru(Bandung Alfabeta, 2010)

Gleitman, Henry. Psychology. New York: W.W. Norton&Co,1986

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991.

Makmun,Abin Syamsudin M.A.,psikologi kependidikan, bandung: Rosedakarya offset, 2009.

Muhibbin Syah, Psikologi Psikologi Pendidikan DengenPendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003),

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2007),

Rusman,M.Pd.,model-model pembelajaran, Jakarta: Grafindo persada,2011.

28

Sardiman, A.M, 1987, Ilmu Pendidikan, Bandung : RemajaKarya.

Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: RajawaliPers. 1998.

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung:Alfabeta, 2010)

Whiterington. 1982. Psikologi Pendidikan. Diakses darihttp://www.andragogi.com. 20 Mei 2014

29