psikologi pendidikan jadi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai manusia kita pasti mengenal istilah
pertumbuhan dan perkembangan dan kita juga
mengalaminya karena pertumbuhan dan perkembangan
merupakan ciri makhluk hidup. Namun tak jarang dari
kita yang tidak mengerti arti dari perkembangan dan
pertumbuhan itu sendiri. Banyak ahli yang mencoba
memahami dan menafsirkan arti pertumbuhan dan
perkembangan. Dari berbagai pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai
perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi
jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada
suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum
tampak) dari organisme atau individu. Konsep
pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-
segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek
fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-
istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau
pendidikan dan latihan.
Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada
perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan
aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha
individu atau organisme yang bersangkutan dalam
batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan
1
demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan
perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu
berlangsung secara intensional atau dengan sengaja
diusahakan oleh individu yang bersangkutan,
sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan
kematangan berlangsung secara alamiah menurut
jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh
oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada
perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke
arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek
fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah
manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan
langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan
segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi
karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Psikologi pendidikan adalah studi yang
sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan
adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui
tindakan-tindakan belajar1. Dari batasan di atas
terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara
psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena
itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli
1 Whiterington, 1982, h. 10.
2
psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan
utama studi psikologi pendidikan adalah soal
belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan
memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang
berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar. Karena
konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni
persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada
subjek didik, maka konsumen utama psikologi
pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik.
Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu
ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat
menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya
dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-
tindakan belajar secara efektif.
Di dalam dunia pendidikan kita sebagai calon-
calon pendidik harus mengerti dan memahami peran
fumgsi psikologi dalam proses pengajaran dan
pendidikan. Agar setiap problematika yang terjadi
dalam proses pendidikan bisa dipecahkan, utamanya
dalam sudut psikologis. Psikologi perlu juga kita
kaji agar kita lebih mudah untuk mengetahui
perkembangan jiwa yang dimilki oleh anak didik kita
kelak. Agar kita bisa memeiliki sikap kritis
terhadap permasalahan-permasalahan pendididkan dan
3
pengajaran, dan bisa menganalisisnya dari segi
psikologi.
Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai
salah satu cabang psikologi yang secarakhusus
mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi
pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai
fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi
berkaitan dengan pendidikan,yang diperoleh melalui
metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian
efektivitas proses pendidikan. Pendidikan memang
tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih
psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar.
Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan
formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses
Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan
Bimbingandan Konseling merupakan beberapa kegiatan
utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa
dilepaskan dari psikologi
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psikologi dan pendidikan?
2. Apa objek kajian psikologi dan psikologi
pendidikan?
3. Apa ruang lingkup psikologi pendidikan
C. Tujuan
4
1. Menetahui pengertian psikologi secara umum dan
mengetahui pengertian psikologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja obyek yang dibahas di
dalam psikologi.
3. Untuk mengetahui berbagai macam metode yang
terdapat didalam psikologi pendidikan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu
jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris psycology.
5
kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber
dari kata greek (yunani), yaitu satu) psyche yang
berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. jadi,
secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan
kehidupan organisme manusia. alam hubungan ini,
psikologi didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan
cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami
bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan2
Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam
tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan.
Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan)
mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. ketiga,
psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah
laku” organisme.
Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology
mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan
mengenai perilaku manusia dan hewan, juga
penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam
dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan
dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan
yang mengubah lingkungan3
2 Gleitmen, 1986.3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003), h. 7.
6
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita
harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa.
Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung
pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan
badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh
proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu
dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah
nyawanya.4
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang
bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan
pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi
(personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan
manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai
hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan
jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses
belajar ialah proses untuk meningkatkan kepribadian
(personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan
pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan
baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses,
dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam
hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian,
nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.
Pengertian psikologi diatas menunjukkan
beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan
tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik4 Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2001),hal.1
7
berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas
kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari
pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan
bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan
individu, dimana individu tersebut tidak dapat
dilepaskan dari lingkungannya.5
Pendidikan dari kata “didik”, lalu kata ini
mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”,
artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi akhlak dan kecerdasan
pikiran6. Selanjutnya, “pendidikan” menurut KBBI
adalah peroses pengubahan sikap dan tata laku
sesorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.7
Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang
terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut
ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi
pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam
proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan –
5 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, ( Semarang : Rineka Cipta, 1991),hal.56 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. H. 232. 7 Muhibbin Syah, Op. Cit. H. 84
8
penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara
untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.8
Dari uarian di atas, kita dapat mengetahu
pengertian dari psikologi dan pengertian pendidikan
itu sendiri.Sepanjang atau selagi kita masih
berpendapat bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang
berusaha menyelidiki semua aspek keperibadian dasar
tingkah laku manusia, baik yang bersifat jasmaniah
maupun rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan
melihat kegunaannya di dalam praktek, baik secara
individual maupun dalam hubungannya dengan manusia
lain atau lingkungannya, mungkin kita akan
mengatakan bahwa ‘psikologi pendidikan’ itu
sebenarnya sudah termasuk di dalam psikologi, dan
tidak perlu dipersoalkan atau dipisahkan menjadi
sesuatu disiplin ilmu tersendiri.9 Psikologi
pendidikan dapat disimpulkan bahwa psikologi
pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam
penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada
maslah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik
maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam
masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses
dan keberhasilan belajar.10
8 Muhibbin Syah, Psikologi Psikologi Pendidikan Dengen PendekatanBaru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 79 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2007), h. 710 Ibid, h. 9.
9
B. Objek Kajian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
1. Objek Kajian Psikologi
Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Objek Material adalah sesuatu yang dibahas,
dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure
yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan
sasaran pemikiran, objek material mencakup apa
saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-
nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia11
b. Objek formal adalah cara memandang, cara
meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti
terhadap objek materialnya serta prinsip-
prinsip yang digunakannya. Objek formal juga
digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan
ilmu yang lain ( psikologi, antropologi,
sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari
segi tingkah laku manusia, objek tersebut
bersifat empiris atau nyata, yang dapat
diobservasi untuk memprediksi, menggambarkan
sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak
gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu
dan melihat dari matanya.
Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan psikologi
yang membicarakan hewan atau psikologi hewan,
melainkan membicarakan tentang psikologi yang11 Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung : Pustaka Setia, 2003),hal.41
10
berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini
dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Psikologi Umum
Psikologi umum adalah psikologi yang
menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan
atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada
umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang
beradab (berkultur)12
Macam-macam psikologi umum :
1) Psikologi perkembangan
Psikolgi yang membicarakan perkembangan
psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang
mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau
adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi
orang dewasa, psikologi orang tua.
2) Psikologi sosial
Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah
laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan situasi sosial.
3) Psikologi pendidikan
Psikologi yang khusus menguraikan
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan situasi
pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik
perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah12 Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001),hal.41
11
diterima, bagaimana cara belajar dan
sebagainya.
4) Psikologi kepribadian dan tipologi
Psikologi yang khusus menguraikan tentang
struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe
kepribadian manusia.
5) Psikopatologi
Psikologi yang khusus menguraikan
mengenai keadaan psikis yang tidak norman
atau abnormal
6) Psikologi Kriminil
Psikologi yang khusus berhubungan dengan
soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
7) Psikologi perusahaan
Psikologi yang khusus berhubungan dengan
soal-soal perusahaan
b. Psikologi Khusus
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari
segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas
psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang
menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan
dalam psikologi khusus.
2.Objek Kajian Psikologi Pendidikan
Objek kajian psikologi pendidikan tanpa
mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada
peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah
12
pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik.
Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan,
selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai
ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis
peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat
dalam proses pembelajaran.
Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian
psikologi pendidikan mencakup topik-topik tentang
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
hereditas dan lingkungan, perbedaan individual
peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah
laku peserta didik, pengukuran proses dan hasil
pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental,
motivasi dan minat, serta disiplin lain yang
relean.13
Sedangkan menurut Syaodih Sukmadinata dalam
Syaiful Sagala mengatakan bahwa objek kajian
psikologi pendidikan adalah interaksi antara
pendidik dengan peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik, dengan dukungan sarana
dan fasilitas tertentu yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu.14
Psikologi pendidikan berusaha untuk
mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam13 Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru (BandungAlfabeta, 2010)14 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta,2010)
13
interaksi antar setiap faktor pendidikan.
Pengetahuan psikologis tentang peserta didik
menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan.
Karena itu, pengetahuan tentang psikologi
pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para
guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari
dirinya sebagai pendidik.
Seperti telah diketahui sebelumnya, psikologi
pendidikan adalah cabang psikologi. Karena
psikolgi sebagai ilmu pengetahuan masih muda
usianya, maka psikologi pendidikan sebagai
cabangnya lebih-lebih masih muda usianya.
Berhubung dengan itu, ia masih dalam proses
perkembangan; di sana sini masih banyak problem
yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak
hal-hal yang masih perlu pengembangannya. Akan
tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu
pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi
pemikirannya (dalam arti yang menyangkut
pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh
orang sejak dahulu kala. Demikianlah misalnya,
sampai ada yang mengatakan bahwa saat timbulnya
yang mula-mula tentang psikologi pendidikan dapat
diikuti jejaknya kembali pada Aristoteles. Bahwa
Aristoteles sebagai seorang filsuf telah menyusun
periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat
14
anak menurut periode dan bentuk pendidikan yang
perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-
periode itu. Walaupun demikian, tentu saja
pemikirannya baru merupakan pemikiran secara
filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi
pendidikan. Secara garis besar banyak ahli
membatasi objek kajian psikologi pendidikan
menjadi tiga macam:
1) Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-
teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas
perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
2) Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan
perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam
kegiatan belajar peserta didik;
3) Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan
keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun
nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan
belajar peserta didik.
C. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope)
psikologi pendidikan, maksudnya bertanya tentang
apa saja yang dibicarakn oleh psikologi
pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku
psikologi pendidikan akan diperoleh jawaban yang
berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup
15
yang luas, sedangkan buku-buku yang lain
menunjukkan ingkup yang lebih sempit atau terbatas
Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya
membahas selain proses belajar juga membahas
tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan,
kesehatan mental, evaluasi belajar dan sebagainya.
Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit
biasanya berkisar pada soal proses belajar
mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi
oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada
yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja,
sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup
luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada
yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu
berkisar pada proses beljar, akan tetapi
pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh
dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi
pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi
yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya
psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai
berikut
1. Hereditas dan Lingkungan
2. Pertumbuhan dan Perkembangan
3. Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
4. Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Individu yang Bersifat Personal dan Sosial
16
5. Higiene Mental dan Pendidikan dan
6. Evaluasi Hasil Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak
buku psikologi pendidikan yang tidak member judul
buku dengan kata-kata psikologi pendidikan,
padahal buku itu benar-benar buku psikologi
pendidikan, dalam arti buku itu membahas serta
mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari
psikologi pendidikan. Maka untuk mendalami
psikologi pendidikan tidak senantisa harus
mempelajari buku yang berjudul psikologi
pendidikan.
Pada uraian tentang pengertian psikologi
pendidikan telah tersirat pembahasan tentang ruang
lingkup atau lapangan psikologi pendidikan, namun
untuk mengkaji secara spesifik dan secara rinci
tentang ruang lingku kajian psikologi pendidikan,
maka perlu dilakuka pembahasan secara tersendiri
dalam suatu topik khusus Soerjabrata mengemukakan
ruang lingkup bidang kajian psikologi pendidikan
dilihat dari segi situasi dan proses pendidikan
dengan anak didik sebagai pusatnya yaitu kajian
psikologi tentang siswa dalam situasi pendidikan
dalam peninjauan statis dan dinamis serta kajia
hal-hal lain yang erat kaitannya dengan situasi
dan prose pendidikan di kelas. Dalam peninjauan
17
secara statis, kajian psikolog tentang siswa dalam
situasi pendidikan mencakup kajia tentang gejala-
gejala jiwa atau aktivitas dan tingkah laku yang
umum yang terdapat pada manusia umumnya, yaitu
perhatian, pengamatan, tanggapan, ingatan,
fantasi, berfikir sikap, minat, motivasi,
inteligensi, dan sebagainya dan kajian tentang
perbedaan-perbedaan individual antar individu-
siswa yang mencakup perbedaan dari segi
kepribadian, inteligensi, bakat, minat, dan
sebagainya.15
"Sedangkan dalam peninjauan secara dinamis,
yaitu mencakup kajian psikologi tentang individu
siswa dalam proses pendidikan, yakni perubahan
tingkah laku dan cara¬ cara penilaiannya di dalam
pendidikan yang mencakup: (1) perubahan perilaku
karena pertumbuhan dan perkembangan; atau karena
peserta didik mengalami proses pematangan dan
pendewasaan, (2) perubahan perilaku karena belajar
yang merupakan faktor terpenting dalam proses
pendidikan dan pembelajaran, (3) cara-cara
mengukur atau mengevaluasi pencapaian karena
perubahan-perubahan tersebut, khususnya karena
belajar. Selain itu, ruang lingkup kajian
psikologi pendidikan juga mencakup kajian-kajian15 Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.1998. Hal. 26
18
tentang hal-hal lain yang erat kaitannya dengan
situasi dan proses pendidikan, yaitu kajian p
aentang bimbingan dan konseling, kajian psikologis
terhadap individu yang mengalami penyimpangan
psikis (jiwa), sosial, dan fisik, kajian tentang
implikasi dari prinsip pendidikan 3 seumur hidup
yang menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya
terbatas pada sistem persekolahan tetapi
pendidikan dapat dilakukan di luar sistem
persekolahan, misalnya pendidikan untuk orang
dewasa, dan kajian psikologis tentang bahan
pengajaran yang seharusnya dipilih dan
diorganisasikan sedemikian rupa agar dapat diserap
oleh peserta didik. Interaksi psikologis dalam
proses belajar mengajar antara peserta didik
dengan guru sebagai pendidik dan pengajar di
kelas, juga menjadi objek kajian dari psikologi
pendidikan. Dengan kata lain, ruang lingkup ajian
dari psikologi pendidikan ialah mencakup semua
penerapan prinsip-prinsip psikologis dalam proses
pendidikan dan pembelajaran peserta didik di kelas
di berbagai institusi pendidikan, baik di lembaga
pendidikan formal (di lingkungan sekolah), non
formal (di lingkungan masyarakat), dan informal
(di lingkungan keluarga).
19
Dalam membahas tentang ruang lingkup dari
psikologi pendidikan, juga dibahas tentang pusat
perhatian dari psikologi pendidikan sebagai
disiplin ilmu yang merupakan bagian integral dari
psikologi umum. Sardiman mengemukakan bahwa ada
tiga elemen yang menjadi pusat perhatian dalam
pendidikan yang juga menjadi pusat perhatian oleh
para ahli psikologi pendidikan dan para guru,
yaitu anak didik, proses belajar, dan sekilas"
belajar16. Ketiga elemen ini saling berkaitan
selalu sama lain. Peserta didik merupakan elemen
yang terpentin diantara elemen yang lain (termasuk
elemen situasi belaja dan elemen proses belajar).
Ini bukan berarti bahwa faktor manusia (peserta
didik) lebih penting dari faktor prose belajar dan
situasi belajar, tetapi yang jelas tanpa hadirny
faktor peserta didik tidak mungkin akan terjadi
peristiwa belajar atau interaksi belajar mengajar
dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan
informal. Tanpa kehadiran peserta didik di kelas
di suatu lembaga pendidikan tidak mungkin akan ada
proses pembelajaran karena peserta didik merupakan
objek dari proses pendidikan dan pembelajaran di
kelas. Peserta didik diibaratkan seperti pembeli
dalam suatu proses penjualan pasar yang akan16 Sardiman, A.M, 1987, Ilmu Pendidikan, Bandung : Remaja Karya.Hal. 86
20
membeli (menerima) ilmu pengetahua dari guru
sebagai transformator pengetahuan (penjual kepada
peserta didik yang berperan sebagai manusia yan
belum dewasa untuk didewasakan.
Proses pembelajaran sebagai elemen yang
menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan,
merupakan elemen penentu keberhasilan proses
pendidikan. Tanpa ada interaksi yang timbal balik
antara guru sebagai pendidik, dan pengajar dengan
peserta didik sebagai objek yang dididik dan
diajar tidak mungkin akan terjadi proses ;
pembelajaran di kelas atau di tempat belajar
tertentu. . Melalui proses pembelajaran yang
interaktif antara guru dan peserta didik akan
terjadi perubahan perilaku kepada peserta didik
yang ditandai dengan gejala peserta didik menjadi
tahu terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya
dari tidak tahu pada waktu sebelum mempelajari
materi pelajaran tertentu. Gejala lain dari
terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik,
yaitu peserta didik memperoleh keterampilan
tertentu seperti keterampilan dalam berbicara,
berdiskusi, bergaul dan berteman, dan keterampilan
lain yang membutuhkan aktivitas sensorik dan
motorik dan perubahan dari aspek sikap (afektif),
yaitu dari bersikap kurang baik atau kurang
21
positif terhadap guru, orangtua, masyarakat, dan
pihak terkait lainnya menjadi bersikap positif
terhadap pihak-pihak tersebut sebagai buah atau
hasil dari proses pendidikan yang berkualitas.
Perubahan dari segi perilaku yang lain berupa
perilaku peserta didik dari tidak disiplin dalam
hidup menjadi disiplin (termasuk disiplin dalam
melakukan aktivitas belajar), dari penampilan
dalam berpakaian tidak rapi menjadi rapi dan
bersih, dari beperilaku kurang santun menjadi
sopan dan santun, dan berbagai aspek pengetahuan
(kognitif), afektif (sikap), dan keterampilan
(psikomotorik) sebagai buah dari hasil proses
pendidikan dan pembelajaran di setting (tempat)
belajar.
Slameto menyatakan bahwa agar proses
pembelajaran di kelas dapat maksimal dan optimal,
maka hubungan antara guru dengan peserta didik dan
hubungan peserta didik dengan sesama peserta didik
yang lain harus timbal balik dan komunikatif satu
sama lainnya.17 Proses pembelajaran hanya dapat
terjadi jika antara guru dengan siswa terjadi
komunikasi dan interaksi timbal balik yang
edukatif. Jadi proses pembelajaran di kelas
dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses17 Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 68
22
pembelajaran itu sendiri. Jadi cara belajar siswa
juga dipengaruhi oleh relasi siswa dengan gurunya.
Hubungan guru dengan siswa sebagai peserta didik
yang tercipta dengan baik, maka siswa akan senang
kepada gurunya dan juga akan menyukai materi
pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sehingga
siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan
baik. Sebaliknya, jika hubung guru dengan siswa
kurang komunikatif dan harmonis, siswa akan
membenci atau tidak senang kepada gurun dan
menyebabkan siswa tidak senang menerima pelajar
dari guru tersebut, akibatnya siswa tidak sukses
bela dalam mata pelajaran tersebut. Guru yang
kurang komunikatif dan edukatif dalam berinteraksi
dengan siswanya, akan menyebabkan proses
pembelajaran di kelas berjalan tidak optimal dan
maksim Selain itu, siswa akan menjauhkan diri dari
guru sehing siswa tersebut tidak dapat aktif dalam
mengikuti pro; belajar mengajar di kelas. Oleh
karena itu, para calon guru dan para guru yang
telah mengajar harus menguasai pengetahuan tentang
didaktik dan metodik pembelajara, misalnya
menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang
dinamika kegiatan dalam strategi belajar mengajar,
interal dan motivasi belajar mengajar, dan
berbagai pendekat, dalam proses belajar mengajar.
23
Situasi belajar juga merupakan elemen penting yang
berkontribusi positif terhadap terciptanya proses
pembelajaran. Situasi belajar menunjuk kepada
lingkung dimana proses belajar itu terjadi. ruang
kelas, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium
merupakan lingkung belajar yang sangat
mempengaruhi situasi belajar di tempat belajar
tersebut. Kondisi lingkungan di ruang kelas, di
ruang perpustakaan, dan di ruang laboratorium
sangat mempengaruhi kesuksesan belajar bagi
peserta didik dan kesuksesan mengajar bagi guru.
Ruang kelas, perpustakaan, dan ruang laboratorium
yang memiliki fasilitas belajar yang memadai,
kondisinya tenang, sirkulasi udara yang lancar,
dan cukup luas untuk menampung jumlah siswa yang
ideal, la merupakan situasi belajar menyenangkan
yang dapat membangkitkan minat dan motivasi
belajar peserta dalam belajar dan minat dan
motivasi mengajar bagi guru. Situasi belajar
menunjuk kepada suatu faktor atau kondisi yang
mempengaruhi siswa atau proses belajar. Guru
merupakan satu faktor dalam situasi belajar di
samping situasi udara, penerangan, komposi tempat
duduk, dan sebagainya. Sikap guru, semangat kelas,
sikap masyarakat, dan suasana perasaan di sekolah
juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi
24
belajar di tempat belajar yang pada akhirnya
mempengaruhi kualitas proses dan hasil
pembelajaran.
Untuk dapat menjadi guru yang profesional
dalam mendidik dan mengajar peserta didik melalui
proses ruang pembelajaran di kelas, maka selain
harus memperhatikan ketiga elemen pokok yang
menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan
tersebut di atas, juga harus memperhatikan dan
menguasai pengetahuan tentang didaktik metodik
pengajaran dan hall lain yang terkait dengan
masalah peserta didik. Pengetahuan didaktik
metodik pengajaran dan hal lain yang terkait
dengan masalah peserta didik, misalnya pengetahuan
tentang gejala aktivitas umum jiwa peserta didik,
kepribadian, inteligensi, dan bakat peserta didik,
perkembangan anak dan perkembangan remaja sebagai
subjek didik, belajar dan permasalahannya,
teori¬teori belajar, interaksi belajar mengajar di
kelas dan permasalahannya, keterkaitan perilaku
guru terhadap dinamika kelas, pembinaan disiplin
di dalam kelas, motivasi belajar dan
permasalahannya, strategi belajar mengajar
manajemen kelas untuk interaksi belajar mengajar,
dan masalah-masalah khusus dalam pendidikan dan
pengajaran.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek kajian psikologi pendidikan tanpa
mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada
peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah
pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik.
Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan,
selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai
26
ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis
peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat
dalam proses pembelajaran.
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek
kajian psikologi pendidikan menjadi tiga macam:
1. Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori,
prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku
belajar peserta didik, dan sebagainya;
2. Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan
dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar
peserta didik;
3. Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan
keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun
nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar
peserta didik.
B. Saran
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu
kritik dan saran yang konstruktif sangat saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
berikutnya
27
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, ( Semarang : Rineka Cipta,1991)
Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara,2001)
Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung : Pustaka Setia,2003)
Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru(Bandung Alfabeta, 2010)
Gleitman, Henry. Psychology. New York: W.W. Norton&Co,1986
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991.
Makmun,Abin Syamsudin M.A.,psikologi kependidikan, bandung: Rosedakarya offset, 2009.
Muhibbin Syah, Psikologi Psikologi Pendidikan DengenPendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003),
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2007),
Rusman,M.Pd.,model-model pembelajaran, Jakarta: Grafindo persada,2011.
28
Sardiman, A.M, 1987, Ilmu Pendidikan, Bandung : RemajaKarya.
Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: RajawaliPers. 1998.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung:Alfabeta, 2010)
Whiterington. 1982. Psikologi Pendidikan. Diakses darihttp://www.andragogi.com. 20 Mei 2014
29