abses leher dalam

57
03/13/22 1 ABSES LEHER DALAM Anita M Dini Fitriani Estu Setya Andari Jhoni P Pasaribu

Upload: krisna-perdana

Post on 13-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hihii

TRANSCRIPT

  • ABSES LEHER DALAMAnita MDini FitrianiEstu Setya AndariJhoni P Pasaribu

  • Pendahuluan Latar belakangNyeri tenggorok dan demam yang disertai dengan terbatasnya gerakkan membuka mulut dan leher, harus dicurigai kemungkinan disebabkan oleh abses leher dalam.

  • FrekuensiDi Amerika Serikat:Penggunaan antibiotik yang sangat meluas dalam pengobatan ISPA angka kejadian abses retrofaringeal telah menurun drastis, dan saat ini relatif tidak biasa.

  • Internasional: Kurangnya akses ke pusat perawatan kesehatan dan kurangnya ketersediaan antibiotik, infeksi ruang dalam merupakan komplikasi ISPA yang lebih umum terjadi di negara-negara dunia ketiga.

  • Mortalitas / MorbiditasGangguan jalan napas harus diidentifikasi dan diatasi pertama kali pada pasien dengan abses retrofaringeal Penyebaran infeksi ke struktur-struktur yang berdekatan dalam leher dapat menjadi sangat membahayakan

  • Penyebaran infeksi ke dalam dada memiliki komplikasi yang signifikan

  • Ras Penyebaran infeksi ke dalam dada memiliki komplikasi yang signifikan Jenis Kelamin Lebih tinggi pada anak laki-laki.

  • Usia Abses retrofaringeal hampir selalu merupakan diagnosis pediatrik, usia rata-rata 3-4 tahun Abses leher dalam lainnya (misalnya parafaringeal, peritonsilar) lebih sering pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua.

  • Definisi Abses leher : kumpulan pus infeksi dalam ruang antara struktur leher ruang jaringan lunak membesar mendorong struktur-struktur dalam leher

  • Abses PeritonsilEtiologi - komplikasi tonsilitis akut - Infeksi bersumber dari kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil (= penyebab tonsilitis, kuman aerob dan anaerob).

  • PatologiDaerah superior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar infiltrasi supurasi ke ruang potensial daerah ini palatum mole membengkak.

  • Pada stadium permulaan (stadium infiltrat) selain pembengkakkan tampak permukaannya hiperemis Bila proses berlanjut daerah tersebut lebih lunak dan berwarna kekuning-kuningan Tonsil terdorong ke tengah, depan dan bawah, uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontra lateral.

  • Bila proses berlangsung terus peradangan dijaringan sekitarnya iritasi pada m.pterigoid interna trismus Abses dapat pecah spontan dapat terjadi aspirasi ke paru.

  • Gejala dan TandaGejala dan tonsilitis akut Odinofagia yang hebatOtalgia pada sisi yang sama RegurgitasiFoetor ex ore RinolaliaTrismusPembengkakan kel.submandubula dan NT (+)

  • Pemeriksaan Palatum mole membengkak & menonjol kedepan, fluktuasi (+) Uvula bengkak & terdorong ke sisi kontralateralTonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong ke arah tengah, depan dan bawah.

  • Terapi Pada stadium infiltrasi - Antibiotik dosis tinggi- Simtomatik : analgetik dan antipiretik - Obat kumur antiseptik - Kompres dingin pada leher

  • Bila abses telah terbentuk pungsi daerah abses mengeluarkan nanahBila terdapat trismusAnalgesia lokal (xylocain atau novocain 1%) di ganglion sfenopalatinum.Kemudian dilakukan operasi tonsilektomi

  • Komplikasi Abses pecah perdarahan, aspirasi paru-paru atau piemia.Penjalaran infeksi dan abses kedaerah parafaring penjalaran kedaerah intrakranial trombus sinus kavernosus, meningitis dan abses otak.

  • Abses RetrofaringEtiologi 1. Akut - Sering pada anak-anak (4-5 tahun) ISPA - Dewasa akibat infeksi penggunaan instrumen atau benda asing.

  • 2. Kronis Dewasa/anak-anak yang lebih tua Infeksi tuberkulosis pada vertebra servikalis

  • Kuman aerob dan anaerob Kuman aerobStreptococcus -hemoliticus grup A (paling sering), Streptococcus pneumoniae, Streptococcus non hemoliticus, staphylococcus aureus, Haemophilus spKuman anaerobBacteroides sp, Veillonella, Peptostreptococcus, Fusobacteria.

  • Gejala klinisPada anak umumnya :DemamSukar dan nyeri menelanSuara sengauDinding posterior faring membengkak (bulding) dan hiperemis pada satu sisiPada palpasi teraba massa yang lunak, berfluktuasi dan nyeri tekan

  • Pembesaran kelenjar limfe leher (biasanya unilateralkeadaan lanjut keadaan lebih buruk Kekakuan otot leher (neck stiffness) disertai nyeri pada pergerakkan Air liur menetes (drooling) Obstruksi saluran napas seperti mengorok, stridor dan dyspneu

  • Pada dewasa umumnya tidak begitu beratDemamSukar dan nyeri menelanRasa sakit di leher (neck pain) Keterbatasan gerak leherDyspneu

  • Diagnosis AnamnesisPemeriksaan klinisLaboratorium

  • Radiologis Foto jaringan lunak leher lateralDijumpai penebalan jaringan lunak retrofaring (prevertebra): -Setinggi C2 : > 7 mm (normal 1-7 mm) pada anak-anak dan dewasa.-Setinggi C6 : > 14 mm (anak-anak, N : 5-14 mm) dan > 22 mm ( dewasa, N : 9-22 mm)

  • CT scanMRI

  • Terapi Mempertahankan jalan napas yang adekuat Medikamentosa1. Antibiotik (parenteral)2. Simtomatis3. Bila dehidrasi, diberikan cairan untuk keseimbangan elektrolitIII. Operatif : a. Aspirasi pus (needle aspiration) b. Insisi dan drainase

  • Diagnosis bandingAdenoiditisAbses peritonsil Aneurisma arteriAbses parafaringEpiglotiti CroupTonjolan korpus arteri

  • Komplikasi Penjalaran ke ruang parafaring, ruang vaskuler viseraMediastinitisObstruksi jalan napasBila pecah spontan pneumonia aspirasi & abses paruAsfiksia Mediastinitis Penyebaran infeksi ke daerah sekitarnya

  • Prognosis Diagnosis dini dan penanganan tepat prognosis baik. Bila telah terjadi mediastinitis Mortalitas 40-50%

  • Abses ParafaringEtiologi 1. Langsung2. Proses supurasi kelenjar limfe leher bagian dalam, gigi, tonsil,faring, hidung, sinus paranasal, mastoid dan vertebra servikalis 3. Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofaring atau submandibula.

  • Gejala klinisTrismusIndurasi atau pembengkakan di sekitar angulus mandibulaDemam tinggiPembengkakan dinding lateral faring sehingga menonjol ke medialNyeri tenggorok dan nyeri menelanKadang tampak edema pada uvula, pilar tonsil dan palatum

  • Diagnosis AnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang

  • Terapi Medikamentosa Antibiotika dosis tinggiPenisilin : 600.000-1.200.000 unit/hari atauAmpisilin : 3-4 x 1-2 gram/hari Gentamisin : 2 x 40-80 mg/hari Kloramfenikol : 3 x 250-500 mg/hari Metronidazol : 3 x 250-500 mg/hariPembedahan

  • KomplikasiTerkenanya pembuluh darah sekitarnya

  • Abses SubmandibulaEtiologi - Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur atau kelenjar limfe submandibula - Mungkin kelanjutan infeksi ruang leher dalam lain-Kuman penyebab biasanya campuran, dapat kuman aerob atau anaerob

  • Gejala klinisNyeri leher disertai pembengkakkan di bawah mandibula dan atau di bawah lidah, mungkin berfluktuasi

  • Terapi Antibiotik dosis tinggiEvakuasi abses anestesi lokal untuk abses dangkal dan terlokalisasiEksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas

  • Angina LudoviciPeradangan selulitis atau flegmon dari bagian superior ruang supra hyoid

    PatologiPeradangan kekerasan berlebihan jaringan dasar mulut mendorong lidah ke atas dan belakang obstruksi jalan napas secara potensia

  • Etiologi Kuman penyebab1.Kuman aerob : Streptococcus haemoloticus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeroginosa2. Kuman anaerob : Bacteriodes melaninogenicus

  • b. Sumber infeksi 1.Penjalaran infeksi gigi, faring dan ruang leher dalam lainnya 2. Limfadenitis yang mengalami supurasi

  • Gejala klinisNyeri tenggorok dan leher Pembengkakkan daerah submandibula hiperemis dan keras pada perabaanDasar mulut membengkak mendorong lidah ke atas belakang menimbulkan sesak napas

  • Diagnosis AnamnesisPemeriksaan1. Terdapat pembengkakan dibawah dagu hiperemis, perabaan keras atau wood appearance dan nyeri tekan 2. Tampak pembengkakan di bawah lidah lidah terangkat ke atas dan kebelakang sumbatan jalan napas

  • 3. Pada Pseudo Angina Ludovici, dapat terjadi fluktuasi

  • Terapi Eksplorasi dekomprensi (mengurangi ketegangan) dan mengeluarkan pus Pemberian antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob

  • 1.Penisilin : 600.000 1.200.000 unit/hari 2. Ampisilin : 2-4 X 500-1000 mg/hari 3. Gentamisin : 2 X 40-80 mg/hari4. Kloramfenikol : 3 X 250-500 mg/hari5. Metronidazol : 3 X 250-500 mg/hari

  • c. Mengatasi komplikasi yang ada

    Diagnosis banding- Limfadenitis submandibula - Abses gigi- Abses mandibula

  • Komplikasi 1. Sumbatan jalan napas2. Penjalaran abses ke ruang leher dalam lain dan mediastinum3. Sepsis sampai syok

  • Abses MatikatorGejala klinisPembengkakan dan nyeri tekan di atas ramus mandibula kekerasan yang timbul sepanjang lateral dasar mulutLidah tidak mungkin ditekan karena pembengkakan dan edema dari dasar mulut

  • Terapi Antibiotik Pembedahan drainase