laporan kasus corpus alienum kornea

21
Kasus Mandiri CORPUS ALIENUM KORNEA Disusun oleh : Rolan Harabiti, S.ked SMF Mata RSUD Bangil RS Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Upload: rolan-harabiti

Post on 07-Dec-2015

1.160 views

Category:

Documents


165 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

Kasus Mandiri

CORPUS ALIENUM KORNEA

Disusun oleh :

Rolan Harabiti, S.ked

SMF Mata RSUD Bangil

RS Pendidikan Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Tahun 2015

Page 2: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai

kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Kasus mandiri dengan judul

Corpus Alienum Kornea.

Penulis terdorong untuk membahas topik ini oleh karena Corpus Alienum Kornea

merupakan masalah yang masih banyak dijumpai oleh karena berbagai faktor pemicunya,

baik di daerah pedesaan maupun wilayah perkotaan.

Tugas Akhir ini berhasil penulis selesaikan karena dukungan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga

kepada :

1. Dr. Tutuk Wibowo Chamidy, Sp. M, sebagai pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan tugas kasus pendek ini.

2. dr. Gunawan Sp. M, sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan tugas kasus pendek ini.

3. Para perawat-perawat bagian mata yang telah membantu dalam menyelesaikan

tugas kasus pendek ini

4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas kasus pendek ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas kasus Mandiri ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala masukan demi sempurnanya

tulisan ini. Akhirnya kami berharap semoga tugas kasus pendek ini bermanfaat bagi

berbagai pihak yang terkait.

Bangil, 17 september 2015

Penulis

Page 3: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

LAPORAN PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Ahmad Romli

Usia : 33 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Tukang las

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Dermo, Bangil

No. Medrek : 00-27-33-73

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Mata kiri nyeri.

Keluhan Tambahan :

Mata kiri mengganjal, cekot-cekot dan berair.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poli mata RSUD Bangil dengan keluhan mata kiri nyeri sejak

tadi malam, terasa mengganjal, cekot cekot, dan nerocoh. Tidak terasa ngeres

maupun belekan. Pandangan pasien tidak kabur atau terganggu. Pasien mengaku

terkena gram saat bekerja 4 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien pernah mengalami hal serupa pada mata kanan dan kiri, dan telah diambil

oleh pasien sendiri menggunakan tissue.

III. KESAN

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan Umum : Baik

OD :Mata tampak tenang

OS : Tampak mata kemerahan, benda asing (+)

Page 4: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

IV. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

PEMERIKSAAN OD OS

Visus Jauh 20/20 20/20

Refraksi 6/6 6/6

Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Proyeksi Sinar Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Persepsi Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

V. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

1. Sekitar Mata

- Alis N N Kedudukan alis baik,

jaringan parut (-),

simetris

- Silia N N Trikiasis (-),diskriasis

(-) madarosis (-)

2. Kelopak mata

- Pasangan N N Simetris, ptosis (-)

- Gerakan N N Gangguan gerak

membuka dan

menutup (-),

blefarospasme (-)

- Lebar rima 9 mm 9 mm Normal 9 – 14 mm

- Kulit N N Hiperemi (-), edema

(-), massa (-)

- Tepi kelopak N N Trichiasis (-),

ektropion (-),

entropion (-)

- Margo N N Tanda radang (-)

Page 5: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

intermarginalis

3. Apparatus Lakrimalis

- Sekitar glandula

lakrimalis

N N Tanda radang (-)

- Sekitar sakus

lakrimalis

N N Tanda radang (-)

- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Uji regurgitasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

4. Bola Mata

- Pasangan N N Simetris (orthophoria)

- Gerakan N

+ +

+ +

+ +

N

+ +

+ +

+ +

Tidak ada gangguan

gerak (syaraf dan otot

penggerak bola mata

normal)

- Ukuran N N Normal, makroftalmos

(-), mikroftalmos (-)

5. TIO N N Palpasi kenyal (tidak

ada peningkatan dan

penurunan TIO)

6. Konjungtiva

- Palpebra superior Hiperemis (-), papil

(-), folikel (-)

Hiperemis (+), papil

(-), folikel (-),

edema (+) minimal

Normal : Licin, warna

pink muda, mengkilap,

hiperemis (-), papil (-),

folikel (-)

- Forniks N N Dalam

- Palpebra inferior Hiperemis (-) Hiperemis (+),

edema (+)minimal

Normal : Tenang,

mengkilap, hiperemis

(-), papil (-), folikel (-)

- Bulbi Injeksi Konjungtiva Injeksi Konjungtiva Inj. konjungtiva (-),

Page 6: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

(-), injeksi siliar (-) (-), injeksi siliar (-) Inj. Siliar (-)

7. Sclera N N Putih, Ikterik (-)

8. Kornea

- Ukuran N N Ø horizontal 12 mm, Ø

vertical 11 mm

- Kecembungan N N Lebih cembung dari

sclera

- Limbus N N Benjolan (-)

Benda Asing (-)

- Permukaan N N Licin, mengkilap

- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Placido N N Reguler konsentris

9. Kamera Okuli Anterior

- Ukuran N N COA dalam

- Isi N N Jernih, flare (-), hifema

(-), hipopion (-)

10. Iris

- Warna Cokelat Cokelat

- Pasangan N N Simetris

- Gambaran N N Kripte baik, Sinekia (-)

11. Pupil

- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm Normal (Ø 3 – 6 mm)

pada ruangan dengan

cahaya cukup

- Bentuk Bulat Bulat Isokor

- Tempat N N Di tengah

- Tepi N N Reguler

- Refleks direct ( + ) ( + ) Positif

- Refleks indirect ( + ) ( + ) Positif

12. Lensa

- Ada/tidak Ada Ada Ada

Page 7: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

- Kejernihan N N Jernih

- Letak N N Di tengah, di belakang

iris

- Warna kekeruhan Tidak ada Tidak ada

13. Korpus

Vitreum

N N Jernih

14. Refleks Fundus ( + ) ( + ) Warna jingga

kemerahan terang,

homogen

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan Pemeriksaan menggunakan slit lamp : tampak korpus alienum pada kornea

OS

VII. DIAGNOSIS

Page 8: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

OS : Corpus Alienum cornea bagian limbus inferior

VIII. TERAPI

Ekstraksi korpus alienum

Bebat mata

Tetes mata anti inflamasi

Tetes mata antibiotik

IX. PROGNOSIS

Visum (Visam) : dubia ad bonam

Kesembuhan (Sanam) : dubia ad bonam

Jiwa (Vitam) : dubia ad bonam

Kosmetika (Kosmeticam) : dubia ad bonam

Page 9: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

PEMBAHASAN

1. KORNEA1.1. Anatomi dan Histologi Kornea

Gambar 1

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput

mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah

depan dan terdiri atas 5 lapis1,3 :

1. Epitel

Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 µm dan berbentuk

epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada

epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa

rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi

kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.

2. Membran Bowman

Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis

yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk

kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan berakhir dengan

terbentuknya jaringan parut.

3. Stroma

Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen

yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di

Page 10: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik

air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%.Kadar air dalam

stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh

epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air,

sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur

sehingga memberikan gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi

gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea

akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh.

Gambar 2

4. Membran Descement

Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening,

terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi dan

masuknya pembuluh darah.

5. Endotel

Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan

kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma kornea.

Page 11: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak

akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah,

penyakit intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan jumlah endotel berkurang.Kornea

tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga

berfugsi sebagai media penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V1,3.

1.2. Fisiologi kornea

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas

cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang

uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan

kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar

epitel dan endotel.Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada

epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah

daripada kerusakan pada epitel.Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea

dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya menyebabkan

edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel epitel telah

beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas

ringan lapisan air mata tersebut, yang mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air

dari stroma kornea superfisial dan membantu mempertahankan keadaan dehidrasi3.

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam

perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan

seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah.Biasan cahaya terutama terjadi di

permukaan anterior dari kornea.Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera

mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina.Oleh karenanya kelainan sekecil

apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila

letaknya di daerah pupil3.

2. CORPUS ALIENUM

2.1. Definisi

Page 12: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera

mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.Meskipun kebanyakan bersifat

ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke

dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari

isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan menentukan

lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya2,4.

Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu4 :

1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga

2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian

3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan

reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan tidak mengganggu

fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan porselin

4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan

mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel,

alumunium, tembaga

Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari4 :

a. Besarnya corpus alienum,

b. Kecepatan masuknya,

c. Ada atau tidaknya proses infeksi,

d. Jenis bendanya.

2.2. Patofisiologi

Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda

asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut

diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar.4

Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi

pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan

kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli

anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat

menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.4

Page 13: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

2.3. Penyebab

Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah4 :

a. Percikan kaca, besi, keramik

b. Partikel yang terbawa angin

c. Ranting pohon

d. Dan sebagainya

2.4. Gambaran Klinik

Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan

mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau

menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola

mata, fluorescein (+)3,4.

2.5. Diagnosis

Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan4 :

1) Anamnesis kejadian trauma

2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata

3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop

4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma

5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita

2.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola

mata.Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka

dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal.Untuk mengeluarkannya,

diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam.Arah pengambilan, dari tengah

ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable.

Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan

diperban3.

Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus,

melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila

Page 14: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda asing

tersebut3.

Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan

magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit,

sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa

dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler

untuk usia yang tua2,3.

Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan dengan giant

magnit setelah insisi dari sklera.Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan operasi

vitrektomi3.

2.7. Pencegahan

Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja atau

berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung4.

2.8. Komplikasi

Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek dari

corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana fokus

cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi

juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan

reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam2,3,4.

Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti

inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi

yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik2,3,4.

Page 15: Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI Jakarta.

2. Anonim, 2008. Trauma Mata. Available on

http://www.rsmyap.com/component/option , com_frontpage/Itemid,1/

3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta.

4. Bashour M., 2008.Corneal Foreign Body. Available on

http://emedicine.medscape.com/ article/