corpus alienum prekas
DESCRIPTION
presentasi kasus mataTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
CORPUS ALIENUM PADA MATA
Disusun Untuk Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian
Stase Ilmu Kesehatan Mata Di RSUP Persahabatan Jakarta
Diajukan Kepada :
dr. Diah Farida, Sp.M
Disusun Oleh :
Desy Dian Pertiwi 1210221037
Febrianti Tri A 1210221045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” JAKARTA
2013
TINJAUAN PUSTAKA
1. KORNEA1.1. Anatomi dan Histologi Kornea
Gambar 1
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian
selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola
mata sebelah depan dan terdiri atas lapis1,3 :
1. Epitel
Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 µm dan
berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Bagian terbesar ujung saraf kornea
berakhir pada epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan
sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel
cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa
hari tanpa membentuk jaringan parut.
2. Membran Bowman
Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane
tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan
bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan
berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.
2
3. Stroma
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan
kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan
kornea.Di antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat
higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma
kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi
pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang
baik maka akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea
(edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan
gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan
serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan
mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh.
Gambar 2
4. Membran Descement
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan
bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier
infeksi dan masuknya pembuluh darah.
3
5. Endotel
Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk
mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan
di dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila
terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau
terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut akan
mengakibatkan jumlah endotel berkurang.Kornea tidak mengandung pembuluh
darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media
penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V1,3.
1.2. Fisiologi kornea
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui
berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya
yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi
relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel
dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel
jauh lebih penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel
berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel.Kerusakan sel-sel
endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya,
kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang
akan meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan
air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut,
yang mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea
superfisial dan membantu mempertahankan keadaan dehidrasi3.
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam
perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan
seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah.Biasan cahaya terutama terjadi di
permukaan anterior dari kornea.Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea,
segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya
kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan
yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil3.
4
2. TRAUMA MATA
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan
perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan
yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan
kehilangan mata1,2.
Macam-macam bentuk trauma2 :
a. Fisik atau Mekanik
Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock,
membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel
Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan
pertukangan
Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma
tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya
peluru senapan angin, dan peluru karet
b. Khemis
- Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih
lantai, kapur, lem (perekat)
- cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata
c. Fisis
- Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari
- Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi
Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya
trauma2 :
a. Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai
tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat
bersifat tidak beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi,
tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak
beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan
infeksi jika tercemar oleh kuman.
5
b. Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan
penglihatan sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata,
terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan
sehingga menimbulkan kebutaan menetap.
c. Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat
daripada trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar
airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi trauma
basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan mata/
kornea secara perlahan-lahan
3. CORPUS ALIENUM
3.1. DefinisiCorpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya
cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya2,4.
Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu4 :
1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan porselin
4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga
Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari4 :
a. Besarnya corpus alienum,b. Kecepatan masuknya,c. Ada atau tidaknya proses infeksi,d. Jenis bendanya.
6
3.2. PatofisiologiBenda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan.
Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar.4
Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.4
3.3. PenyebabPenyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah4 :
a. Percikan kaca, besi, keramikb. Partikel yang terbawa anginc. Ranting pohond. Dan sebagainya
3.4. Gambaran KlinikGejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata
merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola mata, fluorescein (+)3,4.
3.5. Diagnosis Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan4 :
1) Anamnesis kejadian trauma2) Pemeriksaan tajamm penglihatan kedua mata3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita
3.6. Penatalaksanaan Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari
bola mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal. Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam.
7
Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan diperban3.
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda asing tersebut3.
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit, sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler untuk usia yang tua2,3.
Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan operasi vitrektomi3.
3.7. PencegahanPencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam
bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung4.
3.8. KomplikasiKomplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek
dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam2,3,4.
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik2,3,4.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI Jakarta.
2. Anonim, 2008. Trauma Mata. Available on http://www.rsmyap.com/component/option , com_frontpage/Itemid,1/ (29 Januari 2013)
3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta.
4. Bashour M., 2008. Corneal Foreign Body. Available on http://emedicine.medscape.com/ article/ 1195581-overview (29 Januari 2013)
9