corpus alienum kornea
DESCRIPTION
mataTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
Pembimbing :dr. Faozan, Sp.M
Corpus Alienum Kornea OS
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RS BhayangkaraFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 5 Oktober – 7 November 2015
Disusun oleh: Yunica (405138112)
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. AD• Umur : 37 tahun• Alamat : Sukoharjo• Jenis Kelamin : Laki-laki• Pekerjaan : Karyawan bengkel• Agama : Islam• Pendidikan : DIII• Status Pernikahan : Sudah menikah• No. RM : 15-10-124139
Keluhan Utama
• Mata kiri sakit
Keluhan Tambahan
• OS terasa ada yang mengganjal• OS merah• OS berair
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Mata RS Bhayangkara dengan keluhan sakit pada mata kiri sejak 2 hari yang lalu. Mata kiri terasa seperti ada yang mengganjal, merah dan berair. pandangan kabur (-), silau (-)Pasien mengaku terkena percikan besi saat menggerinda tanpa kacamata pelindung 2 hari yang lalu.
Pasien sudah memeriksakan diri ke Puskesmas 1 hari yang lalu dan diberikan parasetamol 500mg 3x1, dexamethasone 0,5 mg 3x1, dan oxytetracyclin salep mata. Setelah meminum obat dan mengoleskan salep mata, keluhan pasien sedikit berkurang.
Namun, mata kiri dirasakan bertambah sakit pada sore harinya sehingga pasien langsung memeriksakan matanya ke IGD RS Bhayangkara. Di IGD mata kiri diirigasi dan dioleskan salep mata, namun pasien tidak mengetahui nama salep mata yang diberikan. Pasien disarankan untuk periksa ke Poli Mata esok harinya.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat trauma mata
sebelumnya (-)
• Riwayat memakai kacamata
untuk melihat jauh (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluarga yang
memakai kacamata (-)
Kebiasaan/ Lingkungan
• Pasien menggerinda besi tanpa kacamata pelindung 2 hari
yang lalu
• Pasien adalah karyawan bengkel
ANAMNESIS
Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan OD OS PenilaianDikerjakan Tidak
Visus Jauh 0,9 False 1 0,8 √Refraksi √Koreksi √Visus Dekat √Proyeksi sinar √Persepsi Warna (Merah, Hijau)
√
Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan OD OS PenilaianDikerjakan Tidak
Posisi mata Ortoforia Ortoforia √Gerakan bola mata
√
Lapang pandang Tidak ada penyempitan
Tidak ada penyempitan √
Pemeriksaan Obyektif
Kelopak mata(Superior et Inferior)
S I S I Dilakukan Tidak
Benjolan - - - - √ Edema - - - - √ Hiperemis - - - - √ Ptosis - - - - √ Lagophthalmos - - - - √ Ectropion - - - - √ Entropion - - - - √ Corpus alienum - - - - √
Pemeriksaan Obyektif
Bulu mata OD OS Dilakukan TidakTrikiasis - - √Madarosis - - √Krusta - - √
Aparatus Lakrimalis OD OS Dilakukan Tidak
Sakus lakrimal Hiperemis - - √ Edem - - √ Fistel - - √Punctum lakrimal Eversi - - √ Discharge - - √
Pemeriksaan ObyektifKonjungtiva OD OS Dilakukan TidakK. Bulbi
Warna Transparan Transparan √ Vaskularisasi - Injeksi siliar (+) √ Nodul - - √ Edema - - √ Korpus alienum - - √K. Tarsal superior
Hiperemis - - √ Folikel - - √ Papillae - - √ Korpus alineum - - √K. Tarsal inferior
Hiperemis - - √ Folikel - - √ Papillae - - √ Korpus alineum - - √
Pemeriksaan ObyektifKornea OD OS Dilakukan Tidak Kejernihan Jernih Jernih √ Ukuran 11 mm 11 mm √ Permukaan Rata Rata √ Limbus Jernih Jernih √ Infiltrat - - √ Defek - Rust ring (+) √ Edema - - √
Pemeriksaan Obyektif
Iris OD OS Dilakukan Tidak
Warna Cokelat Cokelat √ Sinekia - - √ Iridodenesis - - √ Neovaskularisasi - - √
Camera oculi anterior OD OS Dilakukan Tidak Kedalaman Cukup Cukup √
Hifema - - √
Hipopion - - √
Pemeriksaan Obyektif
Pupil OD OS Dilakukan Tidak Ukuran 3 mm 3 mm √ Bentuk Bulat Bulat √ Tepi Rata Rata √ Simetris Simetris Simetris √ Refleks direk + + √ Refleks indirek + + √
Pemeriksaan Obyektif
Lensa OD OS Dilakukan Tidak
Kejernihan Jernih Jernih √
Luksasio - - √
Afakia - - √
IOL - - √
Reflek fundus (+) Terang (+) Terang √
Korpus vitreum √
Tekanan intra okuler dengan palpasi
Normal Normal√
RESUMETelah diperiksa seorang laki-laki usia 37 tahun dengan keluhan sakit pada mata kiri, seperti ada yang mengganjal, merah dan berair sejak 2 hari yang lalu. Pandangan kabur dan silau disangkal.
2 hari yang lalu mata kiri pasien terkena percikan besi saat menggerinda tanpa pelindung mata.
Pasien diberikan parasetamol 500mg 3x1, dexamethasone 0,5 mg 3x1, dan oxytetracyclin salep mata di Puskesmas 1 hari yang lalu dan keluhan sedikit berkurang. Namun, mata kiri dirasakan bertambah sakit pada sore harinya sehingga pasien ke IGD dan mata kiri diirigasi serta dioleskan salep mata (pasien tidak mengetahui nama salep mata).
Pada pemeriksaan ketajaman penglihatan didapatkan VOD = 0,9 False dan VOS 0,8. Pada pemeriksaan okular sinistra pada konjungtiva bulbi tampak adanya injeksi siliar, dan pada kornea tampak rust ring tanpa adanya korpus alienum.
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja:
• Korpus alienum kornea OS
Diagnosis banding
• Korpus alienum intraokular• Luka bakar kornea
TATALAKSANA
1. Dilakukan uji seidel untuk mengetahui apakah terjadi
perforasi kornea
2. Dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk menilai
apakah ada korpus alienum intraokular
3. Jika tidak ditemukan korpus alienum intraokular,
dilakukan ekstraksi rust ring okular sinistra dengan
alger brush atau bor khusus
Non Farmakologi
4. Mengedukasi pasien untuk kontrol jika keluhan
dirasakan bertambah berat seperti terjadi
penurunan penglihatan dan perdarahan pada
mata kiri
5. Mengedukasi pasien untuk selalu menggunakan
pelindung mata saat bekerja (menggerinda)
TATALAKSANANon Farmakologi
• Tropicamide 0,5% tetes mata, 1 tetes ODS, sebelum dilakukan pemeriksaan funduskopi
• Pantocain 2% tetes mata, 1 tetes OS, sebelum dilakukan ekstraksi rust ring
• Oxytetracyclin 1% salep mata 3 kali sehari OS
TATALAKSANANon Farmakologi
PROGNOSIS
• Ad visam : Bonam• Ad vitam : Bonam• Ad sanationam : Bonam• Ad fungtionam : Bonam• Ad kosmetikam : Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi & FisiologiKornea
Kornea (latin cornum = seperti tanduk)
selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
Trauma Mata
• Brimingham Eye Trauma Therminology (BETT), maka trauma pada mata dibedakan
atas:
– Trauma penetrasi sampai ke kornea ( partial thickness cornea wound ; a closed globe
injury)
– Trauma penetrasi sampai ke bola mata (globe) ( full thickness corneal wound ;an open
globe injury)
Zona open globe injuryzona closed globe injury
Corpus Alienum Kornea
Corpus Alienum
Menurut bahannya
Logam Bukan Logam
Menurut kereaktifan
Inert Reaktif
PATOFISIOLOGICorpus Alienum
epitel/stroma kornea
Dilatasi pembuluh darah edema pada kelopak mata, konjungtiva & kornea.
Pelepasan leukosit reaksi pada kamera okuli anterior & infiltrat kornea
Jika tidak ditangani dapat terjadi Infeksi & Nekrosis jaringan
Faktor Risiko
– Biasanya terjadi pada musim dingin
– Aktivitas yang berisiko memahat, menggerinda.
CORPUS ALIENUM KORNEA
Manifestasi Klinis
Gejala• Mata terasa sakit• sensasi benda asing
(mengganjal)• Fotofobia• Mata merah• Epifora
Tanda• Visus normal atau menurun• Injeksi konjungtiva atau injeksi
silar• Tampak adanya corpus alienum• Rust ring (terutama benda asing
logam di kornea dalam beberapa jam hingga hari)
• Funduskopi Edema kornea
CORPUS ALIENUM KORNEA
Pemeriksaan Penunjang
• Flouresens akan mewarnai membran basal epitel yang terpajan dan dapat memperjelas perforasi kornea akibat luka tembus (uji seidel positif).
• B-scan ultrasound, CT-scan orbital (potongan axial dan coronal) dan ultrasound biomicrosopy (UBM) untuk menyingkirkan benda asing intraokular.
• UBM dengan ultrasound frekuensi tinggi beguna untuk menyingkirkan benda asing di sklera anterior.
• Laser in vivo confocal microscopy (IVCO) sangat sensitif dan berguna untuk mendiganosa benda asing kornea yang tidak terlihat.
• MRI kontraindikasi untuk pemeriksaan corpus alienum logam
CORPUS ALIENUM KORNEA
Tatalaksana
• Ektraksi corpus alienum:– Superfisial irigasi pada mata atau dengan menggunakan
aplikator cotton-tipped– Melekat ekstraksi dengan eye spud atau 25-27-gauge needle. – Menghilangkan rust ring dilakukan dengan menggunakan bor
atau alger brush.
CORPUS ALIENUM KORNEA
Tatalaksana
• Tatalaksana ditunjukkan untuk mengurangi nyeri, mencegah infeksi dan penurunan fungsi:– Antibiotik topikal tetes (polumyxin B-sufate-trimethoprim, ofloxacin,
tobramycin) atau ointment (bacitracin, ciprofloxacin)– Siklopegik topikal (cyclopentolate 1%) untuk nyeri dan fotofobia– Pressure patch atau bandage contact lens sebaiknya dihindari karena
berisiko tinggi menyebabkan penurunan visus permanen. Kecuali untuk defek epitel lebih dari 10 mm2, bandage contact lens mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Jangan diperban jika terdapat:• Kemungkinan perforasi bola mata• Terdapat infiltrat kornea• Ada kemungkinan benda asing intraokular
CORPUS ALIENUM KORNEA
Pencegahan
• Menggunakan kacamata pelindung dalam bebagai situasi (konstruksi bangunan, industri, olahraga) yang memiliki risiko tinggi terpaparnya partikel-partikel benda asing ke mata
CORPUS ALIENUM KORNEA
Komplikasi & Prognosis
• Ukuran korpus alienum besar & terletak di bagian sentral mempengaruhi visus.
• Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif.
• Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam
• Ukuran korpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi yang berarti prognosis baik
CORPUS ALIENUM KORNEA
TRAUMA KIMIA MATA
TRAUMA KIMIAMenurut penyebabnya
Trauma asam(pH <7)
Trauma basa(pH >7)
• Bahan kimia bersifat asam : – asam sulfat, air accu asam sulfit, asam
hidrklorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat. asam kromat, asam hidroflorida
Trauma Asam
• Asam dipisahkan dalam dua mekanisme– ion hidrogen Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan
mengubah pH– anion dalam kornea anion merusak dengan cara denaturasi protein,
presipitasi dan koagulasi
Koagulasi protein mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilan ground glass dari stroma korneal
trauma asam lebih ringan daripada trauma basa.
TRAUMA KIMIA
Trauma BasaTRAUMA KIMIA
• Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina.
• Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi
• Bahan kimia bersifat basa: NaOH, Ca(OH)2, amoniak, Freon/bahan pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan pembersih dalam rumah tangga, soda kuat
Manifestasi Klinis
• Gejala klinia:– Epifora– Blefarospasme– nyeri berat.
• Penurunan penglihatan:– Trauma asam biasanya dapat segera terjadi penurunan
penglihatan akibat nekrosis superfisial kornea. – Trauma basa, kehilangan penglihatan sering
bermanifestasi beberapa hari sesudah kejadian.
TRAUMA KIMIA
Pemeriksaan
• Obat anestesi topikal atau lokal sangat membantu agar pasien tenang, lebih nyaman dan kooperatif sebelum dilakukan pemeriksaan.
• Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okular, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang.
TRAUMA KIMIA
• Klasifikasi ditetapkan berdasarkan tingkat kejernihan kornea dan keparahan iskemik limbus. Selain itu klasifikasi ini juga untuk menilai patensi dari pembuluh darah limbus (superfisial dan profunda).– Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis
sangat baik)– Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat
dan terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)– Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan
gambaran iris tidak jelas dan sudah terdapat ½ iskemik limbus (prognosis kurang)
– Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari ½ limbus (prognosis sangat buruk)
TRAUMA KIMIA
Tatalaksana
Non Farmakologi• Irigasi• Double eversi kelopak mata• Debridemen epitel kornea
yang nekrotik• Pembedahan
Farmakologi• Trauma kimia ringan (derajat 1
dan 2) – steroid topikal, sikloplegik, dan
antibiotik profilaksis selama 7 hari.
• trauma kimia berat, pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengurangi inflamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah terjadinya ulkus kornea.
TRAUMA KIMIA
Komplikasi
– Penyulit jangka panjang trauma kimia
– Glaukoma sudut tetutup
– Pembentukkan jaringan parut kornea
– Simblefaron
– Entropion
– Keratitis sika.
TRAUMA KIMIA
TRAUMA TERMAL MATA
Luka Bakar Mata (Termal)
Dibagi menjadi:– Kontak langsung– Kontak tidak langsung
Derajat keparahan bergantung pada :• temperatur dari objek• luas area yang terkena suhu panas • lamanya durasi kontak
• Tatalaksana:– Jika ada nekrosis jaringan dilakukan debridement dengan
perlahan. – Pemberian siklopegik dan patching penting. – Antibiotik tetes diberikan jika terdapat abrasi pada kornea.
Luka bakar superfisial penyembuhan dalam 24-48 jam tanpa sequele.
Trauma berat nekrosis kornea dan perforasi keratoplasti dan transplantasi stem sel limbal
LUKA BAKAR MATA (TERMAL)
Tatalaksana
• Luka bakar termal pada kelopak mata
– antibiotik topikal dan pembalut steril.
• Apabila terjadi kerusakan kornea, maka biasanya tidak
diperlukan bebat tekan karena adanya pembengkakan kelopak
yang ekstensif. Setelah 2-3 hari, mualai terjadi ektropion dan
retraksi kelopak mata.
• Tandur kulit full-thickness ditunda sampai kontraksi kulit tidak
lagi berlanjut
LUKA BAKAR MATA (TERMAL)
TRAUMA RADIASI MATA
Trauma Radiasi
• Iradiasi ultraviolet– sering menyebabkan keratitis superfisialis yang
nyeri (6-12 jam setelah pajanan)– Keratitis ini dapat timbul setelah pajanan bunga
api las tanpa perlindungan suatu filter, korsleting pada kabel tegangan tinggi, atau pajanan ke pantulan cahaya dari salju tanpa kacamata pelindung.
Trauma Radiasi• Pada kasus flash burn yang parah – penetesan anestetik topikal steril untuk pemeriksaan. – Pengobatan berupa bebat tekan disertai salep antibiotik.
• Pajanan sinar inframerah jarang menimbulkan reaksi mata. • Menatap energi radiasi dari matahari atau gerhana matahari tanpa
perlindungan mata dapat menimbulkan luka bakar serius pada makula sehingga terjadi gangguan penglihatan yang permanen.
• Pajanan radiasi sinar X yang berlebihan menimbulkan katarak yang mungkin belum muncul beberapa bulan setelah pajanan. Risiko serupa terdapat pajanan ke radiasi nuklir.
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil dari anamnesa pasien, pemeriksaan subyektif dan obyektif mata yang dilakukan pada 9 Oktober 2015 serta dasar teori yang saya peroleh dari tinjauan pustaka maka didapatkan kesimpulan diagnosis adalah corpus alienum kornea OS. Pasien diterapi dengan ekstraksi rust ring dan juga diberikan oxytetracyclin 1% salep mata OS. Pasien juga diberikan edukasi untuk selalu menggunakan kacamata pelindung setiap bekerja.
TERIMAKASIH