komplementer herbal

54
KEPERAWATAN PARIWISATA "Komplementer Berbasis Herbal" Oleh : Kelompok 1 D-IV Keperawatan Tingkat II Putu Yeni Yunitasari (P07120214004) Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005) I Nyoman Sugiharta Dana (P07120214008) Ni Putu Erna Libya (P07120214014) I Gusti Ngurah Agung Kusuma S (P07120214015) Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018) Ngakan Raka Saputra (P07120214036)

Upload: raka

Post on 14-Jul-2016

232 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Komplementer HerbalKomplementer HerbalKomplementer Herbal

TRANSCRIPT

Page 1: Komplementer Herbal

KEPERAWATAN PARIWISATA"Komplementer Berbasis Herbal"

Oleh :

Kelompok 1

D-IV Keperawatan Tingkat II

Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)

Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005)

I Nyoman Sugiharta Dana (P07120214008)

Ni Putu Erna Libya (P07120214014)

I Gusti Ngurah Agung Kusuma S (P07120214015)

Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018)

Ngakan Raka Saputra (P07120214036)

I Putu Dharma Partana (P07120214038)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2016

Page 2: Komplementer Herbal

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang

Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada

kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul

"Komplementer Berbasis Herbal" mata kuliah Keperawatan Pariwisata di

Politeknik Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi

berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima

kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan

makalah ini.

“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 14 Maret 2016

Penulis

i

Page 3: Komplementer Herbal

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................. 3

1.5 Metode Penulisan.................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Terapi Komplementer...............................................................................

2.2 Tujuan Terapi Komplementer ................................................................................

2.3 Jenis-Jenis Terapi Komplementer...........................................................................

2.4 Dasar Hukum Terapi Komplementer......................................................................

2.5 Terapi Komplementer Herbal ................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................

3.2 Saran ......................................................................................................................

Daftar Pustaka

ii

Page 4: Komplementer Herbal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia keperawatan kita mempelajari apa yang dimaksud dengan

Keperawatan Komplementer. Komplementer maupun terapi komplementer

merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan

konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan

operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas

yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan

keperawatan seperti teknik sentuhan, masase, dan manajemen stress. Menurut

WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah

pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang

bersangkutan. Sebagai contoh di indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk

pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.

Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari

zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu

negara. Tapi di Filipina misalnya, jamu buatan Indonesia bisa dikategorikan

sebagai pengobatan komplementer. Bagi perawat yang tertarik mendalami

terapi komplementer dapat dimulai dengan tindakan-tindakan keperawatan

atau terapi modalitas yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai

secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.

Jadi, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan

yang menerapkan pengobatan non- konvensional yang tujukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk

mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap

penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan

terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan

ilmu pengetahuan biomedik tapi belum dalam kedokteran konvensional. Jenis-

jenis terapi komplementer dari hasil penelitian, pendapat mahasiswa perawat

tentang terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah

1

Page 5: Komplementer Herbal

masase, terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin, dan produk herbal.

Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer

dikategorikan menjadi 5 yaitu Biological Based Practice yang meliputi herbal

dan vitamin, mind body techniques yang meliputi meditasi, Manipulative and

body based practice yang meliputi pijat dan refleksi, Energy therapies yang

meliputi terapi medan magnet, dan Ancient medical system yang meliputi obat

tradisional chinese, aryuvedic, serta akupuntur. Maka dari itu dalam makalah

ini akan dibahas salah satu dari jenis terapi tersebut yaitu biological based

practice yang meliputi keperawatan komplementer dengan menggunakan

herbal, vitamin, maupun suplemen lain.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah definisi terapi komplementer secara umum?

1.2.2 Apakah tujuan dari terapi komplementer?

1.2.3 Apasajakah jenis-jenis terapi komplementer?

1.2.4 Apasajakah penggolongan obat bahan alam dalam keperawatan

komplementer berbasis biologi/herbal?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi

komplementer secara umum.

1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan dari terapi

komplementer.

1.3.3 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi

komplementer.

1.3.4 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penggolongan

obat bahan alam dalam keperawatan komplementer berbasis

biologi/herbal.

2

Page 6: Komplementer Herbal

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang

keperawatan komplementer berbasis biologi/herbal, sehingga dapat memberikan

informasi kepada masyarakat dan bisa menjadi acuan serta pedoman

keperawatan komplementer khususnya bagi mahasiswa serta mahasiswi

keperawatan dalam memberikan pelayanan terapi komplementer ataupun

pengobatan komplementer kepada masyarakat umum serta dalam memberikan

asuhan keperawatan di rumah sakit bagi masyarakat nantinya.

1.5 Metode Penulisan

Kami menggunakan dua metode penulisan yaitu dengan studi pustaka dan

penelusuran IT. Pada metode studi pustaka, kami membaca dan menganalisis

beberapa literature kemudian kami menggunakan refrensi tersebut pada tulisan

ini. Selanjutnya pada metode penelusuran IT, kami mencari tambahan refrensi

pada dunia rambah internet untuk melengkapi data-data yang telah kami peroleh

pada literature.

3

Page 7: Komplementer Herbal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TERAPI KOMPLEMENTER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan

usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan

penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat

menyempurnakan. Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan

komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari

negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia

dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di Negara Singapura. Di

Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan

tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu

digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.

Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya

berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan

obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak

terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan

keperawatan seperti teknik sentuhan, massage dan manajemen stress. Terapi

komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan terapi utama dan

berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas

hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan

komplementer tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional yang

ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan

terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan

ilmu pengetahuan biomedik. Dalam penyelenggaraannya, terapi komplementer

harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan

tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang

memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional –

alternatif.

4

Page 8: Komplementer Herbal

Jadi dapat disimpulkan, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu

keperawatan yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk

mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap

penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan

terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan

ilmu pengetahuan biomedik.

2.2 TUJUAN TERAPI KOMPLEMENTER

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem –

sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat

menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya

mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau

mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik

lengkap serta perawatan yang tepat.

2.3 JENIS-JENIS TERAPI KOMPLEMENTER

Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer

dikategorikan menjadi 5, yaitu :

1. Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain.

2. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis.

3. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi.

4. Energy therapies : terapi medan magnet.

5. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic,

akupuntur.

Di Indonesia, ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah

ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam

pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :

1. Akupunktur medik yaitu metode yang berasal dari Cina ini

diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi

kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara

5

Page 9: Komplementer Herbal

kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang

berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul

tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem

tubuh.

2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien

dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2

– 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1

atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama

terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari

trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.

3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan

alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan

penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal

yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik

terhadap keamanan maupun efektifitasnya.

Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 Jenis Terapi

Komplementer adalah :

1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) :

Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga

2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur,

naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda.

3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina,

shiatsu, osteopati, pijat urut.

4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.

5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro

nutrient, mikro nutrient.

6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.

6

Page 10: Komplementer Herbal

2.4 TERAPI KOMPLEMENTER HERBAL

Terapi komplementer herbal dapat berupa jamu, obat terstandar,

fitofarmaka, dan juga tanaman obat.

2.4.1 Jamu

2.4.1.1 Pengertian Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan

bahan tanaman sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara

tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau cairan. Satu jenis jamu

bisa disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 – 10

macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah

sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Walaupun demikian,

jamu harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu hanya

dapat dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan

yang dialami seseorang, bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit.

Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua, yaitu yang bertujuan untuk

menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan

penyakit.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

246 tahun 1992, pengertian jamu adalah obat tradisional yang bahan bakunya

simplisia yang sebagian besar belum mengalami standarisasi dan belum

pernah diteliti, bentuk sediaan masih sederhana berwujud serbuk seduhan,

rajangan untuk seduhan, dan sebagainya. Oleh karena itu, jamu merupakan

bagian dari obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Melalui proses produksi yang telah dilakukan oleh beberapa industri kecil

obat tradisional yang masih menggunakan tekhnologi yang relatif sederhana

(tradisional) karena jamu yang dihasilkan adalah berupa serbuk jamu.

Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat

bahan alam (IOT) maupun industri kecil obat bahan alam (IKOT)

mempunyai persyaratan yang sama yaitu aman untuk digunakan, berkhasiat

atau bermanfaat dan bermutu baik (Lestari, 2007). Pengembangan bahan obat

diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari tanaman,

7

Page 11: Komplementer Herbal

jaringan hewan, kultur mikroba, dan dengan tehnik bioteknologi (Sukandar,

2008).

2.4.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu

Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat

menguntungkan kesehatan tubuh manusia. Adapun manfaat dari jamu antara

lain untuk menjaga kebugaran tubuh, menjaga kecantikan, mencegah

penyakit, dan mengobati penyakit. Jamu dapat dikatakan juga berbahaya bagi

kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan pada jamu bersifat akumulatif. Hal

ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Digunakan secara terus menerus atau sembarangan

2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih

3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur

dengan obat sintetik) ( Yuliarti, 2008). Bahaya jamu bagi kesehatan

tubuh bergantung pada jenis dan macamnya.

Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat

menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Seperti kita ketahui

tanpa dicampur bahan berbahaya pun, terkadang sejumlah jamu bisa

mengandung bahan berbahaya secara alami. Hal ini terjadi karena sebagian

besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan

keamannanya. Perlu diketahui, dalam suatu jenis bahan makanan termasuk

bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu

sisi bahan tersebut mengandung racun, dan tidak semua bahan yang terdapat

di alam dapat langsung kita konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang

ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan apalagi dicampurdengan obat-

obatan.

2.4.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Jamu

Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat –

obatan kimia atau yang kita kenal dengan obat apotek. Namun demikian,

jamu juga memiliki kekurangan. Karena itu, sebelum mengonsumsi jamu

hendaknya kita memahami segala kelebihan dan kekurangan jamu dengan

baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :

8

Page 12: Komplementer Herbal

1. Harganya relatif murah.

2. Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat .

3. Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kunyit, jahe, kencur.

4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan

dibandingkan obat sintetis.

5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung

bahan kimia alami.

Selain berbagai kelebihan di atas jamu juga memilki kekurangan

diantaranya yaitu :

1. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan.

2. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi

keamanan terhadap produk ini.

3. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis

teapat suatu sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas.

Untuk itu, dalam mengkonsumsi jamu, obat medis modern,

herbal maupun memanfaatkan pengetahuan tradisional hendaknya tetap

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dosis dan frekuensi premakaian, termasuk seberapa banyak dan

berapa kali harus diminum dalam sehari.

2. Waktu mengkonsumsi sesudah atau sebelum makan.

3. Pertimbangkan kondisi kesehatan secara menyeluruh, termasuk

tekanan darah dan gangguan pencernaan seperti maag.

4. Kebersihan, mutu, dan kualitas produk.

5. Perhatikan pula tanggal kadaluarsa produk.

6. Jangan mengkonsumsi jamu, obat medis, herbal serta terapi

tradisional yang lain pada waktu, hari dan jam yang sama.

2.4.2 Obat Herbal Terstandar

Di dalam bentuk herbal standar ini memiliki sedikit perbedaan dengan

jamu. Umumnya, herbal standar telah mengalami pemrosessan, misalnya

9

Page 13: Komplementer Herbal

berupa ekstrak atau kapsul. Ekstrak dari herbal tersebut telah diteliti khasiat

dan keamanannya melalui uji pra klinis. Uji tersebut melalui beberapa proses

antara lain : uji penerapan standar kandungan bahan, proses pembuatan

ekstrak, higenitas, serta uji toksisitas.

Obat Herbal Terstandar (Standarized based Herbal Medicine)

merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian

bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral (Lestari, 2007).

Dalam proses pembuatan obat herbal standar ini dibutuhkan peralatan yang

tidak sederhana dan lebih mahal daripada pembuatan jamu. Tenaga kerja

yang dibutuhkan pun harus di dukung dengan keterampilan dan pengetahuan

membuat ekstrak.

Menurut penelitian masa kini, obat obat herbal memang bermanfaat

untuk kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah

dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional

pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak

terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Mengenai pengertian obat herbal sendiri sebenarnya sangat banyak

versinya. Versi pertama mengatakan bahwa yang dinamakan obat herbal

merupakan obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak

sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam

prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Seperti dalam definisi dan

pengertian obat herbal, dapat kita ketahui bersama bahwa obat herbal dapat

menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat

dari bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat

memberikan efek samping baik secara langsung maupun setelah waktu yang

lama.

Versi kedua merupakan definisi dan pengertian obat tradisional

berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990

Pasal 1 menyatakan bahwa : definisi dan pengertian obat herbal atau Obat

tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan

bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk

10

Page 14: Komplementer Herbal

pengobatan berdasarkan pengalaman. Contoh herbal terstandar antara lain :

Diapet, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Fitogaster, Fitolac,

dan lain sebagainya.

2.4.3 Fitofarmaka

Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine) merupakan obat

tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses

pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan

biaya yang tidak sedikit (Lestari, 2007). Fitofarmaka memiliki kekhasan

tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka merupakan obat tradisional yang

memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-obatan. Bahkan tidak

jarang fitofarmaka menjadi rekomendasi dokter terhadap pasiennya. Dengan

uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan teknologi

modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah

ditetapkan. Menurut Yuliarti (2008) fitofarmaka merupakan jamu dengan

“Kasta” tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar proses pembuatan

dan bahannya telah diuji secara klinis.

Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya melalui uji praklinis dan uji klinis, bahan baku dan

produk jadinya telah distandarisasi. Uji klinik harus mengikuti deklarasi

Helsinki yang terdiri dari empat fase, yaitu :

1. Fase pertama : untuk mengetahui dan mengklarifikasi efek dan

farmakokinetik dalam tubuh. Sukarelawan yang sehat dan sejumlah

tertentu diberi obat, lalu diamati pola penyerapan, dan ekspresi pasca

konsumsi obat.

2. Fase kedua : obat diberikan pada orang yang sakit sesuai klaim obat,

untuk control digunakan placebo sebagai pembanding.

3. Fase ketiga : jumlah sukarelawan diperbanyak dan lokasi diperluas.

Obat yang akan diteliti dibandingkan dengan innovator. Pembanding

innovator adalah obat yang sudah mapan dipasaran dan terbukti

banyak digunakan untuk mengobati penyakit yang diklaim. Setelah

11

Page 15: Komplementer Herbal

obat dibuktikan berkhasiat dan menunjukkan keamanan saat dipakai,

maka obat tersebut diizinkan untuk diprosuksi sebagai legal drug.

4. Fase keempat : setelah obat dipasarkan, masih dilakukan studi pasca

pemasaran yang diamati pada pasien dalam berbagai kondisi, usia

dan ras. Studi dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat

efek terapeutik dan pengamatan jangka panjang dalam menggunakan

obat. Dari hasil evaluasi itu, masih memungkinkan suatu obat ditarik

dari peredaran jika terbukti membahayakan kesehatan.

2.4.4 Tumbuhan Obat

1. Pengertian Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan yang dapat digunakan

sebagai obat, berkisar dari yang terlihat oleh mata hingga yang

nampak dibawah mikroskop (Hamid et al., 1991). Menurut Zuhud

(2004), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan obat yang

diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat yang

dikelompokkan menjadi :

a. Tumbuhan obat tradisional, yaitu; jenis tumbuhan obat yang

diketahui atau dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat

dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

b. Tumbuhan obat modern, yaitu; jenis tumbuhan yang secara ilmiah

telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang

berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan

secara medis.

c. Tumbuhan obat potensial, yaitu; jenis tumbuhan obat yang diduga

mengandung senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat, tetapi

belum dibuktikan secara ilmiah atau penggunaannya sebagai obat

tradisional sulit ditelusuri.

Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tumbuhan obat

Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No.

149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu:

a. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional

12

Page 16: Komplementer Herbal

atau jamu.

b. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan

baku obat (precursor).

c. Bagian tumbuhan yang diekstraksi digunakan sebagai obat

(Kartikawati, 2004).

Sejalan dengan perkembangan industri jamu, obat herbal,

fitofarmaka, dan kosmetika tradisional juga mendorong

berkembangnya budidaya tumbuhan obat di Indonesia. Selama ini

upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat tradisional sebagian

besar berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh liar atau

dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan sekitar rumah dengan

kuantitas dan kualitas yang kurang memadai. Sehingga, aspek

budidaya perlu dikembangkan sesuai dengan standar bahan baku obat

tradisional.

2. Jenis dan Manfaat Tumbuhan Obat1) Sambiloto (Andrographispaniculatanees)

Berkhasiat untuk mengobati:

a. Tipusaabdominalis

Ambil 13 lembar daun segar, lalu cuci bersih.Rebus daun

dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1

gelas.Setelah dingin, saring hasil rebusan. Tambahkan 1

sendok makan madu, aduk hingga rata, dan minum 1 kali

sehari.

13

Page 17: Komplementer Herbal

b. Disentri dan Diare

Sekitar 13 gram daun kering, lalu cuci bersih. Rebus daun

tersebut dengan 4 gelas air hingga mendidih dan tersisa 2

gelas.Minum hasil rebusan setelah dingin 2 kali sehari,

masing-masing 1 gelas. Tambahkan 1 sendok madu

kedalam air rebusan sebelum diminum.

c. Flu,sakitkepala,danpanas

Cucibersi

htanaman,lalukeringkan.Tumbuktanamanhinggahalus.Tamb

ahkan1gelasairdalam1grambubuk

tanaman.Minumairrebusan3kalisehari.

d. Influenza, radang paru,dan TBC paru

Cuci bersih tanaman, lalu keringkan. Tumbuk tanaman

hingga halus. Tambahkan 1 gelas air dalam 3 gram bubuk

tanaman. Minum air rebusan 3 kali sehari.

e. Radangsalurannapasdanradangparu

Ambil 13 gram daun kering, cuci bersih, rebus dengan 4

gelas air hingga mendidih dan terssa 2 gelas. Minum hasil

rebusan 2 kali sehari dengan ditambahkan 1 sendokmadu.

f. Batukrejan (pertusis)

Lima daun segar dicuci bersih dan dipotong-potong.

Seduh daun dengan 1 cangkir air mendidih dan diamkan

beberapa saat. Setelah dingin, angkat ramuan dan

tambahkan 1 sendok makan madu. Minum ramuan itu 3

kali sehari.

g. Darah tinggi

Ambil 7 daun segar, cuci bersih, dan potong kecil-kecil.

Seduh daun dengan 1 cangkir air mendidih. Diamkan

beberapa saat dan tambahkan 1 sendok madu. Minum

ramuan setelah dingin3 kalisehari.

14

Page 18: Komplementer Herbal

h. Infeksi mulut dan tonsillitis

Cuci bersih tanaman, lalu keringkan. Tumbuk tanaman

hingga halus. Tambahkan 1 gelas air dalam 4 gram bubuk

tanaman. Minum air rebusan bersama1 sendok madu.

i. Paringitis

Cuci bersih tanaman segar sebanyak 9 gram. Setelah itu,

tumbuk halus dan peras airnya. Tambahkan 1 sendok

madu ke dalam air perasan.Minum ramuan.

j. Infeksi Telinga

Ambil9-

15gramdaunsegar

,cucibersih,danrebusdenganairbersihsecukupnyahinggamen

didih.Setelahdingin,saringhasilrebusandanteteskandilubangt

elinga

k. Kencing manis

Cuci bersih setengah genggam daun. Rebus daun dengan 4

gelas air hingga tersisa 3 gelas. Dinginkan, lalu saring

ramuan. Minum ramuan sehari 3 kali,masing-masing 1

gelas. Selain itu, penderita harus minum banyak air

2) Meniran (Phyllanthusurinarialinn.)

a. Demam dan radang ginjal

15

Page 19: Komplementer Herbal

Rebus setengah genggam daun meniran dengan 3 gelas air

sampai tersisa 2¼ gelas. Saring air rebusan, lalu minum 3

kali sehari masing-masing ¾ gelas dengan ditambah madu.

b. Disentri

Rebus 30-60 gram herba meniran segar dengan 3 gelas air

sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,saring air rebusannya,

lalu minum sekaligus satu kali sehari.

c. Batu saluran kencing

Cuci bersih 30 gram daun meniran segar, 30 gram daun

sendok ,dan 30 gram daun tempuyung. Rebus bahan

tersebut dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah

dingin, saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari

pada pagi dan sore hari.

d. Hepatitis

Rebus 30-60 gram daun meniran segar dengan 3 gelas air

sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya,

lalu minum sekaligus satu kali sehari selama satu minggu.

e. Digigit anjing gila

Rebus 4-6 tumbuhan herba meniran (untuk anak kecil

gunakan setengahnya) dengan 3 gelas air sampai tersisa 1

gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum

sekaligus satu kali sehari.

f. Untuk obat luar

Giling herba meniran segar dan nasi dingin dengan jumlah

yang sama sampai halus, temple kan hasil gilingan pada

luka gigitan, lalu balut dengan kain perban. Lakukan

pengobatan tigakali sehari.

16

Page 20: Komplementer Herbal

g. Peluruh seni, kencing batu, kencing nanah, nyeri ginjal,

demam dan mencret

Cuci bersih 10 gram herba meniran segar, lalu rebus

dengan 2 gelas air selama 25 menit. Setelah dingin, saring

air rebusannya, lalu minum pada pagi dan sore hari.

h. Rematik

Cuci bersih 1 sendok makan daun meniran segar dan 7

lembar daun kumis kucing. Rebus bahan dengan 1 gelas

air sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin, saring air

rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.

i. Bisul dikelopak mata

Rebus herba meniran segar secukupnya dengan 1 gela sair.

Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu gunakan untuk

mencuci mata dengan menggunakan gelas khusus.

Lakukan tiga kali sehari.

j. Rabun senja

Cuci bersih 15-30 gram herba meniran segar, lalu

tambahkan hati ayam secukupnya. Tim kedua bahan, lalu

makan.

3) Takokak (Solanumtorvumswartz.)

Berkhasiatuntukmengobati:

a. Pinggang kaku dan bengkak terpukul

17

Page 21: Komplementer Herbal

Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas

air sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah

dingin, saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2 kali

perhari, masing-masing 1 gelas.

b. Sakit lambung dan tidak datang haid

Tiga belas gram akar kering dicuci bersih, lalu direbus

dengan 4 gelas air sampai mendidih dan tersisa 2 gelas.

Setelah dingin, saring ramuan. Minum ramuan 2 kali sehari,

masing-masing 1 gelas perhari.

c. Bisul dan koreng

Ambil daun takokak segar secukupnya. Cuci bersih, lalu

giling halus daun. Balurkan ramuan ditempat yang sakit,

lalu dibalut.

d. Batu Kronis

Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas

air sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah

dingin, saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2kali

perhari, masing-masing1gelas.

e. Jantung berdebar dan Nyeri Jantung

Enam lembar daun segar dan ½ jari rimpang kunyit dicuci

bersih. Tumbuk halus kedua bahan itu, lalu tambahkan ½

cangkir air masak dan 1 sendok makan madu. Setelah

diaduk rata, peras dan saring ramuan. Minum hasil perasan

sehari 2 kali, masing-masing 1 gelas.

Catatan:

1) Penderita glaucoma dilarang minum ramuan berbahan

takokak.

2) Kelebihandosismenyebabkankeracunan.

18

Page 22: Komplementer Herbal

4) Kenikir (Cosmoscaudatus)

Berkhasiat untuk mengobati:

a. Kurang nafsu makan

Cuci 100 gram daun kenikir segar, lalu makan sebagai lalap

mentah

b. Lemah Jantung

Cuci 100 gram daun kenikir segar,lalu makan sebagai lalap

mentah atau kukus daun kenikir segar dan makan sebagai

lalap setengah matang. Cara lainnya, rebus daun kenikir

dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air hasil

rebusannya.

c. Pengusir Serangga

Tanam kenikir diantara tumbuhan yang akan dilindungi.

19

Page 23: Komplementer Herbal

5) MAHKOTADEWA(Phaleriamacrocarpus(Scheff)Boerl)

Berkhasiatuntukmengobati:

a. Disentriamuba

Cuci bersih 50 gram kulit buah segar mahkota dewa, lalu

rebus dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin,

saring air rebusannya, lalu minum sekaligus. Lakukan

pengobatan dua sampai tiga kali sehari.

b. Eksim

Cuci 15 gram daun mahkota dewa segar, lalu tumbuk

sampai halus. Tempelkan hasil tumbukan pada bagian yang

sakit. Bila kering, ganti dengan yang baru. Lakukan

pengobatan satu sampai tiga kali sehari.

c. Tumoreksim

Cuci 50 gram kulit buah mahkota dewa segar, lalu rebus

dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin, saring

air rebusannya,lalu minum sekaligus. Lakukan pengobatan

dua sampai tiga kali sehari.

20

Page 24: Komplementer Herbal

6) Rosella (HibiscussabdariffaL.)

Khasiat untuk Pengobatan:

a. Tanaman rosella batuk, ketidaknyamanan, lesu, demam,

tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan mencegah

penyakit hati. Bunga Rosella banyak digunakan untuk

pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai bahan

pewarna pada makanan.

b. Ekstrak dari pada kuncup bunganya ternyata mampu

berfungsi sebagai anti spasmodik(penahan kekejangan),

anti helmintik(anti cacing) dan antibakteria. Selain itu

rosella ternyata mampu menurunkan kadar penyerapan

alkohol. Daun tumbuhan herba ini juga bisa digunakan

untuk merawat luka, penyakit kulit dan gigitan serangga.

c. Manfaat kelopak bunga Rosella, dapat mengurangi

kepekatan/kekentalan darah, membantu proses

pencernaan, mencegah peradangan pada saluran kencing

dan ginjal, penyaring racun pada tubuh, mencegah

kekurangan Vitamin C, melancarkan peredaran darah,

melancarkan buang air besar, menurunkan kadar

penyerapan alcohol dan penahan kekejangan.

21

Page 25: Komplementer Herbal

7. Sirsak (Annonamuricata)

a. Peluruhkeringat

Cuci bersih 7 lembar daun segar, lalu rebus dengan 3 gelas

air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin,

saring ramuan. Minum ramuan sehari sekali.

b. Antikejang

Cuci bersih 7 lembar daun segar, lalu rebus dengan 3 gelas

air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin,

saringramuan.Minum ramuan sehari sekali.

c. Kekurangan vitamin C dan disentri

Cuci bersih buah sirsak mentah, lalu kupas kulit dan buang

bijinya. Makan buah secukupnya.

d. Bisul

Ambil daun segar secukupnya. Cuci bersih, lalu lumatkan

daun hingga halus. Tambahkan sedikit air, lalu aduk

lumatkan daun hingga menjadi adonan. Tempelkan ramuan

dipermukaan atas bisul.

e. Ambeien

Cuci bersih, lalu kupas kulit dan buang biji buah sirsak.

Blender buah tersebut, lalu saring hingga diperoleh sari

22

Page 26: Komplementer Herbal

buahnya. Minum sari buah sirsak 2 kali sehari, masing-

masing 1 gelas.

f. Sakit kandung urine dan anyang-anyangan

Kupas buah sirsak setengah masak, potong-potong menjadi

bagian yang kecil, dan buang bijinya.Tambahkan gula dan

garam secukupnya, rebus dengan air secukupnya hingga

mendidih. Makan hasil rebusan itu berikut airnya seperti

makan kolak. Ulangi konsumsi ramuan sampai sembuh.

8. Jeruk Nipis (Citrusaurantifolia)

Berkhasiat untuk mengobati:

a. Demam

2-4 genggam daun jeruk nipis rebus dengan 2-4 gelas air.

Air rebusan untuk mengompres pasien demam dengan

menempelkan pada dahi penderita.

b. Batukkronis

Peraslah jeruk nipis tua. Ambil perasannya 1 sendok kecil,

campur dengan kecap manis. Minum 3 kali sehari.

c. Penyakit kurang darah

Daun bayam duri 25g, telur ayam 2 butir, jeruk nipis 2

buah, madu murni 2 sendok makan, daun tapak liman 10g.

Daun ditumbuk diambil airnya. Dicampur kuning telur,

jeruk nipis dan madu. Minum 2 kali sehari.

23

Page 27: Komplementer Herbal

d. Menghentikankebiasaanmerokok

Isap sepotong jeruk nipis. Lakukan beberapa kali sehari.

Ini mengurangi merokok dan membersihkan ikotin pada

gigi dan mulut.

e. Bau ketiak yang tidak sedap

Jeruk nipis dicampur kapur sirih, usapkan campuran pada

ketiak, biarkan beberapa saat sebelum dibasuh. Lakukan

pagi dan sore.

f. Khasiatlain

Jeruk nipis dicampurkan minuman teh,dapat menyegarkan

tubuh, memperlancar air kencing.

9. Pegagan (Centellaasiatica(L.)urban)

Berkhasiat untuk mengobati:

a. Ayan

Seduh 1 sendok serbuk daun pegagan dan gula aren

secukupnya dengan 1 cangkir air panas. Saring air

seduhannya, lalu minum sekaligus saat masih hangat.

Lakukan pengobatan tiga kali sehari.

b. Batukasma

Tumbuk 1 genggam pegagan, 7 daun randu, dan gula batu

secukupnya. Tambahkan 1 cangkir air, saring, lalu minum

air hasil saringannya setiap pagi.

24

Page 28: Komplementer Herbal

c. Batuk darah

Rebus 90 gram daun pegagan dengan 3 gelas air sampai

tersisa 1 gelas. Minum air hasil rebusannya secara rutin dua

kali sehari masing-masing ½gelas.

d. Batuk kering

Tumbuk halus 1 genggam daun pegagan segar, peras, lalu

tambahkan air dan gula batu secukupnya. Minum ramuan

tiga kali sehari.

e. Bisul

Rebus 30-60 gram daun pegagan segar, lalu minum hasil

rebusannya. Selain itu, lumatkan pegagan segar, lalu

tempelkan hasil lumatannya pada bisul.

f. Busung

Cuci bersih 1 genggam pegagan, 3 batang alang-alang, dan

1 potong kulit kamboja. Rebus dengan 3 gelas air sampai

mendidih, lalu minum airnya tiga kali sehari masing-masing

1 cangkir.

g. Campak dan Pembengkakan Hati

Rebus 240-260 gram daun pegagan segar dengan 3 gelas air

sampai tersisa 1 gelas. Minum hasil rebusannya secara rutin

satu kali sehari.

h. Darah tinggi

Rebus 20 lembar daun pegagan dengan 3 gelas air sampai

tersisa 2¼ gelas. Minum hasil rebusannya tiga kali sehari

masing-masing sebanyak¼

25

Page 29: Komplementer Herbal

10. Temulawak

Berkhasiat untuk :

a. Sakit maag

Cuci bersih 25 gram rimpang segar, lalu potong-potong

menjadi bagian yang lebih kecil. Rebus rimpang dengan 4

gelas air hingga mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah

dingin, saring air rebusan. Minum air hasil saringan 2 kali

sehari, masing-masing 1 gelas.

b. Sakitliver

Cuci bersih rimpang temulawak secukupnya, lalu parut.

Teras hasil parutan. Ambil airnya sebanyak 1 sendok

makan,lalu minum bersama 1 sendok makan madu.Lalukan

pengobatan sehari 3 kali dengan dosis yang sama.

c. Hepatitis

Cuci bersih 20 gram rimpang segar, lalu iris-iris. Rebus

rimpang dengan 500 ml air hingga mendidih dan tersisa

250ml. setelah dingin, saring air rebusan. Minum ramuan

selagi hangat.

26

Page 30: Komplementer Herbal

11. Sirih

Berkhasiat untuk mengobati:

a. BatukCuci bersih 17 lembar daun sirih. Rebus bahan dengan

3 gelas air hingga airnya tersisa 2¼ gelas. Setelah

dingin ,saring hasil rebusan.Minum ramuan 3 kali

sehari, masing-masing ¾gelas, bersama 1 sendok

makan madu.

b. BronchitisCuci bersih daun sirih sebanyak 7 lembar. Tambahkan

2 gelas air dan 1 potong gula batu. Rebus bahan hingg

amen didih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah

dingin,saring ramuan. Minum ramuan 3 kali

sehari,masing-masing 1/3gelas, bersama 1 sendok

makan madu.

12. Brotowali

27

Page 31: Komplementer Herbal

Berkhasiat untuk mengobati:

a. Demam

Cuci bersih batang brotowali sebesar 2 jari (10cm), lalu

rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah

dingin, tambah 1 sendok makan madu, laluminum 2

kali sehari, masing-masing ½gelas.

b. Demam karena penyakit kuning

Cuci bersih 1 jari batang brotowali lalu potong-potong

menjadi beberapa bagian. Rebus potongan brotowali

dengan 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 1

½gelas. Campur madu secukupnya, lalu minum 2 kali

sehari, masing-masing ½ gelas.

c. Gatal pada badan

Cuci bersih 20 cm batang broto wali lalu rebus dengan

air secukupnya. Setelah mendidih dan menjadi hangat-

hangat kukuh,guna kan air rebusan ini untuk mandi.

13. Bawang Berlian

Bawang Berlian ini memiliki berbagai manfaat yang

sangat baik bagi kesehatan tubuh kita. beberapa khasiat

utama dari bawang dayak diantara nya dapat mengatasi

penyakit :

Insomnia

Menyehatkan otot Jantung

28

Page 32: Komplementer Herbal

membantu mengatasi Kanker Kelenjar Getah

Bening

memperkecil radang Amandel

Mengobati Asma

Bisul

Menurunkan kadar Asam Urat

Mengatasi Ambeien

membantu mengobati Kanker Paru – Paru

membantu mengatasi Kanker Payudara

membantu mengobati Kanker Rahim

membantu mengatasi Kanker Usus

membantu mengobati Keputihan

membantu mengobati Kista

membantu mengatasi Kolesterol

Mengurangi Nyeri Maag

membantu mengobati Migrain

14. Kunyit

a. Mencegah Kanker dan Tumor

Kanker terbentuk akibat adanya sel yang bermutasi

akibat radikal bebas serta racun yang masuk kedalam

tubuh dan tidak mampu di netralisir. Agar radikal bebas

dan racun bisa di netralisir maka bisa memanfaatkan

29

Page 33: Komplementer Herbal

kunyit yang kaya akan kurkumin sebagai antioksidan.

Antioksidan mampu mencegah dan menghambat

pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.

b. Mengurangi Resiko dan Mengobati Diabetes

Kurkumin yang ada pada kunyit memiliki manfaat yang

sangat penting untuk mengatasi resistansi insulin pada

tubuh. Ketika resistansi insulin teratasi maka glukosa

pada darah dapat terkontrol dengan baik. Sehingga

resiko terkena diabetes tipe 2 akan dapat dihindari.

Caranya yaitu dengan menyiapkan 3 rimpang kunyit

serta 1/2 sendok teh garam. Rebus bahan tadi pada 1

liter air hingga mendidih.Saring air rebusan kunyit tadi,

minum 2 kali seminggu, sekali minim sebanyak 1/2

gelas.

c. Mengurangi Resiko Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit yang disebabkan

karena adanya peradangan pada otak. Menurut hasil

penelitian, orang yang rajin mengkonsumsi kunyit

memiliki resiko lebih kecil terkena Alzheimer.  Hal

tersebut dikarenakan orang yang rajin mengkonsumsi

kunyit otaknya lebih terlindungi dari radang otak.

d. Mengobati Tifus dan Radang Lambung

Kandungan kunyit yang kaya akan zat bermanfaat

termasuk mengatasi luka pada lambung serta mengobati

penyakit tifus. Caranya yaitu dengan menyiapkan 2

rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun

sambiloto. kemudian haluskan semua bahan dengan di

tumbuk. Selanjutnya beri air sebanyak 1 gelas air.

Rebus hingga mendidih dan minum secara rutin setiap

hari sekali selama seminggu.

30

Page 34: Komplementer Herbal

e. Mengatasi Radang Persendian

Ternyata kandungan kurkumin pada kunyit juga

bermanfaat sebagai Anti-inflamasi atau anti-radanf.

Sehingga akan sangat bermanfaat sebagai obat bagi

mereka yang menderita penyakit radang sendi. Maka

konsumsi kunyit akan sangat membantu, bahkan saat

ini mudah di jumpai obat radang sendi berupa kapsul

yang berbahan ekstrak dari kunyit.

f. Mengatasi Kolstrol Jahat (LDL) Dalam Tubuh

Kolestrol jahat atau LDL sangat berbahaya bgai tubuh.

Kolsetrol yang satu ini dapat memicu berbagai penyakit

seperti radang pembuluh darah, penyempitan pembuluh

darah, jantung, dan penyakit kolestrol lainya.

Kandungan kunyit dipercaya mampu mengatasi

kolestrol jahat yang masuk kedalam tubuh sehingga

mengurangi resiko terserang penyakit akibat kolestrol.

g. Mengobati Luka dan Mencegah Infeksi

Kunyit juga kaya akan zat anti septik yang sangat

bermanfaat untuk mengobati luka dan mencegak infeksi

pada luka. Sehingga mampu membunuh bakteri pada

luka dan membuat luka cepat kering.

31

Page 35: Komplementer Herbal

BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan yang

menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif

untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi

terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui

pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi

berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Terapi komplementer bertujuan

untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem

kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya

sendiri yang sedang sakit.

Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer

dikategorikan menjadi 5, yaitu : Biological Based Practice : herbal, vitamin,

dan suplemen lain. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis.

Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi. Energy therapies :

terapi medan magnet. Ancient medical systems : obat tradisional chinese,

aryuvedic, akupuntur. Terapi komplementer biologis atau herbal dapat berupa

jamu, obat terstandar, fitofarmaka, dan juga tanaman obat.

3. 2 Saran

Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para

pembaca khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang

telah terpaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan

sehari-hari.

32

Page 36: Komplementer Herbal

DAFTAR PUSTAKA

Ardina. 2011. Tumbuhan Obat. Available (Online) : 

http://digilib.unila.ac.id/5053/14/BAB%20II.pdf  (diakses pada

tanggal 12 Maret 2016)

Dwinanda. 2012. Obat Bahan Alam. Available

(Online): http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39098/4/

Chapter%20II.pdf(diakses pada tanggal 12 Maret 2016)

Rani. 2011. Tanaman Herbal. Available (Online): 

https://aseranikurdi.files.wordpress.com/2011/09/tanamanherbal.pdf 

(diakses pada tanggal 12 Maret 2016)

Synder, M & Lindquist, R. 2002. Complemntar/alternative Therapies in

Nursing. New York : Springer