1. print bismillah case jiwa pradea nyndia maulidanti

31
PRESENTASI KASUS Skizofrenia Paranoid Oleh: Maulidanti Rizdana 1102010157 Pranindya Hadiwidjojo 1102010216 Pradea Ramadhan 1102008298 Pembimbing: dr. Erie Dharma Irawan, Sp.KJ, MARS

Upload: mauliadanti

Post on 16-Dec-2015

272 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

  • PRESENTASI KASUS Skizofrenia Paranoid

    Oleh: Maulidanti Rizdana 1102010157 Pranindya Hadiwidjojo 1102010216 Pradea Ramadhan 1102008298

    Pembimbing: dr. Erie Dharma Irawan, Sp.KJ, MARS

  • Nama: Tn SJenis Kelamin: Laki - laki Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 2 Oktober 1978Usia: 37 tahun Agama : IslamAlamat: Utan KayuSuku Bangsa: JawaPendidikan terakhir: Sekolah Menengah AtasStatus pernikahan: MenikahPekerjaan: Pegawai PTTanggal masuk RSIJ:15 April 2015Tempat wawancara: Ruang perawatan RSIJ KlenderRawat jalan: 2012-2015 Poli RSIJ KlenderRawat Inap: 15 April 2015

  • Autoanamnesis : Tanggal : 27 April 2015 (09.00 WIB)Alloanamnesis : Tanggal : 30 April 2015 ( 10.00 WIB) melalui telepon(Diperoleh data dari : Kakak kandung pasien)Nama (inisial) : Ny.KPendidikan terakhir : S1Pekerjaan : Pegawai negeri sipilHubungan : Kakak kandung pasien

  • Sejak 1 minggu SMRS, kakak kandung pasien mengatakan bahwa adiknya terlihat aneh yaitu tiba-tiba menjadi pendiam, sering melamun dan selalu murung, jika diajak bicara pasien hanya mengeluarkan sepatah kata. Sebelumnya pasien masih bersikap normal seperti biasa. Saat ditanya, pasien mengaku belakangan ini ia sering mendengar bisikan ghaib di dalam kamarnya yang mengatakan bahwa ia adalah keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Bisikan-bisikan ini sering muncul saat malam hari sehingga membuat pasien tidak bisa tidur. Selain itu, pasien juga mengaku gelisah karena sering melihat sosok hitam yang hanya bisa dilihat oleh pasien baik di rumah maupun di tempat kerjanya.Sekitar 5 hari SMRS, pasien tiba-tiba memarahi istrinya karena kesal kepada sang istri yang tidak mau mengambilkan nasi untuk dirinya. Setelah marah-marah, pasien kembali mendengar bisikan-bisikan ghaib yang mengatakan bahwa istri dan orang-orang sekitarnya berkomplot ingin membuat pasien menjadi sengsara. Bisikan ini membuat pasien semakin mencurigai istrinya dan pasien yakin bahwa istrinya akan berbuat jahat pada dirinya. Pasien mengatakan setiap melihat wajah istrinya, pikiran curiga selalu muncul.

  • Sekitar 3 hari SMRS, pasien tiba-tiba marah-marah tanpa alasan sambil mengeluarkan kata-kata kasar. Emosi pasien nampak meledak-ledak dan sulit dikendalikan. Pasien sempat mengusir kakaknya yang sedang berkunjung agar keluar dari rumah, pasien juga mengancam kakaknya agar tidak berkunjung lagi ke rumahnya. Kakak pasien mengatakan bingung dengan sikap adiknya tersebut karena hubungannya dengan adiknya tidak pernah bermasalah selama ini.Sekitar 10 jam SMRS, pasien tiba-tiba mengamuk dan melempar barang-barang yang ada disekitarnya. Pasien memarahi istri dan anaknya tanpa sebab yang jelas. Pasien mengaku kesal pada istrinya karena tidak mau menyahut saat dipanggil olehnya. Dikarenakan keluarga tidak mampu lagi mengendalikan perilaku pasien, akhirnya pasien dibawa paksa oleh petugas Rumah Sakit Jiwa Islam (RSJI) Klender. Saat dibawa, pasien sempat memberontak dan bersikeras bahwa dirinya tidak gila.

  • Sekitar 3 tahun lalu (2012), pertama kali keluarga menyadari ada keanehan pada perilaku pasien. Pasien sering bicara-bicara sendiri. Pasien mengaku tiba-tiba saja mendengar bisikan-bisikan yang tidak diketahui darimana sumbernya. Bisikan itu mengatakan bahwa pasien adalah salah satu keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Sesaat setelah pasien mendengar bisikan, pasien juga melihat sosok laki-laki yang sering menampakkan dirinya hanya saat pasien sedang di rumah. Saat pasien mencoba mengajak bicara, tiba-tiba sosok ini menghilang. Pasien sempat berpikiran untuk mengakhiri hidupnya karena hal-hal aneh yang terjadi padanya, namun pada akhirnya keinginan tersebut tidak dilakukan. Karena sulit mengendalikan emosi, membuat kakak pasien membawa pasien ke ustadz di dekat rumahnya. Di sana pasien sempat diberi air minum yang sudah didoakan. Sesampai di rumah, pasien segera diminumkan air dari ustadz tersebut namun tidak terlihat perubahan pada adiknya. Akhirnya pasien dibawa ke RSJI Klender. Di RSJI Klender, pasien dirawat selama 2 minggu dan menunjukkan perubahan yang jauh lebih baik. Pasien rutin kontrol ke dokter tiap bulannya dan tidak pernah lupa untuk minum obat. Pasien mengaku sejak berobat, suara bisikan dan sosok laki-laki sudah tidak pernah muncul kembali.

  • Januari 2015, pasien kembali dibawa ke RSJI Klender oleh kakaknya karena mengamuk saat diminta minum obat. Pasien tidak mau minum obat karena ia merasa tidak sakit. Kakak pasien mengatakan, belakangan ini adiknya kembali marah-marah tanpa sebab dan bicara-bicara sendiri. Saat ditanya, pasien mengaku sedang berbicara dengan kipas angin. Pasien juga dapat berinteraksi dengan penyiar berita di televisi dan dapat mencium aroma makanan yang berasal dari televisi. Sudah 2 hari ini pasien mengaku tidak tidur karena sering mendengar bisikan-bisikan ghaib tiap malam. Sama seperti sebelumnya, bisikan itu mengatakan bahwa pasien adalah keturunan ningrat. Selama di ruang perawatan, pasien mendengar suara-suara kicau burung yang tidak bisa didengar oleh teman sekamarnya dan melihat sosok lelaki yang sama seperti yang dilihatnya 2 tahun lalu. Setelah dirawat selama 2 minggu, pasien mengaku sudah tidak mendengar suara-suara atau melihat sosok lelaki lagi sehingga pasien meminta pulang.

  • Masa Dewasa

  • Deskripsi Umum PenampilanLaki-laki berkulit sawo matang, berusia 37 tahun, dengan tinggi sekitar 170 cm berbadan berisi, memakai baju hitam berlengan pendek, celana pendek biru, rambut hitam pendek, dan sendal jepit. Pasien tampak sesuai usianya. Perilaku dan aktivitas psikomotorSebelum wawancara, pasien tampak sedang makan cemilan di tempat duduk dengan tenang. Selama wawancara, pasien duduk, kontak mata baik, bicara volume cukup, tenang dalam merespon pertanyaan. Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan, namun terkadang tidak nyambung antara pertanyaan dan jawaban. Selama wawancara pasien sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan. Setelah wawancara, pasien masuk kembali ke bangsal laki-laki, kembali duduk dan sedang berbicara dengan pasien lainnya.

  • Pembicaraan Cara berbicara: SpontanVolume berbicara : sedangIrama : TeraturKelancaran berbicara: LancarKecepatan berbicara: SedangSikap terhadap pemeriksaPasien bersikap sangat kooperatif terhadap pemeriksa.

  • Gangguan PersepsiAuditorik: AdaVisual: Tidak ada.Taktil: Tidak adaOlfaktorik : Tidak ada.Gustatorik :Tidak ada.Ilusi : Tidak ada. Depersonalisasi : Tidak ada.Derealisasi : Tidak ada.

  • Proses pikir

    Blocking: Tidak Ada Asosiasi Longgar: Tidak Ada Inkoherensi : Tidak Ada Flight of idea: Tidak Ada Word Salad: Tidak Ada Neologisme: Tidak Ada Sirkumstansialitas: Tidak Ada Tangensialitas: Tidak Ada Hendaya berbahasa: Tidak ada

  • Isi pikirPreokupasi : Tidak adaGangguan isi pikiran :Waham kebesaran: tidak ada. Waham kejar: Ada ( Pasien mempercayai bahwa istri, anak dan orang sekitarnya akan berusaha untuk berbuat jahat dan melukai dirinya). Waham rujukan: Tidak adaThought of echo: tidak adaThought broadcasting: tidak adaThought withdrawal : tidak ada.Thought insertion : Tidak ada.Thought control: Tidak ada Delusion of passivity: Tidak adaGagasan bunuh diri dan membunuh : tidak ada Obsesi: Tidak ada

  • Kesadaran: Compos mentis (E4M6V5)Orientasi: Cukup baikWaktu baik (pasien benar menyebutkan hari, bulan, tahun saat di wawancara).Tempat baik (pasien dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta, Negara Indonesia, kota jakarta, dan ruangan perawatannya).Orang baik (pasien tahu bahwa ia sedang diwawancarai oleh dokter muda dan dapat menyebutkan nama beberapa pasien).

  • Daya ingat segera baik (pasien dapat mengingat nama dokter yang merawatnya saat ini dan juga dapat menyebutkan 3 benda yang pewawancara ajukan).Daya ingat yang pendek baik (pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi).Daya ingat sedang baik (pasien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJI-Klender)Daya ingat jangka panjang baik (pasien dapat mengingat tempat sekolah pasien ketika SMA)Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Luas(Pasien dapat menyebutkan tiga kota besar di Indonesia. Jawaban pasien yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya)Pikiran abstrak : Baik (dapat mengartikan peribahasa buah tangan)

  • Daya nilai sosial: baik.Pasien dapat menyebutkan beberapa nama- nama pasien selama pasien dirawatUji daya nilai : Baik.Misalnya, jika pasien menemukan dompet yang akan dilakukan oleh pasien yaitu mengembalikan kepada pemiliknya.RTATerganggu, karena ada halusinasiTilikan Derajat 1

  • Keadaan umum: Tampak sehatKesadaran: ComposmentisTanda vital Tekanan darah: 120/80 mmhgSuhu: 36,5 cNadI: 75 x/menit Pernafasan: 16 x/menitKepala: Normocephal, rambut hitam tidak mudah dicabutThorax: Paru : Vesikuler +/+ , Rh-/-, Wh -/-Jantung : S1S2 reguler, Murmur -, gallop -Abdomen: Tidak ada kelainanEkstermitas: Tidak ada kelainan

  • Tanda rangsang meningeal: tidak adaMata : gerakan baik: Kelumpuhan tidak ada, nistagmus(-)Persepsi: BaikBentuk Pupil: Bentuk bulat (+/+), isokorRangsang Cahaya: Reaksi cahaya (+/+)MotorikTonus: BaikTurgor : BaikKekuatan : BaikKoordinator: BaikRefleksi: Baik

  • RTA: TergangguKesadaran: Kompos Mentis Gangguan persepsi: Halusinasi auditorik Gangguan isi pikir:waham paranoid (waham kejar)Tilikan : Derajat 1Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

  • FORMULASI DIAGNOSIS

    Ditemukannya distress antara lain: 1. Mengamuk tiba-tiba setelah mendengar suara bisikan dan 2. curiga tanpa sebab pasti yang mana hal ini disebabkan adanya hendaya yang berat pada jiwa seseorang. Isi pikiran berupa halusinasi dan waham, emosi yang sulit dikontrol dan mudah marah sehingga mengakibatkan perilaku mengamuk tanpa sebab. Temuan-temuan ini masuk ke dalam kelompok yang aneh RTA terganggu. Hal ini identik dengan gejala Psikotik. Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) adanya tanda dan gejala ini masuk ke dalam Skixofrenia Paranoid yang di tatalaksana dengan Antipsikotik.

  • Aksis I: Skizofrenia ParanoidPada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik yang berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.Di temukan juga gangguan isi pikir berupa waham paranoid (waham kejar). Menurut PPDGJ III ini termasuk skizofrenia paranoid dimana memenuhi kriteria umum skizofrenia dan ditambah dengan gejala:- Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu bulan atau lebih.- Halusinasi auditorik yang berulang kali (pada kasus pasien ini berupa suara burung, dan suara yang mengatakan bahwa pasien merupakan keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono)- Adanya waham paranoid berupa waham kejaran (pasien mencurigai istri dan orang sekitarnya akan berbuat jahat dan mencelakakannya).- Dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak menonjol.

  • Aksis II: tidak ditemukanAksis III: Tidak ditemukan kelainan organobiologikAksis IV: Masalah keluargaPada Aksis IV terdapat faktor-faktor yang berperan terhadap kondisi pasien yaitu masalah yang terkait ibunya dan masalah rumah tangganya .Aksis V:GAF scale 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)

  • Problem patologis dan perilaku :Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan waham kejarProblem keluarga dan rumah tangga : Pasien memiliki masalah rumah tangga dengan istrinya.

  • Quo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : dubia ad malamQuo ad sanactionam : dubia ad malam