refkas anak dadrs - gizi buruk

36
REFLEKSI KASUS DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG DENGAN STATUS GIZI BURUK Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Islam Sultan Agung Semarang disusun oleh : Hana Mitayani 012116403 Pembimbing: dr. Hj. Pujiati Abbas Sp. A KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: hana-mitayani

Post on 13-Apr-2016

264 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DADRS-GIZI BURUK

TRANSCRIPT

Page 1: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

REFLEKSI KASUS

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG

DENGAN STATUS GIZI BURUK

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak

RS Islam Sultan Agung Semarang

disusun oleh :

Hana Mitayani

012116403

Pembimbing:

dr. Hj. Pujiati Abbas Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2016

Page 2: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A.B.A

Umur : 0 tahun 8 bulan 2 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kudu 01/02 Genuk Indah Semarang

Agama : Islam

Nama Ayah : Tn. ZA

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Nama Ibu : Ny. SK

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Buruh pabrik

Agama : Islam

2. DATA DASAR (Aloanamnesis 11 Februari 2016 jam 08.00 di Baitunnisa 1)

Keluhan Utama: Mencret sejak 5hari lalu

Riwayat Penyakit Sekarang:

2 hari SMRS anak mengalami mencret. Mencret dalam sehari 8 kali. Buang air

besar dengan konsistensi cair, ada ampas sedikit, ada lendir, tidak ada darah, tidak

nyemprot dan tidak berbuih. BAK pada pasien tidak ada keluhan. Anak juga muntah

setiap minum susu. Nafsu makan berkurang semenjak anak mencret sehingga anak

rewel dan apabila anak tampak kehausan apabila di beri minum. Sebelum diare

pasien tidak mencoba ganti produk susu baru ataupun mencoba makanan baru.

Page 3: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

2 SMRS badan pasien demam. Demam naik turun. Anak tidak mengalami

mimisan, gusi tidak berarah, tidak ada ruam merah dan tidak ada kejang. Pasien

batuk dan pilek.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien pernah panas,batuk dan pilek diakui .

Penyakit anak yang pernah diderita :

Faringitis : Disangkal Enteritis : Disangkal

Bronchitis : Disangkal Disentri Basilar : Disangkal

Pneumonia : Disangkal Disentri Amoeba : Disangkal

Morbili : Disangkal Thip.Abdominalis : Disangkal

Pertusis : Disangkal Cacingan : Disangkal

Varicella : Disangkal Operasi : Disangkal

Difteri : Disangkal Trauma : Disangkal

Malaria : Disangkal Reaksi Obat/Alergi : Disangkal

Polio : Disangkal

Faringitis : Disangkal Enteritis : Disangkal

Bronchitis : Disangkal Disentri Basilar : Disangkal

Pneumonia : Disangkal Disentri Amoeba : Disangkal

Morbili : Disangkal Thip.Abdominalis : Disangkal

Pertusis : Disangkal Cacingan : Disangkal

Varicella : Disangkal Operasi : Disangkal

Difteri : Disangkal Trauma : Disangkal

Malaria : Disangkal Reaksi Obat/Alergi : Disangkal

Polio : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada keluarga yang pernah mengalami ini sebelumnya

Page 4: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Riwayat Sosioekonomi:

Ayah bekerja swasta dan Ibu rumah tangga. Berobat dengan BPJS PBI Kelas II.

Kesan: cukup

DATA KHUSUS

1. Riwayat Perinatal

Anak perempuan lahir dari ibu P1A0 hamil 38 minggu, lahir secara spontan

ditolong oleh bidan, anak lahir langsung menangis, warna kulit kemerahan, berat

badan lahir 2800 gram dan panjang badan 46 cm.

2. Riwayat Makan-Minum

Anak diberikan susu formula sejak umur 0 sampai sekarang, sejak umur 7 bulan

anak mulai di berikan makanan pendamping.

3. Riwayat Imunisasi Dasar

No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar

1. BCG 1x 1 bulan

2. Polio 3x 0, 2, 4 bulan

3. Hepatitis B 3x 0,2,4

4. DPT 2x 2, 4 bulan

5. Campak - 9 bulan

Kesan Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur

4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Senyum (usia 1 bulan), miring (usia 3 bulan), tengkurap (usia 4 bulan), duduk

(usia 6 bulan)

Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai Umur

5. Pemeriksaan Status Gizi (Z-Score)

Diketahui :

Page 5: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Berat Badan : 6.6 kg

Tinggi Badan : 76 cm

Umur : 0 tahun 8 bulan 2 hari (8 bulan)

WAZ = BB - Median= 6,6-8,2 = -1.6 SD SD 1,0

HAZ = TB - Median= 76-69,1 = 2.5 SD SD 2.7

WHZ = BB - Median= 6.6-9.8= -3,56 SD SD 0.9

Kesan Gizi: Gizi buruk

6. Riwayat Keluarga Berencana Orang Tua

Ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.

3. PEMERIKSAAN FISIK

Data dari IGD:

1. Keadaan Umum

Rewel

2. Tanda Vital

a. Tekanan Darah : -

b. Nadi :

Frekuensi : 128x/menit,

Irama : Reguler

Isi&Tegangan : Cukup

Ekualitas : Equal

c. Laju Pernapasan : 28x/menit

d. Suhu : 40 oC (Axila)

Page 6: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Dilakukan pada tanggal 07 februari 2016 Jam 16.35 WIB

Anak perempuan, BB 6.6 kg, TB 76 cm

3. Status Internus

a. Kepala : Mesocephale, UUB menutup

b. Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

c. Kulit : tidak ada jaringan lemak dibawah kulit,terutama

pada kedua bahu, lengan,pantat dan paha, Tidak sianosis, Ptechie (-),

Turgor baik

d. Mata : Mata cekung (+), Air mata (+), Konjungtiva anemis

(-/-), Sklera ikterik (-/-)

e. Hidung : Epistaksis (-), Nafas cuping hidung ( -/-)

f. Telinga : Discharge ( -)

g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (+), Lidah kotor(-)

h. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe

i. Tenggorok : Faring hiperemis (-) T1-T1

j. Thorak :

PULMO :

Inspeksi : tulang iga terlihat jelas

Statis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra

Dinamis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra,

Palpasi : Sulit dinilai

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : SD Vesikuler, ST Wheezing (-), Ronki (-)

COR :

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Perkusi : sulit dinilai

Palpasi : Iktus tak teraba, Thril (-)

Auskultasi :

Frekwensi : 100x/menit

Irama : Reguler

Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler

Page 7: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Bising : (-)

k. Abdomen :

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat

Perkusi : Timpani

Palpasi : Nyeri Tekan (-) pada region epigastrium

Hati, Limpa : Tidak ada pembesaran

Turgor : lambat

l. Alat kelamin : Perempuan

m. Anggota Gerak : Atas Bawah

Capilary refill : < 2” < 2”

Akral dingin : -/- -/-

R. Fisiologis : +/+ +/+

R. Patologis : -/- -/-

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG (07 Februari 2016)

Darah:

Hemoglobin : 12,2 g/dl

Hematokrit : 36,3 %

Leukosit : 18.700 sel/mm3

Trombosit : 151.000 sel/mm3

Gol. Darah : A+

Kimia

Natrium : 140,8 mmol/L

Kalium : 4,9 mmol/L

Chloride :117,8 mmol/L

5. ASSESTMENT

Page 8: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

a. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang

b. Gizi BBuruk

DAFTAR MASALAH

NO PROBLEM AKTIF TGL PROBLEM INAKTIF TGL

Diare Akut Dehidrasi Ringan

Sedang

Gizi buruk

6. INITIAL PLAN

Assestment: Diare akut dehidrasi ringan sedang

DD: a) Infeksi enteral

b) Alergi

c) Keracunan

IP Dx

S : -

O : Px Darah Rutin, Px. Kimia Darah, Px. Feses rutin

IP Rx

Oralit 3 jam pertama : 600 ml

Cairan tambahan (oralit 50-100 ml) tiap kali BAB

Zinc 20 mg 1x1 selama 10 hari

Antipiretik : Paracetamol syr 60 mg/5 ml 1 ½ CTh prn

Penghitungan cairan :

Infus RL

BB : 6,6 kg

Page 9: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Kehilangan cairan 8% 100% - 8 % = 92 %

BB awal : (100/92) X 6,6kg = 7.17 kg

Kebutuhan cairan sehari : 100cc x 6.6 kg

: 660cc

Kebutuhan cairan sehari : 8%x660

: 52.8

Kebutuhan cairan sehari : 660+ 52.8

: 712.8/24 jam

: 30/jam

a. Kebutuhan cairan sehari : 12 tpm

IP Mx

Vital sign, tanda dehidrasi (turgor, mencret, muntah, diuresis), cek ulang

kadar elektrolit.

IP Ex

a. Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit, perjalanan penyakit, serta

tindakan yang akan dilakukan

b. Istirahat cukup

c. Minum obat secara teratur dan tepat waktu

d. Menjaga pola makan yang cukup gizi dan higienis

e. Makan makanan yang dimasak terlebih dahulu

f. Menjaga lingkungan dan kebersihan diri (Jaga kebersihan tangan, alat

makan)

g. Berikan anak lebih banyak minum (Bisa diberikan oralit)

Page 10: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Assestment: Gizi Buruk

DD Gizi Kurang

Gizi baik

IP Dx

S : Kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari

O : Penilaian Klinis Gizi dan data antropometri

IP Rx

Kebutuhan kalori umur 8 bulan, BB : 6.6 kg (61*BB) -54 = 349 kkal

Terdiri dari :

Karbohidrat : 60% * 349 = 209.4 kkal

Lemak : 35% * 349 = 122.15 kkal

Protein : 5% * 349 = 17.5 kkal

Beri formula F100

IP Mx

a. Penimbangan berat badan secara rutin dan teratur

b. Pengukuran tinggi badan satu tahun sekali

IP Ex

a. Makan teratur

b. Asupan makanan yang bergizi

c. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

d. Menimbang BB secara rutin

Page 11: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

TINJAUAN PUSTAKA

Diare Pendahuluan

Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas

anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah

Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi

di Indonesia1. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang

terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat

menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat

dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan

destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat

menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi2. Bila tidak mendapatkan penanganan

yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik2. 

Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi

dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan

terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan

menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan

terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional.

Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi.

Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya

frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral oleh karena

infeksi. Beberapa cara pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah

banyak diungkap dan penanganan menggunakan antibiotika yang spesifik dan

antiparasit3.

 

Definisi

Diare akut menurut Cohen4 adalah keluarnya buang air besar tiga kali atau lebih

yang berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid5

Page 12: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

diare akut ialah diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang

sebelumnya sehat. Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan

diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat

disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang

berlangsung selama 3 – 7 hari6.

Etiologi

Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh

gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi

diare pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah

lebih dari 80% penyebabnya diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak

kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan

bayi7. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 – 60%) sedangkan

virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus.

Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus,

Compylobacter jejuni, Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli,

Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan

Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli,

Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia,

Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan

trichuris trichiura. 4,7,11,12

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk

melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan

kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang

fungsinya belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan

dan makanan dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan

meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare.4,7

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan

dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP, dan Ca dependen.

Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan

patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat

Page 13: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi

sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga

menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah

dalam tinja yang disebut disentri. 5,7

Sebuah studi tentang masalah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di

bawah 3 tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen

infektif yang secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak

penderita diare. Agen ini adalah Rotavirus, Shigella spp dan E. Coli enterotoksigenik

Rotavirus jelas merupakan penyebab diare akut yang paling sering diidentifikasi pada

anak dalam komunitas tropis dan iklim sedang.13 Diare dapat disebabkan oleh alergi

atau intoleransi makanan tertentu seperti susu, produk susu, makanan asing terdapat

individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi usus dapat pula disebabkan oleh

keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa macam obat, terutama antibiotika

dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan menekan flora normal usus

sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal antibiotika akan berkembang

bebas.7,14 Di samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu sendiri juga memegang

peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain misalnya malaria,

schistosomiasis, campak atau pada infeksi sistemik lainnya misalnya, pneumonia,

radang tenggorokan, dan otitis media.4,7

 

Patofisiologi

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare

osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi

karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh

bahteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik

cairan. Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi cAMP dan

cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena

gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal

pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.7

Page 14: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Manifestasi kinis

Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering

disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat

diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi

ringan bila penurunan berat badan kurang dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat

badan antara 5%-10% dan dhidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.7,15

Gejala & Tanda

Berdasarkan Derajat Dehidrasi 

Tanpa Dehidrasi DADRS DADB

Keadaan umum Baik Gelisah/rewel Letargi / kesadaran

menurun

Mata Air mata (+) cukup Air mata (+)

berkurang

Mata Cekung, Air mata

(-) / kering

Mulut / Lidah Lembab/Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum normal,

tidak haus

Tampak kehausan Tidak bisa minum

Kulit Dicubit kembali

cepat (Turgor <2”)

Kembali lambat

(Turgor 2”)

Kembali sangat lambat

(turgor >2”)

% BB turun < 5% 5–10 % > 10%

Sumber : Sandhu 2011

 

Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu : dehidrasi

hiponatremia ( < 130 mEg/L ), dehidrasi iso-natrema ( 130m – 150 mEg/L ) dan

dehidrasi hipernatremia ( > 150 mEg/L ). Pada umunya dehidrasi yang terjadi adalah

tipe iso – natremia (80%) tanpa disertai gangguan osmolalitas cairan tubuh, sisanya 15

% adalah diare hipernatremia dan 5% adalah diare hiponatremia.

Kehilangan bikarbonat bersama dengan diare dapat menimbulkan asidosis

metabolik dengan anion gap yang normal ( 8-16 mEg/L), biasanya disertai

hiperkloremia. Selain penurunan bikarbonat serum terdapat pula penurunan pH darah

Page 15: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

kenaikan pCO2. Hal ini akan merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan

kecepatan pernapasan sebagai upaya meningkatkan eksresi CO2 melalui paru

( pernapasan Kussmaul ) Untuk pemenuhan kebutuhan kalori terjadi pemecahan protein

dan lemak yang mengakibatkan meningkatnya produksi asam sehingga menyebabkan

turunnya nafsu makan bayi. Keadaan dehidrasi berat dengan hipoperfusi ginjal serta

eksresi asam yang menurun dan akumulasi anion asam secara bersamaan menyebabkan

berlanjutnya keadaan asidosis.17

Kadar kalium plasma dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa , sehingga pada

keadaan asidosis metebolik dapat terjadi hipokalemia. Kehilangan kalium juga melalui

cairan tinja dan perpindahan K+ ke dalam sel pada saat koreksi asidosis dapat pula

menimbulkan hipokalemia. Kelemahan otot merupakan manifestasi awal dari

hipokalemia, pertama kali pada otot anggota badan dan otot pernapasan. Dapat terjadi

arefleks, paralisis dan kematian karena kegagalan pernapasan. Disfungsi otot harus

menimbulkan ileus paralitik, dan dilatasi lambung. EKG mnunjukkan gelombang T

yang mendatar atau menurun dengan munculnya gelombang U. Pada ginjal kekurangan

K+ mengakibatkan perubahan vakuola dan epitel tubulus dan menimbulkan sklerosis

ginjal yang berlanjut menjadi oliguria dan gagal ginjal.7

Penatalaksanaan

Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi

efektif diare akut.6 Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan

yang hilang sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan

sebelumnya sebagai baku emas.18

Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian

secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan

pipa nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan

pengeluaran air tinja yang banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe

vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat

hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka

dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan

Page 16: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi15. Keuntungan upaya terapi oral

karena murah dan dapat diberikan dimana-mana. AAP merekomendasikan cairan

rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar antara 75-90 mEq/L

dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan natrium antara 40-60mEq/L 11 Anak

yang diare dan tidak lagi dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian makanannya

sesuai umur6.

a. Dehidrasi Ringan – Sedang

Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian

oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena

sebanyak : 75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat

minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi

dan 1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat

diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau muntah.17

Secara ringkas kelompok Ahli gastroenterologi dunia memberikan 9 pilar yang

perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada anak,

yaitu12 :

1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral )

2. Cairan hipotonik

3. Rehidrasi oral cepat 3 – 4 jam

4. Realiminasi cepat dengan makanan normal

5. Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus

6. Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan

7. ASI diteruskan

8. Suplemen dnegan CRO ( CRO rumatan )

9. Anti diare tidak diperlukan

 

b. Dehidrasi Berat

Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan

anak dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan

Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit

Page 17: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

parenteral. Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai

berikut 12,15,17 : 

Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam

Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2½ jam

Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan

penderita akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya

menyangkut waktu yang pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet

sebagaimana biasanya . Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein

akan segera dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan

diusahakan agar penderita bila memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman

sebagai biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi

cairan parenteral makan dan minum tetap dapat dilanjutkan.18

Pemilihan jenis cairan

Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa

syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta

memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang

banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup

laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi

kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan

NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit

yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar

dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah

Ka-EN 3B.16 Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 – 268 mmol/1

dengan Na berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare anak dengan

kolera atau tanpa kolera.19

Mengobati kausa Diare

Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis.18

Obat anti diare hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak

memperbaiki kehilangan air dan elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak

Page 18: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

diinginkan. Antibiotik yang tidak diserap usus seperti streptomisin, neomisin,

hidroksikuinolon dan sulfonamid dapat memperberat yang resisten dan menyebabkan

malabsorpsi.21 Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan

antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting).12 Antibiotik

hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera shigella, karena

penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada bayi

berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah

mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan

secara klinis gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan

darah dan lendir yang jelas atau segala sepsis15. Anti motilitis seperti difenosilat dan

loperamid dapat menimbulkan paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth,

gangguan absorpsi dan sirkulasi.21

Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain 15,18

Kolera :

Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari)

Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari)

 

Shigella :

Trimetroprim 5-10mg/kg/hari

Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari)

Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari)

Amebiasis:

Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari)

Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)

(im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur)

 

Giardiasis :

Metronidasol 15mg.kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )

 Antisekretorik - Antidiare

Page 19: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Salazer –lindo E dkk 22 dari Department of Pedittrics, Hospital Nacional

Cayetano Heredia, Lima,Peru, melaporkan bahwa pemakaian Racecadotril

( acetorphan ) yang merupakan enkephalinace inhibitor dengan efek anti sekretorik serta

anti diare ternyata cukup efektif dan aman bila diberikan pada anak dengan diare akut

oleh karena tidak mengganggu motilitas usus sehingga penderita tidak kembung .Bila

diberikan bersamaan dengan cairan rehidrasi oral akan memberikan hasil yang lebih

baik bila dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi oral saja .Hasil yang

sama juga didapatkan oleh Cojocaru dkk dan cejard dkk.untuk pemakaian yang lebih

luas masih memerlukan penelitian lebih lanjut yang bersifat multi senter dan melibatkan

sampel yang lebih besar.23

Probiotik

Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan

pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran

cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui

reseptor dalam sel epitel usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik

dapat dipakai dengan cara untuk pencegahan dan pengobatn diare baik yang disebabkan

oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, speudomembran colitis maupun diare

yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional

(antibiotik asociatek diarrhea ) dan travellers,s diarrhea. 14,15,24

Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare

akut pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk 25 menyatakan lactobacillus aman dan

efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-

kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian

sebanyak 1 – 2 kali. Kemungkinan mekanisme efekprobiotik dalam pengobatan diare

adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti mikroba terhadap

beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit,

modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno

modulasi.14,24

Mikronutrien

Dasar pemikiran pengunaan mikronutrien dalam pengobatan diare akut

didasarkan kepada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi

Page 20: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel seluran cerna selama diare. Seng

telah dikenali berperan di dalam metallo – enzymes, polyribosomes , selaput sel, dan

fungsi sel, juga berperan penting di dalam pertumbuhan sel dan fungsi kekebalan .19

Sazawal S dkk 26 melaporkan pada bayi dan anak lebih kecil dengan diare akut,

suplementasi seng secara klinis penting dalam menurunkan lama dan beratnya diare.

Strand 27 Menyatakan efek pemberian seng tidak dipengaruhi atau meningkat bila

diberikan bersama dengan vit A. Pengobatan diare akut dengan vitamin A tidak

memperlihatkan perbaikan baik terhadap lamanya diare maupun frekuensi diare. 19

Bhandari dkk 28 mendapatkan pemberian vitamin A 60mg dibanding dengan plasebo

selama diare akut dapat menurunkan beratnya episode dan risiko menjadi diare persisten

pada anak yang tidak mendapatkan ASI tapi tidak demikian pada yang mendapat ASI.

Mencegah / Menanggulangi Gangguan Gizi

Amatlah penting untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup selama diare,

terutama pada anak dengan gizi yang kurang. Minuman dan makanan jangan dihentikan

lebih dari 24 jam, karena pulihnya mukosa usus tergantung dari nutrisi yang cukup.Bila

tidak makalah ini akan merupakan faktor yang memudahkan terjadinya diare kronik29

Pemberian kembali makanan atau minuman (refeeding) secara cepat sangatlah penting

bagi anak dengan gizi kurang yang mengalami diare akut dan hal ini akan mencegah

berkurangnya berat badan lebih lanjut dan mempercepat kesembuhan. Air susu ibu dan

susu formula serta makanan pada umumnya harus dilanjutkan pemberiannya selama

diare penelitian yang dilakukan oleh Lama more RA dkk30 menunjukkan bahwa

suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama dan beratnya

diare pada anak oleh karena nucleotide adalah bahan yang sangat diperlukan untuk

replikasi sel termasuk sel epitel usus dan sel imunokompeten. Pada anak lebih besar

makanan yang direkomendasikan meliputi tajin ( beras, kentang, mi, dan pisang) dan

gandum ( beras, gandum, dan cereal). Makanan yang harus dihindarkan adalah makanan

dengan kandungan tinggi, gula sederhana yang dapat memperburuk diare seperti

minuman kaleng dan sari buah apel. Juga makanan tinggi lemak yang sulit ditoleransi

karena karena menyebabkan lambatnya pengosongan lambung.31

 

Page 21: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Pemberian susu rendah laktosa atau bebas laktosa diberikan pada penderita yang

menunjukkan gejala klinik dan laboratorium intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa

berspektrum dari yang ringan sampai yang berat dan kebanyakan adalah tipe yang

ringan sehingga cukup memberikan formula susu biasanya diminum dengan

pengenceran oleh karena intoleransi laktosa ringan bersifat sementara dan dalam waktu

2 – 3 hari akan sembuh terutama pada anak gizi yang baik. Namun bila terdapat

intoleransi laktosa yang berat dan berkepanjangan tetap diperlukan susu formula bebas

laktosa untuk waktu yang lebih lama. Untuk intoleransi laktosa ringan dan sedang

sebaiknya diberikan formula susu rendah laktosa. Sabagaimana halnya intoleransi

laktosa, maka intoleransi lemak pada diare akut sifatnya sementara dan biasanya tidak

terlalu berat sehingga tidak memerlukan formula khusus.Pada situasi yang memerlukan

banyak energi seperti pada fase penyembuhan diare, diet rendah lemak justru dapat

memperburuk keadaan malnutrisi dan dapat menimbulkan diare kronik 32

Menanggulangi Penyakit Penyerta

Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain.

Sehingga dalam menangani diarenya juga perlu diperhatikan penyakit penyerta yang

ada. Beberapa penyakit penyerta yang sering terjadi bersamaan dengan diare antara

lain : infeksi saluran nafas, infeksi susunan saraf pusat, infeksi saluran kemih, infeksi

sistemik lain (sepsis,campak ), kurang gizi, penyakit jantung dan penyakit ginjal 33.

Kesimpulan 

Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama,

karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyebab utama diare akut

adalah infeksi Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga tidak memerlukan

pengobatan dengan antibiotika. Pemakaian antibitika hanya untuk kasus-kasus yang

diindikasikan.Masalah utama diare akut pada anak berkaitan dengan risiko terjadinya

dehidrasi. Upaya rehidrasi menggunakan cairan rehidrasi oral merupakan satu-satunya

pendekatan terapi yang paling dianjurkan. Penggantian cairan dan elektrolit merupakan

elemen yang penting dalam terapi diare akut. Pemakaian anti sekretorik,probiotik, dan

mikronutrien dapat memperbaiki frekuensi dan lamanya diare. Hal lain yang perlu

diperhatikan adalah pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama diare dan

mengobati penyakit penyerta.

Page 22: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk
Page 23: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

Kepustakaan

1. Kandun NI. Upaya pencegahan diare ditinjau dari aspek kesehatan

masyarakat dalam kumpulan makalah Kongres nasional II BKGAI juli 2003

hal 29

2. Barkin RM Fluid and Electrolyte Problems. Problem Oriented Pediatric

Diagnosis Little Brown and Company 1990;20 – 23.

3. Booth IW, CuttingWAM. Current Concept in The Managemnt of Acute in

Children Postgraad Doct Asia 1984 : Dec : 268 – 274

4. Coken MB Evaluation of the child with acute diarrhea dalam:Rudolp

AM,Hofman JIE,Ed Rudolp?s pediatrics: edisi ke 20 USA 1994 : prstice Hall

international,inc hal 1034-36

5. Norasid H,Surratmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare ) akut dalam:

Gastroenterologi anak praktis, Ed Suharyono, Aswitha B,EM Halimun : edisi

ke2 Jakarta 1994: Balai penerbit FK-UI hal 51-76

6. American Academy of Pediatrics Propesional commite on Quality

improvement subcommitte o Acute Gastroenteritis Pratice parameter : the

management of acute gastroeneritis in young children Pediatrics

1996:97:424-35

7. American Academy of Pediatrics Commite on Nutrition.Use of oral fluid

therapy and post-treatment feeding following enteritis in children in a

developed country. Pediatrics 1985;75;358-61

8. Hegar B, Kadim M. Tatalaksana diare akut pada anak dalam Majalah

kesehatan Kedokteran indonsia Vol 1 No 06,2003

9. Smith-Walker JA.Masalah Pediati di Bidang Gastroenterologi Tropis

dalam Problem Gastroenterologi Daerah Tropis Ed GC Cook,edisi ke 1

jakarta 2003; EGC 113-41

10. Firmansyah A. Terapi probiotik dan prebiotik pada penyakit saluran

cerna.dalam Sari pediatric Vol 2,No. 4 maret 2001

11. Subijanto MS,Ranuh R, Djupri Lm, Soeparto P. Managemen disre pada

bayi dan anak. Dikutip dari URL : http://www.pediatrik.com/

Page 24: Refkas Anak Dadrs - Gizi Buruk

12. Sandhu BK. Pratical guideline for the management of gastroenteritis in

children J Ped Gastroenterol Nutr 2001;33:S36-9

13. Dwipoerwantoro PG.Pengembangan rehidrasi perenteral pada tatalaksana

diare akut dalam kumpulan makalah Kongres Nasional II BKGAI Juli 2003

14. Armon K. Stephenson T, Macfaul R, Eccleston P, Warneke U. An

evidence and consensus based guideline for acute diarrhea management Arch

Dis Child 2001;85:132-42.

15. Bhan MK.Current consepts in management of acute diarrhea Indian

Pediatrics 2003:40:463-76

16. Ditjen PPM dan PLP,1999,Tatalaksana Kasus Diare Departemen

Kesehatan RI hal 24-25

17. Sinuhaji AB Peranan obat antidiare pada tatalaksana diare akut dalam

kumpulan makalah Kongres Nasional II BKGAI juli 2003

18. Salazar-Lindo E. Santisteban-Ponces J, Chea –WooE,Gutierez M.

Rececaddotril in treatment of acute watery diarrea in children N. Eng J med

23003;34;463-7

19. Firmansyah A.Peran obat dalam tatalaksana diare pada anak.Dalam

Majalah Kesehatan Kedokteran Indonesia Vol 1 No07,2003,

20. Rohim A, Soebijanto MS.Probiotik dan flora normal usus dalam Ilmu

penyakit anak diagnosa dan penatalaksanaan . Ed Soegijanto S. Edisi ke 1

Jakarta 2002 Selemba Medika hal 93-103

21. Van Niel Cornelis W, Feudtner C, Garisson MM, Dimitri A.

Lactobacillus Therapy for Acute InfectiousDiarrehe Children : A.Meta-

analysis Pediatrics 2002;109;678-684

22. Strand TA dkk.Effectiveness and Efficacy of Zine for the Treatment of Aucte Diarrhea in Young Children Pediatrics 2002;109;898-903