refkas anak dadrs - gizi buruk
DESCRIPTION
DADRS-GIZI BURUKTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG
DENGAN STATUS GIZI BURUK
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RS Islam Sultan Agung Semarang
disusun oleh :
Hana Mitayani
012116403
Pembimbing:
dr. Hj. Pujiati Abbas Sp. A
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2016
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A.B.A
Umur : 0 tahun 8 bulan 2 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kudu 01/02 Genuk Indah Semarang
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. ZA
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. SK
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Buruh pabrik
Agama : Islam
2. DATA DASAR (Aloanamnesis 11 Februari 2016 jam 08.00 di Baitunnisa 1)
Keluhan Utama: Mencret sejak 5hari lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
2 hari SMRS anak mengalami mencret. Mencret dalam sehari 8 kali. Buang air
besar dengan konsistensi cair, ada ampas sedikit, ada lendir, tidak ada darah, tidak
nyemprot dan tidak berbuih. BAK pada pasien tidak ada keluhan. Anak juga muntah
setiap minum susu. Nafsu makan berkurang semenjak anak mencret sehingga anak
rewel dan apabila anak tampak kehausan apabila di beri minum. Sebelum diare
pasien tidak mencoba ganti produk susu baru ataupun mencoba makanan baru.
2 SMRS badan pasien demam. Demam naik turun. Anak tidak mengalami
mimisan, gusi tidak berarah, tidak ada ruam merah dan tidak ada kejang. Pasien
batuk dan pilek.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien pernah panas,batuk dan pilek diakui .
Penyakit anak yang pernah diderita :
Faringitis : Disangkal Enteritis : Disangkal
Bronchitis : Disangkal Disentri Basilar : Disangkal
Pneumonia : Disangkal Disentri Amoeba : Disangkal
Morbili : Disangkal Thip.Abdominalis : Disangkal
Pertusis : Disangkal Cacingan : Disangkal
Varicella : Disangkal Operasi : Disangkal
Difteri : Disangkal Trauma : Disangkal
Malaria : Disangkal Reaksi Obat/Alergi : Disangkal
Polio : Disangkal
Faringitis : Disangkal Enteritis : Disangkal
Bronchitis : Disangkal Disentri Basilar : Disangkal
Pneumonia : Disangkal Disentri Amoeba : Disangkal
Morbili : Disangkal Thip.Abdominalis : Disangkal
Pertusis : Disangkal Cacingan : Disangkal
Varicella : Disangkal Operasi : Disangkal
Difteri : Disangkal Trauma : Disangkal
Malaria : Disangkal Reaksi Obat/Alergi : Disangkal
Polio : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yang pernah mengalami ini sebelumnya
Riwayat Sosioekonomi:
Ayah bekerja swasta dan Ibu rumah tangga. Berobat dengan BPJS PBI Kelas II.
Kesan: cukup
DATA KHUSUS
1. Riwayat Perinatal
Anak perempuan lahir dari ibu P1A0 hamil 38 minggu, lahir secara spontan
ditolong oleh bidan, anak lahir langsung menangis, warna kulit kemerahan, berat
badan lahir 2800 gram dan panjang badan 46 cm.
2. Riwayat Makan-Minum
Anak diberikan susu formula sejak umur 0 sampai sekarang, sejak umur 7 bulan
anak mulai di berikan makanan pendamping.
3. Riwayat Imunisasi Dasar
No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 3x 0, 2, 4 bulan
3. Hepatitis B 3x 0,2,4
4. DPT 2x 2, 4 bulan
5. Campak - 9 bulan
Kesan Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Senyum (usia 1 bulan), miring (usia 3 bulan), tengkurap (usia 4 bulan), duduk
(usia 6 bulan)
Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai Umur
5. Pemeriksaan Status Gizi (Z-Score)
Diketahui :
Berat Badan : 6.6 kg
Tinggi Badan : 76 cm
Umur : 0 tahun 8 bulan 2 hari (8 bulan)
WAZ = BB - Median= 6,6-8,2 = -1.6 SD SD 1,0
HAZ = TB - Median= 76-69,1 = 2.5 SD SD 2.7
WHZ = BB - Median= 6.6-9.8= -3,56 SD SD 0.9
Kesan Gizi: Gizi buruk
6. Riwayat Keluarga Berencana Orang Tua
Ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Data dari IGD:
1. Keadaan Umum
Rewel
2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : -
b. Nadi :
Frekuensi : 128x/menit,
Irama : Reguler
Isi&Tegangan : Cukup
Ekualitas : Equal
c. Laju Pernapasan : 28x/menit
d. Suhu : 40 oC (Axila)
Dilakukan pada tanggal 07 februari 2016 Jam 16.35 WIB
Anak perempuan, BB 6.6 kg, TB 76 cm
3. Status Internus
a. Kepala : Mesocephale, UUB menutup
b. Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
c. Kulit : tidak ada jaringan lemak dibawah kulit,terutama
pada kedua bahu, lengan,pantat dan paha, Tidak sianosis, Ptechie (-),
Turgor baik
d. Mata : Mata cekung (+), Air mata (+), Konjungtiva anemis
(-/-), Sklera ikterik (-/-)
e. Hidung : Epistaksis (-), Nafas cuping hidung ( -/-)
f. Telinga : Discharge ( -)
g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (+), Lidah kotor(-)
h. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i. Tenggorok : Faring hiperemis (-) T1-T1
j. Thorak :
PULMO :
Inspeksi : tulang iga terlihat jelas
Statis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra
Dinamis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra,
Palpasi : Sulit dinilai
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : SD Vesikuler, ST Wheezing (-), Ronki (-)
COR :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Perkusi : sulit dinilai
Palpasi : Iktus tak teraba, Thril (-)
Auskultasi :
Frekwensi : 100x/menit
Irama : Reguler
Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
Bising : (-)
k. Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri Tekan (-) pada region epigastrium
Hati, Limpa : Tidak ada pembesaran
Turgor : lambat
l. Alat kelamin : Perempuan
m. Anggota Gerak : Atas Bawah
Capilary refill : < 2” < 2”
Akral dingin : -/- -/-
R. Fisiologis : +/+ +/+
R. Patologis : -/- -/-
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG (07 Februari 2016)
Darah:
Hemoglobin : 12,2 g/dl
Hematokrit : 36,3 %
Leukosit : 18.700 sel/mm3
Trombosit : 151.000 sel/mm3
Gol. Darah : A+
Kimia
Natrium : 140,8 mmol/L
Kalium : 4,9 mmol/L
Chloride :117,8 mmol/L
5. ASSESTMENT
a. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
b. Gizi BBuruk
DAFTAR MASALAH
NO PROBLEM AKTIF TGL PROBLEM INAKTIF TGL
Diare Akut Dehidrasi Ringan
Sedang
Gizi buruk
6. INITIAL PLAN
Assestment: Diare akut dehidrasi ringan sedang
DD: a) Infeksi enteral
b) Alergi
c) Keracunan
IP Dx
S : -
O : Px Darah Rutin, Px. Kimia Darah, Px. Feses rutin
IP Rx
Oralit 3 jam pertama : 600 ml
Cairan tambahan (oralit 50-100 ml) tiap kali BAB
Zinc 20 mg 1x1 selama 10 hari
Antipiretik : Paracetamol syr 60 mg/5 ml 1 ½ CTh prn
Penghitungan cairan :
Infus RL
BB : 6,6 kg
Kehilangan cairan 8% 100% - 8 % = 92 %
BB awal : (100/92) X 6,6kg = 7.17 kg
Kebutuhan cairan sehari : 100cc x 6.6 kg
: 660cc
Kebutuhan cairan sehari : 8%x660
: 52.8
Kebutuhan cairan sehari : 660+ 52.8
: 712.8/24 jam
: 30/jam
a. Kebutuhan cairan sehari : 12 tpm
IP Mx
Vital sign, tanda dehidrasi (turgor, mencret, muntah, diuresis), cek ulang
kadar elektrolit.
IP Ex
a. Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit, perjalanan penyakit, serta
tindakan yang akan dilakukan
b. Istirahat cukup
c. Minum obat secara teratur dan tepat waktu
d. Menjaga pola makan yang cukup gizi dan higienis
e. Makan makanan yang dimasak terlebih dahulu
f. Menjaga lingkungan dan kebersihan diri (Jaga kebersihan tangan, alat
makan)
g. Berikan anak lebih banyak minum (Bisa diberikan oralit)
Assestment: Gizi Buruk
DD Gizi Kurang
Gizi baik
IP Dx
S : Kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari
O : Penilaian Klinis Gizi dan data antropometri
IP Rx
Kebutuhan kalori umur 8 bulan, BB : 6.6 kg (61*BB) -54 = 349 kkal
Terdiri dari :
Karbohidrat : 60% * 349 = 209.4 kkal
Lemak : 35% * 349 = 122.15 kkal
Protein : 5% * 349 = 17.5 kkal
Beri formula F100
IP Mx
a. Penimbangan berat badan secara rutin dan teratur
b. Pengukuran tinggi badan satu tahun sekali
IP Ex
a. Makan teratur
b. Asupan makanan yang bergizi
c. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
d. Menimbang BB secara rutin
TINJAUAN PUSTAKA
Diare Pendahuluan
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas
anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah
Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi
di Indonesia1. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan
destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat
menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi2. Bila tidak mendapatkan penanganan
yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik2.
Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi
dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan
terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan
menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan
terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional.
Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi.
Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya
frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral oleh karena
infeksi. Beberapa cara pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah
banyak diungkap dan penanganan menggunakan antibiotika yang spesifik dan
antiparasit3.
Definisi
Diare akut menurut Cohen4 adalah keluarnya buang air besar tiga kali atau lebih
yang berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid5
diare akut ialah diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat. Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan
diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat
disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang
berlangsung selama 3 – 7 hari6.
Etiologi
Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh
gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi
diare pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah
lebih dari 80% penyebabnya diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak
kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan
bayi7. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 – 60%) sedangkan
virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus.
Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus,
Compylobacter jejuni, Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli,
Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan
Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli,
Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia,
Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan
trichuris trichiura. 4,7,11,12
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk
melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan
kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang
fungsinya belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan
dan makanan dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan
meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare.4,7
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan
dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP, dan Ca dependen.
Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan
patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat
menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi
sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga
menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah
dalam tinja yang disebut disentri. 5,7
Sebuah studi tentang masalah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di
bawah 3 tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen
infektif yang secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak
penderita diare. Agen ini adalah Rotavirus, Shigella spp dan E. Coli enterotoksigenik
Rotavirus jelas merupakan penyebab diare akut yang paling sering diidentifikasi pada
anak dalam komunitas tropis dan iklim sedang.13 Diare dapat disebabkan oleh alergi
atau intoleransi makanan tertentu seperti susu, produk susu, makanan asing terdapat
individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi usus dapat pula disebabkan oleh
keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa macam obat, terutama antibiotika
dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan menekan flora normal usus
sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal antibiotika akan berkembang
bebas.7,14 Di samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu sendiri juga memegang
peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain misalnya malaria,
schistosomiasis, campak atau pada infeksi sistemik lainnya misalnya, pneumonia,
radang tenggorokan, dan otitis media.4,7
Patofisiologi
Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare
osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi
karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh
bahteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik
cairan. Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi cAMP dan
cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena
gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal
pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.7
Manifestasi kinis
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering
disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat
diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi
ringan bila penurunan berat badan kurang dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat
badan antara 5%-10% dan dhidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.7,15
Gejala & Tanda
Berdasarkan Derajat Dehidrasi
Tanpa Dehidrasi DADRS DADB
Keadaan umum Baik Gelisah/rewel Letargi / kesadaran
menurun
Mata Air mata (+) cukup Air mata (+)
berkurang
Mata Cekung, Air mata
(-) / kering
Mulut / Lidah Lembab/Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum normal,
tidak haus
Tampak kehausan Tidak bisa minum
Kulit Dicubit kembali
cepat (Turgor <2”)
Kembali lambat
(Turgor 2”)
Kembali sangat lambat
(turgor >2”)
% BB turun < 5% 5–10 % > 10%
Sumber : Sandhu 2011
Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu : dehidrasi
hiponatremia ( < 130 mEg/L ), dehidrasi iso-natrema ( 130m – 150 mEg/L ) dan
dehidrasi hipernatremia ( > 150 mEg/L ). Pada umunya dehidrasi yang terjadi adalah
tipe iso – natremia (80%) tanpa disertai gangguan osmolalitas cairan tubuh, sisanya 15
% adalah diare hipernatremia dan 5% adalah diare hiponatremia.
Kehilangan bikarbonat bersama dengan diare dapat menimbulkan asidosis
metabolik dengan anion gap yang normal ( 8-16 mEg/L), biasanya disertai
hiperkloremia. Selain penurunan bikarbonat serum terdapat pula penurunan pH darah
kenaikan pCO2. Hal ini akan merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan
kecepatan pernapasan sebagai upaya meningkatkan eksresi CO2 melalui paru
( pernapasan Kussmaul ) Untuk pemenuhan kebutuhan kalori terjadi pemecahan protein
dan lemak yang mengakibatkan meningkatnya produksi asam sehingga menyebabkan
turunnya nafsu makan bayi. Keadaan dehidrasi berat dengan hipoperfusi ginjal serta
eksresi asam yang menurun dan akumulasi anion asam secara bersamaan menyebabkan
berlanjutnya keadaan asidosis.17
Kadar kalium plasma dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa , sehingga pada
keadaan asidosis metebolik dapat terjadi hipokalemia. Kehilangan kalium juga melalui
cairan tinja dan perpindahan K+ ke dalam sel pada saat koreksi asidosis dapat pula
menimbulkan hipokalemia. Kelemahan otot merupakan manifestasi awal dari
hipokalemia, pertama kali pada otot anggota badan dan otot pernapasan. Dapat terjadi
arefleks, paralisis dan kematian karena kegagalan pernapasan. Disfungsi otot harus
menimbulkan ileus paralitik, dan dilatasi lambung. EKG mnunjukkan gelombang T
yang mendatar atau menurun dengan munculnya gelombang U. Pada ginjal kekurangan
K+ mengakibatkan perubahan vakuola dan epitel tubulus dan menimbulkan sklerosis
ginjal yang berlanjut menjadi oliguria dan gagal ginjal.7
Penatalaksanaan
Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi
efektif diare akut.6 Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan
yang hilang sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan
sebelumnya sebagai baku emas.18
Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian
secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan
pipa nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan
pengeluaran air tinja yang banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe
vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat
hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka
dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan
hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi15. Keuntungan upaya terapi oral
karena murah dan dapat diberikan dimana-mana. AAP merekomendasikan cairan
rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar antara 75-90 mEq/L
dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan natrium antara 40-60mEq/L 11 Anak
yang diare dan tidak lagi dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian makanannya
sesuai umur6.
a. Dehidrasi Ringan – Sedang
Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian
oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena
sebanyak : 75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat
minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi
dan 1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat
diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau muntah.17
Secara ringkas kelompok Ahli gastroenterologi dunia memberikan 9 pilar yang
perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada anak,
yaitu12 :
1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral )
2. Cairan hipotonik
3. Rehidrasi oral cepat 3 – 4 jam
4. Realiminasi cepat dengan makanan normal
5. Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus
6. Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan
7. ASI diteruskan
8. Suplemen dnegan CRO ( CRO rumatan )
9. Anti diare tidak diperlukan
b. Dehidrasi Berat
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan
anak dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan
Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit
parenteral. Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai
berikut 12,15,17 :
Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam
Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2½ jam
Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan
penderita akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya
menyangkut waktu yang pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet
sebagaimana biasanya . Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein
akan segera dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan
diusahakan agar penderita bila memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman
sebagai biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi
cairan parenteral makan dan minum tetap dapat dilanjutkan.18
Pemilihan jenis cairan
Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa
syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta
memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang
banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup
laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi
kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan
NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit
yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar
dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah
Ka-EN 3B.16 Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 – 268 mmol/1
dengan Na berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare anak dengan
kolera atau tanpa kolera.19
Mengobati kausa Diare
Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis.18
Obat anti diare hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak
memperbaiki kehilangan air dan elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan. Antibiotik yang tidak diserap usus seperti streptomisin, neomisin,
hidroksikuinolon dan sulfonamid dapat memperberat yang resisten dan menyebabkan
malabsorpsi.21 Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting).12 Antibiotik
hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera shigella, karena
penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada bayi
berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah
mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan
secara klinis gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan
darah dan lendir yang jelas atau segala sepsis15. Anti motilitis seperti difenosilat dan
loperamid dapat menimbulkan paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth,
gangguan absorpsi dan sirkulasi.21
Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain 15,18
Kolera :
Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari)
Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari)
Shigella :
Trimetroprim 5-10mg/kg/hari
Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari)
Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari)
Amebiasis:
Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari)
Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)
(im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur)
Giardiasis :
Metronidasol 15mg.kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )
Antisekretorik - Antidiare
Salazer –lindo E dkk 22 dari Department of Pedittrics, Hospital Nacional
Cayetano Heredia, Lima,Peru, melaporkan bahwa pemakaian Racecadotril
( acetorphan ) yang merupakan enkephalinace inhibitor dengan efek anti sekretorik serta
anti diare ternyata cukup efektif dan aman bila diberikan pada anak dengan diare akut
oleh karena tidak mengganggu motilitas usus sehingga penderita tidak kembung .Bila
diberikan bersamaan dengan cairan rehidrasi oral akan memberikan hasil yang lebih
baik bila dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi oral saja .Hasil yang
sama juga didapatkan oleh Cojocaru dkk dan cejard dkk.untuk pemakaian yang lebih
luas masih memerlukan penelitian lebih lanjut yang bersifat multi senter dan melibatkan
sampel yang lebih besar.23
Probiotik
Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan
pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran
cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui
reseptor dalam sel epitel usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik
dapat dipakai dengan cara untuk pencegahan dan pengobatn diare baik yang disebabkan
oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, speudomembran colitis maupun diare
yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional
(antibiotik asociatek diarrhea ) dan travellers,s diarrhea. 14,15,24
Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare
akut pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk 25 menyatakan lactobacillus aman dan
efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-
kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian
sebanyak 1 – 2 kali. Kemungkinan mekanisme efekprobiotik dalam pengobatan diare
adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti mikroba terhadap
beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit,
modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno
modulasi.14,24
Mikronutrien
Dasar pemikiran pengunaan mikronutrien dalam pengobatan diare akut
didasarkan kepada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi
saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel seluran cerna selama diare. Seng
telah dikenali berperan di dalam metallo – enzymes, polyribosomes , selaput sel, dan
fungsi sel, juga berperan penting di dalam pertumbuhan sel dan fungsi kekebalan .19
Sazawal S dkk 26 melaporkan pada bayi dan anak lebih kecil dengan diare akut,
suplementasi seng secara klinis penting dalam menurunkan lama dan beratnya diare.
Strand 27 Menyatakan efek pemberian seng tidak dipengaruhi atau meningkat bila
diberikan bersama dengan vit A. Pengobatan diare akut dengan vitamin A tidak
memperlihatkan perbaikan baik terhadap lamanya diare maupun frekuensi diare. 19
Bhandari dkk 28 mendapatkan pemberian vitamin A 60mg dibanding dengan plasebo
selama diare akut dapat menurunkan beratnya episode dan risiko menjadi diare persisten
pada anak yang tidak mendapatkan ASI tapi tidak demikian pada yang mendapat ASI.
Mencegah / Menanggulangi Gangguan Gizi
Amatlah penting untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup selama diare,
terutama pada anak dengan gizi yang kurang. Minuman dan makanan jangan dihentikan
lebih dari 24 jam, karena pulihnya mukosa usus tergantung dari nutrisi yang cukup.Bila
tidak makalah ini akan merupakan faktor yang memudahkan terjadinya diare kronik29
Pemberian kembali makanan atau minuman (refeeding) secara cepat sangatlah penting
bagi anak dengan gizi kurang yang mengalami diare akut dan hal ini akan mencegah
berkurangnya berat badan lebih lanjut dan mempercepat kesembuhan. Air susu ibu dan
susu formula serta makanan pada umumnya harus dilanjutkan pemberiannya selama
diare penelitian yang dilakukan oleh Lama more RA dkk30 menunjukkan bahwa
suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama dan beratnya
diare pada anak oleh karena nucleotide adalah bahan yang sangat diperlukan untuk
replikasi sel termasuk sel epitel usus dan sel imunokompeten. Pada anak lebih besar
makanan yang direkomendasikan meliputi tajin ( beras, kentang, mi, dan pisang) dan
gandum ( beras, gandum, dan cereal). Makanan yang harus dihindarkan adalah makanan
dengan kandungan tinggi, gula sederhana yang dapat memperburuk diare seperti
minuman kaleng dan sari buah apel. Juga makanan tinggi lemak yang sulit ditoleransi
karena karena menyebabkan lambatnya pengosongan lambung.31
Pemberian susu rendah laktosa atau bebas laktosa diberikan pada penderita yang
menunjukkan gejala klinik dan laboratorium intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa
berspektrum dari yang ringan sampai yang berat dan kebanyakan adalah tipe yang
ringan sehingga cukup memberikan formula susu biasanya diminum dengan
pengenceran oleh karena intoleransi laktosa ringan bersifat sementara dan dalam waktu
2 – 3 hari akan sembuh terutama pada anak gizi yang baik. Namun bila terdapat
intoleransi laktosa yang berat dan berkepanjangan tetap diperlukan susu formula bebas
laktosa untuk waktu yang lebih lama. Untuk intoleransi laktosa ringan dan sedang
sebaiknya diberikan formula susu rendah laktosa. Sabagaimana halnya intoleransi
laktosa, maka intoleransi lemak pada diare akut sifatnya sementara dan biasanya tidak
terlalu berat sehingga tidak memerlukan formula khusus.Pada situasi yang memerlukan
banyak energi seperti pada fase penyembuhan diare, diet rendah lemak justru dapat
memperburuk keadaan malnutrisi dan dapat menimbulkan diare kronik 32
Menanggulangi Penyakit Penyerta
Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain.
Sehingga dalam menangani diarenya juga perlu diperhatikan penyakit penyerta yang
ada. Beberapa penyakit penyerta yang sering terjadi bersamaan dengan diare antara
lain : infeksi saluran nafas, infeksi susunan saraf pusat, infeksi saluran kemih, infeksi
sistemik lain (sepsis,campak ), kurang gizi, penyakit jantung dan penyakit ginjal 33.
Kesimpulan
Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama,
karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyebab utama diare akut
adalah infeksi Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotika. Pemakaian antibitika hanya untuk kasus-kasus yang
diindikasikan.Masalah utama diare akut pada anak berkaitan dengan risiko terjadinya
dehidrasi. Upaya rehidrasi menggunakan cairan rehidrasi oral merupakan satu-satunya
pendekatan terapi yang paling dianjurkan. Penggantian cairan dan elektrolit merupakan
elemen yang penting dalam terapi diare akut. Pemakaian anti sekretorik,probiotik, dan
mikronutrien dapat memperbaiki frekuensi dan lamanya diare. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama diare dan
mengobati penyakit penyerta.
Kepustakaan
1. Kandun NI. Upaya pencegahan diare ditinjau dari aspek kesehatan
masyarakat dalam kumpulan makalah Kongres nasional II BKGAI juli 2003
hal 29
2. Barkin RM Fluid and Electrolyte Problems. Problem Oriented Pediatric
Diagnosis Little Brown and Company 1990;20 – 23.
3. Booth IW, CuttingWAM. Current Concept in The Managemnt of Acute in
Children Postgraad Doct Asia 1984 : Dec : 268 – 274
4. Coken MB Evaluation of the child with acute diarrhea dalam:Rudolp
AM,Hofman JIE,Ed Rudolp?s pediatrics: edisi ke 20 USA 1994 : prstice Hall
international,inc hal 1034-36
5. Norasid H,Surratmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare ) akut dalam:
Gastroenterologi anak praktis, Ed Suharyono, Aswitha B,EM Halimun : edisi
ke2 Jakarta 1994: Balai penerbit FK-UI hal 51-76
6. American Academy of Pediatrics Propesional commite on Quality
improvement subcommitte o Acute Gastroenteritis Pratice parameter : the
management of acute gastroeneritis in young children Pediatrics
1996:97:424-35
7. American Academy of Pediatrics Commite on Nutrition.Use of oral fluid
therapy and post-treatment feeding following enteritis in children in a
developed country. Pediatrics 1985;75;358-61
8. Hegar B, Kadim M. Tatalaksana diare akut pada anak dalam Majalah
kesehatan Kedokteran indonsia Vol 1 No 06,2003
9. Smith-Walker JA.Masalah Pediati di Bidang Gastroenterologi Tropis
dalam Problem Gastroenterologi Daerah Tropis Ed GC Cook,edisi ke 1
jakarta 2003; EGC 113-41
10. Firmansyah A. Terapi probiotik dan prebiotik pada penyakit saluran
cerna.dalam Sari pediatric Vol 2,No. 4 maret 2001
11. Subijanto MS,Ranuh R, Djupri Lm, Soeparto P. Managemen disre pada
bayi dan anak. Dikutip dari URL : http://www.pediatrik.com/
12. Sandhu BK. Pratical guideline for the management of gastroenteritis in
children J Ped Gastroenterol Nutr 2001;33:S36-9
13. Dwipoerwantoro PG.Pengembangan rehidrasi perenteral pada tatalaksana
diare akut dalam kumpulan makalah Kongres Nasional II BKGAI Juli 2003
14. Armon K. Stephenson T, Macfaul R, Eccleston P, Warneke U. An
evidence and consensus based guideline for acute diarrhea management Arch
Dis Child 2001;85:132-42.
15. Bhan MK.Current consepts in management of acute diarrhea Indian
Pediatrics 2003:40:463-76
16. Ditjen PPM dan PLP,1999,Tatalaksana Kasus Diare Departemen
Kesehatan RI hal 24-25
17. Sinuhaji AB Peranan obat antidiare pada tatalaksana diare akut dalam
kumpulan makalah Kongres Nasional II BKGAI juli 2003
18. Salazar-Lindo E. Santisteban-Ponces J, Chea –WooE,Gutierez M.
Rececaddotril in treatment of acute watery diarrea in children N. Eng J med
23003;34;463-7
19. Firmansyah A.Peran obat dalam tatalaksana diare pada anak.Dalam
Majalah Kesehatan Kedokteran Indonesia Vol 1 No07,2003,
20. Rohim A, Soebijanto MS.Probiotik dan flora normal usus dalam Ilmu
penyakit anak diagnosa dan penatalaksanaan . Ed Soegijanto S. Edisi ke 1
Jakarta 2002 Selemba Medika hal 93-103
21. Van Niel Cornelis W, Feudtner C, Garisson MM, Dimitri A.
Lactobacillus Therapy for Acute InfectiousDiarrehe Children : A.Meta-
analysis Pediatrics 2002;109;678-684
22. Strand TA dkk.Effectiveness and Efficacy of Zine for the Treatment of Aucte Diarrhea in Young Children Pediatrics 2002;109;898-903