referat seruni tb revisi

Upload: tommy-liu

Post on 07-Jul-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    1/38

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di

    negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu

     penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas, baik di negara berkembang maupun

    di negara maju. 1

    Sejak akhir tahun 1990-an, dilakukan deteksi terhadap beberapa penyakit yang

    kembali muncul dan menjadi masalah (re-emerging disease), terutama di negara maju.

    Salah satu diantaranya adalah TB. W! memperkirakan bah"a sepertiga penduduk dunia

    #$ miliar orang% telah terin&eksi oleh M. Tuberculosis, dengan angka tertinggi di '&rika,

    'sia, dan 'merika (atin. )

    Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di

    negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu

     penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas, baik di negara berkembang maupun

    di negara maju. 'da tiga hal yang mempengaruhi epidemiologi TB setelah tahun 1990,

    yaitu perubahan strategi pengendalian, in&eksi *+ dan pertumbuhan populasi yang

    cepat.)

    engan meningkatnya kejadian TB pada orang de"asa, maka jumlah anak yang

    terin&eksi TB akan meningkat dan jumlah anak dengan penyakit TB juga meningkat.

    Berbeda dengan TB de"asa, gejala TB pada anak seringkali tidak khas. iagnosis pasti

    ditegakkan dengan menemukan kuman TB. ada anak sulit didapatkan spesimen

    diagnostik yang dapat dipecaya. Seorang anak dapat terkena in&eksi TB tanpa menjadi

    sakit TB dimana terdapat uji tuberkulin positi& tanpa ada kelainan klinis, radiologis dan

    laboratoris./

    arena sulitnya mendiagnosis TB pada anak, sering terjadi overdiagnosis  yang

    diikuti overtreatment . al tersebut terjadi karena sumber penyebaran TB umumnya adalah

    orang de"asa dengan hasil sputum basil tahan asam positi&, sehingga penanggulangan TB

    ditekankan pada pengobatan TB de"asa. 'kibatnya, penanganan TB anak kurang

    diperhatikan./

    Tuberkulosis primer pada anak kurang membahayakan masyarakat karena

    kebanyakan tidak menular, tetapi bagi anak itu sendiri cukup berbahaya oleh karena dapat

    timbul TB ekstra thorakal yang sering kali menjadi sebab kematian atau menimbulkan

    cacat, misal pada TB eningitis.)

    1

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    2/38

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit in&eksi saluran perna&asan ba"ah

    menular yang disebabkan oleh ycobacterium tuberculosa./ Tuberkulosis merupakan

     penyakit yang sudah sangat lama dikenal oleh manusia. ada peninggalan esir 

    uno, ditemukan relie& yang menggambarkan orang dengan gibbus. uman

    ycobacterium tuberculosis penyebab TB telah ditemukan oleh 2obert och pada

    tahun 133$, lebih dari 100 tahun yang lalu. Walaupun telah dikenal sekian lama dan

    telah lama ditemukan obat-obat antituberkulosis yang poten hingga saat ini TB masih

    merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. i *ndonesia sendiri TB masih

    merupakan masalah yang menonjol. Bahkan secara global, *ndonesia menduduki

     peringkat ketiga sebagai penyumbang kasus terbanyak di dunia.)

     2. 2 Morbiditas dan Mortalitas

    Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia.

    ada tahun 199$, W! telah mencanangkan TB sebagai Global Emergency.

    erkiraan kasus TB secara global pada tahun $009 adalah 4

    • *nsiden kasus 4 9,/ juta #3,9-9,9 juta%

    • re5alensi kasus 4 1/ juta #1$-16 juta%

    • asus meninggal #*+ negati& % 4 1,) juta #1,$-1,7 juta%

    • asus meninggal #*+ positi&% 4 0,)3 juta #0,)$-0,/7 juta%

    8umlah kasus terbanyak adalah regio 'sia Tenggara #)7%, a&rika #)0%, dan

    regio asi&ik Barat #$0%. Sebanyak 11-1) kasus TB adalah *+ positi&, dan 30

    kasus TB-*+ berasal dari regio '&rika. ada tahun $009 kasus #$)0.000-$:0.000

    kasus%, tetapi hanya 1$ atau )0.000 kasus sudah terkon&irmasi. ari hasil data W!

    tahun $009, lima negara dengan insiden kasus terbanyak yaitu *ndia #1,6-$,/ juta%,

    hina #1,1-1,7juta%, '&rika Selatan #0,/-0,79 juta%, ;igeria# 0,):-0,77 juta%, dan

    *ndonesia #0,)7-0,7$ juta%.),/,7

    eningkatan jumlah kasus TB di berbagai tempat pada saat ini, diduga

    disebabkan oleh berbagai hal, yaitu #1% diagnosis yang tidak tepat< #$% pengobatan

    yang tidak adekuat < #)% program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat<

    #/% in&eksi endemik human immuno-deficiency virus #*+%< #7% migrasi penduduk< #6%

    2

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    3/38

    mengobati sendiri (self treatment)< #:% meningkatnya kemiskinan< #3% pelayanan

    kesehatan yang kurang memadai.)

    2.3 Etiologi

    enyebab tuberkulosis adalah  Mycobacterium tuberculosis. 'da $ macam

    mycobacteria yang menyebabkan penyakit tuberulosis yaitu tipe human #berada

    dalam bercak ludah dan droplet% dan tipe bo5in yang berada dalam susu sapi. 'gen

    tuberculosis, Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis, dan Mycobacterium

    africanum, merupakan anggota ordo  Actinomycetes  dan &amili  Mycobacteriacea.$

    iri = ciri kuman berbentuk batang lengkung, gram positi& lemah, pleiomor&ik, tidak 

     bergerak, dengan ukuran panjang 1 = / >m dan tebal 0.) = 0.6 >m, tidak berspora

    sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan ultra 5iolet. ereka

    dapat tampak sendiri = sendiri atau dalam kelompok pada spesimen klinis yangdi"arnai atau media biakan, tumbuh pada media sintetis yang mengandung gliserol

    sumber karbon dan garam ammonium sebagai sumber nitrogen. ikobakteria ini

    tumbuh paling baik pada suhu ): = /1?, menghasilkan niasin dan tidak ada

     pigmentasi. inding sel kaya lipid menimbulkan resistensi terhadap daya bakterisid

    antibodi dan komplemen.6,: Tanda semua mikobakteria adalah ketahanan asamnya,

    kapasitas membentuk kompleks mikolat stabil dengan pe"arnaan aril metan seperti

    kristal 5iolet, karbol &uschin, auramin dan rodamin. Bila di"arnai mereka mela"an,

     perubahan "arna dengan ethanol dan hidroklorida atau asam lain. Si&atnya aerob

    obligat, hal ini menunjukan kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan

    oksigen nya, dan sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak, sehingga membuat

    kuman lebih tahan terhadap asam dan merupakan &aktor penyebab terjadinya &ibrosis

    dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel. Selain itu kuman terdiri dari protein yang

    menyebabkan nekrosis jaringan.

    uman dapat tahan hidup dan tetap 5irulen beberapa minggu dalam keadaan

    udara kering maupun dalam keadaan dingin, hal ini terjadi karena kuman berada

    dalam si&at dormant. Tetapi dalam cairan mati pada suhu 60? dalam "aktu 17 = $0

    menit.  7,6 i dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam

    sitoplasma makro&ag. akro&ag yang semula mem&agositasi malah kemudian

    disenangi karena banyak mengandung lipid.

    2.4 a!tor "isi!o

    3

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    4/38

    Terdapat beberapa &aktor yang mempermudah terjadinya in&eksi TB maupun

    timbulnya penyakit TB pada anak. @aktor-&aktor tersebut dibagi menjadi &aktor risiko in&eksi

    dan &aktor risiko progresi in&eksi menjadi penyakit #risiko penyakit%.)

    1. 2isiko *n&eksi TB

    @aktor risiko terjadinya in&eksi TB antara lain adalah anak yang

    terpajan dengan orang de"asa dengan TB akti& #kontak TB positi&%, daerah

    endemis, kemiskinan, lingkungan yang tidak sehat #hygiene dan sanitasi tidak 

     baik%, dan tempat penampungan umum #panti asuhan, penjara, atau panti

     pera"atan lain%, yang banyak terdapat pasien TB de"asa akti&.

    Sumber in&eksi TB pada anak yang terpenting adalah pajanan terhadap

    orang de"asa yang in&eksius, terutama dengan BT' positi&. Berarti bayi dari

    seorang ibu dengan BT' sputum positi& memiliki risiko tinggi terin&eksi TB.Semakin erat bayi tersebut dengan ibunya, semakin besar pula kemungkinan

     bayi tersebut terpajan percik renik #droplet nuclei)  yang in&eksius. 2isiko

    timbulnya transmisi kuman dari orang de"asa ke anak akan lebih tinggi jika

     pasien de"asa tersebut mempunyai BT' sputum posti&, in&iltrate luas atau

    ka5itas pada lobus atas, produksi sputum banyak dan encer, batuk produkti& 

    dan kuat, serta terdapat &aktor lingkungan yang kurang sehat terutama sirkulasi

    udara yang tidak baik. TB pada anak jarang menularkan kuman pada anak lain

    atau orang de"asa di sekitarnya. al ini dikarenakan kuman TB sangat jarang

    ditemukan di dalam sekret endobronkial pasien anak. 'da beberapa hal yang

    menjelaskan hal tersebut. ertama, jumlah kuman TB pada anak biasanya

    sedikit # paucibacillary), tetapi karena imunitas anak masih lemah, jumlah

    yang sedikit tersebut sudah menyebabkan sakit. edua, lokasi in&eksi primer 

    yang kemudian berkembang menjadi sakit TB primer biasanya terjadi di

    daerah parenkim yang jauh dari bronkus, sehingga tidak terjadi produksi

    sputum. etiga, tidak adaAsedikitnya produksi sputum dan tidak terdapatnya

    reseptor batuk di daerah parenkim menyebabkan jarangnya terdapat gejala

     batuk pada TB anak. )

    $. 2isiko Sakit TB

    4

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    5/38

    'nak yang telah terin&eksi TB tidak selalu akan mengalami sakit TB.

    Berikut ini adalah &aktor-&aktor yang dapat menyebabkan berkembangnya

    in&eksi TB menjadi sakit TB.a. sia 4 'nak berusia C 7 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami

     progresi in&eksi menjadi sakit TB karena imunitas selularnya belum

     berkembang sempurna #imatur%. 'kan tetapi, risiko sakit TB ini akan

     berkurang seiring secara bertahap seiring dengan pertambahan usia. ada

     bayi yang terin&eksi TB, /) nya akan menjadi sakit TB, pada anak usia

    1 = 7 tahun, yang menjadi sakit hanya $/ , pada usia remaja 17 , dan

     pada de"asa 7 = 10 . 'nak berusia D 7 tahun memiliki risiko tinggi

    mengalami TB diseminata #seperti TB milier dan meningitis TB%. 2isiko

    tertinggi terjadinya progresi5itas dari in&eksi menjadi sakit TB adalah

    selama 1 tahun pertama setelah in&eksi, terutama selama 6 bulan pertama.

    ada bayi, rentang "aktu antara terjadinya in&eksi dan timbulnya sakit TB

    singkat #kurang dari 1 tahun% dan biasanya timbul gejala akut. $

     b. *n&eksi baru 4 *n&eksi baru yang ditandai dengan adanya kon5ersi uji

    tuberkulin #dari negati& menjadi positi&% dalam 1 tahun terakhir.c. @aktor risiko lainnya 4 alnutrisi, imunokompromais #misalnya pada

    in&eksi *+, keganasan, transplantasi organ, dan pengobatan imunosupresi,

    diabetes mellitus dan gagal ginjal kronik. )

    d. @aktor 5irulensi dari M. tuberculosis. 'kan tetapi, secara klinis hal ini sulit

    untuk dibuktikan. )

    e. @aktor epidemiologi TB 4 status sosioekonomi rendah, penghasilan kurang,

    kepadatan hunian, pengangguran, pendidikan yang rendah, dan kurangnya

    dana untuk pelayanan masyarakat.  )

    2.# Patogenesis

    aru merupakan port dentr!e lebih dari 93 kasus in&eksi TB. arena ukurannya

    yang sangat kecil #D 7 m%, kuman TB dalam percik renik #droplet nuclei) yang terhirup,

    dapat mencapai al5eolus. asuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme

    imunologis non spesi&ik. akro&ag al5eolus akan mem&agosit kuman TB dan biasanya

    sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB. 'kan tetapi, pada sebagian kecil kasus,

    makro&ag tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam

    makro&ag. uman TB dalam makro&ag yang terus berkembang biak, akhirnya akan

    menyebabkan makro&ag mengalami lisis, dan kuman TB membentuk koloni di tempat

    tersebut. (okasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut &okus primer Ehon.

    5

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    6/38

    ari &okus primer, kuman TB menyebar melalui saluran lim&e menuju ke kelanjar 

    lim&e regional, yaitu kelenjar lim&e yang mempunyai saluran lim&e ke lokasi &okus primer.

    enyebaran ini menyebabkan terjadinya in&lamasi di saluran lim&e #lim&angitis% dan di

    kelenjar lim&e #lim&adenitis% yang terkena. 8ika &okus primer terletak di lobus ba"ah atau

    tengah, kelenjar lim&e yang akan terlibat adalah kelenjar lim&e parahilus, sedangan jika &okus

     primer terletak di apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. ompleks

     primer merupakan gabungan antara &okus primer, kelenjar lim&e regional yang membesar dan

    saluran lim&e yang meradang. 7

    Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya kompleks

     primer secara lengkap disebut masa inkubasi TB.6 al ini berbeda dengan pengertian masa

    inkubasi pada proses in&eksi lain, yaitu "aktu yag diperlukan sejak masuknya kuman hingga

    timbulnya gejala penyakit. asa inkubasi TB biasanya berlangsung dalam "aktu /-3 minggu

    dengan rentang "aktu antara $-1$ minggu. alam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh

    hingga mencapai jumlah 1000-10.000, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons

    imunitas seluler. 7

    Selama minggu-minggu a"al proses in&eksi, terjadi pertumbuhan logaritmik kuman

    TB sehingga jaringan tubuh yang a"alnya belum tersensitisasi terhadap tuberkulin,

    mengalami perkembangan sensiti5itas. ada saat terbentuknya kompleks primer inilah,

    in&eksi TB primer dinyatakan telah terjadi. al tersebut ditandai oleh terbentuknya

    hiperseniti5itas terhadap tuberkuloprotein, yaiu timbulnya respons positi& terhadap uji

    tuberkulin. Selama masa inkubasi, uji tuberkulin masih negati&. Setelah kompleks primer 

    terbentuk, imunitas seluler tubuh terhadap TB telah terbentuk. ada sebagian besar indi5idu

    dengan system imun yang ber&ungsi baik, begitu sistem imun seluler berkembang, proli&erasi

    kuman TB terhenti. ;amun, sejumlah kecil kuman TB dapat tetap hidup dalam granuloma.

    Bila imunitas seluler telah terbentuk, kuman TB baru yang masuk ke dalam al5eoli akan

    segera dimusnahkan./

    Setelah imunitas seluler terbentuk, &okus primer di jaringan paru biasanya mengalami

    resolusi secara sempurna membentuk &ibrosis atau kalsi&ikasi setelah mengalami nekrosis

     perkijuan dan enkapsulasi. elenjar lim&e regional juga akan mengalami &ibrosis dan

    enkapsulasi, tetapi penyembuhannya biasanya tidak sesempurna &okus primer di jaringan

     paru. uman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam kelenjar ini. 7

    ompleks primer dapat juga mengalami komplikasi. omplikasi yang terjadi dapat

    disebabkan oleh &okus di paru atau di kelenjar lim&e regional. @okus primer di paru dapat

    membesar dan menyebabkan pneumonitis atau pleuritis &okal. 8ika terjadi nekrosis perkijuan

    yang berat, bagian tengah lesi akan mencair dan keluar melalui bronkus sehingga

    6

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    7/38

    meninggalkan rongga di jaringan paru #ka5itas%. elenjar lim&e hilus atau paratrakeal yang

    mulanya berukuran normal saat a"al in&eksi, akan membesar karena reaksi in&lamasi yang

     berlanjut. Bronkus dapat terganggu. !bstruksi parsial pada bronkus akibat tekanan eksternal

    menimbulkan hiperin&lasi di segmen distal paru. !bstruksi total dapat menyebabkan

    atelectasis. elenjar yang mengalami in&lamasi dan nekrosis perkijuan dapat merusak dan

    menimbulkan erosi dinding bronkus, sehingga menyebabkan TB endobronkial atau mebentuk 

    &istula. assa kiju dapat menimbulkan obstruksi komplit pada bronkus sehingga

    menyebabkan gabungan pneumonitis dan atelektasis, yang disebut sebagai lesi segmental

    kolaps-konsolidasi. /

    Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi

     penyebaran lim&ogen dan hematogen. ada penyebaran lim&ogen, kuman menyebar ke

    kelenjar lim&e regional membentuk kompleks primer. Sedangkan pada penyebaran

    hematogen, kuman masuk ke sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. 'danya

     penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistemik. 7

    ada anak, 7 tahun pertama setelah in&eksi #terutama 1 tahun pertama%, biasanya

    sering terjadi komplikasi. enurut Wallgren, ada ) bentuk dasar TB paru pada anak, yaitu

     penyebaran lim&ohematogen, TB endobronkial dan TB paru kronik. Sebanyak 0,7-)

     penyebaran lim&ohematogen akan menjadi TB milier atau meningitis TB, hal ini biasanya

    terjadi ) = 6 bulan setelah in&eksi primer. Tuberkulosis endobronkial #lesi segmental yang

    timbul akibat pembesaran kelenjar regional% dapat terjadi dalam "aktu yang lebih lama #)-9

     bulan%. Terjadinya TB paru kronik sangat ber5ariasi, bergantung pada usia terjadinya in&eksi

     primer. TB paru kronik biasanya terjadi akibat reakti5asi kuman di dalam lesi yang tidak 

    mengalami resolusi sempuna. 2eakti5asi ini jarang terjadi pada anak tetapi sering pada

    remaja dan de"asa muda./

    7

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    8/38

    Eambar ).1 Bagan patogenesis tuberkulosa

    #sumber4 2ahajoe ; ;astiti, Setyanto B. atogenesis dan perjalanan alamiah.

    alam4 Buku 'jar 2espirologi 'nak, Fdisi pertama. 8akarta 4 Badan enerbit *'*<

    $01$. al 169-$$:%7

    atatan 4

    1. enyebaran hematogen umumnya terjadi secara sporadik (occult hematogenic

     spread) dapat juga secara akut dan menyeluruh. uman TB kemudian

    membuat &okus koloni di berbagai organ dengan 5askularisasi yang baik.

    @okus ini berpotensi mengalami reakti5asi di kemudian hari.

    $. ompleks primer terdiri dari #1% &okus primer< #$% lim&angitis< dan #)%

    lim&adenitis regional.

    ). TB primer adalah kompleks primer dan komplikasinya.

    8

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    9/38

    /. Sakit TB pada keadaan ini disebut TB pasca primer karena mekanismenya bisa

    melalui proses reakti5asi &okus lama TB #endogen% biasanya pada orang

    de"asa, TB de"asa juga dapat, karena in&eksi baru.

    Eambar ).$ erjalanan penyakit tuberkulosis primer.

    #Sumber4 2ahajoe ; ;astiti, Setyanto B. atogenesis dan perjalanan alamiah.

    alam4 Buku 'jar 2espirologi 'nak, Fdisi pertama. 8akarta 4 Badan enerbit *'*<

    $01$. al 169-$$:%7

    2.$ Manifestasi %linis

    !leh karena patogenesis TB sangat kompleks, sehingga mani&estasi klinis TB sangat

     ber5ariasi dan bergantung pada beberapa &aktor. @aktor yang berperan adalah kuman TB

    #jumlah dan 5irulensi%, pejamu #usia, kompetensi imun, kerentanan pejamu pada a"al

    terjadinya in&eksi% serta interaksi antara keduanya. 'nak kecil seringkali tidak menunjukkan

    gejala "alaupun sudah tampak pembesaran kelenjar hilus pada &oto toraks. ermulaan

    tuberkulosis primer biasanya sukar diketahui secara klinis karena penyakit mulai secara

     perlahan=lahan. adang=kadang tuberkulosa ditemukan pada anak=anak tanpa keluhan atau

    gejala=gejala tuberkulosis primer, salah satu gejala sistemik yang sering terjadi adalah

    demam. Temuan demam pada pasien TB berkisar anatara /0=30 kasus. emam biasanya

    tidak tinggi dan hilang timbul dalam jangka "aktu yang cukup lama. ani&estasi sistemik 

    lainnya yang sering dijumpai adalah anoreksia, BB tidak naik #turun, tetap atau naik namun

    tidak sesuai dengan gra&ik tumbuh%, malaise #letih, lesu, lemah, lelah%. eluhan ini sulit

    diukur dan mungkin terkait dengan penyakit penyerta. ada sebagian besar kasus TB paru

    9

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    10/38

     pada anak, tidak ada mani&estasi respiratorik yang menonjol. Eejala batuk kronik pada anak 

     bukan merupakan gejala utama. 'kan tetapi, gejala ini dapat timbul apabila lim&adenitis

    regional menekan bronkus sehingga merangsang reseptor batuk secara kronik. Selain itu,

     batuk berulang dapat terjadi karena anak dengan TB mengalami penurunan imunitas tubuh,

    sehingga mudah sekali mengalami in&eksi respiratorik akut #*2'% berulang. )

    2.& Pe'eri!saan Pen(n)ang

    1% U)i *(ber!(lin

    erkembangan hipersensiti5itas tipe lambat pada kebanyakan indi5idu yang terin&eksi

    dengan basil tuberkulosis membuat uji tuberkulin sangat dibutuhkan. emeriksaan ini

    merupakan alat diagnosis yang penting dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis. ji multi

     punksi tidak seakurat uji antouG karena dosis antigen tuberkulin yang dimasukkan ke dalam

    kulit tidak dapat di kontrol. ji tuberkulin lebih penting lagi artinya pada anak kecil bila

    diketahui adanya kon5ersi dari negati&. ada anak diba"ah umur 7 tahun dengan uji

    tuberkulin positi&, proses tuberkulosis biasanya masih akti& meskipun tidak menunjukkan

    kelainan klinis dan radiologis. )

    'da beberapa cara melakukan uji tuberkulin yaitu dengan cara mono dengan salep,

    dengan goresan disebut  patch test   cara von pir"uet , cara mantouG dengan menyuntikan

    intrakutan dan multiple puncture metode dengan / = 6 jarum berdasarkan cara #eat and Tine.

    ji kulit antouG adalah injeksi intradermal 0.1 m( yang mengandung 7 unit tuberkulin

    #T% deri5at protein yang dimurnikan A $urified $rotein %erivative  #% yang distabilkan

    dengan T"een 30. *njeksi diberikan di daerah 5olar lengan ba"ah. Sampai sekarang cara

    antouG masih dianggap sebagai cara yang paling dapat dipertanggung ja"abkan karena

     jumlah tuberkulin yang dimasukkan dapat diketahui banyaknya.  )

    2eaksi lokal yang terdapat pada uji antouG terdiri atas 4

    1. Fritema karena 5asodilatasi peri&er

    $. Fdema karena reaksi antara antigen yang dimasukkan dengan antibodi

    ). *ndurasi yang dibentuk oleh sel mononukleus.

    embacaan uji tuberculin dilakukan /3 = :$ jam. Setelah penyuntikan diukur diameter 

    melintang #trans5ersal% dari indurasi yang terjadi dengan alat ukur transparan. adang

     = kadang penderita akan mulai berindurasi lebih dari :$ jam sesudah perlakuan uji, ini

    adalah hasil positi&. @aktor = &aktor yang terkait hospes, termasuk malnutrisi,

    immunosupresi karena penyakit atau obat = obatan seperti kortikosteroid, in&eksi

    5irus, 5aksin 5irus hidup, dan tuberculosis yang berat, dapat menekan reaksi uji kulit

    10

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    11/38

     pada anak yang terin&eksi dengan  M.tuberculosis. Sehingga pada keadaan ini, yaitu

    tertekannya sistem imun #imunokompromais%, maka cut off-point  hasil positi& yang

    digunakan adalah H7 mm.

    Eambar ).). ji antouG

    #Sumber4  $rimary &are Tools for the Management of T'.

    """.ethnomed.org%

    *nterpretasi hasil test antouG 4

    1. *ndurasi 10 mm atau lebih I reaksi positi& . 'rti klinis adalah sedang atau pernah

    terin&eksi dengan kuman ycobacterium tuberculosis. 2eaksi positi& palsu terhadap

    tuberkulin dapat disebabkan oleh sensitisasi silang terhadap antigen mikobakteria non

    tuberculosis. 2eaksi silang ini biasanya selama beberapa bulan sampai beberapa tahun

    dan menghasilkan indurasi kurang dari 10 = 1$ mm. +aksinasi sebelumnya # BE %

     juga dapat menimbulkan reaksi terhadap uji kulit tuberkulin. Sekitar setengah dari

     bayi yang mendapat 5aksin BE tidak pernah menimbulkan uji kulit tuberkulin

    reakti&, dan reakti5itas akan berkurang $ = ) tahun kemudian pada penderita yang

     pada mulanya memiliki uji kulit positi&.)

    $. *ndurasi 7 = 9 mm I reaksi meragukan. 'rti klinis adalah kesalahan teknik atau

    memang ada in&eksi dengan Mycobacterium atypis atau setelah BE. erlu diulang

    dengan konsentrasi yang sama. alau reaksi kedua menjadi 10 mm atau lebih berarti

    in&eksi dengan  Mycobacterium tuberculosis. alau tetap 6 = 9 mm berarti cross

    11

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    12/38

    reaction atau BE, kalau tetap 6 = 9 mm tetapi ada tanda = tanda lain dari tubeculosis

    yang jelas maka harus dianggap sebagai mungkin sering kali in&eksi dengan

     Mycobacterium tuberculosis.) 

    ). *ndurasi 0 = / mm I reaksi negati&. 'rti klinis adalah tidak ada in&eksi dengan

     Mycobacterium tuberculosis.) @alse negati& dapat terjadi pada pasien

    immunocomprimised #malnutrisi, *+, pengobatan imunosupresi&% sehingga batas

    reakti& pada pasien-pasien ini adalah 7 mm.

    ji tuberkulin positi& dapat dijumpai pada tiga keadaan sebagai berikut4

    a% *n&eksi TB alamiah

    • in&eksi TB tanpa sakit TB #in&eksi TB laten%

    • in&eksi TB dan sakit TB

    • TB yang telah sembuh.

     b% lmunisasi BE #in&eksi TB buatan%.

    c% *n&eksi mikobakterium atipik.

    ji tuberkulin negati& dapat dijumpai pada tiga keadaan berikut4

    a% Tidak ada in&eksi TB.

     b% alam masa inkubasi in&eksi TB. #setelah $-3 minggu terin&eksi, baru akan

    menimbukan reaksi positi&%.

    c% 'nergi.

    $% *es Interferon +a''a "elease Assa,s -I+"A

    Sebelum tahun $001, tes tuberkulin merupakan satu-satunya pemeriksaan imunologis

    yang tersedia untuk mengetahui in&eksi  Mycobacterium tuberculosis. 'danya reaksi silang

    antara deri5at protein pada tes tuberkulin dengan 5aksinasi BE dan mikobakteri nontuberkulosis menyebabkan timbulnya hasil positi& palsu dan rendahnya spesi&isitas pada tes

    tuberkulin. Tes tuberkulin memiliki sensiti5itas yang rendah pada indi5idu dengan

    system imun yang comprimise seperti pasien *+ dan anak. itemukannya peran penting

    inter&eron gamma pada regulasi respon imun seluler pada in&eksi  Mycobacterium

    tuberculosis diikuti berkembangnya pemeriksaan inter&eron gamma release assays  #*E2'%

    untuk mendeteksi in&eksi Mycobacterium tuberculosis. *E2' mendeteksi adanya sensitisasi

     Mycobacterium tuberculosis dengan mengukur pelepasan *@;-J sebagai respon terhadap

    antigen  Mycobacterium tuberculosis, 'ntigen FS'T-6, @-10 dan TB:.: yang digunakan

    12

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    13/38

     pada *E2' tidak ditemukan pada BE dan mikobakteria di lingkungan #kecuali  M.

     ansasi, M.Marinum, M. lavescens dan M. Gastrii%, sehingga spesi&isitas pada *E2'

    lebih baik dibandingkan tes tuberkulin. 11

     *nterferon-gamma release assays merupakan in vitro blood tests yang ber&ungsi untuk 

    mendeteksi respon seluler pada in&eksi Mycobacterium tuberculosis, dengan demikian *E2'

    hanya mengukur secara tidak langsung adanya  Mycobacterium tuberculosis. Tes ini

    mengukur produksi *@;-J yang dilepaskan sel lim&osit T yang telah tersensitasi oleh antigen

    spesi&ik  Mycobacterium tuberculosis  kompleks.  *nterferon-gamma dihasilkan oleh sel-sel

    dari sistem imun seperti /K, 3K, dan ; cells. Sitokin ini berperan penting dalam

    mengeliminasi  Mycobacterium tuberculosis dengan mengakti5asi produksi reactive o+ygen

     species dalam makro&ag, yang terlibat dalam dekstruksi bakteri patogen. Sel T yang secara

    khusus mengenal antigen Mycobacterium tuberculosis adalah sel T /, yang menghasilkan

    *@;-J untuk mengakti5asi makro&ag yang terin&eksi tb. akro&ag yang terakti5asi dapat

    menangkap dan mengontrol perkembangan dari Mycobacterium tuberculosis. ood and %rug 

     Administration #@'% telah menyetujui dua teknik komersial pemeriksaan *E2' yaitu

    Luanti@F2!;-TB dan T-S!T. TB untuk mendeteksi in&eksi tb.10,11

    Saat ini yang banyak digunakan di pasaran adalah generasi ketiga L@T-E*T, yang

    disetujui oleh @' tahun $00:. 'ntigen yang digunakan pada L@T-E*T adalah  peptide

    coctail stimulating  protein FS'T-6, @-10 dan TB:.:#p/%. Tes ini memiliki beberapa

    kelebihan seperti kunjungan penderita hanya satu kali untuk pemeriksaan, tidak seperti

    seperti pada TST yang membutuhkan dua kali kunjungan untuk membaca hasil, hasil

     pemeriksaan keluar dalam $/ jam, dapat digunakan untuk e5aluasi in&eksi TB dan  atent 

    Tuberculosis *nfection #(TB*%, lebih spesi&ik dari Tuberculine in Test  #TST% karena tidak 

    dipengaruhi oleh 5aksinasi BE sebelumnya atau tidak memberikan hasil positi& dari

     paparan ;on Tuberculosis ycobacterium, hasil positi& merupakan indikasi seseorang telah

    mengalami in&eksi TB tetapi tidak dapat membedakan antara TB akti& dan (TB*, dan hasil

    negati& dapat mengeksklusi TB pada penderita imunokompeten. ekurangan tes ini adalah

    membutuhkan penanganan sampel dalam "aktu 1$ jam setelah pengambilan darah, dan

    masih sedikit data yang berhubungan dengan penggunaannya dalam menentukan risiko

    menderita TB. Tes ini juga ber&ungsi untuk diagnosis (TB* dan sebagai diagnosis pembantu

     pada yang terin&eksi tb kompleks. asil positi& dapat mendukung diagnosis penyakit TB,

    namun in&eksi oleh karena mikobakterium lain seperti  M. ansasii dapat juga memberikan

    hasil posisiti&. 'kurasi aplikasi *E2's ini telah diteliti, dapat digunakan pada populasi yang

     berbeda seperti pada anak-anak, pasien immunosuppressed , dan petugas kesehatan.11,1$

    13

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    14/38

    *E2' direkomendasikan digunakan pada indi5idu yang sudah mendapatkan BE

    dan indi5idu dengan ri"ayat tidak kembali sesudah tes tuberkulin. Saat ini *E2'

    direkomendasikan untuk mendiagnosis in&eksi TB laten, tetapi tidak untuk TB akti&.

    Beberapa &aktor yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan *E2' adalah &lebotomi

    yang seringkali sulit terutama pada anakA bayi, adanya hasil indeterminate, standarisasi

     pemeriksaan serta dibutuhkan laboratorium dengan peralatan yang kompleks untuk 

    dapat melaksanakan pemeriksaan *E2', serta biaya pemeriksaan yang relati& lebih

    tinggi dibandingkan dengan tes tuberkulin.9,10,11

    edua TST dan *E2' dapat diterima tetapi tidak sempurna untuk diagnosis (TB*,

    dengan kelebihan dan kekurangannya.  *nterferon-gamma release assays memperkenalkan

     beberapa perbaikan di atas TST, tetapi perbaikan itu sebagai tambahan bukan perubahan. 'da

     beberapa situasi di mana tes ini tidak tepat untuk digunakan misalnya, diagnosis TB akti& 

     pada orang de"asa dan situasi di mana kedua tes mungkin diperlukan untuk mendeteksi

    in&eksi  Mycobacterium tuberculosa  misalnya, pada populasi immunocompromised dan ada

    situasi di mana satu tes mungkin lebih baik dari yang lain. isalnya, tes *E2' mungkin lebih

     baik dari TST pada populasi di mana BE diberikan setelah bayi atau diberikan beberapa

    kali. Sebaliknya, TST mungkin lebih baik dari *E2' untuk uji serial terhadap petugas

    kesehatan yang berisiko terin&eksi Mycobacterium tuberculosa.9,10

    Po/(lasi U)i I+"A

    14

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    15/38

    t(ber!(lin 0* * SP*

    Sensiti5itas mum :7-39 :7-3) 90

    Spesi&itas mum 37-97 M97 33-97

    Spesi&itas Belum di5aksin

    BE

    9: M97 33

    Spesi&itas Sudah di5aksinBE

    60 96 9)

    %elebian dan !e!(rangan ()i t(ber(lin dibanding!an dengan

    I+"A -0* * SP*

      *S* I+"A

    unjungan $ kali unjungan 1 kali

    Spesi&itas rendah pada

    immunocomprimi/e

    Spesi&itas lebih tinggi pada

    immunocomprimi/e

    Biaya murah Biaya mahal

    Sensiti5itas dan spesi&itas yang

    sama dengan *E2' pada pasiensehat dan yang belum di5aksin

    BE

    Sensiti5itas dan spesi&itas yang

    sama dengan ji tuberkulin pada pasien sehat dan yang belum

    di5aksin BE

    irekomendasikan sebagai uji

    serial untuk pekerjaan, sekolah

    dan skrining rutin

    Tidak direkomendasikan sebagai

    uji serial karena hasil dapat

     ber5ariasi

    Tidak menkon&irmasi sakit TB

    yang akti& 

    Tidak menkon&irmasi sakit TB

    yang akti& 

    Tersedia di banyak tempat

    sehingga mudah dilakukan

    Teknik pengambilan darah dan

     pembatasan "aktu analisis

    laboratoris membatasi tersedianya

    *E2' di berbagai tempat

    Eambar )./. erbandingan *E2' dengan TST

    #Sumber4 British olumbia entre &or isease ontrol. linical re5ention Ser5ice<

    TB anual4 *nter&eron Eamma 2elease 'ssay Testing Euideline &or iagnosis o& 

    (atent Tuberculosis *n&ection by hysicians. anada4 British olumbia entre &or 

    isease ontrol< $01)%11

    )% Pe'eri!saan "adiologis

    ada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis untuk menemukan lesi tuberkulosis. emeriksaan ini memang membutuhkan biaya lebih dibanding

     pemeriksaan sputum, tapi dalam beberapa hal pemeriksaan radiologis memberikan beberapa

    keuntungan seperti tuberkulosis pada anak = anak dan tuberkulosis millier. ada kedua hal

    tersebut diagnosa dapat diperoleh melalui pemeriksaan radiologi dada, sedangkan

     pemeriksaan sputum hampir selalu negati&. ada anak dengan uji tuberkulin positi& dilakukan

     pemeriksaan radiologis.1

    (okasi lesi tuberkulosis umumnya didaerah apeks paru # segmen apikal lobus atas

    atau segmen apikal lobus ba"ah%, tetapi dapat juga mengenai lobus ba"ah #bagian in&erior%

    15

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    16/38

    atau di daerah hilus menyerupai tumor paru # misalnya pada tuberkulosis endobronkial%.7

    ada a"al penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang pneumonia,gambaran

    radiologis berupa bercak-bercak seperti a"an dan dengan batas-batas tidak terlihat berupa

     bulatan dengan batas yang tegas. (esi ini dikenal sebagai tuberkuloma.7 

    Eambar ).7 @oto ThoraG pada TB anak 

    Eambar ).7 @oto toraG pada TB

    ada ka5itas bayangannya berupa cincin yang mula-mula berdinding tipis. (ama-lama

    dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal. Bila terjadi &ibrosis terlohat bayangan yang

     bergaris-garis. ada klasi&ikasi bayangannya tampak sebagai bercak-bercak padat dengan

    densitas tinggi. ada atelektasis terlihat seperti &ibrosis yang luas disertai penciutan yang

    dapat terjadi pada bagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru.7

    Eambaran tuberkulosis milier terlihat berupa bercak-bercak halus yang umumnya

    tersebar merata pada seluruh lapangan paru.7

    Eambaran radiologis lain yang sering menyertai tuberkulosis paru adalah penebalan

     pleura #pleuritis%, massa cairan di bagian ba"ah paru #e&usi pleuraAempiema%, bayangan hitam

    radioluscent di pinggir paruApleura #pneumotoraks%.7

    Eambaran radiologis paru yang biasanya dijumpai pada tuberkulosis paru4

    1. ompleks primer dengan atau tanpa pengapuran.

    $. embesaran kelenjar paratrakeal.

    ). enyebaran milier.

    /. enyebaran bronkogen.

    7. 'telektasis.

    6. leuritis dengan e&usi.

    emeriksaan radiologis pun saja tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis

    tuberkulosis, tetapi harus disertai data klinis lainnya.

    4 Pe'eri!saan Laboratori('

    16

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    17/38

    1. arah

    emeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang = kadang

    meragukan. ada saat tuberkulosis baru dimulai #akti&% akan didapatkan sedikit leukosit

    yang sedikit meningkat. 8umlah lim&osit masih normal. (aju Fndap arah mulai

    meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal dan laju endap

    darah mulai turun ke arah normal lagi.$ 

    $. Sputum

    emeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman

    BT', diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. isamping itu pemeriksaan sputum

     juga dapat memberikan e5aluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan. alam hal

    ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum,pasien dianjurkan minum air 

    sebanyak K $ liter dan diajarkan melakukan re&leks batuk. apat juga dengan

    memberikan tambahan obat-obat mukolitik ekspektoran atau dengan inhalasi larutan

    garam hipertonik selama $0-)0 menit. Bila masih sulit, sputum dapat diperoleh dengan

    cara bronkoskopi diambil dengan brushing  atau bronchial 0ashing  atau B'( ('roncho

     Alveolar avage). BT' dari sputum bisa juga didapat dengan cara bilasan lambung. al

    ini sering dikerjakan pada anak-anak karena mereka sulit mengeluarkan dahaknya.

    Sputum yang akan diperiksa hendaknya sesegera mungkin.7

    Bila sputum sudah didapat, kuman BT' pun kadang-kadang sulit ditemukan,

    kuman baru dapat ditemukan bila bronkus yang terlibat proses penyakit ini terbuka

    keluar, sehingga sputum yang mengandung BT' mudah keluar.7

    riteria sputum BT' positi& adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan tiga

     batang kuman BT' pada satu sediaan. engan kata lain diperlukan 7000 kuman dalam 1

    m( sputum. emeriksaan dengan mikroskop &luoresens dengan sinar ultra5iolet

    "alaupun sensisit5itasnya sangat tinggi jarang dilakukan karena pe"arnaan yang dipakai

    #auramin rhodamin% dicurigai bersi&at karsinogenik.1,$,)

    Sulitnya pengeluaran sputum pada anak dapat dibantu dengan teknik induksi

    sputum. *nduksi sputum merupakan prosedur yang meghasilkan aerososl. Bila

    memungkinkan, prosedur ini sebaiknya dilakukan di ruang isolasi yang memiliki

    tindakan pencegahan kontrol in&eksi yang mencukupi #tekanan negati&, sinar ultra5iolet

    dan kipas ekstraktor%. *nduksi sputum merupakan prosedur yang berisiko rendah. anya

    sedikit e&ek samping yang dilaporkan, seperti coughing spells, 0hee/ing   ringan, dan

    epistaksis. asien dengan distress pernapasan berat, penurunan kesadaran, ri"ayat asma,

    sedang dalam intubasi, dan risiko perdarahan sebaiknya #hitung trombosit rendah% tidak 

    17

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    18/38

    melakukan prosedur induksi sputum. rosedur ini dilakukan dengan pemberian

     bronkodilator terlebih dahulu #contoh salbutamol% untuk mengurangi risiko 0hee/ing,

    kemudian berikan nebulisasi salin hipertonik #;al )% selama 17 menit atau sampai 7

    cm) larutan sudah diberikan.

    'dapun bahan = bahan yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologi adalah 4

    • Bilasan lambung

    • Sekret bronkus

    • Sputum

    • airan pleura

    • (iNuor cerebrospinalis

    • airan asites

    2.5 Diagnosis

    iagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya  M. tuberculosis  pada

     pemeriksaan sputum atau bilasan lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura, atau pada

     biopsi jaringan. ada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan oleh $ hal,

    yaitu sedikitnya jumlah kuman # paucibacillary) dan sulitnya pengambilan spesimen

    #sputum%. 8umlah kuman TB di sekret bronkus pasien anak lebih sedikit daripada de"asa

    karena lokasi kerusakan jaringan TB paru primer terletak di kelanjar lim&e hilus dan

     parenkim paru bagian peri&er. Selain itu, tingkat kerusakan parenkim paru tidak seberat

     pada de"asa. uman BT' baru dapat dilihat dengan mikroskop bila jumlahnya paling

    sedikit 7.000 kuman dalam 1 ml dahak. esulitan kedua, pengambilan sputum sulit

    dilakukan. ada anak, "alaupun batuknya berdahak, biasanya dahak akan ditelan sehingga

    diperlukan bilasan lambung yang diambil melalui ;ET dan harus dilakukan oleh petugas

     berpengalaman. ahak yang representati& untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis

    adalah dahak yang kental dan purulen, ber"arna hijau kekuningan dengan 5olume )-7 ml.)!leh karena berbagai alasan diatas, diagnosis TB anak bergantung pada penemuan

    klinis dan radiologis, yang keduanya sering kali tidak spesi&ik. adang-kadang, TB anak 

    ditemukan karena ditemukannya TB de"asa di sekitarnya. iagnosis TB anak ditentukan

     berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang seperti uji tuberkulin,

     pemeriksaan laboratorium, dan &oto rontgen dada. 'danya ri"ayat kontak dengan pasien

    TB de"asa BT' positi&, uji tuberkulin positi&, dan &oto paru mengarah pada TB #sugesti& 

    TB% merupakan bukti kuat yang menyatakan anak telah sakit TB. )Berdasarkan keterangan

    sebelumnya bah"a mendiagnosis TB anak sulit dilakukan karena gejalanya tidak khas,

    18

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    19/38

    dibuatlah suatu kesepakatan penanggulangan TB anak oleh beberapa pakar. esepakatan

    ini dibuat untuk memudahkan penanganan TB anak secara luas. Sekarang digunakan

    sistem skoring yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang dijumpai.

    enilaian atau skoring dapat dilihat pada tabel diba"ah ini. )

    Eambar ).6 TB scoring 

    #Sumber41orld #ealth 2rgani/ation #W!%. elayanan esehatan 'nak di 2umah Sakit4

    edoman bagi 2umah Sakit 2ujukan Tingkat ertama di abupatenAota. $009%

    ada tabel, dapat dilihat bah"a pembobotan tertinggi ada pada uji tuberkulin dan

    adanya kontak TB dengan BT' positi&. ji tuberkulin ini mempunyai sensiti5itas dan

    spesi&isitas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai uji tapis dan menunjang diagnosis.

    emikian pula adanya kontak dengan orang de"asa BT' positi& dapat menjadi sumber 

     penularan yang berbahaya karena berdasarkan penelitian akan menularkan sekitar 67 orang

    di sekitarnya. )

    atatan 4

    • iagnosis dengan sistem skoring ditegakan oleh dokter. 8ika dijumpai

    skro&uloderma, pasien dapat langsung didiagnosis tuberkulosis.

    •Berat badan dinilai saat pasien datang.

    • @oto rontgen toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak.

    19

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    20/38

    • Semua anak dengan reaksi cepat BE harus die5aluasi dengan sistem skoring TB

    anak.

    • 'nak didiagnosis TB jika jumlah skor H 6, #skor maksimal 1)%.

    • asien usia balita yang mendapat skor 7, dirujuk ke 2S untuk e5aluasi lebih lanjut.

    • asien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan 6 harus ditatalaksana

    sebagai pasien TB dan mendapat !'T. 'lur tatalaksana pasien TB anak dapat

    dilihat di ba"ah ini.

    Eambar ).: 'lur diagnosis dan tatalaksana TB anak di puskesmas

    #Sumber41orld #ealth 2rgani/ation #W!%. elayanan esehatan 'nak di 2umah Sakit4edoman bagi 2umah Sakit 2ujukan Tingkat ertama di abupatenAota. $009%

    2.6 Penatala!sanaan *B

    A. Penatala!sanaan *B 'en(r(t IDAI dan DEP%ES

    Tatalakasana TB pada anak merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan antara

     pemberian medikamentosa, penanganan giOi, dan pengobatan penyakit penyerta. Selain itu,

     penting untuk dilakukan pelacakan sumber in&eksi, dan bila ditemukan sumber in&eksi juga

    harus mendapatkan pengobatan. paya perbaikan kesehatan lingkungan juga diperlukan

    untuk menunjang keberhasilan pengobatan. emberian medikamentosa tidak terlepas dari

     penyuluhan kesehatan kepada masyarakat atau kepada orang tua pasien mengenai pentingnya

    menelan obat secara teratur dalam jangka "aktu yang cukup lama, penga"asan terhadap

     jad"al pemberian obat, keyakinan bah"a obat diminum, dan sebagainya. )

    20

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    21/38

    !bat TB yang digunakan

      !bat TB utama #&irst line% saat ini adalah ri&ampisin #2%, isoniaOid #%, piraOinamid

    #P%, etambutol #P%, dan streptomisin #S%. 2i&ampisin dan *soniaOid merupakan obat pilihan

    utama dan ditambah dengan piraOinamid, etambutol, dan streptomisin. !bat TB lain #lini

    kedua% adalah  para-aminosalicylic acid   #'S%, cycloserin teri/idone, ethinamide,

     prothionamide, oflo+acin, levoflo+acin, mo+iflo+acin, gatiflo+acin, ciproflo+acin,

    anamycin, amiacin, dan capreomycin, yang digunakan jika terjadi 2. )

    *S!;*'P*

      *soniaOid diberikan secara oral. osis harian yang biasa diberikan adalah 7-17

    mgAkgBBAhari, maksimal )00 mgAhari, dan diberikan dalam satu kali pemberian. *soniaOid

    yang tersedia umumnya dalam bentuk tablet 100 mg dan )00 mg, dan dalam bentuk sirup

    100mgA7ml. Sediaan dalam bentuk sirup biasanya tidak stabil. Sehingga tidak dianjurkan

     penggunaanya. onsentrasi puncak di dalam darah, sputum, dan SS dapat dicapai dalam 1-

    $ jam, dan menetap selama paling sedikit 6-3 jam. *soniaOid di metabolisme melalui asetilasi

    di hati. Terdapat dua komplek pasien berdasarkan kemampuanya melakukan asetilasi, yaitu

    asetilator cepat dan asetilator lambat. 'setilasi cepat lebih sering terjadi pada orang '&rika-

    'merika dan 'sia dari pada orang kulit putih. 'nak-anak mengeliminasi isoniaOid lebih cepat

    dari pada orang de"asa, sehingga memerlukan dosis mgAkgBB yang lebih tinggi dari pada

    de"asa. *soniaOid terdapat pada air susu ibu #'S*% yang mendapat isoniaOid dan dapat

    menembus sa"ar darah plasenta, tetapi kadar obat yang mencapai janinAbayi tidak 

    membahayakan.

      *soniaOid mempunyai dua e&ek toksik utama, yaitu hepatotoksik dan neuritis peri&er.

    eduanya jarang terjadi pada anak, biasanya terjadi pada pasien de"asa dengan &rekuensi

    yang meningkat dengan bertambahnya usia. Sebagian besar pasien anak yang menggunakan

    isoniaOid mengalami peningkatan kadar transaminase darah yang tidak terlalu tinggi dalam $

     bulan pertama, tetapi akan menurun sendiri tanpa penghentian obat. Tiga hingga sepuluh

     persen pasien akan mengalami peningkatan kadar transaminase darah yang cukup tinggi,

    tetapi hepatotoksitas yang bermakna secara klinis sangat jarang terjadi. *dealnya perlu

     pemantauan kadar transaminase pada dua bulan pertama, tetapi karena jarang menimbulkan

    hepatotoksisitas maka pemantauan laboratorium tidak rutin dilakukan, kecuali bila ada gejala

    dan tanda klinis. epatotoksisitas akan meningkat apabila isoniaOid diberikan bersama

    21

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    22/38

    ri&ampisin dan piraOinamid. enggunaan isoniaOid bersamaan dengan &enobarbital atau

    &enitoin juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hepatotoksik. emberian isoniaOid tidak 

    dilanjutkan bila kadar transaminase serum naik lebih dari lima kali nilai normal, atau tiga kali

    disertai ikterik dan atau mani&estasi klnis hepatitis berupa mual, muntah dan nyeri perut.

     ;euritis peri&er timbul akibat inhibisi kompetiti& karena metabolisme piridoksin.

    ani&estasi klinis neuritis peri&er yang paling sering adalah mati rasa atau kesemutan pada

    tangan dan kaki. adar piridoksin berkurang pada anak yang menggunakan isoniaOid, tetapi

    mani&estasi klinisnya jarang sehingga tidak diperlukan tambahan piridoksin. 2emaja dengan

    diet yang tidak adekuat, anak-anak dengan asupan susu dan daging yang kurang, malnutrisi,

    serta bayi yang hanya minum 'S*, memerlukan piridoksin tambahan. iridoksin diberikan

    $7-70mg satu kali seahri, atau 10 mg piridoksin setiap 100mg isoniaOid.)

    2*@'*S*;

    2i&ampisin bersi&at bakterisid pada intrasel dan ekstrasel, dapat memasuki semua

     jaringan, dan dapat membunuh kuman semidorman yang tidak dapat dibunuh oleh isoniaOid.

    2i&ampisin diabsorpsi dengan baik melalui sistem gastrointestinal pada saat perut kosong # 1

     jam sebelum makan%, dan kadar serum puncak tercapai dalam $ jam. Saat ini ri&ampisin

    diberikan dalam bentuk oral dengan dosis 10-$0 mgAkgBBAhari, dosis maksimal 600 mgAhari,

    dengan dosis satu kali pemberian per hari. 8ika diberikan bersamaan dengan isoniaOid, dosis

    rim&apisin tidak melebihi 17 mgAkgBBAhari dan dosis isoniaOid 10mgAkgBBAhari. Seperti

    halnya isoniaOid, ri&ampisin didistribusikan secara luas ke jaringan dan tubuh, termasuk SS.

    istribusi rim&apisin ke dalam SS lebih baik pada keadaan selaput otak yang sedang

    mengalami peradangan daripada keadaan normal. Fkskresi ri&ampisin terutama terjadi

    melalui traktus bilier. adar yang e&ekti& juga dapat ditemukan di ginjal dan urin.)

    F&ek samping ri&ampisin lebih sering terjadi daripada isoniaOid. F&ek samping yang

    kurang menyenangkan bagi pasien adalah perubahan "arna urin, ludah, keringat, sputum, dan

    air mata, menjadi "arna oranye kemerahan. Selain itu, e&ek samping ri&ampisin adalah

    gangguan gastrointestinal #muntah dan mual%, dan hepatotoksisitas #ikterusAhepatitis% yang

     biasanya daitandai dengan peningkatan kadar transaminase yang asimptomatik. 8ika

    ri&ampisin diberikan bersamaan dengan isoniaOid, terjadi peningkatan risiko hepatotoksisitas,

    yang dapat diperkecil denagn cara menurunkan dosis harian isoniaOid menjadi maksimal

    10mgAkgBBAhari. 2i&ampisin tersedia dalam sediaan kapsul 170mg, )00mg, dan

    /70mg,sehingga kurang sesuai untuk digunakan pada anak-anak dengan berbagai kisaran BB.

    22

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    23/38

    Sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan pemberian makanan karena dapat timbul

    malabsorpsi. )

    *2'P*;'*

    iraOinamid adalah deri5at dari nikotinamid, berpenetrasi baik pada jaringan dan

    cairan tubuh termasuk SS, bakterisid hanya pada intrasel pada suasana asam, dan diresorbsi

     baik pada saluran cerna. emberian piraOinamid secara oral sesuai dosis 17-)0 mgAkgBBAhari

    dengan dosis maksimal $ gramAhari. iraOinamid diberikan pada &ase intensi& karena

     piraOinamid sangat baik diberikan pada saat suasana asam, yang timbul akibat jumlah kuman

    masih sangat banyak. enggunaan piraOinamid aman pada anak. iraOinamid tersedia dalam

     bentuk tablet 700 mg, tetapi seperti isoniaOid, dapat digerus dan diberikan bersama dengan

    makanan. )

    FT'BT!(

    ahulu etambutol jarang diberikan pada anak karena potensi toksisitasnya pada mata.

    !bat ini memiliki akti5itas bakteriostatik, tetapi dapat bersi&at bakterisid, jika diberikan

    dengan dosis tinggi dengan terapi intermiten. Selain itu, berdasarkan pengalaman, obat ini

    dapat mencegah timbulnya resistensi terhadap obat-obat lain. osis etambutol adalah 17-$0

    mgAkgBBAhari, maksimal 1,$7 gramAhari, dengan dosis tunggal. Ftambutol tersedia dalam

     bentuk tablet $70 mg dan 700 mg. etambutol ditoleransi dengan baik oleh anak-anak pada

     pemberian oral dengan dosis satu atau dua kali sehari.

    Fksresi terutama melalui ginjal dan saluran cerna. emungkinan toksisitas utama

    adalah neuritis optik dan buta "arna merah-hijau, sehingga seringkali penggunaanya

    dihindari pada anak yang belum dapat diperiksa tajam penglihatanya. Ftambutol dapat

    diberikan pada anak TB berat dan kecurigaan TB resistensi obat jika obat-obat lainya tidak 

    tersedia atau tidak dapat digunakan. )

    ST2FT!*S*;

    Streptomisin bersi&at bakterisid dan bakteriostatik terhadap kuman ekstraselular pada

     basal atau netral. Sehingga tidak e&ekti& untuk membunuh kuman intraselular. Saat ini,

    streptomisin jarang digunakan dalam pengobatan TB, tetapi penggunaannya penting pada

     pengobatan &ase intesi& meningitis TB dan 2 TB. Streptromisin diberikan secara

    intramuskular dengan dosis 17-/0 mgAkgBBAhari, maksimal 1 gramAhari, dan kadar puncak 

    /0-70 gAml dalam "aktu 1-$ jam.

    23

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    24/38

    Streptomisin sangat baik mele"ati selaput otak yang meradang, tetapi tidak dapat

    mele"ati selaput otak yang tidak meradang. enggunaan utamanya saat ini adalah jika

    terdapat kecurigaan resistensi a"al terhadap isoniaOid atau jika anak menderita TB berat.

    Toksisitas utama streptomisin terjadi pada ner5us kranial +*** yang mengganggu

    keseimbangan dan pendengaran, dengan gejala berupa telinga berdengung, dan pusing.

    Toksisitas ginjal sangat jarang terjadi. Streptomisin dapat menembus plasenta sehingga perlu

     berhati-hati dalam menentuka dosis pada "anita hamil karena dapat merusak sara& 

     pendengaran janin, yaitu )0 bayi akan menderita tuli berat.)

    Eambar ).3. ara kerja !'T

    #Sumber4 ;ational *nstitute o& 'llergy and *n&ectious isease. irst ine Treatment of T' for 

     %rug-ensitive T'. """.niaid.nih.go5%

    aduan !bat TB

    engobatan TB dibagi menjadi dua &ase, yaitu &ase intensi& #$ bulan pertama% dan

    sisanya sebagai &ase lanjutan. rinsip dasar pengobatan TB adalah minimal tiga macam obat

     pada &ase intensi& #$ bulan pertama% dan dilanjutkan dengan dua macam obat pada &ase

    lanjutan #/ bulan atau lebih%. emberian padauan obat ini bertujuan untuk mencegah

    terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman intraselular dan ekstraselular.

    emberian obat jangka panjang, selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi

    kemungkinan terjadinya relaps. )

    Berbeda dengan orang de"asa, !'T pada anak diberikan setiap hari, bukan dua atau

    tiga kali dalam seminggu. al ini bertujuan untuk mengurangi ketidakteraturan menelan obat

    24

    http://www.niaid.nih.gov/http://www.niaid.nih.gov/

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    25/38

    yang lebih sering terjadi jika obat tidak diminum setiap hari. Saat ini paduan obat yang baku

    untuk sebagian besar kaus TB pada anak adalah paduan ri&ampisin, isoniaOid, dan

     piraOinamid. ada &ase intensi& diberikan ri&ampisin, isoniaOid, dan piraOinamid,sedangkan

     pada &ase lanjutan hanya diberikan ri&ampisin dan isoniaOid. )

    ada keadaan TB berat, baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti pada TB

    milier, meningitis TB, TB sistem skeletal, dan lain-lain, pada &ase intensi& diberikan minimal

    empat macam obat #ri&ampisin, isoniaOid, piraOinamid, dan etambutol atau streptomisin%.

    ada &ase lanjutan diberikan ri&ampisin dan isoniaOid selama 10 bulan. ntuk kasus TB

    tertentu yaitu meningitis TB, TB milier, e&usi pleura TB, perikarditis TB, TB endobronkial,

    dan peritonitis TB, diberikan kortikosteroid #prednison% dengan dosis 1-$ mgAgBBAhari,

    dibagi dalam ) dosis, maksimal 60 mg dalam 1 hari. (ama pemberian kortikosteroid adalah

    $-/ minggu dengan dosis penuh, dilanjutkan tappering off selama 1-$ minggu. )

    Eambar ).9 aduan !'T 'nak 

    #Sumber41orld #ealth 2rgani/ation #W!%. elayanan esehatan 'nak di 2umah Sakit4

    edoman bagi 2umah Sakit 2ujukan Tingkat ertama di abupatenAota. $009%

    25

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    26/38

    Eambar ).10 !bat !'T yang biasa dipakai dan dosisnya

    #Sumber41orld #ealth 2rgani/ation #W!%. elayanan esehatan 'nak di 2umah Sakit4

    edoman bagi 2umah Sakit 2ujukan Tingkat ertama di abupatenAota. $009%

      ntuk beberapa kasus TB anak, selain !'T perlu diberikan juga steroid berupa

     prednison dengan dosis 1 mgAkgBBAhari dalam dosis terbagi ). ntuk e&usi pleura TB

    dan peritonitis TB tipe asites, prednison diberikan selama $ minggu dosis penuh,

    dilanjutkan dengan $ minggu penurunan dosis bertahap #tappering o&&%. ntuk 

    meningitis TB, prednison diberikan selama / minggu dosis penuh dan / minggu

    tappering o&&. )

    %o'binasi dosis teta/ A* -D7

      ntuk mempermudah pemberian !'T sehingga meningkatkan keteraturan

    minum obat, paduan !'T disediakan dalam bentuk paket kombipak. Satu paket

    kombipak dibuat untuk satu pasien untuk satu masa pengobatan. ombipak untuk 

    anak berisi obat &ase intensi&, yaitu ri&ampisin #2% :7 mg, *; #% 70 mg dan

     piraOinamid #P'% 170 mg, serta obat &ase lanjutan, yaitu 2 :7 mg dan 70 mg

    dalam satu paket. i tempat dengan sarana kesehatan yang lebih memadai, untuk 

    meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang relati& lama

    dengan jumlah obat yang banyak, dalam program penanggulangan TB anak telah

    dibuat obat TB dalam bentuk kombinasi dosis tetap # fi+ed dose combination 3 %&).

    @ ini dibuat dengan komposisi ri&ampisin, *;, dan piraOinamid masing-masing

    :7 mgA70 mgA170 mg untuk $ bulan pertama, sedangkan untuk &ase / bulan

    26

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    27/38

     berikutnya terdiri dari ri&ampisin dan *; masing-masing :7 mg dan 70 mg. osis

    yang dianjurkan dapat dilihat pada tabel berikut. /

      Berat badan 2 b(lan tia/ ari"H8 -#:91#:

    4 b(lan tia/ ari "H-#:

    7-9 kg 1 tablet 1 tablet

    10-19 kg $ tablet $ tablet

    $0-)$ kg / tablet / tablet

    Eambar ).11 osis kombinasi pada TB anak 

    #Sumber41orld #ealth 2rgani/ation #W!%. elayanan esehatan 'nak di 2umah Sakit4

    edoman bagi 2umah Sakit 2ujukan Tingkat ertama di abupatenAota. $009%

    eterangan 4

    • Bila BB H)) g, dosis disesuaikan dengan dosis maksimal

    • Bila BB D 7kg, sebaiknya dirujuk ke 2S

    • erhitungan pemberian tablet di atas sudah memperhatikan dosis per kgBB

    • !bat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah

    • !'T T dapat diberikan dengan cara ditelan secara utuh atau digerus sesaat

    sebelum diminum. ),/

    F5aluasi asil engobatan

    Sebaiknya pasien kontrol setiap bulan. F5aluasi hasil pengobatan dilakukan setelah $

     bulan terapi. F5aluasi hasil pengobatan penting karena diagnosis TB pada anak sulit dan tidak 

     jarang terjadi salah diagnosis. e5aluasi pengobatan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

    e5aluasi klinis, e5aluasi radiologis, dan pemeriksaan (F. F5aluasi yang terpenting adalah

    e5aluasi klinis, yaitu menghilang atau membaiknya kelainan klinis yang sebelumnya ada

     pada a"al pengobatan, misalnya penambahan BB yang bermakna, hilangnya demam,

    hilangnya batuk, perbaikan na&su makan, dan lain-lain. 'pabila respons pengobatan baik 

    maka pengobatan dilanjutkan. Sedangkan apabila respons pengobatan kurang atau tidak baik 

    maka pengobatan TB tetap dilanjutkan sambil mencari penyebabnya. Sistem skoring hanya

    digunakan untuk diagnosis, bukan untuk menilai hasil pengobatan. ),9

    F5aluasi radiologis dalam $-) bulan pengobatan tidak perlu dilakukan secara rutin,

    kecuali pada TB dengan kelainan radiologis yang nyataAluas seperti TB milier, e&usi pleura,atau bronkopneumonia TB. ada pasien TB milier, &oto toraks perlu diulang setelah 1 bulan

    27

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    28/38

    untuk e5aluasi hasil pengobatan, sedangkan pada e&usi pleura TB pengulangan &oto torkas

    dilakukan setelah $ minggu. (F dapat digunakan sebagai sarana e5aluasi bila pada a"al

     pengobatan nilainya tinggi.)

    'pabila respons setelah $ bulan kurang baik, yaitu gejala masih ada dan tidak terjadi

     penambahan BB, maka !'T tetap diberikan sambil dilakukan e5aluasi lebih lanjut mengapa

    tidak ada perbaikan. emungkinan yang terjadi adalah misdiagnosis, mistreatment, atau

    resisten terhadap !'T. F5aluasi yang dilakukan meliputi e5aluasi kembali diagnosis,

    ketepatan dosis !'T, keteraturan menelan obat, kemungkinan adanya penyakit penyerta,

    serta e5aluasi asupan giOi. Setelah pengobatan 6-1$ bulan dan terdapat perbaikan klinis,

     pengobatan dapat dihentikan. @oto toraks ulang pada akhir pengobatan tidak perlu dilakukan

    secara rutin. )

    engobatan selama 6 bulan bertujuan untuk meminimalisasi residu subpopulasi

     persisten  M.tuberculosis #tidak mati dengan obat-obatan% bertahan dalam tubuh, dan

    mengurangi secara bermakna kemungkinan terjadinya relaps. engobatan lebih dari 6 bulan

     pada TB paru tanpa komplikasi menunjukkan angka relaps yang tidak berbeda bermakna

    dengan pengobatan 6 bulan. )

    F5aluasi F&ek Samping engobatan

    !'T dapat menimbulkan berbagai e&ek samping. F&ek samping yang cukup sering

    terjadi pada pemebrian isoniaOid dan ri&ampisin adalah gangguan gastrointestinal,

    heaptotoksisitas, ruam dan gatal, serta demam. Salah satu e&ek samping yang perlu

    diperhatikan adalah hepatotoksisitas.)

    epatotoksisitas jarang terjadi pada pemberian dosis isoniaOid yang tidak melebihi

    10mgAkgBBAhari dan dosis ri&ampisin yang tidak melebihi 17mgAkgBBAhari dalam kombinasi.

    epatotoksisitas ditandai oleh peningkatan SE!T dan SET hingga H7 kali tanpa gejala,

    atau H) kali batas atas normal #/0Al% disertai dengan gejala, peningkatan bilirubin total M 1,7

    mgAdl, serta peningkatan SE!TASET dengan nilai berapapun yang disertai dengan ikterus,

    anoreksia, nausea, dan muntah. 1,)

    ada anak dengan penyakit yang tidak berat dan dosis obat yang diberikan tidak 

    melebihi anjuran, pemeriksaan laboratorium tidak perlu dilakukan secara rutin. ada keadaan

    ini, hanya perlu dilakukan penapisan &ungsi hati sebelum pemberian terapi serta pemantauan

    terhadap gejala klinis hepatotoksisitas. ),/

    Tatalaksana hepatotoksistas bergantung pada beratnya kerusakan hati yang terjadi.

    'nak dengan gangguan &ungsi hati ringan mungkin tidak membutuhkan perubahan terapi.

    28

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    29/38

    Beberapa ahli berpendapat bah"a peningkatan enOim transaminase yang tidak terlalu tinggi

    #moderate% dapat mengalami resolusi spontan tanpa penyesuaian dosis ri&ampisin. )

    'pabila peningkatan enOim transaminase H 7 kali tanpa gejala atau H ) kali batas atas

    normal disertai dengan gejala,maka semua !'T dihentikan, kemudian kadar enOim

    transaminase diperiksa kembali setelah 1 minggu penghentian. !bat antituberkulosis

    diberikan kembali apabila nilai laboratorium telah normal. Terapi berikutnya dilakukan

    dengan cara memberikan isoniaOid dan ri&ampisin dengan dosis yang dinaikkan secara

     bertahap, dan harus dilakukan pemantauan klinis dan laboratorium dengan cermat.

    epatotoksisitas dapat timbul kembali pada pemberian terapi berikutnya jika dosis yang

    diberikan langsung secara penuh # full dose) dan piraOinamid digunakan dalam paduan

     pengobatan. )

    utus !bat

    asien dikatakan putus obat bila berhenti menjalani pengobatan selama H$ minggu.

    Sikap selanjutnya untuk penanganan bergantung pada hasil e5aluasi klinis saat pasien datang

    kembali, sudah berapa lama menjalani pengobatan, dan berapa lama obat telah terputus.

    asien tersebut perlu dirujuk untuk penanganan selanjutnya. )

     Multidrug 4esistance T'

     Multidrug resistance  TB adalah isolat M.tuberculosis yang resisten terhadap dua atau

    lebih !'T lini pertama, minimal terhadap isoniaOid dan ri&ampisin. ecurigaan adanya

    2-TB adalah apabila secara klinis tidak ada perbaikan dengan pengobatan. anajemen

    TB semakin sulit dengan meningkatnya resistensi terhadap !'T yang biasa dipakai. 'da

     beberapa penyebab terjadinya resistensi terhadap !'T, yaitu pemakaian obat tunggal,

     penggunaan paduan obat yang tidak memadai termasuk pencampuran obat yang tidak 

    dilakukan secara benar, dan kurangnya keteraturan menelan obat.) emeriksaan untuk 

    multidrug resistance  yaitu dengan pemeriksaan  polymerase chain reaction  Gene5pert  MT'64*.

    Sumber enularan dan &ase inding  

    'pabila kita menemukan seorang anak dnegan TB, maka harus dicarisumber 

     penularan yang menyebabkan anak tersebut tertular TB. Sumber penularan adalah orang

    de"asa yang menderita TB akti& dan kontak erat dengan anak tersebut. elacakan sumber 

    in&eksi dilakukan dengan cara pemeriksaan radiologis dan BT' sputum #pelcakan

    sentripetal%. Bila telah ditemukan sumbernya, perlu pula dilakukan pelacakan sentri&ugal,

    yaitu mencari anak ain di sekitarnya yang mungkin juga tertular, dengan cara uji tuberkulin. 1

    29

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    30/38

    Sebaliknya jika ditemukan pasien TB de"asa akti& maka anak di sekitarnya atau yang

    kontak erat harus ditelusuri ada atau tidaknya in&eksi in&eksi TB #pelacakan sentri&ugal%.

    elacakan tersbeut dilakukand engan cara anmnesis, pemeriksaan &isis, dan pemeriksaan

     penunjang yaitu uji tuberkulin.)

    'spek Fdukasi dan Sosial Fkonomi

    engobatan TB memerlukan kesinambungan pengobatan dalam jangka "aktu yang

    cukup lama, maka biaya yang diperlukan cukup besar. Selain itu, diperlukan juga penanganan

    giOi yang baik, meliputi kecukupan asupan makanan, 5itamin, dan mikronutrien. Tanpa

     penanganan giOi yang baik, pengobatan dengan medikamentosa saja tidak akan mencapai

    hasil yang optimal. Fdukasi ditujukan kepada pasien dan keluarganya agar mengetahui

    mengenai TB. asien TB anak tidak perlu diisolasi karena sebagian besar TB pada anak tidak 

    menular keapada orang di sekitarnya. 'kt&itas &isik pasien TB anak tidak perlu dibatasi,

    kecuali pada TB berat.)

    B. Penatala!sanaan *B 'en(r(t ;H

    rinsip pengobatan TB pada anak sama dengan TB de"asa, dengan tujuan utama dari

     pemberian obat anti TB sebagai berikut)4

    1. enyembuhkan pasien TB

    $. encegah kematian akibat TB atau e&ek jangka panjangnya

    ). encegah TB relaps

    /. encegah terjadinya dan transmisi resistensi obat

    7. enurunkan transmisi TB

    6. encapai seluruh tujuan pengobatan dengan toksisitas seminimal mungkin

    :. encegah reser5asi sumber in&eksi di masa yang akan datang

    Beberapa hal penting dalam tata laksana TB 'nak adalah)4

    • !bat TB diberikan dalam paduan obat, tidak boleh diberikan sebagai monoterapi.

    • emberian giOi yang adekuat.

    • encari penyakit penyerta, jika ada ditatalaksana secara bersamaan.

    engingat tingginya risiko TB disseminata pada anak kurang dari 7 tahun, maka

    terapi TB hendaknya diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan. Terdapat beberapa

    30

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    31/38

     perbedaan penting antara anak dengan de"asa, di antaranya adalah usia muda mempengaruhi

    kecepatan metabolism obat sehingga anak terutama usia kurang dari 7 tahun memerlukan

    dosis yang lebih tinggi #mgAkgBB% dibandingkan anak besar atau de"asa. 8enis anti TB lini

     pertama dan dosisnya tercantum dalam tabel .),/

    Gambar 3.12 OAT yang dipakai dan dosisnya

    #Sumber41orld #ealth 2rgani/ation #W!%. elayanan esehatan 'nak di 2umah Sakit4

    edoman bagi 2umah Sakit 2ujukan Tingkat ertama di abupatenAota. $009%

    Terapi TB pada anak dengan BT' negati& menggunakan paduan *;,

    2i&ampisin, dan iraOinamid pada &ase inisial $ bulan pertama kemudian diikuti oleh

    2i&ampisin dan *; pada / bulan &ase lanjutan. ombinasi ) obat tersebut memiliki success

    rate lebih dari 97 dan e&ek samping obat kurang dari $. 11

    Eambar ).1) aduan !'T pada 'nak 

    #Sumber41orld #ealth 2rgani/ation #W!%. elayanan esehatan 'nak di 2umah Sakit4

    edoman bagi 2umah Sakit 2ujukan Tingkat ertama di abupatenAota. $009%

    2espons terapi dan pemantauan4

     • *dealnya setiap anak dipantau setidaknya4 tiap $ minggu pada &ase intensi& dan setiap 1

     bulan pada &ase lanjutan sampai terapi selesai

    31

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    32/38

    • enilaian meliputi4 penilaian gejala, kepatuhan minum obat, e&ek samping, dan pengukuran

     berat badan

    • osis obat mengikuti penambahan berat badan

    • epatuhan minum obat dicatat menggunakan kartu pemantauan pengobatan

    • emantauan sputum harus dilakukan pada anak dengan BT' #K% pada diagnosis a"al, yaitu

     pada akhir bulan ke-$, ke-7 dan ke-6.

    • @oto rontgen tidak rutin dilakukan karena perbaikan radiologis ditemukan dalam jangka

    "aktu yang lama, kecuali pada TB milier setelah pengobatan 1 bulan dan e&usi pleura setelah

     pengobatan $ = / minggu.

    • 'nak yang tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi TB harus dirujuk untuk penilaian

    dan terapi, anak mungkin mengalami resistensi obat, komplikasi TB yang tidak biasa,

     penyebab paru lain atau masalah dengan keteraturan minum obat. 1

    ortikosteroid .

    ortikosteroid dapat digunakan untuk TB dengan komplikasi seperti< meningitis TB,

    sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar, dan perikarditis TB. ada kondisi meningitis TB

     berat kortikosteroid meningkatkan sur5i5al dan menurunkan morbiditas, sehingga

    kortiosteroid dianjurkan pada kasus meningitis TB. Steroid dapat pula diberikan pada TB

    milier dengan gangguan napas yang berat, e&usi pleura dan TB abdomen dengan asites. !bat

    yang sering digunakan adalah prednison dengan dosis $ mgAkgAhari, sampai / mgAkgAhari

     pada kasus sakit berat, dengan dosis maksimal 60 mgAhari selama / minggu, kemudian

    tappering-off  bertahap 1-$ minggu sebelum dilepas.1,/

     ;utrisi

    Status giOi pasien sangat penting untuk bertahan terhadap penyakit TB, dan malnutrisi berat berhubungan dengan mortalitas TB. enilaian yang terus menerus dan cermat pada

     pertumbuhan anak perlu dilakukan. enilaian dilakukan dengan mengukur berat, tinggi,

    lingkar lengan atas atau pengamatan gejala dan tanda malnutrisi seperti edema atau muscle

    "asting. emberian air susu ibu tetap diberikan, jika masih dalam periode menyusui.

    emberian makanan tambahan sebaiknya diberikan dengan makanan yang mudah diterima

    anak dan ber5ariasi. 8ika tidak memungkinkan dapat diberikan suplementasi nutrisi sampai

    anak stabil dan TB dapat di atasi.1,/

    32

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    33/38

    eteraturan pasien dikatakan baik apabila pasien menelan obat sesuai dengan dosis

    yang ditentukan dalam paduan pengobatan. eteraturan menelan obat ini menjamin

    keberhasilan pengobatan serta mencegah relaps dan terjadinya resistensi. Salah satu upaya

    untuk meningkatkan keteraturan adalah dengan melakukan penga"asan langsung terhadap

     pengobatan #directly observed treatment). !TS adalah strategi yang telah direkomendasikan

    W! dalam pentalaksanaan program penanggulangan TB, dan telah dilkasanakn di

    *ndonesia sejak tahun 1997. enanggulangan TB dengan strategi !TS dapat memeberikan

    angka kesembuhan yang tinggi.)

    Sesuai dengan rekomendasi W!, strategi !TS terdiri atas lima komponen, yaitu

    sebagai berikut) 4

    1. omitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana

    $. iagnosis TB dengan pemeriksaan sputum secaar mikroskopis

    ). engobatan dengan paduan !'T jangka pendek dengan penga"asan langsung oleh

     penga"as menelan obat #!%

    /. esinambungan persediaan !'T jangka pendek dengan mutu terjamin

    7. encatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan e5aluasi

     program penanggulangan TB.

    elima komponen !TS di atas terutama untuk pasien TB de"asa, khusunya pada

     butir dua dan lima. ntuk diagnosis TB anak digunakan uji tuberkulin.) Salah satu komponen

    !TS adalah pengobatan paduan !'T jangka pendek dengan penga"asan langsung, yaitu

    mengharuskan adanya sesorang yang bertanggung ja"ab menga"si menelan obat, disebut

    sebagai !. Setiap pasien baru yang ditemukan harus selalu didampingi seorang !.

    Syarat untuk menjadi ! adalah dikenal, dipercaya, dan disetujui, baik oleh petugas

    kesehatan maupun pasien, serta harus disegani dan dihormati oleh pasien< bersedia membantu

     pasien dengan sukarela< bersedia dilatih atau mendapatkan penyuluhan. !rang yang dapat

    menjadi ! adalah petugas kesehatan keluarga pasien, kader,pasien yang sudah sembuh,

    tokoh masyarakat, serta guru sekolah atau petugas unit kesehatan sekolah yang sudah dilatih

    strategi !TS. Tugas ! adalah menga"asi pasien agar menelan obat secara teratur 

    samapi selesai pengobatan, memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur,

    mengingatkan pasien untuk periksa sputum ulang #pasien de"asa%, serta memberikan

     penyuluhan kepada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala tersangka TB

    untuk segera memaksakan diri ke unit pelayanan kesehatan. )

    2.1: Penegaan

    33

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    34/38

    1. *munisasi BE

    *munisasi BE diberikan pada usia sebelum $ bulan. osis untuk bayi sebesar 0,07

    ml dan untuk anak 0,10 ml, diberikan secara inrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan

    #penyuntikan% lebih mudah dan lemak subkutan lebih tebal, ulkus tidak mengganggu struktur 

    otot dan sebagai tanda baku%. Bila BE diberikan pada usia M) bulan, sebaiknya dilakukan

    uji tuberkulin terlebih dahulu. *nsidens TB anak yang mendapat BE berhubungan dengan

    kualitas 5aksin yang digunakan, pemberian 5aksin, jarak pemberian 5aksin, dan intensitas

     pemaparan in&eksi. )

    an&aat BE telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, yaitu 0-30. F&ek samping

    yang sering ditemukan adalah ulserasi lokal dan lim&adenitis #adenitis supurati&% dengan

    insidens 0,1-1. ontraindikasi imunisasi BE adalah kondisi imunokompromais, misalnya

    de&isiensi imun, in&eksi berat, giOi buruk, dan gagal tumbuh. ada bayi bayi prematur, BE

    ditunda hingga bayi mencapai BB optimal. )

    $. emopro&ilaksis

    Terdapat dua macam kemopro&ilaksis, yaitu kemopro&ilaksis primer dan

    kemopro&ilaksis sekunder. emopro&ilaksis primer bertujuan untuk mencegah terjadinya

    in&eksi TB, sedangkan kemopro&ilaksis sekunder mencegah berkembangnya in&eksi menjadi

    sakit TB. ada kemopro&ilaksis primer diberikan isoniaOid dengan dosis 7-10 mgAkgBBAhari

    dengan dosis tunggal. emopro&ilaksis ini diberikan pada anak yang kontak dengan TB

    menular, terutama dengan BT' sputum positi&, tetapi belum terin&eksi #uji tuberkulin negati&%.

    !bat ini diberikan selama 6 bulan. ada akhir bulan ketiga pemberian pro&ilaksis dilakukan

    uji tuberkulin ulang. 8ika tetap negati&, pro&ilaksis dilanjutkan hingga 6 bulan. 8ika terjadi

    kon5ersi tuberkulin menjadi positi&, e5aluasi status TB pasien. ada akhir bulan keenam

     pemberian pro&ilaksis, dilakukan lagi uji tuberculin, jika tetap negati& pro&ilaksis dihentikan,

     jika terjadi kon5ersi tuberkulin menjadi positi&, e5aluasi status TB pasien.)

    emopro&ilaksis sekunder diberikan pada anak yang telah terin&eksi, tetapi belum

    sakit, ditandai dengan uji tuberculin positi&, sedangkan klinis dan radiologis normal. Tidak 

    semua anak diberi kemopro&ilaksis sekunder, tetapi hanya anak yang termasuk dalam

    kelompok risiko tinggi untuk berkembang menajdi sakit TB, yaitu anak-anak pada keadaan

    imunokompromais. ontoh anak-anak dengan imunokompromais adalah usia balita,

    menderita morbili, 5arisela, atau pertusis, mendapat obat imunosupresi& yang lama #sitostatik 

    dan kortikosteroid%, usia remaja, dan in&eksi TB baru #kon5ersi uji tuberculin dalam "aktu

    kurang dari 1$ bulan%. (ama pemberian untuk kemopro&ilaksis sekunder adalah 6-1$ bulan.)

    34

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    35/38

    2.11%o'/li!asi

    -   Lymphadenitis tuberculosa

    (im&adenitis biasanya merupakan komplikasi dini TB primer, umumnya terjadi dalam

    6 bulan pertama setelah in&eksi. Sebagian besar in&eksi kelenjar lim&e super&isialis terjadi

    akibat penyebaran lim&ogen dan hematogen pada a"al perjalanan penyakit TB, kuman

    TB mencapai aliran darah dapat bersarang di satu kelompok atau lebih kelenjar lim&e. 7

    Eambar ).1/ Bagan perjalanan lim&adenitis TB.

    #umber 7 'uu A8ar 4espirologi Ana Edisi pertama)9 

    - Ple(ritis *B

    leuritis TB, kebanyakan terjadi sebagai TB paru. ada daerah-daerah dimana

    &rekuensi tuberkulosis paru tinggi dan terutama pada pasien usia muda, sebagian besar 

    e&usi pleura adalah karena pleuritis TB. ikenal dua macam pleuritis, yaitu kering dan

     basah. i *ndonesia yang paling sering dijumpai adalah pleuritis basah.7

    leuritis TB kebanyakan terjadi sebagai komplikasi TB paru melalui &okus subpleura

    yang robek atau memalui aliran getah bening. Sebab lain juga bisa karena robeknya

     perkijuan ke saluran getah bening yang menuju rongga pleura, iga atau kolumna

    5ertebralis. apat juga secara hematogen dan menimbulkan e&usi pleura bilateral. ada

    e&usi eksudat #pleuritis eksudati5a tuberkulosis% terjadi apabila ada proses peradangan

    yang menyebabkan permiabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat sehingga sel

    mesotelial berubah menjadi bulat dan kuboidal dan terjadi pengeluaran cairan kedalam

    rongga pleura.7

    35

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    36/38

    Eambar ).17 Bagan perjalanan pleuritis TB.

    #umber 7 'uu A8ar 4espirologi Ana Edisi pertama)#

    - Meningitis *B

    eningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak #meningen% yang

    disebabkan oleh bakteri ycobacterium tuberkulosis. enyakit ini merupakan salah satu

     bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit tuberkulosis paru. *n&eksi primer 

    muncul di paru-paru dan dapat menyebar secara lim&ogen dan hematogen ke berbagai

    daerah tubuh di luar paru, seperti perikardium, usus, kulit, tulang, sendi, dan selaput

    otak.7

    BAB III

    %ESIMPULAN

    36

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    37/38

    Tuberkulosis merupakan penyakit yang banyak menyerang penduduk di dunia

    terutama 'sia Tenggara, dimana *ndonesia menempati posisi ketiga sebagai jumlah

    Tuberkulosis tertinggi di dunia. Tuberkulosis pada anak merupakan suatu tantangan tersendiri

    dimana seringnya terjadi underdiagnosed   maupun overdiagnosed  akibat gejala klinis yang

    tidak khas dan sulitnya pengambilan spesimen untuk pemeriksaan kuman BT' untuk 

     penegakkan diagnosa pasti. emeriksaan lain seperti uji tuberkulin dan *E2' dapat

    membantu penegakkan diagnosis meskipun terdapat keterbatasan masing-masing.

    Tatalaksana utama yaitu pengobatan jangka panjang dengan !'T seringkali tidak tuntas

    akibat lamanya proses pengobatan, e&ek samping obat dan juga ketidakpatuhan pasien

    maupun penga"as minum obat. eskipun penyakit tuberkulosis pada anak sebagian besar 

    tidak menular sampai usia kurang lebih 10 tahun, namun dapat mengancam ji"a jika tidak 

    terdeteksi dan berkomplikasi ke ekstra paru seperti selaput otak. orbiditas dan mortalitas

    TB pada anak dapat dikendalikan dengan deteksi dini dan upaya pre5enti&.

    DA*A" PUS*A%A

    37

  • 8/18/2019 Referat Seruni Tb Revisi

    38/38

    :.  ;astiti ; 2ahajoe, ar&ioes Basir, akmuri S, issy B artasasmita. edoman

     ;asional Tuberkulosis 'nak. nit erja oordinasi ulmonologi *'*< $003

    ;. Behrman, liegman, 'r5in, editor ro&. r. dr. '. Samik Wahab, Sp'#% et al.

     ;elson, *lmu esehatan 'nak, edisi 17, buku $. 8akarta4 FE< $000. al 10$3 = 

    10/$