lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/bab ii.pdfkekuasaan dari pemerintah...

41
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: doanhuong

Post on 28-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

18

BAB II

TELAAH LITERATUR

2.1 Pasar Modal

Menurut Tandelilin (2010), pasar modal merupakan pasar untuk

memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,

seperti saham dan obligasi. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang

(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen

lainnya (www.idx.co.id). Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai

sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari

pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan

modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat

untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana,

dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang

dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing

instrument (www.idx.co.id).

Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai suatu

alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan

modal yang diperoleh dari sektor perbankan, selain lebih mudah diperolehnya,

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

19

juga biaya untuk memperoleh modal tersebut lebih murah (Husniawati, 2012).

Menurut Hartono (2014), perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual

surat berharganya di pasar modal. Menurut Tandelilin (2010), pasar modal

dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Pasar perdana: terjadi pada saat perusahan menjual sekuritasnya kepada

investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum menawarkan saham di pasar

perdana, perusahaan sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai

perusahaan secara detail.

2. Pasar sekunder: Tempat perdagangan atau jual-beli sekuritas oleh dan antar-

investor setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana.

Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer

(primay market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana

ke publik (initial public offering atau IPO) atau tambahan surat berharga baru jika

perusahaan sudah going public. Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar

diperdagangkan di pasar sekunder (Hartono, 2014).

Menurut Fama (1970) dalam Hartono (2008) Meythi dan Mathilda (2012)

terdapat tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar modal. Ketiga bentuk

tersebut terdiri atas:

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas

tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu

ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar lemah ini

berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

20

bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar

efisien dengan bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan

untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar efisien

bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk

mendapatkan keuntungan yang tidak normal.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh

mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan termasuk

informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan. Jika pasar

efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari

investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk

mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara

penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk

informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada

investor individu atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan

tidak normal karena mempunyai informasi privat.

Menurut Hartono (2014), jika keputusan perusahaan adalah going public maka

ada beberapa faktor untung dan ruginya yang perlu dipertimbangkan. Keuntungan

dan kerugian dari going public diantaranya adalah sebagai berikut:

Keuntungan:

1. Kemudahan meningkatkan modal dimasa mendatang.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

21

2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.

3. Nilai pasar perusahaan diketahui.

Kerugian:

1. Biaya laporan yang meningkat.

2. Pengungkapan (disclosure): Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya

keberatan dengan ide pengungkapan.

3. Ketakutan untuk diambil-alih

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap, yaitu

(www.idx.co.id):

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan proses penawaran umum. Hal yang pertama kali dilakukan

oleh calon perusahaan tercatat adalah melakukan Rapat Umum Pemegang

Saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka

penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, calon perusahaan

tercatat melakukan penunjukan lembaga dan profesi penunjang pasar modal,

antara lain:

a) Penjamin Emisi (Underwriter)

b) Akuntan Publik (Auditor Independen)

c) Penilai Independen

d) Konsultan Hukum

e) Notaris Biro Administrasi Efek

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

22

Dalam tahap ini, calon perusahaan tercatat melengkapi dokumen pendukung

untuk menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK sampai dengan

OJK menyatakan bahwa Pernyataan Pedaftaran telah menjadi efektif.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena Calon Perusahaan Tercatat

menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli

saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran umum ini

paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesainya penjualan saham di Pasar Perdana, selanjutnya saham

tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagimana mestinya (www.idx.co.id). Pemerintah Republik Indonesia

mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

23

kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif

dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah (www.idx.co.id).

Di Indonesia terdapat satu bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI)

(Tandelilin, 2010). Sebelumnya terdapat Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa

Efek Jakarta (BEJ). Namun pada tahun 2007, terjadi penggabungan Bursa Efek

Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa

Efek Indonesia (BEI) (www.idx.co.id).

2.2 Saham

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling dikenal. Dengan

adanya saham investor dapat menikmati keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Menurut Weygandt et al (2013) saham merupakan kas dan aset lainnya yang

dibayarkan oleh pemegang saham ke perusahaan dalam rangka pertukaran dengan

saham. Menurut Husniawati (2012), saham merupakan suatu penyertaan atau

kepemilikan modal seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan. Menurut

Tandelilin (2007) dalam Getereida (2012) saham merupakan surat bukti bahwa

kepemilikan atas aset–aset perusahaan yang menerbitkan saham. Wujud saham

yaitu selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik

perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Orang yang memiliki saham disuatu

perusahaan disebut sebagai pemegang saham. Menurut Kieso et al (2011), dalam

laporan keuangan saham dikelompokkan didalam bagian ekuitas.

Ada beberapa jenis saham yang beredar saat ini. Menurut Hartono (2014),

saham dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

24

a) Saham Preferen

Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi

(bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas

pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen

preferen. Dibandingkan saham biasa, saham preferen memiliki beberapa hak,

yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu apabila

terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai

karakteristik di tengah-tengah antara obligasi dan saham biasa.

b) Saham Biasa

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini

biasanya dalam bentuk saham biasa (share capital-ordinary). Sebagai pemilik

perusahaan, pemegang saham biasa memiliki beberapa hak antara lain:

1) Hak kontrol yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih dewan

direksi.

2) Hak menerima pembagian keuntungan yaitu hak pemegang saham biasa

untuk mendapatkan bagian dari keuntungan dari perusahaan dalam bentuk

dividen.

3) Hak preemptive merupakan hak untuk mendapatkan presentasi

kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar

saham untuk tujuan untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham

lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

25

c) Saham Treasuri (Treasury Stock)

Saham milik perusahaan yang pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian

dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya

dapat dijual kembali.

Menurut Levy (2002) dalam Halim (2013), saham biasa dapat diklasifikasikan

ke dalam enam kategori yaitu:

1. Growth stock adalah saham dari perusahaan yang pertumbuhan sales dan

earningnya lebih cepat dari rata-rata industri.

2. Income stock adalah saham dari perusahaan yang telah mapan. Perusahaan

umumnya membagikan deviden tinggi dan perusahaannya tidak sedang

bertumbuh pesat.

3. Blue chip stock merupakan saham unggulan yang diterbitkan perusahaan

yang mapan dengan pembayaran deviden yang baik.

4. Defensive stock adalah saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi.

5. Cyclical stock merupakan saham perusahaan yang sensitif terhadap siklus

bisnis dan kinerjanya terikat pada perekonomian secara keseluruhan.

6. Speculative Stock merupakan saham yang sangat beresiko.

Menurut Weygandt et al (2013), ada 3 pedoman akuntansi untuk investasi saham

berdasarkan persentase kepemilikan saham biasa bagi investor, yaitu:

1. Kepemilikan kurang dari 20%

Pemegang saham mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dan pedoman

akuntansinya menggunakan cost method.

2. Kepemilikian antara 20%-50%

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

26

Pemegang saham mempunyai pengaruh signifikan dan pedoman

akuntansinya menggunakan equity method.

3. Kepemilikan diatas 50%

Perusahaan yang mempunyai saham biasa perusahaan lain lebih besar dari

50% dikenal sebagai parent company. Perusahaan mempunyai pengaruh

controlling dan pedoman akuntansinya menggunakan consolidated financial

statements.

Menurut PSAK 1, IAI (2012) perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut

dineraca atau di catatan atas laporan keuangan:

a. Untuk setiap jenis saham:

1. Jumlah saham modal dasar;

2. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh;

3. Nilai nominal saham;

4. Ikhtisar perubahan jumlah saham beredar;

5. Hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham,

termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;

6. Saham perusahaan yang dikuasai oleh perusahaan itu sendiri atau oleh

anak perusahaan atau perusahaan asosiasi; dan

7. Saham yang dicadangkan untuk hak opsi dan kontrak penjualan, termasuk

nilai dan persyaratannya;

b. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuitas;

c. Penjelasan apakah dividen yang diusulkan tapi secara resmi belum disetujui

untuk dibayarkan telah diakui atau tidak sebagai kewajiban; dan

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

27

d. Jumlah dividen saham preferen kumulatif yang belum diakui.

Menurut PSAK 1, IAI (2012) perusahaan yang modalnya tidak terbagi dalam

saham, seperti persekutuan, mengungkapkan informasi yang setara dengan

persyaratan di atas, yang memperlihatkan perubahan dalam suatu periode dari

setiap jenis penyertaan serta hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat

pada setiap jenis penyertaan. Menurut Wegandt et al. (2013), pemegang saham

memiliki empat hak, yaitu:

1. Hak untuk memberikan suara dalam pemilihan BOD dalam pertemuan

tahunan dan dalam memutuskan sebuah kebijakan perusahaan.

2. Mendapatkan dividen.

3. Hak untuk memperoleh presentase kepemilikan yang sama atas penerbitan

saham baru.

4. Hak untuk mendapatkan aset pada saat perusahaan likuidasi sesuai dengan

proporsi yang dimilikinya.

2.3 Return Saham

Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa

adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor

tidak akan melakukan investasi. Return merupakan salah satu faktor yang

memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor

menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Issabella, 2013). Menurut

Wibowo (2013), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang

berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

28

Menurut Hartono (2008) dalam Sunardi (2010), return saham dapat

dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Return realisasi : Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return

realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi penting karena

digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan. Return

realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko

di masa datang.

2. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di

masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,

return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau

memiliki saham (www.idx.co.id):

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan

berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan

setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika

seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus

memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga

kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai

pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan

perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham

diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap

saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

29

pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham

yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian

dividen saham tersebut.

2. Capital Gain (Loss)

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain

terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Capital loss merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi

dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

Dalam penelitian ini, return yang digunakan adalah capital gain (loss). Menurut

Hartono (2000) dalam Husniawati (2012) return atau tingkat kembalian saham

merupakan hasil yang diperoleh investor dari aktivitas investasi yang dilakukan,

yang terdiri dari capital gains atau capital loss.

Capital gains adalah keuntungan yang diterima karena adanya selisih

antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi

(Susilowati, 2011). Menurut Kieso (2011) selisih antara harga beli dan jual saham

akan dicatat sebagai share premium. Capital gain sangat tergantung dari harga

pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus

diperdagangkan di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul

perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan capital gain.

Besarnya capital gain dilakukan dengan cara menghitung return historis yang

terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat

kembalian yang diinginkan (Susilowati, 2011). Menurut Husniawati (2012),

capital gain (loss) dapat dihitung menggunakan rumus:

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

30

Ri = Pt - Pt-1

Pt-1

Keterangan:

Ri = return saham i pada periode t.

= harga saham yang tercermin dalam indeks harga saham pada periode t.

= harga saham yang tercermin dalam indeks harga saham pada periode

sebelumnya (t-1).

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutupan

(closing price). Closing price yang digunakan adalah closing price harian.

Menurut www.idx.co.id harga penutupan (closing price) adalah harga yang

terbentuk berdasarkan perjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang

dilakukan oleh Anggota Bursa Efek yang tercatat pada akhir jam perdagangan di

pasar reguler.

2.4 Economic Value Added (EVA)

Metode Economic Value Added (EVA) dikembangkan oleh Stewart & Stern

seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Steward & Co pada tahun 1993

(Sunardi, 2010). Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI

(Nilai Tambah Ekonomis). Menurut Young dan O’Byrne (2001) EVA merupakan

alat komunikasi yang sangat efektif baik untuk membuat konsep penciptaan nilai

yang dapat diakses oleh manajer lini yang pada akhirnya mendorong kinerja

perusahaan dan untuk menghubungkan dengan pasar modal. Menurut Hansen dan

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

31

Mowen (2007), EVA adalah sisa pendapatan perusahan dengan biaya modal

sebesar biaya aktual. Menurut Lisa (1999) dalam Sunardi (2010) Economic Value

Added (EVA) adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan

sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. Menurut Rudianto (2006)

dalam Hidayat (2012) EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk

mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa

kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). EVA adalah

ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah

(value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen

baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan

tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan (Tandelilin, 2010).

Economic Value Added (EVA) memiliki keunggulan dan kelemahan.

Menurut Badriah (2012) keunggulan EVA sebagai penilai kinerja keuangan

perusahaan meliputi empat hal berikut:

1. Dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran laba untuk perbandingan

investasi yang sama.

2. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan menghasilkan laba

diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajernya untuk

berinvestasi dalam perusahaan tersebut.

3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset

yang berbeda pula.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

32

4. EVA memiliki korelasi positif yang kuat terhadap perubahan-perubahan nilai

pasar perusahaan.

Menurut Badriah (2012) disamping beberapa keunggulan diatas, EVA juga

memiliki kelemahan yaitu EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada

suatu periode tahun tertentu. Kelemahan EVA menurut Mirza (1997) dalam

Badriah (2012) yaitu sebagai berikut:

1. EVA hanya mengukur hasil akhir. Konsep ini tidak mengukur aktivitas-

aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.

2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan

pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk

menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang

lebih dominan.

EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax

atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital). Dengan menghitung EVA,

didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terjadi penambahan nilai ekonomis

bagi perusahaan atau tidak. Menurut Husniawati (2012), hal tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1) Jika EVA positif (>0), menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang

dihasilkan lebih besar daripada biaya modalnya atau terdapat nilai ekonomis

kedalam perusahaan selama operasionalnya.

2) Jika EVA = 0, artinya perusahaan impas karena semua laba digunakan untuk

membayar kewajiban kepada investor baik itu kreditor maupun pemegang

saham.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

33

3) Jika EVA negatif (<0), menunjukkan bahwa nilai perusahaan berkurang

sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari

tingkat pengembalian yang dituntut investor atau kinerja operasional

perusahaan gagal memenuhi harapan investor, maka perusahaan tidak

membuat nilai tambah karena laba yang tersedia dapat memenuhi harapan

penyedia dana terutama pemegang saham.

Menurut Young dan O’Byrne (2001), EVA dapat diukur dengan cara sebagai

berikut:

a. Economic Value Added (EVA)

EVA adalah laba operasi perusahaan dikurangi dengan pajak dan biaya modal.

Menurut Young dan O’Byrne (2001), EVA dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:

NOPAT : Net Operating After Tax merupakan laba bersih

perusahaan setelah dikurangi pajak.

Capital charges : biaya modal yang dibebankan atas modal yang

ditanamkan di perusahaan.

b. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

Menurut Young dan O’Byrne (2001), NOPAT is the company’s operating

profit, net of tax, and measures the profits the company has generated from

its ongoing operations, yang berarti bahwa NOPAT adalah laba operasi

perusahaan setelah pajak, dan mengukur laba perusahaan yang dihasilkan dari

EVA = NOPAT-Capital charges

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

34

operasi yang sedang berjalan. Menurut Young dan O’Byrne (2001), NOPAT

dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

EBIT: Earnings Before Interest and Tax, merupakan pendapatan bersih

perusahaan sebelum dikurangi beban bunga dan pajak.

Taxes: pajak yang dikenakan atas pendapatan yang diterima perusahaan.

c. Capital Charges

Menurut Young dan O’Byrne (2001), capital charges equal company’s

invested capital times the weighted-average cost of capital, yang berarti

bahwa capital charges merupakan biaya modal perusahaan dikalikan

dengan biaya rata-rata modal tertimbang. Menurut Young dan O’Byrne

(2001), capital charges dapat diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

WACC : Weighted Average Cost of Capital

Invested capital: modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan

d. Invested Capital

Menurut Young dan O’Byrne (2001), invested capital is the sum of all the

firm’s financing, apart short-term, non-interest-bearing liabilities, such as

accounts payable, accrued wages, and accrued taxes, yang berarti bahwa

NOPAT = EBIT-Taxes

Capital Charges = WACC x Invested Capital

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

35

invested capital adalah jumlah seluruh pembiayaan perusahaan, terlepas

dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak mengandung bunga,

seperti hutang, upah yang akan jatuh tempo, dan pajak yang akan jatuh

tempo (accrued taxes). Menurut Young dan O’Byrne (2001), invested

capital dapat dihitung dengan rumus:

Menurut Weygandt et al (2013) assets are resources a business owns. The

business uses its assets in carrying out such activities as production and

sales. The common characteristic possessed by all assets is the capacity to

provide future services or benefits. Dengan ini, diketahui bahwa aset

adalah sumber daya yang dimiliki oleh sebut unit usaha. Unit usaha

menggunakan aset ini untuk melaksanakan aktivitas seperti produksi dan

penjualan. Weygandt et al (2013) juga menjelaskan current liabilities

generally are obligations that the company is to pay within the coming

year, yang berarti bahwa kewajiban jangka pendek umumnya adalah

kewajiban yang perusahaan bayar dalam setahun kedepan. Sementara itu,

menurut Weygandt et al (2013) interest is payment for the use of another

person’s money, yang berarti bagwa bunga adalah pembayaran atas

penggunaan uang orang lain.

Invested Capital = Total Aktiva – Kewajiban jangka pendek tanpa

menanggung bunga

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

36

e. WACC (Weighted Average Cost of Capital)

Menurut Young dan O’Byrne (2001), WACC equals the sum of the cost of

each component of capital, short-term debt, long-term debt, and

shareholders’ equity – weighted for its relative proportion, at market

value, in the company’s capital structure, yang berarti bahwa WACC

adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal, misalnya

pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang dan modal pemegang

saham yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya, sesuai nilai pasar,

dalam struktur modal perusahaan. Menurut Badriah (2012), WACC dapat

dihitung dengan rumus:

Keterangan:

D : proporsi hutang

rd : biaya hutang

Tax : tarif pajak perusahaan

E : proporsi ekuitas

re : biaya ekuitas

1) Cost of Debt

Biaya hutang merupakan bagian dari biaya modal (cost of capital).

Menurut Hidayat (2012) cost of debt adalah biaya yang muncul akibat

perusahaan yang mempunyai hutang-hutang yang menanggung beban

bunga. Menurut Badriah (2012), cost of debt dihitung dengan rumus:

Cost of Debt = Beban bunga : Total hutang

WACC = {D. rd. (1-Tax)} + (E. re)

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

37

2) Cost of Equity

Biaya ekuitas merupakan bagian dari biaya modal (cost of capital).

Biaya ekuitas (cost of equity) adalah besarnya pengembalian yang

diminta investor atas investasi terhadap ekuitas perusahaan (Young

dan O’Byrne, 2001). Perhitungan cost of equity menggunakan Capital

Asset Pricing Model (CAPM) yang rumusnya menurut Hartono (2014)

adalah:

Keterangan:

RBR : risk free rate merupakan tingkat bunga bebas risiko.

Βi : koefisien beta untuk perusahaan i.

E(RM) : tingkat pengembalian yang diharapkan pada market

portfolio.

2.5 Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap return

saham

Sunardi (2010) mengatakan bahwa semakin tinggi EVA maka harga saham akan

semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut telah berhasil

menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga nilai sahamnya

menjadi ikut naik. Menurut Hidayat (2012), apabila nilai EVA meningkat, maka

kinerja perusahaan semakin baik sehingga kesejahteraan para pemegang saham

dapat ditingkatkan. Return pemegang saham akan menyangkut dengan prestasi

E(Ri) = RF + βi [E(RM) – RF]

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

38

perusahaan dimasa depan, karena harga saham (dan dividen) yang diharapkan

oleh pemodal merupakan nilai intrinsik yang menunjukkan prestasi dan risiko

saham tersebut dimasa yang akan datang.

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan terkait pengaruh EVA

terhadap return saham, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Furda (2012)

yang memperoleh hasil EVA berpengaruh positif terhadap return saham. Menurut

penelitian yang dilakukan Hidayat (2012) EVA berpengaruh terhadap return

saham dan pengaruhnya negatif. Sedangkan penelitian Husniawati (2012)

menunjukkan bahwa, ternyata EVA mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap return saham, akan tetapi pengaruhnya negatif. Sementara dalam

penelitiannya, Issabella (2013) memperoleh hasil EVA berpengaruh signifikan

positif terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Pinangkaan

(2012) yang memperoleh hasil EVA mempunyai pengaruh signifikan terhadap

return saham. Namun, hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sunardi (2010) dan Trisnawati (2009) yang memperoleh hasil EVA tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dirumuskan hipotesis:

Ha1 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif terhadap return saham.

2.6 Risiko Sistematis

Menurut Issabella (2013), terdapat dua jenis risiko dalam portfolio yaitu risiko

yang tidak sistematis (Unsystematic risk) dan risiko yang sistematis (Systematic

risk). Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan),

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

39

disebut juga dengan risiko pasar (Husniawati, 2012). Risiko ini berkaitan dengan

kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam

perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi,

risiko nilai tukar dan risiko pasar (Husniawati, 2012). Risiko sistematis disebut

juga Beta (Issabella, 2013).

Beta merupakan suatu pengukur volatitas (volatility) return suatu sekuritas

atau return portofolio terhadap return pasar (Hartono, 2014). Beta sekuritas ke-i

mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio

mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian

beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas

atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Hartono, 2014).

Besaran beta mempunyai arti tertentu (Issabella, 2013). Jika nilai beta

lebih besar dari 1,0 maka risiko sekuritas lebih besar dari risiko pasar. Jika beta

kurang dari 1,0 berarti risiko sekuritas lebih kecil dibandingkan risiko pasar.

Kemudian jika beta sama dengan 1,0 berarti risiko sekuritas sama dengan risiko

pasar (Issabella, 2013). Jika beta sama dengan 1,0 maka bisa dicontohkan apabila

return pasar naik sebesar 5%, maka investor akan mengharapkan kenaikan return

sekuritasnya sebesar 5% pula. Beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

(Hartono, 2014):

Beta (β)= (n Rm*Ri - Rm Ri)

(n Rm2 – ( Rm)2

)

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

40

Untuk mendapatkan besarnya nilai return digunakan rumus sebagai berikut

(Hartono, 2014):

Keterangan :

Rm : tingkat pengembalian pasar.

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan.

Pit : harga saham i periode t.

Pit-1 : harga saham i periode t-1

Di : dividen per lembar saham i.

Ri : tingkat pengembalian saham i.

n : jumlah data

Menurut Gitman (2008) return market is the average return for all (or a

large sample of) stock, yang berarti bahwa return market adalah rata-rata dari

seluruh pengembalian saham. Menurut www.idx.co.id indeks harga saham adalah

indikator pergerakan harga saham yang menggambarkan trend pergerakan pasar

saham. Sementara IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan, yang berarti

bahwa IHSG adalah indikator pergerakan harga saham yang menggambarkan

trend pergerakan pasar saham secara keseluruhan. Anik (2010) mengatakan

bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebut sebagai indeks gabungan

Ri =

Pi1-Pit-1+Di1

Pit-1

Rm =

IHSGt-IHSGt-1

IHGSt-1

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

41

dikarenakan saham yang diukur dari berbagai macam saham yang berasal dari

berbagai macam sektor industri. Gitman (2008) mengatakan bahwa tujuan

dividend per share is to translate total common dividends paid by the company

into a per-share figure, yang berarti bahwa tujuan dividen per lembar saham

adalah untuk mengubah total dividen untuk pemegang saham biasa dalam bentuk

per lembar. Menurut Ross et al (2012) dividends per share dirumuskan sebagai

berikut:

Menurut Weygandt et al (2013) dividend is a corporation’s distribution of cash or

shares to its shareholders on a pro rata (proportional) basis yang berarti bahwa

dividen merupakan kas atau saham yang dibagikan oleh perusahaan kepada

pemegang sahamnya yang berbasis proporsional dengan kepemilikan pemegang

saham. Weygandt et al (2013) juga menjelaskan bahwa total outstanding shares

means the number of issued shares that are being held by shareholders yang

berarti bahwa total outstanding shares adalah jumlah saham yang telah diterbitkan

dan dipegang oleh pemegang saham.

2.7 Pengaruh risiko sistematis terhadap return saham

Solechan (2010) mengatakan bahwa risiko pasar yang besar akan memberikan

informasi bagi investor untuk berhati-hati dalam pengambilan keputusan

berinvestasi. Para investor berhati-hati (cenderung menunggu) ketika kondisi

pasar tidak stabil, sehingga menimbulkan permintaan saham oleh pasar yang

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

42

menurun. Dengan menurunnya minat investor tersebut, maka harga saham relatif

menurun. Wibowo dan Sudarno (2013) mengatakan bahwa saat inflasi tinggi laba

bersih emiten akan merosot dan mengakibatkan harga saham merosot. Bagi

kreditur dan debitur hal ini akan menyebabkan tingkat ketidakpastian yang

mereka hadapi akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan iklim investasi

menjadi kurang kondusif sehingga terjadi penurunan gairah untuk berinvestasi.

Penurunan pertumbuhan kegiatan riil dan ketidakpastian yang terjadi berimbas

terhadap harga saham turun. Penurunan harga saham menyebabkan penuruan

return saham. Sedangkan menurut Issabella (2013), hubungan risiko dan return

saham secara teknis adalah semakin besar hasil pengembalian yang diharapkan

maka risiko yang dihadapi oleh investor juga semakin besar. Semakin besar risiko

yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa jika risiko sistematis meningkat, maka

return saham juga akan naik.

Beberapa penelitian tedahulu telah dilakukan terkait pengaruh risiko

sistematis terhadap return saham, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Anik

(2010) yang mengatakan bahwa risiko sistematis berpengaruh terhadap return

saham. Furda (2012) mengatakan bahwa risiko sistematik berpengaruh positif

terhadap return saham. Dalam penelitiannya, Husniawati (2012) mengatakan

bahwa risiko sistematis mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap

return saham. Sementara Sugiarto (2011) mengatakan bahwa risiko sistematis

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham. Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Solechan (2010), Wibowo dan Sudarno

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

43

(2013) yang mengatakan bahwa risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap

return saham. Issabella (2013) mengatakan bahwa risiko sistematis tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap return saham.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dirumuskan hipotesis:

Ha2 : Risiko sistematis berpengaruh positif terhadap return saham.

2.8 Prediksi Kebangkrutan dengan Model Altman Z-Score

Menurut Prihanthini dan Maria (2013), kebangkrutan adalah suatu kondisi dimana

suatu perusahaan tidak mampu lagi untuk mengoperasikan perusahaan dengan

baik karena kesulitan keuangan yang dialami entitas tersebut sudah sangat parah.

Menurut Adnan et al (2000) dalam Ardian (2014), kebangkrutan sebagai

kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti: pertama, kegagalan ekonomi

(economic failure) diartikan bahwa perusahaan tingkat laba perusahaan lebih kecil

dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari

kewajiban. Kedua, kegagalan keuangan (financial failure) diartikan bahwa

terdapat insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan saham.

Kebangkrutan dapat terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut Gamayuni (2011), penyebab kebangkrutan dapat berasal dari faktor

internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal antara lain kurangnya

pengalaman manajemen, kurangnya pengetahuan dalam mempergunakan asset

dan liabilities secara efektif. Sedangkan faktor eksternal yaitu inflasi, sistem pajak

dan hukum, depresiasi mata uang asing, dan alasan lainnya. Selain itu,

kebangkrutan sebuah perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

44

tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti bencana alam, kebakaran, banjir dan

lain sebagainya. Setiap perusahaan harus mewaspadai adanya potensi

kebangkrutan, oleh karena itu perusahaan harus sedini mungkin melakukan

analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Manfaat dilakukannya

analisis kebangkrutan bagi perusahaan adalah untuk dapat mengantisipasi serta

menghindari atau mengurangi resiko kebangkrutan tersebut (Mastuti, 2013).

Selama bertahun tahun, banyak penelitian telah dilakukan dalam

membangun model Multi Discriminant Analysis (MDA Model). MDA model

adalah model yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dengan

menggunakan suatu fungsi diskriminan yang terdiri dari sejumlah rasio keuangan

yang dikenal juga dengan istilah Z-Score (Gamayuni, 2011). Metode prediksi

kebangkrutan Altman Z-Score dikembangkan oleh seorang professor bisnis dari

New York University AS Edward I. Altman pada tahun 1968. Altman Z-Score

merupakan salah satu rumusan matematis untuk memprediksi kebangkrutan

dengan tingkat kepastian yang cukup akurat dengan persentase keakuratan 95%

dan termasuk dalam penelitian yang paling popular karena sering digunakan oleh

banyak peneliti dalam melakukan penelitian (Mastuti, 2013). Analisis ini

mengunakan suatu teknik dengan mengidentifikasikan beberapa macam rasio

keuangan yang dianggap memiliki nilai paling penting.

Prediksi kebangkrutan dapat menunjukkan perbedaan antara perusahaan

yang bangkrut dengan yang tidak bangkrut. Menurut Gamayuni (2011), prediksi

kebangkrutan model Altman Z-Score dapat digunakan untuk:

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

45

1) Memeriksa kembali calon perusahaan yang akan diakuisisi oleh pemasok dan

perusahaan lain untuk mendeteksi masalah keuangan yang timbul dari

perusahaan-perusahaan tersebut yang kemungkinan akan mempengaruhi

bisnis perusahaan kita.

2) Mengukur tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan melalui informasi

yang diperoleh dari laporan keuangan.

Menurut Hanafi (2007) dalam Issabella (2013) empat variabel yang menunjukkan

perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dengan yang tidak bangkrut secara

konsisten adalah:

1) Tingkat return. Perusahaan yang bangkrut mempunyai tingkat return yang

lebih rendah.

2) Penggunaan hutang. Perusahaan yang bangkrut menggunakan hutang yang

lebih tinggi.

3) Perlindungan terhadap biaya tetap. Perusahaan yang bangkrut mempunyai

perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil.

4) Fluktuasi return saham. Perusahaan yang bangkrut mempunyai rata-rata

return yang lebih rendah dan mempunyai fluktuasi return saham yang lebih

tinggi.

Z-Score memiliki klasifikasi tersendiri untuk menyatakan suatu perusahaan

dikategorikan sehat atau bangkrut. Menurut Mastuti (2013), klasifikasi perusahaan

yang sehat dan bangkrut dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a) Jika nilai Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat.

b) Jika nilai Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

46

c) Jika nilai 1,81 < Z’ < 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat dimasukkan

ke dalam kategori perusahaan sehat ataupun perusahaan yang mengalami

kebangkrutan). Bisa dikategorikan sebagai daerah rawan bangkrut.

Dengan klasifikasi tersebut, investor dapat memprediksi suatu perusahaan dalam

keadaan sehat atau akan mengalami kebangkrutan. Menurut Hanafi (2007) dalam

Issabella (2013) prediksi kebangkrutan dengan model Altman Z-Score ditentukan

dengan rumus:

Dimana:

X1 = working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and taxes (EBIT) to total assets

X4 = market value of equity to book value of total liabilities

X5 = sales to total assets.

Menurut Subramanyam (2014) working capital is the difference between current

assets and current liabilities, yang artinya working capital adalah selisih antara

aset lancar dengan kewajiban lancar. Subramanyam (2014) mengatakan bahwa

retained earnings are account relfects the accumulation of undistributed earnings

(net income) of a company since its inception, yang berarti retained earnings (laba

ditahan) adalah akun yang mencerminkan akumulasi dari laba (laba bersih)

perusahaan sejak berdiri yang tidak didistribusikan. Menurut Young dan O’Byrne

(2001), Earnings Before Interest and Tax (EBIT), sama dengan operating profit,

Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

47

yaitu merupakan pendapatan bersih perusahaan sebelum dikurangi beban bunga

dan pajak.

Sales menurut Reeve et al (2009) adalah the total amount charged

customer for merchandise sold, including cash sales and sales on account yang

berarti bahwa sales adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh pembeli atas

barang dagangan yang dijual, termasuk penjualan tunai dan kredit. Sales returns

and allowances are granted by the seller to customers for damaged or defective

merchandise yang berarti bahwa sales return and allowances adalah jumlah yang

diberikan oleh penjual kepada pembeli akibat barang yang rusak ataupun cacat.

Sales discount are granted by the seller to customers for early payment of

amounts owed yang artinya adalah jumlah yang diberikan penjual ke pembeli

karena melakukan pelunasan utang lebih cepat. Net sales is determined by

subtracting sales returns and allowances and sales discounts from sales, yang

berarti bahwa net sales ditentukan dengan mengurangi sales dengan sales returns

and allowance, dan sales discount.

Menurut PSAK 1, IAI (2012) assets (aset) adalah sumber daya yang

dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Menurut

Subramanyam (2014) assets are resources controlled by a company for the

purpose of generating profit, yang berarti bahwa aset adalah sumber daya yang

dikendalikan oleh perusahaan untuk tujuan menghasilkan laba. Menurut Reeve et

al (2009) assets are resources owned by the business entity. These resources can

be physical items, such as cash and supplies, or intangibles that have value.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

48

Maksudnya adalah aset adalah sumber daya yang dimiliki entitas bisnis. Sumber

daya ini dapat berupa barang fisik, seperti kas dan perlengkapan, atau tidak

berwujud yang bernilai. Menurut Weygandt et al (2013) assets adalah sumber

daya yang dimiliki oleh sebuah unit usaha. Unit usaha menggunakan aset ini

untuk melaksanakan aktivitas seperti produksi dan penjualan.

Karakteristik umum yang dimiliki semua aset adalah kapasistas untuk

menyediakan keuntungan dimasa depan. Menurut Weygandt (2013) aset dapat

diklasifikasikan menjadi:

1. Intangible assets: long-lived assets that do not have physical substance yet

often are very valueable, yang berarti bahwa intangible asset merupakan

aset yang memiliki umur yang panjang dan tidak berwujud yang sering

kali sangat berharga.

2. Property, plant, and equipment are assets with relatively long useful lives

that a company is currently using in operating the business yang berarti

bahwa property, plant, and equipment adalah asset yang masa manfaatnya

relative panjang dimana perusahaan sekarang menggunakannya untuk

operasi bisnis.

3. Long-term investments are generally investments in ordinary shares and

bonds of other companies that are normally held for many years yang

berarti bahwa long-term investments umumnya merupakan investasi dalam

saham biasa dan obligasi dari perusahaan lain yang biasanya ditahan

bertahun tahun.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

49

4. Current assets are assets that a company expects to convert to cash or use

up within one year yang berarti bahwa curret assets adalah aset yang

diperkirakan oleh sebuah perusahaan untuk dikonversi menjadi uang tunai

atau banyaknya nominal yang digunakan dalam (kurang lebih) satu tahun.

Menurut PSAK 1, IAI (2012), entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar,

jika:

a. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk

menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;

b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

c. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan; atau

d. Kas atau setara kas

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset

tidak lancar.

Menurut PSAK 1, IAI (2012) liabilitas merupakan utang perusahaan masa

kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung

manfaat ekonomi. Menurut PSAK 1, IAI (2012) suatu liabilitas diklasifikasikan

sebagai liabilitas jangka pendek jika:

a. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus

operasi normalnya;

b. Entitas memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

50

c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12

bulan setelah periode pelaporan; atau

d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas

selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasi laibilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai

laibilitas jangka panjang.

2.9 Pengaruh prediksi kebangkrutan dengan model Altman Z-

Score terhadap return saham

Menurut Issabella (2013), Z-Score mengukur potensi kebangkrutan sebuah

perusahaan dimana nilai Z-Score yang semakin besar menunjukkan potensi

kebangkrutan yang semakin kecil dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan semakin

besar Z-Score suatu perusahaan, akan semakin kecil potensi kebangkrutan yang

dimilikinya dan tingkat return saham perusahaan tersebut akan semakin

meningkat. Menurut Ardian (2014), perusahaan yang diprediksi berpotensi

bangkrut akan menurunkan minat investor. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

nilai prediksi Z-Score suatu perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga saham.

Sementara itu menurut Naif (2014), prediksi kebangkrutan merupakan ukuran

yang alami untuk kebangkrutan. Akan tetapi, informasi kebangkrutan kelihatanya

tidak memiliki nilai informasi sebagai sinyal untuk investor. Para investor pasti

akan lebih percaya dan bereaksi terhadap pengumuman mengenai perusahan

melalui informasi yang didapat dari BI dan OJK.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 35: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

51

Beberapa penelitian tedahulu telah dilakukan terkait pengaruh prediksi

kebangkrutan dengan model Altman Z-Score terhadap return saham, antara lain

penelitian yang dilakukan Issabella (2013) yang mengatakan bahwa prediksi

kebangkrutan dengan model Altman Z-Score berpengaruh signifikan positif

terhadap return saham. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kasim (2014), Utama (2009), dan Naif (2014) yang menyatakan bahwa

prediksi kebangkrutan model Altman Z-Score tidak mempunyai pengaruh

terhadap return saham.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dirumuskan hipotesis:

Ha3 : Prediksi kebangkrutan dengan model Altman Z-Score berpengaruh positif

terhadap return saham.

2.10 Price Earnings Ratio (PER)

Menurut Savitri (2012), Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara harga

saham dengan pendapatan setiap lembar saham. Menurut Weygandt et al. (2013),

PER adalah rasio yang menunjukkan penilaian investor terhadap laba perusahaan

di masa depan. Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer

dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi. Dalam pendekatan PER atau

disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali

(multiplier) nilai (earning) yang tercermin dalam harga suatu saham (Tandelilin,

2010).

PER juga menunjukkan seberapa besar kepercayaan investor terhadap

performa perusahaan di masa depan. PER merupakan indikator untuk mengukur

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 36: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

52

Price Earnings Ratio = Market price per share

Earnings per share

seberapa jauh investor bersedia membayar saham untuk setiap Rupiah pendapatan

yang dihasilkan perusahaan yang merupakan rasio antara harga pasar per lembar

saham dengan laba per lembar saham. Semakin tinggi PER semakin tinggi harga

saham sebaliknya semakin rendah PER semakin rendah harga saham tetapi laba

per lembar saham relatif tinggi (Meythi dan Mathilda, 2012). Perusahaan yang

mempunyai PER tinggi menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai tingkat

pertumbuhan yang tinggi karena perusahaan tidak mendistribusikan seluruh laba

kepada pemegang saham. Jika perusahaan mendapat laba, laba tersebut dapat

digunakan dalam berinvestasi untuk perusahaan atau mendistribusikannya kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen. Saham yang PER nya rendah

diasumsikan bahwa laba seluruhnya dibagikan dalam bentuk dividen

(Zuliarni,2012). Subramanyam (2014) mengungkapkan rumus PER sebagai

berikut:

Menurut Gitman (2008), market price adalah harga yang disebabkan

karena adanya informasi mengenai return dan risk sehingga menyebabkan titik

keseimbangan antara permintaan dan penawaran berubah. Menurut Reeve et al

(2009) earnings per share is the net income per share of common stock

outstanding during a periode, yang berarti bahwa earnings per share adalah laba

bersih dari setiap saham biasa yang beredar selama satu periode. Menurut PSAK

56, IAI (2012) laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 37: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

53

Earnings per share = Net Income - Preference Dividends

Weighted-average number of shares outstanding

dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang)

dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam

suatu periode. Weygand, et al (2013) merumuskan EPS sebagai berikut:

Keterangan :

Net income : Laba bersih

Preference dividends : Saham bagi pemegang

saham preferen

Weighted-average number of shares outstanding : Jumlah rata-rata tertimbang

saham biasa yang beredar

Menurut Weygandt, et al (2013) net income adalah the amount by which

revenues exceed expenses, yang berarti bahwa net income adalah selisih antara

jumlah pendapatan dengan beban, dimana jumlah pendapatan melebihi jumlah

beban. Kieso et al (2011) menjelaskan bahwa income statement pada umumnya

menyajikan hal-hal sebagai berikut:

1. Sales or revenue section. Menyajikan penjualan, discount and allowances,

retur dan informasi terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk mencari jumlah

bersih dari pendapatan penjualan.

2. Cost of goods sold section. Menampilkan harga pokok penjualan.

3. Gross Profit. Pendapatan dikurangi dengan harga pokok penjualan.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 38: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

54

4. Selling expenses. Melaporkan beban yang timbul akibat usaha perusahaan

untuk melakukan penjualan.

5. Administrative of general expenses. Melaporkan beban terkait kegiatan

administrasi umum.

6. Other income and expense. Melingkupi transaksi lain yang tidak cocok untuk

dimasukkan kedalam kategori pendapatan dan beban yang ada. Hal yang

dilaporkan pada bagian ini contohnya adalah penurunan nilai aset, pendapatan

sewa, pendapatan dividen, pendapatan bunga.

7. Income from operations. Hasil perusahaan dari kegiatan operasional.

8. Financing costs. Bagian yang mengidentifikasikan biaya untuk kegiatan

pendanaan perusahaan seperti misalnya biaya bunga.

9. Income before income tax. Total dari keuntungan sebelum pajak.

10. Income tax. Bagian singkat yang melaporkan pajak yang dikenakan kepada

perusahaan atas keuntungannya.

11. Income from continuing operations. Hasil perusahaan sebelum adanya laba

atau rugi atas kegiatan usaha yang dihentikan. Bila perusahaan tidak memiliki

laba atau rugi atas kegiatan usaha yang dihentikan maka bagian ini tidak

dilaporkan dan langsung melaporkan net income.

12. Discontinued operations. Laba atau rugi yang disebabkan atas penghentian

komponen perusahaan.

13. Net income. Nilai bersih dari performa perusahaan selama suatu periode.

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 39: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

55

Weygandt, et al (2013) juga mengatakan bahwa preference dividends

adalah jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham preferen karena

pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima pembagian dividen

sebelum pemegang saham biasa. Kieso et al (2011) mengatakan bahwa companies

must weight the shares by the fraction of the period they are outstanding yaitu

bahwa perusahaan diharuskan untuk menimbang jumlah saham berdasarkan

periode saham tersebut beredar, dan hasil dari penimbangan ini disebut weighted-

average number of shares outstanding.

2.11 Pengaruh Price Earnings Ratio (PER) terhadap return

saham

Menurut Furda (2012), PER diperhatikan oleh pemodal/investor. Memilih PER

yang rendah menunjukkan nilai pasar yang tinggi atas saham karena semakin

murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar

saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per

lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham

tersebut, sehingga saham tersebut akan diminati oleh investor dan pada akhirnya

akan menaikkan pula harga sahamnya dan selanjutnya akan berdampak pada

perolehan return saham. Menurut Malintan (2013), semakin tingginya PER

menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor

terhadap pendapatan per lembar sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi

juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya. Jika

harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham periode sekarang dengan

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 40: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

56

periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital gain juga semakin

meningkat.

Beberapa penelitian tedahulu telah dilakukan terkait pengaruh Price

Earnings Ratio (PER) terhadap return saham, antara lain penelitian yang

dilakukan oleh Ilmansyah (2013) dan Malintan (2013) yang memperoleh hasil

PER berpengaruh positif terhadap return saham. Savitri (2012) dalam

penelitiaannya mengatakan bahwa PER berpengaruh positif dan mempunyai

pengaruh signifikan terhadap return saham. Sementara Meythi dan Mathilda

(2012) dan Furda (2012) yang memperoleh hasil PER berpengaruh negatif

terhadap return saham. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Dahliana (2013)

menyatakan bahwa PER tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return

saham.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dirumuskan hipotesis:

Ha4 : Price Earnings Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return saham.

2.12 Pengaruh Economic Value Added (EVA), risiko sistematis, prediksi

kebangkrutan dengan model Altman Z-Score, dan Price Earnings

Ratio (PER) secara simultan terhadap return saham

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Issabella (2013) diketahui bahwa

terdapat pengaruh simultan antara variable Economic Value Added (EVA), risiko

sistematis, dan prediksi kebangkrutan dengan model Altman Z-Score terhadap

return saham. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Furda (2012) dimana

EVA, risiko sistematik, dan PER secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015

Page 41: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/512/3/BAB II.pdfkekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

57

terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Husniawati (2012)

menunjukkan bahwa hasil analisis dan uji hipotesis penelitian ini mendukung

bahwa EVA dan risiko sistematis mempengaruhi return saham secara simultan.

Penelitian yang dilakukan oleh Astikasari (2012) menunjukkan bahwa variabel

prediksi kebangkrutan dengan model Altman Z-Score dan EVA terbukti

mempengaruhi return saham secara simultan dan signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dibuatlah hipotesa:

Ha5 : Economic Value Added (EVA), risiko sistematis, prediksi kebangkrutan

dengan model Altman Z-Score, dan Price Earnings Ratio (PER) secara

simultan mempengaruhi return saham.

2.13 Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Penelitian

Return Saham (Ri)

Risiko Sistematis (RISK)

Prediksi Kebangkrutan model

Altman Z-Score (ZSCORE)

Economic Value Added (EVA)

Price Earnings Ratio (PER)

Pengaruh Economic..., Sandy Indrawan, FB UMN, 2015