historiografi kolonial

of 11 /11

Click here to load reader

Author: andwina-sekar

Post on 05-Jul-2015

1.308 views

Category:

Education


18 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • 1. NAMA ANGGOTA : Andwina Sekar M 02 / X MIA 1 Arum Setyowati 06 / X MIA 1 Duta Amay 12 / X MIA 1 Dyah Permata U 13 / X MIA 1 Friska Andani 17/ X MIA 1 Goldenia Maya R 18 / X MIA 1 Mutiara Citra A 24 / X MIA 1 Nisrina Nazihah 26 / X MIA 1

2. HISTORIOGRAFI KOLONIAL 3. Pengertian Historiografi kolonial adalah sebuah penulisan sejarah yang terjadi pada waktu penjajahan Belanda di Indonesia. Historiografi kolonial ditulis oleh penulis-penulis dari Belanda. Sumber-sumber yang dipergunakan ialah dari arsip negara di Belanda dan Jakarta (Batavia). Pada umumnya sumber-sumber dari Indonesia diabaikan. 4. CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI KOLONIAL.... Penulisannya merupakan orang Belanda Dari sudut pandang Belanda / kolonial Bentuknya berupa laporan-laporan Bersifat Eropa sentris atau lebih fokusnya Belanda sentris Sumber berasal dari arsip negara di Belanda dan Jakarta. Isi tulisan berupa memori serah jabatan atau laporan khusus kepada pemerintah pusat di Batavia mengenai kekuasaan dan perluasan wilayah pejabat yang bersangkutan. Biasanya dilengkapi dengan angka-angka statistik yang cukup cermat sehingga memantapkan gambaran suatu daerah. Dalam penulisannya sangat jarang membicarakan tentang kondisi rakyat di tanah jajahan. 5. Lanjutan... Historiografi kolonial ditulis dengan menggunakan bahasa Belanda. Historiografi kolonial memandang kaum pribumi, Indonesia, atau tempat-tempat yang kemudian menjadi bagian dari Indonesia sebagai pinggiran dalam narasi sejarah. Banyak peristiwa peristiwa yang tidak dicatat oleh bangsa Belanda karena adanya kepentingan lain. Karena memandang orang Indonesia dari sudut Belanda / kolonial sehingga dalam penulisannya terdapat perbedaan / penyimpangan dalam penulisannya. Contoh dan penulis dari penulisan dari Historiografi kolonial sebagai berikut. a) Indonesian Trade and Society karangan Y.C. Van Leur. b) Indonesian Sociological Studies karangan Schrieke. c) Indonesian Society in Transition karangan Wertheim. 6. KELEBIHAN HISTORIOGRAFI MASA KOLONIAL Historiografi masa kolonial turut memperkuat proses naturalisasi historiografi Indonesia. Terlepas dari subyektifitas yang melekat, sejarawan kolonial berorientasikan fakta-fakta dan kejadian-kejadian. Kekayaan akan fakta-fakta sungguh mencolok. Pembicaraan mengenai perkembangan historiografi Indonesia tidak dapat mengabaikan literatur historiografis yang dihasilkan oleh sejarawan kolonial. 7. KELEMAHAN HISTORIOGRAFI MASA KOLONIAL 1. Subyektifitas Tinggi Terhadap Belanda Subyektifitas begitu melekat pada historiografi masa kolonial. Sejarawan kolonial pada umumnya deskripsinya berorientasikan pada kejadian-kejadian yang menyangkut orang-orang Belanda, misalnya dalam sejarah VOC. Banyak kupasan-kupasan yang menekankan ciri yang menonjol yaitu Nederlandosentrime pada khususnya dan Eropasentrisme pada umumnya. Apabila kita mengingat banyaknya perlawanan selama abad 19, baik yang berupa perang bersekala besar (Perang Padri, Perang Diponegoro, dan Perang Aceh) maupun yang bersekala kecil yang dilakukan oleh rakyat disebut rusuh atau brandalan. 8. 2. Kekurangan Kualitatif dari Sejarawan-Sejarawan Kolonial Kebanyakan buku tentang sejarah kolonial mempunyai hal-hal yang kaku dan dibuat-buat. Buku-buku yang seluruhnya ditulis dari ruang studi di Belanda dan hampir seluruhnya membahas Gubernemen dan pejabat-pejabatnya dan orang-orang pribumi yang kebetulan dijumpai. Hanya sedikit dibicarakan tentang rakyat yang berfikir, yang merasa dan bertindak dan hampir tidak seorang pun yang berusaha meneliti syair- syair, hikayat, babad, dan sejarah. Apa yang menjadi pertimbangan dan pendapat mereka karena kebanyakan sejarawan Campagnie hampir tidak menceritakan akan adanya tulisan-tulisan pribumi atau menilainya terlalu rendah. Mereka malu akan bahan-bahannya baik orang Eropa maupun orang pribumi dikritik. Bahwa keadaannya jauh lebih baik dan hal ini membenarkan kehadiran orang-orang Eropa sekarang. 9. Indonesian Trade and Society Karya Van Leur Ketika empat kapal Belanda pertama kali berlabuh di Banten pada tahun 1595, telah ada sebuah pemukiman dan pasar yang padat yang menunjukkan sebuah aktivitas ekonomi masyarakat asli bahkan dengan pedagang luar daerah. Indonesia menjadi sebuah wilayah yang dipandang sebagai jalur perdagangan yang amat penting. Dalam sejarah Asia, Indonesia adalah jalur vital penghubung India dengan Cina dan titik nadi penyebaran agama islam dari barat ke timur. Ini menyebabkan masuknya Budha dan Hindu dalam kebudayaan awal Indonesia. Karena begitu pentingnya Indonesia dalam dunia perdagangan, berdampak datangnya beberapa kaum pendatang yang ingin menguasai, misalnya orang-orang Eropa. Kolonialisme yang dibawa orang Eropa menghasilkan industrialisasi dibawah kapitalisme modern. Bangsa-bangsa Eropa telah membawa modernisme di Indonesia. 10. 3. Kekurangan Kuantitatif Setelah masa kompeni relatif sedikit karya-karya yang diterbitkan yang disebabkan oleh sistem kerahasian yang fatal dan yang berlaku pada masa itu dan pergawasan yang menurun terhadap jajahan pada abad ke-18. Berdasarkan jumlah bahan arsip yang banyak, hanya sedikit saja yang merupakan sumber terbuka. Cukup besar keuntungan kita apabila mempunyai penerbit dari Generalie Missiven atau laporan-laporan kolonial yang dititipkan setiap tahun, satu atau beberapa exemplar pada kapal-kapal yang berlayar pulang. Tidak hanya mengenai sejarah Hindia Belanda melainkan juga tentang sejarah Asia dan Afrika. Kita saat ini hanya memiliki suatu penerbitan yang sangat tidak lengkap dari missiven yang dikumpulkan oleh ahli arsip kerajaan, de Jonge memiliki hubungan Indonesia. Penerbit ini dicetak atas kertas yang buruk sekali, sehingga penerbit ini tidak akan bertahan lama hal ini merupakan salah satu contoh kesulitan yang di hadapi seorang sejarahwan kompeni. Jumlah buku tentang sejarah Indonesia sangatlah minim. 11. KELOMPOK 3