datangnya kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia & kebijakan pemerintah kolonial...

46
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan inggris P.S : Presentasi ini merupakan hasil kerjasama dalam kerja berkelompok.

Upload: nadyashafirah1

Post on 11-Aug-2015

150 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia&

Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan inggris

P.S : Presentasi ini merupakan hasil kerjasama dalam kerja berkelompok.

Page 2: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia

Pada abad ke 15 bangsa portugis merupakan salah satu bangsa yang mencapai kemajuan di bidang teknologi sehingga mereka dapat membuat kapal-kapal yang canggih dan memungkinkan mereka melakukan pelayaran menyebrangi lautan lepas. Dengan alasan ingin menguasai daerah penghasil rempah-rempah terbaik portugis melakukan penjelajahan samudera dan menjadi bangsa Eropa pertama yang mencapai kepulauan nusantara.

abad ke-15

1

Page 3: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Setelah armada protugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama sampai di India pada tahun 1498, orang portugis segera menyadari bahwa barang barang dagangan mereka tidak dapat bersaing di pasaran India, sehingga mereka segera mengirimkan seorang panglima angkatan laut yaitu Alfonso de Albuquerque untuk melakukan peperangan di laut.

1498

Vasco da Gama

Alfonso de Albuquerque

Page 4: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Pada tahun 1510, Albuquerque berhasil menaklukan Goa di pantai Barat. Setelah mengetahui kekayaan alam Malaka yg sangat besar, Raja Portugis mengutus Diogo Lopez de Sequiera untuk menjalin hubungan persahabatan dengan warga Malaka serta menetap di sana. Setelah sampai di Malaka, Sequiera disambat baik oleh Sultan Mahmud Syah. Namun, setelah para pedagang meyakinkan Sultan Mahmud bahwa Portugis merupakan ancaman besar bagi mereka, Sultan Mahmud memutuskan untuk melawan Sequiera. Akhirnya portugis berkesimpulan bahwa penaklukan merupakan satu-satunya cara untuk memperkokoh kedudukannya di Malaka.

1510

Alfonso de Albuquerque Diogo Lopez de Sequiera

MALAKA

Diogo Lopez de SequieraSultan Mahmud Syah

Page 5: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Pada bulan April 1511, Albuquerque memimpin langsung pelayaran dari Goa menuju Malaka untuk melakukan peperangan dengan membawa 1200 orang serta 17 buah kapal.

MALAKA

April 1511

Page 6: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh portugis. Albuquerque memutuskan untuk tinggal di Malaka sampai November 1511 untuk mempersiapkan pertahanan di Malaka.

MALAKA

Alfonso de Albuquerque

Sampai November 1511

Page 7: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Ekspedisi pertama portugis menuju Malaka terjadi pada tahun 1512 yang disambut dengan baik oleh Sultan Ternate, Sultan Aby Lais.

Hubungan portugis dan Ternate terus di pertahankan oleh Anthony d’Abreu (pimpinan armada portugis. Pihak ternate tanpa ragu mengizinkan portugis untuk membangun benteng pertama portugis di pulau Ternate pada tahun 1522. portugis juga berhasil mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah (cengkeh) berkat hubungannya dengan Ternate. Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dg tokohnya yg terkenal ialah Franciscus Xaverius (1546) yang mendirikan Order Jesuit lalu diteruskan oleh Alfonso da Castro.

Page 8: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Namun, dalam perkembangannya Portugis tidak berhasil mempertahankan monopoli perdagangannya di Nusantara dan terus mengalami Kemunduran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Portugis tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan sangat bergantung pada pemasok bahan makanan di Asia.Portugis kekurangan dana dan sumber daya manusia.Organisasi mereka ditandai dengan perintah yang saling tumpang tindik, tidak efisien dan korupsi.Para pedagang Asia mengalihkan sebagian besar perdagangan mereka ke pelabuhan lain di Nusantara.Keunggulan teknologi mereka berhasil dipelajari oleh saingan mereka dari Nusantara.Portugis terus mendapat perlawan dari kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.Selama berada di bawah kekuasaan Portugis, Malaka mengalami kemunduran sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. Tidak ada lagi kerajaan Malaka yg berhasil menjaga ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Bahkan Portugis juga gagal dalam melakukan monopoli perdagangan di wilayah Nusantara.

Page 9: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia

Pada mulanya, pedagang-pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon (Lisboa), Portugis. Ketika itu, Belanda masih dalam penjajahan Spanyol/ Kemudian terjadilah perang 80 tahun, yaitu perang kemerdekaan Belanda terhadap Spanyol. Perang tersebut berhasil melepaskan Belanda dari kekuasaan Spanyol dan menjadikan William van Orange sebagai pahlawan kemerdekaan Belanda.

Pada tahun 1580, Raja Philip dari Spanyol naik takhta. Ia berhasil mepersatukan Spanyol dan Portugis. Akibatnya, Belanda tidak dapat lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai Spanyol. Hal itulah yang mendorong Belanda mulai mengadakan penjelajahan samudra untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah.

Page 10: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

&de Keyzer

Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer memimpin pelayaran menuju Nusantara dengan 4 buah kapal. Pelayaran tersebut menempuh rute Belanda-Pantai Barat Afrika-Tanjung Harapan-Samudra Hindia-Selat Sunda-Banten. Selama dalam pelayaran, mereka selalu berusaha menjauhi jalan pelayaran Portugis sehingga pelayarannya tidak singgah di India dan Malaka yang sudah diduduki Portugis. Pada bulan Juli 1596, pelayaran de Houtman tiba di Banten.

a. Perjalanan bangsa belanda ke Indonesia

April 1595 Juli 1596

Page 11: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Pada mulanya, kedatangan Belanda mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangan dan dapat membantu usaha Banten menyerang Palembang. Akan tetapi, kemudian timbul ketegangan antara masyarakat Banten dengan Cornelis de Houtman. Hal itu disebabkan oleh sikap de Houtman hanya mau membeli rempah-rempah jika musim panen tiba. Akibatnya, ia kemudian diusir dari Banten dengan membawa sedikit rempah-rempah. Walaupun demikian, de Houtman disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Belanda. Ia dianggap sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke Indonesia.

Page 12: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Pada tanggal 28 November 1598, rombongan baru dari Belanda dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrecht van Waerwyck dengan 8 buah kapal tiba di Banten. Pada saat itu, hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. Karena sikap van Neck yang sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten, tiga buah kapalnya penuh dengan muatan dan dikirim ke negeri Belanda. Lima buah yang lain menuju Maluku. Di Maluku, Belanda juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang juga sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.

&Wybrecht van

Waerwyck

28 November 1598

Belanda

Maluku

Page 13: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Keberhasilan ekspedisi Belanda melakukan perdagangan rempah-rempah mendorong pengusaha Belanda yang lain untuk berdagang ke Indonesia. Akibatnya, terjadilah persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Di samping itu, mereka harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris.

Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu Pangeran Maurits dan Johan van Olden Barnevelt, pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda bersatu menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur.

Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang.

b. Terbentuknya VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie)

Page 14: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Pada tahun 1602, VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Wittert.

Tujuan dibentuknya VOC :1) Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesama

pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.

2) Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.

3) Membantu dana pemerintah Belanda yang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

Page 15: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak-hak istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal dengan Hak Octroi, meliputi hal-hal berikut ini :1) Monopoli perdagangan.2) Mencetak dan mengedarkan uang.3) Mengangkat dan memberhentikan pegawai.4) Mengadakan perjanjian dengan raja-raja.5) Memiliki tentara untuk mempertahankan diri.6) Mendirikan benteng.7) Menyatakan perang dan damai.8) Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.

Page 16: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Dengan Hak Octroi tersebut, pada tahun : 1605 VOC berhasil merampas benteng Portugis di Ambon. 1609 VOC mendirikan loji 9pangkalan dagang) di Banten.1610 VOC untuk pertama kalinya mengangkat seorang gubernur jenderal, yaitu Peter Both yang berkedudukan di Ambon.

Namun, VOC beranggapan bahwa Ambon letaknya terlalu jauhdari Selat Malaka sehingga kurang strategis dijadikan pangkalan dagang yang kuat. Oleh karena itu, perhatian VOC tertuju ke Jayakarta untuk dijadikan pangkalan dagang utamanya.

Page 17: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Jayakarta yang dipimpin oleh Wijayakrama ketika itu sedang berselisih dengan negeri induknya, yaitu Banten yang dipimpin oleh Ranamanggala. Pertentangan tersebut dimanfaatkan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen sehingga berhasil merebut Jayakarta. Orang-orang Banten yang berada di Jayakarta diusir dan kota Jayakarta dibakar. Pada tanggal 30 Mei 1619, J. P. Coen mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, sesuai dengan nama nenek moyang orang Belanda, yaitu bangsa Bataaf. Batavia kemudian dijadikan markas besar VOC.

Page 18: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

POLITIK EKONOMI VOC

Pusat-Pusat Perdagangan yang berhasil di kuasai oleh

VOC

Malaka (1641)

Makassar 1667

Banten (1684)

Page 19: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

POLITIK EKONOMI VOC

Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanankan monopoli perdagangan :

Verplichte Laverantie, penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC.

Contingenten, Kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi

Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman yang boleh ditanam

Ekstirpasi, hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang menyebabkan harganya merosot

Pelayaran Hongi, Pelayaran dengan perahu-perahu kota (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarannya

Page 20: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

SISTEM BIROKRASI VOCVOC menerapkan SISTEM PEMERINTAHAN TIDAK LANGSUNG dengan memanfaatkan SISTEM

FEODALISME yaitu “ketaatan mutlak dari bawahan kepada atasannya”

Page 21: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

SISTEM BIROKRASI VOC

1. Jan Pieterszoon Coen (1619-1629)Dikenal sebagai pendiri Kota Batavia dan peletak dasar Imperialisme Belanda Indonesia. IA

dikenal pula dengan rencana kolonialisasinya dengan memindahkan orang-orang Belanda belanda bersama keluarganya di Indonesia.

2. Antonio Van Diemen (1636-1645)Berhasil memperluas kekuasaan VC sampai ke Malaka pada tahun 1641. Ia juga berhasil dalam mengirimkan misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia, Tasmania, dan Selandia Baru.

3. Joan Maetsycker (1653-1678)Berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC sampai ke Semarang, Padang, dan Manado.

4. Cornelis SpeelmanBerhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar, memadamkan pemberontakan Trunojoyo di Mataram, dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten

Page 22: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

KEMUNDURAN VOC

1. Banyak pegawai-pegawai VOC yang melakukan korupsi

4. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain

3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar

6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walupun usahanya mengalami kemunduran

5. Utang VOC yang sangat besar

2. Anggaran pegawai yang terlalu besar sebagai akibat luasnya wilayah kekuasaan VOC

7. Berkembangnya paham liberalisme sehingga monopoli perdagangan yang ditetapkan oleh VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan

8. Pendudukan Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1975

Page 23: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

C. Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Page 24: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

1. Pemerintahan Republik Bataaf dan Pembubaran VOCPerubahan yang terjadi di Eropa pada akhir abad ke-18 besar pengaruhnya terhadap Indonesia yang sedang dijajah Belanda. Pada tahun 1795, Partai Patriot Belanda yang anti raja, atas bantuan Prancis, berhasil merebut kekuasaan dan membentuk pemerintahan baru yang disebut Republik Bataaf (Bataafische Republiek). Republik ini menjadi bawahan Prancis yang sedang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.Raja Belanda, Williem V, melarikan diri dan membentuk pemerntahan peralihan di Inggris yang ketika itu menjadi mush Prancis.

Setelah VOC dibubarkan pada tahun 1709, tanah jajahan yang dahulu dikuasai VOC diurus oleh suatu badan yang disebut Aziatiche Raad (Dewan Asia_. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia dipegang oleh Gubernur Jenderal Johannes Siberg (1801-1804).

Page 25: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Sebelum Johannes Siberg resmi berkuasa di Indonesia, ia mengirimkan dua komisaris ke Indonesia, yaitu Nederburg dan van Hogendorp. Keduanya memiliki pandangan berbeda tentang politik kolonial yang akan diterapkan. Pandangan kedua komisaris tersebut sebagai berikut :

a. Nederburg berpandangan konservatif. Ia menganjurkan agar sistem perekonomian yang telah diterapkan VOC tetap dipertahankan.

b. Van Hagendorp berpendirian sangat liberal. Ia menganjurkan agar masalah pemerintahan dipisahkan dengan masalah ekonomi.

Perbedaan pandangan antara dua tokoh tersebut diselesaikan melalui Charter 1804 , yang merupakan kompromi dari dua pendirian tersebut. Isi pokok Charter tersebut adalah kebijakan-kebijakan lama yang masih dipandang baik perlu dipertahankan dan bila perlu akan diadakan perubahan-perubahan.

Page 26: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

2. Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels

Letak geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte merasa perlu menduduki Belanda. Pada tahun 1806, Prancis (Napoleon) membubarkan Rebuplik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.

Napoleon Bonaparte Louis Napoleon

Page 27: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon nenbutuhkan orang kuat yang berpengalaman militer untuk mempertahankan jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Dendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

Herman Willem Dendles

Page 28: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

a) Kebijakan Pemerintahan Herman Willem Daendels

Ciri ciri pemerintahan Daendels sangat mendukung perubahan-peubahan liberal. Ia juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan tetapi dalam melakukan kebijakan kebijakannya ia bersikap diktator sehingga yang diingat rakyat hanyalah kekejamannya.

Page 29: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Pembaruan – pembaruan yang dilakukan Daendels dalam 3 tahun masa jabatannya :

Bidang Birokrasi dan Pemerintahan

Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur

jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan

Penasihat

Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan

31 kabupaten

Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi

pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian

pemerintah Belanda

Bidang Hukum dan Peradilan

Pengadilan untuk orang Eropa

Pengadilan untuk orang Pribumi

Pengadilan untuk orang Timur Asing

Page 30: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Kemudian pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu,

termasuk terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi, Deandels

sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam

penjualan tanah kepada pihak swasta.

Page 31: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

3) Bidang Militer dan Pertahanan

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahan kan pulau Jawa dari Inggris, Daendles mengambil langkah – langkah sebagai berikut:

1. Membangun jalan antara Anyer-Penarukan

4. Menambah jumlah angkatan perang dari 3.000 org menjadi 20.000 orang

2. Membangun pabrik senjata di gresik dan semarang.

3. Membangun pangkalan Angkatan Laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

Page 32: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

4) Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.

2. Mengeluarkan uang kertas3. Memperbaiki gaji pegawai4. Pajak in natura dan sistem penyerahan wajib yang

diterapkan pada zaman VOC tetap di lanjutkan.5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.6. Mengadakan Preanger Stelse, yaitu kewajiban bagi

rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspor(kopi)

Page 33: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

1. Menghapus upacara penghormatan kepada presiden, sunan, atau sultan.

2. Perbudakan dibiarkan berkembang3. Rakyat dipaksa melakukan kerja rodi untuk

membangun jalan Anyer-Panarukan4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan

kuda pos.

5) Bidang Sosial

Page 34: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

b. Akhir Kekuasaan Herman Willem Daendles

1) Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendles menimbulkan kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang-orang Eropa

2) Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten,Yogyakarta,dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan.

3) Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihal swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor.

4) Keburukan dalam sistem Administrasi Pemerintahan

Page 35: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

ketika Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Belanda. Penggantinya, Gubernur Jenderal Janssens, tidak mampu bertahan dan terpaksa menyerah. Akhir dari penjajahan Belanda-Perancis itu ditandai dengan Kapitulasi Tuntang yang ditandatangani pada tanggal 18 September 1811 oleh S. Auchmuty dari pihak Inggris dan Janssens dari pihak Belanda. Isi perjanjian tersebut adalah sebagai berikut.

Pemerintahan Inggris di Indonesia

Page 36: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

• Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.

• Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.• Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama

dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus.• Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu,

bukan menjadi tanggung jawab Inggris.

Page 37: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang, Raja Muda (Viceroy) Lord Minto yang berkedudukan di India, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur (Liuetenant Governor) di Jawa dan bawahannya (Bengkulu, Maluku, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan). Hal itu berarti bahwa gubernur jenderal tetap berpusat di Calcutta, India. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya Raffles berkuasa penuh di Indonesia.

Page 38: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Pemerintahan Raffles di Indonesia cenderung mendapat tanggapan positif dari para raja dan rakyat Indonesia karena hal berikut ini.

a. Para raja dan rakyat Indonesia tidak menyukai pemerintahan

Daendels yang sewenang-wenang dan kejam.b. Ketika masih berkedudukan di Penang, Malaysia, Raffles

beberapa kali melakukan misi rahasia ke kerajaan-kerajaan yang anti Belanda di Indonesia, seperti Palembang, Banten, dan Yogyakarta dengan janji akan memberikan hak-hak lebih besar kepada kerajaan-kerajaan tersebut.

c. Sebagai seorang liberalis, Raffles memiliki kepribadian yang simpatik. Beliau menjalankan politik murah hati dan sabar walaupun dalam praktiknya terkadang agak berlainan

Page 39: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Tindakan-tindakan Raffles selama memerintah di Indonesia (1811-1816)

Bidang Birokrasi Pemerintahan

Bidang Ekonomi dan Keuangan Bidang Hukum

Bidang Sosial Bidang Ilmu Pengetahuan

a. Kebijakan pemerintahan Thomas S. Raffles

Dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia, Raffles didampingi oleh suatu Badan Penasihat (Advisory Council) yang terdiri atas Gillespie,Crannsen, dan Muntinghe.

Page 40: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

1.)Bidang Birokrasi Pemerintahana.)Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan, yang terdiri atas 16 distrik. Setiap distrik terdapat beberapa divisi (kecamatan) yang merupakan kumpulan dari desa.

b.)Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.

c.)Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai kepala pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung dibawah kekuasaan pemerintah pusat.

Page 41: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

2.)Bidang Ekonomi dan KeuanganPetani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedangkan pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan.

Page 42: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

3.Bidang Hukum Sistem pengadilan yang diterapkan Raffles

lebih baik dari pada yang dilaksanakan Daendels. Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar-kecilnya kesalahan. Menurut Raffles, pengadilan merupakan benteng untuk memperoleh keadilan.

Page 43: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

4.Bidang Sosiala.)Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)b.)Penghapusan perbudakan, terbukti dengan

pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu perusahaan temannya, Alexander Hare.

c.)Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.

kerja rodi perbudakan

Page 44: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

5.)Bidang Ilmu Pengetahuana.)Ditulisnya buku berjudul History of Javab.)Memberikan bantuan kepada John

Crawfud (Residen Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago

c.)Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetauan.

d.)ditemukannya Raflesia Arnoldie.)Ditemukannya Kebun Raya Bogor.

Page 45: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

B.Berakhirnya kekuasaan Thomas S. Raffles

Berakhirnya pemerintahan Raffles di Indonesiaditandai dengan adanya Convention of London pada tahun 1814. Perjanjian tersebut ditandatanganioleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinyasebagai berikut :1.) Indonesia dikembalikan kepada Belanda2.) Jajahan Belada seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris3.) Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.

Page 46: Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris

Raffles yang sudah terlanjur tertarik kepada Indonesia sangat menyesalkan lahirnya Convention of London. Akan tetapi, Raffles cukup senang karena bukan ia yang harus menyerakan kekuasaan kepada Belanda, melainkan penggantinya yaitu John Fendall, yang berkuasa hanya lima hari. Karena pemerintahan Raffles berada diantara dua masa penjajahan Belanda, pemerintahan Inggris itu disebut sebagai masa interregnum (masa sisipan).