laprak kimor sintesis aspirin (1)

13
 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II  “Sintesis Aspirin” Kamis, 09 Oktober 2014 Disusun Oleh : Kelompok 1 : 1. Elok Faikoh (1113102000077) 2. Sinthiya Nur Septiani (1113102000038) 3. Zakiyatul Munawaroh (1113102000079) 4. Lulu Annisa (1113102000017) 5. Agustin Medika (1113102000069) 6. Geraldi (1113102000037) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARATA OKTOBER/2014

Upload: sinthiya-nur-septiani

Post on 05-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kimia Organik 1

TRANSCRIPT

  • PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Sintesis Aspirin Kamis, 09 Oktober 2014

    Disusun Oleh :

    Kelompok 1 :

    1. Elok Faikoh (1113102000077)

    2. Sinthiya Nur Septiani (1113102000038)

    3. Zakiyatul Munawaroh (1113102000079)

    4. Lulu Annisa (1113102000017)

    5. Agustin Medika (1113102000069)

    6. Geraldi (1113102000037)

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARATA

    OKTOBER/2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat dan asam asetat anhidrat dengan dibantu

    dengan asam sulfat pekat. Aspirin memilik keguanaan untuk meringankan rasa saki, terutama

    sakit kepala, sakit gigi dan nyerti otot serta menurunkan demam. Aspirin yang sekarang sedang

    dikembangkan ini memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dengan

    waktu lama untuk mencegah serangan jantung.

    Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi

    antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan

    salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus COOH)

    dan asam salisilat (memiliki gugus OH). Asam salisilat dicampur dengan asam asetat anhidrat,

    menyebabkan reaksi menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang merupakan produk sampingan.

    Sejumlah kecil asam sulfat umumnya digunakan sebagai katalis.

    Pada praktikum ini akan di kemukakan laporan mengenai salah satu sintesis zat kimia

    yaitu sintesis aspirin (asam asetil salisilat) sebagai hasil dari praktikum yang telah dilakukan.

    B. Tujuan

    1. Untuk melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat

    2. Untuk memahami reaksi yang terjadi dalam sintesis aspirin

    3. Agar dapat menghitung persentase aspirin yang dihasilkan

    C. Manfaat

    1. Mahasiswa dapat melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat

    2. Mahasiswa dapat memahami reaksi yang terjadi dalam sintesis aspirin

    3. Mahasiswa dapat menghitung persentase aspirin yang dihasilkan

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat dan yang

    paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau kristal asam asetil

    salisilat dari tidak berwarna sampai berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara

    kering tapi terdegradasi perlahan jikaterkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai

    titik lebur dari asam asetil salisilat adalah 1350C. Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal

    adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti

    nyeri), antipiretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin bersifat

    antipiretik dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa glikosida. Glikosida adalah

    senyawa yang memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida L. Aglikon dalam salian

    adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.

    Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan

    turunan asam karboksilat yang gugus OH dari karboksilnya diganti dengan gugus OR dari

    alkohol. Ester dapat dibuat dari asam dengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol.

    Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R

    dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam

    karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden

    & Fessenden, 1986). Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya

    dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan

    bayer, Jerman

    Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Anhidrida asam

    ialah turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan

    fragmen-fragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam karboksilat

    dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam mineral sebagai katalis.

    Produksi ester secara industri dilakukan dengan mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol.

    Ester yang dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan

    aspirin.

  • Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat

    menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam

    bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat

    mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat kondensasi

    dua molekul asam karboksilat. Berikut daftar uraian bahan dalam Praktikum sintesis Aspirin:

    1. Acidum salycilicum (DITJEN POM edisi III, 1979)

    Nama IUPAC : Asam 2 hidroksi benzoate

    Sinonim : Asam salisilat / asetosal

    Rumus molekul : C7H6O3

    % unsur penyusun : Tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0 %

    C7H6O3 dihitung terdiri zat yang telah dikeringkan

    Titik lebur : antara 158o dan 161o

    Berat molekul : 138,12

    Bobot jenis : 1,44

    Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzen mudah larut dalam air

    mendidih,agak sukar larut dalam kloroform

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

    Kegunaan dalam praktek : Sebagai bahan dasar pembuat aspirin

    Kegunaan umum : Keratolitikum dan antifungi

    2. Acidum acetic anhidrate (DITJEN POM edisi III, 1979)

    Nama Resmi : Acidum acetic anhidrate

    Sinonim : Asam asetat anhidrat

    % unsur : (CH3CO) (Mr = 99)

    Rumus molekul : (CH3CO)2O

    Berat Molekul : 102,09

    % unsur penyusun : Mengandung tidak kurang dari 95,0 % C4H6O3

    Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam, mengandung

    kurang dari 95,0% C4H6O3

    Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol 95%

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai pelarut

    3. Aspirin (DITJEN POM edisi IV, 1995)

    Nama IUPAC : Acidum acetylsalicylium

  • Sinonim : Asam asetilsalisilat

    Berat molekul : 180,16

    Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih, tidak

    berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam

    Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,

    larut dalam kloroform

    Kegunaan umum : Analgetikum, antipiretikum

    4. Asam sulfat (DITJEN POM edisi III, 1979)

    Nama resmi : Acidum sulfaricum

    Sinonim : Asam sulfat

    Rumus molekul : H2SO4

    Berat molekul : 98,07

    Berat Jenis : 1,84 gr/vol

    % unsur penyusun : Asam sulfat mengandung tidak dari 95,0% dan tidak

    lebih dari 98,0% b/b H2SO4

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai katalisator

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A) Waktu dan Tempat

    Praktikum sintesis aspirin ini dilaksanakan pada hari Kamis, 09 Oktober 2014 di

    Laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    B) Alat dan Bahan

    Alat :

    Erlenmeyer

    Penangas air

    Pipa kapiler

    Beaker glass

    Tabung reaksi

    Gelas ukur

    Pipet tetes

    Spatula

    Magnetic stirrer

    Hot plate

    Ice bath

    Pompa isap

    Bahan :

    Asam salisilat kering

    Anhidrida asetat

    Asam sulfat pekat

    Etanol- air 50%

    Alkohol 95%

    Kertas saring

    Aquadest

    Cara Kerja

    1. Timbang berat kosong gelas kimia

    2. Timbang asam salisilat kering sebanyak 2,5 gr di dalam gelas beaker

    3. Masukkan asam salisilat kering kedalam Erlenmeyer, tambahkan 8 ml anhidrida asam asetat

    dan 4 tetes asam sulfat pekat ke dalam erlenmeyer

  • 4. Kocok campuran dan masukkan magnetic stirrer kedalam erlenmeyer, dan panaskan diatas

    hot plate pada suhu 50 60o C selama15 menit

    5. Ambil magnetic stirrer didalam erlenmeyer dan tambahkan 50 ml aquadest kedalamnya

    secara hati hati

    6. Dinginkan campuran dalam ice bath

    7. Jika campuran sudah terbentuk banyak kristal, saring kristal yang terbentuk dengan pompa

    isap dan cuci dengan air es / air dingin sampai campuran dan kristal di erlenmeyer tidak

    tertinggal

    8. Proses rekristalisasi. Masukkan produk aspirin yang terbentuk ke dalam erlenmeyer,

    tambahkan 5 ml etanol air 50%, masukkan magnetic stirrer dan panaskan erlenmeyer di

    atas hot plate sampai semua kristal melarut

    9. Jika tidak semua kristal melarut, tambahkan etanol air 50 % sampai semua kristal melarut

    sambil tetap dipanaskan di atas hot plate. Namun, jika tetap masih ada residu, saring larutan

    dalam keadaan panas menggunakan kertas saring lipat

    10. Dinginkan filtrat, masukkan ke dalam ice bath selama 15 menit sampai terbentuk banyak

    kristal

    11. Saring kristal yang terbentuk menggunakan pompa isap, cuci dengan air dingin / air es dan

    biarkan kristal mengering

    12. Masukkan kristal ke dalam oven dan timbang produk yang telah kering, hitunglah %

    hasilnya

    Lampiran Cara Kerja

    1 2 3

  • 4 5 6

    7 8 9

    10 11 12

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    V. asam salisilat = 2.5 g

    V. asam asetat anhidrida = 8 ml

    m. aspirin sintesis = 1,36 g

    Pada reaksi, asam Salisilat merupakan pereaksi pembatas. Maka, jumlah aspirin yang akan

    terbentuk secara teoritis, adalah:

  • B. Pembahaan

    Pada praktikum ini akan membahas mengenai pembuatan senyawa organik asam asetil

    salisilat (aspirin). Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan istilah lainnya adalah Asam

    Salisilat (ASA). Obat ini sering digunakan sebagai analgesic untuk menghilangkan atau

    meringankan rasa nyeri, sebagai antipiretik untuk mengurangi demam, serta sebagai anti-

    inflamasi untuk mengurangi peradangan.

    Aspirin adalah senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis melalui reaksi

    esterifikasi. Asam salisilat dilarutkan pada anhidra asetat sehingga terjadi subtitusi gugus

    hidroksi(-OH) pada asam salisilat dengan gugus asetil (OCOCH3) pada anhidra asetat dengan

    menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalis dan sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat

    adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam

    salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan

    menghasilkan aspirin, sedangkan dengan methanol ekses akan menghasilkan metil salisilat.

    Pada percobaan ini kami melakukan sintesis pembuatan aspirin melalui reaksi esterifikasi.

    Ke dalam labu Erlenmeyer mula-mula kami menimbang asam salisilat 2,5 gram lalu kami

    campurkan dengan 8 ml anhidrat asetat. Kemudian kami teteskan larutan H2SO4 pekat sebagai

    katalis sebesar 4 tetes dan kami homogenkan dengan bantuan magnetic stirrrer serta dipanaskan

    di atas hot plate dengan suhu 60C. Bila sudah homogen campuran tadi kami tambahkan 50 ml

    aquadest lalu dinginkan pada ice bath sampai membentuk kristal karena ketika suhu dingin,

    molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak melambat dan pada akhirnya terkumpul

    membentuk endapan. Anhidrida asetat menyerang H+ Anhidrida asam asetat mengalami

    resonansi anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat H+ terlepas dari OH

    dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asam asetat anhidrida asam asetat terputus menjadi

    asam asetat dan asam asetilsalisilat (aspirin) H+ akan lepas dari aspirin. Selanjutnya kami

    menyaring endapan dengan pompa vakum dimana pada bagian atas dari corong buchnernya di

    lapisi kertas saring.

  • Selain pembuatan aspirin kami juga melakukan tahap rekristalisasi aspirin (pemurnian

    aspirin) dimana tahap awal adalah kami menyiapkan aspirin yang kami dapatkan dan kami

    masukkan ke dalam gelas beker lalu tambahkan etanol-air 50 % hingga 75 ml sambil dipanaskan

    di atas hot plate sampai homogen. Setelah homogen didinginkan di ice bath sampai membentuk

    kristal lalu kami saring dengan pompa vakum, cuci dengan air dingin dan membiarkan agar

    kristal mengering. Untuk hasil yang lebih optimal kami mengeringkannya di dalam oven dengan

    suhu 60C selama 24 jam. Berat aspirin yang didapat secara praktikum sebesar 2,5 gram dan

    berat aspirin secara teori sebesar 1,36 gram. Dari hasil itulah diperoleh rendemen sebesar 41,

    74%. Hasil rendemen yang sangat sedikit ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :

    1) Proses rekristalisasi yang tidak sempurna, disebabkan waktu pendinginan di ice bath

    yang terbatas sehingga kristal yang harusnya terbentuk tidak segera terbentuk.

    2) Pada saat penyaringan, peletakan kertas saring yang tidak benar menyebabkan adanya

    kristal yang ikut lolos dan tidak tertahan pada kertas saring, akibatnya massa kristal

    aspirin berkurang.

    3) kurang telitinya praktikan dalam proses kristalisasi, asetilasi maupun rekristalisasi

    sehingga rendemen yang diperoleh sedikit.

    Digunakan anhidrat asetat karena untuk mencegah adanya air, sebab bila terdapat air maka

    kristal aspirin akan terurai kembali menjadi asam salisilat. Adapun fungsi dari penggunaan asam

    sulfat pekat yaitu sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi namun tidak ikut

    bereaksi.Dilakukan pemanasan untuk menaikkan kelarutan asam salisilat yang terbentuk

    sehingga dapat berekasi sempurna. Dalam pembuatan aspirin tidak akan dihasilkan produk yang

    baik jika suasananya berair, karena asam salisilat yang terbentuk akan terhidrolisa menjadi asam

    salisilat berair. Aspirin diperoleh dengan proses asetilasi terhadap asam salisilat dengan

    katalisator H2SO4 pekat. Asetilasi adalah terjadinya pergantian atom H pada gugus OH dan

    asam salisilat dengan gugus asetil dari asam asetil anhidrat. Karena asam salisilat adalah destilat

    phenol, maka reaksinya adalah asetilasi destilat phenol. Asetilasi ini tidak melibatkan ikatan C-O

    yang kuat dari phenol, tetapi tergantung pada pemakaian, pemisahan ikatan O-H. jika dipakai

    asam karboksilat untuk asetilasi biasanya rendeman rendah. Hasil yang diperoleh akan lebih

    baik. Jika digunakan suatu derivate yang lebih reaktif menghasilkan ester asetat. Nama lain

    aspirin adalah metil ester asetanol (karena diperoleh dari esterifikasi asam salisilat sehingga

    merupakan asam asetat dan fenilsalisilat. (Vogel, 1990)

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Asam salisilat (o hidroksi asam benzoat) merupakan senyawa bifungsional, yaitu gugus

    fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil. Dengan demikian asam salisilat dapat

    berfungsi sebagai fenol (hidroksi benzene) dan juga berfungsi sebagai asam benzoate.

    Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan istilah lainnya adalah Asam Salisilat

    (ASA). Obat ini sering digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan atau

    meringankan rasa nyeri, dan demam.

    Asam asetil salisilat (aspirin) dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan

    anhidrida asam asetat.

    Reaksi yang terjadi pada pembuatan aspirin merupakan reaksi esterifikasi, yang

    melibatkan asetilasi, terjadinya pergantian atom H pada gugus OH dan asam salisilat

    dengan gugus asetil dari asam asetil anhidrat.

    Berat aspirin yang di dapat adalah 1,36 gram dengan perolehan rendemen sebesar

    41,74%.

    B. Saran

    Bekerjalah dengan teliti dan hati-hati karena banyak zat kimia yang digunakan dalam

    praktikum ini cukup berbahaya

    Gunakanlah alat pelindung seperti masker dan sarung tangan ketika praktikum

    berlangsung.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media

    Pustaka

    Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.

    Furniss, Brian S., et al., Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry 5th Edition-Revised.

    1989. Longman Scientific & Technical, Essex, England. (page 135 -151, 236-240).

    Ganiswara, S., 1995. Farmakologi dan Terapi. Gaya baru. Jakarta.

    Ebel, S., 1992. Obat Sintetik. Edisi V. Institut tehknologi Bandung Press. Bandung.

    Reksohadiprodjo, S., 1979. Kuliah dan Praktika Kimis Farmasi Preparatif. Gunung Agung.

    Yogyakarta.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:

    Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

    Asprin, Robert. 2003. Encyclopedia Aspirin. http://www.statemaster.com/encyclopedia/Aspirin

    diakses pada 13/10/2014 18:43

    Anonim. http://www.blogkesehatan.net/pembahasan-sintesis-asam-asetil-salisilat/ diakses pada

    13/10/2014 17:35

    Anonim. 2007. Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

    http://www.oc-praktikum.de/nop/id/instructions/pdf/5012_id.pdf diakses pada 13/10/2014 18:54