laporan pbl fix
DESCRIPTION
kjjTRANSCRIPT
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn. YDALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA ASMA BRONKIAL
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama kepala keluarga: Tn. Y (57 tahun)
Alamat: Kahuripan Baru Ngadirgo, RT 6 RW 4 desa Wonolopo Mijen Semarang Jawa Tengah
Bentuk keluarga: Nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No.
Nama
Kedudukan
L/P
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pasien
Keterangan
.
Tn. Y
Kepala keluarga
L
57 th
SD kelas 4
Serabutan
Pasien
Asma bronkial
2.
Ny. S
Istri
P
49 th
-
Ibu rumah tangga
-
-
3.
An. S
Anak
L
38 th
SMP
Percetakan
-
-
4.
An. A
Anak
L
33 th
SMP
Pegawai Bengkel
-
-
5.
An. D
Anak
P
16 th
SMP
Siswa & Pegawai Pabrik Roti
-
-
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. Y berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas nama Tn. Y usia 57 tahun, pendidikan SD kelas 4 bekerja serabutan dengan penyakit Asma Bronkial.
TAHAP II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama: Tn. Y
Umur: 59 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Pekerjaan: Serabutan
Pendidikan: SD kelas 4
Agama: Islam
Alamat: Kahuripan Baru Ngadirgo, RT 6 RW 4 desa Wonolopo Mijen Semarang Jawa Tengah
Suku: Jawa
Tanggal periksa: 23 Juli 2013
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sesak napas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak tahun 1975, pasien sering mengeluhkan sesak napas dan batuk yang terus menerus. Beberapa hari yang lalu, pasien mengalami jatuh yang menyebabkan trauma di dada sebelah kiri. Hal ini menimbulkan sesak napas yang cukup berat. Apabila serangan sesak timbul, sampai kaki dan tangan terasa dingin, dan pernah pingsan. Batuk dan sesak timbul apabila terkena udara dingin atau karena melakukan aktivitas berat. Keluhan pasien terasa lebih ringan setelah minum obat.
Pasien biasa memeriksakan dirinya ke Puskesmas Mijen, dan apabila mengalami serangan yang hebat langsung ke RS Permata Medika. Oleh dokter yang menangani dikatakan sakit asma. Pasien kontrol ke puskesmas jika terdapat serangan asma atau obatnya habis.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma: (+) sejak tahun 1975
Riwayat sakit gula: disangkal
Riwayat hipertensi: disangkal
Riwayat sakit jantung: disangkal
Riwayat sakit ginjal: disangkal
Riwayat alergi: disangkal
Riwayat mondok: sudah berkali-kali, >10x, di RS Permata Medika, penanganannya hanya sampai pemasangan nebulizer.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat asma: disangkal
Riwayat hipertensi: disangkal
Riwayat sakit gula: disangkal
Riwayat sakit jantung: disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok: (+)
Riwayat minum alkohol: disangkal
Riwayat olahraga teratur: disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang suami yang sudah tidak bekerja. Sebelumnya bekerja serabutan. Pasien tinggal serumah dengan istri dan satu orang anak perempuannya. Istri bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan anak perempuannya bekerja sebagai karyawan percetakan. Status ekonomi kurang.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan tidak teratur, karena tidak ada yang menyiapkan makanan di rumah. Istri dan anaknya sibuk bekerja. Makan hanya sekali sehari dengan nasi, sayur, mie instan, lauk pauk dikonsumsi tidak sering (tahu, tempe). Status gizi kesannya kurus sekali.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah: 100/70 mmHg
Nadi: 110 kali permenit
Frekuensi nafas: 32 kali permenit
Suhu: 37C
2. Status Gizi
BB = 35 kg
TB = 154 cm
IMT= = = 14,75 kg/ (kurus sekali)
3. Mata: dalam batas normal
4. Leher: dalam batas normal
5. Jantung: dalam batas normal
6. Pulmo:
Inspeksi: tidak ada striae, tidak ada krepitasi, jaringan lemak tipis
Perkusi: sonor
Palpasi: terdapat nyeri pada hypocondriaca sinistra
Auskultasi: wheezing (+)
7. Abdomen: dalam batas normal
8. Ekstremitas: dalam batas normal
9. Status neurologis: dalam batas normal
D. RESUME
Pada tanggal 9 Juli 2013, (2 minggu sebelum periksa) pasien mengeluhkan sesak napas dan batuk yang terus menerus. Saat serangan sesak, kaki dan tangan pasien sampai terasa dingin, bahkan hampir pingsan. Sebelumnya pasien terjatuh dan terdapat trauma di dada sebelah kiri. Pasien berobat ke puskesmas, lalu dirujuk ke RS Permata Medika, dan didiagnosis asma dan diberi obat cetrizine 1x1, asam mefenamat, paracetamol, seretide diskus salmeterol xinafoate, fluticasone propionate.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg dan status gizi kurus sekali.
Pasien rajin kontrol ke puskesmas jika obatnya habis atau mengalami keluhan. Pasien sudah tidak bekerja dan tidak mengkonsumsi makanan yang sesuai kebutuhan gizi.
PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik
Tn. Y usia 57 tahun nuclear family, asma bronkial, status gizi kurus sekali, hubungan keluarga kurang harmonis, hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin baik.
2. Diagnosis Biologis
Asma bronkial
3. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya, tetapi pasien mengalami beban pikiran terhadap keadaan keluarganya yang kurang perhatian dengan kondisinya, namun dia menyangkal.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya kurang baik, anggota keluarga kurang memperhatikan kondisi kesehatan pasien, karena masing-masing anggota memiliki kesibukan sendiri. Bahkan apabila pasien periksa ke puskesmas atau RS, tidak ada yang mengantarnya.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Penderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik.
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
Menghindari debu, bau-bau yang dapat menyebabkan napas menjadi sesak.
Pola hidup sehat, makan yang teratur
Menghangatkan badan ketika cuaca dingin
Berolahraga dengan teratur
Menjaga higienitas rumah dan lingkungan
2. Medikamentosa
Cetrizine 3x1
Paracetamol 3x1
Inhaler Seretide diskus 2x1
FOLLOW UP
Tanggal 24 Juli 2013
Subyektif: -
Obyektif: masih agak sesak dan batuk, pilek
Tanda vital
Tensi: 100/80 mmHg
Nadi: 90 kali permenit
RR: 34 kali permenit
Suhu: 37C
Assesment: Asma bronkial permitten
Planning: Terapi medikamentosa berupa Cetrizine 3x1, Paracetamol 3x1, Seretide diskus 2x1. Terapi non medikamentosa berupa menghindari debu dan bau-bau yang menyebabkan napas sesak, menghangatkan badan ketika cuaca dingin, pola hidup sehat, makan yang teratur, istirahat cukup, dan olahraga teratur.
FLOW SHEET
Nama: Tn. Y (57 tahun)
Diagnosis: Asma bronkial
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal
Tanda Vital
Keluhan
Rencana Terapi
Target
24/07/13
Tensi : 100/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 34x/menit
Suhu : 37C
Sesak nafas, batuk, pilek
Medikamentosa :
Cetrizine 3x1
Paracetamol 3x1
Seretide diskus 2x1
Non medikamentosa :
Menghindari debu, bau-bau yang dapat menyebabkan napas menjadi sesak.
Pola hidup sehat, makan yang teratur
Menghangatkan badan ketika cuaca dingin
Berolahraga dengan teratur
Menjaga higienitas rumah dan lingkungan
Sesak nafas berkurang
TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI KELUARGA
Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Tn. Y 57 tahun), istri (Ny. S, 49 tahun), tiga orang anaknya (Sdr. S 38 tahun, Sdri. A 33 tahun, Sdri. Dian 16 Tahun) yang sudah tidak tinggal satu rumah dengan penderita.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga kurang harmonis, kurang mendukung, dan tidak perhatian satu sama lain.
3. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita sudah tidak bekerja lagi, istri bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan penghasilan tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, status ekonomi kurang.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga kurang baik, dan bila terdapat permasalahan tidak diselesaikan dengan cara dimusyawarkan.
Fungsi Fisiologis
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn. Y
Kode
APGAR
Tn.Y
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mendapat masalah.
2
P
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.
2
G
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.
2
A
Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll.
2
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama.
2
Total (kontribusi)
10
Bila jawaban sering/selalu diberikan nilai 2, jawaban kadang-kadang diberikan nilai 1 sedang jawaban jarang / tidak pernah diberikan nilai 0. Bila penjumlahan kelima nilai diatas adalah antara :
7 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota keluarga saling mendukung satu sama lain
4 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hubungan antar anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
0 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar anggota keluarga
Rata-rata APGAR score keluarga Tn. Y = 2 + 2 + 2 + 2+2 = 10
1
Kesimpulan : berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota keluarga saling mendukung satu sama lain.
Fungsi Patologis
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn.Y
Sumber
Patologi
Keterangan
Social
Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
+
Cultural
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti.
-
Religion
Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah cukup baik
+
Economic
Penghasilan keluarga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan (di bawah UMR)
-
Education
Tingkat pendidikan keluarga kurang, Tn.Y hanya tamat SD (tidak menempuh wajib belajar 9 tahun).
-
Medical
Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
+
Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Tn. Y yaitu fungsi ekonomi dan edukasi.
GENOGRAM
(: laki-laki, perempuan meninggal: pasien asma: tinggal serumah: laki-laki: perempuanKeterangan :Tn.YNy.SAn.DDiagram 1. Genogram keluarga Tn. YKesimpulan : Penyakit yang diderita pasien tidak ditemukan pada anggota keluarganya. Dari genogram tersebut tidak ada penyakit yang diturunkan maupun penyakit menular)
Pola Interaksi keluarga
(Ny.R) (Tn.T) (Keterangan : : Hubungan baik : Hubungan tidak baik)
(An.D)
(Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn. TKesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan kurang baik dan harmonis.)
Faktor Perilaku
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga ini masih kurang. Penderita hanya lulusan SD dan istrinya tidak menempuh jenjang pendidikan serta ketiga anaknya hanya lulusan SMP. Pengetahuan penderita tentang kesehatan dan pola hidup sehat masih kurang
b. Sikap
Penderita dan keluarga sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan secara umum namun belum menerapkan pola hidup sehat. Penderita dan keluarga kurang menjaga kebersihan rumah.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktek atau puskesmas. Namun penderita belum terbiasa melakukan kontrol rutin, penderita hanya berobat saat ada keluhan saja.
Faktor non perilaku
a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn.Y kurang memadai. Keadaan di dalam dan di luar rumah kurang bersih, sampah hanya dikumpulkan di dalam kantong kresek dan di letakkan di luar rumah, sumber air kurang terjaga kebersihannya, keadaan belakang rumah kurang bersih, masih terdapat genangan airdi bekas pecahan-pecahan atap, pencahayaan dan ventilasi kurang. Kondisi rumah secara keseluruhan kurang rapi.
b. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung berobat ke puskesmas atau dokter yang praktek di sekitar tempat tinggal penderita. Penderita memiliki kartu jamkesmas
Lingkungan Indoor
Keluarga Tn. Y tinggal di sebuah rumah berukuran 12 x 8 m2 dan kurang memadai. Rumah menghadap ke selatan dan tidak memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu kecil, tiga kamar tidur, ruang keluarga yang dilengkapi TV, satu kamar mandi, satu wc, dan ruang makan yang menjadi satu dengan dapur. Pintu masuk dan keluar ada satu di bagian depan rumah . Dinding terbuat batu bata yang belum di cat, lantai rumah berupa plesteran. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan tidak ditutup langit-langit. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air sumur dengan mesin pompa. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan tungku kayu bakar.
Lingkungan Outdoor
Rumah penderita terletak di pinggir jalan dengan kondisi jalan sudah beraspal dan tanpa pagar. Lingkungan sekitar rumah berupa perkampungan dengan kondisi masyarakat akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lainnya saling berdempetan. Jarak antara rumah dengan kandang ternak terlalu dekat. Terdapat selokan untuk menyalurkan limbah rumah yang terdapat di depan rumah namun alirannya tidak lancar. Sampah dikumpulkan di dalam kantong kresek dan di letakkan di depan rumah.
(Tn. Y 59 th,Asma bronkialKesadaran kesehatan penderitadan keluarga kurangPengetahuan pola hidupsehat kurangPola hidup tidak sehatSanitasi diri danlingkungan burukMasalah ekonomi dan keluargaAsupan gizi kurangDiagram 3. Diagram permasalahan pasien)
TAHAP IV. HUBUNGAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DENGAN ASMA
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma adalah penyakit paru-paru kronis, asma ditandai dengan mengi (wheezing ), batuk dan rasa sesak di dada yang timbul secara episodik atau kronis akibat bronkokonstriksi.
Ada beberapa hal yang merupakan penyebab dari asma bronchial yaitu : Allergen seperti debu rumah, tungau debu, apora jamur, serpih kulit kucing, anjing dan sebagainya, Infeksi saluran pernafasan, serangan virus, tekanan jiwa, obat-obatan, dan polusi udara.
Terdapat beberapa masalah yang ditemukan terkait dengan terjadinya asma yang dialami penderita. Penderita dan keluarganya belum menyadari pentingnya kesehatan sehingga tidak terlalu memperhatikannya. Dimulai dari gaya hidup yang tidak sehat, makan yang tidak teratur menyebabkan asupan gizi yang sangat kurang karena ketidakmampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pasienpun jarang melakukan olahraga sehingga badan gampang terserang penyakit serta pasienpun kurang menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan rumahnya sendiri dibuktkan dengan keadaan rumah yang kurang bersih. Lingkungan yang higienitas sangat kurang dimana banyak debu yang dapat memicu terjadinya serangan asma itu sendiri dibuktikan dengan tempat. Dan dari psikologis pasien yang sering terbebani oleh pikiran karena merasa pasien hanya membebani keluarga dengan sakitnya pasien yang sedang dirasakan sekarang.
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Asma bronkial
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya. Hubungan antar anggota keluarga kurang harmonis dan tidak saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat, pendidikan penderita dan keluarganya juga kurang, penderita menyadari arti pentingnya kesehatan, namun penderita tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada penderita mengenai asma yang diderita Tn. Y dan juga komplikasinya sehingga dapat membantu memperbaiki pola makan, menjaga kebersihan lingkungan terutama rumah dan sekitarnya.
2. Preventif
Menghindari faktor pencetus seperti debu, polusi udara
Menghangatkan badan ketika cuaca dingin
Minum obat secara teratur dan sesuai petunjuk aturan minum obat
3. Kuratif
Cetrizine 3x1,
Paracetamol 3x1,
Inhaler seretide diskus 2x1.
4. Rehabilitatif
Berolahraga secara teratur setiap harinya, misalnya senam asma.