bab i - v pbl fix

Upload: rama-itachi

Post on 10-Mar-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar BelakangPuskesmas Mangkang adalah unit organisasi fungsional yang melaksanakan tugas teknis Dinas Kesehatan, yang berada dikecamatan Tugu dengan wilayah kerja kelurahan Mangkang Kulon, Mangkang Wetan dan kelurahan Mangunharjo kota Semarang. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang di Puskesmas Mangkang meliputi kegiatan praktik manajemen puskesmas. Topik yang dipelajari mahasiswa dalam Praktik Pembelajaran Lapangan pada blok 21 ini adalah 6 Upaya Kesehatan Wajib yaitu Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Upaya Pengobatan, sertas beberapa Upaya Kesehatan Pengembangan dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).Selain itu, dalam kegiatannya di Puskesmas Mangkang, mahasiswa diharapkan dapat memahami struktur organisasi dan manajemen serta kegiatan yang meliputi pengenalan wilayah, analisis masalah, menganilisis penyebab, dan mencari alternatif pemecahan masalah. Untuk mendapatkan prioritas masalah akan diolah menggunakan Hanlon Kuantitatif.Dengan adanya pengalaman belajar di lahan praktik ini, diharapkan mahasiswa Fakultas Kedoktteran Universitas Muhammadiyah Semarang akan mendapatkan bekal yang cukup untuk terjun ke masyarakat, serta dapat mengenal dan menghayati aspek kesehatan dalam kontak kehidupan masyarakat, serta belajar memecahkan masalah baik di bidang kesehatan maupun non kesehatan.II. Tujuan Praktek Belajar LapanganA. tujuan UmumPada akhir kegiatan diharaapkan mahasiswa dapat menjelaskan pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas serta menganalisis dan melaporkan kesesuaiannya dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.B. Tujuan Khusus1. Melaksanakan proram puskesmas serta membantu pelaksanaan pemeriksaan medik terhadap pasien di puskesmas.2. Memahami Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.3. Melakukan analisis kesesuaian antara kegiatan Pelayanan Kesehatan di puskesmas dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan.4. Membuat laporan kegiatan secara berkelompok.

III. MANFAAT PBLA. Manfaat bagi Puskesmas1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas yang belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM).2. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya puskesmas yang belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM).3. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap upaya Puskesmas yang belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM).B. Manfaat bagi Mahasiswa1. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.2. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang ada di puskesmas.3. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan dalam program puskesmas.

IV. METODE PENGUMPULAN DATAMetode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengambil data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petugas Puskesmas Mangkang dan data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di Puskesmas Mangkang.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP DASAR PUSKESMASA. Pengertian Puskesmas Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009). Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan puskesmas bertanggung jawab dalam penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan pelayanan tingkat pertama. Dinas Kesehatan Kota merupakan suatu kerja perangkat daerah yang memiliki tanggung jawab menjalankan kebijakan pemerintah kota dalam bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Semarang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan bidang kesehatan di dalam wilayah Kota Semarang dan sekitar. B. Visi Dinas Kesehatan Kota Semarang Dalam mewujudkan gambaran masyarakat Kota Semarang di masa depan maka Dinas Kesehatan Kota memiliki Visi Terwujudnya Masyarakat Kota Semarang yang Mandiri untuk Hidup SehatC. Misi Dinas Kesehatan Kota Semarang Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di seluruh wilayah Kota Semarang, yang bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kota Semarang. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing jenjang administrasi pemerintahan yaitu : 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas2. Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan kemampuan hidup sehatD. Tujuan Pelaksanaan 1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang efektif dan efisien2. Meningkatkan kesiapan dan ketersedian sumberdaya kesehatan dalam mendukung proses pelayanan kesehatan3. Mengembangkan kebijakan dan manajemen yang efektif dan efisien dalam pengelolaan pelayanan dan sumber daya kesehatan4. Meningkatkan pelayanan kefarmasian serta penyedian obat perbekalan kesehatan yang memenuhi persyaratan mutu5. Meningkatkan perilaku dan peran aktif individu, keluarga dan masyarakat untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan lingkungannya sendiri.

II. ORGANISASI A. Struktur Organisasi Puskesmas dikepalai oleh seorang kepala Puskesmas yang dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh kelompok jabatan fungsional dan sub bagian tata usaha. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari dokter umum, dokter gigi, bidan, sanitarian, perawat gigi, perawat, asisten apotek, pelaksana laboratorium, petugas epidemiologi dan penyuluh kesehatan serta pelaksana gizi. Sedangkan sub bagian tata usaha terdiri dari kepala bagian tata usaha, umum, kepegawaian serta keuangan. B. Kriteria PersonaliaKriteria personalia yang mengisi struktur organisasi di Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.C. Eselon Kepala PuskesmasKepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan enselon IV.

III. UPAYA KESEHATAN PUSKESMASUntuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni : A. Upaya Ksehatan Wajib1. Upaya Promosi KesehatanMenurut WHO promosi kesehatan merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan Promosi kesehatan terdiri atas 3 tingkatan yaitu : a. Tujuan Program Tujuan program merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatanb. Tujuan pendidikan Tujuan Pendidikan merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. c. Tujuan PerilakuTujuan perilaku merupakan gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan. Sasaran promosi kesehatan terdiri dari sasaran langsung (primer) dan sasaran tidak langsung (sekunder dan tersier). Selain itu sasaran promosi kesehatan adalah individu kelompok, atau keduanya.2. Upaya Kesehatan LingkunganUpaya kesehatan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan Puskesmas untuk menciptakan keseimbangan antara manusia manusia dan lingkungan sehingga terbentuk keseimbangan diantara keduanya. 5 upaya kesehatan lingkungan : a. Penyehatan sumber air bersih SBb. Penyehatan lingkungan pemukiman c. Penyehatan tempat-tempat umum d. Penyehatan tempat kelola lapangan e. Klinik sanitasi dan pemeriksaan jentik nyamuk3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Merupakan upaya dalam bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui bayi dan anak balita serta anak pra sekolah.Tujuan dari program KIA dan KB adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang yang optimal. 4. Upaya Perbaikan Gizi MasyarakatUpaya perbaikan gizi memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita.Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif meliputi : a. Meningkatkan pendidikan gizi b. Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainc. Penanggulangan gizi lebih d. Peningkatan surveilans gizie. Pemberdayaan masyarakat untuk mencapai KADARZI5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasaan Penyakit MenularPencegahan dan pemberantasan penyakit menular memiliki tugas dalam merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit. Tujuan program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif meliputi : a. Pencegahan dan penanggulangan faktor resikob. Peningkatan imunisasic. Penemuan dan tatalaksana penderitad. Peningkatan surveilans epidemilogi dan penanggulangan wabahe. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi, pencegahan dan pemberantasan penyakit.6. Upaya Pengobatan Upaya pengobatan merupakan segala bentuk pelayanan pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejala yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi khusus sesuai kebutuhan.Tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia.

B. Upaya Kesehatan PengembanganUpaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang di sesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yaitu :a. Upaya Kesehatan Sekolahb. Upaya Kesehatan Olahragac. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakatd. Upaya Kesehatan Kerjae. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulutf. Upaya Kesehatan Jiwag. Upaya Kesehatan Matah. Upaya Kesehatan Usia Lanjuti. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

IV. SISTEM RUJUKANSistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan yang melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti unit yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas terdapat 2 macam rujukan yaitu : 1. Rujukan Upaya Kesehatan PeroranganCakupan rujukan upaya kesehatan perorangan adalah penyakit. Apabila Puskesmas tidak dapat menanggulangi satu kasus penyakit maka Puskesmas tersebut wajib merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu.2. Rujukan Upaya Kesehatan MasyarakatCakupan rujukan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat. Rujukan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila suatu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak dapat menanggulangi kesehatan dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuk ke dinas kesehatan Kabupaten atau Kota.

V. PROSES MANAJEMEN PUSKESMASUntuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :a. Rencana Tingkat Puskesmas / RTP (P1)b. Lokakarya Mini Puskesmas atau pelaksanaan (P2)c. Penilaian Kinerja Puskesmas atau evaluasi kinerja (P3)Termasuk manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality assurance).1. RTP (Rencana Tingkat Puskesmas)Perencanaan tingkat puskesmas memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif. Semua aktivitas personalia dan organisasi puskesmas diawasi, dipantau, dan di bimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja Puskesmas (fungsi pengawasan dan pengendalian).Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah sebagai berikut :1. PersiapanMempersiapkan data yang akan dianalisis, sehingga untuk selanjutnya dapat mempermudah perencanaan yang akan dibuat.2. Analisis Situasi PenyusunanAnalisis situasi Puskesmas adalah proses berikut kecenderungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini berupa peta wilayah dan sumber daya (ketenagaan, obat dan bahan habis pakai, peralatan, sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran serta masyarakat, data penduduk dan sasaran program, data sekolah, data kesling.3. Rencana Usulan KegiatanTerdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK), yaitu :a. Analisis masalah, meliputi :i Identifikasi masalahii Prioritas masalahiii Merumuskan masalahiv Penyebab masalahb. Penyusunan RUK4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

2. Lokakarya MiniLokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim. Memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas. Lokakarya Mini Puskesmas merupakan penerapan pergerakan, pelaksanaan (P2). Adapun tujuan dilakukannya Lokakarya Mini adalah untuk meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membina kerjasama lintas program serta lintas sektoral.Salah satu bentuk upaya dalam penggalangan maupun pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan Lokakarya Mini Puskesmas. Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan Lokakarya Mini itu, mencakup dua hal pokok, yaitu meliputi :a. Lokakarya Mini Lintas Programb. Lokakarya Mini Lintas SektorBerdasarkan waktunya, Lokakarya Mini dibagi menjadi 2, yaitu :a. Lokakarya Mini BulananLokakarya Mini Bulanan diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu :1. Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama2. Lokakarya Mini Bulanan Rutinb. Lokakarya Mini TribulanLokakarya Mini Tribulan ini dilakukan sebagai pemantau pelaksanaan kerjasama lintas sektoral. Lokakarya Tribulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap : Lokakarya Mini Tribulan Pertama Lokakarya Mini Tribulan Rutin

3. Evaluasi Kinerja PuskesmasPenilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas. Ruang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan.Bahan yang dipakai dalam penilaian kinerja Puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan, sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada buku pedoman penilaian kinerja Puskesmas dari Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I thn 2006.

VI. PEMECAHAN MASALAH PENGAMBILAN KEPUTUSANPemecahan Masalah Pengambilan Keputusan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan berbagai metode.Skema PM-PK : Skema hubungan antar komponen pendekatan sistem Skema pemecahan masalahan dan pengambilan keputusan di puskesmas.Langkah-langkah PM-PK di puskesmas : A. Identifikasi masalah 1. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3)SP3 adalah pencatatan dan pelaporan yang harus dibuat oleh Puskesmas dan direkapitulasi disetiap tingkatan adiministrasi dengan waktu tertentu. Pencatatan dan pelaporan Puskesmas disini sudah mencakup pelayanan kesehatan dipuskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Puskesmas dengan Perawatan, Bidan Desa, Perawat Desa, Balai Pengobatan, Dokter/Bidan Praktek swasta dan unit-unit pelayanan kesehatan lainnya baik pemerintah maupun swasta.2. Standar Pelayanan Minimal (SPM)Suatu standar dengan batas-batas tertentu, untuk mengukur kinerja penyelenggaran kewenangan wajib di daerah (Kab/Kota), yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarkat, mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai : a. Jenis pelayanan Pelayanan publik yang mutlak dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politikb. Prinsip Standar Pelayanan Minimal (SPM)1. Diterapkan pada kewenangan wajib2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. 3. Menjamin askes masyarakat mendapat pelayanan kesehatan dasar tanpa mengorbankan mutu, mempunyai dampak luas pada masyarakat.4. Merupakan indikator kinerja, bukan standar teknis. 5. Dinamis.6. Dalam kerangka penyelenggaran pelayanan dasar.c. Indikator dan target Standar Pelayanan Minimal (terlampir). B. Prioritas MasalahUntuk mempropritas masalah di masyarakat menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Metode ini bertujuan antara lain: 1. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikut sertakan dalam proses penentuan masalah2. Mengkelompokan faktor-faktor yang ada dan memberikan bobot terhadap kelompok faktor tersebut3. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai dengan kebutuhanMetode Hanlon kuantitatif menggunakan 4 kriteria, yaitu : 1. Kriteria A = Besarnya masalahMenetapkan faktor yang digunakan untuk menetukan besar masalah dan data yang digunakan bersifat kuantitatif. Besar masalah didapatkan berdasarkan hasil cakupan terhadap pencapaian yang diperoleh dari populasi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar masalah maka hal yang perlu diperhatikan adalah penetepan range untuk menentukan nilai besarnya masalah. 2. Kriteria B = Kegawatan masalahDalam penilaian kriteria ini lebih bersifat subjektif. Tentukan 3 faktor tingkat kegawatan, yang meliputi : a. Tingkat mendesak (Urgency)b. Tingkat keganasan (Seriousness)c. Biaya 3. Kriteria C = Kemudahan penanggulanganMenilai masalah tersebut dalam penanggulangan tentang keberadaan sumber daya (tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas, kesehatan) dan teknologi yang digunakan tersedia, kemampuan dan kemudahan menyelesaikan masalah dengan bobot penilaian antara 1-5 4. PEARL faktor Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah : a. P : Propriate (Kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan dunia/program daerah)b. E : Economic (Secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)c. A : Acceptability (Dapat diterima oleh masyarakat, Pemda, dll)d. R : resource (Tersedianya sumber daya yang mendukung kegiatan)e. L : Legality (Ada landasan hukum/etika kedokteran, dll) bobot nilai yang diberikan bila dijawab ya bernilai 1 dan bila dijawab tidak bernilai 0 Hasil maksimal dari perhitungan rumus Hanlon tersebut adalah 100, semakin tinggi nilai angka perhitungan maka masalah tersebut akan diprioritaskan untuk ditanggulangi.C. Analisis penyebab masalahPenyebab masalah di puskesmas dapat di analisis menggunakan pendekatan sistem. Analisis penyebab masalah adalah suatu pendekatan atau cara penelaahan terhadap suatu masalah komplek untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam perencanaan dan manajemen yang bersifat komprehensif. Komponen pendekatan sistem antara lain : 1. Input (masukan)Puskesmas memiliki input man (sumber daya manusia), money (biaya), material (sarana-prasarana), method (metode), market (sasaran). 2. Proses (tahapan kegiatan)Puskesmas melakukan rangkaian kegiatan meliputi perencanaan tingkat puskesmas, pengorganisasian tenaga yang ada, lokakarya mini puskesmas, pemantauan wilayah setempat, penyedian peralatan dan bahan-bahan tepat waktu, bimbingan teknis petugas pelaksanaan sesuai protap, penyuluhan kesehatan pada masyarakat dan evaluasi kinerja.3. Output (hasil antara)Merupakan hasil cakupan Puskesmas dari kegiatan pokok tertentu4. Outcome (hasil akhir)Merupakan hasil akhir output seperti tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan5. Impact (dampak) Dampak dari outcome yang terjadi misalnya di Puskesmas yaitu data kelahiran, data kesakitan dan data kematian6. Environtment (lingkungan) Lingkungan dikelompokkan menjadi dua yaitu lingkungan fisik (jarak, cuaca, dan lain-lain) dan lingkungan non-fisik (kebijakan pemerintahan, peraturan daerah, dan lain-lain). D. Alternatif kegiatan dan pengambilan keputusanAlternatif kegiatan dan pengambilan keputusan di puskesmas menggunakan lokakarya mini (LOKMIN) yang bertujuan meningkatkan kemampuan manajemen puskesmas dalam mengelola kegiatannya dalam upaya meningkatkan fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan diwilayahnya. E. Penyusunan rencana kegiatanPOA puskesmas adalah kumpulan dari beberapa kegiatan yang sudah jelas tujuan, sasaran dan target yang ingin dicapai, penggunaan biaya, waktu pelaksanaan kegiatan dan petugas yang melaksanakan kegiatannya, dapat disusun pertahun, perenam bulan, per tiga bulan ataupun perbulannya. POA yang baik terlihat dari tujuan, sasram dan target yang dibuat. Pembuatan POA dapat menggunakan tabel 4W+1H (what, when, where, who, dan how). Tahap rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) yang disebut pula Plan Of Action (POA). ROK disusun setelah diterimanya alokasi dana yang diberikan oleh pemerintah daerah ke Puskesmas. F. Pelaksanaan Pelaksanaan dan sasarannya adalah petugas di puskesmas dilaksanakan dalam lokakarya mini (LOKMIN). G. Penilaian atau evaluasi Penilaian atau evaluasi dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan di nilai dari input, proses dan output.

BAB IIIGAMBARAN UMUM KONDISI PUSKESMAS MANGKANG

I. KONDISI LINGKUNGANA. Data Wilayah KerjaPuskesmas Mangkang adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja dengan luas wilayah 1226,88 ha dan memiliki 1 Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu mangunharjo.Puskesmas Mangkang terletak di jalan Jend. Urip Sumoharjo KM 16 KecamatanTugu yang memiliki wilayah kelurahan binaanyaitu :a. Kelurahan Mangkan Kulon yang terdiridari 21 RT dalam 6 RWb. Kelurahan Mangkang Wetan yang terdiridari 37 RT dalam 7 RW c. Kelurahan Mangunharjo yang terdiridari 28 RT dalam 5 RWProgram Wajib Puskesmas Mangkang :1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesehatan Lingkungan3. Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta keluarga berencana4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat5. Upaya Pencegahandan Pemberantasan Penyakit Menular6. Upaya PengobatanProgram pengembangan yang dilaksanakan puskesmas Mangkang :1. Upaya perawatan masyarakat2. Upaya kesehatan jiwa3. Upaya kesehatan usialanjut4. Upaya kesehatan sekolah5. Upay akesehatan olah raga6. Upaya kesehatan kerja7. Upaya kesehatan gigi dan mulutDisamping itu Puskesmas Mangkang masih menjalankan program program tambahan seperti : Laboratorium, Klinik IMSSarana transportasi untuk menunjang kegiatan operasional di Puskesmas Mangkang : Kendaraan roda empat : 1buah Kendaraan roda dua : 5 buahAda pun jumlah posyandu sebanyak 28 dengan perincian : Posyandu Pratama : 0 Posyandu Madya : 0 Posyandu Purnama : 19 Posyandu Mandiri : 9 Posyandu Lansia : 3

B. GeografiKondisi geografis di wilayahkerja Puskesmas Mangkang yang merupakan daerah pantai serta pemukiman yang padat merupakan ancaman dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Akses jalan pemukiman penduduk yang rawan banjir, berlumpur, sebagian sempit sehingga sulit dijangkau oleh transportasi roda empat.Disisi lain perilaku hidup bersih sehat sangat dipengaruhi tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah sehingga tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya kesehatan juga masih rendah. Selain itu di wilayah ini terdapat banyak pondok pesantren dan tempat lokalisasi Rowosari Atas, dimana tempat tersebut berisiko mempercepat terjadinya penularan pada penyaki tmenular, Batas wilayahkerja : Sebelah Utara : Keluharan Laut Jawa Sebelah Selatan : Kecamatan Ngaliyan SebelahTimur : Kelurahan Randugarut Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

C. KeadaanPendudukData Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Mangkang Tahun 2013KelurahanJumlahPendudukJumlah KK

LPJumlah

MangkangKulon1845185036951576

MangunHarjo2792281456061595

MangkangWetan3288311264001750

Jumlah79257776157014921

Sebagian besar penduduk beragama islam, mata pencahariannya sebagian besar adalah buruh pabrik dan petani ikan / nelayan, kelompok usia terbanyak adalah usia produktif dan latar belakang pendidikan penduduk sebagian besar hanya tingkat SD.Sarana pendidikan di wilayah Kerja Puskesmas Mangkang adalah :a. Jumlah TK : 7b. Jumlah SD : 12c. Jumlah SMP : 6d. Jumlah SMU : 3

II. INPUTA. Visi MisiVisi PuskesmasPuskesmas Mangkang menjadi puskesmas unggulan yang professional dan mewujudkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mangkang sehat secara mandiri.

Misi Puskesmas1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.3. Meningkatkan forum kesehatan desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat sehat secara mandiri4. Meningkatkan status gizi masyarakat dengan mengoptimalkan peran dan fungsi posyandu

Motto Puskesmas : Kepuasan dan Kesehatan adalah yang utamaB. Ketenagaan dan Struktur Organisasi1. Struktur Organisasi Puskesmas Mangkang : Terlampir2. Sumber Daya Manusia :Sumber daya manusia di Puskesmas Mangkang berjumlah 46 karyawan dengan rincian sebagai berikut : 1 kepala puskesmas, 1 Ka. Sub. Bag Tata Usaha, 2 dokter umum, 1 drg, 6 bidan, 7perawat, 1 perawat gigi, 1 petugas gizi, 1 Sanitarian, 1 ass. Apoteker, 2 Analis, 3 administrasi, 1 petugasloket, 1 penjaga malam, 1 pengemudi, 2 petugas kebersihan.3. UraianTugasdari SDM Puskesmas :a. Kepala Puskesmas : melaksanakan koordinasi semua kegiatan puskesmas, koordinasi lintas sektoral dan pembinaan masyarakat.b. Kepala Sub. Bag. Tata Usaha : Melaksanakan tugas ketatausahaan yang meliputi kepegawaian, kerumahtanggaan dan administrasic. Dokter umum :i. Melaksanakan tugas medis puskesmas baik dalam gedung maupun luar gedungii. Pembinaan kaderiii. Membina wilayah kerjaiv. Penyelidikan Epidemiologiv. Puskeslingd. Doktergigi1. Melayani pengobatan gigi3. Membina wilayah kerja4. Membantu PE dan pemantauan PSN5. Melaksanakan dan bertanggung jawab atas kegiatan UKS dan UKGMD e. Perawati. Membantu dalam pelayanan medis / pengobatan minimumii. Membina wilayah kerjaiii. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular di dalam gedung dan di luar gedung Puskesmasiv. Puskesling dan Posyanduv. Membantu PE dan pemantauan PSNf. Bidan1 Melaksanakan pelayanan KIA-KB2 Penanggung jawab danpelaksana kegiatan kesehatan ibu, anak, dan remaja3 Puskesling dan Posyandu4 Membina wilayah kerja5 Membantu PE dan pemantauan PSN6 Melaksanakan dan bertanggung jawab kegiatan imunisasig. Perawat gigi1 Membantu dalam pelayanan pengobatan gigi2 Melaksanakan kegiatan UKS dan UKGMD3 Puskesling dan Posyandu4 Membina wilayah kerja5 Membantu PE dan pemantauan PSN6 Merangkap bendahara barangh. Asisten apotekeri. Melayani resep dan Mengerjakan pencatatan dan pelaporan obatii. Sebagai penanggung jawab ruang obatiii. Puskesling dan Posyanduiv. Membina wilayah kerjav. Membantu PE dan pemantauan PSNvi. Merangkap sebagai bendahara jamkesmasvii. Merangkap kegiatan P2B2i. Petugas sanitariani. Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan kesehatan lingkunganii. Mengerjakan pencatatan dan pelaporan kesehatan lingkunganiii. Membina wilayah kerjaiv. Membantu kegiatan loketv. Membantu kegiatan puskesling dan posyanduj. Petugas gizii. Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan giziii. Membina wilayah kerjaiii. Puskesling dan Posyanduiv. Membantu PE dan pemantauan PSNv. Koordinator SIMPUS dan SP3k. Analis kesehatani. Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan laboratoriumii. Membina wilayah kerjaiii. Membantu PE dan pemantauan PSNiv. Merangkap sebagai bendahara pembantu pengeluaranl. Staf administrasii. Penanggung jawab dan pelaksana loketii. Membina wilayah kerjaiii. Membantu PE dan pemantauan PSNiv. Membantu kegiatan Puskesling dan Posyanduv. Sebagai bendahara penerimaan

C. Sumber Dana1 APBD Kota Semarang untuk Kegiatan Operasional2 BOK

D. Sarana PrasaranaTerlampirE. Proses Manajemena. Metode KerjaPelaksanaan pelayanan kesehatan wajib maupun pengembangan baik di dalam maupun di luar puskesmas semua memiliki metode kerja atau SOP dan tingkat kepatuhan provider terhadap SOP pelayanan cukup tinggi dan pelaksanaan SOP pelayanan juga disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Upaya kesehatan wajib di dalam gedung antara lain:1. Upaya pengobatana. Poli umumb. Kamar obat2. Upaya kesehatan ibu, anak, lansia dan keluarga berencana3. Upaya perbaikan gizi

Upaya kesehatan wajib di luar gedung antara lain :1. Upaya promosi kesehatan2. Upaya kesehatan lingkungan3. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Upaya kesehatan pengembangan di dalam gedung antara lain:1. Rawat inap bersalin2. Perkesmas 3. Laboratorium4. Klinik TB

Upaya kesehatan pengembangan di luar gedung antara lain :1. Posyandu Balita2. Posyandu lansia3. Puskesling4. Klinik IMS di Resos Rowosari atas5. UKS

b. Penilaian / evaluasi kinerjaEvaluasi hasil pelaksanaan atau penilaian kinerja dengan melakukan pengumpulan data dasar, data cakupan dan hasil pelayanan, kemudian melakukan analisis data sesuai program data dasar, data cakupan, dan hasil pelayanan untuk mendapatkan hasil realisasi dari masing-masing program. Pada akhirnya akan didokumentasikan dalam hasil penilaian kinerja tiap tahunnya. Pada hal ini hasil penilaian kerja Puskesmas Mangkang tahun 2013 (terlampir)

III. OUTPUTA. Pelayanan kesehatan di Puskesmas MangkangPuskesmas Mangkang mempunyai cakupan masyarakat sebanyak 15.701 pelayanan puskesmas ini meliputi pelayanan kepada pengunjung umum, ASKES/HI, jamkesmas/jamkeskot, dan lain-lain.B. Upaya Kesehatan Puskesmas MangkangBerdasarkan hasil penilaian kinerja Puskesmas Mangkang tahun 2013 hampir seluruh target tercapai namun ada beberapa target yang belum tercapai, antara lain:1. KIA dan KBa. Cakupan rawat inapPada jumlah cakupan rawat inap terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupa rawat inap ditargetkan mencapai 100% namun realisasi hanya mencapai 10,77%b. Cakupan K4Pada jumlah cakupan K4 terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah K4 ditargetkan mencapai 96% namun realisasi hanya mencapai 83,4%c. Cakupan pelayanan persalinanPada jumlah cakupan pelayanan persalinan terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupan pelayanan persalinan ditargetkan 95% namun realisasinya hanya 90,9%d. Imunisasi HB0Pada jumlah cakupan imunisasi HB0 terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupan imunisasi HB0 ditargetkan 90% namun realisasinya hanya 87%e. Imunisasi lengkap pada bumilPada jumlah cakupan imunisasi lengkap pada bumil terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupan imunisasi lengkap pada bumil ditargetkan 80% namun realisasinya hanya 69,5%

2. Cakupan kesehatan balita dan anak pre sekolaha. Pelayanan tumbuh kembangPada pelayanan tumbuh kembang balita terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupa rawat inap ditargetkan mencapai 100% namun realisasi hanya mencapai 73,8%b. Pelayanan tumbuh kembang prasekolahPada pelayanan tumbuh kembang pra sekolah terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah pelayanan tumbuh kembang pra sekolah ditargetkan mencapai 100% namun realisasi hanya mencapai 91,53%3. Pemberian Fe 90 pada bumilPada jumlah pemberian Fe 90 pada bumil terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah pemberian Fe 90 pada bumil ditargetkan 84,9% namun realisasinya hanya 90%4. Penemuan pengobatan kasus PMSPada jumlah penemuan pengobatan kasus PMS terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah penemuan pengobatan kasus PMS ditargetkan 100% namun realisasinya hanya 26,76%5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigia. Gigi tetap yang di cabutPada jumlah cakupan gigi tetap yang di cabut terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupan gigi tetap yang di cabut ditargetkan 100% namun realisasinya hanya 13,7%b. Gigi tetap yang ditambal permanenPada jumlah cakupan gigi tetap yang ditambal permanen terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupan gigi tetap yang ditambal permanen ditargetkan 100% namun realisasinya hanya 40,3%

IV. DampakA. Data KelahiranData kelahiran di wilayah kerja Puskesmas Mangkang tahun 2013 sebanyak 226 jiwaB. Data Kesakitan10 besar penyakit di Puskesmas Mangkang tahun 20131. Faringitis akut: 4016 kasus2. Infeksi saluran nafas atas akut: 2555 kasus3. Pemeriksaan umum terhadap tanpa keluhan: 2068 kasus4. Hipertensi esensial (primer): 1244 kasus5. Gangguan-gangguan otot yang lain: 1220 kasus6. Pengawasan kehamilan normal: 928 kasus7. Kebutuhan vaksinasi terhadap penyakit bakteri: 893 kasus8. Gastritis dan duodenitis: 611 kasus9. Penyakit pulpa dan periapikal: 716 kasus10. Kebutuhan vaksinasi terhadap penyakit virus tertentu: 697 kasus

BAB IVANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

I. Identifikasi Masalah (data sekunder)Data penilaian Hasil Kinerja Tahun 2013 (terlampir)

II. Prioritas MasalahDari sekian masalah yang terdapat di Puskesmas Mangkang ditentukan prioritas masalah berdasarkan Metode Hanlon Kuantitatif, merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas masalah dengan kriteria :1. Kriteria A : Besar Masalah2. Kriteria B : Kegawatan Masalah3. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan4. Kriteria D : PEARL Faktor (Propiety, Economic, Accesibility, Resource availability and Legality)

A. Kriteria A : Besar MasalahBesar masalah didapatkan berdasarkan hasil cakupan terhadap pencapaian yang diperoleh dari populasi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar masalah maka hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan range untuk menentukan nilai besarnya masalah.

Tabel 4.1 Data Pencapaian Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib yang Termasuk dalam Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Mangkang Tahun 2013 dengan Pencapaian di bawah TargetNoProgramSasaran (%)Cakupan (%) x 100%Selisih (%)

KIA dan KB

1.Cakupan K49683,412,6

2.Cakupan Pelayanan persalinan 9590,94,1

3.Cakupan Kunjungan nifas 931007

Kesehatan balita dan anak pre sekolah

4.Pelayanan tumbuh kembang balita 10073,826,2

5. Pelayanan tumbuh kembang Prasekolah 10091,538,47

P2M

Pelayanan imunisasi

6.Imunisasi HB090873

7. Imunisasi lengkap pada bumil8069,510,5

Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV aids

8. Penemuan pengobatan kasus PMS10026,7673,27

GIZI

Perbaikan gizi

9.Pemberian Fe 90 pada bumil9084,95,1

GIGI

Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi

10. Gigi tetap yang dicabut10013,786,3

11. Gigi tetap yang ditambal permanen10040,359,7

Interval = nilai tertinggi nilai terendahKelas = = 16,66Tabel 4.2 Nilai IntervalNILAIINTERVALKRITERIA

23 19,66Sangat Kecil

419,67 36,33Kecil

636,34 53,00Cukup Besar

853,01 69,67Besar

1069,68 86,34Sangat Besar

Kemudian besar masalah dapat diklasifikasikan kedalam skala skala yang telah kita tentukan sebelumnya. Sehingga kita dapat mendapatkan nilai untuk tiap tiap masalah.

Tabel 4.3 Kriteria A (Besarnya Masalah)NoMASALAHBESAR MASALAH TERHADAP PENCAPAIAN PROGRAMNILAI

Interval

3 19,6619,67 36,3336,34 53,0053,01 69,6769,68 86,34

Nilai

246810

KIA dan KB

1.Cakupan K4X2

2.Cakupan Pelayanan persalinan X2

3.Cakupan Kunjungan nifas X2

Kesehatan balita dan anak pre sekolah

4.Pelayanan tumbuh kembang balita X 4

5. Pelayanan tumbuh kembang Prasekolah X 2

P2M

Pelayanan imunisasi

6.Imunisasi HB0X2

7. Imunisasi lengkap pada bumilX 2

Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV aids

8. Penemuan pengobatan kasus PMSX 10

GIZI

Perbaikan gizi

9.Pemberian Fe 90 pada bumilX2

GIGI

Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi

10. Gigi tetap yang dicabutX10

11. Gigi tetap yang ditambal permanenX10

B. Kriteria B : Kegawatan MasalahDalam penilaian kriteria ini lebih bersifat subjektif. Tentukan 3 faktor tingkat kegawatan, yang meliputi : 1. Tingkat mendesak2. Tingkat keganasan yang menyebabkan kematian, kecacatan, dan lain lain.3. Kecenderungan penyebaran.Tentukan bobot nilai (1-5) pada masing masing faktor.Keterangan :1. Tingkat mendesak dalam interval skor 1 5, yaitu :a. Tingkat mendesak : 1b. Kurang mendesak : 2c. Cukup mendesak : 3d. Mendesak : 4e. Sangat mendesak : 5

2. Tingkat kegawatan dalam interval skor 1 5, yaitu :a. Tidak gawat : 1b. Kurang gawat : 2c. Cukup gawat : 3d. Gawat : 4e. Sangat gawat : 5

3. Tingkat kecenderungan penyebaran dalam interval skor 1 5 ,yaitu :a. Sangat kurang besar : 1b. Kurang besar : 2c. Cukup besar : 3d. Besar : 4e. Sangat besar : 5Tabel 4.4 Kriteria B (Kegawatan Masalah)NoKegawatan MasalahKeganasanTingkat UrgensiBiaya yang DikeluarkanNilai ()

KIA dan KB

1.Cakupan K444311

2.Cakupan Pelayanan persalinan 3227

3.Cakupan Kunjungan nifas 3339

Kesehatan balita dan anak pre sekolah

4.Pelayanan tumbuh kembang balita 2349

5. Pelayanan tumbuh kembang Prasekolah 2237

P2M

Pelayanan imunisasi

6. Imunisasi HB043310

7. Imunisasi lengkap pada bumil43310

Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV aids

8. Penemuan pengobatan kasus PMS3238

GIZI

Perbaikan gizi

9.Pemberian Fe 90 pada bumil3339

GIGI

Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi

10. Gigi tetap yang dicabut3249

11. Gigi tetap yang ditambal permanen3339

C. Kriteria C : Kemudahan PenanggulanganMenilai masalah tersebut dalam penanggulangan tentang keberadaan sumber daya (tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas, kesehatan) dan teknologi yang digunakan tersedia, kemampuan dan kemudahan menyelesaikan masalah dengan bobot penilaian antara 1 5, yaitu :a. Sulit ditanggulangi : 1b. Cukup sulit ditanggulangi : 2c. Tidak mudah ditanggulangi : 3d. Mudah ditanggulangi : 4e. Sangat mudah ditanggulangi : 5

Tabel 4.5 Kriteria C (Kemudahan Penanggulanggan)MASALAHNilaiJumlah

KIA dan KB

Cakupan K431/74

Cakupan Kunjungan nifas 31/74

Kesehatan balita dan anak pre sekolah

Pelayanan tumbuh kembang balita 24/73

Pelayanan tumbuh kembang Prasekolah 25/73

P2M

Pelayanan imunisasi

Imunisasi HB028/74

Imunisasi lengkap pada bumil29/74

Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV aids

Penemuan pengobatan kasus PMS22/73

GIZI

Perbaikan gizi

Pemberian Fe 90 pada bumil30/74

GIGI

Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi

Gigi tetap yang dicabut32/74

Gigi tetap yang ditambal permanen31/74

D. Kriteria D : PEARL FactorPenilain PEARL meliputi propriety, economy, acceptability, resources, dan legality.Skor yang digunakan :1 = setuju0 = tidak setujuPenilain disesuaikan dengan 7 orang untuk setiap kriteria masalah. Nilai yang tercantum terdiri atas rerata penilaian masing masing anggota kelompok dikalikan dengan bobot dari masing masing kriteria.

Tabel 4.6 Kriteria D (PEARL Faktor)MASALAHPEARLHasil Kali

KIA dan KB

Cakupan K4111111

Cakupan Kunjungan nifas 111111

Kesehatan balita dan anak pre sekolah

Pelayanan tumbuh kembang balita 111111

Pelayanan tumbuh kembang Prasekolah 111111

P2M

Pelayanan imunisasi

Imunisasi HB0111111

Imunisasi lengkap pada bumil111111

Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV aids

Penemuan pengobatan kasus PMS111111

GIZI

Perbaikan gizi

Pemberian Fe 90 pada bumil111111

GIGI

Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi

Gigi tetap yang dicabut111111

Gigi tetap yang ditambal permanen111111

PENILAIAN PRIORITAS MASALAHSetelah kriteria A, B, C, D di dapatkan maka, nilai tersebut dimasukan kedalam formula berikut :Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A+B)CNilai Prioritas Total (NPT) : (A+B)C x D

Tabel 4.7 Penilaian Prioritas MasalahNoMASALAHNPDNILAI PEARLNPTPRIORITAS

KIA dan KB

1.Cakupan K452152IV

2.Cakupan Pelayanan persalinan 9514,1XI

3.Cakupan Kunjungan nifas 36136IX

Kesehatan balita dan anak pre sekolah

4.Pelayanan tumbuh kembang balita 39139VIII

5. Pelayanan tumbuh kembang Prasekolah 27127X

P2M

Pelayanan imunisasi

6. Imunisasi HB048148V

7. Imunisasi lengkap pada bumil48148VI

Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV aids

8. Penemuan pengobatan kasus PMS54154III

GIZI

9.Pemberian Fe 90 pada bumil44144VII

GIGI

Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi

10\. Gigi tetap yang dicabut76176I

11. Gigi tetap yang ditambal permanen76176II

Rangking Prioritas masalah :I. Cakupan Gigi tetap yang dicabut.II. Cakupan Gigi tetap yang ditambal permanen.III. Cakupan Penemuan pengobatan kasus PMS.IV. Cakupan K4.V. Cakupan Imunisasi HBO.Berdasarkan hasil perhitungan secara metode Hanlon kuantitatif dan konfirmasi dari kepala Puskesmas Mangkang, dari 11 masalah diatas didapatkan prioritas masalah yang utama yaitu Rendahnya Cakupan Gigi tetap yang dicabut disarana kesehatan dengan cakupan hasil sebesar 13,7% dari target 100%.III. Analisis Penyebab MasalahRankMasalahInputProses

RTPPelaksanaanEvaluasi

I.Gigi tetap yang dicabutSDM, dana, sarana, metode, dan sasaran baikDokumen perencanaan 2013 lengkap, tahap persiapan, analisis situasipenyusunan RUK daN RPK dilaksanakan dengan baikTidak semua pasien yang harus dicabut giginya bersedia untuk dicabut giginya, karena takut, masalah ekonomi dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi

Ada beberapa pasien yang harus dicabut giginya memiliki keadaan klinis yang tidak mendukung (hipertensi, Diabetes Melitus)

Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut.

Melakukan pendekatan kepada pasien mengenai kesehatan gigi dan mulut melalui media promosi kesehatan.

IV. ALTERNATIF KEGIATANBerdasarkan prioritas masalah dan analisis penyebab ditemukan lima permasalahan, yaitu :1. Cakupan Gigi tetap yang dicabut tidak memenuhi target.2. Pelaksanaan dilapangan memiliki kendala yaitu kurangnya kesadran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut 3. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.4. Ada beberapa pasien yang harus dicabut giginya memiliki keadaan klinis yang tidak mendukung (hipertensi, Diabetes Melitus)5. Tidak semua pasien yang harus dicabut giginya bersdia untuk dicabut giginya, karena takut dan masalah ekonomi

Sehingga kami merencanakan beberapa alternatif kegiatan yaitu : 1. Melakukan evaluasi metode promosi kesehatan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.2. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut kepada pasien atau pengunjung puskesmas Mangkang.3. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat di wilayah kerja puskesmas mangkang melalui kader kesehatan.4. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah di wilayah kerja puskesmas Mangkang.5. Menggiatkan program UKGMD di posyandu.

V. PENGAMBILAN KEPUTUSANBerdasarkan alternatif kegiatan yang telah kami usulkan, maka untuk memilih alternatif kegiatan dilakukan perhitungan dengan kriteria Mutlak dan kriteria keinginan.

Kriteria MutlakKegiatanInputOutputKet

MainMoneyMaterialMethodeMarketing

I111111L

II111111L

III111111L

IV111111L

V111111L

Kriteria KeinginanMudah (60)Berkembang (40)Berkelanjutan (20)

I7 x 60 = 4205 x 40 = 2007 x 20 = 140760

II7 x 60 = 4207 x 40 = 2806 x 20 = 120820

III7 x 60 = 4204 x 40 = 1603 x 20 = 60640

IV7 x 60 = 4203 x 40 = 1201 x 20 = 20560

V7 x 60 = 4202 x 40 = 802 x 20 = 40540

Berdasarkan hasil perhitungan kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan rencana kegiatan berupa Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut kepada pasien atau pengunjung puskesmas Mangkang (820).

VI. PENYUSUNAN RENCANA KEGIATANUntuk mewujudkan kegiatan tentang metode pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diperlukan penyusunan rencana kegiatan seperti yang tercantum dibawah ini :

Uraian Kegiatan (What)Pelaksana dan sasaran (Who)Waktu (When)Tempat (Where)Biaya(How Much)

PersiapanPencarian dan pengumpulan materi dan media promosi kesehatanMahasiswa dibantu oleh Petugas puskesmas (pelaksana)Pasien dan pengunjung puskesmas (sasaran)Sabtu, 01 Februari 2014Puskesmas Mangkang Penyuluhan dengan menggunakan alat peraga gigi yang tersedia di puskesmas, sehingga tidak membutuhkan biaya.

PelaksanaanPembelajaran materi dan media promosi kesehatanMahasiswa dibantu oleh Petugas PuskesmasSabtu, 01 Februari 2014Puskesmas Mangkang

Penilaian Penilaian materi dan metode promosi kesehatanKepala PuskesmasSabtu, 01 Februari 2014Puskesmas Mangkang

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan A. Masalah utama Puskesmas Mangkang terletak pada Cakupan Gigi tetap yang dicabut.B. Kendala yang menyebabkan belum tercapainya target cakupan gigi tetap yang dicabut antara lain, Tidak semua pasien yang harus dicabut giginya bersdia untuk dicabut giginya, karena takut, masalah ekonomi dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan ada beberapa pasien yang harus dicabut giginya memiliki keadaan klinis yang tidak mendukung (hipertensi, Diabetes Melitus).C. Dengan disusunya Plan Of Action (POA) ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan gigi tetap yang dicabut.

2. SaranA. Evaluasi metode promosi kesehatan tentang gigi dan mulut pada masyarakatB. Memaksimalkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat diwilayah kerja puskesmas baik didalam maupun diluar puskesmas sehingga masyarakat mengetahui tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulutC. Memaksimalkan pelayanan kesehatan didalam puskesmas sehingga meningkatkan kepuasan pasien atas jasa medis yang diberikanD. Mempertahankan program kinerja kerjasama dan pelayanan yang sudah dicapai dengan baik agar visi dan misi puskesmas selalu tercapaiE. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan institusi pemerintahan lain sehingga kinerja puskesmas dapat lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA1. Depkes RI. 2005. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 128/ Menkes/ SK/ II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Dinkes Propinsi Jawa Tengah.2. Depkes RI. 2002. ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta: Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi Departemen Kesehatan.3. Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan: Teori dan Praktik di Puskesmas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.4. Suparyanto.2010.KonsepPuskesmas.http://drsuparyanto.blogspot.com/2010/03/konsep-puskesmas.html(diakses pada tanggal 22 Januari 2012)5. Trihono.2005.Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV. Sagung Seto.6. Balai Pelatihan Kesehatan. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Magelang: Podorejo Offset.7. Departemen Kesehatan RI. 1991. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III. Jakarta : Depkes RI.8. Elmart,Ziegma. 2010. Upaya-upaya Kesehatan Wajib.http://zietraelmart.multiply.com/journal/item/77 (diakses pada tanggal 23 januari 2012)

1