peningkatan kinerja sistem pengujian - repository bsi

146
PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENGUJIAN LABORATORIUM DENGAN INTEGRASI METODA SIX SIGMA DAN MACROERGONOMIC ORGANIZATIONAL QUESTIONNAIRE SURVEY (MOQS) DI PT UNILAB PERDANA TESIS Oleh DIAH ANDIANINGSARI 163.111.015 MAGISTER TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2015

Upload: khangminh22

Post on 04-May-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENGUJIAN

LABORATORIUM DENGAN INTEGRASI METODA

SIX SIGMA DAN MACROERGONOMIC

ORGANIZATIONAL QUESTIONNAIRE SURVEY

(MOQS) DI PT UNILAB PERDANA

TESIS

Oleh

DIAH ANDIANINGSARI

163.111.015

MAGISTER TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2015

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Diah Andianingsari

NIM : 163.111.015

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis dengan judul :

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENGUJIAN LABORATORUM

DENGAN INTEGRASI METODA SIX SIGMA DAN MACROERGONOMIC

ORGANIZATIONAL QUESTIONNAIRE SURVEY (MOQS) DI PT. UNILAB

PERDANA

yang saya buat ini adalah hasil karya saya sendiri, dan bukan merupakan

duplikasi, serta tidak mengutip sebagian atau seluruhnya karya orang lain, kecuali

yang telah disebutkan sumbernya dan sesuai dengan batasan serta tata cara

pengutipan. Apabila didapati pelanggaran atas pernyataan saya ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Jakarta, 16 Januari 2015

DIAH ANDIANINGSARI

iv

ABSTRAK

Nama : Diah Andianingsari

Program Studi : Magister Teknik Industri

Judul : Peningkatan Kinerja Sistem Pengujian Laboratorium dengan

Integrasi Metode Six Sigma dan Macroergonomic

Organizational Questionnaire (MOQS) di PT Unilab Perdana

Industri jasa laboratorium lingkungan hidup saat ini berkembang pesat, hal ini

didukung karena adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada seluruh

industri, lembaga, perkantoran agar melakukan monitoring lingkungan hidup. PT.

Unilab Perdana (PT. UP) adalah perusahaan jasa laboratorium lingkungan hidup

yang menghasilkan produk berupa Laporan Hasil Pengujian.

Seiring dengan meningkatnya jumlah order, PT.UP memiliki beberapa

permasalahan yaitu belum mengetahui karakteristik mutu dan jumlah kecacatan,

belum dapat menentukan waktu standar dari proses pengujian dan adanya resiko

pekerjaan dari proses kerja dan lingkungan. Untuk itu PT. UP berupaya

meningkatkan kinerja sistem pengujian laboratorium dengan integrasi metode Six

Sigma dan MOQS. Pengukuran Six Sigma diperlukan untuk menghitung waktu

baku dari proses kerja, mengidentifikasi jenis kecacatan dan jumlah cacat,

sedangkan MOQS diperlukan untuk mengetahui elemen-elemen sistem yang

mempengaruhi resiko kerja.

Pemilihan objek penelitian didasarkan pada order terbanyak yaitu Permenkes

416/1990 dengan jumlah 1399, order ini memiliki nilai Sigma 2,9. Dengan

menggunakan diagram tulang ikan dan metode Failure Mode Effect Analyze

(FMEA) rendahnya nilai sigma dikarenakan beberapa faktor : ruang analisa

kurang nyaman, kekurangan peralatan pendukung gelas, belum merata pembagian

beban kerja analis, belum memiliki standar CRM trueness, pemakaian air suling

yang tidak memenuhi standar Daya hantar listrik (DHL) < 2 µmhos.

Pengolahan data kuesioner MOQS dengan perhitungan korelasi parsial dan

simultan, didapatkan 3 faktor yang berpengaruh pada sistem pengujian di

laboratorium yaitu masalah pekerjaan, kesempatan kerja dan masa depan.

Implementasi tindakan perbaikan untuk mengeliminasi faktor penyebab dari

analisis FMEA menggunakan metode Define Measure Analyze Improve Control

(DMAIC) didapatkan kenaikan nilai Sigma menjadi 3,5 Sigma. Kebutuhan waktu

proses pengujian Permenkes 416/1990 adalah 2 hari 18,6 jam.

Peningkatan kinerja dalam sistem pengujian laboratorium dengan integrasi Six

Sigma dan MOQS adalah redesign ruang analisa yang mengacu pada

PERMENLH NO. 6 tahun 2009, penambahan peralatan pendukung gelas,

pembagian kerja analis yang disesuaikan dengan beban kerja dan kapasitas,

memperbaharui standar CRM trueness secara berkala sesuai dengan masa

berlakunya, perbaikan instruksi kerja jaminan dan pengendalian mutu, dan

menerapkan sistem kualitas pengecekan terhadap DHL air suling sesuai dengan

standar.

Kata kunci : Laboratorium, Six Sigma, DMAIC, MOQS, FMEA

v

ABSTRACT

Name : Diah Andiangingsari

Study Program : Master of Industrial Engineering

Title : Performance Improvement System Integration Testing Laboratory

with Six Sigma methods and Macroergonomic Organizational

Questionnaire (MOQS) at PT Unilab Perdana

Environmental laboratory services industry is growing rapidly, it is supported

because of government regulations that require the entire industry, institutions,

offices to conduct environmental monitoring. PT. Unilab Perdana (PT. UP) is an

environmental laboratory services company which produce certified test reports.

Along with the increasing number of orders, PT.UP have some problems that is

do not know the quality characteristics and the amount of disability, can’t

determine the standard time of the testing process and have some risk of work

processes and work environments. Therefore PT. UP seeks to improve the

performance of laboratory testing system with the integration of Six Sigma

methods and MOQS.

Measurement of Six Sigma and MOQS is necessary to calculate the standard time

of the work process, identifying the type of disability and the number of defects,

and to know the system elements that affect the risk of work.

Selection order research is based on the most order which is Permenkes 416/1990

have 1399 order, this order has a value of 2.9 sigma. By using the fishbone

diagram and method of Failure Mode Effect Analyze (FMEA) low sigma value

due to several factors: analysis less comfortable rooms, lack of support equipment

analysis, analyst workload uneven, don’t have a standard CRM trueness, using

distilled water doesn’t meet the standards of the electrical conductivity of <2

µmhos.

MOQS questionnaire data processing which has been processed by the calculation

partial correlation and simultaneous, obtained three factors that affect the system

in laboratory testing that is about work, employment and future.

Implementation of corrective action to eliminate the causes of FMEA analysis

using the Define Measure Analyze Improve Control (DMAIC) have increasing

value to 3.5 Sigma. The time required for the testing process Permenkes 416/1990

is 2 days 18.6 hours.

Performance improvement in laboratory testing system with the integration of Six

Sigma and MOQS was redesigned space analysis refers to PERMENLH NO. 6 In

2009, the addition of a glass support equipment, division of labor analysts adapted

to the workload and capacity, standard CRM trueness renew at regular intervals in

accordance with the validity period, repair work instructions assurance and quality

control, and implement a system of checks on the quality of the electrical

conductivity of distilled water in accordance with the standards.

Keywords: Laboratory, Six Sigma, DMAIC, MOQS, FMEA

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Setiap saat dan untuk setiap hal yang aku alami, aku percaya bahwa

semua yang terjadi adalah rencana yang indah dariMu. Terima kasih Allah karena

Engkau telah mengangkat kekuatiranku dan mengubahnya menjadi senyuman

walaupun aku tahu, ini baru permulaan dalam kehidupanku.

Allah Maha Kasih Sayang, Allah Maha Adil, Allah tidak pernah dan tidak

akan pernah berlaku dzalim. Allah senang kepada hamba-hambaNya yang tidak

pernah putus asa untuk memperoleh rahmat dan hidayahNya. Allah senang

kepada mereka yang senantiasa punya harapan untuk hidup yang lebih baik

dimasa yang akan datang.

Tesis ini saya persembahkan untuk orang-orang yang menyayangi,

mendukung dan menguatkan saya, terima kasih untuk segala doa, semangat,

pengorbanan, yang telah diberikan pada saya.

Kepada Suamiku tersayang, terima kasih atas segala bantuan dan

semangat yang luar biasa sehingga aku bisa menyelesaikan tesis ini. Teruntuk

anak-anakku tersayang Ammar, Ajeng, Abyasa yang telah menjadikanku pejuang,

maafkan Ibu karena telah membuat kalian kehilangan waktu bersama. Celotehan

kalian tesis,,,tesis,,,tesis,,, yang selalu dikerjakan,,,, adalah salah satu

penyemangatku untuk segara menyelesaikan tesis ini.

Teruntuk Ibuku dan kakakku mba Ellyn yang selalu menghangatkan

sekaligus membuatku ”tergugah” dengan pertanyaan, "Kapan lulus?". Cara itu

ternyata sukses memotivasi diriku.

Ibu Dorina dan Ibu Nora yang membimbing saya dalam menyelesaikan

tesis ini. Seluruh mantan staf aku di kantor Tiya, Dinar, Vman, Mj, Egi, Zaeni dan

lainnya yang membantu aku dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih untuk

semua pihak yang tidak bisa dituliskan.

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia, kemudahan, kelancaran, dan dengan izinNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “PENINGKATAN KINERJA

SISTEM PENGUJIAN LABORATORUM DENGAN INTEGRASI

METODA SIX SIGMA DAN MACROERGONOMIC ORGANIZATIONAL

QUESTIONNAIRE SURVEY (MOQS) DI PT UNILAB PERDANA”.

Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad

SAW, kepada keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Penulisan tesis

ini merupakan hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan penulis di

perusahaan jasa laboratorium lingkungan hidup. Tesis ini merupakan persyaratan

dalam menyelesaikan kuliah program Magister Teknik Industri di fakultas Teknik

Universitas Trisakti. Selama menjalankan proses tesis, penulis telah banyak

mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik bantuan moril

maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin berterimakasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Allah SWT atas segala rahmat dan lindunganNya kepada penulis.

2. Suamiku tercinta, yang selalu memberikan bantuan yang sangat besar,

mendampingi dan memberikan dorongan semangat untuk mendukung

sehingga terselesaikannya penulisan tesis ini.

3. Anak-anakku tersayang Ammar, Ajeng, Abyasa yang selalu menjadikanku

semangat untuk meraih asa.

4. Orang tuaku yang selalu memberiku doa dan semangat.

5. Ibu Dr. Ir. Dorina Hetharia, M.Sc, dan Ibu Dr. Ir. Nora Azmi, MT., selaku

pembimbing tesis yang selalu memberikan masukan, nasihat, dukungan, dan

waktunya.

6. Seluruh Dosen dan staf pengajar dan akademik di Magister Teknik Industri,

Terima kasih atas ilmu, saran dan waktunya dalam penyusunan tesis ini.

viii

7. Seluruh manajemen perusahaan yang telah ikut bekerjasama dan

memberikan waktu serta ijinnya dalam melakukan penelitian ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Magister teknik industri yang memberikan

masukan dan dorongannya.

9. Pihak-Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan tesis ini, terimakasih atas bantuannya.

Semoga tesis ini menjadi tulisan yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan

siapapun yang membacanya.

Jakarta, Januari 2015

Diah Andianingsari

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS............................................iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv

ABSTRACT.............................................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................vi

KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metode Makro Ergonomi (Macroergonomic Methods) .................................7

2.2 Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS) ................9

2.2.1. Dasar Dan Aplikasi ...............................................................................9

2.2.2 Prosedur MOQS .....................................................................................9

2.3. Metode Penelitian Survey ..............................................................................11

2.3.1 Wawancara (Interview) .......................................................................12

2.3.2 Kuisioner (Angket) ..............................................................................12

x

2.3.3 Analisa Jalur...........................................................................................13

2.4. Six Sigma .......................................................................................................19

2.4.1. Pengertian Six Sigma ..........................................................................19

2.4.2 Konsep Six Sigma ...............................................................................19

2.4.3 Alat dalam six sigma ............................................................................21

2.4.3.1 Diagram Sebab akibat ...............................................................21

2.4.3.2 Lembar Periksa .........................................................................23

2.4.3.3 Diagram Pareto ........................................................................23

2.4.3.4 Diagram Alir .............................................................................24

2.4.3.5 Histogram .................................................................................25

2.5. Pengukuran Waktu Baku.................................................................................25

2.5.1. Langkah Penentuan Waktu standar ......................................................26

2.5.2. Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran ..................................................27

2.5.2.1. Faktor Penyesuaian .................................................................28

2.5.2.2 Faktor Kelonggaran .................................................................30

2.5.3. Uji Kenormalan, Keseragaman, dan Kecukupan Data ........................32

2.5.3.1. Uji Kenormalan Data ..............................................................32

2.5.3.2. Uji Keseragaman Data .............................................................35

2.5.3.3. Uji Kecukupan Data ...............................................................36

2.5.4 Peta Kerja...............................................................................................37

2.5.4.1 Definisi Peta Kerja.....................................................................37

2.5.4.2 Lambang Lambang Peta Kerja .................................................37

2.5.4.3 Macam-macam Peta Kerja ........................................................39

2.6 Failured Mode Effect Analyze (FMEA) ..........................................................41

2.7 DMAIC ...........................................................................................................43

2.7.1 Define ...................................................................................................43

2.7.2 Measure ................................................................................................45

2.7.3 Analyze .................................................................................................46

2.7.4 Improve ................................................................................................47

2.7.5 Control .................................................................................................48

2.8. Peneliti Pendahulu ..........................................................................................50

xi

2.8.1 Pengaruh sistem kerja dengan pengukuran MOQS..............................50

2.8.2 Perbaikan sistem kerja dengan Six Sigma metode DMAIC..................51

2.8.3 Pengaruh lain yang mempengaruhi kinerja............................................51

2.8.4 Penelitian yang dilakukan............................................................................51

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran........................................................................................58

3.2. Tahapan Penelitian .........................................................................................58

3.2.1. Studi Pustaka ........................................................................................61

3.2.2. Perumusan Permasalahan dan Hipotesa awal ......................................61

3.2.3. Tujuan penelitian ..................................................................................62

3.2.4. Analisis sistem MOQS dan Six Sigma ................................................62

3.3. Pengumpulan data dan pengolahan data ........................................................64

BAB IV PENGOLAHAN DATA

4.1 Tentang PT Unilab Perdana ...........................................................................65

4.1.1. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja ................................................66

4.1.2. Jam Kerja ............................................................................................66

4.1.3. Kelas dan Jabatan ................................................................................66

4.1.4. Struktur Upah ......................................................................................69

4.1.5. Struktur Sistem Kerja ......................................................................... 70

4.1.6. Pengukuran Kinerja saat Ini................................................................. 72

4.1.7. Kelemahan Tidak Adanya Pengukuran Kinerja................................... 72

4.1.8. Kebutuhan Pengukuran Kinerja Menurut Teori................................... 73

4.2. Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS) ...............74

4.2.1 Analisa Jalur ..........................................................................................77

4.3. Six Sigma .....................................................................................................84

4.3.1 Tahap Define .......................................................................................84

4.3.2 Tahap Measure .....................................................................................89

4.3.3 Tahap Analyze ......................................................................................91

4.3.4 Tahap Improve .....................................................................................94

xii

4.3.4.1 Ruangan analisa dengan mengacu ke kebutuhan standar

ruang analisa (mengacu ke Permen LH No 06/2009)................94

4.3.4.2 Kekurangan peralatan gelas.....................................................100

4.3.4.3 Beban kerja analis yang belum merata....................................101

4.3.4.4 Belum memiliki Standar CRM (Certified Reference

Material) dengan Fungsi Trueness.........................................103

4.3.4.5 Pemakaian Air Suling yang Belum Memenuhi Standar

Daya Hantar Listrik (<2 mikro mhos).....................................104

4.3.5. Tahap Control ....................................................................................110

4.3.5.1 Perhitungan FMEA setelah perbaikan.....................................110

4.3.5.2 Perhitungan nilai Sigma setelah perbaikan..............................111

4.3.6 Pengendalian Kualitas........................................................................113

BAB V ANALISA HASIL DAN PENGUJIAN

5.1 Analisis dan interprestasi analisis jalur .........................................................115

5.1.1 Korelasi Parsial ...................................................................................115

5.1.2 Korelasi Simultan ................................................................................116

5.1.3 Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat ............................116

5.2 Six Sigma.......................................................................................................118

5.2.1 Penentuan parameter yang menjadi penelitian.....................................117

5.2.2 FMEA...................................................................................................118

5.2.3 Implementasi peningkatan nilai Six Sigma..........................................119

5.2.4 Sistem Peningkatan Kinerja Laboratorium..........................................119

5.3 Hubungan antara MOQS dan Six Sigma.......................................................121

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................125

6.2 Saran...............................................................................................................126

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................128

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Antara Mikro Ergonomi Dengan

Makro Ergonomi ....................................................................................8

Tabel 2.2 Contoh Lembar Periksa .........................................................................23

Tabel 2.3 Nilai-Nilai Penyesuaian Menurut Westinghouse ..................................30

Tabel 2.4 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang

Berpengaruh ..........................................................................................34

Tabel 2.5 Contoh Hasil FMEA .............................................................................43

Tabel 2.6 Daftar Penelitian Terdahulu ..................................................................52

Tabel 4.1 Jam Kerja Perusahaan ...........................................................................66

Tabel 4.2 Kelas dan Jabatan Karyawan ...............................................................67

Tabel 4.3 Sub sistem teknologi .............................................................................70

Tabel 4.4 Sub sistem personal ...............................................................................71

Tabel 4.5 Summary Hasil Kuesioner PT Unilab Perdana .....................................74

Tabel 4.6 Tabulasi parameter kuesioner dengan skala likert 1 – 5 ......................76

Tabel 4.7 Konversi Data Ordinal menjadi data Interval .......................................79

Tabel 4.8 Rekapitulasi skor tiap responden ..........................................................80

Tabel 4.9 Hasil Analisa korelasi dan regresi .........................................................81

Tabel 4.10 Model Summary analisa jalur .............................................................82

Tabel 4.11 Tabel Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat ..................84

Tabel 4.12 Tabel Waktu Standar bagian adminstrasi dan supporting ...................85

Tabel 4.13 Waktu standar analisa untuk tiap parameter .......................................86

Tabel 4.14 Parameter Analisa mengacu ke PERMENKES 416/IX/1990 .............87

Tabel 4.15 Pembagian Kerja Analis Air ...............................................................87

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan C/T, Uptime, dan U/D ...........................................89

Tabel 4.17 Variabel kecacatan dan standar ..........................................................90

Tabel 4.18 Kecacatan order Permenkes 416 per bulan tahun 2013 ......................90

Tabel 4.19 Rekapan Kecacatan order permenkes 416 selama tahun 2013 ...........90

Tabel 4.20 Hasil perhitungan FMEA ....................................................................93

xiv

Tabel 4.21 Ringkasan FMEA dengan 5 besar penyebab ......................................92

Tabel 4.21 Hasil Pengukuran Udara Lingkungan Kerja .......................................98

Tabel 4.22 Hasil Pengukuran Pencahayaan seluruh ruangan ................................99

Tabel 4.23 Standar tingkat pencahayaan ruangan .................................................99

Tabel 4.24 List kekurangan peralatan pendukung analisa ..................................101

Tabel 4.25 Pembagian Parameter analisa analis .................................................101

Tabel 4.26 Perhitungan waktu beban kerja analis tahun 2013 ............................102

Tabel 4.27 Perhitungan beban kerja analis dibandingkan dengan waktu

tersedia tahun 2013 ...........................................................................102

Tabel 4.28 Tabel Standar Parameter Air Suling .................................................104

Tabel 4.29 Rekomendasi perbaikan dari 5 penyebab ..........................................105

Tabel 4.30 Perbaikan Pencahayaan Udara Lingkungan Kerja.............................106

Tabel 4.31 List kekurangan peralatan pendukung analisa...................................106

Tabel 4.32 Simulasi waktu beban kerja analis mengacu ke parameter

tahun 2013 ........................................................................................108

Tabel 4.33 Hasil implementasi waktu beban kerja analis dengan pembagian

beban baru ........................................................................................109

Tabel 4.34 Tabel Catatan pemeriksaan air suling ...............................................110

Tabel 4.35 Perhitungan RPN untuk tindakan perbaikan dari metoda FMEA .....111

Tabel 4.36 Tabel defect order Permenkes 416 periode Agustus – Nov 2014 .....111

Tabel 4.37 Persentase defect Permenkes 416 periode Agustus – Nov 2014 ......112

Tabel 4.38 Perhitungan nilai sigma periode Agustus – November 2014 ............112

Tabel 4.39 Pengendalian Kualitas........................................................................114

Tabel 5.1 Tabel Korelasi antar variabel ..............................................................117

Tabel 5.2 Kontribusi variabel bebas tehadap variabel terikat .............................116

Tabel 5.3 Faktor penyebab kegagalan dengan nilai RPN tertinggi .....................118

Tabel 5.4 Tabel saran tindakan perbaikan ...........................................................118

Tabel 5.5 Perhitungan nilai sigma implementasi per bulan ................................119

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses pergeseran six sigma ........................................................20

Gambar 2.2 Contoh Diagram Sebab akibat......................................................23

Gambar 2.3 Contoh Diagram Pareto ...............................................................24

Gambar 2.4 Contoh Histogram .......................................................................25

Gambar 2.5 Posisi Penelitian ........................................................................52

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ..............................................................59

Gambar 3.2 Keterkaitan antara MOQS dengan Six Sigma..............................60

Gambar 4.1 Business Proses PT Unilab Perdana.............................................68

Gambar 4.2 Diagram Input – Output Sistem Kerja .........................................70

Gambar 4.3 Diagran Jalur antar variabel terikat dan bebas ............................78

Gambar 4.4 Hasil perhitungan analisa diagram jalur ......................................83

Gambar 4.5 Kurva Sepuluh besar order Laboratorium Air 2013 ....................84

Gambar 4.6 Peta aliran proses .........................................................................88

Gambar 4.7 Diagram Analisa Tulang Ikan ....................................................92

Gambar 4.8 Jarak Standar Ruang Analisa .......................................................95

Gambar 4.9 Lay out ruangan Lt. 1 PT Unilab Perdana .................................96

Gambar 4.10 Layout Meja Kerja dan Ruang Analisa Laboratorium Air ..... ..97

Gambar 4.11 Usulan Lay Out Perbaikan Ruang Analisa

Laboratorium Air ....................................................................107

Gambar 5.1 Hubungan Kausal Elemen-elemen penelitian ...........................115

Gambar 5.2 Kurva faktor penyebab dengan nilai RPN .................................118

Gambar 5.3 Flowchart tindakan perbaikan untuk pembagian

beban kerja.................................................................................122

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Waktu standar proses pengujian laboratorium

Lampiran 2 NIOSH Generic Job Stress Questionnaire

Lampiran 3 Peraturan Menteri Lingkungan hidup No. 6 tahun 2009

Lampiran 4 Prosedur pelaksanaan persediaan bahan habis pakai

Lampiran 5 Instruksi kerja pengoperasian alat Milli-Q Direct

Lampiran 6 Instruksi kerja perawatan alat Milli-Q Direct

Lampiran 7 Trueness parameter logam

Lampiran 8 Trueness parameter total suspended solid

Lampiran 9 Prosedur pelaksanaan jaminan dan pengendalian mutu

Lampiran 10 Struktur Organisasi PT Unilab Perdana

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis dalam industri laboratorium saat ini cukup ketat dengan

banyaknya laboratorium baru yang bergerak dalam bidang yang sama.

Laboratorium pengujian di Indonesia yang telah terakreditasi oleh Komite

Akreditasi nasional berjumlah 1041 buah (BSN, 2014). Laboratorium lingkungan

adalah laboratorium yang mempunyai sertifikat akreditasi laboratorium pengujian

parameter kualitas lingkungan dan mempunyai identitas registrasi (PerMenLH

No. 6 tahun 2009). Sebagai penyedia jasa yang bergerak dalam bidang customer

satisfation maka parameter-parameter yang menjadi kunci kepuasan pelanggan

berdasarkan survey customer PT. Unilab Perdana (UP) tahun 2014 adalah akurasi

hasil pengujian, cepat tanggap dalam penyelesaian komplain pelanggan, waktu

penyelesaian Sertifikat Laporan Hasil Pengujian (LHP), kompetensi personil dan

ruang lingkup pengujian laboratorium. Salah satu bentuk peningkatan tingkat

kepuasan pelanggan khususnya dalam bisnis jasa laboratorium adalah

mempercepat waktu penyelesaian pelaporan hasil analisa karena dengan semakin

cepat berarti mereka sudah selangkah lebih maju dalam usaha memenangkan

persaingan bisnis.

Berdasarkan uraian di atas PT. UP adalah perusahaan swasta laboratorium

lingkungan hidup yang berdiri pada tahun 1990 oleh dua biro konsultan yaitu PT.

Unisystem Utama dan PT. Waseco Tirta. PT. UP telah mendapatkan sertifikat ISO

17025 : 2005 sejak tahun 2004 dengan No. Laboratorium Penguji 195 dan

sertifikat kompetensi laboratorium lingkungan hidup dari Kementrian Lingkungan

Hidup tahun 2009 dengan No.01. Perusahaan ini melayani jasa pengambilan dan

analisis contoh uji parameter lingkungan hidup secara fisika, kimia dan

mikrobiologi untuk semua jenis air, udara ambien, udara lingkungan kerja, tanah,

sedimen, lumpur, emisi cerobong, emisi kendaraan, dan Toxicity Characteristic

2

Leaching Procedure (TCLP). Hasil produk yang dikeluarkan adalah sertifikat

Laporan Hasil Pengujian (LHP) yang didasarkan dari Undang-Undang No. 32

tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang

diturunkan pada Peraturan Pemerintah, Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan

dan Lingkungan Hidup, Keputusan/Peraturan Gubernur, Keputusan/Peraturan

Walikota/Bupati, wilayah industri. Target sasaran mutu di PT. UP untuk

penyelesaian waktu Sertifikat Laporan Hasil Pengujian selama 11 hari kerja

sampai saat ini belum tercapai secara keseluruhan. Melalui penelitian yang telah

dilakukan, PT. UP belum mampu mengetahui hambatan-hambatan yang menjadi

faktor keterlambatan penyelesaian Laporan Hasil Pengujian dan mengukur waktu

yang dibutuhkan untuk penyelesaian Sertifikat Laporan Hasil Pengujian.

Menurut Grahanintyas, Wignjosoebroto, dan Latiffianti, 2012 terdapat

keterkaitan antara produktivitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja,

manajemen, lingkungan kerja, perilaku perkerja dan stress kerja. Sedangkan

menurut Soyan, 2013 bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja

pegawai sehingga jelas bahwa produktifitas kerja sangat dipengaruhi oleh

lingkungan kerja.

Dengan kondisi di PT. UP yaitu suatu laboratorium lingkungan hidup

dimana memiliki faktor-faktor yang cukup significan untuk dapat menyebabkan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal tersebut dapat dilihat dengan

kondisi laboratorium yaitu : pemakaian bahan kimia (gas dan padatan),

kebisingan, bau, sampel, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dengan

implementasi integrasi metoda Six Sigma dan MOQS diharapkan adanya

perbaikan kinerja di PT. UP.

Metoda Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan

peningkatan kualitas secara dramatik yang merupakan terobosan baru dalam

bidang menajemen kualitas (Gaspersz, 2003). Six sigma mempunyai beberapa

keunggulan dibandingkan dengan metoda lainnya, antara lain analisis berdasarkan

statistik, sangat luas bidang penerapannya, sistem mudah dipahami dan variabel

yang dimonitor tidak statis.

3

Kuesioner MOQS merupakan survei kuisioner untuk mengumpulkan

informasi tentang berbagai aspek atau variable dari suatu sistem kerja (Carayon

and Smith, 2000). Informasi dapat berupa tugas, kondisi organisasi, masalah

lingkungan, peralatan kerja, teknologi dan karakteristik individual dan juga

informasi tentang berbagai variable keluaran seperti kepuasan kualitas kerja,

stress fisik dan psikologis, kesehatan mental dan fisik, kinerja dan sikap (misalnya

niat untuk meninggalkan pekerjaan). Menurut Risma & Rusdiyanto, 2012, kondisi

organisasi, pekerjaan, lingkungan fisik, lingkungan sosial, peralatan dan

teknologi, serta karakteristik individual dapat menimbulkan stress kerja.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai kondisi di lapangan ditemukan beberapa faktor penyebab dari

masalah yang ditimbulkan antara lain :

1. Belum mengetahui karakteristik mutu dan jumlah kecacatan dari penerbitan

sertifikat Laporan Hasil Pengujian.

2. Belum dapat menentukan waktu standar dari proses pengujian

3. Adanya resiko pekerjaan dari proses kerja dan lingkungan.

Dari faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut menyebabkan lemahnya

kinerja perusahaan maka pada penelitian ini akan diteliti “Bagaimana

peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium dengan integrasi Six Sigma

dan MOQS?”

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk membatasi permasalahan agar tidak

menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan

sehingga tujuan penelitian dapat dicapai dengan cepat dan baik. Ruang lingkup

dalam penelitian ini adalah Six Sigma yang dihubungkan dengan elemen-elemen

yang mempengaruhi resiko kerja pada PT. UP. Dengan penerapan Six Sigma dan

suatu pendekatan menggunakan metode DMAIC yang dihubungkan dengan

metode MOQS dilakukan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan point

1.2.

4

Pembatasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada laboratorium lingkungan hidup PT. UP dari proses

awal masuk sampel di bagian customer service sampai cetak invoice.

2. Alat pengujian dalam keadaan lancar.

3. Tidak dilakukan perhitungan pengambilan data kuesioner MOQS terhadap

analis laboratorium air karena jumlah analis di laboratorium air hanya

berjumlah 14 orang

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi di PT. UP maka penelitian ini

bertujuan untuk menghasilkan peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium

dengan integrasi Six Sigma dan MOQS. Hasil peningkatan kinerja tersebut

diperoleh dengan tahapan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi jenis kecacatan dan jumlah cacat dari sertifikat Laporan

Hasil Pengujian.

2. Menghitung waktu proses dengan menggunakan peta aliran proses dari proses

yang dibutuhkan untuk penyelesaian Sertifikat Laporan Hasil Pengujian per

bagian.

3. Mengetahui elemen-elemen sistem yang mempengaruhi resiko kerja dengan

melakukan pengukuran makro ergonomi dengan metode MOQS.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil yang dicapai dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi akademisi/peneliti

• Sebagai alat bantu dalam menyelesaikan masalah yang serupa.

• Ide dalam pengembangan bisnis laboratorium.

2. Bagi publik

• Wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang kualitas dan makro ergonomi

perusahaan sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.

5

• Mengetahui aliran proses jasa laboratorium dalam penyelesaian sertifikat

laporan hasil pengujian.

3. Bagi PT. UP

• Sebagai alat untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang permasalahan atau isu

yang terjadi pada aktivitas bisnis laboratorium lingkungan PT.

UP saat ini, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang waktu baku, peta proses operasi, Six

Sigma, MOQS serta posisi penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang kerangka pemikiran penelitian, tahapan

penelitian, keterkaitan antara MOQS dan Six Sigma,

pengumpulan dan pengolahan data.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan sejarah PT. UP, struktur organisasi, bisnis

proses, kondisi pengukuran kinerja saat ini, kelemahan tidak

adanya pengukuran kinerja, kebutuhan pengukuran kinerja,

pengolahan kuisoner MOQS, pengolahan data Six Sigma, peta

aliran proses, penentuan jenis parameter yang akan diukur,

penentuan jenis kecacatan dan jumlah cacat, mengukur nilai

sigma sebelum dan setelah perbaikan melalui metode Six Sigma

6

dan MOQS. Hasil yang didapatkan digunakan untuk melakukan

pengukuran kinerja sistem pengujian laboratorium.

BAB V PEMBAHASAN

Berisi tentang analisis hasil metode Six Sigma dan MOQS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan mengenai hasil peningkatan kinerja

Six Sigma dan MOQS serta saran.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi sumber referensi yang digunakan oleh peneliti, baik dari

jurnal, buku maupun internet.

LAMPIRAN

Berisi tentang kuesioner MOQS, perhitungan waktu standar

proses pengujian, prosedur pelaksanaan persediaan bahan habis

pakai, PerMenLH No. 6/2009, Standar trueness logam dan total

suspended solid, instruksi kerja jaminan dan pengendalian mutu,

instruksi kerja perawatan dan pengoperasian alat milli-Q Direct.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Makro Ergonomi (Macroergonomic Methods)

Makro ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang pertama kali

diperkenalkan oleh Hal W. Hendrik pada era tahun 80’an. Cabang ergonomi ini

muncul diakibatkan oleh perkembangan teknologi yang begitu pesat, melebihi

kecepatan perkembangan organisasi, selain itu juga disebabkan terdapatnya

kelemahan dalam mikro ergonomi (Hendrick, 2001).

Makro ergonomi juga meneliti tentang pekerjaan, namun makro ergonomi

memeriksa pekerjaan dan sistem kerja secara lebih luas. Beberapa hal yang

dibahas dalam makro ergonomi adalah struktur organisasi, interaksi antara orang-

orang yang ada dalam organisasi dan aspek motivasi dari pekerja. Dengan kata

lain, ergonomi hanya melihat dari tingkat pekerjaan, namun makro ergonomi

melihat dari tingkat pekerjaan dan juga tingkat organisasi.

Hendrick mendeskripsikan ergonomi dalam sebuah seri dari tiga generasi :

a. Generasi pertama

Ergonomi berkaitan dengan kemampuan fisik, fisiologis, lingkungan, dan

karakteristik perpectual dalam merancang dan mengaplikasikan sistem antar

manusia dan mesin. Hal ini meliputi control, display, penyusunan ruang kerja

dan lingkungan kerja.

b. Generasi kedua

Generasi ini ditandai dengan ketika beralihnya perhatian para ahli dengan

berkembangnya sistem komputer. Disini para ahli ergonomi menekankan

penelitian pada bagaimana manusia menerima, mengapresiasikan, mengolah,

dan menyimpulkan data dan informasi. Hendrick menjelaskan bahwa generasi

kedua meningkatkan penekanan pada pengembangan dan aplikasi

penggunaan sistem antar teknologi dan pengguna.

8

c. Generasi ketiga

Generasi ini ditandai dengan masuknya unsur eksternal yaitu organisasi dan

sistem sosioteknik ke dalam ergonomi. Generasi ini menekankan perhatian

pada aspek penerapan pengetahuan tentang individu dan organisasi pada

perancangan, implementasi dan pengguna teknologi baru. Ataun dengan kata

lain, generasi ketiga fokus pada makro ergonomi, atau keseluruhan organisasi

sistem kerja dan berkonsentrasi pada pengembangan dan aplikasi dari

teknologi dihubungkan dangan organisasi.

Makro ergonomi dapat dimulai pada tingkat organisasi dari atas ke bawah.

Ergonomi dan makro ergonomi tidak bertentangan, dalam kenyataannya keduanya

saling melengkapi satu sama lain. Perbandingan antara kedua konsep ini dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perbandingan Antara Mikro Ergonomi Dengan Makro Ergonomi

Karakteristik Ergonomi Makro Ergonomi

Tingkat bahasan Mikro Makro

Unit kerja Tugas, sub-tugas Divisi kerja

Tujuan Mengoptimalkan pekerja Mengoptimalkan sistem kerja

Fokus Perincian Peninjauan secara luas

Alat pengukuran Umumnya mengukur secara

fisik seperti: luas, tenaga,

luminasi decibel, waktu

Umumnya organisasional dan

mengukur subjektivitas seperti

jumlah orang, rentang kendali,

perilaku dan moral

Sejarah penelitian 27 – 47 tahun 10 – 12 tahun

Sejarah aplikasi 17 – 27 tahun 8 – 9 tahun

Aplikasi keahlian Anatomi, psikologi,

psikologi, pesepsi, teknik

industri

Organisasi, psikologi

organisasi

9

2.2 Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS)

2.2.1 Dasar dan Aplikasi

Sebagaimana survei kuisioner dalam penelitian, Macroergonomic

Organizational Questionnaire Survey (MOQS) juga digunakan untuk

mengumpulkan informasi tentang berbagai aspek atau variable dari suatu sistem

kerja (Carayon and Smith, 2000). Informasi dapat berupa tugas, kondisi

organisasi, masalah lingkungan, peralatan kerja, teknologi dan karakteristik

individual. Sebagai tambahan, MOQS juga digunakan untuk mengumpulkan

informasi tentang berbagai variable keluaran seperti kepuasan kualitas kerja

(misalnya kepuasan kerja/job satisfaction), stress fisik dan psikologis, kesehatan

mental dan fisik, kinerja dan sikap (misalnya niat untuk meninggalkan pekerjaan).

MOQS dapat sangat bermanfaat dalam beberapa tahap seperti pada tahap

diagnosa, penilaian organisasi, evaluasi pengaruh suatu perubahan pada suatu

karakteristik kunci, serta memonitor opini pekerja terhadap implementasi sesuatu

yang baru. Keuntungan metode MOQS adalah menyediakan data terstruktur yang

dapat dengan mudah memberikan nilai, dapat dianalisis, dan dibandingkan

(Handbook of human factors and ergonomics methods, 2005).

2.2.2 Prosedur MOQS

Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam MOQS yaitu pada tahap

pengembangan kuisioner. Metode yang diterapkan dalam mengembangkan,

implementasi dan penyebaran kuisioner menjadi sangat penting dalam

menentukan kualitas dan kegunaan data yang dikumpulkan.

Carayon dan Hoonakker (2001) menekankan bahwa terdapat lima langkah

penting dalam mengembangkan suatu survei kuisioner yaitu:

1. Konseptualisasi

Menentukan konsep apa yang akan diukur dengan MOQS, antara lain :

• Elemen sistem kerja mana yang akan dievaluasi: tugas (task), kondisi

organisasi, lingkungan fisik, peralatan dan teknologi serta karakteristik

individual.

10

• Elemen keluaran mana yang akan dievaluasi ; kualitas bekerja, stress fisik

dan psikologis, kesehatan fisik dan mental, kinerja serta sikap.

Serta menentukan tujuan utama penelitian dan mencocokannya dengan

konsep yang akan diukur dengan kuisioner penelitian.

2. Operasionalisasi.

Menentukan dimensi dari setiap konsep yang akan diukur, memeriksa apakah

terdapat elemen yang tumpang tindih dan melakukan pemeriksaan ulang

setiap dimensi.

3. Sumber Kuisioner.

Menelaah jenis survei kuisioner yang telah ada yang memungkinkan untuk

digunakan dan sebagai landasan untuk penelitian. Adapun jenis survei

kuisioner dalam ergonomic makro yang telah dikembangkan antara lain:

- Office worker survey (University of Wisconsin –Madison)

- NIOSH (Job Stress Questionnaire)

- Karasek’s Job Strain Questionnaire

4. Pembuatan Kuisioner.

Menentukan bentuk kuisioner yang akan digunakan, menentukan skala

pengukuran serta item pertanyaan, petunjuk pengisian, layout dan sebagainya.

5. Pengujian Awal Kuisioner.

Dalam hal ini menentukan siapa yang akan berpartisipasi dalam tahap

pengujian awal kuisioner yang bertujuan untuk memeriksa kejelasan setiap

pertanyaan, menguji format kuisioner serta menilai durasi waktu pengisian

kuisioner.

MOQS dalam pelaksanaannya akan melewati beberapa tahap yaitu

(Handbook of human factors and ergonomics methods, 2005):

1. Tahap Pengumpulan Informasi

Tahap ini meliputi pengumpulan informasi sebanyak-banyaknya tentang

sistem kerja yang diamati, siapa yang menjadi partisipan dalam survey serta

komitmen perusahaan / pihak manajemen dalam memperbaiki sistem

kerjanya.

11

2. Tahap Penetapan Tujuan

Tahap ini meliputi perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam survey

tersebut serta manfaat yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Tujuan

penelitian ini selanjutnya dikomunikasikan kepada pihak manajemen dalam

memperbaiki sistem kerjanya.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini meliputi penentuan kapan survey akan dilaksanakan, prosedur

pelaksanaan, serta metode untuk pengumpulan data survey.

4. Tahap Analisis dan Interpretasi

Tahap ini meliputi penggunaan metode dan software statistik untuk

menyajikan, mengolah, menganalisa, dan meginterpretasikan data hasil

survey kuisioner. Serta mengaitkan hasil olahan statistik tersebut dengan

tujuan penelitian.

5. Tahap Penyampaian Hasil

Tahap ini berkaitan dengan penyusunan format hasil penelitian untuk

menggambarkan keadaan sistem kerja yang diteliti.

- Kepada siapa hasil data dipresentasikan.

- Siapa yang akan membaca hasil penelitian.

- Bagaimana penyusunan laporan.

- Bagaimana kerahasiaan koresponden dapat terjamin.

6. Tahap Follow – Up Action

Merupakan tahap akhir dari hasil penelitian yaitu untuk merencanakan

kegiatan atau aksi berikutnya yang harus dilakukan sesuai dengan hasil

survey kuisioner yang diperoleh, seperti memberikan usulan perbaikan atau

implementasi suatu metode, teknologi dan komponen baru lainnya pada

sistem kerja yang diamati.

2.3 Metode Penelitian Survey

Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif),

deskriptif, penjelasan (explanatory), evaluasi, prediksi, dan penelitian operasional.

Penelitian survey dapat dilakukan langsung kepada populasi (penelitian populasi)

12

jika populasi terhingga dan objeknya tidak terlalu besar dan juga dapat dilakukan

dengan mengambil sampel dari satu populasi yang besar. Adapun instrumen yang

dapat digunakan dalam penelitian survey antara lain dengan wawancara

(interview) dan kuisioner (angket).

2.3.1 Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan menanyakan

langsung kepada informan atau pihak lain yang kompeten dalam suatu

permasalahan. Pertanyaan yang diajukan biasanya disiapkan terlebih dahulu yang

diarahkan pada informasi untuk topik yang akan digarap. Dalam menggunakan

daftar pertanyaan yang telah disiapkan, penanya tidak semata-mata bergantung

pada pertanyaan tersebut, tetapi bila ada informasi yang menarik dan perlu

diketahui lebih lanjut, maka penanya boleh saja mengajukan pertanyaan diluar

daftar yang telah disiapkan. Dalam wawancara, hasil yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan secara kualitatif dan memiliki nilai yang tinggi. Semua

kesalahpahaman dapat dihindari, pertanyaan yang disiapkan dapat dijelaskan oleh

informan dengan penjelasan tambahan dan tiap pertanyaan dapat dikembangkan

lebih lanjut. Di pihak lain, wawancara memiliki kelemahan, yaitu data yang

dikumpulkan akan terbatas dan bila harus dilakukan dalam suatu wilayah yang

luas akan memakan biaya dan waktu yang besar.

2.3.2 Kuisioner (Angket)

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

dalam hal-hal lain yang diketahuinya (Nazir, 2005).

Bentuk angket secara umum dapat dibagi atas beberapa bentuk yaitu:

a. Angket dengan pertanyaan bebas (Angket tidak berstruktur)

Jawaban yang dapat diberikan berupa jawaban bebas, maksudnya adalah

uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai

segala sesuatu yang dipertanyakan setipa item angket.

13

b. Angket dengan pertanyaan terikat (Angket berstruktur)

Angket bentuk ini memberikan pertanyaan yang telah disediakan sejumlah

alternatif jawabannya. Sehingga jawaban yang didapatkan tidaj akan

berkisaran jauh dari alternatif yang telah diberikan.

c. Angket dengan jawaban singkat (Short answer item)

Angket ini berupa kombinasi / gabungan antara angket tidak berstruktur

dengan angket berstruktur. Kebebasan dalam menjawab merupakan faktor

yang menyebabkan hampir sama dengan angket tidak berstruktur. Sebaliknya

permintaan jawaban yang mengkhusus dan tertentu (terarah) dengan peluang

menjawab secara singkat, merupakan faktor yang menyebabkan hampir sama

dengan angket berstruktur.

2.3.3 Analisa Jalur

Menurut Ridwan dan Kuncoro (2006) dalam Elfrida (2009) analisa jalur

pertama kali dikembangkan oleh Sewall Wright, seorang ahli genetika pad tahun

1920. Analisa ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari

varibel bebas terhadap variabel terikat.

Langkah-langkah analisa jalur adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis dan model awal analisa jalur

Model sederhana yang digunakan adalah model skematis dan matematis,

dimana model skematis dibuat dalam suatu diagram jalur yang digunakan

untuk menggambarkan kerangka hubungan kausal antar variabel, sedangkan

model matematis merupakan model persamaan regresi yang juga menjelaskan

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. Perhitungan skor tiap variabel

Langkah pertama pada tahap ini adalah tranformasi data ordinal menjadi data

interval dengan menggunakan MSI (Methods of Succesive Interval) dengan

aplikasi Microsoft Excel (2010) dan dilanjutkan dengan rekapitulasi skor.

Berikut langkah MSI dengan Microsoft Excel:

14

Untuk mengubah data ordinal menjadi data interval dengan menggunakan

bantuan Microsoft Excel diperlukan aplikasi tambahan atau file, yaitu

Succ97.xla atau Stat97.xla. File tersebut bisa didapatkan dari internet

dengan mengunduhnya ke dalam folder file. Jika file sudah tersedia di dalam

hardisk komputer atau laptop, maka langkah-langkah untuk konversi data

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Buka excel

2. Klik file Succ97.xla

15

3. Klik enable macro

Muncul Menu baru yaitu Add In

4. Masukkan data yang akan diubah. Dapat diketikkan atau kopi

(dengan menggunakan perintah Copy - Paste) dari word atau SPSS di kolom

A baris 1

16

5. Pilih Add In >Statistics>Successive Interval, maka akan muncul

pop up berikut

6. Masukkan Data Input, dimana pada saat kursor di Data Range Blok

data yang ada sampai selesai

17

7. Beri tanda “V” pada Display Summary, untuk menampilkan

Summary

8. Kemudian pindah ke Cell Output, untuk menampilkan hasil

perhitungan, misalkan di kolom D4

9. Klik OK, akan muncul data hasil perhitungan sebagai berikut

18

10. Lakukan Editing sesuai dengan kebutuhan

c. Perhitungan analisa korelasi dan regresi

Selanjutnya dilakukan analisa korelasi dan regresi dengan aplikasi software

SPSS.

d. Perhitungan koefisien jalur

Berdasarkan hasil perhitungan regresi dan korelasi diatas, maka dapat

ditentukan bahwa:

Rij = nilai korelasi parsial antara variabel i dan j diperoleh dari tabel korelasi

ρij = koefisien jalur antara variabel i dan j diperoleh dari tabel regresi

Kemudian dapat digambarkan diagram jalur akhir lengkap dengan koefisien

korelasi dan koefisien jalur.

19

2.4 Six Sigma

2.4.1 Pengertian Six Sigma

Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan

peningkatan kualitas secara dramatik yang merupakan terobosan baru dalam

bidang menajemen kualitas (Gaspersz, 2003).

Suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta

kesempatan (DPMO-defects per million opportunities) untuk setiap transaksi

produk barang dan atau jasa (Gaspersz, 2003).

Sebuah program yang dirancang guna mengurangi cacat untuk membantu

mngurangi biaya, menghemat waktu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan

(Heizer dan Render, 2009)

Sebuah sistem yang menyeluruh-suatu strategi, disiplin, dan sekumpulan

perangkat-untuk memperoleh dan mempertahankan kesuksesan dalam bisnis.

Suatu strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total. Sebuah disiplin

karena mengikuti Six Sigma Improvement Model Formal yang dikenal sebagai

DMAIC (define, measure, analyze, Improve, control). Sekumpulan perangkat

terdiri dari tujuh perangkat (lembar periksa, diagram sebar, sebab-akibat, diagram

pareto, diagram alir, histogram, dan statistical process control/SPC).

2.4.2 Konsep Six Sigma

Menurut Gaspersz (2003) terdapat enam aspek kunci yang perlu

diperhatikan dalam aplikasi konsep six sigma, yaitu :

1. Identifikasi pelanggan

2. Identifikasi produk

3. Indentifikasi kebutuhan dalam memproduksi produk untuk pelanggan

4. Definisi proses

5. Hindarkan kesalahan dalam proses dan hilangkan semua pemborosan yang

ada

6. Meningkatkan proses secara terus menerus menuju target Six Sigma

Apabila konsep ini akan diterapkan dalam bidang manufacturing,maka ada

6 aspek yang harus diperhatikan, yaitu :

20

1. Identifikasi karakteristik produk yang akan memuaskan pelanggan (sesuai

dengan kebutuhan dan ekspetasi pelanggan).

2. Mengklasifikasikan semua karakteristik kualitas sebagai CTQ (critical to

quality) individual.

3. Menentukan apakah setiap CTQ dapat dikendalikan melalui pengendalian

material, mesin, proses-proses kerja, dll.

4. Menentukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang

diinginkan pelanggan (menentukan nilai USL dan LSL dari setiap CTQ.

5. Menentukan maksimum variasi proses untuk setiap CTQ (menentukan

standar deviasi untuk setiap CTQ).

6. Mengubah desain produk dan atau standar proses sedemikian rupa agar

mampu mencapai nilai target six sigma.

Menurut Gaspersz dan Fontana (2011) CTQ adalah persyaratan kinerja

pelanggan produk atau jasa sedangkan defect (kecacatan) adalah setiap peristiwa

yang tidak memenuhi spesifikasi CTQ. Defect opportunity adalah setiap peristiwa

yang dapat diukur yang menyediakan kesempatan atau tidak memenuhi

persyaratan pelanggan.

Pendekatan pengendalian proses 6 sigma mengijinkan adanya pergeseran

nilai target rata-rata (mean) setiap CTQ individual dari proses industri sebesar ±

1,5 sigma sehingga menghasilkan 3,4 DPMO (defects per million opportunities –

kegagalan per sejuta kesempatan). Proses 6 sigma dengan distribusi normal

bergeser 1,5 sigma ditunjukkan dalam gambar berikut:

(Sumber: Vincent Gaspersz, 2003)

Gambar 2.1 . Proses pergeseran six sigma

21

Keterangan

1. Sigma merupakan ukuran pencapaian target menuju tingkat kegagalan nol,

semakin tinggi pencapaian tingkat sigma akan semakin baik, karena

tingkat DPMO akan menurun

2. USL = batas spesifikasi atas (upper specification limit), LSL = batas

spesifikasi bawah (lower specification limit) yang ditetapkan oleh

manajemen berdasarkan kebutuhan pelanggan

3. Formula untuk menghitung kapabilitas proses : Cp = {(USL-LSL)/(6 x

standar deviasi)}

4. Formulasi untuk menentukan nilai maksimum toleransi penyimpangan

proses dari target adalah : maks standar deviasi= maks S= {1/(2xtarget

pencapaian sigma)} x (USL-LSL). Misalkan, target pencapaian adalah 6

sigma, maka toleransi penyimpangan proses dari nilai target adalah : maks

standar deviasi = maks S = {1/(2 x 6)} x (USL-LSL) = 0,0833 x (USL –

LSL). Range antara USL dan LSL merupakan batas toleransi yang

ditetapkan oleh manajemen berdasarkan kebutuhan atau persyaratan dari

pelanggan.

2.4.3 Alat dalam six sigma

2.4.3.1 Diagram Sebab akibat

Diagram sebab akibat disebut juga sebagai diagram tulang ikan (fishbone

diagram) atau diagram Ishikawa yang telah ditemukan oleh Prof. Kaoru Ishikawa.

Diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan

dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab

suatu masalah, ketidaksesuaian, kesenjangan (Gaspersz, 2003). Setiap tulang

mewakili kemungkinan sumber kesalahan (Heizer dan Render, 2009).

Diagram ini dapat digunakan dalam situasi:

1. Terdapat pertemuan diskusi dengan menggunakan brainstorming untuk

mengidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi.

2. Diperlukan analisis lebih terperinci terhadap suatu masalah

3. Terdapat kesulitan untuk memisahkan penyebab dari akibat.

22

Langkah-langkah diagram sebab akibat:

1. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan masalah

itu sebagai suatu pertanyaan masalah (problem question).

2. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan

teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide

berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.

3. Gambarkan diagram, dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi kanan

(membentuk kepala ikan) dan kategori utama seperti: material, metode,

manusia, mesin, pengukuran, dan lingkungan ditempatkan pada cabang utama

(membentuk tulang-tulang besar dari ikan).

4. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama sesuai dengan menempatkan

pada cabang yang sesuai.

5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan “mengapa?” untuk

menemukan akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebab pada

cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang

kecil dari ikan). Untuk menempatkan akar penyebab, kita dapat menggunakan

teknik bertanya how, when, why, who, (five whys).

6. Interpretasi diagram sebab akibat dengan melihat penyebab-penyebab yang

muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus

tentang penyebab. Selanjutnya fokuskan perhatian pada penyebab yang

dipilih melalui konsensus tersebut.

7. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat dengan

cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta

memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang

dilakukan efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah

yang dihadapi. Gambar diagram sebab akibat terdapat pada Gambar 2.2

23

(Sumber: Thomas Pyszdek, 2002)

Gambar 2.2. Diagram Sebab-Akibat

2.4.3.2 Lembar Periksa

Sebuah lembar periksa (check sheet) adalah suatu formulir yang dirancang

untuk mencatat data (contoh jam, cacat). Pencatatan dilakukan sehingga saat data

diambil, polanya dapat dilihat dengan mudah. Lembar periksa membantu analis

menentukan fakta atau pola yang mungkin dapat membantu analisis selanjutnya.

Contohnya adalah gambar yang menunjukkan suatu perhitungan jumlah daerah

dimana cacat terjadi, atau sebuah lembar periksa yang menunjukkan jenis keluhan

pelanggan (Heizer dan Render, 2009). Contoh lembar periksa terdapat pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Contoh Lembar Periksa

Jam

Cacat 1 2 3 4 5 6 7 8

A III I I I I III I

B II I I I II III

C I II II IIII

2.5.4.3 Diagram Pareto

Diagram pareto (Pareto Chart) adalah sebuah metode untuk mengelola

kesalahan, masalah atau cacat guna membantu memusatkan perhatian untuk upaya

24

penyelesaian masalahnya. Diagram ini ditemukan oleh Vilfredo Pareto dan Joseph

M. Juran mempopulerkan pekerjaan Pareto dengan menyatakan 80%

permasalahan perusahaan merupakan hasil dari penyebab yang 20% (Heizer dan

Render, 2009). Analisis Pareto mengindikasikan masalah yang dapat

menghasilkan imbalan tertinggi.Gambar diagram Pareto terdapat pada Gambar 2.3

(Sumber: Thomas Pyszdek, 2002)

Gambar 2.3. Contoh Diagram Pareto

2.4.3.4 Diagram Alir

Diagram alir (flow chart) menyajikan sebuah proses atau sistem dengan

kotak menggunakan keterangan dan garis-garis yang saling berhubungan.

Diagram alir juga menggambarkan langkah-langkah dalam sebuah proses.

Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan perangkat yang sangat baik untuk

mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan sebuah proses (Heizer dan

Render, 2009). Interpretasi diagram alir proses dengan menghitung waktu total

tunggu, total waktu kerja, identifikasi kesempatan menciptakan biaya rendah atau

tampa biaya dalam prose tersebut kemudian identifikasi aktivitas-aktivitas tidak

bernilai tambah (non value adding activities) serta aktivitas-aktivitas yang tidak

saling berkait (Gaspersz, 2003).

25

2.4.3.5 Histogram

Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi

dari setiap nilai yang muncul. Histogram juga menunjukkan peristiwa yang paling

sering terjadi dan juga variasi dalam pengukurannya. Statistika deskriptif seperti

rata-rata dan standar deviasi dapat dihitung untuk menjelaskan distribusinya.

Sebuah gambaran visual dari distribusi juga dapat memberikan informasi

mengenai penyebab variasinya (Heizer dan Render, 2009).

(Sumber: Thomas Pyszdek, 2002)

Gambar 2.4. Contoh Histogram

2.5. Pengukuran Waktu Baku

Untuk dapat memperoleh waktu penyelesaian, suatu kegiatan harus

dilakukan pengukuran waktu. Secara garis besar pengukuran waktu dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu pengukuran waktu secara langsung dan tidak

langsung.

a. Pengukuran waktu secara langsung.

Pengukuran waktu secara langsung terdiri dari dua, yaitu pengukuran yang

dilaksanakan dengan menggunakan jam henti (stop watch time study)

ditempat pekerjaan tersebut berlangsung dan work sampling

(Wignjosoebroto, 2003).

26

b. Pengukuran waktu secara tidak langsung.

Metoda ini baik sekali diaplikasikan untuk pengukuran pada pekerjaan yang

berlangsung singkat dan berulang-ulang. Dari hasil pengukuran akan

diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang

mana waktu ini akan digunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi

semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama (Sritomo,2008).

Ciri–ciri pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwatch)

(Sutalaksana dkk, 2006) adalah:

a. Elemen kegiatan suatu kegitan dapat diketahui kegiatannya dengan pasti.

b. Kegiatan kerja dilakukan berulang – ulang.

c. Waktu penyelesaiannya dalam waktu satu siklus relative cepat.

d. Sangat relevan digunakan untuk mengukur tenaga kerja langsung.

2.5.1 Langkah Penentuan Waktu standar

Langkah-langkah dalam melakukan pengukuran (Sritomo,2008) adalah:

a. Penetapan tujuan pengukuran

Tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan lebih dahulu. Dalam proses

pengukuran waktu, hal yang penting yang harus diketahui dan ditetapkan

adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat tingkat

ketelitian dan keyakinan dari hasil pengukuran tersebut.

b. Langkah pendahuluan sebelum melakukan pengukuran

• Mendefinisikan kegiatan kerja yang akan diukur

• Memilih operator, dimana operator yang dipilih bukan pekerja cepat atau

pekerja lambat, melainkan termasuk pekerja normal, yaitu yang

kemampuannya rata-rata.

• Pelatihan operator, ditujukan agar operator dapat mengenal sistem kerja

yang telah dibakukan untuk mencapai kemampuan maksimum.

• Menguraikan pekerjaan menjadi elemen-elemen kerja yang lebih kecil

dengan mempertimbangkan keterbatasan dan syarat-syarat pemilihan

elemen. Elemen-elemen ini yang akan diukur waktunya. Waktu yang

diperoleh dinamakan waktu siklus.

27

• Menyiapkan alat-alat pengukuran meliputi jam henti, kalkulator dan alat-

alat tulis.

c. Pelaksanaan pengamatan dan pengukuran

• Mengukur dan mencatat waktu pengamatan setiap elemen kegiatan

dengan jumlah pengulangan tertentu. Dalam tahap ini jumlah pengukuran

adalah sembarang, sebagai pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan

pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali

pengukuran harus dilakukan untuk tingkat keyakinan dan tingkat

ketelitian tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

• Jika pengamatan dalam kontinu, maka data yang diperoleh harus diubah

dahulu menjadi data terputus-putus.

• Melakukan uji kenormalan, keseragaman, kecukupan data.

d. Perhitungan waktu standar

Perhitungan waktu standar dilakukan dengan cara:

• Hitung waktu siklus (WS) dengan rumus

WS = ∑ Xi / N

• Menentukan faktor penyesuaian (P)

• Menghitung waktu normal (WN) dengan rumus

WN = WS x P

• Menentukan faktor kelonggaran (allowance) A

• Menghitung waktu standar (wst) dengan rumus

Wst = WN + (WN x A)

2.5.2 Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran

Menurut Sutalaksana dkk (2006) ketidakwajaran harus diwajarkan untuk

mendapatkan waktu normal. Untuk memudahkan pemilihan konsep wajar,

seorang pengukur dapat mempelajari bagaimana bekerjanya operator yang

dianggap normal itu. Konsep bekerja wajar adalah jika seorang operator yang

dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang

hati kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan

28

dalam menjalankan pekerjaannya. Berdasarkan hal tersebut maka untuk

mendapatkan waktu standar diperlukan faktor penyesuaian dan kelonggaran.

2.5.2.1 Faktor Penyesuaian

Selama pengukuran waktu kerja dilakukan baik pengukuran secara

langsung maupun tidak langsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja

yang ditunjukan oleh tenaga kerja yang sedang menjadi obyek penelitian.

Ketidakwajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat

cepat seolah-olah diburu waktu atau karena menemukan kesulitan-kesulitan

seperti karena kondisi ruangan yang buruk. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi

kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu

penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah

waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang disesuaikan

dengan wajar.

Andaikan ketidakwajaran ada, maka pengukur harus mengetahuinya dan

menilai sejauh mana hal itu terjadi. Penilaian perlu dilakukan karena berdasarkan

inilah penyesuaian dilakukan. Biasanya penyesuaian dilakukan dengan

mengalikan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga

yang disebut faktor penyesuaian (P). Besarnya P ditentukan sedemikian rupa

sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya

atau yang normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas

normal (terlalu cepat) maka harga P-nya akan lebih besar dari satu (P > 1),

sebaliknya jika operator dipandang bekerja dibawah normal maka harga P lebih

kecil satu (P < 1). Seandainya pengukur berpendapat bahwa operator bekerja

dengan wajar maka harga P-nya sama dengan satu (P = 1).

Dalam menentukan faktor penyesuaian dapat dilakukan dengan beberapa

cara, yaitu : dengan menggunakan cara persentase, scumard, objektif, sintesa dan

westing house (Sutalaksana dkk, 2006). Dalam penulisan ini akan dibahas lebih

lanjut penggunaan cara westing house. Cara ini mengarahkan penilaian pada

empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran dan ketidakwajaran dalam

bekerja yaitu:

29

1. Keterampilan, yaitu kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan dan

dibagi menjadi enam kelas yaitu super skill, exellent skill, good skill, average

skill, fair skill, dan poor skill.

2. Usaha, yaitu kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketika

melakukan pekerjaannya dan dibagi menjadi enam kelas yaitu excessive

effort, exellent effort, good effort, average effort, fair effort dan poor effort.

3. Kondisi kerja, yaitu kondisi fisik lingkungan seperti keadaan pencahayaan,

temperatur, dan kebisingan ruangan dan dibagi menjadi enam kelas yaitu

ideal, exellent, good, average, fair, dan poor.

4. Konsistensi, yaitu waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu

berubah-ubah dari satu siklus ke siklus lainnya dan dibagi menjadi enam

kelas yaitu perfect, excellent, good, average, fair dan poor.

Adapun langkah-langkah penentuan faktor penyesuian cara westing house

adalah sebagai berikut :

1. Tentukan atau nilai dari kondisi kerja, keterampilan operator, konsistensi

bekerja, dan usaha dalam bekerja ke dalam kelas-kelas diatas.

2. Cocokkan kelas-kelas yang telah ditentukan dengan Tabel 2.12 untuk

mendapatkan faktor penyesuaian dari kelas-kelas yang telah ditentukan.

3. Jumlahkan nilai-nilai yang didapat dari tabel.

4. Hitung faktor penyesuaian P = 1 – (total nilai).

30

Tabel 2.3 Nilai-Nilai Penyesuaian Menurut Westinghouse

2.5.2.2 Faktor Kelonggaran

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu kebutuhan pribadi,

menghilangkan rasa lelah (fatique), dan hambatan-hambatan yang tidak

terhindarkan (Sutalaksana dkk, 2006). Ketiganya merupakan hal-hal yang secara

nyata dibutuhkan oleh pekerja dan yang selama pengukuran tidak diamati, diukur,

dicatat ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan

waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan.

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

Yang termasuk ke dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum, ke

kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman, sekedar untuk menghilangkan

ketegangan dan kejenuhan. Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

A1 +0,15

A2 +0,13

B1 +0,11

B2 +0,08

C1 +0,06

C2 +0,03

Average D 0,00

E1 -0,05

E2 -0,10

F1 -0,16

F2 -0,22

A1 +0,13

A2 +0,12

B1 +0,10

B2 +0,08

C1 +0,05

C2 +0,02

Average D 0,00

E1 -0,04

E2 -0,08

F1 -0,12

F2 -0,17

Ideal A +0,06

Excellent B +0,04

Good C +0,02

Average D 0,00

Fair E -0,03

Poor F -0,07

Perfect A +0,04

Excellent B +0,03

Good C +0,01

Average D 0,00

Fair E -0,02

Poor F -0,04

Poor

Excessive

Poor

Excellent

Good

Fair

Superskill

Excellent

Good

Fair

Keterampilan

Usaha

Kondisi Kerja

Konsistensi

31

kebutuhan pribadi seperti itu berbeda-beda dari satu pekerjaan ke pekerjaan

lainnya.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah

Rasa lelah tercermin antara lain turunnya hasil produksi baik jumlah maupun

kualitas. Karenanya salah satu untuk menentukan besarnya kelonggaran ini

adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat

pada saat-saat mana hasil produksi menurun.

3. Kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari hambatan.

Ada hambatan yang dapat dihindarkan dan tidak dapat dihindarkan karena

berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Untuk hambatan

yang tidak dapat dihindarkan walaupun harus diusahakan serendah mungkin,

hambatan akan tetap ada dan karenanya harus diperhitungkan dalam

perhitungan waktu baku. Beberapa contoh yang termasuk keadaan yang tidak

dapat dihindarkan adalah:

• Menerima atau meminta petunjuk pengawas.

• Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin.

• Mesin berhenti karena matinya aliran listrik.

• Kesalahan pemakaian alat atu bahan, dan lain-lain.

Adapun langkah-langkah penentuan faktor kelonggaran adalah sebagai berikut :

1. Tentukan parameter-parameter kerja sesuai yang tertera pada Tabel 2.13.

2. Cocokkan parameter-parameter kerja yang telah ditentukan dengan Tabel

2.14 untuk mendapatkan faktor kelonggaran dari parameter-parameter kerja

yang telah ditentukan.

3. Jumlahkan nilai-nilai yang didapat dari tabel 2.13.

4. Tambahkan dengan kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan (biasanya

5%).

32

2.5.3 Uji Kenormalan, Keseragaman, dan Kecukupan Data

2.5.3.1 Uji Kenormalan Data

Pengujian kenormalan data terbagi dua cara yaitu dengan cara parametrik

dan nonparametrik. Pada penulisan ini, pengujian yang akan dilakukan adalah

cara nonparametrik dengan menggunakan aplikasi program SPSS 11.5 tentang

pengujian statistik non parameter dengan uji Kolmogorov-Smirov (Wahana

Komputer, 2004). Adapun prosedur pada uji ini adalah sebagai berikut:

1. Jalankan program aplikasi SPSS 11.5

2. Masukkan data dalam tabel data SPSS.

3. Klik menu Analyze, dan pilih Nonparametric Test

4. Pilih menu 1-Sample K-S

5. Pilih variable yang akan diuji, lalu klik ‘>’ maka variable tersebut pindah ke

Test Variable List

6. Untuk Test Type atau tipe uji, karena dalam kasus akan diuji distribusi

normal, maka pilih klik pilihan menu Normal, sedang uji pilihan lain

diabaikan.

7. Tekan OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Terlihat SPSS

melakukan pekerjaan analisis dan terlihat output SPSS, sebagai contoh

berikut :

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Minimu

m

Maximu

m

VARIA

BEL 10 11.2300 .73944 10.00 12.30

33

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VARIA

BEL

N 10

Normal

Parameters(a,b)

Mean 11.2300

Std. Deviation .73944

Most Extreme

Differences

Absolute .142

Positive .138

Negative -.142

Kolmogorov-Smirnov Z .451

Asymp. Sig. (2-tailed) .987

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

8. Lakukan analisis terhadap hasil. Analisa dilakukan terhadap tampilan hasil

Asymp. Sig. (2-tailed). Jika nilainya > 0,05, maka Ho diterima dan jika

nilainya < 0,05, maka Ho ditolak. Pada contoh diatas nilainya adalah 0,987 (

> 0,05), maka Ho diterima atau distribusi populasi variable adalah normal.

34

Tabel 2.4 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Contoh Pekerjaan

A. Tenaga yang Dikeluarkan Ekivalen Beban Pria Wanita

1 Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0,0 - 6 0,0 - 6

2 Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri 0,00 - 2,25 kg 6 - 7,5 6 - 7,5

3 Ringan Menyekop, ringan 2,25 - 9,00 kg 7,5 - 12 7,5 - 16,0

4 Sedang Mencangkul 9,00 - 18,00 kg 12 - 19,0 16,0 - 30,0

5 Berat Mengayun palu yang berat 19,00 - 27,00 kg 19,0 - 30,0

6 Sangat Berat Memanggul beban 27,00 - 50,00 kg 30 - 50,0

7 Luar Biasa Berat Memanggul karung berat di atas 50 kg

B. Sikap Kerja

1 Duduk Bekerja duduk, ringan

2 Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki

3 Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol

4 Berbaring Pada bagian sisi,belakang atu depan badan

5 Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki

C. Gerakan Kerja

1 Normal Ayunan bebas dari palu

2 Agak Terbatas Ayunan terbatas dari palu

3 Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan

4 Anggota Badan Terbatas Bekerja dengan satu tangan di atas kepala

5 Seluruh Anggota Badan Terbatas Bekerja dilorong pertambangan yang sempit

D Kelelahan Mata *) Pencahayaan Baik

1 Pandangan yang terputus-putus Membawa Alat ukur 0,0 - 6,0

2 Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 6,0 - 7,5

3Pandangan terus menerus dengan fokus

yang beruabah-ubahMemeriksa cacat pada kain 7,5 - 12,0

4Pandangan terus menerus dengan fokus

tetapPemeriksaan yang teliti 12,0 - 19,0

E Keadaan temperatur tempat kerja **) Temperatur (oC) Kelemahan Normal Berlebihan

1 Beku Dibawah 0 di atas 10 di atas 12

2 Rendah 0 - 13 10 - 0 12 - 5

3 Sedang 13 - 22 5 - 0 8 - 0

4 Normal 22 - 28 0 - 5 0 - 8

5 Tinggi 28 - 38 5 - 40 8 - 100

6 Sangat Tinggi di atas 38 diatas 40 diatas 100

F Keadaan Atmosfer ***)

1 Baik Ruang berventilasi baik, udara segar 0

2 CukupVentilasi kurang baik, ada bau-bauan (tdk

berbahaya)0 - 5

3 Kurang Baik Adanya debu beracun, atau tidak tetapi banyak 5 - 10

4 BurukAdanya bau-bauan berbahaya, menggunakan alat

pernapasan10 - 20

G Keadaan lingkungan yang baik

1 0

2 0 - 1

3 1 - 3

4 0 - 5

5 0 - 5

6 5 - 10

7 5 - 15

*) Kontras antara warna hendaknya diperhitungkan

**) Tergantung juga pada keaadaan ventilasi

***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim

Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi pria (0 - 2,5%), wanita (2 - 5 %)

Siklus Kerja berulang-ulang 0 - 5 detik

Siklus kerja berulang-ulang 5 - 10 detik

Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah

Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan dan lain-lain

Terasa adanya getaran lantai

Jika faktor-faktor yangberpengaruh dapat menurunkan kualitas

Sangat Bising

Buruk

16,0 - 30,0

7,5 - 16,0

6,0 - 7,5

0,0 - 6,0

Faktor Kelonggaran (%)

4,0 - 10

2,5 - 4,0

2,5 - 4,0

1,0 - 2,5

0 - 1,0

10 - 15

0

0 - 5

0 - 5

5 -10

35

2.5.3.2 Uji Keseragaman Data

Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui homogenitas

(keseragaman) data, apakah berasal dari populasi yang sama, dan data extrim atau

berada diluar batas harus dielimiasi atau dihilangkan dan tak perlu disertakan

dalam perhitungan. Adapun langkah-langkah uji keseragaman data adalah sebagai

berikut (Sutalaksana dkk, 2006):

a. Membagi data dalam subgrup atau kelas, rumus umum yang digunakan

adalah Jumlah kelas = 1 + 3,3 log N , dimana N adalah jumlah data.

Jumlah data yang diambil sebanyak 32 data (Barness, 1980).

b. Menghitung harga rata-rata dari harga rata-rata sub grup dengan rumus :

X = ∑ Xi Dimana : Xi = harga rata-rata dari sub grup ke i

k k = jumlah sub grup yang terbentuk

c. Menghitung Standar Deviasi (σ) sebenarnya dari waktu penyelesaian,

dengan rumus

dan

dimana : N = Jumlah data pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan

Xi = waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan

yang telah dilakukan

d. Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup

dimana n = besarnya sub grup

36

e. Menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)

dengan rumus

Dimana Z = koefisien pada distribusi normal sesuai dengan tingkat

kepercayaan yang dipergunakan, misalnya, jika tingkat kepercayaan 95%

maka Z = 2, dan jika tingkat kepercayaan 99% maka Z = 3.

f. Membuat grafik uji keseragaman data

Batas-batas kontrol inilah yang merupakan batas apakah suatu sub grup

seragam atau tidak seragam. Apabila nilai rata-rata yang diperoleh berada

diantara masing-masing batas kontrol maka data-data yang kita peroleh

tersebut adalah seragam.

2.5.3.3 Uji Kecukupan Data

Kecukupan data sangat dipengaruhi oleh besarnya faktor-faktor sebagai

berikut (Sutalaksana dkk, 2006).

• Tingkat ketelitian (dalam persen), adalah penyimpangan maksimum dari

hasil pengukuran terhadap nilai yang sebenarnya.

• Tingkat kepercayaan (dalam persen), adalah besarnya keyakinan atau

besarnya probabilitas bahwa data yang kita dapatkan terletak dalam tingkat

ketelitian yang telah ditentukan.

Jika seorang peneliti menetapkan tingkat ketelitian 10% dan tingkat

keyakinan 95% terhadap data yang akan diperolehnya, maka artinya peneliti

memperbolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyimpang sejauh-jauhnya 10%

dari nilai rata-rata yang sebenarnya (nilai populasi yang dicari) dan kemungkinan

berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Adapun rumus untuk memperhitungkan

kecukupan data adalah sebagai berikut :

37

dimana:

N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan

p = tingkat ketelitian

Z = koefisien pada distribusi normal sesuai dengan tingkat kepercayaan

Berikut adalah nilai Z/p untuk beberapa tingkat ketelitian dan kepercayaan:

• Nilai Z/p untuk tingkat ketelitian 5% dan kepercayaan 95% adalah 40

• Nilai Z/p untuk tingkat ketelitian 10% dan kepercayaan 95% adalah 20

• Nilai Z/p untuk tingkat ketelitian 10% dan kepercayaan 99% adalah 30

Bila jumlah kecukupan data belum mencukupi maka kemudian dilakukan

pengukuran pendahuluan tahap kedua, jika tahap kedua selesai maka dilakukan

lagi hal yang sama diatas, bila data tersebut masih belum mencukupi maka

dilakukan lagi tahap keempat demikian seterusnya.

2.5.4 Peta-Peta Kerja

2.5.4.1 Definisi Peta Kerja

Peta-peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan

kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Melalui peta kerja ini

dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja

dari mulai masuk ke pabrik sampai dengan menjadi produk akhir (jadi) baik

produk lengkap atau bagian dari produk lengkap (Sutalaksana, dkk, 2006).

2.5.4.2 Lambang-lambang Peta Kerja

Menurut sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang dikembangkan oleh

Gilberth. Pada saat itu ia mengusulkan 40 lambang dalam proses pembuatan peta

kerja. Pada tahun berikutnya jumlah lambang-lambang yang digunakan

disederhanakan , sehingga tinggal 4 macam. Pada tahun 1947, American Society

of Mecahnical Engineers (ASME) membuat standar lambang yang terdiri dari 5

macam lambang, (Sutalaksana, dkk, 2006) yaitu:

38

1. Operasi

Operasi merupakan kegiatan yang banyak terjadi dalam suatu proses.

Peristiwa operasi ini pada umumnya terjadi disuatu mesin atau stasiun kerja,

contoh :

� Pekerjaan menyerut kayu dengan mesin serut

� Pekerjaan mengeraskan logam

� Pekerjaan merakit

Dalam prakteknya, lambang ini juga digunakan untuk menyatakan

kegiatan administrasi, misalnya kegiatan perencanaan dan aktivitas perhitungan.

2. Pemeriksaan

Peristiwa pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan

mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupu kuantitas. Lambing ini

digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap objek atau membandingkan

objek tertentu dengan suatu standar. Sebagai contoh :

� Mengukur dimensi benda

� Memeriksa warna benda

� Membaca alat ukur tekanan uap pada suatu mesin uap

3. Transportasi

Peristiwa transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau

perlengkapan kerja mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian

dari suatu operasi, contoh:

� Benda mengalami operasi berikutnya.

� Suatu kerja diangkut dari mesin bubut ke tempat kerja mesin skrap

untuk obyek dipindahkan dari lantai bawah ke lantai atas lewat

elevator.

4. Menunggu

Peristiwa menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau peralatan

kerja tidak mengalami kegiatan apapun selain menunggu. Kejadian ini

menunjukan bahwa obyek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan sampai

diperlukan kembali. Contoh:

39

� Obyek menunggu untuk diproses atau diperiksa

� Peti menggu untuk dibongkar

� Bahan mengunggu untuk diangkut ke tempat lain

5. Penyimpanan

Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka

waktu yang cukup lama. Lambing ini digunakan untuk menyatakan suatu obyek

yang mengalami penyimpanan permanent, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap

pengeluaran tanpa ijin tertentu, contoh :

� Dokumen-dokumen atau catatan-catatan disimpan dalam brankas

� Bahan baku disimpan dalam gudang

Selain kelima lambang standar diatas, ada satu lambang tambahan yang

digunakan untuk dua aktivitas secara bersamaan yaitu aktivitas operasi dan

pemeriksaan. Aktivitas gabungan ini dilambangkan dengan tanda

2.5.4.3 Macam-macam Peta Kerja

Pada dasarnya peta-peta kerja bisa dibagi dalam dua kelompok

berdasarkan jenis kegiatanya, yaitu :

� Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan secara

keseluruhan, terdiri dari peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses

kelompok kerja, dan diagram aliran.

� Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat,

terdiri dari peta pekerja dan mesin dan peta tangan kiri dan tangan kanan.

Berikut adalah penjelasan dari Peta Proses Produksi

Peta proses produksi merupakan suatu diagram yang menggambarkan

langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku, mengenai urut-urutan

operasi dan pemeriksaan. Kegunaan dari peta proses produksi adalah :

� Menunjukkan jumlah pekerja yang dibutuhkan.

� Menunjukkan jumlah kebutuhan mesin dan penganggarannnya.

� Menunjukkan perkiraan jumlah kebutuhan bahan baku (dengan

memperhitungkan effisiensi setiap operasi/pemeriksaan)

� Sebagai alat untuk menentukan tataletak pabrik

40

� Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan.

� Sebagai alat untuk latihan kerja.

� Menunjukan urutan fabrikasi dan rakitan dari tiap komponen.

� Menunjukan komponen yang dibeli.

� Menunjukan urutan proses fabrikasi.

� Menunjukan urutan proses perakitan.

Sedangkan langkah-langkah pembuatan peta proses operasi, adalah sebagai

berikut:

� Melakukan identifikasi semua komponen yang dibuat dan yang akan dibeli

� Menentukan operasi yang diperlukan untuk melakukan proses fabrikasi bagi

setiap komponen dan urutan dari operasi yang harus dilakukan.

� Menentukan urutan proses perakitan, baik bagi komponen yang dibeli

maupun bagi komponen yang melewati proses fabrikasi.

� Temukan komponen dasar, yaitu komponen yang memulai proses perakitan.

� Letakkan komponen kedua ke sebelah dari komponen pertama, dan letakkan

komponen disebelah kiri dari komponen kedua, begitu seterusnya sampai

seluruh komponen yang digunakan selesai digambar.

� Gambarkan sebuah garis horizontal, yang dimulai dari lingkaran operasi

terakhir dari komponen kedua kearah komponen pertama

� Letakkan seluruh komponen yang dibeli pada garis horizontal

� Tuliskan waktu standar, nomor operasi, dan deskripsi dari operasi yang ada

pada lingkaran operasi yang ada.

Analisa Suatu Peta Proses Operasi

Ada empat hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan agar

diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui analisa peta operasi, yaitu analisa

terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan dan terhadap waktu penyelesaian

suatu proses. Keempat hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bahan-bahan

Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat komponen yang ada harus

dipertimbangkan, apakah mudah untuk diperoleh, mudah diproses, sesuai

41

dengan fungsi, reliabilitas, pelayanan, waktunya dan murah dalam proses

pengadaannya.

2. Operasi

Semua jenis operasi yang mungkin dilaksanakan seperti proses pengolahan,

pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta

alat-alat dan perlengkapan yang digunakan harus dipertimbangkan.

3. Pemeriksaan

Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik sampling atau satu persatu

dari semua obyek yang dibuat.

4. Waktu

Waktu penyelesaian dapat dipersingkat dengan mempertimbangkan semua

alternatif mengenai metode, peralatan dan tentunya penggunaan

perlengkapan-perlengkapan khusus.

2.6 Failured Mode Effect Analyze (FMEA)

FMEA adalah sebuah analisis sistematis untuk detail apapun yang

diperlukan untuk menunjukkan bahwa tidak ada kegagalan tunggal yang akan

menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan. FMEA bertujuan untuk

mengidentifikasi proses desain dan potensi kegagalan sebelum terjadi dan untuk

meminimalkan risiko kegagalan dengan baik dengan cara mengusulkan perubahan

desain atau, mengusulkan prosedur operasional (IMCA, 2002). Pada dasarnya

FMEA bertujuan :

� Identifikasi peralatan atau subsistem, mode operasi dan peralatan.

� Mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan penyebabnya.

� Evaluasi efek pada sistem setiap mode kegagalan.

� Mengidentifikasi langkah-langkah untuk menghilangkan atau mengurangi

risiko yang terkait dengan masing-masing mode kegagalan.

� Mengidentifikasi percobaan dan pengujian yang diperlukan untuk

membuktikan kesimpulan.

42

� Memberikan informasi kepada operator dan pengelola sehingga mereka

mengerti kemampuan dan keterbatasan sistem untuk mencapai kinerja

terbaik.

Berikut adalah langkah-langkah penyusuan FMEA (Institute for Healthcare

Improvement, 2004) :

1. Langkah Satu : Pilih sebuah proses untuk mengevaluasi dengan

FMEA

2. Langkah Kedua : Merekrut tim multidisiplin

3. Langkah Tiga : Memiliki tim bertemu bersama untuk daftar semua

langkah-langkah dalam proses

4. Langkah Empat : Memiliki mode kegagalan daftar tim dan penyebab

5. Langkah Kelima : Untuk setiap modus kegagalan , memiliki tim

menetapkan nilai numerik (dikenal sebagai Risk Priority Number, atau

RPN) untuk kemungkinan terjadinya, kemungkinan deteksi, dan tingkat

keparahan.

� Kemungkinan kejadian : Seberapa besar kemungkinan bahwa modus

kegagalan ini akan terjadi ? Menetapkan skor antara 1 dan 10, dengan 1

berarti "sangat tidak mungkin terjadi "dan 10 berarti" sangat mungkin

terjadi”.

� Kemungkinan deteksi : Jika modus kegagalan ini terjadi, bagaimana

mungkin itu bahwa kegagalan akan terdeteksi ? Menetapkan skor antara 1

dan 10, dengan 1 berarti "sangat mungkin terdeteksi" dan 10 berarti"

sangat tidak mungkin untuk dideteksi . "

6. Severity : Jika modus kegagalan ini terjadi, bagaimana mungkin itu

bahaya yang akan terjadi? Menetapkan skor antara 1 dan 10, dengan 1

berarti "sangat tidak mungkin bahwa kerusakan akan terjadi" dan 10

berarti "sangat mungkin bahwa kerusakan parah akan terjadi”. Langkah

Enam : Evaluasi hasil

7. Langkah Tujuh : Gunakan RPN untuk merencanakan upaya

perbaikan

Contoh hasil laporan FMEA terdapat pada Tabel 2.5.

43

Tabel 2.5 Contoh Hasil FMEA

Sumber : Wieke Rossaria Dewi,Nasir Widha Setyanto,Ceria Farela Mada T.

2.7 Metode DMAIC

Metode Six Sigma DMAIC merupakan suatu sistem manajemen yang

dapat menghasilkan kajian proyek yang baku yang siap diimplementasikan.

DMAIC terdiri dari Define, Measure, Analyze, Improve, Control (Go Lean Six

Sigma, 2012).

2.7.1 Define

Tahap Define adalah tahap pertama dari proses perbaikan Lean Six Sigma.

Pada fase ini, para pemimpin (leader) proyek menciptakan sebuah "Proyek

Charter", membuat tampilan tingkat tinggi dari proses, dan mulai memahami

kebutuhan pelanggan. Ini adalah fase kritis Lean Six Sigma di mana tim Anda

menentukan garis besar upaya tim dan kepemimpinan (eksekutif) dari organisasi

tim. Berikut adalah beberapa hal yang harus di define pada tahap ini:

1. Mendefinisikan masalah dengan mengembangkan "Pernyataan Masalah"

Pada tahap ini tim harus memiliki akses ke beberapa data yang ada untuk

44

menunjukkan ada masalah yang sedang berlangsung. Mereka akan

memperbaiki data selama pengumpulan data, tetapi mereka harus

mengkonfirmasi bahwa ada indikasi masalah .

Setelah menetapkan adanya masalah proses, tim harus membuat pernyataan

masalah. Pernyataan masalah meliputi :

- Severity : Seberapa besar masalahnya? Hal ini dapat terdiri dari persentase

waktu dari kesalahan, jumlah akhir pesanan per bulan, dll. Jadilah spesifik

untuk menempatkan data ke dalam perspektif.

- Dampak Bisnis : Dampak apa yang dirasakan oleh bisnis atau mengapa

harus ada yang peduli tentang pemecahan masalah ini ? Akan memecahkan

masalah dalam hasil pendapatan yang lebih besar atau penghematan biaya ?

- Lokasi khusus : Apa departemen atau unit apa yang terlibat?

Konfirmasi sumber daya yang tersedia dengan apakah ada orang yang dekat

dengan masalah ini yang bisa menghabiskan waktu bekerja pada masalah ini

? Apakah ada seseorang dalam posisi kepemimpinan yang ingin melihat

masalah ini diselesaikan ? Hal ini penting untuk memiliki beberapa bentuk

pemimpin tim (juga dikenal sebagai Black Belt atau Green Belt), serta

seseorang dalam posisi kepemimpinan, yang disebut Sponsor atau Proyek

Champion, terlibat dengan proyek ini. Anggota tim bisa berasal dari bagian

yang berbeda tetapi semua harus memiliki hubungan ke bagian proyek.

2. Tentukan tujuan dengan mengembangkan "Pernyataan Tujuan"

Pernyataan tujuan harus merupakan refleksi langsung dari Pernyataan

Permasalahan. Pernyataan ini mendefinisikan terukur, terikat waktu ketika

tim dan proyek akan dianggap berhasil.

3. Tentukan proses dengan mengembangkan peta proses.

Penggunaan SIPOC yang merupakan singkatan Pemasok, Input, Process,

Output dan Pelanggan. Setelah peta proses selesai, tim dapat memilih area

kunci dari proses untuk mendalamai lebih jauh ke proses yang lebih detail. Ini

disebut Pemetaan Detil. Hal ini dapat dilakukan dalam jalur yang mewakili

departemen, atau dapat dilakukan sebagai aliran –chart sederhana.

45

4. Tentukan pelanggan anda dan kebutuhannya

Fokus dari setiap proyek adalah pelanggan. Pelanggan didefinisikan sebagai

individu atau kelompok yang menerima barang atau jasa dari proses.

Pelanggan dapat eksternal untuk organisasi atau komponen internal

organisasi. Selama melakukan penentuan fase, tim harus menghubungi

pelanggan untuk lebih memahami kebutuhan mereka dari proses, atau "Voice

of Customer". Setelah mewawancarai atau survei pelanggan, tim harus

menerjemahkan informasi menjadi persyaratan terukur yang akan

memberikan wawasan tim tentang bagaimana meningkatkan proses atau

memecahkan masalah.

2.7.2 Measure

Pengukuran sangat penting pada berjalannya proyek dan sebagai tim

berfokus pada pengumpulan data awalnya mereka memiliki dua fokus :

menentukan titik awal atau dasar dari proses dan mencari petunjuk untuk

memahami akar penyebab proses. Pengumpulan data membutuhkan waktu dan

usaha, ada baiknya untuk mempertimbangkan baik pada awal proyek. Tahapan

untuk melalukan measure adalah :

1. Tentukan bagaimana proses dilakukan. Pertama, tim Anda harus

menetapkan kondisi saat ini, atau "dasar" dari proses sebelum melakukan

perubahan. Baseline menjadi standar yang perbaikan apapun diukur. Ini

adalah langkah kunci sebagai data yang dikumpulkan akan digunakan

sepanjang berjalannya proyek Anda.

2. Carilah apa yang mungkin menyebabkan masalah. Untuk melakukan ini , tim

Anda mengumpulkan data dan review untuk mencoba mengungkap alasan ,

atau " akar penyebab " pemborosan dalam proses atau cacat sebagai akibat

dari proses.

3. Buat rencana untuk mengumpulkan data. Setelah tim menentukan bagaimana

menemukan kedua baseline dan akar data, mereka harus

mempertimbangkan di mana untuk mendapatkan data , berapa banyak untuk

mendapatkan dan yang akan melakukan pengumpulan tersebut. Sebuah

46

rencana pengumpulan data wellthought keluar sangat penting karena data

yang dikumpulkan harus akurat dan dapat diandalkan.

4. Pastikan data dapat diandalkan. Dengan mendefinisikan, menguji dan

menyempurnakan pengukuran mereka sepanjang hidup proyek, tim akan

mampu membuat keputusan yang baik pada informasi suara. Hal ini

memastikan tindakan korektif masa depan didasarkan pada fakta dan data,

bukan asumsi dan pendapat.

2.7.3 Analyze

Tahap analyze yaitu identifikasi penyebab masalah. Fase ini sering terkait

dengan Tahap Measure. Sebagai data yang dikumpulkan, tim dapat terdiri dari

orang yang berbeda yang akan mengumpulkan data yang berbeda atau data

tambahan. Sebagai tim meninjau data yang dikumpulkan selama Tahap Measure,

mereka mungkin memutuskan untuk menyesuaikan rencana pengumpulan data

untuk memasukkan informasi tambahan. Hal ini terus berlanjut sebagai tim

menganalisis kedua data dan proses dalam upaya untuk mempersempit dan

memverifikasi akar penyebab pemborosan dan cacat.

Setelah membuat, memverifikasi dan memeriksa proses rinci peta yang

dibuat dalam Tahap Measure, tim akan dapat daftar permasalahan atau titik

masalah dalam proses. Hal ini memungkinkan tim untuk mengambil manfaat dari

kebijakan bersama peserta proses. Kemudian, tim dapat menentukan nilai dari

setiap langkah dengan melakukan analisis proses dengan melakukan "Analisis

Proses" yang terdiri dari:

• "Analisis Time": berfokus pada waktu kerja yang sebenarnya dilakukan dalam

proses versus waktu yang digunakan untuk menunggu. Apakah tim

menemukan adalah bahwa sementara orang adalah 99% sibuk, "hal-hal"

adalah 99% menganggur.

• "Analisis Nilai Tambah": menambahkan dimensi lain dari penemuan dengan

melihat proses melalui kacamata pelanggan untuk mengungkap biaya

berbisnis.

47

• "Value Stream Mapping": menggabungkan proses data dengan peta langkah

nilai tambah untuk membantu menentukan di mana pemborosan dapat

dihapus.

Setelah pengumpulan data , tim akan dapat menampilkan data dengan

menggunakan diagram dan grafik untuk indikasi visual untuk masalah dalam

proses. Transformasi angka ke dalam visual memungkinkan tim untuk dengan

mudah berkomunikasi temuan mereka untuk kepemimpinan dan peserta proses

lainnya .

Tim mampu mengembangkan teori sekitar kemungkinan penyebab

masalah dengan brainstorming bersama-sama . Dengan menggunakan alat yang

disebut "Cause & Effect Diagram" , tim dapat melakukan brainstorming yang

terstruktur yang dapat membantu mereka mempersempit ke beberapa penyebab

penting dari waktu yang hilang , cacat dan limbah dalam proses.

Sebelum pindah ke tahap berikutnya (improve), tim harus memastikan akar

penyebab yang diusulkan yang menciptakan masalah ini dengan memverifikasi

data mereka melalui analisis proses, analisis data, observasi proses dan analisis

komparatif.

Setelah tim telah meneliti data lebih lanjut , mereka akan memiliki detail

tambahan di sekitar kinerja proses dan potensi untuk perbaikan. Tim dapat

memperbarui bagan mereka dengan informasi tambahan sehingga mereka

memiliki cerminan lebih akurat dari status proyek.

2.7.4 Improve

Setelah tim proyek puas dengan data mereka dan menetapkan bahwa

analisis tambahan tidak akan menambah pemahaman mereka tentang masalah,

saatnya untuk beralih ke pengembangan pemecahan. Tim ini kemungkinan besar

akan mengumpulkan ide-ide perbaikan selama proyek berlangsung, namun upaya

perbaikan terstruktur dapat menyebabkan solusi inovatif dan elegan.

Upaya tim pada tahap ini adalah untuk menghasilkan ide sebanyak

mungkin didasarkan pada gagasan bahwa dari Kuantitas, muncul Kualitas.

48

Generasi ide kreatif terdiri dari sejumlah cara dimaksudkan untuk mengarahkan

tim ke solusi yang out-of-the-box.

Dalam banyak kasus, tim proyek dapat menggunakan daftar perbaikan

proses mereka, tetapi ketika mereka dipaksa untuk memilih antara pilihan yang

saling bertentangan, ada alat seperti "Weighted Kriteria Matrix", yang membantu

tim Anda membuat keputusan terbaik.

Dengan solusi dalam pikiran untuk mengurangi loop ulang, limbah dan

menunggu waktu, tim dapat menggambar peta perbaikan proses, juga dikenal

sebagai "To-Be Maps." Peta ini baru sangat membantu dalam membimbing upaya

tim terhadap proses baru, dan dapat digunakan sebagai acuan bagi karyawan baru

yang dilatih pada proses baru.

Dalam rangka untuk memastikan keputusan yang tepat dibuat, tim dapat

menggunakan siklus pengujian mini yang dikenal sebagai "PDCA" atau Rencana

Apakah Periksa Act, yang dapat membantu memperbaiki ide-ide sementara

mengumpulkan umpan balik pemangku kepentingan yang berharga. Siklus ini

adalah cara yang bagus untuk mengetahui apakah perbaikan kecil yang layak

dengan cara dampak cepat dan rendah.

Mencapai keberhasilan pelaksanaan membutuhkan perencanaan yang

cermat. Tim harus mempertimbangkan logistik, pelatihan, dokumentasi dan

rencana komunikasi. Semakin banyak tim menghabiskan waktu pada

perencanaan, semakin cepat mereka mencapai jumlah adaptasi terhadap perbaikan

oleh peserta proses mereka. Setelah tim ini mampu menunjukkan bahwa solusi

telah menghasilkan peningkatan yang terukur, maka tim bisa melanjutkan ke

Tahap Control.

2.7.5 Control

Fase ini merupakan versi mini dari manajemen proses. Tim telah

membangun bentuk infrastruktur selama masa proyek, dan selama Tahap

pengendalian mereka mulai mendokumentasikan persis bagaimana mereka ingin

menyampaikan struktur itu kepada karyawan yang bekerja dalam proses.

49

Empat prinsip Nilai, Flow, Tarik dan Kesempurnaan harus tetap fokus

pada setiap organisasi. Sebagai tim Continuous Improvement menyerahkan hasil

setiap proyek, mereka harus melakukan upaya untuk menyampaikan Fokus

tersebut kepada karyawan yang menggunakan proses yang baru saja diperbarui.

Proses ini dapat terus ditingkatkan.

• Nilai: Tentukan apa langkah-langkah yang diperlukan (yang dari "Nilai")

kepada pelanggan

• Arus: Hapus pemborosan dalam sistem untuk mengoptimalkan proses untuk

mencapai halus kecepatan

• Tarik: Pastikan proses merespon permintaan pelanggan ("Tarik" = inginkan)

• Kesempurnaan: Terus mengejar "Perfection" dalam proses.

Dalam rangka menjaga fokus ini, tim harus mempersempit beberapa

pengukuran penting yang mereka ingin mempertahankan untuk pemantauan

kinerja proses. Pemantauan ini disertai dengan rencana tanggapan yang

menunjukkan tingkat di mana proses harus beroperasi dan apa yang harus

dilakukan dalam hal proses harus melebihi level tersebut. Hal ini dapat

menyebabkan lanjutan proses perbaikan.

Pada titik ini, tim harus memperbarui dokumentasinya: peta proses,

dokumen checklist, lembar contekan, dll lebih baik dokumentasi akhir mereka,

akan lebih mudah bagi peserta proses untuk mengadopsi cara baru dalam

melakukan sesuatu. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan dan "bang

untuk uang" Six Sigma adalah upaya untuk menerapkan keuntungan dari satu

proyek ke bagian lain dalam organisasi. Pengalihan ini dari ide-ide perbaikan

dapat berasal dari usaha besar dan kecil tapi dengan cepat melipatgandakan

dampak untuk setiap bisnis.

Berbagi keberhasilan proyek menyebabkan momentum yang lebih besar

dari perubahan dalam organisasi. Bahkan jika proyek tersebut tidak dapat

dialihkan ke daerah lain, mungkin ada bagian-bagian itu yang bisa diadaptasi dan

berbagi. Pemasaran dan publikasi setiap keberhasilan meningkatkan kecepatan

dengan keuntungan di masa depan dapat terwujud.

50

2.8 Penelitian Terdahulu

Didapatkan sembilan dari penelitian sebelumnya yang terkait dengan

peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium dengan integrasi metode Six

Sigma dan MOQS dapat dilihat pada Tabel 2.6.

2.8.1 Pengaruh sistem kerja dengan pengukuran MOQS

Menurut Simanjuntak risma adelia dan Rusdianto (2012) adanya pengaruh

hubungan kondisi organisasi, kondisi pekerjaan, lingkungan fisik, lingkungan

sosial, peralatan & teknologi, karakteristik individual terhadap stress kerja secara

simultan memiliki nilai (R) sebesar 0.905 dan hubungan yang terjadi kuat. Hal ini

diperkuat oleh Khandan Mohammad, dkk (2012) adanya pengaruh faktor iklim

keselamatan kerja terhadap tingkah laku, lingkungan kerja dan tanggap darurat

pada sistem organisasi dengan pendekatan makro ergonomi. Menurut Purnomo

hari dan Ferdianto kqqeesuma (2011) metode makro ergonomi digunakan untuk

mendesain komponen sistem kerja yang akan digunakan dalam menyusun

kuesioner dan analisis jalur yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan

antar variabel untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari

komponen sistem kerja terhadap produktivitas kerja. Hasil yang diperoleh adalah

adanya pengaruh faktor organisasi terhadap produktifitas, regulasi, budaya,

personality, pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan kerja dan manajemen kerja,

sehingga faktor organisasi berkontribusi secara signifikan terhadap produktifitas

kerja. Menurut William loushine todd (2012) dalam penelitiannya di sebuah klinik

kesehatan, hasil menunjukkan bahwa manajemen berkeyakinan cedera dapat

dihindari dengan mengikuti aturan kerja, sedangkan pekerja percaya bahwa cedera

adalah, "hanya bagian dari pekerjaan perawat dan faktor kelelahan akibat bekerja

dengan cepat”. Menurut Hasta Karnadi Nugroho, Hari Purnomo (2012) hasil

penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh komponen sistem kerja yaitu

organisasi, proses pembelajaran, pelayanan akademik, lingkungan kelas, kualitas

akademik, sarana dan prasarana terhadap kepuasan mahasiswa terkait

implementasi ISO 9001:2008 ditinjau dari aspek ergonomi makro.

51

2.8.2 Perbaikan sistem kerja dengan Six Sigma metode DMAIC

Menurut Wieke Rossaria Dewi, Nasir Widha Setyanto, Ceria Farela Mada T

(2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode Lean Six Sigma

DMAIC sebagai upaya meminimasi tiga pemborosan yaitu waiting, defect,

overproduction pada PT. Prime Line Internasional. Menurut Haeryip Sihombing,

dkk (2011) peningkatan mutu molding injeksi dengan metode Six Sigma DMAIC

dapat dilakukan dengan cara pembersihan terhadap screw dan barrel, penggunaan

PP dan material khusus untuk pembersihan screw dan barrel melalui proses

purgin, penyetingan atau penetapan parameter optimum.

2.8.3 Pengaruh lain yang mempengaruhi kinerja

Menurut Grahanintyas Dewinta, Wignjosoebroto Sritomo, dan Latiffianti Effi

(2012) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa keselamatan dan kesehatan kerja

dalam meningkatkan produktivitas kerja Pabrik teh Wonosari PTPN XII

memberikan hasil bahwa faktor keselamatan kerja memiliki pengaruh terhadap

lingkungan kerja (psikologis dan sosial) dan perilaku kerja, faktor kesehatan kerja

memiliki pengaruh terhadap lingkungan kerja fisik, psikologis, sosial, perilaku

kerja dan stres kerja. Menurut Noviansyah dan Zunaidah (2011) dalam

penelitiannya adanya pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja dan motivasi rendah membuat

frustasi / underpressure yang dapat menyebabkan penurunan kinerja sehingga stres

kerja lebih banyak dipengaruhi dari motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

2.8.4 Penelitian yang dilakukan

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran MOQS dan Six Sigma untuk

melihat keterkaitan dari pengaruh makro ergonomi di suatu perusahaan dengan

kinerja kualitas yang dicapai, sehingga diharapkan adanya peningkatan kinerja

sistem pengujian laboratorium dari hasil pengukuran MOQS dan Six Sigma di PT.

UP.

52

SIX SIGMA

MOQS KINERJA

Gambar 2.5 Posisi Penelitian

Simanjuntak risma adelia dan Rusdianto

2012 Pengaruh sistem kerja terhadap stress

kerja dengan penilaian MOQS

- MOQS

- Analisis korelasi parsial

Wieke Rossaria Dewi, dkk

2012 Implementasi metode Lean Six Sigma

sebagai upaya meminimasi waste

pada PT. Prime Line Internasional

- Lean Six Sigma, DMAIC

- FMEA, Seven Waste

Khandan Mohammad, dkk

2012

Evaluasi faktor iklim keselamatan dengan

pendekatan makro ergonomi

- MOQS

- Alpha Cronbach

Haeryip Sihombing, dkk

2011

Peningkatan mutu molding injeksi

dengan metode Sig Sigma DMAIC

- Six Sigma, DMAIC

Purnomo Hari dan Ferdianto Kesuma

2011

Desain sistem kerja pada pengrajin

Mendong dengan pendekatan

makroergonomi

- Makroergonomi

- Analisis jalur Grahanintyas Dewinta, Wignjosoebroto

Sritomo, dan Latiffianti Effi

2012

Analisa keselamatan dan kesehatan

kerja dalam meningkatkan

produktivitas kerja Pabrik teh

Wonosari PTPN XII

- Structural Equation Modelling

(SEM)

Hasta Karnadi Nugroho, Hari Purnomo

2012

Evaluasi kinerja terkait implementasi ISO

9001:2008 ditinjau dari aspek

makroergonomi

- Makroergonomi

- ISO 9001:2008

- Analisa Jalur

Loushine Todd William

2012

Pendekatan makroergonomi faktor iklim

keselamatan kerja : Studi Kasus Fasilitas

Kesehatan

- Makroergonomi

Noviansyah dan

Zunaidah

2011

Pengaruh Stres Kerja Dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja

- Analisis Multikolinearitas

Penelitian ini

2015

Peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium dengan integrasi

Six Sigma dan MOQS di PT. Unilab Perdana

- Six Sigma (DMAIC)

- FMEA

- MOQS

53

Tabel 2.6 Daftar Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul

Penelitian

Objek

Penelitian

Metode Hasil

1. Simanjuntak

Risma Adelina,

Rusdianto, 2012

Pengaruh sistem

kerja terhadap

stress kerja

dengan penilaian

MOQS

Karyawan PT.

Industri

Sandang

Nusantara Unit

Cilacap

MOQS, analisis

korelasi parsial

Adanya pengaruh hubungan kondisi organisasi,

kondisi pekerjaan, lingkungan fisik, lingkungan

sosial, peralatan & teknologi, karakteristik individual

terhadap stress kerja secara simultan memilki nilai

(R) sebesar 0.905 dan hubungan yang terjadi kuat.

2 Khandan

Mohammad,

MSc, Shahram

Vosoughi*,

MSc, Maryam

Maghsoudipour,

MD, 2012

Evaluasi faktor

iklim

keselamatan

dengan

pendekatan

makro ergonomi

Perusahaan di

Iran

MOQS, Alpha

Cronbach

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor

iklim keselamatan adalah 154/84; dan 68,7% dari

pekerja memiliki tingkah laku keselamatan positif.

Selain itu, kami menemukan hubungan yang

signifikan antara usia pada iklim keamanan (P

<0,05). Tertinggi dan terendah bobot yang diperoleh

dengan entropi, milik lingkungan kerja yang aman

dan tanggap darurat dalam organisasi dengan bobot

0,197 dan 0,144.

54

No. Nama Judul

Penelitian

Objek

Penelitian

Metode Hasil

3 Purnomo Hari

dan Ferdianto

Kesuma, 2011

Desain sistem

kerja pada

pengrajin

Mendong

dengan

pendekatan

makroergonomi

UKM Deriji

Craft terletak

di Sleman,

Yogyakarta

Analisis Jalur,

Makroergonomi

Hasil penelitian diperoleh pengaruh faktor organisasi

terhadap produktivitas sebesar 39.44%, regulasi

sebesar 2.46%, budaya sebesar 56.85%, personality

sebesar 37.95%, pekerjaan sebesar 13.91%,

lingkungan kerja sebesar 12.32%, peralatan kerja

sebesar 9.55%, dan manajemen kerja sebesar 0.69%.

Hasil analisis lebih lanjut diperoleh variabel faktor

organisasi dengan presentase 58.22 %, berkontribusi

secara signifikan terhadap produktivitas kerja.

4 Loushine Todd

William, 2012

Pendekatan

makroergonomi

faktor iklim

keselamatan

kerja : Studi

Kasus Fasilitas

Kesehatan

Klinik

kesehatan

Makroergonomi Sebuah studi kasus grounded theory dilakukan untuk

mengumpulkan manajemen puncak, pengawas, dan

persepsi elemen sistem kerja perawat. Hasil

menunjukkan bahwa manajemen berkeyakinan

cedera dapat dihindari dengan mengikuti aturan

kerja, sedangkan pekerja percaya bahwa cedera

adalah, "hanya bagian dari pekerjaan perawat dan

faktor kelelahan akibat bekerja dengan cepat”.

55

No. Nama Judul

Penelitian

Objek

Penelitian

Metode Hasil

5 Hasta Karnadi

Nugroho, Hari

Purnomo, 2012

Evaluasi kinerja

terkait

implementasi

ISO 9001:2008

ditinjau dari

aspek

makroergonomi

Fakultas teknik

industri

Universitas

Islam

Indonesia

Yogyakarta

Sistem Kerja,

Analisis Jalur,

Makroergonomi,

ISO 9001:2008

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

komponen sistem kerja terhadap kepuasan

mahasiswa terkait implementasi ISO 9001:2008

ditinjau dari aspek ergonomi makro. Adanya

pengaruh gabungan dari semua aspek terhadap

kepuasan mahasiswa dengan nilai sebesar 93,7%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi

aspek organisasi (X1) secara langsung berkontribusi

terhadap tingkat kepuasan mahasiswa sebesar 4,28%,

proses pembelajaran (X2) sebesar 2,79%, pelayanan

akademik (X3) sebesar 7,45 %, lingkungan kelas

(X4) sebesar 11,70%, kualitas akademik mahasiswa

(X5) sebesar 9,73%, dan sarana dan prasarana (X6)

sebesar 89,11%.

56

No. Nama Judul

Penelitian

Objek

Penelitian

Metode Hasil

6 Wieke Rossaria

Dewi, Nasir

Widha Setyanto,

Ceria Farela

Mada T, 2012

Implementasi

metode Lean Six

Sigma sebagai

upaya

meminimasi

waste pada PT.

Prime Line

Internasional

Proses

produksi

DMAIC, FMEA,

lean six sigma,

seven waste

Terdapat tiga waste yang paling berpengaruh yaitu

waiting 95.81% dan nilai level sigma sebesar 0,00,

defect 2,64% dan nilai level sigma sebesar 2,84, serta

overproduction 0,76% dan nilai level sigma sebesar

3,55. Rekomendasi untuk waiting adalah dengan

pengaturan ulang pengiriman setiap product order

(PO). Rekomendasi untuk defect adalah dengan

peningkatan inspeksi dan juga membuat SOP.

Sedangkan rekomendasi untuk overproduction

adalah memperbaiki metode pemotongan kain dan

juga meningkatkan komunikasi dengan pihak

pemesan.

7 Haeryip

Sihombing, dkk,

2011

Peningkatan

mutu molding

injeksi dengan

metode Sig

Sigma DMAIC

Proses injeksi

molding

Six Sigma

DMAIC,

Perbaikan yang dilakukan adalah pembersihan

terhadap screw dan barrel, penggunaan PP dan

material khusus untuk pembersihan screw dan barrel

melalui proses purgin, penyetingan atau penetapan

parameter optimum.

57

No. Nama Judul

Penelitian

Objek

Penelitian

Metode Hasil

8 Grahanintyas

Dewinta,

Wignjosoebroto

Sritomo, dan

Latiffianti Effi,

2012

Analisa

keselamatan dan

kesehatan kerja

dalam

meningkatkan

produktivitas

kerja Pabrik teh

Wonosari PTPN

XII

Pekerja Pabrik

teh Wonosari

PTPN XII

Structural

Equation

Modelling (SEM)

Faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja

adalah lingkungan kerja dari segi psikologis dan

sosial dengan nilai signifikasi sebesar 1.986 dan

perilaku kerja dengan nilai signifikansi sebesar

2.013. Faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja

adalah lingkungan kerja segi fisik dengan nilai

signifikansi sebesar 5.104, lingkungan kerja dari segi

psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi

sebesar 3.808 dan perilaku kerja dengan nilai

signifikansi sebesar 1.973. Faktor kesehatan kerja

mempengaruhi stress kerja dengan nilai signifikansi

sebesar 2.169

9 Noviansyah

dan

Zunaidah, 2011

Pengaruh Stres

Kerja Dan

Motivasi Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan

PT.

Perkebunan

Minanga Ogan

Baturaja

Analisis

Multikolinearitas

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa stres kerja dan motivasi rendah membuat frustasi

/ underpressure yang dapat menyebabkan penurunan

kinerja sehingga stres kerja lebih banyak dipengaruhi

dari motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

58

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Ruang lingkup kegiatan penelitian yang akan dilakukan dalam rangka

melakukan peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium dengan integrasi

Six Sigma dan MOQS di PT. UP adalah dimulai dari sampel masuk hingga cetak

invoice yang akan diproses dilantai produksi seperti tersaji pada Gambar 3.1.

Dimana didalam proses penerimaan sampel sampai dengan proses pencetakan

invoice memiliki sejumlah permasalahan, yang terlihat pada tahap measure.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas terdapat beberapa pertanyaan

yang diharapkan dapat terjawab dari hasil penelitian ini yaitu: bagaimana

peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium pengujian dengan merancang

suatu langkah-langkah perbaikan dengan integrasi Six Sigma dan MOQS.

Tinjauan pustaka dilakukan dengan mempelajari beberapa konsep dan

alat bantu yang terkait dengan tujuan penelitian melalui buku, referensi, jurnal-

jurnal, dan laporan penelitian terdahulu. Selanjutnya dilakukan analisis sistem

yang akan diuraikan lebih lanjut pada tahapan penelitian. Berdasarkan hasil

penelitian dapat dirumuskan kesimpulan dan saran.

3.2 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan tertuang pada Gambar 3.1. Hubungan

keterkaitan antara hasil kuisoner MOQS dan nilai Sigma dapat digambarkan pada

Gambar 3.2.

59

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

60

Gambar 3.2. Keterkaitan antara MOQS dan Six Sigma

61

3.2.1 Studi Pustaka

Studi pustaka ini dilakukan melalui membaca literatur-literatur yang ada

kaitannya dalam rangka memecahkan masalah. Adapun tujuan studi pustaka ini

adalah untuk memperoleh ide tentang permasalahan yang akan dirumuskan,

menggali teori, metode dan teknik penelitian.

3.2.2 Perumusan Permasalahan dan Hipotesa awal

Berdasarkan uraian tersebut diatas, tahap penting yang diperlukan untuk

memperbaiki permasalahan awal dengan tahap analisis yang bertujuan untuk

melakukan peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium dengan integrasi

Six Sigma dan MOQS sehingga diharapkan dapat menjawab pertanyaan sebagai

berikut:

1. Belum mengetahui karakteristik mutu dan jumlah kecacatan yang telah

dihasilkan.

2. Belum dapat menentukan waktu standar dari proses pengujian.

3. Adanya resiko pekerjaan dari proses kerja dan lingkungan.

3.2.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi di PT. UP maka penelitian ini

bertujuan untuk menghasilkan peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium

dengan integrasi Six Sigma dan MOQS di PT. UP. Tahapan penelitian yang

dilakukan adalah:

1. Mengidentifikasi jenis kecacatan dan jumlah cacat.

2. Menghitung waktu proses dengan menggunakan peta aliran proses dari proses

yang dibutuhkan untuk penyelesaian Sertifikat Laporan Hasil Pengujian per

bagian.

3. Mengetahui elemen-elemen sistem yang mempengaruhi resiko kerja dengan

melakukan pengukuran makro ergonomi dengan metode MOQS.

62

3.2.4 Analisis sistem MOQS dan Nilai Six Sigma

Pada sistem Six Sigma akan menggunakan 5 tahap yaitu DMAIC (define,

measure, analyze, improve, control) sedangkan pada sistem MOQS dimulai

dengan penyusunan survey, tabulasi data, uji data, analisa korelasi dan regresi.

Metode Six Sigma akan berfokus perbaikan jenis kecacatan dan jumlah cacat nilai

RPN terbesar dan kuisoner MOQS. Dengan mengintegrasikan kedua metode

tersebut maka didapatkan bahwa kuisoner MOQS akan terintegrasi dengan sistem

Six Sigma pada tahap improve (lihat Gambar 3.2).

A. Tahap Define

Pada tahap ini akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung waktu baku proses produksi di PT Unilab Perdana. Metoda yang

digunakan adalah dengan menggunakan stop watch. Data yang didapatkan

ditabulasikan untuk dilakukan uji kenormalan, uji kecukupan data dan uji

keseragaman data. Setelah data lolos dari uji-uji tersebut, dilanjutkan dengan

perhitungan waktu baku dengan mempertimbangkan faktor-faktor

penyesuaian dengan metoda Westinghouse dan nilai kelonggaran. Uji

kenormalan menggunakan sofware SPSS dengan uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov.

2. Memilih order (input produksi) yang akan dijadikan penelitian

Order adalah input produksi di PT UP, dimana order terdiri beberapa varian

sesuai dengan permintaan Customer. Pengambilan data diambil sistem

software database Foxpro yang digunakan untuk menjalankan business

process PT UP.

3. Menghitung waktu proses operasi dengan peta aliran proses.

B. Tahap Measure

Pada tahap ini terdiri dari 2 jenis alur penelitian yaitu alur Six Sigma dan

alur MOQS, berikut adalah masing-masing alur tersebut:

63

1. Six Sigma

Melakukan pengukuran/pengambilan data kecacatan dan melakukan

perhitungan perhitungan DPMO (defect part per million) pada paramater

terpilih. Dilanjutkan dengan tabulasi untuk menentukan kecatatan dengan

pengaruh terbesar.

2. MOQS

Untuk tahap penyusunan kuesioner akan menggunakan data kuesioner dari

NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) lihat

Lampiran 2, kemudian dilanjutkan dengan penyebaran kuisioner kepada

analis laboratorium air. Dari hasil kuesioner dibuatkan tabulasi data. Analisa

korelasi dan regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan setiap parameter.

C. Tahap Analyze

Melakukan analisa akar penyebab (root couse) dari kecacatan terbesar

dengan memasukkan faktor-faktor dari pengolahan data MOQS.

D. Tahap Improve

Memetakan penyebab-penyebab dari kecacatan dengan menggunakan

metode FMEA untuk mendapatkan faktor-faktor dengan nilai RPN 5 terbesar,

untuk selanjutnya dibuatkan rekomendasi dan tindakan perbaikan untuk setiap

faktor terpilih. Melakukan perhitungan kembali terhadap nilai RPN dan nilai

Sigma setelah dilakukan perbaikan.

E. Tahap Control

Pada tahap akhir yaitu kontrol dengan membuat suatu sistem tindakan

pencegahan terhadap implementasi dari usulan perbaikan.

F. Kesimpulan dan Saran

64

3.3 Pengumpulan data dan pengolahan data.

Dalam penelitian ini berbagai data dan informasi dikumpulkan untuk

diolah lebih lanjut. Pengumpulan data, informasi dan pengetahuan ini dilakukan

dengan cara:

a. Melakukan studi literatur melalui penelusuran literatur-literatur yang

berkaitan dengan bidang yang akan dikaji.

b. Melakukan studi tentang dokumentasi yang diperoleh dari instansi terkait.

c. Menelusuri laporan-laporan penelitian yang relevan dengan bidang kajian.

d. Memperoleh pengetahuan dari pakar melalui wawancara, diskusi, pengisian

panduan wawancara.

e. Melakukan studi pada PT. UP

Adapun data-data yang dikumpulkan adalah:

a. Profil singkat perusahaan.

b. Lokasi dan alamat perusahaan.

c. Kondisi dan lingkungan tempat kerja perusahaan.

d. Produk yang dihasilkan.

e. Deskripsi proses produksi.

65

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Tentang PT Unilab Perdana

PT. Unilab Perdana (PT.UP) didirikan pada tanggal 30 Oktober 1990

dihadapan Notaris Ny Sri Soetengsoe Abdoel Sjoekoer, SH di Jakarta. Tercantum

dalam Akta No. 109 yang disetujui oleh Mentri Kehakiman RI No :

C2.6625.HT.01.01.TH.91 dan diterbitkan dalam Berita Negara R.I No. 3844

tanggal 14 Agustus 1992. Perubahan Anggaran Dasar dalam Akta No. 161 tanggal

8 Oktober 1996 Notaris Drs. Trisasono, SH, yang disetujui Mentri Hukum dan

HAM No : C-31429 HT 01.04 Th 2005, dan diterbitkan dalam Berita Negara R.I

Nomor : 71 Tahun 2007, tanggal 19 Januari 2007. Perubahan Anggaran dasar PT.

UP yang tertera dalam Akta No. 34 tanggal 09 Desember 2005 Notaris B.R.Ay.

Mahyastoeti Notonagoro, Sarjanah Hukum yang telah disetujui Menteri Hukum

dan HAM No : C-07012HT.01.04.TH.2006 dan diterbitkan dalam Berita Negara

R.I Nomor : 72 tahun 2007, tanggal 19 Januari 2007. Kepemilikan PT. UP adalah

perusahaan swasta dalam negeri yang dimiliki oleh 10 orang pemegang saham

dengan tiga orang dewan komisaris dan dipimpin oleh seorang direktur.

Laboratorium Lingkungan PT. UP beralamat di Gedung Unilab Jl. Ciledug

Raya No. 10 Cipulir – Kebayoran Lama, Jakarta 12230 dengan no. telepon 021-

7253322 (Hunting) fak (021) 7253323, e-mail [email protected]. PT.

UP telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan No. LP-

195-IDN dan memiliki registrasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup dengan No.

0001/LPJ/LABLING-1/LRK/KLH.

PT. UP bergerak pada jasa sampling dan analisis lingkungan hidup.

Kemampuan Laboratorium PT. UP dapat melakukan pemeriksaan kualitas fisika,

kimia dan biologi yaitu:

1. Contoh air terdiri dari 7 jenis contoh air: air bersih (air tanah), air minum,

air permukaan, air laut, air limbah, air industri, air reverse osmosis (RO).

66

2. Udara terdiri dari 4 jenis contoh: udara ambien, udara lingkungan kerja,

emisi cerobong, emisi kendaraan.

3. Padatan, terdiri dari 4 jenis contoh: sludge, sedimen (subtrat dasar), tanah,

TCLP (Total Characteristic Leaching Procedure) untuk pemeriksaan bahan

berbahaya dan beracun (B3).

4.1.1 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

Perusahaan PT. UP dipimpin oleh seorang direktur yang dibantu oleh

kepala laboratorium. Memiliki 2 orang manajer yaitu manajer teknis laboratorium

dan orang, karyawan kontrak berjumlah 64 orang dan karyawan harian lepas

berjumlah manajer mutu laboratorium. Berikut struktur organisasi perusahaan PT.

UP yang terdapat pada Gambar 4.1.

Jumlah tenaga kerja pada PT. UP saat ini mencapai 154 karyawan, terdiri

atas: karyawan tetap berjumlah 62 28 orang. Seluruh karyawan merupakan

karyawan perusahaan dengan frekuensi penggajian satu kali dalam sebulan dan

tidak terdapat karyawan outsourcing.

4.1.2. Jam Kerja

Jam kerja perusahaan adalah lima hari dalam seminggu yaitu senin sampai

jumat dengan hari sabtu dan minggu sebagai hari libur, kecuali untuk pekerjaan

satpam. Jam kerja dan istirahat perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Jam Kerja Perusahaan

Hari kerja Senin-jumat

Jam kerja 08.00 – 17.00

Istirahat 12.00 – 13.00

4.1.3. Kelas dan Jabatan

Kelas dan jabatan karyawan diatur menurut ketentuan Surat Keputusan

Direksi No: 03/SKEP-DIR/UP/I/2013 seperti dalam Tabel 4.2

67

Tabel 4.2 Kelas dan Jabatan Karyawan

NO KELOMPOK PEKERJAAN GOLONGAN FUNGSI TUGAS DAN

JABATAN

I General Manager Manajer Utama 1

Administrasi – Keuangan, 2

Marketing, Kepala Lab 3

II Manajer Manajer Madya 1

Manajer Tehnik, Manajer Mutu, 2

Akuntansi & Keuangan, 3

Administrasi & Umum, Marketing. Manajer Muda 1

2

3

III Deputi Manajer Deputi Manajer Utama 1

Teknis, Keuangan, Administrasi 2 Marketing. 3

Deputi Manajer Senior 1

2

3

Deputi Manajer Junior 1

2

3

IV Penyelia/Supervisor Supervisor Utama 1

Penyelia Lab Air, Lab Udara, Sampling 2

Supervisor Administrasi Umum, Akuntansi 3

Keuangan, Marketing , Customer Service,

Perawatan Alat & Bangunan, Sales, LHP Supervisor Senior 1

2

3

Supervisor Junior 1

2

3

V Pelaksana Pelaksana Utama 1

Analis, Teknisi, Akuntansi, Keuangan, 2

Administrasi Umum, Customer Service, 3

Marketing Sales, Surveyor. Pelaksana Senior 1

2

3

Pelaksana Yunior 1 2

3

Pelaksana Pertama 1

2 3

VI Tenaga Pembantu Tenaga Pembantu Utama 1 Surveyor, Driver, Helper, Office boy, 2

Satpam. 3

Tenaga Pembantu Senior 1

2

3

Tenaga Pembantu Junior 1

2

3

68

Gambar 4.1 Business Proses PT Unilab Perdana

69

4.1.4 Struktur Upah

Pembayaran upah dilakukan satu kali setiap bulan, yaitu pada tanggal 25

setiap bulannya. Struktur upah untuk karyawan terdiri dari Gaji Pokok dan

Tunjangan-tunjangan. Struktur upah di PT. UP terdiri dari :

a. Gaji Pokok

Penetapan gaji pokok didasarkan atas kelas karyawan di perusahaan.

Kenaikan gaji pokok dilakukan setahun sekali dibulan Januari.

b. Tunjangan Transport

Tunjangan transport diberikan berdasarkan kehadiran karyawan dan

besarnya diputuskan melalui keputusan direksi.

c. Tunjangan Makan

Tunjangan makan diberikan berdasarkan kehadiran karyawan dan besarnya

diputuskan melalui keputusan direksi.

d. Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Hari Raya diberikan satu tahun satu kali dan besarnya adalah

satu bulan gaji bagi karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan.

Bagi karyawan yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, besarnya

THR diperhitungkan secara proporsional.

e. Bonus Tahunan

Bonus tahunan diberikan sekali dalam setahun setiap bulan Maret. Besarnya

bonus tahunan ditentukan melalui keputusan direksi.

f. Jasa Produksi

Jasa produksi diberikan stahun dua kali setiap bulan Juni dan Desember.

Pemberian jasa produksi diberikan jika produksi laboratorium masih terus

berlangsung, besarnya ditentukan melaluui keputusan direksi.

70

4.1.5 Struktur Sistem Kerja

Struktur sistem kerja perusahaan ditinjau dari tiga perspektif subsistem :

Gambar 4.3 Diagram Input – Output Sistem Kerja

Sub Sistem Teknologi

Beberapa klasifikasi teknologi sebagai salah satu komponen struktur

sistem kerja yaitu: berdasarkan production technology, knowledge-based

technology, the way to reduce uncertainly, work-flow integration. Berikut adalah

sub sistem teknologi PT. UP terlihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Sub sistem teknologi

Dasar Klasifikasi Klasifikasi

production technology Complexitiy :

Vertical differentiation :Moderate

Horizontal Differentiation : High

Formalization : High

Centralization : High

knowledge-based technology Routine Technology

Task Variability : Routine

Problem : Well defined

the way to reduce uncertainly Long-Link Technology

work-flow integration Automation of Equipment

71

Sub Sistem Personal

Terdapat tiga karakteristik yang penting bagi struktur organisasi yaitu

degree of professionalism, Demographic characteristic, Psycosocial Aspect of the

workforce. Hal ini terdapat pada Tabel 4.4 Sub sistem personal

Karakteristik Klasifikasi

Degree of Professionalism Pendidikan dan Training diperlukan dalam

pekerjaan.

Demographic characteristic Tidak ada perbedaan antara perempuan dan

laki-laki

Psycosocial Aspect of The

Workforce

Karyawan sehat baik secara fisik maupun

psikologis.

Dilakukan psikotest untuk penempatan

kerja yang sesuai.

Sub Sistem Desain Sistem Kerja

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan struktur organisasi adalah kerangka

antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing

memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Struktur organisasi harus

menunjukkan satuan-satuan organisasi dan garis wewenang sehingga terlihat jelas

batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam

organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan

koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Struktur organisasi yang digunakan PT. UP adalah berbentuk campuran

lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada

unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu

secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang bergerak

vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang

72

ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya

pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan

tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu : produksi, personalia, dan

pemasaran berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya.

Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan serta kelancaran dan kemajuan usaha

organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan.

4.1.6 Pengukuran Kinerja saat Ini

Dalam memberikan jasa layanan kepada customer, PT. UP menggunakan

standar prosedur pengujian, namun tidak pernah dilakukan pengukuran terhadap

kinerja pengujian. Data-data yang berkaitan dengan kegiatan laboratorium

dilakukan pencatatan dan disimpan sebagai arsip, namun tidak pernah digunakan

sebagai bahan untuk evaluasi kinerja laboratorium.

4.1.7 Kelemahan Tidak Adanya Pengukuran Kinerja

Laboratorium lingkungan PT. UP sebagai perusahaan pemeriksaan jasa

kualitas lingkungan sangat penting untuk melakukan pengukuran kinerja

laboratorium. Untuk itu beberapa kelemahan PT. UP yang belum melakukan

pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :

1. Tidak mengetahui bagaimana kualitas dan kinerja pengujian laboratorium.

2. Tidak mengetahui pengaruh makro ergonomi terhadap kualitas pengujian

yang dilakukan.

3. Tidak mampu menjamin pemanfaatan sumberdaya yang maksimal dalam

memberikan layanan pengujian laboratorium.

4.1.8 Kebutuhan Pengukuran Kinerja Menurut Teori

Six Sigma adalah filsafat dan metodologi untuk meningkatkan kualitas

dengan menganalisis data statistik yaitu menemukan akar penyebab masalah

kualitas dan menerapkan kontrol kualitas. Secara statistik, Six Sigma mengacu

pada proses di mana kisaran antara rata-rata pengukuran kualitas proses dan batas

spesifikasi terdekat setidaknya adalah enam kali standar deviasi dari proses Sigma

73

(Bursule, dkk, 2012). Menurut Kumar, V. et al., 2009 dalam Draghiji, 2010

kualitas tidak hanya senjata strategis untuk bersaing di pasar saat ini, tetapi berarti

juga memuaskan konsumen, bukan hanya melindungi konsumen dari gangguan.

Oleh karena itu, keuntungan spesifik perusahaan adalah untuk mengidentifikasi

keinginan konsumen kemudian bersaing pada satu atau lebih dari dimensi

kualitas.

Makro ergonomi merupakan hasil dari pengembangan mikro ergonomi

yang didalamnya menambahkan suatu konsep baru mengenai manajemen yang

berkelanjutan dan lebih mementingkan aspek sosio-teknologi. Konsep dari

ergonomi makro adalah top-down sociotechnical dengan sistem pendekatan

terhadap sistem kerja dan aplikasi dari desain sistem kerja keseluruhan yang

meliputi manusia dengan pekerjaanya, manusia dengan alat/mesin dan manusia.

Menurut Carayon (2001), Questionnaire Survey digunakan untuk mengumpulkan

informasi tentang berbagai variabel ergonomi atau variabel sistem kerja termasuk

tugas, kondisi organisasi, isu-isu lingkungan, peralatan, teknologi dan

karakteristik individu. Selain itu, Macroergonomic Organizational Questionnaire

Survey juga digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai

hasil/output seperti kualitas kehidupan kerja (misalnya kepuasan kerja), stress

fisik dan psikologis, kesehatan fisik dan mental, kinerja dan sikap (misalnya niat

untuk meninggalkan pekerjaan itu).

Adanya kekhawatiran tentang kegagalan implementasi Six Sigma, karena

model implementasi kurang efektif dalam pelaksanaan program Six Sigma

(Bursule, dkk, 2012). Untuk itu dengan adanya integrasi Six Sigma dan MOQS

diharapkan dapat meningkatkan kualitas laboratorium pengujian untuk

mendapatkan hasil sertifikat laporan hasil pengujian yang baik.

4.2 Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS)

MOQS dapat menjadi alat yang berguna pada beberapa tahap seperti pada

tahap diagnosa, penilaian organisasi, mengevalusi dampak dari perubahan

karakteristik kunci, serta memantau opini pekerja selama implementasi hal baru.

74

Survey dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, dengan responden

dari departemen laboratorium teknis. Masing-masing diambil empat belas sampel

responden secara acak. kuesioner diambil dari NIOSH (lihat lampiran B). Berikut

hasil kuesioner Departemen laboratorium dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Summary Hasil Kuesioner PT Unilab Perdana

1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 A 2 23 1 4 2 3 2 4 2 4 2 2 4 2 4 3 4 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1

2 B(Nurani) 1 24 2 4 2 4 1 5 3 5 5 2 4 2 4 3 4 2 1 3 4 3 4 1 4 2 3 2 1 3 1 1 2 1 1 3 2 3 5 4

3 C(Darma) 2 22 2 3 5 3 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 4 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 2

4 D (sopian) 2 34 1 4 2 4 1 4 2 4 4 1 4 2 4 2 4 2 1 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 2 2 1 3 2 3

5 E(Nurlaila) 1 23 2 4 2 2 2 4 2 5 4 1 4 2 4 2 5 1 1 4 2 4 4 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1

6 F(yasin) 2 31 1 5 1 1 1 4 1 5 3 1 4 1 5 2 5 1 1 4 4 4 4 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1

7 G 2 24 2 4 2 3 2 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 1 2 2 2 3 3 4 2 5 2 2

8 H(Mutia) 1 24 2 4 2 4 2 4 1 7 4 2 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 3 1 1 3 3 4 2 1 1 1 1 2 2 3 1 2 1 1

9 I(Mei) 1 25 1 3 1 4 3 3 4 5 4 1 2 2 3 2 4 2 2 4 2 2 2 1 1 3 4 3 3 1 1 1 2 2 1 3 1 3 3 3

10 J(putrianingsih) 1 21 2 4 2 3 2 3 2 4 4 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2

11 K 1 21 2 4 1 2 1 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1

12 L(Hadi Suyono) 2 24 2 4 2 3 2 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 1 2 2 2 3 3 4 2 5 2 2

13 M 1 21 2 4 3 3 2 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 2 3 4 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2

14 N (Harisman) 2 25 2 3 2 4 2 4 2 4 4 2 3 2 3 3 4 2 2 4 3 3 4 1 1 2 3 2 2 1 1 1 3 1 1 2 2 3 2 4

RespondenResponden

1. Latar

Belakang 2. Konflik di Pekerjaan

3. Kesempatan

Kerja4. Kesehatan Umum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 5

1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 4 2 4 4 2 4 1th 8 bln analis 1

2 B(Nurani) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 3 2 4 3 4 2 4 4 5th10bln analis 1

3 C(Darma) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 4 2 2 4 3 4 2th2bln analis 1

4 D (sopian) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 3 2 3 4 4 2 4 18th4bln helper 1

5 E(Nurlaila) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 4 4 2 3 4 2 4 3bl analis kontrak

6 F(yasin) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 2 4 2 5 4 2 4 5th helper 2

7 G 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 4 2 4 4 2 4 2th2bln analis 1

8 H(Mutia) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 4 2 4 4 3 4 3th analis

9 I(Mei) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 4 5 1 3 5 2 4 5th1bl analis 1

10 J(putrianingsih) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 4 4 1 4 2 3 5 2bln analis 1

11 K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 4 4 1 2 4 2 5 2bln analis 1

12 L(Hadi Suyono) 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 4 2 4 4 2 4 2th2bln analis 2

13 M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 3 4 2 4 4 2 4 7bln analis 2

14 N (Harisman) 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 2 4 3 1 2 4 2 3 2thn4bln analis 3

RespondenResponden

6. Bagaimana perasaan Anda tentang diri

anda sendiri7. Informasi Pekerjaan Umum5. Kondisi Kesehatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7

1 A 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0

2 B(Nurani) 4 4 2 4 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 1 1 3 1 2 0 0 0 0 0 1 0

3 C(Darma) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0

4 D (sopian) 3 1 3 2 3 4 3 2 3 3 3 1 1 2 1 1 1 2 3 0 0 0 1 0 1 0

5 E(Nurlaila) 4 3 2 3 2 2 3 5 4 4 1 1 1 1 1 2 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0

6 F(yasin) 2 1 3 2 2 4 4 2 2 4 2 2 3 2 1 1 1 2 2 0 1 1 1 1 0 0

7 G 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 0 0 0 1 0 1 0

8 H(Mutia) 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 2 1 1 2 1 1 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0

9 I(Mei) 3 2 2 4 4 3 4 3 2 2 3 2 3 4 2 4 2 3 3 1 0 0 1 1 0 0

10 J(putrianingsih) 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0

11 K 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 1 1 1 2 3 3 3 2 2 0 0 0 0 0 1 0

12 L(Hadi Suyono) 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 0 0 0 1 0 1 0

13 M 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 2 2 1 1 1 1 3 0 0 0 1 0 1 0

14 N (Harisman) 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 1 2 2 2 0 0 0 1 1 1 0

RespondenResponden8. Persyaratan Job (pekerjaan)

9. Kepuasan

Kerja10. Tuntutan Mental 11. Kegiatan non work

75

Sedangkan berikut adalah Tabel 4.6 tabulasi parameter kuesioner dengan

skala Likert 1 – 5, yang akan digunakan sebagai bahan pembahasan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A 0 0 0 2 1 2 0 0 0 1 0 3 2 0 0 0 3 0 0 2 3 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1

2 B(Nurani) 0 0 0 1 2 0 2 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 2 0 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1

3 C(Darma) 0 0 0 2 0 0 1 0 2 0 3 3 0 0 0 0 3 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1

4 D (sopian) 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 2 3 0 0 0 0 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1

5 E(Nurlaila) 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2

6 F(yasin) 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 3 0 0 3 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1

7 G 1 0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 0 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1

8 H(Mutia) 0 0 0 2 0 0 0 1 2 0 0 3 3 0 0 0 2 2 1 3 3 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1

9 I(Mei) 0 0 0 2 1 0 1 2 3 1 3 3 2 1 0 0 2 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1

10 J(putrianingsih) 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 3 1 1 3 3 0 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2

11 K 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 2 0 0 2 3 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1

12 L(Hadi Suyono) 0 0 0 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 0 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1

13 M 0 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1 2 3 0 1 0 3 1 0 2 3 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1

14 N (Harisman) 0 0 0 2 2 0 0 0 1 1 0 3 3 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1

RespondenResponden13. Lingkungan Fisik12. Informasi Kesehatan Lainnya

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 A 2 2 3 1 3 1 3 4 1 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 2 2 2 2 2

2 B(Nurani) 4 1 3 2 3 3 3 2 1 3 3 2 1 2 1 2 2 2 1 1 4 1 1 2 2 2 2 2

3 C(Darma) 1 5 3 1 1 3 1 1 1 4 1 1 4 3 1 4 3 1 1 3 4 1 1 2 1 2 2 2

4 D (sopian) 2 1 4 2 3 4 3 2 1 1 1 1 3 1 3 3 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2

5 E(Nurlaila) 5 2 5 1 4 2 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2

6 F(yasin) 3 2 4 1 4 3 3 3 3 3 1 1 4 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

7 G 4 3 5 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 1 2 4 4 1 2 2 2 2 2

8 H(Mutia) 4 2 5 1 5 2 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2

9 I(Mei) 3 2 4 4 4 3 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 2

10 J(putrianingsih) 4 2 4 2 4 2 3 3 2 2 2 1 2 3 4 3 1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2

11 K 3 1 4 1 4 2 4 3 3 2 2 1 1 2 1 3 3 2 1 1 4 1 1 2 2 2 2 2

12 L(Hadi Suyono) 4 3 5 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 1 2 4 4 1 2 2 2 2 2

13 M 3 2 4 3 4 2 4 3 2 3 2 2 1 2 2 4 3 2 1 3 4 3 3 2 2 2 2 2

14 N (Harisman) 3 4 3 3 4 2 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2

RespondenResponden

14. Masalah di tempat

kerja17. Pembatasan Kerja15. Dukungan Sosial 16. Bahaya Kerja

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5

1 A 3 3 4 3 5 3 2 3 3 4 5 6 6 4 6 5 7 4 6 5 4 3 3 6 2 3 3 3 2 3

2 B(Nurani) 4 1 2 3 4 4 3 3 2 4 3 6 7 6 4 6 6 1 6 4 4 6 2 7 4 2 2 2 2 5

3 C(Darma) 1 1 5 5 5 5 2 3 9 3 3 6 4 6 7 7 7 4 4 5 7 1 7 1 4 1 1 1 1 5

4 D (sopian) 2 3 2 4 4 2 2 4 2 2 3 4 6 4 3 5 6 4 3 5 5 1 1 5 1 4 1 1 3 2

5 E(Nurlaila) 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 6 5 6 5 7 2 2 4 4 3 1 7 1 5 4 5 5 4

6 F(yasin) 2 2 2 4 1 4 2 3 1 1 4 5 6 2 6 5 6 2 3 5 5 1 3 3 1 2 1 2 2 2

7 G 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 6 5 6 2 6 4 5 6 6 6 5 6 3 2 3 4 4 2

8 H(Mutia) 3 2 2 3 4 4 3 2 1 1 2 7 7 4 7 6 7 1 6 6 4 5 3 7 1 3 3 4 4 4

9 I(Mei) 2 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 6 5 6 6 6 7 3 3 6 2 1 6 3 1 2 3 3 3 4

10 J(putrianingsih) 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 2 6 6 6 6 4 7 4 6 6 4 2 2 7 1 3 3 4 4 4

11 K 2 2 4 2 4 4 3 2 2 2 2 7 7 6 6 5 7 1 1 7 3 1 1 7 1 4 4 4 4 4

12 L(Hadi Suyono) 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 6 5 6 2 6 4 5 6 6 6 5 6 3 2 3 4 4 2

13 M 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 6 7 5 6 4 6 4 6 6 4 6 2 6 2 4 4 4 4 4

14 N (Harisman) 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 5 4 4 6 5 4 4 5 4 5 2 2 3 4 3 4 3

RespondenResponden19. Pekerjaan Anda

20. Masa Depan

Pekerjaan Anda18. Beban Kerja Dan Tanggung Jawab

76

Tabel 4.6 Tabulasi parameter kuesioner dengan skala likert 1 – 5

Dari tabel tersebut diatas maka didapatkan 10 parameter atau variabel

dengan total pertanyaan 96 pertanyaan. Berikut adalah 10 parameter:

1. Konflik di pekerjaan

2. Kesempatan kerja

3. Kesehatan umum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 A 4 2 3 2 4 2 4 2 2 4 2 4 3 4 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1

2 B(Nurani) 4 2 4 1 5 3 5 5 2 4 2 4 3 4 2 1 3 4 3 4 1 4 2 3 2 1 3 1 1 2 1 1 3 2 3 5 4

3 C(Darma) 3 5 3 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 4 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 2

4 D (sopian) 4 2 4 1 4 2 4 4 1 4 2 4 2 4 2 1 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 2 2 1 3 2 3

5 E(Nurlaila) 4 2 2 2 4 2 5 4 1 4 2 4 2 5 1 1 4 2 4 4 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1

6 F(yasin) 5 1 1 1 4 1 5 3 1 4 1 5 2 5 1 1 4 4 4 4 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1

7 G 4 2 3 2 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 1 2 2 2 3 3 4 2 5 2 2

8 H(Mutia) 4 2 4 2 4 1 7 4 2 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 3 1 1 3 3 4 2 1 1 1 1 2 2 3 1 2 1 1

9 I(Mei) 3 1 4 3 3 4 5 4 1 2 2 3 2 4 2 2 4 2 2 2 1 1 3 4 3 3 1 1 1 2 2 1 3 1 3 3 3

10 J(putrianingsih) 4 2 3 2 3 2 4 4 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2

11 K 4 1 2 1 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1

12 L(Hadi Suyono) 4 2 3 2 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 1 2 2 2 3 3 4 2 5 2 2

13 M 4 3 3 2 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 2 3 4 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2

14 N (Harisman) 3 2 4 2 4 2 4 4 2 3 2 3 3 4 2 2 4 3 3 4 1 1 2 3 2 2 1 1 1 3 1 1 2 2 3 2 4

4. Kesehatan Umum2. Konflik di Pekerjaan3. Kesempatan

KerjaResponden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6

1 A 2 2 2 3 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 1 3 1

2 B(Nurani) 3 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 3 4 4 1 3 2 3 3

3 C(Darma) 2 2 2 3 4 2 2 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 3 1 1 3

4 D (sopian) 4 1 1 3 2 3 4 4 2 4 3 1 3 2 3 4 3 2 3 3 2 1 4 2 3 4

5 E(Nurlaila) 3 2 2 4 4 2 3 4 2 4 4 3 2 3 2 2 3 5 4 4 5 2 5 1 4 2

6 F(yasin) 5 2 1 2 4 2 5 4 2 4 2 1 3 2 2 4 4 2 2 4 3 2 4 1 4 3

7 G 2 2 1 3 4 2 4 4 2 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 3 2 2

8 H(Mutia) 2 2 2 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 5 1 5 2

9 I(Mei) 3 1 1 4 5 1 3 5 2 4 3 2 2 4 4 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 3

10 J(putrianingsih) 4 1 1 4 4 1 4 2 3 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 2

11 K 4 1 1 4 4 1 2 4 2 5 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 1 4 1 4 2

12 L(Hadi Suyono) 2 2 1 3 4 2 4 4 2 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 3 2 2

13 M 3 2 1 3 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 2

14 N (Harisman) 3 3 2 4 3 1 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2

6. Bagaimana perasaan Anda tentang diri

anda sendiri8. Persyaratan Job (pekerjaan)

14. Masalah di tempat

kerjaResponden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5

1 A 3 4 1 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 5 3 2 3 3 4 5 3 3 3 2 3

2 B(Nurani) 3 2 1 3 3 2 1 2 1 2 2 2 1 4 1 1 4 1 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 2 2 5

3 C(Darma) 1 1 1 4 1 1 4 3 1 4 3 1 3 4 1 1 1 1 5 5 5 5 2 3 9 3 3 1 1 1 1 5

4 D (sopian) 3 2 1 1 1 1 3 1 3 3 3 3 1 2 1 1 2 3 2 4 4 2 2 4 2 2 3 4 1 1 3 2

5 E(Nurlaila) 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 5 4

6 F(yasin) 3 3 3 3 1 1 4 3 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 2 4 1 4 2 3 1 1 4 2 1 2 2 2

7 G 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 2 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 4 4 2

8 H(Mutia) 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 1 2 1 3 2 2 3 4 4 3 2 1 1 2 3 3 4 4 4

9 I(Mei) 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4

10 J(putrianingsih) 3 3 2 2 2 1 2 3 4 3 1 1 1 4 2 2 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4

11 K 4 3 3 2 2 1 1 2 1 3 3 2 1 4 1 1 2 2 4 2 4 4 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4

12 L(Hadi Suyono) 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 2 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 4 4 2

13 M 4 3 2 3 2 2 1 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

14 N (Harisman) 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 3 1 1 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 3

18. Beban Kerja Dan Tanggung Jawab20. Masa Depan

Pekerjaan Anda15. Dukungan Sosial 16. Bahaya Kerja

Responden

77

4. Perasaan diri sendiri

5. Persyaratan pekerjaan

6. Masalah di tempat kerja

7. Dukungan Sosial

8. Bahaya Kerja

9. Beban Kerja dan Tanggung Jawab

10. Masa depan Pekerjaan anda.

4.2.1 Analisa Jalur

Model merupakan gambaran dari suatu sistem yang sedang diamati. Dalam

topik ini, model yang digunakan adalah model skematis dan matematis dimana

model skematis merupakan suatu diagram jalur yang digunakan untuk

menggambarkan kerangka hubungan satu variabel terhadap variabel lainnya.

Sedangkan model matematis merupakan model persamaan regresi yang juga dapat

menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Untuk variabel terikat yang diambil adalah beban kerja dan tanggung jawab kerja

dengan asumsi variabel ini berhubungan langsung dengan kinerja kualitas di PT

Unilab Perdana.

Berikut adalah model skematis hubungan variabel terhadap variabel lainnya

terdaat pada Gambar 4.4

78

Gambar 4.3 Diagran Jalur antar variabel terikat dan bebas

Dimana:

rij = nlai korelasi parsial antara variabel i dan j

ρij = koefisien jalur antara variabel i dan j

ε = pengaruh variabel lainnya

R2

ij = koefisien determinasi antara variabel i dan j

Sehingga persamaan regresi yang akan digunakan untuk menunjukkan hubungan

antar varibel adalah sebagai berikut:

Y = ρyX1 X1 + ρyX2 X2 + ρyX3 X3 + ρyX4 X4 + ρyX5 X5 + ρyX6 X6 + ρyX7 X7

+ ρyX8 X8 + ρyX9 X9 +ρy ε

Untuk menghitung analisa jalur maka data ordinal yang telah didapatkan harus

ditranformasikan ke data interval. Tranformasi data menggunakan MSI (Methods

of Succesive Interval) dengan aplikasi menggunakan Microsoft Excell.

79

Tabel 4.7 Konversi Data Ordinal menjadi data Interval

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4

1 A 2,58 2,46 2,72 2,46 2,69 2,48 2,49 1,00 2,67 2,95 2,91 3,23 2,28 2,91 2,38 2,29 1,66 2,44 2,44 1,78

2 B(Nurani) 2,58 2,46 3,95 1,00 4,49 3,50 3,74 4,49 2,67 2,95 2,91 3,23 2,28 2,91 2,38 1,00 2,33 3,60 2,44 3,06

3 C(Darma) 1,00 4,27 2,72 1,00 2,69 4,16 1,00 1,00 2,67 1,00 2,91 1,00 1,00 1,00 2,38 2,29 1,00 1,00 1,00 3,06

4 D (sopian) 2,58 2,46 3,95 1,00 2,69 2,48 2,49 2,80 1,00 2,95 2,91 3,23 1,00 2,91 2,38 1,00 3,60 3,60 3,60 3,06

5 E(Nurlaila) 2,58 2,46 1,82 2,46 2,69 2,48 3,74 2,80 1,00 2,95 2,91 3,23 1,00 4,49 1,00 1,00 3,60 1,82 3,60 3,06

6 F(yasin) 4,27 1,00 1,00 1,00 2,69 1,00 3,74 1,66 1,00 2,95 1,00 4,82 1,00 4,49 1,00 1,00 3,60 3,60 3,60 3,06

7 G 2,58 2,46 2,72 2,46 2,69 2,48 2,49 2,80 2,67 2,95 2,91 3,23 3,38 2,91 3,94 3,77 2,33 3,60 3,60 3,06

8 H(Mutia) 2,58 2,46 3,95 2,46 2,69 1,00 4,82 2,80 2,67 2,95 2,91 3,23 2,28 2,91 2,38 2,29 3,60 3,60 3,60 1,78

9 I(Mei) 1,00 1,00 3,95 3,95 1,00 4,16 3,74 2,80 1,00 1,00 2,91 1,96 1,00 2,91 2,38 2,29 3,60 1,82 1,82 1,00

10 J(putrianingsih) 2,58 2,46 2,72 2,46 1,00 2,48 2,49 2,80 2,67 2,95 4,82 1,96 1,00 1,66 3,26 2,29 2,33 2,44 3,60 3,06

11 K 2,58 1,00 1,82 1,00 2,69 2,48 2,49 2,80 2,67 2,95 2,91 3,23 1,00 2,91 2,38 2,29 3,60 3,60 3,60 1,00

12 L(Hadi Suyono) 2,58 2,46 2,72 2,46 2,69 2,48 2,49 2,80 2,67 2,95 2,91 3,23 3,38 2,91 3,94 3,77 2,33 3,60 3,60 3,06

13 M 2,58 3,61 2,72 2,46 2,69 2,48 2,49 2,80 2,67 2,95 2,91 3,23 2,28 2,91 3,94 3,11 3,60 3,60 1,82 3,06

14 N (Harisman) 1,00 2,46 3,95 2,46 2,69 2,48 2,49 2,80 2,67 1,66 2,91 1,96 2,28 2,91 2,38 2,29 3,60 2,44 2,44 3,06

Responden2. Konflik di Pekerjaan

3. Kesempatan

Kerja

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A 1,00 2,04 1,00 1,79 1,00 2,14 2,28 1,00 2,40 1,00 2,28 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,39 2,40 2,19 3,02 2,39 2,78 2,69 1,00 2,80

2 B(Nurani) 1,00 3,95 1,00 2,45 2,19 1,00 3,06 1,00 1,00 2,41 1,00 1,00 3,20 2,60 2,95 4,10 3,62 2,14 4,10 3,60 1,00 3,02 3,77 2,78 1,00 3,39 2,80

3 C(Darma) 1,00 2,87 1,00 1,00 2,19 1,00 1,00 1,00 2,40 1,00 1,00 1,00 3,20 1,00 2,08 3,28 2,14 1,00 2,39 2,40 2,19 3,02 2,39 1,00 2,69 2,43 2,80

4 D (sopian) 2,88 2,04 1,00 2,45 3,19 3,23 2,28 1,00 1,00 1,00 1,00 2,27 2,08 1,00 2,95 2,29 2,84 2,99 1,00 1,00 2,19 1,00 3,77 2,78 2,69 1,00 2,80

5 E(Nurlaila) 2,06 1,00 1,00 1,00 2,19 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,08 1,00 1,00 1,00 1,00 2,14 2,39 2,40 3,50 3,02 2,39 1,79 2,69 1,00 2,80

6 F(yasin) 1,00 2,04 1,00 1,00 3,19 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,08 1,00 2,08 2,29 1,00 3,95 2,39 1,00 1,00 3,02 2,39 4,27 2,69 1,00 2,80

7 G 2,88 2,87 3,16 3,94 4,27 3,23 1,00 2,67 2,40 2,41 3,38 3,16 4,49 2,60 3,94 2,29 2,14 1,00 2,39 1,00 2,19 3,02 2,39 2,78 2,69 1,00 2,80

8 H(Mutia) 1,00 1,00 2,27 2,45 4,27 2,14 1,00 1,00 1,00 1,00 2,28 2,27 3,20 1,00 2,08 1,00 1,00 1,00 2,39 2,40 3,50 3,02 2,39 2,78 2,69 2,43 2,80

9 I(Mei) 1,00 1,00 2,27 3,16 3,19 3,23 1,00 1,00 1,00 2,41 2,28 1,00 3,20 1,00 2,95 3,28 2,84 2,14 1,00 1,00 3,50 4,82 1,00 1,79 4,49 1,00 2,80

10 J(putrianingsih) 2,88 2,87 1,00 2,45 3,19 2,14 3,06 2,67 3,60 2,41 2,28 1,00 3,20 2,60 2,08 2,29 2,14 2,99 1,00 1,00 3,50 3,02 1,00 2,78 1,00 2,43 4,49

11 K 1,00 1,00 1,00 1,79 2,19 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,20 1,00 1,00 2,29 1,00 2,99 1,00 1,00 3,50 3,02 1,00 1,00 2,69 1,00 4,49

12 L(Hadi Suyono) 2,88 2,87 3,16 3,94 4,27 3,23 1,00 2,67 2,40 2,41 3,38 3,16 4,49 2,60 3,94 2,29 2,14 1,00 2,39 1,00 2,19 3,02 2,39 2,78 2,69 1,00 2,80

13 M 2,06 2,04 2,27 3,16 3,19 2,14 1,00 2,67 2,40 2,41 2,28 2,27 3,20 2,60 2,08 1,00 2,14 2,14 2,39 1,00 2,19 3,02 2,39 2,78 2,69 1,00 2,80

14 N (Harisman) 1,00 1,00 1,00 2,45 2,19 2,14 1,00 1,00 1,00 3,71 1,00 1,00 2,08 2,60 2,95 2,29 3,62 2,14 3,44 2,40 3,50 1,66 1,00 1,00 2,69 1,00 1,00

Responden4. Kesehatan Umum

6. Bagaimana perasaan Anda tentang diri anda

sendiri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 A 3,10 3,09 2,46 2,90 2,08 3,19 3,42 2,78 3,31 1,82 1,82 2,26 1,00 1,00 2,44 1,00 2,58 4,16 1,00 1,00 3,28 3,39 1,00 3,16 2,29 1,00 2,94 3,41

2 B(Nurani) 3,10 3,09 1,00 2,90 1,00 1,00 1,00 2,78 2,26 3,13 3,63 1,00 1,00 2,01 2,44 3,74 2,58 2,00 1,00 2,99 3,28 2,43 1,00 1,99 1,00 1,89 1,79 2,23

3 C(Darma) 4,27 4,49 3,95 4,49 4,27 4,49 4,82 4,16 4,27 4,82 1,00 4,27 1,00 1,00 1,00 3,74 1,00 1,00 1,00 3,95 1,00 1,00 3,27 3,16 1,00 3,94 2,94 1,00

4 D (sopian) 2,08 1,00 2,46 1,00 2,08 3,19 2,19 1,00 2,26 1,82 1,82 1,00 2,19 2,01 2,44 4,82 2,58 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,61 1,00 2,29 2,75 2,94 3,41

5 E(Nurlaila) 3,10 2,11 1,00 1,78 1,00 1,00 2,19 4,16 3,31 3,13 4,82 2,26 3,38 1,00 3,42 2,49 3,94 4,16 3,83 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

6 F(yasin) 1,00 1,00 2,46 1,00 1,00 3,19 3,42 1,00 1,00 3,13 2,63 2,26 2,19 1,00 3,42 3,74 2,58 2,97 3,00 2,99 1,00 1,00 3,27 3,16 2,29 2,75 2,94 3,41

7 G 4,27 3,09 2,46 2,90 3,08 3,19 3,42 2,78 2,26 3,13 3,63 3,16 3,38 2,74 1,82 2,49 2,58 2,97 2,20 2,14 2,20 1,00 1,00 3,16 3,28 2,75 2,94 2,23

8 H(Mutia) 2,08 2,11 1,00 2,90 3,08 2,09 2,19 2,78 2,26 3,13 3,63 2,26 3,38 1,00 4,82 2,49 1,00 2,00 1,00 1,00 3,28 1,00 1,00 3,16 1,00 1,00 2,94 1,00

9 I(Mei) 2,08 1,66 1,00 2,90 3,08 2,09 3,42 1,78 1,00 1,00 2,63 2,26 2,19 3,83 3,42 3,74 1,66 2,00 2,20 1,00 1,00 1,00 2,16 1,99 2,29 1,89 1,79 2,23

10 J(putrianingsih) 3,10 3,09 2,46 2,90 2,08 3,19 3,42 1,78 3,31 3,13 3,63 2,26 2,19 2,01 3,42 2,49 2,58 2,97 2,20 2,14 2,20 1,00 2,16 3,16 3,28 2,75 1,00 1,00

11 K 2,08 2,11 1,00 1,78 2,08 2,09 2,19 2,78 1,00 3,13 2,63 1,00 2,19 1,00 3,42 2,49 3,94 2,97 3,00 2,14 2,20 1,00 1,00 1,99 1,00 2,75 2,94 2,23

12 L(Hadi Suyono) 4,27 3,09 2,46 2,90 3,08 3,19 3,42 2,78 2,26 3,13 3,63 3,16 3,38 2,74 1,82 2,49 2,58 2,97 2,20 2,14 2,20 1,00 1,00 3,16 3,28 2,75 2,94 2,23

13 M 3,10 3,09 2,46 2,90 2,08 2,09 3,42 2,78 2,26 3,13 2,63 2,26 2,19 2,74 3,42 2,49 3,94 2,97 2,20 2,99 2,20 2,43 1,00 1,99 1,83 3,94 2,94 2,23

14 N (Harisman) 3,10 3,09 2,46 2,90 3,08 2,09 2,19 2,78 2,26 3,13 2,63 3,61 1,00 2,74 3,42 2,49 2,58 1,00 1,00 2,14 1,00 2,43 2,16 1,00 1,00 1,89 1,00 1,00

15. Dukungan SosialResponden

8. Persyaratan Job (pekerjaan) 14. Masalah di tempat kerja

80

Selanjutnya dibuatkan rekapitulasi skor untuk semua variabel dengan cara

menjumlahkan setiap pertanyaan pada masing-masing variabel dan masing-

masing responden. Berikut adalah tabel hasil rekapitulasi.

Tabel 4.8 Rekapitulasi skor tiap responden

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5

1 A 1,00 1,00 2,30 2,60 2,95 3,52 3,19 2,76 2,30 4,49 1,89 1,00 2,43 3,53 3,94 3,71 3,09 2,36 2,30 1,96 1,82

2 B(Nurani) 1,00 1,00 3,38 1,00 1,00 4,82 1,00 1,00 2,30 3,01 2,99 2,60 2,43 2,38 3,94 2,17 2,19 1,69 1,78 1,96 3,77

3 C(Darma) 1,00 3,16 3,38 1,00 1,00 1,00 1,00 3,95 4,82 4,49 4,49 1,00 2,43 4,49 3,15 2,17 1,00 1,00 1,00 1,00 3,77

4 D (sopian) 1,00 1,00 1,78 1,00 1,00 2,30 3,19 1,00 3,52 3,01 1,00 1,00 3,83 2,38 2,28 2,17 3,86 1,00 1,00 2,54 1,00

5 E(Nurlaila) 1,00 2,17 1,78 1,00 1,00 2,30 3,19 1,95 2,30 3,01 2,99 2,60 2,43 3,53 3,94 2,88 4,82 3,55 4,49 4,82 2,58

6 F(yasin) 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,30 2,09 1,00 3,52 1,00 2,99 1,00 2,43 1,00 1,00 2,88 2,19 1,00 1,78 1,96 1,00

7 G 1,00 2,17 3,38 3,38 1,00 3,52 3,19 2,76 3,52 3,01 2,99 2,60 1,00 2,38 2,28 1,00 2,19 2,36 3,19 3,42 1,00

8 H(Mutia) 1,00 1,00 1,00 2,07 1,00 3,52 2,09 1,00 2,30 3,01 2,99 2,60 1,00 1,00 1,00 1,00 3,09 2,36 3,19 3,42 2,58

9 I(Mei) 1,00 3,16 2,30 2,07 1,00 2,30 2,09 1,95 3,52 1,99 1,89 1,00 2,43 2,38 2,28 2,17 2,19 2,36 2,30 2,54 2,58

10 J(putrianingsih) 1,00 1,00 3,38 2,07 2,29 3,52 4,49 1,00 2,30 3,01 1,00 2,60 2,43 3,53 3,15 1,00 3,09 2,36 3,19 3,42 2,58

11 K 1,00 1,00 3,38 1,00 1,00 2,30 2,09 2,76 1,00 3,01 2,99 2,60 1,00 2,38 2,28 1,00 3,86 3,55 3,19 3,42 2,58

12 L(Hadi Suyono) 1,00 2,17 3,38 3,38 1,00 3,52 3,19 2,76 3,52 3,01 2,99 2,60 1,00 2,38 2,28 1,00 2,19 2,36 3,19 3,42 1,00

13 M 1,00 3,16 3,38 2,60 2,95 3,52 3,19 1,95 3,52 3,01 2,99 1,00 1,00 2,38 2,28 1,00 3,86 3,55 3,19 3,42 2,58

14 N (Harisman) 1,00 2,17 2,30 1,00 1,00 2,30 2,09 2,76 2,30 1,66 1,89 2,60 1,00 2,38 2,28 1,00 3,09 3,55 2,30 3,42 1,82

16. Bahaya Kerja 18. Beban Kerja Dan Tanggung Jawab20. Masa Depan

Pekerjaan AndaResponden

1 A 40,49 8,32 23,94 22,66 28,15

2 B(Nurani) 46,54 11,41 37,54 27,58 21,26

3 C(Darma) 32,08 6,06 28,17 22,31 44,03

4 D (sopian) 37,83 13,84 34,50 21,22 19,09

5 E(Nurlaila) 38,60 12,07 20,33 24,12 22,78

6 F(yasin) 33,61 13,84 23,68 24,51 18,20

7 G 46,43 12,57 50,83 21,26 30,58

8 H(Mutia) 44,37 12,57 29,96 25,39 23,62

9 I(Mei) 37,04 8,24 35,82 23,53 20,01

10 J(putrianingsih) 39,58 11,41 41,85 23,20 28,46

11 K 37,19 11,79 22,47 21,69 20,24

12 L(Hadi Suyono) 46,43 12,57 50,83 21,26 30,58

13 M 45,83 12,07 38,91 22,39 27,31

14 N (Harisman) 39,39 11,53 32,03 19,83 27,08

8. Persyaratan Job

(pekerjaan)

6. Bagaimana perasaan Anda

tentang diri anda sendiri

4. Kesehatan

Umum

3. Kesempatan

Kerja

2. Konflik di

PekerjaanResponden

81

Dari tabel diatas, selanjutnya dilakukan analisa korelasi dan regresi dengan

menggunakan software SPSS versi 18, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Analisa korelasi dan regresi

1 A 9,52 30,20 8,85 32,76 11,54

2 B(Nurani) 13,81 25,17 6,38 28,64 11,39

3 C(Darma) 12,01 25,26 8,54 32,99 7,77

4 D (sopian) 14,28 24,57 4,78 25,69 9,40

5 E(Nurlaila) 17,38 21,92 5,95 31,13 20,25

6 F(yasin) 15,24 32,36 4,00 21,22 7,93

7 G 17,23 29,44 9,93 28,27 12,17

8 H(Mutia) 17,58 20,37 5,07 21,52 14,65

9 I(Mei) 18,06 22,20 8,54 24,01 11,98

10 J(putrianingsih) 16,00 27,43 8,75 28,03 14,65

11 K 12,73 28,16 6,38 23,43 16,60

12 L(Hadi Suyono) 17,23 29,44 9,93 28,27 12,17

13 M 15,74 31,65 12,08 25,86 16,60

14 N (Harisman) 15,90 19,19 6,48 22,27 14,19

20. Masa Depan

Pekerjaan Anda

18. Beban Kerja Dan

Tanggung Jawab

16. Bahaya

Kerja

15. Dukungan

Sosial

14. Masalah di

tempat kerjaResponden

kon_peke

(X1)

kes_kerj

(X2)

kes_umum

(X3)

per_diri

(X4)

psy_peke

(X5)

mas_kerj

(X6)

duk_sos

(X7)

bah_kerj

(X8)

beban_ke

(Y)

masa_dep

(X9)

Pearson Correlation 1 ,368 .654* ,133 -,033 ,318 ,115 ,431 ,035 ,317

Sig. (2-tailed) ,195 ,011 ,651 ,911 ,268 ,694 ,124 ,905 ,270

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation ,368 1 ,197 ,008 -.587* ,443 ,145 -,354 -.535

* ,229

Sig. (2-tailed) ,195 ,500 ,977 ,027 ,113 ,620 ,215 ,049 ,431

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation .654* ,197 1 -,218 ,254 ,444 ,202 .587

* ,053 -,133

Sig. (2-tailed) ,011 ,500 ,453 ,380 ,111 ,488 ,027 ,858 ,651

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation ,133 ,008 -,218 1 -,335 ,045 -,079 -,330 ,008 -,006

Sig. (2-tailed) ,651 ,977 ,453 ,242 ,879 ,788 ,248 ,978 ,985

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation -,033 -.587* ,254 -,335 1 -,233 ,087 .561

*.610

* -,211

Sig. (2-tailed) ,911 ,027 ,380 ,242 ,424 ,767 ,037 ,021 ,468

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation ,318 ,443 ,444 ,045 -,233 1 -,323 ,029 -,432 ,347

Sig. (2-tailed) ,268 ,113 ,111 ,879 ,424 ,260 ,922 ,123 ,224

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation ,115 ,145 ,202 -,079 ,087 -,323 1 ,411 ,176 -,241

Sig. (2-tailed) ,694 ,620 ,488 ,788 ,767 ,260 ,145 ,548 ,407

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation ,431 -,354 .587* -,330 .561

* ,029 ,411 1 ,429 ,142

Sig. (2-tailed) ,124 ,215 ,027 ,248 ,037 ,922 ,145 ,126 ,628

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation ,035 -.535* ,053 ,008 .610

* -,432 ,176 ,429 1 -,042

Sig. (2-tailed) ,905 ,049 ,858 ,978 ,021 ,123 ,548 ,126 ,886

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Pearson Correlation ,317 ,229 -,133 -,006 -,211 ,347 -,241 ,142 -,042 1

Sig. (2-tailed) ,270 ,431 ,651 ,985 ,468 ,224 ,407 ,628 ,886

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

masa_dep

(X9)

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

per_diri

(X4)

psy_peke

(X5)

mas_kerj

(X6)

duk_sos

(X7)

bah_kerj

(X8)

beban_ke

(Y)

Correlations

kon_peke

(X1)

kes_kerj

(X2)

kes_umum

(X3)

82

Tabel 4.10 Model Summary analisa jalur

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 bah_kerj,

mas_kerj,

per_diri,

masa_dep,

duk_sos,

kon_peke,

psy_peke,

kes_umum,

kes_kerja

. Enter

b. Dependent Variable: beban_ke (Y)

Variables Entered/Removedb

Model

a. All requested variables entered.

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .779a ,606 -,279 4,46375 ,606 ,685 9 4 ,708

a. Predictors: (Constant), bah_kerj, mas_kerj, per_diri, masa_dep, duk_sos, kon_peke, psy_peke, kes_umum, kes_kerj

Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Change Statistics

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 122,811 9 13,646 ,685 .708a

Residual 79,700 4 19,925

Total 202,511 13

ANOVAb

Model

1

a. Predictors: (Constant), bah_kerj, mas_kerj, per_diri, masa_dep, duk_sos, kon_peke, psy_peke, kes_umum, kes_kerj

b. Dependent Variable: beban_ke

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 14,706 26,008 ,565 ,602

kon_peke -,084 ,680 -,103 -,124 ,907

kes_kerj -,597 2,209 -,338 -,270 ,800

kes_umum ,210 ,380 ,520 ,552 ,611

per_diri ,491 1,126 ,250 ,436 ,685

duk_sos ,172 ,857 ,184 ,201 ,850

psy_peke ,285 ,279 ,489 1,021 ,365

masa_dep ,556 ,800 ,492 ,695 ,525

mas_kerj -,769 1,082 -,482 -,711 ,516

bah_kerj -,468 2,586 -,275 -,181 ,865

a. Dependent Variable: beban_ke (Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

t Sig.

1

83

Untuk koefisien jalur dapat dihitung dari hasil simulasi SPSS dimana Nilai R2

adalah 0,606, sehingga koefisien jalur (ρij ε) adalah

= (1-R2)1/2

= (1 – 0,606)1/2

= 0,628

Sehingga persamaan menjadi :

Y = −0,084 X1 – 0,597 X2 + 0,21 X3 + 0,491 X4 + 0,172 X5 + 0,285 X6

+ 0,556 X7 – 0,769 X8 – 0,468 X9 + 0,628

Sehingga dapat digambarkan diagram jalurnya sebagai berikut

Gambar 4.4 Hasil perhitungan analisa diagram jalur

Dari diagram diatas dapat ditentukan kontribusi variabel bebas terhadap variabel

terikat, berikut tabel kontribusinya.

84

Tabel 4.11 Tabel Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat

Dari tabel kontribusi terlihat bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah

varibael mas_kerja (X8) atau masalah pekerjaan, kemudian variabel kesempatan

kerja (X2) dan masa depan (X7).

4.3 Six Sigma

4.3.1 Tahap Define

A. Penentuan jenis parameter

Dari hasil rekapitulasi order tahun 2013 yang diambil dari sistem Foxpro

maka jumlah order total untuk Lab Air 2013 adalah 8394 order, dimana untuk

order berdasarkan Permenkes 416 adalah sejumlah 1399 order. Lihat diagram

berikut, garafik 10 besar order Laboratorium Air 2013

Gambar 4.5 Kurva Sepuluh besar order Laboratorium Air 2013

VariabelKoefisen

Jalur (ρ)

Kontribusi

(ρ2)

kon_peke (X1) -0,084 0,71%

kes_kerj (X2) -0,597 35,65%

kes_umum (X3) 0,210 4,39%

per_diri (X4) 0,491 24,10%

duk_sos (X5) 0,172 2,97%

psy_peke (X6) 0,285 8,11%

masa_dep (X7) 0,556 30,95%

mas_kerj (X8) -0,769 59,12%

bah_kerj (X9) -0,468 21,90%

85

Berdasarkan data rekap tahun 2013 untuk order UJI AIR BERSIH

(PERMENKES 416/IX/1990) merupaka order terbesar dengan 1399 order. Dari

hasil pareto tersebut maka selanjutnya dibuatkan VSM untuk order tersebut. (lihat

Gambar 4.3)

B. Pengukuran Waktu Standar

Berikut hasil pengukuran waktu standar untuk proses produksi PT UP dari

order IN sampai dengan order OUT.

1. Waktu Standar bagian adminstrasi dan supporting

Tabel 4.12 Tabel Waktu Standar bagian adminstrasi dan supporting

Sumber : Hasil Pengukuran

1 Cetak invoice (terima, cek, input,

kroscek, print)0,92

2 Manual 25,2

3 Different (print BAP & SPT) 0,77

4 LHP 6,74

5 PCU 2,48

6 Terbit OC 8,20

7 Val idator 2,05

8 Tanda Tangan 1,02

9 Preparasi Sampel 8,14

10 Veri fikas i laboratorium a i r 3,19

11 Verifikasi laboratrium udara 3,24

12 Validasi database 1,54

13 Pembuatan datasheet lab. air 2,16

14 Pembuatan datasheet lab. udara 3,60

No. PekerjaanWaktu Standar

(menit)

86

2. Waktu standar untuk analisa tiap parameter

Tabel 4.13 Waktu standar analisa untuk tiap parameter

Sumber : Hasil Pengukuran

Adapun untuk Order berdasarkan Permenkes 416 adalah merupakan

analisa air yang terdiri dari beberapa parameter (lihat Tabel 4.14)

1 Alkalinity 6,32 35 pH 15,74

2 Alumunium (Al) 4,14 36 Salinitas 2,78

3 Ammonia 3,90 37 Sendimen AAS 27,06

4 Bau dan Rasa 0,75 38 Seng (Zn) 31,76

5 Barium (Ba) 31,76 39 Sianida 7,63

6 Besi (Fe) 31,76 40 Silika 12,64

7 Boron (B) 31,76 41 Sulfat 5,81

8 COD 10,90 42 Sulfida 4,33

9 DHL 3,85 43 TDS 1,92

10 DO 7,45 44 TCLP (Preparasi) 19,32

11 Fenol 7,28 45 TCLP Boron 36,94

12 Fluorida 5,36 46 TCLP Fluorida 22,62

13 Kadminum (Cd) 31,76 47 TCLP Nitrat 21,99

14 Kalium (K) 31,76 48 TCLP Nitrit 21,74

15 Kalsium (Ca) 31,76 49 TCLP Sianida 22,10

16 Kekeruhan 3,60 50 Tembaga (Cu) 31,76

17 Kesadahan 4,18 51 Timbal (Pb) 31,76

18 Klorida 4,96 52 TKN 22,25

19 Klorin 6,46 53 TOC 44,50

20 Kobalt (Co) 31,76 54 Total Phospat 23,32

21 Krom (Cr) 31,76 55 TSS Gravimetri 58,59

22 Kromheksavalen 2,85 56 TSS Spektrometri 3,84

23 Magnesium (Mg) 4,14 57 Warna 2,56

24 MBAS 13,54

25 Mangan (Mn) 31,76

26 Minyak Lemak 6,67

27 Minyak Mineral 139,12

28 Natrium (Na) 31,76

29 Nikel (Ni) 31,76

30 Nitrat 5,29

31 Nitrit 2,27

32 Orto Phospat 12,83

33 Perak (Ag) 31,76

34 Permanganat (KMNO4) 5,12

No. ParameterWaktu Standar

(menit)No. Parameter

Waktu Standar

(menit)

87

Tabel 4.14 Parameter Analisa mengacu ke PERMENKES 416/IX/1990

NO PARAMETER SATUAN BAKU *)

MUTU METODE

A. FISIKA

1 Bau - Tdk.berbau Organoleptik

2 Zat padat terlarut (TDS) mg/L 1500 SNI 06-6989.27-2005

3 Kekeruhan NTU 25 SNI 06-6989.25-2005

4 Rasa - Tdk.berasa Organoleptik

5 Suhu (lab) **) oC Udara ±3oC SNI 06-6989.23-2005

6 Warna **) Pt-Co 50 SNI 6989.80:2011

B. KIMIA

1 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 APHA Ed. 22nd 3114.B, 3500-Hg-2012

2 Arsen (As) mg/L 0,05 APHA Ed. 22nd 3114.B, 3500-As 2012

3 Besi (Fe) **) mg/L 1,0 APHA Ed. 22nd 3010.A, 3120.B, 3500-Fe-2012

4 Fluorida (F) **) mg/L 1,5 APHA Ed. 22nd 4500-F.D-2012

5 Kadmium (Cd) **) mg/L 0,005 APHA Ed. 22nd 3010.A, 3120.B, 3500-Cd-2012

6 Kesadahan total (CaCO3) **) mg/L 500 SNI 06-6989.12-2004

7 Khlorida (Cl) **) mg/L 600 SNI 06-6989.19-2009

8 Khromium heksavalen (Cr VI) **) mg/L 0,05 SNI 6989.71-2009

9 Mangan (Mn) **) mg/L 0,5 APHA Ed. 22nd 3010.A, 3120.B, 3500-Mn-2012

10 Nitrat (NO3-N) **) mg/L 10 APHA Ed. 22nd 4500-NO3.E-2012

11 Nitrit (NO2-N) **) mg/L 1,0 SNI 06-6989.9-2004

12 pH (26 °C) **) - 6,5 - 9,0 SNI 06-6989.11-2004

13 Selenium (Se) mg/L 0,01 APHA Ed. 22nd 3114.B, 3500-Se-2012

14 Seng (Zn) **) mg/L 15 APHA Ed. 22nd 3010.A, 3120.B, 3500-Zn-2012

15 Sianida (CN) **) mg/L 0,1 APHA Ed. 22nd 4500-CN. E-2012

16 Timbal (Pb) **) mg/L 0,05 APHA Ed. 22nd 3010.A, 3120.B, 3500-Pb-2012

17 Sulfat (SO4) **) mg/L 400 SNI 06-6989.20-2009

18 Surfactan anion (MBAS) mg/L 0,5 SNI 06-6989.51-2005

19 Nilai Permanganat (KMnO4)**) mg/L 10 SNI 06-6989.22-2004

C. MIKROBIOLOGI

1 Total Koliform MPN/100ml 50 APHA Ed. 22nd 9221.B-2012

Sedangkan untuk pembagian analis di laboratorium air adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.15 Pembagian Kerja Analis Air

Sumber : Data Pembagian Kerja Analis

ph CaCO3 Klorida COD TSS Sulfat Nitrat Ammonia Logam terlarut Flourida TCLP

suhu MM, MN, ML MBAS Fenol Total fosfat Cr6+

Nitrit TKN Logam total Sianida pH

TDSWarna

FTUOrto Pospat Silika

Chlorine

Na, K, Ca, Mg,

Ba, AgTOC

C organik

DHL Bau Alkali Sulfida BOD Sulfat Susunan kation

Salinitas Rasa Asidimetri DO Klorida

KMnO4 Karbonat Kemasaman

Logam

DARMA

Distribusi

Parameter

N total

P2O5

K2O

Input Hasil

Analisis Lab Air

dan Udara

KTK

Tekstur

HADIIRIN

AIR Tanah

SEVI KIKI DINI ABU SILVI CICI REDA MILZAM/SHERLY ULFA/MIRANTI

88

A. Peta Kerja

Dari hasil pengukuran waktu baku diatas maka selanjutnya di masukkan ke

dalam peta aliran proses (Gambar 4.7) berikut:

Gambar 4.6 Peta aliran proses order Permenkes 416 PT. Unilab Perdana

Dari diagram peta tersebut tersebut terlihat bahwa total waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan order Permenkes 416/1990 adalah 3998,48

menit atau 66,6 jam atau 2,78 hari (2 hari 18,6 jam).

Setelah didapatkan data penyelesaian satu order Permenkes 416/1990,

maka dapat dihitung kapasitas perhari yang dapat dikerjakan oleh laboratorium,

hal ini terdapat pada Tabel 4.16.

PETA ALIRAN PROSES

KegiatanSekarang Usulan Beda

Total

Uraian KegiatanLambang

Analisa

Wa

ktu

(mn

t)

Jml Jml JmlWkt WktWkt

1. Penerimaan Contoh Uji

4. Penyiapan Contoh Uji

2. Penomoran Contoh Uji

13.Verifikasi

15. Validasi 1

17. Penerbitan LHP

19. Validasi 2

21. LHP Approval

23. Cetak Invoice & BAP

24. Penyimpanan Dokumen

9. Analisa Sample (paralel tiap parammeter)

3. Sampel dibawa ke R penyiapan contoh uji

5. Pembuatan Data Sheet

8,2

2,48

8,14

31,76

3,24

1,54

6,74

2,05

1,02

26,89

Jum

lah

Jara

k (m

)6. Sample menunggu esok hari 900

Ap

a

Dim

an

a

Ka

pa

n

Sia

pa

Ba

ga

ima

na

Ga

bu

ng

an

Uru

tan

Te

mp

at

Ora

ng

Pe

rba

ika

n

Catatan

Tindakan

Ubah

25 0,5

20 0,4

11. Hasil analisa dibawa ke ruang verifikasi

12. Menunggu Verifikasi 120

0,28

2,48

10. Menunggu Hasil Analisa Lengkap 2880

14. Hasil verifikasi dibawa ke ruang validasi

16. Hasil Validasi dibawa ke ruang LHP

18. LHP dibawa ke ruang validator 2

No Peta :

Orang Bahan

Sekarang Usulan

Dipetakan oleh : - ...............

- ...............

Tanggal dipetakan :

Pekerjaan : Analisa order Permenkes 416

Penyimpanan

Delay

Transportasi

Inspeksi

Operasi

8 0,2

10

24

20. LHP dibawa ke ruang Ruang approval

22. LHP dibawa ke ruang cetak invoce & BAP

8

8

0,2

0,2

0,3

0,5

9

3

8

1

3

89,25

6,73

2,5

3900

-

-

3998,4824

7. Analis Mengambil sample di ruang sampel

8. Analisa Membawa sampel ke Ruang analisa

1,54

89

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan C/T, Uptime, dan U/D

Sumber : Hasil Pengukuran

Keterangan:

- Waktu standar : hasil pengukuran waktu standar PT. UP.

- Jumlah Man Power : banyaknya tenaga kerja yang in charge pada pekerjaan

tersebut.

- Waktu tersedia (mnt/hari): alokasi waktu tersedia dalam 1 hari dimana, 1 hari

= 8 jam kerja/hari

- Kapapasitas perhari adalah waktu tersedia per hari dibagi dengan waktu

standar.

- Load work adalah jumlah beban kerja dalam setahun berdasarkan parameter

beban kerja masing-masing.

- Jumlah hari kerja tersedia/tahun dimana 1 tahun 365 hari, 52 minggu, 1

minggu 5 hari kerja (Senin-Jum’at).

- Kap Aktual/hari adalah load work dibagi dengan jumlah hari tersedia dalam

setahun.

- Uptime adalah persentase kapasitas yang digunakan (aktual kap/hari dibagi

dengan kap. Perhari teoretis)

.

4.3.2 Tahap Measure

PT. UP merupakan laboratorium pengujian lingkungan hidup dengan

komoditi air, udara, biota dan tanah. Output yang dihasilkan adalah Laporan Hasil

Pengujian (LHP). Sebelum LHP dikirimkan ke customer, ada tahapan pengecekan

Cetak Invoice 1,69 1,00 480,00 285 9.679 order 261 37 13,03%

LHP 6,74 3,00 1440,00 214 58.074 sampel 783 74 34,72%

PCU 2,48 2,00 960,00 387 58.074 sampel 522 111 28,74%

Terbit OC 8,20 2,00 960,00 117 9.679 order 522 19 15,84%

va l i das i 2 Va l idator 2,05 1,00 480,00 234 58.074 sampel 261 223 95,03%

Tanda Tangan 1,02 3,00 1440,00 1412 58.074 sampel 783 74 5,25%

Preparasi Sampel 8,14 2,00 960,00 118 58.074 sampel 522 111 94,33%

Verifikas i laboratori um a ir + udara 3,19 2,00 960,00 301 58.074 sampel 522 111 36,97%

Validasi 1 database 1,54 1,00 480,00 312 58.074 sampel 261 223 71,39%

Analisa (logam-ICP) 31,76 1,00 480,00 15 1.399 sampel 261 5 35,47%

UptimePekerjaanWaktu Standar

(menit) (C/T)

Jumlah

Man Power

Waktu tersedia

mnt/hari

Kap. perhari

(teoretis)

Load work tahun

2013

Jumlah hari kerja

tersedia/tahun

Aktual Kap./hari

(U/D)

90

yang dilakukan. Pada tahap ini LHP dinyatakan OK jika telah memenuhi kriteria-

kriteria sebagai berikut:

Tabel 4.17 Variabel kecacatan dan standar

Sumber : Prosedur Kualitas PT Unilab Perdana

Adapun untuk jenis cacat Lab air tahun 2013 untuk Order berdasarkan

Permenkes 416 dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Kecacatan order Permenkes 416 per bulan tahun 2013

Sumber : Data Pengamatan

Jika disetahunkan jenis kecacatan maka terlihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Rekapan Kecacatan order permenkes 416 selama tahun 2013

Sumber : Hasil Perhitungan

a. Perhitungan Nilai Sigma

Untuk Lab Air, Order PERMENKES 416 adalah sebagai berikut

No Jenis Kecacatan Standar Metode

1 Fisik Kertas: Sobekan tidak rata Sobekan kertas rata pada ujung Visual

2 Print out Format LHP tidak meleset Print out tepat di tengah posisi kertas Visual

3 Kesesuaian berita acara pekerjaan dengan surat perintah kerja Sesuai dengan Berita acara pekerjaan Visual

4 Kesesuaian kesetimbangan Anion-Kation Setimbang anion-kation perhitungan dan metode analisis

5 Kesesuaian hasil analisa dengan indikasi pengamatan data lapangan Sesuai antara data insitu dan hasil analisa perhitungan dan metode analisis

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Fisik Kertas: Sobekan tidak rata 9 2 3 5 6 5 7 2 2 2 3 4

2 Print out Format LHP meleset 10 8 8 3 3 12 10 2 2 2 3 9

3Kesesuaian berita acara dengan surat

perintah kerja 17 6 6 10 16 16 16 3 3 3 6 8

4Kesesuaian kesetimbangan Anion-

Kation 29 22 20 18 17 27 28 7 8 6 15 17

5Kesesuaian hasil analisa dengan indikasi

pengamatan data lapangan 16 18 11 10 16 20 24 6 6 5 8 8

No Jenis KecacatanBulan

No. Faktor Kesalahan Jumlah persentase

1 Kesesuaian kesetimbangan Anion-Kation 214 36%

2Kesesuaian hasil analisa dengan indikasi pengamatan

data lapangan 148 25%

3 Kesesuaian berita acara dengan surat perintah kerja110 19%

4 Print out Format LHP meleset72 12%

5 Fisik Kertas: Sobekan tidak rata50 8%

594 100%Total

91

- Jumlah unit yang diperiksa : 1399 (jumlah order Permenkes 416 tahun

2013)

- DPU = defect / unit

= 594 / 1399

= 0,4256

- TOP = jumlah unit diperiksa x opportunities(CTQ)

= 5 x 1399

= 6995

- DPO = banyak cacat yang ditemukan/( jumlah unit diperiksa x CTQ)

= 594/ 6995

= 0,08492

- DPMO = DPO x 1.000.000

= 0,08492x 1.000.000

= 84920

- Nilai SIGMA = normsinv ((1.000.000 – DPMO) / 1.000.000 + 1,5

= 2,9

4.3.3 Tahap Analyze

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil dari proses measure,

dimana pada tahap tersebut dihasilkan kecacatan yang paling sering yaitu untuk

paramater kesesuaian kesetimbangan anion-kation. Pada tahap ini akan dilakukan

analisa untuk mencari akar penyebab dengan menggunakan diagram tulang ikan

92

Gambar 4.7 Diagram Analisa Tulang Ikan

Setelah dilakukan analisa terhadap hasil root caused maka dilakukan tahap

penentuan faktor dominan yang mempengaruhi terhadap defect. Penentuan faktor

dominan menggunakan metoda FMEA (Failure Mode Effect Analyze) lihat Tabel

4.21. Dari tabel tesebut terlihat bahwa faktor ruangan mempunyai Nilai RPN 600,

berikut adalah 5 besar dengan nilai RPN terbesar.

Tabel 4.21 Ringkasan FMEA dengan 5 besar penyebab

Sumber : Hasil Perhitungan

No Penyebab Kegagalan RPN

1 Ruangan analisa kurang nyaman 600

2 Kekurangan peralatan (gelas ukur, nesler, pipet) 500

3 Beban kerja analis yang belum merata 360

4Belum memiliki standar CRM (Certified Reference Material)

dengan fungsi trueness280

5Pemakaian air suling yang tidak memenuhi standar daya hantar

listrik (< 2 mikro mhos)270

93

Tabel 4.20 Hasil perhitungan FMEA

Sumber : Hasil Perhitungan

Pemakaian air suling yang tidak memenuhi standar

daya hantar listrik (< 2 mikro mhos)3

Pengecekan dilakukan tetapi tidak

efektif9 270

Belum memiliki standar CRM (Certified Reference

Material) dengan fungsi trueness7 Belum dilakukan pengecekan 4 280

Ruangan analisa kurang nyaman 6 Belum dilakuakan pengecekan 10 600

Waktu analisa tidak tepat (melebihi batas waktu) 2 Pengecekan dengan lembar kontrol 10 200

Keterlambatan preparasi samnpel, sehingga terjadi juga

keterlambatan pemberian pengawet6 Pengecekan dengan lembar kontrol 4 240

Keterlambatan analisa terhadap sampel 5 Pengecekan dengan lembar kontrol 4 200

Keterlambatan pemberian pengawet ketika sampling 6 Pengecekan dengan lembar kontrol 4 240

Kesalahan perhitungan faktor pengenceran 3 Diperiksa oleh validator 2 60

Salah input data analisaa pada LDA dan database 2 Diperiksa oleh validator 2 40

Kompetensi analis yang kurang dan berbeda-beda 6Uji kompetensi analis tiap tahun

dan training2 120

Beban kerja analis yang belum merata 6 Sudah ada pembagian kerja 6 360

Belum ada verifikasi validator 3 Training untuk validator 3 90

Kekurangan peralatan (gelas ukur, nesler, pipet) 5 Belum dilakukan pengecekan 10 500

Standar kebersihan alat ukur belum ada 2 Belum dilakukan pengecekan 10 200

Perawatan peralatan belum berjalan sesuai jadawal 4 Schedule perawatan tidak berjalan 6 240

Belum konsisten uji kinerja peralatan 3 Uji kinerja tidak berjalan efektif 5 150

Pembuatan kontrol % recovery tidak sesuai dengan

standar yaitu 5 – 10% per bacth sample.3 Diperiksa oleh validator 4 120

Process Function Potential Failure Mode Potential Effect(s) of Failure S e v Potential Cause(s)/ Mechanism(s) of Failure O c c u r Current Control Detection R P N

Order Permenkes 416Ketidaksesuain Kesetimbangan

Anion Kation

Kesetimbangan Anion Kation

lebih atau kurang dari standar10

94

4.3.4 Tahap Improve

4.3.4.1 Ruangan analisa dengan mengacu ke kebutuhan standar ruang

analisa (mengacu ke Permen LH No 06/2009).

A. Gambaran Umum Lay Out Ruangan Laboratorium

Berikut adalah Kondisi Akomodasi dan Laboratorium Lingkungan yang

dipersyaratkan sesuai dengan Permen LH No 06/2009.

1. Laboratorium lingkungan harus memiliki ruangan yang memenuhi persyaratan

sesuai peruntukannya, antara lain :

a. Ruang penyimpanan contoh uji termasuk contoh uji arsip disesuaikan

dengan kebutuhan dengan suhu 4oC ± 2

oC.

b. Ruang timbang yang bebas debu dilengkapi meja bebas getar dengan suhu

ruangan 20oC ± 3

oC dan kelembaban 45% - 65% serta disarankan untuk

menggunakan pintu ganda.

c. Ruang preparasi contoh uji dilengkapi meja dengan ukuran minimal lebar

90 cm, tinggi 80 cm dan panjang disesuaikan kebutuhan.

d. Ruang instrumen dengan suhu ruangan 20oC ± 3

oC dan kelembaban 45% -

65%, misalnya untuk:

• Spektrofotometer UV-Vis disarankan berukuran minimal 6 m2

• AAS/ICP/Hg-analyzer disarankan berukuran minimal 7,5 m2

yang

dilengkapi dengan exhaust fan dan penyimpanan gas harus berada di

luar ruangan

• GC/GC-MS/HPLC/IC disarankan berukuran minimal 6 m2 yang

dilengkapi dengan exhaust fan dan penyimpanan gas harus berada di

luar ruangan

e. Ruang mikrobiologi yang dilengkapi dengan ruang steril dan bebas debu

(Laminar Air Flow Cabinet) untuk pengujian mikroorganisme.

f. Ruang penyimpanan bahan kimia atau standar acuan atau bahan acuan

dengan suhu ruangan dan kelembaban disesuaikan dengan persyaratan.

g. Lemari asam harus digunakan untuk preparasi menggunakan bahan kimia

pekat atau pelarut organik yang mudah menguap.

95

2. Jarak minimum antar meja kerja harus dipertimbangkan untuk kenyamanan

dalam melakukan kegiatan laboratorium. Posisi meja kerja sedapat mungkin

tidak mengganggu kegiatan personel lain.

Gambar 4.8 Jarak Standar Ruang Analisa

Adapun jarak antar meja kerja, disarankan sebagai berikut:

(a) Pekerja di salah satu sisi meja, tidak ada pekerja lain yang lewat

dibelakangnya maka jarak minimum 1020 mm.

(b) Pekerja di salah satu sisi meja, namun ada pekerja lain yang lewat

dibelakangnya maka jarak minimum 1200 mm.

(c) Pekerja di salah satu sisi meja pada dua meja yang sejajar, tidak ada pekerja

lain yang lewat dibelakangnya maka jarak minimum 1350 mm.

(d) Pekerja di salah satu sisi meja pada dua meja yang sejajar, namun ada pekerja

lain yang lewat dibelakangnya maka jarak minimum 1800 mm.

Secara umum PT. UP menempati gedung Unilab yang terdiri dari 2 lantai.

Lantai 1 diperuntukan untuk kegiatan Laboratoium dan lantai 2 diperuntukkan

sebagai ruang administrasi dan pertemuan. Untuk lantai 1 secara umum terdiri

dari :

a. Laboratorium Air

b. Laboratorium Udara

c. Customer Service

d. Preparasi sampel

96

Berikut adalah lay out Ruangan Laboratorium Lantai 1

Gambar 4.9 Lay out ruangan Lt. 1 PT Unilab Perdana

Sedangkan lay out meja kerja berserta jarak antar meja, dapat terlihat pada

Gambar 4.10 :

D E N A H P T . U n i l a b P e r d a n a S k a l a 1 : 1 0 0

P a r k i r

P T . U N I L A B P E R D A N A

L a n t a i 1U p

U p

L a b U d a r a

L a b A I R

A A S

P r e p a r a s i

S a m p l e

R u a n g P a n a s

W c

D o w n

P C U

C SW C

T i m b a n g a n

R u a n g

A n a l i s

A d m .

L a b .

R u a n g

C u c i

P a n t r i

P e n y i m p a n a n

S a m p l e

T a n a h

R u a n g A s a m

W C

W C

97

Gambar 4.10 Layout Meja Kerja dan Ruang Analisa Laboratorium Air

B. Hasil pengukuran udara lingkungan kerja

Adapun hasil pengukuran kondisi ruangan laboratorium air adalah sebagai

berikut:

a. Temperatur : 26-27 oC

b. Kelembaban : 61-64 % RH

c. Hasil Pengujian Kimia

Layout Denah Ukuran Ruang Lingkup Kerja Lt. 1

Skala 1 : 50

Jalan

Ruang

Panas

Ruang

Asam

Ruang

Analisis

Lab AIR

Ruang

Analisis

Lab UDARA

Ruang

Input Data

Analis

Ruang Cuci

Ruang

Adm. Lab Ruang

Timbangan

Ruang ICP,

AAS, GC

MS

18 m

6 m

9 m

3 m

3 m

3 m4,5 m

1,5 m 1,5 m1,5 m 1,5 m 1,5 m

Meja

I

Meja

II

Meja

III

Meja

IVMeja

V

Meja

VI

Meja

VII

Meja

VIII

Meja

IX

Meja

X

98

Tabel 4.21 Hasil Pengukuran Udara Lingkungan Kerja Laboratorium Air

NO PARAMETER SATUAN

BAKU MUTU

*) HASIL METODE

NAB KTD

1 Debu mg/m3 10 - 0,129 SNI 19-7119.3-2005

2 Nitrogen Dioksida (NO2) **) BDS 3 5 0,0110 18-2/IK/ULK-NO2

3 Sulfur Dioksida (SO2) **) mg/m3 - 0,25 0,018 18-1/IK/ULK-SO2

4 Oksidan (Ox) **)

• Pekerja berat BDS 0,05 -

0,0095 18-4/IK/ULK-O3

• Pekerja sedang BDS 0,08 -

• Pekerja keras BDS 0,10 -

• Pekerja berat, sedang, dan

keras ( ≤ 2 jam)

BDS 0,20 -

5 Timah Hitam (Pb) mg/m3 0,05 - 0,00004 SNI 19-7117.4-2005

6 Amonia (NH3) **) mg/m3 17 24 0,017 18-3/IK/ULK-NH3

7 Hidrogen Sulfida (H2S) **) BDS 1 5 0,0034 18-5/IK/ULK-H2S

Keterangan :

*) =Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.

13/MEN/X/2011 Lampiran II. NAB Faktor Kimia Di Udara Tempat Kerja

**) =Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

NAB = Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja

KTD = Kadar tertinggi diperkenankan

BDS = Bagian dalam sejuta (bagian uap / gas per juta volume dari udara

terkontaminasi)

Sedangkan kondisi pencahayaan seluruh ruangan adalah sebagai berikut:

I. Udara Lingkungan Kerja

No. identifikasi contoh : 0002-9/CH/08/2013

Uraian contoh : Cahaya Lingkungan Kerja **)

Tanggal pengambilan : 05 Agustus 2013

Tanggal diterima di Lab : 05 Agustus 2013

Tanggal pengujian : 05 Agustus 2013 sampai 27 September 2013

99

Tabel 4.22 Hasil Pengukuran Pencahayaan seluruh ruangan

NO. LOKASI HASIL

( LUX )

BAKU MUTU

*)

(LUX)

STATUS

1 Lab air 165 300 Belum memenuhi

2 Lab udara 183 300 Belum memenuhi

3 R. Preparasi sampel 196 200 Belum memenuhi

4 R. Cuci alat gelas 99 300 Belum memenuhi

5 R. Admin umum (Bu Dewi) 102 300 Belum memenuhi

6 R. Akuntansi 62 300 Belum memenuhi

7 R. Manajer mutu 116 300 Belum memenuhi

8 R. Marketing 34 300 Belum memenuhi

9 R. Business development 46 300 Belum memenuhi

10 R. LHP 41 300 Belum memenuhi

11 R. Direktur 109 300 Belum memenuhi

12 R. Ka. Lab 715 300 Memenuhi

13 R. Adm. Lab (M. Teknis) 162 300 Belum memenuhi

14 R. CS 222 300 Belum memenuhi

15 R. PCU 236 300 Belum memenuhi

16 R. Adm. Sampling 44 300 Belum memenuhi

17 R. Peralatan 58 300 Belum memenuhi

18 Ruang Pantry 42 100 Belum memenuhi

19 Ruang Panas 195 200 Belum memenuhi

METODE SNI 16-7062-2004

Sumber : Hasil Pengukuran

Berikut adalah standar penerangan ruangan kerja sesuai dengan Kepmen.

*) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Lampiran II/V/A

Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri

(Intensitas Cahaya di ruang kerja)

Tabel 4.23 Standar tingkat pencahayaan ruangan

JENIS KEGIATAN TINGKAT PENCAHAYAAN

MINIMAL (LUX) KETERANGAN

Pekerjaan Kasar &

tidak terus menerus

100 Ruang penyimpanan & ruang peralatan/intensitas

yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar &

terus menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan kontinyu

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang control, pekerjaan mesin

& perakitan/penyusun

Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau berkerja dengan mesin

kantor pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan

mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan

mesin halus & perakitan halus

Pekerjaan amat halus 1500

Tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan

mesin dan perakitan yang sangat halus

Pekerjaan terinci 3000

Tidak menimbulkan bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus

100

C. Sistem ventilasi setiap ruangan.

Sistem ventilasi laboratorium PT UP terdiri dari exhoust fan, yang terletak

di ruang analisa BOD, ruang Asam dan ruang Lab Udara. Fungsi dari alat ini

adalah untuk mengeluarkan uap-uap dari bahan kimia yang berbau dan berbahaya

bagi kesehatan.

Dari data-data tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

a. Sistem ventilasi udara berjalan dengan baik (hasil pengukuran untuk zat NO2

dan SO2) jauh dari ambang batas normal.

b. Penerangan area kerja kurang baik, hasil pengukuran menyatakan dibawah

standar (<300 lux).

c. Kelembaban ruangan cenderung tinggi, tetapi masih dibawah ambang batas.

d. Temperatur ruangan nyaman.

e. Jarak meja III dengan Meja IV pada Ruang Lab Air tidak sesuai standar

dimana jaraknya 1,5 m, yang seharusnya 1,8 m

4.3.4.2 Kekurangan peralatan gelas

Peralatan laboratorium terbagi menjadi beberapa kategori yaitu:

a. Peralatan Utama, merupakan peralatan yang digunakan untuk analisa secara

langsung seperti alat gas chromatography, ICP, AAS, TOC analyzer,

spektrofotometer, buret digital

b. Peralatan Pendukung, merupakan peralatan yang digunakan untuk analisa

secara tidak langsung, seperti gelas ukur, botol sample, labu ukur, pipet

ukur/tetes, kuvet, dan lain-lain.

Dari identifikasi dan input dari analis laboratorium, kekurangan peralatan

pendukung yang harus dipenuhi terdapat pada Tabel 4.24.

101

Tabel 4.24 List kekurangan peralatan pendukung analisa

No Nama Alat Aktual Qty Kekurangan

1 Erlenmeyer 250 ml 160 pcs 60 pcs

2 Labu ukur 25 ml 367 pcs 90 pcs

3 Labu ukur 50 ml 82 pcs 12 pcs

4 Spatula SS 16 pcs 10 pcs

5 Tabung Nessler 50 ml 100 pcs 50 pcs

6 Tabung Durham 1537 pcs 250 pcs

7 Tabung Ulir 16x150 mm 2385 pcs 600 pcs

Sumber : List Kebutuhan alat PT Unilab Perdana

4.3.4.3 Beban kerja analis yang belum merata

Pembagian kerja analis laboratorium air saat ini telah berjalan seperti

pada Tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.25 Pembagian Parameter analisa analis

Sumber : Hasil Perhitungan

Dengan memasukkan nilai beban kerja berdasarkan waktu standar dan

jumlah parameter dianalisa tahun 2013, maka diperoleh waktu beban kerja

masing-masing analis yang terdapat pada Tabel 4.30. Hasil tabulasi beban kerja

masing-masing analis terdapat pada Tabel 4.26

ph CaCO3 Klorida COD TSS Sulfat Nitrat Ammonia Logam terlarut Flourida TCLP

suhu MM, MN, ML MBAS Fenol Total fosfat Cr6+

Nitrit TKN Logam total Sianida pH

TDSWarna

FTUOrto Pospat Silika Chlorine

Na, K, Ca, Mg,

Ba, AgTOC

C organik

DHL Bau Alkali Sulfida BOD Sulfat Susunan kation

Salinitas Rasa Asidimetri DO Klorida

KMnO4 Karbonat Kemasaman

Logam

DARMA

Distribusi

Parameter

N total

P2O5

K2O

Input Hasil

Analisis Lab Air

dan Udara

KTK

Tekstur

HADIIRIN

AIR Tanah

SEVI KIKI DINI ABU SILVI CICI REDA MILZAM/SHERLY ULFA/MIRANTI

102

Tabel 4.26 Perhitungan waktu beban kerja analis tahun 2013

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 4.27 Perhitungan beban kerja analis dibandingkan dengan waktu

tersedia tahun 2013

Waktu Baku Waktu Baku Waktu Baku

(menit) (menit) (menit)

ph CaCO3 4,18 4421 18480 Klorida 4,96 6488 32180

suhu MM, MN, ML 6,67 11335 75604 MBAS 13,54 12818 173556

TDS1,92 11199 21502 Warna 2,56 5280 13517 FTU 2,56 5384

13783

DHL 3,85 866 3334 Bau

Salinitas 2,78 853 2371 Rasa

KMnO4 5,12 5899 30203

29,41 332955 14,16 111222 21,06 219519

0,75

17506

Beban Kerja

2013 (menit)

total

parameter

2013

Beban Kerja

2013

(menit)

SEVI KIKI DINIBeban Kerja

2013

(menit)

total

parameter

2013

15,74

total parameter

2013

275544

4828 3621

Waktu Baku Waktu Baku Waktu Baku

(menit) (menit) (menit)

COD 10,9 11153 121568 TSS 3,84 12293 47205 Sulfat 5,81 7004 40693

Fenol 7,28 7223 52583 Total fosfat 23,32 1916 44681 Cr6+

12,64 9118 115252

Orto Pospat 12,83 152019502

Silika 12,64 2443084

Alkali 6,32 0 0

Asidimetri 4,18 0 0

18,18 174151 39,99 111388 41,59 159028,92

Beban Kerja

2013 (menit)

total parameter

2013

Beban Kerja

2013

(menit)

total

parameter

2013

ABU SILVI IRINBeban Kerja

2013

(menit)

total

parameter

2013

Waktu Baku Waktu Baku Waktu Baku

(menit) (menit) (menit)

Nitrat 5,29 10846 57375,34 Ammonia 3,9 9966 38867 Logam terlarut

Nitrit 2,27 9883 22434,41 TKN 22,25 41 912 Logam total

Chlorine 6,45 7622 49162

Na, K, Ca,

Mg, Ba, Ag

Sulfida 4,33 7386 31981

7,56 79809,75 36,93 120923 31,76 353870

total parameter

2013

Beban Kerja

2013

(menit)

total

parameter

2013

Beban Kerja

2013 (menit)

total

parameter

2013

Beban Kerja

2013 (menit)CICI REDA

31,76 11142 353870

MILZAM/SHERLY

No AnalisBeban kerja

2013 (menit)

Waktu tersedia

selama 1 tahunKurang/lebih

1 SEVI 332955 125280 -207675

2 KIKI 111222 125280 14058

3 DINI 219519 125280 -94239

4 ABU 174151 125280 -48871

5 SILVI 111388 125280 13892

6 IRIN 159029 125280 -33749

7 CICI 79810 125280 45470

8 REDA 120923 125280 4357

9 MILZAM/SHERLY 176935 125280 -51655

103

Dari tabel tesebut jika dilihat berdasarkan beban kerja terdapat

ketimpangan dimana ada analis yang mempunyai beban berlebih dari waktu

yang tersedia. Terlihat bahwa untuk analis Sevi, Dini, Abu, Irin, dan

Milzam/Sherly beban kerja berlebih selama tahun 2013, dan sebaliknya untuk

analis Kiki, Silvi, Cici, dan Reda, dimana beban kerja kurang selama tahun

2013.

4.3.4.4 Belum memiliki Standar CRM (Certified Reference Material) dengan

Fungsi Trueness

Bahan acuan (reference material) adalah suatu bahan atau zat yang

salah satu atau lebih sifat-sifatnya telah diukur dan diperoleh datanya akurat.

Bahan acuan memiliki sifat homogen dan cukup stabil, dengan hirarki

tergantung dari tingkat akurasi dan posisinya dalam mata rantai ketelusuran

(APHA, 2012). Bahan acuan primer bersertifikat (Certified Primary Reference

Material) adalah suatu bahan acuan primer yang nilai dari salah satu atau lebih

sifat-sifatnya ditetapkan dengan prosedur teknis yang valid serta tiap-tiap nilai

tersebut akurasinya memiliki ketelusuran dan ketidakpastian dengan tingkat

kepercayaan tertentu dan disertifikasi oleh badan sertifikasi, misal: NIST,

IRRM, BAM, NPL, LGL dan lain-lain. Bahan acauan bersertifikat yang

diproduksi oleh NIST, secara komersial disebut standar acuan bersertifikat

(standard reference material, SRMs). (Instruksi kerja jaminan dan pengendalian

mutu, 2003).

Saat ini Standar CRM yang dimiliki oleh PT. UP adalah CRM

sekunder, bahan padatan murni (pro analisis), gas murni bersertifikat, CRM

primer yang digunakan untuk pembuatan kurva kalibrasi, sedangkan standar

primer CRM trueness belum dimiliki. Fungsi CRM trueness adalah untuk

memeriksa apakah kurva kalibrasi yang dibuat sudah valid dan dapat ditelusur.

Dengan tidak adanya standar CRM trueness PT. UP belum memenuhi ketentuan

jaminan mutu laboratorium. Hal ini dapat berakibat konsentrasi sampel yang

dihitung menggunakan kurva kalibrasi belum valid. Belum validnya kurva

104

kalibrasi dapat mempengaruhi hasil analisis kesetimbangan kation dan anion

pada saat memeriksa laporan hasil pengujian.

4.3.4.5 Pemakaian Air Suling yang Belum Memenuhi Standar Daya Hantar

Listrik (<2 mikro mhos)

Dalam melakukan kegiatan analisa di laboratorium menggunakan

peralatan pendukung dan bahan kimia pendukung. Salah satu bahan kimia

pendukung adalah air suling. Air suling digunakan sebagai faktor utama dalam

analisis untuk membuat pereaksi, blanko, dan larutan pengenceran. Air suling

didapatkan dari suatu proses pemurnian dan penjernihan air sesuai dengan

peruntukannya sebagai air suling dalam proses analisis. Air suling yang

digunakan harus memenuhi standar kualitas sesuai dengan Tabel 4.28, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.28 Tabel Standar Parameter Air Suling

No Deskripsi Nilai acuan Metode

1 Warna Tidak berwarna visual

2 Bau Tidak berbau organoleptik

3 DHL (Daya Hantar Listrik) < 2 mikro mhos SNI 6989.78:2011

Sumber : Prosedur Mutu PT Unilab Perdana

Dari beberapa parameter tersebut diatas maka untuk parameter DHL

belum diterapkan prosedur mutu untuk kualitas air suling hasil pengolahan

internal. DHL adalah parameter yang menyatakan kandungan jumlah anion dan

kation yang terkandung di dalam air (APHA, 2012). Semakin besar nilai DHL

maka semakin banyak kandungan anion dan kation yang berarti semakin besar

mempengaruhi proses analisa. Jika parameter DHL tidak dilakukan pemeriksaan

pada proses pengujian di laboratorium maka apabila konsentrasi DHL tinggi akan

menambah konsentrasi dari sampel yang diperiksa.

Air suling yang digunakan PT. UP didapatkan dari sumber internal

yaitu hasil penyulingan dari air PAM atau air tanah. Adapun alat yang digunakan

adalah water purification type Milli-Q, dari brand Merck, kapasitas 16 liter/jam.

105

Berikut rekomendasi perbaikan untuk faktor-faktor tersebut diatas

Tabel 4.29 Rekomendasi perbaikan dari 5 penyebab

Sumber : Hasil Perhitungan

A. Redesign ruangan analisa dengan mengacu pada PermenLH No. 6/2009

Tindakan perbaikan yang harus dilakukan untuk memperbaiki

kekurangan kondisi pada laboratorium air adalah :

1. Perbaikan sistem penerangan dengan penambahan daya lampu sehingga

memenuhi standar yaitu 300 Lux. Berikut adalah hasil pengukuran setelah

dilakukan tindakan perbaikan.

II. Udara Lingkungan Kerja

No. identifikasi contoh : 0004-5/CH/09/2014

Uraian contoh : Cahaya Lingkungan Kerja **)

Tanggal pengambilan : 9 September 2014

Tanggal diterima di Lab : 9 September 2014

Tanggal pengujian : 9 September 2014 sampai 2 Oktober 2014

2. Perbaikan jarak antar meja III dengan meja IV sehingga memenuhi standar

dengan cara merelokasi pintu akses antar ruang. Gambar lay out setelah akses

pintu ditutup terdapat pada Gambar 4.12.

No Penyebab Kegagalan RPN Saran Tindakan perbaikan

1 Ruangan analisa kurang nyaman 600Redesign ruangan analisa dengan mengacu

ke Permen LH No 06/2009

2Kekurangan peralatan (gelas ukur,

nesler, pipet)500 Penambahan peralatan yang diperlukan

3Beban kerja analis yang belum

merata360

Pembagian kerja analis berdasarkan beban

kerja dan kapasitas

4

Belum memiliki standar CRM

(Certified Reference Material)

dengan fungsi trueness

280Pengadaan Standar CRM dengan fungsi

trueness

5

Pemakaian air suling yang tidak

memenuhi standar daya hantar listrik

(< 2 mikro mhos)

270

Terapkan sistem kualitas pengecekan

untuk kedatangan air suling sesuai dengan

standar ( <2 mikro mhos)

106

Tabel 4.30 Perbaikan Pencahayaan Udara Lingkungan Kerja

NO. LOKASI HASIL

( LUX )

BAKU MUTU

*)

(LUX)

STATUS

1 Lab air 315 300 Memenuhi

2 Lab udara 329 300 Memenuhi

3 R. Preparasi sampel 211 200 Memenuhi

4 R. Cuci alat gelas 319 300 Memenuhi

5 R. Admin umum (Bu Dewi) 338 300 Memenuhi

6 R. Akuntansi 302 300 Memenuhi

7 R. Manajer mutu 317 300 Memenuhi

8 R. Marketing 341 300 Memenuhi

9 R. Business development 302 300 Memenuhi

10 R. LHP 328 300 Memenuhi

11 R. Direktur 309 300 Memenuhi

12 R. Ka. Lab 315 300 Memenuhi

13 R. Adm. Lab (M. Teknis) 362 300 Memenuhi

14 R. CS 327 300 Memenuhi

15 R. PCU 336 300 Memenuhi

16 R. Adm. Sampling 340 300 Memenuhi

17 R. Peralatan 330 300 Memenuhi

18 Ruang Pantry 105 100 Belum memenuhi

19 Ruang Panas 252 200 Belum memenuhi

METODE SNI 16-7062-2004

Sumber : Hasil Pengukuran

B. Penambahan peralatan yang diperlukan

Berdasarkan identifikasi dan input dari analis dan supervisor

laboratorium, kekurangan peralatan pendukung dan gelas yang harus dipenuhi

terdapat pada Tabel 4.31.

Tabel 4.31 List kekurangan peralatan pendukung analisa

No Nama Alat Aktual Qty Kekurangan

1 Erlenmeyer 250 ml 160 pcs 60 pcs

2 Labu ukur 25 ml 367 pcs 90 pcs

3 Labu ukur 50 ml 82 pcs 12 pcs

4 Spatula SS 16 pcs 10 pcs

5 Tabung Nessler 50 ml 100 pcs 50 pcs

6 Tabung Durham 1537 pcs 250 pcs

7 Tabung Ulir 16x150 mm 2385 pcs 600 pcs

Sumber : List Kebutuhan alat PT Unilab Perdana

107

Gambar 4.11 Usulan Lay Out Perbaikan Ruang Analisa Laboratorium Air

C. Pembagian kerja analis berdasarkan beban kerja dan kapasitas

Pembagian beban kerja analis yang belum merata perlu disesuaikan

pembagian beban kerja berdasarkan waktu standar dan jumlah parameter yang

akan dilakukan. Berikut usulan pembagian beban kerja dengan mangacu data

tahun 2013.

1. Parameter TDS dipindah dari Sevi ke KIKI

2. Parameter FTU dipindah dari Dini ke Silvi

3. Parameter Fenol dipindah dari Abu ke Cici

Hasil simulasi beban kerjanya (berdasarkan data 2013) terdapat pada Tabel 4.32.

108

Tabel 4.32 Simulasi waktu beban kerja analis mengacu ke parameter

tahun 2013

Sumber : Hasil Perhitungan

Terlihat bahwa beban kerja Sevi, Kiki, Dini, Cici, Irin, Milzam/Sherly

masih overload, untuk itu dapat dilakukan usulan berikut:

a. Penambahan analis sejumlah 2 orang untuk menangani overload dari Sevi,

Kiki, Dini, irin, dan Cici dengan total 282755 menit, atau dengan menambah

jam kerja (overtime)

b. Untuk Sherly/milzam, dapat dilakukan overtime untuk menambah jam kerja

dan tidak memungkinkan untuk penambahan analis dikarenakan

keterbatasan alat, dimana perlu investasi yang besar untuk menambah alat

Hasil implementasi pembagian beban kerja analis laboratorium air

selama 3 bulan (Agustus, September, Oktober 2014) terdapat pada Tabel 4.33.

No Analis

Beban kerja

simulasi

(menit)

Waktu tersedia

selama 1 tahunKurang/lebih

1 SEVI 311453 125280 -186173

2 KIKI 132724 125280 -7444

3 DINI 173556 125280 -48276

4 ABU 121568 125280 3712

5 SILVI 125171 125280 109

6 IRIN 159029 125280 -33749

7 CICI 132393 125280 -7113

8 REDA 120923 125280 4357

9 MILZAM/SHERLY 176935 125280 -51655

109

Tabel 4.33 Hasil implementasi waktu beban kerja analis dengan pembagian

beban baru

Sumber : Hasil Perhitungan

Terlihat bahwa masih ada 4 analis dengan beban belebih yaitu Sevi,

Irin, dan Mizam/Sherly. Untuk mengatasinya dilakukan overtime terhadap

analis untuk menyelesaikan beban kerja tersebut tidak terbatas pada analis yang

bersangkutan.

D. Pengadaan Standar CRM dengan fungsi Trueness

Untuk memperbaiki standar CRM dengan fungsi trueness maka PT. UP

melakukan pengadaan CRM trueness terdapat pada Lampiran 7 dan 8 untuk

CRM trueness parameter logam dan Total Suspended Solid (TSS).

E. Terapkan sistem kualitas pengecekan untuk air suling sesuai dengan

standar ( <2 mikro mhos)

Perbaikan pemeriksaan air suling sebelum digunakan untuk proses analisis

sangat penting dilakukan agar hasil pengujian yang didapatkan valid. Hasil

catatan penerapan kontrol kualitas air suling yang dilakukan secara mingguan

terdapat pada Tabel 4.35. Jika pemeriksaan air suling terhadap DHL tidak

memenuhi standar kualitas maka pengecekan air baku dari air sumur dan

perawatan alat penyulingan air harus dilakukan. Jika air bakunya tidak sesuai

dengan persyaratan PERMENKES 416/1990 sebagai air bersih, maka sumber air

No AnalisBeban kerja Implementasi

(3 bulan)

Waktu tersedia

selama 3 bulan (mnt)

Kurang /

Lebih

1 SEVI 64195 31320 -32875

2 KIKI 24975 31320 6345

3 DINI 31115 31320 205

4 ABU 24754 31320 6566

5 SILVI 23360 31320 7960

6 IRIN 38534 31320 -7214

7 CICI 21875 31320 9445

8 REDA 25712 31320 5608

9 MILZAM/SHERLY 39239 31320 -7919

110

tersebut dapat diganti atau dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum masuk

kedalam alat penyulingan air suling. Jika penyebabnya dari alat penyulingan air

maka harus dilakukan perawatan seperti penggantian resin, penggantian filter,

pembersihan alat, dll.

Tabel 4.34 Catatan pemeriksaan air suling.

Sumber : Hasil analisa PT Unilab Perdana

4.3.5 Tahap Control

4.3.5.1 Perhitungan FMEA setelah perbaikan

Setelah dilakukan implementasi terhadap rekomendasi tersebut diatas,

berikut adalah Tabel 4.35 perhitungan FMEA dengan perbaikan.

No Tgl Pengecekan DHL (mikro mhos) Keterangan

1 05/08/2014 1,1 OK

2 12/08/2014 0,8 OK

3 19/08/2014 0,7 OK

4 26/08/2014 1,5 OK

5 02/09/2014 1,8 OK

6 09/09/2014 1,8 OK

7 16/09/2014 1,0 OK

8 23/09/2014 1,2 OK

9 30/09/2014 1,5 OK

10 07/10/2014 1,3 OK

11 14/10/2014 1,2 OK

12 21/10/2014 1,6 OK

13 28/10/2014 1,6 OK

14 04/11/2014 1,5 OK

15 11/11/2014 1,7 OK

16 18/11/2014 1,8 OK

17 26/11/2014 1,6 OK

18 02/12/2014 1,8 OK

111

Tabel 4.35 Perhitungan RPN untuk tindakan perbaikan dari metoda FMEA

Sumber : Hasil Perhitungan

Terlihat bahwa nilai RPN dari hasil tindakan perbaikan terjadi penurunan yang

signifikan.

4.3.5.2 Perhitungan nilai Sigma setelah perbaikan

Pelaksanaan implementasi sesuai dengan tahap improve telah dilakukan

selama 4 bulan. Hasil tabulasi defect kualitas untuk order Permenkes 416

terdapat pada Tabel 4.37.

Tabel 4.36 Tabel Defect Order Permenkes 416 periode Agustus – November

2014

No Jenis Kecacatan Bulan

Agustus September Oktober November

1 Fisik Kertas: Sobekan tidak rata 2 2 2 3

2 Print out Format LHP meleset 2 2 2 3

3 Kesesuaian berita acara dengan surat

perintah kerja 3 3 3 6

4 Kesesuaian kesetimbangan Anion-

Kation 5 4 3 5

5 Kesesuaian hasil analisa dengan

indikasi pengamatan data lapangan 5 4 5 6

Sumber : Laporan Cacat PT Unilab Perdana

Actions

TakenSev Occ Det RPN

Pemakaian air suling yang tidak

memenuhi standar daya hantar

listrik (< 2 mikro mhos)

3

Pengecekan

dilakukan tetapi

tidak efektif

9 270

Terapkan sistem kualitas

pengecekan untuk kedatangan

air suling sesuai dengan

standar ( <2 mikro mhos)

Yes 10 3 1 30

Ruangan analisa kurang nyaman 6

Belum dilakukan

pengecekan

terhadap

kesesuaian

10 600

Redesign ruangan analisa

dengan mengacu ke Permen

LH No 06/2009

Yes 10 6 4 240

Waktu analisa tidak tepat

(melebihi batas waktu)7

Pengecekan dengan

lembar kontrol4 280

Tingkatkan kontrol terhadap

kontrol sheet oleh supervisor

laboratorium

Yes 10 7 2 140

Beban kerja analis yang belum

merata6

Sudah ada

pembagian kerja6 360

Pembagian kerja analis

berdasarkan beban kerja dan

kapasitas

Yes 10 6 3 180

Kekurangan peralatan (gelas ukur,

nesler, pipet)5

Belum dilakukan

pengecekan10 500

Penambahan peralatan yang

diperlukanYes 10 5 2 100

Process

Function

Potential

Failure Mode

Potential Effect(s)

of FailureS e v

Potential Cause(s)/ Mechanism(s) of

FailureO c c u r Current Control Detection R P N Recommended Action(s)

Action Results

Order

Permenkes

416

Ketidaksesuain

Kesetimbangan

Anion Kation

Kesetimbangan

Anion Kation

lebih atau kurang

dari standar

10

112

Jika ditabulasikan dengan pembobotan persentase defect Permenkes 416 terdapat

pada tabel 4.37.

Tabel 4.37 Persentase Defect Permenkes 416 periode Agustus – November 2014

Sumber : Hasil Perhitungan

Sedangkan data yang diamati (order Permenkes 416) selama 4 bulan tersebut

sejumlah 611 order. Perhitungan nilai sigma selama 4 bulan pengamatan

terdapat pada Tabel 4.39.

Tabel 4.38 Perhitungan nilai sigma periode Agustus – November 2014

Sumber : Hasil Perhitungan

Setelah dilakukan tindakan perbaikan selama 4 bulan maka total nilai sigma

mengalami kenaikan, yaitu:

No. Faktor Kesalahan Jumlah persentase

1 Kesesuaian kesetimbangan Anion-Kation 17 24%

2Kesesuaian hasil anal isa dengan indikasi pengamatan

data lapangan 20 29%

3 Kesesuaian berita acara dengan surat perintah kerja15 21%

4 Print out Format LHP meleset9 13%

5 Fisik Kertas: Sobekan tidak rata9 13%

70 100%Total

Agustus September Oktober November

1 Fisik Kertas: Sobekan tidak rata 2 2 2 3

2 Print out Format LHP meleset 2 2 2 3

3Kesesuaian berita acara dengan surat

perintah kerja 3 3 3 6

4Kesesuaian kesetimbangan Anion-

Kation 5 4 3 5

5Kesesuaian hasil analisa dengan indikasi

pengamatan data lapangan 5 4 5 6

Jumlah Order 123 154 166 168

total defect 17 15 15 23

DPU 0,1382 0,0974 0,0904 0,1369

TOP 615 770 830 840

DPO 0,0276 0,0195 0,0181 0,0274

DPMO 27642,28 19480,5195 18072,29 27380,952

Tingkat sigma 3,4 3,6 3,6 3,4

No Jenis KecacatanBulan

113

- Jumlah unit yang diperiksa : 611

- DPU = total defect / unit

= 70 / 611

= 0,1146

- TOP = jumlah unit diperiksa x opportunities(CTQ)

= 5 x 611

= 3055

- DPO = banyak cacat yang ditemukan/( jumlah unit diperiksa x CTQ)

= 70 / 3055

= 0,022913

- DPMO = DPO x 1.000.000

= 0,022913 x 1.000.000

= 22913

- Nilai SIGMA = normsinv ((1.000.000 – DPMO) / 1.000.000 + 1,5

= 3,5

4.3.5. Pengendalian Kualitas

Pada tahap ini adalah tahap melakukan pengendalian kualitas terhadap

hasil implementasi dimana didapatkan beberapa tahap kontrol yang dilakukan, hal

ini terdapat pada Tabel 4.39 yaitu:

114

Tabel 4.39 Pengendalian Kualitas

No. Improve Control

1 Redesign ruangan analisa dengan

mengacu kepada kebutuhan standar

ruang analisa.

Kesesuaian ruang analisa

laboratorium dengan Permen LH No

06/2009.

2 Penambahan peralatan yang

diperlukan untuk membantu

kelancaran analisa seperti gelas ukur,

nesler dan pipet.

Kesesuaian peralatan alat gelas

dengan kebutuhan analisis.

3 Pembagian kerja analis berdasarkan

beban kerja dan kapasitas

Perencanaan pembagian kerja analis

berdasarkan beban kerja dan

kapasitas sampel.

4 Pengadaan standar CRM dengan

fungsi trueness

Memperbaharui standar CRM

trueness secara berkala sesuai

dengan masa berlakunya. Perbaikan

instruksi kerja jaminan dan

pengendalian mutu

5 Terapkan sistem kualitas pengecekan

untuk air suling sesuai dengan standar

( <2 mikro mhos)

Pemeriksaan air suling yang

digunakan sebagai reagent water

dengan melakukan analisis DHL dan

pH setiap minggu.

115

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisis dan interprestasi analisis jalur

Berikut adalah hubungan kausal antara elemen-elemen dengan beban kerja

dan tanggung jawab.

Gambar 5.1 Hubungan Kausal Elemen-elemen penelitian

5.1.1 Korelasi parsial

Korelasi parsial menunjukkan tingkat hubungan atas keterkaitan antara

dua variabel, baik antara sesama variabel bebas maupun antara satu variabel bebas

dengan satu variabel terikat. Jenis hubungan ini dapat dilihat dari nilai atau level

(2-tailed), dimana nilainya > 0,05 mempunyai korelasi yang significant.

Kesempatan Kerja

(X2)

Kesehatan Umum

(X3)

Bagaimana

perasaan Anda

tentang diri anda

sendiri (X4)

Beban Kerja Dan

Tanggung Jawab

(Y)

Konflik di

pekerjaan

(X1)

Y = 0,628

y

0,3680,654

0,133

-0,0330,318

0,115

0,431

0,317

0,197

0,008

-0,587

0,443

0,145

-0,354

0,229

-0,218

0,2540,444

0,587

-0,133

-0,335

-0,233

-0,323

0,411

0,142

0,045

-0,079

-0,033-0,006

0,561

-0,211

0,029

0,347 -0,241

0,606

0,202

0,087

Dukungan sosial P

(X5)

Persyaratan Job

(pekerjaan)

(X6)

Masa Depan

Pekerjaan Anda

(X7)

Bahaya Kerja

(X9)

Masalah di

tempat kerja

(X8)

116

5.1.2 Korelasi simultan

Korelasi ini menunjukkan tingkat hubungan atau keterkaitan antara

seluruh varibael bebas ( X1, X2, ...., X9) dengan variabel terikat (Y). Hubungan

ini dapat dilihat dari nilai R2 (koefisien determinasi) yaitu sebesar 0,606 atau

60,0 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel beban kerja dan tanggung jawab (y)

secara simultan memiliki hubungan yang positif. Nilai koefisien determinasi 60,6

% merupakan perubahan variabel terikat (y) disebabkan oleh variabel bebas

lainnya, sedangkan 39,4 % disebabkan oleh variabel bebas lain yang tidak diamati

atau dianggap tetap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesembilan

variabel tersebut secara significan memilki pengaruh terhadap beban kerja dan

tanggung jawab pekerjaan.

5.1.3 Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat

Untuk melihat pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas terhadap

variabel terikat, dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2 Kontribusi variabel bebas tehadap variabel terikat

Dari tabel kontribusi terlihat bahwa variabel yang paling berpengaruh

adalah variabel masalah pekerjaan (X8) atau, kemudian variabel kesempatan kerja

(X2) dan masa depan (X7). Pengolahan data MOQS yang digunakan adalah

variabel X8, X2, X7, hal ini didasarkan dari faktor permasalahan ditempat kerja

yaitu : lingkungan kerja, beban kerja yang belum merata, peralatan kerja dan

bahan/material analisa yang belum terstandarisasi.

117

Berikut tabulasi korelasi antar variabel:

Tabel 5.1 Tabel Korelasi antar variabel

kon_peke (X1)kes_kerj

(X2)

kes_umum

(X3)

per_diri

(X4)

psy_peke

(X5)

mas_kerj

(X6)

duk_sos

(X7)

bah_kerj

(X8)

beban_ke

(Y)

masa_dep

(X9)

Pearson Correlation 1,000 0,368 .654* 0,133 -0,033 0,318 0,115 0,431 0,035 0,317

Sig. (2-tailed) 0,195 0,011 0,651 0,911 0,268 0,694 0,124 0,905 0,270

Pearson Correlation 0,368 1,000 0,197 0,008 -.587* 0,443 0,145 -0,354 -.535* 0,229

Sig. (2-tailed) 0,195 0,500 0,977 0,027 0,113 0,620 0,215 0,049 0,431

Pearson Correlation .654* 0,197 1,000 -0,218 0,254 0,444 0,202 .587* 0,053 -0,133

Sig. (2-tailed) 0,011 0,500 0,453 0,380 0,111 0,488 0,027 0,858 0,651

Pearson Correlation 0,133 0,008 -0,218 1,000 -0,335 0,045 -0,079 -0,330 0,008 -0,006

Sig. (2-tailed) 0,651 0,977 0,453 0,242 0,879 0,788 0,248 0,978 0,985

Pearson Correlation -0,033 -.587* 0,254 -0,335 1,000 -0,233 0,087 .561* .610* -0,211

Sig. (2-tailed) 0,911 0,027 0,380 0,242 0,424 0,767 0,037 0,021 0,468

Pearson Correlation 0,318 0,443 0,444 0,045 -0,233 1,000 -0,323 0,029 -0,432 0,347

Sig. (2-tailed) 0,268 0,113 0,111 0,879 0,424 0,260 0,922 0,123 0,224

Pearson Correlation 0,115 0,145 0,202 -0,079 0,087 -0,323 1,000 0,411 0,176 -0,241

Sig. (2-tailed) 0,694 0,620 0,488 0,788 0,767 0,260 0,145 0,548 0,407

Pearson Correlation 0,431 -0,354 .587* -0,330 .561* 0,029 0,411 1,000 0,429 0,142

Sig. (2-tailed) 0,124 0,215 0,027 0,248 0,037 0,922 0,145 0,126 0,628

Pearson Correlation 0,035 -.535* 0,053 0,008 .610* -0,432 0,176 0,429 1,000 -0,042

Sig. (2-tailed) 0,905 0,049 0,858 0,978 0,021 0,123 0,548 0,126 0,886

Pearson Correlation 0,317 0,229 -0,133 -0,006 -0,211 0,347 -0,241 0,142 -0,042 1,000

Sig. (2-tailed) 0,270 0,431 0,651 0,985 0,468 0,224 0,407 0,628 0,886

Korelasi dibawah nilai 0,05, atau korelasi tidak signifikan

masa_dep

(X9)

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

per_diri

(X4)

psy_peke

(X5)

mas_kerj

(X6)

duk_sos

(X7)

bah_kerj

(X8)

beban_ke

(Y)

Correlations

kon_peke

(X1)

kes_kerj

(X2)

kes_umum

(X3)

118

5.2 Six Sigma

5.2.1 Penentuan parameter yang menjadi penelitian

Penentuan paramater yang akan dijadikan obyek penelitian didasarkan

pada kuantitas terbanyak selama tahun 2013. Dari Kurva 4.4 terlihat bahwa order

Permenkes 416 merupakan parameter order terbesar selama tahun 2013 yaitu

sebesar 1399 order dari total order 8394 order selama tahun 2013, atau sebesar

16,7%.

5.2.2 Implementasi Metode FMEA

Proses improve dilakukan dengan menggunakan metoda FMEA (Tabel

4.21). dan jika dibuat grafik antara nilai RPN dan parameter seperti berikut:

Gambar 5.2 Kurva faktor penyebab dengan nilai RPN

119

Terlihat bahwa ada 5 faktor terbesar yang akan difollow up, yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.3 Faktor penyebab kegagalan dengan nilai RPN tertinggi

Sedangkan tindakan perbaikan yang akan dilakukan adalah sesuai dengan tabel

berikut:

Tabel 5.4 Tabel saran tindakan perbaikan

5.2.3 Implementasi peningkatan nilai Six Sigma

Setelah dilakukan implementasi perbaikan, berikut adalah perhitungan

nilai sigma untuk 4 bulan (Tabel 4.39) dari nilai sigma sebelum perbaikan adalah

2,9. Jika dirata-ratakan untuk 4 bulan tersebut diatas adalah 3,5 dimana ada

peningkatan nilai 0,6 atau 20,1%.

No Penyebab Kegagalan RPN

1 Ruangan analisa kurang nyaman 600

2 Kekurangan peralatan (gelas ukur, nesler, pipet) 500

3 Beban kerja analis yang belum merata 360

4Belum memiliki standar CRM (Certified Reference

Material) dengan fungsi trueness280

5Pemakaian air suling yang tidak memenuhi standar daya

hantar listrik (< 2 mikro mhos)270

No Penyebab Kegagalan RPN Saran Tindakan perbaikanRPN

perbaikan

1 Ruangan analisa kurang nyaman 600Redesign ruangan analisa dengan mengacu

ke Permen LH No 06/2009240

2 Kekurangan peralatan (gelas ukur, nesler, pipet) 500 Penambahan peralatan yang diperlukan 100

3 Beban kerja analis yang belum merata 360Pembagian kerja analis berdasarkan beban

kerja dan kapasitas180

4Belum memiliki standar CRM (Certified Reference

Material) dengan fungsi trueness280

Pengadaan Standar CRM dengan fungsi

trueness140

5Pemakaian air suling yang tidak memenuhi standar

daya hantar listrik (< 2 mikro mhos)270

Terapkan sistem kualitas pengecekan

untuk kedatangan air suling sesuai dengan

standar ( <2 mikro mhos)

30

120

Tabel 5.5 Perhitungan nilai sigma implementasi per bulan

5.2.4 Sistem Peningkatan Kinerja Laboratorium

Saran tindakan dari hasil pemetaan FMEA telah diimplementasikan

kecuali untuk redesign ruang analisa belum bisa dilakukan dikarenakan akan ada

perluasan gedung PT Unilab Perdana. Untuk itu perluasan gedung, khususnya

desain ruang analisa akan mengacu ke Permen LH No 06/2009 Lampiran I

tentang Persyaratan Tambahan Laboratoium Lingkungan (Lampiran D).

Untuk nilai RPN setelah dilakukan tindakan perbaikan Lihat Tabel 4.36

Untuk menjaga kontinuitas perbaikan tetap berjalan, maka akan dijalankan sistem

dan kontrol untuk masing-masing perbaikan sebagai berikut:

1. Penambahan peralatan yang diperlukan

Untuk menjaga sistem tetap berjalan maka disiapkan sistem dan kontrol

sebagai berikut:

a. Setiap analis diwajibkan untuk menjaga kebersihan dan kelayakan dari

peralatan yang digunakan.

b. Setiap analis diwajibkan untuk melaporkan setiap terjadi kerusakan pada

peralatan pendukung.

c. Setiap analis diwajibkan untuk selalu meminta penggantian peralatan yang

rusak.

d. Inventarisasi peralatan dilakukan tiap bulan.

Agustus September Oktober November

1 Fisik Kertas: Sobekan tidak rata 2 2 2 3

2 Print out Format LHP meleset 2 2 2 3

3Kesesuaian berita acara dengan surat

perintah kerja 3 3 3 6

4Kesesuaian kesetimbangan Anion-

Kation 5 4 3 5

5Kesesuaian hasil analisa dengan indikasi

pengamatan data lapangan 5 4 5 6

Jumlah Order 123 154 166 168

total defect 17 15 15 23

DPU 0,1382 0,0974 0,0904 0,1369

TOP 615 770 830 840

DPO 0,0276 0,0195 0,0181 0,0274

DPMO 27642,28 19480,5195 18072,29 27380,952

Tingkat sigma 3,4 3,6 3,6 3,4

No Jenis KecacatanBulan

121

e. Stok peralatan di gudang dengan mempertimbangkan jumlah dan nilai

barang, sehingga jika terjadi kerusakan alat akan segera diambil

penggantinya dari stok gudang.

f. Membuat instruksi kerja untuk kontrol stok peralatan gudang untuk

disubmit ke dalam sistem manajemen laboratorium ISO 17025. Instruksi

kerja tersebut akan berisi tentang minimal stok, laporan inventori peralatan

tiap bulan dan personnil incharge nya (Lampiran 4)

2. Pengadaan Standar CRM dengan fungsi trueness.

Untuk menjaga sistem tetap berjalan maka disiapkan sistem dan kontrol

sebagai berikut:

a. Memperbaharui standar tersebut secara berkala sesuai dengan masa

berlakunya (Lampiran 7 dan 8).

b. Untuk memudahkan pengadaan standar CRM trueness maka dibuat daftar

pengadaan CRM trueness setiap paramater uji.

c. Perbaikan instruksi kerja pengendalian dan jaminan mutu laboratorium.

3. Penerapan sistem kualitas pengecekan untuk kedatangan air suling sesuai

dengan standar (< 2 mikro mhos). Untuk menjaga sistem tetap berjalan maka

disiapkan sistem dan kontrol sebagai berikut:

a. Lakukan perawatan dan kontrol alat sesuai dengan petunjuk perawatan dan

penggunaan alat Milli-Q Direct (Lampiran 5 dan 6).

b. Buatkan prosedur mutu untuk kontrol kualitas air yang dihasilkan,

masukkan ke dalam sistem manajemen ISO 17025 (Lampiran 9)

c. Lakukan analisa hasil kualitas air secara berkala, dan lakukan pengolahan

data hasil analisa untuk dikaji dan diambil langkah-langkah perbaikan

yang diperlukan.

4. Pembagian kerja analis

Pembagian kerja analis telah disimulasikan dengan berdasarkan beban kerja

untuk tiap parameter sehingga dapat dilihat analis yang kurang atau berlebih

beban kerjanya dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Adapun

langkah-langkah penentuan beban kerja analis yang dapat dilakukan tiap

bulan atau tiap 3 bulan. Berikut langkah-langkahnya:

122

1. Ambil data order perkiraan 1 bulan kedepan dengan jumlah parameter

yang akan dianalisa.

2. Lakukan pembagian parameter untuk tiap analis.

3. Lakukan perhitungan beban kerja tiap analis sesuai dengan parameter

yang telah dibagi.

4. Simulasikan beban kerja sehingga beban kerja analis merata.

Gambar 5.3 Flowchart tindakan perbaikan untuk pembagian beban

kerja

123

5.3 Hubungan antara MOQS dan Six Sigma

Pengukuran MOQS dan Six Sigma adalah untuk melihat keterkaitan dari

pengaruh makro ergonomi di suatu perusahaan dengan kinerja kualitas yang

dicapai. Dari hasil pengukuran MOQS dan Six Sigma di PT. UP diharapkan akan

adanya peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium.

Hasil pengukuran MOQS terhadap 14 orang analis yang telah diolah

menggunakan metode MSI, korelasi parsial dan korelasi simultan menunjukkan

variabel yang paling berpengaruh adalah variabel mas_kerja (X8) atau masalah

pekerjaan, kemudian variabel kesempatan kerja (X2) dan masa depan (X7).

Berdasarkan hasil kuisoner MOQS terhadap kinerja sistem pengujian

laboratorium maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari adanya variabel

masalah pekerjaan di tempat kerja maka akan timbul dari pekerja untuk mencari

pekerjaan di tempat yang lain (variabel kesempatan kerja) dan mempertanyakan

apakah ada harapan jenjang karir di tempat pekerjaan sekarang (variabel masa

depan).

Pada kuisoner MOQS dari NIOSH untuk masalah pekerjaan terdapat

pertanyaan mengenai:

• Perencanaan untuk memecahkan masalah.

• Perasaan bertanggung jawab untuk masalah.

• Berharap bisa mengubah masalah.

• Diskusi dengan atasan atau rekan kerja tentang masalah.

Pada kuisoner MOQS dari NIOSH dari variabel kesempatan kerja terdapat

pertanyaan mengenai:

• Kemudahan mencari pekerjaan yang cocok

• Kemudahan untuk mencari pekerjaan di tempat yang lain

• Kemungkinan pindah dari daerah tempat pekerjaan yang sekarang

Pada kuisoner MOQS dari NIOSH dari variabel masa depan terdapat

pertanyaan mengenai:

• Kepastian tentang karir dan keterampilan di perusahaan

• Kepastian tentang tanggung jawab di perusahaan

• Kepastian tentang mencari pekerjaan di tempat yang lain.

124

Berdasarkan pengukuran dan pengolahan data kuisoner MOQS dengan

hasil pengukuran Six Sigma menggunakan FMEA variabel yang paling dominan

adalah variabel masalah pekerjaan yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor

pekerjaan dan tempat kerja yaitu :

1. Pembagian beban kerja yang tidak merata, hal ini dapat terlihat saat

melakukan analisis sampel mengenai cara-cara penghilangan gangguan

dimana setiap sampel memiliki karakteristik yang berbeda, melakukan

faktor pengenceran yang tepat sehingga tidak dilakukan secara berulang-

ulang, teknik analisis setiap parameter yang berbeda (ada yang memerlukan

waktu cepat ada juga yang lama).

2. Lingkungan kerja ruangan analisa yang kurang nyaman yaitu kurangnya

ukuran ruang gerak analis untuk melakukan proses analisis.

3. Pemakaian air suling yang belum memenuhi standar kualitas Daya Hantar

Listrik SNI 6989.78:2011.

4. Belum memiliki standar CRM (Certified Reference Material) dengan fungsi

trueness.

5. Kekurangan peralatan alat gelas dengan belum dilakukan kontrol stock

peralatan alat gelas (Lampiran 4).

125

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengukuran MOQS dan Six Sigma adalah untuk melihat keterkaitan dari

pengaruh makro ergonomi di suatu perusahaan dengan kinerja kualitas yang

dicapai, sehingga diharapkan adanya peningkatan kinerja sistem pengujian

laboratorium dari hasil pengukuran MOQS dan Six Sigma di PT. UP.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap PT. UP untuk

memperbaiki beberapa masalah yang timbul yaitu mengenai karakteristik mutu

dan jumlah kecacatan yang telah dihasilkan, menentukan waktu standar dari

proses pengujian dan mencegah resiko pekerjaan dari proses kerja dan lingkungan

laboratorium. Berikut ini beberapa hasil penelitian terhadap peningkatan kinerja

sistem pengujian laboratorium dengan integrasi metode Six Sigma dan MOQS di

PT. UP, yaitu:

1. Karakteristik mutu untuk peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium

terdiri dari : fisik kertas yaitu sobekan tidak merata, print out format LHP

meleset, kesesuaian berita acara dengan surat perintah kerja, kesesuaian

kesetimbangan anion dan kation, kesesuaian hasil analisa dengan indikasi

pengamatan data lapangan.

2. Waktu aliran proses untuk pengujian Permenkes 416/1990 adalah 3998,48

menit atau 66,6 jam atau 2,78 hari (2 hari 18,6 jam).

3. Pencegahan terhadap resiko pekerjaan dari proses kerja dan lingkungan dapat

diketahui dengan melakukan kuesioner MOQS terhadap pekerja yang

langsung bekerja di laboratorium.

4. Hasil pengukuran kuesioner MOQS terdapat variabel yang dominan dimana

variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap beban kerja dan tanggung

jawab yaitu variabel “masalah pekerjaan, kesempatan kerja dan masa depan”.

126

5. Hasil perhitungan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem pengujian

di laboratorium dihitung menggunakan metode FMEA didapatkan 5 faktor

yang dominan, yaitu ruangan analisa kurang nyaman, kekurangan peralatan,

beban kerja analis yang belum merata, belum memiliki standar CRM dengan

fungsi trueness dan pemakaian air suling yang tidak memenuhi standar daya

hantar listrik (< 2 mikro mhos).

6. Redesign ruangan analisa belum dapat dilakukan karena pihak manajemen

perusahaan berkeinginan untuk memperluas area laboratorium dengan

membuat tambahan gedung baru.

7. Peningkatan kinerja dalam sistem pengujian laboratorium dengan integrasi

Six Sigma dan MOQS adalah redesign ruang analisa yang mengacu pada

PERMENLH NO. 6 tahun 2009, penambahan peralatan alat gelas, pembagian

kerja analis yang disesuaikan dengan beban kerja dan kapasitas,

memperbaharui standar CRM trueness secara berkala sesuai dengan masa

berlakunya, perbaikan instruksi kerja jaminan dan pengendalian mutu,

terapkan sistem kualitas pengecekan terhadap kedatangan air suling sesuai

dengan standar (<2 mikro mhos).

8. Setelah dilakukan perbaikan peningkatan kinerja dalam sistem pengujian di

laboratorium selama 4 bulan (Agustus – Desember 2015) maka terjadi

kenaikan nilai Sigma pada Order Permenkes 416/1990 dari 2,9 menjadi 3,5.

6.2 Saran

Peningkatan kinerja sistem pengujian laboratorium dengan integrasi metode

Six Sigma dan MOQS di PT.UP sangat penting untuk dilakukan. Berikut ini

beberapa saran agar kinerja sistem pengujian di laboratorium tetap terjaga dan

dapat melakukan perbaikan terus-menerus (continous improvement) yaitu:

1. Merealisasikan perluasan gedung laboratorium dengan desain ruang analisa

sesuai dengan standar peraturan yang berlaku.

2. Melakukan implementasi prosedur tentang kontrol inventori peralatan,

jaminan dan pengendalian mutu.

127

3. Mengimplementasikan prosedur mutu dan instruksi kerja pengecekan air

suling.

4. Menindaklanjuti perbaikan hasil perhitungan FMEA terhadap faktor-faktor

lain yang berpengaruh.

5. Sistem peningkatan yang telah dilakukan dapat dikembangkan lebih lanjut

berdasarkan kebutuhan yang ada di perusahaan sejenis.

128

DAFTAR PUSTAKA

AWWA. 2012. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater.

2012. Edisi ke-22. APHA

Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of

Work. Sevent Edition, John Wiley & Sons, Inc. Singapore.

Carayon dan Hoonakker. 2001. Macroergonomic Organizational Questionnaire

Survey (MOQS), Center for Quality and Productivity Improvement,

University of Madison-Winconsin.

Elfrida. 2009. Penilaian dan perbaikan sistem kerja dengan Macro Ergonomics

Quesioner Survey. Skripsi tidak diterbitkan. Medan, Universitas Sumatera

Utara.

Gaspersz Vincent. 2003. Total Quality Management. PT Gramedia Pustaka

Utama.

Gaspersz Vincent. 1997. Manajemen kualitas penerapan konsep-konsep kualitas

dalam manajemen bisnis total. PT Gramedia Pustaka Utama.

Grahanintyas Dewinta, Wiggnjosoebroto, dkk. 2012. Analisa keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) dalam meningkatkan produktivitas kerja (Studi

Kasus: Pabrik Teh Wonosari PTPN XII). Jurnal Teknik Pomits Fakultas

Teknik Industri ITS, Vol.1, No. 1.

Go Lean Six Sigma. 2012. The Basics of Lean Six Sigma.

Go Lean Six Sigma. 2012. DMAIC : The 5 Phases of Lean Six Sigma.

Heizer jay, Render Barry. 2009. Manajemen Operasi. Buku 1 Edisi sembilan.

Salemba Empat.

Institute for Healthcare Improvement. 2004. Failure Modes and Effects Analysis

(FMEA).

Lixia Chen & Bo Meng. Juni 2010. The Application of Value Stream Mapping

Based Lean Production System. International Journal of Business and

Management, Vol. 5, Np. 6.

129

Neville Stanton (et al.). 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics

Methods. CRC Press.

NIOSH Quesioner. NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. CDC workplace

safety and health. Division of applied research and technology

organizational Science and human factors Branch, cincinnati, OH 45226

Nurmianto. 2004 E. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Kedua,

Guna Widya.

Permen LH 06/2009. Laboratorium Lingkungan Menteri Negara Lingkungan

Hidup.

Qun Zhang, dkk. February 2012. Lean Six Sigma: A Literature Review,

International Journal of Conteporary research Business, Vol 3, No 10,

Sadikin F.X. 2005. Tip dan Trik Meningkatkan Efisiensi, Produktivitas, dan

Profitabilitas, Andi Yogyakarta.

Simanjuntak Adelia Risma, Rusdianto. 2012. Pengaruh sistem kerja terhadap

stress kerja dengan penilaian MOQS. Jurnal Teknologi Technoscientia

Jurusan Teknik Industri , Institut Sains & Teknologi AKPRIND

Yogyakarta ISSN: 1979-8415 Vol. 5 No. 1

Sudjana. 2000. Statistika I dan II, Edisi ke-6, Bandung.

Sutalaksana I.Z, Anggawisata R, Tjakraatmadja J.H, Teknik Tata Cara Kerja,

Departemen Teknik Industri ITB, Bandung, 2006.

The International Marine Contractors Association. April 2002. Guidance on

Failure Modes & Effects Analyses. IMCA M 166.

Wahana Komputer. 2003. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 11.5, Salemba

Infotek.

Wignjosoebroto S. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya.

Wieke R.D,Nasir W.S, Ceria F.M.T. Implementasi Metode Lean Six Sigma

sebagai Upaya Meminimasi Waste pada PT Prime Line International.

Program Studi Teknik Industri, Universitas Brawijaya