pengujian karbohidrat secara kuantitatif

18
PENGUJIAN KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Biokimia pada Program Studi Teknik Produksi Tanaman Pangan Hortikultura Jurusan Produksi Pertanian Politeknik Negeri Jember Oleh: HIKMATULLAH ADICAHYO NIM: A42140400 PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI TANAMAN

Upload: independent

Post on 25-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGUJIAN KARBOHIDRAT

SECARA KUANTITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas

Praktikum Biokimia pada

Program Studi Teknik Produksi Tanaman Pangan

Hortikultura

Jurusan Produksi Pertanian

Politeknik Negeri Jember

Oleh:

HIKMATULLAH ADICAHYO

NIM: A42140400

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI TANAMAN

PANGAN HORTIKULTURA

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2014BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan 

Satu dari tiga zat makanan pokok kita adalah

karbohidrat.Karbohidrat dihasilkan oleh tumbuhan

berkhlorofil dengan bantuan sinar matahari.Manusia dan

hewan memperoleh karbohidrat dari nasi, roti, tapioka,

dan sebagainya.Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar

yang diperlukan tubuh makhluk hidup Karbohidrat terdiri

dari karbon, hidrogen dan oksigen. Contohnya adalah

glukosa (C6H12O6), sukrosa atau gula tebu (C12H22O11), dan

selulosa{(C6H10O5)n}. Sebagaimana tampak dalam tiga

contoh tersebut, karbohidrat mempunyai rumus umum

Cn(H2O)m. Rumus molekul glukosa misalnya, dapat

dinyatakan sebagai C6(H2O)6. Oleh karena komposisi yang

demikian, kelompok senyawa ini pernah disangka sebagai

hidrat karbon sehingga dinamakan karbohidrat. Akan

tetapi, sejak 1880-an disadari bahwa senyawa tersebut

bukanlah hidrat dari karbon.

Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida. Kata

sakarida berasal dari kata Arab “sakkar” yang artinya

gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis

sehingga dikaitkan dengan gula. Berdasarkan gugus

fungsinya, karbohidrat merupakan suatu

polihidroksialdehida atau polihidroksiketon atau

senyawa yang pada hidrolisis menghasilkan senyawa yang

seperti itu.Karbohidrat biasanya digolongkan menjadi

monosakarida, disakarida, polisakarida.Penggolongan ini

didasarkan pada reaksi hidrolisisnya.Monosakarida

adalah karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat

dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih

sederhana.Disakarida dapat dihidrolisis menjadi dua

monosakarida.Sedangkan polisakarida dapat dihidrolisis

menjadi banyak molekul monosakarida.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil

buah-buahan yang cukup mempunyai potensi di

pasar luar negeri, sehingga diharapkan dapat

menambah devisa negara dan meningkatkan ekspor

komoditi non migas. Buah pisang ambon merupakan salah

satu jenis buah segar yang disenangi di luar negeri

sebagai buah yang mempunyai nilai gizi yang tinggi.

Mengingat buah pisang ambon mudah rusak

setelah di panen maka sampai saat ini

produksinya belum dapat dimanfaatkan secara

maksimal. Salah satu penyebabnya adalah masih

kurangnya pengetahuan tentang pengolahan hasil

pertanian pasca panen.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui besar nilai gula reduksi pada

pengujian kuantitatif karbohidrat

2. Untuk mengetahui cara setiap pengujian kuantitatif

karbohidrat

1.2.2 Manfaat

1. Dapat mengetahui besar nilai gula reduksi pada

pengujian kuantitatif karbohidrat

2. Dapat mengetahui cara setiap pengujian kuantitatif

karbohidrat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan contoh polimer alami.

Karbohidrat berasal dari kata karbon (atom C) dan

hidrat yang artinya air (H2O). Artinya karbohidrat akan

terpisah menjadi dua bagian jika dipanaskan, yaitu

menghasilkan C dan H2O. reaksi kimianya sebagai berikut

:

Cx(H2O)y xC + yH2O

(Justiana, 2009)

Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama

karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh.

Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan

menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil

proses oksidasi karbohidrat ini kemudian akan digunakan

oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi –

fungsinya seperti bernafas, konstraksi jantung dan

sebagainya (Irawan, 2007).

Karbohidrat memiliki unit tekecil (monomer) yang

disebut sakarida (sakar dalam bahasa latin berarti gula)

dengan rumus CnH2nOn. Berdasarkan unit sakarida tersebut

karbohidrat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

Monosakarida, Disakarida dan Polisakarida (Justiana,

2009).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan

oksigen yang terdapat di alam. Karbohidrat memiliki

rumus empiris (CH2O)n. Karbohidrat merupakan sumber

energi kalori utama dan merupakan sumber kalori yang

murah. Secara keseluruhan karbohidrat adalah senyawa

organik yang paling  banyak ditemukan di alam, yang

diproduksi oleh tumbuhan hijau melalui proses

fotosintesis karena tumbuhan juga menyimpan energi

berupa pati. Sedangkan tumbuhan pada saat melakukan

fotosintesis tidak hanya membutuhkan energi dari cahaya

tetapi juga dari pati yang disimpan di dalam kandungan

tubuh tumbuhan tersebut (Poedjiadi 2006).

Selama proses pemasakan buah pisang akan

mengalami perubahan sifat fisik dan kimiawi, antara

lain adalah: perubahan tekstur, aroma dan rasa, kadar

pati dan gula (Pantastico, 1989).

Rasa manis setelah buah masak, ditentukan

oleh adanya gula hasil degradasi pati yang

menjadi gula yang lebih sederhana yaitu sukrosa,

glukosa, dan fruktosa (Paul dan Palmer, 1981). Daging

buah yang masih mentah memiliki rasa sepet yang

disebabkan oleh senyawa tanin. Selama proses pemasakan

buah rasa sepet berangsur-angsur kurang, hal ini

disebabkan kandungan tanin aktif menurun pada buah

yang masak (Stover, 1987).

Perubahan kadar pati dan penambahan kadar

gula merupakan sifat yang menonjol dalam proses

pemasakan buah pisang. Pada waktu dipanen, buah pisang

mengandung pati sekitar 20 – 30% berat basah. Pada

akhir pemasakan buah, hampir semua pati terhidrolisis

menjadi gula sederhana hanya tinggal 1–2% saja.

Kandungan gula pada buah pisang yang masih muda hanya

sekitar 2% tetapi setelah masak meningkat menjadi 15 –

20% (Winarno, 1984).

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengujian kuantitatif karbohidrat ini

dilakukan di Laboratorium Biosains Politeknik Negeri

Jember pada tanggal 7 Oktober dan 14 Oktober 2014 pukul

07.00 WIB

3.2 Alat dan Bahan

Alat:

1. Tabung reaksi (9 buah)

2. Pipet ukur

3. Labu Ukur 25 ml

4. Waterbath

5. Beacker glass

6. Rak tabung reaksi

7. Spektrofotometer

8. Kuvet

9. Vortex

Bahan:

1. Buah pisang ambon

2. Ethanol 96 &

3. Aquadest

4. Glucose anhidrat

5. Reagent Nelson

6. Reagent Arsenomolibdate

3.3 Cara Kerja

1. Menimbang buah pisan ambon yang akan dianalisa

sebesar ± 10 g, potong tipis dan kecil.

2. Menambahkan ethanol 96 % sebanyak 50 ml dan

lanjutkan dengan refluks dalam waterbath dengan suhu 800C selama 1 jam.

3. Menyaring dengan kertas saring, panaskan filtrate

hingga alcohol menguap.

4. Menambahkan aquadest hingga volume akhir.

5. Menganalisa secara kuantitatif karbohidrat yang

diperoleh dan simpan sisa larutan dalam lemari es untuk

modul berikutnya (minggu depan)

3.1.1 Penyiapan Kurva Standart

1. Membuat 25 ml larutan induk glukosa standart (10

mg glukosa anhidrat/100ml)

2. Dari larutan glukosa standart tersebut dilakukan

pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan

konsentrasi : 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml)

3. Menyiapkan 6 tabung reaksi yang bersih, enam

tabung masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa

standart tersebut di atas dan satu tabung diisi

aquadest sebagai blanko.

4. Menambahkan kedalam masing-masing tabung 1 ml

reagent Nelson dan memanaskan semua tabung dalam air

mendidih selama 20 menit.

5. Mengambil segera tabung dan dinginkan ke dalam air

dingin sehingga suhu tabung mencapai 25 0C.

6. Setelah dingin tambahkan 1 ml reagent

Arsenomolibdate, mengocok sampai semua endapan Cu2O

yang ada larut kembali.

7. Menambahkan 7 ml aquadest, mengocok sampai

homogeny

8. Membaca absorbansi masing-masing larutan tersebut

pada panjang gelombang 540 nm.

9. Membuat kurva standart yang menunjukkan hubungan

antara konsentrasi glukosa dan absorbansi.

3.1.2 Pengukuran Sampel

1. Mengambil 1 ml sampel gula (hasil isolasi sampel

minggu lalu yang jernih) ke dalam tabung reaksi yang

bersih.

2. Menambahkan 1 ml reagent Somogy-Nelson dan

selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan kurva

di atas.

3. Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan

absorbansi larutan contoh dan kurva standart larutan

glukosa.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Kelompok 1 dan 2

4.1.2 Kurva Kelompok 1 dan 2

4.1.3 Tabel Kelompok 3 dan 4

4.1.4 Kurva Kelompok 3 dan 4

4.2 Pembahasan

Nilai gula reduksi kelompok 1 = 10,95 %

Nilai gula reduksi kelompok 2 = 9,35 %

Nilai gula reduksi kelompok 3 = 13,5 %

Nilai gula reduksi kelompok 4 =13,3 %

Karena pada kelompok 1 dan 2 reagent

Arsenomolibdate tidak diaduk terlebih dahulu pada saat

pencampuran maka terjadi perbedaan yang signifikan pada

nilai gula reduksi dengan kelompok 3 dan 4. Kadar gula

reduksi pada buah pisang Ambon segar menunjukkan

nilai gula reduksi 9 % sampai 13,5 % nilai gula

reduksi ini belum memenuhi karena pati belum

terhidrolisis menjadi gula sangat sederhana secara

sempurna. Menurut Stover (1987), kandungan gula dalam

buah pisang yang masih mentah hanya berkisar 2% dan

setelah masak akan meningkat menjadi 15-20%.

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pisang ambon (Musa paradisiaca L.). Menurut Stover

(1987), gula reduksinya adalah 5,44 % pada saat masak.

Pada penelitian ini dipakai buah pisang ambon

yang baru dipetik dengan kondisi masak optimum

dan segar. Namun pada percobaan kali ini nilai kadar

gula reduksinya 9 % sampai 13,5 %, nilai kadar gula

reduksi ini menunjukkan tingkat kemasakan buah pisang

ambon.

5.2 Saran

Menurut pendapat saya dalam pengujian

kuantitatif karbohidrat sebaiknya dilakukan pada

kondisi yang sama dengan kondisi penyimpanannya,

sehingga dapat dilihat perilakunya dalam kondisi

yang sama. Karena terbatasnya sarana dan adanya

kesulitan yang dihadapi, pengujian dalam penelitian

ini dilakukan dalam kondisi

LAMPIRAN

Kelompok 1

X = = 109,5

= 109,5 x x x 200

= 10,95 %

Kelompok 2

X = = 93,5

= 93,5 x x x 200

= 9,35%

Kelompok 3

X = = 135

= 135 x x x 200

= 13,5 %

Kelompok 4

X = = 133

= 133 x x 200

= 13,3 %

DAFTAR PUSTAKA

Bakers. (1982). Higher Polymer Pectins and Their DeEsterification, Advances in Food Research I,Academic Press Inc. Publishers, New York.

Hulme, A.C. (1981). The Biochemistry of Fruits and TheirProduct. Vol 2, Academic Press London and NewYork.

Mandels, M. and Weber, J. (1986). The Production ofCellulase. Adv. Chem. Ser.

Noor, Zulafa. (1993). Perubahan Sifat Buah PisangSelama Disimpan Dalam Udara Termodifikasi danPendinginan. Lap. Penelitian Kopertis V,Yogyakarta.

Palmer, J.K. (1981). The Banana. Dalam: Hulme, A.C.(Ed). The Biochemistry of Fruits and Their

Product. Vol 2. Academic Press London and New York.

Pantastico, Er. B. (1989). Post harvestPhysiology Handling and Utilization ofTropical and

Subtropical Fruits and Vegetables, College ofAgriculture, Laguna, Phillipines.

Paul, P.C. and H. P. Halen. (1981). Fruit Theory and Application, John Willey and Sons Inc. Co., New York.

Stover, R.H. and N.W. Simmons. (1987). Bananas 3rd, Longmans Group, U.K. Ltd. Singapore. Winarno, F.G. dan S. Laksmi. (1984). Pigmen dalam Pengolahan Pangan, Dept. THP. FatemetaIPB, Bogor.