refreat spondylosis unila

Upload: arief-yudho-prabowo

Post on 03-Jun-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    1/13

    SPONDYLOSIS

    A. Definisi

    Spondylosis adalah sejenis penyakit rematik yang menyerang tulang belakang

    (spine osteoarthritis) yang disebabkan oleh proses degenerasi sehingga

    mengganggu fungsi dan struktur normal tulang belakang. Spondylosis dapat

    terjadi pada leher (cervical), punggung tengah (thoracal), maupun punggung

    bawah (lumbal). Proses degenerasi dapat menyerang sendi antar ruas tulang

    belakang, tulang dan juga penyokongnya (ligament).

    Anatomi vertebrae

    Gambar 1. Anatomi Vertebrae

    B. Etiologi

    Penyebab seseorang mengalami proses degenerasi pada sendi sedangkan

    orang lain tidak atau seseorang lebih cepat proses degenerasi pada tulangnya

    belum dapat dipastikan. Tetapi ada beberapa faktor resiko yang dapat

    memperberat atau mencetuskan penyakit ini. Faktor usia dan jenis kelamin

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    2/13

    salah satunya, semakin tua semakin banyak penderita spondylosis. Dari

    temuan radiografik (Holt, 1966) kejadiannya 13% pada pria usia 30-an, dan

    100% pada pria usia 70-an. Sedangkan pada wanita umur 40-an 5% dan umur

    70-an 96%. Faktor lain yang turut meningkatkan kejadian spondylosis adalah

    faktor trauma, wear and tear alias pengausan, dan genetik. Perlu diingat

    bahwa tulang punggung adalah penahan berat, jadi tentunya berhubungan

    dengan pekerjaan dan obesitas. Misalnya orang yang mempunyai pekerjaan

    sering mengangkat beban berat maka kecenderungan terkena spondylosis

    lebih tinggi, dan orang yang gemuk dengan sendirinya juga memberi beban

    lebih pada sendi di ruas tulang punggung sehingga meningkatkan

    kemungkinan terkena spondylosis. Merokok juga dilaporkan merupakan

    faktor resiko penyakit ini.

    C. Gejala

    Manifestasi gejala pada Spondylosis tergantung pada posisi dan bagian tulang

    yang mengalami kelainan serta usia penderita. Bila degenerasi terjadi pada

    sendi antar ruas-ruas tulang belakang, maka dapat terjadi penipisan sendi dan

    ruas tulang merapat satu sama lain, sehingga tinggi badan bisa berkurang.

    Selain itu juga jaringan yang terdapat di dalam sendi antar ruas tersebut bisa

    menonjol ke luar yang disebut hernia discus. Bila terjadi seperti ini maka

    penderita spondylosis akan merasa nyeri di punggungnya akibat penekanan

    struktur tersebut ke jaringan sekitarnya. Hernia discus juga dapat menekan ke

    dalam sumsum tulang belakang sehingga menimbulkan gangguan saraf baik

    motorik, sensorik, maupun otonom sehingga bisa saja bermanifestasi menjadikelumpuhan, gangguan sensori seperti kesemutan dan mati rasa, dan

    gangguan otonom seperti gangguan berkeringat, gangguan buang air besar

    maupun kecil.

    Proses degenerasi juga dapat menimbulkan penipisan tulang rawan dan

    penonjolan tulang yang disebut osteophyte atau biasa disebut pengapuran.

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    3/13

    Akibatnya otot dan jaringan penunjang sekitarnya dapat teriritasi oleh

    tonjolan tulang tersebut dan penderita akan merasakan nyeri dan kaku.

    Gejala klinis Spondylosis dapat ringan sampai berat dan sangat tergantung

    pada usia penderita. Gejala Spondylosis dapat diklasifikasikan sebagai

    berikut:

    1. Leher (Cervical Spine)a. Rasa sakit yang hilang timbul

    b. Nyeri yang menyebar ke bahu, lengan, tangan, atau jaric. Kekakuan sendi pada bahu atau leher sehingga membatasi

    pergerakan setelah bangun tidur

    d. Mati rasa pada daerah leher atau bahue. Kelemahan atau kesemutan di leher, bahu, lengan, tangan, atau jarif. Sakit kepala di bagian belakang kepalag. Kehilangan keseimbanganh. Kesulitan menelan (ini jarang terjadi, tetapi mungkin terjadi jika

    sumsum tulang belakang dikompresi)

    2. Punggung Tengah (Thoracal Spine)a. Nyeri di bagian atas dan pertengahan punggung

    b. Kaku punggung setelah bangun tidurc. Terbatasnya gerak tulang punggung

    3. Punggung Bawah (Lumbar Spine)a.

    Rasa sakit yang hilang timbul

    b. Kaku tulang punggung bagian bawahc. Rasa sakit yang berkurang dengan istirahat atau setelah berolahragad. Mati rasa daerah sekitar pinggang atau punggung bawahe. Kelemahan pada punggung bawahf. Sering terjadi kesemutan pada kakig. Kesulitan berjalan

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    4/13

    h. Masalah usus atau kandung kemih (ini jarang terjadi, tetapi mungkinterjadi jika sumsum tulang belakang dikompresi.)

    D. Pemeriksaan

    Apabila menemukan gejala tersebut dokter biasanya menanyakan keluhan

    dan melakukan pemeriksaan fisik seperti nyeri tekan dan jangkauan gerak.

    Setelah itu apabila dianggap perlu, dokter akan menyarankan penderita

    melakukan berbagai pemeriksaan misalnya X-ray, CT-scan atau MRI.

    Foto X-ray polos dengan arah anteroposterior, lateral dan oblique berguna

    untuk menunjukkan lumbalisasi atau sakralisasi, menentukan bentuk

    foramina intervertebralis dan facet joint, menunjukkan spondylosis,

    spondiloarthrosis, retrolistesis, spondilolisis, dan spondilolistesis. Stenosis

    spinalis centralis atau stenosis recessus lateralis tidak dapat ditentukan dengan

    metode ini. Gambaran yang mungkin didapatkan pada pemeriksaan Radiologi

    adalah sebagai berikut:

    1. Penyempitan ruang discus intervertebralis2. Perubahan kelengkuangan vertebrae dan penekanan saraf3. Osteofit/Spur formation di anterior ataupun posterior vertebrae4. Pemadatan Corpus vertebrae5. Porotik (Lubang) pada tulang6. Vertebrae tampak seperti bambu (Bamboo Spine)7. Sendi sacroiliaca tidak tampak atau kabur8.

    Celah sendi menghilang

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    5/13

    Gambar 2. Spondylosis Servical (pembentukan osteofit dan penyempitan diskus

    intervertebralis)

    Gambar 3. Lateral osteofit ; lateral osteofit dapat disalah interpretasikan untuk

    kalsifikasi atau herniasi diskus pada foto lateral spine

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    6/13

    Gambar 4. Ilustrasi Gambaran Radiologis pada Spondylosis

    Gambar 5. Osteofit

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    7/13

    Gambar 5. Perubahan kelengkungan vertebrae

    Gambar 6. Penyempitan DIV dan Osteofit

    Gambar 7. Penekanan akar saraf

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    8/13

    Gambar 8. Osteofit atau Spur Formation

    Gambar 9. Osteofit atau bone spur formation

    E. Terapi

    Penanganan bervariasi tergantung penilaian dokter akan kondisi dan gejala

    pasiennya. Secara umum ada penanganan bedah dan non-bedah.

    Penanganan bedah baru disarankan apabila penderita menampilkan gejala

    gangguan neurologis yang mengganggu kualitas hidup penderita. Selain

    itu dokter juga memperhatikan riwayat kesehatan umum pasien dalam

    menyarankan tindakan bedah. Apabila tidak perlu, maka dokter akan

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    9/13

    menyarankan penanganan non bedah yang meliputi pemberian obat

    antiradang (NSAID), analgesik, dan obat pelemas otot. Selain itu apabila

    perlu dokter dapat menganjurkan pemasangan alat bantu seperti cervical

    collar yang tujuannya untuk meregangkan dan menstabilkan posisi.

    Fisioterapi berupa pemberian panas dan stimulasi listrik juga dapat

    membantu melemaskan otot. Dan yang tak kalah pentingnya adalah

    exercise. Dengan exercise maka otot-otot yang lemah dapat diperkuat,

    lebih lentur dan memperluas jangkauan gerak.

    Terapi atau tindakan yang dapat dilakukan pada penderita Spondylosis

    dapat digolongkan menjadi:

    1. Tindakan Operasi:apabila ada gangguan berupa penekanan saraf/ akarsaraf yang progresif atau instabilitas yang hebat maka perlu

    pembedahan.

    2. Obat-obatan: tujuan obat adalah untuk mengurangi nyeri dan kakupada leher dan lengan.

    3. Rehabilitasi Medik: program rehabilitasi medik pada penderitaspondylosis cervicalis tergantung gejala klinis yang timbul, bertujuan

    untuk mengurangi rasa nyeri, mempertahankan lingkup gerak sendi,

    menguatkan otot serta meningkatkan aktifitas hidup sehari-hari.

    a. Terapi Fisik: Terapi dingin digunakan hanya pada kondisi akut saja yaitu

    untuk mengurangi nyeri dan proses peradangan. Setelah

    lewat fase akut baru dapat diberikan terapi panas.

    Terapi panas merupakan modalitas terapi fisik yang seringdigunakan terutama pada fase sub akut dan kronis serta bisa

    digunakan sebelum dimulai terapi latihan.

    Traksi cervical: traksi adalah suatu teknik yang menggunakangaya tarikan, digunakan untuk meregangkan jaringan ikat dan

    untuk memisahkan permukaan sendi atau fragmen tulang.

    Macam kekuatan tarikan yang diberikan dapat bersifat terus

    menerus (continous) atau terputus-putus (intermitens).

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    10/13

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    11/13

    3. Jangan melakukan aktivitas dalam posisi yang sama dalam jangka waktulama. Beristirahatlah sering-sering. Misalnya waktu menonton TV,

    bekerja di depan komputer, ataupun mengemudi.

    4. Pertahankan postur yang baik. Duduklah yang tegak. Jangan bertumpupada satu kaki bila berdiri. Jangan membungkuk bila hendak mengangkat

    barang berat lebih baik tekuk tungkai dan tetap tegak.

    5. Lindungi diri dengan sabuk pengaman saat berkendara. Hal inimembantu mencegah terjadinya cedera bila ada trauma.

    6. Berhenti merokok. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinyaspondylosis.

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    12/13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Van der Linden S, Ankylosing Spondylitis. In: Kelly W, Harris ED,RuddyS, Sledge CB. Eds. Textbook of Rheumatology. 5th ed,Philadelphia-

    London-Toronto-Sydney-Tokyo : WB Saunders Co 1997; pp : 969-82.

    2. Parker CW. Seronegative HLA related arthritis. In : Parker CW Ed.Clinical Inununology Vol II. Philadelphia, London, Toronto: WB

    Saunders 1980; pp : 753-73.

    3. Haslock I. Ankylosing spondylitis. In : Dippe PA, Bacon PA, Bamji AN,Watt 1 Eds. Atlas of clinical rheumatology. Gower Medical Publisher,

    London, New York : 1986 ; pp: 12.1-12,12.

    4. Van der Linden S, Khan MA, Rentsch HU. Chest pain withoutradiographic sacroiliitis in relatives of patients with ankylosing

    spondylitis. J Rheumatol, 1988; 15 : 836-9.

    5. Mander M, Sikupson JM, Mclellan A. Studies with an enthesis index as amethod of clinical assessment in ankylosing spondylitis. Ann Rheum M,

    1987; 46 : 197-202.

    6. Burgos-Vargas R. Naranjo A, Castillo J. Ankylosing spondylitis in theMexican Mestizo : Patten of disease according to age at onset. JRheumatol

    1989 ; 16 : 186-91.

    7. Graham DC, Smythe HA. The carditis and aortitis of ankylosingspondylitis. Bull Rheum Dis 1958; :171-4.

    8. Boushea DK, Sundstrom WR. The pleuropulmonary manifestation ofankylosing spondylitis Semin Arthritis Rheum 1989; 18 : 277-81.

  • 8/12/2019 Refreat Spondylosis unila

    13/13

    9. Tyrre1 PNM, Davies AM, Evans N. Neurological disturbances inankylosing spondyfitis. Ann Rheum Dis. 1994 ; 53 : 714-7.

    10.Lai KN, Li PKT, Hawkins B, et al. IgA nephropathy associated withankylosing epondylitis. Occurrence in women as well as in men. Ann

    Rheum Dis, 1989; 48 : 435-7.

    11.Calin A, Porta J, Fries JF, Schurman DJ. Clinical history of a screen testfor ankylosing spondylitis. JAMA 1977; 237 : 2613-4.

    12.Van der Linden SM, Fahrer H. Occurrence of spinal pain syndrome in agroup of apparently healthy and physically fit sportsmen (orienteers).

    Scand J Rheumatol 1988; 17 : 475-81.

    13.Mau W, Zeidler H, Mau R, et al. Clinical feature and prognosis of patientswith possible ankylosing spondylitis : Results of a 10 year follow-up. J

    Rheumatol, 1980 ; 1109-14.

    14.Hart FD. Practical problem in rheumatology. Singapore, Hongkong : PGPublishing Pte Ltd 1984.