makalah terapi komplementer

26
MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER “MASSAGE” Disusun OLEH : 1. Bella Mellynda 2. Eka Fitri Maryani 3. Endro Susanto 4. Iin Mega Lestari 5. Riadinata 1

Upload: endro-susanto

Post on 29-Nov-2015

2.598 views

Category:

Documents


69 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

“MASSAGE”

Disusun

OLEH :

1. Bella Mellynda

2. Eka Fitri Maryani

3. Endro Susanto

4. Iin Mega Lestari

5. Riadinata

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2013-2014

1

Page 2: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT,karena berkat rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas atau makalah ini

dengan baik sehingga makalah yang berjudul ”Massage” dapat selesai tepat pada

waktunya.

Dalam menyelesaikan Makalah ini penulis banyak menerima bantuan dan

bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. selaku dosen mata kuliah Terapi Komplementer

2. Rekan-rekan dari Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Penulis

merasa berbahagia bila ada pembaca yang ingin memberikan saran dan masukan

bagi perbaikan tulisan ini. Semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik

guna kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam study Terapi Komplementer,

baik bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga

Allah swt menjadikan makalah ini berguna bagi kita semua amin,

Wassalmu’alaikum wr.wb

Pringsewu, 24 September2013

Penulis

2

Page 3: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi....................................................................................................... 2

2.2 Sejarah....................................................................................................... 3

2.3 Cara Kerja................................................................................................. 3

2.4 Implikasi Keperawatan............................................................................ 5

2.5 Penelitian ...................................................................................................

2.6 Vidio ...........................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhi

memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

membutuhkan energi dan kekuatan otot yang cukup besar sehingga dapat

menimbulkan berbagai macam keluhan, salah satunya adalah nyeri pinggang

bawah. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang. Sekitar 80%

setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami nyeri pada daerah pinggang

bawah karena kesalahan postural tanpa mengenal jenis kelamin, tingkat sosial dan

pekerjaan (Cailiet, 1981 dalam Ismiyati, 1997).

Angka kejadian nyeri pinggang bawah atau dalam bahasa Inggris disebut Low

Back Pain (LBP), hampir sama pada semua populasi masyarakat di seluruh dunia,

baik di negara maju maupun di negara berkembang (Elder LAM & Burdoff, 2003

dalam Shocker, 2008). Dari hasil penelitian Cropcord Indonesia (2004)

menunjukkan bahwa penderita LBP pada jenis kelamin pria prevalensinya sebesar

18,2% dan pada wanita sebesar 13,6%. Sedangkan dari populasi pernah

mengalami nyeri pinggang bawah sekali dan lebih selama hidupnya antara 60%

hingga 90% (Setyohadi, 2005).

Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi

nonfarmakologi. Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase

inhibitor (COX inhibitor) sering menimbulkan efek samping yaitu gangguan

gastrointestinal (Kozier, 2004). Selain itu, penggunaan jangka panjangnya dapat

mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak peptik, perforasi dan

gangguan ginjal (Daniel, 2006).

Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan

nyeri. Salah satu langkah sederhana dalam upaya menurunkan nyeri dengan

menggunakan stimulus kutaneus adalah dengan melakukan masase dan sentuhan.

Masase dan sentuhan merupakan tehnik integrasi sensori yang mempengaruhi

4

Page 5: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

aktifitas sistem saraf otonom (Meek, 1993 dalam Potter & Perry, 2005). Apabila

individu mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus untuk rileks, kemudian akan

muncul respon relaksasi. Relaksasi sangat penting dalam membantu klien untuk

meningkatkan kenyamanan dan membebaskan diri dari ketakutan serta stres

akibat penyakit yang dialami dan nyeri yang tak berkesudahan (Potter & Perry,

2005). Selain itu rileks juga membantu mengurangi rasa cemas, sehingga

mencegah menghebatnya stimulus nyeri (Long, 1996).

1.2 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui Definisi

1.2.2 Untuk mengetahui Sejarah

1.2.3 Untuk mengetahui Cara Kerja

1.2.4 Untuk mengetahui Implikasi Keperawatan

1.2.5 Untuk mengetahui Penelitian

1.2.6 Untuk mengetahui Vidio

5

Page 6: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan

lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”.

Akan tetapi istilah yang paling populer yang digunakan adalah dalam bahasa

Perancis “masser” yang artinya “menggosok”. Menurut pengertiannya massase

yang berasal dari bahasa Inggris “massage” adalah pemijatan, pengurutan dan

sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus

untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan atau untuk

menghilangkan rasa lelah.

Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi yang

bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan genjotan-

genjotan atau pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik sentrarefleks.

Hal senada diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage adalah manipulasi

jaringan lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi sistem saraf, otot,

pernafasan, sirkulasi darah, dan limfa secara lokal maupun umum. Massage

menghasilkan suatu stimulus pada jaringan tubuh dengan cara menekan dan

meregangkan. Penekanan menyebabkan kompresi jaringan lunak dan mengubah

ujung-ujung saraf yang berupa jaringan reseptor, sedangkan peregangan

memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan lunak.

6

Page 7: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

Menurut Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari

tekanan atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan bawah

dan siku dapat digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit, terutama pada

bagian otot dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul, dan menekan.

Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang tertua dari

model pengobatan ortodoks atau pengobatan-pengobatan lainnya. Massage

merupakan gabungan dari teknik pengobatan dan tindakan instingtif.

Menurut Harrold (1992: 16) massage merupakan tindakan instingtif dan

pengobatan yang berdasarkan intuisi (gerak hati). Pada perkembangan selanjutnya

teknik mengurut dan teknik-teknik yang lainnya berkembang dan memiliki

pengaruh yang spesifik pada pemberiannya.

Menurut Katsusuke (1996: 61) massage atau pijat didasarkan pada ide bahwa

jantung ialah pusat pertumbuhan. Karena itu, cara pengobatannya mengikuti

sistem peredaran darah, terutama nadi-nadi arteri, dan bergerak masuk ke dalam

dari ujung tubuh menuju jantung.

2.2 Sejarah

Sejarah Perkembangan Masase

Masase sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra sejarah

oleh berbagai suku bangsa di dunia. Data-data menunjukkan bahwa usia masase

sama tuanya dengan peradaban manusia.

Cacatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Cina telah mengenal masase

kurang lebih 3.000 tahun sebelum masehi. Dalam ajaran-ajaran Kung Fhu Tzu,

diketahui bahwa masase telah dipergunakan bukan semata-mata untuk

pemeliharaan kesehatan saja tetapi juga sebgai salah satu cara pengobatan.

Demikian pula masase juga dikenal oleh bangsa Yunani purba yang menggunakan

7

Page 8: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

masase sebagai bentuk kemewahan setelah melakukan latihan-latihan gymnastik

untuk membentuk keindahan tubuh.

Bapak dari ilmu kedokteran yaitu Hippocrates (430-360 SM)

menggunakan masase untuk para pasiennya, disamping dengan sinar matahari,

mandi air panas, serta latihan-latihan badan untuk menyembuhkan kekuatan pada

sendi dan otot-otot yang lemah.

Menurut Hipocrates  “Bahwa seorang dokter harus memiliki keterampilan

dalam banyak hal, lebih-lebih dalam menggunakan masase”. Masase dapat

menguatkan sendi-sendi yang lemah dan melemaskan sendi-sendi yang kaku.

Dalam mempraktekkan masase, beliau menggunakan istilah “Anaptripsis” yang

berarti pemijatan menuju ke arah jantung, yaitu mulai dari kaki menuju ke atas,

sedangkan dari atas yaitu kepala atau leher ke bawah ke arah jantung. Hal ini

merupakan suatu bukti adanya dasar ilmiah dalam melakukan masase pada jaman

itu.

Pada abad XVI pengetahuan tentang anatomi semakin maju, hal tersebut

semakin menambah gairah dari pemakaian masase. Pada tahun 1975, seorang

dokter berkebangsaan Perancis yaitu Ambroise Para menjelaskan tentang teknik

serta efeknya masase friction yang lembut, sedang dan kaku dan menganjurkan

untuk salah sendi (dislokasi).

Pada tahun-tahun berikutnya masase semakin mengalami perkembangan,

apalagi setelah Pehr Hendrik Ling (1976-1839) yang berkebangsaan Swedia

menciptakan Gymnastic Sistem Swedia yang sekarang lebih dikenal dengan

Masase Sistem Swedia. Ling menyusun Gymnasticnya dalam empat bentuk

yaitu : educational gymnastic, military gymnastic, medical gymnastic, dan

aesthetic gymnastic.

Tahun 1913 Ling mendirikan “Central Instituteof Gymnastic” di

Stocholm, ia mengajar sampai saat meninggalnya pada tahun 1839. Ling dan para

8

Page 9: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

pengikutnya telah banyak berjasa dalam memajukan masase tidak hanya di

Swedia tetapi juga di beberapa Negara Eropa.

Menjelang akhir abad XIX masase telah benar-benar mempunyai

kedudukan yang baik di dalam dunia pengobatan. Dr. Mezger dari Amsterdam

adalah dokter terkenal yang menyebarluaskan masase bahkan ia sendiri bertindak

sebagai masseur. Sejak saat itu masase menjadi suatu cara perawatan yang

terkenal di Eropa dan Amerika.

Pada tahun 1894 kaum wanita di Inggris membentuk perhimpunan

Masseuse yaitu “The Sociaty of Trained Masseuse” dengan tujuan meningkatkan

standar masase dan memperbaiki status wanita yang memilih masase sebagai

profesinya. Perhimpunan tersebut kemudian bergabung dengan “The Institut of

Massage And Remedial Exercice” yang akhirnya membuat peraturan untuk

menyelenggarakan pendidikan dan ujian. Pada waktu itu di kota Manchester

anggotanya telah mencapai 5.000 orang. Masase dan Medical Gimnastycnya terus

berkembang dan dipergunakan secara luas sebagai Physical Treatment untuk

melengkapi perawatan dengan pengobatan dan pembedahan.

Perkembangan Masase di Indonesia

Di Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat,

urut atau lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek moyang kita

dengan sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”. Dukun pijat sebagai orang yang

mempraktekkan pijat sering ditafsirkan bermacam-macam, antara lain :

1. Dukun pijat adalah orang yang menyegarkan tubuh (raga) dari rasa lelah

atau penat.

2. Dukun pijat adalah orang yang menangani patah tulang, terkilir atau salah

urat, kemudian lebih dikenal dengan dukun sangkal putung.

3. Dukun pijat dapat pula sebagai masseur atau ahli masase, yang umumnya

menangani olahragawan.

4. Dukun pijat diartikan pula sebagai dukun alusan atau pijat alus karena

pemijatnya terdiri dari wanita yang umumnya berparas cantik.

9

Page 10: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

Dalam melakukan pemijatan seorang dukun pijat memperoleh keahliannya

karena bakat, keturunan dan pengalaman prateknya. Semakin tua, si dukun

dianggap ahli oleh masyarakat awam. Bahkan ada anggapan bahwa dengan

berpantang dan berpuasa kemampuan seorang dukun pijat akan semakin

bertambah. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik-

teknik pijat sebagai salah satu upaya penyembuhan alternatif juga mengalami

kemajuan.

Di Indonesia, kiranya pijat atau lulut yang sekarang dikenal dengan nama

“masase” sudah bukan hal yang asing lagi, karena di setiap daerah sampai ke

pelosok-pelosok pun dapat dengan mudah ditemukan, seorang pemijat laki-laki

atau wanita. Mereka melakukan pekerjaan memijat biasanya sebagai pekerjaan

sambilan, tetapi ada pula yang merupakan pekerjaan utamanya (profesi).

Pada umumnya hasil pemijatan memberikan rasa nyaman dan memuaskan

pasiennya, tetapi ada pula setelah dipijat justru meninggalkan rasa sakit yang

disebabkan karena tekanan-tekanan yang diberikan terlalu kuat atau keras. Hal

tersebut dapat terjadi karena minimnya pengalaman atau pengetahuan tentang

teknik masase yang benar.

Menyadari akan kurangnya pengetahuan tentang masase, di Solo pada

tahun 1960, pernah diajarkan sistem dan teknik masase Swedia (swedish massage)

sebagai suatu pedoman cara memijat yang benar. Masase sistem swedia

merupakan salah satu dari sistem masase yang paling banyak digunakan di seluruh

dunia.

Mengenai baik atau tidaknya suatu sistem masase ditentukan oleh

berhasilnya pelaksanaan masase tersebut. Jadi setelah menguasai teori maka tahap

berikutnya ialah mempraktekkannya dengan mengarahkan seluruh manipulasi ke

arah jantung. Sejauh teori dapat mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa

teori dari sistem tersebut adalah baik dan benar. Misalkan seorang yang menderita

kelelahan atau cedera ringan karena mengikuti suatu perlombaan atau

10

Page 11: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

pertandingan, apabila orang tersebut dimasase dengan cara yang benar maka

seharusnya rasa sakit yang di derita akan semakin berkurang atau hilang sama

sekali.

Masase atau pijat merupakan keterampilan yang melibatkan unsur-unsur

pengetahuan, naluri dan seni merawat tubuh yang diperoleh dari seringnya

melakukan praktek masase atau dalam istilah masase telah memiliki “jam terbang

yang tinggi”. Selain itu seorang pemijat harus mempunyai kekuatan, kelincahan

dan kerja tangan secara mekanis diarahkan ke jantung untuk menghasilkan rasa

enak dan menyegarkan yang menghasilkan pengurangan rasa sakit dari suatu

cedera tertentu.

Banyaknya kegiatan olahraga khususnya olahraga yang memerlukan

gerakan-gerakan yang cepat dan kuat (explosive) seperti : sepak bola, bola basket,

bulu tangkis, dan lain-lain dapat menyebabkan terjadinya terkilir atau keseleo

yang diikuti dengan pembengkakan. Maka dalam sebuah Tim Olahraga, hal itu

merupakan tugas dan tanggung jawab masseur/masseuse untuk memberikan

perawatan dengan teknik dan metode yang benar. Sedangkan, jika terjadi patah

tulang (fracture) sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, karena hal tersebut

merupakan tanggung jawab dokter yang ahli di bidangnya (ortopedi).

11

Page 12: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

2.3 Cara Kerja

Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam

memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau pada otot/

tulang. Tindakan masase ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri

akibat terganggunya sirkulasi.

Tujuan

1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase.

2. Meningkatkan relaksasi.

Alat dan Bahan

1. Minyak untuk masase

2. Handuk

Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Cuci tangan.

3. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit.

4. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan

tekanan halus.

Teknik masase dengan gerakan tangan selang - seling (tekanan pendek,

cepat, dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak tangan dan

jari dengan memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di

pinggang.

12

Page 13: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

Teknik remasan (mengusap otot bahu), dapat dilakukan bila nyeri terjadi

pada daerah sekitar bahu.

Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari

dan gerakan memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah

punggung dan pinggang secara menyeluruh.

13

Page 15: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan pada

akhir masase daerah pinggang.

      5. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

      6. Catat tindakan dan respon pasien terhadap tindakan.

2.4 Implikasi Keperawatan (cocok mengatasi penyakit apa)

a) Ancietas / Kegelisahan

b) Arthritis / Peradangan

c) Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )

d) Rasa nyeri yang kronis

15

Page 16: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

e) Konstipasi / sulit buang air besar

f) Depresi

g) Sakit Kepala

h) Tekanan Darah Tinggi

i) Insomnia

2.5Penelitian

Manfaat Dan Keuntungan Massage Berdasarkan Penelitian Modern

16

Page 17: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

Fitto Traditional Massage

Massage atau therapy pijat bisa di katakana sebagai salah satu tradisi

penyembuhan yg tertua. Pada banyak kebudayaan diantaranya Yunani Kuno,

Mesir, China dan India, meyakini bahwa theerdasarrapy massage selalu

digunakannya untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.Kulit adalah organ

tubuh terbesar dari manusia dan dipenuhi dengan ujung-ujung syaraf. Dimana

selain kulit, therapy pijat / Massage juga bekerja dengan melembutkan otot dan

menghasilkan relaksasi khususnya efektif dalam mengatasi keluhan gangguan

sirkulasi, misalnya, sakit kepala yang amat sangat biasanya terjadi berlarut-larut,

oleh karena rasa sakit tersebut maka membuat penderita merasakan kaku pada otot

yang terserang. Hal ini akhirnya akan menimbulkan lebih banyak lagi rasa sakit

pada organ lainnya.Tepat apabila pijatan dilakukan pada leher dan bahu secara

perlahan dapat melepaskan tekanan pada otot dan mengurangi rasa sakit.

Penelitian modern menunjukkn bahwa massage dapat digunakan utk

mengatasi berbagai macam gangguan, diantaranya :

Ancietas / Kegelisahan

Arthritis / Peradangan

Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )

Rasa nyeri yang kronis

Konstipasi / sulit buang air besar

Depresi

Sakit Kepala

Tekanan Darah Tinggi

Insomnia

Relaksasi menyeluruh Salah satu manfaat yang langsung terasa dengan

therapy massage adalah merasakan relaksasi yang menyeluruh dan ketenangan.

Hal ini terjadi karena massage adalah sebagai pemicu terlepasnya Endorfin, Zat

Kimia Otak ( Neuro Transmitter ) yang menghasilkan perasaan nyaman. Tingkat

Hormon Stress, seperti : Adrenalin, Kortisol, Norephinefrine tentunya juga akan

berkurang. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi

17

Page 18: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

dapat menurunkan system immun pada tubuh. Beberapa Keuntungan fisik dari

terapi pijat diantaranya :

Mengurangi Tekanan pada Otot

Memperbaiki Sirkulasi Darah

Merangsang System Lymfatik

Mengurangi Hormon Stress

Meningkatkan Mobilitas Persendian & Kelenturan

Menyegarkan permukaan kulit agar terlihat cerah.

Mempercepat penyembuhan cederanya pada jaringan lunak.

Menambah kewaspadaan mental

Mengurangi kegelisahaan dan depresi.

2.6 Video

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan

lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”. Di

Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat, urut atau

lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek moyang kita dengan

sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”.

Massase cocok mengatasi penyakit :

18

Page 19: MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

a) Ancietas / Kegelisahanb) Arthritis / Peradanganc) Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )

d) Rasa nyeri yang kronis

e) Konstipasi / sulit buang air besar

f) Depresi

g) Sakit Kepala

h) Tekanan Darah Tinggi

i) Insomnia

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku

Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-

health/2239760-pengertian-pijat-atau-massage/#ixzz2fiflIzBa

19