laporan kasus tht
DESCRIPTION
OMSK adalah otitis media supuratif kronik atau yang biasa disebut congeanTRANSCRIPT
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) tipe Aman Aktif Aurikula Dekstra & Sinistra dan Suspect Rhinitis Alergi
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Otitis Media Perforata (OMP), Congek. Infeksi kronis di telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah lebih dari 2 bulan secara terus-menerus atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Etiologi
Kejadian OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa.
Faktor risiko OMSK: Lingkungan Genetik Otitis media sebelumnya Infeksi Infeksi saluran nafas atas Autoimun Alergi Gangguan fungsi tuba eustachius
Epidemiologi
Di negara-negara berkembang, angka kejadian OMSK jauh lebih tinggi oleh karena beberapa hal, misalnya higiene yang kurang, faktor sosioekonomi, gizi yang rendah, kepadatan penduduk serta masih ada pengertian masyarakat yang salah terhadap penyakit ini sehingga mereka tidak berobat sampai tuntas
Klasifikasi
OMSK
Tipe bahaya / tipe tulang / tipe maligna
Tipe aman / tipe mukosa / tipe benigna
OMSK
OMSK tenang
OMSK aktif
Kolesteatoma
Kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin).
Deskuamasi kolesteatoma bertambah besar.
Patofisiologi
Gejala Klinis
Otorrhea
Gangguan pendengaran
Otalgia
Vertigo
Curiga OMSK tipe Maligna:
Adanya abses atau fistel retroaurikular
Jaringan granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari kavum timpani
Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)
Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
Perforasi marginal atau atik
Penatalaksanaan
ALGORITMA 1 ALGORITMA 2
Komplikasi
Telinga tengah Telinga dalam Ekstradural SSP
1. Perforasi membran timpani persisten
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus facialis
1. Fistula labirin2. Labirinitis
supuratif3. Tuli saraf
(sensorineural)
1. Abses ektradural2. Trombosis sinus
lateralis3. Petrositis
1. Meningitis 2. Abses otak
Terapi
Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa.
larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
obat tetes telinga
oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin
AB sesuai mikroorganisme penyebab
miringoplasti + timpanoplasti
Pembedahan pada OMSK dengan Mastoiditis Kronik
Mastoidektomi sederhana
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy)
Miringoplasti
Timpanoplasti
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)
RHINITIS ALERGI
DEFINISI
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan allergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen spesifik tersebut
EPIDEMIOLOGI
Meskipun insiden rhinitis alergi yang tepat tidak diketahui, tampaknya menyerang sekitar sekitar 10 % dari populasi umum.
Dapat timbul pada semua golongan umur, terutama anak dan dewasa.
Etiologi
Alergen inhalan Alergen ingestan Alergen injektan Alergen kontaktan
Patofisiologi
Klasifikasi WHO
Waktu
Intermitten
Persisten
Berat - Ringan
Ringan
Sedag berat
Gejala KLinik
Serangan bersin berulang lebih dari 5 kali dalam satu kali serangan.
Rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang disertai lakrimasi.
Gejala spesifik lain pada anak-anak bila penyakit berlangsung lama(lebih dari 2 tahun) adalah bayangan gelap di daerah bawah mata (allergic shiner) akibat stasis vena sekunder karena obstruksi hidung.
Sering disertai penyakit alergi lainnya seperti asma, urtikaria, atau eksim.
Penatalaksanaan
Non medikamentosa : menghindari kontak dengan allergen penyebab
Medikamentosa :
1. Antihistamin
2. Dekongestan
3. Kortikosteroid
4. Antikolinergik topikal Operasi : Konkotomi parsial Imunoterapi
Komplikasi
Polip hidung Otitis media efusi Sinusitis paranasal
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Cengkareng
Status pernikahan : Belum menikah
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis pada tanggal 21 November 2015 pukul 10.30 WIB.
Keluhan Utama: Keluar cairan pada telinga kanan dan kiri
sejak 2 minggu SMRS
Keluhan Tambahan: Gatal pada telinga kiri dan kanan.
RPSSejak 2 tahun SMRS, pasien sering bersin-bersin di pagi hari, pasien merasa hidungnya seperti meler dan kadang tersumbat sehabis bersin-bersin, namun itu hanya terjadi ketika pagi hari, ketika siang hari pasien tidak lagi mengalami hal tersebut. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat apapun atau berobat ke dokter tentang keluhan bersin-bersinnya. Keluhan itu terus berlanjut sampai saat ini.
RPSSejak 2 minggu SMRS, cairan keluar dari telinga kanan kiri terus menerus. Awalnya cairan itu berwarna bening kemudian lama kelamaan cairan tersebut berubah warna menjadi kekuningan dan mulai berbau, semakin hari cairan yang keluar berwarna kehijauan dan sedikit kental dan berbau. Pasien sering menggaruk telinga kanan dan kirinya karena terasa sangat gatal.
RPSPasien kemudian berobat ke poli THT RSUD Tarakan dengan keluhan masih keluarnya cairan dari telinga kanan dan kiri berwana hijau kental dan berbau, daun telinga membengkak kemerahan, dan terasa gatal. Pasien juga mengeluh bersin-bersin setiap pagi kadang hidung terasa meler atau tersumbat, tetapi ketika siang hari keluhan tersebut menghilang. Keluhan seperti rasa penuh pada telinga, gangguan pendengaran, telinga terasa sakit, batuk, sulit menelan, sakit saat menelan disangkal oleh pasien.
RPDDua bulan yang lalu pasien pernah mengeluhkan tentang telinganya. Telinga kiri dan kanannya keluar cairan bening tidak berbau, terasa nyeri dan gatal. Pasien mengatakan pasien memiliki kebiasaan menggorek telinga. Tidak ada riwayat trauma kepala, diabetes melitus, hipertensi dan penyakit autoimun.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang
sama.
Pemeriksaan Fisik
Dextra Sinistra
Bentuk daun telinga Normotia Normotia
Kelainan Kongenital Mikrotia (-), anotia (-), atresia (-), fistula (-), bat
ear (-)
Mikrotia (-), anotia (-), atresia (-), fistula (-),
bat ear (-)
Radang, Tumor Nyeri (-), Massa (-), hiperemis (-), secret (-)
odema (-)
Nyeri (-), Massa (-), hiperemis (-), secret (-)
odema (-)
Nyeri tekan tragus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Penarikan daun telinga Nyeri (-) Nyeri (-)
kelainan pre-, infra-, retroaurikuler Massa (-), hiperemis (-), edem (- ), nyeri (-),
fistula (-)
Massa (-), hiperemis (-), edem (-), nyeri (-),
fistula (-)
region mastoid Massa (-), hiperemis (-), edem (-), nyeri (-) Massa (-), hiperemis (-), edem (-), nyeri (-)
liang telinga lapang, furunkel (-), jar.
Granulasi (-), serumen (-), edem
(-), sekret (+), darah (-),
hiperemis (+), kolesteatom (-)
lapang, furunkel (-), jar.
Granulasi (+), serumen (-),
edem (-), sekret (+), darah (-),
hiperemis (+), kolesteatom (-)
Membran Timpani Perforasi subtotal(+),
kolesteatom (-)
Perforasi total,
kolesteatom (-)
Tes Penala
Kanan Kiri
RinneTidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
Tidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
WeberTidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
Tidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
SwabachTidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
Tidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
Penala yang dipakaiTidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
Tidak dilakukan karena pasien tidak ada
keluhan pendengaran
Status Lokalis (Hidung) Dextra Sinistra
Bentuk Normal, tidak deformitas Normal, tidak deformitas
tanda peradangan Hiperemis (-), edem (-), nyeri (-) Hiperemis (-), edem (-), nyeri (-)
Daerah sinus frontalis dan
maxillaris
Hiperemis (-), Odem (-), nyeri (-) Hiperemis (-), Odem (-), nyeri (-)
Vestibulum Laserasi (-), massa (-), furunkel (-),
sekret (-)
furunkel (-), sekret (-)
Cavum Nasi Lapang, massa (-), sekret (-) Lapang,massa (-), sekret (-)
Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis (-), livide
(+)
Hipertrofi (-), hiperemis (-), livide
(+)
Meatus nasi inferior Terbuka, sekret (-) Terbuka, sekret (-)
Konka Medius Hiperemis (-), eutrofi Hiperemis (-), eutrofi
Meatus nasi medius Terbuka, sekret (-) Terbuka, sekret (-)
Septum nasi Deviasi (-), abses (-), hematom (-) Deviasi (-), abses (-), hematom (-)
RHINOPHARYNX
Koana : Tidak dilakukan
Septum nasi posterior : Tidak dilakukan
Muara tuba eustachius : Tidak dilakukan
Tuba eustachius : Tidak dilakukan
Torus tubarius : Tidak dilakukan
Post nasal drip : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN TRANSILUMINASI
Sinus Frontas kanan, Kiri : tidak dilakukan
Sinus Maxilla kanan, Kiri : tidak dilakukan
Status lokalis (tenggorokan)
Pharynx
Dinding pharynx : Hiperemis (-), Ulkus (-), mukosa licin, granul (-)
Arcus : Hiperemis (-), simetris
Tonsil : T1-T1, hiperemis (+), kripta normal, detritus (-)
Uvula : Di tengah, bifida (-)
Gigi : gigi berlubang (-), caries (-), gigi palsu (-)
Larynx
Epiglotis : Tidak dilakukan
Plica aryepiglotis : Tidak dilakukan
Arytenoidds : Tidak dilakukan
Ventricular band : Tidak dilakukan
Pita suara : Tidak dilakukan
Rima glotidis : Tidak dilakukan
Cicin trachea : Tidak dilakukan
Sinus Piriformis : Tidak dilakukan
Kelenjar limfe sub mandibula dan servical : tidak adanya pembesaran pada inspeksi dan palpasi
RESUME Anamnesis
Seorang Laki-laki 24 tahun ke poli THT RSUD Tarakan dengan keluhan otorea pada telinga kiri dan kanan sejak 2 minggu SMRS. Pasien sering bersin-bersin pada pagi hari, kadang merasa rhinorea, keluhan ini masih berlangsung sampai saat ini sejak 2 tahun yang lalu. Pasien pernah mengeluh otorea telinga kiri dan kanan, otalgia, gatal 2 bulan lalu. Dan 2 minggu terakhir pasien mengeluh oterea dengan sekret mukopurulen, berbau, gatal dan bengkak kemerahan pada daun telinga .
Pasien juga mengeluh bersin-bersin setiap pagi kadang hidung terasa meler atau tersumbat, tetapi ketika siang hari keluhan tersebut menghilang.
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan daun telinga terlihat
hiperemis dan udem, pemeriksaan otoskop terlihat liang telinga kanan dan kiri lapang, hiperemis, terdapat sekret mukopurulen, membran timpani perforasi subtotal pada telinga kanan dan perforasi total pada telinga kiri. Pada pemeriksaan hidung ditemukan livide pada konka kanan dan kiri. Sedangkan pada pemeriksaan tenggorokan ditemukan hiperemis pada tonsil.
DIAGNOSIS KERJA
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Aktif Tipe Aman ADS
Dasar yang mendukung:
Anamnesis: Adanya faktor predisposisi rhinitis alergi.
Keluarnya cairan dari telinga kiri dan kanan.
Pemeriksaan Fisik: - Pada otoskopi, ditemukan sekret sedikit kental pada
liang telinga kanan dan kiri.
- Membran timpani kanan dan kiri terlihat mengalami perforasi.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS KERJA
Suspect perikondritis
Dasar yang mendukung:
Pemeriksaan Fisik: Pinna tampak hiperemis, udem
Nyeri tekan pinna
DIAGNOSIS BANDING OMSK Tipe Bahaya ADS OMA Stadium Perforasi ADS
RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN
Pemeriksaan radiologi daerah mastoid
Medikamentosa: Cuci telinga
H2O2 3%
Antibiotik topikal ofloxasin
Antibiotik sistemik Amoksisilin
Dekongestan + antihistamin
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa: Menjaga telinga tetap kering
Menjaga higiene telinga
Tidak boleh berenang
Mempertahankan kondisi tubuh sehat dengan makan yang bergizi dan olahraga teratur
Tidak mengorek-ngorek telinga
Hindari pajanan
Pemeriksaan lanjutan
Pemeriksaan radiologi daerah mastoid
Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungtionam : Dubia ad bonam
Pembahasan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik THT yang dilakukan
pada pasien ini, maka dapat ditegakkan diagnosis kerja Otitis
Media Supuratif Kronis (OMSK) tipe Aman Aktif Aurikula Dekstra
dan suspect rhinitis alergi persisten sedang berat . Hasil anamnesis
yang mendukung adalah adanya faktor predisposisi rhinitis alergi,
keluarnya cairan dari telinga kiri dan kanan, ketika pagi hari selalu
bersin-bersin, kadang merasa tersumbat atau rhinorea.
Pemeriksaan Fisik pinna udem, hiperemis, otoskopi, ditemukan
sekret sedikit kental pada liang telinga kanan dan kiri, membran
timpani kanan dan kiri terlihat mengalami perforasi. Pada hidung
ditemukan livide.
Pembahasan
OMSK tipe bahaya dijadikan sebagai diagnosis banding karena
pada OMSK tipe bahaya juga ada sekret dari telinga, serta adanya
perforasi membran timpani subtotal. Namun pada OMSK tipe
bahaya biasanya terdapat kolesteatoma.
Sedangkan OMA stadium perforasi diambil sebagai diagnosis
banding karena adanya sekret dan membran timpani yang sudah
mengalami perforasi.
Kesimpulan Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan suatu
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga
tengah lebih dari 2 bulan secara terus - menerus atau
hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening
atau berupa nanah. OMSK ini dibagi menjadi dua jenis
yaitu OMSK tipe aman dan OMSK tipe bahaya. Dan
berdasarkan aktivitas sekret dibagi juga menjadi dua
yaitu OMSK tipe aktif dan OMSK tipe tenang.
Kesimpulan Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its impact on
Asthma) tahun 2001 adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.
Pada patofisologi OMSK, rhinitis alergi merupakan salah satu etiologi terjadinya OMSK, karena kumpulan sekret pada muara saluran tuba eustachius dapat menyebabkan tekanan negatif pada telinga tengah dan jika sudah melebihi ambang batas, maka dapat terjadi perforasi dari membran timpani.
Kesimpulan Perikondritis adalah radang pada tulang rawan yang
menjadi kerangka daun telinga. Salah satu etiologi perikondritis adalah adanya riwayat trauma, yang pada akhirnya dapat memisahkan tulang rawan telinga dengan perikondirum.
Untuk penatalaksanaan yang penting adalah medikamentosa dan non-medikamentosa. Prognosis untuk penyakit ini secara umum baik bila di terapi dengan cepat dan tepat sehingga tidak muncul komplikasi yang serius.
Terima Kasih