periodesasi - isi
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Pertama – tama, marilah kita panjatkan puja dan puji
syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran yang telah dirangkum dari berbagai
sumber, baik media buku maupun internet. Makalah ini berisi
tentang periodesasi demokrasi yang pernah terjadi di Indonesia
sejak tahun 1945 hingga kini.
Namun, makalah ini juga tak luput dari kesalahan.
Bahwasanya saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan, sehingga saya mengharapkan kritik dan saran
Anda yang membangun sebagai pembaca yang baik agar karya saya
dapat menjadi lebih baik ke depannya.
Kesempurnaan datangnya dari Allah dan kesalahan datang dari
pribadi saya sendiri. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Surabaya, 20 Maret 2015
(Penulis)
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................
………………………………… 1
Daftar Isi.......................………………………………………………........ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………….........................
3
1.2 Tujuan …………………………...………………...................... 3
1.3 Manfaat......................…………………...
……….................. 4
BAB II PEMBAHASAN ( ISI )
2.1 Periode 17 Agustus 1945 – 27 Desember 1949………....
........ 5
2.2 Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950…………
........ 8
2.3 Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959……..……………
........ 11
2.4 Periode 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966…………………….........
14
2.5 Periode 11 Maret 1966 – 21 Mei 1998……………………...... 17
2.6 Periode 21 Mei 1998 – sekarang………………………….. .......
21
BAB III PENUTUP
3
3.1 Kesimpulan………………………………………..................... 25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………........ 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ketatanegaraan Indonesia dapat dibagi menjadi
beberapa periode, sejak masa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 sampai sekarang. Walaupun sebenarnya tonggak
ketatanegaraan Indonesia telah ada jauh sebelum proklamasi.
Pada waktu awal kemerdekaan Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial. Kemudian sistem presidensial
berganti sistem parlementer, dengan kepala pemerintahan
dipimpin oleh Perdana Menteri. Perdana Menteri Pertama
Indonesia adalah Sutan Syahrir. Berubahnya sistem pemerintahan
di Indonesia pada saat itu adalah pengaruh kuat dari kaum
sosialis (KNIP). Maksud dari sistem ini adalah untuk membatasi
kewenangan presiden. Karena sering mengalami kegagalan
4
kabinet, dan banyak menimbulkan gerakan-gerakan pemberontakan
yang menyebabkan stabilitas negara terganggu, Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit pada 5 Juli 1959 yang isinya
antara lain mengembalikan konstitusi ke UUD 1945 dan bentuk
pemerintahan kembali ke sistem presidensial.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui masa periodisasi 17 Agustus 1945 – 27
Desember 1949
Untuk mengetahui masa periodisasi 27 Desember 1949 – 17
Agustus 1950
Untuk mengetahui masa periodisasi 17 Agustus 1950 – 5
Juli 1959
Untuk mengetahui masa periodisasi 5 Juli 1959 – 11 Maret
1966
Untuk mengetahui masa periodisasi 11 Maret 1966 – 21 Mei
1998
Untuk mengetahui masa periodisasi 21 Mei 1998 – sekarang
1.3 Manfaat
Dapat mengetahui masa periodisasi 17 Agustus 1945 – 27
Desember 1949
5
Dapat mengetahui masa periodisasi 27 Desember 1949 – 17
Agustus 1950
Dapat mengetahui masa periodisasi 17 Agustus 1950 – 5
Juli 1959
Dapat mengetahui masa periodisasi 5 Juli 1959 – 11 Maret
1966
Dapat mengetahui masa periodisasi 11 Maret 1966 – 21 Mei
1998
Dapat mengetahui masa periodisasi 21 Mei 1998 – sekarang
6
BAB II
PEMBAHASAN (ISI)
2.1 Periode 17 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
a. Latar Belakang / Sejarah
Pernyataan van Mook untuk tidak berunding dengan
Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu
perubahan sistem pemerintahan dari presidensil menjadi
parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak
Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum
kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno
sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh
Sutan Syahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai
figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak
diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai
sosialis di Belanda. Setelah munculnya Maklumat Wakil
Presiden No. X tanggal 16 November 1945, terjadi
pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan
legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih
tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14
November 1945. Dengan keluarnya Maklumat Pemerintah 14
November 1945, kekuasaan eksekutif yang semula
dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri
sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem
pemerintahan parlementer.
7
b. Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan pada periode ini adalah
Republik.
c. Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan yang digunakan pada periode
ini adalah Sistem Presidensial.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :
Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena
bertanggung jawab kepada presiden.
Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada
bayang-bayang krisis kabinet.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab
tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan
jangka waktu tertentu.
Penyusun program kerja kabinet lebih mudah
disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
8
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-
jabatan eksekutif sebab dapat diisi oleh orang
luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.
Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial :
Pengawasan rakyat lemah.
Pengaruh rakyat dalam kebijakan politik negara
kurang mendapat perhatian.
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung
badan legislatif sehingga dapat menimbulkan
kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggung jawaban kurang begitu jelas.
Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya
hasil tawar-menawar antara eksekutif & legislatif
sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas &
memakan waktu yang lama.
d. Demokrasi
Demokrasi yang berlaku pada periode ini adalah
demokrasi liberal.
Kelebihannya :
Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi
Kelemahannya :
9
Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum
memadani
Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan,
kebanyakan masih potensial
Demokrasi ini menimbulkan sikap saling
menjatuhkan antar partai satu dengan partai
Partisipasi massa – sangat tinggi, bahkan hingga
muncul kudeta
e. Bentuk Negara
Bentuk Negara pada periode ini adalah Kesatuan.
f. Konstitusi
Konstitusi yang digunakan adalah UUD 1945
g. Presiden dan Wakil Presiden
Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta (18 Agustus 1945 -
19 Desember 1948)
Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI) (19 Desember
1948 - 13 Juli 1949)
10
2.2 Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
a. Latar Belakang / Sejarah
Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 September
1949 di kota Den Hagg (Netherland) diadakan konferensi
Meja Bundar (KMB). Delegasi RI dipimpin oleh Drs. Moh.
Hatta, Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federale
Overleg) dipimpin oleh Sultan Hamid Alkadrie dan
delegasi Belanda dipimpin olah Van Harseveen. Adapun
tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk
meyelesaikan persengketaan Indonesia dan Belanda
selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan pengakuan
kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada
Republik Indonesia Serikat (RIS). Salah satu keputusan
pokok KMB ialah bahwa kerajaan Balanda mengakui
kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dan tidak
dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya
pada tanggal 30 Desember 1949. Demikianlah pada
tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana menandatangani
Piagam Pengakuan Kedaulatan RIS di Amesterdam. Bila
kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari
cita-cita Indonesia yang berideologi pancasila dan ber
UUD 1945 karena :
1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat
(federalisme) yang terbagi dalam 16 negara
bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan
kenegaraan (pasal 1 dan 2 Konstitusi RIS).
2. Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara
yang leberalistis atau pemerintahan berdasarkan
11
demokrasi parlementer, dimana menteri-menterinya
bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah kepada parlemen (pasal 118, ayat 2
Konstitusi RIS).
3. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama
sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD
proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi
kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan UUD 1945
merupakan Decleration of independence bangsa
Indonesia, kata tap MPR no. XX/MPRS/1996).
Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini
adalah perubahan kata - kata dari kelima sila
pancasila. Inilah yang kemudian yang membuka
jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan
sesuka hati hingga menjadi sumber segala
penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia.
b. Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan pada periode ini adalah
Republik.
c. Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan yang digunakan pada periode
ini adalah Sistem Parlementer.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer :
12
Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan
sangat besar sehingga suara rakyat sangat
didengarkan oleh parlemen.
Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat
maka pengawasan pemerintah dapat berjalan dengan
baik.
Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat
sebab mudah terjadi penyesuaian pendapat antara
eksekutif & legislatif.
Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan
juga pelaksanaan kebijakan publik sangat jelas.
Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer :
Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi
tidak percaya Parlemen.
Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di
negara tersebut sangat banyak ( banyak suara).
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-
jabatan eksekutif.
13
d. Demokrasi
Demokrasi yang berlaku pada periode ini adalah
demokrasi liberal.
Kelebihannya :
Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi
Kelemahannya :
Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum
memadani
Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan,
kebanyakan masih potensial
Demokrasi ini menimbulkan sikap saling
menjatuhkan antar partai satu dengan partai
Partisipasi massa – sangat tinggi, bahkan hingga
muncul kudeta
e. Bentuk Negara
Bentuk Negara pada periode ini adalah Serikat
(federasi).
f. Konstitusi
Konstitusi yang digunakan adalah Konstitusi RIS
g. Presiden dan Wakil Presiden
Ir. Soekarno = presiden RIS (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)
14
2.3 Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
a. Latar Belakang / Sejarah
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di
negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 . UUDS 1950
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik
Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama
Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950
di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan "sementara",
karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya
Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun
konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih
Konstituante secara demokratis, namun Konstituante
gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut.
Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan
Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai
pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai
bersidang pada 10 November 1956. Namun pada
kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil
merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan
masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD
'45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden
Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang
Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya
menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei
16
1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara.
Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara
tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih
banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang,
karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Pemungutan
suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni
1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga
gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan,
Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan
akhir dari upaya penyusunan UUD. Pada 5 Juli 1959
pukul 17. 00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit
yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.
b. Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan pada periode ini adalah
Republik.
c. Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan yang digunakan pada periode
ini adalah Sistem Parlementer.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer :
Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan
sangat besar sehingga suara rakyat sangat
didengarkan oleh parlemen.
Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat
maka pengawasan pemerintah dapat berjalan dengan
baik.
17
Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat
sebab mudah terjadi penyesuaian pendapat antara
eksekutif & legislatif.
Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan
juga pelaksanaan kebijakan publik sangat jelas.
Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer :
Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi
tidak percaya Parlemen.
Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di
negara tersebut sangat banyak ( banyak suara).
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-
jabatan eksekutif.
d. Demokrasi
Demokrasi yang berlaku pada periode ini adalah
demokrasi liberal.
Kelebihannya :
Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi
Kelemahannya :
Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum
memadani
Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan,
kebanyakan masih potensial
Demokrasi ini menimbulkan sikap saling
menjatuhkan antar partai satu dengan partai
Partisipasi massa – sangat tinggi, bahkan hingga
muncul kudeta
18
e. Bentuk Negara
Bentuk Negara pada periode ini adalah Kesatuan
f. Konstitusi
Konstitusi yang digunakan adalah UUDS 1950
g. Presiden dan Wakil Presiden
Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
19
2.4 Periode 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966
a. Latar Belakang / Sejarah
Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno
mengeluarkan Dekrit Presiden. Latar belakang
dikeluarkannya dekrit ini adalah:
1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan
sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan
partai politik yang semakin menajam.
2. Kegagalan konstituante dalam menyusun undang-
undang dasar.
3. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan
bersenjata di daerah-daerah.
Berikut Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 :
1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya
kembali UUD 1945.
2. Pembubaran Badan Konstitusional.
3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara
b. Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan pada periode ini adalah
Republik
20
c. Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan yang digunakan pada periode
ini adalah Sistem Presidensial.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :
Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena
bertanggung jawab kepada presiden.
Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada
bayang-bayang krisis kabinet.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab
tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan
jangka waktu tertentu.
Penyusun program kerja kabinet lebih mudah
disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-
jabatan eksekutif sebab dapat diisi oleh orang
luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.
Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial :
Pengawasan rakyat lemah.
21
Pengaruh rakyat dalam kebijakan politik negara
kurang mendapat perhatian.
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung
badan legislatif sehingga dapat menimbulkan
kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggung jawaban kurang begitu jelas.
Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya
hasil tawar-menawar antara eksekutif & legislatif
sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas &
memakan waktu yang lama.
d. Demokrasi
Demokrasi yang berlaku pada periode ini adalah
demokrasi terpimpin.
Kelebihannya :
Terjadi sentralisasi kekuasaan.
Aparat negara – loyal kepada negara
Stabilitas – stabil
Kelemahannya :
Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai
banyak yang dipenjarakan.
22
Peranan Parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan
oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR.
Jaminan HAM lemah.
Terbatasnya peranan pers.
Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak
tersalurkan karena adanya Front nas.
Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM rendah.
Kapabilitas – abstrak, distributif dan simbolik,
ekonomi tidak maju.
Partisipasi massa – dibatasi
e. Bentuk Negara
Bentuk Negara pada periode ini adalah Kesatuan.
f. Konstitusi
Konstitusi yang digunakan adalah UUD 1945
g. Presiden dan Wakil Presiden
Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
2.5 Periode 11 Maret 1966 – 21 Mei 1998
a. Latar Belakang / Sejarah
23
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah
menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila
secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya
ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang
murni, terutama pelanggaran pasal 23 (hutang
Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat
Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi
kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancurkan hutan
dan sumber alam kita. Pada masa Orde Baru, UUD 1945
juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara
melalui sejumlah peraturan :
1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan
bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD
1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan
terhadapnya.
2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang
Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila
MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih
dahulu harus minta pendapat rakyat melalui
referendum.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang
Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR
Nomor IV/MPR/1983.
b. Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan pada periode ini adalah
Republik.
24
c. Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan yang digunakan pada periode
ini adalah Sistem Presidensial.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :
Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena
bertanggung jawab kepada presiden.
Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada
bayang-bayang krisis kabinet.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab
tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan
jangka waktu tertentu.
Penyusun program kerja kabinet lebih mudah
disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-
jabatan eksekutif sebab dapat diisi oleh orang
luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.
Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial :
Pengawasan rakyat lemah.
25
Pengaruh rakyat dalam kebijakan politik negara
kurang mendapat perhatian.
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung
badan legislatif sehingga dapat menimbulkan
kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggung jawaban kurang begitu jelas.
Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil
tawar-menawar antara eksekutif & legislatif sehingga
dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu
yang lama.
d. Demokrasi
Demokrasi yang berlaku pada periode ini adalah
demokrasi pancasila.
Kelebihannya :
Perkembangan GPD per kapita Indonesia yang pada
tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 mencapai
lebih AS$ 1.000.
Sukses transmigrasi.
Sukses KB.
Sukses swasembada pangan.
Penganguran minimum.
26
Sukses REPELITA (Rancangan Pembangunan Lima
Tahun.
Sukses gerakan wajib belajar.
Sukses gerakan nasional orang – tua asuh.
Sukses keamanan dalam negeri.
Investor sing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta
produk dalam negeri.
Kelemahannya :
Semarak korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pembangunan Indonesia tidak rata dan timbul
kesenjangan pembangunan antara pusat daerah,
sebagian disebabkan karena kekayaan daerah
sebagai besar disedot ke pusat.
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan
pendapatan yang tidak merata bagi sikaya dan si
miskin).
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan.
Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh
banyaknya koran dan majalah yang dibreidel.
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,
antara lain dengan program “penembakan misterius”
(petrus).
Pemeliharaan nilai – terjadi Pelanggaran HAM tapi
ada pengakuan HAM.
Partisipasi massa – awalnya bebas terbatas,
kemudian lebih banyak dibatasi.
27
e. Bentuk Negara
Bentuk Negara pada periode ini adalah Kesatuan
f. Konstitusi
Konstitusi yang digunakan adalah UUD 1945
g. Presiden dan Wakil Presiden
1. Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret 1968)
2. Soeharto (27 Maret 1968 – 24 Maret 1973)
3. Soeharto dan Adam Malik (24 Maret 1973 – 23 Maret
1978)
4. Soeharto dan Hamengkubuwono IX (23 Maret 1978 –11
Maret 1983)
5. Soeharto dan Try Sutrisno (11 Maret 1983 – 11
Maret 1988)
6. Soeharto dan Umar Wirahadikusumah (11 Maret 1988
– 11 Maret 1993)
7. Soeharto dan Soedharmono (11 Maret 1993 – 10
Maret 1998)
8. Soeharto dan BJ Habiebie (10 Maret 1998– 21 Mei
1998)
28
2.6 Periode 21 Mei 1998 – sekarang
a. Latar Belakang / Sejarah
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah
dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945.
Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain
karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di
tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan
rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden,
adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga
dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan
rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara
yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Tujuan
perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan
aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan
rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang
sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan
bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan
diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur)
kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas
sistem pemerintahan presidensial.
b. Bentuk Pemerintahan
29
Bentuk pemerintahan pada periode ini adalah
Republik.
c. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang digunakan pada periode
ini adalah Sistem presidensial.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :
Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena
bertanggung jawab kepada presiden.
Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada
bayang-bayang krisis kabinet.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab
tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan
jangka waktu tertentu.
Penyusun program kerja kabinet lebih mudah
disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-
jabatan eksekutif sebab dapat diisi oleh orang
luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.
30
Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial :
Pengawasan rakyat lemah.
Pengaruh rakyat dalam kebijakan politik negara
kurang mendapat perhatian.
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung
badan legislatif sehingga dapat menimbulkan
kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggung jawaban kurang begitu jelas.
Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil
tawar-menawar antara eksekutif & legislatif sehingga
dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu
yang lama.
d. Demokrasi
Demokrasi yang berlaku pada periode ini adalah
demokrasi reformasi.
Kelebihannya :
Masyarakat mulai berani untuk mengutarakan
pendapatnya tanpa ragu lagi.
Era Super-power pada zaman reformasi menimbulkan
semangat baru untuk rakyat.
31
Terselenggaranya pemilu 7 Juni 1999 sebagai
pemilu paling bersih dan jujur.
Kabinet yang bersih dan anti-PKI pun tercipta.
Penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuhi.
Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM tinggi.
Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi daerah.
Partisipasi massa – tinggi.
Kelemahannya :
Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan
pemerintah
Keterlibatan militer – dibatasi
Stabilitas – instabil
e. Bentuk Negara
Bentuk Negara pada periode ini adalah Kesatuan.
f. Konstitusi
Konstitusi yang digunakan adalah UUD 194532
g. Presiden dan Wakil Presiden
1. B. J Habiebie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999).
2. Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri (20
Oktober 1999 – 23 Juli 2001).
3. Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz (23 Juli
2001 – 20 Oktober 2004).
4. Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla
(20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009).
5. Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (20 Oktober
2009 – 2014).
6. Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla (20 Oktober
2014 – 20 Oktober 2019)
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan ketatanegaraan Indonesia dapat dibagi menjadi
beberapa periode, sejak masa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 sampai sekarang. Setiap periodisasi memiliki kelebihan
dan kelemahan tersendiri. Namun, pada masa periode reformasi
sampai saat ini merupakan masa periodisasi yang dikatakan
terbaik dari pada masa periodisasi yang lainnya. Hal ini dapat
dilihat dari kelebihan sistem demokrasi reformasi seperti
perlindungan HAM yang tinggi, kebebasan mengemukakan pendapat,
adanya otonomi daerah, dan lain-lain.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://wahyukeoz.blogspot.com/2012/12/demokrasi-yang-pernah-ada-di-indonesia.html
http://sherila-putri.blogspot.com/2013/03/demokrasi-yang-pernah-berlaku-di.html
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/03/sistem-pemerintahan-indonesia.html
http://brainly.co.id/tugas/12245
http://www.zonanesia.com/2014/10/periodisasi-sistem-pemerintahan.html
35