sholat isi

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk ditinggalkan. Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang 1

Upload: independent

Post on 03-Feb-2023

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam.

Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu

bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin

untuk ditinggalkan.

Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat

yaitu: kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap

ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’

(harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu

ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.

Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj

tarbiyah dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi

(kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih

dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu,

dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan

tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip

Islam baik dalam aspek politik maupun sosial

kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid

menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan,

persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat

pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang

1

beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang

indah.

Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa

salafus shalih sangat memperhatikan masalah shalat,

sampai mereka menempatkan shalat itu sebagai”mizan”

atau standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar

kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya.

Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh

mana istiqamahnya maka mereka bertanya tentang

shalatnya dan sejauh mana ia memelihara shalatnya,

bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan

hadits Rasulullah SAW:

“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka

saksikanlah untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).

Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a.

yaitu Tsauban, Ibnu Umar, Salamah, Abu Umamah dan

Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist ini : ”

Sholat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan

Allah untuk hambanya”. Begitupun dengan maksud

hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan Anas

r.a.

Begitulah orang-orang yang beriman itu

bukanlah orang yang melaksanakan ritual dan gerakan-

gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata

tetapi dapat mengaplikasikannya dalam keseharianya.

2

Sholat sebagai salah satu penjagaan bagi orang-orang

yang beriman yang benar-benar melaksanakannya.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atasdapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Apakah pengertian sholat?

1.2.2 Bagaimanakah sejarah sholat?

1.2.3 Apakah Hukum Sholat ?

1.2.4 Sebutkan macam-macam sholat ?

1.2.5 Sebutkan Rukun-rukun sholat ?1.2.6 Apakah manfaat Sholat ?

1.2.6 Sebutkan tentang sholat berjamaah dan sholat

dalam kondisi khusus?

1.3  Tujuan

Untuk Menambah wawasan mengenai manfaat-

manfaat sholat dan bagaimana memahami tentang keutamaan

dari shalat.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SHOLAT

Salat (Bahasa Arab: ,(transliterasi: Shalat ;ص�لاة� merujuk kepada ritual ibadah pemelukagama Islam.

Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai

dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad, sebagai

figur pengejawantah perintah Allah.[1] Umat muslim

diperintahkan untuk mendirikan salat, karena menurut

Surah Al-’Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan

mungkar:

“          …dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar,

dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih

besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). (Al-

Ankabut: 45)   ”

Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang

memiliki arti, doa. Sedangkan, menurut istilah, salat

bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau

4

tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan

diakhiri dengansalam.

2.2 SEJARAH SHOLAT

Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu

proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh

Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana

proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal

melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah

digambarkan setelah Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj,

umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang

secara terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang

setengah – tengahnya, dan yang yakin sekali

kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa

maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu

mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang

lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama

dan banyak lagi yang lainnya.

2.3 HUKUM SHOLAT

Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad SAW telah

memberikan peringatan keras kepada orang yang suka

meninggalkan salat wajib, mereka akan dihukumi menjadi

kafirdan mereka yang meninggalkan salat maka pada hari

kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang,

seperti Qarun,Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.

5

Hukum salat dapat dikategorisasikan sebagai berikut :

•           Fardu, Salat fardhu ialah salat yang

diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat Fardhu terbagi

lagi menjadi dua, yaitu :

•           Fardu Ain: ialah kewajiban yang diwajibkan

kepada mukallaf langsung berkaitan dengan dirinya dan

tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh

orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat

(fardhu ‘ain untuk pria).

•           Fardu Kifayah: ialah kewajiban yang

diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan

dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah

ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi

bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita

wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak

dikerjakan. Seperti salat jenazah.

•           Salat sunah (salat Nafilah) adalah salat-

salat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi

tidak diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi

dua, yaitu

•           Nafil Muakkad adalah salat sunah yang

dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati

6

wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir

dan salat sunah thawaf.

•           Nafil Ghairu Muakkad adalah salat sunah

yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti

salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya

insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat

kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

2.4 MACAM-MACAM SHOLAT

Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1.      Sholat Fardhu

Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-

hamba-Nya sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-

Nya, baik melalui perintah maupun larangan. Dalam hal

ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:

a.       Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari

kearah barat sampai panjang bayangan dua kali lipat

dari panjang benda aslinya

b.      'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali

lipat dari panjang benda aslinya sampai tenggelamnya

matahari.

c.       Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai

hilangnya mendung merah dilangit.

7

d.      'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah

dilangit sampai munculnya fajar shodiq.

e.       Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai

terbitnya matahari.

2.      Sholat Tathowwu'

Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat

fardhu 5 waktu.                  

a.       Sholat Tathowwu' Muthlaq

Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak

ditentukan oleh syara'.

b.      Sholat Tathowwu' Muqoyyad

Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah

ditentukan oleh syara'.

Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku

mengahafal 10 rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa

sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya,

2 rokaat setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah

isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat

Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang

lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim: 729)

Sholat lain yang disyariatkan dalam bagian ini

antara lain, sholat-sholat sunah seperti sholat

tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat istihoroh,

8

sholat dhuha, sholat taubat, sholat tahiyyatul masjid,

dan sholat tasbih.

2.5 RUKUN-RUKUN SHOLAT

Salat mempunyai rukun-rukun yang apabila salah

satunya ditinggalkan, maka batallah salat tersebut.

Berikut ini penjelasannya secara terperinci tentang

rukun-rukun salat.

1. Berniat 

Yaitu niat di hati untuk melaksanakan salat

tertentu, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah

saw, “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu

tergantung niatnya.” (Muttafaq ‘alaih)

Niat itu dilakukan bersamaan dengan melaksanakan

takbiratul ihram dan mengangkat kedua tangan,

namun, tidak mengapa kalau niat itu sedikit lebih

dahulu dari keduanya.

 

1. Niat shalat.

Berangkat dari Hadits ini niat diatas, niat shalat

menjadi bahan diskusi diantara Ulama-ulama ahli

fiqih.Al-Imam Asy-Syafi’i menyimpulkan bahwa semua

amal, termasuk shalat, tiada sah tanpa dengan

9

niat. Sementara yang lain, seperti Al-Imam Malik,

menyimpulkan bahwa semua amal tidak sempurna

(bukan tidak sah) tanpa dengan niat .Bagi

pengikut madzhab (pendapat) Asy-Syafi’i, berangkat

dari pendapat bahwa niat adalah rukun, dimana

shalat tidak sah tanpanya, maka ditulislah teks

panduan niat dalam kitab-kitab madzhab tersebut,

dengan menyaratkan adanya Ta’yin  (penentuan)

komplit dalam niat shalat, yaitu menentukan shalat

“apa” dan berapa raka’atnya, fardhu atau sunnah,

melaksanakan kewajiban pada waktunya atau qadha’.

Misalnya untuk shalat zhuhur;

“Aku berniat shalat zhuhur empat raka’at, menghadap qiblat,

untuk melaksanakan kewajiban yang sekarang (bukan qadha’),

karena Allah ta’ala.”

Ke”komplit”an ini tidak lain adalah merupakan

kepedulian ulama fiqih terhadap penjelasan tentang

niat. Bahkan untuk itu mereka kemudian menyusun

suatu kalimat untuk dilafalkan ketika berniat,

dengan maksud sebagai usaha untuk memandu hati

pada niat tersebut.

Bagi orang yang tidak mengerti maksud tujuannya, 

talaffuzh (melafalkan niat) ini dianggap

10

sebagai bid’ah yang dibuat-buat oleh madzhab Asy-

Syafi’i.

Namun tidak sedikit pula dari pengikut madzhab

Asy-Syafi’i yang kemudian, ternyata, memang salah

faham dengan panduan niat ini, mereka menganggap

bahwa niat itu adalah menghadirkan ungkapan

sebagaimana lafal niat tersebut dan mengejanya

kalimat demi kalimat di dalam hati. Dan karena

definisi niat itu dalah..

  ْعِلِه ف�ِ ًا ب��ِ ت�َِرن�� ق�ْ ٍء م�ُ ْ�ي َ�ُد ش صْ ق��َ

“Menyengaja sesuatu bersamaan dengan melakukannya”

Maka proses penghadiran ungkapan niat itu di

lakukan pada awal takbiratul-ihram. Ironisnya, mereka

yang salah faham (dengan mengeja lafal niat

didalam hati) itu kemudian salah faham lagi dengan

kalimat “muqtarinan bi-fi’lihi” (bersamaan dengan

perbuatannya) yang ada dalam konteks definisi niat

itu. Mereka menganggap bahwa proses pengungkapan

niat harus rampung pada saat takbiratul-ihram,

sehingga mereka menyelesaikan bacaan takbir dalam

waktu yang cukup lama, karena menunggu selesainya

pelafalan niat didalam hati, bahkan tidak sedikit

dari mereka yang kemudian sering was-was semasa

11

takbir, merasa niatnya tidak sah karena belum

sempurna terlafalkan didalam hatinya, dan

akibatnya banyak yang sering menggagalkan takbir

dan mengulanginya kembali dengan niat ala mereka.

Sungguh ini merupakan kesalahfahaman yang

ironis, karena selain hal ini dapat menyulitkan si

peshalat, maka bagi pengkeritik madzhab Asy-

Syafi’i, hal ini akan dibuat sebagai alasan untuk

menyalahkan Ulama Asy-Syafi’iyah yang telah

menyusun lafal niat.

Memang benar, niat itu harus rampung pada

saat takbir, artinya kesadaran dan kesengajaan

untuk shalat itu harus sudah hadir didalam hati

sebelum takbir usai. Namun, sekali lagi, bukan

melafalkan niat pada saat takbir.

3. MembacaTakbiratulIhram 

Yaitu dengan lafazh (ucapan): ” Allaahuakbar.”

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Kunci

salat itu adalah bersuci, pembatas antara

perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu

salat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan

salat adalah salam.” (HR Abu Daud, At- Tirmidzi,

dan lainnya: hadits shahih)

Berdiri (bagi yang sanggup ketika melaksanakan

12

salat wajib) 

Hal ini berdasarkan firman Allah saw,

“Peliharalah segala salat(mu) dan (peliharalah)

salat wustha (Ashar). Berdirilah karena Allah

(dalam salatmu) dengan khusyu’.” (QS Al-Baqarah:

238) 

Sabda Rasulullah saw kepada Imran bin Hushain, ”

Salatlah kamu dengan berdiri; apabila tidak mampu,

maka dengan duduk; dan jika tidak mampu juga, maka

salatlah dengan berbaring ke samping.” (HR Al-

Bukhari)

Membaca Surat Al- Fatihah Tiap Rakaat Salat Fardu

dan Salat Sunah 

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Tidak

sah salat seseorang yang tidak membaca surat Al-

Fatihah.” (HR.Bukhari)

4. Ruku’ 

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa

Ta’ala,

“Hai orang- orang yang beriman, ruku’lah kamu,

sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah

kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS

Al-Hajj: 77) 

Juga berdasarkan sabda Nabi saw kepada seseorang

yang tidak benar shalatnya:

13

” … kemudian ruku’lah kamu sampai kamu tuma’ninah

dalam keadaan ruku’.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Bangkit dari Ruku’ 

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw terhadap

seseorang yang salah dalam salatnya:

” … kemudian bangkitlah (dari ruku’) sampai kamu

tegak lurus berdiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

6. I’tidal (berdiri setelah bangkit dari ruku’) 

Hal ini berdasarkan hadits tersebut di atas tadi

dan berdasarkan hadits lain yang berbunyi:

“Allah tidak akan melihat kepada salat seseorang

yang tidak menegakkan tulang punggungnya di antara

ruku’ dan sujudnya.” (HR Ahmad, dengan isnad

shahih)

7. Sujud 

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT yang telah

disebutkan di atas tadi. Juga berdasarkan sabda

Rasulullah saw, “Kemudian sujudlah kamu sampai

kamu tuma’ninah dalam sujud.” (HR Bukhari dan

Muslim)

8.Bangkit dari Sujud 

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw:

“Kemudian bangkitlah sehingga kamu duduk dengan

tuma’ninah.” (HR Bukhari dan Muslim)

14

9.Duduk di antara Dua Sujud 

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw:

“Allah tidak akan melihat kepada shalat seseorang

yang tidak menegakkan tulang punggungnya di antara

ruku’ dan sujudnya.” (HR Ahmad, dengan isnad

shahih)

10. Tuma’ninah Ketika Ruku’, Sujud, Berdiri, dan

Duduk 

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw kepada

seseorang yang salah dalam melaksanakan shalatnya:

“Sampai kamu merasakan tuma’ninah.” (HR Bukhari

dan Muslim)

Tuma’ninah tersebut beliau tegaskan kepadanya pada

saat ruku’, sujud, dan duduk, sedangkan i’tidal

pada saat berdiri. Hakikat tuma’ninah itu ialah

bahwa orang yang ruku’, sujud, duduk, atau berdiri

itu berdiam sejenak, sekadar waktu yang cukup

untuk membaca satu kali setelah semua anggota

tubuhnya berdiam. Adapun selebihnya dari itu

adalah sunah hukumnya.

11. Membaca Tasyahud Akhir Serta Duduk 

Adapun tasyahhud akhir itu, maka berdasarkan

perkataan Ibnu Mas’ud ra yang bunyinya:

“Dahulu kami membaca di dalam salat sebelum

diwajibkan membaca tasyahhud adalah,

15

‘Kesejahteraan atas Allah, kesejahteraan atas

malaikat Jibril dan Mikail.’

Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Janganlah kamu

membaca itu, karena sesungguhnya Allah Yang Maha

Perkasa lagi Maha Mulia itu sendiri adalah Maha

Sejahtera, tetapi hendaklah kamu membaca:

“Segala penghormatan, salawat dan kalimat yang

baik bagi Allah. Semoga kesejahteraan, rahmat dan

berkah Allah dianugerahkan kepadamu wahai Nabi.

Semoga kesejahteraan dianugerahkan kepada kita dan

hamba-hamba yang salih. Aku bersaksi bahwa tidak

ada sesembahan yang hak melainkan Allah dan aku

bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan

rasulNya.” (HR An-Nasai, Ad- Daruquthni dan Al-

Baihaqi, dengan sanad shahih)

“Apabila salah seorang di antara kamu duduk

(tasyah- hud), hendaklah dia mengucapkan: ‘Segala

penghormatan, salawat dan kalimat- kalimat yang

baik bagi Allah’.” (HR Abu Daud, An- Nasai dan

yang lainnya, hadits ini shahih dan diriwayatkan

pula dalam dalam ” Shahih Bukhari dan Shahih

Muslim”)

Adapun duduk untuk tasyahud itu termasuk rukun

juga karena tasyahhud akhir itu termasuk rukun.

12. Membaca Salam 

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Pembuka

16

salat itu adalah bersuci, pembatas antara

perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu

salat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan

shalat adalah salam.” (HR Abu Daud, At- Tirmidzi

dan lainnya, hadits shahih)

13. Melakukan Rukun- Rukun Salat Secara Berurutan 

Oleh karena itu, janganlah seseorang membaca surat

Al- Fatihah sebelum takbiratul ihram dan janganlah

ia sujud sebelum ruku’. Hal ini berdasarkan sabda

Rasulullah saw, “Salatlah kalian sebagaimana

kalian melihatku salat.” (HR Bukhari)

Maka apabila seseorang menyalahi urutan rukun

salat sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh

Rasulullah saw, seperti mendahulukan yang

semestinya diakhirkan atau sebaliknya, maka

batallah salatnya.

2.6 MANFAAT SHOLAT

1.      Sholat dapat menghapuskan dosa

Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW,

beliau bersabda: “Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu

telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya,

kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu

melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya,

17

kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat

‘asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat

dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat

itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka

jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan

membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat

dosa bagi kamu hingga kamu bangun.” (HR. Thabrani)

2. Manfaat sholat bagi kesehatan Sholat itu Membuat Otak Kita Sehat. "Maka

dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah''. (QS. Al

Kautsar: 2)

Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat

yang baik untuk kesehatan:

TAKBIRATUL IHRAM

Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua

tangan sejajar telinga, lalumelipatnya di depan

perut atau dada bagian bawah.Manfaat: Gerakan ini

melancarkan aliran darah, getah bening (limfe)

dankekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah

otak memungkinkan darahmengalir lancar ke seluruh

tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot

bahumeregang sehingga aliran darah kaya oksigen

menjadi lancar. Kemudian keduatangan didekapkan di

depan perut atau dada bagian bawah. Sikap

18

inimenghindarkan dari berbagai gangguan

persendian, khususnya pada tubuhbagian atas.

 

RUKUK

Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang

belakang yang lurus sehinggabila diletakkan

segelas air di atas punggung tersebut tak akan

tumpah.Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.

Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan

posisi dan fungsi tulang belakang(corpus

vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat

syaraf. Posisi jantungsejajar dengan otak, maka

aliran darah maksimal pada tubuh bagian

tengah.Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi

relaksasi bagi otot-otot bahuhingga ke bawah.

Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk

mencegahgangguan prostat.

I'TIDAL

Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali

tegak setelah, mengangkat keduatangan setinggi

telinga.Manfaat: Ftidal adalah variasi postur

setelah rukuk dan sebelum sujud.Gerak berdiri

bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan

yang baik.Organ organ pencernaan di dalam perut

19

mengalami pemijatan dan pelonggaransecara

bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih

lancar.

SUJUD

Postur: Menungging dengan meletakkan kedua

tangan, lutut, ujung kaki, dandahi pada

lantai.Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke

bagian leher dan ketiak. Posisijantung di atas

otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir

maksimalke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya

pikir seseorang. Karena itu,lakukan sujud dengan

tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah

mencukupikapasitasnya di otak. Postur ini juga

menghindarkan gangguan wasir. Khususbagi wanita,

baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar

biasa bagikesuburan dan kesehatan organ

kewanitaan.

 

DUDUK

Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy

(tahiyyat awal) dan tawarruk(tahiyyat akhir).

Perbedaan terletak pada posisi telapak

kaki.Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada

pangkal paha yang terhubungdengan syaraf nervus

20

Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri

padapangkal paha yang sering menyebabkan

penderitanya tak mampu berjalan. Duduktawarruk

sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran

kandung kemih(urethra), kelenjar kelamin pria

(prostata) dan saluran vas deferens.

Jikadilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah

impotensi. Variasi posisitelapak kaki pada

iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot

tungkaiturut meregang dan kemudian relaks kembali.

Gerak dan tekanan harmonisinilah yang menjaga.

kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM

Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri

secara maksimal.Manfaat: Relaksasi otot sekitar

leher dan kepala menyempurnakan alirandarah di

kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan

menjaga kekencangankulit wajah.

PACU KECERDASAN

Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik.

Falsafahnya adalah manusiamenundukkan diri

serendah?rendahnya, bahkan lebih rendah dari

pantatnyasendiri. Dari sudut pandang ilmu

psikoneuroimunologi (ilmu mengenaikekebalan tubuh

21

dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof

Sholeh,gerakan ini mengantar manusia pada derajat

setinggi?tingginya. Mengapa?Dengan melakukan

gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di

otakterlatih untuk menerima banyak pasokan darah.

Pada saat sujud, posisijantung berada di atas

kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal

keotak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan

darah kaya oksigen yang memacukerja sel-selnya.

Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan

kontinyudapat memacu kecerdasan. 

PERINDAH POSTUR

Gerakan-gerakan dalam sholat mirip yoga atau

peregangan (stretching).Intinya untuk melenturkan

tubuh dan melancarkan peredaran darah.

Keunggulansholat dibandingkan gerakan lainnya

adalah sholat menggerakan anggota tubuhlebih

banyak, termasuk jari kaki dan tangan.Sujud adalah

latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk

otot dada. Saatsujud, beban tubuh bagian atas

ditumpukan pada lengan hingga telapaktangan. Saat

inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian

tubuh yangmenjadi kebanggaan wanita.tak hanya

menjadi lebih indah bentuknyatetapi juga

memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya. 

22

MUDAHKAN PERSALINAN

Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa

dinikmati kaum hawa. Saat pingguldan pinggang

terangkat melampaui kepala dan dada, otot?otot

perut (rectusabdominis dan obliquus abdominis

externuus) berkontraksi penuh. Kondisiini melatih

organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam

dan lama. Inimenguntungkan wanita karena dalam

persalinan dibutuhkan pernapasan yangbaik dan

kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot

perut telahberkembang menjadi lebih besar dan

kuat, maka secara alami ia justru lebihelastis.

Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat

mengembalikan sertamempertahankan organ?organ

perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

  PERBAIKI KESUBURAN

 

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam

sholat ada dua macam sikap duduk,yaitu duduk

iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk

(tahiyyat akhir).Yang terpenting adalah turut

berkontraksinya otot?otot daerah perineum.Bagi

wanita, inilah daerah paling terlindung karena

terdapat tiga lubang,yaitu liang persenggamaan,

dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.

23

Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus

menekan daerah perineum.Punggung kaki harus

diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit

kakikanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada

posisi ini tumit kaki kiriakan memijit dan menekan

daerah perineum. Tekanan lembut inilah

yangmemperbaiki organ reproduksi di daerah

perineum.

AWET MUDA

Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat

bertujuan meremajakan tubuh. Jikatubuh lentur,

kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi

jikadilakukan secara rutin, maka sel?sel yang

rusak dapat segera tergantikan.Regenerasi pun

berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa

bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke

kiri dan kanan punya pengaruhbesar pada

kekencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya

relaksasiwajah dan leher. Yang tak kalah

pentingnya, gerakan ini menghindarkanwanita dari

serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

2.7 SHOLAT BERJAMAAH DAN SHOLAT DALAM KONDISI

KHUSUS

24

Salat tertentu dianjurkan untuk dilakukan

secara bersama-sama (berjamaah). Pada salat

berjamaah seseorang yang dianggap paling kompeten

akan ditunjuk sebagai Imam Salat, dan yang lain

akan berlaku sebagai Makmum.

• Salat yang dapat dilakukan secara berjamaah

antara lain :

• Salat Fardu

• Salat Tarawih

• Salat yang mesti dilakukan berjamaah antara

lain:

• Salat Jumat

• Salat Hari Raya (Ied)

•  Salat Istisqa’

Salat dalam kondisi khusus

Dalam situasi dan kondisi tertentu kewajiban

melakukan salat diberi keringanan tertentu.

Misalkan saat seseorang sakit dan saat berada

dalam perjalanan (safar).

Bila seseorang dalam kondisi sakit hingga

tidak bisa berdiri maka ia dibolehkan melakukan

salat dengan posisi duduk, sedangkan bila ia tidak

mampu untuk duduk maka ia diperbolehkan salat

dengan berbaring, bila dengan berbaring ia tidak

25

mampu melakukan gerakan tertentu ia dapat

melakukannya dengan isyarat.

Sedangkan bila seseorang sedang dalam

perjalanan, ia diperkenankan menggabungkan (jama’)

atau meringkas (qashar) salatnya. Menjamak salat

berarti menggabungkan dua salat pada satu waktu

yakni zuhur dengan asar atau maghrib dengan isya.

Mengqasar salat berarti meringkas salat yang

tadinya 4 rakaat (zuhur, asar, isya) menjadi 2

rakaat.

2.8 .      BAHAYA MENINGGALKAN SHOLAT

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW,

bukan saja diperlihatkan tentang balasan orang

yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan

balasan orang yang berbuat mungkar, diantaranya

siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.

Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat

Fardu: “Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu

26

kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu,

Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah,

kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan

mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu

Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”?

Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat

kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu” (Riwayat

Tabrani).

Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke

dalam Neraka Saqor.

Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah

melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka

berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke

dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah

itu menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-

orang yang tidak mengerjakan Sholat” Al-ayat.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah

SAW mengenai orang yang melalaikan Sholat, maka

jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu

Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu

Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan

melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam

dengan Neraka Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-

Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu

orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka

sehingga sampai kepada waktu Sholat lain, maka

27

bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah

menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat

kembalinya”.

Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan

sengaja, maka sesungguhnya dia telah kafir dengan

nyata”.

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama

(termasuk Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib

memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah

seseorang yang meninggal dunia dan mengaku Islam,

tetapi tidak pernah mengerjakan sholat. Bahkan,

ada yang mengatakan haram mensholatkanya.

Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

1.      Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat

mungkin sehingga meremukkan tulang-tulang dada.

2.      Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu

akan membelit dan membakar tubuhnya siang dan

malam tiada henti-henti.

3.      Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul

Aqra” Ia akan berkata, kepada si mati dengan

suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah

memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh

hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari

Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga

Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik

matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga

28

terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan

Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena

meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya

dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’

hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah seterusnya

siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat.

Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat

fardhu lima waktu:

Subuh , Allah Ta’ala akan menenggelamkannya

kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan

akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun

didunia=60,000 tahun).

Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang

muslim.

Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.

Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak

sendiri.

Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka:

“Hai orang yang meninggalkan sholat Isya’, bahwa

Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan

menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan

dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah

Ta’ala”.

Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :

Didunia

29

1.      Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha

dan rezekinya.

2.      Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin

(sholeh) dari pada (wajah) nya.

3.      Ia akan dibenci oleh orang-orang yang

beriman.

Ketika Sakaratul Maut

1.      Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan

yang sangat haus.

2.      Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh

dicabut keluar.

3.      Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)

4.      ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya

Ketika di Alam Barzakh

1.      Ia akan merasa susah (untuk menjawab)

terhadap pertanyaan (serta menerima hukuman) dari

Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat menakutkan.

2.      Kuburnya akan menjadi sangat gelap.

3.      Kuburnya akan menghimpit sehingga semua

tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti jari

bertemu jari).

4.      Siksaan oleh binatang-binatang berbisa

seperti ular, kala jengking dan lipan.

G.    Waktu Yang Dilarang untuk Sholat

30

1.      Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari

setinggi tombak.

2.     Setelah Shalat Ashar hingga matahari

tenggelam

Tidak boleh dilaksanakannya shalat sunnah setelah

2 waktu tersebut berdasarkan hadits-hadits

berikut:

o    Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya diajari oleh

banyak orang yang kejujuran dan keagamaannya tidak diragukan

lagi -termasuk didalamnya adalah Umar- Sesunguhnya Nabi

melarang melaksanakan shalat  setelah Subuh hingga terbit

matahari dan setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam“.

(HR Bukhari 581 dan Muslim 826)

o    Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah

r bersabda: “Tidak ada pelaksanaan shalat setelah shalat

subuh hngga matahari meninggi, dan tidak ada shalat setelah

shalat Ashar hingga matahari terbenam.” (HR Bukhari 586

dan Muslim 727)

3.      Ketika tengah hari

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah

bin Amir, ia berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh

RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau mengubur mayit kami;

Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga meninggi, ketika

tengah hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari condong

kebarat hingga tengelam“. (HR Muslim 831)

H.    Syarat Wajib Sholat

31

1.       Islam

Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena

orang yang tidak islam tidak wajib mengerjakan

Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan siksa di

Akhirat.

2.       Berakal karena sholat merupakan jalinan

hubungan antara manusia dengan ALLAH maka manusia

yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan

menjalankan Shalat, orang-orang yang tidak berakal

atau orang yang tidak sehat akalnya seperti orang

gila, orang yang baru mabuk ( walaupun orang itu

normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar

akalnya atau diluar kesadarannya maka ia tidak

bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga

termasuk orang yang tidak berakal ), dan juga

orang yang pingsan tidak diwajibkan Shalat karena

dalam kondisi yang tidak sadar.

3.       Baligh (Dewasa) Orang yang belum baigh tidak

diwajibkan mengerjakan shalat, berikut adalah

beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah

baligh :

a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun

b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-

laki

c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut

datang bulan untuk anak perempuan

32

Berikut adalah salah satu cara/metode untuk

melatih anak menjadi terbiasa untuk melaksanakan

Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak sudah

berumur sekitar 7 tahun orang tua harus sudah

menyuruh untuk melaksanakan Shalat , apabila

anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum

mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk

menyuruh dengan lebih keras (maksudnya lebih

disiplin) bahkan orang tua diwajibkan memukulnya,

semua itu dilakukan agar tertanam dalam diri anak

itu agar tidak meninggal kan shalat.

4.       Telah sampainya dakwah kepadanya

Orang yang belum pernah mendapatkan dakwah/seruan

agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia

tidak mendapat siksa diakhirat, belum mendapat

seruan disini dimaksudkan seperti seorang anak

kecil/bayi yang meninggal, bukan orang yang tidak

mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu

agama itu wajib.

5.       Suci dari haid dan nifas

Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis

melahirkan tidak diwajibkan melaksanakan Shalat

karena dalam kondisi yang tidak Suci

6.     Jaga maksudnya orang yang sedang tidur tidak

diwajibkan untuk melaksanakan Shalat. ( tanpa

disengaja ).

33

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan

perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri

dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada

Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan.

Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa)

kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya

serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan

kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan

34

keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan

perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya.

Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa

yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai

dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu

sholat juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan

manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri,

ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat

karena amal yang pertama dihisab adalah sholat.

Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar:

“          …dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar,

dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih

besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). (Al-

Ankabut: 45)   ”

Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad SAW telah

memberikan peringatan keras kepada orang yang suka

meninggalkan salat wajib, mereka akan dihukumi menjadi

kafirdan mereka yang meninggalkan salat maka pada hari

kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang,

seperti Qarun,Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.

Dan rukun shalat pun sangat penting dalam

melakukan ibadah shalat maka dari itu kita harus benar

dalam rukunnya tersebut.

35

3.2 SARAN

Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa

yang mengajarkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan,

sebagai pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai

pembeda antara orang yang beriman dan orang yang kafir,

sholat sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan,

semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan

dengan benar dalam kehidupan kita. Kebenaran datang

dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas

dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak

kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi

segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan segala

perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

36

DAFTAR PUSTAKA

- http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-

yang-terlarang-untuk-shalat/

- http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-

siksa-bagi-orang-yang-meninggalkan-sholat/

- http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-

wajib-shalat.html

- http://elfianpermana010.wordpress.com/2013/01/20/

makalah-agama-islam-shalat/

- https://www.facebook.com/notes/salam-satu-jari-

one-finger-underground-movement-/sholat-otak-

manusia/146110518752861

- http://id.wikipedia.org/wiki/Salat(di

37