isi malaria

21
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi, malaria menghasilkan serangan berulang menggigil dan demam. Sampai saat ini di Indonesia dikenal terdapat beberapa parasit malaira yaitu plsmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika, vivax yang menyebabkan malaria ovale. Malaria membunuh sekitar 1 juta orang setiap tahun di seluruh dunia. Sementara ini penyakit malaria jarang terjadi didaerah beriklim sedang, malaria masih sering ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis. Para pejabat kesehatan dunia sedang berusaha mengurangi insiden malaria dengan membagikan kelambu untuk membantu melindungi warga dari gigitan nyamuk seperti mereka tidur. Para ilmuwan di seluruh dunia yang bekerja untuk mengembangkan vaksin untuk mencegah malaria 2. Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut : a. Mengetahui tentang penyakit malaria, seperti definisi, etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi dan pemeriksaan penunjang 1

Upload: independent

Post on 22-Feb-2023

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh

parasit, ditularkan oleh gigitan nyamuk yang

terinfeksi, malaria menghasilkan serangan berulang

menggigil dan demam. Sampai saat ini di Indonesia

dikenal terdapat beberapa parasit malaira yaitu

plsmodium falciparum yang menyebabkan malaria

tropika, vivax yang menyebabkan malaria ovale.

Malaria membunuh sekitar 1 juta orang setiap

tahun di seluruh dunia. Sementara ini penyakit

malaria jarang terjadi didaerah beriklim sedang,

malaria masih sering ditemukan di negara-negara

tropis dan subtropis.

Para pejabat kesehatan dunia sedang berusaha

mengurangi insiden malaria dengan membagikan kelambu

untuk membantu melindungi warga dari gigitan nyamuk

seperti mereka tidur. Para ilmuwan di seluruh dunia

yang bekerja untuk mengembangkan vaksin untuk

mencegah malaria

2. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan

makalah ini sebagai berikut :

a. Mengetahui tentang penyakit malaria, seperti

definisi, etiologi, manifestasi klinik,

patofisiologi dan pemeriksaan penunjang

1

b. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat yang

harus diberikan pada penderita malaria.

3. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan:

Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan

penulisan dan sistematika penulisan

BAB II Tinjauan Teoritis :

Tinjauan teori meliputi konsep dasar Malaria

BAB III Askep :

Aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan Malaria

BAB IV Penutup

2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

1.Pengertian

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium,

yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles

betina yang kemudian menyerang sel-sel darah

merah.

Kata malaria sendiri berasal dari bahasa

Italia mala aria yang berarti “udara buruk”. Kata

malaria pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris

tahun 1740 oleh H. Walpole dengan gambaran

penyakit berupa demam yang sering periodik,

anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan

gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ

misalnya otak, hati dan ginjal.

Penyakit ini menyerang semua kalangan baik

laki-laki ataupun perempuan, pada semua umur dari

bayi, anak-anak sampai orang dewasa. Hanya

Anopheles betina yang menghisap darah dan membawa

Sporozoit Plasmodium dalam kelenjar ludahnya yang

menyebabkan Malaria.

Jika anda sedang bepergian ke tempat dimana,

malaria adalah umum mengambil obat pencegahan

sebelum, selama dan setelah perjalanan anda.Banyak

parasit malaria yang sekarang kebal terhadap obat

3

yang paling umum digunakan untuk mengobati

penyakit.

2.Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus

plasmodium. Pada manusia plasmodium terdiri dari

empat spesies, yaitu plasmodium falciparum,

plasmodium vivax, plasmodium malariae, dan

plasmodium ovale. Plasmodium falciparum merupakan

penyebab infeksi berat bahkan dapat menimbulkan

kematian.

Keempat spesies plasmodium yang terdapat di

Indonesia yaitu plasmodium falciparum yang

meyebabkan malaria tropika, plasmodium vivax yang

menyebabkan malaria tertiana, plasmodium malariae

yang menyebabkan malaria kuartana dan plasmodium

ovale yang menyebabkan malaria ovale (Soedarmo,

dkk., 2008).

Malaria biasanya didapat dari gigitan nyamuk

anopheles betina yang sebelumnya terinfeksi. Pada

keadaan lain, malaria berkembang pasca-penularan

transplasenta atau sesudah transfusi darah yang

terinfeksi. Masa inkubasi (antara gigitan nyamuk

yang terinfeksi dan adanya parasit dalam darah)

bervariasi sesuai dengan spesies; pada P.

falciparum masa inkubasinya 10 – 13; pada P.vivaks

dan P. ovale, 12 – 16 hari; dan pada P. malariae

27 – 37 hari, tergantung pada ukuran inokulum.

4

Malaria yang ditularkan melalui tranfusi darah

yang terinfeksi nampak nyata pada waktu yang lebih

pendek (Nelson, 2000)

Dalam daur hidupnya plasmodium mempunyai

hospes yaitu vertebrata dan nyamuk. Siklus

aseksual di dalam hospes vertebrata dikenal

sebagai skizogoni, sedangkan siklus seksual yang

membentuk sporozoit di dalam nyamuk sebagai

sporogoni. Sporozoit yang aktif dapat ditularkan

ke dalam tubuh manusia melalui ludah nyamuk

kemudian menempati jaringan parenkim hati dan

tumbuh sebagai skizon (stadium ekso-eritrositer

atau stadium pra-eritrositer). Sebagian sporozoit

tidak tumbuh dan tetap tidur (dormant) yang

disebut hipnozoit (Soedarmo, dkk., 2008).

Plasmodium falciparum hanya terjadi satu kali

stadium pra-eritrositer sedangkan spesies lain

mempunyai hipnozoit bertahun-tahun sehingga pada

suatu saat dapat aktif dan terjadilah relaps. Sel

hati yang berisi parasit akan pecah dan terjadilah

merozoit.

Merozoit akan masuk ke dalam eritrosit

(stadium eritrositer), tampak sebagai kromatin

kecil dikelilingi oleh sedikit sitoplasma yang

mempunyai bentuk cincin, disebut tropozoit.

Tropozoit membentuk skizon muda dan setelah

matang, membelah menjadi merozoit. Setelah proses

pembelahan eritrosit akan hancur; merozoit, pigmen

dan sel sisa akan keluar dan berada di dalam

5

plasma. Parasit akan difagositosis oleh RES.

Plasmodium yang dapat meghindar akan masuk kembali

ke dalam eritrosit lain untuk mengulangi stadium

skizogoni. Beberapa merozoit tidak membentuk

skizon tetapi memulai dengan bagian gametogoni

yaitu membentuk mikro dan makro gametosit (stadium

seksual). Siklus tersebut disebut masa tunas

intrinsik (Soedarmo, dkk., 2008).

Dalam tubuh nyamuk, parasit berkembang secara

seksual (sporogoni). Sporogoni memerlukan waktu 8-

12 hari. Dalam lambung nyamuk, makro dan

mikrogametosit berkembang menjadi makro dan

mikrogamet yang akan membentuk zigot yang disebut

ookinet, yang selanjutnya menembus dinding lambung

nyamuk membentuk ookista yang membentuk banyak

sporozoit. Kemudian sporozoit akan dilepaskan dan

masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk. Siklus

tersebut disebut masa tunas ektrinsik. Secara

umum, pada dasarnya semua orang dapat terkena

malaria (Soedarmo, dkk., 2008).

3. Patofisiologi

Patofisiologi pada malaria belum diketahui

dengan pasti. Berbagai macam teori dan hipotesis

telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada

malaria terutama berhubungan dengan gangguan

aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya

eritrosit yang mengandung parasit pada endotelium

kapiler.

6

Perubahan ini cepat reversibel pada mereka

yang dapat tetap hidup (survive). Peran beberapa

mediator humoral masih belum pasti, tetapi mungkin

terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan

peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin

dapat menyebabkan reaski leukosit dan fagosit,

sedangkan sporozoit dan gametosit tidak

menimbulkan perubahan patofisiologik.

4.Manifestasi Klinik

Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal

pada pasien non-imun terdiri atas beberapa

serangan demam dengan interval tertentu

(paroksisme), yang diselilingi oleh suatu periode

(periode laten) bebas demam. Sebelum demam pasien

biasanya merasa lemas, nyeri kepala, tidak ada

nafsu makan, mual atau muntah.

Pada pasien dengan infeksi majemuk/campuran

(lebih dari satu jenis plasmodium tetapi infeksi

berulang dalam waktu berbeda), maka serangan demam

terus-menerus (tanpa interval), sedangkan pada

pejamu yang imun gejala klinis minimal.

Tanda dan gejala yang di temukan pada klien

dngan malaria secara umum menurut Mansjoer dkk.

(2001) antara lain sebagai berikut :

a. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat

pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada Malaria

7

Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan

skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya

setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P.

Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan

periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan

di tandai dengan beberapa serangan demam

periodik.

b. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang

merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa

mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras

karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan

jaringan ikat bertambah.

c. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab,

yang paling berat adalah anemia karena

falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran

eritrosit yang berlebihan, eritrosit normal

tidak dapat hidup lama (reduced survival time),

dan gangguan pembentukan eritrosit karena

depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.

5.Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit

malaria dalam eritrosit.

Pemeriksaanzserologis

Titer 1 : 64 pada indirect immunofluroscence

b. Pemeriksaan khusus

8

PCR (polymerase chain reaction)

ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay)

Radiommunoassay (RIA)

c. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat

Hb dan Ht

hitung jumlah lekosit dan trombosit

Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin,

SGOT & SGPT, alkali fosfatase,

albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium

dan kalium, anaIisis gas darah

EKG

Foto toraks

Analisa cairan cerebrospinal.

Biakan darah dan uji serologi

Urinalisis

Darahzrutin

9

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1.Dasar data pengkajian :

a. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum.

Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan

penurunan kekuatan.

b.Sirkulasi

Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit

menurun. Denyut perifer kuat dan cepat

(fase demam). Kulit hangat, dieresis

(diaphoresis) karena vasodilatasi. Pucat

dan lembab (vasokontriksi), hipovolemia

penurunan aliran darah.

10

c. Eliminasi

Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan

haluaran urine

Tanda : Distensi abdomen.

d. Makanan dan cairan

Gejala : Anoreksia mual dan muntah

Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak

subkutan, dan penurunan masa otot.

Penurunan haluaran urine, kosentrasi

urine.

e. Neuro sensori

Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.

Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental,

disorientas deliriu atau koma.

f. Pernapasan.

Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman

pernapasan.

Gejala : Napas pendek pada istirahat dan

aktivitas.

g. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya

hati, ginjal, keracunan alkohol,

riwayat splenektomi, baru saja

11

menjalani operasi/prosedur invasif,

luka traumatik.

2.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan

malaria berdasarkan dari tanda dan gejala yang

timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini :

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan asupan makanan yang tidak

adekuat ; anorexia; mual/muntah

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan

dengan penurunan sistem kekebalan tubuh;

prosedur tindakan invasive.

c. Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada

regulasi temperatur.

d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan

nutrisi dari kebutuhan.

e. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan

dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan

interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

3.Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan malaria berdasarkan

masing-masing diagnosa diatas adalah :

12

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan asupan makanan yang tidak

sdekuat; anorexia; mual/muntah .

Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi

teratasi

Kriteria hasil : Intake nutrisi klien

meningkat

Tindakan/ Intervensi :

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang

disukai. Observasi dan catat masukan makanan

klien

Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas

kekeurangan konsumsi makanan.

Berikan makan sedikit dan makanan tambahan

kecil yang tepat

Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan

terlalu cepat setelah periode anoreksia

Pertahankan jadwal penimbangan berat badan

secara teratur.

Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas

nitervensi nutrisi

Diskusikan yang disukai klien dan masukan

dalam diet murni.

Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa

berpartisipasi/ kontrol

Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan

gejala lain yang berhubungan

13

Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia)

pada organ

Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli

gizi

Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang

memenuhi kebutuhan nutrisi.

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan

dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan utama

tidak adekuat), prosedur invasif.

Tujuan : Menunjukkan penyembuhan seiring

perjalanan waktu, bebas dari tanda-tanda

infeksi.

Tindakan/ Intervensi :

Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu

tubuh.

Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin

pada hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda

penting yang merefleksikan perkembangan status syok/

penurunan perfusi jaringan.

Amati adanya menggigil dan diaforosis.

Rasional : Menggigil sering kali mendahului

memuncaknya suhu pada infeksi umum.

Memantau tanda – tanda penyimpangan kondisi/

kegagalan untuk memperbaiki selama masa terapi

Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi

antibiotik atau pertumbuhan dari organisme.

Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.

14

Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas

sementara untuk infeksi umum.

Dapatkan spisemen darah.

Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi

malaria.

c. Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada

regulasi temperatur.

Tujuan : Menunjukkan suhu dalam batas normal,

bebas dari kedinginan.

Tindakan/ intervensi :

Pantau suhu pasien (derajat dan pola),

perhatikan menggigil.

Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius

akut. Pola demam menunjukkan diagnosis.

Pantau suhu lingkungan.

Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk

mempertahankan suhu mendekati normal.

Berikan kompres mandi hangat, hindari

penggunaan alkohol.

Rasional : Dapat membantu mengurangi demam,

penggunaan es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan.

Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.

Kolabirasi : Berikan antipiretik.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi

sentralnya pada hipotalamus.

Berikan selimut pendingin.

15

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan

hipertermi.

d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan

nutrisi dari kebutuhan.

Tujuan : Melaporkan peningkatan toleransi

aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari).

Tindakan/intervensi :

Kaji kemampuan pasien untuk melakukan

tugas/AKS normal, catat laporan kelelahan,

keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.

Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah

aktivitas. Catat respons terhadap aktivitas

(mis: peningkatan denyut jantung/TD,

disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan

sebagainya).

Rasional : Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung

dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke

jaringan.

Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah

baring bila diindikasikan. Pantau dan batasi

pengunjung, telepon, dan gangguan berulang

tindakan yang tak direncanakan.

Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan

kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung

dan paru.

16

Gunakan teknik penghematan energi, mis: mandi

dengan duduk, duduk untuk melakukan tugas-

tugas.

Rasional : Mendorong pasien melakukan banyak dengan

membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan.

Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas

bila palpitasi, nyeri dada, napas pendek,

kelemahan, atau pusing terjadi.

Rasional : Regangan/stres kardiopulmonal berlebihan/stress

dapat menimbulkan dekompensasi/kegagalan.

e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan

dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn

interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

Tujuan : Pengetahuan keluarga tentang proses

penyakit meningkat.

Kriteria hasil : Klien mengerti tentang proses

penyakit malaria.

Tindakan/ intervensi:

Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien

dapat membuat pilihan.

Berikan informasi mengenai terapi obat –

obatan, interaksi obat, efek samping dan

ketaatan terhadap program.

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan

kerja sama dalam penyembuhan dan mengurangi

kambuhnya komplikasi.

17

Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan

nutrisional yang tepat dan seimbang.

Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan

kesejahteraan umum.

Dorong periode istirahat dan aktivitas yang

terjadwal.

Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan

meningkatkan penyembuhan.

Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan

kebersihan lingkungan.

Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan

dengan mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.

Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan

evaluasi medis.

Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya

infeksi.

Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai

kebutuhan.

Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.

18

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat

cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh

protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk

kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamsuk

malaria (anopeles) betina. Selain berasal dari

vektor nyamuk, malaria juga dapat ditularkan melalui

transfusi darah atau jarum suntik yang

terkontaminasi darah penderita malaria.

Malaria yang paling berbahaya disebabkan oleh

Plasmodium falciparum dan disebut sebagai malaria

tertiana maligna. Ada 4 jenis malaria: Malaria Tropika

(Plasmodium Falcifarum), Malaria Kwartana (Plasmoduim

19

Malariae), Malaria Ovale (Plasmodium Ovale), Malaria Tersiana

(Plasmodium Vivax).

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:

Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.

Hidayat, Alimul Aziz. A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak

Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

20

Smeltzer, Suzaanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta : EGC

Soedarmo, dkk. 2009. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri

Tropis edisi kedua. Jakarta: Badan Penerbit IDAI 

Mayo Clinic, Disease And Condition Malaria

21