isi makalah
TRANSCRIPT
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikat biologi mestinya tercermin dalam tujuan
pendidikan biologi dan metode mengajar yang
digunakan. Biologi memperoleh kebenaran secara
empiris. Kunci dari pendekatan empiris adalah
berdasarkan pada pengamatan. Para ilmuwan yakin
bahwa segala kejadian di alam semesta ini
berdasarkan kepada hukum kausalitas.
Para ilmuwan mempelajari gejala alam melalui
proses dan sikap ilmiah tertentu untuk memperoleh
penemuan-penemuan yang disebut dengan produk Biologi.
Dengan demikian, secara garis besar biologi dapat
didefinisikan atas 3 komponen, yaitu :
1. Sikap ilmiah
2. Proses ilmiah
3. Produk ilmiah.
Berdasarkan pada definisi di atas, maka titik
sentral pengajaran biologi ialah kegiatan
laboratorium. Kegiatan laboratorium tidak hanya
sebagai pelengkap atau tempat membuktikan teori
saja. Tetapi, di dalam laboratorium-lah, siswa
bekerja seperti layaknya ilmuwan kecil dalam
11
menemukan dan menguji konsep-konsep mereka menegnai
biologi. Siswa dituntut untuk “menemukan” sendiri
fakta, informasi, konsep dan bahkan teori.
Sedangkan, seorang guru berfungsi sebagai
pengelola laboratorium, merancang kegiatan
laboratorium, menjadi fasilitator kegiatan
laboratorium dan membimbing siswa belajar didalam
laboratorium. Pada makalah ini akan dibahas fungsi
dari laboratorium, alat dan bahan yang digunakan,
peranan guru, dan pengelolaan laboratorium itu
sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari laboratorium?
2. Jelaskan fungsi dari laboratorium baik secara umum
maupun secara khusus!
3. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum di laboratorium?
4. Bagaimana peranan guru dalam mengelola siswa pada
saat melakukan praktikum!
5. Apa sajakah segi-segi pengelolaan laboratorium?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari laboratorium.
11
2. Menjelaskan fungsi dari laboratorium baik secara
umum maupun secara khusus.
3. Menjelaskan tentang alat dan bahan yang biasa
digunakan dalam praktikum di laboratorium.
4. Menjelaskan peranan guru dalam mengelola siswa
pada saat melakukan praktikum.
5. Menjelaskan segi-segi pengelolaan laboratorium.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode
kepustakaan, yaitu dengan mengambil materi dari buku
kapita selekta mengenai kegiatan laboratorium dalam
pembelajaran biologi dan berasal dari internet yang
sumbernya ditulis dengan jelas.
BAB II
KEGIATAN LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
2.1 Pengertian dan Fungsi Laboratorium
11
Kegiatan laboratorium, (praktikum) di dalam
pelajaran biologi merupakan kegiatan inti dari
keseluruhan proses belajar mengajar. Disebut
kegiatan inti, karena kegiatan praktikum tidak lagi
sebagai tempat untuk menguji dan memverifikasi
teori-teori yang diperoleh di bangku sekolah,
melainkan lebih dari itu, di dalam laboratorium
siswa akan bertindak seperti layaknya ilmuan kecil
yang melakukan penelitian dan menemukan sendiri
informasi yang dibutuhkannya.
Menurut Ed van Berg (1994 hal. 3) praktikum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Praktikum konsep; menekankan perkembangan konsep
siswa dan penanggulangan miskonsepsi.
2. Praktikum proses; menekankan latihan keterampilan
proses, yaitu keterampilan yang digunakan untuk
mencari dan mengesahkan pengetahuan melaui
eksperien.
3. Praktikum keterampilan; menekankan latihan
penggunaan peralatan dan teknik-teknik
eksperimental, seperti mengukur dengan multimeter
dan stopwatch, mengukur kelembaban udara dengan
hygrometer, merancang peralatan menggunakan
mikroskop dan sebagainya.
2.1.1 Pengertian Laboratorium
11
Pengertian laboratorium di dalam biologi ialah
sebagai tempat siswa dan guru dalam melakukan
percobaan dan penyelidikan. Oleh karena itu,
laboratorium biologi dapat berupa indoor maupun
outdoor. Pengajaran biologi adalah suatu program
pengajaran yang dimaksudkan untuk mengajarkan
bagaimana memecahkan masalah biologi kepada para
siswa.
Contoh laboratorium indoor ialah ruangan yang
sengaja di desain untuk kegiatan penyelidikan dan
percobaan, seperti laboratorium sekolah. Sementara,
laboratorium outdoor dapat berupa kolam, kebun
sekolah, lapangan dan sebagainya.
2.1.2 Fungsi Laboratorium
Pengajaran biologi adalah suatu program
pengajaran yang dimaksudkan untuk mengajarkan
bagaiman memecahkan masalah biologi kepada para
siswa.
Dalam proses belajar biologi selain memperoleh
konsep biologi, diharapkan memiliki sikap dan
keterampilan keilmuan dalam memecahkan masalah.
Dalam proses belajar mengajar biologi,
laboratorium berfungsi sebagai:
11
1. Sebagai sumber masalah untuk dipecahkan siswa.
Masalah biologi ditemukan dari berbagai sumber,
salah satunya ialah laboratorium biologi.
2. Sebagai melakukan penelitian dan pemecahan
masalah.
3. Tempat peragaan dan museum kecil.
4. Tmpat kegiatan belajar/ praktikum.
5. Sumber perpustakaan.
6. Tempat kegiatan workshop.
7. Pusat fotografi.
8. Pusat yang memiliki alat-alat duplikasi dan
reproduksi.
2.1.3 Kriteria Memilih Kegiatan Laboratorium yang
Cocok untuk Pembelajaran Biologi
Pembelajaran biologi menggunakan laboratorium
adalah mutlak karena gaya dengan menggunakan
laboratorium pembelajaran biologi akan memberikan
hasil yang komprehensil sesuai dengan hakikat
biologi yang terdiri dari 3 komponen produk, proses,
dan sikap ilmiah.
Untuk memilih kegiatan yang cocok dengan
pembelajaran biologi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
a. Tujuan instruksional
11
Kegiatan laboratorium yang dipilih hendaknya
dituntun oleh tujuan yang akan dicapai, misalnya
tujuan berbunyi “siswa terampil menggunakan
mikroskop”. Jadi, kegiatan laboratorium yang harus
diberikan kepada siswa ialah proses dan
keterampilan menggunakan mikroskop.
b. Ketersediaan sumber daya
Ketersediaan sumber daya meliputi alat, bahan
dan tenaga/ guru yang terampil mengoperasikan alat
dan bahan yang bersangkutan. Memang kegiatan
laboratorium yang baik ialah yang memberikan
pengalaman seluas-luasnya pada siswa.
c. Faktor siswa
Sebagai subjek belajar, pada hakikatnya
siswalah yang belajar, mereka menentukan sendiri
apa yang harus dipelajarinya. Guru membantu siswa
memilih kegiatan yang sesuai dengan ciri-ciri
siswa.
Memang ciri-ciri yang menonjol seperti tidak
dapat melihat buta warna sebaginya tentu saja
harus dipertimbangkan. Umur siswa juga merupakan
yang patut diperhatikan dalam memilih kegiatan
laboratorium biologi.
d. Faktor lingkungan belajar
Faktor ini lebih bersifat administrative dari
pada teknis.pemilihan kelas laboratprium tertentu
11
erat hubunganya dengan masalah sanggaran sekolah,
kelas, kemampuan guru dalam menyiapkan alat dan
bahan, kesediaan alat bahan sikap guru dan
sebagainnya.
e. Faktor ekonomik dan budaya
Masyarakat di kota dan di desa mungkin
mempunyai sikap yang berbeda terhadap pelaksanaan
kegiatan laboratorium tertentu. Ada tidaknya
aliran bahkan mungkin saja di daerah tertentu
segi-segi budaya dan agama mempunyai pengaruh yang
menentukan di dalam pemilihan kegiatan
laboratorium.
Bila hal-hal tersebut di atas sudah tidak
menjadi masalah lagi, maka ekonomi yang meninjau
dari segi biaya dan efektivitas.
f. Faktor praktis
Meskipun kegiatan yang dipilih telah memenuhi
kriteria di atas, faktor kepraktisan masih perlu
menjadi pertimbangan.
Anda dapat membandingkan kegiatan berikut
untuk menilai kepraktisan. Sebagai contoh :
1. Membawa gajah ke ruang kelas.
2. Mempelajari gajah di kebun binatang.
3. Melakukan kegiatan menggunakan video kaset
tentang gajah.
11
Disini, pada point 3 dianggap lebih praktis karena
tidak mungkin untuk membawa bahannya langsung ke
dalam kelas, namun, andaikata waktunya cukup lama,
maka bisa melakukan pengamatan secara langsung di
kebun binatang.
2.2 Alat dan Bahan di Laboratorium
Alat dan bahan yang harus tersedia di dalam
laboratorium biologi sangat tergantung pada
laboratorium itu berada pada tingkat pendidikan apa.
Pada tingkat pendidikan yang lebih rendah alat-alat
yang tersedia alat bantu, artinya alat yang memiliki
fungsi lebih dari satu, semakin tinggi tingkat
pendidikan, disamping alat-alat bantu, terdapat pula
alat-alat yang memiliki fungsi khusus.
Menurut buku katalog alat pendidikan IPA SLTP/
SMU yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1993), alat-alat yang disediakan
laboratorium biologi, yaitu:
1. Perabot adalah perlengkapan laboratorium yang
digunakan sebagai alat penyimpan atau tempat kerja
siswa seperti lemari, kursi, meja, papan tulis.
2. Perkakas meliputi tang, pelu, obeng, berbagai
ukuran kunci, gergaji, bor, yang semuanya
digunbakan untuk melakukan perbaikan,
pembuatanalat dan sebagainya.
11
3. Alat bantu ialah peralatan yang memiliki fungsi
ganda, seperti tabung reaksi, gelas piala,
erlenmeyer, dan sebagainya.
4. Alat ialah pengkat yang digunakan untuk melakukan
suatu kegiatan/ percobaan. Biasanya alat ini
mempunyai satu fungsi. Contoh mikroskop. Alat yang
sederhana seperti termometer, namun ada yang
merupakan unit sehingga perlu dirangkai terlebih
dahulu, contohnya resperometer.
5. Model merupakan tiruan bagian tubuh atau objek
tertentu dalam tiga dimensi. Model dapat merupakan
miniatur dari objek seperti globe merupakan
miniatur bumi. Tapi ada juga model yang
dibesarkan, misalnya model mata, ukurannyadapat
lebih besar dari pada mata biasa.
6. Alat penunjang, misalnya alat pemadam kebakaran,
kotak PPPK, dan sebagainya.
Contoh bahan misalnya serat kapas. Serat kapas
dapat berfungsi ganda sebagai bahan yang dipelajari
untuk melihat bentuk sel, tetapi juga dapat
berfungsi sebagai bahan bantu untuk merangkap
Paramecium yang bergerak sehingga dapat dipelajari
bila diamati di bawah mikroskop.
Berikut ini diberikan daftar nama alat dan alat
bantu laboratorium beserta fungsinya secara singkat.
11
1. Alat kapilaritas tanah : berfungsi untuk mengukur
kapilaritas.
2. Anemometer : untuk mengukur kecepatan angin,
3. Berbagai gambar dinding : visualisasi dua dimensi
berbagai objek studi berfungsi sebagai alat
peraga.
4. Berbagai mikroslaid : alaat peraga objek tertentu.
5. Berbagai model : visualisasi berbagai macam objek
belajar seperti misalnya bagian tubuh.
6. Binokuler : berguna untuk mengamati objek yang
jauh misalnya klinometer.
7. Cawan petri : merupakan alat bantu, memiliki lebih
dari satu fungsi.
8. Corong : merupakan alat bantu, memiliki lebih dari
satu fungsi.
9. Erlenmeyer : merupakan alat bantu, memiliki lebih
dari satu fungsi.
10. Gelas ukur : untuk mengukur volume berbagai
benda cair.
11. Gelas piala : merupakan alat bantu, memiliki
lebih dari satu fungsi.
12. Globe : miniatur bumi.
13. Higrometer : untuk mengukur kelembapan udara.
14. Jala keruk : berfungsi untuk mengambil sampel
objek pengamatan yang terdapat di dasar kolam atau
perairan
11
15. Jala plankton : fungsi untuk sampling
plankton pada ekologi perairan.
16. Jala serangga : untuk menangkap serangga.
17. Kaca arloji : merupakan alat bantu, memiliki
lebih dari satu fungsi
18. .kaca pembesar : untuk mengamati objek-objek
yang kecil.
19. Koleksi batuan : merupakan contoh batu-batuan
yang terdapat di indonesia.
20. Kompas : mementukan arah.
21. Kuadrat : membetasi lokasi pengambilan contoh
populasi terhadap hewan di lapangan.
22. Mikroskop dan perlengkapannya : untuk
mengamati objek-objek yang tidak bisa diamati
secara langsung.
23. Perlengkapan uji tanah : merupakan unit
peralatan yang berfungsi untuk mengukur pH, uji
kandungan Ca, K, Na, dan P di dalam contoh tanah.
24. Pipa kapiler : merupakan alat bantu, memiliki
lebih dari satu fungsi.
25. Pipa “Y”, “T”, “U”, “S”, “L” : merupakan alat
bantu, memiliki lebih dari satu fungsi.
Selain itu, di dalam laboratorium sebaiknya
juga tersedia buku acuan seperti pengelolaan
laboratorium, buku petunjuk pengerjaan bahan, buku
pelajaran biologi, resep merawat barang-barang
11
logam, kaca, kotak P3K dan alat pemadam kebakaran.
Bahan-bahan yang tersedia di dalam laboratorium
biologi ini diharapkan dapat tertulis pada daftar
bahan.
Bahan-bahan yang diharapkan tersedia di
laboratorium adalah : Acetokarmin, alkohol (etanol),
amilum, asam sulfat, asam klorida, bremtimol biru,
fosin, komalin, gelatin, glukosa, giemsa, indikator
universal, iodium, kalium yodida, kalium hidroksida,
matanol, mitelin biru, natrium hidrosida, natrium
klorida, perak nitrat, dan spiritus.
2.3 Peranan Guru dalam Kegiatan Laboratorium
Terdapat perbedaan peranan guru dalam
pembelajaran secara tradisional dengan pembelajaran
yang melibatkan kegiatan laboratorium. Pada
pembelajaran biologi menggunakan laboratorium, guru
lebih banyak sebagai fasilitator dan konsultan yang
melayani siswa dalam memberi kemudahan kepada siswa
agar mereka dapat bekerja dalam laboratorium secara
sukses dan aman.
Guru juga berperan sebagai pembimbing dan
pengarah yang membimbing siswa agar dapat
menggunakan alat, bekerja dengan aman mengikuti
cara-cara prosedur yang aman.
Peranan lain guru adalah pengembangan dan
pengelolaan laboratorium. Sebagai pengelola
11
laboratorium, guru bertindak merencanakan kegiatan,
mengadakan peralatan, mengatur jadwal penggunaan
laboratorium, menguji agar pemanfatan laboratorium
dilakukan secara maksimal.
Dalam kegiatan guru bertindak sebagai pengelola
kegiatan, jadi guru menjadi menager instruksional
yang sedang berlangsung.
Selain itu, kegiatan di dalam labratorium
umumnya merupakan kegiatan pemecahan masalah dan
penemuan, maka peranan guru yang diharapkan
menciptakan iklm yang problematik yang memunkinkan
munculnya masalah sehingga siswa dapat melihat
masalah tersebut.
2.3.1 Cara Penggunaan Alat Laboratorium Biologi
Di dalam laboratorium tersedia sejumlah alat-
alat yang dapat digunakan kegiatan proses belajar
menager. Sebagai guru, anda dituntut tidak hanya
menguasai ilmu dan pengetahuan melainkan juga
keterampilan dan sikap terhadap alat-alat
laboratorium. Oleh karena itu, setiap guru biologi
diharapkan dapat :
1. Menyebutkan nama-nama setiap alat laboratorium
biologi
2. Membedakan alat yang satu dengan yang lainnya
3. Menyatakan kegunaan setiap alat
4. Mengoperasikan alat yang bersangkutan
11
5. Memeriksakan dan menguji bekerjanya setiap alat
Kekhususan suatu alat juga perlu mendapat
perhatian. Sebagai contohnya alat-alat kaca ada yang
tahan panas, tetapi ada juga alat kaca yang justru
mudah pecah jika dipanaskan.
Beberapa contoh cara penggunaan alat-alat
diuraikan sebagai berikut :
1. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat utama di dalam
laboratorium biologi. Yang digunakan untuk
mengamati objek yang berukuran kecil. Mikroskop
yang pertama ditemukan oleh manusia disebut
mikroskop sederhana, mkroskop yang ada sekarang
disebut mikroskop majemuk, disamping itu juga ada
mikroskop elektron, mikroskop fase kontras dsb.
Yang paling sering ialah mikroskop tangling yang
mampu mengamati molekul.
Cara menggunakannya adalah dengan melalui
latihan. Untuk itu terlebih dahulu mengenal
bagian-bagian dari mikroskop cahaya. Pada
mikroskop cahaya yang modern biasa digunakan pada
mikroskop yang memiliki bagian penting seperti
lensa obyektif yang letaknya dekat benda yang
diamati bila sedang digunakan dan lensa okuler
yang letaknya dekat dengan si pengamat.
11
Kedua lensa pada mikroskop dihubungkan oleh
tabung mikroskop yang berfungsi untuk mangalirkan
cahaya. Umumnya mikroskop memiliki 1 buah okuler
(monokuler) atau memiliki dua buah (binokuler).
Sementara, lensa objektif terdapat beberapa buah
dengan pembesaran yang berbeda-beda.
Cahaya yang masuk ke dalam mikroskop
diarahkan menggunakan (cekung atau datar) yang
terdapat di bawah mikroskop. Cermin cekung
digunakan bila sumber cahaya redup tidak terang.
Sinar yang masuk juga dapat menggunakan
diafragmadan kondensor yang tedapat di bawah meja
mikroskop. Kondensor biasanya tidak selalu ada
pada mikroskop.
Meja mikroskop berfungsi sebagai tempat
meletakkan objek yang akan diamati. Agar objek
tidak mudah bergerak biasanya dijepit pada klip.
Untuk mengatur benda dengan lensa obyektif
digunakan pemutar kasar dan pemutar halus. Pemutar
halus digunakan untuk menggerakkan lensa secara
perlahan-lahan, sedangkan pemutar kasar digunakan
untuk menggerakkan lensa obyektif untuk
menggerakkan lensa obyektif secara cepat.
Bagian lain mikroskop ialah kaki mikroskop
dan pegangan mikroskop. Pegangan mikroskop ialah
bagian yang dipegang ketika mikroskop diangkat
11
atau dipindahkan. Sedangkan kaki ialah bagian
mikroskop yang paling bawah.
Sumber : Anonim a. 2014.
http://pobersonaibaho.wordpress.com. (Diakses pada
tanggal 09 Februari 2014)
2. Respirometer
Komponen penyusun : 1) botol respirometer
sebagai tempat meletakkan makhluk hidup yang akan
diukur kebutuhan oksigennya, 2) pipa kapiler
berfungsi sebagai pengukur dan 3) standar untuk
menyangga alat.
Cara menggunakannya adalah dengan membasahi
kertas saring yang telah digunting bulat sebesar
botol rspirometer, meletakkan pada dasar botol
tersebut dan ditutup. Memasukkan serangga
(misalnya belalang atau hean kecil lain ke dalam
botol tersebut). Sambungkan botol respirometer
tersebut dengan pipa kaca melalui botol dan
rapatkan. Pegang botol respiromete dengan tangan
11
sehingga sehingga udara di dalamnya memuai.
Teteskan larutan warna pada ujung pipa skala.
Letakkan respirometer pada standarnya diatas meja
yang mendatar. Tandai posisi zat tersebut. Tunggu
beberapa saat kemudian catatlah posisi zat warna.
Perubahan posis zat warna menunjukkan volume
oksigen yang digunakan oleh hewan tersebut. Bila
pipa kaca respirometer lubang pipa kaca diketahui.
Cara dengan jalan dikalikan luas penampang ppa
kaca dengan jarak yang ditempuh oleh gelembung.
2.4 Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan laboratorium sangat diperlukan agar
laboratorium berfungsi secara maksimal. Seorang guru
IPA tidak hanya mampu mengajar tetapi lebih dari itu
harus dapat mengatur dan mengembangkan
laboratoriumnya. Guru biologi wajib memahami dan
melaksanakan pengadaan alat dan bahan. Oleh sebab
itu seorang guru haruslah menguasai segi-segi
pengelolaan laboratorium dan harus dapat pengelola
laboratorium yang efektif.
2.4.1 Administrasi Laboratorium
Pengelolaan laboratorium yang baik dapat
dilihat dari adanya tata tertib administrasi. Dengan
tata tertib administrasi semua alat dan bahan yang
11
dimiliki, yang digunakan, yang perlu diadakan, yang
siap pakai, dapat dipantau secara mudah. Tertib
administrasi juga memberi keuntungan karena dengan
mudah dapat menemukan di mana bahan atau alat
tertentu disimpan.
Pengadministrasian alat dan bahan ini semakin
mendesak untuk dilaksanakan, terutama pada
laboratorium yang memiliki peralatan dan bahn yang
jumlahnya, seperti halnya laboratorium sekolah.
Untuk keperluan administrasi alat dan bahan,
laboratorium seyogyanyan memiliki :
a. Buku harian, yang mencatat semua alat dan bahan
yang ingin dibeli alasannya, misalnya karena habis
atau rusak.
b. Daftar pembelian, berisi nama-nama alat yang
dipesan. Daftar tersebut contohnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel Daftar Pesanan
NomorNama
Barang
Nama
PabrikJumlah
HargaKet.Katalo
g
Satua
nTotal
11
c. Daftar penerimaan, yang memuat nama alat-alat yang
diterima. Contoh daftar penerimaan ialah sebagai
berikut.
Tabel Daftar Penerimaan
TglNomor
Katalog
Nama
Barang
Nama
Pabrik
Jumla
h
HargaKet.Satu
an
Tota
l
d. Daftar stock (persediaan), buku ini berisi barang
yangpernah dibeli, jumlah barang yang susut
(rusak, pecah, hilang) dan jumlah sisa. Dalam buku
ini biasanya terurut secara alfabetis sehingga
11
memudahkan mencari. Buku stock dapat diganti
dengan buku besar ataupun berupa kartu. Setiap
kartu diperuntukkan satu alat. Contoh buku stock
ialah sebagai berikut.
BUKU PERSEDIAAN
Nama alat/ bahan
: ...........................................
.........
No. Urut/ tipe
: ...........................................
.........
No. Sandi/ukuran
: ...........................................
.........
No. Katalog
: ...........................................
.........
Pemasukan Pengeluaran SisaTgl
.
Dar
i
Pabr
ik
Jumla
h
Harg
a
Tgl
.
Alas
an
Jumla
h
Tgl
.
Juml
ah
11
e. Buku inventaris, berisi nama dan jumlah semua
macam barang yang di dalam laboratorium. Termasuk
perabot, media, perkakas, dsb.
f. Buku peminjaman alat, yang berisi nama dan jumlah
alat-alat khusus yang dipinjam oleh siswa maupun
guru guna melaksanakan kegiatan.
g. Buku catatan pribadi, berisi macam-macam catatan
misalnya tentang kondisi larutan yang digunakan,
isi berbagai botol, cara-cara khusus berbagai
pengalaman dsb.
h. Daftar alat, yang berisi nama-nama alat yang
seharusnya dipunyai sekolah.
Tabel Daftar Alat
Nomor Nama
alat
Ukura
nTipe Merk
Jumla
hKet.
Urut Sandi
11
i. Daftar bahan, yang berisi macam-macam bahan dan
konsentrasinya.
2.4.2 Pengadaan Alat Laboratorium
Secara garis besar sebenarnya alat di dalam
Laboratorium biologi dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok. Yaitu alat yang digunakan untuk merasakan
dan yang kedua alat yang digunakan untuk pelaksanaan
percobaan. Alat-alat yang tergolong ke dalam
kelompok kedua ini seringkali harganya mahal.
Pengadaan alat laboratorium dapat dilakukan
melalui berbagai macam cara-cara yang termurah ialah
memodifikasi mengganti, atau membuat peralatan
laboratorium secara mandiri dengan memanfaatkan
barang-barang bekas yang terdapat di lingkungan
sekitar. Hanya saja cara ini memerlukan kreativitas
dan kemauan guru dengan biaya yang relatif ringan.
11
Benda-benda dari plastik dapat digunakan untuk
mengganti komponen-komponen yang terbuat dari kaca.
Selama komponen yang diganti tersebut tidak
digunakan untuk percobaan pada suhu tinggi. Pipa
kaca dapat diganti dengan yang plastik.
Alat-alat bantu seperti halnya rak, standar,
klem, tripod, dapat dibuat dari benda-benda yang ada
di sekitar kita. Rak dapat dibuat dari papan dan
sepotongnya klem dapat dibuat dari kawat, tripod
dapat dibuat dari kawat yang berukuran agak besar
atau dari kaleng yang digunting. Lampu spiritus
dapat dibuat dari botol beekas tinta lensa dapat
dibuat dari bola lampu listrik yang diisi dengan air
bening, dan seterusnya.
Di samping alat bantu tersebut di atas, alat-
alat yang digunakan untuk percobaan apapun dapat
dibuat sendiri. Alat seperti respirometer,
potometer, dan monometer gas dapat dibuat dengan
memanfaatkan botol bekas dan pipa kaca.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat alat
laboratorium sendiri ialah :
a. Harus mengetahui dengan pasti prinsip kerja alat
yang akan dibuat tersebut.
b. Mengetahui bagian alat yang akan dibuat dan fungsi
masing-masing bagian tersebut.
11
c. Hubungan masing-masing bagian dengan bagian yang
lainnya. Perlu diketahui apakah bagian tertentu
akan mempengaruhi bgaian lainnya.
Sebelum memulai membuat alat perlu terlebih
dahulu membuat rancangan yang meliputi :
a. Nama alat yang akan dibuat
b. Kegunaan alat tersebut
c. Prinsip kerja alat
d. Bagian alat yang akan dibuat
e. Rangkaian masing-masing bagian dengan bagian lain.
Bila perlu digambar
f. Langkah-langkah pembuatan
Berikut ini ialah beberapa contoh alat yang
dibuat sendiri menggunakan bahan sekitar sekolah :
a. Timbangan.
b. Lampu spiritus, dibuat dari kaleng semir sepatu
atau botol tinta.
c. Tripod sederhana, dibuat dari kaleng yang
digunting.
d. Perangkat pembuatan air suling, dibuat dari ceret,
canting, dan botol.
e. Penjepit dari kawatan kaleng yang cukup tebal
f. Berbagai osmometer, dibuat ari selofan, kentang,
kulit telur.
g. Membuat cetakan daun: (a) botol bersih diberi
vaselin tipis kemudian biarkan di atas nyala api
11
lilin/ lampu minyak agar berjelaga; (b) daun yang
dicetak diletakkan di atas koran; (c) botol yang
telah berjelaga diletakkan di atas daun sampai
jelaga menempel pada daun dengan merata; (d)
kertas bersih diletakkan di atas daun, kemudian
ditindih dengan botol dan digulingkan, gambar daun
akan pindah ke kertas.
h. Piranti untuk mengukur penguapan air melalui daun.
i. Alat untuk menunjukkan bahwa pertumbuhan
membutuhkan oksigen.
2.4.3 Keamanan Kerja di Laboratorium
Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi
perhatian yang paling besar dalam kegiatan
laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi
adalah justru terabaikan. Kita belum terbiasa
memperhatikan keamanan bekerja. Syarat keamanan di
laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang
bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk
keamanan sekitar/lingkungan.
Beberapa hal yang menyangkut keamanan
laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower,
unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang
aman. Pintu masuk/keluar hendaknya cukup luas dan
mengarah/membuka keluar sehingga bila terjadi
keadaan darurat orang dari dalam dapat dengan mudah
11
keluar tanpa hambatan. Selain itu, laboratorium
hendaknya dilengkapi dengan alat keaman seperti
pemadam api, alat pelindung diri (APD, seperti
jaslab, masker, gogle), alat listrik yang aman,
detektor, shower, kotak P3K, serta peralatan keamanan
khusus lainnya.
Selain didukung oleh fasilitas keamanan
laboratorium, setiap pekerja di laboratorium
sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium
mengandung resiko yang membahayakan keselamatan
kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya
kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka
para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-
sumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan
kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang
dapat menimbulkan kecelakaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan inti
dari keseluruhan proses belajar mengajar karena
siswa akan dibimbing untuk bertindak seperti ilmuwan
kecil yang melakukan penelitian dan menemukan
sendiri informasinya.
11
Dalam proses belajar mengajar biologi,
laboratorium berfungsi :
1. Sebagai sumber masalah untuk dipecahkan siswa.
Masalah biologi ditemukan dari berbagai sumber,
salah satunya ialah laboratorium biologi.
2. Sebagai melakukan penelitian dan pemecahan
masalah.
3. Tempat peragaan dan museum kecil.
4. Tempat kegiatan belajar/ praktikum.
5. Sumber perpustakaan.
Alat yang harus terdapat di dalam laboratorium
biologi dapat dikategorikan menjadi (a) perabot, (b)
perkakas, (c) alat, (d) alat bantu, (e) model, (f)
alat penunjang.
Pada pembelajaran biologi menggunakan
laboratorium, guru lebih banyak sebagai fasilitator
dan konsultan yang melayani siswa dalam memberi
kemudahan kepada siswa agar mereka dapat bekerja
dalam laboratorium secara sukses dan aman.
3.2 Saran
1. Perlu diadakan pengkajian yang lebih mendalam lagi
tentang kegiatan laboratorium dalam pembelajaran
biologi.
2. Keberadaan referensi dan acuan sumber pembelajaran
yang lebih sistematis dan rinci.
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1993. Buku KatalogAlat Pendidikan untuk SMP dan SMA. Jakarta: ProyekPembinaan/Pengadaan Alat-alat Laboratorium PKG danPelaksanaan Beasiswa Luar Negeri Dikdasmen.
Kadarohman, Asep. 2007. Manajemen Laboratorium Biologi.Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
Kertiasa, Nyoman, dkk.1979. Petunjuk Pengelolaan LaboratoriumIPA SMA 1. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.
Sahromi, Momi dan Tjetje Sutara.1986. PengelolaanPengajaran Biologi. Jakarta: Karunika UniversitasTerbuka.
Unesco. 1978. Science Experiments with Sample Equipment, TheUnesco Saource boot Science Teaching. Tokyo: Charles E.Tuttle Company.