daftar isi

260

Upload: khangminh22

Post on 04-May-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

\;.`'-i?-+--i_ I

Halaman

DAFTAR ISI

1. Keynotes speech Menteri pertanian Republik IndonesiaPada Acara Workshop Penyusunan Kebijakan PupukDalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional ...........

2. Keynotes speech Menteri pertanian Republik IndonesiaPada Seminar DAB Workshop Pekan BiofarmakaNasional 11 " Indonesian Biopharmaca ExhibitionAnd

Congress 2005" (lBEC -2005)

3. Sambutan Menteri pertahian padaAcara silaturahmiDengan Majlis Ta'lim Sabilulhaq

4. Menteri pertanian Republik Indonesia KeynoteAddressBy. H.E. Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS. Minister of

Agriculture of The Republic Indonesia at The 16THIntergovermental Group (IGG) On Tea Meeting ...............

r=

5. Menteri pertanian Republik Indonesia welcome RemarkH.E. Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS Minister of Agricultureof The Republic of Indonesia at Farewel Dinner for lTBCDinner ITBC Participants and Welcome Dinnerfor 16T IGG on Tea Meeting

6. Sambutan Menteri pertanian Republik Indonesia.Pada Acara Panen Raya Sapi Potong di Kabupaten

unan San6utan $4enteri ®ertanian qiahun 2005

27

KarangAsem, Propinsi Bali

7. Keynote speaker Menteri pertanian Rl. Pada KonferensiNasional XVII Himpunan llmu Gulma Indonesia (141 (A) diYogyakarta

8. Sambutan Menteri pertanian Republik Indonesia padaPembukaan Pameran Anggrek Belantara IndonesiaBiak Numfor

9. Sambutan Menteri pertanian Republik Indonesia padaRapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan PropinsiPapua Pada Sosialisasi Hasil-Hasil Konferensi DewanKetahananpangan 2004: Kebijakan PembangunanPertanian Nasional

10. Sambutan Kunci Menteri Pertanian Pada SimposiumPermasalahan Dan Upaya Penanggulangan MikotoksinDan Mikotoksikosis Di Indonesia

11. Sambutan Kunci Menteri Pertanian Pada PuncakAcaraTechnoexpo Hortikultura 2005

12. Pengarahan Menteri Pertanian Republik Indonesia PadaRapat Koordinasi Evaluasi Dan Pengamanan lmplementasiKetentuan lmpor Beras

13. Sambutan Menteri Pertanian Republik Indonesia Pada

unan San6utan 04enteri aertawian I;ahun 2005 n

Acara Penyerahan Bantuan Semen Beku Eks. AmerikaUntuk propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ...............

14. Sambutan Menteri Pertanian PadaAcara wisuda LulusanSekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) TahunAkademik 2004/2005

15. Sambutan Menteri Pertanian Pada Pertemuan KoordinasiPengamanan Produksi Tahun 2005 Dan PersiapanMT. 2005/2006

16. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada Serah TerimaJabatan Ketua Dharma Wanita PersatuanDepartemen Pertanian

17. Keynotes Speech Menteri Pertanian R.I. Pada Seminar" Peran Komunikasi Pembangunan dalam Percepatan

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan" lnstitut Pertanian Bogor

18. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada Seminar NasionalAstrik Go Industry

19. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada PembukaanAcara Senam dan Bola VollyAntar Pegawai LingkupDepartemen Pertanian

20. Sambutan Menteri pertanian R.I. Pada upacara peringatan

urran Sam6utan enenteh ®ertanian qiahun 2005

117

Hari proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Ke€0. 177

21. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada PembukaanSimposium Nasional Dan Kongres Ke-V Perhimpunanllmu Pemuliaan Indonesia (PERIpl) Di UniversitasJenderal Soedirman

22. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada Seminar UnggasLokal Ill Fakultas Petemakan Universitas Diponegoro ..... 196

23. Sambutan Menteri Pertanian R.I. PadaAcara PencananganTanam Jagung Desa Baraban, Kec. Selemadeg Timur,Kabupaten Tabanan, Bali

24. Keynotes Speech Menteri Pertanian Republik IndonesiaPada Acara Konsultan Public Revitalasasi PenyuluhanPertanian

25. Keynotes speech Menteri pertanian padaAcara seminarNasional Menembus Keterbatasan APBN

26. Sambutan Menteri Pertanian Pada Pembukaan SeminarNasional 'Teknologi lnovatif Pascapanen UntukPengembangan Untuk Pengembangan lndustri BerbasisPertanian"

unan Sam6utan "enteri ®ertanian qahun 2005

226

IV

KEYNOTES SPEECH

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

P AID A A/£ AIRA

WORKSHOP PENYUSuNAN KEBIJAKAN PUPUK

DALAM MENDUKUNG

KETAHANAN PANGAN NASIONAL

JAIIARTA ,13 JULl 2005

Yang saya hormati,

• Ketua dan Anggota poke Khusus pengkajian Kebijakan pupuk

• KetuaKomisilvDPR-Rl

• Direkturutama pT. PUSRl (Holding)

• KetuaAsosiasi (HKTl, KTNA, APPI)

• Para undangan dan peserta workshop

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama

saya mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan

unan Sam6utan Menteri qtertanian qidhun 2005

syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

Rahmat dan KaruniaNya, sehingga pada siang ini kita dapat

menghadiri acara Workshop Penyusunan Kebijakan Pupuk

Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.

Atas nama pemerintah, perkenankan saya menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Pokja Khusus

Pengkajian Kebijakan Pupuk yang telah memprakarsai

terselenggaranya acara workshop ini, khususnya dalam

menyikapi kondisi perpupukan nasional kita saat ini guna

mendukung ketahanan pangan dan stabilitas sosial ekonomi di

Indonesia.

Saudara - Saudara Sekalian,

Mengawali sambutan ini saya ingin mengingatkan kita

bersama bahwa akselerasi pembangunan ekonomi sektor riil

pada situasi krisis perekonomian nasional pada tahun 1998tertumpu pada sektor pertanian, dan sampai saat ini sektor

pertanian masih mampu menunjukkan share positifhya didalam

unan San6utan "enteri ®enandn a;dhun 2005 2

kontribusi Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Keberhasilan

pembangunan pertanian tidak terlepas dari dukungan semua

pihak terkait yang harus diberdayakan dalam suatu orkestra

Pidato Pengantar Menteri Pertanian Pada Workshop

Penyusunan Kebijakan Pupuk 13 Juli 2005

Iangkah yang serasi sehingga kebijakan prioritas

pem6rintah khususnya untuk revitalisasi pertanian dapat

diimplementasikan oleh semua stakeholder secara efektif.

Visi Pembangunan Pertanian periode 2005 - 2009

adalah "Terwujudnya pertanian tangguh untuk kemantapan

ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing

produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani".

Untuk dapat mencapai Visi Pembangunan Pertanian tersebut,

maka program pembangunan pertanian diarahkan pada upaya

untuk dapat memfasilitasi, melayani dan mendorong

berkembangnya usaha-usaha pertanian sehingga memiliki nilai

tambah, daya saing sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat terutama petani.

u:nan San6utan Menteri qtertamien qichun 2005 3

Hadirin Yang Saya Hormati,

Semakin kuatnya norma globalisasi merupakan tantangan

sekaligus peluang dalam pembangunan agribisnis kedepan.

Globalisasiperdagangandaninvestasimenyebabkansetiapnegara

mempunyai kesempatan unfuk perluasan akses pasar. Implikasi deri

dinamika lingkungan intemasional tersebut, setiap negara tidak

•.ter.,oualilndohesiadituntutuntukmampumeningkatkandayasaing

produk baik mutu, harga maupun kontinyuitas supply. Perdagangan

komoditas pertanian dalam mengakomodasikan tuntutan pasar

tersebut dihadapkan kepada berbagai kendala khususnya

terbatasnya kemampuan permodalan petani sebagai pelaku usaha

dihulu dalam pengelolaan usaha taninya secara komersial.

Lemahnya permodalan petani serta terbatasnya

kemampuan akses petani kedalam system perbankan

mengakibatkan terhamb,atnya implementasi teknologi ditingkat

petani termasuk penerapan pemupukan berimbang dalam

pencapaian peningkatan produktivitas dan mutu hasil

komoditas pertanian. Mencermati kondisi tersebut serta

unan San6utan Menteri qtertanian I;afaun 2005 4

pentingnya peranan pupuk didalam mendukung Ketahanan

Pangan Nasional, maka pemerintah telah menetapkan

kebijakan dasar yaitu dengan penyediaan subsidi pupuk,

penyediaan subsidi benih, penyediaan Kredit Ketahanan

Pangan (KKP), penetapan Harga Gabah Pembelian Pemerintah

dan peningkatan tarif bea masuk beras dari Rp. 430,-/kg

menjadi Rp. 450,-/kg.

Kebijakan subsidi pupuk meskipun tidak termasuk

kategori "first best policy" namun manfaat ekonominya sangat

luas, karena dampaknya tidak saja secara langsung yaitu pada

usaha tani pengguna pupuk dan industri pupuk dalam negeri,

tetapi juga secara tidak langsung memberikan dampak

pengga.nda (multiplier impact) terhadap berkembangnya

sektor-sektor lain dalam perekonomian. OIeh karenanya dalam

situasi perekonomian saat ini dalam memantapkan

Ketahanan Pangan Nasional subsidi pupuk masih sangat

diperlukan.

Saudara-Saudara Sekaljan,

unan `San6utan Menteri @ertanian fiahun 2005 5

Penetapan kebijakan subsidi pupuk merupakan komitmen

pemerintah dengan lembaga legislatif yang selanjutnya

di laksanakan olch pemerintah dengan mel ibatkan seluruh instansi

terkait bersama-sama dengan stakeholder pupuk baik produsen,

distributor maupun pengecer dan pengguna pupuk di tingkat

pedesaan. Untuk itu, sangat diperlukan pemahaman dari seluruh

pihak terkait dengan selalu mengutamakan kepentingan petani

yang sangat kita andalkan dalam pemenuhan pangan riasional.

Berbagai permasalahan yang terjadi didalam

pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk saat ini terutama masalah

kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk pada saat musim

tanam memberi opini bahwa "subsidi pupuk tidak dinikmati oleh

petani" sehinggga menimbulan kontroversi terhadap kebijakan

yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh p.etani. Mengingat

penggguna pupuk sebagian besar adalah petani pangan yang

merupakan kelompok individu dengan tingkat kesejahteraan

menengah kebawah, maka pengambilan keputusan pemerintah

dibidang pupuk harms dilakukan secara hati-hati. Hal ini penting

karena kebijakan di bidang pupuk bukan saja mempunyai

unan Sam6utan Menteri ®ertanian fiahun 2005 6

implikasi teknis, tapi juga politis yang pada gilirannya dapat

mengganggu sistem kehidupan bangsa secara keseluruhan.

Dukungan regulasi dibidang pupuk baik ditingkat produksi,

distribusi maupun pengawasannya sangat menentukan efektivitas

pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk. Efisiensi penggunaan

pupuk ditingkat petani diarahkan pada penggunaan pupuk

berimbang sesuai dosis pemupukan spesifik lokasi dengan

memperluas penggunaan pupuk majemuk NPK serta medorong

penggunaanpupukorganikuntukmengembalikankesuburantanah

yang telah dieksploitasi dengan penggunaan pupuk kimia secarat6rus menerus dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun.

Masalah pasokan bahan baku produks' pupuk terutama

jaminan pasokan gas bumi yang kita hadapi saat ini diharapkan

dapat segera diselesaikan, sehingga tidck mengganggu

kelancaran produksi dan penyediaan pupuk, selanjutnya fluktuasi

nilai tukar rupiah terhadap dolar sebagai penentu komponen

biaya pokok produksi perlu disikapi oleh para produsen pupuk

dengan perencanaan yang sifatnya jangka panjang sehingga

unan Sam6utan 94enteri ®ertanian I;ahun 2005 7

cash flow keuangan perusahaan tidak mengalami kesulitan.

Saudara-saudara sekalian,

Memperhatikan perdagangan pupuk intemasional saat ini

dengan meningkatnya harga bahan baku maupun harga pupuk

mengindikasikan bahwa ada kecenderungan ketidakseimbangan

antara supply dan demand. Kondisi tersebut perlu segera dicermati

dengan analisa pasar yang tajam sehingga industri pupuk di

Indonesia tidak mengalami kesulitan dan tetap dapat bersaing di

pasar intemasional. Perencanaan jangka panjang dibidang industri

pupuk perlu mendapat dukungan dari regulasi yang semakin

kondusif guna kelangsungan pasokan pupuk baik untuk kebutuhan

dalam negeri maupun ekspor. Dalam hal ini peranan Holding

Pupuk sangat penting untuk mampu mengkomunikasikan

berbagai permasalahan yang dihadapi oleh produsen pupuk

dengan seluruh instansi terkait yang berwenang. Dukungan dari

BUMN pupuk terhadap Program pengembangan pemupukan

berimbang dengan penggunaan pupuk majemuk NPK diharapkan

dapat mengurangi, ketergantungan petani terhadap pupuk Urea

u;:nan Sarm6utan "enteri ®ertanian Tiahun 2005 8

yang pada akhirnya dapat membantu peluang ekspor sebagai

salah satu sumber devisa Negara.

Dalam forum yang berbahagia ini sekali lagi saya

menegaskan bahwa untuk mendukung pembangunan

pertanian khususnya dalam pemantapan Ketahanan Pangan

Nasional tetap diperlukan subsidi pupuk. Sesuai dengan

Keputusan Rapat Kerja Pemerintah dengan Komisi IV DPR-

Rl tanggal 7 Juli 2005 telah disepakati bahwa subsidi pupuk

tahun 2006 akan dilanjutkan untuk semua jenis pupuk yaitu

Urea, SP-36, ZA dan NPK. Pola subsidi pupuk masih sama

dengan pola subsidi tahun 2005 yaitu subsidi tidak langsung

ke petani, dimana subsidi pupuk Urea diberikan dalam bentuk

subsidi gas, sedangkan untuk pupuk non-Urea diberikan

dalam bentuk subsidi harga. Selanjutnya untuk mendukung

pemberian pupuk subsidi .terhadap petani agar lebih efektif

maka diusulkan adanya subsidi biaya transportasi pupuk di

daerah remote dan biaya pengawasannya. Untuk itu keputusan

politis tersebut perlu segera ditindaklanjuti oleh seluruh

instansi terkait.

unan San6utan Menteri a?ertanian q;ahun 2005 9

Menyikapi wacana terhadap subsidi langsung kepada

petani dimasa mendatang, perlu mendapat perhatian dari Pokja

Khusus Pengkajian Kebijakan Pupuk untuk merumuskan pola

subsidi dimaksud termasuk pengamanannya, sehingga

kebijakan pupuk untuk sektor pertanian seutuhnya dapat dinikmati

oleh petani guna peningkatan kesejahteraannya yang tentunya

mempunyai resultant pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia

secara keseluruhan.

Para Hadirin yang Berbahagia,

Mengakhiri sambutan ini, saya ingin mengucapkan terima

kasih kepada PT. Pusri Holding dan seluruh pihak terkait yang

telah memfasilitasi pelaksamaan workshop ini yang tentunya akan

sangat bermanfaat bagi pemerintah dalam penyempurnaan

kebijakan pupuk nasional ke depan. Hasil diskusi mengenai

rumusan kebijakan pupuk nasional dalam forum ini, akan saya

tindaklanjuti dalam forum yang lebih tingggi.

Semoga Allah Subhanahuwata'ala selalu meridhoi usaha

unan San6utan Menteri ®ertandn a;ahun 2005 10

kita semua.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

tt:i'ran San6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005

KEYNOTES SPEECH MENTERI PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA

PADA SEMINAR DAB WORKSOP

PEKAN BIOFARMAKA NASIONAL Ill"INDONESIAN BIOPHARMACA EXHIBITION AND

CONGRESS 2005"

(lBEC -2005)

YOGYAKARTA,14 JULI 2005

Assalamua'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Yang saya hormati :

• Pejabat Lingkup Departemen pertanian, Departemen Terkait

Tlngkat Pusat dan Daerah serta Perguruan Thnggi;

• Para pengusaha dan peneliti di Bidang Biofarmaka;

• Hadirinsekalian;

Puji syukur dan bahagia atas karunia Tuhan, yang telah

berkenan mempertemukan kita semua dengan pakar dan

unan San6utan Menteri @ertanian qahun 2005 12

pemerhati biofarmaka di Karaton Ngayogyakarta yang kita

cintai ini. Forum seminar ini sangat penting dalam upaya

mendiskusikan dan mensosialisasikan ide yang terkandung

dalam kebijaksanaan Pengembangan Agribisnis Biofarmaka

guna mendapatkan gambaran tentang aspek-aspek apa saja

yang sudah dan perlu dikerjakan. dalam rangka"Memanfaatkan Ragam Fungsi dan Kegiatan Pengembangan

Biofarmaka untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat",

sehingga dapat lebih memajukan aktivitas agribisnis

biofarmaka di Indonesia. Demikian juga dengan pelaksanaan

workshop "Strategi dan Kebijakan Pengembangan

Biofarmaka" menjadi salah satu upaya untuk merevatalisasi

Forum Kerjasama Pengembangan Biofarmaka (FKsPB),

sehingga tujuan FKsPB untuk mengembangkan Biofarmaka

di Indonesia dalam aspek penelitian dan pengembangan,

diseminasi, perencanaan, koordinasi pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi dapat berfungsi optimal. Harapan

kita bersama dengan pertemuan kali ini akan membuahkan

hasil-hasil positif yang mengarah kepada optimalisasi fungsi

FKsPB-

unan Sam6utan 914enteri apertanian arahun 2005 13

Ruang lingkup biofakrmaka cukup luas meliputi tumbuhan,

hewan dan mikroba baik di darat maupun di lautan, semuanya

itu dapat dimanfaatkan sebagai obat, kosmetika tradisional

dan terapi. Dengan demikian biofarmaka menjadi salah satu

sumber daya alam yang patut mendapat apresiasi kita semua

untuk menjadikan komoditas biofarmaka sebagai andalan di

masa sekarang dan masa depan, yaitu sebagai salah satu

andalan sumber pertumbuhan ekonomi baru abad ke 21 ini.

Seperti kita maklumi besama, produk agribisnis biofarmaka

memiliki pasar yang sedang tumbuh baik domestik maupun

intemasional, hal ini disebabkan oleh makin dicintainya produk

biofarmaka oleh masyarakat dunia. Kecintaan itu perlu kita

respon melalui usaha keras tanpa lelah dan terus

meningkatkan mutu produk biofarmaka yang kita hasilkan.

Kita tidak akan dapat mengembangkan agribisnis

biofarmaka, bila aspek mutu dan kebersinambungan

ketersediaan bahan baku hayati biofarmaka kurang

mendapat perhatian serius dari para pakar dan pemerhati

biofarmaka yang terhormat. Tanpa perhatian serius akan

unan Sam6utan Menteri ®eTtanian a;ahun 2005 14

mutu dan kesinambungan bahan baku tersebut, kita tidak

akan dapat mengembangkan produk-produk spesifik

biofarmaka seperti: (a) Produk organik tanpa pestisida; (b)

Produk dengan image "menyehatkan, menyegarkan dan

menguatkan"; (c) Produk yang memberi nuansa ramah

lingkungan dan berkelanjutan; (d) Produk inovatif dengan

kemasan yang menarik dan higienis.

Upaya membangun daya saing argibisnis biofarmaka pada

skala global sepatutnya tidak hanya bertumpu pada

keunggulan komparatif sumber daya alam yang kita miliki,

tetapi perlu langkah maju melalui peningkatan produktivitas,

diversifikasi keanekaragaman produk biofarmaka yang

bermutu tinggi. Untuk itulah peningkatan kapasitas SDM dan

inovasi teknologi ramah lingkungan perlu ditempatkan

sebagai salah satu bagian terpenting dari pembangunan

agribisnis biofarmaka.

Fakta menunjukkan bahwa penelitian-penelitian yang

dilakukan dalam rangka pengembangan argibisnis berbasis

unan Sam6utan menteri ®eTtanian qahun 2005 15

biofarmaka telah melibatkan partisipasi berbagai stakeholder

yang ada baik penelitian yang dilakukan oleh lembaga-

lembaga penelitian pemerintah maupun perusahaan-

perusahaan swasta. Akan tetapi sinergisme dari berbagai

institusi tersebut belum optimal, belum terintegrasi satu sama

lain, mulai dari sub sistem penyediaan input, subsistem

budidaya sampai dengan sub sistem industri dan pemasaran.

Sejak tahun lalu ini telah dirintis demplot di beberapa

kabupaten yang merupakan kegiatan terpadu dari hulu sampai

hilir dengan melibatkan instansi terkait.

lndustri biofarmaka sesungguhnya merupakan bisnis masa

depan yang menjanjikan terutama untuk membantu

mengembangkan ekonomi kerakyatan. Guna mewujudkan

keinginan tersebut, diperlukan upaya membangun kemitraan

yang saling menguntungkan antar pelaku yang terlibat melalui

pembentukan kelembagaan yang kokoh. Ini penting bukan saja

untuk kepentingan pemasaran dalam negeri tetapi juga

sekaligus untuk menghadapi pasar internasional.

unan Sam6 utan enenteri ®ertanian qiafrun 2005 16

Semua aspek-aspek yang saya uraikan tersebut merupakan

tantangan bagi kita semua untuk dapat memberikan solusi

dan pembahasan di seminar dan worksop ini, merumuskan

konsep-konsep pemikiran yang mendasar dalam

penangananya, menyiapkan langkah-langkah operasional

pelaksanaan secara holistik, terintegrasi dalam suatu

skenario yang koordinatif baik di dalam sektor maupun lintas

sektor. Djdasari bahwa tugas seperti ini cukup-berat dan

mungkin tidak bisa dikerjakan dalam seminar dan workshop

selama dua hari ini saja.

OIeh karena itu harus dibuat agenda yang jelas baikjangka

pendek, menengah maupun jangka panjang. Untuk itu mari

kita bersama-sama kerja keras dengan komitmen yang kuat

untuk memajukan agribisnis biofarmaka, terutama kita yang

hadir dalam forum ini. Hanya dengan demikian kita dapat

mewujudkan pengembanga.n agribisnis biofarmaka di

tengah-tengah persaingan global sehingga apa yang

diinginkan oleh bangsa ini dapat terwujud,

unan Sarm6utan Menteri aenanian I;ahun 2005 17

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Menteri Pertanian RI,

ttd

Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sam6utan Menteri ®ertanian qaliown 2005 18

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

PADA ACARA

SILATURAHIEM DENGAN

MAJLIS TA'LIM "SABILULHAQ"

JAKARTA,16 JULI 2005

Yang saya hormati,• Saudara Bupati Kabupaten Tangerang beserta jajarannya

• Saudara pengurus dan anggota MajlisTa'lim sabilulhaq

• Anak-anak dari YayasanAIQuraniyah yang saya cintai

Assalamualaikum Warohmatullah Wabarakatuh,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah

Subhanawataala; Rab dari segala yang ada di jagat raya -yang

tak henti-hentinya melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada

seluruh mahluk ciptaan-Nya, dan dengan kuasa-Nya pulalah di

pagi yang cerah ini, saya dapat bertemu dan berkumpul bersama

dengan saudara-saudara anggota Majlis Ta'lim Sabilulhaq dan

anak-anak yang tercinta dari Yayasan panti Asuhan AIQuran iyah,

unan San6utan 04.enteri qtertan;ion a;ahun 2005 19

dalam keadaan sehat dan berbahagia serta tanpa kurang sesuatu

apapun; Lebih dari itu pagi ini saya benar-benar merasa

bersyukur kepada lllahi Rabbi atas kesempatannya dapat

berkumpul bersama-sama untuk berbagi kebahagiaan dengan

para yatim/piatu dari Yayasan AIQuraniyah, semoga pertemuan

ini mendapat ridha dari Allah subhana wataala.

Saudara-saudara dan hadjrin yang berbahagia,

Masalah pengentasan kemiskinan, perbaikan

kesempatan memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan dan

kesempatan kerja, terutama di pedesaan merupakan perhatian

utama dari Pemerintah Kabinet Indonesia bersatu. Komitmen

terhadap penyelesaian masalah tersebut telah dimulai dengan

berbagai kebijakan dan program yang dilaksanakannya, seperti

program pendidikan gratis sembilan tahun, program pelayan

kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu dan program

pembangunan pertanian pedesaan untuk peningkatan

pendapatan dan memperluas lapangan kerja di pedesaan.

unan Sarm6utan Menteri ®ertawian qahun 2005 20

Salah satu program pemerintah dalam bidang pertanian

dalam upaya mengurangi kemiskinan dan menciptakan

lapangan kerja dipedesaan serta mendinamisasi ekonomi

pedesaan dilakukan melalui Revitalisasi Pertanian Perikanan dan

Kehutanan.

Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan yang telah dicanangkan oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, beberapa waktu yang lalu di Bendungan

Serba Guna lr. Haji Juanda -Jatiluhur -Purwakarta, bertujuan

untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran, di pedesaan.

Program revitalisasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan daya

saing preduk pertanian, perikanan dan kehutanan, membangun

ketahanan pangan dan mengurangi ketimpangan antar wilayah,

membangun kesinambungan kegiatan pertanian, perikanan dan

kehutanan serta sekaligus upaya pelestarian lingkungan

hidup.0leh sebab itu dalam upaya mendukung keberhasilan

revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan, maka berbagai

potensi ekonomi didorong untuk bersinergi untuk mendukung

kegiatan tersebut.

ii,nan Sarm6 utan jMenteri apertanian q;ahun 2005 21

Saudara-saudara dan hadirin yang berbahagia

Dalam kesempatan kunjungan kerja minggu yang lalu,

saya menyempatkan untuk berkunjung dan menginap di rumah

petani di sebuah desa yang berada di Kabupaten Karawang;suatu tempat yang letaknya tidak lebih dari seratus kilometer dari

lbu Kota negara -Jakarta. Kesempatan itu dimaksudkan untuk

melihat dan merasakan lebih dekat lagi suasana keseharian dan

berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para petani. Dari

kesempatan kunjungan tersebut saya mendapat informasi dan

pengalaman yang sangat berharga; bukan saja informasi danmasalah yang dihadapi dalam bidang pertanian, bahkan

berbagai hal lainnya seperti informasi dan kondisi dalam bidang

kesehatan dan pendidikan masyarakat petani.

Saat melakukan "incognito" disekitar areal pertanaman

dan perkampungan petani yang di kunjungi, secara kebetulan

melewati tiga buah gedung Sekolah Dasar yang kondisinya

sangat memprihatinkan; atapnya terlihat bolong, dinding sekolah

bolong dan terkelupas, lantai ruangan sekolah sangat kotor dan

urran Sam6utan Menteri ®ertanian qahun 2005 22

meja belajar siswa yang Sebagian besar rusak, dengan kondisi

centang perenang, tanpa ada satupun alat bantu belajar yang

tersedia bagi siswanya. Informasi selanjutnya yang didapatkan

dari Camat setempat, bahwa di wilayahnya terdapat 30 Gedung

Sekolah Dasar, den hanya 3 sekolah dasar saja yang kondisinya

oukup baik. Melihat kenyataan itu hal yang terlintas dalam pikiran

saya adalah bagaimana meningkatkan kondisi sumberdaya

pertanian jika sarana dan prasarana penunjangnya saja sangatburuk, disisi lain kemampuan pemerintah pun relatif terbatas.

Pembangunan pertanian memang erat kaitannya dengan

masalah kesehatan dan pendidikan, terutama masyarakat yang

tinggal di pedesaan. Dengan adanya masyarakat yang sehat dan

berpendidikan cukup baik, maka berbagai upaya perbaikan

dalam bidang pertanian akan lebih mudah untuk dilaksanakan.

Kekurangmampuan dalam bidang finansial masyarakat memang

kerapkali menjadi kendala utama dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia dalam bidang kesehatan dan

pendidikannya. Hal itu memang sulit kita pungkiri; pada sebagian

besar petani kita yang penghasilannya masih relatif kecil seperti

unan Sam6 utan Menteri aertanian qlahun 2005 23

petani , untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan

yang memadai masih merupakan sebuah harapan harus dapat

diwujudkan. Contoh yang paling sederhana dan aktual adalah

saat saya berkunjung ke sebuah desa di Kabupaten Kerawang

itu, saya menyaksikan sendiri betapa memprihatinkannya sarana

pendidikan yang tersedia. Gedung-gedung sekolah dasar yang

saya temui nyaris semuanya dalam kondisi yang rusak dan tidak

layak untuk dijadikan sebagai sarana tempat belajar mengajar.

Saudara-saudara sekalian yang berbahagia

Cerita yang saya kemukakan diatas tadi sekedar ingin

memberikan gambaran kepada kita semua, betapa masih

banyaknya anak-anak bangsa; anak-anak harapan dan tumpuan

kita di masa yang akan datang, yang tinggal di pelosok-pelosok

desa, disudut-sudut kota, disekitar lingkungan kita dan bahkan

mungkin dalam keluarga kita yang belum mendapatkan

kesempatan pendidikan yang memadai atau bahkan sama sekali

belum mendapatkannya. Mereka tentu saja sangat memerlukan

uluran tangan dari kita yang mampu untuk membantunya.

unan San6utan Menteri q}ertanian qahun 2005 24

Keberpihakan terhadap kelompok masyarakat yang

kurang beruntung memang harus kita pupuk, bina dan tumbuhkan.

Ini adalah salah satu bentuk keperdulian yang paling realistis dari

sebuah masyarakat yang beragama dalam upayanya

membentuk suatu masyarakat bangsa yang kuat, taat beragama

dan berpendidikan yang oukup, Bukankah Nabi Muhamad SAW

mengingatkan kepada kita agar kita tidak meninggalkan generasi

yang iemah dan tidak berpendidikan, karena jika hal itu masih

terjadi, maka itu merupakan awal dari keterpurukan yang akan

ditemui di masa yang akan datang.

Saudara saudara sekalian yang berbahagia,

Mengusahakan pendidikan yang memadai bagi kelompok

yang kurang beruntung, seperti juga para anakanak yatim/piatu -adalahmerupakankeperduliandantanggungjawabsertakewajiban

kita semua sebagai warga negara dari kelompok dan agama

apapun yang diakui di bumi yang kita cintai ini. OIeh sebab itu pada

kesempatan ini saya mengajak saudara-saudara yang memiliki

kemampuan; balk kemampiian harta, tenaga ataupun pemikirannya

unan Sam6utan Menteri qtenanian qahun 2005 25

Liifuksamarsamamenyingsirrtybafudanmengulurkantangannys

untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkannya.

Dengan bantuan dan uluran tangan ini, lnsyaAIlch kita akan mampu

mengantarkanmerckauntukmenyambutmasadepannyadengan

peruh optimisme dan percaya diri.

Mengakhiri sambutan ini , saya mengucapkan terima kasih

kepada saudera-saudara yang telah mau menafl{ahkan sebagian

dari rizkinya untuk beramal kebajikan di jalan yang Allah ridhoi.

Semoga Allah Subhana Wataala Selalu meluaskan dan

melapangkan rizqinya, memberikan kekuatan dan memberikan

petunjuk-Nya kepada kita semua. Semoga juga AIlah termsmemberikan kemudahan dan kekuatan kepada upaya kita semua

khususnya kepada anak-anak dari Yayasan Alquraniah. Amin.

Vvassalammualakum warahmatulah wabarakatuh

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sa:m6utan Onenteri qettandn I;ahun 2005 26

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

KEYNOTE ADDRESS

By

H.E. Dr. Ir. ANTON APRIYANTONO, MS.

MINISTER OF AGRICULTURE

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

At

THE 16TH INTERGOVERNMENTAL GROUP (lGG) ON TEA

MEETING

19 JULY 2005, NUSA DUA, BALI

Excellency Dewa Made Beratha, Governor of Bali

Province Distinguished Delegates from FAO and Non

FAO member countries,

Ladies and gentlemen,

Assalamu'alaikum Warahmatul lahi Wabarakatuh

Good moming,

u:nan Sarm6utan Menteri qtertanian q;ahun 2005 27

It is indeed a great pleasure for me to extend a warm

welcome to distinguished delegates present at this 16th Session

of the lntergovemmental Group (lGG) on Tea in Nusa Dua Bali. If

I may recall, this is the second time Bali has been entrusted to

host this lGG on Tea Meeting since 1997. On behalf of the

Government of the Republic Of Indonesia I am very grateful to all

of you for chcosing Bali as the venue of this session.

Having said that, I put on record the merit Of our deliberations

during the next three days. Your presence here has attested your

commitment that tea is still and will continue to be an important

commodity. To date, tea has been contributed significantly to the

economicdevelopmentofourcountry.Asweknowagrioulturesector

is treated as a main priority in Indonesia economic Development to

enhancement product competitiveness and to increase the

prosperity of smallholders we hope that tea agribusiness can

contribute to achieve the both objectives. As such, it is timely for us

toenhancethespiritOfcooperationandsolidarityindealingwiththe

issuesOfourcommonconcems,aswellaschallengesanddaunting

task before us. In this respect, I believe that Bali, with its conducive

unan Sam6utan Menteri aeriandn Tiahun 2005 28

atmosphere, wi ll be supportive in your productive del iberation.

At this opportunity, I must not fail to express my deep

thanks and highest appreciation to FA0 through the Secretariat

of lGG on Tea for its full support and cooperation since the

preparation of this meeting. We believe that FAO will continue

playing an effective role in advancing our cooperation on the

development of tea commodity.

Distinguished Delegates, Ladies and Gentlemen,

Let me share with you in brief, the updated information on

the development of tea in Indonesia including the role of the

govemmentwhich1believewillbevaluableforyourconsideration.

As you all might have been aware, tea plantation in

Indonesia has been developed since the 19th century and then

shown an upward trend in its growth. Its planting areas are

increasing steadily with a rate of 0.8 percent from 129 thousand

hectares in 1990 to 143 thousand hectares in 2003. In the year

unan Sarm6utan Meuteri qier¢anian qlchun 2005 29

2003, Indonesia is even listed as the fifth largest tea producer in

the world, with a total tea production of 168 thousand tons.

This upward trend in the development of tea plantation in

Indonesia has triggered tea downstream industry to grow very

well in the country. This has been indicated by wide varieties of

processed tea, including readyiordrink tea, both being bottledand tetra-packed, which can be found in the domestic market.

I must underscore here that the development of both tea

plantation and tea downstream industry in Indonesia is nct without

problems. Some of these problems, which have brought about

quite significant consequences, can be put forward here. In the

plantation sector, the problems involve, among others, low yield

and low selling price in both domestic and world market. In the

downstream industry, those problems include value added tax,

high economy, and low tea consumption per capita. All these

problems have attracted the attention of all concerned parties inIndonesia, both government and private institutions. The

Government Of Indonesia, in this case Ministry of Agrioulture, in

u:inn San6utan Ouenteri qter€attian I;than 2005 30

collaberationwithallrelatedorganizationehasbeen\rorkinghand-

in-hand to find a viable solution for the problems. A number of

government programs have been developed, which include thefollowing:

Research programs to Create high yielding and high quality

clones as well as adding value products; Generic promotion

to inorease tea domestic consumption;

Remedy of fiscal policy on tea (VAT, import tariff

harrronization).

Distinguished guests Ladies and gentlemen,

Looking at the world market Of this commedity, in fact, tea

industry in the world is now facing a disadvantageous situation

due to the imbalanced supply and demand of tea. The most

significant consequence it brings has been a significant drop in

tea price, which deteriorates operations of tea producers, both

small holding and big plantations. This situation has been

u:na:n San6utan "anteri qtertandn a;chum 2005 31

worsened by several new coming issues in relation to the concept

of non-tariffs such as SPS, world pallet certjfication (SPM15),

minimum residue limit (MRL) of pesticide content, sustainable

tea and the ethical tea partnership.

Distinguished guests Ladies and gentlemen,

For the next three days, vre will discuss the crucial agenda

of our common concerns such as market development, factors

affecting demand, and intergovernmental action.

ln this regard, I would like to appeal all of you to work

togethertofindstrategiesforthebettermentOfteafromthecurrent

situation. Sharing experience among participants from many

different countries is highly encouraged here in order to enrich

our knowledge and skill, which can be applied in our own

respective country.

Finding strategies to reverse the downward trend in the

demand Of tea products in the world market should be the foous

iL;nen San6utan "enteri ®ertanian I;ahun 2005 32

of our discussion. Promotion has been widely identified as the

most critical aspects to boost the demand for tea products.

Several aspects of tea, which have a quite significant contribution

to the demand of this commedity, such as its health benefit, should

be promoted.

lt is also worth mentioning here, that institutional building

is also quite Critical for the development of tea industry in the

worid.

Distinguished guests Ladies and gentlemen,

As part of tea community, I am optimistic that, with our

strong determination, this meeting will come up with practical

recommendations and concrete outcome.

Before I conclude, let me suggest all of you to take the

opportunity in-between the session to enjoy the beautiful views of

Bali, which is widely known as the Island of Thousand Temples.

Enjoy also the warmth and hospitality of the Balinese people.

ur.an Sarm6utan ffl4enteri q3ertanian qiahun 2005 33

With this, I declare The 16th IGG on Tea Meeting officially

OFrm.

1thankyou

Wassalamu'alai kum Warahmatul lahi Wabarakatuh

MinisterofAgriculture,

ttd

Dr lr. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan "enteri qtercanien qchun 2005 34

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

WELCOME REMARK

H.E. Dr. Ir. ANTON APRIYANTONO, MS

MINISTER OF AGRICULTURE

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

At

FAREWELL DINNER FOR ITBC PARTICIPANTS AND

WELCOME DINNER FOR 16r lGG ON TEA MEETING

JULY 19, 2005 ,NUSA DUA,BALI

Excellency Dewa Made Beratha, Governor of Bali

Province,

Distinguished Guests,

Ladies and gentlemen,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Good Evening;

unan San6utan "enteri qtertandn qahati 2005 35

First of all, praise be to God, the All Merciful that only with

His permission we can all be here these days to attend valuable

International Tea Business Conference The 2'd and

lntergovernmental Group On Tlea The 16th . It .is a great pleasure

for me to be here with you and to welcome all of you, especially

our guests from abroad. I feel honored to be involved in this

international tea community.

Distinguished Guests, Ladies and gentlemen,

We are agree that tea industry plays an important role in

the economy of many countries. Its contribution covers economic,

scoial and ecological aspects. The agribusiness systems of the

tea industry, which cover business activities from up stream to

down stream industry have been sources of export earning and

gives life for millions people in the world, mostly in developing

countries.

Knowing the important of tea in the economy your

respective country , there is a need for tea producing and importing

unan Sam6utan "enteri qtertanirn dydhun 2005 36

countries to cooperate in harmony in order boost and enhance

the development of tea industry. Therefore, though I wasn't be

here during last two days of lTBC , I do believe that lTBC

participants have had come up with best strategies to develop

tea industry . I also expect that during the next three days of The

16'h lGG 0n Tea Meeting Government Representatives from tea

producing and importing countries will discuss further, policies

and programs to facilitate the development of tea industry.

Distinguished Guests, Ladies and gentlemen

Talking about the important of Tea Industry for many

countries, I think we need to put in our mind about the importance

of solidarity and friendship among us by building a strong

networking and sharing information. On this dinnerwith cultural

night, beside to introduce you with the Balinese oulture, it will also

give us the opportunity and more time to know each other. We

will have a relaxing moment with a track of Balinese Dances which

I believe many of you are eager to enjoy.

unan Sarm6utan "enteri qtertanian qlalun 2005 37

Distinguished Guests, Ladies and gentlemen,

I would recommend that you also can spend some of your

time to have a lcok at the beautiful island of Bali for its interesting

tourist objects. But for those lTBC participants who have to leave

tomorrow, I'd like to say gcod bye and have a safe trip back home.

For The Delegates of the 16th IGG 0n Tea Meeting, I welcome

you and will be with you in some sessions of the meeting.

Finally, I wish you all to have a pleasant moment of time.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

MinisterofAgriculture,

ttdDR. Ir. ANTON APRIYANTONO, MS

unan Sarm6utan Menteri qtertandn q7ahun 2005 38

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Rl.

PADAACARA

PANEN RAYA SAPI POTONG

DI KABUPATEN KARANG ASEM, PROPINSI BALI

HARI SELASA, TANGGAL 19 JULl 2005

Yang saya hormati:

• Gubemurpropinsi Bali

• Bupati KarangAsem

• Pain anggota DPRD Kab. KarangAsem

• Anggota Muspida Kab, KarangAsem

• Para pejabat dan jnstansi terkait

• Para pengusaha, Petani dan petemak, serta undangan

yang herbahagia

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pertar Tama-tama marilah kjta panjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat dan

unan San6utan 84enteri aertanien qlchun 2005 39

Hidayah-Nya kepada kita-semua sehingga pada hari ini kita dapat

berkumpul disini dalam keadaan sehat wal'afiat datam rangka"Panen Raya Sapi Potong di Dusun Alas Ngandang,Desa

Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupateri Karang Asem."

Saya menilai pelaksanaan kegiatan panen raya in dapat

memotivasi para peternak dan stakeholders lainnya untuk lebih

meningkatkan aktivitas peternakan yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak serta

ekonomi pedesaan pada umumnya.

Saudara-saudara sekalian

Sampai saat ini pembangunan sektor pertanian telah

menunjukkan hasil-hasil yang nyata bila dilihat dari beberapa

indicator antara lain dari sisi pertumbuhan PDB, penyediaan

kesempatan kerja, perkembangan produksi, peningkatan ekspor

dan pemantapan ketahanan pangan. Sementara sasaran

sasaran yang hebdak dicapai untuk tahun mendatang khususnya

tahun 2cO6 yaitu tingkat pertumbuhan sector pertanian 3,17 %,

penyerapantenagakerja41,9jutaorangsertaadanyapenurunan

unan Sam6utan "enteri qiertandn`dyahan 20o5 40

yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin menjadi sekitar

15 % dari total penduduk.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan pertanian serta untuk mengatasi beberapahambatan dan kendala yang dihadapi maka perlu adanya

revitalisasi pertanian yang mendasar Sasaran revitalisasi

pertanian adalah pertumbihan sektor pertanian rata-rata 3,52

persen per tahun serta meningkatnya pendapatan petani.Caranya dengan meningkatkan kemampuan petani,

penguatan kelernbagaan pendukung, pengamanan ketahanan

pangan dan meningkatkan produktifitas, daya saing dan nilai

tambah produk pertanian Revitalisasi pertanian pada dasarnya

dimaksudkan untuk membangun pedesaan yaitu

meningkatkan efektif permintaan di pedesaan dan

mengharapkan sektor-sektor lain juga ikut tumbuh dan

berkembang bersama sektor pertanian.di pedesaan Saat ini

dana yang beredar di pedesaan Sangat minim Sekitar 60

persen simpanan di perbankan berasal dan masyarakat desa,Namun 60 persen yang memanfaatkan dana itu rnasyarakat

unan Sam6utan Menteri qkrtanian q{chun 2005 41

kota. Masyarakat desa hanya memanfaatkan 40 persen dan

kredit perbankan. Hal ini teriadi karena lingkup bisnis di desa

Sangat terbatas, dengan demikian revitalisasi pertanian juga

menciptakan peluang bisnis di pedesaan.

Revitalisasi pertanian akan berhasil apabila dilaksanakan

sebagai satu kesatuan program dengan departemen artinya

revitalisasi pertanian tidak akan bisa berjalan apabila hanya

menjadi pekerjaan Depertemen Pertanian saja. 0leh karena itu

revitalisasi pertanian haruslah menempatkan pertanian sebagai

landasan pembangunan ekonomi yang implikasinya seluruh

pembangunan ekonomi yang dilakukan aouannya pertanian.

Saudara-saudara sekalian,

Dalam rangka meningkatkan produksi dan preduktifitas.

Sub Sektor Peternakan masih dihadapkan kepada sejurnlah

kendala dan masalah yang harms segera dipecahkan antara lain

(1 ) Masalah berjangkitnya penyakit hewan menular antara ; Flu

Burung. (2) keterbatasan akses terhadap layanan usaha.

unan San6utan Menteri a)erta:nan qjdeun 2005 42

terutama permodalan] (3) tingkat penguasaan manajemen usaha

yang masih lemah (4) pesisi tawar petani yang rendah, (5) skala

usaha peternakan yang dimiliki belum optimal (6) serta (7)

kebijakan rnakro ekonomi yang belurn berpihak kepada petani.

Disamping permasalahan diatas, pembangunan

petemakan juga dihadapkan kepada pada tantangan yang palingmendesak untuk segera ditangani, yaitu : (1) Semakin

meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan

kenaikan produksi hasil peternakan, (2) rendahnya daya beli

masyarakat terhadap produk peternakan yang mengakibatkan

rendahnya gizi masyarakat akan protein hewani, (3) optimalisasi

pemanfaatan sumber daya ternak lokal yang berkelanjutan, (4)

peningkatan importasi produk peternakan dan status

kehalalannya, (5) besamya impor bahan baku pakan temak. (6)

pengaturan tata ruang untuk kawasan peternakan baik secaranasional maupun wilayah, (7) penurunan tingkat pengangguran

dan kemiskinan, (8) globalisasi perdagangan dan investasi

Saudara-saudara yang saya hormati,

tinan Sam6utan Menteri ®ertandn q;aftun 2005 43

Untuk mencapai sasaran besar diatas, maka arah

kebijakan yang perlu dilakukan adalah (1 ) mengembangkan

kawasan usaha dan Skala usaha petemakan yang ekonomis, (2

meningkatkan SDM peternakan yang berkualitas. (3)

menyediakan sarana pendukung dan kebutuhan infrastruktur, (4)

mewujudkan sistem inovasi peternakan yang tepat, (5)

mewujudkan sistem pembiayaan usaha yang menguntungkan

peternak, (6) mewujudkan kelembagaan peternak yang kokoh.

(7) menyediakan sistem insentif dan perlindungan bagi, petemak,

( 8) mewujudkan kawasan pengembangan temak unggulan, (9)rnenerapkan praktek petemakan yang baik (Good Formt.nq

Pract/ce/, /70/ mewujudkan pemerintahan yang balk, bersih dan

berpihak kepada petani .

Pelaksanaan kegiatan panen raya sapi potong ini

merupakan upaya untuk meningkatkan preduksi daging yang

selama ini masih banyak ketergantungan imper untuk memenuhl

kebutuhan dalam negeri. Melalui pelaksanan panen raya sapi

potong semacam ini, kiranya daerah lain lebih termotivasi untuk

meningkatkan produktifitas temak yang ada di daerahnya

unan Sam6utan Menteri ®ertavian qdhun 2005 44

sehingga pada saatnya nanti kita tidak lagi perlu mengimpor

daging yang banyak mengeluarkan devisa.

Saya menilai bahwa pelaksanaan kegiatan panen raya

sapi potong yang merupakan program pemerintah kabupaten

Karang Asern sangat tepat dan strategis sebagai antisipasi

terhadap permasalahan dan tantangan yang ada dengan

mencanangkan 3 program aksi yakni (1 ) panen raya sapi potong,

(2) parneran peternakan, (3) pelayanan petemak terpadu

Saudara-saudara yang saya hormati,

Dalam rangka mempercepat pembangunan pertanian

pada umumnya dan pengembangan peternakan padakhususnya, kesediaan pembiayaan (modal) merupakan salah

satu akselerator bagi keberhasilan pengembangan usaha

petemakan namun demikian, dengan semakin terbatasnya dena

yang bersumber dari pemerintah sebagai akibat krisis ekonomi

pada waktu yang lalu maka perlu dicarikan alternatif sumber

pembiayaan yang lain baik yang berasal dari lembaga keuangan

uno:re San6utan "enteri qtertanian mchun 2005 45

perbankan maupun nonperbankan.

Salah satu sumber pembiayaan yang berasal dan

perbankan yang terjangkau dengan suku bunga murah adalah

skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP). KIG telah berialan selama

4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tahun 2007. secara

kumulatif penyaluran KKP sub-sektor Peternakan dengan bunga

10%/tahun sangat menggembirakan dengan realisasi mencapai

Rp. 272,4 milyar atau 96,5 % deri plafon sebesar Rp. 282,3 milyar.

Khusus Propinsi Bali, realisasinya sebesar RP. 100,156 milyar

atau 35,84 % dari plafon nasional.

Dapat saya kemukakan disini bahwa kinerja KKP ini

oukup menggembirakan terutama dari aspek Non-Performing

Loan (NPL) atau tunggakan kreditnya yang relative kecil yaitu

0,08% untuk KKP tebu, 5,84% untuk KKP Petemakan dan 6,68%

untuk KKP Tanaman Pangan. Hal ini mengindikasikan bahwa

petani mulai menyadari bahwa kredit adalah kepercayaan danutang harus dikembalikan.

unan Sam6utan "enteri aertondan q]dhun 2005 46

Saudara-saudara yang saya hormati,

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa salah satu

kendala utama para petani untuk mendapatkan kredit perbankan

adalah ketidak mampuan petani menyediakan agunan/jaminan

kredjt. Untuk itu terhitung sejak TA. 2005 ini Departemen

Pertanian akan mengupayakan Dana Penjaminan Kredit melalui

APBN untuk mendukung penyaluran usaha tani. Dana penjaminan

kredit ini pada TA. 20ce rencananya akan dialokasikan sebesar

Rp 400 mi lyar.

Di era otonomi daerah dimana penekanan dan tanggung

jawab pembangunan berada di daerah, maka peranan danwewenang dari Saudara Gubemur, Bupati dan Kepala Dinas yang

membidangi peternakan sangat besar di. da/am menentukan

warna dan arah bagi keberhasilan pencapaian pmbangunan

tersebut.

Saya berharap banyak kepada Saudara Gubemur, Bupati

dan Kepala Dinas serta para anggota DPRD dan pihak swasta

unan Sarm6utan Ouenteri ®ertanien qlahun 2005 47

daerah. agar dapat rnenggerakkan dan mendorong aparat

instansi terkait bersama stake holder hulu dan hilir melakukan

Program Aksr untuk menunjang keberhasilan pembangunan

petemakan dalam konteks otonomi yang sudah berada ditangan

Saudara Sementara itu, Pemerintah Pusat berusaha

menciptakan kebijakan makro usaha petemakan yang kondusif

dan berhak kepada petani seperti kebijakan penyediaan modal/

kredit, pengamanan harga dan bea masuk komoditi peternakan.

Hadirin yang saya hormati,

Mengakhiri sambutan ini, saya ingjn menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besamya kepada

semua pihak khususnya Bupati karang Asem beserta ;ajarannya

yangtelahmelakukanterobesanierobosandanlrovaslbamda]amrangka peningkatan pendapatan dan keseiahteraan masyarakat

petani melalui program penggemukan sapi potong denganmenggunakan pakan komplit (complete feed).

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati

unan Sarr.6utan Od.emeri Gter€an;ion "abun 2005 48

usaha kita semua. Sekian dan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sarm6utan Menteri qtertanian qahun 2005 49

Keynote Speaker Menteri Pertanian Rl.

Pada

Konferensi Nasional Xvll

HIMPUNAN ILMU GULMA INDONESIA (141(A)

di Yogyakarfa, 20 Juli 2005

KEBIJARAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

PERTANIAN DALAM SISTEM PERTANIAN

BERKELANJUTAN

Yang Terhomat,

• SaudaraRektorupN

• SaudaraKetuaHIGl

• Saudara-Saudara peserta Korferensi Nasional xvll HIGl

Assa lamu'a laikum Warahmatul lahi Wabarakatuh ,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke

hadirat Allah Subhanahuwataala atas segala limpahan rachmat

u;rlan Sam6utan Menteri qkrtavian dyafrun 2005 50

dan karunia Nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di

sini dalam Konferensi Nasional ke XVII Himpunan llmu Gulma

Indonesia (HIGl). Saya menilai pertemuan ini sangat penting

karena terra yang dibahas mengenai sistem pertanian

berkelanjutan yang berbasis agribisnis dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tema yang sangat

penting dan memerlukan sumbangan pemikiran dari berbagai

kalangan yang luas.

Saya sangat menghargai setinggi-tingginya kepada HIGl

atas perhatiannya terhadap pembangunan pertanian dengan

penyelenggaraan Konferensi Nasional ini. Diharapkan wadah ini

dapat menghasilkan rumusan konkrit dan bermanfaat sebagai

masukan bagi pemerintah terutama Departemen Pertanian

dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan pertanian.

Saudara-saudara sekalian,

Pembangunan pertanian yang kita lakukan sampai saat

ini telah menunjukkan hasil-hasil yang nyata dilihat antara lain

unan Sam6utan Menteri qlyrtanian qialhan 2005 51

dari pertumbuhan PDB, perkembangan produksi, peningkatan

ekspor dan pemantapan ketahanan pangan. Namun demikian,

pembangunan pertanian masih dihadapkan kepada sejumlah

kendala dan masalah yang harus dipecahkan, antara lain : (1 )

Keterbatasan dan penurunan kapasitas sumberdaya pertanian,

(2) Sistem alih teknologi yang masih lemah dan kurang tepat

sasaran, (3) Keterbatasan akses terhadap pelayanan usaha,

terutama permodalan, (4) Rantai tata niaga yang panjang dan

sistempeinasaranyangbelumadil,(5)Kualitas,mentalitas,dan

ketrampilan sumberdaya petani rendah, (6) Kelembagaan dan

posisi tawar petani rendah, (7) Lemahnya koordinasi antar

lembagaterkait dan birokrasi, dan (8) Kebijakan makro ekonomi

yang belum sepenuhnya berpihak kepada petani.

Disamping permasalahan di atas, pembangunan

pertanian juga dihadapkan paling tidak pada delapan tantangan

yang paling mendesak untuk segera ditangani yaitu : (1)

Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian, (2)

Peningkatan ketahanan pangan dan penyediaan bahan baku

industri, (3) Penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan,

unan San6utan "enteri aertairian qichun 2005

(4) Operasiomal isasi pembangunan berkelanjutan, (5) Global isasi

perdagangan dan investasi, (6) Terbangunnya industri hasil

pertanian sampai tingkat desa, (7) Sinkronisasi program pusat

dan daerah sejalan era otonomi daerah, dan (8) Penyelenggaraan

tata pemerintahan yang baik: (Gcod Governance).

Memperhatikan permasalahan dan tantangan tersebut

maka visi pembangunan pertanian sampai tahun 2025 adalah"Tierwujudnya sistem pertanian industrial berkelanjutan yang

berdaya saing dan mampu menjamin ketahanan pangan dan

kese/.ahferaan pefani. ". Secara lebih spesifik sasaran jangka

panjang yang perlu ditempuh adalah : (1 ) Tervujudnya sistem

pertanian industrial yang berdaya saing, (2) Mantapnya ketahanan

pangan secara mandiri, (3) Terciptanya kesempatan kerja penuh

bagi masyarakat pertanian, dan (4) Hapusnya masyarakat petani

miskin dan meningkatnya pendapatan petani.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Untuk mencapai sasaran di atas, maka arah kebijakan

unan San6utan Menteri aertanian qiahun 2005 53

yang perlu dilakukan adalah : (1 ) Meningkatkan potensi basis

produksi den skala usaha pertanian, (2) Mewujndkan sumberdaya

insani pertanian yang berkualitas, (3) Mewujudkan pemenuhan

kebutuhan infrastruktur pertanian, (4) Mewujndkan sistem inovasi

pertanian, (5) Mewujudkan sistem pembiayaan pertanian tepat

guna, (6) Mewujudkan kelembagaan pertanian yang kokoh, (7)

Menyediakan sistem insentif dan perlindungan bagi petani, (8)

Mewujudkan pewi layahan pengembangan komoditas unggulan,

(9) Menerapkan praktek pertanian yang baik, dan (10)

Mewujudkan pemerintahan yang balk, bersih dan berpihak

kepada petani dan pertanian.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Dalam periode 2005 -2009, pembangunan pertanian

diarahkan untuk mencapai visi : "7er-wtj/.t/chya pchan/.an fanggwh

untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai

tambah dan daya saing pr oduk perfanian serta peningkatan

kesejahteraan petani ".

unan Sam6utan Menteri ®ertandn qjchun 2005 54

Dalam kurun waktu yang sangat panjang pembangunan

pertanian selalu di identikkan dengan kegiatan produksi usahatani

semata (proses budidaya atau agronomi) Pada masa lalu

kegiatan pertanian lebih berorientasi kepada peningkatan

produksi. Kondisi ini memberikan pandangan seakan-akan

pembangunan pertan ian terlepas dengan pembangunan sektor-sektor lainnya dan juga bukan merupakan bagian dari

pembangunan wilayah.

Dari sisi orientasi kepada produksi, memang kita telah

relatif mampu menyediakan pangan dan bahan baku industri

domestik. Namun keberhasilan peningkatan produksi pertanian

tersebut ternyata belum diikuti oleh peningkatan kesejahteraan

petaninya. Hal ini antara lain karena kebijakan di bidang preduksi

tidak diikuti oleh kebijakan pendukung lain secara sinergis.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Pada dasarnya pelaku pembangunan pertanian adalah

masyarakat dan sektor swasta. Pemerintah berperan

unan San6utan 04euteri qtertandn a;ahun 2005 55

memfasilitasi bagi peningkatan sebesar-besarnya partisipasi

masyarakat tersebut, serta mengatur agar pelaksanaan

pembangunan berjalan secara adil. Untuk melaksanakan tugas

tersebut, Departemen Pertanian telah menetapkan perlu jiwa

(spirit) dan nilai (vulue) yang merupakan ruh pembangunan yang

melandasi penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan,

khususnya sektor pertanian, tanpa dilandasi ruh yang menjadi

dasar pijakan akan keh ilangan arah dan semangat yang akhirnya

dapat menyimpang dari tujuan dan sasaran pembangungan.

Ruhpembangunansangatdiperiukanagarpembanguman

tidak bersifat eksploitatif dan merusak kelestarian dari obyek

pembangunan. Ruh pembangunan pertanian dimaksud adalah"bersih dan peduli''. Bersih berarti bebas dari KKN (korupsi,

kolusi, dan nepotisme), amanah, transparan dan akuntabel.

Peduli berarti memberikan fasilitasi, pelayanan, perlindungan,

pembelaan, pemberdayaan, dan keberpihakan terhadapkepentingan umum (masyarakat pertanian) di atas kepentingan

pribadi dan golongan (demokratis) dan aspiratif.

unan Son6utan 94enteri qkrtanian Thhun 2005 56

Saudara-saudara sekalian,

Beberapa permasalahan pokok di dalam pembangunan

pertanian yang dihadapi dan menjadi prioritas untuk ditangani

saat ini antara lain mencakup semakin menipisnya persediaan

sumber daya alam yang ada akibat praktek perambahan,

perampasan, penourian, degradasi, penebangan liar, perburuan

gelap, kerusakan habitat dan hilangnya keaneka-ragaman hayati

yang berdampak negatif terhadap kelestarian ekosistem secarakeseluruhan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh tingkat

deforestasy dalam sepuluh tahun terakhir yang mencapai 1,6juta

hektar per tahun; kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di

Indonesia pada tahun 2001 mencakup 14,6 ribu hektar; di sektor

kelautan hampir 70% terumbu karang mengalami kerusakan

berat; 74% dari 3juta hektar hutan mangrove telah rusak.

Permasalahan pokok lainnya adalah bencana alam yang

belakangan ini banyak terjadi telah menghancurkan banyak

pranata sosial dan ekonomi termasukjuga sarana dan prasarana

yang telah dibangun. Dapat kita cermati bahwa salah satu

unan San6utan Menteri qtertandn qahan 2005 57

penyebab utama dari bencana alam tersebut adalah karenaaktivitas manusia yang mengeksploitasi lingkungan tanpa

memperhatikan kepentingan masyarakat lainnya pada saat ini

dan di masa yang akan datang. OIeh karena itu penanganan dan

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

komprehensif perlu diprioritaskan agar degradasi lingkungan

hidup serta bencana alam dapat dihindarkan.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Akar penyebab terjadinya alih fungsi lahan adalah

kesenjangan pembangunan ekonomi antara wi layah perkotaan

yang berbasis industri dan jasa dengan wilayah pedesaan yangberbasis pertanian. Perkembangan ekonomi yang pesat di

wilayah perkotaan akibat meningkatnya kebutuhan lahan untuk

pemukiman, kawasan industri, prasaranajalan, dll. Dari aspekekonomi fenomena tersebut adalah hal yang alamiah sesuai

dengan perbandingan nilai ekonomi dari lahan. Namun di pihak

lain, kita masih dihadapkan pada tantangan memantapkan

ketahanan pangan nasional yang bertumpu pada produksi

urlan San6utan Mettteri qtenanian I;ichun 2005 58

pangan dalam negeri. Dari aspek tersebut, alih fungsi lahan tentu

akan mengurangi kemampuan kita untuk memproduksi pangan.

Sementara itu kemampuan pemerintah untuk membiayai

pembukaan lahan-lahan baru semakin terbatas.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Guna merealisasikan upaya peningkatan produksi

tanaman dalam pembangunan pertanian periu adanya kesamaan

pola pikir dalam memanipulasi semua faktor pendukung dengan

tetap memperhatikan perubahan lingkungan strategis baik

domestic maupun global.

Tujuanyangditerapkanharusmemperolehperhatianyang

seksama dalam mendorong pembangunan ekonomi pedesaan

melalui pembangunan sistem pertanian berkelanjutan yang

berbasis agribisnis.

Dalam mengatasi dampak pengurangan areal pertanian

karena alih fungsi lahan maka upaya program perluasan areal

unan San6utan "enteri qtertandan qchun 2005 59

tanam mutlak diperlukan. Program tersebut diutamakan pada

daerahrdaerah di luar Jawa. Kendala utama pada lahan-lahan

tersebut adalah faktor keberadaan gulma dan tenaga kerja untuk

membersihkannya.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Gulma dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas hasil

tanaman. Penurunan hasil tanaman pangan karena gulma

berkisar antara 6 - 87 %. Pada padi sawah gulma dapat

menurunkan hash 15 -42 % sedangkan pada padi gogo 47 €7

%. Mengingat gulma dianggap sebagai salah satu kendala dalam

peningkatan produksi tanaman, maka untuk menoegah semakinmemburuknya mutu lingkungan iisik, kimia dan hayati sebagai

dampaknya perlu dilakukan pendekatan peningkatan produksi

melalui pemarfaatan oumber-sumber pertumbuhan diantaranya

optimalisasi potensi sumber daya lahan, penerapan teknologi

produksi yang efisien dan berwawasan lingkungan serta

peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam

pemanfaatan teknologi tersebut.

unan Sam6utan Menteri ®rtandan qchun 2005 60

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Teknologi di bidang perlindungan tanaman pada dasamya

memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada rekayasa

teknologi baru untuk berkembang dalam koridor dan prinsip-

prinsip PHT yang mengarah pada pertanian bervawasanlingkungan dan lestari.

Sistem PHT telah menjadi kebijakan pemerintah dalam

bidang perlindungan tanaman dan merupakan salah satu

jawaban yang tepat untuk menghadapi era globalisasi dan pasarbebas. PHT dalam implementasinya menekankan kepada

pengembangan sumberdaya manusia dan menggunakan

pendekatan ekonomi, ekologi dan penggunaan teknologi tepat

guna sehingga merupakan pencerminan dari pembangunanberorientasi ekonomi dan berwawasan lingkungan.

Bertitik tolak dari hal-hal di atas, ke depan perlu

dikembangkan perlindungan tanaman yang dibangun melalui

rekayasa dan pemanfaatan iptek dengan tetap memperhatikan

u;nan Sam6utan Menteri qtenandrn qichun 2005 61

kearifan lokal, serta meningkatkan nilai tambah dari usaha

perlindungan tanaman itu sendiri. Dengan rekayasa dan

pemanfaatan teknologi secara tepat baik dalam hal input,

proses dan kualitas, diharapkan pengamanan produksi

melalui pengendalian OPT khususnya gulma akan

menghasilkan produk sesuai permintaan baik jenis, jumlah,

mutu maupun waktu.

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan orientasi

konsep pengendalian konvensional ke arah pengelolaan gulma

secara modern, pengendalian gulma tepat guna dan spesifik

sesuai dengan prinsip pengendalian hama terpadu (P1-1T)

merupakan wujud teknologi yang tepat untuk dikembangkan.

Saya harapkan dari konferensi nasional ini dapat

dihasilkan sumbangan pemikiran bagi kebijakan pembangunan

pertanian ke depan dalam kerangka revitalisasi pertanian

sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Rl

di Jatiluhur pada bulan Juni 2005.

u:flan San6uton Menteri qiertanian q7ahun 2005 62

Saudara sekalian yang saya hormati,

Untuk mewujndkan semua itu, kami sangat mengharapkan

kerjasama yang baik dari semua stakeholders yang terlibat dalam

pembangunan pertanian, antara lain masyarakat, swasta, LSM,Legislatif, pernerintah daerah dan tentunya para pakar dan

akademisi, sebagai bahan masukan penting bagi kami dalam

mempertajam dan memfokuskan prioritas pembangunan

pertanian.

Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan

selamat dan semoga dapat menghasilkan ide-ide yang baik

dan konstruktif bagi pembangunan sektor pertanian untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran petani kita.

kami yakin, dengan sinergi dan kerja keras kita sekalian,

sosok pertanian yang kita cita€itakan, lnsya AIlah dapat kita

wujudkan.

Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirohim,

Konferensi Nasional Xvll HIGI secara resmi saya nyatakan

unan San6utan 84enteri qtertanian dyahun 2005 63

dibuka. Terima kasih,

wassalamu'alaikum Warahmatul lahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, 20 Juli 2005

Menteri Pertanian RI,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6uton "enteri ®ananirn qchun 2005 64

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA PEMBUKAAN

PAMERAN ANGGREK BELANTARA INDONESIA

BIAK NUMFOR, TANGGAL 22 JULI 2005

Yang Terhormat

Gubemur Propinsi Papua

Ketua dan Anggota DPRD Papua

Bupati Daerah TK ll/Kabupaten Biak Numfor

Muspida Propinsi Papua dan Kabupaten Biak Numfor Ketua

Asosiasi dan Perhimpunan di bidang Tanaman Hias

Hadirin sekalian,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Pertama-tama mari lah kita panjatkan puji syukur kehadirat

AIlah SVVT atas rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul

di Biak Numfor dalam keadaan sehat wal'afiat untuk menghadjri"Pameran Anggrek Belantara Indonesia 2005" yang

diselenggarakan oleh Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAl)

unan San6utan Menteri aertalinn I;ahun 2005 65

bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Tk. I/Propinsi Papua.

Hadirin yang berbahagia,

Saya menyambut baik acara Pameran Anggrek Belantara

Indonesia 2005 ini, dengan harapan dapat meningkatkan

kesadaran seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya

perlindungan terhadap anggrek spesies alam di habitat aslinya.

Acara pameran yang dilaksanakan di Biak Numfor, Papua,

merepresentasikan wilayah Indonesia yang sangat kaya anggrek

spesies alam, diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran

akan besamya ketersediaan plasma nutfah anggrek yang dapat

dimarfaatkan guna usaha pembuatan varietas hibrida baru yang

komersial.

Dalam kaitannya itu, saya ingin memberikan pesan

kepada Pemerintah Propinsi di seluruh Indonesia untuk

melakukan upaya-upaya perlindungan pelestarian anggrek

spesies alam di wilayahnya masing-rna;ing, agar tidak

dieksploitasi oleh orang asing tanpa mengikuti ketentuan

unan Sam6utan %enteri ®ertanian I;dhun 2005 66

peraturan yang berlaku. Sayajuga menghimbau para perambahtumbuhan hutan dan para pelaku usaha anggrek untuk tidak

memperdagangkan dan memperjual-belikan anggrek spesies

alam yang diambil dari habitat aslinya. Untuk efek[ifnya himbauan

tersebut, maka pengajuan pembuatan ijin CITES terhadap

anggrck spesies alam juga perlu mengikuti ketentuan yang telah

dibakukan.

Hadirin yang berbahagia

Kekayaan anggrek spesies alam perlu kita manfaatkan

guna memperoleh hibrida-hibrida eksotik komersial, yang dapat

dipasarkan untuk memenuhi permintaan konsumen di dalam

negeri dan sebagai komoditas ekspor. Selama ini Indonesia

masih banyak mengimpor benih anggrek hibrida komersial

dengan harga yang mahal. Para penyilang anggrek hendaknya

mengubah orientasi kegiatan pemuliaan, dari keg iatan membuat

persilangan sebagai hobi menjadi usaha komersial, hinggadiperoleh hibrida yang dapat menjadi morie /frond setter/

anggrek internasional. Untuk penyediaan benih klonal anggrek

unan San6utan enenteri qtertandn qldrhun 2005 67

hibrida tali, saya minta laboratorium kultur jaringan yang telah

ada di setiap propinsi dapat diefektifkan penggunaannya.

Dalam pengelolaan Anggrek Belantara Indonesia, Iaksanakan

lima kegiatan, yaitu menemukan, melindungi, melestarikan,

memanfaatkan, dan mengkomersialkan, menjadi tindakan yang

terpadu, atas dasar semangat cinta Tanah Air, Bangsa dan

Keanekaragaman Hayati Indonesia.

Bapak, lbu, Saudara sekalian,

Sejauh ini industri perbenihan anggrek nasional belum

berkembang secara memuaskan. Hal ini diindikasikan oleh

meningkatnya volume impor benih dari tahun ke tahun. Dalam

upaya mengurangi ketergantungan impor benih, maka diperluken

upaya pembenahan sistem perbenihan nasional yang mencakup

beberapa aktivitas, yaitu (1 ) rehabilitasi laboratorium kultur

jaringan yang ada di tiap provinsi, (2) penyiapan sistem jaminan

mutu dan pedoman produksi benih, (3) pengembangan teknologi

meriklon, dan (4) perbaikan distribusi dan pemasaran. Tujuan

pembangunan industri perbenihan anggrek adalah untuk

unan Sa:m6utan Menteri qprtanien qahan 2005 68

menyediakan benih bermutu anggrek dalam jumlah yang

menoukupi kebutuhan secara berkesinambungan.

Sejalan dengan itu pengembangan industri anggrek memerlukan

sumberdaya manusia yang terampil. Seperti kita maklumi

bersama bahwa kualitas SDM menentukan mutu kinerja

pembangunan industri anggrek nasional ke depan, maka denganSDM terampil, maka perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian sistem produksi dapat dilakukan secara efisiendan efektif untuk menghasilkan produk bermutu tinggi.

Ketersediaan SDM yang berkualitas juga diperlukan dalam

pengambilan keputusan dan tindakan pengelolaan usaha

seefekiif mungkin. Peningkatan kual itas SDM dapat dilaksanakan

melaiui pelatihan sesuai bidang keahlian, kerja magang

diinstansi pemerintah dan swasta, kursus manajemen, praktek

kerja lapangan, workshop dan lokakarya.

Revitalisasi pertanian yang dicanangkan Presiden

Soesilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Juni 2005

ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,

unan San6utan Menteri qtenanien I;ahun 2005 69

menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing

komoditas pertanian. Untuk mewujudkan tujuan revitalisasi

pertanian, maka industri tanaman hias khususnya anggrek pc-1 u diarahkan pada pengembangan potensi komoditas yang

didukung oleh peningkatan nilal tambah dan perluasan jaringan

pemasaran. Dengan demikian usaha tanaman hias dapat

menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang mampu

menyediakan lapangan keria. Ditengah upaya pemerintah dalam

pengentasan kemiskillan, pengembangan usaha anggrekmenjadi pilihan yang tepat, yang setara dengan komoditas

strategis lajnnya.

Hadirin sekalian,

Saya mengharapkan semoga Pameran Anggrek

Belantara Indonesia 2005 ini berjalan sukses sesuai tujuannya.

Akhirnya, dengan mengucapkan "Bismillah hirahmanirrahim",

saya nyatakan Pameran Anggrek Belantara Indonesia 2005 di

Biak Numfor dibuka secara resmi. Semoga Allah SWT meridhoi

dan memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.

u;mm Sam6utan Menteri aertanien qdeun 2005 70

Terima kasih.

Billahi tautk walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi

wabarakatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan Menteri qtertanien I;khan 2005 71

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

padaRAPAT KOORDINASI DEWAN KETAHANAN PANGAN

PROPINSI PAPUA

PadaSosialisasi Hasil-Hasil.Konferensi Dewan Ketahanan

Pangan 2004: Kebijakan Pembangunan Pertanian

Nasional 23 Juli 2005

Yang saya hormati:

• Sdr. Gubernur Papua selaku Ketua Dewan Ketahanan

Pangan Propinsi Papua;

• Sdr. Bupati selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan

Kabupaten lingkup Propinsi Papua; dan

• Para undangan serta hadirin yang berbahagia

Assalamu'alaikum warahmatul lahi wabarakatuh,

Pertama-tama saya mengajak Saudara-saudara untuk

memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha

unan Sam6utan "enteri qtertandn I;chun 2005 72

Kuasa,atas karunia, keselamatan dan kesehatan yang

dilimpahkan-Nya kepada kita pada pagi hari ini, sehingga kita

dapat berkumpul bersama untuk menghadiri dan membahas

hal-hal yang sangat penting dalam upaya mewujudkan

ketahanan pangan indonesia.

Pemenuhan pangan bukan hanya masalah moral atau etika,

tetapi lebih dari itu pemenuhan pangan merupakan masalah

yang lebih mendasar,yaitu merupakan hak asasi.

Namun demikian, hal ini tidak berarti pemerintah juga harus

memberikan santunan pangan kepada seluruh penduduknya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan bersama

Peraturanpemerinfahyangmenjaditurunannya,mengamanatkan

bahwa: (a) pencapaian ketahaman pangan merupakan kewajiban

pemerintah bersama-sama masyarakat, (b) pencapaianketahanan pangan harus mengutamakan produksi dalam negeri

dengan memanfaatkan kelembagaan, dan budaya lokal secara

optimal, dan (c) perwujudan ketahanan pangan harus

memperhatikan kepentingan nasional, khususnya peningkatan

unan Saan6utan "enteri qtertanian qlchun 2005 73

pendapatan petani dan nelayan, serta produsen-produsen

pangan skala kecil.

Sebagaimana saya sampaikan diatas pemenuhan pangan

merupakan hak yang paling asasi, karena pangan adalah

kebutuhan dasar, hak-hak asasi lainnya, seperti hak atas

pekerjaan, hak atas penghidupan yang layak, maupun hak atas

pendidikan tidak akan terpenuhi secara maksimal apabila

pangan tidak teroukupi. Dengan demikian, memang pemenuhan

pangan merupakan langkah strategis yang harus diambil agar

kita dapat bergerak maju untuk memenuhi hakThak asasi lainnya.

Saudara-saudara sekalian,

Pembangunan pertanian merupakan salah satu aspekyang

sangat dominan dalam pemantapan ketahanan pangan,

karena seluruh bahan pangan dihasilkan dari produk-produk

pertanian.Sebagai negara agraris, pertanian harus mampumeyediakan pangan yang oukup bagi kebutuhan seluruh warga

negaranya; dan pada saat yang bersamaan, harus mampu

unan Sam6utan "enteri aorta:ndan qahun 2005 74

menjadi sektor ekonomi yang memberikan penghasilan yang

layak bagi pelakunya, yaitu petani,peternak dan nelayan, serta

menjamin kelestarian lingkungan. Dengan ketiga sasaran

utama tersebut, diharapkan ketersediaan pangan akan

terwujud secara berkelanjutan.

Untuk mencapai tujuan tersebut,pada tanggal 11 Juni 2005

yang lalu, Ptesiden Rl mencanangkan Revitalisasi Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan (RPPK). RRPK tersebut merupakan

acuan, dalam mengukur kemajuan dan keberhasilan

pembangunan pertanian, yang mampu mengakomodasikandinamika perubahan yang terjadi dalam kehidupan rakyat

indonesia dan dunia pada umumnya secara luwes. RPPK

bukan dimaksudkan sebagai acuan untuk membangun

pertanian at all cost dengan cara-cara top-down dansentralistik. Bukan pula orientasi proyek untuk menggalang

dana, tetapi utamanya adalah untuk menggalang komitmen

dan kerjasama seluruh stakeholders dan mengubah pola fikir

masyarakat untuk melihat pertanian tidak hanya sebatas

urusan bercocok tanam yang menghasilkan komoditas untuk

unan San6utan Menteri aertandn qichun 2005 75

dikonsumsi saja, tetapi memiliki peran multifungsi yang perlu

mendapat perhatian dan apresiasi yang proporsional dan

memadai dari seluruh stakeholders.

Adapun kebijakan dan stategi umum Revitalisasi Pertanian

Perikanan dan Kehutanan (RPPK) dimaksud adalah sebagai

berikut:

(1 ) Pengurangan kemiskinan dan kegureman, pengurangan

pengangguran, serta pencapaian skala keekonomian usaha.

(2) Peningkatan daya saing, produktivitas, nilai tambah, dan

kemandirian produksi dan distribusi; terutama melalui

pengembangan usaha baru dan multi- produk; pengembanganagroindustri pedesaan; pengembangan infrastruktur;

pengembangan kelembagaan usaha petani, nelayan dan

petani-hutan: pengembangan dan peningkatan akses terhadapberbagai layanan usaha; pengurangan hingga penghilangan

berbagai hambatan usaha dan sumber ekonomi biaya tinggi;

serta perlindungan usaha atas persaingan tidak adil.

(3) pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam;

terutama melalui pengelolaan pertanahan, dan tata-ruang dan

unan San6utan 84enteri qlyrtanian I;dhun 2005 76

keagrariaan; serta mendorong pengembangan usaha,

penerapan teknologi dan kelembagaan yang ramahlingkungan; serta penegakan hukum.

Sedangkan secara operasional dibutuhkan dukungan

kebijakan berikut:

(1 ) lnvestasi dan pembiayaan, antara lain dengan memfasilitasi

sistem penjaminan kredit bagi petani,nelayan dan petani-hutan.

(2) Manajemen pertanahan dan tata-ruang, untuk mendorong

pemanfaatan lahan produktif yang ditelantarkan dan untuk

pengurangan laju alih fungsi lahan, dan mengupayakan

tersedianya lahan pertanian abadi seluas 15 juta hektar lahan

beririgasi dan 15 juta hektar lahan kering.

(3) Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam.

(4) Infrastruktur pedesaan antara lain dengan mengarahkan

investasi pemerintah untuk infrastruktur pedesaan, dan

memfasilitasi prakarsa lokal bagi pembangunan infrastruktur

pedesaaan,

(5) Pengembangan SDM dan pemberdayaan petani -nelayan

(6) Riset dan pengembangan teknologi antara lain melalui

pengadaan dana riset dan fokus riset jangka panjang bagi

unan Sam6utan Menteri @ertanian qiahun 2005 77

pengembangan sektor pertanian;

(7) Kebijakan perdagangan yang berkeadilan, khususnya di

pasar inetrnasional

(8) Promosi dan pemasaran

(9) Perpajakan dan retribusi antara lain melalui pengeoualian

pajak pendapatan dan pertambahan nilai bagi petani, nelayan,

dan petani-hutan; dan produk yang dihasilkannya,

(10) Dukungan langsung bagi petani, nelayan dan petani-hutan,antara lain melalui peningkatan keoukupan pangan dan gizi

petani, nelayan, dan petaniJiutan; terutama ibu,beyi,dan balita.

(11 ) Kebijakan pangan seperti telah banyak saya singgungdi

muka'

(12) Agroindustri pedesaan, melalui sistem intensif dan

dukungan bagi pengembangan agroindustri pedesaan, skala

rumahtangga yang berbahan baku lokal, serta

mengembangkan industri pengolahan yang memiliki daya

saing tinggi untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi

kebutuhan dalam negeri.

Saudara-saudara sekalian,

uran Sa:m6utan Manteri atertandn qiahun 2005 78

Kembali kepada pencapaian ketahanan pangan, saya

ingin mengingatkan kembali kepada delapan butir

Kesepakatan Gubernur pada tanggal 9 Desember 2004 yang

dibacakan di lstana Negara. Apabila kita telaah secara

mendalam, butir satu Kesepakatan tersebut, yaitu mengurangi

jumlah penduduk yang mengalami kelaparan sekurang-

kurangnya 1 persen per tahun dimulai pada tahun

2005,merupakan super goal ( tuuan utama ) dari keseluruhan

butir-butir kesepakatan. Namun, memperhatikan Sambutan

Presiden Rl dalam pencanangan RPPK, pengurangan satu

persen masih jauh lebih rendah dari target Kabinet IndonesiaBersatu harms mampu mengurangi kemiskinan dan kelaparan

menjadi sepenuhnya dari tingkat pada tahun 2004.

Salah satu strategi dasar yang disepakati,

sebagaimana dituangkan dalam kesepakatan tersebut adalah

melalui pengembangan Desa Mandiri Pangan, dimana

ditegaskan bahwa Pemerintah Propinsi akan

mengalokasikan anggaran daerah dan menggalang sumber-

sumber pendanaan masyarakat dimulai pada tahun 2005.

ti:I.an Sam6utan Menteri qtertanian I;ahun 2005 79

Kesepakatan tersebut merupakan janji kita semua kepada

masyarakat, yang akan ditagih selama perjalanan periode

2004-2cO9. Kelima butir lainnya dalam kesepakatan tersebut

dapat kita pandang sebagai kegiatan-kegiatan utama dalam

mencapai super goal tersebut, antara lain (1) menjaga

ketersediaan pangan melalui upaya-upaya peningkatan

produksi dan produktivitas pangan sesuai dengan potensiwilayah masing-masing; (2) mengembangkan kerjasama

jaringan distribusi dan informasi pangan dalam daerah danantar daerah, (3) melakukan upaya-upaya diversifikasi

konsumsi pangan berimbang serta aman, sesuai dengan

potensi daerah, (4) melaksanakan pengamatan dinikerawanan pangan serta mengembangkan cadangan

pangan daerah dalam bentuk lumbung pangan masyarakatdan kelembagaan cadangan pangan, dan (5) memantapkan

kelembagaan struktural ketahanan pangan daerah.

Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan ini saya

nilai tepat waktu.kj Sebagaimana kita maklumi, banyak media

masa yang akhir-akhir ini memberitakan kejadian busung

unan Sam6utan 04.enteri aertanien I;ahan 20o5 80

Iapar. Pelajaran yang dapat dipetik dari kejadian ini adalah

salah satu butir kesepakatan tersebut belum sepenuhnya

diimplementasikan, yaitu antara lain dalam hal pengamatan

dini kerawanan pangan dan pengembangan cadangan pangan

daerah dan masyarakat.

lnilah saatnya bagi Dewan Ketahanan Pangan untuk

lebih proaktif lagi dalam menggalang komitmen semua pihak

di daerah guna memantapkan sistem ketahanan pangan kita.

Dewan Ketahanan Pangan Nasional berada dalam

proses akhi r penyusunan kebijakan ketahanan pangan nasionalsebagaimana diamanatkan dalam kesepakatan tersebut.

Kebijakan ini diharapkan akan dicanangkan oleh Bapak

Presiden Rl pada bulan Oktober 2005, bertepatan dengan hari

pangan Sedunia, dan akan diserahkan kepada presiden untukdijadikan aouan dan sebagai tindak lanjut pencanangan RPPK.

Saudara-saudara ketua Dewan Ketahanan Pangan Propinsi

Papua dan Kabupaten di dalam Propinsi Papua.

unan Sam6utan Menteri qtertanian Tidhun 2005 81

Akhirnya, saya mengharapkan agar seluruh ketua-ketua

Dewan Ketahanan Pangan Propinsi dan Kabupaten/Kota

terus berusaha mengembangkan inisiatif baru dan prakarsa

proaktif dan kreatif, sehingga pertemuan ini tidak hanya

menghasilkan serangkaian rumusan tindak lanjut yang

operasional dalam mempercepat terealisasinya pengurangan

di Indonesia, tetapi juga segera menindaklanjuti langkah-

Iangkah operasional tersebut.

Saya harapkan Saudara-saudara dapat mengikuti

sosialisasi dan pembahasan tindak lanjut Konferensi Dewan

Ketahanan Pangan ini dengan seksama, sehingga dihasilkan

langkah-langkah operasional yang lebih terarah dan terukur.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi

Wabaraktuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

wmn San6utan Menteri ®rtanian I;ahun 2005 82

SAMBUTAN KUNCI

MENTERI PERTANIAN

PADA

SIMPOSIUM PERMASALAHAN DAN UPAYA

PENANGGULANGAN MIKOTOKSIN DAN

MIKOTOKSIKOSIS DI INDONESIA

JARARTA, 30 JULI 2005

Yang saya hormati:

• Ketua dan pengurus pMKl (Perhimpunan Mjkologi

Kedokteran Manusia dan Hewan Indonesia),• Para pakar peserta simposim,

• Para undangan dan Hadirin sekalian,

Assalaamu'alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,

Pertama-tama marilah kita mengucap syukur kepada

Allah SWT karena atas rahmat-Nya kita dapat hadir pada

unan San6utan Menteri qtertanian qidhun 2005 83

Simposium Mikotoksin ini. Saya memandang simposium ini

sangat penting, karena akan membahas "Permasalahan

mikotoksin pada produk pertanian dan dampaknya pada

perdagangan bebas". Pemikiran dari para pakar serta pesertasimposium yang hadir dalam pertemuan ini, saya harapkan dalam

membantu menemukan solusi untuk memecahkan permasalahan

tersebut guna meningkatkan daya saing produk pertanian kita,

yang pada gilirannya dapat memberi nilai tambah ekonomi dan

kesejahteraan petani. 0leh karena itu, saya secara pribadi

memberikan dukungan moril bagi pelaksanaan simposium ini,

karena hasil simposium ini dapat menjadi bahan altematif

kebijakan dari upaya pencapaian sasaran Revitalisasi Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan (RPPK) yang pada bulan Juni 2005

yang baru lalu telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Rl.

Saudara-saudara Sekal ian,

Sebagai negara agraris, sektor pertanian telah

memperlihatkan ketangguhannya dalam mengatasi berbagai

permasalahan yang dihadapi negara ini, sehingga mampu

unan Sam6uton Menteri aer¢anian qidf urn 2005 84

berperan sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini

terlihat dari sumbangannya dalam Produk Domestik Bruto (PDB),

perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri,

penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatanmasyarakat serta penanggulangan kemiskinan. Kontribusi tidak

langsung lainnya, berupa efek pengganda seperti keterkaitan

input®utput antar industri, konsumsi dan investasi.

Saya berpendapat peran sektor pertanian dalam

pembangunannasionaltersebutperiudipertahankandanbahkanditingkatkan. Ada tiga hal yang melandasi pentingnya sektor

pertanian di masa yang akan datang khususnya dalammendukung ketahanan pangan yaitu: (1 ) akses terhadap pangan

yang oukup dan bergizi bagi setiap penduduk yang merupakan

salah satu pemenuhan hak azasi manusia; (2) konsumsi pangan

dan gizi yang cukup yang merupakan basis bagi pembentukan

SDM berkualitas; dan (3) sebagai basis bagi ketahanan ekonomi

bahkan bagi ketahanan nasional.

Ketahanan pangan /food seourty/J selain untuk menjamin

unan Sam6utan Menteri qtewiam qiahun 2005 85

ketersediaan pangan untuk konsumsi secara fisik, juga harus

aman dan bebas dari cemaran atau kontaminasi senyawa atau

mikroba berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan

manusia. Makanan yang dikonsumsi harus memenuhi kriteria

baik, sehat, aman dan halal. 0leh karena itu, upayaupaya untuk

menyediakan pangan bagi kebutuhan hidup rakyat Indonesia tidak

hanya ditujukan kepada kuantitas semata tetapi juga kualitasnya

termasuk keamanannya /food safely/.

Kondisi lingkungan tropis dan praktek-praktek

menghasilkan makanan, sangat berpengaruh terhadap mutu

pangan yang dikonsumsi. Kualitas bahan makanan di alam ini

sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Berbagaj bahan

pencemar dapat terkandung di dalam makanan karena

penggunaan bahan baku pangan terkontaminasi, proses

pengolahan, dan proses penyimpanan. Di antara kontamirran yangsering ditemukan adelah mikotcksin yang dihasi lkan oleh kapang.

Kontaminasi mikotoksin pada makanan sulit dihindari dan

merupakan masalah global, terutama di Indonesia yang

unan Sa:m6utan "enteri ®ertanian qidhun 2005 86

mempunyai iklim lembab-tropis. Umumnya kontaminasi

mikotoksin terjadi pada komoditi pertanian dan hasil olahannya,

atau pada bahan makanan yang disimpan terialu lama dan kurang

memperhatikan tata cara penyimpanan yang baik. OIeh karena

itu, hendaknya upaya meningkatkan produksi perlu disertai

dengan upaya peningkatan kualitas dan dilakukan secara

bersama. Pendekatan ini sesuai dengan prinsip dasar keamanan

pangan yang dilakukan di setiap rantai produksi sampai pasca

panen atau dikenal juga from /arm fo fab/e. Berkenaan denganhal tersebut, maka perlu dilaksanakan penerapaan Good

Agricuiture Practices (GAP) , Good Handling Practices (GHP),

Good Processing Practices (GPP), Good Distribution Practices

/GOP/, dan lain sebagainya.

Penanganan keamanan pangan di negara maju

sesungguhnya sudah mengkaiteratkan dengan kesehatan

masyarakat konsumen. Mutu makanan atau bahan makanan

sangat berpengaruh kepada daya saing pangan yang juga

merupakan komoditas perdagangan, yang selanjutnya

berpengaruh terhadap daya saing internasional.

tL;nan San6utan "enteri qtertamian qlahun 2005 87

Negara produsen (khususnya negara berkembang) telah

mendorong peningkatan produksi sektor pertanian berorientasi

ekspor dengan harapan untuk memperoleh devisa. Sayangnya

upayatersebutseringmelupakanaspekgoodfa/7m.ngpractrfes,

sehinggakurangmenghasilkanprodukyangbermutudanberdaya

saing. Disisi lain, negara maju telah memberi perhatian yang

sangatseriusuntukaspekmutu,bahkanmerupakanunsurufama,

dan hal ini dijadikan sebagai unsur "barrier to trade". Beberapa

negara maju seperti negaramegara Uni Eropa, Amerika Serikat

dan Jepang telah mematok batas kandungan maksimum

cemaran mikotoksin secara sangat ketat, seperti Aflatoksin,

Okratoksin A(OTA), dan Patulin, pada bahan pangan dan hasil

olahamya Oagung, kacang tamah, serealia lain, kopi, buahbuahan

dan hasil olahamya, daging dan susu). Kondisi ini mengakibatkan

produk pertanian negara berkembang mengalami kesulitan

serius untuk menembus pasar global.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Pada tahun 2003, paling tidak 99 negara telah memiliki

unan San6utan Menteri ®ertanian tiahun 2005 88

ketentuan batas maksimum cemaran mikotoksin pada bahan

komoditas pangan dan pakan yang beredar di negaranya.

Macam mikotoksin yang diatur batas maksimumnya adalah

aflatoksin 81, Ml dan aflatoksin total yang dianggap paling

beracun dibanding mikotoksin lainnya, diikuti dengan mikotoksin

lain seperti Okratoksin A, dan Patulin.

Dalam hal ini terjadi peningkatan jumlah negara yang

mengatur batas maksimum mikotoksin sebesar 30% dibanding

tahun 1995 dan jumlah ini ada kecenderungan semakin

bertambah. Hal yang serupa juga terjadi pada jenis mikotoksin

yang diatur, sedangkan besarnya batas maksimum adakecenderungan semakin rendah dan mengarah kepada bebas

mikotoksin. Keadaan demikian mengindikasikan bahwa

penerapan Batas Maksimum Cemaran Mikotoksin padakomoditas pangan akan semakin ketat dan akan berpengaruh

kepada perdagangan intemasional. Penetapan batas maksimum

mikotoksin ini akan dimanfaatkan dalam penerapan SPS

/Sanffary - Ptryfosawlao(/ pada perdagangan intemasional olehnegara bersangkutan. 0leh karena itu, permasalahan mikotoksin

ti;inn Sarm6utan Menteri qtertandn qiahun 2005 89

pada komoditas pangan ini periu mendapat perhatian kita semua,sehingga berbagai upaya mengatasinya dapat direncanakan

secara komprehensif terintegrasi antar sektor mengingat

permasalahan ini melibatkan berbagai sektor antara lain sektor

perindustrian , perdagangan maupun kesehatan.

Perhatian utama yang berkaitan dengan cemaran

mikctoksin (terutama aflatoksin) adalah pada komoditas jagung,

kacang tanah, serealia lain yang umumnya dipatok sekitar 15

ppb /pert per A/./y/on/ untuk aflatoksin total ; sedangkan pada susumenurut standart FDA batas maksimumnya adalah 0,5 ppb. Untuk

produk-produk hortiku ltura seperti buah-buahan dan olahannya

periu diperhatikan cemaran patul in dan Okratoksin A; sedangkan

pada komoditas perkebunan terutama kopi perlu diperhatikankontaminasi Okratoksin A. Saat ini sebagian negara pengimpor,

Uni Eropa telah menentukan batas maksimumnya sebesar 5 ppb

OTA untuk kopi sangrai /roasted coffee/.

Penerapan batas maksimum mikotoksin pada komoditas

pangan sebenarnya dipicu oleh kekhawatiran pada efek negatif

unan San6utan 914enteri @ertanian qchun 2005 90

yangditimbulkannyaterhadapgangguankesehatanmanusiadanhewan berupa mikotoksikosis. Hal ini disebabkan sebagian dari

mikctcksin seperti aflatcksin, okratoksin A patulin, fumonisin dan

trikotesena bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker),

mutagenik (menyebablen mutasi gen), teratogenik (menyebabkan

cacat pada embrio), hepatotoksik (merusak hati) dan nefrotoksik

(merusakginjal).0lehkarenaitudampakterhadapkesehatanyangcukupseriusinitendamapadamanusiahendaknyadapatdijadikan

pelajaran agar kita berhatiThati dan waspada delam menyediakanbahan pangan yang selain bergizi juga aman.

Pengaturan oleh negara-negara maju tersebut menjadi

ancaman sekaligus tantangan bagi para petani kita untuk

meningkatkan kualitas komoditi pangan yang dihasilkannya.

Dukungan berbagai kebijakan, pembinaan teknis,

penyuluhan dan peran lembaga penelitian di Indonesiadiharapkan dapat menghasilkan inovasi untuk membantu

mengatasi permasalahan ini. Sebagai contoh standar Okratoksin

A sebesar 5 ppb yang diterapkan negara Uni Eropa untuk

unan San6utan 04enteri ®ertanien I;ahun 2005 91

komoditas kopi sangrai /roasted coffee/ akan berpengaruh

terhadap perdagangan kopi Indonesia. Pada tahun 2cOO-2002

volume ekspor kopi Indonesia ke Eropa sekitar 42% dari total

volume ekspor atau sekitar 129.000 ton dengan nilai 82 juta US

dollar; sementara itu kopi yang diproduksi Indonesia (sebelum

diproses menjadi mutu ekspor) mempunyai kadar air lebih dari

14%, bahkan pada tingkat petani dan pedagang pengumpul

kadar aimya lebih tinggi lagi (di atas 16%), Kondisi ini memberi

peluangtumbuhnyajamurpenghasilokratoksinAoukupbesar.Kondisi seperti ini jelas akan mengurangi kesempatan ekspor

kopi Indonesia, sehingga perlu pembinaan yang sungguh-

sungguh, baik olch Dimes Pertanian daerah maupun oleh Asosiasi

Eksportir Kopi Indonesia.

Sepertitelahkfaketahujbersanabahrasecarauriunupaya

untukmeninct{atl<anmutuprodukkomodfaspangandithgkatpetani

dapat ditempuh dengan cara: (1 ) Memberi insentif harga yang

memadaiLwhJ<prodikpertanfanyangbemifu;(2)Penyediaankpedit/

modal untuk petani agar mereka mampu melakukan pengurangan

kadar air atau pengeringan sebelum dijual; (3) Pemberdayaen

unan San6utan "enteri ®ertandn qiahun 2005 92

kelembagaan petani untuk mengatasi masalah tataniaga agar

memperpendek rantai pemasaran, sekal igus meningkatkan posisi

ta\^erpctani;dan(4)Penyuluhan,terutamakepadapetaniyangbelim

memahamicarapengolahanproduksecarabalksepertiperijemiman

atau pengeringan, dan fain sebagainya.

Atas dasar uraian di atas, simposium permasalahan dan

upayapenanggulanganmikctoksindanmjkotcksikosisdilndonesia

inisangattepatdiselenggarakandalammenghadapieraglobalisasi

yangmengarahkepadapersainganyangsangatketat.

Padasimposiuminisayaharackandapatdibahasberbagai

permasalahan cemaran mikotoksin yang terkait dengan rantai

penyediaan pangan deri hulu sampai ke hilir. Dengan demikian

hasil simposium ini dapat memberi rekomendasi dalam mengatasi

sebagian permasalahan penyediaan bahan pangan yang

berkualitas, berdaya saing, serta meningkatkan ckspondevisa. Hal

ini juga terkait dengan upaya kita untuk mencegah masuknya

panganimporkualitasrendah(tercemarmikotoksin)yangbilatidak

dicermati dapat mengganggu kesehatan masyarakat Indonesia.

u;rian Sam6utan Menteri ®rtanien fiahun 2005 93

Saudara-saudara sekal ian,

Berkenaan dengan topik Sjmposium Permasalahan dan

Upaya Penanggulangan Mikotoksin dan Mikotoksikosis di

Indonesia, paling tidak terdapat lima aspek yang perlu dibahas,

yaitu: (1) aspek penyediaan bahan baku pangan; (2) aspek

pangan olahan; (3) aspek perdagangan; (4) aspek yang terkaitdengan kesehatan manusia; dan (5) aspek kesehatan hewan/

ternak. Aspek penyediaan bahan baku dimulai dari kegiatan di

on fa/in dan scat panen dengan berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Pada pangan olahan selain ditentukan oleh

kual itas bahan bakunya, juga pada proses pengolahamya sampai

pengemasan, penyimpanan dan distribusinya. Aspek

perdagangan, tergantung pada mutu bahan baku dan olahannya,

juga pada faktor penyimpanan dan transportasinya. Pads aspekterhadep keschatan manusia, sangat dipengaruhi olch kesaderan

dan pengetahuan dan tingkat sosial masyarakat serta kegiatan

penyuluhan, sedangkan aspek terhadap kesehatan hewaniternakkaitannya dengan mutu bahan pakan dan dampak cemaran

mikotoksin pada produk ternak yang dihasilkannya.

unan Sarm6utan "enteri aertanian a;ahan 2005 94

Selanjutnya saya mengharapkan simposium ini dapat

menghasilkan rumusan dan altematif rancang tindak yang perlu

diambil oleh berbagai institusi terkait, sehingga permasalahan

mikotcksin dan mikotcksikosis ini dapat dikurangi. Sudah saatnya

kegiatanJ{egiatan simposium seperti ini tidak hanya sekedar

tempat pertukaran informasi ilmiah tetapi juga dapat berperan

secara signifikan dalam mengatasi permasalahan yang dibahas

pada simposium tersebut. Selain itu, saya juga mengharapkansemoga simposium ini memberikan manfaat bagi pelaku

pembangunan pertanian, sehingga dapat meningkatkankesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sarm6utan Meuteri qtettamirn mahan 2005 95

SAMBUTAN KUNCI

MENTERI PERTANIAN

PADA

PUNCAK ACARA TECHNOEXPO HORTIKULTURA 2005

Batu, 30 Juli 2005

• Yth. Sdr. GubemurJawa Timur,

• Yang saya hormatj walikota Batu, Bupati Malang,

I(epala Badan Litbang Pertanian, dan Direktur

Jendral Hortikultura,• Para pejabat pusat maupun daerah, para petani,

pen®Iiti, pelaku agribisnis hortikultura dan hadirin

yang berbahagia.

Assalaamu'alai kum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh,

Pertama-tama, saya mengajak para hadirin semua untuk

memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat hadir dan

berpartisipasi pada acara TECHNOEXPO HORTIKULTURA

unan San6utan "enteri aer¢anian q{chun 2005 96

INDONESIA 2005 ini. Saya bersyukur depat hadir pada acara ini

sehingga dapat melihat perkembangan inovasi dan teknologi

hortikultura. Di samping itu, saya juga ingin bertemu dan berdiskusi

langsung dengan Saudara-sandara para petani, pengusaha,

swasta, dan pelaku agribisnis. Departemen Pertanian sangat

memerlukan saran, masukan dan harapan Saudara-saudara

sekalian untuk memajukan dan mengembangkan agribisnis

hortikultura di masa yang akan datang.

Hadirin yang saya hormati,

Sub-sektor hortikultura menghadapi tantangan yang tidak

ringan. Permasalahan yang menonjol saat ini adalah lemahnya

daya saing produk-produk hortikultura kita dibanding produk

hortikultura negara lain. Daya saing yang lemah tersebut antara

lain disebabkan oleh tingkat produktivitas, kualitas dan efisiensi

usahatani yang masih rendah. Dampak yang kita rasakan

sehari-hari adalah terjadinya impor hortikultura, balk dalam bentuk

benih/bibit maupun produk (buah dan sayur segar maupun

olahan) yang cenderung makin meningkat. Sementara itu,

unan San6utan Menteri qtertandn qiahun 2005 97

sub-sektor hortikultura mempunyai peran yang sangat penting

dan strategis sebagai salah satu sumber pendapatan (uang

tunai), sumber pangan, vitamin, dan gizi bagi masyarakat. 0leh

karena itu, saya berpendapat bahwa dalam lima tahun ke depan

ini, sub-sektor hortikultura perlu terus diperkuat dan

dikembangkan dengan berbasis pada potensi sumberdaya

domestik, dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya

saing produki)roduknya,

Sejalan dengan upaya tersebut, maka peran Badan

Litbang Pertanian dan lembaga-lembaga penelitian hortikultura

lainnya sangat diperiukan, terutama dalam menyediakan inovasi

teknologi untuk peningkatan produktivitas, kualitas dan daya

saing produk hortikultura kita. Dalam menciptakan dan merakit

inovasi teknologi harus dilandasi oleh kajian ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan. Di samping itu, periu diupayakan agar

inovasi dan teknologi yang dihasilkan mampu memberikan

tingkat produktivitas, kualitas dan efisiensi yang tinggi, namun

dengan masukan input yang rendah dan efisien /"/ow exferr}a/

input/ high effilcient input for higher output'').

unan Sam6utan Menteri qtertanian qiahun 2005 98

Dalam kaitan ini, "TECHNOEXPO HORTIKULTURA

INDONESIA 2005" yang diselenggarakan saat ini saya nilai

tepat untuk mengukur kesiapan kita menghadapi tantangan di

atas, sekaligus sebagai wahana promosi dan diseminasi inovasi

teknologi hortikultura. Saya sangat berharap teriadi pula interaksi

yang positif diantara para pefaku agribisnis hortikultura, sehingga

TECHNOEXPO ini memberikan manfaet yang sebesahoesamya

untuk meningkatkan kualitas usahanya.

Saudara-saudara dan hadirin yang berbahagia,

Baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 11 Juni 2005,

Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono telah mencanangkan "Revitalisasi Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan" (RPPK), yang merupakan salah satu

dari "rn.p/e 77ack Strafegy' Kabinet Indonesia Bersatu. Tujuan

utamanya adalah untuk mengurangi kemiskinan dan

pengangguran, serta peningkatan daya saing ekonomi nasional.

Sektor pertanian telah dan akan terus berperan dalam

pemantapan ketahanan pangan, penyedia bahan baku industri,

unan Sam6utan Menteri q]ertandn qahun 2005 99

penyedia kesempatan kerja dan pendapatan, pengentasankemiskinan, penerimaan devisa, dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam membangun sektor pertanian ke depan, diperlukan

perubahan pendekatan antara lain dari peningkatan produksike peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing; dari

pendekatan komoditas ke pendekatan usaha. Selain itu dalam

pembangunan pertanian termasuk hortikultura, disadari perlunya

peningkatan peran masyarakat; perlunya komitmen yang tinggi

dalam membangun manusianya; dan perlunya pelaksana-

pelaksana yang bersih dari KKN, amanah, transparan, danakuntabel.

Sejalan dengan RPPK tersebut, Departemen Pertanian

telah menetapkan visi pembangunan pertanian lima tahun ke

depan, yaitu ten^rujudnya pertanian tangguh untuk kemantapan

ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing

produk pertanian, serta peningkatan kesejahteraan petani.

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi

pembangunan pertanian lima tahun ke depan, yaitu :

anon Sarm6utan "enteri qtertandn I;ahun 2005 100

1. Mewujudkan birokrasi pertanian yang profesional dan

memiliki integritas moral yang tinggi,

2. Mendorong pembangunan pertanian menuju pertanian yang

tangguh, berdaya saing, berkelanjutan, dan mewujudkan

ketahanan pangan ,

3. Mendorong peningkatan kontribusi sektor pertanian

terhadap perekonomian nasional,

4. Memfasilitasi pelaku usaha melalui pengembangan

teknologi, pembangunan sarana-prasarana, peningkatan

akses pasar dan pendukungnya,

5. Memperjuangkan kepentingan petani dan pertanian

Indonesia dalam sistem perdagangan internasional.

Operasionalisasi dari visi dan misi tersebut, dalam

periode 2005 - 2009 program pembangunan pertaniandikemas ke dalam tiga program utama, yaitu: (1) Program

Peningkatan Ketahanan Pangan, yang diarahkan untuk fasilitasi

peningkatan ketahanan pangan masyarakat, (2) ProgramPengembangan Agribisnis, yang diarahkan untuk fasilitasi

berkembangnya usaha agribisnis dan (3) Program Peningkatan

u:ran San6utan "emeri qtertonian a;ahun 2005 101

Kesejahteraan Petani, yang diarahkan untuk fasilitasi

pemberdayaan, percepatan akses terhadap sumberdaya

produktif, dan perlindungan petani & usahanya. Melalui ketiga

program utama tersebut, saya berharap selama lima tahun kedepan terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

petani paling tidak 3,5 persen per tahun.

Hadin.n yang saya hormati,

Sub-sektor hortikultura sangat diharapkan perannya

dalam mewujudkan sasaran dari ketiga program utama

tersebut. Penyediaan produk-produk hortikultura yang cukup

akan berperan dalam peningkatan kualitas konsumsi pangan

dalam bentuk penyediaan vitamin dan zat gizi mikro. Di samping

itu, juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan

devisa negara melalui peningkatan ekspor dan pengurangan

impor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Sub-sektor

hortikultura juga sangat diharapkan perannya dalam mendorong

perekonomian wilayah karena sifatnya yang komersial dan

sebagai penghasil uang tunai.

unan Sa:rr€6utan 8ndenteri qiertandan Thhun 2005 102

Selama periode lima tahun ke depan (2005 - 2009),

program pembangunan hortikultura diarahken untuk mewujudkan

enam sasaran utama, yaitu: (1 ) Pencukupan produksi hortikultura

untuk peningkatan konsumsi dan ekspor, (2) Penyediaan preduk

hortikultura oukup merata sepanjang tahun, (3) Peningkatan mutu

produk, standarisasi produk, jaminan mutu, dan keamanan

konsumsi /food safety/, (4) Peningkatan tingkat konsumsi

hortikultura, (5) Penyediaan produk hortikultura bahan industri

olahan, dan (6) Penyediaan produk hortikultura mutu tinggi untuk

peni ngkatan ekspor.

Sasaran pembangunan sub-sektor hortikultura untuk lima

tahun ke depan adalah : (1 ) Meningkatnya produksi hortikultura

5 - 10%/ tahun; (2) Teroukupinya kebutuhan hortikultura (kuantitas

dan kualitas) dan meningkatnya nilai ekspor 10 -20%/tahun; (3)

Meningkatnya kemampuan teknis dan manajerial SDM

hortikultura; (4) Terbukanya kesempatan keria dan bertambahnya

pendapatan petani, dan (5) Meningkatnya kesejahteraan petani

hortikultura.

unan Sarm6utan "enteri @ertandan qchun 2005 103

Pada tahun 2009, produksi buah kita diharapkan dapat

mencapai lebih dari 16 juta ton dengan tingkat konsumsi 60 kg/

kapita/ tahun. Untuk produksi sayuran, pada tahun 2009

ditargetkan sebesar 14 juta ton dengan tingkat konsumsi sekitar

65 kg/kapita/tahun. Peningkatan produksi tanaman hias dan

biofarmaka juga terus didorong dan dipacu Dalam rangka

perlindungan dan kesejahteraan petani, impor produk-produkhortikultura terms dibatasi , antara lain melalui pengenaen tarif bea

masuk impor dan pemberian subsidi tidak langsung melalui

perbaikan infrastruktur.

Hadirin dan peserta TECHNOEXPO yang berbahagia,

Urtukmewujudkansasaranprogrampembangumantersebut

sangat diperlukan dukungan berbagai pihak secara terpadu dan

sinergis. Kebijakan pembangunan pertanian, baik di pusat maupun

di daerah, harus berpihak kepada petani dan diarahkan untuk

memberikan periindungan dan keseiahteraen petani. Pembanguman

infrastruktur seperti jaringan irigasi, jalan usahatani, transportasi,

pasar, perlu secara terus-menerus ditingkatkan.

unan San6utan Menteri ®ertaninn I;ahun 2005 104

Dalam hal dukungan inovasi teknologi, saya minta Badan

Litbang Pertanian secara proaktif dan profesional mampu

menyediakan inovasi teknologi yang diperlukan, seperti

penyediaan varietas unggul nasional, benih sumber, teknologi

usahatani, teknologi penanganan panen, pasca panen dan

peningkatan nilai tambah, inovasi kelembagaan dan berbagai

masukan kebijakan pembangunan pertanian. Kerja sama dengan

lembaga penelitian swasta, perguruan tinggi dan lembaga

penelitian lainnya dalam pengembangan inovasi teknologi perlu

terus ditumbuhkembangkan. Teknologi lnformasi (Tl) periu terus

dibangun dan dikembangkan agar penyebaran informasi, irovasi

dan teknologi hasil penelitian dapat dilakukan secara cepat, efcktif

dan efisien.

Untuk mempercepat perfumbuhan sub-sektor hortikultura,

sektor swasta saya harapkan melakukan investasi di bidang

hortikulturainidanbermitrasecarabaikdenganpetanidalamaspek

pengembangan pasar. Kepada seluruh masyarakat agribisnishortikultura, saya pesankan agar saling bekerjasama, bahu

membahu dan keria keras dalam memajukan agribisnis hortikultura.

unan Sarm6utan Menteri ®ertanjan qlchun 2005 105

Saudaralsaudara dan hadirin yang saya horrnati,

Demikian beberapa hal yang perlu saya sampaikan. Saya

memberikan penghargaan yang tinggi terhadap

penyelenggaraan TECHNOEXPO HORTIKULTURA ini. Melalui

ekspose semacam ini, saya berharap informasi, inovasi dan

teknologi hasil penelitian dapat cepat diketahui masyarakat luas

dan segera diapl ikasikan untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Kepada para penyuluh dan petugas lapang, saya pesankan agar

secara sungguh-sungguh menyerap apa-apa yang disajikan

dalam acara ini, dan dijadikan bekal dalam memberdayakan

para petani hortikultura agar pendapatan dan kesejahteraanyadapat ditingkatkan. Terima kasih.

Wassalaamu'alai kum Warakhmatu llaahi Wabarakaatuh

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan 04enteri q}ercavian qiahun 2005 106

PENGARAHAN

MENTERI PERTANIAN

PADA

RAPAT KOORDINASI EVALUASI DAN PENGAMANAN

IMPLEMENTASI

KETENTUAN IMPOR BERAS

Jakarta, 5 -7 Agustus 2005

Yang terhormat,

Saudara Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,

Saudara Pejabat Eselon I lingkup Departemen Pertanian,

Saudara-saudara anggota Kelompok Kerja Perberasan baik

tingkat Pusat maupun Daerah seluruh Indonesia,

Saudara peserta pertemuan dan hadirin sekalian yang

berbahagia,

Assalaamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke

hadirat AIIah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita

unan San6utan Menteri ®erta[ndn q{ahun 2005

dapat berkumpul bersama-sama dalam rapat kcordinasi hari ini

yang terkait dengan keinginan kita untuk melaksanakan lnstruksi

Presiden Nomor 2 Tahun 2cO5 tentang Kebijakan Perberasan.

Maksud utama pertemuan ini adalah untuk mengevaluasi

implementasi ketentuan impor beras yang sudah kita berlakukan

sejak Januari 2004 hingga saat ini dan sekaligus merumuskan

strategi pengamanan implementasinya ke depan' mengingat

kebijakan tersebut sudah diperpanjang hingga December 2005.

Saya menilai evaluesi teinadep kebijakan yang sudan berlangsung

hampir 2 tahun ini sangat penting dilakukan agar kita dapat

menyiapkan berbagai antisipasi dan langkah selanjutnya dalam

rangka melindungi petani padi yang juga sebagai konsumen beras.

Saudarasaudarapeserfarapatkoordinasiyangsayahormati,

Inpres No. 2 Tahun 2005 bukan sekedar instruksi yang

bersifat mengamankan ketersediaan pangan dalam hal ini beras,

tetapi sekaligus sebuah hadiah dan penghargaan bagi petani-

petani kita yang telah bersusah payah melakukan budidaya padi.

Diharapkan kesejahteraan mereka akan semakin membaik dan

unan Sa:m6utan Menteri qtertandan I;ahun 2005 108

secara kontinyu bersedia menanam padi karena tersedianya

insentif yang memadai dan dukungan yang kongkret dari

pemerintah. Kepada mereka pulalah antara lain kita

membebankan tanggung jawab untuk memelihara ketahanan

pangan nasional. Dengan demikian, peran petani sebagai

produsen beras/padi sangat vital dalam menentukan tercapai-tidaknya kedaulatan pangan yang sudan sewajamya kita peroleh

sebagai negara yang telah merdeka selama 60 Tahun.

Sayangnya secara umum kondisi petani kita saat ini masih jauh

dari kondisi yang layak sebagai produsen beras/padi. Pemilikan

lahan yang sempit (rata-rata + 0,3 Ha) atau bahkan hanya sebagai

petani gurem (total persentase RT petani gurem + 56,2% atau +13,7 juta dari total RT petani, Sensus Pertanian 2cO3) dan tentu

saja dengan kondisi seperti itu posisi tawar petani sangat lemah,

Persoalan anjloknya harga gabah pada saat panen raya

telah menjadi persoalan yang sudan biasa dan seolah®lah selalu

dialami oleh petani. Hingga tahun 2003, sulit rasanya bagi kita

mengatasi persoalan ini. Pemerintah, dalam hal ini Departemen

Pertanian telah mengusulkan kenaikan tarif sebagai salah satu

uno:n San6utan menteri ®ertanian a;chum 2005 109

upaya mengatasi hal tersebut, namun itupun sulit disepakati di

tingkat nasional. Sementara itu, peranan Perum BULOG sebagai

pengendali impor beras (monopoli impor) juga sudah tidak

berfungsi lagi sejak ditanda-tanganinya Lol dengan IMF pada

tahun 1998. Pada sisi lain, pasar intemasional beras sangat tidak

fair dan dipenuhi oleh beras residual dengan harga yang sangat

murah karena adanya subsidi dari negara-negara asalnya.

Sementara itu, harus diakui penyelundupan beras masih sangat

besar, karenanya pasar beras domestik perlu diproteksi.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Keputusan melaksanakan kebijakan pelarangan impor

beras 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah panen raya pada

tahun 2004 (21 Januari -30 Juni 2004) merupakan kebijakan

pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian dan Departemen

Perdagangan untuk memberikan insentif harga kepada petani

dan sekaligus sebagai wujud keberpihakan pemerintah kepada

petani. Diharapkan dengan kebijakan tersebut akan mampu

menciptakan harga gabah maupun beras pada tingkat yang wajar

ii:nan Sarm6utan 04.enteri ®ertandn q;ahun 2005 110

bagi petani. Perpanjangan masa pelarangan impor beras pada

tahun 2cO4 hingga tanggal 31 Desember 2cO4 dilakukan karena

kita yakin bahwa hal tersebut akan semakin berdampak positip

terhadap harga gabah maupun beras, dengan keyakinan akan

menoukupi ketersediaan beras selama periode tersebut.

Keputusan yang sama juga kita lakukan pada tahun ini.

Fakta menunjukkan kepada kita bahwa dengan telah

beriangsungnya pelarangan impor beras selama kurang lebih 1,5

tahun, harga gabah maupun beras mengalami peningkatan,

bahkan tahun ini sudah berada di atas HPP yang telah ditetapkan

dalam lNPRES 2/2005 dan pasokan pangan kita diperkirakan

oukup hingga akhir tahun ini.

Saludalra-saludalra yang saya muliakan ,

Ada pelajaran penting yang dapat kita ambil dari

implementasi kebijakan pelarangan impor beras yang sudah

berlangsung lebih dari 1,5 tahun yaitu (1 ) ternyata Indonesia

mampu memenuhi sendiri kebutuhan beras di dalam negeri,

u;:nan Sam6utan Menteri q}ertanian I;ahun 2005 RTI

padahal selama ini Indonesia sudah dijuluki sebagai negara

pengimpor beras terbesar di dunia, nyatanya dengan hanyamenerapkan kebijakan tersebut selama 1,5 tahun, kita bisa

membuktikan bahwa kita sanggup memenuhi kebutuhan beras

kita sendiri; (2) pengendalian impor dengan kebijakan ini tampak

lebih efektif dibandingkan dengan penerapan kebijakan tarif

maupun kebijakan jalur hijau-merah dalam menangkal impor

beras illegal. Peredaran beras impor illegal dapat dengan mndah

diidentifikasi dan dikontrol pada masa pelarangan impor.

Hal ini hampir tidak mungkin dilakukan apabila

pengendalianimperdilakukanmelaluikebijakantarifmaupunjalur

hijau-merah; (3) kebijakan pelarangan impor menunjukkan

keberpihakan dan kesungguhan pemerintah membela petani deri

serangan beras impor murah sehingga secara psikologis

mendorong petani untuk terus meningkatkan produksinya; dan

(4) pada akhirnya kebijakan ini telah mampu mendorong

perdagangan beras dari pulau^wilayah/propinsi surplus ke pulau/wilayah/propinsi defisit. Untuk Indonesia dengan kondisi

geografis kepulauan , perdagangan antar pu lau^^ri layah/propi nsi

anon San6utan Menteri qtertandn qchun 2005 112

merupakan salah satu aktivitas penting yang harus ditumbuhkan

untuk menjaga kesatuan bangsa.

Namun demikian, kita menyadari pula bahwa kebijakan

pelarangan impor ini merupakan kebijakan yang berdasarkanrambu-rambu perdagangan dunia (WTO) "tidak diperbelehkan",

karenatidaksesueidenganspiritnyayangmendorongpembukaan

pasar dunia seluas-Iuasnya. Tentu saja kebijakan ini juga tidakdisukai oleh negara-negara pengekspor beras yang selama ini

banyakmemasokberaskelndonesiakarenabagaimanapuntargct

ekspor negara tersebut menjadi tidak bisa tercapai terutama

apabila Indonesia merupakan negara tujuan utama ekspomya.

Saudara-saudara yang saya horrnati,

Menyadari kondisi yang saya uraikan tadi, tentu saja kita

ingin tetap mempertahankan pelaksanaan kebijakan yang dapat

memberi dampak yang sangat baik bagi petani dan bagi

perkembangan perberasan nasional, dengan tetap menjagahubungan baik dengan negara mitra dagang di pasar lntemasional.

unan Sam6utan Menteri ®ertanian qichun 2005 113

Kita tidak dapat menutup mata dan telinga terhadap keberatan

negaramegara mitra dagang begitu saja atas kebijakan yang kita

tempuh. Bagaimanapun, kita telah meratifikasi komitmen di forum

perdagangan dunia WTO maupun regional, untuk menyepakatiupayaupaya pembukaan pasar menuju pasar global.

Pada kesempatan ini, sayajuga ingin mengingatkan barma,

kondisi "swa-sembada beras" yang telah dicapai saat ini

merupakan kondisi yang sangat vtA/nerab/e (rentan), yang dengan

mudahkembalikekondisisemulaapabilaadamasalahforcemator

yang disebabkan karena adanya anomali iklim maupun masalahlainnya seperti bencana alam. Saya juga sangat kha\vatir dengan

kondisi harga gabahfoeras yang sudah sangat kondusif inj akan

terganggu apabila kebijakan pelarangan impor ini kelak tidak

diberiakukan lagi. Hal ini bisa teTjadi manakala kondisi daya saing

pertanian padi dan perberasan kita (mulai dari hulu ke hilir) selama

masa pelarangan impor beras ini tidek mengalami perbaikan. Saya

khawatir kondisi yang dicapai sekarang ini sematarmata hanya

karena tidak adanya beras dari luar yang menjadi saingan kita.

Padahal kita tabu, kebijakan menutup pasar selama-lamanya tidak

unan Sarm6utan Menteri qtertawhn a;ahan 2005 114

mungkin dilakukan karena produkproduk ekspor kita untuk

menambah devisa negara juga memerlukan pasar negara lain.

Oleh karena itu, saya sangat berharap agar rapat

kcordinasi ini mampu merumuskan strategi-strategi yang dapat

mengamankan implementasi kebijakan pelarangan impor beras

tidak hanya dari kemungkinan dituduh sebagai negara pelanggar

komitmen, tetapi juga dari kemungkinan bahaya munculnya

monopoli beras di dalam negeri sementara terisolasi dari pasar

internasional. Disamping itu, upaya-upaya peningkatan daya

saing perberasan nasional khususnya selama masa pelarangan

impor beras, juga harus pula dapat dirumuskan dengan balk pada

rapat kcordinasi ini. Sehingga pada saatnya nanti kita tidak dapat

lagi melakukan kebijakan pelarangan impor beras ini, daya saing

beras nasional sndah semakin meningkat. Secara praktis, bahwa

dengan diperpanjangnya masa pelarangan impor beras hingga

akhir Desember 2005, maka impor beras akan tertutup hingga

akhir Juni 2006. Pada masa tersebut sekali lagi perlu saya

ingatkan, upaya peningkatan daya saing harus dilakukan

sesegera mungkin dan sekaligus sebagai penjabaran komitmen

unan Sarm6utan 04enteri q}er¢andn qahan 2005 115

kita untuk melakukan revitalisasi pertanian.

SaudaTa-saudara sekalian yang saya horrnati

Demjkian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, akhir

kata, kepada seluruh peserta Rapat Koordinasi Evaluasi dan

Pengamanan lmplementasi Ketentuan lmpor Beras saya

sampaikan selamat berdiskusi dan semoga kiranya dapat

menghasilkanideideyangbaikdalammembangunsekiorpertanfan

untuk meningkatkan kesejahteraan den kemakmuran petani. Saya

yakin, dengan sinengi dan kerja keras kita semua, sosck pertanian

yang dicita{itakan, Insya AI lah dapat diwujudkan. Terima kasih.

Billahitaufiqwalhidayah,

Wassalaamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Jakarta, 6 Agustus 2005

Menteri Pertanian,

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan "enteri ®ertanian qchun 2005 116

SAMBUTAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PENYERAHAN BANTUAN SEMEN BEKU

EKS.AMERIKA

UNTUK PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TANGGAL, 7 AGUSTUS 2005

Yang terhormat :• Sdr. Pimpinan pT. NidaAgro Mandiri dan staf

• Sdr. Gubernur Jawa Barat atau yang mewakili beserta

jajarannya.• Sdr. DirekturJenderal peternakan dan staf

• Hadirinyang berbahagia

Assalamua'alaikuim Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke

hadiratAIIah SWT, karena atas karunia-Nya pada pagi hari ini

kita dapat bersilaturahmi dalam acara penyerahan bantuan

unan San6utan enenteri aertanian qalhan 20o5 117

semen beku sapi dari PT. Nida Agro Mandiri kepada Pimpinan

Departemen Pertanian yang selanjutnya akan diserahkan

kepada jajaran Dinas Peternakan Propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD).

Hadirin yang saya hormati,

Bantuan semen beku sapi ini merupakan salah satu kepedulian

masyarakat swasta dalam hal ini salah satunya PT. Nida Agro

Mandiri, untuk membantu percepatan pembangunan

khususnya di bidang peternakan melalui semen beku sapi

unggul impor asal Amerika, sebagaimana kita maklumi

bersama bahwa Saudara-saudara kita di NAD telah

mendapat musibah dan cobaan dari AIIah SWT pada

Desember tahun lalu.

Saya sebagai pimpinan Departemen Pertanian, merasa haru

dan bangga atas partisipasi sektor swasta yang telah

menunjukkan kepeduliaanya. Saya juga minta agar dibentuk

kepedulian ini jangan dinilai dari besar kecilnya nilai bantuan,

uno:in San6utan Menteri q}ertandn qiahun 2005 118

tetapi nilailah dari niat partisipasi untuk mencoba turut

membangun sesuatu di NAD.

Saya te'lah dilapori, bahwa semen beku sapi tersebut nantinya

akan didistribusikan melalui 818 Lembang ke Dinas

Peternakan Propinsi NAD, untuk itu saya berpesan agar

pelaksanannya dilakukan sebaik-baiknya agar semen bekuini dapat dikembangkan menjadi calon bibit sapi unggul di

NAD nantinya dan pada gilirannya akan berdampak pada

peningkatan kesejahteraan peternak-peternak di NAD.

Akhir, kami segenap pimpinan Departemen Pertanian

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas

ketulusan dan keikhlasan pimpinan PT. Nida Agro Mandiri,

mudah-mudahan upaya bantuan in dicatat sebagai salah satu

ibadah dan mendapat balasan dari Allah SWT.

Saya berharap kegiatan ini terus dapat ditukarkan dan

berlanjut mengingat berdasarkan pengamatan langsung saya

dilapangan proses pemulihan dampak bencana di NAD

unan Sarm6utan Menteri aertanian qichun 2005 119

membutuhkan waktu yang oukup lama.

Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.

Wassalamua'alaikum Wr. Wb.

Lembang, 7 Agustus 2005.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sarm6utan 04enteri qtertanien "ahun 2005 120

SAMBUTAN MENTERI PERTAN IAN

PAIDANCAIRA

WISUDA LULUSAN SEKOLAH TINGGI

PENYULUHAN PERTANIAN (STPP)

TAHUN AKADEMIK 2004/2005

Yang saya hormati

Saudara kepala Pemerintahan Propinsi

• Saudara Kepala pemerintahan Kabupaten/Kota ..............

atau yang mewakili

Saudara Rektor ...........

Saudara Ketua Sekolah Tlnggi Penyuluhan Pertanian (

STPP)....

Saudara Ketua Senat, Dosen, dan Staf STPP

Para wisudawan / wisudawati dan keluarga, serta

undangan dan hadirin yang berbahagia.

Assalamu'a lai kum warahmatu I lahi wabarakaatuh

Pertama tama marilah kita awali acara ini dengan memanjatkan

unan Sam6utan Menteri ®ertaninn qlahun 2005 121

puji syukur kehadirat Allah Swl, atas rahmat dan barokah sertahidayahnya yang telah diberikan kepada kita, sehingga pada hari

yang amat berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam keadaansehat wal afiat untuk menghadiri upacara wisuda lulusan Sekolah

Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Tahun Akademik 2004/

2005. Upacara wisuda ini secara rutin dilaksanakan pada setiap

akhir program pendidikan, setelah mahasiswa selesai mengikuti

seluruh rangkaian kegiatan proses pembelajaran di STPP. Acara

ini juga memiliki makna yang amat membahagiakan bagi setiap

wisudawan/ wisudawati setelah kurun wak(u 4 tahun mengarungi

kehidupan di dalam kampus, dengan segala suka maupun duka.

Selanjutnya akan berpisah dan kembali ke instansi kerja daerah

asal serta kembali berkumpul dengan keluarga masingrmasing.

Hadirin yang saya hormati,

Pada upacara wisuda hari ini, rasa bahagia dan bangga

juga dirasakan oleh segenap civitas akademika STPP terutama

para dosen. Mereka secara khusus telah mencurahkan segala

perhatian dan kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilan

unan San6utan Menteri qtertanian I;chum 2005 122

yang dimiliki untuk memenuhi cita€ita dan harapan wisudawan/wisudawati, agar menjadi insan terdjdik dan profesional dalam

bekerja dan pengabdiannya bagi nusa dan bangsa.

Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini secara

khusus ingin saya sampaikan, ucapan selamat kepada seluruh

wisudawan/wisudawati atas keberhasilannya dalam

menyelesaikan pendidikan program Diploma lv STPP.

Demikianpun kepada keluarga wisudawantwisudawati , kami

sampaikan selamat, bahwa pada hari ini dukungan yang selama

ini diberikan telah membuahkan hasil sesuai harapan. Ucapan

selamat juga saya sampaikan kepada segenap civitas

akademika STPP, dan semua pihak yang secara langsung

maupun tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraan

pendidikan profesional pertanian di STPP.

Hadirin dan Pare wisudawan/ wisudawati yang berbahagia,

Pada kesempatan yang amat berbahagia ini, saya ingin

menyampaikan semangat Revitalisasi Pertanian Perikanan dan

tlnan Sam6utan Menteri q3ertaniem I;ahun 2005 123

Kehutanan, yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Susilo

Bambang Yudoyono, di Waduk lr. H. Juanda, Jatiluhur, Jawa

Barat, pada tanggal 11 Juni yang lalu. Tentu saja dalam

mensukseskan program Presiden tersebut, Departemen

Pertanian sejak awal kabinet Indonesia Bersatu telah mengambil

kebijakan besar yang saat ini sangat tepat dengan program

Presiden tersebut. Kebijakan Departemen Pertanian dalam hal

ini adalah meningkatkan ketahanan pangan, perbaikan

Kesehjateraan petani secara utuh, dan mengembalikankeberadaan penyuluhan perfanian. Ketiga kebijakan tersebut

satu dengan yang lain merupakan kesatuen kebijakan yang sal ing

mendukung, untuk itu harus dioperasionalkan secara utuh dan

berkesinambungan pada tingkat pusat hingga tingkat daerah

yang paling rendah sekalipun.

Peningkatan Ketahanan Pangan, diarahkan pada

semua komoditas pangan seperti beras, jagung, kedelai, dan tebu

serta komoditi lainnya yang strategis dalam pengamanan devisa,

atau pengaman ketersediaan pangan itu sendiri. Kebijakan lmpor

bahan pokok tersebut dirasakan sangat merugikan petani, dan

unan Sam6utan 04enteri aertanian qahun 2005 124

sangat menguras devisa Negara. Pada dasamya kita mampu

meningkatkan ketahanan pangan yang berkesinambungan.

Sebagai contch pada tahun 2004 produksi padi nasional sebesar

34 juta ton, sedang kebutuhan beras nasional mencapai 31 juta

ton, sehingga terjadi surplus. Atau dapat dikatakan bahwa

swasembada beras tahun 1984 dapat dicapai kembali dan

sekarang harus dipertahankan keberadaannya. Sedang untuk

jagung, dan kedelai juga telah diupayakan peningkatan produksidan nilai mutunya sehingga impor jagung dan kedelai dapat

diminimalisir. Sedangkan khusus untuk tebu, petani tebu dengan

asosiasinya telah mampu melakukan manuver positif dan

mempengaruhipolitikpemerintahuntukmenstabilkanhargagula,

dan hasilnya pefani tebu termctivasi untuk mencari bibit yang lebih

baik dan berlomba menanamnya.

Keberhasilan peningketan ketahanan pangan pada tahun

1984, sekarang dan mendatang, tidak terlepas dari keberadaan

penyuluh pertanian yang bekeria keras membantu petani untuk

melakukan perbaikan teknologi usahatani, manegemen

usahatani maupun pemasaran hasil usahatani.

unan Sam6utan Menteri qtertanien qchun 2005 125

Penataan keberadaan penyuluh pertanian, ber-

dasarkan nilai strategis yang dimiliki oleh penyuluh pertanian,

maka kebijakan Departemen Pertanian adalah berusaha secara

ri il untut memulihkan keberadaan penyuluhan pertanian, dengan

kerja nyata sebagai berikut :

1. Peningkatanjumlah penyuluh, dengan asumsi bahwa setiap

desa memiliki satu orang penyuluh pertanian. Dengan jumlah

desa seluruh Indonesia 68 000 desa, maka Departemen

Pertanian bersama pemerintah daerah tingkat propinsi dan

kabupaten/ kota berupaya memenuhi kebutuhan tenaga

penyuluh sebesar 68 000 orang. Penyuluh yang ada sekarangini baru berjumlah 24.000 orang, sehingga masih diperlukan

minimal 44 000 penyuluh lagi.

2. Peningkatan kesejahteraan penyuluh pertanian, terutama

pengangkatan penyuluh honorer. Pada tahun 2005 telahdiangkat 600 penyuluh masa honorer lebih dari 10 tahun.

Disamping itu honor operasional yang selama ini dikeluhkan

oleh penyuluh, juga ditingkatkan dari Rp 24.000 per bulan

menjadi Rp 500.000, dan ini harus dipertanggungjawabkan

melalui kegiatan di masyarakat petani, dan ditengarai

unan Sarm6utan Menteri qter¢awian qiahun 2005 126

dengan peningkatan produktivitas pertanian di daerah

wilayah kerjanya. Penataan kembali kelembagaan

penyuluhan pertanian dari tingkat kecamatan hingga propinsi.Penataan kelembagaan ini diarahkan agar dapat

meningkatkan dan mengembangkan prakarsa lokal dan

potensi wilayah, serta pengembangan profesionalisme

-luh.3. Penguetan program dan programa penyuluhan pertanian, hal

ini dimaksudkan agar penyelenggaraan penyuluhan dapat

diarahkan dan dipikul, disusun, dan dilaksanakan melalui

program penyuluhan terpadu yang berorientasi agribisnis

yang direncanakan dari bawah /bofom up p/ami.ng/.

Berdasarkan kebijakan ini, wisudawan/ wisudawati

diharapkan setelah pulang ke daerah masing masing dapat

memberikan semangat baru dan darah segar untuk

pembangunan pertanian melalui kegiatan penyuluhan pertanian.

Sumbangsih lulusan STPP dapat pula dfarahkan oleh pemerintah

Daerah untuk menjadi tenaga pendamping petani yang bersifat

kontrak.

unan San6utan Menteri ®rtanien qahun 2005 127

Hadirin, dan wisuda[wanl wisudawati yang saya hormati,

Kesejahteraan penyuluh pertanian diatas diupayakan

dengan terarah dan berkesinambungan, sehingga diharapkan

penyuluh dapat bekerja profesional dan optimal. Perlu sayaingatkan bahwa Ruh pembangunan pertanian sekarang ini adalah

bersih dan peduli, maka dengan kesejahteraan yang telah

diperbaiki, saya seharusnya tidak lagi mendengar keluhan petani

akan perilaku penyuluh pertanian dimasa mendatang.

Kesejahteraan petani sebagai pelaku agribisnis, padarevital isasi pertan ian juga menjadi tanggung jawab Departemen

Pertanian. Pembangunan pertanian selama ini memposisikan

petani sebagai obyek proyek, sehingga pada akhir proyek, pefanimasih terpuruk. Keadaan ini memicu Departemen Pertanian

Kabinet Indonesia Bersatu menata kembali upaya peningkatan

kesejahteraan petani melalui ruh kepedulian dengan program

sebagai berikut :

1. Peningkatkan pendidikan, dengan harapan bahwa

peningkatan pendidikan akan mempengaruhi tingkat

unan San6utan Menteri qiertandn dyahun 2005 128

adopsi petani terhadap materi dan teknologi yang

disampaikan oleh penyuluh pertanian. Jumlah rumah tangga

petani berdasarkan sumber BPS adalah 24,9 juta rumahtangga atau mencapai 50% dari jumlah rumah tangga yang

berada dipedesaan yakni 53,1 juta rumah tangga. Ilngkat

pendidikan petani dipedesaan juga masih memprihatinkan.

Mayoritas tingkat pendidikan petani adalah sekolah dasar,

dan lebih memprihatinkan lagi bahwa di pedesaan terdapat

4 juta anak petani yang tidak mampu melanjutkan sekolah

yang lebih tinggi. Keadaan tersebut mewarnai kebijakan

Departemen Pertanian mendatang yakni mengupayakan

bantuan pendidikan bagi anak keluarga petani yang

disalurkan melalui Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP).

Dengan demikian, anak petani lulusan SLTP dapat

melanjutkan sekolah ke SPP dengan bebas biaya.

Selanjutnya apabila mereka lulus dari SPP, diharapkan

akan menjadi petani terdidik, dan apabila mereka telah

berusahatani, merekapun dapat diberi kesempatan untuk

melanjutkan kuliah di Sekolah llnggi Penyuluhan Pertanian.

Selepas dari STPP tetap menjadi petani professional yang

unan Sam6utan Menteri ®ertandn I;ahan 2005 129

bertindak ganda yaitu sebagai petani dan sekaligus

penyuluh swakarsa bagi lingkungannnya. Apabila

pendidikan SPP dan STPP dapat dilakukan dengan sistem

ini, maka akan terjamin tersedianya modal utama

pembangunan pertanian, yaitu generasi petani yang

terdidik, profesional dan berdaya saing. Selain itu secara

umum akan terjadi perubahan statistik tentang tingkat

pendidikan petani masa depan.

2. Penataan pelayanan sarana produksi pertanian khususnya

saluran irigasi pertanian, dengan harapan bahwa perbaikan

saluran irigasi dapat meningkatkan jumlah dan ketepatan

musim tanam. Perbaikan saluran irigasi pada kurun waktu

5 tahun mendatang paling tidak mencapai 25,8 juta ha atau

30% dari 8,6 juta ha yang dinyatakan rusak berat oleh

Departemen Pekerjaan Umum baik untuk irigasi sawah

maupun rawa. Irigasi ini diharapkan dapat melayani

pengairan terhadap 15 juta ha lahan irigasi dan 15 juta ha

lahan kering. Upaya perbaikan saluran irigasi tersebut, telah

dirancang oleh Departemen Pertanian melalui Direktorat

Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.

unan Sam6utan Menteri aertanian I;ahun 2005 130

3. Peningkatkan dan penataan organisasi petani yang bersifat

komoditas, dengan harapan dapat memberikan

pendampingan dan advokasi pada petani. Organisasiseperti ini sangat diperlukan petani, selain organisasi

kekaryaan, dalam rangka peningkatanpengetahuan

keterampilan dan peningkatan produksi serta pemasaran

hasil pertanian.

4. Pelayanan penyediaan dena, dengan harapan petani dapat

lebih mudah mengakses dana pinjaman yang disediakan

oleh Bank. Lembaga perbankan bagi petani, telah tersedia

dan tersebar di tingkat desa/ kecamatan oleh Bank Rakyat

Indonesia, namun keberadaan bank ini belum sepenuhnya

dapat dimanfaatkan oleh petani, mengingat sistim agunan

masih diterapkan oleh bank tersebut, dan tidak semua

petani memiliki kekayaan yang dapat digunakan sebagai

agunan. Keadaan inipun menfadi motivasi bagi Departemen

Pertanian untuk bekerjasama dengan pihak Bank, agar

petani yang menjadi nasabah bank tidak lagi disulitkan

dengan agunan, dan sebagai agunannya adalah dana

pendampingan petani yang disediakan oleh Departemen

unan San6utan Menteri qtertandn qlahun 2005

Pertanian. Dana pendamping ini bersifat abadi dan bahkan

akan bertambah jumlahnya.

5. dankebijakan lainnya.

Hadirin yang berbar\agia,

Sekali lagi perlu saya garis bawahi bahwa masyarakat

petani dan pelaku agribisnis menuntut profesionalisme penyuluh

pertanian, yang mampu memberikan solusi terhadap

permasalahan yang dihadapi petani. 0leh karenanya, wl.suda inimerupakan titik awal bagi para wisudawan/ wisudawati STPP

menghadapi ujian profesionalisme yang diselenggarakan secara

terbuka di lapangan oleh masyarakat petani. Siapa yang

memberikan solusi dan pencerahan kepada petani, itulah yang

depat mempertahankan profesionalismenya ke depan barangkal i

bentuk ujian ini akan dibakukan dan dapat digunakan bagi

institusi pendidikan profesional seperti STPP. Bagi yang lulus,

merekaberhakmenyandanggelarprofesionalismedandivvisuda.

Untuk menyambut perubahan tersebut, maka setiap STPP

diberikan hak otonomi pengelolaan dan berpaou dengan STPP

``

unan Sam6utan Menteri ®ertanian qldhun 2005 132

yang ada maupun perguruan tinggi lainnya. Selanjutnya civitas

akademika harus mampu melakukan inovasi seperti :

1. Pembelajaran diorientasikan pada problem solving, dan

rekayasa lingkungan serta rekayasa teknologi.

Pembelajaran ini merupakan latihan mahasiswa dalam

memperoleh solusi yang diperiukan petani melalui rekayasa

lingkungan dan teknologi yang sederhana dan aplikatif

2. Pembelajaran profesionalisme agribisnis perlu ditanamkan

sejak dini, artinya mahasiswa diberikan kebebasan

mengembangkan jenis profesiomalisme yang dibutuhkan dan

dapat dikembangkan di daerah asal, misalnya ahli cabe,

sawit, ayam potong, sapi perah dst. Sebagai solusinya

mahasiswa sejak semester 11 hingga akhir dapat mendalami

agribisnis terpilih dengan tidak mengesampingkan

pembelajaran lainnya.

3. Pembelajaranjenjang profesionalisme juga diaplikasikan

sejak dini di STPP, mulai dari pelaku agribisnis, pengawas

agribisnis, dan manager agribisnis.

4. Peningkatan kualitas dan peran aktif dosen juga harus

ditingkatkan secara kolektif dalam pembentukan satu

unan Sarm6utan Menteri q}ertanian I;ahun 2005

kesatuan profesionalisme lulusan. Sebagai contoh untuk

menumbuhkan profesionalisme mahasiswa dengan pilihan

sapi perah, perlu dibimbing dan dukung oleh sejumlah dosen

yang memiliki keahlian yang bervariasi, mulai dari makanan

temak, repreduksi, kesehatan hewan dsb.

5. Peningkatan kualitas dan kuantitas jumlah sarana dan

prasarana pembelajaran. Kebutuhan sarana pembelajarandiharapkan dikembangkan oleh STPP melalui unit produksi

baik bersumber dari APBN, mahasiswa maupun sumber

lainnya yang tidak mengikat.

6. Peningkatan kemandirian sTPp dalam menentukan jati diri

yang lebih baik. I{e\renangan menyusun kurikulum, pengadaan

saran pembelajaran, managemen unit usaha, keriasama

pendidikan serta upaya perbaikan kemandirian lainnya.

Apabila ke enam hal yang saya sebutkan di atas dapat

diadopsi secara komprehensif dalam penyelenggaraan

pendidikan di STPP, maka cita€ita besar untuk menjadikanSTPP berdaya saing dalam menghasilkan wisudawan/

wisudawati yang professional bisa tervujud.

uran San6utan Menteri qterta:titan qichun 2005 134

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Pada

PERTEMUAN KOORDINASI

PENGAMANAN PRODUKSI TAHUN 2005 DAN

PERSIAPAN MT. 2005/2006

Jakarta, 9 Agustus 2005

Yang saya hormati,

• ParapejabatEselon I

• Para Kepala Dinas pertanian provinsi seluruh Indonesia

• Para undangan danhadirin sekalian

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama

saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur

ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia

Nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di ruang ini

dalam keadaan sehat wal'afiat. Saya sengaja mengundang para

Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala BPTPH seluruh

wren Sam6utan Menteri ®rtanian qlahun 2005 136

Had-Irin, dan Wisudowan/ wisuda[wati yang saya horrnati,

Di akhir sambutan ini saya berpesan kepada wisudawan/

wisudawati agar sekembal inya saudara berada di tengah tengah

lingkungan tempat bekerja dan masyarakat hendaknya selalu

berusaha meningka.tkan profesionalisme kinerja dengan

dilandasi kepribadian bersih dan peduli bagi kemajuan bangsa

dan Negara Indonesia yang tercinta.

Demikian sambutan dan harapan saya pada upacara

Wisuda Sekolah llnggi Penyuluhan Perfanian (STPP) Tahun

Akademik2004A2005padahariinj.semogaAIIahSwlmelimpahkan

rahmat, barokah dan hidayah inayahnya bagi kita semua. Amin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Agustus 2cO5

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan Sdenteri ®ertanian qlhhai 2005 135

Indonesia untuk bersilaturahmi sekaligus menyelesaikan

pemasalahan di bidang pertanian. Melalui pertemuan koordinasi

ini, diharapkan dapat dicapai penyamaan persepsi untuk

menentukan langkah operasional dalam menghadapi berbagai

kendala di lapangan dalam rangka pencapaian produksi padi

tahun 2005 dan persiapan musim tanam 2005/2006. Saya

menilai pertemuan ini sangat penting dan strategis dalam upaya

menyelaraskan kebijakan pengamanan produksi di setiap tataran

pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dengankebijakan nasional.

Saudara-saudara sekal ian,

Seperti kita maklumi bersama bahwa MT. 2005 sebentar lagi

akan berakhir dan akan memasuki MT. 2005/2006, bersamaan

dengan itu di beberapa sentra produksi padi telah terjadi

peningkatan serangan hama wereng batang coklat (WBC) yangmerupakan hama penting dan berpotensi dapat menyebabkan

kegagalan panen dalam areal yang luas. Disamping itu di

beberapa daerah dilaporkan terjadinya dampak fenomena iklim

unan Sam6utan Ouenteri qtertanian qlahat 2005 137

sehingga menyebabkan teriadinya kekeringan serta kebanjiran.

Permasalahan lain yang masih sering dijumpai dan dikeluhkan

oleh petani kita adalah ketersediaan sarana produksi.

Saudaralsaudara sekal ian,

Perlu kami sampaikan bahwa program revitalisasi

pertanian yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden R.I di

Jatiluhur tanggal 11 Juni 2005 yang lalu sangat tepat mengingat

sebagian besar penduduk Indonesia mendapatkan

penghasilannya dari sektor pertanian. Menjadi tantangan yangbesar bagi Departemen Pertanian untuk mendukung dan

melaksanakan bagaimana program pembangunan pertanian

tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani, dan menghela pertumbuhan ekonomi,

membantu penyediaan lapangan kerja, dan meningkatkan

perolehan devisa negara.

Untuk mencapai tujuan tersebut tidak berlebihan apabila

dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian, Departemen

unan San6utan Menteri qtertandn qhhun 2005 138

Pertanian mengacu Pada visi yang telah disepakati yaitu

penyelenggaraan birokasi yang bersih dalam pembangunan

yang berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraanmasyarakat pertanian, sesuai dengan ruh Departemen

Pertanian yang Bersih dan Peduli. Mengapa visi dan run menjadi

penting, karena pembangunan pertanian tanpa dilandasi ruh

yang menjadi landasan kebijakan akan kehilangan arah dansemangat yang akhimya dapat menyimpang dari tujuan dan

sasaran pembangunan. Bersih berarti bebas dari KKN

(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), amanah, transparan, dan

akuntabel. Peduli terhadap kesejahteraan masyarakat

pertanian, dengan meningkatkan fasilitasi, pelayanan,

perlindungan, pembelaan, pemberdayaan, dan keberpihakanterhadap kepentingan umum.

Saudaralsaudara sekalian yang saya hormati,

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting

dalam membangun perekonomian Nasional. Pertanian

merupakan sumber devisa negara, penyedia bahan pangan,

u:ran Sarm6utan "enteri qtertandn dichun 2005 139

alat pengentas kemiskinan, penyedia lapangan kerja, dan

sumber pendapatan masyarakat. Lebih dari 25,5 juta keluarga

hidup dari sektor pertanian dan mampu menyerap 46,3%

tenaga keria dari total angkatan kerja, menyumbang 6,9% dari

total ekspor non migas dan memberikan kontribusi 15% dari

PDB Nasional. Di masa lalu pembangunan yang dilakukan

kurang memperhatikan keunggulan komparatif yang dimiliki

Indonesia, akibatnya pada saat terjadi krisis di masa yang lalu

sektor ekonomi menjadi rapuh. 0leh karena itu agar

perekonomian Indonesia menjadi kuat di masa mendatang,

maka strategi pembangunan ekonomi baik daerah maupun

Nasional harus memperhatikan keunggulan yang dimiliki

Indonesia, salah satunya adalah pertanian.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Kemampuan produksi beras dalam negeri berdasarkan

Angka Ramalan 11 BPS tahun 2005 mencapai ± 53 juta ton atau

setara lebih dari 32,25 juta ton beras. Bila tidak terjadi hal-hal

yang ekstrim sampai dengan bulan Desember 2005 Insya Allah

unan Sarm6utan Menteri ®ertawian I;chum 2005 140

swasembada beras yang telah dicapai pada tahun 2004 yang

lalu akan dapat dipertahankan dan kita tidak perlu impor beras

lagi sampai bulan Desember 2005, karena produksi dalam

negeri sudah oukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk

Indonesia. Dengan diterapkannya kebijakan impor beras

tersebut, sampai saat ini ternyata harga beras di pasaran masih

dalam batas yang wajar, sedangkan di pihak lain harga gabah di

tingkat petani oukup menggembirakan, sehingga petani lebih

bergairah untuk terus menanam padi.

Untukjagung sampai tahun ini masih mengimporwalaupun dalam

jumlah yang lebih rendah dibanding tahun yang lalu. Melalui

periuasan areal tanam, dengan penggurraan benih jagung hibrida,dan penerapan teknologi lainnya swasembada jagung diharapkan

juga akan segera dapat tercapai. Sedangkan kedelai sampaisaat ini masih memerlukan kerja keras karena memang

produksinya belum mencukupi kebutuhan dalam negeri,

sehingga masih perlu diimpor dari luar. Untuk itu dalam rangka

mengurangi ketergantungan kedelai dari luar periu dicari tcknologi

dan langkah operasional lainnya untuk meningkatkan

unan San6utan "enteri qtertaiinn qahun 2005 141

produktivitasnya antara lain melalui penggunaan benih unggul

produksi tinggi dan perluasan areal tanam.

Saudara-saduara sekalian yang saya hormati,

Dalam rangka peningkatan produksi, maka produktivitas

merupakan faktor yang sangat menentukan disamping luas

panen. Saat ini sudah banyak varietas-varietas padi unggul yangdihasilkan oleh para peneliti kita yang mempunyai potensi hasil

6-9 tontha. Berdasarkan data dari BPS produktivitas padi

nasional saat ini baru mencapai 45,68 ku/ha, namun demikian

untuk di luar Jawa umumnya produktivitas masih di bawah rata-

rata nasional. Masih ada kesenjangan produktivitas antara

potensi dan produktivitas nil, penyebabnya antara lain adalah

karena penerapan teknologi oleh petani belum sesuai dengan

anjuran, sebagai akibat keterbatasan medal yang dimiliki petani

untuk membeli sarana produksi khususnya benih berlabel dan

bermutu serta pupuk.

Salah satu terobosan yang dilakukan dalam rangka

unan Sam6utan Menteri aertanian qiahun 2005 142

meningkatkan produktivitas adalah penggantian varietas yaitu

dengan menggunakan varietas unggul produksi tinggi yang

mempunyai potensi produksi minimal 6,5 ton/ha. 0leh karena itu

dalam rangka melestarikan swasembada beras seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk, Deparfemen Pertanian bersamaPemerintah Provinsi, Kabupaten, dan stake holders berupaya

mendorong para petani agar melakukan penggantian varietas

dengan menggunakan varietaslvarietas yang mempunyai potensi

hasil tinggi. Melalui langkah dan upaya ini diharapkan ada

penggantian varietas secara bertahap minimal 500.000 hektar

pertahun.

Disamping itu agar produktivitas dan kualitas gabah/beras

agar lebih baik, maka penggunaan pupuk berimbang perlu terus

dipaou dan terus disosialisasikan. 0leh karena itu dalam sisa

waktu pertanaman bulan Agustus s/d September 2005, perlu

dipacu untuk mengejar ketertinggalan luas tanam karena

pergeseran musim. Disamping itu perlu pula dilakukan

penga\valan secara ketat khususnya penyiapan dan penggunaansarana preduksi khususnya benih dan pupuk yang sesuai anjuran

unan Sarm6utan Menteri qtenanian q{alhan 2005 143

setempat (spesifik lokasi), sehingga produktivitasnya dapat

ditingkatkan. Disamping itu, peluang yang ada untuk menambah

produksi, pemarfaatan dan pengembangan deerah pasang surutdan lebak perlu terus dioptimalkan sehingga dapat menjadi

kantong penyangga produksi. Melalui upaya-upaya yang nyata

diharapkan produksi padi tahun 2005 akan lebih meningkat.

Para hadirin yang saya hormati,

Departemen Pertanian saat ini sedang menghadapi

banyak tantangan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian

untuk mensejahterakan para petani. Tlmbulnya penyakit Flu

Burung (Avian lnfluensa) telah mengguncang masyarakat

khususnya para peternak. Kini serangan WBC menimbulkan

keresahan para petani padi. Kegagalan panen menghantui

petani dalam usaha taninya. \^falaupun secara nasional seranganWBC tidak menimbulkan dampak yang besar, namun delam skala

regional dan lckal dampaknya sangat dirasakan oleh para petani.

Kita pernah mengalami serangan WBC pada era tahun

unan Sarm6utan Menteri qtenawian I;ahun 2005 144

70-an sampai tahun 90-an yang mengakibatkan keguncangan

terhadap ketahanan pangan. Kejadian ini hendaknya dapat

dijadikan cermin untuk segera berbenah diri mengatasi

permasalahan lapang secara terpadu, terencana danterkoodinasi dengan mensinergikan semua upaya pada tataran

pemerintahan.

Saudaralsaudara sekalian,

Pengamaman produksi yang di lakukan dimaksudkan untuk

menjamin peningkatan produksi pada taraf yang tinggi. Melalui

penanganan gangguen organisme pengganggu tumbuhan (OPT)dan dampak feromena iklim baik banjir maupun kckeringan, yang

dilakukan secara baik produktivitas dapat dioptimalkan.

Pengendalian OPT termasuk WBC ditekankan pada

penerapan sistem PHT. Sistem PHT menekankan pada

pengi ntegrasian berbagai teknik pengendalian yang kompatibel

pada suatu kesatuan agar populasi atau tingkat serangan selaludi bawah ambang ekonomi. Dalam sistem ini, pendekatan

unan Sam6utan Menteri aertawian qiahun 2005 145

ekologi merupakan pilar utama disamping pendekatan ekonomj

dan sosial budidaya. Penerapan PHT harus dilaksanakan sejalan

dengan prinsip aman dan lestari bagi lingkungan, oleh karena

itu teknik pengendalian yang dilakukan harus selalu

mempertimbangkan berbagai aspek yang tidak menimbulkan

kerugian dan kerusakan lingkungan.

Kurang berhasilnya pengendalian OPT dewasa ini bukan

disebabkan oleh tidak tersedianya teknologi pengendal ian tetapi

lebih disebabkan oleh lemahnya koordinasi pada opersional

pengendalian di tingkat lapang. Beberapa penelitian telah

menghasilkan beragam teknologi pengendalian yang spesifik

lokasi. Teknologi tersebut melalui uji multi lokasi telah terbukti

efektif dan mudah diterapkan oleh petani. Namun demikian

penerapan yang tidak tepat secara operasional di lapangmengakibatkan kurang berhasilnya pengendalian.

Padadasamyakegiatanperiindungantamamanrnerupakan

tanggung jawab petani dan masyarakat. Pemerintah berperan

sebagaifasilitatordanpendukungdalammengembangkanpctensi

unanSam6uean"en¢etiqbr¢anica.qideun2005 146

daerah dan petani. Seiring dengan semangat otonomi daerah,

operasional perlindungan tanaman perlu diselaraskan dengan

perkembangan yang ter].adi di lapang. Mengingat sifat penyebaran

OPTtermasukWBCyangsangatspesmkdantidakmengenalbatas

wilayah secara administrasi, maka kerjasama antar pemerintah

daerah otoromi mutlak diperlukan.

Saudara-saudara sekalian,

Kondisi iklim MT. 2cO5 yang cenderung basah serta adanya

keragamanhujandimusimtersebutberdampakterhadapteriadinya

interaksiberbagaifakiorlingkungan.Secaraurmuminteraksitersebut

membuat kondisi iklim mikro yang sangat cocok untuk

perkembanganwerengbatangcokiat(WBC).Disampingteriadinya

perubahan kondisi iklim mikro yang mendukung perkembangan

populasiWBC,penanamanvarietasrentanyangtidakmempunyai

ketahanan terhadap WBC, penggunaan pestisida ron anjuran,

aplikasi pestisida yang tidak memenuhi kaideh 6 tepat (tepat jenis,

waktu, dosis, konsentrasi, sasaran, dan cara aplikasi), diduga

menjadi pemiou serangan WBC yang terjadi saat ini.

uno:reSa:m6utan"enteriq}enandnqlahun2005 147

Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharapkan

kepada Kepala Dinas Pertanian serta Kepala BPTPH, secara

bersama-sama dapat menanggulangi kerusakan yang

ditimbulkan oleh OPT khususnya wereng batang cokiat. Saya

menyadari bahwa keberhasilan pengendalian OPT selain

ditentukan oleh teknik pengendal ian juga sangat dipengaruhi oleh

koordinasi dan kerjasama antar kelompok.

Saudara-saudara sekalian,

Pertemuan koordinasi yang kita laksanakan pada hari ini

merupakan salah satu upaya menyelaraskan kebijakan

pengendalian WBC di setiap tataran pemerintah daerah dengankebijakan nasional serta menyamakan persepsi tentang

pengendalian WBC dengan sistem PHT kepada berbagai pihak,khususnya para penentu kebijakan.

Kami menaruh harapan yang besar, kiranya melalui

pertemuan ini akan dapat dicapai suatu kesepakatan dan tekadbersama untuk melakukan penanganan WBC secara

unan Sam6utan "enteri aertanian q;ahun 2005 148

terkoordinasi, terencana, dan berkelanjutan dengan

memanfaatkan teknologi yang telah tersedia. Sehingga pada

akhimya kerugian akibat serangan OPT dapat ditekan seminimal

mungkin, dan kesejahteraan petani yang kita dambakan dapat

terwujud.

Langkah operasional secara nyata lainnya yang dilakukan

berupa gerakangerakan masyarakat antara lain seperti gerakan-

gerakan percepatan tanam, pemakaian varietas produksi tinggidan umur pendek, peningkatan penggunaan pupuk berimbang,

dan teknik budidaya lainnya kiranya perlu didorong dan

dilaksanakan pada sisa waktu tahun 2005 ini, untuk mencapai

target produksi yang telah ditetapkan.

Saudara-saudara sekalian,

Mengakhiri sambutan ini, tidaklah beriebihan apabila saya

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya atas keria

keras .Saudara-saudara sekalian khususnya dalam

mensukseskan program-program Pembangunan Pertanian

unan Sa:m6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005 149

Seraya mengucapkan Bismillahirahmanirohim, Pertemuan

Koordinasi Pengamanan Produksi Padi Tahun 2005 dan

Persiapan MT. 2005/2006, saya nyatakan dibuka, selamat

berdiskusi untuk menghasilkan rumusan+umusan yang berpihak

kepada peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat

umum. terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatul lahi Wabarakatuh.

Jakarta, 9 Agustus 2005

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sam6utan Menteri ®ertanian a;ahan 2005 150

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN R.I.

PADA SERAH TERIMA JABATAN

KETUA DHARMA WANITA

PERSATUAN DEPARTEMEN PERTANIAN

TANGGAL, 9 AGUSTUS 2005

Yang saya hormati Sdr. Ketua Dharma Wanita Persatuan

Yang saya hormati Saudara Ketua Dharma Wanita

Persatuan Departeman Pertanian beserta jajaran pengurus

Yang saya hormati Pejabat Eselon I dan 11 lingkup

Departemen Pertanian

• Undanganyang berbahagia,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pertama-tama saya mengajak hadirin sekalian untuk

memanjatkan puji dan syukur kepadaAllah Subhana'watta'alla

atas limpahan rahmat serta kasih sayang-Nya kepada kita

semua, sehinnga saat ini kita dapat bersama-sama hadir di

ruangan ini untuk melaksanakan kegiatan serah terima jabatan

unan Sam6utan Menteri ®ertanedn q7chun 2005 151

Ketua Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian

Bhakti Tahun 2004-2009 dalam keadaan sehat dan

berbahagia. Semoga yang kita lakukan ini selalu mendapat

ridha dan inayah dari-Nya.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian

sebagai wadah organisasi istri-istri pegawai Departemen

Pertanian, merupakan orgnisasi yang mempunyai peranan

strategis dalam turut membantu mengakselerasikan berbagai

program pembangunan pertanian baik secara langsungmaupun tidak langsung. OIeh sebab itu dalam kesempatan ini

saya menganggap penting untuk hadir pada kesempatan ini.

Sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang

mewadahi istri-istri karyawan Departemen Pertanian. Dharma

Wanita Persatuan Departemen Pertanian tentu saja memiliki

keterkaitan yang sangat erat dengan tempat dimana para

suaminya bertugas. Pertama, dalam posisi seperti itu maka

unan Sarm6utan Menteri qtertandan qlalhan 2005 152

peranan yang saya harapkan kepada para pengurus DharmaWanita, sesuai dengan tujuan organisasinya, kiranya dapat turut

membantu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas

rumah tangga para pegawai Departemen Pertanian terutama

pada keluarga-keluarga karyawan/staf golongan bawah.Seperti dalam membantu peningkatan perbaikan kesehatan

dan gizi pegawai dan keluarganya, perbaikan pendidikan anak-

anak, dan pembinaan rohani pegawai lingkup Departemen

Pertanian. Kepedulian antar keluarga pegawai haruslah kita

tumbuh kembangka.n, karena Departemen Pertanian

merupakan wadah keluaga besar kita.

Kedua, berkaitan dengan upaya mendukung

peningkatan kinerja para suami dalam pengabdiannya pada

kemashalatan rakyat petani, saya berharap para pengurus

Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian kiranya

dapat mendorong para anggotanya agar mampu menciptakan

suasana yang harmonis pada masing-masing rumah

tangganya, serta situasi yang kondusif bagi suami dalam

menjalankan tugas yang diembannya. Dukungan tersebut

unan Sa[m6utan Menteri aertandn qahun 2005 153

diharapkan akan mampu memberikan semangat dan

dorongan kerja yang lebih kuat kepada para suaminya untuk

dapat berprestasi dan bekerja secara optimal dilingkungan

pekerjaannya. Selain itu, berilah dukungan para suami untuk

menjauhkan diri dan tuntutan materiil yang memaksa kedalam

perbuatan-perbuatan yang tercela seperti melakukan tindakankoripsi, kolusi dan nepotisme. Untuk itu kiranya sangat tepat

jika para pengurus dan anggota Dharma Wanita, mampusegera memberikan contoh konkrit dalam upaya melakukan

pola hidup yang sederhana, tidak berlebih-lebihan serta tidak

berpenampilan dengan gaya hidup konsumtif di lingkungannya.

Kita harus tunjukkan bahwa kita adalah keluarga pegawai

negeri yang mengabdi pada pemerintah dan rakyat petani.

Ketiga, dalam hubungan keperdulian terhadap

masyarakat dilingkungannya berkenaan dengan peningkatan

kualitas hidup rumah tangga dan masyarakat, berbagai program

dan kegiatannya Dharma Wanita diharapkan dapat berpartjsipasi

dengan berbagai program sosial yang membantu keluarga petani

miskin yang dapat dijangkau tanpa membebani anggaran

unan Sarm6utan anenteri aertandn qalhan 20o5 154

pemerintah. Dengan melibatkan anggota masyarakat yang

mampu, kelompok wanita dan generasi muda dilingkungannya

dan di pedesaan seperti kelompok PKK, kelompok pengajian

ibu-ibu dan wanita tani dan pemuda tani di pedesaan. Dengan

demikian keberadaan Dharma Wanita Persatuan Departemen

Pertanian dikenal dan diakui mampu memberikan makna dan

marfaat bagi masyarakat yang kurang beruntung.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Seperti yang kita pahami, bahwa peranan wanita dan

keluarga sangat strategis dalam membentuk tata nilai dalam

masyarakat. Terutama dalam kaitannya mempersiapkan dan

membangun generasi muda dalam persaiangan dan tantangan

lingkungan, melalui pendidikan moral di keluarga dan

pendidikan formal. 0leh sebab itu saya menaruh harapan besar

kepada pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan

Departemen Pertanian untuk bisa memberikan nilai-nilai

positif kepada lingkungan dan keluarganya melalui tindakan

konstruktif dan konkrit sesuai norma-norma agama dan adat

unan Sam6utan Meuteri ®ertanian qahan 2005 155

istiadat ketimuran yang berlaku di lingkungannya.

Selanjutnya dalam upaya mensinergikan berbagai

kegiatan sosial kemasyarakatan yang semakin beragam dan

komplek, kiranya Dharma Wanita Persatuan Departemen

Pertanian dapat menjalin kerjasama dengan unit organisasi

sejenis di Departemen lainnya atau dengan unit-unit organisasi

sosial kemasyarakatan wanita lainnya. Dengan membangun

sinergi tersebut kiranya berbagai program dan kegiatan dapat

dilaksanakan dengan lebih luas dan lebih efektif.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Mengakhiri sambautan ini, sebagai penasehat Dharma

Wanita Persatuan Departemen Pertanian saya mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besamya kepada

ketua dan pengurus Dharma Wanita Persatuan Departemen

Pertanian periode masa bakti yang lama, semoga berbagai

pengabdian dan prestasi yang dicapainya menjadi modal dan

suritauladan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah

ti:nan San6utan "enteri aertanian a;ahun 2005 156

Subhana Wata'alla. Kepada ketua dan pengurus baru yang

terpilih saya mengucapkan selamat bekeria. Saya berharap agar

berbagai keberhasilan yang telah dicapai oleh kepengurusan

yang lama dapat terus dilanjutkan dan dipertahankan sekaligus

berupaya untuk meningkatkan halThal yang belum tercapai dan

terwujudkan dalam kepengurusan yang lama.

Untuk mewujudkan berbagai program dan kegiatan

Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian di masa

yang akan datang saya berharap kiranya berbagai komunikasi

antara Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian

dengan jajaran pimpinan Departemen Pertanian baik secara

formal maupun non formal dapat terus ditingkatkan. Semoga

kita selalu mendapat petunjuk dan ridho-Nya, Amin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sane utan "enteri qter€anian a;ahun 2005 157

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN

Pada

Seminar " Peran Komunikasi Pembangunan dalam

Percepatan

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan "

Institut Pertanian Bogor, 9 Agustus 2005

Yang saya hormati,• Menteri Komunikasi dan lrformatika,

• Rektor lnstitut pertanian Bogor,

• Dekan Fakultas pasca sarjana lpB,

• Ketua Harian Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Civitas

Academica Sekolah Pasca Sarjana lpB, Hadirin dan Para

Undangan yang saya muliakan,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur

ke hadiratAIIah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan

karuniaNya sehingga kita dapat bertemu pada seminar sehari

unan San6utan Menteri ®ertanirn dytihun 2005 158

ini. Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi pada Ci.wlas

Academi.ca Sekolah Pasca Sarjana lnstitut Pertanian Bogor

yang telah memprakarsai penyelenggaraan seminar ini. Seminar

dengan tema yang dipilih inj merupakan momentum yang tepat

disaat Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mulai

diimplementasit(an.

Saudara-Saudara dan Hadirin yang saya muliakan,

Pada tanggal 11 Juni 2005 yang lalu Presiden Rl telah

mencanangkan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan (RPPK). Revitalisasi ini merupakan salah satu dari

7n.p/e 7fack Strategy Kabinet Indonesia Bersatu dalam rangka

pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan

daya saing ekonomi nasional. Strategi yang berazaskan pro

growth, proemployment dan pro poor .in.i d.ioperas.ionalkanselain melalui RPPKjuga dengan pertumbuhan ekonomi dengan

target diatas 6,5% per tahun melalui percepatan investasi dan

ekspor serta pembenahan sektor riil untuk memperluas

kesempatan kerja.

unan Sam6utan Menteri q}ertarnhan qiahun 2005 159

RPPK merupakan pervujudan dari kebijakan dan

strategi serta komitmen pemerintah untuk mensinergikan

berbagai elemen kebijakan lintas sektoral untuk mendorong

kemajuan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Banyak

harapan yang disandarkan pada ketiga sektor ini utamanya

dalam pengurangan kemiskinan perdesaan yang berkontribusi

pada lebih dari tiga perempat kemiskinan nasional. Selain itu,

untuk menyangga pertumbuhan perekonomian nasional,

ketiga sektor ini harus tumbuh dengan rata-rata 3,5% per tahun

melalui peningkatan Produk Domestik Bruto, penyediaan

kesempatan kerja dan usaha, penyediaan baku industri serta

perolehan devisa.

Meski dengan peran besar dan terbukti signifikan sebagai

buffer pada gejolak krisis ekonomi, apresiasi terhadap ketiga

sektor tersebut selama ini belum setara dengan beban yang

diembannya. Sektor pertanian dan perikanan khususnya, belum

mampu memberikan pendapatan yang layak bagi para

pelakunya. Produktivitas tenaga kerja pada kedua sektor ini jauh

unan San6utan Menteri qder€awien qahun 2005 160

lebih rendah daripada sektor-sektor lainnya. Karena itulah,

kebijakan pemerintah dengan pencanangan merevitalisasi

sektor-scktor yang pal ing banyak bersentuhan dengan hajat hidup

masyarakat ini sangat strategis.

HaLdirin yang saya hormati,

Revitalisasi pertanian mengandung makna sebagai

kesadaran untuk menempatkan kembali peran penting sektor

pertanian secara proporsional dan kontekstual dengan

menggalang komitmen dan kerjasama seluruh stakeho/ders.

Peran penting sektor pertanian dimaksudkan untuk menekankan

keterkaitan, saling ketergantungan dan sinergi dengan sektor

lainnya. Upaya untuk merevitalisasi sektor-sektor ini tidaklah

berarti membuat dikotomi antara resouroe based economy

dengan know/edge based economy, tetapi memandang kedua

pendekatan tersebut dapat disinergikan, saling mendukung dankomplementer.

RPPK di bidang pertanian diimplementasikan melalui tiga

ti:inn Sam6utan Menteri q3ertanian I;ahan 2005 161

program pembangunan pertanian, yaitu; (1) Program

Peningkatan Ketahanan Pangan; yakni upaya pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan pangan yang cukup, tersedia setiap saat

di semua daerah, harga terjangkau dan aman dikonsumsi. (2)

Program Pengembangan Agribisnis; yakni upaya perluasan

kegiatan ekonomi untuk mendorong nilai tambah dan daya saing

produk; dan (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;

yakni upaya memfasilitasi peningkatan pendapatan petani

melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap

sumberdaya pertanian, pengembangan kelembagaan dan

periindungan terhadap petani. Ruang lingkup yang termasuk ke

dalam kebijakan dan strategi revitalisasi pertanian meliputi

seluruh sistem produksi, distribusi, dan konsumsi mulai dari

sumberdaya serta seluruh pelaku dan kelembagaan yang terlibat.

Dengan menggerakkan sektor pertanian dengan langkah

operasional yang terpadu dan dilakukan dengan bertahap dan

berkesinambungan, diharapkan mampu meningkatkan

pendapatan petani dan menggerakkan perekonomian di

perdesaan.

u;ran Sam6utan 9ndenteri qfertanian I;ahun 2005 162

Hadirin yang says mu/iaikan,

Kita semua menyadari bahwa keberhasilan pencapaian

tujuen revitalisasi ini memeriukan keria keras dan komitmen semua

pihak yang terlibat baik pada tingkat pelaku pembangunan,

pemerintah daerah dan pusat, pihak swasta, pihak legislatif dan

peran serta para akademisi dalam mewujudkan cita€ita muliatersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa faktor penentu

keberhasilan penerapan kebijakan antara lain kesamaan visi,

konsistensi kebijakan, komitmen, pendekatan partisipatif dan

desentralisasi kebijakan. Dalam konteks ini, membangun

komunikasi yang efektif diantara unsur pelaku, pembuat kebijakan

dan pelaksana implementasi kebijakan merupakan determinan

bagi tervujudnya cita€ita yang tertuang dalam RPPK

Komunikasi publik perlu dibangun untuk menciptakan iklim

yang kondusif agar pembangunan berjalan dengan baik;

mendorong partisipasi aktif masyarakat. Rangkaian upaya untuk

mengkomunikasikan RPKK kepada masyarakat untuk

unan Sam6utan enenteri qfenanian q;ahun 2005 163

mendorong peran serta aktif dan memperoleh manfaat dari

kegiatan pembangunan merupakan keharusan. Komunikasi

tersebut merupakan bagian publik tersebut dirancang sebagai

bagian yang tidak terpisah dari semua aspek implementasi

RPPK. Dengan dibangunnya komunikasi pembangunan,

diharapkan perencanaan, implementasi program-program

pembangunan, feed back program dan mekanisme kontrolmasyarakat serta manfaat setiap program dapat dijadikan

landasan kebijakan berikutnya. Dengan komunikasi yang

efektif, diharapkan pembangunan pertanian menjadi suatu

proses yang berlangsung sendiri /se/fperpefuafi.ng/, bergul irmenjadi bagian integral dalam transformasi struktural dan

budaya bangsa.

Salah satu upaya untuk membangun komunikasi

pembangunan yaitu merevitalisasi penyuluhan pertanian. Dengan

merevitalisasi penyuluhan pertanian, kita berharap komunikasi

pembangunan yang beberapa tahun belakangan tersumbatkarena berbagai perubahan lingkungan strategis dapat bangkit

kembali untuk menjembatani komunikasi dengan pelaku

unan San6utan Menteri ®ertamirn qlafrun 2005 164

pembangunan pertanian khususnya petani. Revitalisasi

penyuluhan pertanian akan di landasi suatu undangundeng untukmengakomodasikan dan mengantisipasi dinamika perubahan

lingkungan strategis agar kebijakan dan program pembangunan

pertanian dapat berjalan sesuai dengan cita€ita dan amanah

yang diemban untuk meningkatkan kesejahteraaan pelaku

pembangunan pertanian. Rancangan undangundang tersebutsedang d iproses bersama-sama secara partisipatif antara pihak

pemerintah pusat dan daerah, pihak legislatif, pelaku

pembangunan yakni wakil petani dan juga melibatkan para

akademisi. Insya AIlah dalam tahun ini kita sudah mempunyai

undangundang penyuluhan pertanian sebagai salah satu upaya

membangun komunikasi pembangunan.

Saudara-Saudara yang saya muliakan,

Akhirul kalam saya menyampaikan harapan agar seminar

ini menghasilkan pemikiran-pemikiran yang konkrit dalam rangka

kontribusinya untuk percepatan revitalisasi pada sektor pertanian,

perikanan dan kehutanan khususnya melalui komunikasi

unan Sarm6uta:I. "enteri qtenanian qichun 2005 165

pembangunan. Atas nama pribadi dan Departemen Pertaniansayamengucapkan selamat melaksanakan seminar, semoga

segala upaya kita dalam membangun bangsa ini mendapat ridho

dari Allah svvT.

Wassalamua'/aikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Jakarta, 9Agustus 2005

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sam6utan Menteri ®ertarian q{ahun 2005 166

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Ftl

PADA SEMINAR NASIONAL ASTRIK GO INDUSTRY

Yth. Sdr. Menteri Kcordinator Perekonomian Rl atau yang

mewakili Sdr. Rektor lpB atau yang mewakili

Sdr. Ketua Asosiasi Peternak Jangrik Pusat Indonesia

Sdr.Kepala Dinas, Pimpinan lnstansi Lingkup Daerah

lstimewa Yogyakarta

Sdr. Para Peneliti dan Pengembang Home Industry

Produk Olahan Jangkrik

Undangan serta Hadirin yang berbahagia

Assalamual ai kumwarohmatul lohiwabarokatu h, Salam

Sejahtera bagi kita semua,

Puji dan Syukur kita panjatkan ke-Hadirat Allah SWT yang

telah memberikan karunia berupa nikmat kesehatan kepada

kita semua sehingga pada hari ini kita dapat bertemu, hadir

dan bersilaturahmi pada acara ``Seminar Nasional Astrik Go

Industry". Saya menyambut baik diselenggarakannya Seminar

u:rian Sarm6utan "enteri qtenawian qlchun 2005 167

Nasional ini dan saya memandang seminar ini oukup penting

dalam rangka pengembangan usaha budidaya jangkrik dan

yang sekaligus sebagai wujud upaya pemberdayaanmasyarakat yang ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan

pelaku usahanya.

Sekali lagi saya sangat menghargai dan mengucapkan

terimakasih kepada pengurus Asosiasi Peternak Jangkrik

Indonesia yang telah menginisiasi terselenggaranya seminar ini

Hadirin yang saya hormati,

Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa

Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang, dengan

jumlah penduduk telah mencapai lebih kurang 220 juta jiwa

dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5 % per tahun dan

penjngkatan pendapatan perkapitanya sekitar 3% per tahun. Dari

jumlah tersebut yang bergerak pada sektor pertanian sekitar24,75% dengan jumlah Rumah Tangga Petemak (RTP) yang

bergerak di sektor peternakan sebesar 32,2 juta

unan San6utan "en¢eri aertanirm qthun 2005 168

Peran pemerintah sebagai fasilitator, dinamisator dan

regulator dengan selalu mengarahkan pembangunan

terbentuknya tatanan agribisnis dan agroindustri yang kondusif

dimana dalam era sekarang upaya untuk memperbaiki atau

meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha bidang pertanian

atau peternakan adalah menjadi tujuan utama.

Pembangunan peternakan pada hakekatnya adalah

pembangunan yang berkelanjutan yang secara makro memihakkepada rakyat, pemerintah memfasilitasi dan membantu tumbuh

kembangnya usaha agribisnis. Peran penting pembangunan

pertanian termasuk sub sektor peternakan dalam perekonomian

nasional antara lain melalui pembentukan PDB, sumber devisa

melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri,

pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan

peningkatan pendapatan masyarakat.

Permasalahan umum dibidang usaha tani adalah

rendahnya pendapatan karena pemil ikan lahan yang terbatas dan

jumlah pemilikan temakjuga masih rendah belum sesuai dengan

w:nan San6utan Meuteri ®rtanian qahun 2005

skala usaha, terbatasnya penguasaan penerapan teknologi,

terbatasnya akses terhadap pasar, terbatasnya modal dan sulit

memperoleh kredit dari bank karena kurangnya asset sebagai

jaminan

Atas dasar itu kebijakan pemerintah yang

dioperasionalkan dalam program dan kegiatan sektor pertanian

yang bertujuan mengupayakan peningkatkan kesejahteraanmasyarakat tani/temak dengan melakukan diversifikasi dan

intensifikasi usaha tani.

Usaha budidaya jangkrik ini kamj nilai cukup strategis

yang hasilnya dapat dipergunakan sebagai pakan hewankesayangan (burung, ikan dll) juga hasil olahannya dapat

dipergunekan sebagai bahan baku utama untuk industri pharmasi

dan pakan temak unggas, karena jangkrik tersebut telah berhasil

diidentifikasi kaya dengan unsur-unsur asam amino, omega-3

dan omega€ yang telah diketahui zat ini sangat diperlukan dalam

industri pharmasi untuk obat manusia dan feed additive yang

dipergunakan dalam industri pakan unggas.

unan Sam6utan "enteri qtertanian qiahun 2005 170

Kalau zat-zat penting tersebut telah dimanfaatkan dalam

proses industri obat dan pakan secara luas, hal ini tentunya akan

mendorong peningkatan usaha budidaya jangkrik secara luas pula.

Kegiatan ASTRIK dengan komoditi ternak jangkrik,

merupakan wujud dari diversifikasi tersebut, sehingga

masyarakat yang telah mempunyai usaha utama dapat

menambah kegiatan berupa beternak jangkrik yang tentunya

akan menambah pendapatan, begitu pula peternak pemula atau

belum ada pekerjaan dapat memulai usaha jangkrik dengan

fasilitas dari asosiasi ini.

Diversifikasi dapat kita artikan bahwa hasil atau komoditi

yang diusahakan tidak hanya satu komoditi atau produk, tetapi

terus djkembangkan sesuai dengan tuntutan dan permintaan

pasar. Produk dari hasil budidaya dalam bentuk olahan atau

industri, merupakan jawaban yang tepat dalam era industri ini.

Hal ini dapat tercapai secara optimal, tentunya perlu dukungan

peran lembaga penelitian baik perguruan tinggi maupun instansi

peneliti lainnya.

u:rran Sam6utan "enteri qtertanian a;dhun 2005 171

Hadirin yang saya hormati,

Dalam asosiasi ini berbagai aspek penting sejak penyiapan

keterampilan anggota, dukungan akses pasar dan modal serta

dukungan penelitian telah digarap dan diorganisasikan secara

baik. Dengan demikian peran dan fungsi asosiasi sebagai mitra

pemerintah telah berjalan secara sinergi.

Harapan kami kiranya, asosiasi ini dapat lebih

dikembangkan lagi baikjangkaun wilayah produksinya maupun

jangkauan pasar akan lebih luas dan mendapat dukungan yangoptimal baik dari instansi pemerintah maupun dunia usaha yang

dapat menyerap produk-produk olahan yang dipergunakan

sebagai bahan baku sehingga dampak terhadap

pemberdayaan masyarakat berupa perluasan lapangan kerjadan peningkatan kesejahteraan menjadi signifikan secara

nasional.

Demikian sambutan saya, mudeh+nudahan dengan adanya

Seminar Nasional yang diadakan oleh Asosiasi Peternak

unan San6wtom Menteri ®ertanien qahan 2005 172

Jangkrik Indonesia ini diharapkan dapat maju, tampil kedepan

dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

tt:I'ran Sam6utan Menteri ®enanian I;ahan 2005 173

SAMBUTAN

MENTERI PERTANIAN

PADA PEMBUKAAN ACARA SENAM DAN BOLA VOLLY

ANTAR PEGAWAI LINGKUP DEPARTEMEN PERTANIAN

TANGGAL, 12 AGUSTUS 2005

• Saudara pejabat Eselon I Lihgkup Departemen pertanian

besertajajarannya;

• Seluruh peserta senam dan Bola volleyyang berbahagia

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Mengawali sambutan saya, marilah kita memanjatkan puji syukur

kehadiratAIlah SWT, atas segala rahmat yang diberikan kepada kita

sekalian,sehinggakitadapatmenghadiriAcaraPembukaanKegiatan

Senam yang dilanjutkan dengan Bola Volley pada pagi hari ini.

Pelaksanaan kegiatan olah raga ini saya nilai cukup penting,

karena disamping olah raga mampu secara nyata menunjang

unan Sam6utan Menteri aertanian Tlahan 2005 174

Program Pemerintah dalam meningkatkan kinerja sumber daya

manusia, dengan berolah raga dapat memupuk dan

meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan antar

karyawan dan pimpinan.

Saya gembira dapat hadir untuk mengikuti kegiatan Senam dan`` -main Bola Volley bersama saudara-saudara sekalian, karena

kesempatan ini sangat jarang dapat kita lakukan mengingat

kalender kerja yang padat dalam melaksanakan kinerja kantor

masing-masing.

Disampi ng itu dengan melaksanakan kegiatan Senam secara rutin

akandapatmenjagadanmeningkatl(ankesegaranjasmanipegawai,

yangakanmenitryangdalampelaksanaantugassehariJiari.Demikian

pula dengan permainan Volley akan bermanfaat dalam melatih

kerjasamasecaratimdenganpembagiantugasyangjelas.

Pada kegiatan ini saya juga mengajak para Pejabat Eselon I

lingkup Departemen Pertanian untuk turun bermain bersama staf

masing-masing. Saya minta agar pembinaan olah raga untuk

uno:i'i Sam6utan Meuteri qtertanian qafrun 2005 175

pegawai dapat diadakan secara berkesinambungan dandilaksanakan secara sederhana.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pengurus KORPRI

Nasional Unit Departemen Pertanian. BAPOR Departemen

Pertanian dan semua pihak yang telah membantu

penyelenggaraan kegiatan ini.

Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan, semoga

kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar.

"Selamat Berolah Raga. . . I"

Wabillaahi taufiq Walhidayah Wassalamu'alaikum

Warahmatul lahi Wabarakatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

u;rian San6utan Menteri ®ertandn qahun 2005 176

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

PADA UPACARA PERINGATAN HARI PROKLAMASI

KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE -60

JARARTA,17 AGUSTuS 2005

Assalaamu'alaikum Waromatullaahi Wabarokaatuh.

Yth., Para pejabatEselon I dan ll,

Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Persatuan, Karyawan/

Karyawati lingkup Departemen Pertanian, Serta hadirin yang

berbahagia.

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena dengan ijin-Nyalah pagi hari ini kita dapat menghadiri

Upacara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia ke€O tahun 2005. Peringatan Hari Proklamasi

Kemerdekaan RI yang dilaksanakan setiap tahun merupakan

ungkapansyukurseluruhrakyatlndonesiakepadaTulianYangMaha

Esayangtelahmemberikankemerdekaanuntukdapatberdirisejajar

dengan bangsabangsa lainnya.

unan Sarm6utan anenteri qtertandn I;ahun 2005 177

Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini merupakan

momen yang sangat tepat bagi bangsa dan diri kita sendiri untuk

melakukan introspeksj dan evaluasi teinadap peran dan kontribusi

yang telah kita berikan kepada bangsa dan negara. Sudahkah kita,dalam peran masing-masing sebagai komponen bangsa

memahami, memaknai, dan mengisi cita{ita kemerdckaan ?

Tema Peringatan Hari Prcklamasi Kemerdekaan ke 60 yaitu"DENGAN SEMANGAT PROKLAMAsl 1945 KITA PERKOKOH

PERSATUAN DAN KEBERSAMMN, MENUJU INDONESIA

YANG AMAN, ADIL, DEMOKRATIS DAN SEJAHTERA". Tema ini

saya nilai sangat relevan untuk menyikapi kondisi den situasi yang

sedang dihadapi Republik yang kita cintai ini.

Dalam memaknai kemerdekaan negeri ini , sektor pertanian

telah dan akan terus berperan dalam pemantapan ketahanan

pangan, pembentukan POB, penyediaan kesempatan kerp,

penyediaan bahan baku industri dan perolehan devisa. Kitamenyadari sepenuhnya bahwa peran jajaran Departemen Pertanian

sangat vital dalam mewujudkan peningkatan ketahanan pangan,

peningkatan nilai tambah dan Jaya saing produk pertanian, serta

unan San6utan "enteri ®ertanian dyaharl 2005 178

peningkatan kesejahteraan petani , yang terkait erat dengan tugasdan fungsi Departemen Pertanian. Pemantapan ketahanan pangan

merupakan salah satu pilar utama bagi kokohnya bangunan

ekonomi, sosial dan politik suatu bangsa. Bagi negara kita yang

bersifat agraris, ketahanan pangan nasional akan dapat divvujudkan

oleh kemampuan kita untuk menyediakan pangan yang oukup,

berlandaskan sumberdaya demestik. Dlsamping itu, ketahanan

pangan rumah tangga akan dicapai apabila pendapatan rumahtangga meningkat secara berkelanjutan. Untuk meningkatkan

pendapatan, maka arah yang periu ditempuh adalah memperluascakupan kegiatan ekonomi yang produktif melalui pengolahan

sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi baik dipasar

domestjk maupun pasar intemasional.

Masyarakat kita menginginkan bahwa kebutuhan pangan

sedapat mungkin dipenuhi dari sumber produksi dalam negeri

secara mandiri. Dengan jumlah pen-duduk yang semakin besar,

kebutuhan pangan tersebut semakin besar pula. Di pihak lain,

sumberdaya alam, terutama lahan semakin terbatas dan terus

dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat untuk kebutuhan

noni>ertanian. Sehubungan dengan itu, diperlukan investasi

uno:I. Sa:m6utan "enteri aertanian qiahun 2005 179

periuasan lahan dan pembangunan irigasi baru untuk meningkatl{ankapasitas produksi pangan secara nasional. Pada saat yang sama

diperlukan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan daya saing

melalui penerapan irovasi teknologi baru, pembangunan inhastuktur

serta pengembangan kelembagaan.

Pada masa krisis ekonomi yang lalu, sektor pertanian

berperan sebagai oenyangga perekonomian nasional sehingga

terfiindardaripenurunanpertirmbuhanyanglebihfauhlagi.\/\falaupun

demikian, sampai saat ini sektor pertanjan masih belum mampu

memberikan pendapatan yang layak bagj seluruh pelaku agribisnis

terutama petani. Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian jauh

lebih rendah dari produktivitas tenaga kerja di sektor manutaktur

dan jasa. Kemiskinan yang teriadi di pedesaan juga sebagjan besar

terjadi pada rumah tangga petani. Sehubungan dengan hal itu

revitalisasi pertanian sudan menjadi keharusan untuk kita

laksanakan dalam rangka mewujudkan sos-ok pertanian yang kita

cita€itakan. Strategi dan kebijakan integratif intra dan antar sektor

dalam revitalisasi pertanian miitlak diperi ukan. Program revitalicasi

pertanian itu meliputi investasi dan pembiayaan, manajemen

pertanahandantataruang,pengelolaanlingkungandansumberdaya

unan San6utan Menteri qtertandn I;ahun 2005 180

alam, infrastruktur pertanian dan pedesaan, pengembangan SDM

dan pemberdayaan petani , penelitian dan pengembangan, kebijakan

perdagangan, promosi dan pemasaran, perpajakan dan retribusi,dukungan langsung bagi petani, kebijakan pangan, serta

industrial isasi pedesaan.

Disamping itu, dalam menyikapi iklim perdagangan

intemasional yang tidak adil diperlukan kebijakan pengembangan

komoditas dengan pendekatan promosi dan proteksi. Kebijakan

ini harus dilaksanakan secara simultan karena hanya melalui proteksi

kita dapat melakukan promosi; sementara itu promosi tanpa proteksj

berarti kita membiarkan ketidakadilan dialami petani kita.

Saudara-saudara yang saya hormati,

AparaturpemerintahtermasukjajaranaparaturDepartemen

Pertanian,padasaatiniditunfutuntukbekerjalebihprofesiomaldalam

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Hal ini menjadi

penting karena masyarakat semakin kritis terhadap mutu pelayanan

yang mereka dapatkan.

urran Sarm6utan Menteri qtertanian q;ahun 2005 181

Pada Peringatan Hari Kemerdekaan Ke€O ini, atas nama

Presiden Republik Indonesia telah disematkan tanda Kehormatan

Satyalencana Karya Satya 10 Tahun, 20 Tahun dan 30 Tahun

kepada pejabat dan staf Departemen Pertanian.

Penganugerahan Tanda Kehormatan pemerintah ini diberikan

kepada seseorang atas prestasi kerja serta jasa-jasa dan

pengabdian yang luar biasa kepada Nusa dan Bangsa khususnyadalam bidang pertanian.

Kepada para penerima tanda kehormatan saya ucapkan

selamat, dan berharap Saudara-saudara tetap bekerja secara

konsisten dengan menunjukkan kreativitas yang dinamis serta

disiplin dan bekerja keras.

Sejalan dengan hal tesebut, saya ingin pula

menyampaikan apreasiasi yang tinggi kepada pengurus Dharma

Wanita Persatuan Departemen Pertanian yang memprakarsai

pengumpulan dana untuk beasiswa pendidikan SD, SMP, danSMU bagi anak-anak karyawan Departemen Pertanian yang

kurang mampu, yang dilaksanakan beberapa hari lalu.

unan San6utan 04enteri a)ertawian qjchun 2005 182

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Pada Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi ke€O Rl

ini, saya ingin menghimbau seluruh masyarakat pertanian

khususnya jajaran birokrasi lingkup pertanian, akan beberapa hal

sebagai berikut :

Pertama, kobarkan terus semangat Proklamasi 45 sebagai

sumber motivasi dalam mencapai cita€ita luhur bangsa yaitu

mewujudkan masyarakat yang aman, adil dan sejahtera.

Kedua, bangun dan pupuk semangat persatuan dan kesatuan

bangsa sebagai modal utama dalam melaksanakan

pembangunan bangsa demi utuhnya Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Ketiga, lanjutkan terus reformasi dan demokratisasi di segala

bidang, hindarkan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sebagai

bagian dari usaha menciptakan good govermance.

unan Sa:rr€6utan 04enteri qlyr¢amian qahun 2005 183

Keempat, terus tingkatkan pelayanan prima kepada masyarakat

secara tulus dan profesional.

Kelima, tingkatkan kewaspadaan dalam hal ini pengamanan dan

keamanan di lingkungan masing-masing untuk mencegah

selaligus mengantjsipasi terjadinya hal-hal yang tidak kita

inginkan.

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Tuhan Yang

Maha Esa agar senantiasa memberikan bimbingan dan tuntutnan

kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan tugas-

tugas pembangunan dengan sebaik-baiknya.

Dirgahayu Republik Indonesia,

Wassalaamu'alaikum Warohmatuilaahi Wabarokaatuh.

Jakarta, 17 Agustus 2005

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005 184

SAMBUTAN

MENTERI PERTANIAN

PADA

PEMBUKAAN SIMPOSIUM NASIONAL

DAN KONGRES KE-V

PERHIMPUNAN ILMU PEMULIAAN INDONESIA (PERIpl)

DI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO, 25 AGUSTUS 2005

Yang saya hormati:

• Ketua, Pengurus dan Anggota pERIpl,

• Para peneliti dan praktisi peserta simposium,

• Undangan dan Hadirin sekalian,

Assalaamu'alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT karena atas rakhmat-Nya pada hari ini kita dapat

urran Sam6utan Menteri qkrtanian qahun 2005 185

berkumpul bersama untuk mengikuti acara pembukaan

Simposium dan Kongres V PERIPI. Acara ini saya anggap sangat

penting karena yang hadir dalam pertemuan ini merupakan

representasi dari suatu masyarakat yang bekerja untuk merakit

dan mengembangkan varietas atau bibit unggul. Disini berkumpul

para pendidik, para ahli, dan para praktisi pertanian dj bidang

pemuliaan, yang bisa saya ibaratkan sebagai otak dan tulang

punggung pembangunan pertanian nasional,

Pada hari ini, Saudara-saudara menyelenggarakan

Simpesium Nasional dan Kongres ke-V, yang menjadi kewajiban

konstitusional organisasi. PERIpl sebagai organisasi profesi

telah berperan cukup banyak dalam bidang pemuliaan, baik

dalam hal mendorong menghasilkan varietas-varietas unggul,

meningkatkan kualitas tenaga ahli pemula, maupun

pengembangan sistem perbenihan dan perlindungan benih

unggul. PERIPI juga sudah membuktikan diri sebagai organisasi

profesi yang mandiri, dan para anggotanya secara langsung telahmendukung pemerintah maupun para petani dan peternak dalam

menyediakan benih atau bibit unggul.

unan San6utan anenteri qtertanian I;ahan 2005 186

Saudara-saudara sekalian,

Secara tradisional, sektor pertanian telah dan akan terus

berperan dalam pemantapan ketahanan pangan. Masyarakat kita

menginginkan bahwa kebutuhan pangan sedapat mungkin

dipenuhi dari sumber produksi dalam negeri. Dengan jumlah

penduduk yang semakin besar, kebutuhan bahan pangan tersebutsemakin meningkat pula. Di pihak lain, sumberdaya alam,

terutama lahan dan air semakin terbatas dan dihadapkan pada

persaingan yang semakin ketat untuk kebutuhan non-pertanian

Sehubungan dengan itu, diperlukan investasi perluasan lahan dan

pembangunan irigasi baru untuk meningkatkan kapasitas

produksi pangan secara nasional. Pada saat yang samadiperlukan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan daya saing

melalui pengembangan varietas unggul, penerapan inovasi

teknologi baru, pembangunan infrastruktur, pemberdayaan

kelembagaan, dll.

Selain ketahanan pangan, sektor pertanian

memberikan kontribusi pula pada aspek makro ekonomi

unan Sarm6utan Menteri qtertanian qahun 2005 187

secara luas. Hal ini meliputi sumbangannya terhadap PDB,

penyediaan kesempatan kerja, penyediaan bahan bakuindustri, dan perolehan devisa. Pada masa krisis ekonomi yang

lalu, sektor pertanian telah berperan sebagai katup pengaman,

sehingga perekonomjan nasional terhindar dari penurunan

pertumbuhan yang lebih jauh lagi.

Untuk merevitalisasi kinerja sektor pertanian,

perikanan dan kehutanan, Presiden RI Bapak Susilo

Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) pada tanggal

11 Juni 2005 yang lalu di Jatiluhur, Jawa Barat. RPPK

merupakan strategi umum dalam pembangunan pertanian

untuk meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan

petani-hutan Diharapkan revitalisasi ini mampu

meningkatkan daya saing produk pertanian, perikanan dan

kehutanan; serta menjaga kelestarian sumberdaya alam.

RPKK juga merupakan strategi untuk mengurangi

kemiskinan, mengurangi pengangguran, membangun

ketahanan pangan, membangun pedesaan, membangun

u;ran San6utan Menteri ®ertanian a;ahan 2005 188

daerah, dan mengurangi ketimpangan antar wilayah,

dengan tidak lupa melestarikan mutu lingkungan hidup.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Saya mengenal PERIpl sebagai suatu organisasi profesi

yang telah ikut berperan dalam pembangunan pertanian

khususnya untuk mengembangkan pemuliaan di Indonesia.

Saya mendengar bahwa dikalangan pemulia, ada semboyan`Pertanian modern selalu dimulai dengan bibit unggul':

Semboyan ini menurut saya sungguh tepat. OIeh karenanya,

sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang telah saya uraikan

tadi, saya ingin mendorong semua pihak, swasta, petani,

hobbyist, dan sudah tentu instansi Pemerintah, untuk ikut

merakit varietas unggul sebanyak-banyaknya. Dari varietas

yang telah dihasilkan kita harus kaji secara mendalam, balk

dalam hal kelayakan teknis sesuai agroekosistemnya, maupun

kelayakan sosial ekonomi sesuai harapan pefani, peternak dan

pelaku usaha terkait, untuk merespon kebutuhan dan

permintaan pasar.

unan Sarm6utan Menteri qtertanian qahun 2005 189

Negeri kita dikenal sebagai negara pemilik kekayaan

keanekaragaman hayati yang sangat besar /mega bi.edt.verstty/.

Hal ini merupakan salah satu modal utama dalam merakit dan

mengembangkan varietas unggul. Akan tetapi temyata kekayaan

itu belum dapat kita kuasai dan kita manfaatkan sepenuhnya.

Hewan air, hewan darat, tumbuhan air, tumbuhan darat, dan juga

jasad renik, sangat banyak yang menunggu untuk kita

manfaatkan. Masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan

untuk mengeksplorasi sumberdaya geiletik tersebut, kemudian

menjadikannya plasma nuffah yang berguna dalam pemuliaan.

Kita masih harus melakukan identifikasi, karakterisasi,

inventarisasi, seleksi, koleksi, konservasi dan sebagainya, yang

semuanya memerlukan kerja keras dan ketekunan kita.

Sebagai dasar hukum untuk menguasai dan mengelola

sumberdaya genetik itu, kita sedang menyiapkan Undang-

undang Sumber Daya Genetik. Saya harapkan semua pihak,

terutama PERIPI dan Komisi Nasional Plasma Nutfah, ikut aktif

mengusahakan agar RUU tersebut dapat segera menjadi

undangundang sehingga dapat mendukung penciptcan varietas-

unan Sa:m6utan 04enteri qtertanhan q;chun 2005 190

varietas unggul yang sangat kita perlukan. Sejalan dengan itu

pula, kita sedang memproses diratifikasinya Traktat lnternasional

mengenai Sumberdaya Genetik Tanaman untuk Pangan dan

Pertanian. Prosesnya sudah cukup lanjut, karena ijin prinsip dari

Presiden Rl untuk memproses ini telah dikeluarkan. Pada

waktunya nanti, saya harap PERIpl dan semua pihak terkait dapat

ikut memberikan penjelasan sebaik-baiknya tentang traktat

tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat. -

Disamping perangkat perundangan yang saya sebutkan

tadi, kita masih memerlukan lebih banyak peraturan yang dapat

mendorong dan melindungi hasilhasil pemuliaan kita. Kita sudah

mempunyai Undang-undang Perlindungan Varietas Tanaman,

tetapi belum memiliki peraturan untuk ternak den untuk jkan. Juga

diperlukan pemantapan peraturan mengenai pengujian, dan

penyebaran basil pemuliaan, yang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan bioteknologi,

perkembangan masyarakat, maupun perkembangan global.

Saya harap PERIPI bersama-sama 'organisasj profesi lainnya

dapat mempelopori upaya-upaya kearah semua itu.

unan Sam6utan Menteri qtertanian qahim 2005 191

Para Peserta Simposium yang saya hormati,

llmu pemuliaan memang suatu cabang ilmu yang oleh

sebagian besar masyarakat di Indonesia belum begitu populer.

Saya tidak tabu pasti mengapa ilmu yang sedemikian penting

tidak populer. Mungkin para pemulia sendiri yang harus

mempopulerkan ilmu itu, agar menjadi ilmu yang menjadi milik

masyarakat. Saya dengar di salah satu negara tet-angga ilmu

itu sudah memasyarakat sehingga banyak varietas unggul

yang dihasilkan. Bahkan ada yang bahan dasar varietasnya

diambil dari negara kita, tetapi kemudian setelah varietas

unggul itu dihasilkan kembali dimasukkan ke Indonesia dan

justru kita sebut-sebut atau cap dengan nama ibukota negaratersebut. Kita harus malu, dan harus bekerja sekuat tenaga

untuk menggungguli para pemulia negera tetangga tersebut.

Saya berjanji untuk membantu para pemulia, kalau mereka

benar-benar mau berusaha.

Dengan berkembangnya bioteknologi, kegiatan

pemuliaan pun terdorong maju pesat. Dengan rekayasa

unan Sam6utan Menteri q3ertanian qlahun 2005 192

genetika dan kultur jaringan, proses pemuliaan telah

dipermudah dan dipersingkat. Kepada PERIpl dan

Perguruan Tinggi saya harapkan agar pembinaan daya

insani pemuliaan ditingkatkan terus guna mengikuti

perkembangan bioteknologi dan ilmu pemuliaan tersebut.

Juga saya harapkan agarjumlah insan pemuliaan ditambah

hingga jumlahnya mencukupi kebutuhan, terutama dibidang

perika-nan, peternakan, dan kehutanan. Kepada

perusahaan swasta pertanian, perikanan dan kehutanan,saya minta agar segera mulai menggiatkan riset dan

pengembangannya, khususnya dibidang pemuliaan. Perlu

kita ingat bahwa dalam usaha pertanian, perikanan dan

kehutanan, salah satu bidang persaingannya adalah

teknologi. Ketinggalan teknologi berarti ketinggalan dalam

bisnis pertanian masa depan.

Dan yang terakhir, mengenai rekayasa genetika yang

sekarang masih menjadi polemik tentang bagaimana

pemanfaatannya. Saya harapkan kita semua berhati-hatimenyikapi hal itu. Kita harus bersikap wajar, agar tidak timbul

unan San6utan Menteri qkrtanian q;ahun 2005 193

kekhawatiran yang berlebihan, yang justru dapat menghambat

kemajuan pemuliaan kita.

Saudara-saudara sekalian,

Demikianlah beberapa pandangan dan harapan saya

mengenai pertanian pada umumnya, serta pemuliaan pada

khususnya. Saya percaya bahwa dengan kebersamaan dan kerja

keras yang dilandasi keinginan luhur untuk mensejahterakan

rakyat dan bangsa Indonesia, kita pasti bisa mencapai cita-cita

seperti yang kita harapkan. Saya percaya Allah S\/VT akan

senantiasa memberikan petunjuk, berkah, perlindungan dan

ridho-Nya kepada kita semua, bila kita benar-benar berusaha

dengan tekun.

Saya menyambut baik dan menaruh harapan besar kepada

hasil Simposium dan Kongres ke-V PERIpl ini.

Dengan memohon ridho Allah SWT, Simposium Nasional

dan Kongres ke-V Perhimpunan IImu Pemuliaan Indonesia

unan Sam6utan "enteri ®ertanian I;chun 2005 194

secara resmi `SAYA BUKA'

Wassalamu'alaikum Warohmatullahj Wabarokatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sam6utan Menteri qtertamian qiahun 2005 195

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

PADA SEMINAR UNGGAS LOKAL Ill

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Semarang, 25 Agustus 2005

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Yth. Sdr. Gubernur Propinsi Jawa Tengah

Yth. Sdr. Rektor Universitas Diponegoro

Yth. Sdr. Dekan Fakultas Lingkup UNDIP

Yth. Sdr. Para Guru Besar, Pene[iti dan llmuwan

Yth. Sdr. Pimpinan lnstansi Jajaran Pertanian -

Petemakan baik dari Pusat, Provinsi maupun

Kabupaten Kota

Yth. Sdr. Praktisi dan Pengurus Asosiasi Bidang

Perunggasan Indonesia yang hadir pada seminar ini

Hadirin dan Undangan Yang Berbahagia,

Pertama-tama kita panjatkan Puji Syukur kehadirat AIlah

unan San6utan Menteri ®ertanian I;ahan 2005 196

Subhanahuwataala, berkat Rachmat dan Hidayah-Nya kita dapat

berkumpul di ruangan ini dalam Forum Seminar Unggas Lokal

ketiga yang juga dirangkaikan dengan Lokakarya Nasional Ayam

Lokal I. Saya menyambut baik dilaksanakannya seminar dan

lokakarya ini yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan

UNDIP, yang secara khusus mengangkat topik Unggas Lokal

dengan thema "llmu dan Teknologi Sebagai Basis

Pengembangan Agribisnis Ternak Lokal" .

Pada kesempatan yang baik ini, sesuai harapan Panitia

Seminar Nasional Unggas Lokal Ill, saya akan menyampaikan

Kebijakan Pembangunan Unggas Lokal yang berbasis lpTEK

di Indonesia.

Hadirin yang saya hormati,

Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa

Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang, dengan

jumlah penduduk telah mencapai lebih kurang 220 juta jiwa

dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5% per tahun. Dari jumlah

unan San6utan Menteri q3ertanian qahun 2005 197

tersebut yang bergerak pada sektor pertanian sekitar 24,75%

dengan RTP (Rumah Tangga Pertanian) sebesar 52,9 Juta,

jumlah RTP tersebut yang termasuk Rumah Tangga Peternak

sebesar 32,2 juta atau 60,9%.

Permasalahan umum dibidang usaha tani adalah

rendahnya pendapatan karena pemilikan lahan yang terbatas dan

jumlah pemilikan temakjuga masih rendah belum sesuai dengan

skala usaha, terbatasnya pengiiasaan penerapan teknologi,

terbatasnya akses terhadap pasar, terbatasnya modal dan sulit

memperoleh kredit dari bank karena kurangnya asset sebagai

jaminan.

Subsektor peternakan yang merupakan bagian dari

sektor pertanian memegang posisi penting, hal ini karena produk-

produk basil peternakan berupa daging, susu dan telur yang

merupakan bahan pangan sumber protein hewani. Tidaklah

beriebihan apabila saya sampaikan bahwa "Suatu bangsa yang

rakyatnya cukup mengkonsumsi protein maka rakyatnya

cerdas dan negaranya kuat serta produktivitas dan

tt:in:n San6utan Menteri ®erta:nian I;ahun 2005 198

semangat kerja akan meningkat".

Dewasa ini tingkat konsumsi protein Rakyat Indonesia

baru mencapai 58 gram/kapita/hari, dari jumlah tersebut yang

berasal dari protein hewani (dari ternak dan ikan) sebesar 18

gram/kapita/hari dan khusus dari produk peternakan sebesar6 gram/kapita/hari. Konsumsi protein asal ternak tersebut

setara dengan daging 10,3 kg/kapita/thn, telur 6,5 kg/kapita/

thn dan susu 7,2 kg/kapita/thn. Untuk memenuhi kebutuhan

nasional akan protein hewani tersebut dicapai sebahagian

besar dari produksi dalam negeri yang berasal dari ternak

lokal termasuk unggas lokal.

Hadirin yang saya hormati,

Harapan saya dengan seminar ini potensi keragaman

genetik dan keunggulan unggas lokal ini dapat lebih

dioptimalkan. Dengan posisi unggas lokal yang menyebar

hampir merata di seluruh pelosok wilayah Indonesia walaupun

sebagian besar masih dibudidayakan secara semi intensif dan

unan Sam6utan Menteri q3ertanian qiahan 2005 199

ekstensif tetapi sebahagian masyarakat dipedesaan telah

memulai mengusahakan unggas lokal secara intensif dan

komersil yang menjadi mata pencaharian pokok. Dengan

demikian unggas lokal terutama ayam buras dan itik

mempunyai peran besar dalam menyumbang kebutuhan

konsumsi protein bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah

rumah tangga peternak sebesar 32,2 juta yang telah saya

sebut diatas tadi, dimana 65,6% adalah jumlah rumah tangga

ternak unggas. Dari jumlah rumah tangga tersebut, porsi ,rumah

tangga unggas lokal (ayam buras, itik dll) dibandingkan

dengan unggas ras ( ayam ras pedaging dan petelur) adaiah

98,5%. Kinerja produksi ternak unggas secara keseluruhan

dalam tiga tahun terakhir telah menyumbang rata-rata lebih

dari 60% dari kebutuhan daging nasional, daging unggas

tersebut berasal dari ternak ayam ras dan ayam buras (bukan

ras), itik. Untuk kebutuhan telur konsumsi telah dapat djpenuhi

seiuruhnya dari produksi dalam negeri.

Melihatpotensitersebutkebijakanpemerintahmenggeser

demand konsumen dari dominasi Red Meat (daging sapi) ke

unan Sarm6utan ffl4enteri ®ertanian qiahun 2005 200

White Meat atau daging ayam atau unggas baik unggas ras

maupun unggas lokal telah berhasil.

Posisi unggas yang strategis tersebut memerlukan

dukungan penelitian dan penerapan teknologi, dalam upaya

optimalisasi potensi sumber daya lokal sehingga pemenuhan

protein hewani masyarakat yang sekaligus juga pemberdayaan

peternak dipedesaan dapat dipercepat.

Namun demikian, Iaju peningkatan produksi tersebut

belum dapat mengimbangi pertumbuhan permintaan akan

produk-produk tersebut. Dalam tahun 2004 saja kita masih

mengimport daging sapi dan jeroan sebanyak ± 47.000 ton dan

ternak sapi potong sebanyak ± 400.000 ekor, susu sebesar

964.Ocoton.

Keberhasilan pada industri unggas ras telah banyak

dicapai namun masih mengandung kelemahan berupa

ketergantungan terhadap sumber bibit dan bahan baku pakan

yang masih diimport dari luar negeri. Sebaliknya unggas lokal

unan Sam6utan Menteri aertanian qafrun 2005 201

mempunyai keunggulan berupa sumber bibit yang telah tersedia

yang merupakan kekayaan bangsa kita dan juga secara optimaldapat memanfaatkan bahan baku pakan lokal.

Dibalik keunggulan tersebut, ada beberapa kelemahan

dari unggas lokal dimana produktivitasnya masih kalah dari

unggas ras. Namun demikian upaya dan langkah-langkah

perbaikan mutu genetik melalui seleksi dan pemuliabiakan serta

perbaikan kualitas pakan dan perbaikan tata laksaria

pemeliharaan terus dilaksanakan.

Langkah-langkah operasional tersebut merupakan

penerapan dari hasil-hasil penelitian yang disumbangkan oleh

para peneliti 'baik dari perguruan tinggi maupun Lembaga

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

Hadirin yang saya hormati,

Dibalik keberhasilan industri perunggasan tersebut

seperti telah diketahui bersama bahwa salah satu ancaman

unan Sam6utan Menteri ®ertanian q;ahun 2005 202

penyakit hewan menular yang sangat besar berupa penyakitAvian lnfluensa (AI) atau flu burung. Pemerintah dengan

.partisipasi aktif masyarakat perunggasan bekerja keras untuk

membebaskan Indonesia dari Flu Burung.

Upaya kita mengoptimalkan potensi unggas lokal sebagai

salah satu usaha yang berwawasan agribisnis perlu terus

digalakkan, pola pembinaan yang berbasis kelompok tani ternak

dengan memadukan keunggulan potensi sumber daya alam

antara lain ketersediaan bibit, pemanfaatan bahan baku pakan

lokal yang menerapkan hasilThasil penelitian serta teknologi hal

ini merupakan wujud dari keberpihakan pemerintah terhadap

petemakan rakyat. Dengan demikian masyarakat yang berkiprah

dalam usaha budidaya unggas lokal secara pasti dapat

diberdayakan menjadi petemak yang tangguh didukung dengan

industri hulu dan prosessing di hilir yang telah memanfaatkan

teknologi mampu menghasilkan produk secara effisien dan

bermutu sesuai dengan tuntutan pasar. Untuk mengoptimalkan

potensi tersebut menjadi tugas kita semua baik birokrat, peneljti

maupun praktisi.

unan Sarm6utan Menteri qtertanian qlahan 2005 203

Akhirnya, sekali lagi saya sampaikan terima kasih dan

penghargaan kepada penyelenggara seminar dan lokakarya ini

semoga amal dan niat baik kita dapat menghantarkan kemajuan

dan kiprah unggas bagi kesehatan masyarakat.

Wabillahi taufik waf hidayah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan Sam6utan Menteri qtertanian q;chum 2005 204

SAMBUTAN

MENTERI PERTANIAN RI

PADA PENCANANGAN TANAM JAGUNG

Desa Baraban, Kec. Selemadeg Timur,

Kabupaten Tabanan, Bali

27 Agustus 2005

Yang terhormat,

Saudara Gubernur Propinsi Bali;

Saudara Gubernur Propinsi Gorontalo / Ketua Umum

Dewan Jagung Nasional (DJN);

Saudara Bupati Kabupaten Tabanan;

Saudara Ketua Umum KOPATNAS (Koperasi Aliansi Tani

Nasional);

Saudara Ketua DPRD Propinsi Bali;

Saudara Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bali;

Saudara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan;

Saudara para pejabat Pemerintah Daerah Propinsi Balidan lnstansi terkait lainnya;

unan San6utan Menteri qkrtanian a;ahun 2005 205

Saudara yang mewakili assosiasi, organisasi profesi

serta hadirin yang berbahagia.

Assalamua'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita

dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal'afiat.

Merupakan suatu kebahagiaan bagi saya karena saat ini,

saya dapat bertatap muka dengan saudara-saudara sekalian

khususnya para petani, segenap aparat terkait beserta para

pengusaha dan anggota Assosiasi dan koperasi dalam acara-- `. Pencanangan Tanam Jagung di Desa Baraban, Kec.

Selemadeg Timur yang indah ini.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Jagung merupakan salah satu bahan baku industri

pakan ternak yang paling banyak dibutuhkan. Perkembangan

unan Sam6utan "enteri qtertawian q;ahun 2005 206

produksi jagung di Indonesia lima tahun terakhir mengalami

peningkatan yang cukup berarti. Peningkatan tersebut

rTierupakan dampakl darj keberhasilan Program Aksi

Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (PROKSI MANTAP)

yang berfungsi sebagai wadah koordinasi di era otonomi

daerah yang mampu mengakomodor perencanaan dari

bawah serta melibatkan stakeholder.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan jaqung dalam

negeri berbagai upaya telah dilakukan antara lain melalui

perbaikan teknologi ditingkat petani, penggantian varietas

jagung lokal ke jagung komposit atau dari jagung komposit

kejagung hibrida. Kalau pada tahun 2000 penggunaan benih

hibrida baru berkisar 10 % dari areal tanam maka pada tahun

2004 penggunaan hibrida sudah mencapai kurang lebih 31 %.

Dan saya yakin penggunaan jagung hibrida akan semakin luas

mengingat produksinya yang cukup tinggi tentunya akan

berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan para

petani jagung.

unan San6utan 04enteri qtertanien a;ahun 2005 207

Jika melihat potensi yang ada, pengembangan agribisnis

jagung mempunyai prospek yang baik untuk kita upayakan

mengingat kebutuhan jagung Nasional dan Dunia semakin

meningkat, di lain pihak tingkat produksi belum mampu

mengimbangi kebutuhan khususnya dalam negeri, hal ini

berdampak akan semakin menipisnya stokjagung dunia. Data

terakhir tahun 2004, menunjukkan kebutuhan jagung dunia

sebesar 647,4 juta ton, sedangkan produksi hanya 612,5 juta

ton. Sehingga minus 34,8 juta ton. Kondisi tersebut

menyebabkan stokjagung dunia semakin menipis, kalau pada

tahun 1999 stok jagung dunia mencapai 171,6 juta ton pada

tahun 2004 hanya tersisa 67,6 juta ton, keadaan tersebut

semakin berat akibat negara Amerika, China mengolah jagung

menjadi etanol yang digunakan sebagai pencampur bahan

bakar minyak disebabkan situasi sekarang harga minyak bumi

yang meningkat tajam mencapai U$ 68 / barel. Jika kondisi

tersebut terus berlangsung petani jagung akan diuntungkan

kalau harga jagung akan naik, tetapi disisi lain harga pakan

ternak dimana jagung sebagai bahan baku ikut naik yang pada

akhirnya pengusaha ternak mengalami kesulitan. Hal ini

unan Sam6utan Menteri ®ertanian qiahun 2005 208

tentunya tidak boleh terjadi. 0leh karena itu kondjsi ini akan

kita jadikan momentum untuk mempercepat peningkatan

Produksi iagung dalam negeri baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk di ekspor ke luar negeri.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih

dan merasa bangga dengan gerakan yang di_lakukan oleh

Dewan Jagung Nasional (DJN) bersama KoperasiAliansi Tani

Nasional (KOPATNAS) untuk Pengembangan Agribisnis

Jagung di Indonesia khususnya Propinsi Bali yang akan

dijadikan sebagai momentum Pencanangan Revitalisasi

Pertanian berbasis komoditi jagung.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Di Indonesia produksi jagung dalam 5 tahun terakhir

ini rata-rata meningkat 4,2 %, dimana pada tahun 2000

produksi mencapai 9,7 juta ton, dan pada tahun 2004

meningkat menjadi 11,2 juta ton mengalami peningkatan

sekitar 11,5 dan pada tahun 2005, berdasarkan ARAM 11,

unan San6utan Menteri qtenandn qlahun 2005 209

produksi jagung akan meningkat menjadi 11,7 juta ton, dimana

mengalami peningkatan sebesar 4,5 % dibanding ATAP 2004.

Namun demikian untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam

negeri, kita masih mengimporjagung. Kalau pada tahun 2000

kita mengimpor sebesar 1,2 juta ton maka pada tahun 2004

menurun menjadi 0,9 juta ton dan tahun 2005 terus mengalami

penurunan. Hal ini diakibatkan dari semakin meningkatnya

produksi dalam negeri.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah

dicanangkan pada tanggal 11 Juni 2005 yang lalu oleh

Presiden Republik Indonesia. Dalam bidang P-ertanian

komoditas yang mendapat prioritas untuk dikembangkan

adalah padi, jagung, kedele, tebu/gula serta daging.

Oleh karena itu bila saudara-saudara mengembangkan

komodjtas jagung telah sejalan dengan apa yang dicanangkan

oleh Pemerintah. Khusus untuk Pengembangan Agribisnis

unan Sam6utan Menteri @ertanien I;ahan 2005 210

Jagung, Departemen Pertanian telah menargetkan bahwa

tahun 2007 kita telah mencapai swasembada jagung bahkan

mengekspor. Menindaklanjuti upaya tersebut kami telah

banyak mendapat masukan dari Dewan Jagung Nasional

(DJN) beserta pengusaha pakan ternak. Berdasarkanmasukan tersebut maka untuk mencapai swasembada jagung

diupayakan adanya tambahan produksi sekitar 3 juta ton untuk

itu pada tahap awal akan diprioritaskan pada kabupaten

potensi jagung di 7 propinsi yaitu: Sumatera Utara, Lampung,

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan

Gorontalo, dan pada tahap berikutnya akan dikembangkan

pada propinsi lain yang mempunyai potensi.

Untuk tercapainya Program Swasembada tersebut

Pemerintah akan memfasilitasi diantaranya akan diupayakan

adanya:

- Harga minimumjagung di tingkat Regional.

- Perbaikan pasca panen guna perbaikan kualitas melalui

penyediaan drayer, corn sheller dan gudang / silo.- Mengupayakan bea masukdengan sistem mengambang

unan San6utan Menteri qtertanien lthun 2005 211

/#oaft.ng fax/, sesuai dengan poly panen.

Iklim yang kondusif bagi investor yang ingin bergerak dalam

basis jagung.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Selain upaya-upaya yang telah saya sebut di atas, untuk

mencapai swasembada jagung kita perlu mencari

terobosan-terobosan baru melalui gerakan yang terkoordinasi

antara Pemerintah baik Pusat, Propinsi dan Kabupaten

dengan satake holder jagung sepertj Dewan Jagung Nasional,

LSM serta para pelaku Agribisnis Jagung seperti yang kita

saksikan pada saat ini. Saya yakin Pengembangan Agribisnis

Jagung akan cepat berkembang mengingat (1 ) Ketersediaan

lahan yang cukup luas; (2) Masyarakat sudah memahami

bahwa jagung merupakan komoditi bisnis yang

menguntungkan; (3) Membaiknya mekanisme perdagangan

jagung akibat berkembangnya kemitraan; (4) Adanya benih

komposit dan hibirida yang dapat meningkatkan produksi 6 -

8 ton/ha; (5) Adanya kelembagaan yang menangani jagung

unan Sam6utan Menteri qbrtanian qiahun 2005 212

yaitu: di setiap Propinsi dan Kabupaten sudah dibentuk

Masyarakat Agribisnis Jagung (MA)) dan di setiap regional

kita bentuk corn belt.

Saudara-saudara Yang Saya Hormati,

Di era otonomi daerah penekanan dan tanggung jawab

pembangunan berada di daerah, maka peranan danwewenang dari Saudara Gubernur, Bupati/Walikota dan

Kepala Dinas yang membidangi tanaman pangan sangat

besar didalam menentukan warna dan arch bagi keberhasilan

pencapaian swasembada jagung. Komitmen Pimpinan

Daerah sangat menentukan keberhasilan pengembangan

jagung di wilayahnya oleh karena itu saya berharap banyakkepada Saudara Gubernur, Bupati/Walikota dan Kepala Dinas

agar dapat menggerakkan dan mendorong aparat instansi

terkait bersama stake holder hulu dan hilir melakukan Program

Aksi untuk menunjang keberhasilan swasembadajagung dan

saya minta agar Saudara secepatnya mengambil langkah-

langkah konkrit dan melaksanakan "Action" dalam kontek

unan Sarm6utan Menteri qknanian qlaftun 2005 213

otonomi yang sudah berada ditangan Saudara agar

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan segera

dirasakan oleh seluruh masyarakat pertanian manfaatnya.

Hadirin yang saya Hormati,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya

mengucapkan terima kasih kepada para petani dan semua

pelaku Agribisnis jagung yang telah bekeria keras meningkatkan

produksi jagung dan peningkatan pendapatan petani.

Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan, atas

perhatian Saudara-saudara sekalian saya sampaikan terima kasih.

Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Tabanan, 27 Agustus 2005

Menteri Pertanian RI,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

u,nan Sam6utan "enteri ®ertandn I;ahun 2005 214

KEYNOTE SPEECH MENTERI PER TANIAN

P AID A NC A!RA

KONSULTAS PUBLIK REviTALISASI

PENYULUHAN PERTANIAN

Ciawi, 29 Agustus 2005

Peran Pent.Ing Revitalisasi Penyuluhan Pertanian

dalam Revitalisasi Pertanian.

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Yang terhormat :

Sdr. Kepala Badan SDM Pertanian,

Sdr. Pemimpin Umum Tabloid "Sinar Tani",

Sdr. Para Pembicara serta undangan dan para hadirin yang

berbahagia,

Pada pagi hari ini, saya, mengajak hadirin semua

untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

karena berkat karuniaNyalah kita dapat berkumpul di Aula

unan Sam6utan 04enteri qtertandn I;dhun 2005 215

Kusnoto, Pusat Pengembangan Manajemen SDM

Pertanian di Ciawi ini.

Pertama-tama saya ingin mengucapkan "Selamat Hari

Ulang Tahun ke-35" kepada jajaran Tabloid SINAR TANl. Dalam

hubungan dengan syukuran HUT ke-35 ini, saya sangat

menghargai akan dua hal : Pertama, karena dapat terbit

secara terus menerus tanpa putus selama 35 tahun. Edi;i hari

ini merupakan penerbitan yang menetapkan sasaran

pembacanya sebagai segmen khusus, tetapi SINAR TANIsudah memihak untuk melayani sektor pertanian, merupakan

kebijakan yang berani.

Pengalaman saya ketika mengadakan kunjungan kerja ke

berbagai obyek pembangunan pertanian di Pelosok-

pelosok ada pengakutan petugas dan penyuluh pertanianbahwa mereka mendapatkan informasi mengenai

kebijakan dan tehnologi melalui tabloid ini. Dengan

kenyataan ini saya berharap dalam perjalanan pelayanan

ditahun-tahun mendatang, SINAR TANl dapat berperan

unan Sam6utan Menteri q}ertamian I;ahun 2005 216

sebagai (1) sarana sosialisasi kebijakan pembangunan

pertanian dari Pusat kepada daerah dalam era otonomi,.(2) sarana untuk menyebarluaskan tehnologi terkini hasil-

hasil penelitian kepada penyuluh pertanian dan petani,

yang dihasjlkan oleh para peneliti, (3) sarana "perekat"

korsa lingkup pertanian.

Dengan peran yang sangat strategis ini maka saya

berharap kiranya Badan Penlembangan SDM Pertanian dan

para Kepala Dinas dapat menfasilitasi para penyuluh untuk

mendapatkan SINAR TANl sebagai sumber informasi

sekaligus digunakan sebagai panduan dalam pengembangan

pembangunan pertanian.

Saudara-saudara sekalian,

Di samping apa yang dikemukakan tadi, saya-pun

menghargai kepedulian Sinar Tani yang bersama BPSDMP

dan Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal

menyelenggarakan kegiatan "Konsultasi Publik Revitalisasi

unan San6utan Olenteri q}ertarhan qahun 2005 217

Penyuluhan Pertanian" ini. Karena kegiatan ini akan semakin

mendorong mulai menggeliatnya penyuluhan pertanian. Saya

.7 meyakini kalalu penyuluhan pertanian sudah kelihatan

berperan nyata, maka akan merupakan salah satu indikator

bahwa revitalisasi pertanian sudah berjalan, karena

penyuluhan bisa diharapkan sebagai penggerak dan

mendorong kegiatan lain. Kenyataannya kita masih punya

budaya panutan. Petanai akan bergerak bila penyuluhan

bergerak. Penyul.han bisa menjadi panutan petani.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Penyuluhan pertanian di Indonesia yang dimulai tahun

1905. Dalam perjalanan waktu, kegiatan penyuluhan

mengalami pasang sesuai dengan kebijakan yang

diberlakukan dan komitmen pemerintah. Sebelum penerapan

otonomi daerah kegiatan penyuluhan pertanian telah

didesentralisasi dan menjadi kewenangan pemerintah

daerah. Namun beberapa hal-hal yang strategis masih

dibantu secara khusus oleh Pemerintah Pusat antara lain:

unan Sarm6utan Menteri qterta:reian qlahun 2005 218

pengangkatan penyuluh, dana operasional penyuluhan,

pengembangan metodologi dan teknologi terkini, dan

beberapa sarana strategis lainnya. Sayangnya hal ini tidak

berlanjut dan tidak diperkuat dengan diberlakukannya

otonomi daerah. Timbul permasalahan karena perhatian

pemerintah daerah kabupaten/kota terhadap kegiatan

penyuluhan pertanian berbeda antar daerah dengankecenderungan berkurang dibanding sebelumnya saat

ditangani pusat (sentra!isasi).

Dalam era otonomj daerah para penyelenggara

penyuluhan pertanian melakukannya dengan persepsi,

pendekaatan dan sistem yang berbeda-beda, tidak terintegrasikarena tidak berdasarkan pada filosofi dan prinsip-prinsip

penyuluhan pertanian tidak efisien dan efektif, sehingga tidak

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Akhirnya

penyelenggaraan penyuluhan pertanian tidak dapat memberikan

dukungan terhadap tercapainya tujuan pembangunan pertanian

baik secara nasional maupun secara lokal.

unan Sam6utan Menteri a?ertandn qlahun 2005 219

Saudara-saudara sekalian,

Presiden, pada tanggal 11 Juni 2005 telah

mencanangkan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan (RPPK) sebagai strategi umum untuk mencapai

peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan daya saing

produk pertanian dan menjaga kelestarian sumber daya

pertanian-. Hal tersebut (RPPK) juga ditegaskan kembali oleh

Presiden dalam pidati` kenegaraan 16 Agustus 2005 di

hadapan DPR sebagai fokus utama agenda pembangunan

ekonomi nasional.

Revitalisasi pertanian akan berjalan lancar kalau tidak

didukung oleh adanya sistem penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian merupakan upaya untuk

mengembangkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan

dan sikap petani beserta keluarganya dan pelaku usaha

pertanian lainnya melalui proses pembelajaran agar mau dan

mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya. Memiliki

akses ke sumber informasi, teknologi dan sumberdaya

unan Sam6utan 94enteri q3enanian arahun 2005 220

lainnya untuk bekerjasama yang saling menguntungkan

dalam memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga

.mereka dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,

pendapatan dan kesejahteraanya.

Kedapan penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus

dapat mengakomodasi aspirasi, harapan, kebutuhan dan

potensi serta peran aktif petani dan pelaku usaha pertanian

lainnya. 0leh karena itu penyelenggaran penyuluhan pertanian

harus menggunakan pendekatan partisipatif dengan didasari

pada prinsip-prinsip pemberdayaan dan dikembangkan

mengacu para UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Dengan demikian Penyuluhan Pertanian dapat

berfungsi secara optimal dalam mendukung sektor pertanian

dan menjadi tulang punggung perekonomian pedesaan.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Kita akui bersama masih ada berbagai permasalahan

mengenai penyuluhan pertanian. Untuk itu, saya mengajak

unan Sam6utan Menteri qtenandn qahun 2005 221

Saudara-saudara peserta Konsultasi Publik untuk mencarikan

solusi secara arif dan bijaksana sehingga di masa depan

penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berfungsi dalam

memfasilitasi petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Ke depan

kita akan upayakan agar setiap desa dapat difasilitasi oleh

seorang penyuluh pertanian.

Kitapun sadar bahwa ternyata sistem penyuluhan pertanian

selama ini belum didukung oleh peraturan perundangan-

undangan yang kuat dan lengkap, tidak memberikan jaminan

kepastian hukum dan keadilan bagi petani, pelaku usaha

pertanian lainnya, dan penyuluh pertanian.

Menyadari perlunya undang-undang sebagai bentuk regulasi

di bidang penyuluhan pertanian yang komprehensif untuk

dijadikan dasar dan landasan hukum maka Departemen

Pertanian telah mempersiapkan "Naskah Akademik

Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian''.

u,inn Sam6utan Menteri ®ertanian qahun 2005 222

Saudara-saudara sekalian,

Sesuai dengan sistem perundang-undangan negara

kita, maka sebuah Undang-undang dapat merupakan usul

inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat. OIeh karena itu naskah

akademik ini akan disumbangkan sebagai bahan masukan

untuk DPR.

Kita berharap naskah ini dapat digunakan oleh para

anggota DPR untuk mempercepat persetujuan Rancangan

Undang-undang ini. Kita yakin akan hal ini, karena para anggota

DPR ini sangat komit untuk meningkatkan kesejahteraan

petani.

Dalam sistem perundang-undangan kita, sebuah UU

baru bisa operasional bilamana sudah dilengkapi dengan

Peraturan Pemerintah. Karena kita yakin, Undang-undang

Sistem Penyuluhan Pertanian akan dapat diundangkan dalan

waktu tidak terlalu lama, maka untuk mencegah kehilangan

rentang waktu antara pengesahan UU dan Peraturan

unan San6utan Menteri aertanian qahan 2005

Pemerintah ini maka secara dini, Departemen Pertanian ingin

menghimpun masukan-masukan untuk penyusunan Peraturan

Pemerintah antara lain melalui Konsultasi Publjk seperti

sekarang ini.

Saudara-saudara sekalian,

Kita beruntung karana pada Konsultasi Publik ini hadir bersama

kita Bapak-Ibu yang memang menguasai permasalahan yang

sudah sangat berpengalaman dibidangnya. Prof. Dr. Ir.

Sjarifuddin Baharsjah, Bp. Ir. Mindo Sianipar, MS, dan kepada

para pembicara dari kalangan Perguruan Tinggi, Praktisi,

KTNA, Expert serta penyuluh. Karena itu kepada para

pembicara yang terhormat saya sampaikan penghargaan danterima kasih yang sebesar-besarnya.

Demikian juga tidak kalah pentingya adalah kontribusi

pemikiran dari hadirin yang telah menyediakan waktu untuk

hadir pada saat ini saya ucapkan terimakasih. Sehingga

terasa lengkaplah aspek yang akan dituangkan dalam

unan Sarm6utan Menteri ®ertanian qdhan 2005 224

Peraturan Pemerintah yang sedang dipersiapkan ini.

Saudara-saudara sekalian,

Demikianlah sambutan saya pada Konsultasi Publik

Revitalisasi Penyuluhan Pertanjan ini. Semoga Tuhan

memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga diberikan

pemikiran-pemikiran yang jernih, berbobot sebagai

sumbangsih kita bagi pembangunan pertanian.

Dengan mengucapkan: "Bismillaahirrohmaanirrohiim"

dengan ini saya nyatakan Konsultasi Publik Revitalisasi

Penyuluhan Pertanian dibuka. Semoga Tuhan memberikan

berkah berkelimpahan kepada kita.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan Menteri qtertanian qahun 2005 225

KEYNOTE SPEECH

MENTERI PERTANIAN

PADA ACARA SEMINAR NASIONAL

MENEMBUS KETERBATASAN APBN

Jakarta, 05 September 2005

Assalaamu `alaikum Waralimatullahi Wabarakaatuh

Yang Saya Hormati,

Sdr. Anggota DPR RI Komisi lv

Sdr. Rektor lnstitut Perlanian Bogor,

Saudara-saudara peserta seminar yang berbahagia,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama,

saya mengajak para hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan

syukur kehadirat AIIah SWT yang telah memberikan Rahmat,

Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat nadir

bersama-sama guna mencurahkan perhatian dan pikiran kita

dalam acara Seminar Nasional dengan tema " Kebijakan

Pendanaan RPPK: Menembus Keterbatasan APBN " yang

unan Sam6utan "enteri aertandn qiahun 2005 226

diselenggarakan oleh lnstitut Pertanian Bogor. Atas nama

Departemen Pertanian saya sangat menghargai

diselenggarakannya pertemuan ini.

Para Hadirin yang saya hormati

Sektor pertanian memiliki tempat yang sangat strategis

dalam perekonomian nasional, karena kontribusjnya yang sang-at

besar terhadap produk domestjk bruto (PDB), perolehan devisa

negara, penyerapan tenaga kerja dan perluasan kesempatan

usaha, serta penyediaan bahan sandang, pangan, papan dan

bahan baku industri.

Sektor pertanian juga mempunyai peran strategis dalam

penanggulangan kemiskinan karena sektor pertanian banyak

menghidupi masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang

berada di pedesaan yang jumlahnya mencapai 20,6 juta jiwa atau

sekitar 57,75°/o dari total penduduk miskin nasional.

Berkenaan dengan itu, program pembangunan ekonomi

unan San6utan Menteri q}ertandn qahan 2005 227

Indonesia yang menitikberatkan pada pembangunan Pertanian,

dinilai sangat tepat, sehingga Revitalisasi Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan (RPPK) yang telah dicanangkan oleh Presiden RI

pada tanggal 11 Juni 2005 di Waduk lr. H. Djuanda, Jatiluhur,

Purwakarta, Jawa Barat, akan dijadikan dasar gerak langkah

Departemen Pertanian dalam merancang program pembanguman

pertanian yang lebih operasional sampai tahun 2009.

Para Hadirin yang saya hormati

Dapat saya sampaikan bahwa ada tiga sasaran utama

pembangunan pertanian yang ingin dicapai dalam lima tahun

kedepan yaitu: 1 ). Meningkatnya ketahanan pangan nasional

yang meliputi meningkatnya kapasitas produksi komoditas

pertanian dan berkurangnya ketergantungan terhadap panganimpor sekitar 5-10 persen dari produksi domestik, 2).

Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian

yang meliputi meningkatnya mutu produk primer pertanian,

meningkatnya keragaman pengolahan produk pertanian dan

meningkatnya ekspor serta meningkatnya surplus perdagangan

ii:ran Sam6utan @4enteri a)ertanian a;chum 2005

lgap¢ee:#-a.|i \e-i.tErfe*¢are=`er. L.A.,`,4` :_ ,`, .+

komoditas pertanian, 3). Meningkatnya kesejahteraan petani

yang meliputi meningkatnya produktivitas tenaga kerja di sektor

petanian dan menurunnya tingkat kemiskinan petani.

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kita perlu

mensinergikan pengembangan industri hulu pertanian yang terdiri

qari perbenihan, agro-kimia, alat dan mesin pertanian, kemudian

pertanian primer (on farm/, industri hilir pertanian atau industri

pengolahan, dan jasa-jasa penunjang yang berkaitan secara

simultan dan harmonis. Kita juga perlu memodernisasi sistem

agribisnis yang mengandalkan kelimpahan sumberdaya alam dan

tenaga kerja tidak terampil /nafura/ resouroes and unsk/'//ec/

/abour-based,) kearah sistem agribisnis yang mengandalkan

modaldantenagakerjate+ampil/capi.fa/andsemi.sfo.//ed/aboL;r-

based/ serta sistem agribisnis yang mengandalkan inovasi

teknologi dan ilmu pengetahuan (know/edge ancJ ski`//ed /-abour-

based).

Seiring dengan modernisasi sistem agribisnis tersebut,

juga perlu meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana

w:ica:n San6utan ffl4enteri qtertamian qahun 2005 229

pertanian seperti sarana pengairan dan drainase, jalan usaha

tani desa, bendungan, jembatan, lahan pertanian, pelabuhan

(khususnya untuk ekspor komoditas pertanian di wilayah timur),

sehingga mampu merangsang investor untuk melakukan usaha

di sektor pertanian.

Berkenaan dengan itu semua, maka fokus kegiatan

pembangunan Pertanian diarahkan pada : (1 ) Penguatan dan

penumbuhan lembaga petani; (2) Penguatan dan penumbuhankembali system penyuluhan dan pendampingan Pertanian dan

perikanan; (3) Penguatan basis data dan informasi Pertanian

dan perikanan; (4) Pengamanan ketersediaan pangan dari

produksi dalam negeri melalui upaya - upaya untukmengamankan daerah irigasi dan optimalisasi lahan; (5)

Pelaksanaan diversifikasi konsumsi untukmengurangi

ketergantungan terhadap beras dan peningkatan mutu gizi; (6)

Peningkatan nilai tambah dan kualitas produk Pertanian melalui

peningkatan pengolahan hasil dan pengembangan agroindustri;

(7) dan, pengamanan penyediaan pupuk untuk sarana produksi

Pertanian.

uno:n Sarm6utan Menteri q3ertanian qahun 2005 230

Para Hadirin yang terhormat,

Berdasarkan target makro pembangunan ekonomi

nasional, maka PDB riil sektor pertanian diharapkan tumbuh rata-

rata sebesar 3,29 persen. Dengan target pertumbuhan PDB

tersebut, maka PDB sektor pertanian (harga konstan) ditargetkan

mencapai Rp, 226 trilyun pada tahun 2009, sehingga total

investasi yang dibutuhkan sektor pertanian mencapai Rp. 77,07

trilyun dengan peningkatan rata-rata sebesar Rp. 14,40 trjlyun

pertahun.

Kami menyadari bahwa dengan semakin terbatasnya

dana yang bersumber dari pemerintah (APBN), maka kebutuhan

investasi tersebut tidaklah oukup dapat dipenuhi seluruhnya dari

APBN, sehingga perlu dilakukan langkah-Iangkah prioritas

pembiayaan dalam pembangunan pertanian.

Guna menembus keterbatasan APBN dalam

pembangunan pertanian, maka prioritas kebijakan pengelolaansumber dana pemerintah (APBN) akan difokuskan untuk

unan Sarm6utan Menteri qtertanian Tiahun 2005 231

membiayai kegiatan fasilitasi, upaya penanggulangan

kemiskinan daerah rawan pangan, rawan korflik, daerah bencana

alam dan endemis rawan penyakit serta pembangunan sarana

dan prasarana publik berbast.s non profit oriented. Sedangkan

pembiayaan untuk mengembangkan usaha pertanian yang

berbasls profit oriented, maka pemb.iayaannya mau tidak mau

afau suAa fi.Oak suka harus didorong melalui pembiayaan yang

berasal dari lembaga keuangan perbankan dan non perbankan.

Sumber-sumber pembiayaan yang dapat dimanfaatkan

secara optimal untuk pengembangan usaha pertanian /pro#f

orr`ented/ diantaranya adalah dana masyarakat yang ada

perbankan yang saat ini telah terkumpul mencapai Rp. 932 trilyun,

dimana sekitar Rp 60,5 trlyun telah dialokasikan /busi.ness Pyan

Perbankan/ untuk pembiayaan UMKM yang sebagian besar

berada di sektor pertanian.

Kami sangat bergembira dan mengucapkan terima kasih

karena sekarang realisasi kredit perbankan untuk sektor

pertanian mencapai Rp. 27,3 trilyun walaupun relatif masih sangat

unan Sarm6utan Menteri qtertanian qiahun 2005 232

kecil baru 6 % dari jumlah keseluruhan kredit yang disalurkan,

sebagian besar perbankan sudah membentuk divisi agribisnis

sehingga memberikan ruang bagi pelaku usaha di sektor

pertaoian untuk berinteraksi bisnis dengan perbankan

konvensional.

Sumber pembiayaan lainnya, dengan suku bunga

terjangkau oleh petani adalah Skim Kredit Ketahanan Pangan

(KKP). Dapat saya kemukakan di sini bahwa kinerja penyaluran

dan pengembalian KKP ini cukup menggembirakan. KKP yang

sudah berjalan selama 4 (empat) tahun, secara kumulatif

penyaluran telah mencapai Rp. 2,96 trilyun atau 142,32 °/o dari

Plafond sebesar F\p. 2,08 tr.ilyun dengan Non Performing Loan

(NPL) atau tunggakan kreditnya relatif kecil. Hal ini

mengindikasikan bahwa petani mulai menyadari bahwa "kredi.i

adalah kepercayaan dan merupakan utang yang harus

dikembalikan. "

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah

dalam mendukung pembiayaan agribisnis lainnya adalah :

unan Sam6utan Menteri qtertanian qiaihun 2005 233

Pertama, Merancang Skim -Skim Kredit untukAgribisnis, hal

ini berkenaan dengan skim KKP masih terbatas dan

diprioritaskan untuk pembiayaan on-farm pada beberapa

komoditas pangan, ternak dan perkebunan, maka upaya yang

telah dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung

pengembangan agribisnis hulu (seperti alat dan mesin Pertanian,

sarana produksi) dan Agribisnis hilir (seperti pengolahan dan

pemasaran produk pertanian), adalah mengoptimalkan

pemarfaatan dana perbankan melalui Skiirl Kredit Agribisnis

(SKA) serta Skim Kredit Usaha Mikro Kecil (KUKM) yang berasal

dari Surat Utang Pemerintah (SUP) sebesar Rp. 3,1 trilyun.

Melakukan kerjasama dengan Bank Mandiri untuk

membiayai khusus hortikultura yaitu melalui Skim Kredit

Hortjkultura Mandiri (KHM), mengoptimalkan pemanfaatan kredit

tanpa agunan tambahan (KKUM), melakukan koordinasi dengan

Departemen Keuangan dan Kantor Menteri Negara Koperasi dan

UKM, melibatkan produsen sarana produksi dan perusahaan

penampung hasil Pertanian dalam melaksanakan kemitraan

sekaligus sebagai penjamin kredit.

u;ran Sam6utan Menteri qtenanian qjahun 2005 234

Kedua, Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro

Agribisnis (LKM-A). Saat ini Departemen Pertanian sedang

mendorong tumbuhnya " Embrio€mbrio LKM " yang berasal dari

kelompok tani pengelola dana bergulir antara lain dari KPK-

P4K menjadi LKM pola P4K, KUM (Kredit Usaha Mandiri),

Kelompok-kelompok BLM/BPLM, menjadi LKM Agribisnis yang

mudah diakses oleh petani di daerah masing-masing.

Selain dari itu juga Departemen Pertanian turut

mendorong optimalisasi fungsi LKM sebagai lembaga

intermediasi pembiayaan skala mikro yang dibangun oleh

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti BPRS /Bpf3

Syariah) , Baitul Maal wat Tamwil (EMIT), Credit Union (CU),

Lumbung P7.i/.A Ivagar7. (LPN), dan lain-lain. Lembaga Keuangan-^'Mikro (LKM) selama ini telah teruji keberhasilannya membiayai

kegiatan ekonomi skala mikro di pedesaan dan dapat

dikembangkan sebagai lembaga i.ntermedt.asi. perbankan.

Dengan adanya kerjasama yang baik antara Departemen

Pertanian dengan LKM yang sudah ada di pedesaan untuk

membiayai kegiatan usaha mikro maka diharapkan

t[:I'ian San6utan Menteri qtertanian qahun 2005 235

perekonomian pedesaan akan lebih berkembang. Saat ini dana

yang terkumpul mencapai sekitar Rp. 21 trilyun dan sudah tersalur

untuk UMKM mencapai Rp.11 trilyun.

Keti.ga, merancang program Agribisnis Pola Kontrak

lnvestasi Kolektif (KIK). Program jni dirancang dalam rangka

memanfaatkan potensi dana masyarakat yang dikelola melalui

pasar modal yangjumlahnya (Nilai Aktiva Bersih) sudah mencapai

Rp. 86,2 i,rilyun. Hingga saat ini telah ditandatangani 3 (tiga)

Keputusan Menteri Pertanian yaitu 1 ). Keputusan bersama

Menteri Pertanian dan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam) tentang Agribisnis Pola Kontrak lnvestasi Kolektif,

pada tanggal 4 Agustus 2003 2) Keputusan Mentan tentang

Syarat Dan Tatacara Verifikasi Tenaga Ahli Pertanian Pada

Perusahaan Agribisnis Pola KIK serta 3). Keputusan Mentan

tentang Syarat Dan Tatacara Verifikasi Sarana Dan Atau Fasilitas

Serta Studi Kelayakan Usaha Perusahaan Agribisnis Pola KIK.

Keempaf, merancang pola penjaminan dan pendampingan kredit

pertanian. Langkah-langkah yang telah dilakukan antara lain

unan Sam6utan Menteri @ertanian q'ahun 2005 236

sebagai berikut : (a) Menyiapkan dana penjaminan untuk

memotivasi perbankan memprioritaskan pembiayaan ke sektor

Pertanian/ Agribisnis, (b) Menyiapkan dana untuk tenaga

pendamping yang memahami tentang aspek teknis dan sistem

pembiayaan perbankan di lokasi pilot project (Kecamatan,

Kabupaten dan Propinsi) untuk menjembatani kepentingan petani

dengan lembaga keuangan.

Depariemen Pertanian pada APBN TA. 2005 telah

mengalokasika-n dana penjaminan sebesar ± Rp. 95 Milyar

melalui Lembaga Penjaminan untuk mendorong Perbankan

menyalurkan dana pembiayaannya sebesar 10 kali, namun

program tersebut belum mendapat persetujuan dari DPR-Rl

dengan alasan melanggar UU-APBN, walaupun demikian

Departemen Pertanian tetap berusaha pada TA2005 ini untuk

melakukan uji coba dengan dana yang sangat terbatas (± Rp. 5

Milyar) melalui revisi anggaran dan tetap mengikuti rambu-rambu

UU-APBN, sehingga dapat teraplikasi dengan baik.

Para hadirin yang berbahagia

unan Sam6utan "enteri qterlandn qiahun 2005 237

Mengakhiri sambutan ini, saya mengharapkan kepada

semua peserta seminar nasional ini agar dapat berpartisipasi

aktif untuk memberi sumbang saran agar kita mampu

merumuskan kebijakan yang dapat memberikan solusi untuk

mencapai keberhasilan pembangunan pertanian kedepan, yang

pada akhirnya dapat mensejahterakan petani yang sebagianbesar berada di pedesaan.

Kepada semua pihak dan khususnya kepada Rektor

lnstitut Pertanian Bogor beserta jajarannya saya sampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

atas terselenggaranya acara Seminar Nasional yang sangat

fundamental ini.

Wassalaamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Menteri Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan "emeri q}ertanian qiahun 2005 238

SAMBUTAN

MENTERI PERTANIAN

PADA

PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL"TEKNOLOGI INOVATIF PASCAPANEN UNTUK

PENGEMBANGAN

INDUSTRI BERBASIS PERTANIAN"

Bogor, 7 September 2005

Assalaamu'alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh,

Yang saya hormati:

• Saudara Rektor lpB dan para Dekan lingkup !PB,

• Para pejabat Eselon I dan ll lingkup Departemen

Pertanian,

• Para panelis dan undangan, serta hadirin sekalian.

Pertama-tama saya mengajak para hadirin sekalian untuk

bersama-sama memanjatkan syukur ke hadirat AIlah SWT yang

telah memberikan Nikmat dan RahmatNya kepade kita, yang oleh

karenanya pada hari ini kita dapat berkumpul di sini untuk

u;:i'ian Sam6utan Menteri Qtertamian qlchun 2005 239

melaksanakan kegiatan seminar nasional, sebuah ajang tukar

informasi dan diseminasi teknologi, khususnya dalam hal

teknologi pascapanen pertanian.

Saya menyambut baik pelaksanaan seminar ini

mengingat pelaksananya adalah dua lembaga yang kompeten

di bidangnya. Kegiatan ini adalah salah satu produk kerja sama

antara Badan Litbang Pertanian: khususnya Balai Besar

Litbang Pascapanen Pertanian dengan Fakultas Teknologi

Pertanian lpB. 0leh karena itu, saya menilai bahwa kegiatan

ini merupakan salah satu langkah konkrit dari penanda-

tanganan MOU kerja sama antara lpB dengan Badan Litbang

Pertanian beberapa waktu yang lalu.

Pelaksanaan seminar nasional dengan tema "Teknologi

lnovatif Pascapanen Pertanian Untuk Pengembangan

lndustri Berbasis Pertanian" saya pandang memiliki

momentum yang sangat tepat. Setidaknya ada dua hal yang

mendasari ketepatan momentum itu. Pertama, terkait dengan

pencanangan program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan

unan San6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005

Kehutanan (RPPK); dan kedua, terkait dengan masalah

kebutuhan energi nasional. Keduanya nampaknya sangat erat

hubungannya, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan

industri berbasis pertanian.

Saudara-saudara sekalian,

Tanggal 11 Juni 2005 yang lalu, Bapak Presiden Rl telah

mencanangkan RPPK di Jatiluhur, Jawa Barat. Langkah ini

merupakan suatu program dan strategi untuk meningkatkan

kesejahteraan para petani dan nelayan, meningkatkan daya

saing produk pertanian, serta menjaga kelestarian sumberdaya

alam.

Dengan tujuan seperti itu, pelaksanaan pembangunan

pertanian menghendaki adanya penyempurnaan dan

peningkatan efektifitas. Kita perlu belajar dari masa lalu untuk

dapat melakukan revitalisasi pertanian ini. Dulu, keberhasilan

pembangunan pertanian hanya dinilai berdasarkan target

produksi, yang ternyata tidak terlalu mencerminkan

unan San6utan Menteri q3ertanian qlchun 2005 241

kesejahteraan pelaku utamanya, yaitu petani. Dalam kondisi

seperti itu, petani selalu berada pada posisi yang tidak

diuntungkan, karena petani menghadapi risiko kegagalan

paling tinggi dengan tingkat keuntungan yang paling rendah.

Dulu pelaksanaan pembangunan dilakukan secara parsial

dengan semangat sektoral yang sangat tinggi, sehingga muncul

istilah fanatisme sektoral. Sebaliknya, sekarang kita rasakan

hal itu kurang tepat untuk terus dipraktekan. 0leh sebab itu, kita

memang perlu mengubah orientasi, karena lingkungan strategis

kita menghendaki hal itu. RPPK adalah salah satu bukti

keseriusan Pemerintah untuk membangun pertanian dan sektor

terkait lainnya secara bersama-sama dan efektif.

Untuk mencapai target di atas, aspek pengembangan

produksi tetap perlu menjadi perhatian utama, tetapi bersama

dengan itu aspek-aspek lainnya dalam subsistem agribisnis

harus mendapat perhatian yang seimbang. Ada berbagai

langkah yang perlu diambil, seperti perbaikan regulasi,

penataan mekanisme pasar, kelembagaan dan sebagainya.Namun satu hal yang ingin saya garis bawahi dan saya

unan San6utan Menteri aertanian qahun 2005 242

sampaikan secara khusus dalam forum ini adalah perlunya

pencapaian nilai tambah yang sebesar-besarnya dari basil

pertanian melalui penggalakan pengembangan industri

berbasis pertanian. Dengan demikian, secara eksplisit dapat

disebutkan bahwa agroindustri adalah bagian penting dari

program RPPK, kalau tidak ingin kita menyebutnya sebagai

salah satu program utama dari RPPK

Hadirin yang saya hormati,

Kita pernah punya pengalaman bahwa pengembangan

agroindustri terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi

nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada

tahun 1997-1998, agroindustri temyata menjadi sebuah aktivitas

ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap

membangun pertanian dan sektor terkait lainnya secara

bersama-sama dan efektif.

Untuk mencapai target di atas, aspek pengembangan

produksi tetap perlu menjadi perhatian utama, tetapi bersama

u;I'ra:II Sarm6utan Menteri ®ettanian qahun 2005 243

dengan itu aspek-aspek lainnya dalam subsistem agribisnis

harus mendapat perhatian yang seimbang. Ada berbagai

langkah yang perlu diambil, seperti perbaikan regulasi,

penataan mekanisme pasar, kelembagaan dan sebagainya.

Namun satu hal yang ingin saya garis bawahj dan saya

sampaikan secara khusus dalam forum ini adalah perlunya

pencapaian nilai tambah yang sebesar-besarnya dari hasil

pertanian melalui penggalakan pengembangan industri

berbasis pertanian. Dengan demikian, secara eksplisit dapat

disebutkan bahwa agroindustri adalah bagian penting dari

program RPPK, kalau tidak ingin kita menyebutnya sebagai

salah satu program utama dari RPPK.

Hadirin yang saya hormati,

Kita pernah punya pengalaman bahwa pengembangan

agroindustri terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi

nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada

tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas

ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap

unan Sam6utan Menteri q}ertandn I;ahan 2005 244

pertumbuhan ekonomi nasional. Pengalaman kita juga

menunjukkan bahwa pengembangan agroindustri di pedesaan

bukan hanya mendatangkan pertumbuhan yang positif, tetapi juga

terbukanya lapangan kerja.

Berkenaan dengan pengalaman tersebut, maka mestinya

kita makin percaya bahwa pengembangan agroindustri

merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat. 0leh sebab itu pengembangan agroindust'ri perlu terus

digalakkan. Proses penggalakan ini tentu saja bukan hal yang

sederhana, karena aspek yang dikembangkan dan masalah yang

dihadapi juga sangat beragam. Dalam kaitan itu pengembangan

agroindustri perlu terfokus, dalam arti komoditas yang

dikembangkan dan potensi pendukung perkembangan

agroindustri lainnya.

Dalam konteks pelaksanaan program RPPK di atas,

Departemen Pertanian telah menetapkan 17 komoditas prioritas.

Penetapan komoditas prioritas ini tentu saja telah

mempertimbangkan berbagai aspek, seperti potensi produksi,

unan Sam6utan Menteri qtenandn qahun 2005 245

potensi pasar (domestik maupun internasional), dan peranannya

terhadap pendapatan petani dan kesempatan kerja, dan

sebagainya. Melalui penetapan ini diharapkan dapat diarahkan

langkah pengembangan produksi maupun peningkatan nilai

tambah melalui pengembangan agroindustri yang akan dilakukan

dalam program tersebut.

Pengembangan agroindustri sebagai suatu bentuk usaha

tentu tidak oukup dengan pemilihan jenis komoditas yang akan

diusahakan; tetapi ada faktor lain yang menentukan dan mutlak

perlu dikuasai, yaitu teknologi. Inovasi teknologi perlu terus dipacu

walaupun bisnis dapat berjalan dengan teknologi seperti yang

telah dikuasai saat ini. Namun ketika bisnis mulai menghadapi

persaingan, maka kebutuhan pelaku bisnis terhadap teknologi

yang lebih efisien, pengembangan produk baru, perbaikan mutu

dan keamanan pangan semakin besar agar tetap dapat eksis

dan mampu memenuhi selera pasar. Semua itu membutuhkan

inovasi teknologi.

Saudara-saudara sekalian,

unan Sam6utan 94enteri qtertanian qiahun 2005 246

Sekitar sebulan yang lalu, tepatnya pada peringatan Hari

Kebangkitan Teknologi Nasional ke 10 (tanggal 10Agustus 2005)

di Jakarta, Bapak Presiden mengemukakan bahwa kontribusi

teknologi lewat penerapan basil riset dan pengembangannya di

semua sektor kehidupan di Indonesia masih rendah. Lebih lanjut

disebutkan oleh beliau bah^ra Indonesia memiliki banyak potensi,

namun tidak berkembang secara optimal karena tidak adanya

sentuhan teknologi. Secara spesifik Bapak Presiden juga

mengungkapkan perlunya ketersediaan teknologi yang

menunjang pengembangan bidang usaha kecil dan menengah.

Pernyataan Bapak Presiden ini mestinya dapat kita pakai

sebagai acuan pengembangan usaha yang berbasis pada

industri pertanian.

Kehandalan teknologi yang dihasilkan tidak terletak pada

kecanggihan teknologi tersebut, tetapi tergantung pada ketepatan

teknologi yang dihasilkan dengan kebutuhan pengguna. Sekedar

contoh nyata, pada bulan Mei 2005 yang lalu saya telah melepas

dua buah merek untuk produk pangan basil penerapan teknologi

yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian melalui Balai

unan Sam6utan Menteri @ertanian fiahun 2005 247

Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Kedua merek tersebut

adalah "PURESSO" untuk produk olahan puree mangga dan"LAURICA" untuk produk minyak kelapa murni atau virgt.n

coconut oil (V CO).

Saya mendengar bahwa kedua produk telah diproduksi

secara komersial oleh sebuah UKM (Usaha Kecil-Menegah)

aan sebuah Koperasi dalam bentuk agroindustri atau industri

berbasis pertanian di Jawa Barat. Saya berharap hal ini tidak

bersifat sesaat, tetapi terus berkembang sehingga benar-benar

dapat memberi keuntungan bagi pelaku usaha serta

menimbulkan dampak positif bagi petani setempat, seperti

peningkatan harga kelapa yang diterima petani dan

sebagainya. Dampak penerapan teknologi yang positif seperti

inilah yang menjadi harapan pemerintah, karena dengan

demikian akan mampu membawa ekonomi wilayah pada

perkembangan yang lebih balk.

Kreativitas penciptaan teknologi merupakan kunci

keberhasilan dalam penerapannya untuk pengembangan UKM.

unan Sam6utan Menteri ®ertandn I;ahun 2005 248

Teknologi pengolahan puree buah bukanlah teknologi canggih

dan bahkan sudah lama dikembangkan, namun kemampuan dan

.kreativitas kita dalam penyederhaan proses dan dukungan

peralatan yang mudah dioperasikan menjadikan teknologi

tersebut dapat dengan mudah diadopsi dan dikembangkan oleh

sebuah UKM di tengah-tengah petani. Sebaliknya teknologi VCO

yang baru popular pada beberapa tahun terakhir ini, teknologinya

dapat dengah mudah diakses melalui berbagai sumber termasuk

Internet, tetapi penerjemahan teknologi dalam bentuk usaha kecil

telah menuntun sebuah koperasi untuk memberdayakan petani

kelapa.

Pasar adalah kata kuncj berikutnya. Kreatjvitas

penciptaan teknologi tanpa memperhatikan pasar akan

menghasilkan teknologi yang sia-sia. Terkai{ dengan aspek ini,

saya menyarankan agar para peneliti dan pengembang

teknologi untuk meningkatkan kemampuannya dalam melihat

potensi pasar-dafi pel-mintaan konsumen. Kemampuan ini

menjadi sangat penting ketika kita menyadari bahwa proses

globalisasi saat ini telah benar-benar mempengaruhi kehidupan

wmn Sam6utan f f l4enteri @ertanian I;ahun 2005 249

(ekonomi) negeri kita ini.

Peserta seminar yang saya hormati,

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak hadirjn

sekalian untuk memberikan perhatian lebih pada aspek efisiensi.

Kita mungkin sudah sangat memahami pentingnya pencapaian

efisiensi yang tinggi, tetapi untuk mewujudkannya dalam kegiatan

produksi kita sehari-hari, rasanya belum cukup kalau kita hanya

mengandalkan pada kinerja teknologi atau kinerja manajemen

yang kita kuasai saat ini. Untuk itu saya menghimbau agar usaha

peningkatan efisiensi pada setiap proses produksi terus

dilakukan dan disempurnakan.

Dari sisi penyiapan teknologi, peningkatan efisiensi dapat

dilakukan manakala kegiatan penelitian dan pengembangan

dilaksanakan secara berkesinambungan, dengan

memperhatikan pencapaian nilai tambah dan daya saing produk

akibat penerapan teknologi tersebut. Untuk itu, kepada pihak

penyedia teknologi, seperti Badan Litbang Pertanian dan

unan San6utan Menteri qtertanian a;ahan 2005 250

Perguruan Tinggi, saya berharap untuk fokus pada usaha

pengembangan teknologi ini seraya memperhatikan hal-hal di

.atas. Saya bersyukur bahwa rencana seperti ini telah terlihat pada

rencana strategis Badan Litbang Pertanian. Namun demikian,

saya ingin menyarankan pentingnya pengujian efisiensi pada

skala pilot sebagai langkah lanjut dari pengujian efisiensi

teknologi di skala laboratorium. Sebab melalui pengembangan

model uhit pengolahan atau model usaha tersebut, petani dapat

dengan mudah belajar dan meniru bentuk-bentuk usaha yang

diyakininya memiliki efisiensi tinggi dan memberikan keuntungan

maksimal.

Efiensi dapat juga ditingkatkan melalui perbaikan

sistem manajemen. Saya menyebutkan di atas perlunya

model usaha yang bisa ditiru petani. Istilah model usaha ihi

tentunya telah mewadahi model teknologi maupun model

pengelolaannya. Dengan demikian pendekatan sistem

manajemen perlu dikembangkan selaras dengan

pengembangan teknologi.

iu'ran Sam6utan anenteri ®ertandn qahan 20o5 251

Saya menyadari bahwa cakupan usaha berbasis

pertanian ini sedemikian luas, sehingga ragam masalah yang

dihadapi membutuhkan jawaban teknologi maupun langkah

manajemen yang sesuai. Untuk itu kegiatan penelitian untuk

penyediaan teknologi perlu memperhatikan prioritas pada

komoditas-komoditas prospektif dan potensial serta

mengacu pada isu-isu nasional maupun internasional yang

berkembang.

Penetapan 17 konioditas prioritas dalam program RPPK

mungkin dapat membantu proses penetapan prioritas tersebut,

tetapi jika terdapat peluang pasar yang lebjh kuat pada komoditas

tertentu, maka pengembangan teknologi selayaknya perlu segera

dilakukan, meskipun komoditas yang bersangkutan bukanlah

salah satu dari komoditas yang telah ditetapkan. Hal ini penting

dilakukan, karena pendekatan pemasaran saat ini tidak cukup

hanya dengan mengandalkan kemampuan produksi /Supp/y

Dr7.yen/,±tetapj juga harus melihat tingginya tingkat permintaan

produt (Demand Driven) .

unan Sam6utan Menteri ®ertanian Tiahun 2005 252

Hadirin yang saya hormati,

Dengan memperhatikan beragam masalah yang dihadapi

bangsa ini, yang sebagian kecilnya sudah saya sampaikan di

atas, maka saya berharap semoga hadirin sekalian dan kita

semua merasa tertantang serta memberikan respon positif untuk

bersama-sama mencari pemecahan masalah-masalah tersebut.

Saya mendapat laporan bahwa pada forum ini telah hadir

beberapa ahli dari IPB yang akan berkontribusi dalam seminar

ini. Para peneliti Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian pun

akan memaparkan hasil penelitian unggulannya, ditambah lagi

dengan kehadiran para pakar dari berbagai institusi se Indonesia

dalam forum ini. Dengan kontributor seperti jtu, maka saya merasa

bahwa seminar ini adalah arena yang sangat tepat untuk

mendiskusikan berbagai teknologi yang dapat mendukung

pembangunan pertanian. Untuk itu saya memberikan

penghargaan kepada semua pihak yang berkontribusi dalam

pelaksanaan seminar ini.

unan Sam6utan Menteri qtertanian q{ahun 2005 253

Akhirnya, dengan memohon ridlo dariAIlah SWT, melalui

bacaan Bismillahir rohmanir rahim, Sem.inar Nas.ional"Teknologi lnovatif Pascapanen Pertanian Untuk

Pengembangan lndustri Berbasis Pertanian" saya buka

secara resmi.

Selamat Berseminar. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Menteri Pertanian Rl,

ttd

Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS

unan San6utan 94enteri qtertandn I;ahun 2005 254