daftar isi
TRANSCRIPT
\;.`'-i?-+--i_ I
Halaman
DAFTAR ISI
1. Keynotes speech Menteri pertanian Republik IndonesiaPada Acara Workshop Penyusunan Kebijakan PupukDalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional ...........
2. Keynotes speech Menteri pertanian Republik IndonesiaPada Seminar DAB Workshop Pekan BiofarmakaNasional 11 " Indonesian Biopharmaca ExhibitionAnd
Congress 2005" (lBEC -2005)
3. Sambutan Menteri pertahian padaAcara silaturahmiDengan Majlis Ta'lim Sabilulhaq
4. Menteri pertanian Republik Indonesia KeynoteAddressBy. H.E. Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS. Minister of
Agriculture of The Republic Indonesia at The 16THIntergovermental Group (IGG) On Tea Meeting ...............
r=
5. Menteri pertanian Republik Indonesia welcome RemarkH.E. Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS Minister of Agricultureof The Republic of Indonesia at Farewel Dinner for lTBCDinner ITBC Participants and Welcome Dinnerfor 16T IGG on Tea Meeting
6. Sambutan Menteri pertanian Republik Indonesia.Pada Acara Panen Raya Sapi Potong di Kabupaten
unan San6utan $4enteri ®ertanian qiahun 2005
27
KarangAsem, Propinsi Bali
7. Keynote speaker Menteri pertanian Rl. Pada KonferensiNasional XVII Himpunan llmu Gulma Indonesia (141 (A) diYogyakarta
8. Sambutan Menteri pertanian Republik Indonesia padaPembukaan Pameran Anggrek Belantara IndonesiaBiak Numfor
9. Sambutan Menteri pertanian Republik Indonesia padaRapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan PropinsiPapua Pada Sosialisasi Hasil-Hasil Konferensi DewanKetahananpangan 2004: Kebijakan PembangunanPertanian Nasional
10. Sambutan Kunci Menteri Pertanian Pada SimposiumPermasalahan Dan Upaya Penanggulangan MikotoksinDan Mikotoksikosis Di Indonesia
11. Sambutan Kunci Menteri Pertanian Pada PuncakAcaraTechnoexpo Hortikultura 2005
12. Pengarahan Menteri Pertanian Republik Indonesia PadaRapat Koordinasi Evaluasi Dan Pengamanan lmplementasiKetentuan lmpor Beras
13. Sambutan Menteri Pertanian Republik Indonesia Pada
unan San6utan 04enteri aertawian I;ahun 2005 n
Acara Penyerahan Bantuan Semen Beku Eks. AmerikaUntuk propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ...............
14. Sambutan Menteri Pertanian PadaAcara wisuda LulusanSekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) TahunAkademik 2004/2005
15. Sambutan Menteri Pertanian Pada Pertemuan KoordinasiPengamanan Produksi Tahun 2005 Dan PersiapanMT. 2005/2006
16. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada Serah TerimaJabatan Ketua Dharma Wanita PersatuanDepartemen Pertanian
17. Keynotes Speech Menteri Pertanian R.I. Pada Seminar" Peran Komunikasi Pembangunan dalam Percepatan
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan" lnstitut Pertanian Bogor
18. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada Seminar NasionalAstrik Go Industry
19. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada PembukaanAcara Senam dan Bola VollyAntar Pegawai LingkupDepartemen Pertanian
20. Sambutan Menteri pertanian R.I. Pada upacara peringatan
urran Sam6utan enenteh ®ertanian qiahun 2005
117
Hari proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Ke€0. 177
21. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada PembukaanSimposium Nasional Dan Kongres Ke-V Perhimpunanllmu Pemuliaan Indonesia (PERIpl) Di UniversitasJenderal Soedirman
22. Sambutan Menteri Pertanian R.I. Pada Seminar UnggasLokal Ill Fakultas Petemakan Universitas Diponegoro ..... 196
23. Sambutan Menteri Pertanian R.I. PadaAcara PencananganTanam Jagung Desa Baraban, Kec. Selemadeg Timur,Kabupaten Tabanan, Bali
24. Keynotes Speech Menteri Pertanian Republik IndonesiaPada Acara Konsultan Public Revitalasasi PenyuluhanPertanian
25. Keynotes speech Menteri pertanian padaAcara seminarNasional Menembus Keterbatasan APBN
26. Sambutan Menteri Pertanian Pada Pembukaan SeminarNasional 'Teknologi lnovatif Pascapanen UntukPengembangan Untuk Pengembangan lndustri BerbasisPertanian"
unan Sam6utan "enteri ®ertanian qahun 2005
226
IV
KEYNOTES SPEECH
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
P AID A A/£ AIRA
WORKSHOP PENYUSuNAN KEBIJAKAN PUPUK
DALAM MENDUKUNG
KETAHANAN PANGAN NASIONAL
JAIIARTA ,13 JULl 2005
Yang saya hormati,
• Ketua dan Anggota poke Khusus pengkajian Kebijakan pupuk
• KetuaKomisilvDPR-Rl
• Direkturutama pT. PUSRl (Holding)
• KetuaAsosiasi (HKTl, KTNA, APPI)
• Para undangan dan peserta workshop
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama
saya mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan
unan Sam6utan Menteri qtertanian qidhun 2005
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan KaruniaNya, sehingga pada siang ini kita dapat
menghadiri acara Workshop Penyusunan Kebijakan Pupuk
Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.
Atas nama pemerintah, perkenankan saya menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Pokja Khusus
Pengkajian Kebijakan Pupuk yang telah memprakarsai
terselenggaranya acara workshop ini, khususnya dalam
menyikapi kondisi perpupukan nasional kita saat ini guna
mendukung ketahanan pangan dan stabilitas sosial ekonomi di
Indonesia.
Saudara - Saudara Sekalian,
Mengawali sambutan ini saya ingin mengingatkan kita
bersama bahwa akselerasi pembangunan ekonomi sektor riil
pada situasi krisis perekonomian nasional pada tahun 1998tertumpu pada sektor pertanian, dan sampai saat ini sektor
pertanian masih mampu menunjukkan share positifhya didalam
unan San6utan "enteri ®enandn a;dhun 2005 2
kontribusi Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Keberhasilan
pembangunan pertanian tidak terlepas dari dukungan semua
pihak terkait yang harus diberdayakan dalam suatu orkestra
Pidato Pengantar Menteri Pertanian Pada Workshop
Penyusunan Kebijakan Pupuk 13 Juli 2005
Iangkah yang serasi sehingga kebijakan prioritas
pem6rintah khususnya untuk revitalisasi pertanian dapat
diimplementasikan oleh semua stakeholder secara efektif.
Visi Pembangunan Pertanian periode 2005 - 2009
adalah "Terwujudnya pertanian tangguh untuk kemantapan
ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani".
Untuk dapat mencapai Visi Pembangunan Pertanian tersebut,
maka program pembangunan pertanian diarahkan pada upaya
untuk dapat memfasilitasi, melayani dan mendorong
berkembangnya usaha-usaha pertanian sehingga memiliki nilai
tambah, daya saing sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terutama petani.
u:nan San6utan Menteri qtertamien qichun 2005 3
Hadirin Yang Saya Hormati,
Semakin kuatnya norma globalisasi merupakan tantangan
sekaligus peluang dalam pembangunan agribisnis kedepan.
Globalisasiperdagangandaninvestasimenyebabkansetiapnegara
mempunyai kesempatan unfuk perluasan akses pasar. Implikasi deri
dinamika lingkungan intemasional tersebut, setiap negara tidak
•.ter.,oualilndohesiadituntutuntukmampumeningkatkandayasaing
produk baik mutu, harga maupun kontinyuitas supply. Perdagangan
komoditas pertanian dalam mengakomodasikan tuntutan pasar
tersebut dihadapkan kepada berbagai kendala khususnya
terbatasnya kemampuan permodalan petani sebagai pelaku usaha
dihulu dalam pengelolaan usaha taninya secara komersial.
Lemahnya permodalan petani serta terbatasnya
kemampuan akses petani kedalam system perbankan
mengakibatkan terhamb,atnya implementasi teknologi ditingkat
petani termasuk penerapan pemupukan berimbang dalam
pencapaian peningkatan produktivitas dan mutu hasil
komoditas pertanian. Mencermati kondisi tersebut serta
unan San6utan Menteri qtertanian I;afaun 2005 4
pentingnya peranan pupuk didalam mendukung Ketahanan
Pangan Nasional, maka pemerintah telah menetapkan
kebijakan dasar yaitu dengan penyediaan subsidi pupuk,
penyediaan subsidi benih, penyediaan Kredit Ketahanan
Pangan (KKP), penetapan Harga Gabah Pembelian Pemerintah
dan peningkatan tarif bea masuk beras dari Rp. 430,-/kg
menjadi Rp. 450,-/kg.
Kebijakan subsidi pupuk meskipun tidak termasuk
kategori "first best policy" namun manfaat ekonominya sangat
luas, karena dampaknya tidak saja secara langsung yaitu pada
usaha tani pengguna pupuk dan industri pupuk dalam negeri,
tetapi juga secara tidak langsung memberikan dampak
pengga.nda (multiplier impact) terhadap berkembangnya
sektor-sektor lain dalam perekonomian. OIeh karenanya dalam
situasi perekonomian saat ini dalam memantapkan
Ketahanan Pangan Nasional subsidi pupuk masih sangat
diperlukan.
Saudara-Saudara Sekaljan,
unan `San6utan Menteri @ertanian fiahun 2005 5
Penetapan kebijakan subsidi pupuk merupakan komitmen
pemerintah dengan lembaga legislatif yang selanjutnya
di laksanakan olch pemerintah dengan mel ibatkan seluruh instansi
terkait bersama-sama dengan stakeholder pupuk baik produsen,
distributor maupun pengecer dan pengguna pupuk di tingkat
pedesaan. Untuk itu, sangat diperlukan pemahaman dari seluruh
pihak terkait dengan selalu mengutamakan kepentingan petani
yang sangat kita andalkan dalam pemenuhan pangan riasional.
Berbagai permasalahan yang terjadi didalam
pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk saat ini terutama masalah
kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk pada saat musim
tanam memberi opini bahwa "subsidi pupuk tidak dinikmati oleh
petani" sehinggga menimbulan kontroversi terhadap kebijakan
yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh p.etani. Mengingat
penggguna pupuk sebagian besar adalah petani pangan yang
merupakan kelompok individu dengan tingkat kesejahteraan
menengah kebawah, maka pengambilan keputusan pemerintah
dibidang pupuk harms dilakukan secara hati-hati. Hal ini penting
karena kebijakan di bidang pupuk bukan saja mempunyai
unan Sam6utan Menteri ®ertanian fiahun 2005 6
implikasi teknis, tapi juga politis yang pada gilirannya dapat
mengganggu sistem kehidupan bangsa secara keseluruhan.
Dukungan regulasi dibidang pupuk baik ditingkat produksi,
distribusi maupun pengawasannya sangat menentukan efektivitas
pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk. Efisiensi penggunaan
pupuk ditingkat petani diarahkan pada penggunaan pupuk
berimbang sesuai dosis pemupukan spesifik lokasi dengan
memperluas penggunaan pupuk majemuk NPK serta medorong
penggunaanpupukorganikuntukmengembalikankesuburantanah
yang telah dieksploitasi dengan penggunaan pupuk kimia secarat6rus menerus dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun.
Masalah pasokan bahan baku produks' pupuk terutama
jaminan pasokan gas bumi yang kita hadapi saat ini diharapkan
dapat segera diselesaikan, sehingga tidck mengganggu
kelancaran produksi dan penyediaan pupuk, selanjutnya fluktuasi
nilai tukar rupiah terhadap dolar sebagai penentu komponen
biaya pokok produksi perlu disikapi oleh para produsen pupuk
dengan perencanaan yang sifatnya jangka panjang sehingga
unan Sam6utan 94enteri ®ertanian I;ahun 2005 7
cash flow keuangan perusahaan tidak mengalami kesulitan.
Saudara-saudara sekalian,
Memperhatikan perdagangan pupuk intemasional saat ini
dengan meningkatnya harga bahan baku maupun harga pupuk
mengindikasikan bahwa ada kecenderungan ketidakseimbangan
antara supply dan demand. Kondisi tersebut perlu segera dicermati
dengan analisa pasar yang tajam sehingga industri pupuk di
Indonesia tidak mengalami kesulitan dan tetap dapat bersaing di
pasar intemasional. Perencanaan jangka panjang dibidang industri
pupuk perlu mendapat dukungan dari regulasi yang semakin
kondusif guna kelangsungan pasokan pupuk baik untuk kebutuhan
dalam negeri maupun ekspor. Dalam hal ini peranan Holding
Pupuk sangat penting untuk mampu mengkomunikasikan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh produsen pupuk
dengan seluruh instansi terkait yang berwenang. Dukungan dari
BUMN pupuk terhadap Program pengembangan pemupukan
berimbang dengan penggunaan pupuk majemuk NPK diharapkan
dapat mengurangi, ketergantungan petani terhadap pupuk Urea
u;:nan Sarm6utan "enteri ®ertanian Tiahun 2005 8
yang pada akhirnya dapat membantu peluang ekspor sebagai
salah satu sumber devisa Negara.
Dalam forum yang berbahagia ini sekali lagi saya
menegaskan bahwa untuk mendukung pembangunan
pertanian khususnya dalam pemantapan Ketahanan Pangan
Nasional tetap diperlukan subsidi pupuk. Sesuai dengan
Keputusan Rapat Kerja Pemerintah dengan Komisi IV DPR-
Rl tanggal 7 Juli 2005 telah disepakati bahwa subsidi pupuk
tahun 2006 akan dilanjutkan untuk semua jenis pupuk yaitu
Urea, SP-36, ZA dan NPK. Pola subsidi pupuk masih sama
dengan pola subsidi tahun 2005 yaitu subsidi tidak langsung
ke petani, dimana subsidi pupuk Urea diberikan dalam bentuk
subsidi gas, sedangkan untuk pupuk non-Urea diberikan
dalam bentuk subsidi harga. Selanjutnya untuk mendukung
pemberian pupuk subsidi .terhadap petani agar lebih efektif
maka diusulkan adanya subsidi biaya transportasi pupuk di
daerah remote dan biaya pengawasannya. Untuk itu keputusan
politis tersebut perlu segera ditindaklanjuti oleh seluruh
instansi terkait.
unan San6utan Menteri a?ertanian q;ahun 2005 9
Menyikapi wacana terhadap subsidi langsung kepada
petani dimasa mendatang, perlu mendapat perhatian dari Pokja
Khusus Pengkajian Kebijakan Pupuk untuk merumuskan pola
subsidi dimaksud termasuk pengamanannya, sehingga
kebijakan pupuk untuk sektor pertanian seutuhnya dapat dinikmati
oleh petani guna peningkatan kesejahteraannya yang tentunya
mempunyai resultant pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia
secara keseluruhan.
Para Hadirin yang Berbahagia,
Mengakhiri sambutan ini, saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada PT. Pusri Holding dan seluruh pihak terkait yang
telah memfasilitasi pelaksamaan workshop ini yang tentunya akan
sangat bermanfaat bagi pemerintah dalam penyempurnaan
kebijakan pupuk nasional ke depan. Hasil diskusi mengenai
rumusan kebijakan pupuk nasional dalam forum ini, akan saya
tindaklanjuti dalam forum yang lebih tingggi.
Semoga Allah Subhanahuwata'ala selalu meridhoi usaha
unan San6utan Menteri ®ertandn a;ahun 2005 10
kita semua.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
tt:i'ran San6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005
KEYNOTES SPEECH MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
PADA SEMINAR DAB WORKSOP
PEKAN BIOFARMAKA NASIONAL Ill"INDONESIAN BIOPHARMACA EXHIBITION AND
CONGRESS 2005"
(lBEC -2005)
YOGYAKARTA,14 JULI 2005
Assalamua'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Yang saya hormati :
• Pejabat Lingkup Departemen pertanian, Departemen Terkait
Tlngkat Pusat dan Daerah serta Perguruan Thnggi;
• Para pengusaha dan peneliti di Bidang Biofarmaka;
• Hadirinsekalian;
Puji syukur dan bahagia atas karunia Tuhan, yang telah
berkenan mempertemukan kita semua dengan pakar dan
unan San6utan Menteri @ertanian qahun 2005 12
pemerhati biofarmaka di Karaton Ngayogyakarta yang kita
cintai ini. Forum seminar ini sangat penting dalam upaya
mendiskusikan dan mensosialisasikan ide yang terkandung
dalam kebijaksanaan Pengembangan Agribisnis Biofarmaka
guna mendapatkan gambaran tentang aspek-aspek apa saja
yang sudah dan perlu dikerjakan. dalam rangka"Memanfaatkan Ragam Fungsi dan Kegiatan Pengembangan
Biofarmaka untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat",
sehingga dapat lebih memajukan aktivitas agribisnis
biofarmaka di Indonesia. Demikian juga dengan pelaksanaan
workshop "Strategi dan Kebijakan Pengembangan
Biofarmaka" menjadi salah satu upaya untuk merevatalisasi
Forum Kerjasama Pengembangan Biofarmaka (FKsPB),
sehingga tujuan FKsPB untuk mengembangkan Biofarmaka
di Indonesia dalam aspek penelitian dan pengembangan,
diseminasi, perencanaan, koordinasi pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi dapat berfungsi optimal. Harapan
kita bersama dengan pertemuan kali ini akan membuahkan
hasil-hasil positif yang mengarah kepada optimalisasi fungsi
FKsPB-
unan Sam6utan 914enteri apertanian arahun 2005 13
Ruang lingkup biofakrmaka cukup luas meliputi tumbuhan,
hewan dan mikroba baik di darat maupun di lautan, semuanya
itu dapat dimanfaatkan sebagai obat, kosmetika tradisional
dan terapi. Dengan demikian biofarmaka menjadi salah satu
sumber daya alam yang patut mendapat apresiasi kita semua
untuk menjadikan komoditas biofarmaka sebagai andalan di
masa sekarang dan masa depan, yaitu sebagai salah satu
andalan sumber pertumbuhan ekonomi baru abad ke 21 ini.
Seperti kita maklumi besama, produk agribisnis biofarmaka
memiliki pasar yang sedang tumbuh baik domestik maupun
intemasional, hal ini disebabkan oleh makin dicintainya produk
biofarmaka oleh masyarakat dunia. Kecintaan itu perlu kita
respon melalui usaha keras tanpa lelah dan terus
meningkatkan mutu produk biofarmaka yang kita hasilkan.
Kita tidak akan dapat mengembangkan agribisnis
biofarmaka, bila aspek mutu dan kebersinambungan
ketersediaan bahan baku hayati biofarmaka kurang
mendapat perhatian serius dari para pakar dan pemerhati
biofarmaka yang terhormat. Tanpa perhatian serius akan
unan Sam6utan Menteri ®eTtanian a;ahun 2005 14
mutu dan kesinambungan bahan baku tersebut, kita tidak
akan dapat mengembangkan produk-produk spesifik
biofarmaka seperti: (a) Produk organik tanpa pestisida; (b)
Produk dengan image "menyehatkan, menyegarkan dan
menguatkan"; (c) Produk yang memberi nuansa ramah
lingkungan dan berkelanjutan; (d) Produk inovatif dengan
kemasan yang menarik dan higienis.
Upaya membangun daya saing argibisnis biofarmaka pada
skala global sepatutnya tidak hanya bertumpu pada
keunggulan komparatif sumber daya alam yang kita miliki,
tetapi perlu langkah maju melalui peningkatan produktivitas,
diversifikasi keanekaragaman produk biofarmaka yang
bermutu tinggi. Untuk itulah peningkatan kapasitas SDM dan
inovasi teknologi ramah lingkungan perlu ditempatkan
sebagai salah satu bagian terpenting dari pembangunan
agribisnis biofarmaka.
Fakta menunjukkan bahwa penelitian-penelitian yang
dilakukan dalam rangka pengembangan argibisnis berbasis
unan Sam6utan menteri ®eTtanian qahun 2005 15
biofarmaka telah melibatkan partisipasi berbagai stakeholder
yang ada baik penelitian yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga penelitian pemerintah maupun perusahaan-
perusahaan swasta. Akan tetapi sinergisme dari berbagai
institusi tersebut belum optimal, belum terintegrasi satu sama
lain, mulai dari sub sistem penyediaan input, subsistem
budidaya sampai dengan sub sistem industri dan pemasaran.
Sejak tahun lalu ini telah dirintis demplot di beberapa
kabupaten yang merupakan kegiatan terpadu dari hulu sampai
hilir dengan melibatkan instansi terkait.
lndustri biofarmaka sesungguhnya merupakan bisnis masa
depan yang menjanjikan terutama untuk membantu
mengembangkan ekonomi kerakyatan. Guna mewujudkan
keinginan tersebut, diperlukan upaya membangun kemitraan
yang saling menguntungkan antar pelaku yang terlibat melalui
pembentukan kelembagaan yang kokoh. Ini penting bukan saja
untuk kepentingan pemasaran dalam negeri tetapi juga
sekaligus untuk menghadapi pasar internasional.
unan Sam6 utan enenteri ®ertanian qiafrun 2005 16
Semua aspek-aspek yang saya uraikan tersebut merupakan
tantangan bagi kita semua untuk dapat memberikan solusi
dan pembahasan di seminar dan worksop ini, merumuskan
konsep-konsep pemikiran yang mendasar dalam
penangananya, menyiapkan langkah-langkah operasional
pelaksanaan secara holistik, terintegrasi dalam suatu
skenario yang koordinatif baik di dalam sektor maupun lintas
sektor. Djdasari bahwa tugas seperti ini cukup-berat dan
mungkin tidak bisa dikerjakan dalam seminar dan workshop
selama dua hari ini saja.
OIeh karena itu harus dibuat agenda yang jelas baikjangka
pendek, menengah maupun jangka panjang. Untuk itu mari
kita bersama-sama kerja keras dengan komitmen yang kuat
untuk memajukan agribisnis biofarmaka, terutama kita yang
hadir dalam forum ini. Hanya dengan demikian kita dapat
mewujudkan pengembanga.n agribisnis biofarmaka di
tengah-tengah persaingan global sehingga apa yang
diinginkan oleh bangsa ini dapat terwujud,
unan Sarm6utan Menteri aenanian I;ahun 2005 17
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Menteri Pertanian RI,
ttd
Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sam6utan Menteri ®ertanian qaliown 2005 18
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
PADA ACARA
SILATURAHIEM DENGAN
MAJLIS TA'LIM "SABILULHAQ"
JAKARTA,16 JULI 2005
Yang saya hormati,• Saudara Bupati Kabupaten Tangerang beserta jajarannya
• Saudara pengurus dan anggota MajlisTa'lim sabilulhaq
• Anak-anak dari YayasanAIQuraniyah yang saya cintai
Assalamualaikum Warohmatullah Wabarakatuh,
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah
Subhanawataala; Rab dari segala yang ada di jagat raya -yang
tak henti-hentinya melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
seluruh mahluk ciptaan-Nya, dan dengan kuasa-Nya pulalah di
pagi yang cerah ini, saya dapat bertemu dan berkumpul bersama
dengan saudara-saudara anggota Majlis Ta'lim Sabilulhaq dan
anak-anak yang tercinta dari Yayasan panti Asuhan AIQuran iyah,
unan San6utan 04.enteri qtertan;ion a;ahun 2005 19
dalam keadaan sehat dan berbahagia serta tanpa kurang sesuatu
apapun; Lebih dari itu pagi ini saya benar-benar merasa
bersyukur kepada lllahi Rabbi atas kesempatannya dapat
berkumpul bersama-sama untuk berbagi kebahagiaan dengan
para yatim/piatu dari Yayasan AIQuraniyah, semoga pertemuan
ini mendapat ridha dari Allah subhana wataala.
Saudara-saudara dan hadjrin yang berbahagia,
Masalah pengentasan kemiskinan, perbaikan
kesempatan memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan dan
kesempatan kerja, terutama di pedesaan merupakan perhatian
utama dari Pemerintah Kabinet Indonesia bersatu. Komitmen
terhadap penyelesaian masalah tersebut telah dimulai dengan
berbagai kebijakan dan program yang dilaksanakannya, seperti
program pendidikan gratis sembilan tahun, program pelayan
kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu dan program
pembangunan pertanian pedesaan untuk peningkatan
pendapatan dan memperluas lapangan kerja di pedesaan.
unan Sarm6utan Menteri ®ertawian qahun 2005 20
Salah satu program pemerintah dalam bidang pertanian
dalam upaya mengurangi kemiskinan dan menciptakan
lapangan kerja dipedesaan serta mendinamisasi ekonomi
pedesaan dilakukan melalui Revitalisasi Pertanian Perikanan dan
Kehutanan.
Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan yang telah dicanangkan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, beberapa waktu yang lalu di Bendungan
Serba Guna lr. Haji Juanda -Jatiluhur -Purwakarta, bertujuan
untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran, di pedesaan.
Program revitalisasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan daya
saing preduk pertanian, perikanan dan kehutanan, membangun
ketahanan pangan dan mengurangi ketimpangan antar wilayah,
membangun kesinambungan kegiatan pertanian, perikanan dan
kehutanan serta sekaligus upaya pelestarian lingkungan
hidup.0leh sebab itu dalam upaya mendukung keberhasilan
revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan, maka berbagai
potensi ekonomi didorong untuk bersinergi untuk mendukung
kegiatan tersebut.
ii,nan Sarm6 utan jMenteri apertanian q;ahun 2005 21
Saudara-saudara dan hadirin yang berbahagia
Dalam kesempatan kunjungan kerja minggu yang lalu,
saya menyempatkan untuk berkunjung dan menginap di rumah
petani di sebuah desa yang berada di Kabupaten Karawang;suatu tempat yang letaknya tidak lebih dari seratus kilometer dari
lbu Kota negara -Jakarta. Kesempatan itu dimaksudkan untuk
melihat dan merasakan lebih dekat lagi suasana keseharian dan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para petani. Dari
kesempatan kunjungan tersebut saya mendapat informasi dan
pengalaman yang sangat berharga; bukan saja informasi danmasalah yang dihadapi dalam bidang pertanian, bahkan
berbagai hal lainnya seperti informasi dan kondisi dalam bidang
kesehatan dan pendidikan masyarakat petani.
Saat melakukan "incognito" disekitar areal pertanaman
dan perkampungan petani yang di kunjungi, secara kebetulan
melewati tiga buah gedung Sekolah Dasar yang kondisinya
sangat memprihatinkan; atapnya terlihat bolong, dinding sekolah
bolong dan terkelupas, lantai ruangan sekolah sangat kotor dan
urran Sam6utan Menteri ®ertanian qahun 2005 22
meja belajar siswa yang Sebagian besar rusak, dengan kondisi
centang perenang, tanpa ada satupun alat bantu belajar yang
tersedia bagi siswanya. Informasi selanjutnya yang didapatkan
dari Camat setempat, bahwa di wilayahnya terdapat 30 Gedung
Sekolah Dasar, den hanya 3 sekolah dasar saja yang kondisinya
oukup baik. Melihat kenyataan itu hal yang terlintas dalam pikiran
saya adalah bagaimana meningkatkan kondisi sumberdaya
pertanian jika sarana dan prasarana penunjangnya saja sangatburuk, disisi lain kemampuan pemerintah pun relatif terbatas.
Pembangunan pertanian memang erat kaitannya dengan
masalah kesehatan dan pendidikan, terutama masyarakat yang
tinggal di pedesaan. Dengan adanya masyarakat yang sehat dan
berpendidikan cukup baik, maka berbagai upaya perbaikan
dalam bidang pertanian akan lebih mudah untuk dilaksanakan.
Kekurangmampuan dalam bidang finansial masyarakat memang
kerapkali menjadi kendala utama dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dalam bidang kesehatan dan
pendidikannya. Hal itu memang sulit kita pungkiri; pada sebagian
besar petani kita yang penghasilannya masih relatif kecil seperti
unan Sam6 utan Menteri aertanian qlahun 2005 23
petani , untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan
yang memadai masih merupakan sebuah harapan harus dapat
diwujudkan. Contoh yang paling sederhana dan aktual adalah
saat saya berkunjung ke sebuah desa di Kabupaten Kerawang
itu, saya menyaksikan sendiri betapa memprihatinkannya sarana
pendidikan yang tersedia. Gedung-gedung sekolah dasar yang
saya temui nyaris semuanya dalam kondisi yang rusak dan tidak
layak untuk dijadikan sebagai sarana tempat belajar mengajar.
Saudara-saudara sekalian yang berbahagia
Cerita yang saya kemukakan diatas tadi sekedar ingin
memberikan gambaran kepada kita semua, betapa masih
banyaknya anak-anak bangsa; anak-anak harapan dan tumpuan
kita di masa yang akan datang, yang tinggal di pelosok-pelosok
desa, disudut-sudut kota, disekitar lingkungan kita dan bahkan
mungkin dalam keluarga kita yang belum mendapatkan
kesempatan pendidikan yang memadai atau bahkan sama sekali
belum mendapatkannya. Mereka tentu saja sangat memerlukan
uluran tangan dari kita yang mampu untuk membantunya.
unan San6utan Menteri q}ertanian qahun 2005 24
Keberpihakan terhadap kelompok masyarakat yang
kurang beruntung memang harus kita pupuk, bina dan tumbuhkan.
Ini adalah salah satu bentuk keperdulian yang paling realistis dari
sebuah masyarakat yang beragama dalam upayanya
membentuk suatu masyarakat bangsa yang kuat, taat beragama
dan berpendidikan yang oukup, Bukankah Nabi Muhamad SAW
mengingatkan kepada kita agar kita tidak meninggalkan generasi
yang iemah dan tidak berpendidikan, karena jika hal itu masih
terjadi, maka itu merupakan awal dari keterpurukan yang akan
ditemui di masa yang akan datang.
Saudara saudara sekalian yang berbahagia,
Mengusahakan pendidikan yang memadai bagi kelompok
yang kurang beruntung, seperti juga para anakanak yatim/piatu -adalahmerupakankeperduliandantanggungjawabsertakewajiban
kita semua sebagai warga negara dari kelompok dan agama
apapun yang diakui di bumi yang kita cintai ini. OIeh sebab itu pada
kesempatan ini saya mengajak saudara-saudara yang memiliki
kemampuan; balk kemampiian harta, tenaga ataupun pemikirannya
unan Sam6utan Menteri qtenanian qahun 2005 25
Liifuksamarsamamenyingsirrtybafudanmengulurkantangannys
untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkannya.
Dengan bantuan dan uluran tangan ini, lnsyaAIlch kita akan mampu
mengantarkanmerckauntukmenyambutmasadepannyadengan
peruh optimisme dan percaya diri.
Mengakhiri sambutan ini , saya mengucapkan terima kasih
kepada saudera-saudara yang telah mau menafl{ahkan sebagian
dari rizkinya untuk beramal kebajikan di jalan yang Allah ridhoi.
Semoga Allah Subhana Wataala Selalu meluaskan dan
melapangkan rizqinya, memberikan kekuatan dan memberikan
petunjuk-Nya kepada kita semua. Semoga juga AIlah termsmemberikan kemudahan dan kekuatan kepada upaya kita semua
khususnya kepada anak-anak dari Yayasan Alquraniah. Amin.
Vvassalammualakum warahmatulah wabarakatuh
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sa:m6utan Onenteri qettandn I;ahun 2005 26
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
KEYNOTE ADDRESS
By
H.E. Dr. Ir. ANTON APRIYANTONO, MS.
MINISTER OF AGRICULTURE
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
At
THE 16TH INTERGOVERNMENTAL GROUP (lGG) ON TEA
MEETING
19 JULY 2005, NUSA DUA, BALI
Excellency Dewa Made Beratha, Governor of Bali
Province Distinguished Delegates from FAO and Non
FAO member countries,
Ladies and gentlemen,
Assalamu'alaikum Warahmatul lahi Wabarakatuh
Good moming,
u:nan Sarm6utan Menteri qtertanian q;ahun 2005 27
It is indeed a great pleasure for me to extend a warm
welcome to distinguished delegates present at this 16th Session
of the lntergovemmental Group (lGG) on Tea in Nusa Dua Bali. If
I may recall, this is the second time Bali has been entrusted to
host this lGG on Tea Meeting since 1997. On behalf of the
Government of the Republic Of Indonesia I am very grateful to all
of you for chcosing Bali as the venue of this session.
Having said that, I put on record the merit Of our deliberations
during the next three days. Your presence here has attested your
commitment that tea is still and will continue to be an important
commodity. To date, tea has been contributed significantly to the
economicdevelopmentofourcountry.Asweknowagrioulturesector
is treated as a main priority in Indonesia economic Development to
enhancement product competitiveness and to increase the
prosperity of smallholders we hope that tea agribusiness can
contribute to achieve the both objectives. As such, it is timely for us
toenhancethespiritOfcooperationandsolidarityindealingwiththe
issuesOfourcommonconcems,aswellaschallengesanddaunting
task before us. In this respect, I believe that Bali, with its conducive
unan Sam6utan Menteri aeriandn Tiahun 2005 28
atmosphere, wi ll be supportive in your productive del iberation.
At this opportunity, I must not fail to express my deep
thanks and highest appreciation to FA0 through the Secretariat
of lGG on Tea for its full support and cooperation since the
preparation of this meeting. We believe that FAO will continue
playing an effective role in advancing our cooperation on the
development of tea commodity.
Distinguished Delegates, Ladies and Gentlemen,
Let me share with you in brief, the updated information on
the development of tea in Indonesia including the role of the
govemmentwhich1believewillbevaluableforyourconsideration.
As you all might have been aware, tea plantation in
Indonesia has been developed since the 19th century and then
shown an upward trend in its growth. Its planting areas are
increasing steadily with a rate of 0.8 percent from 129 thousand
hectares in 1990 to 143 thousand hectares in 2003. In the year
unan Sarm6utan Meuteri qier¢anian qlchun 2005 29
2003, Indonesia is even listed as the fifth largest tea producer in
the world, with a total tea production of 168 thousand tons.
This upward trend in the development of tea plantation in
Indonesia has triggered tea downstream industry to grow very
well in the country. This has been indicated by wide varieties of
processed tea, including readyiordrink tea, both being bottledand tetra-packed, which can be found in the domestic market.
I must underscore here that the development of both tea
plantation and tea downstream industry in Indonesia is nct without
problems. Some of these problems, which have brought about
quite significant consequences, can be put forward here. In the
plantation sector, the problems involve, among others, low yield
and low selling price in both domestic and world market. In the
downstream industry, those problems include value added tax,
high economy, and low tea consumption per capita. All these
problems have attracted the attention of all concerned parties inIndonesia, both government and private institutions. The
Government Of Indonesia, in this case Ministry of Agrioulture, in
u:inn San6utan Ouenteri qter€attian I;than 2005 30
collaberationwithallrelatedorganizationehasbeen\rorkinghand-
in-hand to find a viable solution for the problems. A number of
government programs have been developed, which include thefollowing:
Research programs to Create high yielding and high quality
clones as well as adding value products; Generic promotion
to inorease tea domestic consumption;
Remedy of fiscal policy on tea (VAT, import tariff
harrronization).
Distinguished guests Ladies and gentlemen,
Looking at the world market Of this commedity, in fact, tea
industry in the world is now facing a disadvantageous situation
due to the imbalanced supply and demand of tea. The most
significant consequence it brings has been a significant drop in
tea price, which deteriorates operations of tea producers, both
small holding and big plantations. This situation has been
u:na:n San6utan "anteri qtertandn a;chum 2005 31
worsened by several new coming issues in relation to the concept
of non-tariffs such as SPS, world pallet certjfication (SPM15),
minimum residue limit (MRL) of pesticide content, sustainable
tea and the ethical tea partnership.
Distinguished guests Ladies and gentlemen,
For the next three days, vre will discuss the crucial agenda
of our common concerns such as market development, factors
affecting demand, and intergovernmental action.
ln this regard, I would like to appeal all of you to work
togethertofindstrategiesforthebettermentOfteafromthecurrent
situation. Sharing experience among participants from many
different countries is highly encouraged here in order to enrich
our knowledge and skill, which can be applied in our own
respective country.
Finding strategies to reverse the downward trend in the
demand Of tea products in the world market should be the foous
iL;nen San6utan "enteri ®ertanian I;ahun 2005 32
of our discussion. Promotion has been widely identified as the
most critical aspects to boost the demand for tea products.
Several aspects of tea, which have a quite significant contribution
to the demand of this commedity, such as its health benefit, should
be promoted.
lt is also worth mentioning here, that institutional building
is also quite Critical for the development of tea industry in the
worid.
Distinguished guests Ladies and gentlemen,
As part of tea community, I am optimistic that, with our
strong determination, this meeting will come up with practical
recommendations and concrete outcome.
Before I conclude, let me suggest all of you to take the
opportunity in-between the session to enjoy the beautiful views of
Bali, which is widely known as the Island of Thousand Temples.
Enjoy also the warmth and hospitality of the Balinese people.
ur.an Sarm6utan ffl4enteri q3ertanian qiahun 2005 33
With this, I declare The 16th IGG on Tea Meeting officially
OFrm.
1thankyou
Wassalamu'alai kum Warahmatul lahi Wabarakatuh
MinisterofAgriculture,
ttd
Dr lr. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan "enteri qtercanien qchun 2005 34
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
WELCOME REMARK
H.E. Dr. Ir. ANTON APRIYANTONO, MS
MINISTER OF AGRICULTURE
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
At
FAREWELL DINNER FOR ITBC PARTICIPANTS AND
WELCOME DINNER FOR 16r lGG ON TEA MEETING
JULY 19, 2005 ,NUSA DUA,BALI
Excellency Dewa Made Beratha, Governor of Bali
Province,
Distinguished Guests,
Ladies and gentlemen,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Good Evening;
unan San6utan "enteri qtertandn qahati 2005 35
First of all, praise be to God, the All Merciful that only with
His permission we can all be here these days to attend valuable
International Tea Business Conference The 2'd and
lntergovernmental Group On Tlea The 16th . It .is a great pleasure
for me to be here with you and to welcome all of you, especially
our guests from abroad. I feel honored to be involved in this
international tea community.
Distinguished Guests, Ladies and gentlemen,
We are agree that tea industry plays an important role in
the economy of many countries. Its contribution covers economic,
scoial and ecological aspects. The agribusiness systems of the
tea industry, which cover business activities from up stream to
down stream industry have been sources of export earning and
gives life for millions people in the world, mostly in developing
countries.
Knowing the important of tea in the economy your
respective country , there is a need for tea producing and importing
unan Sam6utan "enteri qtertanirn dydhun 2005 36
countries to cooperate in harmony in order boost and enhance
the development of tea industry. Therefore, though I wasn't be
here during last two days of lTBC , I do believe that lTBC
participants have had come up with best strategies to develop
tea industry . I also expect that during the next three days of The
16'h lGG 0n Tea Meeting Government Representatives from tea
producing and importing countries will discuss further, policies
and programs to facilitate the development of tea industry.
Distinguished Guests, Ladies and gentlemen
Talking about the important of Tea Industry for many
countries, I think we need to put in our mind about the importance
of solidarity and friendship among us by building a strong
networking and sharing information. On this dinnerwith cultural
night, beside to introduce you with the Balinese oulture, it will also
give us the opportunity and more time to know each other. We
will have a relaxing moment with a track of Balinese Dances which
I believe many of you are eager to enjoy.
unan Sarm6utan "enteri qtertanian qlalun 2005 37
Distinguished Guests, Ladies and gentlemen,
I would recommend that you also can spend some of your
time to have a lcok at the beautiful island of Bali for its interesting
tourist objects. But for those lTBC participants who have to leave
tomorrow, I'd like to say gcod bye and have a safe trip back home.
For The Delegates of the 16th IGG 0n Tea Meeting, I welcome
you and will be with you in some sessions of the meeting.
Finally, I wish you all to have a pleasant moment of time.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
MinisterofAgriculture,
ttdDR. Ir. ANTON APRIYANTONO, MS
unan Sarm6utan Menteri qtertandn q7ahun 2005 38
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Rl.
PADAACARA
PANEN RAYA SAPI POTONG
DI KABUPATEN KARANG ASEM, PROPINSI BALI
HARI SELASA, TANGGAL 19 JULl 2005
Yang saya hormati:
• Gubemurpropinsi Bali
• Bupati KarangAsem
• Pain anggota DPRD Kab. KarangAsem
• Anggota Muspida Kab, KarangAsem
• Para pejabat dan jnstansi terkait
• Para pengusaha, Petani dan petemak, serta undangan
yang herbahagia
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Pertar Tama-tama marilah kjta panjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat dan
unan San6utan 84enteri aertanien qlchun 2005 39
Hidayah-Nya kepada kita-semua sehingga pada hari ini kita dapat
berkumpul disini dalam keadaan sehat wal'afiat datam rangka"Panen Raya Sapi Potong di Dusun Alas Ngandang,Desa
Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupateri Karang Asem."
Saya menilai pelaksanaan kegiatan panen raya in dapat
memotivasi para peternak dan stakeholders lainnya untuk lebih
meningkatkan aktivitas peternakan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak serta
ekonomi pedesaan pada umumnya.
Saudara-saudara sekalian
Sampai saat ini pembangunan sektor pertanian telah
menunjukkan hasil-hasil yang nyata bila dilihat dari beberapa
indicator antara lain dari sisi pertumbuhan PDB, penyediaan
kesempatan kerja, perkembangan produksi, peningkatan ekspor
dan pemantapan ketahanan pangan. Sementara sasaran
sasaran yang hebdak dicapai untuk tahun mendatang khususnya
tahun 2cO6 yaitu tingkat pertumbuhan sector pertanian 3,17 %,
penyerapantenagakerja41,9jutaorangsertaadanyapenurunan
unan Sam6utan "enteri qiertandn`dyahan 20o5 40
yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin menjadi sekitar
15 % dari total penduduk.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan pertanian serta untuk mengatasi beberapahambatan dan kendala yang dihadapi maka perlu adanya
revitalisasi pertanian yang mendasar Sasaran revitalisasi
pertanian adalah pertumbihan sektor pertanian rata-rata 3,52
persen per tahun serta meningkatnya pendapatan petani.Caranya dengan meningkatkan kemampuan petani,
penguatan kelernbagaan pendukung, pengamanan ketahanan
pangan dan meningkatkan produktifitas, daya saing dan nilai
tambah produk pertanian Revitalisasi pertanian pada dasarnya
dimaksudkan untuk membangun pedesaan yaitu
meningkatkan efektif permintaan di pedesaan dan
mengharapkan sektor-sektor lain juga ikut tumbuh dan
berkembang bersama sektor pertanian.di pedesaan Saat ini
dana yang beredar di pedesaan Sangat minim Sekitar 60
persen simpanan di perbankan berasal dan masyarakat desa,Namun 60 persen yang memanfaatkan dana itu rnasyarakat
unan Sam6utan Menteri qkrtanian q{chun 2005 41
kota. Masyarakat desa hanya memanfaatkan 40 persen dan
kredit perbankan. Hal ini teriadi karena lingkup bisnis di desa
Sangat terbatas, dengan demikian revitalisasi pertanian juga
menciptakan peluang bisnis di pedesaan.
Revitalisasi pertanian akan berhasil apabila dilaksanakan
sebagai satu kesatuan program dengan departemen artinya
revitalisasi pertanian tidak akan bisa berjalan apabila hanya
menjadi pekerjaan Depertemen Pertanian saja. 0leh karena itu
revitalisasi pertanian haruslah menempatkan pertanian sebagai
landasan pembangunan ekonomi yang implikasinya seluruh
pembangunan ekonomi yang dilakukan aouannya pertanian.
Saudara-saudara sekalian,
Dalam rangka meningkatkan produksi dan preduktifitas.
Sub Sektor Peternakan masih dihadapkan kepada sejurnlah
kendala dan masalah yang harms segera dipecahkan antara lain
(1 ) Masalah berjangkitnya penyakit hewan menular antara ; Flu
Burung. (2) keterbatasan akses terhadap layanan usaha.
unan San6utan Menteri a)erta:nan qjdeun 2005 42
terutama permodalan] (3) tingkat penguasaan manajemen usaha
yang masih lemah (4) pesisi tawar petani yang rendah, (5) skala
usaha peternakan yang dimiliki belum optimal (6) serta (7)
kebijakan rnakro ekonomi yang belurn berpihak kepada petani.
Disamping permasalahan diatas, pembangunan
petemakan juga dihadapkan kepada pada tantangan yang palingmendesak untuk segera ditangani, yaitu : (1) Semakin
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan
kenaikan produksi hasil peternakan, (2) rendahnya daya beli
masyarakat terhadap produk peternakan yang mengakibatkan
rendahnya gizi masyarakat akan protein hewani, (3) optimalisasi
pemanfaatan sumber daya ternak lokal yang berkelanjutan, (4)
peningkatan importasi produk peternakan dan status
kehalalannya, (5) besamya impor bahan baku pakan temak. (6)
pengaturan tata ruang untuk kawasan peternakan baik secaranasional maupun wilayah, (7) penurunan tingkat pengangguran
dan kemiskinan, (8) globalisasi perdagangan dan investasi
Saudara-saudara yang saya hormati,
tinan Sam6utan Menteri ®ertandn q;aftun 2005 43
Untuk mencapai sasaran besar diatas, maka arah
kebijakan yang perlu dilakukan adalah (1 ) mengembangkan
kawasan usaha dan Skala usaha petemakan yang ekonomis, (2
meningkatkan SDM peternakan yang berkualitas. (3)
menyediakan sarana pendukung dan kebutuhan infrastruktur, (4)
mewujudkan sistem inovasi peternakan yang tepat, (5)
mewujudkan sistem pembiayaan usaha yang menguntungkan
peternak, (6) mewujudkan kelembagaan peternak yang kokoh.
(7) menyediakan sistem insentif dan perlindungan bagi, petemak,
( 8) mewujudkan kawasan pengembangan temak unggulan, (9)rnenerapkan praktek petemakan yang baik (Good Formt.nq
Pract/ce/, /70/ mewujudkan pemerintahan yang balk, bersih dan
berpihak kepada petani .
Pelaksanaan kegiatan panen raya sapi potong ini
merupakan upaya untuk meningkatkan preduksi daging yang
selama ini masih banyak ketergantungan imper untuk memenuhl
kebutuhan dalam negeri. Melalui pelaksanan panen raya sapi
potong semacam ini, kiranya daerah lain lebih termotivasi untuk
meningkatkan produktifitas temak yang ada di daerahnya
unan Sam6utan Menteri ®ertavian qdhun 2005 44
sehingga pada saatnya nanti kita tidak lagi perlu mengimpor
daging yang banyak mengeluarkan devisa.
Saya menilai bahwa pelaksanaan kegiatan panen raya
sapi potong yang merupakan program pemerintah kabupaten
Karang Asern sangat tepat dan strategis sebagai antisipasi
terhadap permasalahan dan tantangan yang ada dengan
mencanangkan 3 program aksi yakni (1 ) panen raya sapi potong,
(2) parneran peternakan, (3) pelayanan petemak terpadu
Saudara-saudara yang saya hormati,
Dalam rangka mempercepat pembangunan pertanian
pada umumnya dan pengembangan peternakan padakhususnya, kesediaan pembiayaan (modal) merupakan salah
satu akselerator bagi keberhasilan pengembangan usaha
petemakan namun demikian, dengan semakin terbatasnya dena
yang bersumber dari pemerintah sebagai akibat krisis ekonomi
pada waktu yang lalu maka perlu dicarikan alternatif sumber
pembiayaan yang lain baik yang berasal dari lembaga keuangan
uno:re San6utan "enteri qtertanian mchun 2005 45
perbankan maupun nonperbankan.
Salah satu sumber pembiayaan yang berasal dan
perbankan yang terjangkau dengan suku bunga murah adalah
skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP). KIG telah berialan selama
4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tahun 2007. secara
kumulatif penyaluran KKP sub-sektor Peternakan dengan bunga
10%/tahun sangat menggembirakan dengan realisasi mencapai
Rp. 272,4 milyar atau 96,5 % deri plafon sebesar Rp. 282,3 milyar.
Khusus Propinsi Bali, realisasinya sebesar RP. 100,156 milyar
atau 35,84 % dari plafon nasional.
Dapat saya kemukakan disini bahwa kinerja KKP ini
oukup menggembirakan terutama dari aspek Non-Performing
Loan (NPL) atau tunggakan kreditnya yang relative kecil yaitu
0,08% untuk KKP tebu, 5,84% untuk KKP Petemakan dan 6,68%
untuk KKP Tanaman Pangan. Hal ini mengindikasikan bahwa
petani mulai menyadari bahwa kredit adalah kepercayaan danutang harus dikembalikan.
unan Sam6utan "enteri aertondan q]dhun 2005 46
Saudara-saudara yang saya hormati,
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa salah satu
kendala utama para petani untuk mendapatkan kredit perbankan
adalah ketidak mampuan petani menyediakan agunan/jaminan
kredjt. Untuk itu terhitung sejak TA. 2005 ini Departemen
Pertanian akan mengupayakan Dana Penjaminan Kredit melalui
APBN untuk mendukung penyaluran usaha tani. Dana penjaminan
kredit ini pada TA. 20ce rencananya akan dialokasikan sebesar
Rp 400 mi lyar.
Di era otonomi daerah dimana penekanan dan tanggung
jawab pembangunan berada di daerah, maka peranan danwewenang dari Saudara Gubemur, Bupati dan Kepala Dinas yang
membidangi peternakan sangat besar di. da/am menentukan
warna dan arah bagi keberhasilan pencapaian pmbangunan
tersebut.
Saya berharap banyak kepada Saudara Gubemur, Bupati
dan Kepala Dinas serta para anggota DPRD dan pihak swasta
unan Sarm6utan Ouenteri ®ertanien qlahun 2005 47
daerah. agar dapat rnenggerakkan dan mendorong aparat
instansi terkait bersama stake holder hulu dan hilir melakukan
Program Aksr untuk menunjang keberhasilan pembangunan
petemakan dalam konteks otonomi yang sudah berada ditangan
Saudara Sementara itu, Pemerintah Pusat berusaha
menciptakan kebijakan makro usaha petemakan yang kondusif
dan berhak kepada petani seperti kebijakan penyediaan modal/
kredit, pengamanan harga dan bea masuk komoditi peternakan.
Hadirin yang saya hormati,
Mengakhiri sambutan ini, saya ingjn menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besamya kepada
semua pihak khususnya Bupati karang Asem beserta ;ajarannya
yangtelahmelakukanterobesanierobosandanlrovaslbamda]amrangka peningkatan pendapatan dan keseiahteraan masyarakat
petani melalui program penggemukan sapi potong denganmenggunakan pakan komplit (complete feed).
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati
unan Sarr.6utan Od.emeri Gter€an;ion "abun 2005 48
usaha kita semua. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sarm6utan Menteri qtertanian qahun 2005 49
Keynote Speaker Menteri Pertanian Rl.
Pada
Konferensi Nasional Xvll
HIMPUNAN ILMU GULMA INDONESIA (141(A)
di Yogyakarfa, 20 Juli 2005
KEBIJARAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERTANIAN DALAM SISTEM PERTANIAN
BERKELANJUTAN
Yang Terhomat,
• SaudaraRektorupN
• SaudaraKetuaHIGl
• Saudara-Saudara peserta Korferensi Nasional xvll HIGl
Assa lamu'a laikum Warahmatul lahi Wabarakatuh ,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allah Subhanahuwataala atas segala limpahan rachmat
u;rlan Sam6utan Menteri qkrtavian dyafrun 2005 50
dan karunia Nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di
sini dalam Konferensi Nasional ke XVII Himpunan llmu Gulma
Indonesia (HIGl). Saya menilai pertemuan ini sangat penting
karena terra yang dibahas mengenai sistem pertanian
berkelanjutan yang berbasis agribisnis dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tema yang sangat
penting dan memerlukan sumbangan pemikiran dari berbagai
kalangan yang luas.
Saya sangat menghargai setinggi-tingginya kepada HIGl
atas perhatiannya terhadap pembangunan pertanian dengan
penyelenggaraan Konferensi Nasional ini. Diharapkan wadah ini
dapat menghasilkan rumusan konkrit dan bermanfaat sebagai
masukan bagi pemerintah terutama Departemen Pertanian
dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan pertanian.
Saudara-saudara sekalian,
Pembangunan pertanian yang kita lakukan sampai saat
ini telah menunjukkan hasil-hasil yang nyata dilihat antara lain
unan Sam6utan Menteri qlyrtanian qialhan 2005 51
dari pertumbuhan PDB, perkembangan produksi, peningkatan
ekspor dan pemantapan ketahanan pangan. Namun demikian,
pembangunan pertanian masih dihadapkan kepada sejumlah
kendala dan masalah yang harus dipecahkan, antara lain : (1 )
Keterbatasan dan penurunan kapasitas sumberdaya pertanian,
(2) Sistem alih teknologi yang masih lemah dan kurang tepat
sasaran, (3) Keterbatasan akses terhadap pelayanan usaha,
terutama permodalan, (4) Rantai tata niaga yang panjang dan
sistempeinasaranyangbelumadil,(5)Kualitas,mentalitas,dan
ketrampilan sumberdaya petani rendah, (6) Kelembagaan dan
posisi tawar petani rendah, (7) Lemahnya koordinasi antar
lembagaterkait dan birokrasi, dan (8) Kebijakan makro ekonomi
yang belum sepenuhnya berpihak kepada petani.
Disamping permasalahan di atas, pembangunan
pertanian juga dihadapkan paling tidak pada delapan tantangan
yang paling mendesak untuk segera ditangani yaitu : (1)
Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian, (2)
Peningkatan ketahanan pangan dan penyediaan bahan baku
industri, (3) Penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan,
unan San6utan "enteri aertairian qichun 2005
(4) Operasiomal isasi pembangunan berkelanjutan, (5) Global isasi
perdagangan dan investasi, (6) Terbangunnya industri hasil
pertanian sampai tingkat desa, (7) Sinkronisasi program pusat
dan daerah sejalan era otonomi daerah, dan (8) Penyelenggaraan
tata pemerintahan yang baik: (Gcod Governance).
Memperhatikan permasalahan dan tantangan tersebut
maka visi pembangunan pertanian sampai tahun 2025 adalah"Tierwujudnya sistem pertanian industrial berkelanjutan yang
berdaya saing dan mampu menjamin ketahanan pangan dan
kese/.ahferaan pefani. ". Secara lebih spesifik sasaran jangka
panjang yang perlu ditempuh adalah : (1 ) Tervujudnya sistem
pertanian industrial yang berdaya saing, (2) Mantapnya ketahanan
pangan secara mandiri, (3) Terciptanya kesempatan kerja penuh
bagi masyarakat pertanian, dan (4) Hapusnya masyarakat petani
miskin dan meningkatnya pendapatan petani.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Untuk mencapai sasaran di atas, maka arah kebijakan
unan San6utan Menteri aertanian qiahun 2005 53
yang perlu dilakukan adalah : (1 ) Meningkatkan potensi basis
produksi den skala usaha pertanian, (2) Mewujndkan sumberdaya
insani pertanian yang berkualitas, (3) Mewujudkan pemenuhan
kebutuhan infrastruktur pertanian, (4) Mewujndkan sistem inovasi
pertanian, (5) Mewujudkan sistem pembiayaan pertanian tepat
guna, (6) Mewujudkan kelembagaan pertanian yang kokoh, (7)
Menyediakan sistem insentif dan perlindungan bagi petani, (8)
Mewujudkan pewi layahan pengembangan komoditas unggulan,
(9) Menerapkan praktek pertanian yang baik, dan (10)
Mewujudkan pemerintahan yang balk, bersih dan berpihak
kepada petani dan pertanian.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Dalam periode 2005 -2009, pembangunan pertanian
diarahkan untuk mencapai visi : "7er-wtj/.t/chya pchan/.an fanggwh
untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai
tambah dan daya saing pr oduk perfanian serta peningkatan
kesejahteraan petani ".
unan Sam6utan Menteri ®ertandn qjchun 2005 54
Dalam kurun waktu yang sangat panjang pembangunan
pertanian selalu di identikkan dengan kegiatan produksi usahatani
semata (proses budidaya atau agronomi) Pada masa lalu
kegiatan pertanian lebih berorientasi kepada peningkatan
produksi. Kondisi ini memberikan pandangan seakan-akan
pembangunan pertan ian terlepas dengan pembangunan sektor-sektor lainnya dan juga bukan merupakan bagian dari
pembangunan wilayah.
Dari sisi orientasi kepada produksi, memang kita telah
relatif mampu menyediakan pangan dan bahan baku industri
domestik. Namun keberhasilan peningkatan produksi pertanian
tersebut ternyata belum diikuti oleh peningkatan kesejahteraan
petaninya. Hal ini antara lain karena kebijakan di bidang preduksi
tidak diikuti oleh kebijakan pendukung lain secara sinergis.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Pada dasarnya pelaku pembangunan pertanian adalah
masyarakat dan sektor swasta. Pemerintah berperan
unan San6utan 04euteri qtertandn a;ahun 2005 55
memfasilitasi bagi peningkatan sebesar-besarnya partisipasi
masyarakat tersebut, serta mengatur agar pelaksanaan
pembangunan berjalan secara adil. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Departemen Pertanian telah menetapkan perlu jiwa
(spirit) dan nilai (vulue) yang merupakan ruh pembangunan yang
melandasi penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan,
khususnya sektor pertanian, tanpa dilandasi ruh yang menjadi
dasar pijakan akan keh ilangan arah dan semangat yang akhirnya
dapat menyimpang dari tujuan dan sasaran pembangungan.
Ruhpembangunansangatdiperiukanagarpembanguman
tidak bersifat eksploitatif dan merusak kelestarian dari obyek
pembangunan. Ruh pembangunan pertanian dimaksud adalah"bersih dan peduli''. Bersih berarti bebas dari KKN (korupsi,
kolusi, dan nepotisme), amanah, transparan dan akuntabel.
Peduli berarti memberikan fasilitasi, pelayanan, perlindungan,
pembelaan, pemberdayaan, dan keberpihakan terhadapkepentingan umum (masyarakat pertanian) di atas kepentingan
pribadi dan golongan (demokratis) dan aspiratif.
unan Son6utan 94enteri qkrtanian Thhun 2005 56
Saudara-saudara sekalian,
Beberapa permasalahan pokok di dalam pembangunan
pertanian yang dihadapi dan menjadi prioritas untuk ditangani
saat ini antara lain mencakup semakin menipisnya persediaan
sumber daya alam yang ada akibat praktek perambahan,
perampasan, penourian, degradasi, penebangan liar, perburuan
gelap, kerusakan habitat dan hilangnya keaneka-ragaman hayati
yang berdampak negatif terhadap kelestarian ekosistem secarakeseluruhan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh tingkat
deforestasy dalam sepuluh tahun terakhir yang mencapai 1,6juta
hektar per tahun; kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di
Indonesia pada tahun 2001 mencakup 14,6 ribu hektar; di sektor
kelautan hampir 70% terumbu karang mengalami kerusakan
berat; 74% dari 3juta hektar hutan mangrove telah rusak.
Permasalahan pokok lainnya adalah bencana alam yang
belakangan ini banyak terjadi telah menghancurkan banyak
pranata sosial dan ekonomi termasukjuga sarana dan prasarana
yang telah dibangun. Dapat kita cermati bahwa salah satu
unan San6utan Menteri qtertandn qahan 2005 57
penyebab utama dari bencana alam tersebut adalah karenaaktivitas manusia yang mengeksploitasi lingkungan tanpa
memperhatikan kepentingan masyarakat lainnya pada saat ini
dan di masa yang akan datang. OIeh karena itu penanganan dan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
komprehensif perlu diprioritaskan agar degradasi lingkungan
hidup serta bencana alam dapat dihindarkan.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Akar penyebab terjadinya alih fungsi lahan adalah
kesenjangan pembangunan ekonomi antara wi layah perkotaan
yang berbasis industri dan jasa dengan wilayah pedesaan yangberbasis pertanian. Perkembangan ekonomi yang pesat di
wilayah perkotaan akibat meningkatnya kebutuhan lahan untuk
pemukiman, kawasan industri, prasaranajalan, dll. Dari aspekekonomi fenomena tersebut adalah hal yang alamiah sesuai
dengan perbandingan nilai ekonomi dari lahan. Namun di pihak
lain, kita masih dihadapkan pada tantangan memantapkan
ketahanan pangan nasional yang bertumpu pada produksi
urlan San6utan Mettteri qtenanian I;ichun 2005 58
pangan dalam negeri. Dari aspek tersebut, alih fungsi lahan tentu
akan mengurangi kemampuan kita untuk memproduksi pangan.
Sementara itu kemampuan pemerintah untuk membiayai
pembukaan lahan-lahan baru semakin terbatas.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Guna merealisasikan upaya peningkatan produksi
tanaman dalam pembangunan pertanian periu adanya kesamaan
pola pikir dalam memanipulasi semua faktor pendukung dengan
tetap memperhatikan perubahan lingkungan strategis baik
domestic maupun global.
Tujuanyangditerapkanharusmemperolehperhatianyang
seksama dalam mendorong pembangunan ekonomi pedesaan
melalui pembangunan sistem pertanian berkelanjutan yang
berbasis agribisnis.
Dalam mengatasi dampak pengurangan areal pertanian
karena alih fungsi lahan maka upaya program perluasan areal
unan San6utan "enteri qtertandan qchun 2005 59
tanam mutlak diperlukan. Program tersebut diutamakan pada
daerahrdaerah di luar Jawa. Kendala utama pada lahan-lahan
tersebut adalah faktor keberadaan gulma dan tenaga kerja untuk
membersihkannya.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Gulma dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas hasil
tanaman. Penurunan hasil tanaman pangan karena gulma
berkisar antara 6 - 87 %. Pada padi sawah gulma dapat
menurunkan hash 15 -42 % sedangkan pada padi gogo 47 €7
%. Mengingat gulma dianggap sebagai salah satu kendala dalam
peningkatan produksi tanaman, maka untuk menoegah semakinmemburuknya mutu lingkungan iisik, kimia dan hayati sebagai
dampaknya perlu dilakukan pendekatan peningkatan produksi
melalui pemarfaatan oumber-sumber pertumbuhan diantaranya
optimalisasi potensi sumber daya lahan, penerapan teknologi
produksi yang efisien dan berwawasan lingkungan serta
peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam
pemanfaatan teknologi tersebut.
unan Sam6utan Menteri ®rtandan qchun 2005 60
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Teknologi di bidang perlindungan tanaman pada dasamya
memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada rekayasa
teknologi baru untuk berkembang dalam koridor dan prinsip-
prinsip PHT yang mengarah pada pertanian bervawasanlingkungan dan lestari.
Sistem PHT telah menjadi kebijakan pemerintah dalam
bidang perlindungan tanaman dan merupakan salah satu
jawaban yang tepat untuk menghadapi era globalisasi dan pasarbebas. PHT dalam implementasinya menekankan kepada
pengembangan sumberdaya manusia dan menggunakan
pendekatan ekonomi, ekologi dan penggunaan teknologi tepat
guna sehingga merupakan pencerminan dari pembangunanberorientasi ekonomi dan berwawasan lingkungan.
Bertitik tolak dari hal-hal di atas, ke depan perlu
dikembangkan perlindungan tanaman yang dibangun melalui
rekayasa dan pemanfaatan iptek dengan tetap memperhatikan
u;nan Sam6utan Menteri qtenandrn qichun 2005 61
kearifan lokal, serta meningkatkan nilai tambah dari usaha
perlindungan tanaman itu sendiri. Dengan rekayasa dan
pemanfaatan teknologi secara tepat baik dalam hal input,
proses dan kualitas, diharapkan pengamanan produksi
melalui pengendalian OPT khususnya gulma akan
menghasilkan produk sesuai permintaan baik jenis, jumlah,
mutu maupun waktu.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan orientasi
konsep pengendalian konvensional ke arah pengelolaan gulma
secara modern, pengendalian gulma tepat guna dan spesifik
sesuai dengan prinsip pengendalian hama terpadu (P1-1T)
merupakan wujud teknologi yang tepat untuk dikembangkan.
Saya harapkan dari konferensi nasional ini dapat
dihasilkan sumbangan pemikiran bagi kebijakan pembangunan
pertanian ke depan dalam kerangka revitalisasi pertanian
sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Rl
di Jatiluhur pada bulan Juni 2005.
u:flan San6uton Menteri qiertanian q7ahun 2005 62
Saudara sekalian yang saya hormati,
Untuk mewujndkan semua itu, kami sangat mengharapkan
kerjasama yang baik dari semua stakeholders yang terlibat dalam
pembangunan pertanian, antara lain masyarakat, swasta, LSM,Legislatif, pernerintah daerah dan tentunya para pakar dan
akademisi, sebagai bahan masukan penting bagi kami dalam
mempertajam dan memfokuskan prioritas pembangunan
pertanian.
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan
selamat dan semoga dapat menghasilkan ide-ide yang baik
dan konstruktif bagi pembangunan sektor pertanian untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran petani kita.
kami yakin, dengan sinergi dan kerja keras kita sekalian,
sosok pertanian yang kita cita€itakan, lnsya AIlah dapat kita
wujudkan.
Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirohim,
Konferensi Nasional Xvll HIGI secara resmi saya nyatakan
unan San6utan 84enteri qtertanian dyahun 2005 63
dibuka. Terima kasih,
wassalamu'alaikum Warahmatul lahi Wabarakatuh.
Yogyakarta, 20 Juli 2005
Menteri Pertanian RI,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6uton "enteri ®ananirn qchun 2005 64
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA PEMBUKAAN
PAMERAN ANGGREK BELANTARA INDONESIA
BIAK NUMFOR, TANGGAL 22 JULI 2005
Yang Terhormat
Gubemur Propinsi Papua
Ketua dan Anggota DPRD Papua
Bupati Daerah TK ll/Kabupaten Biak Numfor
Muspida Propinsi Papua dan Kabupaten Biak Numfor Ketua
Asosiasi dan Perhimpunan di bidang Tanaman Hias
Hadirin sekalian,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Pertama-tama mari lah kita panjatkan puji syukur kehadirat
AIlah SVVT atas rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul
di Biak Numfor dalam keadaan sehat wal'afiat untuk menghadjri"Pameran Anggrek Belantara Indonesia 2005" yang
diselenggarakan oleh Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAl)
unan San6utan Menteri aertalinn I;ahun 2005 65
bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Tk. I/Propinsi Papua.
Hadirin yang berbahagia,
Saya menyambut baik acara Pameran Anggrek Belantara
Indonesia 2005 ini, dengan harapan dapat meningkatkan
kesadaran seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya
perlindungan terhadap anggrek spesies alam di habitat aslinya.
Acara pameran yang dilaksanakan di Biak Numfor, Papua,
merepresentasikan wilayah Indonesia yang sangat kaya anggrek
spesies alam, diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran
akan besamya ketersediaan plasma nutfah anggrek yang dapat
dimarfaatkan guna usaha pembuatan varietas hibrida baru yang
komersial.
Dalam kaitannya itu, saya ingin memberikan pesan
kepada Pemerintah Propinsi di seluruh Indonesia untuk
melakukan upaya-upaya perlindungan pelestarian anggrek
spesies alam di wilayahnya masing-rna;ing, agar tidak
dieksploitasi oleh orang asing tanpa mengikuti ketentuan
unan Sam6utan %enteri ®ertanian I;dhun 2005 66
peraturan yang berlaku. Sayajuga menghimbau para perambahtumbuhan hutan dan para pelaku usaha anggrek untuk tidak
memperdagangkan dan memperjual-belikan anggrek spesies
alam yang diambil dari habitat aslinya. Untuk efek[ifnya himbauan
tersebut, maka pengajuan pembuatan ijin CITES terhadap
anggrck spesies alam juga perlu mengikuti ketentuan yang telah
dibakukan.
Hadirin yang berbahagia
Kekayaan anggrek spesies alam perlu kita manfaatkan
guna memperoleh hibrida-hibrida eksotik komersial, yang dapat
dipasarkan untuk memenuhi permintaan konsumen di dalam
negeri dan sebagai komoditas ekspor. Selama ini Indonesia
masih banyak mengimpor benih anggrek hibrida komersial
dengan harga yang mahal. Para penyilang anggrek hendaknya
mengubah orientasi kegiatan pemuliaan, dari keg iatan membuat
persilangan sebagai hobi menjadi usaha komersial, hinggadiperoleh hibrida yang dapat menjadi morie /frond setter/
anggrek internasional. Untuk penyediaan benih klonal anggrek
unan San6utan enenteri qtertandn qldrhun 2005 67
hibrida tali, saya minta laboratorium kultur jaringan yang telah
ada di setiap propinsi dapat diefektifkan penggunaannya.
Dalam pengelolaan Anggrek Belantara Indonesia, Iaksanakan
lima kegiatan, yaitu menemukan, melindungi, melestarikan,
memanfaatkan, dan mengkomersialkan, menjadi tindakan yang
terpadu, atas dasar semangat cinta Tanah Air, Bangsa dan
Keanekaragaman Hayati Indonesia.
Bapak, lbu, Saudara sekalian,
Sejauh ini industri perbenihan anggrek nasional belum
berkembang secara memuaskan. Hal ini diindikasikan oleh
meningkatnya volume impor benih dari tahun ke tahun. Dalam
upaya mengurangi ketergantungan impor benih, maka diperluken
upaya pembenahan sistem perbenihan nasional yang mencakup
beberapa aktivitas, yaitu (1 ) rehabilitasi laboratorium kultur
jaringan yang ada di tiap provinsi, (2) penyiapan sistem jaminan
mutu dan pedoman produksi benih, (3) pengembangan teknologi
meriklon, dan (4) perbaikan distribusi dan pemasaran. Tujuan
pembangunan industri perbenihan anggrek adalah untuk
unan Sa:m6utan Menteri qprtanien qahan 2005 68
menyediakan benih bermutu anggrek dalam jumlah yang
menoukupi kebutuhan secara berkesinambungan.
Sejalan dengan itu pengembangan industri anggrek memerlukan
sumberdaya manusia yang terampil. Seperti kita maklumi
bersama bahwa kualitas SDM menentukan mutu kinerja
pembangunan industri anggrek nasional ke depan, maka denganSDM terampil, maka perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian sistem produksi dapat dilakukan secara efisiendan efektif untuk menghasilkan produk bermutu tinggi.
Ketersediaan SDM yang berkualitas juga diperlukan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan pengelolaan usaha
seefekiif mungkin. Peningkatan kual itas SDM dapat dilaksanakan
melaiui pelatihan sesuai bidang keahlian, kerja magang
diinstansi pemerintah dan swasta, kursus manajemen, praktek
kerja lapangan, workshop dan lokakarya.
Revitalisasi pertanian yang dicanangkan Presiden
Soesilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Juni 2005
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,
unan San6utan Menteri qtenanien I;ahun 2005 69
menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing
komoditas pertanian. Untuk mewujudkan tujuan revitalisasi
pertanian, maka industri tanaman hias khususnya anggrek pc-1 u diarahkan pada pengembangan potensi komoditas yang
didukung oleh peningkatan nilal tambah dan perluasan jaringan
pemasaran. Dengan demikian usaha tanaman hias dapat
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang mampu
menyediakan lapangan keria. Ditengah upaya pemerintah dalam
pengentasan kemiskillan, pengembangan usaha anggrekmenjadi pilihan yang tepat, yang setara dengan komoditas
strategis lajnnya.
Hadirin sekalian,
Saya mengharapkan semoga Pameran Anggrek
Belantara Indonesia 2005 ini berjalan sukses sesuai tujuannya.
Akhirnya, dengan mengucapkan "Bismillah hirahmanirrahim",
saya nyatakan Pameran Anggrek Belantara Indonesia 2005 di
Biak Numfor dibuka secara resmi. Semoga Allah SWT meridhoi
dan memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
u;mm Sam6utan Menteri aertanien qdeun 2005 70
Terima kasih.
Billahi tautk walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan Menteri qtertanien I;khan 2005 71
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
padaRAPAT KOORDINASI DEWAN KETAHANAN PANGAN
PROPINSI PAPUA
PadaSosialisasi Hasil-Hasil.Konferensi Dewan Ketahanan
Pangan 2004: Kebijakan Pembangunan Pertanian
Nasional 23 Juli 2005
Yang saya hormati:
• Sdr. Gubernur Papua selaku Ketua Dewan Ketahanan
Pangan Propinsi Papua;
• Sdr. Bupati selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan
Kabupaten lingkup Propinsi Papua; dan
• Para undangan serta hadirin yang berbahagia
Assalamu'alaikum warahmatul lahi wabarakatuh,
Pertama-tama saya mengajak Saudara-saudara untuk
memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
unan Sam6utan "enteri qtertandn I;chun 2005 72
Kuasa,atas karunia, keselamatan dan kesehatan yang
dilimpahkan-Nya kepada kita pada pagi hari ini, sehingga kita
dapat berkumpul bersama untuk menghadiri dan membahas
hal-hal yang sangat penting dalam upaya mewujudkan
ketahanan pangan indonesia.
Pemenuhan pangan bukan hanya masalah moral atau etika,
tetapi lebih dari itu pemenuhan pangan merupakan masalah
yang lebih mendasar,yaitu merupakan hak asasi.
Namun demikian, hal ini tidak berarti pemerintah juga harus
memberikan santunan pangan kepada seluruh penduduknya.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan bersama
Peraturanpemerinfahyangmenjaditurunannya,mengamanatkan
bahwa: (a) pencapaian ketahaman pangan merupakan kewajiban
pemerintah bersama-sama masyarakat, (b) pencapaianketahanan pangan harus mengutamakan produksi dalam negeri
dengan memanfaatkan kelembagaan, dan budaya lokal secara
optimal, dan (c) perwujudan ketahanan pangan harus
memperhatikan kepentingan nasional, khususnya peningkatan
unan Saan6utan "enteri qtertanian qlchun 2005 73
pendapatan petani dan nelayan, serta produsen-produsen
pangan skala kecil.
Sebagaimana saya sampaikan diatas pemenuhan pangan
merupakan hak yang paling asasi, karena pangan adalah
kebutuhan dasar, hak-hak asasi lainnya, seperti hak atas
pekerjaan, hak atas penghidupan yang layak, maupun hak atas
pendidikan tidak akan terpenuhi secara maksimal apabila
pangan tidak teroukupi. Dengan demikian, memang pemenuhan
pangan merupakan langkah strategis yang harus diambil agar
kita dapat bergerak maju untuk memenuhi hakThak asasi lainnya.
Saudara-saudara sekalian,
Pembangunan pertanian merupakan salah satu aspekyang
sangat dominan dalam pemantapan ketahanan pangan,
karena seluruh bahan pangan dihasilkan dari produk-produk
pertanian.Sebagai negara agraris, pertanian harus mampumeyediakan pangan yang oukup bagi kebutuhan seluruh warga
negaranya; dan pada saat yang bersamaan, harus mampu
unan Sam6utan "enteri aorta:ndan qahun 2005 74
menjadi sektor ekonomi yang memberikan penghasilan yang
layak bagi pelakunya, yaitu petani,peternak dan nelayan, serta
menjamin kelestarian lingkungan. Dengan ketiga sasaran
utama tersebut, diharapkan ketersediaan pangan akan
terwujud secara berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut,pada tanggal 11 Juni 2005
yang lalu, Ptesiden Rl mencanangkan Revitalisasi Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (RPPK). RRPK tersebut merupakan
acuan, dalam mengukur kemajuan dan keberhasilan
pembangunan pertanian, yang mampu mengakomodasikandinamika perubahan yang terjadi dalam kehidupan rakyat
indonesia dan dunia pada umumnya secara luwes. RPPK
bukan dimaksudkan sebagai acuan untuk membangun
pertanian at all cost dengan cara-cara top-down dansentralistik. Bukan pula orientasi proyek untuk menggalang
dana, tetapi utamanya adalah untuk menggalang komitmen
dan kerjasama seluruh stakeholders dan mengubah pola fikir
masyarakat untuk melihat pertanian tidak hanya sebatas
urusan bercocok tanam yang menghasilkan komoditas untuk
unan San6utan Menteri aertandn qichun 2005 75
dikonsumsi saja, tetapi memiliki peran multifungsi yang perlu
mendapat perhatian dan apresiasi yang proporsional dan
memadai dari seluruh stakeholders.
Adapun kebijakan dan stategi umum Revitalisasi Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (RPPK) dimaksud adalah sebagai
berikut:
(1 ) Pengurangan kemiskinan dan kegureman, pengurangan
pengangguran, serta pencapaian skala keekonomian usaha.
(2) Peningkatan daya saing, produktivitas, nilai tambah, dan
kemandirian produksi dan distribusi; terutama melalui
pengembangan usaha baru dan multi- produk; pengembanganagroindustri pedesaan; pengembangan infrastruktur;
pengembangan kelembagaan usaha petani, nelayan dan
petani-hutan: pengembangan dan peningkatan akses terhadapberbagai layanan usaha; pengurangan hingga penghilangan
berbagai hambatan usaha dan sumber ekonomi biaya tinggi;
serta perlindungan usaha atas persaingan tidak adil.
(3) pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam;
terutama melalui pengelolaan pertanahan, dan tata-ruang dan
unan San6utan 84enteri qlyrtanian I;dhun 2005 76
keagrariaan; serta mendorong pengembangan usaha,
penerapan teknologi dan kelembagaan yang ramahlingkungan; serta penegakan hukum.
Sedangkan secara operasional dibutuhkan dukungan
kebijakan berikut:
(1 ) lnvestasi dan pembiayaan, antara lain dengan memfasilitasi
sistem penjaminan kredit bagi petani,nelayan dan petani-hutan.
(2) Manajemen pertanahan dan tata-ruang, untuk mendorong
pemanfaatan lahan produktif yang ditelantarkan dan untuk
pengurangan laju alih fungsi lahan, dan mengupayakan
tersedianya lahan pertanian abadi seluas 15 juta hektar lahan
beririgasi dan 15 juta hektar lahan kering.
(3) Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam.
(4) Infrastruktur pedesaan antara lain dengan mengarahkan
investasi pemerintah untuk infrastruktur pedesaan, dan
memfasilitasi prakarsa lokal bagi pembangunan infrastruktur
pedesaaan,
(5) Pengembangan SDM dan pemberdayaan petani -nelayan
(6) Riset dan pengembangan teknologi antara lain melalui
pengadaan dana riset dan fokus riset jangka panjang bagi
unan Sam6utan Menteri @ertanian qiahun 2005 77
pengembangan sektor pertanian;
(7) Kebijakan perdagangan yang berkeadilan, khususnya di
pasar inetrnasional
(8) Promosi dan pemasaran
(9) Perpajakan dan retribusi antara lain melalui pengeoualian
pajak pendapatan dan pertambahan nilai bagi petani, nelayan,
dan petani-hutan; dan produk yang dihasilkannya,
(10) Dukungan langsung bagi petani, nelayan dan petani-hutan,antara lain melalui peningkatan keoukupan pangan dan gizi
petani, nelayan, dan petaniJiutan; terutama ibu,beyi,dan balita.
(11 ) Kebijakan pangan seperti telah banyak saya singgungdi
muka'
(12) Agroindustri pedesaan, melalui sistem intensif dan
dukungan bagi pengembangan agroindustri pedesaan, skala
rumahtangga yang berbahan baku lokal, serta
mengembangkan industri pengolahan yang memiliki daya
saing tinggi untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
Saudara-saudara sekalian,
uran Sa:m6utan Manteri atertandn qiahun 2005 78
Kembali kepada pencapaian ketahanan pangan, saya
ingin mengingatkan kembali kepada delapan butir
Kesepakatan Gubernur pada tanggal 9 Desember 2004 yang
dibacakan di lstana Negara. Apabila kita telaah secara
mendalam, butir satu Kesepakatan tersebut, yaitu mengurangi
jumlah penduduk yang mengalami kelaparan sekurang-
kurangnya 1 persen per tahun dimulai pada tahun
2005,merupakan super goal ( tuuan utama ) dari keseluruhan
butir-butir kesepakatan. Namun, memperhatikan Sambutan
Presiden Rl dalam pencanangan RPPK, pengurangan satu
persen masih jauh lebih rendah dari target Kabinet IndonesiaBersatu harms mampu mengurangi kemiskinan dan kelaparan
menjadi sepenuhnya dari tingkat pada tahun 2004.
Salah satu strategi dasar yang disepakati,
sebagaimana dituangkan dalam kesepakatan tersebut adalah
melalui pengembangan Desa Mandiri Pangan, dimana
ditegaskan bahwa Pemerintah Propinsi akan
mengalokasikan anggaran daerah dan menggalang sumber-
sumber pendanaan masyarakat dimulai pada tahun 2005.
ti:I.an Sam6utan Menteri qtertanian I;ahun 2005 79
Kesepakatan tersebut merupakan janji kita semua kepada
masyarakat, yang akan ditagih selama perjalanan periode
2004-2cO9. Kelima butir lainnya dalam kesepakatan tersebut
dapat kita pandang sebagai kegiatan-kegiatan utama dalam
mencapai super goal tersebut, antara lain (1) menjaga
ketersediaan pangan melalui upaya-upaya peningkatan
produksi dan produktivitas pangan sesuai dengan potensiwilayah masing-masing; (2) mengembangkan kerjasama
jaringan distribusi dan informasi pangan dalam daerah danantar daerah, (3) melakukan upaya-upaya diversifikasi
konsumsi pangan berimbang serta aman, sesuai dengan
potensi daerah, (4) melaksanakan pengamatan dinikerawanan pangan serta mengembangkan cadangan
pangan daerah dalam bentuk lumbung pangan masyarakatdan kelembagaan cadangan pangan, dan (5) memantapkan
kelembagaan struktural ketahanan pangan daerah.
Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan ini saya
nilai tepat waktu.kj Sebagaimana kita maklumi, banyak media
masa yang akhir-akhir ini memberitakan kejadian busung
unan Sam6utan 04.enteri aertanien I;ahan 20o5 80
Iapar. Pelajaran yang dapat dipetik dari kejadian ini adalah
salah satu butir kesepakatan tersebut belum sepenuhnya
diimplementasikan, yaitu antara lain dalam hal pengamatan
dini kerawanan pangan dan pengembangan cadangan pangan
daerah dan masyarakat.
lnilah saatnya bagi Dewan Ketahanan Pangan untuk
lebih proaktif lagi dalam menggalang komitmen semua pihak
di daerah guna memantapkan sistem ketahanan pangan kita.
Dewan Ketahanan Pangan Nasional berada dalam
proses akhi r penyusunan kebijakan ketahanan pangan nasionalsebagaimana diamanatkan dalam kesepakatan tersebut.
Kebijakan ini diharapkan akan dicanangkan oleh Bapak
Presiden Rl pada bulan Oktober 2005, bertepatan dengan hari
pangan Sedunia, dan akan diserahkan kepada presiden untukdijadikan aouan dan sebagai tindak lanjut pencanangan RPPK.
Saudara-saudara ketua Dewan Ketahanan Pangan Propinsi
Papua dan Kabupaten di dalam Propinsi Papua.
unan Sam6utan Menteri qtertanian Tidhun 2005 81
Akhirnya, saya mengharapkan agar seluruh ketua-ketua
Dewan Ketahanan Pangan Propinsi dan Kabupaten/Kota
terus berusaha mengembangkan inisiatif baru dan prakarsa
proaktif dan kreatif, sehingga pertemuan ini tidak hanya
menghasilkan serangkaian rumusan tindak lanjut yang
operasional dalam mempercepat terealisasinya pengurangan
di Indonesia, tetapi juga segera menindaklanjuti langkah-
Iangkah operasional tersebut.
Saya harapkan Saudara-saudara dapat mengikuti
sosialisasi dan pembahasan tindak lanjut Konferensi Dewan
Ketahanan Pangan ini dengan seksama, sehingga dihasilkan
langkah-langkah operasional yang lebih terarah dan terukur.
Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabaraktuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
wmn San6utan Menteri ®rtanian I;ahun 2005 82
SAMBUTAN KUNCI
MENTERI PERTANIAN
PADA
SIMPOSIUM PERMASALAHAN DAN UPAYA
PENANGGULANGAN MIKOTOKSIN DAN
MIKOTOKSIKOSIS DI INDONESIA
JARARTA, 30 JULI 2005
Yang saya hormati:
• Ketua dan pengurus pMKl (Perhimpunan Mjkologi
Kedokteran Manusia dan Hewan Indonesia),• Para pakar peserta simposim,
• Para undangan dan Hadirin sekalian,
Assalaamu'alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,
Pertama-tama marilah kita mengucap syukur kepada
Allah SWT karena atas rahmat-Nya kita dapat hadir pada
unan San6utan Menteri qtertanian qidhun 2005 83
Simposium Mikotoksin ini. Saya memandang simposium ini
sangat penting, karena akan membahas "Permasalahan
mikotoksin pada produk pertanian dan dampaknya pada
perdagangan bebas". Pemikiran dari para pakar serta pesertasimposium yang hadir dalam pertemuan ini, saya harapkan dalam
membantu menemukan solusi untuk memecahkan permasalahan
tersebut guna meningkatkan daya saing produk pertanian kita,
yang pada gilirannya dapat memberi nilai tambah ekonomi dan
kesejahteraan petani. 0leh karena itu, saya secara pribadi
memberikan dukungan moril bagi pelaksanaan simposium ini,
karena hasil simposium ini dapat menjadi bahan altematif
kebijakan dari upaya pencapaian sasaran Revitalisasi Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (RPPK) yang pada bulan Juni 2005
yang baru lalu telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Rl.
Saudara-saudara Sekal ian,
Sebagai negara agraris, sektor pertanian telah
memperlihatkan ketangguhannya dalam mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi negara ini, sehingga mampu
unan Sam6uton Menteri aer¢anian qidf urn 2005 84
berperan sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini
terlihat dari sumbangannya dalam Produk Domestik Bruto (PDB),
perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri,
penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatanmasyarakat serta penanggulangan kemiskinan. Kontribusi tidak
langsung lainnya, berupa efek pengganda seperti keterkaitan
input®utput antar industri, konsumsi dan investasi.
Saya berpendapat peran sektor pertanian dalam
pembangunannasionaltersebutperiudipertahankandanbahkanditingkatkan. Ada tiga hal yang melandasi pentingnya sektor
pertanian di masa yang akan datang khususnya dalammendukung ketahanan pangan yaitu: (1 ) akses terhadap pangan
yang oukup dan bergizi bagi setiap penduduk yang merupakan
salah satu pemenuhan hak azasi manusia; (2) konsumsi pangan
dan gizi yang cukup yang merupakan basis bagi pembentukan
SDM berkualitas; dan (3) sebagai basis bagi ketahanan ekonomi
bahkan bagi ketahanan nasional.
Ketahanan pangan /food seourty/J selain untuk menjamin
unan Sam6utan Menteri qtewiam qiahun 2005 85
ketersediaan pangan untuk konsumsi secara fisik, juga harus
aman dan bebas dari cemaran atau kontaminasi senyawa atau
mikroba berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan
manusia. Makanan yang dikonsumsi harus memenuhi kriteria
baik, sehat, aman dan halal. 0leh karena itu, upayaupaya untuk
menyediakan pangan bagi kebutuhan hidup rakyat Indonesia tidak
hanya ditujukan kepada kuantitas semata tetapi juga kualitasnya
termasuk keamanannya /food safely/.
Kondisi lingkungan tropis dan praktek-praktek
menghasilkan makanan, sangat berpengaruh terhadap mutu
pangan yang dikonsumsi. Kualitas bahan makanan di alam ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Berbagaj bahan
pencemar dapat terkandung di dalam makanan karena
penggunaan bahan baku pangan terkontaminasi, proses
pengolahan, dan proses penyimpanan. Di antara kontamirran yangsering ditemukan adelah mikotcksin yang dihasi lkan oleh kapang.
Kontaminasi mikotoksin pada makanan sulit dihindari dan
merupakan masalah global, terutama di Indonesia yang
unan Sa:m6utan "enteri ®ertanian qidhun 2005 86
mempunyai iklim lembab-tropis. Umumnya kontaminasi
mikotoksin terjadi pada komoditi pertanian dan hasil olahannya,
atau pada bahan makanan yang disimpan terialu lama dan kurang
memperhatikan tata cara penyimpanan yang baik. OIeh karena
itu, hendaknya upaya meningkatkan produksi perlu disertai
dengan upaya peningkatan kualitas dan dilakukan secara
bersama. Pendekatan ini sesuai dengan prinsip dasar keamanan
pangan yang dilakukan di setiap rantai produksi sampai pasca
panen atau dikenal juga from /arm fo fab/e. Berkenaan denganhal tersebut, maka perlu dilaksanakan penerapaan Good
Agricuiture Practices (GAP) , Good Handling Practices (GHP),
Good Processing Practices (GPP), Good Distribution Practices
/GOP/, dan lain sebagainya.
Penanganan keamanan pangan di negara maju
sesungguhnya sudah mengkaiteratkan dengan kesehatan
masyarakat konsumen. Mutu makanan atau bahan makanan
sangat berpengaruh kepada daya saing pangan yang juga
merupakan komoditas perdagangan, yang selanjutnya
berpengaruh terhadap daya saing internasional.
tL;nan San6utan "enteri qtertamian qlahun 2005 87
Negara produsen (khususnya negara berkembang) telah
mendorong peningkatan produksi sektor pertanian berorientasi
ekspor dengan harapan untuk memperoleh devisa. Sayangnya
upayatersebutseringmelupakanaspekgoodfa/7m.ngpractrfes,
sehinggakurangmenghasilkanprodukyangbermutudanberdaya
saing. Disisi lain, negara maju telah memberi perhatian yang
sangatseriusuntukaspekmutu,bahkanmerupakanunsurufama,
dan hal ini dijadikan sebagai unsur "barrier to trade". Beberapa
negara maju seperti negaramegara Uni Eropa, Amerika Serikat
dan Jepang telah mematok batas kandungan maksimum
cemaran mikotoksin secara sangat ketat, seperti Aflatoksin,
Okratoksin A(OTA), dan Patulin, pada bahan pangan dan hasil
olahamya Oagung, kacang tamah, serealia lain, kopi, buahbuahan
dan hasil olahamya, daging dan susu). Kondisi ini mengakibatkan
produk pertanian negara berkembang mengalami kesulitan
serius untuk menembus pasar global.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Pada tahun 2003, paling tidak 99 negara telah memiliki
unan San6utan Menteri ®ertanian tiahun 2005 88
ketentuan batas maksimum cemaran mikotoksin pada bahan
komoditas pangan dan pakan yang beredar di negaranya.
Macam mikotoksin yang diatur batas maksimumnya adalah
aflatoksin 81, Ml dan aflatoksin total yang dianggap paling
beracun dibanding mikotoksin lainnya, diikuti dengan mikotoksin
lain seperti Okratoksin A, dan Patulin.
Dalam hal ini terjadi peningkatan jumlah negara yang
mengatur batas maksimum mikotoksin sebesar 30% dibanding
tahun 1995 dan jumlah ini ada kecenderungan semakin
bertambah. Hal yang serupa juga terjadi pada jenis mikotoksin
yang diatur, sedangkan besarnya batas maksimum adakecenderungan semakin rendah dan mengarah kepada bebas
mikotoksin. Keadaan demikian mengindikasikan bahwa
penerapan Batas Maksimum Cemaran Mikotoksin padakomoditas pangan akan semakin ketat dan akan berpengaruh
kepada perdagangan intemasional. Penetapan batas maksimum
mikotoksin ini akan dimanfaatkan dalam penerapan SPS
/Sanffary - Ptryfosawlao(/ pada perdagangan intemasional olehnegara bersangkutan. 0leh karena itu, permasalahan mikotoksin
ti;inn Sarm6utan Menteri qtertandn qiahun 2005 89
pada komoditas pangan ini periu mendapat perhatian kita semua,sehingga berbagai upaya mengatasinya dapat direncanakan
secara komprehensif terintegrasi antar sektor mengingat
permasalahan ini melibatkan berbagai sektor antara lain sektor
perindustrian , perdagangan maupun kesehatan.
Perhatian utama yang berkaitan dengan cemaran
mikctoksin (terutama aflatoksin) adalah pada komoditas jagung,
kacang tanah, serealia lain yang umumnya dipatok sekitar 15
ppb /pert per A/./y/on/ untuk aflatoksin total ; sedangkan pada susumenurut standart FDA batas maksimumnya adalah 0,5 ppb. Untuk
produk-produk hortiku ltura seperti buah-buahan dan olahannya
periu diperhatikan cemaran patul in dan Okratoksin A; sedangkan
pada komoditas perkebunan terutama kopi perlu diperhatikankontaminasi Okratoksin A. Saat ini sebagian negara pengimpor,
Uni Eropa telah menentukan batas maksimumnya sebesar 5 ppb
OTA untuk kopi sangrai /roasted coffee/.
Penerapan batas maksimum mikotoksin pada komoditas
pangan sebenarnya dipicu oleh kekhawatiran pada efek negatif
unan San6utan 914enteri @ertanian qchun 2005 90
yangditimbulkannyaterhadapgangguankesehatanmanusiadanhewan berupa mikotoksikosis. Hal ini disebabkan sebagian dari
mikctcksin seperti aflatcksin, okratoksin A patulin, fumonisin dan
trikotesena bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker),
mutagenik (menyebablen mutasi gen), teratogenik (menyebabkan
cacat pada embrio), hepatotoksik (merusak hati) dan nefrotoksik
(merusakginjal).0lehkarenaitudampakterhadapkesehatanyangcukupseriusinitendamapadamanusiahendaknyadapatdijadikan
pelajaran agar kita berhatiThati dan waspada delam menyediakanbahan pangan yang selain bergizi juga aman.
Pengaturan oleh negara-negara maju tersebut menjadi
ancaman sekaligus tantangan bagi para petani kita untuk
meningkatkan kualitas komoditi pangan yang dihasilkannya.
Dukungan berbagai kebijakan, pembinaan teknis,
penyuluhan dan peran lembaga penelitian di Indonesiadiharapkan dapat menghasilkan inovasi untuk membantu
mengatasi permasalahan ini. Sebagai contoh standar Okratoksin
A sebesar 5 ppb yang diterapkan negara Uni Eropa untuk
unan San6utan 04enteri ®ertanien I;ahun 2005 91
komoditas kopi sangrai /roasted coffee/ akan berpengaruh
terhadap perdagangan kopi Indonesia. Pada tahun 2cOO-2002
volume ekspor kopi Indonesia ke Eropa sekitar 42% dari total
volume ekspor atau sekitar 129.000 ton dengan nilai 82 juta US
dollar; sementara itu kopi yang diproduksi Indonesia (sebelum
diproses menjadi mutu ekspor) mempunyai kadar air lebih dari
14%, bahkan pada tingkat petani dan pedagang pengumpul
kadar aimya lebih tinggi lagi (di atas 16%), Kondisi ini memberi
peluangtumbuhnyajamurpenghasilokratoksinAoukupbesar.Kondisi seperti ini jelas akan mengurangi kesempatan ekspor
kopi Indonesia, sehingga perlu pembinaan yang sungguh-
sungguh, baik olch Dimes Pertanian daerah maupun oleh Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia.
Sepertitelahkfaketahujbersanabahrasecarauriunupaya
untukmeninct{atl<anmutuprodukkomodfaspangandithgkatpetani
dapat ditempuh dengan cara: (1 ) Memberi insentif harga yang
memadaiLwhJ<prodikpertanfanyangbemifu;(2)Penyediaankpedit/
modal untuk petani agar mereka mampu melakukan pengurangan
kadar air atau pengeringan sebelum dijual; (3) Pemberdayaen
unan San6utan "enteri ®ertandn qiahun 2005 92
kelembagaan petani untuk mengatasi masalah tataniaga agar
memperpendek rantai pemasaran, sekal igus meningkatkan posisi
ta\^erpctani;dan(4)Penyuluhan,terutamakepadapetaniyangbelim
memahamicarapengolahanproduksecarabalksepertiperijemiman
atau pengeringan, dan fain sebagainya.
Atas dasar uraian di atas, simposium permasalahan dan
upayapenanggulanganmikctoksindanmjkotcksikosisdilndonesia
inisangattepatdiselenggarakandalammenghadapieraglobalisasi
yangmengarahkepadapersainganyangsangatketat.
Padasimposiuminisayaharackandapatdibahasberbagai
permasalahan cemaran mikotoksin yang terkait dengan rantai
penyediaan pangan deri hulu sampai ke hilir. Dengan demikian
hasil simposium ini dapat memberi rekomendasi dalam mengatasi
sebagian permasalahan penyediaan bahan pangan yang
berkualitas, berdaya saing, serta meningkatkan ckspondevisa. Hal
ini juga terkait dengan upaya kita untuk mencegah masuknya
panganimporkualitasrendah(tercemarmikotoksin)yangbilatidak
dicermati dapat mengganggu kesehatan masyarakat Indonesia.
u;rian Sam6utan Menteri ®rtanien fiahun 2005 93
Saudara-saudara sekal ian,
Berkenaan dengan topik Sjmposium Permasalahan dan
Upaya Penanggulangan Mikotoksin dan Mikotoksikosis di
Indonesia, paling tidak terdapat lima aspek yang perlu dibahas,
yaitu: (1) aspek penyediaan bahan baku pangan; (2) aspek
pangan olahan; (3) aspek perdagangan; (4) aspek yang terkaitdengan kesehatan manusia; dan (5) aspek kesehatan hewan/
ternak. Aspek penyediaan bahan baku dimulai dari kegiatan di
on fa/in dan scat panen dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Pada pangan olahan selain ditentukan oleh
kual itas bahan bakunya, juga pada proses pengolahamya sampai
pengemasan, penyimpanan dan distribusinya. Aspek
perdagangan, tergantung pada mutu bahan baku dan olahannya,
juga pada faktor penyimpanan dan transportasinya. Pads aspekterhadep keschatan manusia, sangat dipengaruhi olch kesaderan
dan pengetahuan dan tingkat sosial masyarakat serta kegiatan
penyuluhan, sedangkan aspek terhadap kesehatan hewaniternakkaitannya dengan mutu bahan pakan dan dampak cemaran
mikotoksin pada produk ternak yang dihasilkannya.
unan Sarm6utan "enteri aertanian a;ahan 2005 94
Selanjutnya saya mengharapkan simposium ini dapat
menghasilkan rumusan dan altematif rancang tindak yang perlu
diambil oleh berbagai institusi terkait, sehingga permasalahan
mikotcksin dan mikotcksikosis ini dapat dikurangi. Sudah saatnya
kegiatanJ{egiatan simposium seperti ini tidak hanya sekedar
tempat pertukaran informasi ilmiah tetapi juga dapat berperan
secara signifikan dalam mengatasi permasalahan yang dibahas
pada simposium tersebut. Selain itu, saya juga mengharapkansemoga simposium ini memberikan manfaat bagi pelaku
pembangunan pertanian, sehingga dapat meningkatkankesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.
Terima kasih.
Wassalaamu'alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sarm6utan Meuteri qtettamirn mahan 2005 95
SAMBUTAN KUNCI
MENTERI PERTANIAN
PADA
PUNCAK ACARA TECHNOEXPO HORTIKULTURA 2005
Batu, 30 Juli 2005
• Yth. Sdr. GubemurJawa Timur,
• Yang saya hormatj walikota Batu, Bupati Malang,
I(epala Badan Litbang Pertanian, dan Direktur
Jendral Hortikultura,• Para pejabat pusat maupun daerah, para petani,
pen®Iiti, pelaku agribisnis hortikultura dan hadirin
yang berbahagia.
Assalaamu'alai kum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh,
Pertama-tama, saya mengajak para hadirin semua untuk
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat hadir dan
berpartisipasi pada acara TECHNOEXPO HORTIKULTURA
unan San6utan "enteri aer¢anian q{chun 2005 96
INDONESIA 2005 ini. Saya bersyukur depat hadir pada acara ini
sehingga dapat melihat perkembangan inovasi dan teknologi
hortikultura. Di samping itu, saya juga ingin bertemu dan berdiskusi
langsung dengan Saudara-sandara para petani, pengusaha,
swasta, dan pelaku agribisnis. Departemen Pertanian sangat
memerlukan saran, masukan dan harapan Saudara-saudara
sekalian untuk memajukan dan mengembangkan agribisnis
hortikultura di masa yang akan datang.
Hadirin yang saya hormati,
Sub-sektor hortikultura menghadapi tantangan yang tidak
ringan. Permasalahan yang menonjol saat ini adalah lemahnya
daya saing produk-produk hortikultura kita dibanding produk
hortikultura negara lain. Daya saing yang lemah tersebut antara
lain disebabkan oleh tingkat produktivitas, kualitas dan efisiensi
usahatani yang masih rendah. Dampak yang kita rasakan
sehari-hari adalah terjadinya impor hortikultura, balk dalam bentuk
benih/bibit maupun produk (buah dan sayur segar maupun
olahan) yang cenderung makin meningkat. Sementara itu,
unan San6utan Menteri qtertandn qiahun 2005 97
sub-sektor hortikultura mempunyai peran yang sangat penting
dan strategis sebagai salah satu sumber pendapatan (uang
tunai), sumber pangan, vitamin, dan gizi bagi masyarakat. 0leh
karena itu, saya berpendapat bahwa dalam lima tahun ke depan
ini, sub-sektor hortikultura perlu terus diperkuat dan
dikembangkan dengan berbasis pada potensi sumberdaya
domestik, dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya
saing produki)roduknya,
Sejalan dengan upaya tersebut, maka peran Badan
Litbang Pertanian dan lembaga-lembaga penelitian hortikultura
lainnya sangat diperiukan, terutama dalam menyediakan inovasi
teknologi untuk peningkatan produktivitas, kualitas dan daya
saing produk hortikultura kita. Dalam menciptakan dan merakit
inovasi teknologi harus dilandasi oleh kajian ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan. Di samping itu, periu diupayakan agar
inovasi dan teknologi yang dihasilkan mampu memberikan
tingkat produktivitas, kualitas dan efisiensi yang tinggi, namun
dengan masukan input yang rendah dan efisien /"/ow exferr}a/
input/ high effilcient input for higher output'').
unan Sam6utan Menteri qtertanian qiahun 2005 98
Dalam kaitan ini, "TECHNOEXPO HORTIKULTURA
INDONESIA 2005" yang diselenggarakan saat ini saya nilai
tepat untuk mengukur kesiapan kita menghadapi tantangan di
atas, sekaligus sebagai wahana promosi dan diseminasi inovasi
teknologi hortikultura. Saya sangat berharap teriadi pula interaksi
yang positif diantara para pefaku agribisnis hortikultura, sehingga
TECHNOEXPO ini memberikan manfaet yang sebesahoesamya
untuk meningkatkan kualitas usahanya.
Saudara-saudara dan hadirin yang berbahagia,
Baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 11 Juni 2005,
Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono telah mencanangkan "Revitalisasi Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan" (RPPK), yang merupakan salah satu
dari "rn.p/e 77ack Strafegy' Kabinet Indonesia Bersatu. Tujuan
utamanya adalah untuk mengurangi kemiskinan dan
pengangguran, serta peningkatan daya saing ekonomi nasional.
Sektor pertanian telah dan akan terus berperan dalam
pemantapan ketahanan pangan, penyedia bahan baku industri,
unan Sam6utan Menteri q]ertandn qahun 2005 99
penyedia kesempatan kerja dan pendapatan, pengentasankemiskinan, penerimaan devisa, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam membangun sektor pertanian ke depan, diperlukan
perubahan pendekatan antara lain dari peningkatan produksike peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing; dari
pendekatan komoditas ke pendekatan usaha. Selain itu dalam
pembangunan pertanian termasuk hortikultura, disadari perlunya
peningkatan peran masyarakat; perlunya komitmen yang tinggi
dalam membangun manusianya; dan perlunya pelaksana-
pelaksana yang bersih dari KKN, amanah, transparan, danakuntabel.
Sejalan dengan RPPK tersebut, Departemen Pertanian
telah menetapkan visi pembangunan pertanian lima tahun ke
depan, yaitu ten^rujudnya pertanian tangguh untuk kemantapan
ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk pertanian, serta peningkatan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi
pembangunan pertanian lima tahun ke depan, yaitu :
anon Sarm6utan "enteri qtertandn I;ahun 2005 100
1. Mewujudkan birokrasi pertanian yang profesional dan
memiliki integritas moral yang tinggi,
2. Mendorong pembangunan pertanian menuju pertanian yang
tangguh, berdaya saing, berkelanjutan, dan mewujudkan
ketahanan pangan ,
3. Mendorong peningkatan kontribusi sektor pertanian
terhadap perekonomian nasional,
4. Memfasilitasi pelaku usaha melalui pengembangan
teknologi, pembangunan sarana-prasarana, peningkatan
akses pasar dan pendukungnya,
5. Memperjuangkan kepentingan petani dan pertanian
Indonesia dalam sistem perdagangan internasional.
Operasionalisasi dari visi dan misi tersebut, dalam
periode 2005 - 2009 program pembangunan pertaniandikemas ke dalam tiga program utama, yaitu: (1) Program
Peningkatan Ketahanan Pangan, yang diarahkan untuk fasilitasi
peningkatan ketahanan pangan masyarakat, (2) ProgramPengembangan Agribisnis, yang diarahkan untuk fasilitasi
berkembangnya usaha agribisnis dan (3) Program Peningkatan
u:ran San6utan "emeri qtertonian a;ahun 2005 101
Kesejahteraan Petani, yang diarahkan untuk fasilitasi
pemberdayaan, percepatan akses terhadap sumberdaya
produktif, dan perlindungan petani & usahanya. Melalui ketiga
program utama tersebut, saya berharap selama lima tahun kedepan terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
petani paling tidak 3,5 persen per tahun.
Hadin.n yang saya hormati,
Sub-sektor hortikultura sangat diharapkan perannya
dalam mewujudkan sasaran dari ketiga program utama
tersebut. Penyediaan produk-produk hortikultura yang cukup
akan berperan dalam peningkatan kualitas konsumsi pangan
dalam bentuk penyediaan vitamin dan zat gizi mikro. Di samping
itu, juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan
devisa negara melalui peningkatan ekspor dan pengurangan
impor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Sub-sektor
hortikultura juga sangat diharapkan perannya dalam mendorong
perekonomian wilayah karena sifatnya yang komersial dan
sebagai penghasil uang tunai.
unan Sa:rr€6utan 8ndenteri qiertandan Thhun 2005 102
Selama periode lima tahun ke depan (2005 - 2009),
program pembangunan hortikultura diarahken untuk mewujudkan
enam sasaran utama, yaitu: (1 ) Pencukupan produksi hortikultura
untuk peningkatan konsumsi dan ekspor, (2) Penyediaan preduk
hortikultura oukup merata sepanjang tahun, (3) Peningkatan mutu
produk, standarisasi produk, jaminan mutu, dan keamanan
konsumsi /food safety/, (4) Peningkatan tingkat konsumsi
hortikultura, (5) Penyediaan produk hortikultura bahan industri
olahan, dan (6) Penyediaan produk hortikultura mutu tinggi untuk
peni ngkatan ekspor.
Sasaran pembangunan sub-sektor hortikultura untuk lima
tahun ke depan adalah : (1 ) Meningkatnya produksi hortikultura
5 - 10%/ tahun; (2) Teroukupinya kebutuhan hortikultura (kuantitas
dan kualitas) dan meningkatnya nilai ekspor 10 -20%/tahun; (3)
Meningkatnya kemampuan teknis dan manajerial SDM
hortikultura; (4) Terbukanya kesempatan keria dan bertambahnya
pendapatan petani, dan (5) Meningkatnya kesejahteraan petani
hortikultura.
unan Sarm6utan "enteri @ertandan qchun 2005 103
Pada tahun 2009, produksi buah kita diharapkan dapat
mencapai lebih dari 16 juta ton dengan tingkat konsumsi 60 kg/
kapita/ tahun. Untuk produksi sayuran, pada tahun 2009
ditargetkan sebesar 14 juta ton dengan tingkat konsumsi sekitar
65 kg/kapita/tahun. Peningkatan produksi tanaman hias dan
biofarmaka juga terus didorong dan dipacu Dalam rangka
perlindungan dan kesejahteraan petani, impor produk-produkhortikultura terms dibatasi , antara lain melalui pengenaen tarif bea
masuk impor dan pemberian subsidi tidak langsung melalui
perbaikan infrastruktur.
Hadirin dan peserta TECHNOEXPO yang berbahagia,
Urtukmewujudkansasaranprogrampembangumantersebut
sangat diperlukan dukungan berbagai pihak secara terpadu dan
sinergis. Kebijakan pembangunan pertanian, baik di pusat maupun
di daerah, harus berpihak kepada petani dan diarahkan untuk
memberikan periindungan dan keseiahteraen petani. Pembanguman
infrastruktur seperti jaringan irigasi, jalan usahatani, transportasi,
pasar, perlu secara terus-menerus ditingkatkan.
unan San6utan Menteri ®ertaninn I;ahun 2005 104
Dalam hal dukungan inovasi teknologi, saya minta Badan
Litbang Pertanian secara proaktif dan profesional mampu
menyediakan inovasi teknologi yang diperlukan, seperti
penyediaan varietas unggul nasional, benih sumber, teknologi
usahatani, teknologi penanganan panen, pasca panen dan
peningkatan nilai tambah, inovasi kelembagaan dan berbagai
masukan kebijakan pembangunan pertanian. Kerja sama dengan
lembaga penelitian swasta, perguruan tinggi dan lembaga
penelitian lainnya dalam pengembangan inovasi teknologi perlu
terus ditumbuhkembangkan. Teknologi lnformasi (Tl) periu terus
dibangun dan dikembangkan agar penyebaran informasi, irovasi
dan teknologi hasil penelitian dapat dilakukan secara cepat, efcktif
dan efisien.
Untuk mempercepat perfumbuhan sub-sektor hortikultura,
sektor swasta saya harapkan melakukan investasi di bidang
hortikulturainidanbermitrasecarabaikdenganpetanidalamaspek
pengembangan pasar. Kepada seluruh masyarakat agribisnishortikultura, saya pesankan agar saling bekerjasama, bahu
membahu dan keria keras dalam memajukan agribisnis hortikultura.
unan Sarm6utan Menteri ®ertanjan qlchun 2005 105
Saudaralsaudara dan hadirin yang saya horrnati,
Demikian beberapa hal yang perlu saya sampaikan. Saya
memberikan penghargaan yang tinggi terhadap
penyelenggaraan TECHNOEXPO HORTIKULTURA ini. Melalui
ekspose semacam ini, saya berharap informasi, inovasi dan
teknologi hasil penelitian dapat cepat diketahui masyarakat luas
dan segera diapl ikasikan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Kepada para penyuluh dan petugas lapang, saya pesankan agar
secara sungguh-sungguh menyerap apa-apa yang disajikan
dalam acara ini, dan dijadikan bekal dalam memberdayakan
para petani hortikultura agar pendapatan dan kesejahteraanyadapat ditingkatkan. Terima kasih.
Wassalaamu'alai kum Warakhmatu llaahi Wabarakaatuh
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan 04enteri q}ercavian qiahun 2005 106
PENGARAHAN
MENTERI PERTANIAN
PADA
RAPAT KOORDINASI EVALUASI DAN PENGAMANAN
IMPLEMENTASI
KETENTUAN IMPOR BERAS
Jakarta, 5 -7 Agustus 2005
Yang terhormat,
Saudara Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,
Saudara Pejabat Eselon I lingkup Departemen Pertanian,
Saudara-saudara anggota Kelompok Kerja Perberasan baik
tingkat Pusat maupun Daerah seluruh Indonesia,
Saudara peserta pertemuan dan hadirin sekalian yang
berbahagia,
Assalaamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke
hadirat AIIah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita
unan San6utan Menteri ®erta[ndn q{ahun 2005
dapat berkumpul bersama-sama dalam rapat kcordinasi hari ini
yang terkait dengan keinginan kita untuk melaksanakan lnstruksi
Presiden Nomor 2 Tahun 2cO5 tentang Kebijakan Perberasan.
Maksud utama pertemuan ini adalah untuk mengevaluasi
implementasi ketentuan impor beras yang sudah kita berlakukan
sejak Januari 2004 hingga saat ini dan sekaligus merumuskan
strategi pengamanan implementasinya ke depan' mengingat
kebijakan tersebut sudah diperpanjang hingga December 2005.
Saya menilai evaluesi teinadep kebijakan yang sudan berlangsung
hampir 2 tahun ini sangat penting dilakukan agar kita dapat
menyiapkan berbagai antisipasi dan langkah selanjutnya dalam
rangka melindungi petani padi yang juga sebagai konsumen beras.
Saudarasaudarapeserfarapatkoordinasiyangsayahormati,
Inpres No. 2 Tahun 2005 bukan sekedar instruksi yang
bersifat mengamankan ketersediaan pangan dalam hal ini beras,
tetapi sekaligus sebuah hadiah dan penghargaan bagi petani-
petani kita yang telah bersusah payah melakukan budidaya padi.
Diharapkan kesejahteraan mereka akan semakin membaik dan
unan Sa:m6utan Menteri qtertandan I;ahun 2005 108
secara kontinyu bersedia menanam padi karena tersedianya
insentif yang memadai dan dukungan yang kongkret dari
pemerintah. Kepada mereka pulalah antara lain kita
membebankan tanggung jawab untuk memelihara ketahanan
pangan nasional. Dengan demikian, peran petani sebagai
produsen beras/padi sangat vital dalam menentukan tercapai-tidaknya kedaulatan pangan yang sudan sewajamya kita peroleh
sebagai negara yang telah merdeka selama 60 Tahun.
Sayangnya secara umum kondisi petani kita saat ini masih jauh
dari kondisi yang layak sebagai produsen beras/padi. Pemilikan
lahan yang sempit (rata-rata + 0,3 Ha) atau bahkan hanya sebagai
petani gurem (total persentase RT petani gurem + 56,2% atau +13,7 juta dari total RT petani, Sensus Pertanian 2cO3) dan tentu
saja dengan kondisi seperti itu posisi tawar petani sangat lemah,
Persoalan anjloknya harga gabah pada saat panen raya
telah menjadi persoalan yang sudan biasa dan seolah®lah selalu
dialami oleh petani. Hingga tahun 2003, sulit rasanya bagi kita
mengatasi persoalan ini. Pemerintah, dalam hal ini Departemen
Pertanian telah mengusulkan kenaikan tarif sebagai salah satu
uno:n San6utan menteri ®ertanian a;chum 2005 109
upaya mengatasi hal tersebut, namun itupun sulit disepakati di
tingkat nasional. Sementara itu, peranan Perum BULOG sebagai
pengendali impor beras (monopoli impor) juga sudah tidak
berfungsi lagi sejak ditanda-tanganinya Lol dengan IMF pada
tahun 1998. Pada sisi lain, pasar intemasional beras sangat tidak
fair dan dipenuhi oleh beras residual dengan harga yang sangat
murah karena adanya subsidi dari negara-negara asalnya.
Sementara itu, harus diakui penyelundupan beras masih sangat
besar, karenanya pasar beras domestik perlu diproteksi.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Keputusan melaksanakan kebijakan pelarangan impor
beras 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah panen raya pada
tahun 2004 (21 Januari -30 Juni 2004) merupakan kebijakan
pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian dan Departemen
Perdagangan untuk memberikan insentif harga kepada petani
dan sekaligus sebagai wujud keberpihakan pemerintah kepada
petani. Diharapkan dengan kebijakan tersebut akan mampu
menciptakan harga gabah maupun beras pada tingkat yang wajar
ii:nan Sarm6utan 04.enteri ®ertandn q;ahun 2005 110
bagi petani. Perpanjangan masa pelarangan impor beras pada
tahun 2cO4 hingga tanggal 31 Desember 2cO4 dilakukan karena
kita yakin bahwa hal tersebut akan semakin berdampak positip
terhadap harga gabah maupun beras, dengan keyakinan akan
menoukupi ketersediaan beras selama periode tersebut.
Keputusan yang sama juga kita lakukan pada tahun ini.
Fakta menunjukkan kepada kita bahwa dengan telah
beriangsungnya pelarangan impor beras selama kurang lebih 1,5
tahun, harga gabah maupun beras mengalami peningkatan,
bahkan tahun ini sudah berada di atas HPP yang telah ditetapkan
dalam lNPRES 2/2005 dan pasokan pangan kita diperkirakan
oukup hingga akhir tahun ini.
Saludalra-saludalra yang saya muliakan ,
Ada pelajaran penting yang dapat kita ambil dari
implementasi kebijakan pelarangan impor beras yang sudah
berlangsung lebih dari 1,5 tahun yaitu (1 ) ternyata Indonesia
mampu memenuhi sendiri kebutuhan beras di dalam negeri,
u;:nan Sam6utan Menteri q}ertanian I;ahun 2005 RTI
padahal selama ini Indonesia sudah dijuluki sebagai negara
pengimpor beras terbesar di dunia, nyatanya dengan hanyamenerapkan kebijakan tersebut selama 1,5 tahun, kita bisa
membuktikan bahwa kita sanggup memenuhi kebutuhan beras
kita sendiri; (2) pengendalian impor dengan kebijakan ini tampak
lebih efektif dibandingkan dengan penerapan kebijakan tarif
maupun kebijakan jalur hijau-merah dalam menangkal impor
beras illegal. Peredaran beras impor illegal dapat dengan mndah
diidentifikasi dan dikontrol pada masa pelarangan impor.
Hal ini hampir tidak mungkin dilakukan apabila
pengendalianimperdilakukanmelaluikebijakantarifmaupunjalur
hijau-merah; (3) kebijakan pelarangan impor menunjukkan
keberpihakan dan kesungguhan pemerintah membela petani deri
serangan beras impor murah sehingga secara psikologis
mendorong petani untuk terus meningkatkan produksinya; dan
(4) pada akhirnya kebijakan ini telah mampu mendorong
perdagangan beras dari pulau^wilayah/propinsi surplus ke pulau/wilayah/propinsi defisit. Untuk Indonesia dengan kondisi
geografis kepulauan , perdagangan antar pu lau^^ri layah/propi nsi
anon San6utan Menteri qtertandn qchun 2005 112
merupakan salah satu aktivitas penting yang harus ditumbuhkan
untuk menjaga kesatuan bangsa.
Namun demikian, kita menyadari pula bahwa kebijakan
pelarangan impor ini merupakan kebijakan yang berdasarkanrambu-rambu perdagangan dunia (WTO) "tidak diperbelehkan",
karenatidaksesueidenganspiritnyayangmendorongpembukaan
pasar dunia seluas-Iuasnya. Tentu saja kebijakan ini juga tidakdisukai oleh negara-negara pengekspor beras yang selama ini
banyakmemasokberaskelndonesiakarenabagaimanapuntargct
ekspor negara tersebut menjadi tidak bisa tercapai terutama
apabila Indonesia merupakan negara tujuan utama ekspomya.
Saudara-saudara yang saya horrnati,
Menyadari kondisi yang saya uraikan tadi, tentu saja kita
ingin tetap mempertahankan pelaksanaan kebijakan yang dapat
memberi dampak yang sangat baik bagi petani dan bagi
perkembangan perberasan nasional, dengan tetap menjagahubungan baik dengan negara mitra dagang di pasar lntemasional.
unan Sam6utan Menteri ®ertanian qichun 2005 113
Kita tidak dapat menutup mata dan telinga terhadap keberatan
negaramegara mitra dagang begitu saja atas kebijakan yang kita
tempuh. Bagaimanapun, kita telah meratifikasi komitmen di forum
perdagangan dunia WTO maupun regional, untuk menyepakatiupayaupaya pembukaan pasar menuju pasar global.
Pada kesempatan ini, sayajuga ingin mengingatkan barma,
kondisi "swa-sembada beras" yang telah dicapai saat ini
merupakan kondisi yang sangat vtA/nerab/e (rentan), yang dengan
mudahkembalikekondisisemulaapabilaadamasalahforcemator
yang disebabkan karena adanya anomali iklim maupun masalahlainnya seperti bencana alam. Saya juga sangat kha\vatir dengan
kondisi harga gabahfoeras yang sudah sangat kondusif inj akan
terganggu apabila kebijakan pelarangan impor ini kelak tidak
diberiakukan lagi. Hal ini bisa teTjadi manakala kondisi daya saing
pertanian padi dan perberasan kita (mulai dari hulu ke hilir) selama
masa pelarangan impor beras ini tidek mengalami perbaikan. Saya
khawatir kondisi yang dicapai sekarang ini sematarmata hanya
karena tidak adanya beras dari luar yang menjadi saingan kita.
Padahal kita tabu, kebijakan menutup pasar selama-lamanya tidak
unan Sarm6utan Menteri qtertawhn a;ahan 2005 114
mungkin dilakukan karena produkproduk ekspor kita untuk
menambah devisa negara juga memerlukan pasar negara lain.
Oleh karena itu, saya sangat berharap agar rapat
kcordinasi ini mampu merumuskan strategi-strategi yang dapat
mengamankan implementasi kebijakan pelarangan impor beras
tidak hanya dari kemungkinan dituduh sebagai negara pelanggar
komitmen, tetapi juga dari kemungkinan bahaya munculnya
monopoli beras di dalam negeri sementara terisolasi dari pasar
internasional. Disamping itu, upaya-upaya peningkatan daya
saing perberasan nasional khususnya selama masa pelarangan
impor beras, juga harus pula dapat dirumuskan dengan balk pada
rapat kcordinasi ini. Sehingga pada saatnya nanti kita tidak dapat
lagi melakukan kebijakan pelarangan impor beras ini, daya saing
beras nasional sndah semakin meningkat. Secara praktis, bahwa
dengan diperpanjangnya masa pelarangan impor beras hingga
akhir Desember 2005, maka impor beras akan tertutup hingga
akhir Juni 2006. Pada masa tersebut sekali lagi perlu saya
ingatkan, upaya peningkatan daya saing harus dilakukan
sesegera mungkin dan sekaligus sebagai penjabaran komitmen
unan Sarm6utan 04enteri q}er¢andn qahan 2005 115
kita untuk melakukan revitalisasi pertanian.
SaudaTa-saudara sekalian yang saya horrnati
Demjkian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, akhir
kata, kepada seluruh peserta Rapat Koordinasi Evaluasi dan
Pengamanan lmplementasi Ketentuan lmpor Beras saya
sampaikan selamat berdiskusi dan semoga kiranya dapat
menghasilkanideideyangbaikdalammembangunsekiorpertanfan
untuk meningkatkan kesejahteraan den kemakmuran petani. Saya
yakin, dengan sinengi dan kerja keras kita semua, sosck pertanian
yang dicita{itakan, Insya AI lah dapat diwujudkan. Terima kasih.
Billahitaufiqwalhidayah,
Wassalaamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Jakarta, 6 Agustus 2005
Menteri Pertanian,
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan "enteri ®ertanian qchun 2005 116
SAMBUTAN
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENYERAHAN BANTUAN SEMEN BEKU
EKS.AMERIKA
UNTUK PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TANGGAL, 7 AGUSTUS 2005
Yang terhormat :• Sdr. Pimpinan pT. NidaAgro Mandiri dan staf
• Sdr. Gubernur Jawa Barat atau yang mewakili beserta
jajarannya.• Sdr. DirekturJenderal peternakan dan staf
• Hadirinyang berbahagia
Assalamua'alaikuim Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke
hadiratAIIah SWT, karena atas karunia-Nya pada pagi hari ini
kita dapat bersilaturahmi dalam acara penyerahan bantuan
unan San6utan enenteri aertanian qalhan 20o5 117
semen beku sapi dari PT. Nida Agro Mandiri kepada Pimpinan
Departemen Pertanian yang selanjutnya akan diserahkan
kepada jajaran Dinas Peternakan Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD).
Hadirin yang saya hormati,
Bantuan semen beku sapi ini merupakan salah satu kepedulian
masyarakat swasta dalam hal ini salah satunya PT. Nida Agro
Mandiri, untuk membantu percepatan pembangunan
khususnya di bidang peternakan melalui semen beku sapi
unggul impor asal Amerika, sebagaimana kita maklumi
bersama bahwa Saudara-saudara kita di NAD telah
mendapat musibah dan cobaan dari AIIah SWT pada
Desember tahun lalu.
Saya sebagai pimpinan Departemen Pertanian, merasa haru
dan bangga atas partisipasi sektor swasta yang telah
menunjukkan kepeduliaanya. Saya juga minta agar dibentuk
kepedulian ini jangan dinilai dari besar kecilnya nilai bantuan,
uno:in San6utan Menteri q}ertandn qiahun 2005 118
tetapi nilailah dari niat partisipasi untuk mencoba turut
membangun sesuatu di NAD.
Saya te'lah dilapori, bahwa semen beku sapi tersebut nantinya
akan didistribusikan melalui 818 Lembang ke Dinas
Peternakan Propinsi NAD, untuk itu saya berpesan agar
pelaksanannya dilakukan sebaik-baiknya agar semen bekuini dapat dikembangkan menjadi calon bibit sapi unggul di
NAD nantinya dan pada gilirannya akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan peternak-peternak di NAD.
Akhir, kami segenap pimpinan Departemen Pertanian
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
ketulusan dan keikhlasan pimpinan PT. Nida Agro Mandiri,
mudah-mudahan upaya bantuan in dicatat sebagai salah satu
ibadah dan mendapat balasan dari Allah SWT.
Saya berharap kegiatan ini terus dapat ditukarkan dan
berlanjut mengingat berdasarkan pengamatan langsung saya
dilapangan proses pemulihan dampak bencana di NAD
unan Sarm6utan Menteri aertanian qichun 2005 119
membutuhkan waktu yang oukup lama.
Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.
Wassalamua'alaikum Wr. Wb.
Lembang, 7 Agustus 2005.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sarm6utan 04enteri qtertanien "ahun 2005 120
SAMBUTAN MENTERI PERTAN IAN
PAIDANCAIRA
WISUDA LULUSAN SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN (STPP)
TAHUN AKADEMIK 2004/2005
Yang saya hormati
Saudara kepala Pemerintahan Propinsi
• Saudara Kepala pemerintahan Kabupaten/Kota ..............
atau yang mewakili
Saudara Rektor ...........
Saudara Ketua Sekolah Tlnggi Penyuluhan Pertanian (
STPP)....
Saudara Ketua Senat, Dosen, dan Staf STPP
Para wisudawan / wisudawati dan keluarga, serta
undangan dan hadirin yang berbahagia.
Assalamu'a lai kum warahmatu I lahi wabarakaatuh
Pertama tama marilah kita awali acara ini dengan memanjatkan
unan Sam6utan Menteri ®ertaninn qlahun 2005 121
puji syukur kehadirat Allah Swl, atas rahmat dan barokah sertahidayahnya yang telah diberikan kepada kita, sehingga pada hari
yang amat berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam keadaansehat wal afiat untuk menghadiri upacara wisuda lulusan Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Tahun Akademik 2004/
2005. Upacara wisuda ini secara rutin dilaksanakan pada setiap
akhir program pendidikan, setelah mahasiswa selesai mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan proses pembelajaran di STPP. Acara
ini juga memiliki makna yang amat membahagiakan bagi setiap
wisudawan/ wisudawati setelah kurun wak(u 4 tahun mengarungi
kehidupan di dalam kampus, dengan segala suka maupun duka.
Selanjutnya akan berpisah dan kembali ke instansi kerja daerah
asal serta kembali berkumpul dengan keluarga masingrmasing.
Hadirin yang saya hormati,
Pada upacara wisuda hari ini, rasa bahagia dan bangga
juga dirasakan oleh segenap civitas akademika STPP terutama
para dosen. Mereka secara khusus telah mencurahkan segala
perhatian dan kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilan
unan San6utan Menteri qtertanian I;chum 2005 122
yang dimiliki untuk memenuhi cita€ita dan harapan wisudawan/wisudawati, agar menjadi insan terdjdik dan profesional dalam
bekerja dan pengabdiannya bagi nusa dan bangsa.
Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini secara
khusus ingin saya sampaikan, ucapan selamat kepada seluruh
wisudawan/wisudawati atas keberhasilannya dalam
menyelesaikan pendidikan program Diploma lv STPP.
Demikianpun kepada keluarga wisudawantwisudawati , kami
sampaikan selamat, bahwa pada hari ini dukungan yang selama
ini diberikan telah membuahkan hasil sesuai harapan. Ucapan
selamat juga saya sampaikan kepada segenap civitas
akademika STPP, dan semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraan
pendidikan profesional pertanian di STPP.
Hadirin dan Pare wisudawan/ wisudawati yang berbahagia,
Pada kesempatan yang amat berbahagia ini, saya ingin
menyampaikan semangat Revitalisasi Pertanian Perikanan dan
tlnan Sam6utan Menteri q3ertaniem I;ahun 2005 123
Kehutanan, yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Susilo
Bambang Yudoyono, di Waduk lr. H. Juanda, Jatiluhur, Jawa
Barat, pada tanggal 11 Juni yang lalu. Tentu saja dalam
mensukseskan program Presiden tersebut, Departemen
Pertanian sejak awal kabinet Indonesia Bersatu telah mengambil
kebijakan besar yang saat ini sangat tepat dengan program
Presiden tersebut. Kebijakan Departemen Pertanian dalam hal
ini adalah meningkatkan ketahanan pangan, perbaikan
Kesehjateraan petani secara utuh, dan mengembalikankeberadaan penyuluhan perfanian. Ketiga kebijakan tersebut
satu dengan yang lain merupakan kesatuen kebijakan yang sal ing
mendukung, untuk itu harus dioperasionalkan secara utuh dan
berkesinambungan pada tingkat pusat hingga tingkat daerah
yang paling rendah sekalipun.
Peningkatan Ketahanan Pangan, diarahkan pada
semua komoditas pangan seperti beras, jagung, kedelai, dan tebu
serta komoditi lainnya yang strategis dalam pengamanan devisa,
atau pengaman ketersediaan pangan itu sendiri. Kebijakan lmpor
bahan pokok tersebut dirasakan sangat merugikan petani, dan
unan Sam6utan 04enteri aertanian qahun 2005 124
sangat menguras devisa Negara. Pada dasamya kita mampu
meningkatkan ketahanan pangan yang berkesinambungan.
Sebagai contch pada tahun 2004 produksi padi nasional sebesar
34 juta ton, sedang kebutuhan beras nasional mencapai 31 juta
ton, sehingga terjadi surplus. Atau dapat dikatakan bahwa
swasembada beras tahun 1984 dapat dicapai kembali dan
sekarang harus dipertahankan keberadaannya. Sedang untuk
jagung, dan kedelai juga telah diupayakan peningkatan produksidan nilai mutunya sehingga impor jagung dan kedelai dapat
diminimalisir. Sedangkan khusus untuk tebu, petani tebu dengan
asosiasinya telah mampu melakukan manuver positif dan
mempengaruhipolitikpemerintahuntukmenstabilkanhargagula,
dan hasilnya pefani tebu termctivasi untuk mencari bibit yang lebih
baik dan berlomba menanamnya.
Keberhasilan peningketan ketahanan pangan pada tahun
1984, sekarang dan mendatang, tidak terlepas dari keberadaan
penyuluh pertanian yang bekeria keras membantu petani untuk
melakukan perbaikan teknologi usahatani, manegemen
usahatani maupun pemasaran hasil usahatani.
unan Sam6utan Menteri qtertanien qchun 2005 125
Penataan keberadaan penyuluh pertanian, ber-
dasarkan nilai strategis yang dimiliki oleh penyuluh pertanian,
maka kebijakan Departemen Pertanian adalah berusaha secara
ri il untut memulihkan keberadaan penyuluhan pertanian, dengan
kerja nyata sebagai berikut :
1. Peningkatanjumlah penyuluh, dengan asumsi bahwa setiap
desa memiliki satu orang penyuluh pertanian. Dengan jumlah
desa seluruh Indonesia 68 000 desa, maka Departemen
Pertanian bersama pemerintah daerah tingkat propinsi dan
kabupaten/ kota berupaya memenuhi kebutuhan tenaga
penyuluh sebesar 68 000 orang. Penyuluh yang ada sekarangini baru berjumlah 24.000 orang, sehingga masih diperlukan
minimal 44 000 penyuluh lagi.
2. Peningkatan kesejahteraan penyuluh pertanian, terutama
pengangkatan penyuluh honorer. Pada tahun 2005 telahdiangkat 600 penyuluh masa honorer lebih dari 10 tahun.
Disamping itu honor operasional yang selama ini dikeluhkan
oleh penyuluh, juga ditingkatkan dari Rp 24.000 per bulan
menjadi Rp 500.000, dan ini harus dipertanggungjawabkan
melalui kegiatan di masyarakat petani, dan ditengarai
unan Sarm6utan Menteri qter¢awian qiahun 2005 126
dengan peningkatan produktivitas pertanian di daerah
wilayah kerjanya. Penataan kembali kelembagaan
penyuluhan pertanian dari tingkat kecamatan hingga propinsi.Penataan kelembagaan ini diarahkan agar dapat
meningkatkan dan mengembangkan prakarsa lokal dan
potensi wilayah, serta pengembangan profesionalisme
-luh.3. Penguetan program dan programa penyuluhan pertanian, hal
ini dimaksudkan agar penyelenggaraan penyuluhan dapat
diarahkan dan dipikul, disusun, dan dilaksanakan melalui
program penyuluhan terpadu yang berorientasi agribisnis
yang direncanakan dari bawah /bofom up p/ami.ng/.
Berdasarkan kebijakan ini, wisudawan/ wisudawati
diharapkan setelah pulang ke daerah masing masing dapat
memberikan semangat baru dan darah segar untuk
pembangunan pertanian melalui kegiatan penyuluhan pertanian.
Sumbangsih lulusan STPP dapat pula dfarahkan oleh pemerintah
Daerah untuk menjadi tenaga pendamping petani yang bersifat
kontrak.
unan San6utan Menteri ®rtanien qahun 2005 127
Hadirin, dan wisuda[wanl wisudawati yang saya hormati,
Kesejahteraan penyuluh pertanian diatas diupayakan
dengan terarah dan berkesinambungan, sehingga diharapkan
penyuluh dapat bekerja profesional dan optimal. Perlu sayaingatkan bahwa Ruh pembangunan pertanian sekarang ini adalah
bersih dan peduli, maka dengan kesejahteraan yang telah
diperbaiki, saya seharusnya tidak lagi mendengar keluhan petani
akan perilaku penyuluh pertanian dimasa mendatang.
Kesejahteraan petani sebagai pelaku agribisnis, padarevital isasi pertan ian juga menjadi tanggung jawab Departemen
Pertanian. Pembangunan pertanian selama ini memposisikan
petani sebagai obyek proyek, sehingga pada akhir proyek, pefanimasih terpuruk. Keadaan ini memicu Departemen Pertanian
Kabinet Indonesia Bersatu menata kembali upaya peningkatan
kesejahteraan petani melalui ruh kepedulian dengan program
sebagai berikut :
1. Peningkatkan pendidikan, dengan harapan bahwa
peningkatan pendidikan akan mempengaruhi tingkat
unan San6utan Menteri qiertandn dyahun 2005 128
adopsi petani terhadap materi dan teknologi yang
disampaikan oleh penyuluh pertanian. Jumlah rumah tangga
petani berdasarkan sumber BPS adalah 24,9 juta rumahtangga atau mencapai 50% dari jumlah rumah tangga yang
berada dipedesaan yakni 53,1 juta rumah tangga. Ilngkat
pendidikan petani dipedesaan juga masih memprihatinkan.
Mayoritas tingkat pendidikan petani adalah sekolah dasar,
dan lebih memprihatinkan lagi bahwa di pedesaan terdapat
4 juta anak petani yang tidak mampu melanjutkan sekolah
yang lebih tinggi. Keadaan tersebut mewarnai kebijakan
Departemen Pertanian mendatang yakni mengupayakan
bantuan pendidikan bagi anak keluarga petani yang
disalurkan melalui Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP).
Dengan demikian, anak petani lulusan SLTP dapat
melanjutkan sekolah ke SPP dengan bebas biaya.
Selanjutnya apabila mereka lulus dari SPP, diharapkan
akan menjadi petani terdidik, dan apabila mereka telah
berusahatani, merekapun dapat diberi kesempatan untuk
melanjutkan kuliah di Sekolah llnggi Penyuluhan Pertanian.
Selepas dari STPP tetap menjadi petani professional yang
unan Sam6utan Menteri ®ertandn I;ahan 2005 129
bertindak ganda yaitu sebagai petani dan sekaligus
penyuluh swakarsa bagi lingkungannnya. Apabila
pendidikan SPP dan STPP dapat dilakukan dengan sistem
ini, maka akan terjamin tersedianya modal utama
pembangunan pertanian, yaitu generasi petani yang
terdidik, profesional dan berdaya saing. Selain itu secara
umum akan terjadi perubahan statistik tentang tingkat
pendidikan petani masa depan.
2. Penataan pelayanan sarana produksi pertanian khususnya
saluran irigasi pertanian, dengan harapan bahwa perbaikan
saluran irigasi dapat meningkatkan jumlah dan ketepatan
musim tanam. Perbaikan saluran irigasi pada kurun waktu
5 tahun mendatang paling tidak mencapai 25,8 juta ha atau
30% dari 8,6 juta ha yang dinyatakan rusak berat oleh
Departemen Pekerjaan Umum baik untuk irigasi sawah
maupun rawa. Irigasi ini diharapkan dapat melayani
pengairan terhadap 15 juta ha lahan irigasi dan 15 juta ha
lahan kering. Upaya perbaikan saluran irigasi tersebut, telah
dirancang oleh Departemen Pertanian melalui Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.
unan Sam6utan Menteri aertanian I;ahun 2005 130
3. Peningkatkan dan penataan organisasi petani yang bersifat
komoditas, dengan harapan dapat memberikan
pendampingan dan advokasi pada petani. Organisasiseperti ini sangat diperlukan petani, selain organisasi
kekaryaan, dalam rangka peningkatanpengetahuan
keterampilan dan peningkatan produksi serta pemasaran
hasil pertanian.
4. Pelayanan penyediaan dena, dengan harapan petani dapat
lebih mudah mengakses dana pinjaman yang disediakan
oleh Bank. Lembaga perbankan bagi petani, telah tersedia
dan tersebar di tingkat desa/ kecamatan oleh Bank Rakyat
Indonesia, namun keberadaan bank ini belum sepenuhnya
dapat dimanfaatkan oleh petani, mengingat sistim agunan
masih diterapkan oleh bank tersebut, dan tidak semua
petani memiliki kekayaan yang dapat digunakan sebagai
agunan. Keadaan inipun menfadi motivasi bagi Departemen
Pertanian untuk bekerjasama dengan pihak Bank, agar
petani yang menjadi nasabah bank tidak lagi disulitkan
dengan agunan, dan sebagai agunannya adalah dana
pendampingan petani yang disediakan oleh Departemen
unan San6utan Menteri qtertandn qlahun 2005
Pertanian. Dana pendamping ini bersifat abadi dan bahkan
akan bertambah jumlahnya.
5. dankebijakan lainnya.
Hadirin yang berbar\agia,
Sekali lagi perlu saya garis bawahi bahwa masyarakat
petani dan pelaku agribisnis menuntut profesionalisme penyuluh
pertanian, yang mampu memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi petani. 0leh karenanya, wl.suda inimerupakan titik awal bagi para wisudawan/ wisudawati STPP
menghadapi ujian profesionalisme yang diselenggarakan secara
terbuka di lapangan oleh masyarakat petani. Siapa yang
memberikan solusi dan pencerahan kepada petani, itulah yang
depat mempertahankan profesionalismenya ke depan barangkal i
bentuk ujian ini akan dibakukan dan dapat digunakan bagi
institusi pendidikan profesional seperti STPP. Bagi yang lulus,
merekaberhakmenyandanggelarprofesionalismedandivvisuda.
Untuk menyambut perubahan tersebut, maka setiap STPP
diberikan hak otonomi pengelolaan dan berpaou dengan STPP
``
unan Sam6utan Menteri ®ertanian qldhun 2005 132
yang ada maupun perguruan tinggi lainnya. Selanjutnya civitas
akademika harus mampu melakukan inovasi seperti :
1. Pembelajaran diorientasikan pada problem solving, dan
rekayasa lingkungan serta rekayasa teknologi.
Pembelajaran ini merupakan latihan mahasiswa dalam
memperoleh solusi yang diperiukan petani melalui rekayasa
lingkungan dan teknologi yang sederhana dan aplikatif
2. Pembelajaran profesionalisme agribisnis perlu ditanamkan
sejak dini, artinya mahasiswa diberikan kebebasan
mengembangkan jenis profesiomalisme yang dibutuhkan dan
dapat dikembangkan di daerah asal, misalnya ahli cabe,
sawit, ayam potong, sapi perah dst. Sebagai solusinya
mahasiswa sejak semester 11 hingga akhir dapat mendalami
agribisnis terpilih dengan tidak mengesampingkan
pembelajaran lainnya.
3. Pembelajaranjenjang profesionalisme juga diaplikasikan
sejak dini di STPP, mulai dari pelaku agribisnis, pengawas
agribisnis, dan manager agribisnis.
4. Peningkatan kualitas dan peran aktif dosen juga harus
ditingkatkan secara kolektif dalam pembentukan satu
unan Sarm6utan Menteri q}ertanian I;ahun 2005
kesatuan profesionalisme lulusan. Sebagai contoh untuk
menumbuhkan profesionalisme mahasiswa dengan pilihan
sapi perah, perlu dibimbing dan dukung oleh sejumlah dosen
yang memiliki keahlian yang bervariasi, mulai dari makanan
temak, repreduksi, kesehatan hewan dsb.
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas jumlah sarana dan
prasarana pembelajaran. Kebutuhan sarana pembelajarandiharapkan dikembangkan oleh STPP melalui unit produksi
baik bersumber dari APBN, mahasiswa maupun sumber
lainnya yang tidak mengikat.
6. Peningkatan kemandirian sTPp dalam menentukan jati diri
yang lebih baik. I{e\renangan menyusun kurikulum, pengadaan
saran pembelajaran, managemen unit usaha, keriasama
pendidikan serta upaya perbaikan kemandirian lainnya.
Apabila ke enam hal yang saya sebutkan di atas dapat
diadopsi secara komprehensif dalam penyelenggaraan
pendidikan di STPP, maka cita€ita besar untuk menjadikanSTPP berdaya saing dalam menghasilkan wisudawan/
wisudawati yang professional bisa tervujud.
uran San6utan Menteri qterta:titan qichun 2005 134
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Pada
PERTEMUAN KOORDINASI
PENGAMANAN PRODUKSI TAHUN 2005 DAN
PERSIAPAN MT. 2005/2006
Jakarta, 9 Agustus 2005
Yang saya hormati,
• ParapejabatEselon I
• Para Kepala Dinas pertanian provinsi seluruh Indonesia
• Para undangan danhadirin sekalian
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama
saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia
Nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di ruang ini
dalam keadaan sehat wal'afiat. Saya sengaja mengundang para
Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala BPTPH seluruh
wren Sam6utan Menteri ®rtanian qlahun 2005 136
Had-Irin, dan Wisudowan/ wisuda[wati yang saya horrnati,
Di akhir sambutan ini saya berpesan kepada wisudawan/
wisudawati agar sekembal inya saudara berada di tengah tengah
lingkungan tempat bekerja dan masyarakat hendaknya selalu
berusaha meningka.tkan profesionalisme kinerja dengan
dilandasi kepribadian bersih dan peduli bagi kemajuan bangsa
dan Negara Indonesia yang tercinta.
Demikian sambutan dan harapan saya pada upacara
Wisuda Sekolah llnggi Penyuluhan Perfanian (STPP) Tahun
Akademik2004A2005padahariinj.semogaAIIahSwlmelimpahkan
rahmat, barokah dan hidayah inayahnya bagi kita semua. Amin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Jakarta, Agustus 2cO5
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan Sdenteri ®ertanian qlhhai 2005 135
Indonesia untuk bersilaturahmi sekaligus menyelesaikan
pemasalahan di bidang pertanian. Melalui pertemuan koordinasi
ini, diharapkan dapat dicapai penyamaan persepsi untuk
menentukan langkah operasional dalam menghadapi berbagai
kendala di lapangan dalam rangka pencapaian produksi padi
tahun 2005 dan persiapan musim tanam 2005/2006. Saya
menilai pertemuan ini sangat penting dan strategis dalam upaya
menyelaraskan kebijakan pengamanan produksi di setiap tataran
pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dengankebijakan nasional.
Saudara-saudara sekal ian,
Seperti kita maklumi bersama bahwa MT. 2005 sebentar lagi
akan berakhir dan akan memasuki MT. 2005/2006, bersamaan
dengan itu di beberapa sentra produksi padi telah terjadi
peningkatan serangan hama wereng batang coklat (WBC) yangmerupakan hama penting dan berpotensi dapat menyebabkan
kegagalan panen dalam areal yang luas. Disamping itu di
beberapa daerah dilaporkan terjadinya dampak fenomena iklim
unan Sam6utan Ouenteri qtertanian qlahat 2005 137
sehingga menyebabkan teriadinya kekeringan serta kebanjiran.
Permasalahan lain yang masih sering dijumpai dan dikeluhkan
oleh petani kita adalah ketersediaan sarana produksi.
Saudaralsaudara sekal ian,
Perlu kami sampaikan bahwa program revitalisasi
pertanian yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden R.I di
Jatiluhur tanggal 11 Juni 2005 yang lalu sangat tepat mengingat
sebagian besar penduduk Indonesia mendapatkan
penghasilannya dari sektor pertanian. Menjadi tantangan yangbesar bagi Departemen Pertanian untuk mendukung dan
melaksanakan bagaimana program pembangunan pertanian
tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani, dan menghela pertumbuhan ekonomi,
membantu penyediaan lapangan kerja, dan meningkatkan
perolehan devisa negara.
Untuk mencapai tujuan tersebut tidak berlebihan apabila
dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian, Departemen
unan San6utan Menteri qtertandn qhhun 2005 138
Pertanian mengacu Pada visi yang telah disepakati yaitu
penyelenggaraan birokasi yang bersih dalam pembangunan
yang berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraanmasyarakat pertanian, sesuai dengan ruh Departemen
Pertanian yang Bersih dan Peduli. Mengapa visi dan run menjadi
penting, karena pembangunan pertanian tanpa dilandasi ruh
yang menjadi landasan kebijakan akan kehilangan arah dansemangat yang akhimya dapat menyimpang dari tujuan dan
sasaran pembangunan. Bersih berarti bebas dari KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), amanah, transparan, dan
akuntabel. Peduli terhadap kesejahteraan masyarakat
pertanian, dengan meningkatkan fasilitasi, pelayanan,
perlindungan, pembelaan, pemberdayaan, dan keberpihakanterhadap kepentingan umum.
Saudaralsaudara sekalian yang saya hormati,
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting
dalam membangun perekonomian Nasional. Pertanian
merupakan sumber devisa negara, penyedia bahan pangan,
u:ran Sarm6utan "enteri qtertandn dichun 2005 139
alat pengentas kemiskinan, penyedia lapangan kerja, dan
sumber pendapatan masyarakat. Lebih dari 25,5 juta keluarga
hidup dari sektor pertanian dan mampu menyerap 46,3%
tenaga keria dari total angkatan kerja, menyumbang 6,9% dari
total ekspor non migas dan memberikan kontribusi 15% dari
PDB Nasional. Di masa lalu pembangunan yang dilakukan
kurang memperhatikan keunggulan komparatif yang dimiliki
Indonesia, akibatnya pada saat terjadi krisis di masa yang lalu
sektor ekonomi menjadi rapuh. 0leh karena itu agar
perekonomian Indonesia menjadi kuat di masa mendatang,
maka strategi pembangunan ekonomi baik daerah maupun
Nasional harus memperhatikan keunggulan yang dimiliki
Indonesia, salah satunya adalah pertanian.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Kemampuan produksi beras dalam negeri berdasarkan
Angka Ramalan 11 BPS tahun 2005 mencapai ± 53 juta ton atau
setara lebih dari 32,25 juta ton beras. Bila tidak terjadi hal-hal
yang ekstrim sampai dengan bulan Desember 2005 Insya Allah
unan Sarm6utan Menteri ®ertawian I;chum 2005 140
swasembada beras yang telah dicapai pada tahun 2004 yang
lalu akan dapat dipertahankan dan kita tidak perlu impor beras
lagi sampai bulan Desember 2005, karena produksi dalam
negeri sudah oukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk
Indonesia. Dengan diterapkannya kebijakan impor beras
tersebut, sampai saat ini ternyata harga beras di pasaran masih
dalam batas yang wajar, sedangkan di pihak lain harga gabah di
tingkat petani oukup menggembirakan, sehingga petani lebih
bergairah untuk terus menanam padi.
Untukjagung sampai tahun ini masih mengimporwalaupun dalam
jumlah yang lebih rendah dibanding tahun yang lalu. Melalui
periuasan areal tanam, dengan penggurraan benih jagung hibrida,dan penerapan teknologi lainnya swasembada jagung diharapkan
juga akan segera dapat tercapai. Sedangkan kedelai sampaisaat ini masih memerlukan kerja keras karena memang
produksinya belum mencukupi kebutuhan dalam negeri,
sehingga masih perlu diimpor dari luar. Untuk itu dalam rangka
mengurangi ketergantungan kedelai dari luar periu dicari tcknologi
dan langkah operasional lainnya untuk meningkatkan
unan San6utan "enteri qtertaiinn qahun 2005 141
produktivitasnya antara lain melalui penggunaan benih unggul
produksi tinggi dan perluasan areal tanam.
Saudara-saduara sekalian yang saya hormati,
Dalam rangka peningkatan produksi, maka produktivitas
merupakan faktor yang sangat menentukan disamping luas
panen. Saat ini sudah banyak varietas-varietas padi unggul yangdihasilkan oleh para peneliti kita yang mempunyai potensi hasil
6-9 tontha. Berdasarkan data dari BPS produktivitas padi
nasional saat ini baru mencapai 45,68 ku/ha, namun demikian
untuk di luar Jawa umumnya produktivitas masih di bawah rata-
rata nasional. Masih ada kesenjangan produktivitas antara
potensi dan produktivitas nil, penyebabnya antara lain adalah
karena penerapan teknologi oleh petani belum sesuai dengan
anjuran, sebagai akibat keterbatasan medal yang dimiliki petani
untuk membeli sarana produksi khususnya benih berlabel dan
bermutu serta pupuk.
Salah satu terobosan yang dilakukan dalam rangka
unan Sam6utan Menteri aertanian qiahun 2005 142
meningkatkan produktivitas adalah penggantian varietas yaitu
dengan menggunakan varietas unggul produksi tinggi yang
mempunyai potensi produksi minimal 6,5 ton/ha. 0leh karena itu
dalam rangka melestarikan swasembada beras seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, Deparfemen Pertanian bersamaPemerintah Provinsi, Kabupaten, dan stake holders berupaya
mendorong para petani agar melakukan penggantian varietas
dengan menggunakan varietaslvarietas yang mempunyai potensi
hasil tinggi. Melalui langkah dan upaya ini diharapkan ada
penggantian varietas secara bertahap minimal 500.000 hektar
pertahun.
Disamping itu agar produktivitas dan kualitas gabah/beras
agar lebih baik, maka penggunaan pupuk berimbang perlu terus
dipaou dan terus disosialisasikan. 0leh karena itu dalam sisa
waktu pertanaman bulan Agustus s/d September 2005, perlu
dipacu untuk mengejar ketertinggalan luas tanam karena
pergeseran musim. Disamping itu perlu pula dilakukan
penga\valan secara ketat khususnya penyiapan dan penggunaansarana preduksi khususnya benih dan pupuk yang sesuai anjuran
unan Sarm6utan Menteri qtenanian q{alhan 2005 143
setempat (spesifik lokasi), sehingga produktivitasnya dapat
ditingkatkan. Disamping itu, peluang yang ada untuk menambah
produksi, pemarfaatan dan pengembangan deerah pasang surutdan lebak perlu terus dioptimalkan sehingga dapat menjadi
kantong penyangga produksi. Melalui upaya-upaya yang nyata
diharapkan produksi padi tahun 2005 akan lebih meningkat.
Para hadirin yang saya hormati,
Departemen Pertanian saat ini sedang menghadapi
banyak tantangan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian
untuk mensejahterakan para petani. Tlmbulnya penyakit Flu
Burung (Avian lnfluensa) telah mengguncang masyarakat
khususnya para peternak. Kini serangan WBC menimbulkan
keresahan para petani padi. Kegagalan panen menghantui
petani dalam usaha taninya. \^falaupun secara nasional seranganWBC tidak menimbulkan dampak yang besar, namun delam skala
regional dan lckal dampaknya sangat dirasakan oleh para petani.
Kita pernah mengalami serangan WBC pada era tahun
unan Sarm6utan Menteri qtenawian I;ahun 2005 144
70-an sampai tahun 90-an yang mengakibatkan keguncangan
terhadap ketahanan pangan. Kejadian ini hendaknya dapat
dijadikan cermin untuk segera berbenah diri mengatasi
permasalahan lapang secara terpadu, terencana danterkoodinasi dengan mensinergikan semua upaya pada tataran
pemerintahan.
Saudaralsaudara sekalian,
Pengamaman produksi yang di lakukan dimaksudkan untuk
menjamin peningkatan produksi pada taraf yang tinggi. Melalui
penanganan gangguen organisme pengganggu tumbuhan (OPT)dan dampak feromena iklim baik banjir maupun kckeringan, yang
dilakukan secara baik produktivitas dapat dioptimalkan.
Pengendalian OPT termasuk WBC ditekankan pada
penerapan sistem PHT. Sistem PHT menekankan pada
pengi ntegrasian berbagai teknik pengendalian yang kompatibel
pada suatu kesatuan agar populasi atau tingkat serangan selaludi bawah ambang ekonomi. Dalam sistem ini, pendekatan
unan Sam6utan Menteri aertawian qiahun 2005 145
ekologi merupakan pilar utama disamping pendekatan ekonomj
dan sosial budidaya. Penerapan PHT harus dilaksanakan sejalan
dengan prinsip aman dan lestari bagi lingkungan, oleh karena
itu teknik pengendalian yang dilakukan harus selalu
mempertimbangkan berbagai aspek yang tidak menimbulkan
kerugian dan kerusakan lingkungan.
Kurang berhasilnya pengendalian OPT dewasa ini bukan
disebabkan oleh tidak tersedianya teknologi pengendal ian tetapi
lebih disebabkan oleh lemahnya koordinasi pada opersional
pengendalian di tingkat lapang. Beberapa penelitian telah
menghasilkan beragam teknologi pengendalian yang spesifik
lokasi. Teknologi tersebut melalui uji multi lokasi telah terbukti
efektif dan mudah diterapkan oleh petani. Namun demikian
penerapan yang tidak tepat secara operasional di lapangmengakibatkan kurang berhasilnya pengendalian.
Padadasamyakegiatanperiindungantamamanrnerupakan
tanggung jawab petani dan masyarakat. Pemerintah berperan
sebagaifasilitatordanpendukungdalammengembangkanpctensi
unanSam6uean"en¢etiqbr¢anica.qideun2005 146
daerah dan petani. Seiring dengan semangat otonomi daerah,
operasional perlindungan tanaman perlu diselaraskan dengan
perkembangan yang ter].adi di lapang. Mengingat sifat penyebaran
OPTtermasukWBCyangsangatspesmkdantidakmengenalbatas
wilayah secara administrasi, maka kerjasama antar pemerintah
daerah otoromi mutlak diperlukan.
Saudara-saudara sekalian,
Kondisi iklim MT. 2cO5 yang cenderung basah serta adanya
keragamanhujandimusimtersebutberdampakterhadapteriadinya
interaksiberbagaifakiorlingkungan.Secaraurmuminteraksitersebut
membuat kondisi iklim mikro yang sangat cocok untuk
perkembanganwerengbatangcokiat(WBC).Disampingteriadinya
perubahan kondisi iklim mikro yang mendukung perkembangan
populasiWBC,penanamanvarietasrentanyangtidakmempunyai
ketahanan terhadap WBC, penggunaan pestisida ron anjuran,
aplikasi pestisida yang tidak memenuhi kaideh 6 tepat (tepat jenis,
waktu, dosis, konsentrasi, sasaran, dan cara aplikasi), diduga
menjadi pemiou serangan WBC yang terjadi saat ini.
uno:reSa:m6utan"enteriq}enandnqlahun2005 147
Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharapkan
kepada Kepala Dinas Pertanian serta Kepala BPTPH, secara
bersama-sama dapat menanggulangi kerusakan yang
ditimbulkan oleh OPT khususnya wereng batang cokiat. Saya
menyadari bahwa keberhasilan pengendalian OPT selain
ditentukan oleh teknik pengendal ian juga sangat dipengaruhi oleh
koordinasi dan kerjasama antar kelompok.
Saudara-saudara sekalian,
Pertemuan koordinasi yang kita laksanakan pada hari ini
merupakan salah satu upaya menyelaraskan kebijakan
pengendalian WBC di setiap tataran pemerintah daerah dengankebijakan nasional serta menyamakan persepsi tentang
pengendalian WBC dengan sistem PHT kepada berbagai pihak,khususnya para penentu kebijakan.
Kami menaruh harapan yang besar, kiranya melalui
pertemuan ini akan dapat dicapai suatu kesepakatan dan tekadbersama untuk melakukan penanganan WBC secara
unan Sam6utan "enteri aertanian q;ahun 2005 148
terkoordinasi, terencana, dan berkelanjutan dengan
memanfaatkan teknologi yang telah tersedia. Sehingga pada
akhimya kerugian akibat serangan OPT dapat ditekan seminimal
mungkin, dan kesejahteraan petani yang kita dambakan dapat
terwujud.
Langkah operasional secara nyata lainnya yang dilakukan
berupa gerakangerakan masyarakat antara lain seperti gerakan-
gerakan percepatan tanam, pemakaian varietas produksi tinggidan umur pendek, peningkatan penggunaan pupuk berimbang,
dan teknik budidaya lainnya kiranya perlu didorong dan
dilaksanakan pada sisa waktu tahun 2005 ini, untuk mencapai
target produksi yang telah ditetapkan.
Saudara-saudara sekalian,
Mengakhiri sambutan ini, tidaklah beriebihan apabila saya
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya atas keria
keras .Saudara-saudara sekalian khususnya dalam
mensukseskan program-program Pembangunan Pertanian
unan Sa:m6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005 149
Seraya mengucapkan Bismillahirahmanirohim, Pertemuan
Koordinasi Pengamanan Produksi Padi Tahun 2005 dan
Persiapan MT. 2005/2006, saya nyatakan dibuka, selamat
berdiskusi untuk menghasilkan rumusan+umusan yang berpihak
kepada peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat
umum. terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatul lahi Wabarakatuh.
Jakarta, 9 Agustus 2005
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sam6utan Menteri ®ertanian a;ahan 2005 150
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN R.I.
PADA SERAH TERIMA JABATAN
KETUA DHARMA WANITA
PERSATUAN DEPARTEMEN PERTANIAN
TANGGAL, 9 AGUSTUS 2005
Yang saya hormati Sdr. Ketua Dharma Wanita Persatuan
Yang saya hormati Saudara Ketua Dharma Wanita
Persatuan Departeman Pertanian beserta jajaran pengurus
Yang saya hormati Pejabat Eselon I dan 11 lingkup
Departemen Pertanian
• Undanganyang berbahagia,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pertama-tama saya mengajak hadirin sekalian untuk
memanjatkan puji dan syukur kepadaAllah Subhana'watta'alla
atas limpahan rahmat serta kasih sayang-Nya kepada kita
semua, sehinnga saat ini kita dapat bersama-sama hadir di
ruangan ini untuk melaksanakan kegiatan serah terima jabatan
unan Sam6utan Menteri ®ertanedn q7chun 2005 151
Ketua Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian
Bhakti Tahun 2004-2009 dalam keadaan sehat dan
berbahagia. Semoga yang kita lakukan ini selalu mendapat
ridha dan inayah dari-Nya.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian
sebagai wadah organisasi istri-istri pegawai Departemen
Pertanian, merupakan orgnisasi yang mempunyai peranan
strategis dalam turut membantu mengakselerasikan berbagai
program pembangunan pertanian baik secara langsungmaupun tidak langsung. OIeh sebab itu dalam kesempatan ini
saya menganggap penting untuk hadir pada kesempatan ini.
Sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang
mewadahi istri-istri karyawan Departemen Pertanian. Dharma
Wanita Persatuan Departemen Pertanian tentu saja memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan tempat dimana para
suaminya bertugas. Pertama, dalam posisi seperti itu maka
unan Sarm6utan Menteri qtertandan qlalhan 2005 152
peranan yang saya harapkan kepada para pengurus DharmaWanita, sesuai dengan tujuan organisasinya, kiranya dapat turut
membantu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
rumah tangga para pegawai Departemen Pertanian terutama
pada keluarga-keluarga karyawan/staf golongan bawah.Seperti dalam membantu peningkatan perbaikan kesehatan
dan gizi pegawai dan keluarganya, perbaikan pendidikan anak-
anak, dan pembinaan rohani pegawai lingkup Departemen
Pertanian. Kepedulian antar keluarga pegawai haruslah kita
tumbuh kembangka.n, karena Departemen Pertanian
merupakan wadah keluaga besar kita.
Kedua, berkaitan dengan upaya mendukung
peningkatan kinerja para suami dalam pengabdiannya pada
kemashalatan rakyat petani, saya berharap para pengurus
Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian kiranya
dapat mendorong para anggotanya agar mampu menciptakan
suasana yang harmonis pada masing-masing rumah
tangganya, serta situasi yang kondusif bagi suami dalam
menjalankan tugas yang diembannya. Dukungan tersebut
unan Sa[m6utan Menteri aertandn qahun 2005 153
diharapkan akan mampu memberikan semangat dan
dorongan kerja yang lebih kuat kepada para suaminya untuk
dapat berprestasi dan bekerja secara optimal dilingkungan
pekerjaannya. Selain itu, berilah dukungan para suami untuk
menjauhkan diri dan tuntutan materiil yang memaksa kedalam
perbuatan-perbuatan yang tercela seperti melakukan tindakankoripsi, kolusi dan nepotisme. Untuk itu kiranya sangat tepat
jika para pengurus dan anggota Dharma Wanita, mampusegera memberikan contoh konkrit dalam upaya melakukan
pola hidup yang sederhana, tidak berlebih-lebihan serta tidak
berpenampilan dengan gaya hidup konsumtif di lingkungannya.
Kita harus tunjukkan bahwa kita adalah keluarga pegawai
negeri yang mengabdi pada pemerintah dan rakyat petani.
Ketiga, dalam hubungan keperdulian terhadap
masyarakat dilingkungannya berkenaan dengan peningkatan
kualitas hidup rumah tangga dan masyarakat, berbagai program
dan kegiatannya Dharma Wanita diharapkan dapat berpartjsipasi
dengan berbagai program sosial yang membantu keluarga petani
miskin yang dapat dijangkau tanpa membebani anggaran
unan Sarm6utan anenteri aertandn qalhan 20o5 154
pemerintah. Dengan melibatkan anggota masyarakat yang
mampu, kelompok wanita dan generasi muda dilingkungannya
dan di pedesaan seperti kelompok PKK, kelompok pengajian
ibu-ibu dan wanita tani dan pemuda tani di pedesaan. Dengan
demikian keberadaan Dharma Wanita Persatuan Departemen
Pertanian dikenal dan diakui mampu memberikan makna dan
marfaat bagi masyarakat yang kurang beruntung.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Seperti yang kita pahami, bahwa peranan wanita dan
keluarga sangat strategis dalam membentuk tata nilai dalam
masyarakat. Terutama dalam kaitannya mempersiapkan dan
membangun generasi muda dalam persaiangan dan tantangan
lingkungan, melalui pendidikan moral di keluarga dan
pendidikan formal. 0leh sebab itu saya menaruh harapan besar
kepada pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan
Departemen Pertanian untuk bisa memberikan nilai-nilai
positif kepada lingkungan dan keluarganya melalui tindakan
konstruktif dan konkrit sesuai norma-norma agama dan adat
unan Sam6utan Meuteri ®ertanian qahan 2005 155
istiadat ketimuran yang berlaku di lingkungannya.
Selanjutnya dalam upaya mensinergikan berbagai
kegiatan sosial kemasyarakatan yang semakin beragam dan
komplek, kiranya Dharma Wanita Persatuan Departemen
Pertanian dapat menjalin kerjasama dengan unit organisasi
sejenis di Departemen lainnya atau dengan unit-unit organisasi
sosial kemasyarakatan wanita lainnya. Dengan membangun
sinergi tersebut kiranya berbagai program dan kegiatan dapat
dilaksanakan dengan lebih luas dan lebih efektif.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Mengakhiri sambautan ini, sebagai penasehat Dharma
Wanita Persatuan Departemen Pertanian saya mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besamya kepada
ketua dan pengurus Dharma Wanita Persatuan Departemen
Pertanian periode masa bakti yang lama, semoga berbagai
pengabdian dan prestasi yang dicapainya menjadi modal dan
suritauladan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah
ti:nan San6utan "enteri aertanian a;ahun 2005 156
Subhana Wata'alla. Kepada ketua dan pengurus baru yang
terpilih saya mengucapkan selamat bekeria. Saya berharap agar
berbagai keberhasilan yang telah dicapai oleh kepengurusan
yang lama dapat terus dilanjutkan dan dipertahankan sekaligus
berupaya untuk meningkatkan halThal yang belum tercapai dan
terwujudkan dalam kepengurusan yang lama.
Untuk mewujudkan berbagai program dan kegiatan
Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian di masa
yang akan datang saya berharap kiranya berbagai komunikasi
antara Dharma Wanita Persatuan Departemen Pertanian
dengan jajaran pimpinan Departemen Pertanian baik secara
formal maupun non formal dapat terus ditingkatkan. Semoga
kita selalu mendapat petunjuk dan ridho-Nya, Amin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sane utan "enteri qter€anian a;ahun 2005 157
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN
Pada
Seminar " Peran Komunikasi Pembangunan dalam
Percepatan
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan "
Institut Pertanian Bogor, 9 Agustus 2005
Yang saya hormati,• Menteri Komunikasi dan lrformatika,
• Rektor lnstitut pertanian Bogor,
• Dekan Fakultas pasca sarjana lpB,
• Ketua Harian Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Civitas
Academica Sekolah Pasca Sarjana lpB, Hadirin dan Para
Undangan yang saya muliakan,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur
ke hadiratAIIah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga kita dapat bertemu pada seminar sehari
unan San6utan Menteri ®ertanirn dytihun 2005 158
ini. Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi pada Ci.wlas
Academi.ca Sekolah Pasca Sarjana lnstitut Pertanian Bogor
yang telah memprakarsai penyelenggaraan seminar ini. Seminar
dengan tema yang dipilih inj merupakan momentum yang tepat
disaat Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mulai
diimplementasit(an.
Saudara-Saudara dan Hadirin yang saya muliakan,
Pada tanggal 11 Juni 2005 yang lalu Presiden Rl telah
mencanangkan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (RPPK). Revitalisasi ini merupakan salah satu dari
7n.p/e 7fack Strategy Kabinet Indonesia Bersatu dalam rangka
pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan
daya saing ekonomi nasional. Strategi yang berazaskan pro
growth, proemployment dan pro poor .in.i d.ioperas.ionalkanselain melalui RPPKjuga dengan pertumbuhan ekonomi dengan
target diatas 6,5% per tahun melalui percepatan investasi dan
ekspor serta pembenahan sektor riil untuk memperluas
kesempatan kerja.
unan Sam6utan Menteri q}ertarnhan qiahun 2005 159
RPPK merupakan pervujudan dari kebijakan dan
strategi serta komitmen pemerintah untuk mensinergikan
berbagai elemen kebijakan lintas sektoral untuk mendorong
kemajuan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Banyak
harapan yang disandarkan pada ketiga sektor ini utamanya
dalam pengurangan kemiskinan perdesaan yang berkontribusi
pada lebih dari tiga perempat kemiskinan nasional. Selain itu,
untuk menyangga pertumbuhan perekonomian nasional,
ketiga sektor ini harus tumbuh dengan rata-rata 3,5% per tahun
melalui peningkatan Produk Domestik Bruto, penyediaan
kesempatan kerja dan usaha, penyediaan baku industri serta
perolehan devisa.
Meski dengan peran besar dan terbukti signifikan sebagai
buffer pada gejolak krisis ekonomi, apresiasi terhadap ketiga
sektor tersebut selama ini belum setara dengan beban yang
diembannya. Sektor pertanian dan perikanan khususnya, belum
mampu memberikan pendapatan yang layak bagi para
pelakunya. Produktivitas tenaga kerja pada kedua sektor ini jauh
unan San6utan Menteri qder€awien qahun 2005 160
lebih rendah daripada sektor-sektor lainnya. Karena itulah,
kebijakan pemerintah dengan pencanangan merevitalisasi
sektor-scktor yang pal ing banyak bersentuhan dengan hajat hidup
masyarakat ini sangat strategis.
HaLdirin yang saya hormati,
Revitalisasi pertanian mengandung makna sebagai
kesadaran untuk menempatkan kembali peran penting sektor
pertanian secara proporsional dan kontekstual dengan
menggalang komitmen dan kerjasama seluruh stakeho/ders.
Peran penting sektor pertanian dimaksudkan untuk menekankan
keterkaitan, saling ketergantungan dan sinergi dengan sektor
lainnya. Upaya untuk merevitalisasi sektor-sektor ini tidaklah
berarti membuat dikotomi antara resouroe based economy
dengan know/edge based economy, tetapi memandang kedua
pendekatan tersebut dapat disinergikan, saling mendukung dankomplementer.
RPPK di bidang pertanian diimplementasikan melalui tiga
ti:inn Sam6utan Menteri q3ertanian I;ahan 2005 161
program pembangunan pertanian, yaitu; (1) Program
Peningkatan Ketahanan Pangan; yakni upaya pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang cukup, tersedia setiap saat
di semua daerah, harga terjangkau dan aman dikonsumsi. (2)
Program Pengembangan Agribisnis; yakni upaya perluasan
kegiatan ekonomi untuk mendorong nilai tambah dan daya saing
produk; dan (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;
yakni upaya memfasilitasi peningkatan pendapatan petani
melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap
sumberdaya pertanian, pengembangan kelembagaan dan
periindungan terhadap petani. Ruang lingkup yang termasuk ke
dalam kebijakan dan strategi revitalisasi pertanian meliputi
seluruh sistem produksi, distribusi, dan konsumsi mulai dari
sumberdaya serta seluruh pelaku dan kelembagaan yang terlibat.
Dengan menggerakkan sektor pertanian dengan langkah
operasional yang terpadu dan dilakukan dengan bertahap dan
berkesinambungan, diharapkan mampu meningkatkan
pendapatan petani dan menggerakkan perekonomian di
perdesaan.
u;ran Sam6utan 9ndenteri qfertanian I;ahun 2005 162
Hadirin yang says mu/iaikan,
Kita semua menyadari bahwa keberhasilan pencapaian
tujuen revitalisasi ini memeriukan keria keras dan komitmen semua
pihak yang terlibat baik pada tingkat pelaku pembangunan,
pemerintah daerah dan pusat, pihak swasta, pihak legislatif dan
peran serta para akademisi dalam mewujudkan cita€ita muliatersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa faktor penentu
keberhasilan penerapan kebijakan antara lain kesamaan visi,
konsistensi kebijakan, komitmen, pendekatan partisipatif dan
desentralisasi kebijakan. Dalam konteks ini, membangun
komunikasi yang efektif diantara unsur pelaku, pembuat kebijakan
dan pelaksana implementasi kebijakan merupakan determinan
bagi tervujudnya cita€ita yang tertuang dalam RPPK
Komunikasi publik perlu dibangun untuk menciptakan iklim
yang kondusif agar pembangunan berjalan dengan baik;
mendorong partisipasi aktif masyarakat. Rangkaian upaya untuk
mengkomunikasikan RPKK kepada masyarakat untuk
unan Sam6utan enenteri qfenanian q;ahun 2005 163
mendorong peran serta aktif dan memperoleh manfaat dari
kegiatan pembangunan merupakan keharusan. Komunikasi
tersebut merupakan bagian publik tersebut dirancang sebagai
bagian yang tidak terpisah dari semua aspek implementasi
RPPK. Dengan dibangunnya komunikasi pembangunan,
diharapkan perencanaan, implementasi program-program
pembangunan, feed back program dan mekanisme kontrolmasyarakat serta manfaat setiap program dapat dijadikan
landasan kebijakan berikutnya. Dengan komunikasi yang
efektif, diharapkan pembangunan pertanian menjadi suatu
proses yang berlangsung sendiri /se/fperpefuafi.ng/, bergul irmenjadi bagian integral dalam transformasi struktural dan
budaya bangsa.
Salah satu upaya untuk membangun komunikasi
pembangunan yaitu merevitalisasi penyuluhan pertanian. Dengan
merevitalisasi penyuluhan pertanian, kita berharap komunikasi
pembangunan yang beberapa tahun belakangan tersumbatkarena berbagai perubahan lingkungan strategis dapat bangkit
kembali untuk menjembatani komunikasi dengan pelaku
unan San6utan Menteri ®ertamirn qlafrun 2005 164
pembangunan pertanian khususnya petani. Revitalisasi
penyuluhan pertanian akan di landasi suatu undangundeng untukmengakomodasikan dan mengantisipasi dinamika perubahan
lingkungan strategis agar kebijakan dan program pembangunan
pertanian dapat berjalan sesuai dengan cita€ita dan amanah
yang diemban untuk meningkatkan kesejahteraaan pelaku
pembangunan pertanian. Rancangan undangundang tersebutsedang d iproses bersama-sama secara partisipatif antara pihak
pemerintah pusat dan daerah, pihak legislatif, pelaku
pembangunan yakni wakil petani dan juga melibatkan para
akademisi. Insya AIlah dalam tahun ini kita sudah mempunyai
undangundang penyuluhan pertanian sebagai salah satu upaya
membangun komunikasi pembangunan.
Saudara-Saudara yang saya muliakan,
Akhirul kalam saya menyampaikan harapan agar seminar
ini menghasilkan pemikiran-pemikiran yang konkrit dalam rangka
kontribusinya untuk percepatan revitalisasi pada sektor pertanian,
perikanan dan kehutanan khususnya melalui komunikasi
unan Sarm6uta:I. "enteri qtenanian qichun 2005 165
pembangunan. Atas nama pribadi dan Departemen Pertaniansayamengucapkan selamat melaksanakan seminar, semoga
segala upaya kita dalam membangun bangsa ini mendapat ridho
dari Allah svvT.
Wassalamua'/aikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Jakarta, 9Agustus 2005
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sam6utan Menteri ®ertarian q{ahun 2005 166
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Ftl
PADA SEMINAR NASIONAL ASTRIK GO INDUSTRY
Yth. Sdr. Menteri Kcordinator Perekonomian Rl atau yang
mewakili Sdr. Rektor lpB atau yang mewakili
Sdr. Ketua Asosiasi Peternak Jangrik Pusat Indonesia
Sdr.Kepala Dinas, Pimpinan lnstansi Lingkup Daerah
lstimewa Yogyakarta
Sdr. Para Peneliti dan Pengembang Home Industry
Produk Olahan Jangkrik
Undangan serta Hadirin yang berbahagia
Assalamual ai kumwarohmatul lohiwabarokatu h, Salam
Sejahtera bagi kita semua,
Puji dan Syukur kita panjatkan ke-Hadirat Allah SWT yang
telah memberikan karunia berupa nikmat kesehatan kepada
kita semua sehingga pada hari ini kita dapat bertemu, hadir
dan bersilaturahmi pada acara ``Seminar Nasional Astrik Go
Industry". Saya menyambut baik diselenggarakannya Seminar
u:rian Sarm6utan "enteri qtenawian qlchun 2005 167
Nasional ini dan saya memandang seminar ini oukup penting
dalam rangka pengembangan usaha budidaya jangkrik dan
yang sekaligus sebagai wujud upaya pemberdayaanmasyarakat yang ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan
pelaku usahanya.
Sekali lagi saya sangat menghargai dan mengucapkan
terimakasih kepada pengurus Asosiasi Peternak Jangkrik
Indonesia yang telah menginisiasi terselenggaranya seminar ini
Hadirin yang saya hormati,
Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa
Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang, dengan
jumlah penduduk telah mencapai lebih kurang 220 juta jiwa
dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5 % per tahun dan
penjngkatan pendapatan perkapitanya sekitar 3% per tahun. Dari
jumlah tersebut yang bergerak pada sektor pertanian sekitar24,75% dengan jumlah Rumah Tangga Petemak (RTP) yang
bergerak di sektor peternakan sebesar 32,2 juta
unan San6utan "en¢eri aertanirm qthun 2005 168
Peran pemerintah sebagai fasilitator, dinamisator dan
regulator dengan selalu mengarahkan pembangunan
terbentuknya tatanan agribisnis dan agroindustri yang kondusif
dimana dalam era sekarang upaya untuk memperbaiki atau
meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha bidang pertanian
atau peternakan adalah menjadi tujuan utama.
Pembangunan peternakan pada hakekatnya adalah
pembangunan yang berkelanjutan yang secara makro memihakkepada rakyat, pemerintah memfasilitasi dan membantu tumbuh
kembangnya usaha agribisnis. Peran penting pembangunan
pertanian termasuk sub sektor peternakan dalam perekonomian
nasional antara lain melalui pembentukan PDB, sumber devisa
melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri,
pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat.
Permasalahan umum dibidang usaha tani adalah
rendahnya pendapatan karena pemil ikan lahan yang terbatas dan
jumlah pemilikan temakjuga masih rendah belum sesuai dengan
w:nan San6utan Meuteri ®rtanian qahun 2005
skala usaha, terbatasnya penguasaan penerapan teknologi,
terbatasnya akses terhadap pasar, terbatasnya modal dan sulit
memperoleh kredit dari bank karena kurangnya asset sebagai
jaminan
Atas dasar itu kebijakan pemerintah yang
dioperasionalkan dalam program dan kegiatan sektor pertanian
yang bertujuan mengupayakan peningkatkan kesejahteraanmasyarakat tani/temak dengan melakukan diversifikasi dan
intensifikasi usaha tani.
Usaha budidaya jangkrik ini kamj nilai cukup strategis
yang hasilnya dapat dipergunakan sebagai pakan hewankesayangan (burung, ikan dll) juga hasil olahannya dapat
dipergunekan sebagai bahan baku utama untuk industri pharmasi
dan pakan temak unggas, karena jangkrik tersebut telah berhasil
diidentifikasi kaya dengan unsur-unsur asam amino, omega-3
dan omega€ yang telah diketahui zat ini sangat diperlukan dalam
industri pharmasi untuk obat manusia dan feed additive yang
dipergunakan dalam industri pakan unggas.
unan Sam6utan "enteri qtertanian qiahun 2005 170
Kalau zat-zat penting tersebut telah dimanfaatkan dalam
proses industri obat dan pakan secara luas, hal ini tentunya akan
mendorong peningkatan usaha budidaya jangkrik secara luas pula.
Kegiatan ASTRIK dengan komoditi ternak jangkrik,
merupakan wujud dari diversifikasi tersebut, sehingga
masyarakat yang telah mempunyai usaha utama dapat
menambah kegiatan berupa beternak jangkrik yang tentunya
akan menambah pendapatan, begitu pula peternak pemula atau
belum ada pekerjaan dapat memulai usaha jangkrik dengan
fasilitas dari asosiasi ini.
Diversifikasi dapat kita artikan bahwa hasil atau komoditi
yang diusahakan tidak hanya satu komoditi atau produk, tetapi
terus djkembangkan sesuai dengan tuntutan dan permintaan
pasar. Produk dari hasil budidaya dalam bentuk olahan atau
industri, merupakan jawaban yang tepat dalam era industri ini.
Hal ini dapat tercapai secara optimal, tentunya perlu dukungan
peran lembaga penelitian baik perguruan tinggi maupun instansi
peneliti lainnya.
u:rran Sam6utan "enteri qtertanian a;dhun 2005 171
Hadirin yang saya hormati,
Dalam asosiasi ini berbagai aspek penting sejak penyiapan
keterampilan anggota, dukungan akses pasar dan modal serta
dukungan penelitian telah digarap dan diorganisasikan secara
baik. Dengan demikian peran dan fungsi asosiasi sebagai mitra
pemerintah telah berjalan secara sinergi.
Harapan kami kiranya, asosiasi ini dapat lebih
dikembangkan lagi baikjangkaun wilayah produksinya maupun
jangkauan pasar akan lebih luas dan mendapat dukungan yangoptimal baik dari instansi pemerintah maupun dunia usaha yang
dapat menyerap produk-produk olahan yang dipergunakan
sebagai bahan baku sehingga dampak terhadap
pemberdayaan masyarakat berupa perluasan lapangan kerjadan peningkatan kesejahteraan menjadi signifikan secara
nasional.
Demikian sambutan saya, mudeh+nudahan dengan adanya
Seminar Nasional yang diadakan oleh Asosiasi Peternak
unan San6wtom Menteri ®ertanien qahan 2005 172
Jangkrik Indonesia ini diharapkan dapat maju, tampil kedepan
dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
tt:I'ran Sam6utan Menteri ®enanian I;ahan 2005 173
SAMBUTAN
MENTERI PERTANIAN
PADA PEMBUKAAN ACARA SENAM DAN BOLA VOLLY
ANTAR PEGAWAI LINGKUP DEPARTEMEN PERTANIAN
TANGGAL, 12 AGUSTUS 2005
• Saudara pejabat Eselon I Lihgkup Departemen pertanian
besertajajarannya;
• Seluruh peserta senam dan Bola volleyyang berbahagia
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Mengawali sambutan saya, marilah kita memanjatkan puji syukur
kehadiratAIlah SWT, atas segala rahmat yang diberikan kepada kita
sekalian,sehinggakitadapatmenghadiriAcaraPembukaanKegiatan
Senam yang dilanjutkan dengan Bola Volley pada pagi hari ini.
Pelaksanaan kegiatan olah raga ini saya nilai cukup penting,
karena disamping olah raga mampu secara nyata menunjang
unan Sam6utan Menteri aertanian Tlahan 2005 174
Program Pemerintah dalam meningkatkan kinerja sumber daya
manusia, dengan berolah raga dapat memupuk dan
meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan antar
karyawan dan pimpinan.
Saya gembira dapat hadir untuk mengikuti kegiatan Senam dan`` -main Bola Volley bersama saudara-saudara sekalian, karena
kesempatan ini sangat jarang dapat kita lakukan mengingat
kalender kerja yang padat dalam melaksanakan kinerja kantor
masing-masing.
Disampi ng itu dengan melaksanakan kegiatan Senam secara rutin
akandapatmenjagadanmeningkatl(ankesegaranjasmanipegawai,
yangakanmenitryangdalampelaksanaantugassehariJiari.Demikian
pula dengan permainan Volley akan bermanfaat dalam melatih
kerjasamasecaratimdenganpembagiantugasyangjelas.
Pada kegiatan ini saya juga mengajak para Pejabat Eselon I
lingkup Departemen Pertanian untuk turun bermain bersama staf
masing-masing. Saya minta agar pembinaan olah raga untuk
uno:i'i Sam6utan Meuteri qtertanian qafrun 2005 175
pegawai dapat diadakan secara berkesinambungan dandilaksanakan secara sederhana.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pengurus KORPRI
Nasional Unit Departemen Pertanian. BAPOR Departemen
Pertanian dan semua pihak yang telah membantu
penyelenggaraan kegiatan ini.
Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan, semoga
kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar.
"Selamat Berolah Raga. . . I"
Wabillaahi taufiq Walhidayah Wassalamu'alaikum
Warahmatul lahi Wabarakatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
u;rian San6utan Menteri ®ertandn qahun 2005 176
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
PADA UPACARA PERINGATAN HARI PROKLAMASI
KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE -60
JARARTA,17 AGUSTuS 2005
Assalaamu'alaikum Waromatullaahi Wabarokaatuh.
Yth., Para pejabatEselon I dan ll,
Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Persatuan, Karyawan/
Karyawati lingkup Departemen Pertanian, Serta hadirin yang
berbahagia.
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan ijin-Nyalah pagi hari ini kita dapat menghadiri
Upacara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia ke€O tahun 2005. Peringatan Hari Proklamasi
Kemerdekaan RI yang dilaksanakan setiap tahun merupakan
ungkapansyukurseluruhrakyatlndonesiakepadaTulianYangMaha
Esayangtelahmemberikankemerdekaanuntukdapatberdirisejajar
dengan bangsabangsa lainnya.
unan Sarm6utan anenteri qtertandn I;ahun 2005 177
Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini merupakan
momen yang sangat tepat bagi bangsa dan diri kita sendiri untuk
melakukan introspeksj dan evaluasi teinadap peran dan kontribusi
yang telah kita berikan kepada bangsa dan negara. Sudahkah kita,dalam peran masing-masing sebagai komponen bangsa
memahami, memaknai, dan mengisi cita{ita kemerdckaan ?
Tema Peringatan Hari Prcklamasi Kemerdekaan ke 60 yaitu"DENGAN SEMANGAT PROKLAMAsl 1945 KITA PERKOKOH
PERSATUAN DAN KEBERSAMMN, MENUJU INDONESIA
YANG AMAN, ADIL, DEMOKRATIS DAN SEJAHTERA". Tema ini
saya nilai sangat relevan untuk menyikapi kondisi den situasi yang
sedang dihadapi Republik yang kita cintai ini.
Dalam memaknai kemerdekaan negeri ini , sektor pertanian
telah dan akan terus berperan dalam pemantapan ketahanan
pangan, pembentukan POB, penyediaan kesempatan kerp,
penyediaan bahan baku industri dan perolehan devisa. Kitamenyadari sepenuhnya bahwa peran jajaran Departemen Pertanian
sangat vital dalam mewujudkan peningkatan ketahanan pangan,
peningkatan nilai tambah dan Jaya saing produk pertanian, serta
unan San6utan "enteri ®ertanian dyaharl 2005 178
peningkatan kesejahteraan petani , yang terkait erat dengan tugasdan fungsi Departemen Pertanian. Pemantapan ketahanan pangan
merupakan salah satu pilar utama bagi kokohnya bangunan
ekonomi, sosial dan politik suatu bangsa. Bagi negara kita yang
bersifat agraris, ketahanan pangan nasional akan dapat divvujudkan
oleh kemampuan kita untuk menyediakan pangan yang oukup,
berlandaskan sumberdaya demestik. Dlsamping itu, ketahanan
pangan rumah tangga akan dicapai apabila pendapatan rumahtangga meningkat secara berkelanjutan. Untuk meningkatkan
pendapatan, maka arah yang periu ditempuh adalah memperluascakupan kegiatan ekonomi yang produktif melalui pengolahan
sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi baik dipasar
domestjk maupun pasar intemasional.
Masyarakat kita menginginkan bahwa kebutuhan pangan
sedapat mungkin dipenuhi dari sumber produksi dalam negeri
secara mandiri. Dengan jumlah pen-duduk yang semakin besar,
kebutuhan pangan tersebut semakin besar pula. Di pihak lain,
sumberdaya alam, terutama lahan semakin terbatas dan terus
dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat untuk kebutuhan
noni>ertanian. Sehubungan dengan itu, diperlukan investasi
uno:I. Sa:m6utan "enteri aertanian qiahun 2005 179
periuasan lahan dan pembangunan irigasi baru untuk meningkatl{ankapasitas produksi pangan secara nasional. Pada saat yang sama
diperlukan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan daya saing
melalui penerapan irovasi teknologi baru, pembangunan inhastuktur
serta pengembangan kelembagaan.
Pada masa krisis ekonomi yang lalu, sektor pertanian
berperan sebagai oenyangga perekonomian nasional sehingga
terfiindardaripenurunanpertirmbuhanyanglebihfauhlagi.\/\falaupun
demikian, sampai saat ini sektor pertanjan masih belum mampu
memberikan pendapatan yang layak bagj seluruh pelaku agribisnis
terutama petani. Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian jauh
lebih rendah dari produktivitas tenaga kerja di sektor manutaktur
dan jasa. Kemiskinan yang teriadi di pedesaan juga sebagjan besar
terjadi pada rumah tangga petani. Sehubungan dengan hal itu
revitalisasi pertanian sudan menjadi keharusan untuk kita
laksanakan dalam rangka mewujudkan sos-ok pertanian yang kita
cita€itakan. Strategi dan kebijakan integratif intra dan antar sektor
dalam revitalisasi pertanian miitlak diperi ukan. Program revitalicasi
pertanian itu meliputi investasi dan pembiayaan, manajemen
pertanahandantataruang,pengelolaanlingkungandansumberdaya
unan San6utan Menteri qtertandn I;ahun 2005 180
alam, infrastruktur pertanian dan pedesaan, pengembangan SDM
dan pemberdayaan petani , penelitian dan pengembangan, kebijakan
perdagangan, promosi dan pemasaran, perpajakan dan retribusi,dukungan langsung bagi petani, kebijakan pangan, serta
industrial isasi pedesaan.
Disamping itu, dalam menyikapi iklim perdagangan
intemasional yang tidak adil diperlukan kebijakan pengembangan
komoditas dengan pendekatan promosi dan proteksi. Kebijakan
ini harus dilaksanakan secara simultan karena hanya melalui proteksi
kita dapat melakukan promosi; sementara itu promosi tanpa proteksj
berarti kita membiarkan ketidakadilan dialami petani kita.
Saudara-saudara yang saya hormati,
AparaturpemerintahtermasukjajaranaparaturDepartemen
Pertanian,padasaatiniditunfutuntukbekerjalebihprofesiomaldalam
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Hal ini menjadi
penting karena masyarakat semakin kritis terhadap mutu pelayanan
yang mereka dapatkan.
urran Sarm6utan Menteri qtertanian q;ahun 2005 181
Pada Peringatan Hari Kemerdekaan Ke€O ini, atas nama
Presiden Republik Indonesia telah disematkan tanda Kehormatan
Satyalencana Karya Satya 10 Tahun, 20 Tahun dan 30 Tahun
kepada pejabat dan staf Departemen Pertanian.
Penganugerahan Tanda Kehormatan pemerintah ini diberikan
kepada seseorang atas prestasi kerja serta jasa-jasa dan
pengabdian yang luar biasa kepada Nusa dan Bangsa khususnyadalam bidang pertanian.
Kepada para penerima tanda kehormatan saya ucapkan
selamat, dan berharap Saudara-saudara tetap bekerja secara
konsisten dengan menunjukkan kreativitas yang dinamis serta
disiplin dan bekerja keras.
Sejalan dengan hal tesebut, saya ingin pula
menyampaikan apreasiasi yang tinggi kepada pengurus Dharma
Wanita Persatuan Departemen Pertanian yang memprakarsai
pengumpulan dana untuk beasiswa pendidikan SD, SMP, danSMU bagi anak-anak karyawan Departemen Pertanian yang
kurang mampu, yang dilaksanakan beberapa hari lalu.
unan San6utan 04enteri a)ertawian qjchun 2005 182
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Pada Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi ke€O Rl
ini, saya ingin menghimbau seluruh masyarakat pertanian
khususnya jajaran birokrasi lingkup pertanian, akan beberapa hal
sebagai berikut :
Pertama, kobarkan terus semangat Proklamasi 45 sebagai
sumber motivasi dalam mencapai cita€ita luhur bangsa yaitu
mewujudkan masyarakat yang aman, adil dan sejahtera.
Kedua, bangun dan pupuk semangat persatuan dan kesatuan
bangsa sebagai modal utama dalam melaksanakan
pembangunan bangsa demi utuhnya Negara Kesatuan RepublikIndonesia.
Ketiga, lanjutkan terus reformasi dan demokratisasi di segala
bidang, hindarkan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sebagai
bagian dari usaha menciptakan good govermance.
unan Sa:rr€6utan 04enteri qlyr¢amian qahun 2005 183
Keempat, terus tingkatkan pelayanan prima kepada masyarakat
secara tulus dan profesional.
Kelima, tingkatkan kewaspadaan dalam hal ini pengamanan dan
keamanan di lingkungan masing-masing untuk mencegah
selaligus mengantjsipasi terjadinya hal-hal yang tidak kita
inginkan.
Akhirnya, marilah kita memohon kepada Tuhan Yang
Maha Esa agar senantiasa memberikan bimbingan dan tuntutnan
kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan tugas-
tugas pembangunan dengan sebaik-baiknya.
Dirgahayu Republik Indonesia,
Wassalaamu'alaikum Warohmatuilaahi Wabarokaatuh.
Jakarta, 17 Agustus 2005
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005 184
SAMBUTAN
MENTERI PERTANIAN
PADA
PEMBUKAAN SIMPOSIUM NASIONAL
DAN KONGRES KE-V
PERHIMPUNAN ILMU PEMULIAAN INDONESIA (PERIpl)
DI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO, 25 AGUSTUS 2005
Yang saya hormati:
• Ketua, Pengurus dan Anggota pERIpl,
• Para peneliti dan praktisi peserta simposium,
• Undangan dan Hadirin sekalian,
Assalaamu'alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT karena atas rakhmat-Nya pada hari ini kita dapat
urran Sam6utan Menteri qkrtanian qahun 2005 185
berkumpul bersama untuk mengikuti acara pembukaan
Simposium dan Kongres V PERIPI. Acara ini saya anggap sangat
penting karena yang hadir dalam pertemuan ini merupakan
representasi dari suatu masyarakat yang bekerja untuk merakit
dan mengembangkan varietas atau bibit unggul. Disini berkumpul
para pendidik, para ahli, dan para praktisi pertanian dj bidang
pemuliaan, yang bisa saya ibaratkan sebagai otak dan tulang
punggung pembangunan pertanian nasional,
Pada hari ini, Saudara-saudara menyelenggarakan
Simpesium Nasional dan Kongres ke-V, yang menjadi kewajiban
konstitusional organisasi. PERIpl sebagai organisasi profesi
telah berperan cukup banyak dalam bidang pemuliaan, baik
dalam hal mendorong menghasilkan varietas-varietas unggul,
meningkatkan kualitas tenaga ahli pemula, maupun
pengembangan sistem perbenihan dan perlindungan benih
unggul. PERIPI juga sudah membuktikan diri sebagai organisasi
profesi yang mandiri, dan para anggotanya secara langsung telahmendukung pemerintah maupun para petani dan peternak dalam
menyediakan benih atau bibit unggul.
unan San6utan anenteri qtertanian I;ahan 2005 186
Saudara-saudara sekalian,
Secara tradisional, sektor pertanian telah dan akan terus
berperan dalam pemantapan ketahanan pangan. Masyarakat kita
menginginkan bahwa kebutuhan pangan sedapat mungkin
dipenuhi dari sumber produksi dalam negeri. Dengan jumlah
penduduk yang semakin besar, kebutuhan bahan pangan tersebutsemakin meningkat pula. Di pihak lain, sumberdaya alam,
terutama lahan dan air semakin terbatas dan dihadapkan pada
persaingan yang semakin ketat untuk kebutuhan non-pertanian
Sehubungan dengan itu, diperlukan investasi perluasan lahan dan
pembangunan irigasi baru untuk meningkatkan kapasitas
produksi pangan secara nasional. Pada saat yang samadiperlukan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan daya saing
melalui pengembangan varietas unggul, penerapan inovasi
teknologi baru, pembangunan infrastruktur, pemberdayaan
kelembagaan, dll.
Selain ketahanan pangan, sektor pertanian
memberikan kontribusi pula pada aspek makro ekonomi
unan Sarm6utan Menteri qtertanian qahun 2005 187
secara luas. Hal ini meliputi sumbangannya terhadap PDB,
penyediaan kesempatan kerja, penyediaan bahan bakuindustri, dan perolehan devisa. Pada masa krisis ekonomi yang
lalu, sektor pertanian telah berperan sebagai katup pengaman,
sehingga perekonomjan nasional terhindar dari penurunan
pertumbuhan yang lebih jauh lagi.
Untuk merevitalisasi kinerja sektor pertanian,
perikanan dan kehutanan, Presiden RI Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) pada tanggal
11 Juni 2005 yang lalu di Jatiluhur, Jawa Barat. RPPK
merupakan strategi umum dalam pembangunan pertanian
untuk meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan
petani-hutan Diharapkan revitalisasi ini mampu
meningkatkan daya saing produk pertanian, perikanan dan
kehutanan; serta menjaga kelestarian sumberdaya alam.
RPKK juga merupakan strategi untuk mengurangi
kemiskinan, mengurangi pengangguran, membangun
ketahanan pangan, membangun pedesaan, membangun
u;ran San6utan Menteri ®ertanian a;ahan 2005 188
daerah, dan mengurangi ketimpangan antar wilayah,
dengan tidak lupa melestarikan mutu lingkungan hidup.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Saya mengenal PERIpl sebagai suatu organisasi profesi
yang telah ikut berperan dalam pembangunan pertanian
khususnya untuk mengembangkan pemuliaan di Indonesia.
Saya mendengar bahwa dikalangan pemulia, ada semboyan`Pertanian modern selalu dimulai dengan bibit unggul':
Semboyan ini menurut saya sungguh tepat. OIeh karenanya,
sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang telah saya uraikan
tadi, saya ingin mendorong semua pihak, swasta, petani,
hobbyist, dan sudah tentu instansi Pemerintah, untuk ikut
merakit varietas unggul sebanyak-banyaknya. Dari varietas
yang telah dihasilkan kita harus kaji secara mendalam, balk
dalam hal kelayakan teknis sesuai agroekosistemnya, maupun
kelayakan sosial ekonomi sesuai harapan pefani, peternak dan
pelaku usaha terkait, untuk merespon kebutuhan dan
permintaan pasar.
unan Sarm6utan Menteri qtertanian qahun 2005 189
Negeri kita dikenal sebagai negara pemilik kekayaan
keanekaragaman hayati yang sangat besar /mega bi.edt.verstty/.
Hal ini merupakan salah satu modal utama dalam merakit dan
mengembangkan varietas unggul. Akan tetapi temyata kekayaan
itu belum dapat kita kuasai dan kita manfaatkan sepenuhnya.
Hewan air, hewan darat, tumbuhan air, tumbuhan darat, dan juga
jasad renik, sangat banyak yang menunggu untuk kita
manfaatkan. Masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan
untuk mengeksplorasi sumberdaya geiletik tersebut, kemudian
menjadikannya plasma nuffah yang berguna dalam pemuliaan.
Kita masih harus melakukan identifikasi, karakterisasi,
inventarisasi, seleksi, koleksi, konservasi dan sebagainya, yang
semuanya memerlukan kerja keras dan ketekunan kita.
Sebagai dasar hukum untuk menguasai dan mengelola
sumberdaya genetik itu, kita sedang menyiapkan Undang-
undang Sumber Daya Genetik. Saya harapkan semua pihak,
terutama PERIPI dan Komisi Nasional Plasma Nutfah, ikut aktif
mengusahakan agar RUU tersebut dapat segera menjadi
undangundang sehingga dapat mendukung penciptcan varietas-
unan Sa:m6utan 04enteri qtertanhan q;chun 2005 190
varietas unggul yang sangat kita perlukan. Sejalan dengan itu
pula, kita sedang memproses diratifikasinya Traktat lnternasional
mengenai Sumberdaya Genetik Tanaman untuk Pangan dan
Pertanian. Prosesnya sudah cukup lanjut, karena ijin prinsip dari
Presiden Rl untuk memproses ini telah dikeluarkan. Pada
waktunya nanti, saya harap PERIpl dan semua pihak terkait dapat
ikut memberikan penjelasan sebaik-baiknya tentang traktat
tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat. -
Disamping perangkat perundangan yang saya sebutkan
tadi, kita masih memerlukan lebih banyak peraturan yang dapat
mendorong dan melindungi hasilhasil pemuliaan kita. Kita sudah
mempunyai Undang-undang Perlindungan Varietas Tanaman,
tetapi belum memiliki peraturan untuk ternak den untuk jkan. Juga
diperlukan pemantapan peraturan mengenai pengujian, dan
penyebaran basil pemuliaan, yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan bioteknologi,
perkembangan masyarakat, maupun perkembangan global.
Saya harap PERIPI bersama-sama 'organisasj profesi lainnya
dapat mempelopori upaya-upaya kearah semua itu.
unan Sam6utan Menteri qtertanian qahim 2005 191
Para Peserta Simposium yang saya hormati,
llmu pemuliaan memang suatu cabang ilmu yang oleh
sebagian besar masyarakat di Indonesia belum begitu populer.
Saya tidak tabu pasti mengapa ilmu yang sedemikian penting
tidak populer. Mungkin para pemulia sendiri yang harus
mempopulerkan ilmu itu, agar menjadi ilmu yang menjadi milik
masyarakat. Saya dengar di salah satu negara tet-angga ilmu
itu sudah memasyarakat sehingga banyak varietas unggul
yang dihasilkan. Bahkan ada yang bahan dasar varietasnya
diambil dari negara kita, tetapi kemudian setelah varietas
unggul itu dihasilkan kembali dimasukkan ke Indonesia dan
justru kita sebut-sebut atau cap dengan nama ibukota negaratersebut. Kita harus malu, dan harus bekerja sekuat tenaga
untuk menggungguli para pemulia negera tetangga tersebut.
Saya berjanji untuk membantu para pemulia, kalau mereka
benar-benar mau berusaha.
Dengan berkembangnya bioteknologi, kegiatan
pemuliaan pun terdorong maju pesat. Dengan rekayasa
unan Sam6utan Menteri q3ertanian qlahun 2005 192
genetika dan kultur jaringan, proses pemuliaan telah
dipermudah dan dipersingkat. Kepada PERIpl dan
Perguruan Tinggi saya harapkan agar pembinaan daya
insani pemuliaan ditingkatkan terus guna mengikuti
perkembangan bioteknologi dan ilmu pemuliaan tersebut.
Juga saya harapkan agarjumlah insan pemuliaan ditambah
hingga jumlahnya mencukupi kebutuhan, terutama dibidang
perika-nan, peternakan, dan kehutanan. Kepada
perusahaan swasta pertanian, perikanan dan kehutanan,saya minta agar segera mulai menggiatkan riset dan
pengembangannya, khususnya dibidang pemuliaan. Perlu
kita ingat bahwa dalam usaha pertanian, perikanan dan
kehutanan, salah satu bidang persaingannya adalah
teknologi. Ketinggalan teknologi berarti ketinggalan dalam
bisnis pertanian masa depan.
Dan yang terakhir, mengenai rekayasa genetika yang
sekarang masih menjadi polemik tentang bagaimana
pemanfaatannya. Saya harapkan kita semua berhati-hatimenyikapi hal itu. Kita harus bersikap wajar, agar tidak timbul
unan San6utan Menteri qkrtanian q;ahun 2005 193
kekhawatiran yang berlebihan, yang justru dapat menghambat
kemajuan pemuliaan kita.
Saudara-saudara sekalian,
Demikianlah beberapa pandangan dan harapan saya
mengenai pertanian pada umumnya, serta pemuliaan pada
khususnya. Saya percaya bahwa dengan kebersamaan dan kerja
keras yang dilandasi keinginan luhur untuk mensejahterakan
rakyat dan bangsa Indonesia, kita pasti bisa mencapai cita-cita
seperti yang kita harapkan. Saya percaya Allah S\/VT akan
senantiasa memberikan petunjuk, berkah, perlindungan dan
ridho-Nya kepada kita semua, bila kita benar-benar berusaha
dengan tekun.
Saya menyambut baik dan menaruh harapan besar kepada
hasil Simposium dan Kongres ke-V PERIpl ini.
Dengan memohon ridho Allah SWT, Simposium Nasional
dan Kongres ke-V Perhimpunan IImu Pemuliaan Indonesia
unan Sam6utan "enteri ®ertanian I;chun 2005 194
secara resmi `SAYA BUKA'
Wassalamu'alaikum Warohmatullahj Wabarokatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sam6utan Menteri qtertamian qiahun 2005 195
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
PADA SEMINAR UNGGAS LOKAL Ill
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
Semarang, 25 Agustus 2005
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Yth. Sdr. Gubernur Propinsi Jawa Tengah
Yth. Sdr. Rektor Universitas Diponegoro
Yth. Sdr. Dekan Fakultas Lingkup UNDIP
Yth. Sdr. Para Guru Besar, Pene[iti dan llmuwan
Yth. Sdr. Pimpinan lnstansi Jajaran Pertanian -
Petemakan baik dari Pusat, Provinsi maupun
Kabupaten Kota
Yth. Sdr. Praktisi dan Pengurus Asosiasi Bidang
Perunggasan Indonesia yang hadir pada seminar ini
Hadirin dan Undangan Yang Berbahagia,
Pertama-tama kita panjatkan Puji Syukur kehadirat AIlah
unan San6utan Menteri ®ertanian I;ahan 2005 196
Subhanahuwataala, berkat Rachmat dan Hidayah-Nya kita dapat
berkumpul di ruangan ini dalam Forum Seminar Unggas Lokal
ketiga yang juga dirangkaikan dengan Lokakarya Nasional Ayam
Lokal I. Saya menyambut baik dilaksanakannya seminar dan
lokakarya ini yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan
UNDIP, yang secara khusus mengangkat topik Unggas Lokal
dengan thema "llmu dan Teknologi Sebagai Basis
Pengembangan Agribisnis Ternak Lokal" .
Pada kesempatan yang baik ini, sesuai harapan Panitia
Seminar Nasional Unggas Lokal Ill, saya akan menyampaikan
Kebijakan Pembangunan Unggas Lokal yang berbasis lpTEK
di Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa
Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang, dengan
jumlah penduduk telah mencapai lebih kurang 220 juta jiwa
dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5% per tahun. Dari jumlah
unan San6utan Menteri q3ertanian qahun 2005 197
tersebut yang bergerak pada sektor pertanian sekitar 24,75%
dengan RTP (Rumah Tangga Pertanian) sebesar 52,9 Juta,
jumlah RTP tersebut yang termasuk Rumah Tangga Peternak
sebesar 32,2 juta atau 60,9%.
Permasalahan umum dibidang usaha tani adalah
rendahnya pendapatan karena pemilikan lahan yang terbatas dan
jumlah pemilikan temakjuga masih rendah belum sesuai dengan
skala usaha, terbatasnya pengiiasaan penerapan teknologi,
terbatasnya akses terhadap pasar, terbatasnya modal dan sulit
memperoleh kredit dari bank karena kurangnya asset sebagai
jaminan.
Subsektor peternakan yang merupakan bagian dari
sektor pertanian memegang posisi penting, hal ini karena produk-
produk basil peternakan berupa daging, susu dan telur yang
merupakan bahan pangan sumber protein hewani. Tidaklah
beriebihan apabila saya sampaikan bahwa "Suatu bangsa yang
rakyatnya cukup mengkonsumsi protein maka rakyatnya
cerdas dan negaranya kuat serta produktivitas dan
tt:in:n San6utan Menteri ®erta:nian I;ahun 2005 198
semangat kerja akan meningkat".
Dewasa ini tingkat konsumsi protein Rakyat Indonesia
baru mencapai 58 gram/kapita/hari, dari jumlah tersebut yang
berasal dari protein hewani (dari ternak dan ikan) sebesar 18
gram/kapita/hari dan khusus dari produk peternakan sebesar6 gram/kapita/hari. Konsumsi protein asal ternak tersebut
setara dengan daging 10,3 kg/kapita/thn, telur 6,5 kg/kapita/
thn dan susu 7,2 kg/kapita/thn. Untuk memenuhi kebutuhan
nasional akan protein hewani tersebut dicapai sebahagian
besar dari produksi dalam negeri yang berasal dari ternak
lokal termasuk unggas lokal.
Hadirin yang saya hormati,
Harapan saya dengan seminar ini potensi keragaman
genetik dan keunggulan unggas lokal ini dapat lebih
dioptimalkan. Dengan posisi unggas lokal yang menyebar
hampir merata di seluruh pelosok wilayah Indonesia walaupun
sebagian besar masih dibudidayakan secara semi intensif dan
unan Sam6utan Menteri q3ertanian qiahan 2005 199
ekstensif tetapi sebahagian masyarakat dipedesaan telah
memulai mengusahakan unggas lokal secara intensif dan
komersil yang menjadi mata pencaharian pokok. Dengan
demikian unggas lokal terutama ayam buras dan itik
mempunyai peran besar dalam menyumbang kebutuhan
konsumsi protein bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah
rumah tangga peternak sebesar 32,2 juta yang telah saya
sebut diatas tadi, dimana 65,6% adalah jumlah rumah tangga
ternak unggas. Dari jumlah rumah tangga tersebut, porsi ,rumah
tangga unggas lokal (ayam buras, itik dll) dibandingkan
dengan unggas ras ( ayam ras pedaging dan petelur) adaiah
98,5%. Kinerja produksi ternak unggas secara keseluruhan
dalam tiga tahun terakhir telah menyumbang rata-rata lebih
dari 60% dari kebutuhan daging nasional, daging unggas
tersebut berasal dari ternak ayam ras dan ayam buras (bukan
ras), itik. Untuk kebutuhan telur konsumsi telah dapat djpenuhi
seiuruhnya dari produksi dalam negeri.
Melihatpotensitersebutkebijakanpemerintahmenggeser
demand konsumen dari dominasi Red Meat (daging sapi) ke
unan Sarm6utan ffl4enteri ®ertanian qiahun 2005 200
White Meat atau daging ayam atau unggas baik unggas ras
maupun unggas lokal telah berhasil.
Posisi unggas yang strategis tersebut memerlukan
dukungan penelitian dan penerapan teknologi, dalam upaya
optimalisasi potensi sumber daya lokal sehingga pemenuhan
protein hewani masyarakat yang sekaligus juga pemberdayaan
peternak dipedesaan dapat dipercepat.
Namun demikian, Iaju peningkatan produksi tersebut
belum dapat mengimbangi pertumbuhan permintaan akan
produk-produk tersebut. Dalam tahun 2004 saja kita masih
mengimport daging sapi dan jeroan sebanyak ± 47.000 ton dan
ternak sapi potong sebanyak ± 400.000 ekor, susu sebesar
964.Ocoton.
Keberhasilan pada industri unggas ras telah banyak
dicapai namun masih mengandung kelemahan berupa
ketergantungan terhadap sumber bibit dan bahan baku pakan
yang masih diimport dari luar negeri. Sebaliknya unggas lokal
unan Sam6utan Menteri aertanian qafrun 2005 201
mempunyai keunggulan berupa sumber bibit yang telah tersedia
yang merupakan kekayaan bangsa kita dan juga secara optimaldapat memanfaatkan bahan baku pakan lokal.
Dibalik keunggulan tersebut, ada beberapa kelemahan
dari unggas lokal dimana produktivitasnya masih kalah dari
unggas ras. Namun demikian upaya dan langkah-langkah
perbaikan mutu genetik melalui seleksi dan pemuliabiakan serta
perbaikan kualitas pakan dan perbaikan tata laksaria
pemeliharaan terus dilaksanakan.
Langkah-langkah operasional tersebut merupakan
penerapan dari hasil-hasil penelitian yang disumbangkan oleh
para peneliti 'baik dari perguruan tinggi maupun Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.
Hadirin yang saya hormati,
Dibalik keberhasilan industri perunggasan tersebut
seperti telah diketahui bersama bahwa salah satu ancaman
unan Sam6utan Menteri ®ertanian q;ahun 2005 202
penyakit hewan menular yang sangat besar berupa penyakitAvian lnfluensa (AI) atau flu burung. Pemerintah dengan
.partisipasi aktif masyarakat perunggasan bekerja keras untuk
membebaskan Indonesia dari Flu Burung.
Upaya kita mengoptimalkan potensi unggas lokal sebagai
salah satu usaha yang berwawasan agribisnis perlu terus
digalakkan, pola pembinaan yang berbasis kelompok tani ternak
dengan memadukan keunggulan potensi sumber daya alam
antara lain ketersediaan bibit, pemanfaatan bahan baku pakan
lokal yang menerapkan hasilThasil penelitian serta teknologi hal
ini merupakan wujud dari keberpihakan pemerintah terhadap
petemakan rakyat. Dengan demikian masyarakat yang berkiprah
dalam usaha budidaya unggas lokal secara pasti dapat
diberdayakan menjadi petemak yang tangguh didukung dengan
industri hulu dan prosessing di hilir yang telah memanfaatkan
teknologi mampu menghasilkan produk secara effisien dan
bermutu sesuai dengan tuntutan pasar. Untuk mengoptimalkan
potensi tersebut menjadi tugas kita semua baik birokrat, peneljti
maupun praktisi.
unan Sarm6utan Menteri qtertanian qlahan 2005 203
Akhirnya, sekali lagi saya sampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada penyelenggara seminar dan lokakarya ini
semoga amal dan niat baik kita dapat menghantarkan kemajuan
dan kiprah unggas bagi kesehatan masyarakat.
Wabillahi taufik waf hidayah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan Sam6utan Menteri qtertanian q;chum 2005 204
SAMBUTAN
MENTERI PERTANIAN RI
PADA PENCANANGAN TANAM JAGUNG
Desa Baraban, Kec. Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan, Bali
27 Agustus 2005
Yang terhormat,
Saudara Gubernur Propinsi Bali;
Saudara Gubernur Propinsi Gorontalo / Ketua Umum
Dewan Jagung Nasional (DJN);
Saudara Bupati Kabupaten Tabanan;
Saudara Ketua Umum KOPATNAS (Koperasi Aliansi Tani
Nasional);
Saudara Ketua DPRD Propinsi Bali;
Saudara Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bali;
Saudara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan;
Saudara para pejabat Pemerintah Daerah Propinsi Balidan lnstansi terkait lainnya;
unan San6utan Menteri qkrtanian a;ahun 2005 205
Saudara yang mewakili assosiasi, organisasi profesi
serta hadirin yang berbahagia.
Assalamua'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita
dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal'afiat.
Merupakan suatu kebahagiaan bagi saya karena saat ini,
saya dapat bertatap muka dengan saudara-saudara sekalian
khususnya para petani, segenap aparat terkait beserta para
pengusaha dan anggota Assosiasi dan koperasi dalam acara-- `. Pencanangan Tanam Jagung di Desa Baraban, Kec.
Selemadeg Timur yang indah ini.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Jagung merupakan salah satu bahan baku industri
pakan ternak yang paling banyak dibutuhkan. Perkembangan
unan Sam6utan "enteri qtertawian q;ahun 2005 206
produksi jagung di Indonesia lima tahun terakhir mengalami
peningkatan yang cukup berarti. Peningkatan tersebut
rTierupakan dampakl darj keberhasilan Program Aksi
Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (PROKSI MANTAP)
yang berfungsi sebagai wadah koordinasi di era otonomi
daerah yang mampu mengakomodor perencanaan dari
bawah serta melibatkan stakeholder.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan jaqung dalam
negeri berbagai upaya telah dilakukan antara lain melalui
perbaikan teknologi ditingkat petani, penggantian varietas
jagung lokal ke jagung komposit atau dari jagung komposit
kejagung hibrida. Kalau pada tahun 2000 penggunaan benih
hibrida baru berkisar 10 % dari areal tanam maka pada tahun
2004 penggunaan hibrida sudah mencapai kurang lebih 31 %.
Dan saya yakin penggunaan jagung hibrida akan semakin luas
mengingat produksinya yang cukup tinggi tentunya akan
berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan para
petani jagung.
unan San6utan 04enteri qtertanien a;ahun 2005 207
Jika melihat potensi yang ada, pengembangan agribisnis
jagung mempunyai prospek yang baik untuk kita upayakan
mengingat kebutuhan jagung Nasional dan Dunia semakin
meningkat, di lain pihak tingkat produksi belum mampu
mengimbangi kebutuhan khususnya dalam negeri, hal ini
berdampak akan semakin menipisnya stokjagung dunia. Data
terakhir tahun 2004, menunjukkan kebutuhan jagung dunia
sebesar 647,4 juta ton, sedangkan produksi hanya 612,5 juta
ton. Sehingga minus 34,8 juta ton. Kondisi tersebut
menyebabkan stokjagung dunia semakin menipis, kalau pada
tahun 1999 stok jagung dunia mencapai 171,6 juta ton pada
tahun 2004 hanya tersisa 67,6 juta ton, keadaan tersebut
semakin berat akibat negara Amerika, China mengolah jagung
menjadi etanol yang digunakan sebagai pencampur bahan
bakar minyak disebabkan situasi sekarang harga minyak bumi
yang meningkat tajam mencapai U$ 68 / barel. Jika kondisi
tersebut terus berlangsung petani jagung akan diuntungkan
kalau harga jagung akan naik, tetapi disisi lain harga pakan
ternak dimana jagung sebagai bahan baku ikut naik yang pada
akhirnya pengusaha ternak mengalami kesulitan. Hal ini
unan Sam6utan Menteri ®ertanian qiahun 2005 208
tentunya tidak boleh terjadi. 0leh karena itu kondjsi ini akan
kita jadikan momentum untuk mempercepat peningkatan
Produksi iagung dalam negeri baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk di ekspor ke luar negeri.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
dan merasa bangga dengan gerakan yang di_lakukan oleh
Dewan Jagung Nasional (DJN) bersama KoperasiAliansi Tani
Nasional (KOPATNAS) untuk Pengembangan Agribisnis
Jagung di Indonesia khususnya Propinsi Bali yang akan
dijadikan sebagai momentum Pencanangan Revitalisasi
Pertanian berbasis komoditi jagung.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Di Indonesia produksi jagung dalam 5 tahun terakhir
ini rata-rata meningkat 4,2 %, dimana pada tahun 2000
produksi mencapai 9,7 juta ton, dan pada tahun 2004
meningkat menjadi 11,2 juta ton mengalami peningkatan
sekitar 11,5 dan pada tahun 2005, berdasarkan ARAM 11,
unan San6utan Menteri qtenandn qlahun 2005 209
produksi jagung akan meningkat menjadi 11,7 juta ton, dimana
mengalami peningkatan sebesar 4,5 % dibanding ATAP 2004.
Namun demikian untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam
negeri, kita masih mengimporjagung. Kalau pada tahun 2000
kita mengimpor sebesar 1,2 juta ton maka pada tahun 2004
menurun menjadi 0,9 juta ton dan tahun 2005 terus mengalami
penurunan. Hal ini diakibatkan dari semakin meningkatnya
produksi dalam negeri.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah
dicanangkan pada tanggal 11 Juni 2005 yang lalu oleh
Presiden Republik Indonesia. Dalam bidang P-ertanian
komoditas yang mendapat prioritas untuk dikembangkan
adalah padi, jagung, kedele, tebu/gula serta daging.
Oleh karena itu bila saudara-saudara mengembangkan
komodjtas jagung telah sejalan dengan apa yang dicanangkan
oleh Pemerintah. Khusus untuk Pengembangan Agribisnis
unan Sam6utan Menteri @ertanien I;ahan 2005 210
Jagung, Departemen Pertanian telah menargetkan bahwa
tahun 2007 kita telah mencapai swasembada jagung bahkan
mengekspor. Menindaklanjuti upaya tersebut kami telah
banyak mendapat masukan dari Dewan Jagung Nasional
(DJN) beserta pengusaha pakan ternak. Berdasarkanmasukan tersebut maka untuk mencapai swasembada jagung
diupayakan adanya tambahan produksi sekitar 3 juta ton untuk
itu pada tahap awal akan diprioritaskan pada kabupaten
potensi jagung di 7 propinsi yaitu: Sumatera Utara, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan
Gorontalo, dan pada tahap berikutnya akan dikembangkan
pada propinsi lain yang mempunyai potensi.
Untuk tercapainya Program Swasembada tersebut
Pemerintah akan memfasilitasi diantaranya akan diupayakan
adanya:
- Harga minimumjagung di tingkat Regional.
- Perbaikan pasca panen guna perbaikan kualitas melalui
penyediaan drayer, corn sheller dan gudang / silo.- Mengupayakan bea masukdengan sistem mengambang
unan San6utan Menteri qtertanien lthun 2005 211
/#oaft.ng fax/, sesuai dengan poly panen.
Iklim yang kondusif bagi investor yang ingin bergerak dalam
basis jagung.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Selain upaya-upaya yang telah saya sebut di atas, untuk
mencapai swasembada jagung kita perlu mencari
terobosan-terobosan baru melalui gerakan yang terkoordinasi
antara Pemerintah baik Pusat, Propinsi dan Kabupaten
dengan satake holder jagung sepertj Dewan Jagung Nasional,
LSM serta para pelaku Agribisnis Jagung seperti yang kita
saksikan pada saat ini. Saya yakin Pengembangan Agribisnis
Jagung akan cepat berkembang mengingat (1 ) Ketersediaan
lahan yang cukup luas; (2) Masyarakat sudah memahami
bahwa jagung merupakan komoditi bisnis yang
menguntungkan; (3) Membaiknya mekanisme perdagangan
jagung akibat berkembangnya kemitraan; (4) Adanya benih
komposit dan hibirida yang dapat meningkatkan produksi 6 -
8 ton/ha; (5) Adanya kelembagaan yang menangani jagung
unan Sam6utan Menteri qbrtanian qiahun 2005 212
yaitu: di setiap Propinsi dan Kabupaten sudah dibentuk
Masyarakat Agribisnis Jagung (MA)) dan di setiap regional
kita bentuk corn belt.
Saudara-saudara Yang Saya Hormati,
Di era otonomi daerah penekanan dan tanggung jawab
pembangunan berada di daerah, maka peranan danwewenang dari Saudara Gubernur, Bupati/Walikota dan
Kepala Dinas yang membidangi tanaman pangan sangat
besar didalam menentukan warna dan arch bagi keberhasilan
pencapaian swasembada jagung. Komitmen Pimpinan
Daerah sangat menentukan keberhasilan pengembangan
jagung di wilayahnya oleh karena itu saya berharap banyakkepada Saudara Gubernur, Bupati/Walikota dan Kepala Dinas
agar dapat menggerakkan dan mendorong aparat instansi
terkait bersama stake holder hulu dan hilir melakukan Program
Aksi untuk menunjang keberhasilan swasembadajagung dan
saya minta agar Saudara secepatnya mengambil langkah-
langkah konkrit dan melaksanakan "Action" dalam kontek
unan Sarm6utan Menteri qknanian qlaftun 2005 213
otonomi yang sudah berada ditangan Saudara agar
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan segera
dirasakan oleh seluruh masyarakat pertanian manfaatnya.
Hadirin yang saya Hormati,
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya
mengucapkan terima kasih kepada para petani dan semua
pelaku Agribisnis jagung yang telah bekeria keras meningkatkan
produksi jagung dan peningkatan pendapatan petani.
Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan, atas
perhatian Saudara-saudara sekalian saya sampaikan terima kasih.
Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Tabanan, 27 Agustus 2005
Menteri Pertanian RI,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
u,nan Sam6utan "enteri ®ertandn I;ahun 2005 214
KEYNOTE SPEECH MENTERI PER TANIAN
P AID A NC A!RA
KONSULTAS PUBLIK REviTALISASI
PENYULUHAN PERTANIAN
Ciawi, 29 Agustus 2005
Peran Pent.Ing Revitalisasi Penyuluhan Pertanian
dalam Revitalisasi Pertanian.
Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Yang terhormat :
Sdr. Kepala Badan SDM Pertanian,
Sdr. Pemimpin Umum Tabloid "Sinar Tani",
Sdr. Para Pembicara serta undangan dan para hadirin yang
berbahagia,
Pada pagi hari ini, saya, mengajak hadirin semua
untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena berkat karuniaNyalah kita dapat berkumpul di Aula
unan Sam6utan 04enteri qtertandn I;dhun 2005 215
Kusnoto, Pusat Pengembangan Manajemen SDM
Pertanian di Ciawi ini.
Pertama-tama saya ingin mengucapkan "Selamat Hari
Ulang Tahun ke-35" kepada jajaran Tabloid SINAR TANl. Dalam
hubungan dengan syukuran HUT ke-35 ini, saya sangat
menghargai akan dua hal : Pertama, karena dapat terbit
secara terus menerus tanpa putus selama 35 tahun. Edi;i hari
ini merupakan penerbitan yang menetapkan sasaran
pembacanya sebagai segmen khusus, tetapi SINAR TANIsudah memihak untuk melayani sektor pertanian, merupakan
kebijakan yang berani.
Pengalaman saya ketika mengadakan kunjungan kerja ke
berbagai obyek pembangunan pertanian di Pelosok-
pelosok ada pengakutan petugas dan penyuluh pertanianbahwa mereka mendapatkan informasi mengenai
kebijakan dan tehnologi melalui tabloid ini. Dengan
kenyataan ini saya berharap dalam perjalanan pelayanan
ditahun-tahun mendatang, SINAR TANl dapat berperan
unan Sam6utan Menteri q}ertamian I;ahun 2005 216
sebagai (1) sarana sosialisasi kebijakan pembangunan
pertanian dari Pusat kepada daerah dalam era otonomi,.(2) sarana untuk menyebarluaskan tehnologi terkini hasil-
hasil penelitian kepada penyuluh pertanian dan petani,
yang dihasjlkan oleh para peneliti, (3) sarana "perekat"
korsa lingkup pertanian.
Dengan peran yang sangat strategis ini maka saya
berharap kiranya Badan Penlembangan SDM Pertanian dan
para Kepala Dinas dapat menfasilitasi para penyuluh untuk
mendapatkan SINAR TANl sebagai sumber informasi
sekaligus digunakan sebagai panduan dalam pengembangan
pembangunan pertanian.
Saudara-saudara sekalian,
Di samping apa yang dikemukakan tadi, saya-pun
menghargai kepedulian Sinar Tani yang bersama BPSDMP
dan Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal
menyelenggarakan kegiatan "Konsultasi Publik Revitalisasi
unan San6utan Olenteri q}ertarhan qahun 2005 217
Penyuluhan Pertanian" ini. Karena kegiatan ini akan semakin
mendorong mulai menggeliatnya penyuluhan pertanian. Saya
.7 meyakini kalalu penyuluhan pertanian sudah kelihatan
berperan nyata, maka akan merupakan salah satu indikator
bahwa revitalisasi pertanian sudah berjalan, karena
penyuluhan bisa diharapkan sebagai penggerak dan
mendorong kegiatan lain. Kenyataannya kita masih punya
budaya panutan. Petanai akan bergerak bila penyuluhan
bergerak. Penyul.han bisa menjadi panutan petani.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Penyuluhan pertanian di Indonesia yang dimulai tahun
1905. Dalam perjalanan waktu, kegiatan penyuluhan
mengalami pasang sesuai dengan kebijakan yang
diberlakukan dan komitmen pemerintah. Sebelum penerapan
otonomi daerah kegiatan penyuluhan pertanian telah
didesentralisasi dan menjadi kewenangan pemerintah
daerah. Namun beberapa hal-hal yang strategis masih
dibantu secara khusus oleh Pemerintah Pusat antara lain:
unan Sarm6utan Menteri qterta:reian qlahun 2005 218
pengangkatan penyuluh, dana operasional penyuluhan,
pengembangan metodologi dan teknologi terkini, dan
beberapa sarana strategis lainnya. Sayangnya hal ini tidak
berlanjut dan tidak diperkuat dengan diberlakukannya
otonomi daerah. Timbul permasalahan karena perhatian
pemerintah daerah kabupaten/kota terhadap kegiatan
penyuluhan pertanian berbeda antar daerah dengankecenderungan berkurang dibanding sebelumnya saat
ditangani pusat (sentra!isasi).
Dalam era otonomj daerah para penyelenggara
penyuluhan pertanian melakukannya dengan persepsi,
pendekaatan dan sistem yang berbeda-beda, tidak terintegrasikarena tidak berdasarkan pada filosofi dan prinsip-prinsip
penyuluhan pertanian tidak efisien dan efektif, sehingga tidak
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Akhirnya
penyelenggaraan penyuluhan pertanian tidak dapat memberikan
dukungan terhadap tercapainya tujuan pembangunan pertanian
baik secara nasional maupun secara lokal.
unan Sam6utan Menteri a?ertandn qlahun 2005 219
Saudara-saudara sekalian,
Presiden, pada tanggal 11 Juni 2005 telah
mencanangkan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (RPPK) sebagai strategi umum untuk mencapai
peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan daya saing
produk pertanian dan menjaga kelestarian sumber daya
pertanian-. Hal tersebut (RPPK) juga ditegaskan kembali oleh
Presiden dalam pidati` kenegaraan 16 Agustus 2005 di
hadapan DPR sebagai fokus utama agenda pembangunan
ekonomi nasional.
Revitalisasi pertanian akan berjalan lancar kalau tidak
didukung oleh adanya sistem penyuluhan pertanian.
Penyuluhan pertanian merupakan upaya untuk
mengembangkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan
dan sikap petani beserta keluarganya dan pelaku usaha
pertanian lainnya melalui proses pembelajaran agar mau dan
mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya. Memiliki
akses ke sumber informasi, teknologi dan sumberdaya
unan Sam6utan 94enteri q3enanian arahun 2005 220
lainnya untuk bekerjasama yang saling menguntungkan
dalam memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga
.mereka dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraanya.
Kedapan penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus
dapat mengakomodasi aspirasi, harapan, kebutuhan dan
potensi serta peran aktif petani dan pelaku usaha pertanian
lainnya. 0leh karena itu penyelenggaran penyuluhan pertanian
harus menggunakan pendekatan partisipatif dengan didasari
pada prinsip-prinsip pemberdayaan dan dikembangkan
mengacu para UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Dengan demikian Penyuluhan Pertanian dapat
berfungsi secara optimal dalam mendukung sektor pertanian
dan menjadi tulang punggung perekonomian pedesaan.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Kita akui bersama masih ada berbagai permasalahan
mengenai penyuluhan pertanian. Untuk itu, saya mengajak
unan Sam6utan Menteri qtenandn qahun 2005 221
Saudara-saudara peserta Konsultasi Publik untuk mencarikan
solusi secara arif dan bijaksana sehingga di masa depan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berfungsi dalam
memfasilitasi petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Ke depan
kita akan upayakan agar setiap desa dapat difasilitasi oleh
seorang penyuluh pertanian.
Kitapun sadar bahwa ternyata sistem penyuluhan pertanian
selama ini belum didukung oleh peraturan perundangan-
undangan yang kuat dan lengkap, tidak memberikan jaminan
kepastian hukum dan keadilan bagi petani, pelaku usaha
pertanian lainnya, dan penyuluh pertanian.
Menyadari perlunya undang-undang sebagai bentuk regulasi
di bidang penyuluhan pertanian yang komprehensif untuk
dijadikan dasar dan landasan hukum maka Departemen
Pertanian telah mempersiapkan "Naskah Akademik
Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian''.
u,inn Sam6utan Menteri ®ertanian qahun 2005 222
Saudara-saudara sekalian,
Sesuai dengan sistem perundang-undangan negara
kita, maka sebuah Undang-undang dapat merupakan usul
inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat. OIeh karena itu naskah
akademik ini akan disumbangkan sebagai bahan masukan
untuk DPR.
Kita berharap naskah ini dapat digunakan oleh para
anggota DPR untuk mempercepat persetujuan Rancangan
Undang-undang ini. Kita yakin akan hal ini, karena para anggota
DPR ini sangat komit untuk meningkatkan kesejahteraan
petani.
Dalam sistem perundang-undangan kita, sebuah UU
baru bisa operasional bilamana sudah dilengkapi dengan
Peraturan Pemerintah. Karena kita yakin, Undang-undang
Sistem Penyuluhan Pertanian akan dapat diundangkan dalan
waktu tidak terlalu lama, maka untuk mencegah kehilangan
rentang waktu antara pengesahan UU dan Peraturan
unan San6utan Menteri aertanian qahan 2005
Pemerintah ini maka secara dini, Departemen Pertanian ingin
menghimpun masukan-masukan untuk penyusunan Peraturan
Pemerintah antara lain melalui Konsultasi Publjk seperti
sekarang ini.
Saudara-saudara sekalian,
Kita beruntung karana pada Konsultasi Publik ini hadir bersama
kita Bapak-Ibu yang memang menguasai permasalahan yang
sudah sangat berpengalaman dibidangnya. Prof. Dr. Ir.
Sjarifuddin Baharsjah, Bp. Ir. Mindo Sianipar, MS, dan kepada
para pembicara dari kalangan Perguruan Tinggi, Praktisi,
KTNA, Expert serta penyuluh. Karena itu kepada para
pembicara yang terhormat saya sampaikan penghargaan danterima kasih yang sebesar-besarnya.
Demikian juga tidak kalah pentingya adalah kontribusi
pemikiran dari hadirin yang telah menyediakan waktu untuk
hadir pada saat ini saya ucapkan terimakasih. Sehingga
terasa lengkaplah aspek yang akan dituangkan dalam
unan Sarm6utan Menteri ®ertanian qdhan 2005 224
Peraturan Pemerintah yang sedang dipersiapkan ini.
Saudara-saudara sekalian,
Demikianlah sambutan saya pada Konsultasi Publik
Revitalisasi Penyuluhan Pertanjan ini. Semoga Tuhan
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga diberikan
pemikiran-pemikiran yang jernih, berbobot sebagai
sumbangsih kita bagi pembangunan pertanian.
Dengan mengucapkan: "Bismillaahirrohmaanirrohiim"
dengan ini saya nyatakan Konsultasi Publik Revitalisasi
Penyuluhan Pertanian dibuka. Semoga Tuhan memberikan
berkah berkelimpahan kepada kita.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan Menteri qtertanian qahun 2005 225
KEYNOTE SPEECH
MENTERI PERTANIAN
PADA ACARA SEMINAR NASIONAL
MENEMBUS KETERBATASAN APBN
Jakarta, 05 September 2005
Assalaamu `alaikum Waralimatullahi Wabarakaatuh
Yang Saya Hormati,
Sdr. Anggota DPR RI Komisi lv
Sdr. Rektor lnstitut Perlanian Bogor,
Saudara-saudara peserta seminar yang berbahagia,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama,
saya mengajak para hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan
syukur kehadirat AIIah SWT yang telah memberikan Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat nadir
bersama-sama guna mencurahkan perhatian dan pikiran kita
dalam acara Seminar Nasional dengan tema " Kebijakan
Pendanaan RPPK: Menembus Keterbatasan APBN " yang
unan Sam6utan "enteri aertandn qiahun 2005 226
diselenggarakan oleh lnstitut Pertanian Bogor. Atas nama
Departemen Pertanian saya sangat menghargai
diselenggarakannya pertemuan ini.
Para Hadirin yang saya hormati
Sektor pertanian memiliki tempat yang sangat strategis
dalam perekonomian nasional, karena kontribusjnya yang sang-at
besar terhadap produk domestjk bruto (PDB), perolehan devisa
negara, penyerapan tenaga kerja dan perluasan kesempatan
usaha, serta penyediaan bahan sandang, pangan, papan dan
bahan baku industri.
Sektor pertanian juga mempunyai peran strategis dalam
penanggulangan kemiskinan karena sektor pertanian banyak
menghidupi masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang
berada di pedesaan yang jumlahnya mencapai 20,6 juta jiwa atau
sekitar 57,75°/o dari total penduduk miskin nasional.
Berkenaan dengan itu, program pembangunan ekonomi
unan San6utan Menteri q}ertandn qahan 2005 227
Indonesia yang menitikberatkan pada pembangunan Pertanian,
dinilai sangat tepat, sehingga Revitalisasi Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (RPPK) yang telah dicanangkan oleh Presiden RI
pada tanggal 11 Juni 2005 di Waduk lr. H. Djuanda, Jatiluhur,
Purwakarta, Jawa Barat, akan dijadikan dasar gerak langkah
Departemen Pertanian dalam merancang program pembanguman
pertanian yang lebih operasional sampai tahun 2009.
Para Hadirin yang saya hormati
Dapat saya sampaikan bahwa ada tiga sasaran utama
pembangunan pertanian yang ingin dicapai dalam lima tahun
kedepan yaitu: 1 ). Meningkatnya ketahanan pangan nasional
yang meliputi meningkatnya kapasitas produksi komoditas
pertanian dan berkurangnya ketergantungan terhadap panganimpor sekitar 5-10 persen dari produksi domestik, 2).
Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian
yang meliputi meningkatnya mutu produk primer pertanian,
meningkatnya keragaman pengolahan produk pertanian dan
meningkatnya ekspor serta meningkatnya surplus perdagangan
ii:ran Sam6utan @4enteri a)ertanian a;chum 2005
lgap¢ee:#-a.|i \e-i.tErfe*¢are=`er. L.A.,`,4` :_ ,`, .+
komoditas pertanian, 3). Meningkatnya kesejahteraan petani
yang meliputi meningkatnya produktivitas tenaga kerja di sektor
petanian dan menurunnya tingkat kemiskinan petani.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kita perlu
mensinergikan pengembangan industri hulu pertanian yang terdiri
qari perbenihan, agro-kimia, alat dan mesin pertanian, kemudian
pertanian primer (on farm/, industri hilir pertanian atau industri
pengolahan, dan jasa-jasa penunjang yang berkaitan secara
simultan dan harmonis. Kita juga perlu memodernisasi sistem
agribisnis yang mengandalkan kelimpahan sumberdaya alam dan
tenaga kerja tidak terampil /nafura/ resouroes and unsk/'//ec/
/abour-based,) kearah sistem agribisnis yang mengandalkan
modaldantenagakerjate+ampil/capi.fa/andsemi.sfo.//ed/aboL;r-
based/ serta sistem agribisnis yang mengandalkan inovasi
teknologi dan ilmu pengetahuan (know/edge ancJ ski`//ed /-abour-
based).
Seiring dengan modernisasi sistem agribisnis tersebut,
juga perlu meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana
w:ica:n San6utan ffl4enteri qtertamian qahun 2005 229
pertanian seperti sarana pengairan dan drainase, jalan usaha
tani desa, bendungan, jembatan, lahan pertanian, pelabuhan
(khususnya untuk ekspor komoditas pertanian di wilayah timur),
sehingga mampu merangsang investor untuk melakukan usaha
di sektor pertanian.
Berkenaan dengan itu semua, maka fokus kegiatan
pembangunan Pertanian diarahkan pada : (1 ) Penguatan dan
penumbuhan lembaga petani; (2) Penguatan dan penumbuhankembali system penyuluhan dan pendampingan Pertanian dan
perikanan; (3) Penguatan basis data dan informasi Pertanian
dan perikanan; (4) Pengamanan ketersediaan pangan dari
produksi dalam negeri melalui upaya - upaya untukmengamankan daerah irigasi dan optimalisasi lahan; (5)
Pelaksanaan diversifikasi konsumsi untukmengurangi
ketergantungan terhadap beras dan peningkatan mutu gizi; (6)
Peningkatan nilai tambah dan kualitas produk Pertanian melalui
peningkatan pengolahan hasil dan pengembangan agroindustri;
(7) dan, pengamanan penyediaan pupuk untuk sarana produksi
Pertanian.
uno:n Sarm6utan Menteri q3ertanian qahun 2005 230
Para Hadirin yang terhormat,
Berdasarkan target makro pembangunan ekonomi
nasional, maka PDB riil sektor pertanian diharapkan tumbuh rata-
rata sebesar 3,29 persen. Dengan target pertumbuhan PDB
tersebut, maka PDB sektor pertanian (harga konstan) ditargetkan
mencapai Rp, 226 trilyun pada tahun 2009, sehingga total
investasi yang dibutuhkan sektor pertanian mencapai Rp. 77,07
trilyun dengan peningkatan rata-rata sebesar Rp. 14,40 trjlyun
pertahun.
Kami menyadari bahwa dengan semakin terbatasnya
dana yang bersumber dari pemerintah (APBN), maka kebutuhan
investasi tersebut tidaklah oukup dapat dipenuhi seluruhnya dari
APBN, sehingga perlu dilakukan langkah-Iangkah prioritas
pembiayaan dalam pembangunan pertanian.
Guna menembus keterbatasan APBN dalam
pembangunan pertanian, maka prioritas kebijakan pengelolaansumber dana pemerintah (APBN) akan difokuskan untuk
unan Sarm6utan Menteri qtertanian Tiahun 2005 231
membiayai kegiatan fasilitasi, upaya penanggulangan
kemiskinan daerah rawan pangan, rawan korflik, daerah bencana
alam dan endemis rawan penyakit serta pembangunan sarana
dan prasarana publik berbast.s non profit oriented. Sedangkan
pembiayaan untuk mengembangkan usaha pertanian yang
berbasls profit oriented, maka pemb.iayaannya mau tidak mau
afau suAa fi.Oak suka harus didorong melalui pembiayaan yang
berasal dari lembaga keuangan perbankan dan non perbankan.
Sumber-sumber pembiayaan yang dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk pengembangan usaha pertanian /pro#f
orr`ented/ diantaranya adalah dana masyarakat yang ada
perbankan yang saat ini telah terkumpul mencapai Rp. 932 trilyun,
dimana sekitar Rp 60,5 trlyun telah dialokasikan /busi.ness Pyan
Perbankan/ untuk pembiayaan UMKM yang sebagian besar
berada di sektor pertanian.
Kami sangat bergembira dan mengucapkan terima kasih
karena sekarang realisasi kredit perbankan untuk sektor
pertanian mencapai Rp. 27,3 trilyun walaupun relatif masih sangat
unan Sarm6utan Menteri qtertanian qiahun 2005 232
kecil baru 6 % dari jumlah keseluruhan kredit yang disalurkan,
sebagian besar perbankan sudah membentuk divisi agribisnis
sehingga memberikan ruang bagi pelaku usaha di sektor
pertaoian untuk berinteraksi bisnis dengan perbankan
konvensional.
Sumber pembiayaan lainnya, dengan suku bunga
terjangkau oleh petani adalah Skim Kredit Ketahanan Pangan
(KKP). Dapat saya kemukakan di sini bahwa kinerja penyaluran
dan pengembalian KKP ini cukup menggembirakan. KKP yang
sudah berjalan selama 4 (empat) tahun, secara kumulatif
penyaluran telah mencapai Rp. 2,96 trilyun atau 142,32 °/o dari
Plafond sebesar F\p. 2,08 tr.ilyun dengan Non Performing Loan
(NPL) atau tunggakan kreditnya relatif kecil. Hal ini
mengindikasikan bahwa petani mulai menyadari bahwa "kredi.i
adalah kepercayaan dan merupakan utang yang harus
dikembalikan. "
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
dalam mendukung pembiayaan agribisnis lainnya adalah :
unan Sam6utan Menteri qtertanian qiaihun 2005 233
Pertama, Merancang Skim -Skim Kredit untukAgribisnis, hal
ini berkenaan dengan skim KKP masih terbatas dan
diprioritaskan untuk pembiayaan on-farm pada beberapa
komoditas pangan, ternak dan perkebunan, maka upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung
pengembangan agribisnis hulu (seperti alat dan mesin Pertanian,
sarana produksi) dan Agribisnis hilir (seperti pengolahan dan
pemasaran produk pertanian), adalah mengoptimalkan
pemarfaatan dana perbankan melalui Skiirl Kredit Agribisnis
(SKA) serta Skim Kredit Usaha Mikro Kecil (KUKM) yang berasal
dari Surat Utang Pemerintah (SUP) sebesar Rp. 3,1 trilyun.
Melakukan kerjasama dengan Bank Mandiri untuk
membiayai khusus hortikultura yaitu melalui Skim Kredit
Hortjkultura Mandiri (KHM), mengoptimalkan pemanfaatan kredit
tanpa agunan tambahan (KKUM), melakukan koordinasi dengan
Departemen Keuangan dan Kantor Menteri Negara Koperasi dan
UKM, melibatkan produsen sarana produksi dan perusahaan
penampung hasil Pertanian dalam melaksanakan kemitraan
sekaligus sebagai penjamin kredit.
u;ran Sam6utan Menteri qtenanian qjahun 2005 234
Kedua, Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis (LKM-A). Saat ini Departemen Pertanian sedang
mendorong tumbuhnya " Embrio€mbrio LKM " yang berasal dari
kelompok tani pengelola dana bergulir antara lain dari KPK-
P4K menjadi LKM pola P4K, KUM (Kredit Usaha Mandiri),
Kelompok-kelompok BLM/BPLM, menjadi LKM Agribisnis yang
mudah diakses oleh petani di daerah masing-masing.
Selain dari itu juga Departemen Pertanian turut
mendorong optimalisasi fungsi LKM sebagai lembaga
intermediasi pembiayaan skala mikro yang dibangun oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti BPRS /Bpf3
Syariah) , Baitul Maal wat Tamwil (EMIT), Credit Union (CU),
Lumbung P7.i/.A Ivagar7. (LPN), dan lain-lain. Lembaga Keuangan-^'Mikro (LKM) selama ini telah teruji keberhasilannya membiayai
kegiatan ekonomi skala mikro di pedesaan dan dapat
dikembangkan sebagai lembaga i.ntermedt.asi. perbankan.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara Departemen
Pertanian dengan LKM yang sudah ada di pedesaan untuk
membiayai kegiatan usaha mikro maka diharapkan
t[:I'ian San6utan Menteri qtertanian qahun 2005 235
perekonomian pedesaan akan lebih berkembang. Saat ini dana
yang terkumpul mencapai sekitar Rp. 21 trilyun dan sudah tersalur
untuk UMKM mencapai Rp.11 trilyun.
Keti.ga, merancang program Agribisnis Pola Kontrak
lnvestasi Kolektif (KIK). Program jni dirancang dalam rangka
memanfaatkan potensi dana masyarakat yang dikelola melalui
pasar modal yangjumlahnya (Nilai Aktiva Bersih) sudah mencapai
Rp. 86,2 i,rilyun. Hingga saat ini telah ditandatangani 3 (tiga)
Keputusan Menteri Pertanian yaitu 1 ). Keputusan bersama
Menteri Pertanian dan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) tentang Agribisnis Pola Kontrak lnvestasi Kolektif,
pada tanggal 4 Agustus 2003 2) Keputusan Mentan tentang
Syarat Dan Tatacara Verifikasi Tenaga Ahli Pertanian Pada
Perusahaan Agribisnis Pola KIK serta 3). Keputusan Mentan
tentang Syarat Dan Tatacara Verifikasi Sarana Dan Atau Fasilitas
Serta Studi Kelayakan Usaha Perusahaan Agribisnis Pola KIK.
Keempaf, merancang pola penjaminan dan pendampingan kredit
pertanian. Langkah-langkah yang telah dilakukan antara lain
unan Sam6utan Menteri @ertanian q'ahun 2005 236
sebagai berikut : (a) Menyiapkan dana penjaminan untuk
memotivasi perbankan memprioritaskan pembiayaan ke sektor
Pertanian/ Agribisnis, (b) Menyiapkan dana untuk tenaga
pendamping yang memahami tentang aspek teknis dan sistem
pembiayaan perbankan di lokasi pilot project (Kecamatan,
Kabupaten dan Propinsi) untuk menjembatani kepentingan petani
dengan lembaga keuangan.
Depariemen Pertanian pada APBN TA. 2005 telah
mengalokasika-n dana penjaminan sebesar ± Rp. 95 Milyar
melalui Lembaga Penjaminan untuk mendorong Perbankan
menyalurkan dana pembiayaannya sebesar 10 kali, namun
program tersebut belum mendapat persetujuan dari DPR-Rl
dengan alasan melanggar UU-APBN, walaupun demikian
Departemen Pertanian tetap berusaha pada TA2005 ini untuk
melakukan uji coba dengan dana yang sangat terbatas (± Rp. 5
Milyar) melalui revisi anggaran dan tetap mengikuti rambu-rambu
UU-APBN, sehingga dapat teraplikasi dengan baik.
Para hadirin yang berbahagia
unan Sam6utan "enteri qterlandn qiahun 2005 237
Mengakhiri sambutan ini, saya mengharapkan kepada
semua peserta seminar nasional ini agar dapat berpartisipasi
aktif untuk memberi sumbang saran agar kita mampu
merumuskan kebijakan yang dapat memberikan solusi untuk
mencapai keberhasilan pembangunan pertanian kedepan, yang
pada akhirnya dapat mensejahterakan petani yang sebagianbesar berada di pedesaan.
Kepada semua pihak dan khususnya kepada Rektor
lnstitut Pertanian Bogor beserta jajarannya saya sampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
atas terselenggaranya acara Seminar Nasional yang sangat
fundamental ini.
Wassalaamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Menteri Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan "emeri q}ertanian qiahun 2005 238
SAMBUTAN
MENTERI PERTANIAN
PADA
PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL"TEKNOLOGI INOVATIF PASCAPANEN UNTUK
PENGEMBANGAN
INDUSTRI BERBASIS PERTANIAN"
Bogor, 7 September 2005
Assalaamu'alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh,
Yang saya hormati:
• Saudara Rektor lpB dan para Dekan lingkup !PB,
• Para pejabat Eselon I dan ll lingkup Departemen
Pertanian,
• Para panelis dan undangan, serta hadirin sekalian.
Pertama-tama saya mengajak para hadirin sekalian untuk
bersama-sama memanjatkan syukur ke hadirat AIlah SWT yang
telah memberikan Nikmat dan RahmatNya kepade kita, yang oleh
karenanya pada hari ini kita dapat berkumpul di sini untuk
u;:i'ian Sam6utan Menteri Qtertamian qlchun 2005 239
melaksanakan kegiatan seminar nasional, sebuah ajang tukar
informasi dan diseminasi teknologi, khususnya dalam hal
teknologi pascapanen pertanian.
Saya menyambut baik pelaksanaan seminar ini
mengingat pelaksananya adalah dua lembaga yang kompeten
di bidangnya. Kegiatan ini adalah salah satu produk kerja sama
antara Badan Litbang Pertanian: khususnya Balai Besar
Litbang Pascapanen Pertanian dengan Fakultas Teknologi
Pertanian lpB. 0leh karena itu, saya menilai bahwa kegiatan
ini merupakan salah satu langkah konkrit dari penanda-
tanganan MOU kerja sama antara lpB dengan Badan Litbang
Pertanian beberapa waktu yang lalu.
Pelaksanaan seminar nasional dengan tema "Teknologi
lnovatif Pascapanen Pertanian Untuk Pengembangan
lndustri Berbasis Pertanian" saya pandang memiliki
momentum yang sangat tepat. Setidaknya ada dua hal yang
mendasari ketepatan momentum itu. Pertama, terkait dengan
pencanangan program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
unan San6utan Menteri ®ertanian I;ahun 2005
Kehutanan (RPPK); dan kedua, terkait dengan masalah
kebutuhan energi nasional. Keduanya nampaknya sangat erat
hubungannya, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan
industri berbasis pertanian.
Saudara-saudara sekalian,
Tanggal 11 Juni 2005 yang lalu, Bapak Presiden Rl telah
mencanangkan RPPK di Jatiluhur, Jawa Barat. Langkah ini
merupakan suatu program dan strategi untuk meningkatkan
kesejahteraan para petani dan nelayan, meningkatkan daya
saing produk pertanian, serta menjaga kelestarian sumberdaya
alam.
Dengan tujuan seperti itu, pelaksanaan pembangunan
pertanian menghendaki adanya penyempurnaan dan
peningkatan efektifitas. Kita perlu belajar dari masa lalu untuk
dapat melakukan revitalisasi pertanian ini. Dulu, keberhasilan
pembangunan pertanian hanya dinilai berdasarkan target
produksi, yang ternyata tidak terlalu mencerminkan
unan San6utan Menteri q3ertanian qlchun 2005 241
kesejahteraan pelaku utamanya, yaitu petani. Dalam kondisi
seperti itu, petani selalu berada pada posisi yang tidak
diuntungkan, karena petani menghadapi risiko kegagalan
paling tinggi dengan tingkat keuntungan yang paling rendah.
Dulu pelaksanaan pembangunan dilakukan secara parsial
dengan semangat sektoral yang sangat tinggi, sehingga muncul
istilah fanatisme sektoral. Sebaliknya, sekarang kita rasakan
hal itu kurang tepat untuk terus dipraktekan. 0leh sebab itu, kita
memang perlu mengubah orientasi, karena lingkungan strategis
kita menghendaki hal itu. RPPK adalah salah satu bukti
keseriusan Pemerintah untuk membangun pertanian dan sektor
terkait lainnya secara bersama-sama dan efektif.
Untuk mencapai target di atas, aspek pengembangan
produksi tetap perlu menjadi perhatian utama, tetapi bersama
dengan itu aspek-aspek lainnya dalam subsistem agribisnis
harus mendapat perhatian yang seimbang. Ada berbagai
langkah yang perlu diambil, seperti perbaikan regulasi,
penataan mekanisme pasar, kelembagaan dan sebagainya.Namun satu hal yang ingin saya garis bawahi dan saya
unan San6utan Menteri aertanian qahun 2005 242
sampaikan secara khusus dalam forum ini adalah perlunya
pencapaian nilai tambah yang sebesar-besarnya dari basil
pertanian melalui penggalakan pengembangan industri
berbasis pertanian. Dengan demikian, secara eksplisit dapat
disebutkan bahwa agroindustri adalah bagian penting dari
program RPPK, kalau tidak ingin kita menyebutnya sebagai
salah satu program utama dari RPPK
Hadirin yang saya hormati,
Kita pernah punya pengalaman bahwa pengembangan
agroindustri terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi
nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
tahun 1997-1998, agroindustri temyata menjadi sebuah aktivitas
ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap
membangun pertanian dan sektor terkait lainnya secara
bersama-sama dan efektif.
Untuk mencapai target di atas, aspek pengembangan
produksi tetap perlu menjadi perhatian utama, tetapi bersama
u;I'ra:II Sarm6utan Menteri ®ettanian qahun 2005 243
dengan itu aspek-aspek lainnya dalam subsistem agribisnis
harus mendapat perhatian yang seimbang. Ada berbagai
langkah yang perlu diambil, seperti perbaikan regulasi,
penataan mekanisme pasar, kelembagaan dan sebagainya.
Namun satu hal yang ingin saya garis bawahj dan saya
sampaikan secara khusus dalam forum ini adalah perlunya
pencapaian nilai tambah yang sebesar-besarnya dari hasil
pertanian melalui penggalakan pengembangan industri
berbasis pertanian. Dengan demikian, secara eksplisit dapat
disebutkan bahwa agroindustri adalah bagian penting dari
program RPPK, kalau tidak ingin kita menyebutnya sebagai
salah satu program utama dari RPPK.
Hadirin yang saya hormati,
Kita pernah punya pengalaman bahwa pengembangan
agroindustri terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi
nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas
ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap
unan Sam6utan Menteri q}ertandn I;ahan 2005 244
pertumbuhan ekonomi nasional. Pengalaman kita juga
menunjukkan bahwa pengembangan agroindustri di pedesaan
bukan hanya mendatangkan pertumbuhan yang positif, tetapi juga
terbukanya lapangan kerja.
Berkenaan dengan pengalaman tersebut, maka mestinya
kita makin percaya bahwa pengembangan agroindustri
merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. 0leh sebab itu pengembangan agroindust'ri perlu terus
digalakkan. Proses penggalakan ini tentu saja bukan hal yang
sederhana, karena aspek yang dikembangkan dan masalah yang
dihadapi juga sangat beragam. Dalam kaitan itu pengembangan
agroindustri perlu terfokus, dalam arti komoditas yang
dikembangkan dan potensi pendukung perkembangan
agroindustri lainnya.
Dalam konteks pelaksanaan program RPPK di atas,
Departemen Pertanian telah menetapkan 17 komoditas prioritas.
Penetapan komoditas prioritas ini tentu saja telah
mempertimbangkan berbagai aspek, seperti potensi produksi,
unan Sam6utan Menteri qtenandn qahun 2005 245
potensi pasar (domestik maupun internasional), dan peranannya
terhadap pendapatan petani dan kesempatan kerja, dan
sebagainya. Melalui penetapan ini diharapkan dapat diarahkan
langkah pengembangan produksi maupun peningkatan nilai
tambah melalui pengembangan agroindustri yang akan dilakukan
dalam program tersebut.
Pengembangan agroindustri sebagai suatu bentuk usaha
tentu tidak oukup dengan pemilihan jenis komoditas yang akan
diusahakan; tetapi ada faktor lain yang menentukan dan mutlak
perlu dikuasai, yaitu teknologi. Inovasi teknologi perlu terus dipacu
walaupun bisnis dapat berjalan dengan teknologi seperti yang
telah dikuasai saat ini. Namun ketika bisnis mulai menghadapi
persaingan, maka kebutuhan pelaku bisnis terhadap teknologi
yang lebih efisien, pengembangan produk baru, perbaikan mutu
dan keamanan pangan semakin besar agar tetap dapat eksis
dan mampu memenuhi selera pasar. Semua itu membutuhkan
inovasi teknologi.
Saudara-saudara sekalian,
unan Sam6utan 94enteri qtertanian qiahun 2005 246
Sekitar sebulan yang lalu, tepatnya pada peringatan Hari
Kebangkitan Teknologi Nasional ke 10 (tanggal 10Agustus 2005)
di Jakarta, Bapak Presiden mengemukakan bahwa kontribusi
teknologi lewat penerapan basil riset dan pengembangannya di
semua sektor kehidupan di Indonesia masih rendah. Lebih lanjut
disebutkan oleh beliau bah^ra Indonesia memiliki banyak potensi,
namun tidak berkembang secara optimal karena tidak adanya
sentuhan teknologi. Secara spesifik Bapak Presiden juga
mengungkapkan perlunya ketersediaan teknologi yang
menunjang pengembangan bidang usaha kecil dan menengah.
Pernyataan Bapak Presiden ini mestinya dapat kita pakai
sebagai acuan pengembangan usaha yang berbasis pada
industri pertanian.
Kehandalan teknologi yang dihasilkan tidak terletak pada
kecanggihan teknologi tersebut, tetapi tergantung pada ketepatan
teknologi yang dihasilkan dengan kebutuhan pengguna. Sekedar
contoh nyata, pada bulan Mei 2005 yang lalu saya telah melepas
dua buah merek untuk produk pangan basil penerapan teknologi
yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian melalui Balai
unan Sam6utan Menteri @ertanian fiahun 2005 247
Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Kedua merek tersebut
adalah "PURESSO" untuk produk olahan puree mangga dan"LAURICA" untuk produk minyak kelapa murni atau virgt.n
coconut oil (V CO).
Saya mendengar bahwa kedua produk telah diproduksi
secara komersial oleh sebuah UKM (Usaha Kecil-Menegah)
aan sebuah Koperasi dalam bentuk agroindustri atau industri
berbasis pertanian di Jawa Barat. Saya berharap hal ini tidak
bersifat sesaat, tetapi terus berkembang sehingga benar-benar
dapat memberi keuntungan bagi pelaku usaha serta
menimbulkan dampak positif bagi petani setempat, seperti
peningkatan harga kelapa yang diterima petani dan
sebagainya. Dampak penerapan teknologi yang positif seperti
inilah yang menjadi harapan pemerintah, karena dengan
demikian akan mampu membawa ekonomi wilayah pada
perkembangan yang lebih balk.
Kreativitas penciptaan teknologi merupakan kunci
keberhasilan dalam penerapannya untuk pengembangan UKM.
unan Sam6utan Menteri ®ertandn I;ahun 2005 248
Teknologi pengolahan puree buah bukanlah teknologi canggih
dan bahkan sudah lama dikembangkan, namun kemampuan dan
.kreativitas kita dalam penyederhaan proses dan dukungan
peralatan yang mudah dioperasikan menjadikan teknologi
tersebut dapat dengan mudah diadopsi dan dikembangkan oleh
sebuah UKM di tengah-tengah petani. Sebaliknya teknologi VCO
yang baru popular pada beberapa tahun terakhir ini, teknologinya
dapat dengah mudah diakses melalui berbagai sumber termasuk
Internet, tetapi penerjemahan teknologi dalam bentuk usaha kecil
telah menuntun sebuah koperasi untuk memberdayakan petani
kelapa.
Pasar adalah kata kuncj berikutnya. Kreatjvitas
penciptaan teknologi tanpa memperhatikan pasar akan
menghasilkan teknologi yang sia-sia. Terkai{ dengan aspek ini,
saya menyarankan agar para peneliti dan pengembang
teknologi untuk meningkatkan kemampuannya dalam melihat
potensi pasar-dafi pel-mintaan konsumen. Kemampuan ini
menjadi sangat penting ketika kita menyadari bahwa proses
globalisasi saat ini telah benar-benar mempengaruhi kehidupan
wmn Sam6utan f f l4enteri @ertanian I;ahun 2005 249
(ekonomi) negeri kita ini.
Peserta seminar yang saya hormati,
Pada kesempatan ini saya ingin mengajak hadirjn
sekalian untuk memberikan perhatian lebih pada aspek efisiensi.
Kita mungkin sudah sangat memahami pentingnya pencapaian
efisiensi yang tinggi, tetapi untuk mewujudkannya dalam kegiatan
produksi kita sehari-hari, rasanya belum cukup kalau kita hanya
mengandalkan pada kinerja teknologi atau kinerja manajemen
yang kita kuasai saat ini. Untuk itu saya menghimbau agar usaha
peningkatan efisiensi pada setiap proses produksi terus
dilakukan dan disempurnakan.
Dari sisi penyiapan teknologi, peningkatan efisiensi dapat
dilakukan manakala kegiatan penelitian dan pengembangan
dilaksanakan secara berkesinambungan, dengan
memperhatikan pencapaian nilai tambah dan daya saing produk
akibat penerapan teknologi tersebut. Untuk itu, kepada pihak
penyedia teknologi, seperti Badan Litbang Pertanian dan
unan San6utan Menteri qtertanian a;ahan 2005 250
Perguruan Tinggi, saya berharap untuk fokus pada usaha
pengembangan teknologi ini seraya memperhatikan hal-hal di
.atas. Saya bersyukur bahwa rencana seperti ini telah terlihat pada
rencana strategis Badan Litbang Pertanian. Namun demikian,
saya ingin menyarankan pentingnya pengujian efisiensi pada
skala pilot sebagai langkah lanjut dari pengujian efisiensi
teknologi di skala laboratorium. Sebab melalui pengembangan
model uhit pengolahan atau model usaha tersebut, petani dapat
dengan mudah belajar dan meniru bentuk-bentuk usaha yang
diyakininya memiliki efisiensi tinggi dan memberikan keuntungan
maksimal.
Efiensi dapat juga ditingkatkan melalui perbaikan
sistem manajemen. Saya menyebutkan di atas perlunya
model usaha yang bisa ditiru petani. Istilah model usaha ihi
tentunya telah mewadahi model teknologi maupun model
pengelolaannya. Dengan demikian pendekatan sistem
manajemen perlu dikembangkan selaras dengan
pengembangan teknologi.
iu'ran Sam6utan anenteri ®ertandn qahan 20o5 251
Saya menyadari bahwa cakupan usaha berbasis
pertanian ini sedemikian luas, sehingga ragam masalah yang
dihadapi membutuhkan jawaban teknologi maupun langkah
manajemen yang sesuai. Untuk itu kegiatan penelitian untuk
penyediaan teknologi perlu memperhatikan prioritas pada
komoditas-komoditas prospektif dan potensial serta
mengacu pada isu-isu nasional maupun internasional yang
berkembang.
Penetapan 17 konioditas prioritas dalam program RPPK
mungkin dapat membantu proses penetapan prioritas tersebut,
tetapi jika terdapat peluang pasar yang lebjh kuat pada komoditas
tertentu, maka pengembangan teknologi selayaknya perlu segera
dilakukan, meskipun komoditas yang bersangkutan bukanlah
salah satu dari komoditas yang telah ditetapkan. Hal ini penting
dilakukan, karena pendekatan pemasaran saat ini tidak cukup
hanya dengan mengandalkan kemampuan produksi /Supp/y
Dr7.yen/,±tetapj juga harus melihat tingginya tingkat permintaan
produt (Demand Driven) .
unan Sam6utan Menteri ®ertanian Tiahun 2005 252
Hadirin yang saya hormati,
Dengan memperhatikan beragam masalah yang dihadapi
bangsa ini, yang sebagian kecilnya sudah saya sampaikan di
atas, maka saya berharap semoga hadirin sekalian dan kita
semua merasa tertantang serta memberikan respon positif untuk
bersama-sama mencari pemecahan masalah-masalah tersebut.
Saya mendapat laporan bahwa pada forum ini telah hadir
beberapa ahli dari IPB yang akan berkontribusi dalam seminar
ini. Para peneliti Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian pun
akan memaparkan hasil penelitian unggulannya, ditambah lagi
dengan kehadiran para pakar dari berbagai institusi se Indonesia
dalam forum ini. Dengan kontributor seperti jtu, maka saya merasa
bahwa seminar ini adalah arena yang sangat tepat untuk
mendiskusikan berbagai teknologi yang dapat mendukung
pembangunan pertanian. Untuk itu saya memberikan
penghargaan kepada semua pihak yang berkontribusi dalam
pelaksanaan seminar ini.
unan Sam6utan Menteri qtertanian q{ahun 2005 253
Akhirnya, dengan memohon ridlo dariAIlah SWT, melalui
bacaan Bismillahir rohmanir rahim, Sem.inar Nas.ional"Teknologi lnovatif Pascapanen Pertanian Untuk
Pengembangan lndustri Berbasis Pertanian" saya buka
secara resmi.
Selamat Berseminar. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Menteri Pertanian Rl,
ttd
Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS
unan San6utan 94enteri qtertandn I;ahun 2005 254