pengembangan sistem informasi dana pensiun pegawai

58
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DANA PENSIUN PEGAWAI PADA PT. TASPEN KANTOR CABANG JEMBER Ahmad Faisol, Febriana Santi Wahyuni, Mira Orisa PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY) Didik Dwi Prasetya PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENGONTROLAN SAKLAR LAMPU PADA SETIAP RUANGAN VIA WEB Mira Orisa, Febriana Santi Wahyuni, Sandy Nataly Mantja PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALERGI Ali Mahmudi, Bahrul Muhid PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA JALAN KABUPATEN BERBASIS SPASIAL (Studi Kasus di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Pengairan Kab. Bangkalan ) Rika Yunitarini PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI SLTPN 1 AMPELGADING MENGGUNAKAN SQL SERVER 2000 Yosep Agus Pranoto SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS Joseph Dedy Irawan, Emmalia Adriantantri, Sonny Prasetio

Upload: itnmalang

Post on 28-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DANA PENSIUN PEGAWAI

PADA PT. TASPEN KANTOR CABANG JEMBER

Ahmad Faisol, Febriana Santi Wahyuni, Mira Orisa

PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK ANAK

BERKESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY)

Didik Dwi Prasetya

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENGONTROLAN

SAKLAR LAMPU PADA SETIAP RUANGAN VIA WEB

Mira Orisa, Febriana Santi Wahyuni, Sandy Nataly Mantja

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA

PENYAKIT ALERGI

Ali Mahmudi, Bahrul Muhid

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENENTUAN PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA

JALAN KABUPATEN BERBASIS SPASIAL

(Studi Kasus di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Pengairan Kab. Bangkalan )

Rika Yunitarini

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

DI SLTPN 1 AMPELGADING MENGGUNAKAN SQL SERVER 2000

Yosep Agus Pranoto

SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS

Joseph Dedy Irawan, Emmalia Adriantantri, Sonny Prasetio

Bytes Vol 1 No 1, 2012 ISSN : 2089-9912

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Ketua

Ali Mahmudi, B.Eng, PhD

Sekretaris

Sonny Prasetio, ST, MT

Redaksi

Febriana Santi Wahyuni, Skom, MKom

Sandy Nataly Mantja, Skom

Michael Ardita, ST, MT

Penyunting Ahli :

Dr. Cahyo Crysdian, ST, MSc (UIN Maliki, Malang)

M. Helmi Widyarto, B.Eng, PhD (Departemen TI, PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten)

Dr. Eng. Aryuanto, ST, MT. (Intitut Teknologi Nasional, Malang)

Romy Budhi Widodo ST, MT. (Universitas Ma Chung, Malang)

Yan Watequlis Syaifudin, ST, MMT (Politeknik Negeri, Malang)

M. Ashar ST, MT. (Universitas Negeri, Malang)

Alamat Penyunting dan Tata Usaha :

Program Studi Teknik Informatika S1

Jl. Raya Karanglo KM. 2 Malang

Telepon (0341) 417636

Fax. (0341) 417634

Email : [email protected]

Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan September. Berisi gagasan, konseptual,

kajian teori, aplikasi teori Teknik Informatika. Redaksi menerima sumbangan tulisan yang

belum pernah diterbitkan dalam media cetak.

Penulis artikel tidak dibenarkan melakukan plagiat, dan mengirimkan naskah milik pihak lain. Jika melakukan pelanggaran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis artikel.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 ISSN : 2089-9912

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA

1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DANA PENSIUN PEGAWAI PADA PT.

TASPEN KANTOR CABANG JEMBER Ahmad Faisol, Febriana Santi Wahyuni, Mira Orisa

1

2 PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER UTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR

(LEARNING DISABILITY) Didik Dwi Prasetya

10

3 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENGONTROLAN SAKLAR LAMPU PADA SETIAP

RUANGAN VIA WEB

Mira Orisa, Febriana Santi Wahyuni, Sandy Nataly Mantja

17

4 PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALERGI Ali Mahmudi, Bahrul Muhid

23

5 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENENTUAN PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA JALAN KABUPATEN

BERBASIS SPASIAL (Studi Kasus di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Pengairan

Kab. Bangkalan ) Rika Yunitarini

29

6 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI SLTPN 1 AMPELGADING

MENGGUNAKAN SQL SERVER 2000 Yosep Agus Pranoto

35

7 SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS Joseph Dedy Irawan, Emmalia Adriantantri, Sonny Prasetio

47

Bytes Vol 1 No 1 , 2012 1

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DANA

PENSIUN PEGAWAI PADA PT. TASPEN KANTOR CABANG JEMBER

Ahmad Faisol1, Febriana Santi Wahyuni

2 , Mira Orisa

3

Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang 1 [email protected], 2

[email protected], 3 [email protected]

Abstrak

PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Jember yang bergerak dalam bidang Tabungan

Asuransi Pegawai Negeri mempunyai peran serta dalam bentuk pemberian program dana pensiun

kepada pegawai yang telah selesai masa kerjanya. Oleh sebab itu sebagai organisasi pelayanan

asuransi pensiunan, PT. Taspen (Persero) Cabang Jember juga memerlukan suatu sistem informasi

yang baik guna meningkatkan standart mutu pelayanan dan produktifitasnya.

Penelitian ini akan membahas pengembangan aplikasi sistem informasi untuk mengelola

dana pensiun pegawai pada PT Taspen (Persero) Cabang Jember. Aplikasi dikembangkan dengan

model client-server berbasis desktop yang memiliki beberapa fasilitas seperti kemudahan mengakses

laporan – laporan serta penginputan data –datanya. Pengembangan aplikasi ini diharapkan dapat

menunjang kinerja PT. Taspen (Persero) Cabang Jember dalam mengelola pemberian dana pensiun

serta meningkatkan mutu dan pelayanan pada peserta pensiunan itu sendiri di PT. Taspen (Persero)

Cabang Jember tersebut.

Kata kunci : Sistem lnformasi Dana Pensiun, Pensiun, PT. Taspen

1. Pendahuluan

Sebagai suatu organisasi pelayanan

asuransi pensiunan, PT. Taspen (Persero)

Cabang Jember memerlukan suatu sistem

informasi yang baik, guna meningkatkan

standart mutu pelayanan dan produktifitas.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada

PT. Taspen (Persero) Cabang Jember selama

ini masih menggunakan sistem lama, yaitu

menggunakan Microsoft Excel sehingga hal ini

menyebabkan waktu yang digunakan untuk

memproses data akan lebih lama, sedangkan

jumlah para peserta program pensiun PT.

Taspen (Persero) Cabang Jember sangat

banyak terutama pada awal dan akhir bulan.

Berdasarkan hal di atas, permasalahan

yang timbul adalah adanya kebutuhan suatu

sistem informasi yang berfungsi untuk

mengelola dana pensiun pegawai secara efektif

dan efisien serta demi meningkatkan pelayanan

sesuai yang di harapkan oleh para peserta

program pensiunan.

Tujuan dari penelitian ini adalah

mengembangkan Sistem Informasi Manajemen

Dana Pensiun Pegawai pada PT. Taspen

(Persero) Cabang Jember sehingga proses

manajemen dana pensiun pegawai lebih cepat

dan efisien.

2 Tinjauan Pustaka

2.1 Taspen

2.1.1 Pengertian Taspen

PT. Taspen (Persero) lebih dikenal

sebagai salah satu perusahaan asuransi yang

merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara

yang ditugaskan oleh pemerintah untuk

menyelenggarakan Asuransi Pegawai Negeri

Sipil dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan pegawai atau peserta dan

keluarganya melalui sistem asuransi sosial

pegawai negeri.

Visi Taspen adalah “Menjadikan

Taspen sebagai Pengelola Dana Pensiun dan

Tabungan Hari Tua (THT) berkelas dunia yang

bersih, sehat dan benar dengan pelayanan tepat

orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat

dan tepat administrasi” sedangkan Misi Taspen

itu sendiri adalah "Mewujudkan hari-hari yang

indah bagi peserta melalui pengelolaan Dana

Pensiun dan THT secara Profesional dan

Akuntabel dengan berlandaskan Etika secara

Integritas yang tinggi”.

2 Bytes Vol 1 No 1, 2012

2.1.1 Pengertian Dana Pensiun

Menurut pasal 1 ayat 4 PP No.25

Tahun 1981 yang dimaksud dengan dana

pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh

penerima pensiun setiap bulan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya, syarat-syarat yang harus dipenuhi

oleh pegawai untuk memperoleh hak pensiun

penuh adalah :

1. Telah mencapai usia pensiun.

2. Memiliki masa kerja yang cukup untuk

pensiun.

3. Telah diberhentikan dengan hormat.

Pasal 10 PP No. 25 Tahun 1981

disebutkan tentang pegawai negeri sipil yang

berhak untuk mendapatkan pensiun adalah :

1. Peserta atau pegawai negeri sipil.

2. Janda atau duda penerima pensiun.

3. Yatim/piatu dari peserta dan yatim/piatu

dari penerima pensiun.

4. Orang tua dari peserta yang tewas yang

tidak meninggalkan janda / duda / anak

yatim piatu yang berhak menerima

pensiun.

Sumber Pendanaan Program Pensiun

Dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor

11 Tahun 1969 tentang pembiayaan pensiun

dinyatakan bahwa pensiun pegawai, pensiun

janda/duda dan tunjangan-tunjangan serta

bantuan-bantuan diatas pensiun dibiayai

sepenuhnya oleh negara menjelang

pembentukan dan penyelenggaraan suatu dana

pensiun yang akan diatur oleh Peraturan

Pemerintah. Selanjutnya dalam Pasal 6

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981

tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri

dinyatakan bahwa peserta wajib membayar

iuran setiap bulannya sebesar 10 persen dari

penghasilan sebulan tanpa tunjangan pangan,

adapun peruntukannya ditentukan untuk

pensiun 4,75 persen dari penghasilan. Sejalan

dengan ketentuan pasal 7 huruf a Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tersebut

Pemerintah tetap menanggung beban

pembayaran sumbangan untuk iuran pensiun

PNS yang besarnya akan ditetapkan dengan

Keputusan Presiden. PT. Taspen (Per-sero)

selaku Badan Pengelola Dana Pensiun dengan

arahan investasi dari Pemerintah dalam hal ini

Menteri Keuangan dapat menginvestasikan

sebagian dana pensiun. Dalam Pasal 14 Pera-

turan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981,

terhadap penyelenggaraan program asuransi

sosial tersebut Negara memberikan jaminan

dengan menyatakan bahwa dalam hal

perusahaan per-seroan (persero) tersebut dalam

Pasal 13 ayat (1) tidak dapat memenuhi

kewajiban-kewajibannya terhadap PNS

berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, maka

negara bertanggung jawab penuh untuk itu.

Pengelolaan Program Pensiun

Badan penyelenggara yang mengelola

dana pensiun PNS saat ini adalah Badan Usaha

Milik Negara yang berbentuk Perusahaan

Perseroan dan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 tentang

Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Dana

Pensiun Dan Asuransi Pegawai Negeri

Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero),

Perusahaan Perseroan yang dimaksud adalah

PT. Taspen (Persero), tujuan dan lapangan

usahanya adalah menyelenggarakan asuransi

sosial termasuk asuransi dana pensiun dan

tabungan hari tua bagi PNS.

Penyelenggaraan program pensiun

Pegawai Negeri Sipil oleh PT. Taspen

(Persero) berbeda dengan penyelenggaraan

program tabungan hari tua Pegawai Negeri

Sipil. dalam program tabungan hari tua

Pegawai Negeri Sipil pembayaran iuran

Pegawai Negeri Sipil seluruhnya dikumpulkan

melalui PT. Taspen (Persero) dan pembayaran

manfaat sepenuhnya dibebankan kepada

perusahaan dimaksud. Dalam program pensiun

hal ini sepenuhnya tidak berlaku. PT. Taspen

(Persero) saat ini hanyalah sebagai

administrator pensiun sedangkan pemerintah

bertindak sebagai regulator. Sebagai

administrator PT. Taspen (Persero) saat ini

memberikan kontribusi sebesar 25 persen dari

pensiun Pegawai Negeri Sipil sedangkan 75

persen dari pensiun dibebankan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (surat Direksi

PT. Taspen (Persero) Nomor SRT-

375/DIR/092001 tanggal 28 September 2001).

2.2. Sistem Informasi.

Sistem informasi adalah suatu sistem yang

dibuat oleh manusia yang terdiri dari

komponen-komponen dalam organisasi untuk

mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

informasi.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 3

Ada dua macam komponen dalam sistem

informasi, yaitu:

1. Komponen dasar

a. Input : meliputi elemen dirakit dan

masuk ke sistem untuk diproses.

b. Proses : meliputi proses transformasi

yang mengubah input menjadi output.

c. Output : meliputi transfer elemen yang

dihasilkan oleh proses ke tujuan.

2. Komponen tambahan

a. Feedback : data yang menyatakan

performansi sistem.

b. Control : meliputi monitoring dan

evaluasi feedback untuk menentukan

apakah sistem mencapai tujuan.

Fungsinya adalah membuat

penyesuaian untuk input sistem dan

pemrosesan komponen untuk

memastikan sistem menghasilkan

output yang tepat.

Di dalam pengembangan sistem

informasi, dikenal istilah SDLC (System

Development Life Cycle) atau “Siklus Hidup

Pengembangan Sistem”, yang terdiri dari enam

tahap [3] :

1. Perencanaan sistem

2. Analisis sistem

3. Rancangan sistem general atau

konseptual

4. Evaluasi dan pemilihan sistem

5. Rancangan sistem terinci atau

fungsional

6. Implementasi sistem

Empat tahap pertama disebut tahap

FRONT-END, dua yang terakhir disebut tahap

BACK-END. Setelah sistem baru

dikembangkan dan dikonversikan ke operasi,

selanjutnya menuju ke tahap pemeliharaan

sistem yang berlangsung beberapa tahun, 10

sampai 20 tahun atau lebih lama. Jika sistem

ini tidak lagi efisien dan efektif untuk tahap

dipelihara, maka tidak dilanjutkan dan sistem

baru dikembangkan untuk menggantikannya,

SDLC mulai dari awal lagi.

2.3. Basis Data

Basis data adalah kumpulan dari tabel-

tabel yang saling berelasi, disusun secara logis,

sehingga menghasilkan informasi yang bernilai

guna dalam proses pengambilan keputusan.

Sedangkan Sistem Manajemen Basis Data atau

yang biasa disebut DBMS (Database

Management System) merupakan paket

program (Software) yang dibuat agar

memudahkan dan mengefisienkan pemasukan,

pengeditan, penghapusan dan pengambilan

informasi terhadap basis data. Software yang

tergolong kedalam DBMS antara lain,

Microsoft SQL, MySQL, Oracle, MS. Access,

dan lain-lain.

Ada tiga tingkatan dalam abstraksi basis

data :

Level Fisik (Physical Level)

Level Konseptual (Conceptual Level)

Level Pandangan (View Level)

Model basis data yang paling banyak

dipakai saat ini adalah model basis data relasi

karena paling sederhana dan mudah digunakan

serta yang paling penting adalah

kemampuannya dalam mengakomodasi

berbagai kebutuhan pengelolaan basis data.

Sebuah basis data dalam model ini disusun

dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri

dari baris (record) dan kolom (field),

pertemuan antara baris dengan kolom disebut

item data (data value), tabel-tabel yang ada di

hubungkan (relationship) sedemikian rupa

menggunakan field-field kunci (Key field)

sehingga dapat meminimalkan duplikasi data.

2.4. Perangkat Analisis dan Perancangan

2.4.1. Diagram Aliran Data

Diagram Aliran Data atau yang biasa

disebut dengan DFD (Data Flow Diagram)

merupakan alat perancangan sistem yang

berorientasi pada alur data dengan konsep

dekomposisi dapat digunakan untuk

penggambaran analisa maupun rancangan

sistem yang mudah dikomunikasikan oleh

profesional sistem kepada pemakai maupun

pembuat program.

Ada beberapa jenis simbol DFD, salah

satunya adalah yang dikemukakan oleh

Yourdon dan DeMarco. Simbol-simbol

tersebut antara lain:

4 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Simbol Arti symbol

Sumber eksternal atau

destinasi (sink) data,

entitas diluar sistem

yang berhubungan

langsung dengan

sistem.

Proses yang

mengubah data

Penyimpan data

(file)

Alur Data

Gambar 1. Simbol Utama DFD [4]

2.4.2. Pemodelan Data [6]

Model data adalah sekumpulan cara /

peralatan / tool untuk mendeskripsikan data-

data, hubungannya satu sama lain,

semantiknya, serta batasan konsistensi.

Ada dua model data, yaitu : Entity

Relationship Diagram (ERD) dan model

relasional. Keduanya menyediakan cara untuk

mendeskripsikan perancangan basis data pada

peringkat logika.

Model ERD atau Conceptual Data

Model (CDM) adalah model yang dibuat

berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata

terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang

dinamakan entitas (entity) serta hubungan

(relationship) antara entitas-entitas itu.

Model Relasional atau Physical Data

Model (PDM) adalah model yang

menggunakan sejumlah tabel untuk

menggambarkan data serta hubungan antara

data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai

sejumlah kolom di mana setiap kolom

memiliki nama yang unik.

Di dalam ERD atau CDM maupun

PDM, relasi (hubungan) setiap entitas

mempunyai derajat hubungan (kardinalitas)

yang menunjukkan jumlah maksimum entitas

yang dapat berelasi dengan entitas yang lain.

Relasi kardinalitas yang terjadi di antara dua

himpunan entitas dapat berupa [4] :

a. 1 ke 1 (one to one), setiap entitas pada

suatu himpunan entitas berhubungan

paling banyak satu entitas pada himpunan

entitas yang lain, begitu juga sebaliknya.

b. 1 ke N (one to many), setiap entitas

berhubungan dengan banyak entitas pada

himpunan entitas yang lain, tetapi tidak

sebaliknya.

c. N ke 1 (many to one), setiap entitas

berhubungan dengan paling banyak satu

entitas pada himpunan entitas yang lain,

tetapi tidak sebaliknya.

d. N ke N (many to many), setiap entitas pada

suatu himpunan dapat berhubungan

dengan entitas pada himpunan entitas yang

lain, demikian sebaliknya.

3. Metodologi Penelitian

3.1 Metode Pengumpulan Data

Data merupakan sumber atau bahan

mentah yang sangat berharga bagi proses

menghasilkan informasi. Oleh sebab itu dalam

pengambilan data perlu dilakukan penanganan

secara cermat dan hati-hati, sehingga data yang

diperoleh dapat bermanfaat dan berkualitas.

Dalam pengumpulan data penyusun

mengunakan metode studi lapangan. Dengan

metode ini data-data diperoleh langsung dari

sumber yang bersangkutan, dimana peneliti

berhadapan langsung dengan obyek yang

diteliti, yang dilakukan dengan cara :

a. Survey

Teknik pengumpulan data dengan cara

terjun secara langsung dan mencatat

secara sistematis terhadap obyek masalah.

b. Wawancara / Interview

Teknik pengumpulan data dengan jalan

mengadakan komunikasi atau Tanya

jawab secara langsung dengan pimpinan

atau pegawai dinas kesehatan tentang

sistem yang diterapkan.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisis dan perancangan sistem

2. Implementasi dan pengujian program

3. Integrasi dan pengujian system

N

Uraian Proses

Nama penyimpan data

Bytes Vol 1 No 1, 2012 5

Tahap analisa dimulai dengan menganalisa

kebutuhan sistem berdasarkan hasil survei dan

wawancara serta beberapa literatur tentang

sistem informasi kesehatan. Sedangkan

perancangan sistem perangkat lunak

melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi

sistem perangkat lunak yang terdiri dari proses

pembuatan Data Flow Diagram (DFD),

Conseptual Data Model (CDM), dan

Physically Data Model (PDM). Selanjutnya

adalah menyusun basis data sistem

menggunakan perangkat lunak MS. SQL

Server 2005.

Tahap selanjutnya adalah melakukan

implementasi hasil rancangan kedalam baris-

baris kode program yang dapat dimengerti oleh

mesin agar dapat direalisasikan sebagai

serangkaian program atau unit program.

Sedangkan Pengujian program melibatkan

verifikasi bahwa setiap unit program telah

memenuhi spesifikasinya.

Unit program atau program individual yang

sudah diuji kemudian diintegrasikan dan diuji

sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin

bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi.

Setelah pengujian sistem, perangkat lunak

akan dikirim kepada pelanggan.

4. Implementasi Dan Pengujian Hasil

4.1. Implementasi Sistem

Tahap implementasi pengembangan

perangkat lunak merupakan proses

pengubahan spesifikasi sistem menjadi sistem

yang dapat dijalankan. Tahap ini merupakan

lanjutan dari proses perancangan, yaitu proses

pemrograman perangkat lunak sesuai dengan

spesifikasi dan desain sistem.

Aplikasi sistem informasi taspen ini

menggunakan basis data SQL Server 2005

yang berfungsi sebagai media penyimpanan

basis data ini terdiri dari beberapa tabel yang

saling berhubungan. Sedangkan untuk

menjembatani antara informasi yang akan

dibuat dengan basis data yang ada, digunakan

Visual Basic.Net 2005. Implementasi dari

desain aplikasi berupa implementasi struktur

data dari masing-masing proses. Program

bantu untuk mengimplementasikan struktur

data pada masing-masing proses menggunakan

Visual Studio.Net 2005.

Ada beberapa program utama yang sangat

penting agar aplikasi ini dapat berjalanan.

Diantaranya adalah Koneksi basis data,

pembacaan data, penambahan data,

pengubahan data, dan penghapusan data.

4.1.1. Koneksi Basis Data

Teknik pemrograman dengan

menggunakan aplikasi yang berbasis .Net

Framework adalah teknik pemrograman yang

berorientasi pada objek. Untuk itu, dibuat

suatu Class untuk membuat program utama

koneksi database, dalam hal ini adalah Class

DbConnection.

Sebagai landasan untuk melakukan

koneksi basis data SQL Server, digunakan

Class dari SqlConnection. Ada tiga parameter

atau variabel yang harus diketahui untuk

melakukan koneksi, yaitu nama komputer

server, nama pengguna basis data, dan nama

basis data.

. . . . . . . .

Public Function getSQLConn() As

SqlConnection

Dim sqlConn As SqlConnection = New

SqlConnection(getConnString())

Return sqlConn

End Function

Public Function getConnInfo() As

CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo

Dim connInfo As New

CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo()

With connInfo

.ServerName = "10.0.0.2"

.DatabaseName = "TASPEN"

.UserID = " usertaspen"

.Password = " passtaspen"

End With

Return connInfo

End Function

Public Function getConnString() As String

Dim connInfo As

CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo

= getConnInfo()

Dim conn As String = "workstation id="

& connInfo.ServerName

conn &= ";packet size=4096;user id=" &

connInfo.UserID

conn &= ";password=" &

connInfo.Password

conn &= ";data source=" &

connInfo.ServerName

conn &= ";persist security

6 Bytes Vol 1 No 1, 2012

info=False;initial catalog=" &

connInfo.DatabaseName

Return conn

End Function

Public Function getConfString() As String

Dim connInfo As

CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo

= getConfInfo()

Dim conn As String = "workstation id="

& connInfo.ServerName

conn &= ";packet size=4096;user id=" &

connInfo.UserID

conn &= ";password=" &

connInfo.Password

conn &= ";data source=" &

connInfo.ServerName

conn &= ";persist security

info=False;initial catalog=" &

connInfo.DatabaseName

Return conn

End Function

. . . . . . . .

Setiap unit program harus mengakses

program di atas dengan membuat objek baru

dari kelas DbConnection dan memanggil

fungsi getSqlConn( ).

4.1.2. Pengoperasian Basis Data

Seperti proses koneksi di atas,

pengoperasian basis data juga menggunakan

suatu kelas dengan memanfaatkan kelas

koneksi di atas, dalam hal ini dibuat class

MainLibrary. Proses utama dari pengoperasian

basis data meliputi pembacaan data,

penyimpanan, pengubahan, dan penghapusan

data.

. . . . . . . .

Public Function inputData(ByVal tabel As

String, ByVal field As String, ByVal value

As String) As Boolean

field &= ", USER_ENTRI, IP_ENTRI,

TS_ENTRI"

value &= ", '', '" & IPClient & "', '" &

Format(Now(), M/d/yyyy hh:mm:ss") &

"'"

Dim q As String = "INSERT INTO " &

tabel & "(" & field & ") "

q &= "VALUES(" & value & ")"

If dbConn.State =

ConnectionState.Closed Then

dbConn.Open()

End If

dbCmd.CommandText = q

Try

dbCmd.ExecuteNonQuery()

Return True

Catch ex As Exception

Return False

End Try

dbConn.Close()

End Function

Public Function UpdateData(ByVal tabel

As String, ByVal fieldUpdate As String,

ByVal kondisi As String) As Boolean

Dim q As String = "UPDATE " & tabel

& " SET " & fieldUpdate & " WHERE "

& kondisi

If dbConn.State =

ConnectionState.Closed Then

dbConn.Open()

End If

dbCmd.CommandText = q

Try

dbCmd.ExecuteNonQuery()

Return True

Catch ex As Exception

Return False

End Try

dbConn.Close()

End Function

Public Function DeleteData(ByVal tabel As

String, ByVal condition As String) As

Boolean

Dim q As String = "DELETE FROM " &

tabel & " WHERE (" & condition & ")"

If dbConn.State =

ConnectionState.Closed Then

dbConn.Open()

End If

dbCmd.CommandText = q

Try

dbCmd.ExecuteNonQuery()

Return True

Catch ex As SqlException

Return False

End Try

dbConn.Close()

End Function

Public Function getData(ByVal tabel As

String) As DataView

Dim dt As New DataTable

Dim dr As DataRow

dt.Columns.Add(New

DataColumn("CODE",

GetType(String)))

dt.Columns.Add(New

Bytes Vol 1 No 1, 2012 7

DataColumn("VALUE",

GetType(String)))

Dim q As String = "SELECT CODE,

NAMA FROM " & tabel & " ORDER

BY CODE"

If (dbConn.State =

ConnectionState.Closed) Then

dbConn.Open()

End If

dbCmd.CommandText = q

drVar = dbCmd.ExecuteReader()

While drVar.Read()

dr = dt.NewRow()

dr(0) = drVar.GetString(0)

dr(1) = drVar.GetString(1)

dt.Rows.Add(dr)

End While

drVar.Close()

dbConn.Close()

Dim dv As New DataView(dt)

Return dv

End Function

. . . . . . . .

Pada potongan kode program di atas,

untuk pengoperasian basis data digunakan

beberapa fungsi, yaitu inputData (tabel ,field,

value), UpdateData (tabel ,fieldupdate,

kondisi), DeleteData (tabel ,condition), dan

getData (tabel). Tiga fungsi pertama

mengembalikan nilai Boolean digunakan untuk

penambahan data, pengubahan data, dan

penghapusan data. Sedangkan fungsi yang

terakhir mengembalikan DataView digunakan

untuk pembacaan data atau menampilkan data

yang diinginkan.

4.2. Pengujian Hasil

Sebagai sampel, pengujian yang disajikan

pada penelitian ini adalah proses entri data

laporan.

4.2.1 Input Data Pensiunan

Proses input data pensiun dilakukan

oleh Costumer Service. Proses ini bertujuan

untuk mendata semua informasi dari anggota

pensiunan.

Gambar 2. Input Data Pensiunan

Jika data berhasil diinput maka data

tersebut akan ditampilkan pada tabel gridview

di bagian bawah form.

4.2.2. Input Data pewaris

Aplikasi ini bertujuan untuk mendata

semua informasi dari data pewaris yang akan

dijadikan identitas dari suatu data pensiun

tersebut.

Gambar 3. Input Data Pewaris

4.2.3 Proses Transaksi Dana Pensiun

Nomal

Proses transaksi dana pensiun ini

adalah proses dimana dilakukan penginputan

terhadap jumlah dana pensiun yang akan

diterima oleh pensiunan.

8 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Gambar 4. Proses Transaksi Dana Pensiun

Normal

Dari proses input transaksi dana

pensiun normal akan menghasilkan sebuah

laporan. Berikut laporan dari inputan dana

pensiun normal.

Gambar 5 Laporan Dana Pensiun Normal

4.2.4. Pengujian Proses Transaksi Dana

Pensiun Meninggal

Proses transaksi dana pensiun ini

adalah proses dimana dilakukan penginputan

terhadap jumlah dana pensiun yang akan

diterima oleh pewaris.

Gambar 6. Transaksi Dana Pensiun Meninggal

Dari proses input transaksi dana

pensiun meninggal akan menghasilkan sebuah

laporan. Berikut laporan dari inputan dana

pensiun meninggal atau pewaris.

Gambar 7. Laporan Dana Pensiun Meninggal

4.2.5 Pengujian Laporan

Pengujian laporan dilakukan pada data

kegiatan yang berhasil diinputkan. Berikut

adalah tampilan laporan data pensiun yang

berhasil diinputkan.

Gambar 8. Laporan Data Pensiun

Dalam laporan ini terdapat beberapa

fasilitas untuk meng-eksport laporan dalam

format dokumen lain, yaitu portable document

(.pdf), microsoft excel (.xls), microsoft word

(.doc) dan rich text format (.rtf).

Gambar 9. Laporan Data Pensiun Format PDF

Pada aplikasi ini juga telah disediakan

fasilitas untuk mencetak kartu anggota bagi

anggota pensiun. Berikut tampilan kartu

anggota pensiun PT. Taspen (Persero) Cabang

Jember.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 9

Gambar 10. Kartu Tanda Anggota Taspen

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dapat

disimpulkan bahwa

1. Dari adanya sistem ini maka peserta

ataupun pewaris dapat dengan mudah

mengetahui jumlah perhitungan dana

yang diterima dalam mengajukan dana

pensiun normal maupun dana pensiun

meninggal.

2. Dengan dikembangkannya sistem

informasi ini dapat mempermudah dan

mempercepat aktifitas kerja pada PT.

Taspen (Persero) Cabang Jember, baik

dalam menangani transaksi permohonan

dana, entri data dan pembuatan laporan-

laporan.

3. Dengan adanya sistem ini pimpinan PT.

Taspen (Persero) Cabang Jember dapat

dengan mudah mengatahui seluruh

laporan-laporan yang ada di dalam

Perusahaan, sehingga dapat mendukung

kegiatan pengambilan keputusan.

5. Daftar Pustaka :

[1] PT. Taspen (PERSERO), 1998. Buku

Pedoman Tentang Pengurusan

Tabungan Hari Tua (THT) dan Dana

Pensiun. Jakarta: Direktorat PT.

TASPEN (PERSERO).

[2] Firmana, Finky. 2007. Pengendalian

Intern Atas Prosedur Penerimaan dan

Pengeluaran Kas Untuk kelancaran

Administrasi Pelayanan Klim Peserta

Dwi Program Pada Taspen, Skripsi

Fakultas Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Syariah.

[3] Watequlis, Yan. 2008. Diktat Kuliah

Teori Sistem Informasi Manajemen.

Malang.

[4] Kroenke, David M. 2004. Database

Processing : Dasar-Dasar, Desain, dan

Implementasi. Jakarta: Erlangga.

[5] Yuhefizar. 2004. Memahami Konsep

Database. 22 Agustus 2008.

http://media.diknas.go.id/media/docume

nt/170.pdf.

[6] Dyah. 2007. Entity Relationship

Diagram. 22 Agustus 2008.

http://blog.its.ac.id/dyah03tc/2007/10/05

/modul-1-entity-relationship-diagram-

erd/index.htm

[7] Kristanto, Harianto. 2004. Kosep dan

Perancangan Data Base. Yogyakarta

[8] Wahana Komputer, & CV Andi. 2006.

Pemrograman Visual Basic.NET.

Semarang.

[9] Anthony Ralstron. Encyclopedia of

Computer Science Edwin D. Reily, Jr.

and Enginering

[10] Dionbarus, 2008. Tabungan Asuransi

Pegawai Negeri Sipil (Taspen). 2

Oktober 2010.

http://dionbarus.com/tabungan-asuransi-

pegawai-negeri-sipil-taspen.

10 Bytes Vol 1 No 1, 2012

PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER

UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY)

Didik Dwi Prasetya

Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang, Jln Semarang 5 Malang 65145

[email protected]

Abstrak

Prevalensi anak berkesulitan belajar (learning disability) di Indonesia terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu dampak yang diakibatkan dari persoalan ini adalah

kualitas pendidikan nasional yang cukup memprihatinkan. Untuk membantu mengatasi persoalan

yang ada, tulisan hasil penelitian ini mengemukakan pengembangan aplikasi pembelajaran

berbantuan komputer yang ditujukan bagi anak berkesulitan belajar. Metode yang digunakan di sini

adalah metode pengembangan dengan merujuk pada model proses unified process. Hasil

implementasi dan validasi memperlihatkan bahwa aplikasi yang dikembangkan sudah layak

digunakan sebagai pembelajaran bagi anak berkesulitan belajar. Pemanfaatan media interaktif

berbantuan komputer seperti ini mampu menyediakan simulasi dan umpan balik langsung sehingga

berpotensi menarik perhatian dan memotivasi anak dalam belajar.

Kata kunci : kesulitan belajar, learning disability, pembelajaran berbantuan komputer

Abstract

The prevalence of children with learning disabilities in Indonesia is constantly increasing from

year to year. One of the impacts resulting from this issue is the quality of national education are quite

apprehensive.To help overcome the existing problems, this paper revealing the development of

computer-assisted instruction (CAI) applications aimed to children with learning disabilities. The

method used here is the method of development with reference to the unified process model

process.Implementation and validation results showed that the developed application is fit for use as a

learning for children with learning disabilities. Use of computer-assisted interactive media such as

this can provide simulation and immediate feedback so that potentially attract attention and motivate

children in learning.

Keywords: learning disability, computer-assisted instruction, CAI

1. Pendahuluan.

Salah satu persoalan dalam proses

pembelajaran saat ini adalah kesulitan belajar

ataulearning disability (Syabirin, 2011).

Bagaimanapun, berhasil tidaknya proses

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh murid

sebagai pihak yang belajar, tentunya selain

faktor guru sebagai pengajar. Data-data yang

ada menunjukkan bahwa prevalensi jumlah

anak berkesulitan belajar terus mengalami

peningkatan.

Sebuah penelitian di Jakarta

mengungkapkan bahwa 16,52% dari 3.215

murid SD dinyatakan sebagai anak berkesulitan

belajar. Penelitian lain di Semarang

mengungkapkan bahwa sebanyak 11,4% anak

usia sekolah mengalami kesulitan

belajar.Berdasarkan penelitian tindakan kelas,

diketahui hanya 10% siswa yang mampu

menyerap materi pelajaran sampai 84 hingga

95%, 15% mampu menyerap 65 hingga 85%.

Sisanya atau sekitar 60% hanya mampu

menyerap 50% materi pembelajaran (Syabirin,

2011).

Meningkatnya jumlah anak berkesulitan

belajar mengakibatkan penurunan kualitas

pendidikan nasional. Berdasarkan data dari

International Association for Evaluation of

Educational (IEA) pada tahun 2006 dalam

sebuah studi kemampuan membaca murid-

murid sekolah dasar kelas IV, Indonesia

menduduki peringkat ke-41 dari 45 negara yang

dilibatkan (PIRLS, 2006). Laporan Trends in

International Mathematics and Sciences Study

(TIMSS) pada tahun 2007 menunjukkan hal

Bytes Vol 1 No 1, 2012 11

yang tidak jauh berbeda, di mana sekitar 48%

siswa setingkat SMP di Indonesia buta

matematika. Dari 52% siswa yang menguasai

matematika, lebih dari setengahnya (55,7%)

hanya menguasai tingkat dasar. Kondisi ini jauh

dibandingkan negara tetangga Malaysia, di

mana 82% siswanya dinyatakan menguasai

matematika.

Rendahnya kualitas pendidikan di tanah

air berdampak pada pembangunan sumber daya

manusia. Berdasarkan laporan United Nations

Development Program (UNDP) tahun 2010,

Indonesia menduduki rangking 110(level

menengah) dari 169 negara. Peringkat ini jauh

di bawah negara-negara tetangga lain, seperti

Malaysia (57), Brunei Darussalam (37), atau

bahkan Singapura (27). Lebih memprihatinkan

lagi, peringkat Indonesia masih tertinggal jauh

di bawah Bosnia Herzegovina (68), sebuah

negara yang pernah dilanda perang etnik

berkepanjangan (UNDP, 2011).

Merujuk pada persoalan yang ada,

diperlukan pendekatan-pendekatan nyata yang

solutif di tengah minimnya layanan pendidikan

bagi anak berkesulitan belajar, khususnya untuk

usia dini. Menurut Himpunan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Indonesia (HIMPAUDI),

baru sekitar 34% PAUD yang memberikan

layanan bagi anak berkebutuhan khusus.

Tulisan ini memaparkan hasil penelitian

pengembangan media interaktif berbasis web

untuk anak-anak usia dini yang mengalami

kesulitan belajar. Pemanfaatan pembelajaran

berbantuan komputer (Computer Assisted

Instruction/CAI) mampu meningkatkan

pembelajaran bagi anak-anak berkesulitan

belajar karena adanya umpan balik secara

langsung (Access, 2010).

2. Landasan Teori

2.1. Kesulitan Belajar (Learning Disability)

Kesulitan belajar merupakan

terjemahan dari Bahasa Inggris “learning

disability” yang berarti ketidakmampuan

belajar. Kata disability diterjemahkan

”kesulitan” untuk memberikan kesan optimis

bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk

belajar.Kesulitan belajar merupakan kumpulan

gangguan yang bervariasi manifestasinya,

berupa kesulitan dalam menggunakan

kemampuan mendengar, berbicara, membaca,

menulis, berpikir, dan berhitung (matematika).

Kondisi kesulitan belajar memiliki beberapa

karakteristik utama, yaitu:

a. Gangguan internal

Penyebab kesulitan belajar berasal dari

faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam

anak itu sendiri.

b. Kesenjangan antara potensi dan prestasi

Anak berkesulitan belajar memiliki potensi

kecerdasan/inteligensi normal, bahkan

beberapa di antaranya di atas rata-rata.

Namun demikian, pada kenyataannya

mereka memiliki prestasi akademik yang

rendah. Dengan demikian, mereka memiliki

kesenjangan yang nyata antara potensi dan

prestasi yang ditampilkannya.

c. Tidak adanya gangguan fisik dan/atau

mental

Anak berkesulitan belajar merupakan anak

yang tidak memiliki gangguan fisik dan/atau

mental.

Menurut Abdurrahman (2003), kesulitan belajar

dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok

yaitu: (1) Kesulitan belajar yang berhubungan

dengan perkembangan (developmental learning

disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik

(academic learning disabilities).

a. Kesulitan Belajar Perkembangan

Kesulitan belajar yang berhubungan dengan

perkembangan mencakup gangguan motorik

dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan

komunikasi, dan kesulitan belajar dalam

penyesuaian perilaku sosial.

b. Kesulitan Belajar Akademik

Kesulitan belajar akademik menunjuk pada

adanya kegagalan-kegagalan pencapaian

prestasi akademik yang sesuai dengan

kapasitas yang diharapkan.

Kesulitan belajar akademik terdiri dari tiga

jenis:

1) Kesulitan membaca (disleksia)

Secara harfiah, disleksia berarti kesulitan

yang berhubungan dengan kata atau simbol-

simbol tulis.

2) Kesulitan menulis (disgrafia)

Anak dengan gangguan disgrafia

mengalami kesulitan dalam mengharmo-

nisasikan ingatan dengan penguasaan gerak

tangannya ketika menuliskan angka atau huruf.

12 Bytes Vol 1 No 1, 2012

3) Kesulitan matematika (diskalkulia)

Kesulitan berhitung (atau lebih sering

disebut matematika) adalah kesulitan dalam

menggunakan bahasa simbol untuk berpikir,

mencatat, dan mengomunikasikan ide-ide yang

berkaitan dengan kuantitas atau jumlah.

2.2. Pembelajaran Berbantuan Komputer

Seiring dengan perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi,

penggunaan perangkat-perangkat digital di

dalam pembelajaran mulai banyak digunakan.

Sejalan dengan hal ini, banyak kajian lanjutan

yang lebih mendalam, salah satunya adalah

pembelajaran berbantuan komputer atau lebih

dikenal dengan CAI (Computer Assisted

Instruction).

CAI mampu meningkatkan

pembelajaran bagi siswa-siswa berkesulitan

belajar karena adanya umpan balik secara

langsung (Access, 2010). Pada pembelajaran

ini, komputer dapat menarik perhatian siswa

melalui program-program interaktif dan

melibatkan siswa dalam berkompetisi untuk

meningkatkan kemampuannya. Pada

kenyataannya, aplikasi-aplikasi pembelajaran

berbasis komputer umumnya menyediakan

pembelajaran yang berbeda dan penuh

tantangan.

Menurut Hall (2000), pemanfaatan CAI

mampu meningkatkan kemampuan belajar bagi

anak-anak berkesulitan belajar. Hal ini

dikarenakan CAI menggunakan berbagai jenis

instruksi dalam pembelajaran, seperti drill and

practice, strategi, permainan, dan simulasi.

Meskipun demikian, CAI seharusnya digunakan

sebagai suplemen, bukan untuk menggantikan

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang

ada, dapat diambil kesimpulan bahwa CAI (atau

pembelajaran berbantuan komputer) memiliki

potensi dalam pengembangan aplikasi

pembelajaran bagi anak-anak berkesulitan

belajar. Terlebih dengan adanya dukungan

teknologi multimedia dan aplikasi web yang

memungkinkan hasil lebih menarik dan

publikasi secara luas melalui jaringan Internet.

3. Metode

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis

penelitian pengembangan (developmental

research), yakni suatu proses yang dipakai

untuk mengembangkan dan memvalidasi

produk. Ada beberapa tahapan yang dilibatkan

dalam penelitian ini, mulai dari analisis

kebutuhan hingga implementasi produk. Untuk

dapat menghasilkan produk tertentu digunakan

penelitian yang bersifat analisis kebutuhan,

sedangkan untuk menguji keefektifan produk

tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat

luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut.

3.2 Deskripsi Sistem

Pembelajaran berbantuan komputer

yang dikembangkan merupakan sebuah aplikasi

perangkat lunak. Aplikasi multimedia interaktif

ini dibangun berbasis web dan ditujukan untuk

anak-anak berkesulitan belajar, khususnya usia

5-7 tahun. Konten yang disajikan terdiri dari

kemampuan membaca, kemampuan menulis,

dan kemampuan berhitung.

Dalam upaya menyajikan materi

pembelajaran yang variatif dan komprehensif,

setiap konten terdiri dari tiga kategori, yaitu:

Materi Dasar

Materi ini menyajikan teori dasar yang

melandasi materi pembelajaran, misalnya

membaca, menulis, dan berhitung. Kemasan

materi disusun ringkas dan jelas dengan

penguatan contoh-contoh yang dibuat

menggunakan unsur-unsur multimedia.

Latihan dan Kuis

Menyajikan latihan-latihan kecil dan

evaluasi guna mengetahui tingkat

pemahaman anak sehubungan dengan materi

yang dibahas. Dengan demikian, anak tidak

hanya sekadar membaca materi dasar,

namun juga berlatih secara langsung.

Permainan (game)

Tidak bisa dipungkiri, permainan memiliki

daya tarik tersendiri yang sering memikat

anak-anak. Meskipun demikian, seharusnya

permainan untuk anak-anak juga memiliki

nilai edukatif. Berangkat dari sini, halaman

ini secara khusus menyediakan beragam

permainan interaktif berbasis multimedia

Bytes Vol 1 No 1, 2012 13

terkait dengan materi-materi yang sedang

dibahas.

Desain aplikasi berbasis web sangat tepat

dalam upaya melingkupi akses yang luas. Hal

ini sangat sesuai dengan kondisi geografis

Indonesia yang berupa kepulauan. Ilustrasi

mengenai arsitektur aplikasi web yang

dikembangkan diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Arsitektur Aplikasi

Pengembangan konten pembelajaran

memanfaatkan teknologi PHP, Ajax, dan Adobe

Flash. Aplikasi ini dipublikasikan ke Internet

sehingga dapat dimanfaatkan secara luas,

khususnya bagi anak-anak yang mengalami

kesulitan belajar matematika.

3.3 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem bertujuan

menyediakan deskripsi mengenai bentuk dari

sistem yang akan dikembangkan. Penelitian ini

menggunakan notasi UML untuk

menggambarkan sistem secara global. Langkah

ini dilakukan dengan menyajikan visualisasi use

case diagram seperti terlihat pada Gambar 2.

Representasi diagram use case

memperlihatkan interaksi antara aktor dan use

case. Dari perspektif pengguna, diagram use

case memberikan gambaran mengenai

perangkat lunak yang akan dibangun. Terlihat

bahwa aplikasi ini mendefinisikan dua jenis

pengguna, yaitu pengguna umum dan

administrator. Pengguna umum adalah individu,

orang tua/guru, atau masyarakat, sedangkan

administrator adalah pengelola sistem.

Gambar 2. Pemodelan Use Case

3.4. Validasi dan Pengujian

Untuk memastikan bahwa aplikasi yang

dikembangkan telah sesuai dengan spesifikasi

awal, maka dilakukan tahap validasi dan

pengujian.Ada dua jenis uji validitas yang

dilakukan pada penelitian ini, yaitu validitas isi

(konten) dan validitas media. Validitas konten

dilakukan terhadap ranah materi, ranah

konstruksi, dan ranah bahasa yang dipakai.

Validasi oleh ahli media ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat validitas media

pembelajaran sehingga dapat diketahui valid

atau tidaknya media.

Pengujian merupakan sebuah aktivitas

di mana suatu sistem dieksekusi dalam kondisi

yang ditetapkan dan hasilnya diamati serta

dievaluasi. Pengujian dilakukan sebagai

verifikasi bahwa perangkat lunak yang

dikembangkan dapat memenuhi spesifikasi

kebutuhan dan berjalan sesuai dengan skenario

yang telah dideskripsikan. Tujuan utama dari

tahap pengujian adalah untuk menemukan

kesalahan yang belum teridentifikasi.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil

Pada tahap analisis dan desain, telah

dilakukan identifikasi kebutuhan dan

perancangan. Tahap selanjutnya adalah

implementasi yang merupakan tahap untuk

mentranslasikan hasil analisis dan perancangan

ke suatu bentuk machine-readable. Pada tahap

ini, aspek-aspek yang berhubungan dengan

perilaku dan struktur sistem direpresentasikan

sebagaimana ia akan dibangun.

14 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Langkah awal pada tahap implementasi

adalah dengan membangun aplikasi web yang

merupakan learning management system

(LMS). Pembuatan aplikasi ini dilakukan

dengan menggunakan bahasa pemrograman

PHP dan database MySQL yang dijalankan

pada server lokal. Hasil implementasi

antarmuka utama aplikasi yang dikembangkan

diperlihatkan seperti Gambar 3.

Gambar 3. Tampilan Utama Aplikasi

Pembelajaran

Langkah selanjutnya pada tahap

implementasi adalah membuat konten-konten

pembelajaran untuk anak berkesulitan belajar.

Pembuatan konten-konten ini melibatkan

banyak referensi yang memetakan karakter

konten pembelajaran yang sesuai. Melalui

rujukan-rujukan yang dipandang valid, seperti

kurikulum pendidikan nasional, dikembangkan

konten-konten pembelajaran membaca, menulis,

dan matematika.

Sehubungan dengan sasaran

pengembangan aplikasi, yakni untuk anak-anak,

maka pembuatan desain antarmuka menekankan

pada aspek visual yang sederhana dan jelas.

Sintaks bahasa yang digunakan juga didesain

agar tidak kaku dan akrab dengan anak-anak.

Selain itu, tampilan halaman juga didesain

kental dengan lingkungan pembelajaran anak-

anak sehingga diharapkan mampu menarik

minat anak-anak untuk menggunakannya.

Contoh tampilan hasil implementasi konten

pembelajaran membaca diperlihatkan pada

Gambar 4.

Gambar 4. Konten Pembelajaran Membaca

Salah satu daya tarik yang ingin ditonjolkan dari

aplikasi pembelajaran ini adalah unsur

multimedia interaktif.Untuk mewujudkan hal ini

maka penggunaan kombinasi media seperti

gambar, teks, suara, dan animasi memiliki peran

yang sangat penting.

Sebagai contoh, agar anak-anak lebih

memahami tentang cara penulisan, disediakan

konten animasi penulisan huruf, angka, dan kata

angka yang disertai petunjuk penulisan. Teknik

yang dikenal dengan pendekatan

letter/numbertracing ini diperlihatkan seperti

Gambar 5.

Gambar 5. Konten Pembelajaran Menulis

Konsep pembelajaran interaktif yang

ditawarkan tidak sebatas pada materi dasar dan

latihan/kuis, namun juga disertai beragam game

pembelajaran. Konten-konten yang tersedia juga

dikemas interaktif dan edukatif tanpa

menghilangkan unsur permainan.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 15

Gambar 6. Konten Pembelajaran Matematika

Setelah tahap implementasi, perlu dilakukan

validasi guna memastikan bahwa produk sudah

valid dan bisa digunakan oleh anak-anak. Ada

dua jenis validasi yang dilibatkan dalam

penelitian ini, yaitu:

a. Uji Validitas Isi

Validitas isi dilakukan terhadap ranah

materi, ranah konstruksi, dan ranah bahasa

yang dipakai. Dalam upaya mencapai hasil

optimal, uji validitas isi ini dilakukan oleh

orang yang dipandang kompeten di

bidangnya.

b. Uji Validitas Media

Validasi oleh ahli media dilakukan untuk

mengetahui tingkat validitas media

pembelajaran sehingga dapat diketahui valid

atau tidaknya media yang

dikembangkan.Dalam uji validitas media ini,

ada dua kategori yang digunakan, yaitu:

fungsionalitas dan antarmuka pengguna.

Sebagai tahap akhir dari rangkaian

pengembangan aplikasi perangkat lunak, perlu

dilakukan pengujian sistem sebelum kemudian

dipublikasi secara luas. Pengujian dilakukan

sebagai verifikasi bahwa perangkat lunak dapat

memenuhi spesifikasi kebutuhan dan berjalan

sesuai dengan skenario yang telah

dideskripsikan.

Pada penelitian ini, pengujian dilakukan

menggunakan metode black-box, yaitu dengan

memperhatikan hasil keluaran dari perangkat

lunak aplikasi pembelajaran berdasarkan

masukan-masukan atau perintah-perintah yang

diberikan.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dan

implementasi, terlihat bahwa pembelajaran

berbantuan komputer dapat menyediakan

layanan bagi anak berkesulitan belajar. Aplikasi

pembelajaran yang dikembangkan berbasis web

dapat diakses secara luas kapan pun dan di

mana pun tanpa terbatas ruang dan waktu.

Hasil validitas konten dan media

menunjukkan kelayakan produk yang

dikembangkan dengan nilai rata-rata kelayakan

sebesar 91,25%. Adapun tahap pengujian

memperlihatkan bahwa fungsionalitas aplikasi

sudah sesuai dengan spesifikasi awal.

5. Simpulan dan Saran

5.1. Simpulan

Aplikasi berbasis TIK dapat

dimanfaatkan untuk menyediakan pembelajaran

bagi anak berkesulitan belajar. Pengembangan

aplikasi pada lingkungan web mampu

meningkatkan akses secara luas, kapan pun dan

di mana pun tanpa terbatas ruang dan waktu.

Hasil validasi dan pengujian memperlihatkan

bahwa aplikasi pembelajaran yang

dikembangkan sudah cukup layak untuk

digunakan.

5.2 Saran

Meskipun aplikasi yang dihasilkan

sudah cukup menyediakan konten

pembelajaran, namun sebaiknya perlu

penambahan konten secara berkelanjutan.

Selain itu, agar kelayakan produk lebih optimal

maka perlu dilakukan uji coba secara langsung

ke masyarakat, misalnya lembaga pendidikan

anak usia dini.

6. Daftar Rujukan

[1]. PIRLS 2006 International Report.

2011.(online)

http://pirls.bc.edu/pirls2006/intl_rpt.html

[2]. Human Development Report 2010-HDI

rankings.2011. (online)

http://hdr.undp.org/en/statistics/

[3]. Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi

Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta,

Jakarta.

[4]. Balitbang Diknas. 2007. Model Kurikulum

bagi Peserta Didik yang Mengalami

Kesulitan Belajar. Pusat Kurikulum

Balitbang Diknas.

[5]. Access Center (2008) Computer-Assisted

Instruction and Writing. (online)

http://www.readingrockets.org/article/2202

8

16 Bytes Vol 1 No 1, 2012

[6]. Hall, T.E., Hughes, Filbert. 2000.

Computer Assisted Instruction in Reading

for Students with Learning Disabilities: A

Research Synthesis. The National

Dissemination Center for Children with

Disabilities

[7]. Hallahan, D.P., Kauffman, J.M. 1985.

Introduction to Learning Disabilities.

Prentice-Hall, inc. New Jersey

[8]. Hallahan, D.F., Kauffman, J.M. 2006.

Exceptional Learners Introduction to

Special Education. Pearson Education.

USA.

[9]. Prasetya, Didik Dwi. 2010. Aplikasi

Pembelajaran Interaktif Berbasis Web

untuk Anak Berkesulitan Membaca

(Disleksia). Konferensi Nasional APPI.

Universitas Negeri Malang.

[10]. Prasetya, Didik Dwi. 2011. Aplikasi

Multimedia Interaktif Berbasis Web untuk

Anak Kesulitan Matematika (Diskalkulia).

SENTIA. Politeknik Negeri Malang.

[11]. Syabirin, Tabrani. 2011.Mutu Pendidikan

Terus Merosot. (online)

http://suarapantas.com/

[12]. http://en.wikipedia.org/wiki/Learning_disa

bility

[13]. http://www.medicinenet.com/learning_disa

bility/article.htm

[14]. http://learningdisabilities.about.com/

Bytes Vol 1 No 1, 2012 17

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENGONTROLAN

SAKLAR LAMPU PADA SETIAP RUANGAN VIA WEB

Mira Orisa1, Febriana Santi Wahyuni

2, Sandy Nataly Mantja

3

Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang 1 [email protected], 2 [email protected], [email protected]

Abstrak

Aplikasi ini merupakan suatu sistem kontrol untuksaklar lampu di ruangan melalui sebuah

web.Client akan mendial server ruangan dan akan mendownload program yang ada diservertersebut

sehingga client dapat melakukan pengontrolan apakah itu menhidupkan atau mematikan saklar

lampu.Apabila client meminta halaman web darisisi server danalamat yang ditujuitubenarmaka

server akan mengirimkan halaman web yang adapada web server. jaringan yang digunakan adalah

LAN (Lokal Area Network). PC-Client akan melakukan pemanggilan alamat lokal IP, tentu

dibutuhkan sebuah web browser untuk memasukkanalamat tersebut..

Didalamhalaman web itu akan ditampilkan informasi kondisi alat elektronik terkini, serta

memungkinkan client untuk merubah kondisi saklar lampu kemudian menampilkan informasi

kondisinya setelah pengontrolan.

Kata Kunci: web,client, server,database,mikrokontroler AT89S51.

1. PENDAHULUAN

Web adalah sejumlah halaman web yang

memiliki topik saling terkait, terkadang

disertai pula dengan berkas-berkas gambar,

video, atau jenis-jenis berkas lainnya.Sebuah

situs web biasanya ditempatkan setidaknya

pada sebuah server web yang dapat diakses

melalui jaringan seperti internet, ataupun

jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat

internet yang dikenali sebagai URL. Sebuah

halaman web merupakan berkas yang ditulis

sebagai berkas teks biasa (plain text) yang

diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa

dengan instruksi-instruksi berbasis HTML,

atau XHTML, terkadang disisipi dengan

sekelumit bahasa skrip.Halaman-halaman web

tersebut diakses oleh pengguna melalui

protokol komunikasi jaringan yang

disebutsebagaiHTTP

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Client Server

Client-server merupakan sebuah paradigma

dalam teknologi informasi yang merujuk

kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi

ke dalam dua pihak: pihak klien dan pihak

server.

Dalam model klien/server, sebuah

aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang

terpisah, tapi masih merupakan sebuah

kesatuan yakni komponen klien dan komponen

server. Komponen klien juga sering disebut

sebagai front-end, sementara komponen server

disebut sebagai back-end. Komponen klien

dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah

workstation dan menerima masukan data dari

pengguna.Komponen klien tersebut akan

menyiapkan data yang dimasukkan oleh

pengguna dengan menggunakan teknologi

pemrosesan tertentu dan mengirimkannya

kepada komponen server yang dijalankan di

atas mesin server, umumnya dalam bentuk

request terhadap beberapa layanan yang

dimiliki oleh server. Komponen server akan

menerima request dari klien, dan langsung

memprosesnya dan mengembalikan hasil

pemrosesan tersebut kepada klien. Klien pun

menerima informasi hasil pemrosesan data

yang dilakukan server dan

menampilkannyakepada pengguna, dengan

menggunakan aplikasi yang berinteraksi

dengan pengguna.

18 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Gambar 1.Model World Wide Web

(www.wapforum.org)

2.2. Kabel UTP(Unshielded Twistwd Pair)

Kabel “Unshielded twisted pair”

(UTP) digunakanuntuk LAN dan sistem

telepon. Kabel UTP terdiri dari empat pasang

warna konduktor tembaga yang setiap

pasangnya berpilin.Pembungkus kabel

memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap

pasang kawat.Kabel UTP terhubung

keperangkat melalui konektor modular 8 pin

yang disebut konektor RJ-45. Semua protokol

LAN dapat beroperasi melalui kabel

UTP.Kebanyakan perangkat LAN dilengkapi

dengan RJ-45.

Gambar 2.Kabel UTP

(Kabel Local Area Network (LAN).htm)

2.3. Microsoft Visual Basic

Microsoft Visual Basic (sering

disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah

bahasa pemrograman yang menawarkan

Integrated Development Environment (IDE)

visual untuk membuat program perangkat

lunak berbasis sistem operasi Microsoft

Windows dengan menggunakan model

pemrograman (COM).Visual Basic merupakan

turunan bahasa pemrograman BASIC dan

menawarkan pengembangan perangkat

lunak komputer berbasis grafik dengan cepat.

Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic

for Applications (VBA) dan Visual Basic

Scripting Edition (VBScript), mirip seperti

halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang

berbeda

2.4. Borland Delphi

Pada perencanaan software di

computer server ini kita membutuhkan dua

macam software yaitu software untuk

komunikasi dengan mikrokontroler dan untuk

komunikasi dengan server windows

Xp.Software untuk komunikasi dengan MCU

direncanakan menggunakan Delphi7. Dengan

Delphi ini pembuatan aplikasi menjadi lebih

mudah selain didukung oleh VLC (Visual

Component Library) untuk membuat tampilan

pada aplikasi database dengan komponen

querynya. Dengan komponen dalam CPORT

ini,yaitu Comport kita akan membuat aplikasi

komunikasi serial dengan mudah, karena

didalamnya sudah disediakan berbagai

pengesetan parameter komunikasi serial.

Sedangkan untuk komunikasi dengan server

database SQL windows Xp, Delphi juga telah

menyediakan komponen untuk membangun

komunikasi yaitu ADO Connection.

2.5. Dasar Teori Mikrocontroller AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 adalah

mikrokontroler ATMEL yang kompatibel

penuh dengan mikrokontroler keluarga MCS –

51, membutuhkan daya rendah, memiliki

performance yang tinggi dan merupakan

mikrokomputer 8 bit yang dilengkapi 4 Kbyte

EEPROM (Electrical Erasable and

Programmable Read Only Memory) dan 128

Byte RAM internal. Program memory dapat

diprogram berulang – ulang atau dengan

menggunakan Programmer Nonvolatile

Memory.

Secara umum Mikrokontroler AT89S51

memiliki :

CPU 8 bit termasuk keluarga

MCS-51

4 Kb Flash memory

128 byte Internal RAM

4 buah Port I/O, masing – masing

terdiri atas 8 jalur I/O

2 Timer/ counter 16 bit

1 Serial Port Full Duplex

Kecepatan pelaksanaan intruksi per

siklus 1 us pada frekuensi clock 12

Mhz.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 19

Mikrokontroler AT89S51 terdiri dari 40 pin

dengan konfigurasi sebagai berikut:

Gambar 3.Konfigurasi Pin-Pin AT89S51

Sumber : Data Sheet Atmel AT89S51

2.6Rangkaian IC MAX232

Mikrokontroller AT89S51 juga

dilengkapi dengan port serial. Port serial ini

memungkinkan kita mengirim data dalam

format serial. Apabila hendak menghubungkan

mikrokontroller AT89S51 dengan PC

(komputer pribadi) melalui port serial maka

level tegangan TTL yang dikeluarkan oleh IC

AT89S51 harus diubah menjadi level tegangan

RS232 port serial pada PC. Pemilihan

kapasitor disesuaikan dengan nilai pada

datasheet IC MAX232 yaitu 1F.

Hubungannya diperlihatkan pada gambar

Gambar 4.Rangkaian IC MAX232

(Data Sheet MAX232)

3. DESAIN DAN PERANCANGAN

3.1. Umum

Bab ini menjelaskan masalah

perencanaan dan implementasi server sebagai

pusat komunikasi dalam sistem pengontrolan

saklar lampu. Pengontrolan saklar lampu via

web adalah sistem kontrol sekaligus

monitoring kondisi saklar lampu di ruangan

melalui sebuah Client yang memiliki fitur

akses ke server.

Pada aplikasi untuk melakukan

pengontrolan sekaligus monitoring, pertama

kali client akan mendial server ruangan dan

akan mendownload program yang ada di

server. Apabila client meminta halaman web

darisisi server danalamat yang dituju itu

benarmakan server akan mengirimkan

halaman web yang adapada web server.

jaringan yang digunakanadalah LAN (Lokal

Area Network). PC-Client akan melakukan

pemanggilan alamat dalam halinilokal IP,

tentu dibutuhkan sebuah web browser untuk

memasukkan alamat IP Address.

Didalam halaman web itu akan ditampilkan

informasikondisi Lampu terkini, serta

memungkinkan client untuk merubah kondisi

tersebut,serta menampilkan informasi kondisi

setelah pengontrolan.

Gambar 5. Blok Diagram Sistem

3.2. Web Browser

Agar dapat melakukan browsing dengan

menggunakan client,kita harus merancang

webbrowser dengan menggunakan VB.Net.

memungkinkan client untuk menerima

content dari web server. Komunikasinya

ditangani melalui protokol-protokol jaringan

standar, seperti HTTP dan TCP/IP.

3.3. Desain antarmuka pada browser

Gambar 6. Form login

20 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Gambar 7. Kondisi sesudah dikontrol

3.4. Web Server

Web server merupakan sebuah server

internet yang mampu melayani koneksi

transfer data dalam protokol HTTP. Agar

dapat diakses oleh webbrowser, content (data-

data) pada web server tersebut bersifat dinamis

dan berhubungan erat dengan sebuah

database.

3.5. Software untuk komunikasi dengan

MCU

Pada perencanaan software di komputer

server ini kita membutuhkan dua macam

software yaitu software untuk komunikasi

dengan mikrokontroller dan software untuk

komunikasi dengan server windows Xp.

Software untuk komunikasi dengan MCU

direncanakan menggunakan Delphi 7. Dengan

Delphi ini pembuatan aplikasi menjadi lebih

mudah selain didukung oleh VCL (Visual

Component Library) untuk membuat tampilan

yang menarik juga pada aplikasi database

dengan komponen querynya. Sedangkan untuk

aplikasi komunikasi kita harus menginstalnya

secara terpisah yaitu Componen CPORT

Library. Dengan komponen dalam CPORT ini,

yaitu Comport kita akan membuat aplikasi

komunikasi serial dengan mudah, karena

didalamnya sudah disediakan berbagai

pengesetan parameter komunikasi serial

seperti baudrate, port yang digunakan, parity,

bitstop dan sebagainya.

Gambar 8. Delphi Programing

Gambar 9. Alat kontrol

Sedangkan untuk komunikasi dengan

server database SQL server, Delphi juga telah

menyediakan komponen untuk membangun

konunikasi, yaitu ADO Connection.

Gambar 10. Flowchart untuk Program

Kontrol

Bytes Vol 1 No 1, 2012 21

Pada ADO Connection ini kita tinggal

mengisi String Connection yaitu Informasi

yang berisi komputer yang akan

dihubungi.Adapun flowchart program pada

komputer kontrol ini seperti ditunjukkan pada

gambar 10

3.6. Database

Database yang diaplikasikan dalam sistem

ini akan memberikan layanan informasi

kepada client tentang kondisi Ruangan di

Kantor Jurusan, selain itu juga memberikan

suatu keamanan kepada mereka dengan

pemberian sebuah autentikasi yang berupa

user name dan password.

Program database server yang digunakan

adalah SQL Server. Pertimbangan yang

diambil dalam memilih perangkat lunak ini

adalah karena SQL server sangat mendukung

aplikasi VB, halInikarenakoneksinyadan API ygmendukunglebihmudahdigunakan.

3.7. Perencanaan Perangkat Lunak

Mikrokontroller

Perencanaan perangkat lunak (software)

pada mikrokontroller ini berdasarkan bahasa

assembler. Softwae ini nantinya harus di

dikompile dengan software konversi sampai

jadi file .BIN, yang nantinya akan dimasukkan

kedalam AT89S51 sebagai program yang siap

dijalankan.

Untuk lebih memudahkan dalam

perencanaan programini maka dibuat

flowchart program, yakni gambaran jalannya

program secara umum. Adapun flowchart pada

mikrokontroller ini adalah seperti gambar 11.

Gambar 11. Flowchart program pada MCU

3.8. Perencanaan dan Pembuatan Program

Aplikasi

Secara umum, tampilan program pengontrolan

memiliki alur sebagai berikut :

Pertama, client dihadapkan pada suatu

sistem authentikasi yang terdiri dari user

name dan password. Apabila client

memberikan data yang benar, maka

pengontrolan akan dapat segera dilakukan.

Namun jika sebaliknya, maka client

akandiberikan kesempatan untuk

mengulang proses tersebut(Info1).

Sebelum proses pengontrolan, server akan

memberikan informasi(Info 2)kepada client

kondisi terkini dari ruangan.

Pada proses selanjutnya client akan

diberikan kesempatan untuk melakukan

pengontrolan, kemudian kondisi ruangan

terkini dapat segera tertampilkan(Info 3).

Dari alur tersebut di atas dapat

dipresentasikan dengan membuat sebuah

algoritma :

Gambar 12. Algoritma Tampilan Program

Pengontrolan

4. Pengujian dan Implementasi

4.1. Implementasi Sistem

Tahap implementasi merupakan

lanjutan dari tahap analisa sistem dan

perancangan sistem yang sudah dibahas pada

bab sebelumnya. Dalam aplikasi sistem

pengontrolan saklar lampu via web ini,

program yang digunakan dalam

pengimplementasian digunakan VB.Net,

Borland Delphi 7 dan sebagai media

penyimpanan data (basisdata) aplikasi ini

22 Bytes Vol 1 No 1, 2012

menggunakan basis data SQL Server. Program

utama pada aplikasi ini adalah koneksi basis

data dengan MCU, Pemrosesan request dari

client, dan pemrosesan respon dari server.

Dalam pengujian pada sistem

pengontrolan saklar lampu via web ini

dibedakan menjadi dua, yaitu pengujian server

dan database serta yang kedua yaitu pengujian

program kontrol dan alat.

4.2. Koneksi

Untuk memastikan bahwa packet data yang

dikirimkan server diterima oleh client,maka

terlebih dahulu antara komputer client dan

server dikoneksikan.untuk sistem ini

mengunakan LAN(local Area Network).

4.3. Server

Tujuan dari pengujian adalah untuk

menguji web server apakah sudah dapat

mengirimkan halaman pengontrolan kepada

client.Pengujian komponen tersebut dengan

menggunakan Web Browser pada sisi client.

Komputer server diberikan alamat IP

10.10.10.1 dan client dengan IP 10.10.10.2/5.

4.4. Database SQL Server

Komponen databases ini digunakan untuk

merubah kondisi saklar pada alat serta

menginformasikan kondisi sebelum dan

sesudah pengontrolan.

4.5. Mikrokontroller

Tujuan dari pengujian iniadalahuntuk

menguji respon program yang diisikan pada

mikrokontroller, apabila hasilnya sesuai

dengan yang diharapkan berarti

mikrokontroller dalam keadaan baik.

Dari hasil pengujian, program berjalan dengan

semestinya yaitu hidup matinya led pada

selang waktu tertentu pada P1.0-P1.3 dan

P1.4-P1.7 secara bergantian. Hal ini berarti

MCU dapat mengambil instruksi kerja sesuai

dengan alamat pada PC (program Counter).

Kesimpulan dari pengujian diatas adalah MCU

dapat menjalankan program, berarti MCU

dalam kondisi baik.

5. Penutup

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan Perancangan dan pembuatan

system pengontrolan saklar lampu via web,

dapat diambil kesimpulan,yaitu:

Dari hasil pengujian web server dapat

mengirimkan halaman pengontrolan

kepada client serta client dapat

melakukan pengontrolan.

Dari hasil pengujian alat, pada saat

client menginputkan, misal 0 [0= Off=]

maka lampu LED peraga akan mati. Jika

client menginputkan 1[1= On] maka

lampu LED peraga akan menyala.

Dari hasil perubahan kondisi saklar

lampu diatas dapat diketahui bahwa

pengujian yang dilakukan tidak hanya

sekedar membaca data table saja tetapi

sudah bias mengubah database server

melalui client.

5.2. Saran

Diharapkan system aplikasi pengontrolan

ini dapat ditingkatkan dengan

mengimplementasikan sistem monitoring

camera sehingga kondisi disekitar ruang

kontrol dapat termonitoring secara real – time.

6. DaftarPustaka

[1]. Ir.Inge Martina,36 Jam Belajar Komputer

Pemrograman Internet dengan

Delphi,Penerbit PT.Elex Media

Koputindo,Jakarta,2002

[2]. R.Budhi Widodo & Joseph Dedy Irawan,

Interfacing Paralel & Serial menggunakan

Delphi, Edisi Pertama, Penerbit:Graha

Ilmu, Yogyakarta,2007.

[3]. T.Marcus, Agus Prijono,Josef Widiadhi,

Pemrograman Delphi Dengan

ADOExpress, Edisi Revisi,

Penerbit:Informatika, Bandung,2005.

[4]. Taryana Suryana & Jonathan Sarwono, E-

Commerce Menggunakan PHP dan

MySQL, Edisi Pertama,Penerbit: Graha

Ilmu,Yogyakarta,2007.

[5]. Fathansyah, Basis Data, Edisi Pertama,

Penerbit:CV.Informatika, Bandung,1999.

[6]. www.data sheet AT89S8252.com

[7]. sDelphi.About.com

Bytes Vol 1 No 1, 2012 23

APPLIKASI SISTEM PAKAR

UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALERGI

Ali Mahmudi

1, Bahrul Muhid

2

Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang, [email protected], [email protected]

Abstrak

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer,

agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar. Sistem pakar banyak

dikembangkan dalam banyak bidang, diantaranya adalah pemberian kredit[8] dan mendeteksi

kerusakan notebook[9]. Pada penelitian ini, sistem pakar digunakan sebagai alat bantu untuk

mendiagnosa penyakit alergi. Knowledge based dari sistem pakar ini diperoleh dari beberapa ahli

penyakit alergi dan buku-buku referensi.

Aplikasi sistem pakar ini dirancang menggunakan bahasa pemrograman PHP, HTML dan

database MySQL sebagai penyimpan data. Sistem pakar ini menggunakan pendekatan certainty

factor. Keluaran yang dihasilkan adalah nilai kemungkinan penyakit alergi berdasarkan gejala yang

diberikan oleh pengguna. Besarnya nilai kemungkinan tersebut merupakan hasil perhitungan dengan

menggunakan metode certainty factor.

Kata kunci : sistem pakar, alergi, certainty factor, measure of belief, measure of disbelief, kecerdasan

buatan.

1. Pendahuluan

Sistem pakar adalah suatu sistem yang

berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke

komputer, agar komputer dapat menyelesaikan

masalah seperti layaknya seorang pakar.

Sistem pakar dibangun untuk mencoba meniru

kemampuan manusia dalam menyelesaikan

suatu masalah. Penyimpanan dan pengalihan

keahlian dari seorang/beberapa ahli ke

computer, yang kemudian dialihkan lagi ke

orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan

utama dari sistem pakar. Sistem pakar yang

dirancang dengan baik dapat menyelesaikan

suatu permasalahan tertentu seperti layaknya

diselesaikan oleh seorang pakar. Sistem pakar

juga dapat memberikan kesimpulan dengan

tepat, bahkan dalam beberapa kasus dapat

menghasilkan kesimpulan lebih cepat daripada

pakar[1][2][3].

Sistem pakar banyak digunakan dalam

banyak bidang, misalkan saja untuk

memutuskan pemberian kredit bank[8] dan

untuk mendeteksi kerusakan notebook[9].

Pada penelitian ini, sistem pakar dipergunakan

untuk mendiagnosis penyakit alergi.

Alergi dapat didefinisikan sebagai reaksi

berlebihan dari sistem ketahanan tubuh

sebagai reaksi atas kontak badan dengan

benda-benda asing dari luar[6]. Bahan-bahan

asing ini, pada umumnya dianggap tubuh

sebagai sesuatu yang tidak membahayakan dan

tidak terjadi reaksi negatif bagi orang-orang

non alergi. Penelitian ini bertujuan menyusun

sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis

penyakit alergi.

2. Landasan Teori

Certainty Factor (CF) menunjukkan ukuran

kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.

CF [h,e] = MB [h,e] – MD [h,e] (1)

Keterangan :

CF = Certainty Factor = faktor kepastian.

MB[h,e]= Measure of Belief adalah tingkat

keyakinan terhadap hipotesis h, jika

diberikan data e. Nilai MB[h,e] adalah

antara 0 dan 1.

MD[h,e]= Measure of Disbelief adalah tingkat

ketidakyakinan terhadap hipotesis h,

jika diberikan data e . Nilai MD[h,e]

adalah antara 0 dan 1.

e = data atau evidence.

h = hipotesis atau dugaan.

24 Bytes Vol 1 No 1, 2012

CF dapat ditentukan dengan

mengkombinasikan beberapa evidence dari

suatu hipotesis. Jika e1 dan e2 adalah evidence 1 dan evidence

2, maka

Nilai Measure of Belief dapat ditentukan oleh

persamaan 2 dan nilai Measure of Disbelief

ditentukan oleh persamaan 3. [ ]

{

[ ] [ ] [ ] (2)

[ ]

{

[ ] [ ] [ ] (3)

CF dapat ditentukan dengan

mengkombinasikan beberapa hipotesis. Jika h1 dan h2 masing-masing adalah hipotesis

1 dan hipotesis 2, maka

MB[h1 h2 , e] = min (MB[h1, e], MB[h2, e]) (4)

MB[h1h2 , e] = max (MB[h1, e], MB[h2, e]) (5)

MD[h1 h2 , e] = min (MD[h1, e], MD[h2, e]) (6)

MD[h1h2 , e] = max (MD[h1, e], MD[h2, e]) (7)

3. Perancangan dan Analisa Sistem

3.1 Sumber data

Masukan data sistem pakar ini

meliputi data penyakit dan data gejala untuk

penyakit alergi. Ada beberapa data penyakit,

data gejala dan data penelusuran penyakit

alergi dan gejala yang dicontohkan dalam table

1, tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 1. Data Penyakit Alergi [6][7]

No Jenis Penyakit Alergi

1 Asma Bronkial

2 Ekstrinsik Alergik Alveolitis /

Hipersensitivitas Pneumonia

3 Rinitis Alergika

4 Konjungtivitis Alergika

5 Urtikaria

6 Dermatitis Atopi

7 Dermatitis Kontak Alergi

8 Alergi Makanan

9 Alergi Okupasional

10 Alergi Obat

11 Anafilaksis

Tabel 2. Data Gejala Penyakit Alergi [6][7]

Kode Gejala

Ee1 Sesak Napas

Ee2 Napas Berbunyi (Mengi)

Ee3 Batuk berdahak dengan reak

berlebihan

Ee4 Seperti influenza berulang-ulang

Ee5 Batuk kering tanpa mengi

Ee6 Penurunan berat badan

Ee7 Jarang terdapat jari tubuh

Ee8 Bersin berulang-ulang kali

Ee9 Gatal-gatal di langit-langit mulut

Ee10 Gatal-gatal di telinga dan hidung,

hidung berair

Ee11 Gatal-gatal di mata, terutama mata

berair dan merah

Ee12 Gatal-gatal bagian mata dan

pembengkakan kelopak mata

Ee13 Bagian kulit bengkak seperti bewarna

pucat serta ditengahnya dikelilingi

dengan kemerahan

Ee14 Bentol atau bercak meninggi pada

kulit, bewarna merah dan bewarna

keputihan jika ditekan, gatal, dengan

berbagai variasi bentuk dan ukuran

Ee15 Bibir membengkak

Ee16 Gatal-gatal bagian lipatan kulit

seperti siku, leher dan lainnya

Ee17 Gatal-gatal dibelakang lutut kaki

Ee18 Gatal-gatal terus-menerus dan

penggarukan mengakibatkan robek

kulit

Ee19 Timbunya gatal-gatal apabila

berkeringat

Ee20 Gatal-gatal bagian tangan, mata,

muka, kepala, leher, ketiak, kaki dan

daerah anus berlangsung selama

berhari-hari atau minggu

Eee2

1

Gatal-gatal bagian kulit ditengahnya

dikelilingi dengan kemerahan

Ee22 Mual, muntah atau rasa tidak nyaman

pada perut

Ee23 Kulit iritasi

Ee24 Bagian kulit gatal-gatal setelah

meminum obat

e1

e2

h

Bytes Vol 1 No 1, 2012 25

Tabel 3. Data Penulusuran penyakit alergi

Hhi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Ee1 √ √ √ √ √

Ee2 √ √ √

Ee3 √ √

Ee4 √

Ee5 √

Ee6 √

Ee7 √

Ee8 √

Ee9 √ √

Ee10 √ √

Ee11 √ √ √ √

Ee12 √ √ √ √

Ee13 √ √ √ √ √

Ee14 √ √ √ √

Ee15 √ √

Ee16 √ √

Ee17 √

Ee18 √ √

Ee19 √

Ee20 √ √ √

Ee21 √ √ √

Ee22 √

Ee23 √

Ee24 √

3.2 Penyusunan Kaidah Produksi

Penyusunan kaidah produksi untuk

mendiagnosa alergi obat, berdasarkan tabel 3

ditunjukkan pada kaidah 1.

Kaidah 1:

Jika Bagian kulit bengkak seperti bewarna

pucat serta ditengahnya dikelilingi

dengan kemerahan

Ddan Bentol atau bercak meninggi pada kulit,

bewarna merah dan bewarna keputihan

jika ditekan, gatal, dengan berbagai

variasi bentuk dan ukuran

Ddan Gatal-gatal bagian tangan, mata, muka,

kepala, leher, ketiak, kaki dan daerah

anus berlangsung selama berhari-hari

atau minggu

Ddan Gatal-gatal bagian kulit ditengahnya

dikelilingi dengan kemerahan

Ddan Bagian kulit gatal-gatal setelah

meminum obat

mmaka Alergi Obat

Kaidah produksi untuk mendiagnosa alergi

Rinitis ditunjukkan pada kaidah 2.

Kaidah 2:

Jika Bersin berulang-ulang kali

Ddan Gatal-gatal di langit-langit mulut

Ddan Gatal-gatal di telinga dan hidung,

hidung berair

Ddan Gatal-gatal di mata, terutama mata

berair dan merah

Ddan Gatal-gatal bagian mata dan

pembengkakan kelopak mata

Ddan Bibir membengkak

mmaka Alergi Rinitis

Kaidah produksi untuk mendiagnosa alergi

Konjungtivitis ditunjukkan pada kaidah 3.

Kaidah 3:

Jika Gatal-gatal di mata, terutama mata

berair dan merah

Ddan Gatal-gatal bagian mata dan

pembengkakan kelopak mata

mmaka Alergi Konjungtivitis

3.3 Perhitungan Certainty Factor

Perhitungan tingkat kepercayaan

dengan menggunakan persamaan (1) di atas,

dengan menggunakan contoh kaidah 1 di atas

adalah sebagai berikut:

Jika :

h = Alergi Obat

e1 = Bagian kulit bengkak seperti

bewarna pucat serta ditengahnya

dikelilingi dengan kemerahan

e2 = Bentol atau bercak meninggi pada

kulit, bewarna merah dan bewarna

keputihan jika ditekan, gatal, dengan

berbagai variasi bentuk dan ukuran

e3 = Gatal-gatal bagian tangan, mata,

muka, kepala, leher, ketiak, kaki dan

daerah anus berlangsung selama

berhari-hari atau minggu

e4 = Gatal-gatal bagian kulit ditengahnya

dikelilingi dengan kemerahan

e5 = Bagian kulit gatal-gatal setelah

meminum obat

MB [h, e1] = 0.6

MD [h, e1] = 0.01

CF [h, e1] = 0.6 - 0.01 = 0.59

26 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Maka perhitungan CF dengan menambahan e2

pada gejala e1 adalah

MB [h, e2] = 0.6

MD [h,e2] = 0.02

CF [h, e2] = 0.6 – 0.02 = 0.58

MB [h, e1 e2] = 0.6 + 0.6 * (1 – 0.6) = 0.48

MD [h,e1 e2] = 0.01 + 0.02 * (1 – 0.01) =

0.0297

CF [h, e1 e2] = 0.48 – 0.0297 = 0.4503

Maka perhitungan CF dengan menambahan e3

pada gejala e1 dan e2 adalah

MB [h, e3] = 0.2

MD [h, e3] = 0.01

CF [h, e3] = 0.2 – 0.01 = 0.19

MB = 0.48+0.2*(1–0.48) = 0.3536

MD = 0.0297+0.01*(1–0.0297)= 0.0386

CF = 0.3536 – 0.0386 = 0.315

Maka perhitungan CF dengan menambahan e4

pada gejala e1, e2 dan e3 adalah

MB [h, e4] = 0.6

MD [h, e4] = 0.01

CF [h, e4] = 0.6 – 0.01 = 0.59

MB = 0.3536 + 0.6 * (1 – 0.3536) = 0.6165

MD = 0.0386+0.01* (1 – 0.0386) = 0.0468

CF = 0.6165 - 0.0468 = 0.5697

Maka perhitungan CF dengan menambahan e5

pada gejala e1, e2, e3, dan e4 adalah

MB [h, e5] = 0.9

MD [h, e5] = 0.01

CF [h, e5] = 0.9 – 0.01 = 0.89

MB [h, e1 e2 e3 e4 e5] = 0.6165 + 0.9

* (1 – 0.6165) = 0.5816

MD [h, e1 e2 e3 e4 e5] = 0.0468 +

0.01 * (1 – 0.0468) = 0.0542

CF [h, e1 e2 e3 e4 e5] = 0.5816 -

0.0542 = 0.5274

3.4 Diagram Alir

Ada 2 macam proses utama yang

dikembangkan pada sistem pakar ini, yaitu

proses pembentukan aturan (gambar 1) dan

proses penentuan penyakit yang diderita

pengguna (gambar 2).

Gambar 1. Pembentukan Aturan

Gambar 2. Proses Penentuan Penyakit

4. Hasil dan Pembahasan

Perancangan struktur menu berisikan

menu dan submenu untuk memudahkan

pengguna dalam menggunakan sistem.

Gambar 3 dan 4 menunjukkan struktur

menu sistem pakar ini berbasis web.

Gambar 3. Struktur Menu User

Bytes Vol 1 No 1, 2012 27

Gambar 4. Struktur Menu Pakar

Halaman HOME sistem pakar ini,

ditunjukkan pada gambar 5. Tahap hasil dan

pembahasan ini merupakan tahap dimana

proses-proses yang ada dalam tahap

perancangan yang diimplementasikan ke

dalam perangkat lunak. Tampilan halaman

utama sistem pakar diagnosa penyakit alergi

berbasis web ini dapat dilihat pada gambar 5.

Halaman konsultasi, seperti pada

gambar 6, adalah merupakan halaman inti dari

sistem pakar ini. Pada halaman ini terdapat

gejala-gejala penyakit alergi. User yang ingin

melakukan proses diagnosa penyakit alergi

diharuskan untuk memilih gejala sesuai

dengan gejala yang terjadi pada user.

Gambar 5. Tampilan Home Sistem Pakar

Gambar 6. Tampilan Konsultasi User

Tampilan hasil konsultasi user, yang

merupakan hasil diagnosa dari sistem pakar

ini, ditunjukkan pada pada gambar 7.

Gambar 7. Tampilan Hasil Konsultasi

5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah

1. Sistem pakar ini bisa menjadi suatu

media informasi kemampuan,

pengetahuan dan sarana (berdasarkan

gejala atau keluhan) bagi orang awan

dalam mendiagnosa penyakit alergi

28 Bytes Vol 1 No 1, 2012

secara mandiri dengan bantuan

teknologi komputer.

2. Aplikasi sistem pakar ini

mengggunkan metode certainty factor

yang memberikan tingkat kepercayaan

terhadap hasil diagnosa penyakit yang

diderita user.

3. Keluaran dari sistem pakar ini

bukanlah hasil akhir atas diagnosa

penyakit user. Keluaran sistem pakar

ini dapat dipakai sebagai masukan

atau saran bagi ahli medis. Keputusan

akhir tentang penyakit yang diderita

pasien, merupakan wewenang dari ahli

medis.

6. Daftar Pustaka :

[1] Kusumadewi, Sri. 2003, Artificial

Intelligence (Teknik dan Aplikasinya),

Graha Ilmu, Yogyakarta.

[2] Arhami, M. 2005, Konsep Dasar

Sistem Pakar, Andi, Yogyakarta.

[3] Kusrini. 2006, Sistem Pakar Teori dan

Aplikasi, Andi, Yogyakarta.

[4] Nugroho, Bunafit. 2008, Membuat

Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP

dan Editor Dreamweaver, Gava

Media, Yogyakarta.

[5] Wahyu, Sidiq. 2011, Sistem

Penerimaan Mahasiswa Baru

Berbasis Web dan mobile, Lokomedia,

Yogyakarta.

[6] Andi Dinajani S. Abidin Mahdi. 2008,

Penatalaksanaan Penyakit Alergi

Edisi Kedua, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

[7] IDAI. 2008, Alergi-Imunologi, IDAI,

Jakarta.

[8] Ruliansyah dan Sri Hartati, Aplikasi

Sistem Pakar untuk menentukan

Pemberian Kredit Modal Kerja, Sains

dan Sibernatika 19(2) April 2006, hal

130-143.

[9] A. Haris Rangkuti, Septi Andryana,

Deteksi Kerusakan Notebook dengan

menggunakan Metode Sistem Pakar,

Jurnal Artificial, ICT Research Center

UNAS Artificial, vol 3 no 1 Januari

2009, hal 1-13.

[10] http://medicastore.com tanggal akses

27 Desember 2011, pukul 19.35 WIB.

[11] http://www.spesialis.info tanggal

akses 27 Desember 2011, pukul 20.00

WIB.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 29

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASISISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN PENENTUAN PEMELIHARAAN RUTIN & BERKALA

JALAN KABUPATEN BERBASIS SPASIAL

( Studi Kasus di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

dan Pengairan Kab. Bangkalan )

Rika Yunitarini

Jurusan Teknik Informatika-Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo

Kampus Unijoyo, Telang-Kamal, Bangkalan-Madura

Abstrak

Kemajuan teknologi yang semakin cepat dalam era globalisasi pada dunia pemerintahan, sehingga

tidak menutup kemungkinan bahwa pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang sangat vital

dalam menentukan keputusan yang harus diambil dalam menghadapi permasalahan yang ada.

Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, hal ini dapat mempengaruhi

kecepatan dalam mengambil keputusan oleh decision maker dimana pengambilan keputusan harus

cepat dan akurat.

Sistem ini dibuat dengan menggunakan metode AHP. Dimana algoritma ini melakukan

proses perhitungan untuk mencari keputusan yang terbaik, yaitu dengan cara menghitung nilai

kriteria-kriteria dan membandingkannya dengan perhitungan dari tiap-tiap kemungkinan keputusan

yang akan diambil.Sistem ini dipakai oleh Dinas Kimpraswil dalam menentukan jalan mana yang

menjadi prioritas untuk dipelihara terlebih dahulu.kriteria yang dipakai dalam menentukan prioritas

pemeliharaan rutin jalan kabupaten adalah kerusakan jalan, letak strategis, Kepadatan Lalu Lintas,

dan biaya.

Kebutuhan sistem informasi tersebut mendasari pembuatan sistem yang berbasis spasial

dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0, MapInfo serta SQL 7.0 sebagai database.

Kata kunci ;A H P, SPK pemeliharaan jalan berbasis spasial.

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi telah menyentuh segala aspek

kehidupan manusia.sekarang ini banyaknya

permasalahan yang timbul dalam dunia

perusahaan, instansi, akademisi sampai pelaku

pasar telah mendorong banyak perusahaan,

instansi, akademisi sampai pelaku pasar untuk

mencari solusi yang baik dan mampu

mendukung untuk perkembangan perusahaan,

instansi, akademisi sampai pelaku pasar tersebut.

Dan saat ini beberapa paradigma yang digunakan

dalam rekayasa software cocok digunakan untuk

beberapa kasus dan kemungkinan ruang lingkup

aplikasi.

Sistem yang akan dibuat ini adalah

sistem pendukung keputusan penentuan prioritas

pemeliharaan rutin jalan kabupaten berbasis

spasial, yang diharapkan dapat membantu Dinas

Kimpraswil Kabupaten Bangkalan khususnya di

seksi pemeliharaan jalan karena sebelumnya

Penentuan Prioritas Pemeliharaan jalan ini sangat

rumit karena melihat faktor-faktor yang belum

terdefinisi dengan jelas sehingga membutuhkan

waktu dan tenaga yang lebih banyak.Dan dengan

adanya sistem ini Dinas Kimpraswil bisa

menentukan prioritas pemeliharaan rutin jalan

secara objektif, cepat, dan tepat.

Penelitian ini diharapkan dapat

mengimplementasikan perangkat lunak dari

sistem pendukung keputusan (SPK) yang

berfungsi sebagai alat bantu bagi pemerintah

kota Bangkalan khususnya Dinas Kimpraswil

dalam mendukung suatu proses pengambilan

keputusan yang didasarkan pada kriteria

pendukung serta data pendukung yang menjadi

spesifikasi dalam pengambilan keputusan.

Salah satu metode untuk mendukung

sistem pengambilan keputusan tersebut adalah

dengan menggunakan metode A H P. Dengan

demikian, Sistem Pendukung Keputusan ini

diharapkan dapat membantu Pemerintah

khususnya Dinas Kimpraswil dalam

30 Bytes Vol 1 No 1, 2012

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

ada sehingga memperoleh hasil yang tepat dan

cepat.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

merupakan salah satu produk software yang

dikembangkan secara khusus untuk membantu

manajemen dalam proses pengambilan

keputusan. Tujuan SPK adalah sebagai second

opinion atau information sources sebagai bahan

pertimbangan seorang pimpinan sebelum

memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan

untuk SPK yang popular adalah dengan

menggunakan teknik simulasi yang interaktif,

sehingga diharapkan sistem ini dapat

merepresentasikan keadaan dunia nyata yang

sesungguhnya.

Lima karakteristik utama SPK :

Sistem yang berbasis komputer.

Dipergunakan untuk mengambil keputusan.

Untuk memecahkan masalah-masalah yang

rumit yang tidak dapat digunakan dengan

kalkulasi manual.

Melalui cara simulasi yang interaktif.

Komponen utamanya data dan model analisis.

Secara garis besar SPK dibangun oleh 3

komponen :

1. Database

Sistem Database adalah kumpulan semua

data baik data dasar maupun transaksi

sehari-hari.

2. Model Base

Adalah suatu model yang merepresentasikan

permasalahan ke dalam format kuantitatif.

3. Software System

Paduan dua komponen sebelumnya setelah

sebelumnya direpresentasikan ke dalam

bentuk model yang dimengerti oleh sistem

komputer.

a. Metode Analitic Hierarcy Process (AHP)

Proses Hierarki Analytik (AHP)

dikembangkan oleh Saaty (1993) dan

dipergunakan untuk menyelesaikan

permasalahan yang komplek atau tidak

berkerangka dimana data dan informasi statistik

dari masalah yang dihadapi sangat sedikit.

The analytical Hierarchy process (AHP)

adalah salah satu bentuk model pengambilan

keputusan dengan multiple criteria. Salah satu

kehandalan AHP adalah dapat melakukan

analisis secara simultan dan terintegrasi antara

parameter-parameter yang kualitatif atau bahkan

yang kuantitatif. Peralatan utama dari model ini

adalah sebuah hirarki fungsional dengan input

utamanya persepsi manusia. Suatu masalah yang

kompleks dan tidak terstruktur dipecah kedalam

kelompok-kelompoknya dan kelompok-

kelompok tersebut menjadi suatu bentuk hirarki.

Perbedaan antara model AHP dengan

pengambilan keputusan lainnya terletak pada

jenis input-nya. Model-model yang sudah ada

umumnya memakai input yang kuantitatif atau

berasal dari data sekunder. Otomatis model

tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif

pula.. Karena menggunakan input yang kualitatif

(persepsi manusia) maka model ini dapat juga

mengolah hal-hal kualitatif disamping hal-hal

yang kuantitatif. Jadi bisa dikatakan bahwa

model AHP adalah suatu model pengambilan

keputusan yang komprehensif, karena

memperhitungkan hal-hal kualitatif dan

kuantitatif sekaligus.

Kelebihan lain model AHP terletak pada

kemampuannya dalam memecahkan masalah

yang multi objectives dan multi criterias.

Secara umum prosedur AHP meliputi

hal-hal sebagai berikut:

Mendefinisikan struktur hierarki masalah

yang akan dipecahkan.

Memberikan pembobotan elemen-

elemen pada setiap level dari hierarki

Menghitung prioritas terbobot (weighted

priority)

Menampilkan urutan/ranking dari

alternatif-alternatif yang

dipertimbangkan.

Gambar 2. Flow chart Prosedur AHP

Identifikasi alternatif-alternatif yang akan

dievaluasi kriteria:

Mendefin

isikan

Struktur

Hieraki

Pembob

otan

elemen

Menghitu

ng

Prioritas

Terbobot

Mengur

utkan

Alternat

if

Bytes Vol 1 No 1, 2012 31

GOAL

Criteria A Criteria B Criteria C Criteria D

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Level I : Sasaran

Level II : Kriteia

Level III : Alternatif

Gambar 3. Struktur Hierarki

4. Pembahasan

a. Mendefinisikan struktur hierarki masalah

yang akan dipecahkan

GOAL

Criteria A Criteria B Criteria C Criteria D

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Level I : Sasaran

Level II : Kriteia

Level III : Alternatif

Gambar 3.1 struktur hirarki

1. Level I adalah sasaran yang akan dicapai,

dalam sistem ini, sasaran dalam sistem yang

akan dibuat adalah penentuan rutin & berkala

jalan Kabupaten.

2. Level II adalah kriteria – kriteria yang

diperlukan, misalnya dalam system ini

memerlukan kriteria Kondisi Jalan, Lintas

Harian Rata - rata, biaya pemeliharaan jalan,

dan letak strategis.

3. Level III adalah alternatif yang akan diseleksi

yaitu jalan kabupaten yang terletak di

Kabupaten Bangkalan.

3.2. Melakukan pembobotan elemen-elemen

pada setiap level hierarki

Dalam memberikan pembobotan dalam

sistem ini tidak membuat matriks

perbandingan tiap elemen, tetapi langsung

memberikan pembobotan kepada setiap

elemen.

3.2.1. Pembobotan Kriteria

Proses pembobotan setiap kriteria diberi

nilai antara 1 sampai 100. Nilai total bobot

kriteria untuk setiap jalan harus berjumlah

100. Misalkan, diasumsikan ada empat

macam kriteria, yaitu;

a) Kondisi Jalan

b) Letak Srategis

c) Lintas Harian Rata - rata

d) Biaya Pemeliharaan

1.1 Pembobotan Kriteria untuk Pemeliharaan

Rutin

Tabel 3.1. Pembobotan kriteria pemeliharaan

rutin

Nama Kriteria Bobot

Kondisi Jalan 30

Letak Strategis 20

Lintas Harian Rata - rata 20

Biaya pemeliharaan 30

Total 100

1.2 Pembobotan kriteria untuk Pemeliharaan

Berkala

Tabel 3.2. Pembobotan kriteria pemeliharaan

berkala

Nama Kriteria Bobot

Kondisi Jalan 50

Letak Strategis 10

Lintas Harian Rata - rata 10

Biaya pemeliharaan 30

Total 100

3.2.2. Pembobotan Sub Kriteria

Setiap kriteria memiliki suatu sub

kriteria tertentu yang berhubungan dengan

kriteria bersangkutan. Untuk proses

pemberian nilai setiap sub kriteria dimulai

dari 1 sampai 100. Untuk sub kriteria yang

hanya dimiliki satu kali oleh jalan dapat

diberi bobot 100.dan untuk sub kriteria yang

bisa dimiliki lebih dari satu sub kriteria,

dapat diberi bobot 1 sampai 100. Tetapi

jumlah bobot semua sub kriteria dari bobot

pada setiap sub kriteria dilihat dari segi

kerumitan, tanggung jawab, atau nilai lebih

dari sub kriteria.

32 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Contoh;

1.3 Kriteria Kondisi Jalan

Contoh pembobotan sub kriteria dari

kriteria Kondisi Jalan :

Tabel 3.3. Pembobotan subkriteria Kondisi Jalan

Nama Sub Kriteria Bobot

Baik 30

Rusak Ringan 70

Total 100

1.4 Kriteria Letak Strategis

Contoh pembobotan subkriteria dari

kriteria Letak Strategis :

Tabel 3.4. Pembobotan subkriteria Letak

Strategis

Nama Sub Kriteria Bobot

Kawasan yang

didukung

40

Jumlah Penduduk 60

Total 100

1.5 Kriteria Lintas Harian Rata – rata

Kriteria Lintas Harian Rata - rata

mempunyai skor 100 dengan range :

a) 25 - 300

b) 301 - 600

c) 601 - ≤

1.6 Kriteria Biaya pemeliharaan

Kriteria biaya mempunyai skor 100

dengan range :

a) 201 juta – ≤

b) 101 juta – 200 juta

c) 50 juta – 100 juta

Range

Setiap sub kriteria memiliki range

tertentu dan memiliki skor dari setiap level

range. Nilai yang lebih tinggi atau lebih

banyak, maka skornya tambah tinggi. Skor

range inilah yang akan dihitung sesuai sub

kriteria yang dimiliki setiap jalan.

Tabel 3.5 Range Kriteria Sub Kriteria Range

Nama Bobot Minimal Maksi

mal

Skor

Kondisi Baik 30 0,00 3,00 0.2

Jalan 3,01 6,00 0.3

6,01 ≤ 0.5

Rusak 70 0,00 3,00 0.2

Ringan 3,01 6,00 0.3

6,01 ≤ 0.5

Letak Kawasan 40 Tertinggal 0.3

Strategis Didukun

g

Andalan 0.7

Jumlah 60 1000 2000 0.2

Pendudu

k

2001 4000 0.3

4001 ≤ 0.5

Lintas LHR 100 25 300 0.1

Harian 301 600 0.3

Rata–

rata

601 ≤ 0.6

Biaya Biaya 100 201 juta ≤ 0.2

Pemel 101 juta 200 jt 0.3

50 juta 100 jt 0.5

3. Menghitung Prioritas Terbobot

Untuk melakukan penghitungan nilai

setiap kriteria yang dimiliki jalan, maka

dilakukan penghitungan dengan cara sebagai

berikut :

1. Kalikan skor masing-masing range yang

dimiliki jalan dengan bobot subkriteria.

2. Jumlahkan hasil perkalian tersebut sesuai

masing-masing sub kriteria.

3. Jumlah masing-masing sub kriteria

dikalikan dengan persentase kriteria dari

jalan.

4. Jumlahkan semua hasil perkalian tesebut,

sehingga menjadi skor akhir dari jalan

contoh :

Jalan X mempunyai Kondisi =

Baik = 5,32

Rusak Ringan = 1,33

Letak Strategis =

Kawasan yang didukung = Tertinggal

Jumlah Penduduk = 2.500

Lintas Harian Rata – rata = 125,00

Biaya Pemeliharaan = 165.000.000,00

Untuk menghitung skor Jalan X tersebut

adalah ;

Bytes Vol 1 No 1, 2012 33

Perhitungan untuk pemeliharaan rutin

o Kriteria Kondisi Jalan

Skor Kondisi baik = Bobot baik x skor

range

= 30 x 0.3 = 9

Skor Kondisi Rusak ringan = Bobot Ringan

x Skor range

= 70 x 0.2 = 14

Jumlah Skor Sub kriteria Kondisi Jalan =

Skor baik + Skor rusak ringan

Jumlah skor sub kriteria Kondisi Jalan

= 9 + 14 =23

Skor kriteria Kondisi Jalan = (KTKJ) x

bobot kriteria Kondisi Jalan

= 23 x 30 = 690

o Kriteria Lintas Harian Rata – rata

Lintas Harian Rata - rata = 125,00

Skor Lintas Harian Rata - rata = bobot

Lintas Harian Rata - rata x skor range

= 0.1 x 100 = 10

Jumlah skor sub kriteria Lintas Harian Rata

- rata(LHR) = 10

Skor kriteria Lintas Harian Rata - rata =

(LHR) x bobot kriteria Lintas Harian Rata -

rata

= 10 x 20 = 200

o Kriteria Letak Strategis

Kawasan yang didukung = tertinggal

Skor kawasan yang di dukung = bobot

Kawasan x skor range

= 40 x 0.3 = 12

Jumlah penduduk = 2.500

Skor Jumlah penduduk = bobot J P x Skor

range

= 60 x 0.3 = 18

Skor kriteria letak strategis = bobot kriteria

letak strategis x ∑ skor sub kriteria

= 20 x 30 = 600

o Kriteria Biaya pemeliharaan

Biaya = 165 juta

Skor Biaya = bobot Biaya x skor range

= 0.3 x 100 = 30

Jumlah skor sub kriteria Biaya(BIY) = 30

Skor kriteria Biaya = (BIY) x bobot kriteria

Biaya

= 30 x 30 = 900

Total Skor Jalan X

= 690 + 200 + 600 + 900 =2390

Perhitungan untuk pemeliharaan berkala

o Kriteria Kondisi Jalan

Skor Kondisi baik = Bobot baik x skor range

= 30 x 0.3 = 9

Skor Kondisi Rusak ringan = Bobot Ringan

x Skor range

= 70 x 0.2 = 14

Jumlah Skor Sub kriteria Kondisi Jalan =

Skor baik + Skor rusak ringan

Jumlah skor sub kriteria Kondisi Jalan

= 9 + 14 = 23

Skor kriteria Kondisi Jalan = (KTKJ) x

bobot kriteria Kondisi Jalan

= 23 x 50 = 1150

o Kriteria Lintas Harian Rata – rata

Lintas Harian Rata - rata = 125,00

Skor Lintas Harian Rata - rata = bobot

Lintas Harian Rata - rata x skor range

= 0.1 x 100 = 10

Jumlah skor sub kriteria Lintas Harian Rata -

rata(KVLL) = 10

Skor kriteria Lintas Harian Rata - rata =

(KVLL) x bobot kriteria Lintas Harian Rata

- rata

= 10 x 10 = 100

o Kriteria Letak Strategis

Kawasan yang didukung = tertinggal

Skor kawasan yang di dukung = bobot

Kawasan x skor range

= 40 x 0.3 = 12

Jumlah penduduk = 2.500

Skor Jumlah penduduk = bobot J P x Skor

range

= 60 x 0.3 = 18

Skor kriteria letak strategis = bobot kriteria

letak strategis x ∑ skor sub kriteria

= 10 x 30 =300

34 Bytes Vol 1 No 1, 2012

o Kriteria Biaya pemeliharaan

Biaya = 165 juta

Skor Biaya = bobot Biaya x skor range

= 0.3 x 100 = 30

Jumlah skor sub kriteria Biaya(BIY) = 30

Skor kriteria Biaya = (BIY) x bobot kriteria

Biaya

= 30 x 30 = 900

Total Skor Jalan X = 1150 + 100 + 300 +

900 =2450

4. Menampilkan Ranking dari Alternatif

Setelah semua skor jalan telah di hitung,

maka proses selanjutnya adalah proses

penentuan. Proses penentuan ini dilakukan

dengan cara membandingkan antara skor

perhitungan rutin dan skor perhitungan

berkala.Dan keputusan ditentukan dengan

perolehan skor tertinggi dari perbandingan

antara skor rutin dan berkala.

5. Penutup

Setelah kita melakukan desain sistem

dan pengimplementasi pemograman

terhadap Sistem Pendukung Keputusan

Penentuan Pemeliharaan Rutin & Berkala

jalan Kabupaten Berbasis Spasial , dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai bahan

evaluasi dalam pengembangan sistem ini dan

beberapa saran untuk pengembangan –

pengembangan sistem selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam

penelitian ini adalah :

1. Data yang telah dimasukkan akan diolah

oleh sistem menggunakan Pendekatan

AHP dibantu Sistem Informasi

Geografis sehingga dapat menghasilkan

output berupa pengelompokan Data

Pemeliharaan Rutin & Berkala Jalan

Kabuapten.

2. Dalam penentuan Pemeliharaan sistem

ini memiliki empat kriteria yaitu :

Kondisi Jalan, Letak Strategis, Lintas

Harian Rata – rata, dan Biaya

Pemeliharaan. Variable dalam sistem ini

bersifat dinamis sehingga variable dapat

ditambahkan sesuai kebutuhan Instansi.

3. Penentuan Pemeliharaan Jalan

menggunakan metode Pendekatan AHP

lebih objektif karena tidak memakai

unsur manusia dalam pengambilan

keputusan,

4. Sistem aplikasi ini tidak bersifat

menggantikan Kepala Dinas dalam

menentukan keputusan akan tetapi

bersifat membantu Kepala Dinas dalam

pengambilan keputusan penentuan

Pemeliharaan Rutin & Berkala Jalan

Kabupaten dalam menentukan jalan

mana yang akan dipelihara terlebih

dahulu.

5.2. Saran

Adapun saran untuk pengembangan penelitian

selanjutnya adalah :

1. Sistem apliksi yang dibuat ini dapat

dikembangkan untuk Penentuan objek

lain

2. Untuk Pengembangan juga dapat

menentukan prioritas untuk setiap jenis

pemeliharaan.

6. Daftar Pustaka :

[1] Baja, S., 2002 Informatika Pertanian volume

11, Aplikasi Sistem Informasi Geografi

[2] Kurniawan. 2005. Hand Out Mata Kuliah

Sistem Pendukung Keputusan

[3] Latif,M. 2006. Perancangan dan Pembuatan

Perangkat Lunak Sistem Pendukung

Keputusan Seleksi Pemohon Beasiswa

dengan Pendekatan Metode AHP

[4] M. Ramli dan Sumbangan Baja, 2005

Informatika pertanian volume 14, Aplikasi

Fuzzy Set berbasis system Informasi

[5] Suryadi,Kadarsah, Dr.Ir.and Ir.M.Ali

Ramdhani, MT 2000. Sistem Pendukung

Keputusan. PT Remaja Rosdakarya.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 35

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI SLTPN 1

AMPELGADING MENGGUNAKAN SQL SERVER 2000

Yosep Agus Pranoto

Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang,

[email protected]

Abstrak

Instansi Sekolah terdiri dari unsur yang saling terkait, serta terdapat banyak kegiatan yang

dalam pelaksanaannya harus diatur dan dikontrol. Informasi pada suatu saat dibutuhkan secara

cepat dan akurat. Pengolahan sistem informasi secara manual tidak akan bisa mencapai hal tersebut.

Oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem informasi berbasiskan komputer

Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, maka sistem informasi dapat

dikembangkan lagi secara jaringan. Hal ini sangat relevan dengan keberadaan instansi sekolah yang

terdiri dari berbagai unsur dan kegiatan yang saling terkait. Dalam sistem ini terdapat sebuah server

database yang diakses oleh beberapa klien. Server database menggunakan SQL Server 2000 serta,

serta aplikasi dibangun menggunakan Delphi. Dengan menerapkan sistem ini, maka sistem informasi

dapat didistribusikan pada masing – masing unit yang ada di sekolah dan ini akan berdampak

terhadap peningkatan kinerja.

Kata Kunci : Sistem informasi, SQL Server 2000, Delphi.

1. Pendahuluan

Instansi sekolah terdiri dari unit yang

saling terkait serta berbagai kegiatan, untuk itu

harus dilakukan manajemen yang baik. semua

unit dan kegiatan harus didata dan dikelola

dengan baik, agar mudah untuk dikontrol dan

dikendalikan.

Data tersebut suatu saat diperlukan secara

cepat dan akurat. Pengelolaan data yang kurang

baik akan mengurangi kinerja dari lembaga

pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai hal

tersebut, maka semua data itu harus terintegrasi

dan perlu dibuat suatu sistem informasi.

Pada kenyataan di lapangan data–data

penting tersebut masih disimpan secara manual

pada buku ataupun ditulis pada papan–papan

data. Hal ini menimbulkan kesulitan apabila

diperlukan suatu informasi secara cepat dan

akurat. Kesulitan lain yang mungkin terjadi

adalah jika terjadi perubahan data, maka pihak

sekolah harus mencari serta menulis ulang data

tersebut.

Dari fenomena diatas, perlu dikembangkan

suatu sistem informasi berbasiskan komputer.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi didefinisikan oleh Robert

A. Leitch / roscoe Davis yang dikutip oleh

Jogianto (2001) sebagai berikut :

‘Sistem informasi adalah suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan

transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi

dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-

laporan yang diperlukan’[1].

Pada umumnya, sistem informasi memiliki

beberapa tujuan, antara lain :

a) Menyajikan informasi guna pengambilan

keputusan, hal ini menyangkut pemakai

internal dan eksternal.

b) Menyajikan informasi guna mendukung

informasi harian, dalam hal ini menyangkut

pemakai internal.

c) Menyajikan informasi berkenaan dengan

kepengurusan, hanya menyangkut pemakai

eksternal.

2.2 Sistem Pelaporan

Semua sistem informasi memiliki

kemampuan pelaporan dan laporan harus

dirancang agar sesuai dengan bentuk tertentu.

Prinsip pelaporan :

1. Laporan harus menonjolkan informasi

terpenting

36 Bytes Vol 1 No 1, 2012

2. Harus seringkas mungkin

3. Harus disediakan dukungan

4. Setiap laporan harus berformat keputusan

5. Terstruktur untuk melaporkan suatu

kinerja.

2.3 Basis Data

Menurut Jogiyanto (2003) Basis Data

didefinisikan sebagai kumpulan dari data yang

saling berhubungan satu dengan yang lainnya,

tersimpan di perangkat keras komputer, dan

digunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya. [2]

Dari definisi ini, terdapat

tiga hal yang berhubungan dengan basis data,

yaitu sebagai berikut ini :

a. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam

bentuk basis data (data base).

b. Simpanan permanen untuk menyimpan

basis data tersebut..

c. Perangkat lunak untuk memanipulasi basis

datanya.

2.4 Data flow diagram (DFD)

Adalah suatu model diagram yang

menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja

antar fungsi yang berhubungan satu sama lain

dengan proses serta penyimpanan dan aliran

data. DFD sering digunakan untuk

menggambarkan sistem yang telah ada atau

sistem yang baru yang akan dikembangkan

secara logika tanpa mempertimbangkan

lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir

atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan

disimpan. Ada 4 komponen dalam model

DFD,yaitu

Tabel 1

Komponen DFD

KOMPONEN SIMBOL

Entitas luar

Arus data

Proses

Penyimpanan data

2.5 Entity-relationship diagram (ERD)

Merupakan konsep pemodelan

menggambarkan struktur data dan hubungan

antar entitas sebagai pembentuk sistem. ERD

digunakan untuk memodelkan struktur data dan

hubungan antar data yang relative kompleks.

Melalui ERD dapat digunakan untuk menjawab

pertanyaan seperti data apa yang diperlukan

atau bagaimana data yang satu berhubungan

dengan data yang lain. ERD menggunakan

beberapa symbol untuk menggambarkan

struktur dan hubungan antar data. Simbol -

simbol yang digunakan diantaranya

(Fatansyah,1999) :

1. Persegi panjang yang menyatakan entitas

Entitas adalah suatu objek yang dapat

didefinisikan dalam lingkungan pemakai.

2. Lingkaran elips yang menyatakan atribut

Atribut digunakan untuk mendeskripsikan

karakteristik (sifat2 khas) yang melekat pada

sebuah entitas.

3. Belah ketupat yang menyatakan relasi

Relasi menunjukkan adanya hubungan antar

entitas dalam sistem.[3]

2.6 Prosedure dan Teknik Pengolahan

Sekolah

Bagan 1. Struktur organisasi sekolah

Pengolahan administrasi di sekolah terdiri

dari :

1. Pengelolaan Administrasi Kesiswaan

2. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian

3 Pengelolaan Administrasi Kurikulum

4 Pengolahan Administrasi Sarana Prasarana

5 Pengolahan Administrasi Keuangan

6 Pengelahan Administrasi Perpustakaan

7. Pengelolaan Administrasi Tata Usaha

8. Administrasi Hubungan Sekolah dan

Masyarakat

Nama

proses

Penyimpanan

data

Nama entitas

Bytes Vol 1 No 1, 2012 37

2.7 SQL Server 2000

MS SQL Server adalah salah satu produk

Relational Database Management System

(RDBMS) populer saat ini. Fungsi utamanya

adalah sebagai database server yang mengatur

semua proses penyimpanan data dan transaksi

suatu aplikasi[4]

. Ada 3 interface utama saat

Anda bekerja dengan SQL Server:

1. Enterprise Manager

2. Query Analyzer

3. Service Manager

2.8 Delphi 7

Delphi adalah sebuah perangkat lunak

(bahasa pemrograman) untuk membuat

program / aplikasi komputer berbasis windows.

Delphi merupakan bahasa pemograman

berbasis objek, artinya semua komponen yang

ada merupakan objek-objek. Ciri sebuah objek

adalah memiliki nama, properti dan

method/procedure[5]

. Delphi disebut juga visual

programming artinya komponen-komponen

yang ada tidak hanya berupa teks (yang

sebenarnya program kecil) tetapi muncul

berupa gambar-gambar.

2.8.1 Akses Database

Teknologi pengaksesan database yang ada

di Delphi :

Borland Database Engine (BDE)

BDE adalah teknologi yang dikeluarkan

oleh Borland. BDE berasal dari paradox,

kemudian diperluas oleh Borland untuk

mendukung banyak SQL Server dan

database local sebelum Delphi ada.

ActiveX Data Object (ADO)

ADO yang merupakan singkatan dari

ActiveX Data Object adalah antar muka

tingkat tinggi yang digunakan untuk

mengakses data base dari Microsoft. ADO

diimplementasikan pada teknologi OLE DB

Data Access Microsoft yang menyediakan

akses ke database relational maupun

database nonrelational, termasuk email , file

system dan file lainnya.

dbExpress Library

InterBase Express (IBX)

Delphi menyertakan pula komponen –

komponen untuk mengakses produknya yang

gratis dan open source, yaitu Interbase

Server. Jika anda berencana untuk

menggunakan Interbase sebagai back – end,

anda dapat memperoleh kinerja yang baik

dan kemungkinan memelihara server dari

aplikasi client jika anda menggunakan

komponen khusus Interbase.

2.8.2 Rave Report

Rave Report adalah tools untuk pembuatan

report dan termasuk dalam fitur baru yang

diproduksi Nevrona Design untuk Delphi 7.

Tidak seperti Quick Report, Rave Report

mempunyai tool sendiri untuk merancang

report. Jika pada Quick Report kita merancang

report dalam lingkungan IDE Dephi, pada Rave

Report ada tools sendiri untuk merancang

report, yaitu Rave Designer. Hasil report

tersebut disimpan dalam suatu file report. Kita

dapat memanggilnya dari Delphi dengan

komponen – komponen yang ada pada page

Rave di component pallete Delphi.

3. Metodologi Penelitian

3.1 Metode Pengumpulan Data

Data merupakan sumber atau bahan mentah

yang sangat berharga bagi proses menghasilkan

informasi. Oleh sebab itu dalam pengambilan

data perlu dilakukan penanganan secara cermat

dan hati–hati, sehingga data yang diperoleh

dapat bermanfaat dan berkualitas, maka yang

harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan

mengamati secara langsung dan mencatat

secara sistematis terhadap obyek masalah.

b. Wawancara / Interview

Teknik pengumpulan data dengan

mengadakan komunikasi langsung dengan

pimpinan atau pegawai perusahaan / instansi.

c. Studi Pustaka

Pengumpulan data dilakukan dengan

mencari bahan–bahan kepustakaan sebagai

landasan teori yang ada hubunganya dengan

permasalahan yang dijadikan obyek penelitian.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode Penelitian yang dipakai adalah

System Development Life Cycle (SDLC) yaitu

proses yang digunakan oleh analis sistem untuk

38 Bytes Vol 1 No 1, 2012

mengembangkan sistem informasi mulai dari

penentuan kebutuhan, perancangan, validasi

sampai pelatihan dan penyerahan pada

kosumen.

Adapun tahap–tahapnya adalah sebagai

berikut:

a. Planning

Tahapan ini meliputi proses perencanaan

pembuatan perangkat lunak berdasarkan dari

gambaran proses bisnis yang ada pada klien.

b. Analysis

Dalam tahapan ini, peneliti akan

melakukan analisis terhadap permasalahan

yang dihadapi oleh klien, analisis terhadap

proses bisnis klien, dan kemudian mengajukan

sebuah solusi yang dapat mengatasi persoalan

tersebut.

c. Design

Pada tahapan ini, peneliti akan

melakukan pemetaan dari hasil analisis menjadi

sebuah rancangan sebagai landasan dalam

proses implementasi.

d. Implementation

Dalam tahapan ini, peneliti akan

membuat program dengan mengacu kepada

hasil perancangan yang telah dibuat.

e. Testing

Tahapan ini berguna untuk memeriksa

apakah perangkat lunak tersebut telah

memenuhi semua persyaratan yang telah

ditentukan, dan apakah perangkat lunak

tersebut telah “bebas” dari semua kesalahan

yang dapat mengganggu kinerja sistem.

4. Implementasi dan Hasil Pengujian

4.1 Implementasi Sistem

4.1.1 Koneksi Database

Program ini dibuat menggunakan Delphi 7

dan SQL Server 2000. Pada program ini

dilengkapi dengan fitur setting database,

sehingga dapat dijalankan baik secara

standalone maupun dalam network. Koneksi

database dengan aplikasi menggunakan

ADOconnection. Proses setting database

dilakukan dengan menuliskan properti

ADOconnection ke dalam file bernama

setdatabase.ini, sehingga pada saat melakukan

koneksi, program akan melakukan pembacaan

ke file tersebut. Komponen ADOConnection ini

disimpan pada data module.

Pada gambar 1 di bawah merupakan form

untuk melakukan setting database. Pada form

ini terdapat pilihan untuk setting database

secara lokal maupun network.

Gambar 1. Form setting Database

procedure Tfrmdatabase.tulisfileinilokal;

var

Namakomp,Namadb,ProviderPath,username,

password:string;

FileIni : TIniFile;

begin

GStack:=TidStack.CreateStack;

Namakomp:=GStack.WSGetHostName;

Namadb:=edindatabase.Text;

ProviderPath:='Provider=SQLOLEDB.1;

Persist' +

'Security Info=True;'+

'Initial Catalog='+

Namadb + ';' +

'Data Source='+

Namakomp;

FileIni:=TIniFile.Create(ExtractFilePath

(Application.ExeName)

+

'setdatabase.ini');

FileIni.WriteString('koneksi','CN',

ProviderPath);

username := edinuser.Text;

password := edinpass.Text;

FileIni.WriteString('koneksi','namauser',

username);

FileIni.WriteString('koneksi','password',

password);

end;

Bytes Vol 1 No 1, 2012 39

Kode di atas adalah script program untuk

melakukan setting database secara lokal.

Sedangkan kode program untuk melakukan

setting database secara network yaitu :

procedure Tfrmdatabase.tulisfileiniremote;

var

Namakomp,Namadb,ProviderPath,username,

password:string;

FileIni : TIniFile;

begin

Namakomp:=edinputip.Text;

Namadb:=edindatabase.Text;

ProviderPath:='Provider=SQLOLEDB.1;

Persist' +

'Security Info=True;'+

'Initial Catalog='+

Namadb + ';' +

'Data Source='+

Namakomp;

FileIni:=TIniFile.Create(ExtractFilePath

(Application.ExeName)

+

'setdatabase.ini');

FileIni.WriteString('koneksi','CN',

ProviderPath);

username := edinuser.Text;

password := edinpass.Text;

FileIni.WriteString('koneksi','namauser',

username);

FileIni.WriteString('koneksi','password',

password);

end;

Untuk melakukan koneksi ke database akan

dilakukan pembacaan ke file setdatabase.ini.

Berikut adalah kode programnya

procedure TDM.openADOConnection1;

var

UserName, Password : String;

FileIni : TIniFile;

begin

FileIni := TIniFile.Create(Extractfilepath

(application.ExeName)

+'setdatabase.ini');

ADOConnection1.Connected:=false;

ProviderPath :=

'Provider=SQLOLEDB.1;Password=a;

Persist Security Info=True;User ID=sa;Initial

Catalog=SEKOLAH;Data Source=KOMP1';

ADOConnection1.IsolationLevel :=

ilReadCommitted;

ProviderPath :=

FileIni.ReadString('koneksi','CN',

ProviderPath);

UserName :=

FileIni.ReadString('koneksi','namauser',

username);

Password :=

FileIni.ReadString('koneksi','password',

password);

ADOConnection1.ConnectionString :=

ProviderPath;

ADOConnection1.Open(Username,

Password);

FileIni.Free;

end;

Selanjutnya yaitu penggunaan ADOQuery

untuk melakukan proses insert, update,

searching dan delete. Sebagai contoh pada

form biodata siswa berikut :

Gambar 2. Form biodata siswa

Untuk melakukan proses insert, update,

searching dan delete, kode program

ditempatkan pada unit_datasiswa, pada unit

tersebut dibuat class function dan

dikelompokkan menurut nama tabel dalam

bentuk class. Unit ini juga digunakan pada

form – form lain yang menggunakan fungsi –

fungsi yang berkaitan dengan data siswa.

Berikut kode program pada unit_datasiswa.

40 Bytes Vol 1 No 1, 2012

unit Unit_datasiswa;

interface

uses

windows, sysutils, dialogs,GRIDS,

ADODB, DB, Graphics;

type

// ========= Resulttype =============

TResulttype1 = (Failed, Successfull);

TResulttype2 = (Found, NotFound);

//========== siswa type ===========

TSavebiodatasiswa = TResulttype1;

TCarinis_biodatasiswa = TResulttype2;

siswa = class

class function Savebiodatasiswa(NIS,

TEMPAT_LAHIR : STRING;

TANGGAL_LAHIR : TDateTime ;

AGAMA, STATUS_KELUARGA,

ANAK_KE, ALAMAT_SISWA, TELEPON,

DITERIMA_KELAS : STRING ;

TANGGAL_TERIMA :

TDateTime):TSavebiodatasiswa;

class function Carinis_biodatasiswa(NIS :

STRING):TCarinis_biodatasiswa;

implementation

uses datamodul;

class function siswa.Savebiodatasiswa(NIS,

TEMPAT_LAHIR : STRING;

TANGGAL_LAHIR : TDateTime ;

AGAMA, STATUS_KELUARGA,

ANAK_KE, ALAMAT_SISWA, TELEPON,

DITERIMA_KELAS : STRING ;

TANGGAL_TERIMA :

TDateTime):TSavebiodatasiswa;

begin

result := Failed;

try

DM.ADOConnection1.BeginTrans;

with dm.ADOQuery1 do

begin

Active := false;

sql.Text:= 'insert into

BIO_DATA_SISWA values (' +

QuotedStr(NIS) + ',' +

QuotedStr(TEMPAT_LAHIR) + ',' +

QuotedStr(DATETOSTR(TANGGAL_LAH

IR)) + ',' +

QuotedStr(AGAMA) + ',' +

QuotedStr(STATUS_KELUARGA) + ',' +

QuotedStr(ANAK_KE) + ',' +

QuotedStr(ALAMAT_SISWA) + ',' +

QuotedStr(TELEPON) + ',' +

QuotedStr(DITERIMA_KELAS) + ',' +

QuotedStr(DATETOSTR(TANGGAL_TERI

MA)) + ')';

ExecSQL;

end;

DM.ADOConnection1.CommitTrans;

Result := Successfull;

except

DM.ADOConnection1.RollbackTrans;

end;

end;

class function

siswa.Carinis_biodatasiswa(NIS :

STRING):TCarinis_biodatasiswa;

begin

Result := NotFound ;

try

DM.ADOConnection1.BeginTrans;

with DM.ADOQuery1 do

begin

Active := false ;

SQL.Text := 'SELECT * FROM

BIO_DATA_SISWA WHERE NIS =' +

QuotedStr(NIS);

Active := true ;

end;

if DM.ADOQuery1.RecordCount <> 0 then

Result := Found ;

DM.ADOConnection1.CommitTrans;

except

DM.ADOConnection1.RollbackTrans;

end;

end;

Action Script tombol simpan pada form

Biodata siswa yaitu :

procedure

Tfrmbiodatasiswa.btnsimpanClick(Sender:

TObject);

begin

if tag = 0 then

begin

if ednis.Text = '' then

begin

MessageDlg(' NIS Masih Kosong ',

mtInformation, [mbOK],0);

Bytes Vol 1 No 1, 2012 41

ednis.SetFocus;

end

else

if

siswa.Carinis_biodatasiswa(ednis.Text)=foun

d then

begin

MessageDlg('Siswa sudah ada',

mtInformation, [mbOK],0);

ednis.SetFocus;

end

else

if

siswa.Savebiodatasiswa(ednis.Text,edtmplah

ir.Text,DateTimePicker1.Date,cmbagama.Te

xt,

cmbstatus.Text,edanak.Text,memo1.Text,edt

elp.Text,cmbkls.Text,DateTimePicker2.Date)

=Successfull then

begin

MessageDlg(' Data sudah tersimpan ',

mtInformation, [mbOK],0);

adoquery3.Close;

adoquery3.Open;

end

else

begin

MessageDlg(' Data gagal disimpan ',

mtInformation, [mbOK],0);

end;

end;

if tag = 1 then

begin

if ednis.Text='' then

begin

MessageDlg('NIS masih kosong',

mtInformation, [mbOK],0);

ednis.SetFocus;

end

else

if

siswa.Update_biodatasiswa(ednis.Text,edtmp

lahir.Text,DateTimePicker1.Date,cmbagama.

Text,

cmbstatus.Text,edanak.Text,memo1.Text,edt

elp.Text,cmbkls.Text,DateTimePicker2.Date)

=Successfull then

begin

MessageDlg(' Update Sukses ',

mtInformation, [mbOK],0);

adoquery3.Close;

adoquery3.Open;

end

else

begin

MessageDlg(' Update Gagal ',

mtInformation, [mbOK],0);

end;

end;

end;

4.1.2 Conceptual Data Model (CDM)

Pada gambar di bawah ini digambarkan

hubungan antar atribut oleh masing-masing

entitas pada sistem ini.

CDM Pendaftaran Siswa

Gambar 3 CDM Proses Pendaftaran Siswa

CDM Proses Belajar Mengajar

Gambar 4 CDM Proses Belajar Mengajar

42 Bytes Vol 1 No 1, 2012

CDM Perpustakaan

Gambar 5 CDM Proses Perpustakaan

CDM Ekstrakurikuler

Gambar 6 CDM Ekstrakurikuler

Proses Pelanggaran Siswa

Gambar 7 CDM Proses Pelanggaran Siswa

Proses Pembayaran SPP

Gambar 8 CDM Proses Pembayaran SPP

Proses Pengaturan Gaji Pegawai

Honorer

Gambar 9 CDM Proses Pengaturan Gaji

Pegawai Honorer

Proses User Management

Gambar 10 CDM Proses User Management

Keuangan Sekolah

Gambar 11 CDM Keuangan Sekolah

Bytes Vol 1 No 1, 2012 43

4.2 Hasil Pengujian

Sistem informasi dibuat dengan

menggunakan Delphi dengan database SQL

Server 2000. Berikut adalah penggunaan dan

hasil pengujian sistem yang telah dibuat.

4.2.1 Form Login

Form login ini bertujuan untuk memastikan

user yang mengakses aplikasi dan Kapasitas

pengaksesan terhadap aplikasi sesuai dengan

hak akses yang diatur oleh administrator.

Gambar 12 Form Login

4.2.2 Form Pengisian Bio Data Siswa

Form ini digunakan untuk pengisian bio data

siswa. Informasi ini digunakan sebagai data

pengisian lembar identitas pada raport.

Gambar 13 Form Pengisian Bio Data Siswa

4.2.3 Form Input Ekstrakurikuler

Digunakan untuk memasukkan jenis – jenis

ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

Gambar 13 Form input ekskul

4.2.4 Form Pelanggaran Siswa

Form ini digunakan untuk mengolah

pelanggaran siswa.

Gambar 14 Form input pelanggaran Siswa

Pada gambar 14 ditunjukkan proses input

pelanggaran siswa dengan NIS 0001 kelas 1A

pada tahun ajaran 2009/2010

Gambar 15 Surat Pelanggaran Siswa

4.2.5 Form Entry Data Kepegawaian

Form ini digunakan untuk mengolah data

yang berhubungan dengan pegawai, antara lain

termasuk proses pengangkatan menjadi PNS,

proses kenaikan pangkat maupun proses

perubahan biodata.

Gambar 16 Form input Bio Data Guru

44 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Gambar 17 Katalog Pegawai

4.2.6 Form Entry Unit Sekolah

Form ini digunakan untuk memasukkan

setiap unit yang terdapat di Sekolah.

Gambar 18 Form Pengisian Unit Sekolah

4.2.7 Form Atur Gaji Honorer

Form ini digunakan untuk proses

pengaturan gaji pegawai Non PNS sebelum

melakukan transaksi pembayaran.

Gambar 19 Form Pengisian Unit Sekolah

4.2.8 Form Entry Mata Pelajaran

Form ini digunakan untuk memasukkan

mata pelajaran yang akan diajarkan kepada

siswa pada tiap semester

Gambar 20 Form Input Mata Pelajaran

4.2.9 Form Entry Jadwal Pelajaran

Proses dalam form ini adalah penyusunan

jadwal pelajaran.

Gambar 21 Form Input Jadwal Pelajaran

4.2.10 Form Lihat Jadwal Pelajaran

Form ini berisikan pencarian dan

pencetakan jadwal pelajaran sekolah sesuai

kriteria tertentu yang ditentukan.

Gambar 22 Form Pencarian dan Cetak Jadwal

Pelajaran

Bytes Vol 1 No 1, 2012 45

4.2.11 Form Nilai UTS / UAS

Form ini berisikan proses entry nilai UTS,

UAS, Penghitungan Nilai Akhir Raport dan

Pencetakan Raport Siswa.

Gambar 23 Form entry nilai UTS/UA

Gambar 24 Form Proses Penghitungan Nilai

Raport

Gambar 25 Raport Siswa

4.2.12 Form Setting Database

Form ini digunakan untuk mengatur

koneksi antara aplikasi dengan database server,

baik secara lokal maupun jaringan.

Gambar 26 Setting Database

5 Form Group User

Form ini untuk membuat user aplikasi,

group user dan pengaturan hak akses tiap – tiap

group.

Gambar 27 Input User Aplikasi

Gambar 28 Input Group User

Gambar 29 Atur Hak Akses Group

46 Bytes Vol 1 No 1, 2012

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Implementasi dan Pengujian

Sistem Informasi Sekolah, Maka dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Dengan adanya sistem ini, maka informasi

dapat diakses dan diolah secara

terdistribusi.

2. Username dan Password diberikan oleh

administrator sistem.

3. Pengaksesan masing – masing user hanya

sebatas hak akses yang diberikan oleh

administrator sehingga keamanan data

dapat lebih terjaga.

4. Nilai siswa yang dapat diolah oleh sistem

ini hanya nilai UTS, UAS dan Nilai Akhir

Raport.

5. Report yang lebih fleksibel karena dapat

diatur sesuai dengan kriteria yang

ditentukan oleh user.

5.2 Saran

Dalam perencanaan dan pembuatan

aplikasi ini terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pengembangan lebih lanjut

yaitu :

1. Proses maintenance dan update sistem

harus selalu dilakukan agar sesuai dengan

kondisi yang ada dilapangan. Hal ini

dikarenakan perkembangan dari sistem

sekolah.

2. Untuk pengembangan lebih lanjut, sistem

dapat dikembangkan menjadi aplikasi

webbase ( berbasis web).

3. Proses backup database harus senantiasa

dilakukan, agar sistem dapat direstore jika

terjadi error.

4. Usahakan sumber daya yang cukup untuk

database server.

6. Daftar Pustaka

[1] Komputer, Wahana, Membuat Program

Kreatif dan Profesional dengan Delphi, PT

Elex Media Komputindo, 2005, Jakarta

[2] Indriyawan, eko, Meningkatkan

Kemampuan Database Menggunakan

Delphi dan MSSQL Server, Andi, 2006,

Yogyakarta

[3] Tosin, rijanto dan Putra, indra eka, Cara

Mudah Belajar Microsoft Access 2000,

Dinastindo, 2000, Jakarta

[4] www.ilmukomputer.com / Pengantar SQL

Server 2000.pdf

[5] www.ilmukomputer.com / Pemrograman

Delphi untuk pemula.pdf

Bytes Vol 1 No 1 , 2012 47

SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS

Joseph Dedy Irawan1, Emmalia Adriantantri

2 , Sonny Prasetio

3

1,3Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang 2Teknik Industri ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang

1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]

Abstrak

Informasi akademik mahasiswa merupakan suatu informasi yang sangat penting diketahui

oleh mahasiswa dengan cepat, akan tetapi karena aktivitas mahasiswa selain melaksanakan kegiatan

perkuliahan seperti kegiatan berorganisasi dan kegiatan-kegiatan tambahan mereka, terkadang

seorang mahasiswa lupa akan kewajibannya untuk memonitor semua informasi akademik yang

seharusnya mereka lihat secara rutin.

Penyapaian informasi melalui SMS merupakan suatu alternatif yang bisa dipertimbangkan,

karena dewasa ini hampir semua mahasiswa memiliki handphone dan perangkat ini selalu dibawa

kemanapun mereka pergi. Penggunaan SMS Gateway dalam penyampaian informasi akademik ini

sangatlah efektif, karena informasi dapat dilaksanakan dengan mudah dan murah, serta informasi

dapat tersampaikan dengan sangat cepat.

Hasil penelitian ini adalah suatu sistem informasi akademik berbasis SMS Gateway dengan

menggunakan bahasa pemrograman Delphi dan database menggunakan MySQL. Pengiriman SMS

dapat berjalan dengan lancar dengan kecepatan pengiriman sms relative cepat.

Kata kunci : Sistem lnformasi Akademik, SMS Gateway, Gammu

1. Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan

pembangunan, teknologi elektronika

mengalami kemajuan yang sangat pesat,

menyebabkan manusia tidak akan lepas dari

penggunaan berbagai macam peralatan

elektronika yang ada, baik itu penggunaan

peralatan yang berupa perangkat keras maupun

perangkat lunak elektronika. Salah satu bidang

yang berkembang dengan pesat adalah

teknologi telekomunikasi yaitu teknologi

seluler, dimana teknologi ini sekarang bukan

lagi menjadi barang mewah tetapi merupakan

kebutuhan pokok untuk berkomunikasi,

sehingga akhir-akhir ini hampir semua orang

memiliki telepon genggam karena ditunjang

dengan semakin murahnya teknologi ini.

Pada dunia pendidikan, informasi akademik

sangat penting peranannya, karena segala

aktifitas pembelajaran jika dapat dimonitor

dengan baik maka proses belajar mengajar

akan menghasilkan output yang baik pula.

Selain menggunakan jaringan komputer yang

sudah ada, sistem informasi akademik ini juga

bisa memanfaatkan teknologi SMS sebagai

media untuk menyampaikan informasi kepada

orangtua maupun mahasiswa, sehingga mereka

dapat mendapatkan informasi dari mana saja

dengan cepat dan akurat.

2 Tinjauan Pustaka

2.1. Definisi SMS

Short Message Service (SMS) adalah

suatu fasilitas untuk mengirim dan menerima

suatu pesan singkat berupa teks melalui

perangkat nirkabel, yaitu perangkat

komunikasi yang tidak terhubung dengan

kabel, dalam hal ini perangkat nirkabel yang

digunakan adalah telepon selular. Salah satu

kelebihan dari SMS adalah biaya yang murah.

Selain itu SMS merupakan metode store dan

forward sehingga keuntungan yang didapat

adalah pada saat telepon selular penerima tidak

dapat dijangkau, dalam arti tidak aktif atau

diluar service area, penerima tetap dapat

menerima SMS-nya apabila telepon selular

tersebut sudah aktif kembali.

Alur Pengiriman SMS menunjukkan

bahwa setiap kita mengirimkan pesan melalui

SMS, pesan tersebut tidak langsung dikirim ke

nomor tujuan, tapi melewati beberapa proses

yaitu pesan akan ditangkap oleh BTS (Base

Transceiver Station) terlebih dahulu

dilanjutkan ke BSC (Base Station Controller)

48 Bytes Vol 1 No 1, 2012

kemudian akan sampai ke tahap MSC (Mobile

Switching Centre). MSC (Mobile Switching

Centre) selanjutnya akan meneruskan atau

mem-forward pesan tersebut kepada SMSC

(Short Message Service Centre). Pada tahap

inilah pesan tersebut disimpan untuk sementara

jika nomor tujuan yang ditujukan sedang tidak

aktif atau berada diluar jangkauan. Jika nomor

tujuan sudah aktif maka akan diteruskan

melewati MSC (Mobile Switching Centre),

BSC (Base Station Controller) kemudian

diterima ole jaringan BTS (Base Transceiver

Station) nomor tujuan, kemudian dikirim ke

nomor tujuan.[2]

2.2. SMS Gateway

Salah satu mode komunikasi yang handal

saat ini adalah pesan pendek short messaging

system (SMS). Implikasinya, salah satu model

komunikasi data yang bisa dipakai adalah

SMS. Artinya, SMS tersebut harus bisa

melakukan transaksi dengan database. Untuk

itu perlu dibangun sebuah sistem yang disebut

sebagai SMS Gateway. Pada prinsipnya, SMS

Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang

menggunakan bantuan komputer dan

memanfaatkan teknologi seluler yang

diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-

pesan yang di-generate lewat sistem informasi

melalui media SMS yang di-handle oleh

jaringan seluler. Secara khusus, sistem ini akan

memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Message Management dan Delivery

a. Pengaturan pesan yang meliputi

manajemen prioritas pesan,

manajemen pengiriman pesan, dan

manajemen antrian.

b. Pesan yang dilalukan harus sedapat

mungkin fail safe. Artinya, jika

terdapat gangguan pada jaringan

telekomunikasi, maka system secara

otomatis akan mengirim ulang pesan

tersebut.

2. Korelasi berfungsi untuk melakukan

korelasi data untuk menghasilkan data

baru hasil korelasi. Pada sistem yang

terpasang saat ini, arsitektur lalu lintas

data melalui SMS sudah terjalin cukup

baik. Hanya saja, keterbatasan akses data

dan tujuan informasi SMS yang belum

terfokus menyebabkan banyaknya

jawaban standar (default replies) masih

banyak terjadi. SMS Gateway banyak

digunakan dalam berbagai proses bisnis

dan usaha.

Beberapa kemampuan SMS Gateway, yaitu

untuk:

1. Memperbesar skala aplikasi teknologi

informasi dengan menggunakan

komunikasi SMS interaktif

2. Menyediakan aplikasi kolaborasi

komunikasi SMS berbasis web untuk

pengguna di institusi atau perusahaan

3. Menjangkau konsumen maupun pengguna

jasa layanan institusi atau perusahaan

secara mudah menggunakan komunikasi

SMS interaktif.

Fitur-fitur standar SMS Gateway, yaitu

komunikasi SMS interaktif dua arah, SMS info

on demand, SMS service settings, SMS

Automatic Registration, polling SMS,

pengiriman SMS Broadcast, pengiriman SMS

ke Call Group, pengiriman SMS terjadwal,

personalisasi SMS, antarmuka aplikasi

berbasis web, buku alamat dan Call group,

manajemen pengguna, sistem security access,

serta sistem parameter. Fitur-fitur advance

SMS Gateway, yaitu antarmuka dinamis untuk

integrasi ke database perusahaan, SMS Remote

Control, E-mail to SMS, SMS to E-mail,

ekspansi modem GSM, dan koneksi langsung

ke SMSC via SMPP.

2.3. Gammu

Gammu merupakan software sms gateway

yang cukup bagus dan terkenal. Selain mudah

penggunaannya, perangkat modem gsm yang

support cukup banyak mulai dari nokia, siemen

dan Sonny ericsson. Selain itu perangkat lain

yang lebih cocok untuk dijadikan sms gateway

dengan software gammu seperti modem gsm

itegno. GAMMU bahkan sudah menyediakan

service online untuk proses update data sms ke

database. Database yang di support GAMMU

adalah MySQL.

Ada beberapa pihak yang menginginkan

program SMSgateway nya menggunakan

database yang lain seperti SQLserver, Oracle

dll. Apakah bisa? Jawabnya bisa, dengan

menggunkan sediki program tambahan (delphi

atau vb) kita bisa membuat service atau

program yang memanfaatkan gammu dan

sqlserver sebagai databasenya.

Sebenarnya kita bisa membuat software

sms gateway sendiri tanpa harus menggunakan

GAMMU, syaratnya kita harus mengetahui

Bytes Vol 1 No 1, 2012 49

terlebih dahulu instruksi atau perintah yang

dikirim dari pc ke perangkat modem gsm dan

sebaliknya. Perintah itu diberi istilah AT-

Command. Jika sudah memiliki AT-

Command, kita bisa membuat aplikasinya

dengan menggunakan bahasa pemrograman

apapun yang penting program tersebut telah

menyediakan fungsi untuk komunikasi baik ke

port RS232 atau pun USB. Tapi gammu masih

dapat dimanfaatkan untuk dipadukan dengan

program khusus yang kita buat, sehingga kita

dapat memanfaatkan database lain selain

MySQL.

Logic dari program ini adalah bagai mana

kita mengeksekusi program gammu dengan

parameter yang kita sediakan dan selanjutnya

output dari program gammu tangkap dan

ditrace. Hasil dari tracing selanjutnya

dimasukan ke database yang kita inginkan.

2.4. MySQL

Database merupakan aspek yang sangat

penting dalam teknologi informasi. System

informasi yang besar juga harus didukung

dengan database yang handal, berkinerja

tinggi, serta mudah dalam perawatan dan

pengembangannya.

Ada begitu banyak software Relational

Database Management System (RDBMS) yang

dapat digunakan sebagai Database Server.

Diantaranya Oracle, PostgreSQL, SQL Server,

MySQL Server dan lain sebagainya baik itu

free maupun berlisensi.

MySql Server merupakan salah satu

software RDBMS yang didistribusikan secara

gratis di bawah lisensi GPL (General Public

Licence). Kemampuan MySQL tidak jauh

berbeda dengan software RDBMS lainnya.

Oleh karena itu MySQL tidak lagi dipandang

sebelah mata.

Salah satu kelebihan tersendiri MySQL

yaitu karena bersifat free. Dengan begitu siapa

saja dapat menggunakan software database ini

dengan bebas tanpa harus takut dengan lisensi

yang ada.

2.5. Borland Delphi

Secara umum, Borland Delphi adalah

sebuah program untuk membuat aplikasi –

aplikasi berbasis Windows. Bahasa

pengembangan yang digunakan oleh Delphi

adalah bahasa Pascal. Turbo Pascal dikenal

dengan kelebihan dalam kecepatan eksekusi

dan kompilasi, dibandingkan dengan bahasa

pemrograman lain yang berkembang saat ini.

Integrated Development Enviroment (IDE)

yang diperkenalkan dan diterapkan oleh Turbo

Pascal sangat memudahkan para programer

merealisasikan program aplikasi mereka.

Dengan IDE seorang programer dapat dengan

cepat dan mudah menulis kode program,

melakukan kompilasi, melihat kesalahan

(error) program, serta langsung menuju letak

kesalahan dan memperbaiki kesalahan

tersebut. Kemudian Turbo Pascal dirubah

menjadi yang berorientasi obyek (Object

Oriented Programming) berbasis tampilan

visual yang menarik, dan dilengkapi

kemampuan akses ke basis data. Inilah yang

kemudian dikenal sebagai Delphi.

Delphi dapat digolongkan ke dalam

bahasa tingkat tinggi (High Type Language)

karena segala kemudahan ditawarkan untuk

perancangan sebuah aplikasi.

3 Metodologi Penelitian

Permasalahan yang ada diselesaikan

dengan langkah-langkah :

1. Merancang sistem informasi berbasis

SMS

2. Membangun server

3. Melakukan desain dan inpelementasi

database

4. Melakukan perancangan dan ujicoba SMS

Gateway

5. Mengimplementasikan informasi

akademika mahasiswa ke dalam SMS

Gateway

6. Melakukan pengujian

4 Hasil dan Pembahasan

Berikut ini hasil dari aplikasi SMS

gateway yang digunakan untuk informasi

akademik, pada gambar 1 merupakan halaman

utama dari aplikasi, tampak disana jendela

login, jadi pada saat pertama kali aplikasi ini

dijalankan, operator diminta memasukkan user

dan password yang berguna sebagai proteksi

dari aplikasi ini. Setelah melakukan login dan

berhasil, maka jendela login akan hilang dan

operator dapat melakukan aktifitas dalam

aplikasi SMS gateway ini.

50 Bytes Vol 1 No 1, 2012

Gambar 1. Proses Login

Mula-mula operator mengisi database

biodata dari mahasiswa seperti yang dapat

dilihat pada gambar 2, pada saat memasukkan

biodata tersebut nomor handphone dari semua

mahasiswa dimasukkan, nomor mahasiswa

tersebut yang akan digunakan oleh aplikasi

dalam proses pengiriman SMS kepada setiap

mahasiswa.

Gambar 2. Entry Biodata Siswa

Setelah proses entry database mahasiswa

selesai proses dilanjutkan ke entry nilai

matakuliah, proses ini dilakukan untuk semua

matakuliah yang akan diinformasikan ke

semua mahasiswa. Pada gambar 3 dapat kita

lihat bahwa dalam pengisian nilai yang perlu

dimasukkan adalah tahun akademik, semester,

nama matakuliah, nim mahasiswa dan nilai.

Gambar 3. Entry Nilai Mata Kuliah

Pada aplikasi SMS Gateway ini

dilengkapi dengan pengiriman SMS secara

instant, dimana pada proses ini operator dapat

mengirimkan pesan kepada seorang mahasiswa

dengan cara memilih nim dari mahasiswa

tersebut, kemudian mengetikkan pesan seperti

gambar 4.

Gambar 4. Mengirim SMS Per Mahasiswa

Selain mengirimkan pesan ke salah satu

mahasiswa aplikasi ini juga bisa mengirimkan

pesan pergroup, dimana operator dapat

mengirimkan pesan kepada beberapa orang

sekaligus seperti pada gambar 5.

Bytes Vol 1 No 1, 2012 51

Gambar 5. Mengirim SMS Per Group

Setelah melakukan entry nilai, operator

dapat mengirimkan nilai hasil entry tersebut

kepada setiap mahasiswa, aplikasi akan

mengirimkan SMS kepada semua siswa yang

terdaftar dalam matakuliah tersebut.

Gambar 6. Mengirim SMS Per Mata Kuliah

5 Kesimpulan

1. Penggunaan Gammu dalam pembuatan

SMS gateway sangatlah efektif, karena

programmer akan sangat dimudahkan

dalam pembuatan software.

2. Pengiriman SMS dari aplikasi ini

sangat bergantung dari kecepatan

perangkat SMS gateway (handphone

dan provider)

3. Dengan menggunakan mode

pengiriman individu dan group aplikasi

ini memudahkan operator untuk

mengirikan pesan.

6 Daftar Pustaka :

[1] Nugroho, Bunafit. Aplikasi

Pemrograman Web Dinamis

dengan PHP dan MySQL .

Yogyakarta: Gava Media, 2004.

[2] Saputra, Agus. Step by Step

Membangun Aplikasi SMS dengan

PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2011.

[3] Wahyudi, Dwi. Membangun Situs

Menggunakan PHP Website.

Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2003.

[4] S.Si, Faisal. Aplikasi Berbasis Web

dengan PHP dan MySQL.

Yogyakarta: Ram Media, 2011.

[5] Nugroho, Bunafit. Membuat

Website Sendiri dengan PHP-

MySQL. Jakarta: Media Kita, 2009.

[6] Hirin, A. M & Virgin. Cepat Mahir

Pemrograman WEB dengan PHP

dan MySQL. Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2011.

[7] Wireless Short Message Services

(SMS) Tutorial, 2002.

http://www. visualgsm.com/ wire_

sms_ index.htm.

[8] SMS Gateway Menggunakan

Gammu. Jakarta, 2007.

ilmukomputer.org/wp-content/

uploads/2007/.../acho-smsgammu.

pdf

[9] Pemahaman Sederhana si SMS

Gateway, Agustus, 2010.

http://www.teknojurnal.com/2010/0

8/09/pemahaman-sederhana-si-

sms-gateway/

[10] Pengertian Gammu, Februari 2010.

http://merta12.wordpress.com/2010

/02/13/pengertian-gammu/

PANDUAN PENULISAN JURNAL

Judul (font size 14 bold) Nama Penulis (NIM) (font size 11 bold)

Teknik Informatika ITN Malang

e-mail (font size 11 reguler)

Abstrak (font size 11 italic bold ) Abstrak berisi aspek-aspek umum dan kesimpulan utama. Panjang abstrak 100 s/d 200 kata dan diketik

dalam ukuran huruf 11 pts.

Kata kunci : Kata kunci sedapat mungkin menjelaskan isi tulisan, dan ditulis dengan huruf kecil, kecuali

singkatan. Kata kunci tidak lebih dari 6 kata.

1. Pendahuluan [11 pts/Bold]

Naskah jurnal ditulis di kertas berukuran

standar A4 (21 cm x 29.7 cm) dalam jumlah 8

sampai 15 halaman. Naskah ditulis dalam

format satu spasi. Tambahkan satu spasi untuk

setiap antar-bagian (antara judul dan penulis,

antara penulis dan abstrak, antara absrak dan

kata kunci, antara sub-bab dan isi). Semua

margin atas, margin bawah, margin kiri, dan

margin kanan 25 mm. Margin untuk header dan

footer 15 mm. Naskah tidak perlu diberi nomor

halaman, header dan footer.

Isi pendahuluan mengandung latar

belakang, tujuan, identifikasi masalah dan

metoda penelitian, yang dipaparkan secara

tersirat (implisit).

Kecuali bab Pendahuluan dan bab

Kesimpulan dan Saran, penulisan judul-judul

bab sebaiknya eksplisit menyesuaikan isinya.

Tidak harus implisit dinyatakan sebagai Dasar

Teori, Simulasi Sistem, dan sebagainya.

2. Persamaan Matematika

2.1. Contoh

Persamaan matematika dinomori dengan

angka Arab di dalam tanda kurung buka-tutup

pada posisi rata kanan kolom. Persamaan

ditulis menjorok ke dalam sejauh satu 7,5 mm.

Untuk persamaan yang tidak cukup ditulis

dalam lebar 1 kolom, penulisannya dapat

melintasi 2 kolom, ditulis di bagian bawah

halaman dan diberi nomor urut yang sesuai.

k

knxkxny )()()( (1)

2.2. …………………

3. Keterangan Tabel dan Gambar

Nomor urut tabel ditulis di bagian atas tabel

yang dijelaskan, contoh: Tabel 1, Tabel 2(a).

Nomor urut gambar ditulis di bawah gambar

yang dijelaskan, contoh: Gambar 1, Gambar

2(a).

4. Cara Pengajuan dan Pengutipan

Rujukan dalam pembahasan ditandai

nomor pustaka yang dirujuk dalam kurung siku,

contoh: [1], [2, 5–7].

Daftar Pustaka:

[1] Ludeman, L. C., 1987, Fundamental of

Digital Signal Processing, Singapore,

John Wiley & Sons, Inc.

[2] …………

Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka

berurut berdasarkan abjad nama pengarang dan

diberi nomor angka arab dalam kurung siku.

Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka

mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama

pengarang ditulis dengan urutan nama akhir,

nama awal dan nama tengah, tanpa gelar

akademik. (2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4)

tempat penerbitan. (5) nama penerbit. Untuk

pemisah antar-unsur keterangan pustaka

digunakan tanda koma “,”.

Lampiran Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi

dengan lampiran.