pengembangan sistem informasi dana pensiun pegawai
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DANA PENSIUN PEGAWAI
PADA PT. TASPEN KANTOR CABANG JEMBER
Ahmad Faisol, Febriana Santi Wahyuni, Mira Orisa
PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK ANAK
BERKESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY)
Didik Dwi Prasetya
PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENGONTROLAN
SAKLAR LAMPU PADA SETIAP RUANGAN VIA WEB
Mira Orisa, Febriana Santi Wahyuni, Sandy Nataly Mantja
PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA
PENYAKIT ALERGI
Ali Mahmudi, Bahrul Muhid
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENENTUAN PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA
JALAN KABUPATEN BERBASIS SPASIAL
(Studi Kasus di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Pengairan Kab. Bangkalan )
Rika Yunitarini
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
DI SLTPN 1 AMPELGADING MENGGUNAKAN SQL SERVER 2000
Yosep Agus Pranoto
SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS
Joseph Dedy Irawan, Emmalia Adriantantri, Sonny Prasetio
Bytes Vol 1 No 1, 2012 ISSN : 2089-9912
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Ketua
Ali Mahmudi, B.Eng, PhD
Sekretaris
Sonny Prasetio, ST, MT
Redaksi
Febriana Santi Wahyuni, Skom, MKom
Sandy Nataly Mantja, Skom
Michael Ardita, ST, MT
Penyunting Ahli :
Dr. Cahyo Crysdian, ST, MSc (UIN Maliki, Malang)
M. Helmi Widyarto, B.Eng, PhD (Departemen TI, PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten)
Dr. Eng. Aryuanto, ST, MT. (Intitut Teknologi Nasional, Malang)
Romy Budhi Widodo ST, MT. (Universitas Ma Chung, Malang)
Yan Watequlis Syaifudin, ST, MMT (Politeknik Negeri, Malang)
M. Ashar ST, MT. (Universitas Negeri, Malang)
Alamat Penyunting dan Tata Usaha :
Program Studi Teknik Informatika S1
Jl. Raya Karanglo KM. 2 Malang
Telepon (0341) 417636
Fax. (0341) 417634
Email : [email protected]
Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan September. Berisi gagasan, konseptual,
kajian teori, aplikasi teori Teknik Informatika. Redaksi menerima sumbangan tulisan yang
belum pernah diterbitkan dalam media cetak.
Penulis artikel tidak dibenarkan melakukan plagiat, dan mengirimkan naskah milik pihak lain. Jika melakukan pelanggaran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis artikel.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 ISSN : 2089-9912
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA
1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DANA PENSIUN PEGAWAI PADA PT.
TASPEN KANTOR CABANG JEMBER Ahmad Faisol, Febriana Santi Wahyuni, Mira Orisa
1
2 PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER UTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR
(LEARNING DISABILITY) Didik Dwi Prasetya
10
3 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENGONTROLAN SAKLAR LAMPU PADA SETIAP
RUANGAN VIA WEB
Mira Orisa, Febriana Santi Wahyuni, Sandy Nataly Mantja
17
4 PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALERGI Ali Mahmudi, Bahrul Muhid
23
5 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENENTUAN PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA JALAN KABUPATEN
BERBASIS SPASIAL (Studi Kasus di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Pengairan
Kab. Bangkalan ) Rika Yunitarini
29
6 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI SLTPN 1 AMPELGADING
MENGGUNAKAN SQL SERVER 2000 Yosep Agus Pranoto
35
7 SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS Joseph Dedy Irawan, Emmalia Adriantantri, Sonny Prasetio
47
Bytes Vol 1 No 1 , 2012 1
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DANA
PENSIUN PEGAWAI PADA PT. TASPEN KANTOR CABANG JEMBER
Ahmad Faisol1, Febriana Santi Wahyuni
2 , Mira Orisa
3
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang 1 [email protected], 2
[email protected], 3 [email protected]
Abstrak
PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Jember yang bergerak dalam bidang Tabungan
Asuransi Pegawai Negeri mempunyai peran serta dalam bentuk pemberian program dana pensiun
kepada pegawai yang telah selesai masa kerjanya. Oleh sebab itu sebagai organisasi pelayanan
asuransi pensiunan, PT. Taspen (Persero) Cabang Jember juga memerlukan suatu sistem informasi
yang baik guna meningkatkan standart mutu pelayanan dan produktifitasnya.
Penelitian ini akan membahas pengembangan aplikasi sistem informasi untuk mengelola
dana pensiun pegawai pada PT Taspen (Persero) Cabang Jember. Aplikasi dikembangkan dengan
model client-server berbasis desktop yang memiliki beberapa fasilitas seperti kemudahan mengakses
laporan – laporan serta penginputan data –datanya. Pengembangan aplikasi ini diharapkan dapat
menunjang kinerja PT. Taspen (Persero) Cabang Jember dalam mengelola pemberian dana pensiun
serta meningkatkan mutu dan pelayanan pada peserta pensiunan itu sendiri di PT. Taspen (Persero)
Cabang Jember tersebut.
Kata kunci : Sistem lnformasi Dana Pensiun, Pensiun, PT. Taspen
1. Pendahuluan
Sebagai suatu organisasi pelayanan
asuransi pensiunan, PT. Taspen (Persero)
Cabang Jember memerlukan suatu sistem
informasi yang baik, guna meningkatkan
standart mutu pelayanan dan produktifitas.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada
PT. Taspen (Persero) Cabang Jember selama
ini masih menggunakan sistem lama, yaitu
menggunakan Microsoft Excel sehingga hal ini
menyebabkan waktu yang digunakan untuk
memproses data akan lebih lama, sedangkan
jumlah para peserta program pensiun PT.
Taspen (Persero) Cabang Jember sangat
banyak terutama pada awal dan akhir bulan.
Berdasarkan hal di atas, permasalahan
yang timbul adalah adanya kebutuhan suatu
sistem informasi yang berfungsi untuk
mengelola dana pensiun pegawai secara efektif
dan efisien serta demi meningkatkan pelayanan
sesuai yang di harapkan oleh para peserta
program pensiunan.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan Sistem Informasi Manajemen
Dana Pensiun Pegawai pada PT. Taspen
(Persero) Cabang Jember sehingga proses
manajemen dana pensiun pegawai lebih cepat
dan efisien.
2 Tinjauan Pustaka
2.1 Taspen
2.1.1 Pengertian Taspen
PT. Taspen (Persero) lebih dikenal
sebagai salah satu perusahaan asuransi yang
merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara
yang ditugaskan oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan Asuransi Pegawai Negeri
Sipil dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan pegawai atau peserta dan
keluarganya melalui sistem asuransi sosial
pegawai negeri.
Visi Taspen adalah “Menjadikan
Taspen sebagai Pengelola Dana Pensiun dan
Tabungan Hari Tua (THT) berkelas dunia yang
bersih, sehat dan benar dengan pelayanan tepat
orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat
dan tepat administrasi” sedangkan Misi Taspen
itu sendiri adalah "Mewujudkan hari-hari yang
indah bagi peserta melalui pengelolaan Dana
Pensiun dan THT secara Profesional dan
Akuntabel dengan berlandaskan Etika secara
Integritas yang tinggi”.
2 Bytes Vol 1 No 1, 2012
2.1.1 Pengertian Dana Pensiun
Menurut pasal 1 ayat 4 PP No.25
Tahun 1981 yang dimaksud dengan dana
pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh
penerima pensiun setiap bulan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya, syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh pegawai untuk memperoleh hak pensiun
penuh adalah :
1. Telah mencapai usia pensiun.
2. Memiliki masa kerja yang cukup untuk
pensiun.
3. Telah diberhentikan dengan hormat.
Pasal 10 PP No. 25 Tahun 1981
disebutkan tentang pegawai negeri sipil yang
berhak untuk mendapatkan pensiun adalah :
1. Peserta atau pegawai negeri sipil.
2. Janda atau duda penerima pensiun.
3. Yatim/piatu dari peserta dan yatim/piatu
dari penerima pensiun.
4. Orang tua dari peserta yang tewas yang
tidak meninggalkan janda / duda / anak
yatim piatu yang berhak menerima
pensiun.
Sumber Pendanaan Program Pensiun
Dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor
11 Tahun 1969 tentang pembiayaan pensiun
dinyatakan bahwa pensiun pegawai, pensiun
janda/duda dan tunjangan-tunjangan serta
bantuan-bantuan diatas pensiun dibiayai
sepenuhnya oleh negara menjelang
pembentukan dan penyelenggaraan suatu dana
pensiun yang akan diatur oleh Peraturan
Pemerintah. Selanjutnya dalam Pasal 6
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981
tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri
dinyatakan bahwa peserta wajib membayar
iuran setiap bulannya sebesar 10 persen dari
penghasilan sebulan tanpa tunjangan pangan,
adapun peruntukannya ditentukan untuk
pensiun 4,75 persen dari penghasilan. Sejalan
dengan ketentuan pasal 7 huruf a Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tersebut
Pemerintah tetap menanggung beban
pembayaran sumbangan untuk iuran pensiun
PNS yang besarnya akan ditetapkan dengan
Keputusan Presiden. PT. Taspen (Per-sero)
selaku Badan Pengelola Dana Pensiun dengan
arahan investasi dari Pemerintah dalam hal ini
Menteri Keuangan dapat menginvestasikan
sebagian dana pensiun. Dalam Pasal 14 Pera-
turan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981,
terhadap penyelenggaraan program asuransi
sosial tersebut Negara memberikan jaminan
dengan menyatakan bahwa dalam hal
perusahaan per-seroan (persero) tersebut dalam
Pasal 13 ayat (1) tidak dapat memenuhi
kewajiban-kewajibannya terhadap PNS
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, maka
negara bertanggung jawab penuh untuk itu.
Pengelolaan Program Pensiun
Badan penyelenggara yang mengelola
dana pensiun PNS saat ini adalah Badan Usaha
Milik Negara yang berbentuk Perusahaan
Perseroan dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Dana
Pensiun Dan Asuransi Pegawai Negeri
Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero),
Perusahaan Perseroan yang dimaksud adalah
PT. Taspen (Persero), tujuan dan lapangan
usahanya adalah menyelenggarakan asuransi
sosial termasuk asuransi dana pensiun dan
tabungan hari tua bagi PNS.
Penyelenggaraan program pensiun
Pegawai Negeri Sipil oleh PT. Taspen
(Persero) berbeda dengan penyelenggaraan
program tabungan hari tua Pegawai Negeri
Sipil. dalam program tabungan hari tua
Pegawai Negeri Sipil pembayaran iuran
Pegawai Negeri Sipil seluruhnya dikumpulkan
melalui PT. Taspen (Persero) dan pembayaran
manfaat sepenuhnya dibebankan kepada
perusahaan dimaksud. Dalam program pensiun
hal ini sepenuhnya tidak berlaku. PT. Taspen
(Persero) saat ini hanyalah sebagai
administrator pensiun sedangkan pemerintah
bertindak sebagai regulator. Sebagai
administrator PT. Taspen (Persero) saat ini
memberikan kontribusi sebesar 25 persen dari
pensiun Pegawai Negeri Sipil sedangkan 75
persen dari pensiun dibebankan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (surat Direksi
PT. Taspen (Persero) Nomor SRT-
375/DIR/092001 tanggal 28 September 2001).
2.2. Sistem Informasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem yang
dibuat oleh manusia yang terdiri dari
komponen-komponen dalam organisasi untuk
mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan
informasi.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 3
Ada dua macam komponen dalam sistem
informasi, yaitu:
1. Komponen dasar
a. Input : meliputi elemen dirakit dan
masuk ke sistem untuk diproses.
b. Proses : meliputi proses transformasi
yang mengubah input menjadi output.
c. Output : meliputi transfer elemen yang
dihasilkan oleh proses ke tujuan.
2. Komponen tambahan
a. Feedback : data yang menyatakan
performansi sistem.
b. Control : meliputi monitoring dan
evaluasi feedback untuk menentukan
apakah sistem mencapai tujuan.
Fungsinya adalah membuat
penyesuaian untuk input sistem dan
pemrosesan komponen untuk
memastikan sistem menghasilkan
output yang tepat.
Di dalam pengembangan sistem
informasi, dikenal istilah SDLC (System
Development Life Cycle) atau “Siklus Hidup
Pengembangan Sistem”, yang terdiri dari enam
tahap [3] :
1. Perencanaan sistem
2. Analisis sistem
3. Rancangan sistem general atau
konseptual
4. Evaluasi dan pemilihan sistem
5. Rancangan sistem terinci atau
fungsional
6. Implementasi sistem
Empat tahap pertama disebut tahap
FRONT-END, dua yang terakhir disebut tahap
BACK-END. Setelah sistem baru
dikembangkan dan dikonversikan ke operasi,
selanjutnya menuju ke tahap pemeliharaan
sistem yang berlangsung beberapa tahun, 10
sampai 20 tahun atau lebih lama. Jika sistem
ini tidak lagi efisien dan efektif untuk tahap
dipelihara, maka tidak dilanjutkan dan sistem
baru dikembangkan untuk menggantikannya,
SDLC mulai dari awal lagi.
2.3. Basis Data
Basis data adalah kumpulan dari tabel-
tabel yang saling berelasi, disusun secara logis,
sehingga menghasilkan informasi yang bernilai
guna dalam proses pengambilan keputusan.
Sedangkan Sistem Manajemen Basis Data atau
yang biasa disebut DBMS (Database
Management System) merupakan paket
program (Software) yang dibuat agar
memudahkan dan mengefisienkan pemasukan,
pengeditan, penghapusan dan pengambilan
informasi terhadap basis data. Software yang
tergolong kedalam DBMS antara lain,
Microsoft SQL, MySQL, Oracle, MS. Access,
dan lain-lain.
Ada tiga tingkatan dalam abstraksi basis
data :
Level Fisik (Physical Level)
Level Konseptual (Conceptual Level)
Level Pandangan (View Level)
Model basis data yang paling banyak
dipakai saat ini adalah model basis data relasi
karena paling sederhana dan mudah digunakan
serta yang paling penting adalah
kemampuannya dalam mengakomodasi
berbagai kebutuhan pengelolaan basis data.
Sebuah basis data dalam model ini disusun
dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri
dari baris (record) dan kolom (field),
pertemuan antara baris dengan kolom disebut
item data (data value), tabel-tabel yang ada di
hubungkan (relationship) sedemikian rupa
menggunakan field-field kunci (Key field)
sehingga dapat meminimalkan duplikasi data.
2.4. Perangkat Analisis dan Perancangan
2.4.1. Diagram Aliran Data
Diagram Aliran Data atau yang biasa
disebut dengan DFD (Data Flow Diagram)
merupakan alat perancangan sistem yang
berorientasi pada alur data dengan konsep
dekomposisi dapat digunakan untuk
penggambaran analisa maupun rancangan
sistem yang mudah dikomunikasikan oleh
profesional sistem kepada pemakai maupun
pembuat program.
Ada beberapa jenis simbol DFD, salah
satunya adalah yang dikemukakan oleh
Yourdon dan DeMarco. Simbol-simbol
tersebut antara lain:
4 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Simbol Arti symbol
Sumber eksternal atau
destinasi (sink) data,
entitas diluar sistem
yang berhubungan
langsung dengan
sistem.
Proses yang
mengubah data
Penyimpan data
(file)
Alur Data
Gambar 1. Simbol Utama DFD [4]
2.4.2. Pemodelan Data [6]
Model data adalah sekumpulan cara /
peralatan / tool untuk mendeskripsikan data-
data, hubungannya satu sama lain,
semantiknya, serta batasan konsistensi.
Ada dua model data, yaitu : Entity
Relationship Diagram (ERD) dan model
relasional. Keduanya menyediakan cara untuk
mendeskripsikan perancangan basis data pada
peringkat logika.
Model ERD atau Conceptual Data
Model (CDM) adalah model yang dibuat
berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata
terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang
dinamakan entitas (entity) serta hubungan
(relationship) antara entitas-entitas itu.
Model Relasional atau Physical Data
Model (PDM) adalah model yang
menggunakan sejumlah tabel untuk
menggambarkan data serta hubungan antara
data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai
sejumlah kolom di mana setiap kolom
memiliki nama yang unik.
Di dalam ERD atau CDM maupun
PDM, relasi (hubungan) setiap entitas
mempunyai derajat hubungan (kardinalitas)
yang menunjukkan jumlah maksimum entitas
yang dapat berelasi dengan entitas yang lain.
Relasi kardinalitas yang terjadi di antara dua
himpunan entitas dapat berupa [4] :
a. 1 ke 1 (one to one), setiap entitas pada
suatu himpunan entitas berhubungan
paling banyak satu entitas pada himpunan
entitas yang lain, begitu juga sebaliknya.
b. 1 ke N (one to many), setiap entitas
berhubungan dengan banyak entitas pada
himpunan entitas yang lain, tetapi tidak
sebaliknya.
c. N ke 1 (many to one), setiap entitas
berhubungan dengan paling banyak satu
entitas pada himpunan entitas yang lain,
tetapi tidak sebaliknya.
d. N ke N (many to many), setiap entitas pada
suatu himpunan dapat berhubungan
dengan entitas pada himpunan entitas yang
lain, demikian sebaliknya.
3. Metodologi Penelitian
3.1 Metode Pengumpulan Data
Data merupakan sumber atau bahan
mentah yang sangat berharga bagi proses
menghasilkan informasi. Oleh sebab itu dalam
pengambilan data perlu dilakukan penanganan
secara cermat dan hati-hati, sehingga data yang
diperoleh dapat bermanfaat dan berkualitas.
Dalam pengumpulan data penyusun
mengunakan metode studi lapangan. Dengan
metode ini data-data diperoleh langsung dari
sumber yang bersangkutan, dimana peneliti
berhadapan langsung dengan obyek yang
diteliti, yang dilakukan dengan cara :
a. Survey
Teknik pengumpulan data dengan cara
terjun secara langsung dan mencatat
secara sistematis terhadap obyek masalah.
b. Wawancara / Interview
Teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi atau Tanya
jawab secara langsung dengan pimpinan
atau pegawai dinas kesehatan tentang
sistem yang diterapkan.
3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis dan perancangan sistem
2. Implementasi dan pengujian program
3. Integrasi dan pengujian system
N
Uraian Proses
Nama penyimpan data
Bytes Vol 1 No 1, 2012 5
Tahap analisa dimulai dengan menganalisa
kebutuhan sistem berdasarkan hasil survei dan
wawancara serta beberapa literatur tentang
sistem informasi kesehatan. Sedangkan
perancangan sistem perangkat lunak
melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi
sistem perangkat lunak yang terdiri dari proses
pembuatan Data Flow Diagram (DFD),
Conseptual Data Model (CDM), dan
Physically Data Model (PDM). Selanjutnya
adalah menyusun basis data sistem
menggunakan perangkat lunak MS. SQL
Server 2005.
Tahap selanjutnya adalah melakukan
implementasi hasil rancangan kedalam baris-
baris kode program yang dapat dimengerti oleh
mesin agar dapat direalisasikan sebagai
serangkaian program atau unit program.
Sedangkan Pengujian program melibatkan
verifikasi bahwa setiap unit program telah
memenuhi spesifikasinya.
Unit program atau program individual yang
sudah diuji kemudian diintegrasikan dan diuji
sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin
bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi.
Setelah pengujian sistem, perangkat lunak
akan dikirim kepada pelanggan.
4. Implementasi Dan Pengujian Hasil
4.1. Implementasi Sistem
Tahap implementasi pengembangan
perangkat lunak merupakan proses
pengubahan spesifikasi sistem menjadi sistem
yang dapat dijalankan. Tahap ini merupakan
lanjutan dari proses perancangan, yaitu proses
pemrograman perangkat lunak sesuai dengan
spesifikasi dan desain sistem.
Aplikasi sistem informasi taspen ini
menggunakan basis data SQL Server 2005
yang berfungsi sebagai media penyimpanan
basis data ini terdiri dari beberapa tabel yang
saling berhubungan. Sedangkan untuk
menjembatani antara informasi yang akan
dibuat dengan basis data yang ada, digunakan
Visual Basic.Net 2005. Implementasi dari
desain aplikasi berupa implementasi struktur
data dari masing-masing proses. Program
bantu untuk mengimplementasikan struktur
data pada masing-masing proses menggunakan
Visual Studio.Net 2005.
Ada beberapa program utama yang sangat
penting agar aplikasi ini dapat berjalanan.
Diantaranya adalah Koneksi basis data,
pembacaan data, penambahan data,
pengubahan data, dan penghapusan data.
4.1.1. Koneksi Basis Data
Teknik pemrograman dengan
menggunakan aplikasi yang berbasis .Net
Framework adalah teknik pemrograman yang
berorientasi pada objek. Untuk itu, dibuat
suatu Class untuk membuat program utama
koneksi database, dalam hal ini adalah Class
DbConnection.
Sebagai landasan untuk melakukan
koneksi basis data SQL Server, digunakan
Class dari SqlConnection. Ada tiga parameter
atau variabel yang harus diketahui untuk
melakukan koneksi, yaitu nama komputer
server, nama pengguna basis data, dan nama
basis data.
. . . . . . . .
Public Function getSQLConn() As
SqlConnection
Dim sqlConn As SqlConnection = New
SqlConnection(getConnString())
Return sqlConn
End Function
Public Function getConnInfo() As
CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo
Dim connInfo As New
CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo()
With connInfo
.ServerName = "10.0.0.2"
.DatabaseName = "TASPEN"
.UserID = " usertaspen"
.Password = " passtaspen"
End With
Return connInfo
End Function
Public Function getConnString() As String
Dim connInfo As
CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo
= getConnInfo()
Dim conn As String = "workstation id="
& connInfo.ServerName
conn &= ";packet size=4096;user id=" &
connInfo.UserID
conn &= ";password=" &
connInfo.Password
conn &= ";data source=" &
connInfo.ServerName
conn &= ";persist security
6 Bytes Vol 1 No 1, 2012
info=False;initial catalog=" &
connInfo.DatabaseName
Return conn
End Function
Public Function getConfString() As String
Dim connInfo As
CrystalDecisions.Shared.ConnectionInfo
= getConfInfo()
Dim conn As String = "workstation id="
& connInfo.ServerName
conn &= ";packet size=4096;user id=" &
connInfo.UserID
conn &= ";password=" &
connInfo.Password
conn &= ";data source=" &
connInfo.ServerName
conn &= ";persist security
info=False;initial catalog=" &
connInfo.DatabaseName
Return conn
End Function
. . . . . . . .
Setiap unit program harus mengakses
program di atas dengan membuat objek baru
dari kelas DbConnection dan memanggil
fungsi getSqlConn( ).
4.1.2. Pengoperasian Basis Data
Seperti proses koneksi di atas,
pengoperasian basis data juga menggunakan
suatu kelas dengan memanfaatkan kelas
koneksi di atas, dalam hal ini dibuat class
MainLibrary. Proses utama dari pengoperasian
basis data meliputi pembacaan data,
penyimpanan, pengubahan, dan penghapusan
data.
. . . . . . . .
Public Function inputData(ByVal tabel As
String, ByVal field As String, ByVal value
As String) As Boolean
field &= ", USER_ENTRI, IP_ENTRI,
TS_ENTRI"
value &= ", '', '" & IPClient & "', '" &
Format(Now(), M/d/yyyy hh:mm:ss") &
"'"
Dim q As String = "INSERT INTO " &
tabel & "(" & field & ") "
q &= "VALUES(" & value & ")"
If dbConn.State =
ConnectionState.Closed Then
dbConn.Open()
End If
dbCmd.CommandText = q
Try
dbCmd.ExecuteNonQuery()
Return True
Catch ex As Exception
Return False
End Try
dbConn.Close()
End Function
Public Function UpdateData(ByVal tabel
As String, ByVal fieldUpdate As String,
ByVal kondisi As String) As Boolean
Dim q As String = "UPDATE " & tabel
& " SET " & fieldUpdate & " WHERE "
& kondisi
If dbConn.State =
ConnectionState.Closed Then
dbConn.Open()
End If
dbCmd.CommandText = q
Try
dbCmd.ExecuteNonQuery()
Return True
Catch ex As Exception
Return False
End Try
dbConn.Close()
End Function
Public Function DeleteData(ByVal tabel As
String, ByVal condition As String) As
Boolean
Dim q As String = "DELETE FROM " &
tabel & " WHERE (" & condition & ")"
If dbConn.State =
ConnectionState.Closed Then
dbConn.Open()
End If
dbCmd.CommandText = q
Try
dbCmd.ExecuteNonQuery()
Return True
Catch ex As SqlException
Return False
End Try
dbConn.Close()
End Function
Public Function getData(ByVal tabel As
String) As DataView
Dim dt As New DataTable
Dim dr As DataRow
dt.Columns.Add(New
DataColumn("CODE",
GetType(String)))
dt.Columns.Add(New
Bytes Vol 1 No 1, 2012 7
DataColumn("VALUE",
GetType(String)))
Dim q As String = "SELECT CODE,
NAMA FROM " & tabel & " ORDER
BY CODE"
If (dbConn.State =
ConnectionState.Closed) Then
dbConn.Open()
End If
dbCmd.CommandText = q
drVar = dbCmd.ExecuteReader()
While drVar.Read()
dr = dt.NewRow()
dr(0) = drVar.GetString(0)
dr(1) = drVar.GetString(1)
dt.Rows.Add(dr)
End While
drVar.Close()
dbConn.Close()
Dim dv As New DataView(dt)
Return dv
End Function
. . . . . . . .
Pada potongan kode program di atas,
untuk pengoperasian basis data digunakan
beberapa fungsi, yaitu inputData (tabel ,field,
value), UpdateData (tabel ,fieldupdate,
kondisi), DeleteData (tabel ,condition), dan
getData (tabel). Tiga fungsi pertama
mengembalikan nilai Boolean digunakan untuk
penambahan data, pengubahan data, dan
penghapusan data. Sedangkan fungsi yang
terakhir mengembalikan DataView digunakan
untuk pembacaan data atau menampilkan data
yang diinginkan.
4.2. Pengujian Hasil
Sebagai sampel, pengujian yang disajikan
pada penelitian ini adalah proses entri data
laporan.
4.2.1 Input Data Pensiunan
Proses input data pensiun dilakukan
oleh Costumer Service. Proses ini bertujuan
untuk mendata semua informasi dari anggota
pensiunan.
Gambar 2. Input Data Pensiunan
Jika data berhasil diinput maka data
tersebut akan ditampilkan pada tabel gridview
di bagian bawah form.
4.2.2. Input Data pewaris
Aplikasi ini bertujuan untuk mendata
semua informasi dari data pewaris yang akan
dijadikan identitas dari suatu data pensiun
tersebut.
Gambar 3. Input Data Pewaris
4.2.3 Proses Transaksi Dana Pensiun
Nomal
Proses transaksi dana pensiun ini
adalah proses dimana dilakukan penginputan
terhadap jumlah dana pensiun yang akan
diterima oleh pensiunan.
8 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Gambar 4. Proses Transaksi Dana Pensiun
Normal
Dari proses input transaksi dana
pensiun normal akan menghasilkan sebuah
laporan. Berikut laporan dari inputan dana
pensiun normal.
Gambar 5 Laporan Dana Pensiun Normal
4.2.4. Pengujian Proses Transaksi Dana
Pensiun Meninggal
Proses transaksi dana pensiun ini
adalah proses dimana dilakukan penginputan
terhadap jumlah dana pensiun yang akan
diterima oleh pewaris.
Gambar 6. Transaksi Dana Pensiun Meninggal
Dari proses input transaksi dana
pensiun meninggal akan menghasilkan sebuah
laporan. Berikut laporan dari inputan dana
pensiun meninggal atau pewaris.
Gambar 7. Laporan Dana Pensiun Meninggal
4.2.5 Pengujian Laporan
Pengujian laporan dilakukan pada data
kegiatan yang berhasil diinputkan. Berikut
adalah tampilan laporan data pensiun yang
berhasil diinputkan.
Gambar 8. Laporan Data Pensiun
Dalam laporan ini terdapat beberapa
fasilitas untuk meng-eksport laporan dalam
format dokumen lain, yaitu portable document
(.pdf), microsoft excel (.xls), microsoft word
(.doc) dan rich text format (.rtf).
Gambar 9. Laporan Data Pensiun Format PDF
Pada aplikasi ini juga telah disediakan
fasilitas untuk mencetak kartu anggota bagi
anggota pensiun. Berikut tampilan kartu
anggota pensiun PT. Taspen (Persero) Cabang
Jember.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 9
Gambar 10. Kartu Tanda Anggota Taspen
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa
1. Dari adanya sistem ini maka peserta
ataupun pewaris dapat dengan mudah
mengetahui jumlah perhitungan dana
yang diterima dalam mengajukan dana
pensiun normal maupun dana pensiun
meninggal.
2. Dengan dikembangkannya sistem
informasi ini dapat mempermudah dan
mempercepat aktifitas kerja pada PT.
Taspen (Persero) Cabang Jember, baik
dalam menangani transaksi permohonan
dana, entri data dan pembuatan laporan-
laporan.
3. Dengan adanya sistem ini pimpinan PT.
Taspen (Persero) Cabang Jember dapat
dengan mudah mengatahui seluruh
laporan-laporan yang ada di dalam
Perusahaan, sehingga dapat mendukung
kegiatan pengambilan keputusan.
5. Daftar Pustaka :
[1] PT. Taspen (PERSERO), 1998. Buku
Pedoman Tentang Pengurusan
Tabungan Hari Tua (THT) dan Dana
Pensiun. Jakarta: Direktorat PT.
TASPEN (PERSERO).
[2] Firmana, Finky. 2007. Pengendalian
Intern Atas Prosedur Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Untuk kelancaran
Administrasi Pelayanan Klim Peserta
Dwi Program Pada Taspen, Skripsi
Fakultas Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Syariah.
[3] Watequlis, Yan. 2008. Diktat Kuliah
Teori Sistem Informasi Manajemen.
Malang.
[4] Kroenke, David M. 2004. Database
Processing : Dasar-Dasar, Desain, dan
Implementasi. Jakarta: Erlangga.
[5] Yuhefizar. 2004. Memahami Konsep
Database. 22 Agustus 2008.
http://media.diknas.go.id/media/docume
nt/170.pdf.
[6] Dyah. 2007. Entity Relationship
Diagram. 22 Agustus 2008.
http://blog.its.ac.id/dyah03tc/2007/10/05
/modul-1-entity-relationship-diagram-
erd/index.htm
[7] Kristanto, Harianto. 2004. Kosep dan
Perancangan Data Base. Yogyakarta
[8] Wahana Komputer, & CV Andi. 2006.
Pemrograman Visual Basic.NET.
Semarang.
[9] Anthony Ralstron. Encyclopedia of
Computer Science Edwin D. Reily, Jr.
and Enginering
[10] Dionbarus, 2008. Tabungan Asuransi
Pegawai Negeri Sipil (Taspen). 2
Oktober 2010.
http://dionbarus.com/tabungan-asuransi-
pegawai-negeri-sipil-taspen.
10 Bytes Vol 1 No 1, 2012
PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER
UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY)
Didik Dwi Prasetya
Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang, Jln Semarang 5 Malang 65145
Abstrak
Prevalensi anak berkesulitan belajar (learning disability) di Indonesia terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu dampak yang diakibatkan dari persoalan ini adalah
kualitas pendidikan nasional yang cukup memprihatinkan. Untuk membantu mengatasi persoalan
yang ada, tulisan hasil penelitian ini mengemukakan pengembangan aplikasi pembelajaran
berbantuan komputer yang ditujukan bagi anak berkesulitan belajar. Metode yang digunakan di sini
adalah metode pengembangan dengan merujuk pada model proses unified process. Hasil
implementasi dan validasi memperlihatkan bahwa aplikasi yang dikembangkan sudah layak
digunakan sebagai pembelajaran bagi anak berkesulitan belajar. Pemanfaatan media interaktif
berbantuan komputer seperti ini mampu menyediakan simulasi dan umpan balik langsung sehingga
berpotensi menarik perhatian dan memotivasi anak dalam belajar.
Kata kunci : kesulitan belajar, learning disability, pembelajaran berbantuan komputer
Abstract
The prevalence of children with learning disabilities in Indonesia is constantly increasing from
year to year. One of the impacts resulting from this issue is the quality of national education are quite
apprehensive.To help overcome the existing problems, this paper revealing the development of
computer-assisted instruction (CAI) applications aimed to children with learning disabilities. The
method used here is the method of development with reference to the unified process model
process.Implementation and validation results showed that the developed application is fit for use as a
learning for children with learning disabilities. Use of computer-assisted interactive media such as
this can provide simulation and immediate feedback so that potentially attract attention and motivate
children in learning.
Keywords: learning disability, computer-assisted instruction, CAI
1. Pendahuluan.
Salah satu persoalan dalam proses
pembelajaran saat ini adalah kesulitan belajar
ataulearning disability (Syabirin, 2011).
Bagaimanapun, berhasil tidaknya proses
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh murid
sebagai pihak yang belajar, tentunya selain
faktor guru sebagai pengajar. Data-data yang
ada menunjukkan bahwa prevalensi jumlah
anak berkesulitan belajar terus mengalami
peningkatan.
Sebuah penelitian di Jakarta
mengungkapkan bahwa 16,52% dari 3.215
murid SD dinyatakan sebagai anak berkesulitan
belajar. Penelitian lain di Semarang
mengungkapkan bahwa sebanyak 11,4% anak
usia sekolah mengalami kesulitan
belajar.Berdasarkan penelitian tindakan kelas,
diketahui hanya 10% siswa yang mampu
menyerap materi pelajaran sampai 84 hingga
95%, 15% mampu menyerap 65 hingga 85%.
Sisanya atau sekitar 60% hanya mampu
menyerap 50% materi pembelajaran (Syabirin,
2011).
Meningkatnya jumlah anak berkesulitan
belajar mengakibatkan penurunan kualitas
pendidikan nasional. Berdasarkan data dari
International Association for Evaluation of
Educational (IEA) pada tahun 2006 dalam
sebuah studi kemampuan membaca murid-
murid sekolah dasar kelas IV, Indonesia
menduduki peringkat ke-41 dari 45 negara yang
dilibatkan (PIRLS, 2006). Laporan Trends in
International Mathematics and Sciences Study
(TIMSS) pada tahun 2007 menunjukkan hal
Bytes Vol 1 No 1, 2012 11
yang tidak jauh berbeda, di mana sekitar 48%
siswa setingkat SMP di Indonesia buta
matematika. Dari 52% siswa yang menguasai
matematika, lebih dari setengahnya (55,7%)
hanya menguasai tingkat dasar. Kondisi ini jauh
dibandingkan negara tetangga Malaysia, di
mana 82% siswanya dinyatakan menguasai
matematika.
Rendahnya kualitas pendidikan di tanah
air berdampak pada pembangunan sumber daya
manusia. Berdasarkan laporan United Nations
Development Program (UNDP) tahun 2010,
Indonesia menduduki rangking 110(level
menengah) dari 169 negara. Peringkat ini jauh
di bawah negara-negara tetangga lain, seperti
Malaysia (57), Brunei Darussalam (37), atau
bahkan Singapura (27). Lebih memprihatinkan
lagi, peringkat Indonesia masih tertinggal jauh
di bawah Bosnia Herzegovina (68), sebuah
negara yang pernah dilanda perang etnik
berkepanjangan (UNDP, 2011).
Merujuk pada persoalan yang ada,
diperlukan pendekatan-pendekatan nyata yang
solutif di tengah minimnya layanan pendidikan
bagi anak berkesulitan belajar, khususnya untuk
usia dini. Menurut Himpunan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Indonesia (HIMPAUDI),
baru sekitar 34% PAUD yang memberikan
layanan bagi anak berkebutuhan khusus.
Tulisan ini memaparkan hasil penelitian
pengembangan media interaktif berbasis web
untuk anak-anak usia dini yang mengalami
kesulitan belajar. Pemanfaatan pembelajaran
berbantuan komputer (Computer Assisted
Instruction/CAI) mampu meningkatkan
pembelajaran bagi anak-anak berkesulitan
belajar karena adanya umpan balik secara
langsung (Access, 2010).
2. Landasan Teori
2.1. Kesulitan Belajar (Learning Disability)
Kesulitan belajar merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggris “learning
disability” yang berarti ketidakmampuan
belajar. Kata disability diterjemahkan
”kesulitan” untuk memberikan kesan optimis
bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk
belajar.Kesulitan belajar merupakan kumpulan
gangguan yang bervariasi manifestasinya,
berupa kesulitan dalam menggunakan
kemampuan mendengar, berbicara, membaca,
menulis, berpikir, dan berhitung (matematika).
Kondisi kesulitan belajar memiliki beberapa
karakteristik utama, yaitu:
a. Gangguan internal
Penyebab kesulitan belajar berasal dari
faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam
anak itu sendiri.
b. Kesenjangan antara potensi dan prestasi
Anak berkesulitan belajar memiliki potensi
kecerdasan/inteligensi normal, bahkan
beberapa di antaranya di atas rata-rata.
Namun demikian, pada kenyataannya
mereka memiliki prestasi akademik yang
rendah. Dengan demikian, mereka memiliki
kesenjangan yang nyata antara potensi dan
prestasi yang ditampilkannya.
c. Tidak adanya gangguan fisik dan/atau
mental
Anak berkesulitan belajar merupakan anak
yang tidak memiliki gangguan fisik dan/atau
mental.
Menurut Abdurrahman (2003), kesulitan belajar
dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok
yaitu: (1) Kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan (developmental learning
disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik
(academic learning disabilities).
a. Kesulitan Belajar Perkembangan
Kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan mencakup gangguan motorik
dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan
komunikasi, dan kesulitan belajar dalam
penyesuaian perilaku sosial.
b. Kesulitan Belajar Akademik
Kesulitan belajar akademik menunjuk pada
adanya kegagalan-kegagalan pencapaian
prestasi akademik yang sesuai dengan
kapasitas yang diharapkan.
Kesulitan belajar akademik terdiri dari tiga
jenis:
1) Kesulitan membaca (disleksia)
Secara harfiah, disleksia berarti kesulitan
yang berhubungan dengan kata atau simbol-
simbol tulis.
2) Kesulitan menulis (disgrafia)
Anak dengan gangguan disgrafia
mengalami kesulitan dalam mengharmo-
nisasikan ingatan dengan penguasaan gerak
tangannya ketika menuliskan angka atau huruf.
12 Bytes Vol 1 No 1, 2012
3) Kesulitan matematika (diskalkulia)
Kesulitan berhitung (atau lebih sering
disebut matematika) adalah kesulitan dalam
menggunakan bahasa simbol untuk berpikir,
mencatat, dan mengomunikasikan ide-ide yang
berkaitan dengan kuantitas atau jumlah.
2.2. Pembelajaran Berbantuan Komputer
Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi,
penggunaan perangkat-perangkat digital di
dalam pembelajaran mulai banyak digunakan.
Sejalan dengan hal ini, banyak kajian lanjutan
yang lebih mendalam, salah satunya adalah
pembelajaran berbantuan komputer atau lebih
dikenal dengan CAI (Computer Assisted
Instruction).
CAI mampu meningkatkan
pembelajaran bagi siswa-siswa berkesulitan
belajar karena adanya umpan balik secara
langsung (Access, 2010). Pada pembelajaran
ini, komputer dapat menarik perhatian siswa
melalui program-program interaktif dan
melibatkan siswa dalam berkompetisi untuk
meningkatkan kemampuannya. Pada
kenyataannya, aplikasi-aplikasi pembelajaran
berbasis komputer umumnya menyediakan
pembelajaran yang berbeda dan penuh
tantangan.
Menurut Hall (2000), pemanfaatan CAI
mampu meningkatkan kemampuan belajar bagi
anak-anak berkesulitan belajar. Hal ini
dikarenakan CAI menggunakan berbagai jenis
instruksi dalam pembelajaran, seperti drill and
practice, strategi, permainan, dan simulasi.
Meskipun demikian, CAI seharusnya digunakan
sebagai suplemen, bukan untuk menggantikan
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang
ada, dapat diambil kesimpulan bahwa CAI (atau
pembelajaran berbantuan komputer) memiliki
potensi dalam pengembangan aplikasi
pembelajaran bagi anak-anak berkesulitan
belajar. Terlebih dengan adanya dukungan
teknologi multimedia dan aplikasi web yang
memungkinkan hasil lebih menarik dan
publikasi secara luas melalui jaringan Internet.
3. Metode
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian pengembangan (developmental
research), yakni suatu proses yang dipakai
untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk. Ada beberapa tahapan yang dilibatkan
dalam penelitian ini, mulai dari analisis
kebutuhan hingga implementasi produk. Untuk
dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan,
sedangkan untuk menguji keefektifan produk
tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat
luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut.
3.2 Deskripsi Sistem
Pembelajaran berbantuan komputer
yang dikembangkan merupakan sebuah aplikasi
perangkat lunak. Aplikasi multimedia interaktif
ini dibangun berbasis web dan ditujukan untuk
anak-anak berkesulitan belajar, khususnya usia
5-7 tahun. Konten yang disajikan terdiri dari
kemampuan membaca, kemampuan menulis,
dan kemampuan berhitung.
Dalam upaya menyajikan materi
pembelajaran yang variatif dan komprehensif,
setiap konten terdiri dari tiga kategori, yaitu:
Materi Dasar
Materi ini menyajikan teori dasar yang
melandasi materi pembelajaran, misalnya
membaca, menulis, dan berhitung. Kemasan
materi disusun ringkas dan jelas dengan
penguatan contoh-contoh yang dibuat
menggunakan unsur-unsur multimedia.
Latihan dan Kuis
Menyajikan latihan-latihan kecil dan
evaluasi guna mengetahui tingkat
pemahaman anak sehubungan dengan materi
yang dibahas. Dengan demikian, anak tidak
hanya sekadar membaca materi dasar,
namun juga berlatih secara langsung.
Permainan (game)
Tidak bisa dipungkiri, permainan memiliki
daya tarik tersendiri yang sering memikat
anak-anak. Meskipun demikian, seharusnya
permainan untuk anak-anak juga memiliki
nilai edukatif. Berangkat dari sini, halaman
ini secara khusus menyediakan beragam
permainan interaktif berbasis multimedia
Bytes Vol 1 No 1, 2012 13
terkait dengan materi-materi yang sedang
dibahas.
Desain aplikasi berbasis web sangat tepat
dalam upaya melingkupi akses yang luas. Hal
ini sangat sesuai dengan kondisi geografis
Indonesia yang berupa kepulauan. Ilustrasi
mengenai arsitektur aplikasi web yang
dikembangkan diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Arsitektur Aplikasi
Pengembangan konten pembelajaran
memanfaatkan teknologi PHP, Ajax, dan Adobe
Flash. Aplikasi ini dipublikasikan ke Internet
sehingga dapat dimanfaatkan secara luas,
khususnya bagi anak-anak yang mengalami
kesulitan belajar matematika.
3.3 Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem bertujuan
menyediakan deskripsi mengenai bentuk dari
sistem yang akan dikembangkan. Penelitian ini
menggunakan notasi UML untuk
menggambarkan sistem secara global. Langkah
ini dilakukan dengan menyajikan visualisasi use
case diagram seperti terlihat pada Gambar 2.
Representasi diagram use case
memperlihatkan interaksi antara aktor dan use
case. Dari perspektif pengguna, diagram use
case memberikan gambaran mengenai
perangkat lunak yang akan dibangun. Terlihat
bahwa aplikasi ini mendefinisikan dua jenis
pengguna, yaitu pengguna umum dan
administrator. Pengguna umum adalah individu,
orang tua/guru, atau masyarakat, sedangkan
administrator adalah pengelola sistem.
Gambar 2. Pemodelan Use Case
3.4. Validasi dan Pengujian
Untuk memastikan bahwa aplikasi yang
dikembangkan telah sesuai dengan spesifikasi
awal, maka dilakukan tahap validasi dan
pengujian.Ada dua jenis uji validitas yang
dilakukan pada penelitian ini, yaitu validitas isi
(konten) dan validitas media. Validitas konten
dilakukan terhadap ranah materi, ranah
konstruksi, dan ranah bahasa yang dipakai.
Validasi oleh ahli media ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat validitas media
pembelajaran sehingga dapat diketahui valid
atau tidaknya media.
Pengujian merupakan sebuah aktivitas
di mana suatu sistem dieksekusi dalam kondisi
yang ditetapkan dan hasilnya diamati serta
dievaluasi. Pengujian dilakukan sebagai
verifikasi bahwa perangkat lunak yang
dikembangkan dapat memenuhi spesifikasi
kebutuhan dan berjalan sesuai dengan skenario
yang telah dideskripsikan. Tujuan utama dari
tahap pengujian adalah untuk menemukan
kesalahan yang belum teridentifikasi.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil
Pada tahap analisis dan desain, telah
dilakukan identifikasi kebutuhan dan
perancangan. Tahap selanjutnya adalah
implementasi yang merupakan tahap untuk
mentranslasikan hasil analisis dan perancangan
ke suatu bentuk machine-readable. Pada tahap
ini, aspek-aspek yang berhubungan dengan
perilaku dan struktur sistem direpresentasikan
sebagaimana ia akan dibangun.
14 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Langkah awal pada tahap implementasi
adalah dengan membangun aplikasi web yang
merupakan learning management system
(LMS). Pembuatan aplikasi ini dilakukan
dengan menggunakan bahasa pemrograman
PHP dan database MySQL yang dijalankan
pada server lokal. Hasil implementasi
antarmuka utama aplikasi yang dikembangkan
diperlihatkan seperti Gambar 3.
Gambar 3. Tampilan Utama Aplikasi
Pembelajaran
Langkah selanjutnya pada tahap
implementasi adalah membuat konten-konten
pembelajaran untuk anak berkesulitan belajar.
Pembuatan konten-konten ini melibatkan
banyak referensi yang memetakan karakter
konten pembelajaran yang sesuai. Melalui
rujukan-rujukan yang dipandang valid, seperti
kurikulum pendidikan nasional, dikembangkan
konten-konten pembelajaran membaca, menulis,
dan matematika.
Sehubungan dengan sasaran
pengembangan aplikasi, yakni untuk anak-anak,
maka pembuatan desain antarmuka menekankan
pada aspek visual yang sederhana dan jelas.
Sintaks bahasa yang digunakan juga didesain
agar tidak kaku dan akrab dengan anak-anak.
Selain itu, tampilan halaman juga didesain
kental dengan lingkungan pembelajaran anak-
anak sehingga diharapkan mampu menarik
minat anak-anak untuk menggunakannya.
Contoh tampilan hasil implementasi konten
pembelajaran membaca diperlihatkan pada
Gambar 4.
Gambar 4. Konten Pembelajaran Membaca
Salah satu daya tarik yang ingin ditonjolkan dari
aplikasi pembelajaran ini adalah unsur
multimedia interaktif.Untuk mewujudkan hal ini
maka penggunaan kombinasi media seperti
gambar, teks, suara, dan animasi memiliki peran
yang sangat penting.
Sebagai contoh, agar anak-anak lebih
memahami tentang cara penulisan, disediakan
konten animasi penulisan huruf, angka, dan kata
angka yang disertai petunjuk penulisan. Teknik
yang dikenal dengan pendekatan
letter/numbertracing ini diperlihatkan seperti
Gambar 5.
Gambar 5. Konten Pembelajaran Menulis
Konsep pembelajaran interaktif yang
ditawarkan tidak sebatas pada materi dasar dan
latihan/kuis, namun juga disertai beragam game
pembelajaran. Konten-konten yang tersedia juga
dikemas interaktif dan edukatif tanpa
menghilangkan unsur permainan.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 15
Gambar 6. Konten Pembelajaran Matematika
Setelah tahap implementasi, perlu dilakukan
validasi guna memastikan bahwa produk sudah
valid dan bisa digunakan oleh anak-anak. Ada
dua jenis validasi yang dilibatkan dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Uji Validitas Isi
Validitas isi dilakukan terhadap ranah
materi, ranah konstruksi, dan ranah bahasa
yang dipakai. Dalam upaya mencapai hasil
optimal, uji validitas isi ini dilakukan oleh
orang yang dipandang kompeten di
bidangnya.
b. Uji Validitas Media
Validasi oleh ahli media dilakukan untuk
mengetahui tingkat validitas media
pembelajaran sehingga dapat diketahui valid
atau tidaknya media yang
dikembangkan.Dalam uji validitas media ini,
ada dua kategori yang digunakan, yaitu:
fungsionalitas dan antarmuka pengguna.
Sebagai tahap akhir dari rangkaian
pengembangan aplikasi perangkat lunak, perlu
dilakukan pengujian sistem sebelum kemudian
dipublikasi secara luas. Pengujian dilakukan
sebagai verifikasi bahwa perangkat lunak dapat
memenuhi spesifikasi kebutuhan dan berjalan
sesuai dengan skenario yang telah
dideskripsikan.
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan
menggunakan metode black-box, yaitu dengan
memperhatikan hasil keluaran dari perangkat
lunak aplikasi pembelajaran berdasarkan
masukan-masukan atau perintah-perintah yang
diberikan.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dan
implementasi, terlihat bahwa pembelajaran
berbantuan komputer dapat menyediakan
layanan bagi anak berkesulitan belajar. Aplikasi
pembelajaran yang dikembangkan berbasis web
dapat diakses secara luas kapan pun dan di
mana pun tanpa terbatas ruang dan waktu.
Hasil validitas konten dan media
menunjukkan kelayakan produk yang
dikembangkan dengan nilai rata-rata kelayakan
sebesar 91,25%. Adapun tahap pengujian
memperlihatkan bahwa fungsionalitas aplikasi
sudah sesuai dengan spesifikasi awal.
5. Simpulan dan Saran
5.1. Simpulan
Aplikasi berbasis TIK dapat
dimanfaatkan untuk menyediakan pembelajaran
bagi anak berkesulitan belajar. Pengembangan
aplikasi pada lingkungan web mampu
meningkatkan akses secara luas, kapan pun dan
di mana pun tanpa terbatas ruang dan waktu.
Hasil validasi dan pengujian memperlihatkan
bahwa aplikasi pembelajaran yang
dikembangkan sudah cukup layak untuk
digunakan.
5.2 Saran
Meskipun aplikasi yang dihasilkan
sudah cukup menyediakan konten
pembelajaran, namun sebaiknya perlu
penambahan konten secara berkelanjutan.
Selain itu, agar kelayakan produk lebih optimal
maka perlu dilakukan uji coba secara langsung
ke masyarakat, misalnya lembaga pendidikan
anak usia dini.
6. Daftar Rujukan
[1]. PIRLS 2006 International Report.
2011.(online)
http://pirls.bc.edu/pirls2006/intl_rpt.html
[2]. Human Development Report 2010-HDI
rankings.2011. (online)
http://hdr.undp.org/en/statistics/
[3]. Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi
Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta,
Jakarta.
[4]. Balitbang Diknas. 2007. Model Kurikulum
bagi Peserta Didik yang Mengalami
Kesulitan Belajar. Pusat Kurikulum
Balitbang Diknas.
[5]. Access Center (2008) Computer-Assisted
Instruction and Writing. (online)
http://www.readingrockets.org/article/2202
8
16 Bytes Vol 1 No 1, 2012
[6]. Hall, T.E., Hughes, Filbert. 2000.
Computer Assisted Instruction in Reading
for Students with Learning Disabilities: A
Research Synthesis. The National
Dissemination Center for Children with
Disabilities
[7]. Hallahan, D.P., Kauffman, J.M. 1985.
Introduction to Learning Disabilities.
Prentice-Hall, inc. New Jersey
[8]. Hallahan, D.F., Kauffman, J.M. 2006.
Exceptional Learners Introduction to
Special Education. Pearson Education.
USA.
[9]. Prasetya, Didik Dwi. 2010. Aplikasi
Pembelajaran Interaktif Berbasis Web
untuk Anak Berkesulitan Membaca
(Disleksia). Konferensi Nasional APPI.
Universitas Negeri Malang.
[10]. Prasetya, Didik Dwi. 2011. Aplikasi
Multimedia Interaktif Berbasis Web untuk
Anak Kesulitan Matematika (Diskalkulia).
SENTIA. Politeknik Negeri Malang.
[11]. Syabirin, Tabrani. 2011.Mutu Pendidikan
Terus Merosot. (online)
http://suarapantas.com/
[12]. http://en.wikipedia.org/wiki/Learning_disa
bility
[13]. http://www.medicinenet.com/learning_disa
bility/article.htm
[14]. http://learningdisabilities.about.com/
Bytes Vol 1 No 1, 2012 17
PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENGONTROLAN
SAKLAR LAMPU PADA SETIAP RUANGAN VIA WEB
Mira Orisa1, Febriana Santi Wahyuni
2, Sandy Nataly Mantja
3
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang 1 [email protected], 2 [email protected], [email protected]
Abstrak
Aplikasi ini merupakan suatu sistem kontrol untuksaklar lampu di ruangan melalui sebuah
web.Client akan mendial server ruangan dan akan mendownload program yang ada diservertersebut
sehingga client dapat melakukan pengontrolan apakah itu menhidupkan atau mematikan saklar
lampu.Apabila client meminta halaman web darisisi server danalamat yang ditujuitubenarmaka
server akan mengirimkan halaman web yang adapada web server. jaringan yang digunakan adalah
LAN (Lokal Area Network). PC-Client akan melakukan pemanggilan alamat lokal IP, tentu
dibutuhkan sebuah web browser untuk memasukkanalamat tersebut..
Didalamhalaman web itu akan ditampilkan informasi kondisi alat elektronik terkini, serta
memungkinkan client untuk merubah kondisi saklar lampu kemudian menampilkan informasi
kondisinya setelah pengontrolan.
Kata Kunci: web,client, server,database,mikrokontroler AT89S51.
1. PENDAHULUAN
Web adalah sejumlah halaman web yang
memiliki topik saling terkait, terkadang
disertai pula dengan berkas-berkas gambar,
video, atau jenis-jenis berkas lainnya.Sebuah
situs web biasanya ditempatkan setidaknya
pada sebuah server web yang dapat diakses
melalui jaringan seperti internet, ataupun
jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat
internet yang dikenali sebagai URL. Sebuah
halaman web merupakan berkas yang ditulis
sebagai berkas teks biasa (plain text) yang
diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa
dengan instruksi-instruksi berbasis HTML,
atau XHTML, terkadang disisipi dengan
sekelumit bahasa skrip.Halaman-halaman web
tersebut diakses oleh pengguna melalui
protokol komunikasi jaringan yang
disebutsebagaiHTTP
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Client Server
Client-server merupakan sebuah paradigma
dalam teknologi informasi yang merujuk
kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi
ke dalam dua pihak: pihak klien dan pihak
server.
Dalam model klien/server, sebuah
aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang
terpisah, tapi masih merupakan sebuah
kesatuan yakni komponen klien dan komponen
server. Komponen klien juga sering disebut
sebagai front-end, sementara komponen server
disebut sebagai back-end. Komponen klien
dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah
workstation dan menerima masukan data dari
pengguna.Komponen klien tersebut akan
menyiapkan data yang dimasukkan oleh
pengguna dengan menggunakan teknologi
pemrosesan tertentu dan mengirimkannya
kepada komponen server yang dijalankan di
atas mesin server, umumnya dalam bentuk
request terhadap beberapa layanan yang
dimiliki oleh server. Komponen server akan
menerima request dari klien, dan langsung
memprosesnya dan mengembalikan hasil
pemrosesan tersebut kepada klien. Klien pun
menerima informasi hasil pemrosesan data
yang dilakukan server dan
menampilkannyakepada pengguna, dengan
menggunakan aplikasi yang berinteraksi
dengan pengguna.
18 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Gambar 1.Model World Wide Web
(www.wapforum.org)
2.2. Kabel UTP(Unshielded Twistwd Pair)
Kabel “Unshielded twisted pair”
(UTP) digunakanuntuk LAN dan sistem
telepon. Kabel UTP terdiri dari empat pasang
warna konduktor tembaga yang setiap
pasangnya berpilin.Pembungkus kabel
memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap
pasang kawat.Kabel UTP terhubung
keperangkat melalui konektor modular 8 pin
yang disebut konektor RJ-45. Semua protokol
LAN dapat beroperasi melalui kabel
UTP.Kebanyakan perangkat LAN dilengkapi
dengan RJ-45.
Gambar 2.Kabel UTP
(Kabel Local Area Network (LAN).htm)
2.3. Microsoft Visual Basic
Microsoft Visual Basic (sering
disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah
bahasa pemrograman yang menawarkan
Integrated Development Environment (IDE)
visual untuk membuat program perangkat
lunak berbasis sistem operasi Microsoft
Windows dengan menggunakan model
pemrograman (COM).Visual Basic merupakan
turunan bahasa pemrograman BASIC dan
menawarkan pengembangan perangkat
lunak komputer berbasis grafik dengan cepat.
Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic
for Applications (VBA) dan Visual Basic
Scripting Edition (VBScript), mirip seperti
halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang
berbeda
2.4. Borland Delphi
Pada perencanaan software di
computer server ini kita membutuhkan dua
macam software yaitu software untuk
komunikasi dengan mikrokontroler dan untuk
komunikasi dengan server windows
Xp.Software untuk komunikasi dengan MCU
direncanakan menggunakan Delphi7. Dengan
Delphi ini pembuatan aplikasi menjadi lebih
mudah selain didukung oleh VLC (Visual
Component Library) untuk membuat tampilan
pada aplikasi database dengan komponen
querynya. Dengan komponen dalam CPORT
ini,yaitu Comport kita akan membuat aplikasi
komunikasi serial dengan mudah, karena
didalamnya sudah disediakan berbagai
pengesetan parameter komunikasi serial.
Sedangkan untuk komunikasi dengan server
database SQL windows Xp, Delphi juga telah
menyediakan komponen untuk membangun
komunikasi yaitu ADO Connection.
2.5. Dasar Teori Mikrocontroller AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 adalah
mikrokontroler ATMEL yang kompatibel
penuh dengan mikrokontroler keluarga MCS –
51, membutuhkan daya rendah, memiliki
performance yang tinggi dan merupakan
mikrokomputer 8 bit yang dilengkapi 4 Kbyte
EEPROM (Electrical Erasable and
Programmable Read Only Memory) dan 128
Byte RAM internal. Program memory dapat
diprogram berulang – ulang atau dengan
menggunakan Programmer Nonvolatile
Memory.
Secara umum Mikrokontroler AT89S51
memiliki :
CPU 8 bit termasuk keluarga
MCS-51
4 Kb Flash memory
128 byte Internal RAM
4 buah Port I/O, masing – masing
terdiri atas 8 jalur I/O
2 Timer/ counter 16 bit
1 Serial Port Full Duplex
Kecepatan pelaksanaan intruksi per
siklus 1 us pada frekuensi clock 12
Mhz.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 19
Mikrokontroler AT89S51 terdiri dari 40 pin
dengan konfigurasi sebagai berikut:
Gambar 3.Konfigurasi Pin-Pin AT89S51
Sumber : Data Sheet Atmel AT89S51
2.6Rangkaian IC MAX232
Mikrokontroller AT89S51 juga
dilengkapi dengan port serial. Port serial ini
memungkinkan kita mengirim data dalam
format serial. Apabila hendak menghubungkan
mikrokontroller AT89S51 dengan PC
(komputer pribadi) melalui port serial maka
level tegangan TTL yang dikeluarkan oleh IC
AT89S51 harus diubah menjadi level tegangan
RS232 port serial pada PC. Pemilihan
kapasitor disesuaikan dengan nilai pada
datasheet IC MAX232 yaitu 1F.
Hubungannya diperlihatkan pada gambar
Gambar 4.Rangkaian IC MAX232
(Data Sheet MAX232)
3. DESAIN DAN PERANCANGAN
3.1. Umum
Bab ini menjelaskan masalah
perencanaan dan implementasi server sebagai
pusat komunikasi dalam sistem pengontrolan
saklar lampu. Pengontrolan saklar lampu via
web adalah sistem kontrol sekaligus
monitoring kondisi saklar lampu di ruangan
melalui sebuah Client yang memiliki fitur
akses ke server.
Pada aplikasi untuk melakukan
pengontrolan sekaligus monitoring, pertama
kali client akan mendial server ruangan dan
akan mendownload program yang ada di
server. Apabila client meminta halaman web
darisisi server danalamat yang dituju itu
benarmakan server akan mengirimkan
halaman web yang adapada web server.
jaringan yang digunakanadalah LAN (Lokal
Area Network). PC-Client akan melakukan
pemanggilan alamat dalam halinilokal IP,
tentu dibutuhkan sebuah web browser untuk
memasukkan alamat IP Address.
Didalam halaman web itu akan ditampilkan
informasikondisi Lampu terkini, serta
memungkinkan client untuk merubah kondisi
tersebut,serta menampilkan informasi kondisi
setelah pengontrolan.
Gambar 5. Blok Diagram Sistem
3.2. Web Browser
Agar dapat melakukan browsing dengan
menggunakan client,kita harus merancang
webbrowser dengan menggunakan VB.Net.
memungkinkan client untuk menerima
content dari web server. Komunikasinya
ditangani melalui protokol-protokol jaringan
standar, seperti HTTP dan TCP/IP.
3.3. Desain antarmuka pada browser
Gambar 6. Form login
20 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Gambar 7. Kondisi sesudah dikontrol
3.4. Web Server
Web server merupakan sebuah server
internet yang mampu melayani koneksi
transfer data dalam protokol HTTP. Agar
dapat diakses oleh webbrowser, content (data-
data) pada web server tersebut bersifat dinamis
dan berhubungan erat dengan sebuah
database.
3.5. Software untuk komunikasi dengan
MCU
Pada perencanaan software di komputer
server ini kita membutuhkan dua macam
software yaitu software untuk komunikasi
dengan mikrokontroller dan software untuk
komunikasi dengan server windows Xp.
Software untuk komunikasi dengan MCU
direncanakan menggunakan Delphi 7. Dengan
Delphi ini pembuatan aplikasi menjadi lebih
mudah selain didukung oleh VCL (Visual
Component Library) untuk membuat tampilan
yang menarik juga pada aplikasi database
dengan komponen querynya. Sedangkan untuk
aplikasi komunikasi kita harus menginstalnya
secara terpisah yaitu Componen CPORT
Library. Dengan komponen dalam CPORT ini,
yaitu Comport kita akan membuat aplikasi
komunikasi serial dengan mudah, karena
didalamnya sudah disediakan berbagai
pengesetan parameter komunikasi serial
seperti baudrate, port yang digunakan, parity,
bitstop dan sebagainya.
Gambar 8. Delphi Programing
Gambar 9. Alat kontrol
Sedangkan untuk komunikasi dengan
server database SQL server, Delphi juga telah
menyediakan komponen untuk membangun
konunikasi, yaitu ADO Connection.
Gambar 10. Flowchart untuk Program
Kontrol
Bytes Vol 1 No 1, 2012 21
Pada ADO Connection ini kita tinggal
mengisi String Connection yaitu Informasi
yang berisi komputer yang akan
dihubungi.Adapun flowchart program pada
komputer kontrol ini seperti ditunjukkan pada
gambar 10
3.6. Database
Database yang diaplikasikan dalam sistem
ini akan memberikan layanan informasi
kepada client tentang kondisi Ruangan di
Kantor Jurusan, selain itu juga memberikan
suatu keamanan kepada mereka dengan
pemberian sebuah autentikasi yang berupa
user name dan password.
Program database server yang digunakan
adalah SQL Server. Pertimbangan yang
diambil dalam memilih perangkat lunak ini
adalah karena SQL server sangat mendukung
aplikasi VB, halInikarenakoneksinyadan API ygmendukunglebihmudahdigunakan.
3.7. Perencanaan Perangkat Lunak
Mikrokontroller
Perencanaan perangkat lunak (software)
pada mikrokontroller ini berdasarkan bahasa
assembler. Softwae ini nantinya harus di
dikompile dengan software konversi sampai
jadi file .BIN, yang nantinya akan dimasukkan
kedalam AT89S51 sebagai program yang siap
dijalankan.
Untuk lebih memudahkan dalam
perencanaan programini maka dibuat
flowchart program, yakni gambaran jalannya
program secara umum. Adapun flowchart pada
mikrokontroller ini adalah seperti gambar 11.
Gambar 11. Flowchart program pada MCU
3.8. Perencanaan dan Pembuatan Program
Aplikasi
Secara umum, tampilan program pengontrolan
memiliki alur sebagai berikut :
Pertama, client dihadapkan pada suatu
sistem authentikasi yang terdiri dari user
name dan password. Apabila client
memberikan data yang benar, maka
pengontrolan akan dapat segera dilakukan.
Namun jika sebaliknya, maka client
akandiberikan kesempatan untuk
mengulang proses tersebut(Info1).
Sebelum proses pengontrolan, server akan
memberikan informasi(Info 2)kepada client
kondisi terkini dari ruangan.
Pada proses selanjutnya client akan
diberikan kesempatan untuk melakukan
pengontrolan, kemudian kondisi ruangan
terkini dapat segera tertampilkan(Info 3).
Dari alur tersebut di atas dapat
dipresentasikan dengan membuat sebuah
algoritma :
Gambar 12. Algoritma Tampilan Program
Pengontrolan
4. Pengujian dan Implementasi
4.1. Implementasi Sistem
Tahap implementasi merupakan
lanjutan dari tahap analisa sistem dan
perancangan sistem yang sudah dibahas pada
bab sebelumnya. Dalam aplikasi sistem
pengontrolan saklar lampu via web ini,
program yang digunakan dalam
pengimplementasian digunakan VB.Net,
Borland Delphi 7 dan sebagai media
penyimpanan data (basisdata) aplikasi ini
22 Bytes Vol 1 No 1, 2012
menggunakan basis data SQL Server. Program
utama pada aplikasi ini adalah koneksi basis
data dengan MCU, Pemrosesan request dari
client, dan pemrosesan respon dari server.
Dalam pengujian pada sistem
pengontrolan saklar lampu via web ini
dibedakan menjadi dua, yaitu pengujian server
dan database serta yang kedua yaitu pengujian
program kontrol dan alat.
4.2. Koneksi
Untuk memastikan bahwa packet data yang
dikirimkan server diterima oleh client,maka
terlebih dahulu antara komputer client dan
server dikoneksikan.untuk sistem ini
mengunakan LAN(local Area Network).
4.3. Server
Tujuan dari pengujian adalah untuk
menguji web server apakah sudah dapat
mengirimkan halaman pengontrolan kepada
client.Pengujian komponen tersebut dengan
menggunakan Web Browser pada sisi client.
Komputer server diberikan alamat IP
10.10.10.1 dan client dengan IP 10.10.10.2/5.
4.4. Database SQL Server
Komponen databases ini digunakan untuk
merubah kondisi saklar pada alat serta
menginformasikan kondisi sebelum dan
sesudah pengontrolan.
4.5. Mikrokontroller
Tujuan dari pengujian iniadalahuntuk
menguji respon program yang diisikan pada
mikrokontroller, apabila hasilnya sesuai
dengan yang diharapkan berarti
mikrokontroller dalam keadaan baik.
Dari hasil pengujian, program berjalan dengan
semestinya yaitu hidup matinya led pada
selang waktu tertentu pada P1.0-P1.3 dan
P1.4-P1.7 secara bergantian. Hal ini berarti
MCU dapat mengambil instruksi kerja sesuai
dengan alamat pada PC (program Counter).
Kesimpulan dari pengujian diatas adalah MCU
dapat menjalankan program, berarti MCU
dalam kondisi baik.
5. Penutup
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan Perancangan dan pembuatan
system pengontrolan saklar lampu via web,
dapat diambil kesimpulan,yaitu:
Dari hasil pengujian web server dapat
mengirimkan halaman pengontrolan
kepada client serta client dapat
melakukan pengontrolan.
Dari hasil pengujian alat, pada saat
client menginputkan, misal 0 [0= Off=]
maka lampu LED peraga akan mati. Jika
client menginputkan 1[1= On] maka
lampu LED peraga akan menyala.
Dari hasil perubahan kondisi saklar
lampu diatas dapat diketahui bahwa
pengujian yang dilakukan tidak hanya
sekedar membaca data table saja tetapi
sudah bias mengubah database server
melalui client.
5.2. Saran
Diharapkan system aplikasi pengontrolan
ini dapat ditingkatkan dengan
mengimplementasikan sistem monitoring
camera sehingga kondisi disekitar ruang
kontrol dapat termonitoring secara real – time.
6. DaftarPustaka
[1]. Ir.Inge Martina,36 Jam Belajar Komputer
Pemrograman Internet dengan
Delphi,Penerbit PT.Elex Media
Koputindo,Jakarta,2002
[2]. R.Budhi Widodo & Joseph Dedy Irawan,
Interfacing Paralel & Serial menggunakan
Delphi, Edisi Pertama, Penerbit:Graha
Ilmu, Yogyakarta,2007.
[3]. T.Marcus, Agus Prijono,Josef Widiadhi,
Pemrograman Delphi Dengan
ADOExpress, Edisi Revisi,
Penerbit:Informatika, Bandung,2005.
[4]. Taryana Suryana & Jonathan Sarwono, E-
Commerce Menggunakan PHP dan
MySQL, Edisi Pertama,Penerbit: Graha
Ilmu,Yogyakarta,2007.
[5]. Fathansyah, Basis Data, Edisi Pertama,
Penerbit:CV.Informatika, Bandung,1999.
[6]. www.data sheet AT89S8252.com
[7]. sDelphi.About.com
Bytes Vol 1 No 1, 2012 23
APPLIKASI SISTEM PAKAR
UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALERGI
Ali Mahmudi
1, Bahrul Muhid
2
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang, [email protected], [email protected]
Abstrak
Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer,
agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar. Sistem pakar banyak
dikembangkan dalam banyak bidang, diantaranya adalah pemberian kredit[8] dan mendeteksi
kerusakan notebook[9]. Pada penelitian ini, sistem pakar digunakan sebagai alat bantu untuk
mendiagnosa penyakit alergi. Knowledge based dari sistem pakar ini diperoleh dari beberapa ahli
penyakit alergi dan buku-buku referensi.
Aplikasi sistem pakar ini dirancang menggunakan bahasa pemrograman PHP, HTML dan
database MySQL sebagai penyimpan data. Sistem pakar ini menggunakan pendekatan certainty
factor. Keluaran yang dihasilkan adalah nilai kemungkinan penyakit alergi berdasarkan gejala yang
diberikan oleh pengguna. Besarnya nilai kemungkinan tersebut merupakan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode certainty factor.
Kata kunci : sistem pakar, alergi, certainty factor, measure of belief, measure of disbelief, kecerdasan
buatan.
1. Pendahuluan
Sistem pakar adalah suatu sistem yang
berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke
komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti layaknya seorang pakar.
Sistem pakar dibangun untuk mencoba meniru
kemampuan manusia dalam menyelesaikan
suatu masalah. Penyimpanan dan pengalihan
keahlian dari seorang/beberapa ahli ke
computer, yang kemudian dialihkan lagi ke
orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan
utama dari sistem pakar. Sistem pakar yang
dirancang dengan baik dapat menyelesaikan
suatu permasalahan tertentu seperti layaknya
diselesaikan oleh seorang pakar. Sistem pakar
juga dapat memberikan kesimpulan dengan
tepat, bahkan dalam beberapa kasus dapat
menghasilkan kesimpulan lebih cepat daripada
pakar[1][2][3].
Sistem pakar banyak digunakan dalam
banyak bidang, misalkan saja untuk
memutuskan pemberian kredit bank[8] dan
untuk mendeteksi kerusakan notebook[9].
Pada penelitian ini, sistem pakar dipergunakan
untuk mendiagnosis penyakit alergi.
Alergi dapat didefinisikan sebagai reaksi
berlebihan dari sistem ketahanan tubuh
sebagai reaksi atas kontak badan dengan
benda-benda asing dari luar[6]. Bahan-bahan
asing ini, pada umumnya dianggap tubuh
sebagai sesuatu yang tidak membahayakan dan
tidak terjadi reaksi negatif bagi orang-orang
non alergi. Penelitian ini bertujuan menyusun
sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis
penyakit alergi.
2. Landasan Teori
Certainty Factor (CF) menunjukkan ukuran
kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.
CF [h,e] = MB [h,e] – MD [h,e] (1)
Keterangan :
CF = Certainty Factor = faktor kepastian.
MB[h,e]= Measure of Belief adalah tingkat
keyakinan terhadap hipotesis h, jika
diberikan data e. Nilai MB[h,e] adalah
antara 0 dan 1.
MD[h,e]= Measure of Disbelief adalah tingkat
ketidakyakinan terhadap hipotesis h,
jika diberikan data e . Nilai MD[h,e]
adalah antara 0 dan 1.
e = data atau evidence.
h = hipotesis atau dugaan.
24 Bytes Vol 1 No 1, 2012
CF dapat ditentukan dengan
mengkombinasikan beberapa evidence dari
suatu hipotesis. Jika e1 dan e2 adalah evidence 1 dan evidence
2, maka
Nilai Measure of Belief dapat ditentukan oleh
persamaan 2 dan nilai Measure of Disbelief
ditentukan oleh persamaan 3. [ ]
{
[ ] [ ] [ ] (2)
[ ]
{
[ ] [ ] [ ] (3)
CF dapat ditentukan dengan
mengkombinasikan beberapa hipotesis. Jika h1 dan h2 masing-masing adalah hipotesis
1 dan hipotesis 2, maka
MB[h1 h2 , e] = min (MB[h1, e], MB[h2, e]) (4)
MB[h1h2 , e] = max (MB[h1, e], MB[h2, e]) (5)
MD[h1 h2 , e] = min (MD[h1, e], MD[h2, e]) (6)
MD[h1h2 , e] = max (MD[h1, e], MD[h2, e]) (7)
3. Perancangan dan Analisa Sistem
3.1 Sumber data
Masukan data sistem pakar ini
meliputi data penyakit dan data gejala untuk
penyakit alergi. Ada beberapa data penyakit,
data gejala dan data penelusuran penyakit
alergi dan gejala yang dicontohkan dalam table
1, tabel 2 dan tabel 3.
Tabel 1. Data Penyakit Alergi [6][7]
No Jenis Penyakit Alergi
1 Asma Bronkial
2 Ekstrinsik Alergik Alveolitis /
Hipersensitivitas Pneumonia
3 Rinitis Alergika
4 Konjungtivitis Alergika
5 Urtikaria
6 Dermatitis Atopi
7 Dermatitis Kontak Alergi
8 Alergi Makanan
9 Alergi Okupasional
10 Alergi Obat
11 Anafilaksis
Tabel 2. Data Gejala Penyakit Alergi [6][7]
Kode Gejala
Ee1 Sesak Napas
Ee2 Napas Berbunyi (Mengi)
Ee3 Batuk berdahak dengan reak
berlebihan
Ee4 Seperti influenza berulang-ulang
Ee5 Batuk kering tanpa mengi
Ee6 Penurunan berat badan
Ee7 Jarang terdapat jari tubuh
Ee8 Bersin berulang-ulang kali
Ee9 Gatal-gatal di langit-langit mulut
Ee10 Gatal-gatal di telinga dan hidung,
hidung berair
Ee11 Gatal-gatal di mata, terutama mata
berair dan merah
Ee12 Gatal-gatal bagian mata dan
pembengkakan kelopak mata
Ee13 Bagian kulit bengkak seperti bewarna
pucat serta ditengahnya dikelilingi
dengan kemerahan
Ee14 Bentol atau bercak meninggi pada
kulit, bewarna merah dan bewarna
keputihan jika ditekan, gatal, dengan
berbagai variasi bentuk dan ukuran
Ee15 Bibir membengkak
Ee16 Gatal-gatal bagian lipatan kulit
seperti siku, leher dan lainnya
Ee17 Gatal-gatal dibelakang lutut kaki
Ee18 Gatal-gatal terus-menerus dan
penggarukan mengakibatkan robek
kulit
Ee19 Timbunya gatal-gatal apabila
berkeringat
Ee20 Gatal-gatal bagian tangan, mata,
muka, kepala, leher, ketiak, kaki dan
daerah anus berlangsung selama
berhari-hari atau minggu
Eee2
1
Gatal-gatal bagian kulit ditengahnya
dikelilingi dengan kemerahan
Ee22 Mual, muntah atau rasa tidak nyaman
pada perut
Ee23 Kulit iritasi
Ee24 Bagian kulit gatal-gatal setelah
meminum obat
e1
e2
h
Bytes Vol 1 No 1, 2012 25
Tabel 3. Data Penulusuran penyakit alergi
Hhi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ee1 √ √ √ √ √
Ee2 √ √ √
Ee3 √ √
Ee4 √
Ee5 √
Ee6 √
Ee7 √
Ee8 √
Ee9 √ √
Ee10 √ √
Ee11 √ √ √ √
Ee12 √ √ √ √
Ee13 √ √ √ √ √
Ee14 √ √ √ √
Ee15 √ √
Ee16 √ √
Ee17 √
Ee18 √ √
Ee19 √
Ee20 √ √ √
Ee21 √ √ √
Ee22 √
Ee23 √
Ee24 √
3.2 Penyusunan Kaidah Produksi
Penyusunan kaidah produksi untuk
mendiagnosa alergi obat, berdasarkan tabel 3
ditunjukkan pada kaidah 1.
Kaidah 1:
Jika Bagian kulit bengkak seperti bewarna
pucat serta ditengahnya dikelilingi
dengan kemerahan
Ddan Bentol atau bercak meninggi pada kulit,
bewarna merah dan bewarna keputihan
jika ditekan, gatal, dengan berbagai
variasi bentuk dan ukuran
Ddan Gatal-gatal bagian tangan, mata, muka,
kepala, leher, ketiak, kaki dan daerah
anus berlangsung selama berhari-hari
atau minggu
Ddan Gatal-gatal bagian kulit ditengahnya
dikelilingi dengan kemerahan
Ddan Bagian kulit gatal-gatal setelah
meminum obat
mmaka Alergi Obat
Kaidah produksi untuk mendiagnosa alergi
Rinitis ditunjukkan pada kaidah 2.
Kaidah 2:
Jika Bersin berulang-ulang kali
Ddan Gatal-gatal di langit-langit mulut
Ddan Gatal-gatal di telinga dan hidung,
hidung berair
Ddan Gatal-gatal di mata, terutama mata
berair dan merah
Ddan Gatal-gatal bagian mata dan
pembengkakan kelopak mata
Ddan Bibir membengkak
mmaka Alergi Rinitis
Kaidah produksi untuk mendiagnosa alergi
Konjungtivitis ditunjukkan pada kaidah 3.
Kaidah 3:
Jika Gatal-gatal di mata, terutama mata
berair dan merah
Ddan Gatal-gatal bagian mata dan
pembengkakan kelopak mata
mmaka Alergi Konjungtivitis
3.3 Perhitungan Certainty Factor
Perhitungan tingkat kepercayaan
dengan menggunakan persamaan (1) di atas,
dengan menggunakan contoh kaidah 1 di atas
adalah sebagai berikut:
Jika :
h = Alergi Obat
e1 = Bagian kulit bengkak seperti
bewarna pucat serta ditengahnya
dikelilingi dengan kemerahan
e2 = Bentol atau bercak meninggi pada
kulit, bewarna merah dan bewarna
keputihan jika ditekan, gatal, dengan
berbagai variasi bentuk dan ukuran
e3 = Gatal-gatal bagian tangan, mata,
muka, kepala, leher, ketiak, kaki dan
daerah anus berlangsung selama
berhari-hari atau minggu
e4 = Gatal-gatal bagian kulit ditengahnya
dikelilingi dengan kemerahan
e5 = Bagian kulit gatal-gatal setelah
meminum obat
MB [h, e1] = 0.6
MD [h, e1] = 0.01
CF [h, e1] = 0.6 - 0.01 = 0.59
26 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Maka perhitungan CF dengan menambahan e2
pada gejala e1 adalah
MB [h, e2] = 0.6
MD [h,e2] = 0.02
CF [h, e2] = 0.6 – 0.02 = 0.58
MB [h, e1 e2] = 0.6 + 0.6 * (1 – 0.6) = 0.48
MD [h,e1 e2] = 0.01 + 0.02 * (1 – 0.01) =
0.0297
CF [h, e1 e2] = 0.48 – 0.0297 = 0.4503
Maka perhitungan CF dengan menambahan e3
pada gejala e1 dan e2 adalah
MB [h, e3] = 0.2
MD [h, e3] = 0.01
CF [h, e3] = 0.2 – 0.01 = 0.19
MB = 0.48+0.2*(1–0.48) = 0.3536
MD = 0.0297+0.01*(1–0.0297)= 0.0386
CF = 0.3536 – 0.0386 = 0.315
Maka perhitungan CF dengan menambahan e4
pada gejala e1, e2 dan e3 adalah
MB [h, e4] = 0.6
MD [h, e4] = 0.01
CF [h, e4] = 0.6 – 0.01 = 0.59
MB = 0.3536 + 0.6 * (1 – 0.3536) = 0.6165
MD = 0.0386+0.01* (1 – 0.0386) = 0.0468
CF = 0.6165 - 0.0468 = 0.5697
Maka perhitungan CF dengan menambahan e5
pada gejala e1, e2, e3, dan e4 adalah
MB [h, e5] = 0.9
MD [h, e5] = 0.01
CF [h, e5] = 0.9 – 0.01 = 0.89
MB [h, e1 e2 e3 e4 e5] = 0.6165 + 0.9
* (1 – 0.6165) = 0.5816
MD [h, e1 e2 e3 e4 e5] = 0.0468 +
0.01 * (1 – 0.0468) = 0.0542
CF [h, e1 e2 e3 e4 e5] = 0.5816 -
0.0542 = 0.5274
3.4 Diagram Alir
Ada 2 macam proses utama yang
dikembangkan pada sistem pakar ini, yaitu
proses pembentukan aturan (gambar 1) dan
proses penentuan penyakit yang diderita
pengguna (gambar 2).
Gambar 1. Pembentukan Aturan
Gambar 2. Proses Penentuan Penyakit
4. Hasil dan Pembahasan
Perancangan struktur menu berisikan
menu dan submenu untuk memudahkan
pengguna dalam menggunakan sistem.
Gambar 3 dan 4 menunjukkan struktur
menu sistem pakar ini berbasis web.
Gambar 3. Struktur Menu User
Bytes Vol 1 No 1, 2012 27
Gambar 4. Struktur Menu Pakar
Halaman HOME sistem pakar ini,
ditunjukkan pada gambar 5. Tahap hasil dan
pembahasan ini merupakan tahap dimana
proses-proses yang ada dalam tahap
perancangan yang diimplementasikan ke
dalam perangkat lunak. Tampilan halaman
utama sistem pakar diagnosa penyakit alergi
berbasis web ini dapat dilihat pada gambar 5.
Halaman konsultasi, seperti pada
gambar 6, adalah merupakan halaman inti dari
sistem pakar ini. Pada halaman ini terdapat
gejala-gejala penyakit alergi. User yang ingin
melakukan proses diagnosa penyakit alergi
diharuskan untuk memilih gejala sesuai
dengan gejala yang terjadi pada user.
Gambar 5. Tampilan Home Sistem Pakar
Gambar 6. Tampilan Konsultasi User
Tampilan hasil konsultasi user, yang
merupakan hasil diagnosa dari sistem pakar
ini, ditunjukkan pada pada gambar 7.
Gambar 7. Tampilan Hasil Konsultasi
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah
1. Sistem pakar ini bisa menjadi suatu
media informasi kemampuan,
pengetahuan dan sarana (berdasarkan
gejala atau keluhan) bagi orang awan
dalam mendiagnosa penyakit alergi
28 Bytes Vol 1 No 1, 2012
secara mandiri dengan bantuan
teknologi komputer.
2. Aplikasi sistem pakar ini
mengggunkan metode certainty factor
yang memberikan tingkat kepercayaan
terhadap hasil diagnosa penyakit yang
diderita user.
3. Keluaran dari sistem pakar ini
bukanlah hasil akhir atas diagnosa
penyakit user. Keluaran sistem pakar
ini dapat dipakai sebagai masukan
atau saran bagi ahli medis. Keputusan
akhir tentang penyakit yang diderita
pasien, merupakan wewenang dari ahli
medis.
6. Daftar Pustaka :
[1] Kusumadewi, Sri. 2003, Artificial
Intelligence (Teknik dan Aplikasinya),
Graha Ilmu, Yogyakarta.
[2] Arhami, M. 2005, Konsep Dasar
Sistem Pakar, Andi, Yogyakarta.
[3] Kusrini. 2006, Sistem Pakar Teori dan
Aplikasi, Andi, Yogyakarta.
[4] Nugroho, Bunafit. 2008, Membuat
Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP
dan Editor Dreamweaver, Gava
Media, Yogyakarta.
[5] Wahyu, Sidiq. 2011, Sistem
Penerimaan Mahasiswa Baru
Berbasis Web dan mobile, Lokomedia,
Yogyakarta.
[6] Andi Dinajani S. Abidin Mahdi. 2008,
Penatalaksanaan Penyakit Alergi
Edisi Kedua, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
[7] IDAI. 2008, Alergi-Imunologi, IDAI,
Jakarta.
[8] Ruliansyah dan Sri Hartati, Aplikasi
Sistem Pakar untuk menentukan
Pemberian Kredit Modal Kerja, Sains
dan Sibernatika 19(2) April 2006, hal
130-143.
[9] A. Haris Rangkuti, Septi Andryana,
Deteksi Kerusakan Notebook dengan
menggunakan Metode Sistem Pakar,
Jurnal Artificial, ICT Research Center
UNAS Artificial, vol 3 no 1 Januari
2009, hal 1-13.
[10] http://medicastore.com tanggal akses
27 Desember 2011, pukul 19.35 WIB.
[11] http://www.spesialis.info tanggal
akses 27 Desember 2011, pukul 20.00
WIB.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 29
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASISISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN PENENTUAN PEMELIHARAAN RUTIN & BERKALA
JALAN KABUPATEN BERBASIS SPASIAL
( Studi Kasus di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
dan Pengairan Kab. Bangkalan )
Rika Yunitarini
Jurusan Teknik Informatika-Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo
Kampus Unijoyo, Telang-Kamal, Bangkalan-Madura
Abstrak
Kemajuan teknologi yang semakin cepat dalam era globalisasi pada dunia pemerintahan, sehingga
tidak menutup kemungkinan bahwa pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang sangat vital
dalam menentukan keputusan yang harus diambil dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, hal ini dapat mempengaruhi
kecepatan dalam mengambil keputusan oleh decision maker dimana pengambilan keputusan harus
cepat dan akurat.
Sistem ini dibuat dengan menggunakan metode AHP. Dimana algoritma ini melakukan
proses perhitungan untuk mencari keputusan yang terbaik, yaitu dengan cara menghitung nilai
kriteria-kriteria dan membandingkannya dengan perhitungan dari tiap-tiap kemungkinan keputusan
yang akan diambil.Sistem ini dipakai oleh Dinas Kimpraswil dalam menentukan jalan mana yang
menjadi prioritas untuk dipelihara terlebih dahulu.kriteria yang dipakai dalam menentukan prioritas
pemeliharaan rutin jalan kabupaten adalah kerusakan jalan, letak strategis, Kepadatan Lalu Lintas,
dan biaya.
Kebutuhan sistem informasi tersebut mendasari pembuatan sistem yang berbasis spasial
dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0, MapInfo serta SQL 7.0 sebagai database.
Kata kunci ;A H P, SPK pemeliharaan jalan berbasis spasial.
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah menyentuh segala aspek
kehidupan manusia.sekarang ini banyaknya
permasalahan yang timbul dalam dunia
perusahaan, instansi, akademisi sampai pelaku
pasar telah mendorong banyak perusahaan,
instansi, akademisi sampai pelaku pasar untuk
mencari solusi yang baik dan mampu
mendukung untuk perkembangan perusahaan,
instansi, akademisi sampai pelaku pasar tersebut.
Dan saat ini beberapa paradigma yang digunakan
dalam rekayasa software cocok digunakan untuk
beberapa kasus dan kemungkinan ruang lingkup
aplikasi.
Sistem yang akan dibuat ini adalah
sistem pendukung keputusan penentuan prioritas
pemeliharaan rutin jalan kabupaten berbasis
spasial, yang diharapkan dapat membantu Dinas
Kimpraswil Kabupaten Bangkalan khususnya di
seksi pemeliharaan jalan karena sebelumnya
Penentuan Prioritas Pemeliharaan jalan ini sangat
rumit karena melihat faktor-faktor yang belum
terdefinisi dengan jelas sehingga membutuhkan
waktu dan tenaga yang lebih banyak.Dan dengan
adanya sistem ini Dinas Kimpraswil bisa
menentukan prioritas pemeliharaan rutin jalan
secara objektif, cepat, dan tepat.
Penelitian ini diharapkan dapat
mengimplementasikan perangkat lunak dari
sistem pendukung keputusan (SPK) yang
berfungsi sebagai alat bantu bagi pemerintah
kota Bangkalan khususnya Dinas Kimpraswil
dalam mendukung suatu proses pengambilan
keputusan yang didasarkan pada kriteria
pendukung serta data pendukung yang menjadi
spesifikasi dalam pengambilan keputusan.
Salah satu metode untuk mendukung
sistem pengambilan keputusan tersebut adalah
dengan menggunakan metode A H P. Dengan
demikian, Sistem Pendukung Keputusan ini
diharapkan dapat membantu Pemerintah
khususnya Dinas Kimpraswil dalam
30 Bytes Vol 1 No 1, 2012
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
ada sehingga memperoleh hasil yang tepat dan
cepat.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
merupakan salah satu produk software yang
dikembangkan secara khusus untuk membantu
manajemen dalam proses pengambilan
keputusan. Tujuan SPK adalah sebagai second
opinion atau information sources sebagai bahan
pertimbangan seorang pimpinan sebelum
memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan
untuk SPK yang popular adalah dengan
menggunakan teknik simulasi yang interaktif,
sehingga diharapkan sistem ini dapat
merepresentasikan keadaan dunia nyata yang
sesungguhnya.
Lima karakteristik utama SPK :
Sistem yang berbasis komputer.
Dipergunakan untuk mengambil keputusan.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang
rumit yang tidak dapat digunakan dengan
kalkulasi manual.
Melalui cara simulasi yang interaktif.
Komponen utamanya data dan model analisis.
Secara garis besar SPK dibangun oleh 3
komponen :
1. Database
Sistem Database adalah kumpulan semua
data baik data dasar maupun transaksi
sehari-hari.
2. Model Base
Adalah suatu model yang merepresentasikan
permasalahan ke dalam format kuantitatif.
3. Software System
Paduan dua komponen sebelumnya setelah
sebelumnya direpresentasikan ke dalam
bentuk model yang dimengerti oleh sistem
komputer.
a. Metode Analitic Hierarcy Process (AHP)
Proses Hierarki Analytik (AHP)
dikembangkan oleh Saaty (1993) dan
dipergunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang komplek atau tidak
berkerangka dimana data dan informasi statistik
dari masalah yang dihadapi sangat sedikit.
The analytical Hierarchy process (AHP)
adalah salah satu bentuk model pengambilan
keputusan dengan multiple criteria. Salah satu
kehandalan AHP adalah dapat melakukan
analisis secara simultan dan terintegrasi antara
parameter-parameter yang kualitatif atau bahkan
yang kuantitatif. Peralatan utama dari model ini
adalah sebuah hirarki fungsional dengan input
utamanya persepsi manusia. Suatu masalah yang
kompleks dan tidak terstruktur dipecah kedalam
kelompok-kelompoknya dan kelompok-
kelompok tersebut menjadi suatu bentuk hirarki.
Perbedaan antara model AHP dengan
pengambilan keputusan lainnya terletak pada
jenis input-nya. Model-model yang sudah ada
umumnya memakai input yang kuantitatif atau
berasal dari data sekunder. Otomatis model
tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif
pula.. Karena menggunakan input yang kualitatif
(persepsi manusia) maka model ini dapat juga
mengolah hal-hal kualitatif disamping hal-hal
yang kuantitatif. Jadi bisa dikatakan bahwa
model AHP adalah suatu model pengambilan
keputusan yang komprehensif, karena
memperhitungkan hal-hal kualitatif dan
kuantitatif sekaligus.
Kelebihan lain model AHP terletak pada
kemampuannya dalam memecahkan masalah
yang multi objectives dan multi criterias.
Secara umum prosedur AHP meliputi
hal-hal sebagai berikut:
Mendefinisikan struktur hierarki masalah
yang akan dipecahkan.
Memberikan pembobotan elemen-
elemen pada setiap level dari hierarki
Menghitung prioritas terbobot (weighted
priority)
Menampilkan urutan/ranking dari
alternatif-alternatif yang
dipertimbangkan.
Gambar 2. Flow chart Prosedur AHP
Identifikasi alternatif-alternatif yang akan
dievaluasi kriteria:
Mendefin
isikan
Struktur
Hieraki
Pembob
otan
elemen
Menghitu
ng
Prioritas
Terbobot
Mengur
utkan
Alternat
if
Bytes Vol 1 No 1, 2012 31
GOAL
Criteria A Criteria B Criteria C Criteria D
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Level I : Sasaran
Level II : Kriteia
Level III : Alternatif
Gambar 3. Struktur Hierarki
4. Pembahasan
a. Mendefinisikan struktur hierarki masalah
yang akan dipecahkan
GOAL
Criteria A Criteria B Criteria C Criteria D
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Level I : Sasaran
Level II : Kriteia
Level III : Alternatif
Gambar 3.1 struktur hirarki
1. Level I adalah sasaran yang akan dicapai,
dalam sistem ini, sasaran dalam sistem yang
akan dibuat adalah penentuan rutin & berkala
jalan Kabupaten.
2. Level II adalah kriteria – kriteria yang
diperlukan, misalnya dalam system ini
memerlukan kriteria Kondisi Jalan, Lintas
Harian Rata - rata, biaya pemeliharaan jalan,
dan letak strategis.
3. Level III adalah alternatif yang akan diseleksi
yaitu jalan kabupaten yang terletak di
Kabupaten Bangkalan.
3.2. Melakukan pembobotan elemen-elemen
pada setiap level hierarki
Dalam memberikan pembobotan dalam
sistem ini tidak membuat matriks
perbandingan tiap elemen, tetapi langsung
memberikan pembobotan kepada setiap
elemen.
3.2.1. Pembobotan Kriteria
Proses pembobotan setiap kriteria diberi
nilai antara 1 sampai 100. Nilai total bobot
kriteria untuk setiap jalan harus berjumlah
100. Misalkan, diasumsikan ada empat
macam kriteria, yaitu;
a) Kondisi Jalan
b) Letak Srategis
c) Lintas Harian Rata - rata
d) Biaya Pemeliharaan
1.1 Pembobotan Kriteria untuk Pemeliharaan
Rutin
Tabel 3.1. Pembobotan kriteria pemeliharaan
rutin
Nama Kriteria Bobot
Kondisi Jalan 30
Letak Strategis 20
Lintas Harian Rata - rata 20
Biaya pemeliharaan 30
Total 100
1.2 Pembobotan kriteria untuk Pemeliharaan
Berkala
Tabel 3.2. Pembobotan kriteria pemeliharaan
berkala
Nama Kriteria Bobot
Kondisi Jalan 50
Letak Strategis 10
Lintas Harian Rata - rata 10
Biaya pemeliharaan 30
Total 100
3.2.2. Pembobotan Sub Kriteria
Setiap kriteria memiliki suatu sub
kriteria tertentu yang berhubungan dengan
kriteria bersangkutan. Untuk proses
pemberian nilai setiap sub kriteria dimulai
dari 1 sampai 100. Untuk sub kriteria yang
hanya dimiliki satu kali oleh jalan dapat
diberi bobot 100.dan untuk sub kriteria yang
bisa dimiliki lebih dari satu sub kriteria,
dapat diberi bobot 1 sampai 100. Tetapi
jumlah bobot semua sub kriteria dari bobot
pada setiap sub kriteria dilihat dari segi
kerumitan, tanggung jawab, atau nilai lebih
dari sub kriteria.
32 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Contoh;
1.3 Kriteria Kondisi Jalan
Contoh pembobotan sub kriteria dari
kriteria Kondisi Jalan :
Tabel 3.3. Pembobotan subkriteria Kondisi Jalan
Nama Sub Kriteria Bobot
Baik 30
Rusak Ringan 70
Total 100
1.4 Kriteria Letak Strategis
Contoh pembobotan subkriteria dari
kriteria Letak Strategis :
Tabel 3.4. Pembobotan subkriteria Letak
Strategis
Nama Sub Kriteria Bobot
Kawasan yang
didukung
40
Jumlah Penduduk 60
Total 100
1.5 Kriteria Lintas Harian Rata – rata
Kriteria Lintas Harian Rata - rata
mempunyai skor 100 dengan range :
a) 25 - 300
b) 301 - 600
c) 601 - ≤
1.6 Kriteria Biaya pemeliharaan
Kriteria biaya mempunyai skor 100
dengan range :
a) 201 juta – ≤
b) 101 juta – 200 juta
c) 50 juta – 100 juta
Range
Setiap sub kriteria memiliki range
tertentu dan memiliki skor dari setiap level
range. Nilai yang lebih tinggi atau lebih
banyak, maka skornya tambah tinggi. Skor
range inilah yang akan dihitung sesuai sub
kriteria yang dimiliki setiap jalan.
Tabel 3.5 Range Kriteria Sub Kriteria Range
Nama Bobot Minimal Maksi
mal
Skor
Kondisi Baik 30 0,00 3,00 0.2
Jalan 3,01 6,00 0.3
6,01 ≤ 0.5
Rusak 70 0,00 3,00 0.2
Ringan 3,01 6,00 0.3
6,01 ≤ 0.5
Letak Kawasan 40 Tertinggal 0.3
Strategis Didukun
g
Andalan 0.7
Jumlah 60 1000 2000 0.2
Pendudu
k
2001 4000 0.3
4001 ≤ 0.5
Lintas LHR 100 25 300 0.1
Harian 301 600 0.3
Rata–
rata
601 ≤ 0.6
Biaya Biaya 100 201 juta ≤ 0.2
Pemel 101 juta 200 jt 0.3
50 juta 100 jt 0.5
3. Menghitung Prioritas Terbobot
Untuk melakukan penghitungan nilai
setiap kriteria yang dimiliki jalan, maka
dilakukan penghitungan dengan cara sebagai
berikut :
1. Kalikan skor masing-masing range yang
dimiliki jalan dengan bobot subkriteria.
2. Jumlahkan hasil perkalian tersebut sesuai
masing-masing sub kriteria.
3. Jumlah masing-masing sub kriteria
dikalikan dengan persentase kriteria dari
jalan.
4. Jumlahkan semua hasil perkalian tesebut,
sehingga menjadi skor akhir dari jalan
contoh :
Jalan X mempunyai Kondisi =
Baik = 5,32
Rusak Ringan = 1,33
Letak Strategis =
Kawasan yang didukung = Tertinggal
Jumlah Penduduk = 2.500
Lintas Harian Rata – rata = 125,00
Biaya Pemeliharaan = 165.000.000,00
Untuk menghitung skor Jalan X tersebut
adalah ;
Bytes Vol 1 No 1, 2012 33
Perhitungan untuk pemeliharaan rutin
o Kriteria Kondisi Jalan
Skor Kondisi baik = Bobot baik x skor
range
= 30 x 0.3 = 9
Skor Kondisi Rusak ringan = Bobot Ringan
x Skor range
= 70 x 0.2 = 14
Jumlah Skor Sub kriteria Kondisi Jalan =
Skor baik + Skor rusak ringan
Jumlah skor sub kriteria Kondisi Jalan
= 9 + 14 =23
Skor kriteria Kondisi Jalan = (KTKJ) x
bobot kriteria Kondisi Jalan
= 23 x 30 = 690
o Kriteria Lintas Harian Rata – rata
Lintas Harian Rata - rata = 125,00
Skor Lintas Harian Rata - rata = bobot
Lintas Harian Rata - rata x skor range
= 0.1 x 100 = 10
Jumlah skor sub kriteria Lintas Harian Rata
- rata(LHR) = 10
Skor kriteria Lintas Harian Rata - rata =
(LHR) x bobot kriteria Lintas Harian Rata -
rata
= 10 x 20 = 200
o Kriteria Letak Strategis
Kawasan yang didukung = tertinggal
Skor kawasan yang di dukung = bobot
Kawasan x skor range
= 40 x 0.3 = 12
Jumlah penduduk = 2.500
Skor Jumlah penduduk = bobot J P x Skor
range
= 60 x 0.3 = 18
Skor kriteria letak strategis = bobot kriteria
letak strategis x ∑ skor sub kriteria
= 20 x 30 = 600
o Kriteria Biaya pemeliharaan
Biaya = 165 juta
Skor Biaya = bobot Biaya x skor range
= 0.3 x 100 = 30
Jumlah skor sub kriteria Biaya(BIY) = 30
Skor kriteria Biaya = (BIY) x bobot kriteria
Biaya
= 30 x 30 = 900
Total Skor Jalan X
= 690 + 200 + 600 + 900 =2390
Perhitungan untuk pemeliharaan berkala
o Kriteria Kondisi Jalan
Skor Kondisi baik = Bobot baik x skor range
= 30 x 0.3 = 9
Skor Kondisi Rusak ringan = Bobot Ringan
x Skor range
= 70 x 0.2 = 14
Jumlah Skor Sub kriteria Kondisi Jalan =
Skor baik + Skor rusak ringan
Jumlah skor sub kriteria Kondisi Jalan
= 9 + 14 = 23
Skor kriteria Kondisi Jalan = (KTKJ) x
bobot kriteria Kondisi Jalan
= 23 x 50 = 1150
o Kriteria Lintas Harian Rata – rata
Lintas Harian Rata - rata = 125,00
Skor Lintas Harian Rata - rata = bobot
Lintas Harian Rata - rata x skor range
= 0.1 x 100 = 10
Jumlah skor sub kriteria Lintas Harian Rata -
rata(KVLL) = 10
Skor kriteria Lintas Harian Rata - rata =
(KVLL) x bobot kriteria Lintas Harian Rata
- rata
= 10 x 10 = 100
o Kriteria Letak Strategis
Kawasan yang didukung = tertinggal
Skor kawasan yang di dukung = bobot
Kawasan x skor range
= 40 x 0.3 = 12
Jumlah penduduk = 2.500
Skor Jumlah penduduk = bobot J P x Skor
range
= 60 x 0.3 = 18
Skor kriteria letak strategis = bobot kriteria
letak strategis x ∑ skor sub kriteria
= 10 x 30 =300
34 Bytes Vol 1 No 1, 2012
o Kriteria Biaya pemeliharaan
Biaya = 165 juta
Skor Biaya = bobot Biaya x skor range
= 0.3 x 100 = 30
Jumlah skor sub kriteria Biaya(BIY) = 30
Skor kriteria Biaya = (BIY) x bobot kriteria
Biaya
= 30 x 30 = 900
Total Skor Jalan X = 1150 + 100 + 300 +
900 =2450
4. Menampilkan Ranking dari Alternatif
Setelah semua skor jalan telah di hitung,
maka proses selanjutnya adalah proses
penentuan. Proses penentuan ini dilakukan
dengan cara membandingkan antara skor
perhitungan rutin dan skor perhitungan
berkala.Dan keputusan ditentukan dengan
perolehan skor tertinggi dari perbandingan
antara skor rutin dan berkala.
5. Penutup
Setelah kita melakukan desain sistem
dan pengimplementasi pemograman
terhadap Sistem Pendukung Keputusan
Penentuan Pemeliharaan Rutin & Berkala
jalan Kabupaten Berbasis Spasial , dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai bahan
evaluasi dalam pengembangan sistem ini dan
beberapa saran untuk pengembangan –
pengembangan sistem selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah :
1. Data yang telah dimasukkan akan diolah
oleh sistem menggunakan Pendekatan
AHP dibantu Sistem Informasi
Geografis sehingga dapat menghasilkan
output berupa pengelompokan Data
Pemeliharaan Rutin & Berkala Jalan
Kabuapten.
2. Dalam penentuan Pemeliharaan sistem
ini memiliki empat kriteria yaitu :
Kondisi Jalan, Letak Strategis, Lintas
Harian Rata – rata, dan Biaya
Pemeliharaan. Variable dalam sistem ini
bersifat dinamis sehingga variable dapat
ditambahkan sesuai kebutuhan Instansi.
3. Penentuan Pemeliharaan Jalan
menggunakan metode Pendekatan AHP
lebih objektif karena tidak memakai
unsur manusia dalam pengambilan
keputusan,
4. Sistem aplikasi ini tidak bersifat
menggantikan Kepala Dinas dalam
menentukan keputusan akan tetapi
bersifat membantu Kepala Dinas dalam
pengambilan keputusan penentuan
Pemeliharaan Rutin & Berkala Jalan
Kabupaten dalam menentukan jalan
mana yang akan dipelihara terlebih
dahulu.
5.2. Saran
Adapun saran untuk pengembangan penelitian
selanjutnya adalah :
1. Sistem apliksi yang dibuat ini dapat
dikembangkan untuk Penentuan objek
lain
2. Untuk Pengembangan juga dapat
menentukan prioritas untuk setiap jenis
pemeliharaan.
6. Daftar Pustaka :
[1] Baja, S., 2002 Informatika Pertanian volume
11, Aplikasi Sistem Informasi Geografi
[2] Kurniawan. 2005. Hand Out Mata Kuliah
Sistem Pendukung Keputusan
[3] Latif,M. 2006. Perancangan dan Pembuatan
Perangkat Lunak Sistem Pendukung
Keputusan Seleksi Pemohon Beasiswa
dengan Pendekatan Metode AHP
[4] M. Ramli dan Sumbangan Baja, 2005
Informatika pertanian volume 14, Aplikasi
Fuzzy Set berbasis system Informasi
[5] Suryadi,Kadarsah, Dr.Ir.and Ir.M.Ali
Ramdhani, MT 2000. Sistem Pendukung
Keputusan. PT Remaja Rosdakarya.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 35
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI SLTPN 1
AMPELGADING MENGGUNAKAN SQL SERVER 2000
Yosep Agus Pranoto
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang,
Abstrak
Instansi Sekolah terdiri dari unsur yang saling terkait, serta terdapat banyak kegiatan yang
dalam pelaksanaannya harus diatur dan dikontrol. Informasi pada suatu saat dibutuhkan secara
cepat dan akurat. Pengolahan sistem informasi secara manual tidak akan bisa mencapai hal tersebut.
Oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem informasi berbasiskan komputer
Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, maka sistem informasi dapat
dikembangkan lagi secara jaringan. Hal ini sangat relevan dengan keberadaan instansi sekolah yang
terdiri dari berbagai unsur dan kegiatan yang saling terkait. Dalam sistem ini terdapat sebuah server
database yang diakses oleh beberapa klien. Server database menggunakan SQL Server 2000 serta,
serta aplikasi dibangun menggunakan Delphi. Dengan menerapkan sistem ini, maka sistem informasi
dapat didistribusikan pada masing – masing unit yang ada di sekolah dan ini akan berdampak
terhadap peningkatan kinerja.
Kata Kunci : Sistem informasi, SQL Server 2000, Delphi.
1. Pendahuluan
Instansi sekolah terdiri dari unit yang
saling terkait serta berbagai kegiatan, untuk itu
harus dilakukan manajemen yang baik. semua
unit dan kegiatan harus didata dan dikelola
dengan baik, agar mudah untuk dikontrol dan
dikendalikan.
Data tersebut suatu saat diperlukan secara
cepat dan akurat. Pengelolaan data yang kurang
baik akan mengurangi kinerja dari lembaga
pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai hal
tersebut, maka semua data itu harus terintegrasi
dan perlu dibuat suatu sistem informasi.
Pada kenyataan di lapangan data–data
penting tersebut masih disimpan secara manual
pada buku ataupun ditulis pada papan–papan
data. Hal ini menimbulkan kesulitan apabila
diperlukan suatu informasi secara cepat dan
akurat. Kesulitan lain yang mungkin terjadi
adalah jika terjadi perubahan data, maka pihak
sekolah harus mencari serta menulis ulang data
tersebut.
Dari fenomena diatas, perlu dikembangkan
suatu sistem informasi berbasiskan komputer.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi didefinisikan oleh Robert
A. Leitch / roscoe Davis yang dikutip oleh
Jogianto (2001) sebagai berikut :
‘Sistem informasi adalah suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan’[1].
Pada umumnya, sistem informasi memiliki
beberapa tujuan, antara lain :
a) Menyajikan informasi guna pengambilan
keputusan, hal ini menyangkut pemakai
internal dan eksternal.
b) Menyajikan informasi guna mendukung
informasi harian, dalam hal ini menyangkut
pemakai internal.
c) Menyajikan informasi berkenaan dengan
kepengurusan, hanya menyangkut pemakai
eksternal.
2.2 Sistem Pelaporan
Semua sistem informasi memiliki
kemampuan pelaporan dan laporan harus
dirancang agar sesuai dengan bentuk tertentu.
Prinsip pelaporan :
1. Laporan harus menonjolkan informasi
terpenting
36 Bytes Vol 1 No 1, 2012
2. Harus seringkas mungkin
3. Harus disediakan dukungan
4. Setiap laporan harus berformat keputusan
5. Terstruktur untuk melaporkan suatu
kinerja.
2.3 Basis Data
Menurut Jogiyanto (2003) Basis Data
didefinisikan sebagai kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
tersimpan di perangkat keras komputer, dan
digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. [2]
Dari definisi ini, terdapat
tiga hal yang berhubungan dengan basis data,
yaitu sebagai berikut ini :
a. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam
bentuk basis data (data base).
b. Simpanan permanen untuk menyimpan
basis data tersebut..
c. Perangkat lunak untuk memanipulasi basis
datanya.
2.4 Data flow diagram (DFD)
Adalah suatu model diagram yang
menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja
antar fungsi yang berhubungan satu sama lain
dengan proses serta penyimpanan dan aliran
data. DFD sering digunakan untuk
menggambarkan sistem yang telah ada atau
sistem yang baru yang akan dikembangkan
secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir
atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan
disimpan. Ada 4 komponen dalam model
DFD,yaitu
Tabel 1
Komponen DFD
KOMPONEN SIMBOL
Entitas luar
Arus data
Proses
Penyimpanan data
2.5 Entity-relationship diagram (ERD)
Merupakan konsep pemodelan
menggambarkan struktur data dan hubungan
antar entitas sebagai pembentuk sistem. ERD
digunakan untuk memodelkan struktur data dan
hubungan antar data yang relative kompleks.
Melalui ERD dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan seperti data apa yang diperlukan
atau bagaimana data yang satu berhubungan
dengan data yang lain. ERD menggunakan
beberapa symbol untuk menggambarkan
struktur dan hubungan antar data. Simbol -
simbol yang digunakan diantaranya
(Fatansyah,1999) :
1. Persegi panjang yang menyatakan entitas
Entitas adalah suatu objek yang dapat
didefinisikan dalam lingkungan pemakai.
2. Lingkaran elips yang menyatakan atribut
Atribut digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik (sifat2 khas) yang melekat pada
sebuah entitas.
3. Belah ketupat yang menyatakan relasi
Relasi menunjukkan adanya hubungan antar
entitas dalam sistem.[3]
2.6 Prosedure dan Teknik Pengolahan
Sekolah
Bagan 1. Struktur organisasi sekolah
Pengolahan administrasi di sekolah terdiri
dari :
1. Pengelolaan Administrasi Kesiswaan
2. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
3 Pengelolaan Administrasi Kurikulum
4 Pengolahan Administrasi Sarana Prasarana
5 Pengolahan Administrasi Keuangan
6 Pengelahan Administrasi Perpustakaan
7. Pengelolaan Administrasi Tata Usaha
8. Administrasi Hubungan Sekolah dan
Masyarakat
Nama
proses
Penyimpanan
data
Nama entitas
Bytes Vol 1 No 1, 2012 37
2.7 SQL Server 2000
MS SQL Server adalah salah satu produk
Relational Database Management System
(RDBMS) populer saat ini. Fungsi utamanya
adalah sebagai database server yang mengatur
semua proses penyimpanan data dan transaksi
suatu aplikasi[4]
. Ada 3 interface utama saat
Anda bekerja dengan SQL Server:
1. Enterprise Manager
2. Query Analyzer
3. Service Manager
2.8 Delphi 7
Delphi adalah sebuah perangkat lunak
(bahasa pemrograman) untuk membuat
program / aplikasi komputer berbasis windows.
Delphi merupakan bahasa pemograman
berbasis objek, artinya semua komponen yang
ada merupakan objek-objek. Ciri sebuah objek
adalah memiliki nama, properti dan
method/procedure[5]
. Delphi disebut juga visual
programming artinya komponen-komponen
yang ada tidak hanya berupa teks (yang
sebenarnya program kecil) tetapi muncul
berupa gambar-gambar.
2.8.1 Akses Database
Teknologi pengaksesan database yang ada
di Delphi :
Borland Database Engine (BDE)
BDE adalah teknologi yang dikeluarkan
oleh Borland. BDE berasal dari paradox,
kemudian diperluas oleh Borland untuk
mendukung banyak SQL Server dan
database local sebelum Delphi ada.
ActiveX Data Object (ADO)
ADO yang merupakan singkatan dari
ActiveX Data Object adalah antar muka
tingkat tinggi yang digunakan untuk
mengakses data base dari Microsoft. ADO
diimplementasikan pada teknologi OLE DB
Data Access Microsoft yang menyediakan
akses ke database relational maupun
database nonrelational, termasuk email , file
system dan file lainnya.
dbExpress Library
InterBase Express (IBX)
Delphi menyertakan pula komponen –
komponen untuk mengakses produknya yang
gratis dan open source, yaitu Interbase
Server. Jika anda berencana untuk
menggunakan Interbase sebagai back – end,
anda dapat memperoleh kinerja yang baik
dan kemungkinan memelihara server dari
aplikasi client jika anda menggunakan
komponen khusus Interbase.
2.8.2 Rave Report
Rave Report adalah tools untuk pembuatan
report dan termasuk dalam fitur baru yang
diproduksi Nevrona Design untuk Delphi 7.
Tidak seperti Quick Report, Rave Report
mempunyai tool sendiri untuk merancang
report. Jika pada Quick Report kita merancang
report dalam lingkungan IDE Dephi, pada Rave
Report ada tools sendiri untuk merancang
report, yaitu Rave Designer. Hasil report
tersebut disimpan dalam suatu file report. Kita
dapat memanggilnya dari Delphi dengan
komponen – komponen yang ada pada page
Rave di component pallete Delphi.
3. Metodologi Penelitian
3.1 Metode Pengumpulan Data
Data merupakan sumber atau bahan mentah
yang sangat berharga bagi proses menghasilkan
informasi. Oleh sebab itu dalam pengambilan
data perlu dilakukan penanganan secara cermat
dan hati–hati, sehingga data yang diperoleh
dapat bermanfaat dan berkualitas, maka yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan
mengamati secara langsung dan mencatat
secara sistematis terhadap obyek masalah.
b. Wawancara / Interview
Teknik pengumpulan data dengan
mengadakan komunikasi langsung dengan
pimpinan atau pegawai perusahaan / instansi.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dilakukan dengan
mencari bahan–bahan kepustakaan sebagai
landasan teori yang ada hubunganya dengan
permasalahan yang dijadikan obyek penelitian.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode Penelitian yang dipakai adalah
System Development Life Cycle (SDLC) yaitu
proses yang digunakan oleh analis sistem untuk
38 Bytes Vol 1 No 1, 2012
mengembangkan sistem informasi mulai dari
penentuan kebutuhan, perancangan, validasi
sampai pelatihan dan penyerahan pada
kosumen.
Adapun tahap–tahapnya adalah sebagai
berikut:
a. Planning
Tahapan ini meliputi proses perencanaan
pembuatan perangkat lunak berdasarkan dari
gambaran proses bisnis yang ada pada klien.
b. Analysis
Dalam tahapan ini, peneliti akan
melakukan analisis terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh klien, analisis terhadap
proses bisnis klien, dan kemudian mengajukan
sebuah solusi yang dapat mengatasi persoalan
tersebut.
c. Design
Pada tahapan ini, peneliti akan
melakukan pemetaan dari hasil analisis menjadi
sebuah rancangan sebagai landasan dalam
proses implementasi.
d. Implementation
Dalam tahapan ini, peneliti akan
membuat program dengan mengacu kepada
hasil perancangan yang telah dibuat.
e. Testing
Tahapan ini berguna untuk memeriksa
apakah perangkat lunak tersebut telah
memenuhi semua persyaratan yang telah
ditentukan, dan apakah perangkat lunak
tersebut telah “bebas” dari semua kesalahan
yang dapat mengganggu kinerja sistem.
4. Implementasi dan Hasil Pengujian
4.1 Implementasi Sistem
4.1.1 Koneksi Database
Program ini dibuat menggunakan Delphi 7
dan SQL Server 2000. Pada program ini
dilengkapi dengan fitur setting database,
sehingga dapat dijalankan baik secara
standalone maupun dalam network. Koneksi
database dengan aplikasi menggunakan
ADOconnection. Proses setting database
dilakukan dengan menuliskan properti
ADOconnection ke dalam file bernama
setdatabase.ini, sehingga pada saat melakukan
koneksi, program akan melakukan pembacaan
ke file tersebut. Komponen ADOConnection ini
disimpan pada data module.
Pada gambar 1 di bawah merupakan form
untuk melakukan setting database. Pada form
ini terdapat pilihan untuk setting database
secara lokal maupun network.
Gambar 1. Form setting Database
procedure Tfrmdatabase.tulisfileinilokal;
var
Namakomp,Namadb,ProviderPath,username,
password:string;
FileIni : TIniFile;
begin
GStack:=TidStack.CreateStack;
Namakomp:=GStack.WSGetHostName;
Namadb:=edindatabase.Text;
ProviderPath:='Provider=SQLOLEDB.1;
Persist' +
'Security Info=True;'+
'Initial Catalog='+
Namadb + ';' +
'Data Source='+
Namakomp;
FileIni:=TIniFile.Create(ExtractFilePath
(Application.ExeName)
+
'setdatabase.ini');
FileIni.WriteString('koneksi','CN',
ProviderPath);
username := edinuser.Text;
password := edinpass.Text;
FileIni.WriteString('koneksi','namauser',
username);
FileIni.WriteString('koneksi','password',
password);
end;
Bytes Vol 1 No 1, 2012 39
Kode di atas adalah script program untuk
melakukan setting database secara lokal.
Sedangkan kode program untuk melakukan
setting database secara network yaitu :
procedure Tfrmdatabase.tulisfileiniremote;
var
Namakomp,Namadb,ProviderPath,username,
password:string;
FileIni : TIniFile;
begin
Namakomp:=edinputip.Text;
Namadb:=edindatabase.Text;
ProviderPath:='Provider=SQLOLEDB.1;
Persist' +
'Security Info=True;'+
'Initial Catalog='+
Namadb + ';' +
'Data Source='+
Namakomp;
FileIni:=TIniFile.Create(ExtractFilePath
(Application.ExeName)
+
'setdatabase.ini');
FileIni.WriteString('koneksi','CN',
ProviderPath);
username := edinuser.Text;
password := edinpass.Text;
FileIni.WriteString('koneksi','namauser',
username);
FileIni.WriteString('koneksi','password',
password);
end;
Untuk melakukan koneksi ke database akan
dilakukan pembacaan ke file setdatabase.ini.
Berikut adalah kode programnya
procedure TDM.openADOConnection1;
var
UserName, Password : String;
FileIni : TIniFile;
begin
FileIni := TIniFile.Create(Extractfilepath
(application.ExeName)
+'setdatabase.ini');
ADOConnection1.Connected:=false;
ProviderPath :=
'Provider=SQLOLEDB.1;Password=a;
Persist Security Info=True;User ID=sa;Initial
Catalog=SEKOLAH;Data Source=KOMP1';
ADOConnection1.IsolationLevel :=
ilReadCommitted;
ProviderPath :=
FileIni.ReadString('koneksi','CN',
ProviderPath);
UserName :=
FileIni.ReadString('koneksi','namauser',
username);
Password :=
FileIni.ReadString('koneksi','password',
password);
ADOConnection1.ConnectionString :=
ProviderPath;
ADOConnection1.Open(Username,
Password);
FileIni.Free;
end;
Selanjutnya yaitu penggunaan ADOQuery
untuk melakukan proses insert, update,
searching dan delete. Sebagai contoh pada
form biodata siswa berikut :
Gambar 2. Form biodata siswa
Untuk melakukan proses insert, update,
searching dan delete, kode program
ditempatkan pada unit_datasiswa, pada unit
tersebut dibuat class function dan
dikelompokkan menurut nama tabel dalam
bentuk class. Unit ini juga digunakan pada
form – form lain yang menggunakan fungsi –
fungsi yang berkaitan dengan data siswa.
Berikut kode program pada unit_datasiswa.
40 Bytes Vol 1 No 1, 2012
unit Unit_datasiswa;
interface
uses
windows, sysutils, dialogs,GRIDS,
ADODB, DB, Graphics;
type
// ========= Resulttype =============
TResulttype1 = (Failed, Successfull);
TResulttype2 = (Found, NotFound);
//========== siswa type ===========
TSavebiodatasiswa = TResulttype1;
TCarinis_biodatasiswa = TResulttype2;
siswa = class
class function Savebiodatasiswa(NIS,
TEMPAT_LAHIR : STRING;
TANGGAL_LAHIR : TDateTime ;
AGAMA, STATUS_KELUARGA,
ANAK_KE, ALAMAT_SISWA, TELEPON,
DITERIMA_KELAS : STRING ;
TANGGAL_TERIMA :
TDateTime):TSavebiodatasiswa;
class function Carinis_biodatasiswa(NIS :
STRING):TCarinis_biodatasiswa;
implementation
uses datamodul;
class function siswa.Savebiodatasiswa(NIS,
TEMPAT_LAHIR : STRING;
TANGGAL_LAHIR : TDateTime ;
AGAMA, STATUS_KELUARGA,
ANAK_KE, ALAMAT_SISWA, TELEPON,
DITERIMA_KELAS : STRING ;
TANGGAL_TERIMA :
TDateTime):TSavebiodatasiswa;
begin
result := Failed;
try
DM.ADOConnection1.BeginTrans;
with dm.ADOQuery1 do
begin
Active := false;
sql.Text:= 'insert into
BIO_DATA_SISWA values (' +
QuotedStr(NIS) + ',' +
QuotedStr(TEMPAT_LAHIR) + ',' +
QuotedStr(DATETOSTR(TANGGAL_LAH
IR)) + ',' +
QuotedStr(AGAMA) + ',' +
QuotedStr(STATUS_KELUARGA) + ',' +
QuotedStr(ANAK_KE) + ',' +
QuotedStr(ALAMAT_SISWA) + ',' +
QuotedStr(TELEPON) + ',' +
QuotedStr(DITERIMA_KELAS) + ',' +
QuotedStr(DATETOSTR(TANGGAL_TERI
MA)) + ')';
ExecSQL;
end;
DM.ADOConnection1.CommitTrans;
Result := Successfull;
except
DM.ADOConnection1.RollbackTrans;
end;
end;
class function
siswa.Carinis_biodatasiswa(NIS :
STRING):TCarinis_biodatasiswa;
begin
Result := NotFound ;
try
DM.ADOConnection1.BeginTrans;
with DM.ADOQuery1 do
begin
Active := false ;
SQL.Text := 'SELECT * FROM
BIO_DATA_SISWA WHERE NIS =' +
QuotedStr(NIS);
Active := true ;
end;
if DM.ADOQuery1.RecordCount <> 0 then
Result := Found ;
DM.ADOConnection1.CommitTrans;
except
DM.ADOConnection1.RollbackTrans;
end;
end;
Action Script tombol simpan pada form
Biodata siswa yaitu :
procedure
Tfrmbiodatasiswa.btnsimpanClick(Sender:
TObject);
begin
if tag = 0 then
begin
if ednis.Text = '' then
begin
MessageDlg(' NIS Masih Kosong ',
mtInformation, [mbOK],0);
Bytes Vol 1 No 1, 2012 41
ednis.SetFocus;
end
else
if
siswa.Carinis_biodatasiswa(ednis.Text)=foun
d then
begin
MessageDlg('Siswa sudah ada',
mtInformation, [mbOK],0);
ednis.SetFocus;
end
else
if
siswa.Savebiodatasiswa(ednis.Text,edtmplah
ir.Text,DateTimePicker1.Date,cmbagama.Te
xt,
cmbstatus.Text,edanak.Text,memo1.Text,edt
elp.Text,cmbkls.Text,DateTimePicker2.Date)
=Successfull then
begin
MessageDlg(' Data sudah tersimpan ',
mtInformation, [mbOK],0);
adoquery3.Close;
adoquery3.Open;
end
else
begin
MessageDlg(' Data gagal disimpan ',
mtInformation, [mbOK],0);
end;
end;
if tag = 1 then
begin
if ednis.Text='' then
begin
MessageDlg('NIS masih kosong',
mtInformation, [mbOK],0);
ednis.SetFocus;
end
else
if
siswa.Update_biodatasiswa(ednis.Text,edtmp
lahir.Text,DateTimePicker1.Date,cmbagama.
Text,
cmbstatus.Text,edanak.Text,memo1.Text,edt
elp.Text,cmbkls.Text,DateTimePicker2.Date)
=Successfull then
begin
MessageDlg(' Update Sukses ',
mtInformation, [mbOK],0);
adoquery3.Close;
adoquery3.Open;
end
else
begin
MessageDlg(' Update Gagal ',
mtInformation, [mbOK],0);
end;
end;
end;
4.1.2 Conceptual Data Model (CDM)
Pada gambar di bawah ini digambarkan
hubungan antar atribut oleh masing-masing
entitas pada sistem ini.
CDM Pendaftaran Siswa
Gambar 3 CDM Proses Pendaftaran Siswa
CDM Proses Belajar Mengajar
Gambar 4 CDM Proses Belajar Mengajar
42 Bytes Vol 1 No 1, 2012
CDM Perpustakaan
Gambar 5 CDM Proses Perpustakaan
CDM Ekstrakurikuler
Gambar 6 CDM Ekstrakurikuler
Proses Pelanggaran Siswa
Gambar 7 CDM Proses Pelanggaran Siswa
Proses Pembayaran SPP
Gambar 8 CDM Proses Pembayaran SPP
Proses Pengaturan Gaji Pegawai
Honorer
Gambar 9 CDM Proses Pengaturan Gaji
Pegawai Honorer
Proses User Management
Gambar 10 CDM Proses User Management
Keuangan Sekolah
Gambar 11 CDM Keuangan Sekolah
Bytes Vol 1 No 1, 2012 43
4.2 Hasil Pengujian
Sistem informasi dibuat dengan
menggunakan Delphi dengan database SQL
Server 2000. Berikut adalah penggunaan dan
hasil pengujian sistem yang telah dibuat.
4.2.1 Form Login
Form login ini bertujuan untuk memastikan
user yang mengakses aplikasi dan Kapasitas
pengaksesan terhadap aplikasi sesuai dengan
hak akses yang diatur oleh administrator.
Gambar 12 Form Login
4.2.2 Form Pengisian Bio Data Siswa
Form ini digunakan untuk pengisian bio data
siswa. Informasi ini digunakan sebagai data
pengisian lembar identitas pada raport.
Gambar 13 Form Pengisian Bio Data Siswa
4.2.3 Form Input Ekstrakurikuler
Digunakan untuk memasukkan jenis – jenis
ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Gambar 13 Form input ekskul
4.2.4 Form Pelanggaran Siswa
Form ini digunakan untuk mengolah
pelanggaran siswa.
Gambar 14 Form input pelanggaran Siswa
Pada gambar 14 ditunjukkan proses input
pelanggaran siswa dengan NIS 0001 kelas 1A
pada tahun ajaran 2009/2010
Gambar 15 Surat Pelanggaran Siswa
4.2.5 Form Entry Data Kepegawaian
Form ini digunakan untuk mengolah data
yang berhubungan dengan pegawai, antara lain
termasuk proses pengangkatan menjadi PNS,
proses kenaikan pangkat maupun proses
perubahan biodata.
Gambar 16 Form input Bio Data Guru
44 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Gambar 17 Katalog Pegawai
4.2.6 Form Entry Unit Sekolah
Form ini digunakan untuk memasukkan
setiap unit yang terdapat di Sekolah.
Gambar 18 Form Pengisian Unit Sekolah
4.2.7 Form Atur Gaji Honorer
Form ini digunakan untuk proses
pengaturan gaji pegawai Non PNS sebelum
melakukan transaksi pembayaran.
Gambar 19 Form Pengisian Unit Sekolah
4.2.8 Form Entry Mata Pelajaran
Form ini digunakan untuk memasukkan
mata pelajaran yang akan diajarkan kepada
siswa pada tiap semester
Gambar 20 Form Input Mata Pelajaran
4.2.9 Form Entry Jadwal Pelajaran
Proses dalam form ini adalah penyusunan
jadwal pelajaran.
Gambar 21 Form Input Jadwal Pelajaran
4.2.10 Form Lihat Jadwal Pelajaran
Form ini berisikan pencarian dan
pencetakan jadwal pelajaran sekolah sesuai
kriteria tertentu yang ditentukan.
Gambar 22 Form Pencarian dan Cetak Jadwal
Pelajaran
Bytes Vol 1 No 1, 2012 45
4.2.11 Form Nilai UTS / UAS
Form ini berisikan proses entry nilai UTS,
UAS, Penghitungan Nilai Akhir Raport dan
Pencetakan Raport Siswa.
Gambar 23 Form entry nilai UTS/UA
Gambar 24 Form Proses Penghitungan Nilai
Raport
Gambar 25 Raport Siswa
4.2.12 Form Setting Database
Form ini digunakan untuk mengatur
koneksi antara aplikasi dengan database server,
baik secara lokal maupun jaringan.
Gambar 26 Setting Database
5 Form Group User
Form ini untuk membuat user aplikasi,
group user dan pengaturan hak akses tiap – tiap
group.
Gambar 27 Input User Aplikasi
Gambar 28 Input Group User
Gambar 29 Atur Hak Akses Group
46 Bytes Vol 1 No 1, 2012
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Implementasi dan Pengujian
Sistem Informasi Sekolah, Maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Dengan adanya sistem ini, maka informasi
dapat diakses dan diolah secara
terdistribusi.
2. Username dan Password diberikan oleh
administrator sistem.
3. Pengaksesan masing – masing user hanya
sebatas hak akses yang diberikan oleh
administrator sehingga keamanan data
dapat lebih terjaga.
4. Nilai siswa yang dapat diolah oleh sistem
ini hanya nilai UTS, UAS dan Nilai Akhir
Raport.
5. Report yang lebih fleksibel karena dapat
diatur sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh user.
5.2 Saran
Dalam perencanaan dan pembuatan
aplikasi ini terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan lebih lanjut
yaitu :
1. Proses maintenance dan update sistem
harus selalu dilakukan agar sesuai dengan
kondisi yang ada dilapangan. Hal ini
dikarenakan perkembangan dari sistem
sekolah.
2. Untuk pengembangan lebih lanjut, sistem
dapat dikembangkan menjadi aplikasi
webbase ( berbasis web).
3. Proses backup database harus senantiasa
dilakukan, agar sistem dapat direstore jika
terjadi error.
4. Usahakan sumber daya yang cukup untuk
database server.
6. Daftar Pustaka
[1] Komputer, Wahana, Membuat Program
Kreatif dan Profesional dengan Delphi, PT
Elex Media Komputindo, 2005, Jakarta
[2] Indriyawan, eko, Meningkatkan
Kemampuan Database Menggunakan
Delphi dan MSSQL Server, Andi, 2006,
Yogyakarta
[3] Tosin, rijanto dan Putra, indra eka, Cara
Mudah Belajar Microsoft Access 2000,
Dinastindo, 2000, Jakarta
[4] www.ilmukomputer.com / Pengantar SQL
Server 2000.pdf
[5] www.ilmukomputer.com / Pemrograman
Delphi untuk pemula.pdf
Bytes Vol 1 No 1 , 2012 47
SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS
Joseph Dedy Irawan1, Emmalia Adriantantri
2 , Sonny Prasetio
3
1,3Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang 2Teknik Industri ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]
Abstrak
Informasi akademik mahasiswa merupakan suatu informasi yang sangat penting diketahui
oleh mahasiswa dengan cepat, akan tetapi karena aktivitas mahasiswa selain melaksanakan kegiatan
perkuliahan seperti kegiatan berorganisasi dan kegiatan-kegiatan tambahan mereka, terkadang
seorang mahasiswa lupa akan kewajibannya untuk memonitor semua informasi akademik yang
seharusnya mereka lihat secara rutin.
Penyapaian informasi melalui SMS merupakan suatu alternatif yang bisa dipertimbangkan,
karena dewasa ini hampir semua mahasiswa memiliki handphone dan perangkat ini selalu dibawa
kemanapun mereka pergi. Penggunaan SMS Gateway dalam penyampaian informasi akademik ini
sangatlah efektif, karena informasi dapat dilaksanakan dengan mudah dan murah, serta informasi
dapat tersampaikan dengan sangat cepat.
Hasil penelitian ini adalah suatu sistem informasi akademik berbasis SMS Gateway dengan
menggunakan bahasa pemrograman Delphi dan database menggunakan MySQL. Pengiriman SMS
dapat berjalan dengan lancar dengan kecepatan pengiriman sms relative cepat.
Kata kunci : Sistem lnformasi Akademik, SMS Gateway, Gammu
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan
pembangunan, teknologi elektronika
mengalami kemajuan yang sangat pesat,
menyebabkan manusia tidak akan lepas dari
penggunaan berbagai macam peralatan
elektronika yang ada, baik itu penggunaan
peralatan yang berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak elektronika. Salah satu bidang
yang berkembang dengan pesat adalah
teknologi telekomunikasi yaitu teknologi
seluler, dimana teknologi ini sekarang bukan
lagi menjadi barang mewah tetapi merupakan
kebutuhan pokok untuk berkomunikasi,
sehingga akhir-akhir ini hampir semua orang
memiliki telepon genggam karena ditunjang
dengan semakin murahnya teknologi ini.
Pada dunia pendidikan, informasi akademik
sangat penting peranannya, karena segala
aktifitas pembelajaran jika dapat dimonitor
dengan baik maka proses belajar mengajar
akan menghasilkan output yang baik pula.
Selain menggunakan jaringan komputer yang
sudah ada, sistem informasi akademik ini juga
bisa memanfaatkan teknologi SMS sebagai
media untuk menyampaikan informasi kepada
orangtua maupun mahasiswa, sehingga mereka
dapat mendapatkan informasi dari mana saja
dengan cepat dan akurat.
2 Tinjauan Pustaka
2.1. Definisi SMS
Short Message Service (SMS) adalah
suatu fasilitas untuk mengirim dan menerima
suatu pesan singkat berupa teks melalui
perangkat nirkabel, yaitu perangkat
komunikasi yang tidak terhubung dengan
kabel, dalam hal ini perangkat nirkabel yang
digunakan adalah telepon selular. Salah satu
kelebihan dari SMS adalah biaya yang murah.
Selain itu SMS merupakan metode store dan
forward sehingga keuntungan yang didapat
adalah pada saat telepon selular penerima tidak
dapat dijangkau, dalam arti tidak aktif atau
diluar service area, penerima tetap dapat
menerima SMS-nya apabila telepon selular
tersebut sudah aktif kembali.
Alur Pengiriman SMS menunjukkan
bahwa setiap kita mengirimkan pesan melalui
SMS, pesan tersebut tidak langsung dikirim ke
nomor tujuan, tapi melewati beberapa proses
yaitu pesan akan ditangkap oleh BTS (Base
Transceiver Station) terlebih dahulu
dilanjutkan ke BSC (Base Station Controller)
48 Bytes Vol 1 No 1, 2012
kemudian akan sampai ke tahap MSC (Mobile
Switching Centre). MSC (Mobile Switching
Centre) selanjutnya akan meneruskan atau
mem-forward pesan tersebut kepada SMSC
(Short Message Service Centre). Pada tahap
inilah pesan tersebut disimpan untuk sementara
jika nomor tujuan yang ditujukan sedang tidak
aktif atau berada diluar jangkauan. Jika nomor
tujuan sudah aktif maka akan diteruskan
melewati MSC (Mobile Switching Centre),
BSC (Base Station Controller) kemudian
diterima ole jaringan BTS (Base Transceiver
Station) nomor tujuan, kemudian dikirim ke
nomor tujuan.[2]
2.2. SMS Gateway
Salah satu mode komunikasi yang handal
saat ini adalah pesan pendek short messaging
system (SMS). Implikasinya, salah satu model
komunikasi data yang bisa dipakai adalah
SMS. Artinya, SMS tersebut harus bisa
melakukan transaksi dengan database. Untuk
itu perlu dibangun sebuah sistem yang disebut
sebagai SMS Gateway. Pada prinsipnya, SMS
Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang
menggunakan bantuan komputer dan
memanfaatkan teknologi seluler yang
diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-
pesan yang di-generate lewat sistem informasi
melalui media SMS yang di-handle oleh
jaringan seluler. Secara khusus, sistem ini akan
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Message Management dan Delivery
a. Pengaturan pesan yang meliputi
manajemen prioritas pesan,
manajemen pengiriman pesan, dan
manajemen antrian.
b. Pesan yang dilalukan harus sedapat
mungkin fail safe. Artinya, jika
terdapat gangguan pada jaringan
telekomunikasi, maka system secara
otomatis akan mengirim ulang pesan
tersebut.
2. Korelasi berfungsi untuk melakukan
korelasi data untuk menghasilkan data
baru hasil korelasi. Pada sistem yang
terpasang saat ini, arsitektur lalu lintas
data melalui SMS sudah terjalin cukup
baik. Hanya saja, keterbatasan akses data
dan tujuan informasi SMS yang belum
terfokus menyebabkan banyaknya
jawaban standar (default replies) masih
banyak terjadi. SMS Gateway banyak
digunakan dalam berbagai proses bisnis
dan usaha.
Beberapa kemampuan SMS Gateway, yaitu
untuk:
1. Memperbesar skala aplikasi teknologi
informasi dengan menggunakan
komunikasi SMS interaktif
2. Menyediakan aplikasi kolaborasi
komunikasi SMS berbasis web untuk
pengguna di institusi atau perusahaan
3. Menjangkau konsumen maupun pengguna
jasa layanan institusi atau perusahaan
secara mudah menggunakan komunikasi
SMS interaktif.
Fitur-fitur standar SMS Gateway, yaitu
komunikasi SMS interaktif dua arah, SMS info
on demand, SMS service settings, SMS
Automatic Registration, polling SMS,
pengiriman SMS Broadcast, pengiriman SMS
ke Call Group, pengiriman SMS terjadwal,
personalisasi SMS, antarmuka aplikasi
berbasis web, buku alamat dan Call group,
manajemen pengguna, sistem security access,
serta sistem parameter. Fitur-fitur advance
SMS Gateway, yaitu antarmuka dinamis untuk
integrasi ke database perusahaan, SMS Remote
Control, E-mail to SMS, SMS to E-mail,
ekspansi modem GSM, dan koneksi langsung
ke SMSC via SMPP.
2.3. Gammu
Gammu merupakan software sms gateway
yang cukup bagus dan terkenal. Selain mudah
penggunaannya, perangkat modem gsm yang
support cukup banyak mulai dari nokia, siemen
dan Sonny ericsson. Selain itu perangkat lain
yang lebih cocok untuk dijadikan sms gateway
dengan software gammu seperti modem gsm
itegno. GAMMU bahkan sudah menyediakan
service online untuk proses update data sms ke
database. Database yang di support GAMMU
adalah MySQL.
Ada beberapa pihak yang menginginkan
program SMSgateway nya menggunakan
database yang lain seperti SQLserver, Oracle
dll. Apakah bisa? Jawabnya bisa, dengan
menggunkan sediki program tambahan (delphi
atau vb) kita bisa membuat service atau
program yang memanfaatkan gammu dan
sqlserver sebagai databasenya.
Sebenarnya kita bisa membuat software
sms gateway sendiri tanpa harus menggunakan
GAMMU, syaratnya kita harus mengetahui
Bytes Vol 1 No 1, 2012 49
terlebih dahulu instruksi atau perintah yang
dikirim dari pc ke perangkat modem gsm dan
sebaliknya. Perintah itu diberi istilah AT-
Command. Jika sudah memiliki AT-
Command, kita bisa membuat aplikasinya
dengan menggunakan bahasa pemrograman
apapun yang penting program tersebut telah
menyediakan fungsi untuk komunikasi baik ke
port RS232 atau pun USB. Tapi gammu masih
dapat dimanfaatkan untuk dipadukan dengan
program khusus yang kita buat, sehingga kita
dapat memanfaatkan database lain selain
MySQL.
Logic dari program ini adalah bagai mana
kita mengeksekusi program gammu dengan
parameter yang kita sediakan dan selanjutnya
output dari program gammu tangkap dan
ditrace. Hasil dari tracing selanjutnya
dimasukan ke database yang kita inginkan.
2.4. MySQL
Database merupakan aspek yang sangat
penting dalam teknologi informasi. System
informasi yang besar juga harus didukung
dengan database yang handal, berkinerja
tinggi, serta mudah dalam perawatan dan
pengembangannya.
Ada begitu banyak software Relational
Database Management System (RDBMS) yang
dapat digunakan sebagai Database Server.
Diantaranya Oracle, PostgreSQL, SQL Server,
MySQL Server dan lain sebagainya baik itu
free maupun berlisensi.
MySql Server merupakan salah satu
software RDBMS yang didistribusikan secara
gratis di bawah lisensi GPL (General Public
Licence). Kemampuan MySQL tidak jauh
berbeda dengan software RDBMS lainnya.
Oleh karena itu MySQL tidak lagi dipandang
sebelah mata.
Salah satu kelebihan tersendiri MySQL
yaitu karena bersifat free. Dengan begitu siapa
saja dapat menggunakan software database ini
dengan bebas tanpa harus takut dengan lisensi
yang ada.
2.5. Borland Delphi
Secara umum, Borland Delphi adalah
sebuah program untuk membuat aplikasi –
aplikasi berbasis Windows. Bahasa
pengembangan yang digunakan oleh Delphi
adalah bahasa Pascal. Turbo Pascal dikenal
dengan kelebihan dalam kecepatan eksekusi
dan kompilasi, dibandingkan dengan bahasa
pemrograman lain yang berkembang saat ini.
Integrated Development Enviroment (IDE)
yang diperkenalkan dan diterapkan oleh Turbo
Pascal sangat memudahkan para programer
merealisasikan program aplikasi mereka.
Dengan IDE seorang programer dapat dengan
cepat dan mudah menulis kode program,
melakukan kompilasi, melihat kesalahan
(error) program, serta langsung menuju letak
kesalahan dan memperbaiki kesalahan
tersebut. Kemudian Turbo Pascal dirubah
menjadi yang berorientasi obyek (Object
Oriented Programming) berbasis tampilan
visual yang menarik, dan dilengkapi
kemampuan akses ke basis data. Inilah yang
kemudian dikenal sebagai Delphi.
Delphi dapat digolongkan ke dalam
bahasa tingkat tinggi (High Type Language)
karena segala kemudahan ditawarkan untuk
perancangan sebuah aplikasi.
3 Metodologi Penelitian
Permasalahan yang ada diselesaikan
dengan langkah-langkah :
1. Merancang sistem informasi berbasis
SMS
2. Membangun server
3. Melakukan desain dan inpelementasi
database
4. Melakukan perancangan dan ujicoba SMS
Gateway
5. Mengimplementasikan informasi
akademika mahasiswa ke dalam SMS
Gateway
6. Melakukan pengujian
4 Hasil dan Pembahasan
Berikut ini hasil dari aplikasi SMS
gateway yang digunakan untuk informasi
akademik, pada gambar 1 merupakan halaman
utama dari aplikasi, tampak disana jendela
login, jadi pada saat pertama kali aplikasi ini
dijalankan, operator diminta memasukkan user
dan password yang berguna sebagai proteksi
dari aplikasi ini. Setelah melakukan login dan
berhasil, maka jendela login akan hilang dan
operator dapat melakukan aktifitas dalam
aplikasi SMS gateway ini.
50 Bytes Vol 1 No 1, 2012
Gambar 1. Proses Login
Mula-mula operator mengisi database
biodata dari mahasiswa seperti yang dapat
dilihat pada gambar 2, pada saat memasukkan
biodata tersebut nomor handphone dari semua
mahasiswa dimasukkan, nomor mahasiswa
tersebut yang akan digunakan oleh aplikasi
dalam proses pengiriman SMS kepada setiap
mahasiswa.
Gambar 2. Entry Biodata Siswa
Setelah proses entry database mahasiswa
selesai proses dilanjutkan ke entry nilai
matakuliah, proses ini dilakukan untuk semua
matakuliah yang akan diinformasikan ke
semua mahasiswa. Pada gambar 3 dapat kita
lihat bahwa dalam pengisian nilai yang perlu
dimasukkan adalah tahun akademik, semester,
nama matakuliah, nim mahasiswa dan nilai.
Gambar 3. Entry Nilai Mata Kuliah
Pada aplikasi SMS Gateway ini
dilengkapi dengan pengiriman SMS secara
instant, dimana pada proses ini operator dapat
mengirimkan pesan kepada seorang mahasiswa
dengan cara memilih nim dari mahasiswa
tersebut, kemudian mengetikkan pesan seperti
gambar 4.
Gambar 4. Mengirim SMS Per Mahasiswa
Selain mengirimkan pesan ke salah satu
mahasiswa aplikasi ini juga bisa mengirimkan
pesan pergroup, dimana operator dapat
mengirimkan pesan kepada beberapa orang
sekaligus seperti pada gambar 5.
Bytes Vol 1 No 1, 2012 51
Gambar 5. Mengirim SMS Per Group
Setelah melakukan entry nilai, operator
dapat mengirimkan nilai hasil entry tersebut
kepada setiap mahasiswa, aplikasi akan
mengirimkan SMS kepada semua siswa yang
terdaftar dalam matakuliah tersebut.
Gambar 6. Mengirim SMS Per Mata Kuliah
5 Kesimpulan
1. Penggunaan Gammu dalam pembuatan
SMS gateway sangatlah efektif, karena
programmer akan sangat dimudahkan
dalam pembuatan software.
2. Pengiriman SMS dari aplikasi ini
sangat bergantung dari kecepatan
perangkat SMS gateway (handphone
dan provider)
3. Dengan menggunakan mode
pengiriman individu dan group aplikasi
ini memudahkan operator untuk
mengirikan pesan.
6 Daftar Pustaka :
[1] Nugroho, Bunafit. Aplikasi
Pemrograman Web Dinamis
dengan PHP dan MySQL .
Yogyakarta: Gava Media, 2004.
[2] Saputra, Agus. Step by Step
Membangun Aplikasi SMS dengan
PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2011.
[3] Wahyudi, Dwi. Membangun Situs
Menggunakan PHP Website.
Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2003.
[4] S.Si, Faisal. Aplikasi Berbasis Web
dengan PHP dan MySQL.
Yogyakarta: Ram Media, 2011.
[5] Nugroho, Bunafit. Membuat
Website Sendiri dengan PHP-
MySQL. Jakarta: Media Kita, 2009.
[6] Hirin, A. M & Virgin. Cepat Mahir
Pemrograman WEB dengan PHP
dan MySQL. Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011.
[7] Wireless Short Message Services
(SMS) Tutorial, 2002.
http://www. visualgsm.com/ wire_
sms_ index.htm.
[8] SMS Gateway Menggunakan
Gammu. Jakarta, 2007.
ilmukomputer.org/wp-content/
uploads/2007/.../acho-smsgammu.
[9] Pemahaman Sederhana si SMS
Gateway, Agustus, 2010.
http://www.teknojurnal.com/2010/0
8/09/pemahaman-sederhana-si-
sms-gateway/
[10] Pengertian Gammu, Februari 2010.
http://merta12.wordpress.com/2010
/02/13/pengertian-gammu/
PANDUAN PENULISAN JURNAL
Judul (font size 14 bold) Nama Penulis (NIM) (font size 11 bold)
Teknik Informatika ITN Malang
e-mail (font size 11 reguler)
Abstrak (font size 11 italic bold ) Abstrak berisi aspek-aspek umum dan kesimpulan utama. Panjang abstrak 100 s/d 200 kata dan diketik
dalam ukuran huruf 11 pts.
Kata kunci : Kata kunci sedapat mungkin menjelaskan isi tulisan, dan ditulis dengan huruf kecil, kecuali
singkatan. Kata kunci tidak lebih dari 6 kata.
1. Pendahuluan [11 pts/Bold]
Naskah jurnal ditulis di kertas berukuran
standar A4 (21 cm x 29.7 cm) dalam jumlah 8
sampai 15 halaman. Naskah ditulis dalam
format satu spasi. Tambahkan satu spasi untuk
setiap antar-bagian (antara judul dan penulis,
antara penulis dan abstrak, antara absrak dan
kata kunci, antara sub-bab dan isi). Semua
margin atas, margin bawah, margin kiri, dan
margin kanan 25 mm. Margin untuk header dan
footer 15 mm. Naskah tidak perlu diberi nomor
halaman, header dan footer.
Isi pendahuluan mengandung latar
belakang, tujuan, identifikasi masalah dan
metoda penelitian, yang dipaparkan secara
tersirat (implisit).
Kecuali bab Pendahuluan dan bab
Kesimpulan dan Saran, penulisan judul-judul
bab sebaiknya eksplisit menyesuaikan isinya.
Tidak harus implisit dinyatakan sebagai Dasar
Teori, Simulasi Sistem, dan sebagainya.
2. Persamaan Matematika
2.1. Contoh
Persamaan matematika dinomori dengan
angka Arab di dalam tanda kurung buka-tutup
pada posisi rata kanan kolom. Persamaan
ditulis menjorok ke dalam sejauh satu 7,5 mm.
Untuk persamaan yang tidak cukup ditulis
dalam lebar 1 kolom, penulisannya dapat
melintasi 2 kolom, ditulis di bagian bawah
halaman dan diberi nomor urut yang sesuai.
k
knxkxny )()()( (1)
2.2. …………………
3. Keterangan Tabel dan Gambar
Nomor urut tabel ditulis di bagian atas tabel
yang dijelaskan, contoh: Tabel 1, Tabel 2(a).
Nomor urut gambar ditulis di bawah gambar
yang dijelaskan, contoh: Gambar 1, Gambar
2(a).
4. Cara Pengajuan dan Pengutipan
Rujukan dalam pembahasan ditandai
nomor pustaka yang dirujuk dalam kurung siku,
contoh: [1], [2, 5–7].
Daftar Pustaka:
[1] Ludeman, L. C., 1987, Fundamental of
Digital Signal Processing, Singapore,
John Wiley & Sons, Inc.
[2] …………
Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka
berurut berdasarkan abjad nama pengarang dan
diberi nomor angka arab dalam kurung siku.
Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka
mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama
pengarang ditulis dengan urutan nama akhir,
nama awal dan nama tengah, tanpa gelar
akademik. (2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4)
tempat penerbitan. (5) nama penerbit. Untuk
pemisah antar-unsur keterangan pustaka
digunakan tanda koma “,”.
Lampiran Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi
dengan lampiran.