formasi pegawai
TRANSCRIPT
A. Prinsip-Prinsip Penyusunan Formasi
Kebutuhan pegawai baik di perusahaan swasta maupun di
lingkungan Dinas Pemerintahan akan selalu bertambah seiring
berkembangnya institusi yang menaungi. Perkembangan
perusahaan/institusi ini tak pelak membutuhkan pegawai baru
yang mengisi unit bagian yang semakin banyak. Untuk merekrut
pegawai baru, ada beberapa hal yang harus dicermati mengenai
analisis analisis kebutuhan pegawai.
Analisis kebutuhan pegawai merupakan dasar bagi penyusunan
formasi. Analisis kebutuhan pegawai adalah suatu proses
perhitungan secara logis dan teratur dari segala
dasar-dasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk dapat
menentukan jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil
yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi negara untuk
mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, berhasil guna
dan berkelanjutan Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan:
a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus
dilakukan oleh suatu satuan organisasi dalam melaksanakan
tugas pokoknya, misalnya pekerjaan pengetikan, pemeriksaan
perkara, penelitian, perawatan orang sakit, dan lain-lain.
b. Sifat Pekerjaan
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam
penetapan formasi, yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari
sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu. Ada pekerjaan-
Page1
pekerjaan yang cukup dilaksanakan selama jam kerja saja,
misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi ada pula pekerjaan yang
hams dilakukan selama 24 jam penuh, misalnya pemadam
kebakaran, tenaga medis dan para medis di rumahrumah sakit
pemerintah.
c. Perkiraan Beban Kerja
Adalah frekuensi rata-rata dari masing-masing
jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
d. Perkiraan Kapasitas Pegawai
Adalah kemampuan rata-rata seorang pegawai untuk
menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu. Perkiraan beban kerja dan prakiraan kapasitas kerja
diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan.
e. Jenjang dan Jumlah Jabatan serta Pangkat,
Penentuan jenjang, jumlah jabatan dan pangkat dalam suatu
organisasi harus ditinjau dari sudut keseluruhan organisasi
dan tidak ditinjau per unit organisasi. Penentuan susunan
pangkat merupakan satu syarat mutlak untuk dipelihara dengan
baik dalam suatu organisasi.
f. Analisis Jabatan
Analisis kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui analisis
jabatan untuk mengetahui secara konkrit jumlah dan
kualifikasi pegawai yang dibutuhkan oleh suatu unit
organisasi untuk mampu melaksanakan tugasnya secara
berdayaguna, berhasilguna, dan berkesinambungan. Analisis
Page2
jabatan adalah suatu kegiatan mengumpulkan, menilai, dan
mengorganisasikan informasi tentang jabatan.
g. Prinsip pelaksanaan pekerjaan
Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya dalam
menentukan formasi pegawai. Misalnya, apabila pekerjaan
membersihkan ruangan atau merawat pekarangan harus dikerjakan
sendiri oleh satuan organisasi yang bersangkutan, maka harus
diangkat pegawai untuk pekerjaan-pekerjaan itu, akan tetapi
kalau pekerjaan membersihkan ruangan dan merawat pekarangan
diborongkan kepada pihak ketiga, maka tidak perlu mengangkat
pegawai untuk pekerjaan itu.
h. Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia
dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas pokok akan
mempengaruhi jumlah dan mutu pegawai yang diperlukan. Pada
umumnya makin tinggi mutu peralatan kerja yang ada dan
tersedia dalam jumlah yang memadai akan mengurangi jumlah
pegawai yang diperlukan.
i. Kemampuan Keuangan Negara/ Daerah
Faktor kemampuan keuangan negara adalah faktor penting yang
selalu harus diperhatikan dalam penentuan formasi Pegawai
NegeriSipil. Walaupun penyusunan formasi telah sejauh mungkin
ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan pegawai seperti
diuraikan terdahulu, akan tetapi apabila kemampuan keuangan
negara masih terbatas, maka penyusunan formasi tetap harus
Page3
didasarkan kemampuan keuangan negara yang tersedia. Meskipun
formasi telah disusun secara rasional berdasarkan hasil
analisis jabatan dan analisis kebutuhan, realisasinya tetap
disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia.
Lalu bagaimana penyusunan formasi pegawai untuk swasta?,
hal apasajakah yang harus dipertimbangkan?. Untuk perusahaan
swasta berukuran kecil perekrutan pegawai baru lebih
ditekankan pada kebutuhan perusahaan dan dana yang tersedia,
namun untuk perusahaan berskala besar, prinsip diatas juga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan selain prinsip-
prinsip yang tentunya dimiliki perusaan sendiri.
B. Sistem penyusunan formasi
Sistem penyusunan formasi dapat digunakan system sama dan
system ruang ligkup. Sistem sama merupakan system yang
menentukan jumlah dan kualitas pegawai yang sama bagi semua
satuan organisasi tanpa membedakan besar kecilnya beban
kerja.Sedangkan system ruang lingkup merupakan suatu system
yang menetukan jumlah dan kualitas pegawai berdasarkan jenis,
sifat dan beban kerja yang dibebankan kepada suatu
organisasi.
Metode
Dalam menghitung formasi, banyak metode yang dapat
dipergunakan. Namun demikian, dalam pedoman ini disajikan
metoda yang sederhana yang memungkinkan dapat memberi
kemudahan bagi instasi menggunakannya. Metoda yang dipilih
adalah metoda beban kerja yang diidentifikasi dari :
Page4
Hasil kerja
Objek kerja
Peralatan kerja
Tugas per tugas jabatan
penysunan formasi pegawai
Prinsip Penyusunan Formasi
Dalam penyusunan formasi hendaknya diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. setiap jenjang jabatan jumlah pegawainya sesuai dengan
beban kerjanya.
2. setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena
adanya mutasi atau promosi dapat dilakukan apabila tersedia
posisi jabatan yang lowong.
3. selain beban kerja organisasi tidak berubah komposisi
jumlah pegawai juga tidak berubah.
C. Faktor-Faktor Penyusunan Formasi
Faktor yang mempengaruhi penempatan formasi diatur dalam
pasal 2 peraturan pemerintah nomor 5 tahun 1976 yang
menyatakan bahwa formasi untuk masing-masing satuan organisasi
Negara disusun berdasarkan:
Page5
a. Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus
dilakukan oleh suatu satuan organisasi dalam melaksanakan
tugas pokoknya misalnya pengetikan pemeliharaan arsip,
penelitian, dan lain-lain.
b. Sifat pekerjaan yang mempengaruhi penetapan formasi lamanya
waktu yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan itu.
Sebagaimana diketahui pekerjaan pada umumnya dapat dilakukan
selama 24 jam terus menerus memerlukan pegawai yang lebih
banyak.
c. Perkiraan beban kerja dan kemampuan Pegawai Negeri sipil
dalam jangka waktu tertentu. Yang dimaksud dengan beban kerja
adalah frekwensi rata-rata, masing-masing jenis pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan beban kerja masing-
masing satuan organisasi dapat dilakukan berdasarkan
perhitungan/pengalaman. Misalnya perkiraan beban kerja
pengetikan dan pengangendaan dapat didasarkan jumlah dan
jenis perkara yang terjadi pada waktu dan daerah tertentu.
Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-masing
satuan organisasi, untuk menentukan jumlah pegawai yang
diperlukan ditetapkan perkiraan kapasitas seseorang Pegawai
Negeri.
d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat berpengaruh dalam
menentukan formasi, misalnya apabila ditentukan bahwa
membersihkan ruangan dan merawat pekerjaaan harus dikerjakan
oleh satuan organisasi yang bersangkutan, maka harus diangkat
pegawai untuk menjalankan pekerjaan itu.
e. Jenjang dan jumlah pangkat pekerjaan yang tersedia, jenjang
jumlah dan jabatan yang tersedia dalam masing-masing satu
Page6
organisasi harus selalu diperhatikan dalam menentukan
formasi, sehingga dengan demikian dapat dipelihara piramida
kepangkatan dan jabatan yang sehat.
f. Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia diperkirakan akan tersedia dalam
melaksanakan tugas pokok mempengaruhi penentuan jumlah
pegawai yang diperlukan.
g. kemampuan keuangan negara
dalam menetapkan formasi, faktor kemampuan keuangan
negaraadalah faktor penting yang harus selalu diperhatikan.
D. Analisa Kebutuhan Pegawai
Analisis kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui
analisis jabatan untuk mengetahui secara konkrit jumlah dan
kualifikasi pegawai yang dibutuhkan oleh suatu unit organisasi
untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna,
berhasilguna, dan berkesinambungan. Analisis jabatan adalah
suatu kegiatan mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan
informasi tentang jabatan. Analisis jabatan meliputi:
1. Uraian jabatan atau uraian pekerjaan, yaitu informasi
yang lengkap tentang tugas dan berbagai aspek lain dari
suatu jabatan atau pekerjaan.
2. Kualifikasi atau syarat-syarat jabatan, yaitu keterangan
mengenai syarat-syarat yang diperlukan oleh seorang
pegawai untuk dapat melakukan tugas tertentu misalnya
pendidikan tertentu,
3. Peta jabatan, yaitu susunan nama dan tingkat jabatan
struktural dan fungsional yang tergambar dalam suatu
Page7
struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah
sampai dengan yang paling tinggi dan jenis jabatan
fungsional serta jumlah yang diperlukan.
Selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa hal lain yang
mesti dicermati dalam penyusunan formasi pegawai, yakni:
1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan
dalam suatu satuan organisasi Negara untuk mampu
melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
2. Persediaan pegawai adalah jumlah PNS yang dimiliki saat
ini. Persediaan pegawai disebut juga dengan Bezetting.
3. Analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang dilakukan
secara logic, teratur, dan berkesinambungan untuk
mengetahui jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan.
Analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar pegawai
memiliki pekerjaan yang jelas sehingga pegawai secara
nyata terlihat sumbangan tenaganya terhadap pencapaian
misi organisasi atau program yang telah ditetapkan.
4. Standar kemampuan Rata-rata pegawai adalah standar
kemampuan yang menunjukkan ukuran enerji rata-rata yang
diberikan seorang pegawai atau sekelompok pegawai untuk
memperoleh satu satuan hasil. Standar kemampuan rata-rata
pegawai disebut standar prestasi rata-rata pegawai.
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target
hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu
tertentu.
E. Pengadaan Pegawai
Apabila suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja
Page8
baru, maka akan diusahakan untuk menarik atau mencari tenaga
yang di hararapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Langkah ini sebenarnya merupakn langkah kedua, sedangkan
langkah pertama ialah menentukan keadaan dan sifat pekerjaan
yang lowong serta keadaan dan sifat atau kecakapan
orang/tenaga kerja yang diharapkan sanggup melakukan pekerjaan
itu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya
pencarian atau penarikan tenaga kerja di lakukan setelah
diketahui kualifikasi yang harus dimiliki tenaga kerja yang
akan dicari, antara lain menyangkut pengetahuan, pengalaman,
kepribadiannya dan sebagainya.
Namun sebelum mencari pegawai baru ada beberapa hal yang
harus diperhatikan baik untuk instansi pemerintah, maupun
swasta, hal ini meliputi; prinsip-prinsip penyusunan formasi,
sistem penyusunan formasi, analisa jabatan, sampai pada
anggaran/budget yang tersedia, kesemua itu harus dicermati
dengan baik.
Page9
Agar pelaksanaan pengadaan pegawai kantor berjalan
lancar, maka pelaksanaanya harus berdasarkan prosedur yang
ada. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menetapkan perencanaan kebijakan kepegawaian, sehingga
menghasilkan penggolongan pekerjaan, analisa pekerjaan,
gambaran pekerjaan dan rincian pekerjaan.
2. Menentukan penarikan pegawai dari sumber-sumber tenaga
kerja, baik intern maupun ekstern.
3. Membuat pengumuman lowongan pekerjaan, analisis
pekerjaan, gambaran pekerjaan dan perincian pekerjaan.
4. Penerimaan surat lamaran pekerjaan dari calon tenaga
kerja.
5. Mengadakan seleksi atau penyaringan administrasi dari
surat lamaran yang masuk.
6. Menentukan diterima tidaknya lamaran kerja (dipilih yang
memenuhi persyaratan).
7. Menyiapkan segala perangkat seleksi (baik soal, pedoman
penilaian maupun standar kelulusan).
8. Melakukan pemanggilan bagi calon yang memenuhi syarat
untuk mengikuti tes atau ujian.
9. Mengadakan seleksi pegawai, berupa tes lisan, tertuis,
intelegensi, psikotes, dan kesehatan jasmani.
10. Memeriksa hasil tes dan sekaligus menentukan
rangking serta jumlah calon yang lulus.
11. Memanggil calon pegawai yang lulus untuk mengikuti
masa percobaan.
12. Mengangkat pegawai dengan Surat Keputusan dalam
status masa percobaan.
Page10
13. Calon pegawai mengikuti orientasi masa percobaan.
14. Melakukan penilaian selama calon mengikuti
orientasi.
15. Menentukan lulus tidaknya masa orientasi.
16. Membuat Surat Keputusan pengangkatan pegawai
berstatus pegawai tetap.
17. Menempatkan pegawai pada jenjang jabatan tertentu
dengan tugass, wewenang dan tanggung jawab.
18. Melakukan pembinaan dan pemeliharaan terhadap
pegawai, agar para pegawai berkembang dan betah bekerja
di perusahaan.
F. Cara Penanganan Pemeliharaan Dokumen Administrasi
Kepegawaian
Penanganan dokumen administrasi kepegawaian dapat
dilakukan sebagai berikut :
a. Menghimpun : Menghimpun merupakan kegiatan mencari dan
mengusahakan tersedianya segala keterangan untuk keperluan
tertentu yang tadinya masih belum di klasifikasikan
penghimpunannya.
b. Mencatat : mencatat merupakan kegiatan membubuhkan
berbagai keterangan tertulis pada dokumen yang masih
dianggap penting agar tulisan dapat dibaca, dikirim, dan
disimpan.
c. Mengolah : mengolah adalah macam-macam kegiatan dengan
mengerjakan keterangan dengan maksud menyajikan maksud
yang lebih bermanfaat.
Page11
d. Menggandakan : menggandakan merupakan kegiatan
memperbanyak dengan berbagai cara tertentu sebanyak jumlah
tertentu yang diinginkan.
e. Mengirim : kegiatan menyampaikan dokumen ke pihak lain
dengan menggunakan alat dan perantara.
f. Menyimpan : kegiatan menyimpan data dan dokumen
tertentu di tempat tertentu dengan tujuan agar dokumen
dapat terjaga semaksimal mungkin, dan bisa digunakan suatu
saat jika diperlukan.
Pemeliharaan Dokumen Administrasi Kepegawaian
a. Data Fisik
Penyimpanan dokumen berupa fisik maksudnya adalah
penyimpanan dokumen atau file berupa kertas, surat,
gambar, patung dan lain-lain. Penyimpanan dokumen fisik
ini biasanya disebut arsip, yaitu menyimpan secara
langsung dokumen ditempat yang telah ditentukan dan diberi
label tertentu.
b. Data Digital
Penyimpanan dokumen berupa data digital merupakan
penyimpanan dokumen atau file berupa data computer atau
hasil scanning dari file data fisik.
Berikut ini beberapa kelebihan dari sistem data digital
yang menjadi pertimbangan untuk memilih data digital sebagai
pilihan dalam penyelesaian permasalahan tersebut karena:
1. Sistem data digital memberikan kemudahan dalam proses
penyimpanan, pencarian kembali dan penyajian informasi
Page12
yang dibutuhkan. Kemudahan dari sistem data digital
disebabkan karena sebagian proses pengolahan data dapat
dilakukan oleh system komputer yang akan dibangun.
2. Ruang tempat penyimpanan data digital tidak membutuhkan
banyak tempat, karena data digital dapat disimpan pada
hardisk, Removeable, dan dalam bentuk Compact Disk.
Berbeda dengan data konvensional semakin ditambah datanya
maka akan memerlukan banyak tempat penyimpanan.
3. Data digital mudah dilakukan back-up file, karena back-
up file dapat dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan. Bila
terjadi kerusakan data maka data pada back-up yang masih
tersimpan dapat dipergunakan kembali. Jika pada data
konvensional jika dilakukan back-up data akan berakibat
penambahan ruang tempat penyimpanan data.
4. Data digital juga mudah untuk dilakukan manajemen dan
pengelolaan. Pada penelitin ini pengelolaan data digital
mempergunakan manajemen folder. Pada proses manejemen data
digital sebagian proses dilakukan oleh sistem yang akan
dibangun.
5. Memberikan kemudahan akses terhadap data digital,
penggunaan yang fleksible dan kemudahan distribusi data
digital jika diperlukan. Dengan adanya berbagai kemudahan
dari pengelolaan data digital tersebut perlu diperhatikan
masalah hak cipta dan hak kepemilikan materi digital.
Setiap materi digital yang menjadi bagian dari distribusi
elektronik bersifat rentan terhadap pengkopian dan
pendistribusian oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab terhadap penggunaan data digital. Perlindungan hak
Page13
cipta dan sebagai autentikasi data digital dengan
mempergunakan teknik hidden message (steganografi).
Steganografi adalah suatu teknik yang mengijinkan para
pengguna untuk menyembunyikan suatu pesan didalam pesan
yang lain secara kasat mata tidak merubah bentuk data
digitalnya. Dengan steganografi dimungkinkan untuk
menyembunyikan informasi hak cipta seperti identitas
seorang pengarang, tanggal ciptaan, dan lainlain.
Steganografi adalah suatu cara menyisipkan/menyembunyikan
informasi kedalam berbagai macam variasi jenis dokumen
seperti: gambar, audio , video, text atau file biner.
Peraturan Cara Penanganan Pemeliharaan Dokumen Administrasi
Kepegawaian
1. Biasakan menyimpan dokumen mengenai kepegawaian dalam
tempat khusus.
2. Aturlah letak penyimpanan dokumen sesuai kronologis
tanggal tahun atau sesuai masalahnya.
3. Jangan gunakan dokumen ada ditempat aman.
4. Pastikan dokumen ada ditempat aman.
5. Jauhkan dari air, minyak dan panas matahari.
6. Taburkan kamper atau beri butir penyerap air (slice gel)
dalamrak/lemari.
7. Bolak balikkan dokumen setiap 3 bulan sekali diruang
terbuka agar tidak lembab/lengket.
Page14
8. Hindari sesering mungkin mengfotocopy dokumen karna
memperpendek umur dokumen
9. Bila terpaksa mengambil dokumen anda untuk keperluan
tertentu, pastikan memberi penanda ditempatnya.
10. Dokumen dibuat dalam bentuk digital agar salinannya juga
aman denganmenggunakan scanner.
G. Pangkat Dan Jabatan
1. Pengertian Pangkat dan Jabatan Pegawai
Yang dimaksud dengan pangkat adalah kedudukan yang
menunjukkan tingkat seorang pegawai dalam susunan
kepegawaian dan yang digunakan sebagai dasar penggajian.
Oleh karena itu setiap pegawai diangkat dengan pangkat
tertentu.
Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan
atas pengabdian pegawai yang bersangkutan terhadap
instansi tertentu. Misalnya Pegawai Negeri Sipil (PNS)
terhadap Negara, Pegawai kantor terhadap perusahaannya
dan lain-lain. kenaikan pangkat ini dimaksudkan agar
pegawai tersebut mampu meningkatkan tingkat
produktivitasnya, memiliki motivasi yang lebih untuk
lebih melakukan hal-hal yang bersifat inovatif atau
setidaknya tidak akan melanggar aturan yang ada didalam
instansi.
Jabatan adalah sekelompok posisi yang sama dalam
suatu organisasi. Dalam Pegawai Negeri Sipil (PNS)
jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
Page15
jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil
dalam kerangka suatu satuan organisasi.
2. Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional
Jabatan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan
struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam
struktur organisasi, seperti sekretaris jenderal,
direktur, kepala seksi dan lain-lain. Sedangkan jabatan
fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut
fungsinya dalam suatu satuan organisasi, misalnya
peneliti, dokter ahli, juru ukur dan lain-lain. jadi
jabatan structural terikat dalam tugas yang sama untuk
suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional merupakan
jabatan yang berdasarkan pada fungsi atau tugas khusus
masing-masing.
3. Hubungan Pangkat dan Jabatan
Pangkat dan jabatan pegawai sangat berhubungan erat.
Dalam Pegawai Negeri sipil, pangkat diangkat sebagai
suatu pangkat dan jabatan tertentu sesuai dengan
kecakapan, pengabdian, dan prestasi kerja menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam instansi
yang lain. pangkat dan jabatan sejalan (berbanding lurus)
sesuai dengan tingkat kemampuan terhadap instansi
tempatnya bernaung dan peraturan yang berlaku.
Dalam penjelasan pasal 17 ayat 2 UPK 1974, dikatakan
bahwa dalam pelaksanaan system karier dan system prestasi
Page16
kerja harus ada kaitan antara pangkat dengan jabatan,
atau perlu adanya pengaturan jenjang kepangkatan setiap
jabatan. Pangkat pegawai negeri sipil yang diangkat dalam
suatu jabatan harus sesuai dengan pangkat yang diterapkan
untuk jabatan itu. Dalam jabatan structural, pegawai
negeri sipil yang berpangkat lebih rendah tidak dapat
membawahi langsung pegawai negeri sipil yang berpangkat
lebih tinggi.
Selanjutnya hendaknya dibedakan pula antara
pengertian pangkat dengan golongan. Golongan menunjukkan
ruang gaji. Pengangkatan pertama menjadi pegawai
ditetapkan sebagai calon pegawai negeri sipil dalam masa
percobaan dan kepadanya diberikan gaji pokok menurut
golongan ruang gaji yang sesuai dengan pangkat yang akan
diberikan kepada yang bersangkutan. Jadi golongan
menunjukkan ruang gaji yang dipergunakan sebagai dasar
dalam menentukan gaji pokok.
Pangkat dan jabatan dapat dijelaskan dengan contoh
sebagai berikut :
Pangkat
Golongan/ruang I/a - Juru Muda
Golongan/ruang I/d - Juru Tingkat I
Golongan/ruang II/a - Pengatur Muda, dan
sebagainya.
Jabatan
Kepala - Kepala Seksi
Page17
- Kepala Bagian
- Kepala Biro
- Kepala Kantor Wilayah
- Kepala Dinas
Direktur
Direktur Jenderal
4. Kenaikan Pangkat Pilihan ·
Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur kenaikan pangkat pilihan dapat
ditemukan dalam :
o Pasal 18 UPK 1974
o Pasal 9 sampai dengan pasal 12 peraturan pemerintah
nomor 3 tahun 1980 tentang pengangkatan dalam pangkat
pegawai negeri sipil. Pengertian Kenaikan Pangkat Piliahan
Menurut penjelasan pasal 18 ayat 1 UPK 1974, yang
dimaksud dengan kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan
pangkat yang membutuhkan pemenuhan syarat-syarat yang
ditentukan dan jabatan. Jadi, walaupun seorang pegawai
negeri sipil telah memenuhi syarat-syarat umum untuk
kenaikan pangkat, jika jabatannya belum memadai untuk
pangkat itu, ia belum dapat memperoleh kenaikan pangkat
pilihan.
Pasal 9 peraturan pemerintah nomor 8 tahun 1980
merumuskan kenaikan pangkat pilhan sebagai kenaikan
pangkat yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang
Page18
memangku jabatan structural dan jabatan fungsional
tertentu dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan. Dari rumusan tersebut dapat dikatakan bahwa
kenaikan pangkat pilihan hanya dapat diberika kepada
pegawai yang memangku jabatan fungsional dan structural
tertentu. Jabatan fungsional yang dimaksud ditetapkan
lebih lanjut oleh menteri yang bertanggungjawab dalam
bidang penertiban dan penyempurnaan aparatur Negara
dengan memperhatikan usul menteri, jaksa agung, pimpinan
kesekretariatan lembaga tertinggi Negara, pimpinan
lembaga pemerintah non-departemen atau gubernur yang
bersangkutan dan setelah mendengar pertimbangan kepala
badan administrasi kepegawaian Negara.
Syarat Kenaikan pangkat Pilihan
Pangkat pegawai negeri sipil dapat dinaikkan setiap
kali setingkat lebih tinggi apabila :
1. Empat tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah empat tahun dalam
pangkat yang sama
b. Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam dua tahun terakhir.
2. Lima tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah lima tahun dalam
pangkat yang sama
b. Setiap unsur DP3 rata-rata bernilai baik, dengan
ketentuan tidak ada unsur penilaian yang bernilai
kurang
Page19
3. Enam tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah enam tahun dalam
pangkat yang sama.
b. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata cukup, dengan
ketentuan tidak ada unsur penilaian yang bernilai
kurang.
Untuk syarat-syarat kenaikan pangkat pilihan yang
masih dibawah pangkat terendah dari suatu jenjang jabatan
ditentukan sebagai berikut :
1. Dua Tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah
dua tahun dalam pangkat yang sama
b. Pengawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah
satu tahun memangku jabatan.
c. Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam dua tahun terakhir.
2. Tiga Tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya
telah tiga tahun dalam pangkat.
b. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya
telah satu tahun memangku jabatan.
c. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata
bernilai baik dalam dua tahun terakhir dengan
ketentuan tidak ada unsur DP3 yang bernilai kurang.
Perlu diketahui bahwa kenaikan pangkat pilihan
maksimum masih di bawah pangkat terendah dari suatu
Page20
jenjang jabatan sebanyak-banyaknya tiga kali selama
menjadi pegawai negeri sipil.
Kenaikan pangkat pilihan untuk pegawai negeri sipil
yang memangku jabatan fungsional ditentukan sebagai
berikut :
1. Dua tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah
dua tahun dalam pangkat yang dimilikinya.
b. Pegawai yang bersangkutan telah memenuhi angka
kredit yang telah ditentukan.
c. Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai
baik selama dua tahun terakhir.
2. Tiga tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya tiga
tahun dalam pangkat yang dimilikinya.
b. Pegawai yang bersangkutan telah memenuhi angka
kredit yang ditentukan.
c. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata bernilai baik
selama dua tahun terakhir,dengan ketentuan tidak ada
unsur penilaian yang bernilai kurang.
Kenaikan Pangkat Pilihan bukan hak Pegawai
Kenaikan pangkat dan pilihan bukan merupakan hak
pegawai, melainkan kepercayaan dan penghargaan yang
diberikan kepada seorang pegawai negeri sipil atas
prestasi kerjanya. Pegawai negeri sipil yang telah
menunjukkan prestasi kerja yang tinggilah yang mungkin
mendapat kenaikan pangkat pilihan.
Page21
5. Kenaikan Pangkat Reguler
Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur kenaikan pangkat regular adalah :
1. Pasal 18 UPK 1974
2. Pasasl 7 dan pasal 8 peraturan Pemerintah nomor 3
tahun 1980.
Pengertian Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan pangkat regular adalah kenaikan pangkat
yang diberikan kepada pegawai yang telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan tanpa memperhatikan jabatan yang
dipangkunya.
Kenaikan pangkat regular bagi pegawai negeri sipil
diatur sebagai berikut :
a. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat
tanda tamat belajar sekolah dasar adalah sampai dengan
pangkat pengatur muda golongan ruang II/a.
b. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat
tanda tamat belajar sekolah menengah kejuruan tingkat
pertama 3 tahun dan surat tanda tamat belajar sekolah
menengah kejuruan tingkat pertama 4 tahun sampai dengan
pangkat pengatur tingkat I golongan ruang II/d.
c. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat
tanda tamat belajar sekolah menengah umum tingkat
pertama adalah sampai dengan pangkat pengatur golongan
ruang II/e.
Page22
d. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat
tanda tamat sekolah menengah umum tingkat atas, surat
tanda tamat belajar sekolah mengenah kejuruan tingkat
atas non guru 3 tahun, izajah diploma I, surat tanda
tamat belajar sekolah menengah kejuruan tingkat ast non
guru 4 tahun, surat tanda tamat belajar kejuruan tingkat
atas guru 3 tahun dan akta I adalah sampai dengan
tingkat I golongan ruang III/a.
e. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki izajah
sarana muda dan izajah diploma II adalah sampai dengan
pangkat penata muda tingkatt U golongan ruang III/b.
f. Kenaikan pangkat regular pegawai yang mempunyai izajah
sekolah guru pendidikan luar biasa, ijazah diploma II
Politeknik, dan akta III adalah sampai dengan pangkat
penata golongan ruang III/c
g. Ijazah sarjana, ijazah dokter, apoteker adalah sampai
dengan pangkat penata golongan ruang III/d.
h. Ijazah pascasarjana, Spesialis I, dan akta IV adalah
sampai dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a.
i. Ijazah/gelar doctor, ijazah spesialis II dan akta V
adalah sampai dengan pangkat Pembina tingkat I golongan
ruang IV/b.
Syarat-Syarat Kenaikan Pangkat regular
Kenaikan pangkat regular dapat diberikan setiap kali
setingkat lebih tinggi apabila pegawai negeri sipil yang
bersangkutan :
a. Empat tahun :
Page23
a. Pegawai yang bersangkutan telah empat tahun
dalam pangkat yang dimilikinya.
b. Setiap unsur DP3 sekurang-kurangnya
bernilai baik.
b. Lima Tahun :
a. Pegawai yang bersangkutan telah lima tahun
dalam pangkat yang dimilikinya.
b. Setiap unsur DP3 sekurang-kurangnya
bernilai cukup.
Kenaikan Pangkat regular adalah hak Pegawai
Kenaikan pangkat regular merupakan hak pegawai, oleh
sebab itu apabila seorang pegawai telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan pada dasarnya pangkat pegawai
tersebut harus dinaikkan, kecuali apabila ada alasan yang
sah untuk menundanya.
6. Kenaikan Pangkat Anumerta
Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur pemberian kenaikan pangkat
anumerta dapat ditemukan dalam :
1) Pasal 19 ayat 6 UPK 1974
2) Pasal 19 sampai dengan pasal 25 peraturan pemerintah
nomor 3 tahun 1980.
Pengertian Kenaikan Pangkat Anumerta
Kenaikan pangkat anumerta adalah kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi yang diberikan oleh pemerintah
Page24
sebagai penghargaan kepada pegawai negeri sipil yang
tewas dalam pengabdian dan atas jasa-jasanya kepada
Negara dan bangsa.
Yang dimaksud dengan tewas adalah :
a. Meninggal dunia dalam dan karena tugas kewajibannya.
b. Meninggal dunia dalam keadaan lain yang berhubungan
dengan dinasnya, sehingga kematian itu disamakan dengan
meninggal dunia dalam dank arena menjalankan tugas dan
kewajibannya.
c. Meninggal dunia langsung karena luka atau cacat
jasmani atau cacat rohani yang didapat dalam dank arena
menjalankan tugas dan kewajibannya. d. Meninggal dunia
karena perbuatan anasir yang tidak bertanggungjawab
ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan pemberian kenaikan pangkat anumerta adalah sebagai
berikut :
a. Pegawai negeri sipil yang tewas dinaikkan pangkatnya
setingkat lebih tinggi.
b. Kenaikan pangkat anumerta mulai berlaku pada tanggal
tewasnya pegawai negeri sipil yang bersangkutan.
c. Keputusan kenaikan pangkat anumerta diusahakan sebelum
pegawai negeri sipil yang tewas tersebut dikebumikan.
Page25
d. Agar pelaksanaan pemberian kenaikan pangkat anumerta
tepat pada waktunya, pejabat yang berwenang dapat
mengeluarkan keputusan sementara.
e. Apabila tempat kedudukan pejabat yang berwenang jauh
sehingga tidak memungkinkan pemberian kenaikan pangkat
tepat pada waktunya, keputusan sementara diberikan oleh
gubernur atau bupati/walikota yang bersangkutan.
f. Keputusan sementara tentang pemberian kenaikan
pangkat anumerta tersebut dilaporkan kepada pejabat yang
berwenang disertai dengan bahan-bahan sebagai dasar
pertimbangan pengeluaran keputusan sementara.
g. Laporan tersebut dikirim dalam waktu tujuh hari sejak
mulai berlakunya keputusan sementara.
h. Kenaikan pangkat anumerta membawa akibat dalam bidang
keuangan, yaitu kenaikan gaji pokok yang dengan
sendirinya merupakan dasar dalam pemberian pension untuk
menetapkan pension pokok bagi janda/duda pegawai negeri
sipil yang tewas tersebut. Akan tetapi keputusan
sementara tentang pemberian kenaikan pangkat anumerta
tidak membawa akibat keuangan. Akibat keuangan dari
keputusan semenara baru timbul sesudah keputusan yang
tetap (defenitif) dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang.
Prosedur Penetapan Keputusan Tetap
Apabila terdapat alasan-alasan yang cukup untuk
memberikan kenaikan pangkat anumerta, pejabat yang
berwenang menyampaikan usul tersebut kepada :
Page26
1. Kepala BAKN bagi pegawai negeri sipil golongan ruang
IV/a ke bawah
2. Presiden bagi pegawai negeri sipil golongan ruang IV/b
keatas.
Apabila ternyata pegawai yang diusulkan kenaikan
pangkatnya memenuhi persyaratan, keputusan sementara
tentang pemberian kenaikan pangkat anumerta :
1. Ditetapkan menjadi keputusan (defenitif) oleh pejabat
yang berwenang setelah mendapat persetujuan dari kepala
BAKN, bagi pegawai negeri sipil golongan IV/a kebawah.
2. Ditetapkan menjadi keputusan tetap (defenitif) dengan
keputusan presiden bagi pegawai negeri sipil golongan
ruang IV/b ke atas.
Perlu diketahui bahwa apabila pegawai yang
bersangkutan tidak memenuhi syarat-syarat untuk memberi
kenaikan pangkat anumerta, keputusan sementara tentang
kenaikan pangkat tersebut tidak dapat ditetapkan jadi
keputusan tetap (defenitif), dengan ketentuan bahwa
keputusan sementara tersebut tidak perlu
dicabut/dibatalkan.
7. Pengangkatan dalam Jabatan
Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur pengangkatan dalam jabatan
pegawai negeri sipil dapat ditemukan dalam :
Page27
1. Pasal 17 UPK 1974
2. Pasal 19 sampai dengan pasal 22 UPK 1974
Hal-hal yang perlu diketahui
1. Pegawai negeri sipil diangkat dalam suatu pangkat dan
jabatan tertentu sesuai dengan kecakapan, pengabdian dan
prestasi kerjanya menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam rangka pelaksanaan system karier dan
system prestasi kerja harus ada kaitan antara
kepangkatan dengan jabatan, atau dengan perkataan lain
perlu ada pengaturan jenjang kepangkatan pada setiap
jabatan. Pangkat pegawai negeri sipil yang diangkat
dalam suatu jabatan harus sesuai dengan pangkat yang
ditentukan untuk jabatan itu.
2. Prinsip pokok penempatan dalam jabatan adalah
menempatkan dalam jabatan adalah menempatkan orang yang
tepat pada tempat yang tepat (the right man on the right
side). Dalam system pembinaan karier yang sehat selalu
ada kaitan yang erat antara jabatan dan pangkat, artinya
seorang pegawai negeri sipil yang ditunjuk menduduki
sesuatu jabatan harusnya memiliki pangkat yang sesuai
dengan jabatan itu. 3. Dalam upaya menjamin objektivitas
dalam mempertimbangkan dan menetapkan kenaikan pangkat
dan pengangkatan dalam jabatan, perlu diadakan daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan (condiute staat) dan
daftar urut kepangkatan (ranglyst).
4. Demi kelancaran pelaksanaan tugas, pegawai negeri
sipil yang memangku jabatan tertentu yang dalam
Page28
menjalankan tugasnya dilapangan perlu dengan segera
dikenali oleh masyrakat umum, tanda pengenal perlu
segera ditetapkan, umpamanya pejabat bea cukai, imigrasi
dan lain-lain. tanda pengenal itu dapat berupa seragam
dan atau tanda lain yang diperlukan.
5. Untuk kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan dan
sebagai salah satu usaha untuk memperluas pengalaman dan
mengembangkan bakti, perlu diadakan perpindahan jabatan
dan perpindahan wilayah kerja bagi pegawai negeri sipil
terutama bagi mereka yang menjabat pimpinan dengan tidak
merugikan hak kepegawaiannya.
H. Unsur-Unsur Yang Dinilai
Unsur-unsur yang dinilai dalam DP3 meliputi:
1. Kesetiaan
Dalam arti sempit kesetiaan adalah ketaatan, dan
pengabdian kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
pemerintah. Sedangkan dalam arti yang luas yang dimaksud
dengan kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mentaati,
melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu dengan disertai
penuh dengan kesadaran dan tanggungjawab. Tekad dan
kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan
tingkah laku sehari-hari serta dalam pelaksanaan tugas.
Pada umumnya yang dimaksud dengan pengabdian adalah
penyumbangan pikiran dan tenaga secara iklas dengan
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan
dan pribadi.
2. Prestasi Kerja
Page29
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya. Pada umumnya prestasi seorang pegawai
dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan
kesungguhan pegawai yang bersangkutan
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta
berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau
tindakan yang diakuinya.
4. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang pegawai untuk
menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku, menaati perintah yang diberikan
oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak
melanggar larangan yang ditentukan.
5. Kejujuran
Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah
ketulusan hati seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang
diberikan kepadanya.
6. Kerja Sama
Yang dimaksud dengan kerjasama adalah kemampuan
seseorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan,
sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-
besarnya sesuai dengan target yang dutentukan.
Page30
7. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk
mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan
suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas
pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai untuk
meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara
maksimal untuk pelaksanaan tugas pokok. Dapat juga
dikatakan, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
pegawai negeri sipil untuk mempengaruhi orang lain
sehingga orang tersebut memiliki kemauan dan semangat
kerja dalam melaksanakan tugasnya.
I. Pejabat Penilai
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yang dinilai,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain
yangsetingkat dengan itu, kecuali ditentukan lain
oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan,
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur dalam
lingkungan masing-masing.
2. Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia
telah membawahi PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya
6 bulan, kecuali untuk suatu mutasi kepegawaian maka
pejabat penilai dapat melakukan penilaian pelaksanaan
Page31
pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang
ditinggalkan leh pejabat yang lama.
3. Pejabat peniaia berkewajiban melakukan penilaian terhadap
PNS yang secara langsung berada di awahnya.
4. Penilaian dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap
tahun, jangka waktu penilaian mulai bulan Januari
sampai dengan Desember dalam tahun yang bersangkutan
Berikut ini daftar pejabat penilai di lingkungan PNS
Page32
Page33
Page34
Ketentuan Bagi CPNS
1. DP-3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan
apabila sampai dengan Desember telah 6 bulan menjadi
CPNS.
2. Apabila belum 6 bulan menjadi CPNS, P-3 dilakukan dalam
tahun berikutnya.
Page35
3. CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, P-3 dilakukan
sekurang-kurangnya 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai
secara nyata melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 Pasal
12 jo Peraturan pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Pasal 14,
sehingga tidak usah lagi dibuat DP-3 nya pada Desember
tahun yang bersangkutan.
Kewajiban Pejabat Penilai
1. Melakukan P-3 terhadap PNS yang berada di bawahnya
2. Mengisi dan memelihara buku catatan penilaian yang
memuat catatan tingkah laku/perbuatan/tindakan PNS yang
menonjol baik yang positif atau negatif selama 5 tahun.
Buku catatan -3 PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara,
sedang menjalankan tugas belajar
diperbantukan/dipekerjakan pada perusahaan milik
negara, organisasi profesi, badan swasta yang
ditentukan, negara sahabat atau badan internasional tetap
dipelihara oleh Pejabat Penilai dari instansi induk
dengan menggunakan bahan-bahan dari pimpinan yang
besangkutan di mana PNS tersebut bekerja atau
tugasbelajar.
J.Tata Cara Penilaian
Penilai P3 dilakukan dengan mengisi format penilaian yang
sudah ada lampirannya yakni lampiran peraturan pemerintah
nomor 10 tahun 1979. Nilai dinyatakan dengan sebutan dan
angka sebagai berikut:
Page36
Setelah melakukan penilaian kemudian selanjutnya hasil
penilaian tersebut dituangkan dalam DP3, DP-3 yang dibuat dan
telah ditandatangani oleh pejabat penilai diberikan secara
langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai.
Apabila tempat bekerja antara pejabat penilai dengan PNS yang
dinilai berjauhan, maka DP-3 dikirimkan kepada PNS yang
dinilai.
PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal
penerimaan DP-3 yang dikirimkan kepadanya pada ruangan
yang disediakan. Apabila PNS yang dinilai menyetujui
penilaian terhadap dirinya, ia menendatangani DP-3
tersebut pada tempat yang disediakan, kemudian
mengembalikan DP-3 tersebut kepada pejabat penilai
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai
ia menerima DP-3 itu. DP-3 yang telah ditandatangani
oleh PNS yang dinilai diteruskan oleh pejabat penilai
kepada
atasan pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin
untuk mendapatkan pengesahan.
Page37
No Sebutan (huruf) Angka 1 Amat baik 91-1002 Baik 76-903 Cukup 61-754 Cukup 51-60 5 Kurang 50 kebawah
Page39
Page40
Page41
Page42
K. Atasan Pejabat Penilai
Atasan pejabat penilai adalah atasan langsung dari
pejabat penilai. Atasan pejabat penilai berkewajiban
memeriksa DP3 yang disampaikan kepadanya, memeriksa keberatan
pegawai dan tanggapan pejabat penilai, dan apabila keberatan
tersebut cukup beralasan, atasan pejabat penilai dapat
mengubah nilai yang dibuat oleh pejabat peniali. Perubahan
yang dibuat oleh atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu
gugat. DP3 baru berlaku setelah disahkan oleh atasan pejabat
penilai.
L. Sifat Dan Kegunaan DP3 (SKP)
1. SIFAT DP-3
Sifat DP-3 adalah rahasia:
- Harus disimpan dan dipelihara dengan baik
- Hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat
penilai atasan, pejabat penilai, atasan dari atasan
pejabat penilai (sampai yang tertinggi) dan atau pejabat
lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia
mengetahui DP-3.
2. PENGGUNAAN DP-3
a. Dp-3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan
pembinaan atau pengembangan karis PNS antara lain: dalam
mempertimbangkan kenaikan pangkat, penempatan dalam
jabatan, pemindahan dan lain-lain.
Page43
b. Nilai dalam DP-3 digunakan sebagai bahan pertimbanan
untuk menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun
berikutnya kecuali ada perbuatan tercela yang dilakukan
oleh PNS yang bersangkutan yang dapat mengurangi atau
meniadakan nilai tersebut.
M. Cara Penyimpanan DP3 (SKP)
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan disimpan dan
dipelihara dengan baik oleh pejabat yang diserahi menangani
urusan kepegawaian selama kurun waktu 5 (lima) tahun,
umpamanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang dibuat
pada akhir tahun:
1. 1981 disimpan sampai dengan akhir tahun 1986
2. 1982 disimpan sampai dengan akhir tahun 1987
3. Dan seterusnya
4. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah lebih
dari 5 tahun tidak digunakan lagi
5. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi PNS ;
6. Yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a keatas dibuat
dalam 2 (dua) rangkap yaitu;
a) 1 rangkap untuk arsip instansi yang
bersangkutan
b) 1 rangkap dikirim kepada Kepala Badan
Administrasi Kepegawaian Negara
7. Yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d
kebawah dibuat 1 rangkap.
8. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dapat dibuat
melebihi jumlah rangkap sebagai tersebut diatas sesuai
Page44
dengan ketentuan dari menteri, jaksa Agung, pimpinan
Kesekretariatan Lembaga tertinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non departemen, dan Gubernur kepala
Daerah Tingkat I yang bersangkutan.
N. Pembuatan Duk
Daftar Urut Kepangkatan adalah suatu daftar yang memuat
nama Pegawai Negeri Sipil dari suatu satuan organisasi Negara
yang disusun menurut tingkatan kepangkatan. Daftar Urut
Kepangkatan dapat berfungsi sebagai salah satu bahan
obyektif untuk melaksanakan pembinaan karier Pegawai
Negeri Sipil berdasarkan sistem karier dan sistem
prestasi kerja, oleh karena itu Daftar Urut Kepangkatan
perlu dibuat dan dipelihara secara terus-menerus.
Apabila ada lowongan, maka Pegawai Negeri Sipil
yang menduduki Daftar Urut Kepangkatan yang lebih
tinggi, wajib dipertimbangkan lebih dahulu untuk mengisi
lowongan tersebut. Tetapi apabila ia tidak mungkin
diangkat untuk mengisilowongan itukarena tidak memenuhi
syarat-syarat lainnya, seperti syarat-syarat kecakapan,
kepemimpinan, pengalaman, dan lain-lain, maka haruslah
diberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat berusaha untuk
mengisi kekurangannya itu untuk masa mendatang.
Pembuatan Daftar Urut Kepangkatan
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Gubernur Kepala Daerah
Page45
Tingkat I, Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat
II, dan pejabat lain yang ditetentukan oleh
Presiden, membuat dan memelihara Daftar Urut
Kepangkatan dalam lingkungannya masing-masing.
Setiap Kepala/Pimpinan satuan organisasi Negara
serendah rendahnya pejabat yang memangku jabatan
eselon V atau jabatan lain yang dipersamakan dengan
itu, harus membuat Daftar Urut Kepangkatan dalam
lingkungannya masing-masing, sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan.
Yang dimasukkan dalam Daftar Urut Kepangkatan hanya
Pegawai Negeri Sipil saja, tidak termasuk calon Pegawai
Negeri Sipil.
Dengan memperhatikan jumlah pegawai yang dikelola
dan untuk kepentingan pembinaan karier, pembuatan
Daftar Urut Kepangkatan dapat diatur sebagai berikut:
(1) Pada tingkat Departemen, Kejaksaan Agung, dan
Pemerintah Daerah Tingkat I disusun Daftar Urut
Kepangkatan mulai golongan ruang IV/e sampai dengan
golongan ruang IV/a. (2) Pada tingak Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah
Non Departemen, Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan,
universitas/Institut Negeri, Pemerintah Daerah Tingkat
II, dan instansi lain yang ditentukan oleh Presiden
serta instansi lain yang setingkat dengan
itu disusun Daftar Urut Kepangkatan mulai dari
golongan ruang yang tertinggi sampai dengan golongan
Page46
ruang III/a. (3) Pada tingkat satuan organisasi
lainna, seperti Direktorat, Biro, Kantor Wilayah
Tingkat Propinsi, Dinas Daerah, dan lain-lain
disusun Daftar Urut Kepangkatan mulai golongan ruang
yang tertinggi sampai dengan golongan ruang I/a.
Pembuatan Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Departemen Pertahanan Keamanan
diatur tersendiri oleh Menteri Pertahanan Keamanan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan hal-hal
sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan d di atas,
diatur oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I, Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat ii, dan pejabat lain yang
bersangkutan.
Daftar Urut Kepangkatan segenap Pegawai Negeri Sipil
, baik Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Pegawai
Negeri Sipil Daerah golongan ruang IV/e sampai
dengan golongan ruang IV/a, disusun secara Nasional
oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara. Untuk
ini, maka masing-masing Departemen, Kejaksaan Agung,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah Tingkat
I, Pemerintah Daerah tingkat II, dan Instansi lain
yang ditentukan oleh Presiden, mengirimkan kepada
Badan Administrasi Kepegawaian Negara Daftar Urut
Kepangkatan dari Pegawai Negeri Sipil golongan ruang
Page47
IV/e sampai dengan golongan ruang IV/a dalam
lingkungannya masing-masing.
Daftar Urut Kepangkatan dibuat setiap tahun, yaitu
harus sudah selesai dibuat pada setiap akhir bulan
Desember.
Untuk kepentingan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan
secara Nasional, maka Daftar Urut Kepangkatan golongan
IV/e sampai dengan golongan ruang IV/a dari masing-
masing Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan
Lembaga tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah
Daerah Tingkat II, dan instansi lain yang ditentukan
oleh Presiden, harus sudah disampaikan kepada Kepala
Badan Administrasi Kepegawaian Negara selambat-lambatnya
pada akhir bulan Maret.
O. Nomor Urut Pada DUK
Dalam Daftar Urut Kepangkatan tidak boleh ada 2
(dua) nama Pegawai Negeri Sipil yang sama nomor
urutnya, maka untuk menentukan nomor urut yang tepat
dalam satu Daftar Urut Kepangkatan diadakan ukuran
secara berturut-turut sebagai berikut:
Pangkat;
Jabatan;
Masa kerja;
Latihan jabatan;
Pendidikan; dan
Usia.
Page48
Berikut ini penjelasan dari pembuatan nomor urut pada daftar
urut kepangkatan diatas.
Pangkat
Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat lebih
tinggi, dicantumkan dalam nomor urut yanglebih tinggi
dalam Daftar Urut Kepangkatan. Apabila ada dua orang
atau lebih Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat
sama, umpamanya Pembina Tingkat I golongan ruang
IV/b, maka dari antara mereka yang lebih tua dalam
pangkat tersebut dicantumkan dalam nomor urut yang
lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya:
Pada Direktorat Perbendaharaan Negara terdapat
tiga orang Pegawai Negeri Sipil bernama Amat, Bindu,
dan Cirus yang berpangkat sama , yaitu Pembina
Tingkat I golongan ruang IV/b, tetapi Amat diangkat
dalam golongan ruang IV/b terhitung mulai tanggal 1-
10-1977, sedangkan Bindu terhitung mulai tanggal 1-
10-1977, dan Cirus terhitung mulai tanggal 1-4-1978.
Dalam hal yang sedemikian susunan nama mereka pada
Daftar Urut Kepangkatan Direktorat Perbendaharaan
Negara, dimuat dari nama Amat, kemudian Bindu, dan
seterusnya Cirus.
Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai
Negeri Sipil yang berpangkat sama dan diangkat dalam
Page49
pangkat itu dalam waktu yang sama pula, maka dari
antara mereka yang memangku jabatan yang lebih tinggi
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi
dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya:
Pada Sekretariat Jenderal Departemen Agama
terdapat dua orang Pegawai Negeri Sipil bernama
Abdul kadir dan Abu Bakar yang berpangkat sama ,
yaitu Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c masing-
masing terhitung mulai tanggal 1 April 1978.
Jabatan Abdul Kadir adalah Kepala Biro sedang
Jabatan Abu Bakar adalah Kepala Bagian. Dalam hal
yang sedemikian , maka Abdul Kadir dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan.
Apabila tingkat jabatan sama juga, maka dari
antara mereka yang lebih dahulu diangkat dalam
jabatan yang sama tingkatnya itu, dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan.
Umpamanya :
Pada BiroPerencanaan Sekretariat Jenderal Departemen
Dalam negeri terdapat tiga orang Pegawai Negeri sipil
bernama Daud, Eman, dan Firman berpangkat sama ,
yaitu Pembina tingkat I golongan ruang IV/b
terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1976. Jabatan Daud
Page50
adalah kepala Bagian A terhitung mulai tanggal
1Januari 1977 jabatanEman adalah Kepala Bagian B
terhitung mulai tanggal 1 April 1977, sedang jabatan
Firman adalah kepala Bagian C terhitung mulai
tanggal 1 Oktober 1977. Dalam hal yang sedemikian
susunan ketiga Pegawai Negeri Sipil tersebut di
atas dalam Daftar Urut Kepangkatan Biro Perencanaan,
yang teratas adalah Daud, kemudian Eman, barulah
Firman.
Tingkat jabatan sebagai dasar penyusunan Daftar
Urut Kepangkatan, adalah : (a) Jabatan struktural adalah
sebagai tersebut dalam Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1977
dengan segala tambahan dan perubahannya.
Masa Kerja
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai
Negeri Sipil yang berpangkat sama sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, dan memangku jabatan yang
sama sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka dari
antara mereka yang memiliki masa kerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil yang lebih banyak dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan.
Umpamanya:
Pada Biro Kepegawaian SETWILDA Tingkat I Jawa
Barat terdapat dua orang Pegawai Negeri Sipil bernama
Page51
Gino dan Husein yang berpangkat sama yaitu Penata
Tingkat I golongan ruang III/d terhitung mulai 1
Oktober 1977 dengan jabatan yang sama tingkatnya
yaitu masing-masing Kepala bagian sejak 1 April
1978. Gino diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil
sejak tanggal 1 Mei 1963, sedangkan Husein diangkat
sejak 1 januari 1965. Dlaam hal yang sedemikian
nama Gino dicantumkan lebih tinggi dari pada Husein
dalam Daftar Urut Kepangkatan pada Biro Kepegawaian
SETWILDA Tingkat I Jawa Barat, karena masa kerja Gino
lebih banyak dari Husein.
Masa kerja yang diperhitungkan dalam Daftar
Urut Kepangkatan, adalah masa kerja yang dapat
diperhitungkan untuk penetapan gaji.
Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai
Negeri Sipil yang berpangkat sama sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, memangku jabatan yang sama
sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan memiliki masa
kerja yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf d,
maka dari antara mereka yang pernah mengikuti
latihan jabatan yang ditentukan , dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan. Apabila jenis dan tingkat latihan
jabatan sama, maka dari antara mereka yang lebih
dahulu lulus dicantumkan dalam nomor urut yang
lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Page52
Umpamanya :
Pada Inspektorat jenderal Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan terdapat 4 orang Pegawai Negeri Sipil
bernama Ismail, Jakub, Kasim, dan Leman yang
berpangkat sama yaitu Pembina Utama Muda golongan
ruang IV/c terhitung mulai tanggal 1 Oktober 19978,
dengan jabatan yang sama yaitu Inspektur sejak 1
Mei 1976, masuk Pegawai Negeri Sipil sejak 1 Juli
1955. Ismail mengikuti pendidikan SESPA LAN pada
tahun 1976. Jakub mengikuti SESPA LAN pada tahun
1977, Kasim juga mengikuti pendidikan SESPA LAN
tahun 1977 tetapi tidak lulus, sedangkan Leman
belum pernah mengikuti pendidikan latihan jabatan.
Dalam hal yang sedemikian urutan nama Pegawai
Negeri Sipil tersebut pada Daftar Urut Kepangkatan
Inspektorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
dimulai dengan nama Ismail, kemudian menyusul Jakub,
Kasim dan seterusnya Leman.
Tingkat latihan jabatan yang digunakan sebagai
dasar dalam Daftar Urut Kepangkatan adalah
sebagaimana dimaksud dalam lampiran III Surat Edaran
ini.
Pendidikan
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai
Negeri Sipil yang berpangkat sama sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, memangku jabatan yang sama
Page53
sebagaimana dimaksud dalam huruf c, memiliki masa
kerja yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf
d, dan lulus dari latihan jabatan yang sama
sebagaimana dimaksuid dalam huruf e, maka dari
antara mereka yang lulus dari pendidikan yang lebih
tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih
tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan. Apabila tingkat
pendidikan sama, maka dari antara mereka yang lebih
dahulu lulus dicantumkan dalam nomor urut yang lebih
tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya :
Pada Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan
Otonomi Daerah Departemen Dalam negeri terdapat 3
orang Pegawai Negeri Sipil bernama Tina, Mochtar,
J. Napitupulu, mereka memiliki pangkat yang sama,
yaitu Penata golongan ruang III/c terhitung mulai 1
Oktober 1978, dengan jabatan yang sama yaitu Kepala
Seksi sejak 1 Januari 1979, ketiga-tiganya diangkat
menjadi calon Pegawai Negeri Sipil sejak 1 April
1969, sama-sama diangkat menjadi Pegawai Negeri
Sipil sejak 1 Mei 1970, sama-sama mengikuti dan
lulus Kursus Perencanaan tahun 1975. Tina memperoleh
gelar Sarjana Hukum tahun 1967, Mochtar memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi tahun 1966, sedangkan J.
Napitupulu memperoleh gelar Sarjana Sosial tahun
1968. Dalam hal yang sedemikian urutan nama ketiga
Pegawai Negeri Sipil tersebut di atas dalam Daftar Urut
Kepangkatan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan
Page54
Otonomi Daerah yang teratas adalah Mochtar, kemudian
Tina, dan seterusnya j. Napitupulu.
Tingkat Ijazah/Akta/Diploma/STTB yang diperoleh
dari suatu pendidikan yang dignakan seabgai dasar
dalam Daftar Urut Kepangkatan, adalahseabgaimana
dimaksuddalam lampiran IV Surat Edaran ini.
Usia
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai
Negeri Sipil yang berpangkat sama sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, memangku jabatan yang sama
sebagaimana dimaksud dalam huruf c, memiliki masa
kerja yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf d,
lulus dari latihan jabatan yang sama sebagaimana
dimaksuid dalam huruf e, dan lulus dari pendidikan
yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf f, maka
dari antara mereka yang berusia lebih tinggi
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam
Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya :
Pada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal
Departemen Sosial terdapat 2 orang Pegawai Negeri
Sipil bernama Oberlin dan Poernomo dengan pangkat
yang sama Penata Muda tingkat I golongan ruang
III/d terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1978,
Jabatan kepala Sub Bagian sejak 1 Mei 1966, dua-
duanya memperoleh Sarjana Ekonomi pada tahun 1965,
Page55
belum pernah mengalami latihan jabatan. Operlin lahir
tanggal 9 Juli 1935, sedangkan Poernomo lahir
tanggal 5 Mei 1973. Dalam hal yang sedemikian
urutan nama mereka dalam Daftar Urut Kepangkatan
Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Departemen Sosial
dimulai dengan nama Oberlin karena dia lebih tua
usia dari pada Poernomo.
P. Keberatan Atas Nomor Dalam DUK
Daftar Urut Kepangkatan yang telah ditetapkan ,
diumumkan dengan cara sedemikian rupa sehingga Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan dapat dengan mudah
membacanya. Namun bila terdapat keberatan terhadap nomor urut
tersebut dapat mencermati hal berikut ini.
1. Apabila ada Pegawai Negeri Sipil yang berkeberatan
atas nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan, maka
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan berhak
mengajukan keberatan secara tertulis kepada Pejabat
Pembuat Daftar Urut Kepangkatan yang bersangkutan
melalui hirarki.
2. Keberatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di
atas, harus sudah diajukan dalam jangka waktu 30
(tiga Puluh) hari terhitung mulai diumumkan Daftar
Urut Kepangkatan. Keberatan yang diajukan melebihi
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tidak dipertimbangkan.
3. Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan wajib
mempertimbangkan dengan seksama keberatan ang diajukan
Page56
olehPegawai Negeri Sipil dalam lingkungannya masing-
masing.
4. Apabila keberatan yang diajukan mempunyai dasar-
dasar yang kuat, maka Pejabat Pembuat Daftar Urut
Kepangkatan menetapkan Perubahan nomor urut dalam
Daftar Urut Kepangkatan sebagaimana mestinya dan
memberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan.
5. Apabila keberatan yang diajukan tidak mempunyai
dasar-dasar yang kuat, maka Pejabat Pembuat Daftar
Urut Kepangkatan menolak keberatan tersebut secara
tertulis.
6. Perubahan nomor urut atau penolakan atas keberatan
sebagaimana dimaksud di atas, harus sudah ditetapkan
dan diberitahukan oleh Pejabat Pembuat Daftar Urut
Kepangkatan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari terhitung mulai tanggal ia menerima surat keberatan
tersebut.
7. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
merasa tidak puas atas penolakan keberatan yang
diajukan , maka ia dapat mengajukan keberatan
banding secara tertulis kepada Atasan Pejabat
Pembuat Daftar Urut Kepangkatan melalui hirarki
disertai dengan alasan-alasan yang lengkap.
8. Keberatan tersebut harus sudah diajukan dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai
ia menerima penolakan atas keberatan tersebut.
Page57
Keberatan yang diajukan melebihi jangka waktu 14
(empat belas) hari tidak dipertimbangkan.
9. Keberatan atas nomor urut Daftar Urut Kepangkatan
diajukan melalui hirarki, oleh sebab itu keberatan
tersebut dikirim kepada Atasan Pembuat Daftar Urut
Kepangkatan melalui Pejabat Pembuat Daftar Urut
Kepangkatan. Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan
wajib mempelajari dengan seksama keberatan Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan dan membuat tangapan
terakhir atas keberatan itu.
10. Tanggapan yang dimaksud disampaikan kepada
Atasan Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan
bersama-sama dengan surat keberatan dari Pegawai
Negeri Sipil yangbersangkutan.
11. Atasan pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan
yang menerima keberatan atas nomor urut dalam Daftar
Urut Kepangkatan, wajib mempertimbangkan dengan seksama
keberatan tersebut.
12. Apabila terdapat alasan-alasan yang kuat, maka
Atasan Pejabat pembuat Daftar Urut epangkatan
menetapkan perubahan nomor urut dalam Daftar Urut
Kepangkatan yang bersangkutan, dan memberitahukannya
secara tertulis kepada pejabat pembuat Daftar Urut
Kepangkatan dan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan.
13. Apabila tidak terdapat alasan-alasan yang kuat,
maka Atasan Pejabat pembuat Daftar Urut Kepangkatan
menolak keberatan tersebut dan memberitahukannya
Page58
secara tertulis kepada Pejabat pembuat Daftar Urut
Kepangkatan dan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan secara tertulis.
14. Perubahan nomor urut atau penolakan atas
keberatan sebagaimana dimaksud di atas, harus sudah
ditetapkan dan diberitahukan oleh Atasan pejabat
Pembuat Daftar Urut Kepangkatan epada Pejabat Pembuat
Daftar Urut Kepangkatan dan Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan dalam jangka waktu 14 (emapt
belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima
surat keberatan tersebut.
15. Terhadap perubahan nomor urut dalam Daftar
Urut Kepangkatan atau penolakan atas keberatan yang
ditetapkan oleh Atasa pejabat Pembuat Daftar Urut
Kepangkatantidak dapat diajukan keberatan.
16. Terhadap Daftar Urut Kepangkatan yang ditanda
tangani sendiri oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, tidak dapat
diajukan keberatan.
Q. Perubahan Dan Penghapusan No Urut Serta Penggunaan DUK
Perubahan
1. Setiap mutasi Kepegawaian yang mengakibatkan
perubahan nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan,
umpamanya kenaikan pangkat, penurunan pangkat,
pengangkatan dalam jabatan, pengangkatan menjadi
Pegawai Negeri Sipil, pemindahan , pemberhentian,
Page59
meninggal dunia, dan lain-lain dicatat dalam Daftar Urut
Kepangkatan yang bersangkutan.
2. Untuk memudahkan pemeliharaan Daftar Urut
Kepangkatan, maka perubahan-perubahan karena mutasi
Kepegawaian, pencatatannya cukup dengan menuliskan
jenis mutasi Kepegawaian dan tanggal berlakunya pada
lajur yang disediakan.
Penghapusan
1. Nama Pegawai Negeri Sipil dihapuskan dari Daftar
Urut Kepangkatan oleh karena : (1) Diberhentikan sebagai Pegawai
Negeri Sipil; (2) Meninggal dunia; (3) Pindah instansi.
2. Penghapusan nama tersebut dilakukan pada waktu
penyusunan Daftar Urut Kepangkatan untuk tahun
berikutnya.
Umpamanya :
Pada Departemen Perindustrian seorang Pegawai Negeri
Sipil bernama Amat diberhentikan sebagai Pegawai
Negeri Sipil pada akhir bulan Maret 1979, dalam hal
yang sedemikian, nama Amat dihapuskan dari Daftar
Urut Kepangkatan dalam tahun 1980 yang disusun pada
akhir tahun 1979.
R. Pengertian Dan Jenis-Jenis Cuti
Cuti Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya
disingkat dengan cuti. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja
yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Jenis-jenis Cuti PNS :
Page60
1. cuti tahunan;
2. cuti besar;
3. cuti sakit;
4. cuti bersalin;
5. cuti karena alasan penting; dan
6. cuti di luar tanggungan Negara.
Cuti tahunan
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekarang-
kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menerus berhak
atas cuti tahunan.
2. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
3. Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka
waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
4. Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
5. Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
6. Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit
perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut
dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.
7. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang
bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk
paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
8. Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun
berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya
Page61
untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
9. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh
pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama
1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
10. Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dapat diambil dalam tahun berikutnya
selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
11. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru pada sekolah
dan dosen pada perguruan tinggi yang mendapat liburan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak
berhak atas cuti tahunan.
Cuti Besar
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 6 (enam) tahun secara terus-menerus berhak
atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan.
2. Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak
berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang
bersangkutan.
3. Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
4. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat
yang berwenang memberikan cuti.
5. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat
yang berwenang memberikan cuti.
Page62
6. Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh
pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun,
apabila kepentingan dinas mendesak.
7. Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.
Cuti sakit
1. Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau
2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan,
bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya.
2. Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua)
hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas
cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti
dengan melampirkan surat keterangan dokter.
3. Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari
14 (empat belas) Hari berhak cuti sakit, dengan
ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada
pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
4. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) antara lain menyatakan tentang perlunya
diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang
dipandang perlu.
Page63
5. Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun.
6. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan
apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
7. Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari
penyakitnya dalam jangka Waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (5) dan atau ayat (6), harus Diuji kembali
kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
8. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit
dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
S. Pengobatan Perawatan Dan Rehabilitasi Tunjangan Cacat (PP
No. 12/1981)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengalami kecelakaan
karena dinas sehingga yang bersangkutan menderita sakit,
menderita cacat atau bahkan meninggal dunia sudah
selayaknya menperoleh pengobatan, perawatan, dan
rehabilitasi.
Sedangkan bagi mereka yang karena kecelakaan dinas
tersebut mengakibatkan tidak bisa bekerja lagi dalam semua
jabatan negeri, perlu diberikan penghargaan dalam bentuk
Page64
tunjangan cacat disamping pensiun yang berhak diterimanya,
sehingga ia tetap dapat hidup layak.
Sedangkan yang meninggal dunia diberikan penghargaan
kenaikan pangkat anumerta dan uang duka tewas.
T. Uang Duka Dan Biaya (PP No.12/1981)
1. Uang Duka Tewas
1) kepada isteri/ suami PNS yang TEWAS diberikan uang duka
tewas sebe sar 6 kali penghasilan sebulan serendah
rendahnya Rp.500.000 apabila meninggalkan lebih dari
seorang isteri yang sah, diberikan kepada isteri
pertama(isteri yang paling lama dikawininya tanpa terputus
oleh perceraian).
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami, uang duka tewas
diberikan kepada anaknya.
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak, uang
duka tewas diberikan kepada orang tuanya.
4) apabila tidak meninggalkan isteri/ suami,anak ataupun
orang tua maka uang duka tewas diberikan kepada ahli waris
lainnya .
PNS YANG DINYATAKAN TEWAS
MD dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya;
MD dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan
dinasnya ;
MD yang langsung diakibatkan oleh LUKA / CACAT JASMANI /
ROHANI yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas
kewajibannya ;
Page65
MD karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab
ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu.
2. Biaya pemakaman PNS yang tewas ditanggung oleh negara
Biaya pemakaman yang ditanggung negara adalah
peti jenazah dan perlengkapannya;
tanah pemakaman dan biaya ditempat pemakaman ;
angkutan jenazah dari tempat meninggal kekediaman dan
atau
tempat pemakaman serta biaya persiapan pemakaman angkutan
dan penginapan bagi isteri/suami yang sah dan anak
yang sah.
apabila tidak mempunyai isteri/suami/anak yang sah, maka
yang ditanggung adalah biaya angkutan dan penginapan sebanyak
banyaknya 3 orang dan penginapan diberikan untuk paling lama
10 hari
3. Uang Duka Wafat
1) isteri/ suami PNS yang WAFAT diberikan uang duka wafat
sebesar 3 kali penghasilan sebulan serendah rendahnya
Rp.100.000,- apabila meninggalkan lebih dari seorang
isteri yang sah, diberikan kepada isteri pertama (isteri
yang paling lama dikawininya tanpa terputus oleh
perceraian
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,uang duka wafat
diberikan kepada anaknya.
Page66
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak,
uang duka wafat diberikan kepada orang tuanya
4) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,anak ataupun
orang tua maka uang duka wafat diberikan kepada ahli
waris lainnya
U. Prosedur Pendidikan Dan Pelatihan
Prosedur pendidikan dan pelatihan antara lain :
1. Penyusunan rencana jumlah peserta pendidikan dan
pelatihan.
2. Koordinasi dengan Badan Diklat Propinsi dan atau lembaga
lain yang terkait tentang rencana pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten.
3. Permintaan peserta pendidikan dan pelatihan kepada Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
4. Usulan nama-nama peserta pendidikan dan pelatihan oleh
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah kepada Bupati
melalui Badan Kepegawaian Daerah.
5. Penerbitan Surat Perintah untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan oleh Badan Kepegawaian Daerah dan disampaikan
kepada masing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah.
6. Pemanggilan peserta pendidikan dan pelatihan oleh Badan
Kepegawaian Daerah.
7. Pengiriman peserta pendidikan dan pelatihan.
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
9. Laporan hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada
Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah.
Page67
10. Pengembalian peserta pendidikan dan pelatihan kepada
Satuan Kerja Perangkat Daerah masing-masing.
V. Penggolongan Diklat PNS
Diklat PNS terdiri dari 2 jenis:
- Diklat prajabatan
- Diklat dalam jabatan
1. Diklat Prajabatan
Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan
dalam pengangkatan CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk
diangkat menjadi PNS wajib mengikuti dan lulus diklat
prajabatan CPNS wajib diikut sertakan dalam diklat prajabatan
selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai
CPNS.
Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,
Kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar
tentang system penyelenggaraan pemerintah Negara, Bidang
tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas
dan peranannya sebagai pelayan masyarakat.
Diklat prajabatan terdiri dari:
Diklat Prajabatan Golongan I untuk CPNS berijazah SLTP
kebawah;
Diklat Prajabatan Golongan II untuk CPNS berijazah SLTA
sampai D-III;
Page68
Diklat Prajabatan Golongan III untuk CPNS berijazahDiploma
IV/S-1
2. Diklat Dalam Jabatan
Diklat dalam jabatan terdiri dari
a. Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan atau disingkat
Diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang
jabatan struktural yang diemban.
Kompetensi dalam Pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi bagi PNS yangdiangkat dalam jabatan struktural dalam
rangka memenuhi kompetensi jabatannya disamping syaratsyarat
lain yang ditentukan.
Oleh karena diklat ini ditujukan bagi mereka yang
akan/sudah menduduki jabatan struktural, maka
keikutsertaan PNS dalam diklat kepemimpinan sifatnya
selektif dan siikuti atas dasar penugasan, dan bukan
merupakan fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta
sebagai hak.
Hal ini disebabkan jabatan pada dasarnya merupakan penugasan
dan bukan sesuatu yang dapat diminta.
Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan terdiri dari empat
jenjang yaitu:
Page69
Diklatpim Tingkat IV, yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon IV;
Diklatpim Tingkat III, yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon III;
Diklatpim Tingkat II, yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon II;
Diklatpim Tingkat I, yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon I;
Meskipun Diklatpim berjenjang, namun keikutsertaan PNS
dalam Diklat kepemimpinan tingkat tertentu tidak
dipersyaratkan mengikuti Diklatpim tingkat dibawahnya.
b. Diklat fungsional
Diklat Fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan
untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan
jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing Jenis
dari jenjang diklat fungsional untuk masing-masing
jabatan fungsional tersebut ditetapkan oleh instansi
pembina jabatan fungsional yang bersangkutan.
Jenis dan jenjang diklat fungsional:
1. Diklat fungsional keahlian yaitu diklat yang
memberikan pengetahuan dan keahlian fungsional
Page70
tertentu yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan
tugas jabatan fungsional keahlian yang bersangkutan;
2. Diklat fungsional keterampilan yaitu diklat yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan fungsional
tertentu.
c. Diklat teknis
Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaantugas PNS. Kompetensi teknis yang dimaksud
adalah kemampuan PNS dalam bidangbidang teknis tertentu
untuk pelaksanaan tugas masing-masing.
Jenis dan jenjang diklat teknis :
1. Diklat teknis bidang umum/administrasi dan manajemen
yaitu diklat yang memberikan keterampilan dan/atau
penguasaan pengetahuan di bidang pelayanan teknis yang
bersifat umum dan di bidang administrasi dan manajemen
dalam menunjang tugas pokok instansi yang
bersangkutan;
2. Diklat teknis bidang substantif yaitu diklat yang
memberikan keterampilan dan/atau penguasaan pengetahuan
teknis yang berhubungan secara langsung dengan
pelaksanaan tugas pokok instansi yang bersangkutan.
Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan kompetensi
jabatan perlu mengikuti Diklat teknis yang bekaitan dengan
persyaratan kompetensi jabatan masing-masing.
Page71
W. Latihan Prajabatan Dan Latihan Dalam Jabatan
1. Diklat Prajabatan
Calon peserta Diklat Prajabatan ditetapkan oleh Bupati.
Calon Pegawai Negeri Sipil wajib diikutsertakan mengikuti
Diklat Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun
terhitung mulai tanggal ditetapkan sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil.
2. Diklat dalam Jabatan
i. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
1. Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Penata
Muda III/a dan telah atau dipersiapkan untuk menduduki
jabatan struktural eselon IV.
2. Pendidikan serendah-rendahnya Sarjana Muda, Diploma
Tiga (D-III) atau yang sederajat.
3. Usia maksimal 40 (empat puluh) tahun pada saat
pendaftaran seleksi bagi yang belum menduduki jabatan.
ii. Diklat Kepemimpinan Tingkat III
1. Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Penata
III/c dan telah atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan
struktural eselon III.
2. Pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S-1) atau
yang sederajat.
3. Usia maksimal 45 (empat puluh lima) tahun pada saat
pendaftaran seleksi bagi yang belum menduduki jabatan.
iii. Diklat Kepemimpinan Tingkat II
Page72
1. Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Pembina
IV/a dan telah atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan
struktural eselon II;
2. Pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S-I) atau
yang sederajat;
3. Usia maksimal 50 (lima puluh) tahun pada saat
pendaftaran seleksi bagi yang belum menduduki jabatan.
4. Persyaratan Diklat Teknis ditetapkan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
7 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis.
5. Persyaratan Diklat Fungsional ditetapkan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
8 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional.
6. Peserta yang baru menyelesaikan satu jenis diklat,
dapat diusulkan mengikuti diklat paling cepat 2 (dua)
bulan terhitung sejak tanggal penutupan diklat yang
diikuti sebelumnya.
Page73