ekologi tumbuhan (lingkungan)

21
ABSTRAK Lingkungan merupakan kompleks dari berbagai factor yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak saja antara factor- factor biotik dan abiotic, tetapi juga antara biotik itu sendiri tetapi juga antara abiotic dengan abiotik. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan dari suatu organisme, dalam proses perkembangan disebut factor lingkungan. Dengan demikian secara operasional adalah sulit untuk memisahkan satu factor terhadap factor- factor lainnya. Tanpa mempengaruhi kondisi keseluruhan. Komponen lingkungan(biotik dan abiotik) akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman biota pada suatu tempat, sehingga tingginya kelimpahan individu tiap jenis dapat dipakai untuk menilai kualitas suatu habitat. faktor lingkungan memiliki variasi yang cukup tinggi, misalnya intensitas cahaya. Di setiap transek intensitas cahaya juga menunjukkan variasi yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan variasi struktur tajuk (tinggi dan lebatnya tajuk) pohon di setiap transek. Tinggi rendahnya intensitas cahaya yang diterima oleh lantai hutan berpengaruh pada kelembaban tanah. 1

Upload: umpalembang

Post on 10-May-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ABSTRAKLingkungan merupakan kompleks dari berbagai factor

yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak sajaantara factor- factor biotik dan abiotic, tetapi jugaantara biotik itu sendiri tetapi juga antara abioticdengan abiotik. Setiap faktor yang berpengaruh terhadapkehidupan dari suatu organisme, dalam prosesperkembangan disebut factor lingkungan. Dengan demikiansecara operasional adalah sulit untuk memisahkan satufactor terhadap factor- factor lainnya. Tanpamempengaruhi kondisi keseluruhan. Komponenlingkungan(biotik dan abiotik) akan mempengaruhikelimpahan dan keanekaragaman biota pada suatu tempat,sehingga tingginya kelimpahan individu tiap jenis dapatdipakai untuk menilai kualitas suatu habitat. faktorlingkungan memiliki variasi yang cukup tinggi, misalnyaintensitas cahaya. Di setiap transek intensitas cahayajuga menunjukkan variasi yang berbeda. Hal iniberkaitan dengan variasi struktur tajuk (tinggi danlebatnya tajuk) pohon di setiap transek. Tinggirendahnya intensitas cahaya yang diterima oleh lantaihutan berpengaruh pada kelembaban tanah.

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangLingkungan adalah suatu sistem kompleks yang yang

berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan organisme. Lingkungan tidak samadengan habitat. Habitat adalah tempat di mana organismeatau komunitas organisme hidup. Organisme terdapat dilaut, di padang pasir, di hutan dan lain sebagainya.Jadi habitat secara garis besar dapat dibagi menjadihabitat darat dan habitat air. Semua atau setiap faktoryang mempengaruhi terhadap kehidupan dari suatuorganisme dalam proses perkembangannya disebut faktorlingkungan. Tumbuhan dan juga hewan dalam ekosistemmembentuk bagian hidup atau komponen biotik, komponenini (jenis - jenisnya) akan bertoleransi terhadapkondisi lingkungann tertentu. Dalam hal ini tidak adaorbanisasi hidup berada dalam keadaan yang berdirisendiri, harus mempunyai kondisi – kondisi lingkunganyang menentukan kehidupannya. Suatu lingkungan bersifattiga dimensi ruang dan berkembang berdasarkan waktu.Ini tidak berarti bahwa lingkungan adalah seragam baikdalam waktu ruang maupun waktu. Pada kenyataannyafaktor lingkungan alami selalu memperlihatkan perubahanbaik secara vertikal mauoun lateral, dan dikaitkan

2

dengan waktu, mereka juga memperlihatkan variasi baiksecara harian mauoun tahunan.

Dengan demikian waktu dan ruang lebih tepatdikatakan sebagai dimensi dari lingkungan, jadi bukanmerupakan faktor atau komponen lingkungan. Untukmemberikan gambaran yang lebih baik, bagaimana variasilingkunagan di dalam suatu ekosistem kita ambil contohdi suatu hutan. Secara vertikal akibat adanyastratifikasi hutan maka kita akan ketahui baha terlihstperbedaan yang nyata adanya radiasi dari suhu, cahaya,kelembaban, dan lain – lain. Suhu pada permukaan tanahakan berbeda dengan suhu udara sekitarnya, demikiianjuga secara vertikal ke atas maupun ke dalam permukaantanah akan terlihat adanya gradiasi suhu ini.

Demikian juaga secara lateral meskipun gambarannyatidak sejelas perubahan vertikal tadi, akibat perbedaanstratifikasi dan mungkin topografi berbagai faktorlingkungan akan berada di suatu tempat ke tempatlainnya. Setiap organisme, hidup dalam lingkungannyamasing – masing. Begitu juga jumlah dan kualitasorganisme penghuni disetiap habitat tidak sama. Faktor– faktor yang ada dalam lingkungan selain berinteraksidengan organisme, juga berinteraksi secara faktortersebut, sehingga sulit untuk memisahkan danmengubahnya tanpa mempengaruhi bagian lain darilingkunga itu. Oleh karena itu untuk dapat memahamistruktur dan kegiatannya perlu dilakukan penggolonganfaktor – faktor lingkuungan tersebut. Penggolongan itudapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1. Lingkungan Abiotik, seperti suhu, udara, cahayaatmosfer, hara mineral, air, tanah api.

2. Lingkungan Biotik, yaitu makhluk – makhlukhidup di luar lingkungan abiotic

B. Tujuan Penulisan1. Mengetahui definisi dari lingkungan2. Mengetahui komponen lingkungan3. Mengetahui hubungan antara factor lingkungan

BAB IIPEMBAHASAN

3

A. Konsep faktor lingkunganLingkungan merupakan kompleks dari berbagai faktor

yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak sajaantara factor- factor biotik dan abiotik, tetapi jugaantara biotik itu sendiri tetapi juga antara abioticdengan abiotik. Setip factor yang berpengaruh terhadapkehidupan dari suatu organisme, dalam prosesperkembangan disebut factor lingkungan. Tumbuhan danjuga hewan dalam ekosistem merupakan bagian hidup ataukomponen biotic. Komponen ini akan menyesuaikan diriterhadap lingkungn tertentu. Dalam hal ini tidak adaorganisme hidup yang mampu untuk berdiri sendiri tanpadipengaruhi kondisi lingkungan yang ada, dan harus adakondisi lingkungan tertentu yang berperan terhadapnyadan menentukan kondisi kehidupannya. Lingkunganmemiliki 3 dimensi ruang dan berkembang sesuai denganwaktu. Ini berarti lingkungan adalah tidak mungkinseragam baik dalam arti ruang maupun waktu. Biladikaitkan dengan waktu mereka juga akan bervariasi baiksecara harian, bulanan, tahunan atau musiman. Dengandemikian waktu dan ruang lebih cepat dikatakan sebagaidimensi dari lingkungan (Eden dan Taufikurahman. 1990)

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelasbagaimana variasi suatu lingkungan di dalam suatuekosistem ambilah contoh di suatu hutan, secaravertical akibat adanya stratifikasi hutan maka akandiketahui bahwa terlihat perbedaan yang nyata adanyagradiasi dari suhu, cahaya, kelembaban dll. Suhu padapermukaan tanah akan berbeda dengan suhu udarasekitarnya demikian juga secara vertical baik keatasmaupun kedalam permukaan tanah akan terlihat adanyagradiasi suhu ini. Demikian juga secara lateral,meskipun gambarnya tidak sejelas perubahan lateral tadiakibat perbedaan statifikasi dan mungkin topografiberbagai factor lingkungan akan berbeda dari situtempat ketempat yang lainnya (Eden dan Taufikurahman.1990).

Pada umumnya faktor lingkungan memiliki variasiyang cukup tinggi, misalnya intensitas cahaya yangberkisar antara 247-35.557 lux (Tabel 2). Di setiaptransek intensitas cahaya juga menunjukkan variasi yang

4

berbeda. Hal ini berkaitan dengan variasi strukturtajuk (tinggi dan lebatnya tajuk) pohon di setiaptransek. Tinggi rendahnya intensitas cahaya yangditerima oleh lantai hutan berpengaruh pada kelembabantanah. Hal ini terlihat pada kisaran nilai kelembabantanah yang cukup tinggi, misalnya pada transek II. Padadaerah yang bertajuk rapat (intensitas cahaya rendah),kelembaban tanah cenderung lebih basah dibandingkandengan di daerah terbuka ( Kurniawan, Agung. 2008).

Keasaman (pH) tanah menunjukkan kisaran yangseragam, antara 5,8-6,8. Hal ini berarti tanah bersifatasam sedang hingga netral . Pada kisaran inidiperkirakan tanah mengandung mangan, boron, tembaga,dan seng dengan kadar lebih tinggi dibandingkan unsurlainnya; nitrogen, kalium dan belerang mempunyai kadarcukup tinggi; fosfor, kalsium dan magnesium mempunyaikadar lebih rendah dibandingkan unsur lainnya . Kondisitopografi pada umumnya landai, namun di sebagian tempatyang lebih tinggi mempunyai kemiringan cukup ekstrim.Hal ini terlihat dari kisaran kemiringan tempat setiaptransek yang cenderung bertambah sejalan denganbertambahnya ketinggian. Apabila dibandingkan,ketinggian tempat setiap transek cenderung berbeda,khususnya antara transek I yang berada dekat denganpantai yang landai, dan transek IV yang kondisinyalebih berbukit ( Kurniawan, Agung. 2008)

1. Komponen ligkunganBerbagai cara yang dilakukan oleh pakar- pakar

ekologi dalam pembagian komponen lingkungan ini salahsatuya adalah pembagian seperti dibawah ini (Eden danTaufikurahman. 1990).

a. Factor iklim, meliputi parameter iklim utamaseperti cahaya, suhu, ketersediaan air dan angina.

b. Factor tanah merupakan karakteristika dari tanahseperti nutrisi tanah, rekasi tanah dan kondisifisika tanah.

c. Factor topografi, meliputi pengaruh dari terrainseperti sudut kemiringan lahan dan ketinggiantempat dari permukan laut.

5

d. Factor biotik, merupakan gambaran dari semuainteraksi dari organisme hidup seperti kompetisi,peneduhan dll.

Cara lain untuk pembagian komponen lingkungan inisperti yang diungkapkan oleh billings, ia membaginyakedalam dua omponen utama yaitu komponen fisik atauabiotic dengan komponen hidup atau biotik, yangkemudian masing- masing komponen dijabarkan lagi dalambeberapa factor- factor lainnya. Untuk memahamipembagian komponen lingkungan antara lain.

Tabel 1. Faktor abiotic dan biotik pada lingkungan

Faktor fisik/ abiotic Fakto hidup/ biotikEnergy Tumbuhan hijau

Radiasi Tumbuhan tidak hijau Suhu PenguraiAliran panas Parasite

Air SymbionAtmosfer dan angin HewanApi ManusiaGravitasiGeologi tanah

2. Hubungan antara factor lingkungan

Telah dipahami bahwa kajian ekosistem adalahsangat penting untuk menganalisis bagaimana factor-factor lingkunga beroperasi atau berfungsi. Dalamkenyataannya telah di pahami bahwa factor- factorlingkungan saling berinteraksi satu sama lainnya.Sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh hanya darisatu factor lingkungannya. Sebagai contoh bahwa keduafactor iklim dan topografi akan mempengaruhiperkembangan suatu tanah. Demikian juga iklim dan tanahakan berpengaruh secara kuat dalam pola kontrolnyaterhadap komponen biotik. Menetukan jenis- jenis yangakan mampu menempati suatu tempat atau daerah tertentu(Eden dan Taufikurahman. 1990).

Komponen lingkungan(biotik dan abiotik) akanmempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman biota pada

6

suatu tempat, sehingga tingginya kelimpahan individutiap jenis dapat dipakai untuk menilai kualitas suatuhabitat (Kamal, Mustafa. 2011).

Meskipu demikian karakteristika mendasr dariekosistem apapun akan ditentukan atau diatur olehkomponen abiotiknya. Pengaruh dari variable abiotic iniakan dimodifikasi oleh tumbuhan dan hewan, misalnyaterciptanya perlindungan oleh pohon meskipun sifatnyaterbatas. Factor- factor abiotic merupakan penentusecara dasar terhadap ekosistem, sedangkan kontrolbiotik setidaknya tetap menjadi penting dalmmempengaruhi penyebaran dan fungsi individu dari jenismakhluk hidup. Seperti telah dituangkan terdahulu,semua factor lingkungan bervariasi secara ruang danwaktu. Organisme hidup bereaksi terhadap variasilingkungan ini, sehingga hubungan yang nyata antaralingkungan dan organisme hidup ini akan membentukkomunitas dan ekositem tertentu baik berdasrkan ruangdan waktu (Eden dan Taufikurahman. 1990).

B. Kerapatan Vegetasi Mangrove

Tabel 2. Kerapatan Vegetasi Mangrove Kategori Pohon,Anakan, dan Semai

7

Tabel diatas menunjukkan kerapatan total vegetasimangrove di Tambaksari baru untuk kategori pohonsebanyak 2.411 ind/ha, anakan 1.978 ind/ha dan semai1.034 ind/ha, sedangkan di Tambaksari lama untukkategori pohon sebanyak 3.310 ind/ha, anakan 2.110ind/ha, dan semai 2.110 ind/ha. Pada kedua lokasisampling spesies Avicennia marina memiliki nilai frekuensitertinggi karena terdistribusi merata disetiap kuadrandan memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan denganspesies lainnya tergolong dalam kondisi baik (sangatpadat) sesuai Kep Men LH Nomor 201 Tahun 2004 tentangkriteria baku dan pedoman penentuan kerusakan mangroveuntuk \ kerapatan vegetasi mangrove.

8

Kondisi kerapatan mangrove di lokasi penelitianmenunjukkan spesies Avicennia marina mampu beradaptasipada lingkungan sekitarnya dan mempunyai kecenderunganmembentuk keragaman struktur tegakan yang berperanpenting sebagai perangkap endapan sedimen, membentukkomunitas untuk menstabilkan garis pantai, pelindungerosi pantai, penyangga laut dan daratan dalam menyerapenergi gelombang, menghambat intrusi air laut kedaratan, menghasilkan habitat untuk menopangkeanekaragaman jenis serta jaringan anatomi tumbuhanmangrove sangat efektif dalam menyimpan karbon danmenyerap bahan polutan untuk mereduksi pencemaran darilingkungan. Kerapatan vegetasi tersebut menggambarkankemampuan regenerasi pohon terhadap sumbangan penghasilbiji sebagai calon kecambah (semai) yang memiliki polapenyesuaian besar terhadap kondisi Lingkungan ( AinunAzkia, Fariha dkk . 2013).

C. Canonical Correspondence Analysis (CCA)Dari hasil analisis ordinasi CCA diperoleh nilai

Eigenvalue sebesar 0,387. Hal ini menunjukkan bahwasecara umum persebaran jenis pohon kurang merata disepanjang gradien lingkungan yang diukur. Pengertian“kurang merata” ini tidak sama dengan “acak” pada polapersebaran spasial yang digunakan untuk analisis padalevel populasi jenis tumbuhan, sedangkan objek padaanalisis ordinasi ini adalah persebaran pada levelkomunitas jenis tumbuhan berdasarkan pengaruh factor-faktor lingkungan yang diukur. Serta Jongman et al. (1987)menyatakan bahwa persebaran jenis dikatakan merataapabila nilai Eigenvalue >0,5. Nilai ini menunjukkanbahwa ada beberapa faktor lingkungan lain yang lebihberperan dalam persebaran jenis pohon namun tidakdiukur dalam penelitian ini ( Kurniawan, Agung. 2008)

Faktor edafik diperkirakan menjadi faktor yangmemegang peranan penting dalam hadir atau tidaknyasuatu jenis tumbuhan di hutan hujan tropis. bahwakandungan hara dan unsur kimia tanah, keasaman (pH)tanah, batuan induk serta topografi memegang perananpenting dalam persebaran jenis pohon di hutan hujan

9

tropis dataran rendah. Kandungan Nitrogen dalam tanahmerupakan faktor utama yang membatasi pertumbuhan pohonpada ekosistem hutan. Menegaskan bahwa kandungan fosfordan kation tanah sangat mendukung pertumbuhan pohon( Kurniawan, Agung. 2008)

Tabel 3. Jenis Pohon dan Frekuensi dihutan DataranRendah Bagian Barat CAAP

Tabel 4. Faktor Lingkungan yang diukur di TransekI,II,III dan IV

10

Tabel 5. Nilai raw correlation diantara factorlingkungan yang diukur

Berdasarkan hasil analisis korelasi, hubungan diantara faktor lingkungan terkuat ditunjukkan olehketinggian dan jarak plot dari pantai, dengan nilaikorelasi 0,653 yang menunjukkan bahwa keduanyaberkorelasi positif (Tabel 3). Dalam kondisi ini,semakin jauh jarak plot dari pantai, umumnya semakintinggi letak plot dari permukaan laut. Ketinggian dankemiringan juga memiliki hubungan yang cukup kuatdengan nilai raw correlation sebesar 0,523 yang menunjukkanbahwa keduanya berkorelasi positif. Daerah yangletaknya lebih tinggi cenderung memiliki kondisitopografi yang lebih ekstrim. Fenomena ini tidak dapatdijadikan acuan baku karena nilai korelasi keduanyaberada pada kisaran 0,500 sehingga kondisi-kondisitersebut belum tentu sepenuhnya terjadi di lokasipenelitian ( Kurniawan, Agung. 2008).

11

Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadappersebaran jenis pohon adalah ketinggian dengan nilaiintraset correlation sebesar 0,839 (Gambar 1). Kuatnyapengaruh ketinggian memperlihatkan bahwa persebaranvegetasi di daerah tropis terbagi menjadi beberapawilayah penyebaran sesuai dengan ketinggian tempatsehingga komposisi jenis tumbuhannya menunjukkanperbedaan. Berubahnya ketinggian di suatu tempatmenyebabkan berubahnya iklim mikro di tempat tersebutseperti intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara.Kelembaban tanah dan intensitas cahaya merupakan faktorlingkungan yang cenderung dipengaruhi oleh keberadaanjenis pohon, dengan nilai korelasi berturut-turut 0,691dan -0,618. Variasi tajuk pohon akan menyebabkanberagamnya intensitas cahaya yang diterima lantaihutan, hal ini akan berpengaruh juga pada tingkatkelembaban tanah di bawahnya. Nilai korelasi yang tidakjauh berbeda ini membuktikan bahwa kedua faktorlingkungan ini sangat berkaitan erat satu sama lain( Kurniawan, Agung. 2008).

Gambar 1. Nilai intraset correlation pada faktor lingkunganyang diukur.

D. Spesies Tumbuhan Penutup Tanah yang Ditemukan diTAHURA CangarBerdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui

bahwa antara tegakan terbuka dan tegakan tertutupterdapat perbedaan jumlah spesies tumbuhan penutuptanah yang ditemukan (Tabel 6). Spesies tumbuhanpenutup tanah pada tegakan terbuka lebih banyak

12

ditemukan jika dibandingkan dengan tumbuhan penutuptanah pada daerah tegakan tertutup. Di kawasan tegakanterbuka ditemukan sebanyak 19 spesies yang terdiri dari7 suku yaitu suku Asteraceae terdiri dari 7 spesiesyaitu Tridax procumbens L., Euphatorium riparium Reg.,Euphatorium odoratum L., Emilia sonchifolia (L.) DC. Ex.Weight., Synedrella nodiflora (L.) Gaertn., Eclipta prostrata L.dan Bidens pilosa L., Suku Cyperaceae terdiri dari 2spesies yaitu Cyperus monocephalus Rottb. dan Cyperus elatusL., Suku Gramineae terdiri dari 6 spesies yaituLeptochloa chinensis Nees., Eleusine indica (L.) Gaertn.,Axonopus compressus (Swart) Beauv., Imperata cylindrica (L.)Raenschel., Digitaria ciliaris (Retz) Koeler. dan Eragrostistenella (P.) Beauv. Suku Oxalidaceae terdiri dari 1spesies yaitu Oxalis corniculata L., Suku Apiaceae terdiridari 1 spesies yaitu Centella asiatica L., SukuEuphorbiaceae terdiri 1 spesies yaitu Euphorbia piluliferaL., Suku Mimosaceae terdiri dari 1 spesies yaitu Mimosapudica L (Maisaroh, W. 2010).

Sedangkan pada tegakan tertutup hanya didapatkan11 spesies yang terdiri dari 6 spesies yaitu SukuAsteraceae terdiri dari 5 spesies yaitu Euphatoriumriparium Reg., Euphatorium odoratum L., Synedrella nodiflora (L.)Gaertn., Blumea lacera (Burm.f) DC., Ageratum conyzoides L.,Suku Cyperaceae terdiri hanya 1 spesies yaitu Cyperusrotundus L., Suku Gramineae terdiri dari spesies Panicumrepens L. dan Axonopus compressus (Swart) Beauv. Spesiesyang termasuk suku Zingiberaceae yaitu Amomumcardamomum Willd. Suku Smilacaceae terdiri dari 1spesies yaitu Smilax leucophylla Bl., dan Suku Mimosaceaeterdiri dari satu spesies yaitu Mimosa pudica L.Perbedaan jumlah spesies ini disebabkan karena adaptasidan kebutuhan masingmasing spesies juga berbeda.

Di kawasan tegakan terbuka lebih banyak ditemukanspesies tumbuhan penutup tanah hal ini menunjukkanbahwa daerah tegakan terbuka lebih heterogendibandingkan daerah tegakan tertutup. Perbedaan kondisilingkungan ini menyebabkan perbedaan pada jumlahspesies tumbuhan yang tumbuh pada kawasan tersebut. Dikawasan tegakan terbuka sinar matahari lebih banyakdiperoleh, hal ini menyebabkan spesies tumbuhan yang

13

ada saling bersaing untuk memperoleh sinar matahari.Faktor lain yang mempengaruhi jumlah spesies tumbuhanpenutup tanah pada daerah tegakan tertutup lebihsedikit disebabkan oleh adanya persaingan yang tinggidengan pepohonan yang lebih besar (Maisaroh, W. 2010).

Secara umum perbedaan pada kedua tegakan inidisebabkan oleh dua factor lingkungan yaitu faktorbiotik dan abiotic lingkungan tempat organisme tersebuttumbuh atau dengan kata lain disebabkan oleh habitatyang berbeda. Tumbuhan memerlukan kondisi tertentuuntuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalamhal ini di wilayah Hutan Cangar faktor yang sangatberpengaruh adalah adanya sinar matahari dan bahanorganik yang ada. Spesies tumbuhan penutup tanah yangditemukan pada tegakan terbuka menunjukkan bahwapertumbuhan spesies tersebut memerlukan sinar mataharisecara langsung sedangkan pertumbuhan spesies padategakan tertutup memerlukan sinar matahari secara tidaklangsung. Ditinjau dari segi kehadiran pada suatukomunitas tumbuhan dapat dikatakan bahwa semakin tinggisuatu tempat maka semakin sedikit pula tumbuhan yangtumbuh. Meskipun tumbuhan penutup tanahmerupakan jenis yang mempunyai sebaran luas danmempunyai kisaran toleransi tinggi terhadap faktorlingkungan tetapi semakin menuju puncak sebarantumbuhan penutup tanah akan semakin berkurang(Maisaroh, W. 2010).

Semakin tinggi suatu tempat biasanya berasosiasidengan peningkatan keterbukaan, kecepatan angin,kelembaban udara dan penurunan suhu sehinggamengakibatkan suatu komunitas yang tumbuh semakinhomogen. Hal ini menyebabkan pada tegakan tertutuplebih sedikit ditemukan tumbuhan penutup tanah karenapada tegakan ini tempatnya lebih tinggi dibandingkandengan tegakan terbuka. Spesies tumbuhan penutup tanahyang ditemukan pada kedua tegakan sebanyak 5 spesies,terdiri dari 3 suku yaitu Suku Asteraceae (Euphatoriumriparium Reg., Euphatorium odoratum L., Synedrellanodiflora (L.) Gaertn.), suku Gramineae (Axonopuscompressus (Swart) Beauv.), dan suku Mimosaceae (Mimosapudica L.). Hal ini juga menunjukkan bahwa spesies

14

tersebut mampu beradaptasi pada dua lokasi yangberbeda, sehingga kebutuhan hidup spesies dapattercukupi (Maisaroh, W. 2010).

Indeks Nilai Penting (INP) digunakan untukmenggambarkan tingkat penguasaan yang diberikan olehsuatu spesies terhadap komunitas, semakin besar nilaiINP suatu spesies semakin besar tingkat penguasaanterhadap komunitas dan sebaliknya. Pada Tabel 7, dapatdiketahui bahwa tingkat penguasaan tiap spesies tidaksama. Spesies tumbuhan penutup tanah yang terdapat padategakan terbuka yang memiliki indeks nilai pentingsebagai berikut, Centella asiatica L. yaitu 63,08%,Euphatorium riparium Reg. dengan nilai 54,16%, Mimosapudica L. dengan nilai sebesar 43,25%, Cyperus elatusL. dengan nilai 26,65%, dan INP terendah diperoleh olehspesies Eragrostis tenella (P.) Beauv danSynedrellanodiflora (L.) Gaertn dengan nilai sebesar2,64%. Indeks nilai penting tertinggi pada tegakantertutup dimiliki oleh spesies Euphatorium riparium L.dengan nilai sebesar 125,86% dan indeks nilai pentingterendah terdapat pada spesies Blumea lacera (Burm.f)DC. Dengan nilai sebesar 4,06%. Berdasarkan angkatersebut diketahui spesies tumbuhan penutup tanah yangmendominasi pada tegakan terbuka adalah spesiesCentella asiatica L. sedangkan pada tegakan tertutupadalah spesies Euphatorium riparium Reg. Jenis yangcenderung menempati dan mendominasi pada suatukomunitas ini akan mencirikan karakter tumbuhan diwilayah tersebut. Adanya spesies yang mendominasi inidapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lainadalah persaingan antara tumbuhan yang ada, dalam halini berkaitan dengan iklim dan mineral yang diperlukan,jika iklim dan mineral yang dibutuhkan mendukung makaspesies tersebut akan lebih unggul dan lebih banyakditemukan (Maisaroh, W. 2010).

Spesies yang mendominasi pada tegakan terbuka danpada tegakan tertutup ditemukan adanya perbedaan.Centella asiatica dan Euphatorium riparium Reg. masing-masing mendominansi pada wilayah yang berbeda Hal inijuga disebabkan karena kondisi lingkungan yangberkaitan dengan persaingan antar spesies yang lain.

15

Persaingan akan meningkatkan daya juang untukmempertahankan hidup, spesies yang kuat akan menang danmenekan yang lain sehingga spesies yang kalah menjadikurang adaptif dan menyebabkan tingkat reproduksirendah dan kedapatannya juga sedikit (Maisaroh, W.2010).

Setiap jenis tumbuhan mempunyai suatu kondisiminimum, maksimum dan optimum terhadap faktorlingkungan yang ada. Spesies yang mendominasi berartimemiliki batasan kisaran yang lebih luas jikadibandingkan dengan jenis yang lainnya terhadap factorlingkungan, sehingga kisaran toleransi yang luas padafaktor lingkungan menyebabkan jenis ini akan memilikisebaran yang luas. Berdasarkan hasil perhitungan IndeksNilai Penting tersebut juga dapat diketahui tentangfrekuensi penyebaran spesies tumbuhan penutup tanahpada tegakan terbuka dan tegakan tertutup (Tabel 7).Pada tegakan terbuka Indeks Nilai Penting menunjukkannilai yang hampir merata pada setiap spesies yangditemukan, sedangkan pada tegakan tertutup Indeks NilaiPenting menunjukkan nilai yang mencolok hanya pada satuspesies. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tegakantertutup tingkat persaingan antar spesies yang adalebih tinggi jika dibandingkan dengan tegakan terbuka.Antar spesies yang ada akan saling mempertahankan diriuntuk bisa tetap hidup (Maisaroh, W. 2010).

Pengetahuan mengenai penyebaran dapat digunakanuntuk mengetahui tingkat pengelompokan dari individuyang dapat memberikan dampak terhadap populasi daripada ratarata per unit area. Berdasarkan Indeks ofDispersion (Tabel 8), diketahui bahwa pada tegakanterbuka pola penyebaran spesies tumbuhan penutup tanahrata-rata teratur atau merata dan sedikit yangmengelompok. Pola penyebaran merata ini menunjukkanbahwa terjadi persaingan yang cukup kuat antar individudalam polulasi. Persaingan tersebut meliputi persaingandalam memperebutkan nutrisi maupun ruang.Hal ini dapatdilihat dari hasil pengamatan bahwa pada daerah tegakanterbuka populasi tumbuhan penutup tanah lebih heterogenyang terbukti dengan ditemukannya tumbuhan penutup

16

tanahdengan jumlah yang lebih banyak (Maisaroh, W.2010).

Tabel 6. Tumbuhan Penutup Tanah pada Daerah TegakanTerbuka dan Tertutup

Tabel 7. Nilai Indeks Nilai Penting (INP) padua dualokasi tegakan

17

Tingkat persebaran spesies tumbuhan penutup tanahpada tegakan tertutup terjadi hampir sama, spesiestumbuhan penutup tanah sebagian memiliki polapenyebaran merata dan sebagian mengelompok. Hal inimenunjukkan bahwa tidak ada persaingan kuat antarindividu dalam populasi tersebut, karena pada daerahtegakan tertutup keadaan tumbuhan penutup tanah lebihhomogen dibandingkan dengan daerah pada tegakan terbukahal ini terlihat dari jumlah spesies yang ditemukanpada masing-masing tegakan, pada tegakan terbukadiperoleh lebih banyak tumbuhan penutup tanahdibandingkan pada tegakan tertutup. Tumbuhan penutuptanah yang ditemukan pada kedua tegakan ada yangmemiliki perbedaan pada pola penyebaran (Maisaroh, W.2010).

Spesies Euphatorium odoratum L. pada tegakan terbukamemiliki pola penyebaran merata sedangkan pada tegakantertutup memiliki pola penyebaran mengelompok, spesiesAxonopus compressus (Swart) Beauv. pada tegakan terbukamemiliki pola penyebaran merata dan tegakan tertutuppola penyebarannya mengelompok. Spesies Mimosa pudicaL. pada tegakan terbuka memilik pola penyebaran

18

mengelompok dan pada tegakan tertutup memiliki polapenyebarannya merata. Hanya spesies Euphatoriumriparium Reg. dan Synedrella nodiflora (L.) Gaertn.pada setiap tegakan memiliki pola penyebaran sama.Euphatorium riparium Reg. yang ditemukan pada keduategakan memiliki pola penyebaran mengelompok, sedangkanSynedrella nodiflora (L.) Gaertn. yang ditemukan padakedua tegakan memiliki pola penyebaran merata. Hal inimenunjukkan bahwa adaptasi dari setiap jenis mempunyaikemampuan yang berbeda dalam menghadapi berbagaiperubahan lingkungan yang terjadi (Maisaroh, W. 2010).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

19

1. Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme

2. Komponen lingkungan terdiri dari 2 komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotic. Komponen biotik ( hidup) meliputi tumbuhan, hewan dan manusia sedangkan komponen abiotic ( tak hidup) meliputi energy, angin, geologi tanah, air dll.

3. Telah dipahami bahwa kajian ekosistem adalah sangat penting untuk menganalisis bagaimana factor- factor lingkunga beroperasi atau berfungsi. Dalam kenyataannya telah di pahami bahwa factor- factor lingkungan saling berinteraksi satu sama lainnya. Sehingga sulit untu memisahan pengaruh hanya dari satu factor lingkungannya. Sebagai contoh bahwa kedua factor iklim dan topografi akan mempengaruhi perkembangan suatu tanah. Demikian juga iklim dan tanah akan berpengaruh secara kuat dalam pola kontrolnya terhadap komponen biotik.

20

21